115
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdul G. Nusantara, Hukum dan Hak-Hak Anak, disunting oleh Mulayana W. Kusumah, Rajawali, Jakarta, 1996. Ali Yusmandi, Penuntutan Hapusnya Kewenangan Menuntut Dan Menjalankan Pidana, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1995. Aminah Aziz, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Universitas Sumatera Utara (USU) Pers, Medan, 1998. Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, Jakarta, 1994. Arif Gosita, dkk., Perlindungan Anak Korban Kekerasan, Medan, Lembaga Advokasi Anak Indonesia, Medan, 2001. Arief Hakim, Narkoba Bahaya dan Penanggulangannya, Cetakan 1, Penerbit Jember, 2007. Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006. Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2004. Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1997. Eddy Djunaedi, Beberapa Pedoman Pemidanaan Dan Pengamatan Narapidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001. E. Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I, Penerbitan Universitas, Jakarta, 1958. Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gajahmada University Press, Yogyakarta, 2003. Harkristuti Harkrisnowo, Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan Terhadap Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta, 2003. John Z Loudoe, Fakta Dan Norma Hukum Acara, Bina Aksara, Surabaya, 1984 Jonkers, Buku Pedoman Pidana Hindia Belanda, Bona Aksara, Jakarta, 2007. Kartini Kartono, Pathologi Sosial, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2003. Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2010. Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 2010. Maulana Hassan Madong, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2000.
116
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2007. Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1984. Muladi, Dampak Disparitas Pidana Dan Usaha Mengatasinya, Alumni, Bandung: 2000. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, 2000. Nandang Sambas, Pembaharuan Sistem Pemidanaan Anak di Indonesia, Graha Ilmu,Yogyakarta, 2010. Niniek Suparni, Eksisten Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, 1993. Oemar Seno Adji, Hukum-Hukum Pidana, Erlangga, Jakarta, 1984. Purnianti, Mamik Sri Supatmi, dan Ni Made Martini Tinduk, Analisa Situasi Sistem Peradilan Pidana Anak (Juvenile Justice System) di Indonesia, UNICEF, Indonesia, 2003. Romli Atmasasmita, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja, Armico, Bandung, 2003. Shanty Dellyana, Wanita dan Anak di Mata Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1998. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkotika Dan Musuhi Penyalahgunaannya, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006. Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1987. Soeaidy Sholeh, Dasar Hukum Perlindungan Anak, CV. Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2001. Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, PT Refika Aditama Bandung, 2007. Zainal Abidin, Hukum Pidana I , Ghalia Indonesia, Jakarta, 1997.
B. Undang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143.
117
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157.
Lembaran
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235.
C. Sumber Lain Bagong Suyanto, www.inspirasi.com Penyalahgunaan Narkotika diakses pada tanggal 12 Desember 2014 Pukul 20.25 WIB. Sadar BNN Maret 2011/Maulani KSG IV, “Terapi dan Rehabilitasi Korban Narkoba,” http://www.ham.go.id/artikel.htm, diakses pada tanggal 30 Maret 2013, 17:47 WIB. http://vinjoe182.blogspot.com/2010/04/masalah-narkoba-pada-anak-dan-remaja.html. diakses tanggal 26 Desember 2014 Pukul 17.00 WIB. https://devidarmawan.wordpress.com/2010/10/07/problematika-disparitas-pidana-dalampenegakan-hukum-di-indonesia/, diakses pada tanggal 31 Desember 2014, 20:55 WIB. http://id.scribd.com/doc/178561549/Istilah-narkotika-berasal-dari-bahasa-Yunaninarkotikos-doc#scribd, diakses pada tanggal 25 Juni 2015 Pukul 08.15 WIB.
