PERPUSTAKAAN IKK FEMA .. IPB
;'0/ I'D
i~
DAFTAR lSI Halaman PENDAHULUAN ., ...... , .............. , ... ...... ............ ............... ............... Latar Belakang ... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ............. Tujuan Penulisan Makalah... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......................... Manfaat Penulisan Makalah... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
1 I 2 2
MATA KULlAH YANG DIASUH ................. , ..... , ... '" ... '" ... ... ... ... ... ....
3
RUANG LINGKUP DAN FOKUS PENELlTIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT .................................... '" ........................ . Road Map Penelitian Payung.. ... ... ................... .. ................... .. Topik Penelitian Unggul.. ...................................................... ..
5 5 7
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN KEGIATAN PENUNJANG ................. , '" ............. ,..... ,..... ,................ .
43
PENUTUP ................................................................................... .
48
I
•
• ~
• •
!t
:.
,J ~ ~ ~,
~
)
:i ~
:j
,j ,j
J PERPUST AKAAN - !KK
.~
T erima Dari ...........................
.!
REG ' ~......... t7()/o o~ vI. "1 ,;> 5 ~ ..
j ~ ~ :~
"
~
~ ;
.
1
'_J
S1.H!; b..-: "l!' ......a n
I~"r:' ~.; ~--'! ' f '1 . . . "' '1 _~ 1:,'
.~ r:,.. ,
]
k
'"
~
..
_~ u
". r oQ.l.l
]~ /0 .
·it·· ,i l
Tel: No. .:."........." l ...
............................
-.,"'3'ffio~·"'GH .. ~O';;'~~~t.\oo .. ~~~\lL,.,:JN.c.
,
•
PERPUSTAKAAN IKK
FEMA ·IPB
•
•
• ~
DAFTAR TABEL Halaman
if
i
.
•
i
•
i ,~
i .j
.j
Tabel I. Mata Kuliah yang Diasuh dalam Empat (4) Tahun Terakhir... ... ... ... ... .... Tabel 2. Bidang Pendidikan: Bahan Ajar Berdasarkan Mata Kuliah yang Diajarkan di Dept. llmu Keluarga dan Konsumen - FEMA-IPB...... ... .. ... ... ... ... ... Tabel3. Judul-Judul Penelitian Sesuai Topik Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang Dilakukan Selama Lima (5) Tahun Terakhir... ... ... ... .... Tabel4. Publikasi Ilmiah Berdasarkan Kluster Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Selama Lima (5) Tahun Terakhir ... '" ....... ,................ '" .. , Tabel5a. Judul dan Ringkasan Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Pendidikan dan Gender. . . . . . . .. .. . . .. ... .. . . . . . . . . .. ... . . . . . . . .. .. . . . . . . . .. Tabe15b. Judul dan Ringkasan Penelitian llmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Ekonomi dan Gender. . . . . . . .. . . . ... . . . . .. . . . ... .. . . . . .. . . . . . . . . .. ................... Tabel 6a. Judul dan Ringkasan Publikasi Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Pendidikan dan Gender. .. . . . . . . .. . . .. ... .. . . . . . . . . .. ... . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . Tabel 6b. Judul dan Ringkasan Publikasi Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Ekonomi dan Gender. . . . . . ... . .. ... ... .. . . .. . . . . . . . .. ... . . . . . . . . . . . . . .. ..... Tabel 6c. Judul dan Ringkasan Publikasi Penelitian llmu Keluarga Berkaitan dengan Masalah Kehidupan Keluarga dan Gender..................... ............... Tabel 7. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... Tabel8. Kegiatan Penunjang......... ............... ............ .................. ... ..........
3 4
8
12 17 22 28 34
39 43 45
:i j DAFTAR GAMBAR
:Ii Halaman
J .j ~
.f
•• .~
:j
. ~
.• ~ j
. . j
Garnbar 1. Ruang lingkup Tri-Dharma Perguruan Tinggi........................ ......... Gambar 2. RoadMap Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sesuai Kompetensi Akademis Beserta Target Waktu (Mulai 2007-2012)...
5
6
•
,
I
it
.
,
• •
•
it
it
. . .
KATA PENGANTAR Salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas RahmatNya maka makalah ini dapat tersusun. Makalah ini menjelaskan tentang karya prestasi unggul di bidang ilmu keluarga dalam rangka melaksanakan tri dharma perguruan tinggi yang sudah penulis tekuni selama empat (4) tahun terakhir. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mata kuliah yang diasuh beserta penyusunan bahan ajar yang dilakukan; ruang lingkup penelitian dan pengabdian kepada masyarakat beserta road map rencana yang konsisten dengan kompetensi akademik, topik penelitian unggul, dan publikasi ilmiah; serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan penunjang. Penulisan makalah ini bermanfuat sebagai selfevaluation dosen dalam meningkatkan karya unggulan dengan lebih baik dan menilai kelemahan dan kekurangan hasil-hasil karya unggulan. Disamping itu, makalah ini bermanfuat bagi institusi dalam mengevaluai kinerja seorang dosen. Khusus untuk kesempatan ini makalah berrnanfaat dalam menilai diri saya sebagai dosen berprestasi mewakili Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen- FEMA-IPB .
a
Pada kesempatan im, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu baik secara teknis maupun saran profesional yaitu:
~
1.
•
2.
~ 3.
.iI
•
4. 5.
.,
6.
!It
7.
.
.i ~.
•• •• it .~
.~
•• !It ~
it it
•
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen- FEMA-IPB, Bapak Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc atas kepercayaan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mewakili Departemen dalam mengemban amanat dalam pengajuan dosen berprestasi . Ternan- ternan sekolega atas motivasi dan kepercayaan kepada penulis untuk bersedia mengemban tugas Ketua Departemen. Para tenaga adrninistrasi Departemen llmu Keluarga dan Konsumen- FEMA-IPB atas bantuan pengetikan dan penjilidan. Asisten Sdri Atika Rahrna, S.Ikk atas bantuan mempersiapkan makalah. Para rnahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen- FEMA-IPB atas dorongan sernangat. Suarni tercinta, Bapak Dr.Ir. Ma'mun Sarma, MS.,MEc yang selalu memberikan dorongan dan toleransi yang sangat luar biasa dalam segala hal. Anakku Cinthyarindi Tiffani Lestari yang selalu menyemangati penulis setiap saat .
Akhimya, penulis menyadari bahwa kesempumaan hanyalah milik Allah, dan ketidaksempurnaan adalah rnilik penulis sebagai manusia. Untuk itu penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam tulisan ini. Terima kasih sekali lagi penulis ucapkan untuk semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini . Bogor,6 April 20 to Hormat saya, Penulis Herien Puspitawati Mewakili Dept. IKK-FFMA-IPB
,•
PENDAHULUAN
t
,
if
if
If ~ ~
•
, ~
~
~ ~ ~
~
,
~
~
•. .~
.j
"
Latar Belakang Dua era besar sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini, yaitu era desentralisasi atau otonomi daerah dan era globalisasi total yang akan tetjadi pada Tahun 2020 mendatang. Disamping menghadapi dua tantangan besar tersebut, Bangsa Indonesia juga menghadapi dampak krisis ekonomi nasional yang berkepanjangan. Perubahan era dan krisis ekonomi ini telah berpengaruh secara multi dimensi pada tatanan kehidupan masyarakat baik dari tahapan makro, meso, dan mikro. Krisis ekonomi itu sendiri berdampak pada peningkatan masalah keluarga dan generasi muda Indonesia, seperti masalah kemiskinan, degradasi atau kemerosotan moral generasi muda dan kaburnya identitas Bangsa Indonesia. Transisi atau perubahan nilai nilai individu telah mengancarn keberadaan nilai-nilai leJuhur Bangsa Indonesia seperti menipisnya nilai gotong-royong, sopan sant:un, rasa honnat, dan kasih sayang terhadap sesama, serta lebm mengorbankan harga diri dan prinsip hidup demi kepentingan material dan sebagainya. Sejalan dengan globalisasi ekonomi, terdapat komitmen Internasional tentang delapan tujuan utarna yang akan dicapai sesuai dengan target pada Millenium Development Goals (MDGs) sarnpai dengan tahun 2015, yaitu: (1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan, (2) Mewujudkan pendidikan dasar, (3) Meningkatkan persarnaan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Mengurangi angka kematian bayi, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIVIAIDS, malaria, dan penyakit lainnya, (7) Pengelolaan lingkungan bidup yang berkelanjutan, dan (8) Mengembangkan kemitraan global dalarn pembangunan. Sangat diyakini bahwa untuk keberbasilan menghadapi dua tantangan Bangsa Indonesia, yaitu globalisasi dan desentralisasi di atas, maka kunci suksesnya adalah dengan mempersiap kan kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang paripurna" handal dan berbudaya dengan sebaik-baiknya. Proses pembentukan SDM yang handal tersebut dimulai dari tingkat keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat Pembentukan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa dimulai dari proses kegiatan domestik sehari-hari di dalam keluarga dengan rnenjalankan fungsi pengasuhan dan sosialisasi anak, perawatan dan perlindungan anak, serta menjaga nonna budaya bangsa yang luhur. Peranan keluarga sebagai suatu unit terkecil dalarn suatu masyarakat sangatlah penting dan vital bagi setiap bangsa karena peranan keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bagi individu . Oleh karena itu secara universal telah diakui bahwa peran keluarga adalah sangat penting dan vital dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap Hmu pengetahuan dan teknologi. Diasumsikan bahwa seandainya masing masing keluarga dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal dalam melindungi dan membina anak-anaknya, maka akan dapat dipastikan terbentuklah suatu masyarakat yang teratur (in-order society), berbudaya dan bermartabat (civilized SOCiety) serta sejahtera (prosperous
socIety).
~
j j
j j j
. ]I
1
it
•
,
, ,• ~
~
. ~ ~
if
Scbagai unit terkecil dalam masyarakat, kcluarga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya yang meliputi agama, psikologi, makan dan minum, dan scbagainya. Adapun tujuan mcmbentuk keluarga adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi anggota keluarganya. Keluarga yang sejahtera diartikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan fisik dan mental yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota keluarga, dan antar keluarga dengan masyarakat dan Iingkungannya (Landis 1989; BKKBN 1992) . Keluarga juga sangat tergantwlg dad lingkungan di sekitamya, begitu pula sebaliknya, keluarga juga mempengaruhi Iingkungan di sekitamya. Beberapa penditi memberikan contoh contoh hubungan antara keluarga dan lingkungan. Dijelaskan balm'a saat ini sedang teIjadi perubahan-perubahan global baik dari segi sosial-ekonomi, teknologi dan politik, serta perubahan sistem dunia yang berdampak pada perubahan dalam keluarga dan masyarakat (Khairuddin 1985; Lenskidan Lenski 1987; Bronfenbrenner 1981; Santrockdan Yussen 1989).
~
,
Sebagai seorang dosen yang berperan sebagai pendidik profesional dan i1muwan yang bertugas untuk mentransfomtasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ipteks melalui tridamta perguruan tinggi, maka melalui tulisan ini saya ingin menguraikan karya unggulan yang selama ini saya keIjakan dalam tiga-empat tahun terakhir.
~
Tujuan Penulisan Makalah
~
~ ~ .~
,
!f
~
~
.,
.
,
.~
Tujuan penulisan makalah adalah: I. Menjelaskan mata kuliah yang diasuh beserta penyusunan bahan ajar yang dilakukan. 2. Menjelaskan ruang lingkup penelitian dan pengabdian kepada masyarakat beserta road map rencana yang konsisten dengan kompetensi akademik, topik penelitian unggul, dan publikasi ilmiah. 3. Menjelaskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan penunjang.
Manfaat Penulisan Makalah Penulisan makalah ini bennanfaat sebagai self evaluation dosen dalam meningkatkan karya unggulan dengan lebih baik dan menilai kelemahan dan kekurangan hasil-hasil karya unggulan. Disamping itu, makalah ini bermanfaat bagi institusi dalam mengevaluai kineIja seorang dosen. Khusus untuk kesempatan ini makalah bennanfaat dalam menilai diri saya sebagai dosen berprestasi mewakili Departemen tlmu Keluarga dan Konsumen- FEMA-IPB.
j
!J ~
!t
,
~
~ ~ ~
2
i
•
, , ~
MATA KULIAH YANG DIASUH 8elama empat tabun terakhir ini, saya diberi tugas untuk mengasuh mata ajaran sebanyak 4 mata kuliah (MK) di jenjang 8 I (3 MK sebagai koordinator dan 1 MK sebagai tim pengajar), 4 MK di jenjang 82 (2 MK sebagai koordinator dan 1 MK sebagai tim pengajar), dan 1 MK di jenjang 83 (sebagai tim pengajar). 8ecara terinci MK yang diasuh dalam empat tabun terakhir dapat dilihat di Tabel 1, sedangkan bahan ajar yang sudah dipersiapkan dapat dilihat di Tabel 2 .
it
.,
it
.
Tabel!. Mata Kuliah yang Diasuh dalam Empat (4) Tabun Terakhir.
~
No
~
Mengajar Mata Kuliah (Koordinatorl Tim) Pengantar Ilmu Keluarga (IKK 211) (Koordinator)
1
if ~
2
Ekologi KeJuarga (IKK 212) (Tim)
Ii
.
3
Jenjang
Departemen
Di IPB 8 arj ana (8 I) Sarjana (SI)
Dept. IKKFEMA Dept. IKKFEMA
Gender dan Keluarga (IKK 214) (Koordinator)
Sarjana (81)
Dept. IKKFEMA
Metode Penelitian Keluarga (IKK 311) (Koordinator)
8atjana (81)
Dept. IKKFEMA
~
.
4
~
5
Teori Keluarga (IKK 511) (Koordinator)
~ ~
6
•
.
7
II
.
~ ~
•
~
Metode Penelitian dan Penilaian Keluarga (IKK 611) (Koordinator) Komunikasi Gender (IKK 211)(Tim)
8
i
Ekonomi Pendidikan dan Penyuluhan (IKK 211) (Tim)
Semester
Master (S2)
P8 S2-IKAFEMA
Master (82)
P882-IKAFEMA
Master (S2)
P882-KMPFEMA
Doktoral (83)
• P8 83-PPNFEMA
Ganjil 1998/99
saat ini Ganjil 1998/99
saat ini • Genap 2006/07
saat ini Genap 1998/99
saat ini Ganjil 2003/04
saat ini Genap 2001102 saat ini Ganjil 2007/08
saat ini Ganjil 2009110
saat ini
,
I
Tabel2 menjelaskan tentang bahan ajar yang dipersiapkan penulis yaitu terdiri atas (1) Gender dan Keluarga (IKK 214) mempunyai 1 diktat dan 2 bahan ajar penunjang, (2) Pengantar Dmu Keluarga (IKK 211) mempunyai 5 bahan ajar, (3) Ekologi Keluarga (IKK 212) mempunyai 4 bahan ajar, dan (4) Metode Penelitian Keluarga (IKK 311) mempunyai 3 bahan ajar.
~ ~
.!J ~
~
. ~
3
1.1
I.).'
~
!aJ
lal
\aJ
tal
~
i.'
(al
aJ
a'
1. 1
\aJ
(AI
~
lal
i.)
la)
aJ
l., '.1 ., .' i., ., ., ,.' .. -
I., '.' .,
Tabel 2. Bidang Pendidikan: Bahan Ajar Berdasarkan Mata Kuliah yang Diajarkan di Dept. Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA-IPB
MK PENGANTAR ILMU KELUARGA (IKK 211) Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar, M.K. Pengantar Ihnu Keluarga: Teori Struktural Fungsional dan Aplikasinya dalam Kehidupan Keluarga. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen - FEMA - IPB (l11 halaman). Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. M.K. Pengantar Ihnu Keluarga: Teori Konflik Sosial dan Aplikasinya dalam Kebidupan Keluarga. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen FEMA-IPB (59 halaman). Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. M.K. Pengantar llmu Keluarga: Teori Gender dan Aplikasinya dalam Kebidupan Keluarga. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen - FEMA - IPB (143 halaman). Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. MK. Pengantar llmu Keluarga: Penm Keluarga dan Sekolah terhadap Kenakalan Pelajar. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen - FEMA - IPB (52 balaman).
MK PENGANTAR EKOLOGI KELUARGA (lKK 212)
MK GENDER DAN KELUARGA (IKK 214)
MK METODE PENELITIAN KELUARGA (IKK 311)
Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. MK. Ekologi Keluarga: Program-Progt"dlD Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Bidang Sosial-Ekonomi, Kesehatan, dan Pertaman. Departemen llmu Keluarga dan Konsurnen - FEMA - IPB (109 balaman).
Diktat M.K. Gender Dan Keluarga (Ikk 214): Gender Dan Keluarga: Konsep Dan Realita (290 hal.).
Puspitawati, H. 2008. Bahan Ajar. MK. Metode Penelitian Keluarga: Manajemen Data..
Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. MK. Ekologi Keluarga: Data Individu dan Keluarga Indonesia. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen - FEMA - IPB (142 halaman).
Puspitawati, H. Buku. Kenakalan Pelajar Dipengaruhi oleh Sistem Sekolah dan Keluarga. ISBN: 978-979-493-202-5 (237
Puspitawati, H. 2008. Bahan Ajar. MK. Metode Penelitian Keluarga: Pendekatan penelitian Kualitatif.
Puspitawati, H., & Ma'mun, S. 2007. Modul. M.K. Ekologi Keluarga Pendidikan Adil Gender. Pembekalan Perempuan dalam Manajemen Surnberdaya Keluarga. Departemen llmu Keluarga dan Konsumen FE1'vIA IPB (83 halaman). Puspitawati, H., Hartoyo, & Hastuti, D. 2009. MK. Ekologi Keluarga Modnl. Peningkatan Fungsi Keluarga Menuju Ketahanan Pangan Keluarga Tam. Departemen llmu Kcluarga dan Konsumen FEMA - IPB (51 halaman).
hal.)
I
2009. Penerbit IPB Press. Bogor. Puspitawati, H & Latifall, M. Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan Gender. Bahan Ajar untuk MK Gender dan Keluarga. . 2008. Departemen IKK FEMA-IPB.
Puspitawati, H. 2008. Bahan Ajar. MK. Metode Penelitian Keluarga: Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian llmu Keluarga.
Puspitawati, H. 2009. Bahan Ajar. M.K. Gender dan Keluarga: Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Pengarusutamaan Gender di Era Globalisasi. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen - FEMA IPB (61 halaman).
Puspitawati, H.& Herawati, T. 2009. Bahan Ajar. MK Pengantar llmu Keluarga: Sistem dan Dinamika Keluarga. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen - FEMA - IPB (130 _halaman).
--...
4
•
RUANG LINGKUP DAN FOKUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKA T
I
,
Ruang lingkup Tri Dharma Perguruan Tinggi difokuskan dalam empat tahun terakhir ini adalah meliputi aspek-aspek "KGP". Aspek "K" berkaitan dengan pemberdayaan "Keluarga" khususnya dalam menjalankan delapan fungsi keluarga menuju terwujudnya kesejahteraan keluarga dan dalam mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang bandal. Aspek "G" berkaitan dengan pemberdayaan dan kemitraan "Gender" dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang banda! mulai tingkat keluarga sampai masyarakat. Aspek "P" berkaitan dengan "Pemberdayaan, Pendidikan dan Pendampingan" yaitu melibatkan secara langsung keluarga dan masyar
i
i
it ~
it
it ~ ~
II ~ ~ ~
~
,
~
~
.. • ~
,
Gambar 1. Ruang lingkup Tri-Dharma Perguruan Tinggi.
Road Map Penelitian Payung
~
J
Fokus penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan selama empat tabun terakhir dan lima tiga tabun ke depan adaIah berlca.itan aspek "KGP" (Keluarga, Gender, dan Pemberdayaan, Pendidikan dan Pendampingan). Rencana kegiatan penelitian disesuaikan dengan kompetensi yang saya miliki. Berikut ini disajikan Gambar 2 yang menunjukkan Road
~
~
~
, .~
.
~
5
•
,•
,
Map Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sesuai kompetensi akademis beserta target waktunya (mulai 2007-2012).
~
iii
!f
iii ~ ~
I
.
I
/
KOMPETENSI AKADEMIK Ilmu Keluarga Studi Gender Metode Penelitian Keluarga
~ ~ ~ ~
PENELITIAN: ANALISIS GENDER DAN KELUARGA (TAHUN): - Analisis Peran Gender dalam Kegiatan Domcstik dan Publik (2007-2008) - Analisis Kontribusi Perempuan dalam Kesejahteraan Ekonomi Keluarga (2009-20 I 0) - Analisis Kekerasan Domestik Rumahtangga (2010-2011) Analisis Pernn Gender I.ialam Keluarga Buruh Migmn (201 0-20 II ) - Analisis Gender dalam Strategi Penyeimbangan Katir dan Keluarga (20 I0-2011) - Analisis Gender dalam Kawin Kontrakl Kawin Siri Versus Kawill Resmi (2011-2012) - Analisis Dampak Perceraian Bagi Ibu, Ayah dan Anak (2011-2012)
- Analisis Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kesejahteraan Keluarga (2010-20 II) - Analisis Gender Terhadap Pelaksanaan 8 Fungsi Keluarga (2012) - Analisis Gender dalam Coping! Survival Strategy Ke1uarga (20 10-2012) • Analisis Gender Terhadap Investasi Sumberdaya Manusia (2010-2012)
it PENDAMPINGAN MASYARAKAT (TAHUN):
~
Pendampingan Ekonomi Produktif Perempuan (2007-201 0) Pendampingan Peningkatan Fungsi Keluarga (2010-2012) Pendampiangan Peningkatan Sumberdaya Manusia (20 10-2012) Pendampingan Manajemen Sumberdaya keluarga (2010-2012)
~ ~
~
.. -if it ~
TlPE KELUARGA -Keluarga Pedesaan -Keluarga Perkotaan -Keluarga Kelas Atas -Keluarga Kelas Bawall -Keluarga Lengkap -Keluarga Tunggal -Keluarga Allak Normal -Keluarga Anak Cacat
\ !