118
INDEKS ISTILAH Adult offender 59 Anak nakal 3, 4, 7, 8, 12, 30, 56, 58, 60, 74, 77, 78 Aparat penegak hukum 3, 25, 41, 59, 94, 95, 97, 114 Arus globalisasi 2, 4, 26, 60 Asosial 22 Badan Narkotika Nasional 5, 27 Berbanding lurus 1 Bestendallen 82 Broken home 30 Candu 18, 19 Conceptual approach 68 Delik (Delictum) 15, 33, 37, 46, 54, 61 Demoralisasi 35 Disparitas 12, 13, 32, 34, 35, 43, 45, 46, 47, 84, 85, 89, 93, 94, 97, 111, 114 Disparitas pidana 9, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 85, 93, 94, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 105, 108, 109, 111, 114 Disparitas putusan pidana 10, 93, 95, 108 Dissenting opinion 111 Dosis 20, 21, 24 Double track system 63, 64 Equality before the law 35 Facebook 4 Ficks sententeces 95 Fragmentair 67 Fenomena 1, 30, 57 Het strafbaar feit 15 Human equation 39 Insidentil 21 Judical attitudes 33 Juvenile Delinquency 2, 58, 59, 75 Karakteristik 35, 38, 102 Kawin/perkawinan 2, 56, 58 Kecanduan 22, 24, 27 Kenakalan anak 1, 2, 8, 59, 74, 75 KUHP Pasal 1 18 KUHP Pasal 12 Ayat (2) dan (4) 44 KUHP Pasal 18 Ayat (1) dan (3) 45 KUHP Pasal 30 Ayat (1), (2), (3) dan (6) 45 KUHP Pasal 45, 46 dan 47 6 KUHP Pasal 44, 48, 49, 50 dan 51 53 KUHP Pasal 188 39 KUHP Pasal 372 53 KUHP Pasal 486, 487, 488 40 KUHPerdata Pasal 330 ayat (1) 1 Komplementer 64 Konsekwensi 26, 28, 37, 38, 61, 62, 95, 104, 105 Korporasi 64, 81
119
Krisis identitas 3 Kriminalitas 23 Lost generation 92 Madat 18, 20, 21 Minuman keras 3 Moderen 4 Modus operandi 1, 83 Morfin (Morpheus) 19 Narkotika 3, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 69, 71, 73, 75, 76, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 114, 115 Non Adult offender 59 Norma hukum 2, 17, 59, 99, 109 Norma sosial 2 Normovertreding 16 Off line 4 On line 4 Opium 18, 19 Overdosis 22 Paranoid 22 Pecandu 5, 24, 28, 91, 115 Penyimpangan tingkah laku 2, 26, 60 Penegak hukum 3, 25, 41, 59, 94, 95, 97, 114 Peraturan Mahkamah Agung RI No. 2 Tahun 2012 45 Pergaulan global 4 Personality of judge 39 Positivisme school 38 Prekursor narkotika 83 Process of Sentencing 33 Proporsional 34, 43, 47, 98 Problematika 34, 45, 47 Psikologis 3, 59, 66, 79 Psikotropika 11, 12, 19, 23, 24, 73 Putusan hakim 8, 9, 13, 18, 32, 34, 43, 47, 48, 63, 68, 76, 79, 82, 83, 90, 96, 108, 110, 111, 112 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1/PUU-VIII/2010 56 Ratio decidendi 111 Rechtvorming 68 Regulasi 64 Rehabilitasi 36, 42, 63, 64, 93, 111, 112, 115 Rule of law 35 Res judicata pro veritate habetur 111 Residivis 40, 54, 112 Sakaw 21, 22 Sanksi Pidana 7, 8, 11, 12, 18, 33, 64, 94, 115 School-going age oriented 28 Schuld strafrecht 41 Straafsoort 39 Strafbaarfeit 16
120
Straftoemetingsleiddraad 32, 33 Statute approach 68 Teleologiskonstruktif 68 The disturbing disparity of sentencing 33, 37 Tindak kekerasan 1 Tindak kriminal 3 Tindak Kejahatan 3 Tindak pidana 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 28, 32, 35, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 50, 52, 53, 54, 56, 69, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 71, 72, 73, 75, 76, 79, 81, 82, 83, 84, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 93, 95, 97, 100, 104, 109, 110, 111, 112, 114 Tradisional 4 Tunas bangsa 5 Twitter 4 UUD Negara RI 1945 26, 44, 55, 56, 69, 71, 104, 105, 111 UU No. 3 Tahun 1997 6, 7, 8, 12, 56, 110 UU No. 23 Tahun 2002 1, 27, 57, 58, 69, 72, 73 UU No. 35 Tahun 2009 5, 19, 69, 76, 83, 86, 87, 88, 96, 111 UU No. 48 Tahun 2009 81, 105, 111 UU No. 11 Tahun 2012 1, 6, 56, 58, 60, 62, 64, 65, 66, 67, 69, 72, 75, 86 UU No. 35 Tahun 2014 1, 27, 57, 58, 69, 72, 73 Werking der vergelding 41 Yurisprudensi (caselaw) 34 Zat adiktif 27, 73