-Keluarga Barn Menikah -Keluarga Punya BayiJ Balita -Keluarga Punya A:nak SD -Keluarga Punya A:nak SMP -Keluarga Punya Anak SMA -Keluarga Punya Anak PI
-Ke1uarga Punya Anak BekeIja -Keluarga Punya Anak Menikah -Keluarga Lansia
PRODUK-PRODUK KARYA ILMIAH (JUMLAH TARGET): 2010: Artikel ilmiah nasional (6); Artikel ilmiah internasional (2); Aifakalah (5); Buku Pengantar Ilmu Keluarga dan Kesejabteraan Keluarga Indonesia (2); Proposal (3) 2011: Artikel ilmiah nasional (6); Makalah (10); Buku Referensi Hasil penelitian 'Gender, Keluarga dan ADak" Belbahasa Inggris (1); Proposal (3) 2012: Artikcl ilmiah nasional (6); Artike1 i1miah internasional (1); Makalah (10); Buku "Hasil Penelitian Terhadap Pengukuran dan Penilaian Bidang limn Keluarga (1); Proposal (3)
it ~
Gambar 2.
Road Map Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sesuai Kompetensi Akademis Beserta Target Waktu (Mulai 2007-2012),
:!'
:!t
::. ..~ .~
•.
.
6
.
•
j
!t ~
Topik Penelitian Unggul
~
T opik penelitian unggul difokuskan pada:
~
!J ~ ~ ~ ~ ~
~ ~ ~
~
I. Penelitian Ilmu Keluarga berkaitan dengan aspek pendidikan dan gender 2. Penelitian Ilmu Keluarga berkaitan dengan aspek ekonomi dan gender 3. Penehtian Ilmu Keluarga berkaitan masalab kchidupan keluarga dan gender
Bcrikut ini disajikan tabel-tabel dalam menjelaskan secara terinci bukti-bukti judul penelitian dan ringkasan hasil dari pUblikasi ilmiah sebagai berikut: I. Tabel 3 menyajikan judul-judul penelitian sesuai topik penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan selama lima (5) tabun terakhir. 2. Tabel 4 menyajikan publikasi ilmiah berdasarkan kluster penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selama lima (5) tabun terakhir. 3. Tabel 5a menyajikan judul dan ringkasan penelitian ilmu keluarga berkaitan dengan aspek pendidikan dan gender. 4. Tabel5b menyajikan judul dan ringkasan penelitian iimu keluarga berkaitan dengan aspek ekonomi dan gender. 5. Tabel 6a menyajikan judul dan ringkasan publikasi penelitian ilmu keluarga berkaitan dengan aspek pendidikan dan gender. 6. Tabel6b menyajikan judul dan ringkasan publikasi penelitian ilmu keluarga berkaitan dengan aspek ekonomi dan gender. 7. Tabel 6c menyajikan judul dan ringkasan publikasi penelitian iImu keluarga berkaitan dengan masalah kehidupan keluarga dan gender.
~
~
ij ~ ~ ~
if
Publikasi internasional sebagai hasil penelitian kerjasama dengan pihak universitas di luar negeri sedang ditunggu penerbitannya pada Tahun 2010, yaitu meliputi: 1.
Puspitawati, H. &, Sanna, M. Gender Division OfLabor in Agroforestry Activities Within Households: A Case Study at Wonogiri District, Central Java Province. 2010 Springer- Germany (in printing) (Kerjasama antara ICRAF dengan IPB)
2. Puspitawati, H. dan Trikoesoernaningtyas Women's Access To Market: Vegetable Marketing OfWomen In The Village OfHambaro, Nanggung Subdistrict, West Jav. (Support provided by USAID for SANREM CRSP under terms of Cooperative Agreement Award No. EPP-A-OO-04-00013-00 to OIRED at Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech).
ij ~
j ~
ij ij ~
~
~
~
~
7
\&J
\Ii
•
iii
~
\&J
•
\IJ
I&J
~
•
.,
~
~j
~
~
..
•
~
~
~
\&.J
~
.. ,.
~
~
.~
'.)
'.).,.
'Il!
Tabe13. Judul-Judul Penelitian Sesuai Topik Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang Dilakukan Selama
Lima (5) Tahun Terakhir.
PENELITIAN ILMU KELUARGA BERKAITAN DENGAN ASPEK PENDIDlKAN DAN GENDER Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pe1ayanan Pendidikan Dasar yang Disediakan oleh Sistem Desentralisasi Sekolah. Ketjasama antara IPB- Bappenas -ADB. (Febmari-Juni 2009; Ketua Peneliti)
Pilot Projek: Implementasi Responsif Gender di Linglrungan Sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa barat. (April-Desember 2008 (9 bulan); Ketua Peneliti).
Analisis Gender terhadap Kenda1a Sosio-Budaya Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Barat Berkaitan dengan Kinetja Pendidikan. (luli-September 2007 (3 bulan); Ketua Pene1iti).
PENELITIAN ILMU KELUARGA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI DAN GENDER Strategi Penyeimbangan antara Peketjaan dan Keluarga pada Peketja Laki-Iaki dan Perempuan di Bogor (lanuari-Juni 2010; Ketua Peneliti). Dana Swadaya.
PENELITIAN ILMU KELUARGA BERKAITAN MASALAH KEHIDUPAN KELUARGA DAN GENDER Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga. (lanuari-Juni 20 I 0; Ketua Peneliti). Dana Swadaya.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG ILMU KELUARGA DAN GENDER Pemberdayaan Gender dan Keluarga Melalui Kegiatan Mikro Kredit dan pendidikan keluarga Berwawasan Gender di Situgede- Bogor, Jawa Barat. (September-Desember 2008; Peneliti). Dana dari Ditjen PNFIDepdiknas.
Peran Gender dalam Manajemen Keuangan Keluarga pada Ke1uarga Bumh Migran di Kabupaten Sukabumi (lanuari-Juni 2009; Ketua Pene1iti). Dana Swadaya.
Nilai-nilai Gender Berdasarkan Suku Bangsa di Indonesia. (lanuari-Mei 2009; Ketua Peneliti). Didanai oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Pemberdayaan Gender dan Keluarga Melalui Budidaya Hortikultural di Kelurahan Sitl.lgede- Kec. Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. (September-Desember 2007; Peneliti). Dana dari Ditjen PNFI-Depdikoas.
Strategi Koping pada Keluarga Penerima Program Kesejahteraan di Kabupaten Bogor. (lanuari-Juni 2009; Ketua Peneliti). Dana Swadaya.
Analisis Gender dalam Pengulruran Produksi Rumahtangga pada Keluarga Petani di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung- Kabupaten Bogor- Jawa Barat. (Febmari-Mei 2008 (4 bulan); Ketua Pene1iti). Didanai oleh Ditjen Dikti-Depdiknas.
Pemberdayaan Gender dan Keluarga Melalui Pengolahan Pangan di Desa Laladon- Kec. Ciomas, Kab. Bogor, Jawa Barat. (September-Des ember 2007; Peneliti). Dana dari DiIjen PNFI-Depdiknas.
8
IJiI
'-4ii
'.'
'.'
I.)
'.'li; .'
ta'
\a, \.' ~; ., l.1 \.'
Tabe13. (lanjutan) Analisis Kesenjangan Gender dan Kebijakan di Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (Mei-Agustus 2006; Ketua Peneliti). Dana dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Pengaruh Sistem Keluarga, Lingkungan Ternan dan Sekolab Terhadap Kenakalan Pelajar: Analisis Gender (Januari 2001- Desember 2004- 4 tabun sebagai Longitudinal Riset untuk Disertasi; Ketua Peneliti).
.'
.. ,'', '.
I¥,
Penelitian Hibab Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch I: Kaji Tindak Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Gender dan Keluarga Berbasis Pertanian dan Keunikan Agroekosistem Pedesaan KIuster Pengentasan Kemiskinan " (April-Desember 2009; Ketua Peneliti). Dana dari Dirjen Dikti-Depdiknas.
'.'
~
la, 'a l ~
I., I.'
II>
Strategi Perkuatan Peran Perempuan dalam Pembanguan Bidang Perumahan Swadaya. (Juni- Desember 2007; Ketua Peneliti). Dana dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
I.,
'a,
.'
.'
a
J tI)
'.&>
Pendampingan kepada Kementerian Pendidikan Nasional untuk memfasilitasi dan memberi pelatihan kepada Dinas Pendidikan Propinsi/ Kabupatenl Kota dalam menyusun perencanaan dan anggaran responsif gender untuk pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan (Tim Pakar Gender Nasional dari Tabun 2006- sekarang). Dana dari Dirjen PNFI-Depdiknas.
Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch I: Pengembangan Model Pamong Belajar dalam Pembinaan lndustri Keeil untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Propinsi Surnatera Barat (April-Desember 2009; Anggota Peneliti). Dana dari Dirjen DiktiDepdiknas. Gender and Family Penelitian Hibab Bersaing Tabun Anggaran 2008 dan 2009 dengan Judul " Kajian Model Pemberdayaan Keluarga Berbasis Pertanian dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga dan Tumbuh Kembang Anak di Kabupaten Bogor ... (Februari 2008- Desember 2009, Ketua Peneliti). Dana dari Dirjen DiktiDepdiknas.
9
\a'
-tiJ.'
'.'
\.l!
liiJ
~
I.iIJ
~
IliJ
•
~
~
__J
~
.)~
\.1 ..
~
~
\.iI!
~)
lIJ
,.
\&I
\.&I
laJ
;.a'
l&J
.'
'.'
'.'
...
Tabel3. (lanjutan). Analisis Gender tentang Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan. Didanai Proyek "The Pro Poor Planning ami Budgeting Project (P3B) (fA 47621NO) " Kerjasama Bappenas (National Development Planning Agency) -ADB (Asian Development Bank). (Agustus 2007·Mei 2008 (9 bulan); Ketua Peneliti). Akses Perempuan ke Pasar Sayuran dan Pecan Gender pada Keluarga Petani: Studi Kasus di Desa Hambaro, Kec. Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (September·Desember 2008; Ketua Peneliti). Didanai oleh Indonesian TMPEGS Kerjasama Virginia Tech·USA, USAID dan IPS. Studi Kontribusi Perempuan dalam Kegiatan Produktif pada Keluarga Korban Tsunami (Penelitian di ARTI Aceh Research of Training Institute) University of Syah Kuala- Nangroe Aceh Darussalam. (Juni-Desember, 2008, Supervisor). Dana dari AUSAID.
10
,.,
.,.,
..,
\lJ
\,I)
•
\,II
~
-\.Ii
~
~
•
~
. . , .,
~I
..
~
t.tiJ
~
\Jj
\lJ
IMJ
<MJ
IaJ
~
IMJ
lj.)
aJ
'aY
la)
.,
Tabel 3. (lanjutan) Pengintegrasian Isu Gender dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Ekonorni Perempuan. (Agustus -Desember 2007 (5 bulan); Ketua Peneliti). Didanai oleh Kementerian Negara Pernberdavaan Perernpuan RI. Analisis Gender tentang Pemasaran Agrojorestry Tree Products Based di Wonogiri, Jawa Tengah. (Januari 2006 Juni 2007; Ketua Peneliti). Didanai oleh ICRAF-SEANAFE. Evaluasi Darnpak Subsidi Langsung Tunai terhadap Kes~iahteraan Keluarga Miskin: Analisis Gender SEAGA (Social Economic and Gender Analysis) di Kota Bogor, Jawa Barat. (Januari-
April 2006; Ketua Peneliti).
Didanai oleh Kemcnterian Negara
J>ernberdayaan PerernQuan RI.
11
I&J
\.Ii
~
Iii'
I.'
~,
\,Ii
..
.....
~
•
~
\If.i
..
~
\.Ii
.,
., 111'
IIj!
\.Ii
\iii
~
\1,)
~
IIj!
.,
~
IaJ
~
\.,
.,
,.,
'.'
....
-
--
Tabel4. Publikasi Ilmiah Berdasarkan Kluster PeneHtian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Selama Lima (5) Tahun Terakhir. PENELlTlAN ILMU
KELUARGA BERKAITAN
DENGAN ASPEK PENDIDlKAN
DAN GENDER Puspitawati, H, Sulistyowati, L. & Sarma, M. Buku. Glossary: Keluarga, Gender, Pendidikan dan Pembangunan ISBN ..... (240 hal.). 2010 (Juni ) Penerbit IPB Press. Bogor (in-Editing)
Puspitawati, H. Buku. Kenakalan Polajar Dipengaruhi oleh Sistem Sekolah dan Keluarga. ISBN: 978 979-493-202-5 (237 hal.) 2009. Penerbit IPB Press. Bogor.
PENELlTlAN ILMU KELUARGA
BERKAITAN DENGAN ASPEK
EKONOMI DAN GENDER
Trikoesoemaningtyas, T Puspitawati, H., dan Herawati, T. Gender Roles of Farmer Families in a Vegetable Agroforestry System (A Case Study from Nanggung Sub-District, Bogor District, West Java Province} (p. 250-265: Chapter 4: Gender). 2009 Chapter in "Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asian Watersheds". Indonesian TMPEG SANREM·CRSP , (Support provided by USAID for SANREM CRSP under terms of Cooperative Agreement Award No. EPP·A-OO-04-000 13-00 to OIRED at Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech). Puspitawati, H dan Trikoesoemaningtyas Women's Access To A1arket : Vegetable Marketing Of Women In The Village OfHambaro, Nanggung Subdistrict, West Java (p. 266-..Chapter 4: Gender). 2009 Chapter in "Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asian Watersheds". Indonesian TMPEG SANREM-CRSP
PENELITIAN ILMU KELUARGA
BERKAITAN MASALAH
KEHIDUPAN KELUARGA DAN
GENDER Puspitawati, H.. Buku. Gender dan Keluarga: Konsep dan Kenyataan ISBN ......(265 haL) 2010 (September). Penerbit IPB Press. Bogor (in-Editing)
PENGABDIAN KEPADA
MASY ARAKA T BIDANG ILMU
KELUARGA DAN GENDER
I
Puspitawati, H. Pendidikan Adil Gender dalam Keluarga. 2007. Departemen Pendidikan NasionalRepublik Indonesia. Megawangi, R, Witono, E., & Puspitawati, H Mari Hentikan Kekerasan Terhadap Anak. 2007. Indonesia Heritage Foundation. Jakarta.
Puspitawati, H Buku. 2009. Nilai nilai Gender Berdasarkan Suku Bangsa di lndonesia. ISBN .... (250 haL). Departemen IKK-FEMA-IPB.
I
,
Latifah, M., & Puspitawati, H 2008. Buku Panduan. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Pengasuhan. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen - FEMA IPB (13 halaman). Puspitawati, H., Sarma, M., Muflikhati, 1. & Herawati, T. 2007. Modul Pelatihan Training of Trainners (TOT). Strategi Penanggulangan Kemiskinan Berperspektif Gender Melalui Pengembang.m Ekonomi Keluarga. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
I 12
~I
~)
~
~
~
•
•
•
•
•
•
~
~
~.
•
•
•
•
•
•
~
~
•
~
•
•
~
~
~
~
•
Tabel4. (lanjutan). (Support provided by USAlD for SANREM CRSP under terms of Cooperative Agreement Award No. EPP-A-00-04-000 13-00 to OIRED at Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech).
Puspitawati, H., Hartoyo, Sanna, M., Latifah, M., & Herawati, T. Buku. Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar yang Disediakan oleh Sistem Desentralisasi Sekolah. ISBN ..... (200 hal.) 2009-2010 (September). Penerbit ditentukan kemudian. Puspitawati, H. Pengaruh Dukungan Sosial dan Manajemen Sumberdaya Individu Terhadap Tingkat Psikososial dan Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus di Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga- Institut Pertanian Bogor). 20 10. Media Gizi dan Keluarga in printing)
Puspitawati, H. & Sarma, M. Gender Division OJLabor in Agroforestry Activities Within Households: A Case Study at Wonogiri District, Central Java Province. 2010 Springer- Germany (In printing)
Puspitawati, H., Trikoesoemaningtyas, & Herawati, T. Market Networks OJ Women For Indigenous Vegetables In The Village OfHarnharo, Nanggung Subdistrict, West Java. 2010.
Virginia Tech. University (in printing)
Puspitawati, H., Krisnatuti, K. Gender dan Keluarga dalam Ruang Lingkup Ekologi Manusia. Bab dalam Adiwibowo, S. (Editor). Ekologi Manusia.2007. ISBN: 978-979-1578 60-8 (Hal. 247-275). Fakultas Ekologi Manusia-Institut Pertanian Bogor Puspitawati, H. Pengaruh Nilai Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumahtangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif. 20 lO. Jurnal IImu Keluarga dan Konsumen (in printing)
Puspitawat~ H. Pengaruh Strategi Penyeimbangan antara Aktivitas Pekerjaan dan Keluarga pada Perempuan Bekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif di Bogor: Analisis Struktural Equation Modeling. 2010. Jurnaillmu Keluarga dan Konsumen (in printing)
Puspitawati, H. 2008. Buku Panduan. Pengenalan Komite Sekolah Peranserta Masyarakat dan Bimbingan dan Konseling yang ResponsifGender. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen - FEMA IPB (31 halaman). Puspitawati, H. Tanziha, I. Krisnatuti, D. Djamaludin, MD, Retnaningsih, Herawati, T. Revitalisasi Kader Kesehatanl POSYANDU pada Pasca Bencana Tsunami dalam Kerangka Penanganan Indeks Pembangunan Manusia (Revitalization of Health Cadres! POSYANDU on Post Tsunamy Disaster in Dealing with Human Development Index). Kumpulan Ringkasan Hasit Penelitian IPB Tahun 2006. LPPM IPB
13
•
~
~
~
.. ltl
•
•
~.
..
.. ..
Tabel4. (lanjutan). Puspitawati, H. Analisis Gender terhadap Persepsi Jenis Pekerjaan dan Pemilihan Program Studi pada Mahasiswa IPB. 2010. Bab dalam Buku di Universitas Sebelas Maret (in printing)
•
..
~
~
~
t»
•
..
Puspitawati, H, Herawati, T. & Sarma, M. Dampak Subsidi Langsung Tunai (SLn-BBM pada Kesejahteraan Keluarga Miskin di Bogor, Jawa Barat Jumal Ilmu Keluarga dan Konsumen, VoU No.lIJanuari 2008. ISSN: 1907 6037 (Hal 1-15). Departemen Ilmu
ta;
..
ta;
\jJ
•
.,
~
.,
..
.,
~
~
'.'
..,
IaJ
IaJ
Puspitawati, H. Analisis Peran Gender Pada Aktivitas Domestik Keluarga dan Usahatani. 2010. Media Gizi dan Keluarga in printing)
~__~__~~~~~~-.-__~~K~e~m~M~~ga~dan~K~o~n~s~um~en~F~E~M~A~-I~PB~'-+__~__~~~~____________1 -________________________~
Puspitawati, H. Analisis Gender Terhadap Kebiasaan Makan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku PositifPelajar Sekolah Menengah di Kota Bogor. Media Gizi dan Ke1uarga, Vo1.32 No.1 Juli 2008. ISSN: 0216-9363 (HaI74-86). Departemen Gizi MasyMakat dan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB. Puspitawati, H. Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan Ternan dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar dan Nilai Pelajar pada Sekolah Menengah di Kota Bogor. Jurnal llmiah Pekeriaan Sosial Peksos. Vol. 7 No 2 November 2008. ISSN: 1412-5153 (Hal 287 306). Sekolah Tinggi Kesejahteraan Bandung.
Puspitawati, H. dan Sarma, M. Analisis Gender Terhadap Penggunaan Dana Subsidi Langsung Tunai (SLT)- BBM Pada KeluMga Miskin di Kota dan Kabupaten Bogor - Jawa Barat. Jumal Pemberdayaan Perempuan. Vol. 7, No.2, Desember 2007. ISSN: 1412 2731 (Hal 10-25). Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Puspitawati, H. Pcngarusutarnaan Gender Bidang Pendidikan dalam Menyonsong Era Globalisasi (Hal. 97 114). Proceeding; Pengarusutamaan Gender dalam Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju Kualitas Hidup Berkelanjutan. ISBN: 978-979 15786-1-5. 2007. KeIjasama Fakultas Ekologi Manusia-IPB dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
Puspitawati, H. Persepsi Peran
Gender terhadap Pekerjaan Domestik
dan Publik pada Mahasiswa IPB.
2010.
Artikel di STAIN Purwokerto in
printing)
Puspitawati, H dan Fahmi, SA. Analisis Pembagian Peran Gender pada KeluMga Petani. Jumal I1mu Keluarga dan Konsumen, VoU No.2/Agustus 2008. ISSN: 1907-6037 (Hal 24-33). Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA - IPB.
___ 1<--_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _-'---_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _--'-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _---..I
14
•
'.1 I.'
~
\lJ
\Ii
\Ii
•
\Ii
•
•
Tabel4. (lanjutan) Puspitawati, H. Analisis Gender tentang Interaksi dalam Keluarga dan Kenakalan Pelajar pada Pelajar Sekolah Menengah di Kota Bogor. Jurnal Pemberdayaan Perempuan Vol. 7, No.1, Juni 2007, ISSN: 1412-2731 (Hal 1-15) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
Puspitawati, H. Sumarwan, U. Megawangi, R. dan Asngari, PS. Pengaruh Keadaan Sosial-Ekonomi Keluarga, Pengasuhan Anak dan Kelompok Ternan Terhadap Kenakalan Pelajar SMK·TI dan SMU di Kota Bogor. Media Gizi dan Keluarga. VoL3l No.2. Desember 2007. ISSN: 0216 9363 (Hal 28-38). Departemen Gizi Masyarakat dan Departemen IImu Keluarga dan Konsumen Puspitawati, H., Herawati, T. & Harashani, H. 2007. Laporan Penelitian: Kajian Budaya Masyarakat Pantai Utara dan Kesenjangan Gender Bidang Pendidikan di Jawa Barat. Departemen IKK.-FEMA-IPB
•
II! \I;
~
~
lIr·
•
lJr!
Puspitawati, H. Integrasi Isu Gender dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Ekonomi Perempuan (Hal. 171-184). Proceeding: engarusutamaan Gender dalam Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju Kualitas Hidup Berkelanjutan. ISBN: 978-979-15786 1-5. 2007. Kerjasama Fakultas Ekologi Manusia-IPB dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan- Republik Indonesia.
lJr!
•
\IJ
\8!
~
lI)
...