121
INDEKS SUBYEK Abdul G. Nusantara 72 Ali Yusmandi 53 Aminah Aziz 67 Andi Hamzah 17, 41, 61 Arif Gosita 58 Arief Hakim 19 Badan Narkotika Nasional (BNN) 5, 27 Bambang Poernomo 18 Bambang Waluyo 16, 62 BAPAS Klas I-A Medan 70, 78, 79, 80 Darwan Prinst 58 E. Utrecht 16 Eddy Djunaedi 43 Hadari Nawawi 70 Harkristuti Harkrisnowo 32, 36 Hiras Sihombing 70, 82, 85, 86, 95, 100, 102, 109 John Z Loudoe 50, 51 Jonkers 8, 54 Kartini Kartono 28, 29, 59 Lembaga Pemasyarakatan 77, 90, 93, 94 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 27 Lilik Mulyadi 82 Mahrus Ali 16 Maulana Hassan Madong 57 M. Yahya Harahap 48 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad 68 Muladi-Barda Nawawi Arief 32, 35 Muladi 35, 37, 38, 39, 43, 47, 61, 63 Moeljatno 15, 16, 17 Nandang Sambas 1 Niniek Suparni 61 Oemar Seno Adji 46 Pengadilan Negeri Klas I-A Medan 8, 9, 11, 70, 76, 81, 82, 84, 85, 86, 87, 88, 100, 112, 114 Purnianti, Mamik Sri Supatmi, dan Ni Made Martini Tinduk 75 Romli Atmasasmita 2, 58, 59 Seri Bulan. S. 70, 78, 79, 80, 89, 90 Shanty Dellyana 58 Soeaidy Sholeh 4 Subagyo Partodiharjo 20, 22 Sudarto 32, 37, 39, 42, 43, 61 Wagiati Soetodjo 2, 58, 59 Zainal Abidin 54
122
GLOSARIUM Adult offender : Pelaku pidana yang sudah dewasa. Asosial : Tidak mempedulikan terhadap kepentingan umum / orang lain. Bestendallen : Pembuktian unsur-unsur. Broken home : Keluarga yang mengalami perpecahan maksudnya rumah tangga yang tidak harmonis yang tidak didukung oleh kenyamanan suatu keluarga. Caselaw : Yurisprudensi (putusan hakim yang sudah pernah dijatuhkan/ diputuskan). Checking points : Unsur pemeriksaan. Consistency of sentence : Pemidanaan yang tepat dan serasi. Conviction intime : Kepastian yang didasarkan atas perasaan belaka. Conviction raisonnee : Kepastian yang didasarkan atas pertimbangan akal. Conceptual approach : Pendekatan konseptual. Correction administration : Lembaga Pemasyarakatan. Disparitas : Perbedaan. Disparitas Pidana : Perbedaan terhadap suatu pelanggaran tindak pidana yang sejenis Disparitas Putusan Pidana : Perbedaan terhadap suatu putusan tindak pidana yang sejenis yang diambil/diputuskan oleh hakim. Dissenting opinion : Pendapat hakim yang berbeda. Double track system : Dua jalur dalam pemidanaan. Equality before the law : Semua orang sama di depan hukum. Expiation : Penghapusan dosa. Ficks sententeces : Ketentuan-ketentuan pemidanaan yang diatur dalam KUHP maupun diluar KUHP tidak memberikan pemidanaan tertentu kepada seseorang yang telah melakukan kejahatan. Fragmentair : Hanya melihat upaya pencegahan / penanggulangan kejahatan dari sudut individu / personalnya saja si pelaku saja. Het strafbaar feit : Perbuatan yang dilarang hukum, perbuatan yang dapat dihukum, perbuatan pidana, peristiwa pidana, tindak pidana, delik (berasal dari