.,
'-aJ
\aJ
.~
'.,
la'
Puspitawati, H dan Sari, EPM. Strategi Penyeimbangan Antara Aktivitas Pekerjaan dan Keluarga pada Wanita Bekerja di Bogor. Keluarga dan Konsumen, Vol. 1 No.2/Agustus 2008. ISSN: 1907-6037 (Hal 1-10). Departemen IImu Keluarga dan Konsumen FEMA - IPB.
Puspitawat~ H & Djatmiko, H. Perempuan Indonesia.. Bangkitlah !!. Media Perempuan Edisi No.2. 2006. State Ministry of Women Empowerment- Republic of Indonesia.
Djatmiko, H. & Puspitawati, H. Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Kesejahteraan KeJuarga, Samakah? Media Perempuan Edisi No.1. 2006. State Ministry of Women EmJ>Owerment- Republic of Indonesia.
15
.,
~
~
. . ' '.'
"J
t,lJ
•
•
~
..
..
\I;
•
\f.J
~
~
~
la'
~
I,IJ
\.IJ \.IJ
\&J
\&J
~
\,aJ
~
.,
l.1
\ij)
•
'i}
'iii
Tabe14. (lanjutan) Puspitawati, H. & Mufiikhati, I. Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Mencapai Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Ketahanan Pangan Keiuarga. Dalam Amanah, S. & Fausia, L (Eds.). "Memerangi Gizi Buruk dan Perspektif Gender. Devisi Gender dan Pembangunan. 2006. PSP3-LPPM-IPB.
16
.,
\it!
i,ijl
..
'.'
1.
1
\.IJ
\.Jj
~
NO 1
\Ai
""
•
~ ~
...
\I.! ~ "" \I.! II
... 1,1;
~ ~ ~ ~
...
~
...
.,
...
...
,.
~ lal
..
~ \a! ., la
Tabel Sa. Judul dan Ringkasan Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Pendidikan dan Gender JUDUL (KETERANGAN) RINGKASAN HASIL DAN REKOMENDASI Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar yang Disediakan oleh Sistem Desentralisasi Sekolah. Kerjasama antara IPHDappenas -ADD. (Februari-Juni 2009; Ketua Peneliti).
Tantangan Ke-l: Meningkatkan lresetaraan akses melalui penyediaan hiaya sekolah siswa dengan eara mengurangi biaya pendidikan bagi orangtua golongan miskin, khususnya dengan pemberian BOS. "BOS buku", dan pengeluaran. peralatan sekolah. Pilihan lainnya adalah: i) Mengurangi jumlah seragam sekolah, misalnya dari 5 jenis ke I jenis; ii) meningkatkan beasiswa untuk siswa miskin pada jenjang SD dan SMP; dan iii) melaksanakan target advokasi kampanye tentang manfaat pendidikan dasar 9 (sembiIan) tahlUl. Tantangan Ke-2: Mempromosikan Sekolah yang Ramah terhadap Anak dengan eara meningkatkan kenyamanan kondisi sekotah bagi para siswa, meniogkatkan kesiapan siswa lUltuk belajar di tahun dep3J\ dan menunmkan tingkat siswa yang drop-out. Pilihan Iainnya adalah meningkatkan pemelibaraan disiplin, saling menghonnati sesama siswa dan seIalu menjaga periIaku yang baik, menjaga keamanan sekolah dengan menggunakan disiplin positif daripada hukuman fisik, mengembangkan kebijakan yang anti-bullying, memperlakukan semua siswa secara setara, dan mempersiapkan semua guru lUltuk bertindak secepatnya dengan benar apabila ada masalah, dan mengembangkan pembelajaran yang berpusat ptda siswa. Tantangan Ke-3: Meningkatkan kualitas pengajaran dan proses pembelajarao, dan meningkatkan outcome proses pembelajaran pada kualitas sumberdaya siswa. Pilihan strategi adalah: i) Meningkatkan pelatihan guru yang berkaitan dengan pelayanan sekolah, metode pengajaran seperti PAKEM dan! atau e11.. agar membuat aktivitas belajar semakin menarik, agar pembelajaran dapat dimengerti dengan lebih baik; agar guru lebih tennotivasi, agar guru dapat memberi semangat Iebih baik pada siswanya; ii) meningkatkan sertifikasi guru dengan meningkatkan jumlab guru yang mendapatkan ijasah D3 (Diploma 3 tahlUl) -SI (Sarjma); dan iii) menekankan pada perbaikan dan pengembangan kurikulum dan penyediaan textbook yang manadai. Tantangan Ke-4: Menyediakan perbaikan kualitas fa8i1itas sekolah dengan memprioritaskrut pada sekolah yang membutuhkan bantuan terbesar seperti toilets, mejal kursi, perpustakaan sekolah dan peralatan olahraga yang memerlukan standar pelayanan miminum sesuai dengan peraturan pemerintah. Tantangan K.e-5: MeDpromosikan tata kelola pemerintahan yang baik du meningkatkan akuntabilitas publik dengan cara: i) Meningkatkan akses pada informasi melaIui pemajangan infonnasi sekolah di tempat yang strategis seperti budge1 sekolah unluk meningkatkan transparansi; ii) melak:san.akan pertemuan orangtual guru agar orangtua mendapat informasi utuh tentang kemajuan akademik anak--anaknya~ ill) meningkatkan peran komite sekolah urtuk memotivasi orangttJa secara lebih aktif terlibat daIam perencanaan dan pengambilan keputusan tentang sumberdaya dan pengeluaran sekolah; dan IV) memantapkan semua sekolah (tennasuk swasta) berkaitan dengan peneritnaan BOS bulanan agar mampu meningkatkan operasional sekolah secara Iebih eflsien. Retomendasi lUltuk replikasi survey di daerah lain adalah plda tahap perencaruan" Pemerintah Daerah Kabupatenl Kota perin menwUuk tim sruvei independen (seperti Dewan Sekolah yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan Iembaga swadaya masyarakat) untuk melaksanakan survey kepuasan orangtua temadap pelayanan pendidikan dasar di daerahnya. Manajemen survey perlu melibatkan sekelompok profesional yang memiliki penslaman cukup di bidang sosial dan pendidikan. - - -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _---1
17
l I.'
~
~
...
~
~
~
. . ~
~
~
~.
.
~
~
~
~
~
. . ~
~
~
~
~
~
'~
~
Tabel 5a. (lanjutan). 2
Pilot Projek: Implementasi Responsif Gender «Ii Lingkungan Sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa barat. (April-Desember 2008 (9 bulan); Ketua Peneliti).
3
Analisis Gender terhadap Kendala Sosio-Budaya Ma.syarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Barat Berkaitan dengan Kinerja Pendidikan. (Juli September 2007 (3 bulan); Ketua Peneliti).
Masih terdapat bias gender dalam pelaksanaan proses pembelajaran di tingkat sekolah yang ditunjukkan dengan belum memahaminya prinsip-prinsip dan konsep gender pada para tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pada aspek management sekolah, dilaporkan adanya data yang kurang rapih dan belum semua terpiIah berdasarkan jenis kelamin. Proporsi anggota kornite sekolah masih didominasi oleh kelompok laid-laid. Bimbingan dan penyuluhan siswa masih belum memngintegrasikan konsep gender dalam praktek pembimbingan siswa. Dalam sistem sosial budaya yang didominasi oleh sistem patriarki, terdapat perbedaan peran gender yang cenderung kaku pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Perbedaan peran gender yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya masyarakat inilah yang melahirkan ketidakadilan terutama bagi kawn perempuan. Manifestasi ketidakadilan ini terwujud dalam bentuk marginalisasi, sub-ordinasi maupun stereotipe bagi kaum perempuan. Marginalisasi terhadap kaum perempuan antara lain bersumber dart adat istiadat dan kebiasaan, dan dapat juga bersumber dart kebijakan pemerintah dan keyaldnan. Menurut catatan sejarah, sudah sejak berabad-abad perempuan di Pulau Jawa hanya difungsilran sebagai reproduksi dan pemuas nafsu seksual, serta dainggap sebaga pelengkap keberadaan Iaki-Iaki. Kondisi ini benambah parah karena masih ada ungkapan di masyarakat bahwa aktivitas perempuan hanya seputar sumur, dapur, dan kasur; "tong luhur-Iuhur teuing sakola, awewe mah da ka dapur oge" (perempuan itu jangan tinggi-tinggi sekolah, yang ujung-ujungnya ke dapur juga). Anak merupakan aset, terutama berlaku bagi anak perempuan. Anak memiliki kewajiban membantu menyelesaikan pekerjaan keluarga babkan ikut mencari nafkah. Ada ungkapan bahwa "duwe anak wadhon kayak duwe emas se gudef' artinya mempunyai anak perempuan seperti mempunyai kekayaan mas sebesar anak kerbau. Seeara harfiah, apabila mempunyai anak perempuan maka bisa dikaryakan untuk kepentingan perolehan ekonomi, melalui pekerja seks komersiaJ, atau menjadi pekerja di warung-warung remang-remang. Anak perempuan merupakan simbul "malu". Di Indramayu dikenal dengan tradisi kawin muda Pada awalnya, anak dikawinkan pada usia muda karena malu bila tidak la.ku sehingga hams cepat-cepat dinikahkan. Seoogian perempuan di Jawa Barat dinikfhkan pada usia cukup dini, lebih muda dartpada perempuan dart propinsi-propinsi lainnya. Usia minimum yang resmi untuk t:erkawinan adalah 16 tahun uotuk perempuan dan 18 tahun untuk pria. Kendati demild.an, pemtrintah mencoba membujuk t:erempuan untuk tidak menikah sebelum usia 18 tahun. akan tetapi di desa-desa petempuan masih telap dinikahkan pada usia sangat dini. Selain itu, bagi pengantin yang sangat muda diaharapkanakan hamil segera mungkin. Pasangan-pasangan muda yang belum memiliki anak, tidak memenuhi syarat semgai akseptor Program Keluarga Berencana Nasional. Rata-rata perempuan di Jawa Barat mempunyai lebi:l. banyak anak-anak daripada perempuan di bagian lainnya di Pulau
L - _ ..
~
__________________________
-L~~
__________________________________________________________________
18
~
~
~
-
...
\&1
~l
~
I&J
I.J,
\.Ii
\,J;
I»
\II
\.Ii \II -IJ ~ ta' .. \II \.Ii •
lIJ \.I! •
., •
-&l
\IJ
~
,.
\&J
\&J
.,
l
Tabel 5a. (lanjutan). 4
Analisis Kesenjangan Gender dan Kebijakan di Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Bant. (Mei- Agustus 2006; Ketua Peneliti). Dana dati Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
t.aJ
lsu Kesenjangan Gender pada pilar akses & pemerataan di Bidang Pendidikan adatah: (1) Proporsi partisipasi sekolab dan keberhasilan memperoleh ijazah pada laki-Iaki lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi perempuan dengan kesenjangan yang semakin tinggi dengan semakin tingginya jenjang sekolah, (2) Proporsi perempuan . yang tidak sekolah lagi lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi laki-laki dengan kesenjangan yang semakin tinngi dengan semaldn tinggi kelompok umur, (3) Proporsi perempuan yang buta aksara lebm tinggi dibandingkan dengan proporsi Iaki-laki. Iso Kesenjangan Gender pada pilar mutu dan relevansi di Bidang Pendidikan: (1) Masm terdapat Bahan Ajar yang bias gender pada tingkat pendidikan SDIMI, SMPlMTs, dan SMAIMI, (2) Proporsi laki-Iaki yang menjadi tenaga pendidik dari berbagai program non-formal (PAUD, Paket A-B-C) dan berbagai posisi (penilik PLS, pamong Belajar, TLD, FDI, dan TBM) lebih tinggi datipada proporsi perempuan. Isu Kesenjangan Gender pada pilar tata keioia dan pencitraan di Bidang Pendidikan: (1) Proporsi laki·laki jauh Iebih tinggi dibandingkan dengan proporsi perempuan dalam menduduki jabatan di Lingkungan dinas Pendidikan (Kepala Sekolah, Pejabat Dinas Pendidikan, Pimpinan Lembaga Kursus, dan Ketua Lembaga PKBM), (2) Proporsi laki-laki jauh Iebm tinggi dibandingkan dengan proporsi perempuan dalam menulis buku ajar. Faktor-faktor sosial budaya yang menyebabkan masyarakat masih beranggapan bahwa laki-laki adalah pemegang peran publik dan diasumsikan sebagai penopang ekonomi keluarga, sedangkan perempuan memiliki peran domestik dan diasumsikan sebagai penanggung jawab keadaan rumahtangga terbukti dari data-data diatas, yaitu kesenjangan gender pada perempuan untuk berpartisipasi sekolah, atau dalam beberapa kasus anak perempuan terlambat dalam memasuki sekolah, angka buta aksara (penduduk umur 15-44 taboo) yang lebih tinggi dari laki laki, dan banyaknya perempuan yang putus sekolah dibandingkan dengan laki-laki. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kesenjangan gender di Bidang Pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Faktor Sosial Budaya dan Norma Masyarakat adalah prinsip hidup bahwa laki-laki serogai pemimpin rumah tangga dan meruiliki tanggung jawab yang besar, sehingga lebih penting dan berpotensi dari pada perempuan; perempuan sebagai ibu rumah tangga saja, langkah perempuan lebm terbatas, maka dati itu pendidikannya kurang diperllatikan; adanya diskriminasi pada perempuan dalam pendidikan; adanya perkawinan dini pada perempuan: adanya anggapan lama bahwa laki-Iaki dilarang sekolah ke kejuruan putri dan perempuan dilarang ke sekolah teknik karena sekolah teknik adalah untuk laki-laki; perempuan belum bisa menoojukkan kompetensinyal belum bisa bersaing; Tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah pada pendidikan perempuan, (2) Faktor Ekonomi yang berhuboogan dengan Tingkat Kemiskinan Masyarakat adalah faktor kemiskinan mengakibatkan ketersediaan biaya pendidikan terbatas sehingga menyebabkan keluarga lebih memprioritaskan pendidikan anak Iaki-laki dibandingkan dengan anak perempuan; dampak dati kemiskinan menyebabkan kasus-kasus keluarga yang meminta anak-anaknya bekeIja baik sebagai anak jalanan, beketja sebagai kuli dan bahkan sebagai pekerja seks komersial (PSK) pada sebagian anak perempuan di sebagian daerah di Jawa Barat, (3) Faktor Keterbatasan anggaran pendidikan KabupatenIKota adalah sebagai pembatas untuk melakukan pembangunan di Bidang Pendidikan; sebagai pC!lghambat ~ingkatan kualitas saranalprasat'ana sekolah yang dibutuhkan ootuk
19
~ .. '.'
\.a!
(.1 ,.1
\&'
l.8J
I.a
~
I.a!
~
•
~) ~ ~ ~ il ~ ~ •
•
~ ~ •
•
•
~ •
•
•
~ ~ ~ ~ ~ •
Tabel5a. (laniutan)
5
Pengaruh Sistem Keluarg~ Lingkungan Teman dan Sekolab Terhadap Kenakalan Pelajar:: Analisis Gender. (Januarl 2001- Desember 2004- 4 tabun sebagai Longitudinal Riset untuk Disertasi; Ketua Peneliti).
meningkatkan akses pendidikan rnasyarakat, (4) Faktor Kebijakan Pendidikan yang belum Respoosif Gender adalah kebanyakan kebijakan Pendidikan masih netral gender, perIu sosialisasi dan advokasi pada para pejabat dan stakeholder di Bidang Pendidikan mengenai pentingnya Pengarusutanlaan Gender (PUG) di Bidang Pendidikan, (5) Faktor Keterbatasan sarana/prasarana pendidikan adalah sebagai pengbambat orangtua sis\va dalam menyekolahkan anaknya; membuat orangtua merasa tidak termotivasi untuk menyekolahkan anaknya, (6) Faktor Jarak geografis adalah jarak antara lokasi sekolah dan tempat pemukirnan penduduk yang jauh menjadi penghambat orangtua untuk menyekolah anaknya; siswa perempuan menjadi lebih tidak diprioritaskan dalam menempuh pendidikan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi (SMP) yang berada di Kecamatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa "Tekanan ekonomi keluarga berpengaruh secara nyata tidak langsung terbadap perilaku kenakalan pelajar melalui pengasuhan yang dilakukan oleh orangtuanya." Juga ditemukan variabel mediator atau variabel antara yang juga memegang kunci peranan penting dalam mempengaruhi kenakalan pelajar adalah pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua. Selanjutnya, gaya pengasuhan yang dilakukan baik oleh ibu maupWl ayah merupakan variable mediator antara keadaan sosial-ekonomi dan outcome pelajar." Variabel mediator lainnya adalah komponen outcome pelajar itu sendiri yaitu tingkat penghargaan diri dan kecerdasan emosi. Keterikatan hubungan dengan ternan berpengaruh secara langsung terbadap perilaku kenakalan pelajar. Hubungan diadik antara orangtua dan anak, baik antara ayah-anak, ibu-anal<, maupun ayah-ibu, merupakan dasar dari kualitas hubungan antar anggota keluarga yang membuat setiap anggota keluarga merasa puas dan ballagia dalam hidupnya. Keadaan hubWlgan diadik dalam interaksi antar anggota keluarga inilah yang secara tidak lang sung mempengaruhi pada penurunan tingkat perilaku agresif dan kenakalan pelajar melalui variabel antara yaitu outcome keadaan psikologi pelajar seperti kecerdasan emosi, penghagaan diri, dan keadaan stres. Kestabilan kondisi pslkologi merupakan outcome awal dati pelajar untuk membentuk outcome lanjutan berupa perilaku sosialnya. Adanya kompetisi pengaruh secara relatif antara orangtua dan tenJaD sebaya yang keduanya mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Telah dibuktikan pada penelitian ini bahwa baik orangtua DlaUpun ternan secara bersama-sama berpengaruh pada baik kenakalan reDlaja DlaUpWl Pada prestasi akademik. Diketahui bahwa keterikatan yang erat antata remaja dengan ternan ditambah dengan kenakalan ternan yang semakin tinggi. maka akan berpengaruh secara langsWlg terhadap peningkatan perilaku agresif dan kenakalan pelajar dan secara tidak langsung menurunkan nilai~nilai pelajarannya.
20
~ ~
\IJ IJ.! \Ii
\Ii
t.a \Ii \II
I.IJ
•
\IJ
~
., ., 1.11
•
I.IJ
\&I
\81
I.lJ \II
\.Ii
I8J
\II
•
\II
\II
•
~
'.'
..,
I,aJ
Tabel 5a. (lanjutan) Penelitian membuktikan pentingnya peran orangtua dalam menjalankan fungsi sosialisasi dan pendidikan remaj3."l Diketabui bahwa perilaku agresif dan kenaka.la.n remaja yang tinggi dipengaruhi secara langsung oleh komunikasi orangtua dan remaja yang rendah, dan keterikatan ternan yang tinggi. Akhirnya, diketahui bahwa perilaku kenakalan berpengaruh negatif terhadap pencapaian nilai-nilai sekolah. Dengan demikian basil penelitian ini membuktikan bahwa komunikasi dalam keluarga yang baik berpengaruh terbadap menunmnya perilaku agresif dan kenakalan dan meningkatkan nilai pelajaran pada pelajar. Akhimya keluarga merupakan institusi utama bagi remaja yang dapat menjadi buffer atau penyaring dan pelindung pelajar dari pengaruh lingkungan dan ternan yang negatif. Kenakalan pelajar merupakan produk dari ketidakberfungsian sistem-sistem secara maksimal, baik sistcm mikro keluarga, sistem meso sekolah, maupun sistem ekso di masyarakat. dan sistem makro pendidikan nasional dan keadaan negara Indonesia.
21
\Ill
l1li
'.'
'.'
II.! \IJ
\I)
\I)
t.a .. '"
\,I;
\I.)
..
\I;
cI> ., ll)
\I)
t.a
\I;
•
.,
\.l! ~
., •
~
•
\.I.i
~
1&1
'&I
.,
Tabel5b. Judul dan Ringkasan Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Ekonomi dan Gender.
NO I 1
JUDUL (KETERANGAN)
I Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Batch 1: Kaji Tindak Model Pengentasan Kemiskinan Melalui
Pemberdayaan Gender dan Keluarga
Berbasis Pertanian dan Keunikan Agroekosistem Pedesaan ~ Kluster Pengentasan Kemiskinan PI. (April Desember 2009; Ketua Peneliti). Dana dari Dirjen Dikti~Depdiknas.
RINGKASAN HASIL DAN REKOMENDASI Dampak kemiskinan bagi keWdupan keluarga menurut pendapat para tokoh masyarakat adaJah SDM keluarga
yang semakin rendah, makan tidak teraturl kekurangan gizi, tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, kekerasan terhadap anak yang semakin tinggi, peniogkatan pengangguran, gotong royong berkurang, ibadah berkurang, sisi kesehatan terabaikan, peningkatan stres, dan anak menjadi pekerja buruh dan seks. Suami dan istri secara bersama-sama mempunyai kemitraanl kerjasama yang tinggi dalam kegiatan usallatani di Kabupaten Bogor, sedangkan eli Kabupaten Karawang, peran suami secara dominan lebih banyak melakukan kegiatan usahatani dibandingkan dengan peran istri. Proporsi terbesar dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan membuat rencana keuangan usahatani cenderung dilakukan secara bersama-sama oleh suami dan istri, sedangkan pelaksanaannya juga dilakukan secara bersama-sama suami dan istri. Proporsi terbesar dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan menghitung perkiraan biaya usahatani cenderung dilakukan oleh istri saja, namun untuk pelaksanaan kegiatan menghitung perkiraan biaya usahatani cenderung dilakukan bersama antara suami dan istri. Proporsi terbesar dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan mencatat setiap pengeluaran usahatani cenderung dilakukan oleh istri seorang diri di Kabupaten Bogor namun dilakukan oleh suami dominan di Kabupaten Karawang. Keluarga contoh menggunakan strategi penghematan berkaitan dengan menurunkan target pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang diwujudkan dengan menurunkan frekuensi pembelian atan membeli atau mengganti barang dengan harga yang lebih murah dalam tahapan rendah. Begitu pula dengan penggunaan strategi penghematan diterapkan pada manajemen pemenuhan kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, dan kepeduan keluarga lainnya juga dalam tahapan rendah. Kualitas kesejahteraan subyektif keluarga dalam tahapan cukup tinggi yang dicerminkan dari tingkat kepuasan terhadap kualitas bidup keluarga terhadap keadaan keuangan, makanan, tempat tinggal, materilaset, spritual, kesehatan, komunikasi dan komunikasi dalam keluarga, dan perasaan isteri terhadap keadaan lingkungan rumah, pendidikan anak, keterampilan yang dimiliki dan ekonomi keluarga.