bahasa latin delictum). Human equation atau personality of judge : Insan Peradilan. Judical attitudes : Sikap hakim dalam mengambil suatu keputusan hukum. Juvenile : Istilah lain dari anak-anak. Juvenile delinquency : Suatu tindakan atau perbuatan pelanggaran norma, baik norma hukum maupun norma sosial yang dilakukan oleh anak-anak usia muda. Juvenile justice system : Sistem peradilan pidana anak. Lost generation : Menghilangkan generasi suatu bangsa. Morpheus : Morfin (sejenis opium atau candu) berasal dari bahasa Yunani. Narkotikos : Narkotika berasal dari bahasa Yunani yang berarti "menggigil. Negatif wettelijke : Undang-undang secara negatif. Non adult offender : Pelaku pidana yang masih anak-anak. Noodwear : Membela diri. Normovertreding : Pelanggaran tata hukum. Not making sentence equal, but in making sentencing philosiophies agree : Bukan menjadikan pidana sama, tetapi menjadikan falsafah pemidanaan serasi. Overdosis : Pemakaian napza yang berlebihan. Overmacht : Keadaan memaksa. Personality of judge : Pribadi hakim dalam mengambil suatu suatu keputusan baik dari sifat internal maupun sifat eksternal.
123
Positivisme school : suatu Peristiwa hukum yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita / kenyataan. Process of Sentencing : Proses hukuman. Proporsional : Sebanding / seimbang / berimbang. Ratio decidendi : Argumen atau alasan yang dipakai oleh hakim dalam memutuskan perkara Rechtvorming : Perundang-undangan. Rule of law : Adanya keadilan hukum bagi masyarakat dalam hal penegakan hukum. Residive : Pengulangan tindak pidana yang sama. Res judicata pro veritate habetur : Apa yang diputus hakim harus dianggap benar. Retribution : Retribusi / pungutan. Retributive : dalam bahasa hukum disebut aspek balas dendam/pembalasan. Revenge : Pembalasan. Samenloop atau concursus : gabungan atau perbarengan dua atau lebih delik. Sakaw : Gejala putus zat (napza) yang membuat pecandu merasa tersiksa secara fisik dan psikis. School-going age oriented : Anak usia sekolah. Schuld : Kesalahan. Schuld strafrecht : Hukum pidana kesalahan. Sense of belonging : Pentingnya rasa memiliki. Societal justice : Sebagai bukti ketiadaan keadilan. Straftoemetingsleiddraad : Suatu pedoman yang dibuat oleh pembentuk undang-undang yang memuat asas-asas yang perlu diperhatikan oleh hakim dalam menjatuhkan pidana yang ada hanya aturan pemberian pidana. Statutes : Perundang-undangan. Strafbaarfeit : Kelakuan yang diancam dengan pidana, bersifat melawan hukum, dan berhubung dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab Straafsoort : Jenis pidana. Strafverhogingsgronden : Dasar pemberatan atau penambahan pidana. Statute approach : Pendekatan Perundang-undangan. Status Offender : Perilaku kenakalan anak yang apabila dilakukan oleh orang dewasa tidak dianggap sebagai kejahatan, seperti tidak menurut, membolos sekolah atau kabur dari rumah. Teleologiskonstruktif : Dasar pertimbangan atau latar belakang. The Disturbing disparity of sentencing : Perbedaan perlakuan terhadap para pelanggar yang kesalahannya sebanding (Perbedaan terhadap suatu Putusan Pidana yang dilakukan oleh Hakim). The Guardian of Constitution : Mahkamah Konstitusi. Uniformitas : Adanya keseragaman. Werking der vergelding : Pembalasan.