22
•
•
..
'.'
'.'
la
l
'.'
~)
2
\8,;
(,a"
~)
la'
Ia>
1.8!
la)
lal
Tabel 5b. Oanjutan). Gender and Family
Penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2008 dan 2009 dengan Judul" Kajian Model Pemberdayaan Keluarga Berbasis Pertanian dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga dan Tumbuh Kembang Anak di Kabupaten Bogor If • (Februari 2008 Desember 2009, Ketua Peneliti). Dana dari Dirjen Dikti-Depdiknas.
~
\&J
ta'
~
\.Ii
\.Ii
\.Ii
ta'
\,IJ
..
~
~
~
~
~
~
~
'~
~
~
Berdasarkan basil penelitian tersebut maka Puspitawati, Herawati, Hastuti dan Trikoesoemaningtyas (2008) mengembangkan mOOei pernberdayaan keiuarga beroasis pertanian dan dampaknya terbadap ekonomi dan tumbuh kembang anak. Intervensi yang dilakukan adalab pelatihan budidaya pertanian pada wanita tani dan peiatihan stirnulasi tumbuh kernbang anak pada kader posyandu. Permasalaban yang banyak dihadapi oleh keluarga responden adaiah keuangan keluarga, rendabnya produksi pertanian dan rendahnya keterlibatan perempuan dalam organisasi. Persentase tertinggi responden (42.9%) menyatakan tidak puas terhadap keadaan keuangan keluarga. Ketidakpuasan lain yang relatif banyak dialami responden adalab pengetahuan dan keterampilan isteri yang dimiUki. Hal ini temait dengan rendahnya pendidikan isteri yang menyebabkan rendahnya pengetahuan dan keterampilan yang dilniliki isteri. Hampir semua respond en (98.3%) memiliki pengetahuan gizi rendah. Demikian juga dengan pengetahuan kesehatan responden yang umwnnya rendah (64.3%). Sebanyak 20.0 persen balita mengalami status gizi kurang dan 3.3 perser. status gizi buruk. Secara umum perilaku hidup sehat anak balita berada pada kategori berkisar antara sedang (58.3%) dan baik (40,0%). Pada penelitian ini pola asuh makan dalam keluarga yang dilakukan ibu tersebar pada kategori sedang,
hal ini rnenunjukkan babwa kebiasaan untuk makan pada anak belum cukup memadai memadai, Pengasuhan psiko sosial untuk anak a berkisar antara kategori bawab (rendah) dan sedang (tengah), bahkan tidak ada seorang anak pun yang memperoieh stimulasi pada kategori atas atau tinggi. Ada kecenderungan ballwa stitnulasi psikososial yang diberikan kepada anak semakin rendah dengan semakin bertambah umur anak. Perkembangan anak banta di wilayah penelitian menunjukkan bahwa secara umum perkembangan anak usia 1-2 tahun berada pada kategori bawab, sedangkan semakin meningkat usia responden., maka kualitas perkembangan anak relative semakin balk, dan tersebar pada kategori cukup dan kategori balk. Intervensi yang dilakukan meliputi: (1) Penyuluhan gizi pada ibu balita, hal tnt dilakukan karena ditemukannya balita status gizi buruk dan kurang, (2) Penyuluhan pengasuhan dan stimulasi perkernbangan anak pada ibu balita, hal ini dilakukan karena pengasuhan makan dan psikososial yang dilakukan ibu belum optimal serta kualitas perkembangan anak terutama usia 1-2 tahun yang masih rendah, dan (3) PenyuJuhan dan pelatihan di bidang pertanian pada kelompok wanita tani, hal ini dilakukan karena ditemukan adanya masalah rendabnya pendidikan dan keterampilan isteri serta rendabnya produksi pertanian. Pada Tabun 2009 dilakukan intervendi dalam bentuk pelatihan dan pelaksanaan pemberdayaan dengan modul modul: (1) Manajemen Pekarangan dan Pengenalan Budidaya Sayuran, (2) Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Keluarga, (3) Pengolahan Makanan Berbasis Pangan Lokal, (4) Peningkatan Delapan Fungsi Keluarga, (5) Manajemen KeuanganKeluarga, (6) Manajernen Waktu dan Pekerjaan Keluarga, (7) Kiat Berwirausaha Bagi Keluarga di Pedesaan, (8) PengeJolaan Kelompok Usaha Simpan Pinjam. (9) Pengenalan Pendidikan Usia Dini, dan (10) Pengasuhan Anak Bl'l.lita._
23
i
. . .' '-
LI)
\.I)
~
Ii!
..' \.Ii
II) I.IJ •
l,JJ
\IJ
~
~
II'
•
~
\Ii
\IJ
~J
(JJ
l,J!
IIJ
\IJ
IIJ
l,J!
\aJ
~
\&I
\.,
.,
.,
Tabel 5b. (lanjutan). Puspitawati, Herawati, Hastuti dan Trikoesoemaningtyas (2009) mengkaji dampak dari intervensi tersebut. HasH dati pemberdayaan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pendapatan keluarga walaupun masih dalam skala
kedl (Rp 10000 - Rp 15000 per sekalian panen sayuran) dan pengurangan pengeluaran pendapatan terutama untuk pengeluaran untuk konsumsi sayuran. Hasillain menunjukkan adanya pengurangan status gizi kurang pada anak balita. Berbagai kendala yang dihadapi dalam penelitian tersebut adalah lemalmya modal petani untuk membeli bibit sayuran dan pemasaran produk yang terbatas sehingga keberlanjutan dari kegiatan budidaya pertanian kurang optimal, selain itu juga ditemukan kelemhan wanita tani terutama dalam melakukan manajemen keuangan keluarga.
3
Analisis Gender tentang Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan. Didanai Proyek "The Pro-Poor Planning and Budgeting Project (P3B) (FA 4762 INO)" Kerjasama Bappenas (National Development Planning Agency) ADB (Asian Development Bank). (Agustus 2007-Mei 2008 (9 bulan); Ketua Peneliti).
4
I
Akses Perempuan ke Pasar Sayuran dan Peran Gender pada Keluarga Petani: Studi Kasus di Desa Hambaro, Kec. Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (September Desember 2008; Ketua Peneliti). Didanai oleh Indonesian TMPEGS
Herawati dan Puspitawati (2009) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dalam hal pembentukan dan pendampingan kelompok simpan pinjam pada kelompok wanita pelaku usaha mikro di Kota Bogor. HasH dari pendampingan tersebut menunjukkan adanya manfaat dati kegiatan tersebut terhadap penin.fd
24
~
..'
,.'
-.1
~}
~
\01.1
~
..
•
..
•
•
\.Ii
Tabel 5b. (lanjutan) Kerjasama Virginia Tech-USA, USAlD dan IPB.
\I.l
\I.l
ta'
\1.1
IJ;
tJ.;
\.Ii
~
i,JJ
18;
IJ.)
•
~
•
\I,!
•
\.I.l
laJ ..
I8J
Studi Kontribusi Perempuan dalam Kegiatan Produktif pada Keluarga Korban Tsunami (Penelitian di ARTI - Aceh Research of Training Institute)- University ofSyah Kuala Nangroe Aceh Darussalam. (Juni Desember, 2008, Supervisor). Dana dariAUSAID
6
"Panduan Pengintegrasian Isu Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Ekonomi Pengintegrasian Isu Gender dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Perempuan" merupakan bahan acuan yang dapat digunakan untuk petunjuk proses pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di daerah . Melalui Pengembangan Ekonomi Dalam panduan ini melampirkan petunjuk untuk: (1) Manajemen Keuangan Keluarga, (2) Manajemen Waktu dan Perempuan. (Agustus -Desember Pekerjaan Keluarga, (3) Pengantar Praktis Memulai Usaha dan Menyusun Business Plan. Peran Penyuluh dalam 2007 (5 bulan); Ketua Peneliti). Pengembangan Ekonomi Keluarga Berperspektif Gender Sasaran "Panduan Pengintegrasian Isu Gender Didanai oleh Kementerian Negara dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Ekonomi Perempuan" adalah para pelaksana Pemberdayaan Perempuan Rl atau pihak-pihak yang peduli pada proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, antara lain: (1) Para
I
•
'.'
memenuhi fungsi ekonominya belum optimal Berbagai pennasalahan yang ditemukan adalah sebagian besar wanita tani memiliki pendidikan yang rendah sebingga keterampilan yang dimilikinya menjadi terbatas, wanita tani juga memiliki kendala modal dalam melakukan kegiatan usaha taninya sebagai akibat adanya keterbatasan akses lemb~euangan. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Baroh Krueng Kala menunjukkan bahwa pasca tsunami peran perempuan dalam ekonomi terjadi perubahan. Sebelum tsunami pada umumnya perempuan bekerja di sawah membantu suami sebagai petani. Setelah tsunami, perempuan menciptakan sumber ekonomi dengan berjualan (31,25%), sebagai petani sawahJkebun sebanyak (25%), menerima upahan jahitan gordenlkeset kaki, membuat kue/jajanan masing-masing 12,5%. Profesi yang sangat sedikit dilakukan adalah sebagai bidan kampung, pendekor pelaminan/rias pengantin, dan membuat bubuk kopi masing-masing sebesar 6,25% karena membutuhkan keahlian khusus. Berdasarkan pendapatan suami dan isteri, maka pendapatan isteri relatif lebih besar dibanding pendapatan SUatni. Keadaan tersebut menyebabkan tingginya kontribusi pendapatan perempuanlistri terhadap pendapatan keluarga, dimana sebanyak 21,87010 responden (perempuan) merupakan pencari naikah utama keluarga. Tingginya kontribusi pendapatan perempuan dalam keluarga, tidak membawa dampak yang signifikan terhadap kesetaraan, baik dalam pembagian peran domestik maupun dalam hal keterlibatan perempuan Desa Baroh Krueng Kala dalam mengambil keputusan dalam keluarga, terutama jika dikaitkan dengan pengambiIan keputusan yang berkaitan dengan hal-hal diluar mang domestik.
5
7
I,IJ
pengambil kebijakan mulai dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupatenl kota mencakup Kepala DinaslSKPD, Badan Perencana Daerah, Komisi E DPRD, (2) Para penyulub/ pelatihl pendamping masyarakat, (3) Perguruan Tinggi, (4) Lembaga Swadaya Masyarakat, (5) Pemangku Kepentingan di semua tingkatan rnasyarakat, dan (6) Masyarakat Luas, terutama MaSYarakat Be~ilan Rendah (MBR). Peran perempuan masi.h terbatas pada pengolahan mete di dalam rumah dengan menggunakan alat pengolahan Analisis Gender tentang Pemasaran yang sangat sederhana. Sedangkan peran laki·laki adalah dominan dalam akses kredit, informasi harga dan Agroforestry Tree Products Based di teknologi serra pemasaran mete dan kelembagaan sosial ekonomi. Wonogiri, Jawa Tengah. (Januari Pemasaran mete didominasi oleh laki-Iaki dengan kondisi bahwa laki-laki melakukan mobilitas keluar kota lebih 2006-Juni 2007; Ketua Peneliti). sering dibandingkan dengan perempuan. Didanai oleh ICRAF-SEANAFE._ -.J > - '_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
25
------------------------.---.-~--
~!
~
~
~
8
.. . ... ~
~
Tabel 5b. (lanjutan). Evaluasi Dampak Subsidi Langsung Tunai terhadap Kesejahteraan Keluarga Miskin: Analisis Gender SEAGA (Social Economic and Gender Analysis) di Kota Bogor, Jawa Barat. (Januari-April2006; Ketua Peneliti). Didanai oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI.
~
~
~
.. . . ...... . . ~
~
~
~
~
~
Puspitawati, Herawati dan Sanna (2006) menemukan bahwa adanya kenaikan harga selama masa krisis menyebabkan konfliklpertengkaran dan kekerasan dalam keluarga meningkat. Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi maka dapat mengancam ketahanan keluarga dan dampak akumulatifnya adalah menurunnya kualitas sumberdaya manusia. Uang SLT yang diterima oleh responden digunakan untuk berbagai keperluan. seperti untuk pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan. pakaian. membayar hutang, membeli rokok, modal, memberi ke anak dan saudara, zakat, menabung, transport dan bayar listrik. Dati berbagai keperluan tersebut maka belanja pangan paling banyak dilakukan oleh responden. Pada umumnya uang SLT yang diterima habis dalam jangka waktu 2-7 hari. Berdasarkan analisa SEAGA (Socio Economic and Gender Analysis) terhadap manfaat Program Pemberian Subsidi Langsung Tunai (SLT) bagi rumahtangga miskin, maka diketahui bahwa pada tingkat mikro/field analysis, peran perempuan dan laki-laki di dalam rumahtangga adalah setara. Memang telah dibuktikan bahwa peran perempuan atau istri lebih dominan dalam pembagian kerja pada aktivitas domestik, pengaturan uang SLT, mengatur uang keluarga, menyediakan makanan. Sedangkan peran suami atau laki-laki lebih bertanggungjawab pada aktivitas publikl ekonorni. Namun demikian, ditemukan bukti bahwa ada join peran antara laki-laki dan perempuan yang seimbang di dalam pembagian peran di dalam keluarga, yaitu bersama-sama bertanggung jawab pada pengasuhan dan pendidikan anak. Program SLT dirasakan banyak manfaatnya bagi keluarga miskin Hal ini terlihat dati aliran dana SLT sejumlah Rp 300.000 yang diterima oleh responden. Berdasarkan" Flow of resources to and from the household', diketahui bahwa sekitar setengah dati jumlah dana SLT diprioritaskan untuk kebutuhan pangan pokok (sesuai dengan tahapan kebutuhan Maslow), Selanjutnya, kurang dati sepertiganya dialokasikan untuk kebutullllil non pangan. seperti perumahan, pendidikan. kesehatan., pakaian, dan rokok. Bahkan sebagian lagi dialokasikan untuk membayar hutang atau untuk modal usaha. Sayangnya, dana SLT yang diperuntukkan untuk modal usaha adalah sangat keeil, yaitu kurang dati lima persen. Sepertinya keluarga contoh memang sangat terbatas sumberdaya keuangannya, sehingga dana SLT ini langsung dialokasikan untuk kebutuhan pokok saja. Hal ini juga terbukti apabila dilihat dati jangka waktu lamanya dana SLT habis, yaitu kurang dati seminggu. Berdasarkan analisa benefit cost rasio terhadap program SLT bagi keluarga miskin di KotalKabupaten Bogor, maka diketahui bahwa social cost yang hams ditanggung baik oleh unit keluargal rumahtangga dan oleh Negara dalam jangka panjang adalah lebih lesar dati pada benefit sesaat yang dirasakan oleh keluarga miskin. Lesson Learn dari Program SLT berdasarkan Benefit Cost Rasio terhadap Pemberdayaan Masyarakat diuraikan sebagai berikut Benefit yang dirasakan oleh keluarga miskin di KotalKabupaten Bogor adalall bahwa keluarga merasakan manfaat dana segar SLT; secara mental, stres keluarga terkurangi; dana dapat digunak8.11 untuk keperluan pangan, perumahan. pendidikan, keseharan, membayar hutang, modal, memberi saudara/anak' zakat. dll; dan perempuan merasa beban beratnva berkurang, serta SLT dapat meningkatkan interaksi antar anggota keluarga (intra-family)
26
~
~
~
\.' I.,
\~
\.I)
\I.
\I;
•
~
'I;
\I)
..
~
~
1I.
\I;
~
•
..
•
•
•
\,IJ
\I;
\,IJ
•
•
•
•
~
.,
Tabel 5b. (lanjutan) dan antar keJuarga (inter-families). Namun biaya social yang hams ditanggung dari sisi mikro pihak keluarga miskin adalah Pemberian SLT dalam jangka waktu yang lama akan melemahkan motivasi bekerja dan menurunkan kreativitas dalam melakukan survival strategies dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan biaya sosial yang harus ditanggung dari sisi makro pihak Negara RI adalah bahwa dana SLT berasal dari hutang luar negeri yang hams dibayar dalam jangka waktu panjang sehingga dapat menjadikan negara kita dependent terbadap hutang luar negeri.
27
'-IJ
~
•
IIJ
~I
~I
~)
~
~
~
.•
~
~
•
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
•
~
•
~
~
~
•
Tabel 6a. Judul dan Ringkasan Publikasi Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Pendidikan dan Gender.
NO I
2
JUDUL (KETERANGAN)
I Puspitawati, H., Sulistyowati, L. &
Sanna, M. Buku. Glossary:
Keluarga, Gender, Pendidikan dan
Pembangunan ISBN ..... (240 hal.).
2010 (Juni ) Penerbit IPB Press.
Bogor (in-Editing)
I Puspitawati, H. Buku. Kenakalan Pelajar Dipengaruhi oleh Sistem Sekolah dan Keluarga. ISBN: 978 979-493-202-5 (237 hal.) 2009. Penerbit IPB Press. Bogor.
RINGKASAN HASIL DAN REKOMENDASI
Glossary dati A sampai Z
Jadi, hubungan diadik dan kualitas hubungan antar anggota keluarga menghasilkan kondisi psikologi pelajar menjadi stabil (dalam arti dapat mengenali diri, mengelola emosi, memotivasi diri, bersikap positif, menghargai diri sendiri, dan merasa yakin untuk: mampu melakukan suatu pekeIjaan). HasH anaIisis juga menerima pemyataan bahwa "Hubungan diadik dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap penurunan perilaku agresif dan nakaI." Diketahui bahwa kondisi psikologi pelajar yang stabil akan dapat menunmkan kecenderungan pelajar untuk: mempunyai perilaku agresif dan kenakalan. Kesulitan ekonomi berpengaruh terhadap keadaan psikologi pelajar menjadi tidak stabil seperti sangat sensitif dan cepat tersinggung serta mudah mempunyai emosi. Mengingat jauhnya lokasi tempat tinggal dan sekolah, ditambah lagi dengan keterbatasan sumberdaya materi dan tingginya tuntutan keluarga untuk cepat lulus agar dapat cepat bekeIja, maka pelajar SMK-TI ini menjadi sangat rapuh jiwanya dan cepat berubah perilakunya menjadi nekat untuk: berkelahi dan menyakiti orang lain apabila tersinggung. PeneIitian ini membuktikan bahwa pengasuhan (parenting) merupakan mediator yang signifJ.kan (variabel antara) antara efek dari variabel exogenous tekanan ekonomi keluarga terhadap outcome dari pelajar, baik tingkat kecerdasan emosi, tingkat penghargaan diri dan perilaku kenakalan pelajar. HasH analisis juga menyetujui pemyataan bahwa "Gaya pengasuhan yang dilakukan baik oleh ibu maupun ayaIl merupakan variabel mediator antara keadaan sosial-ekonomi keluarga dan outcome pelajar (tingkat penghargaan diri.. tingkat kecerdasan emosi, dan perilaku kenakalan pelajar)." Mediator atau variabel antara lainnya yang juga memegang kunci penting dalam mempengaruhi kenakalan pelajar adalah komponen outcome pelajar itu sendiri sepcrti tingkat penghargaan diri dan kecerdasan emosi. Kontribusi peran pengasuhan yang dilakukan oleh ibu (mothering atau mother's parenting roles) mempunyai keistimewaan yang lebih besar dibandingkan dengan peran pengasuhan yang dilakukan oleh ayah (fathering atau father's parenting roles). Hal ini terbukti bahwa pengasuhan ibu mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mencegah anaknya dati tindakan kenakalan baik tipe kenakalan mnurn maupun kenakalan kriminal, sedangkan pengasuhan ayah hanya mempunyai pengaruh yang signillkan dalam mencegah anaknya dari tindakan tipe kenakalan umum saja.
28
~
•
~
~
~I
•
~
•
3
4
5
~
~
~
~
•
~
~
Tabel 6a. (lanjutan). Puspitawati, H., Hartoyo, Sarma, M., Latifah, M., & Herawati, T. Buku. Survei Kepuasan Orangtua Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar yang Disediakan oleh Sistem Desentralisasi Sekolah. ISBN ..... (200 ha1.) 2009 2010 (September). Penerbit ditentukan kemudian. Puspitawati, H. Pengaruh Dukungan Sosial dan Manajemen Sumberdaya Individu Terhadap Tingkat Psikososial dan Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus di Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga- Institut Pertanian Bogor). 2010. Media Gizi dan Keluarga in printing)
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
•
~
~
~
~
~
~
~
~
Lihat di TabeI 2a.
Seeara umum diketahui bahwa contoh sebagian besar mempunyai kualitas manajemen keuangan, manajemen waktu dan pekerjaan serta keseluruhan kualitas manajemen sumberdaya individu yang cukup baik, dan bahkan seperlimanya mempunyai kualitas manajemen keuangan, waktu dan keseluruhan manajemen sumberdaya individu yang sudah baik; sebagian besar contoh mempunyai tingkat kepuasan output yang dicapai dengan kategori cukup tinggi. Diketahui hasil bahwa tingkat kepuasan terhadap prestasi belajar dan pencapaian output mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga dipengaruhi secara langsung oleh tingkat kepercayaan dan penghargaan pada didnya sendiri, dan dipengaruhi seeara tidak langsung oleh dukungan sosial dan emosional yang berasal dari keluarga dan teman-temannya. Adapun kualitas efisiensi manajemen individu (terdiri atas manajemen waktu, pekerjaan, keuangan dan stress) dan kesehatan mental mahasiswa tidak berpengaruh secara Iangsung maupun tidak langsung terhadap tingkat kepuasan prestasi belajar dan pencapaian output malmsiswa. Secara garis besar, variabeI utama (a main determinant variable) yang hams dirniliki oleh mahasiswa adalah kepribadian yang kuat, dinamis, tegas, dan tanggung jawab serta kompetisi. Sedangkan variabel antara (a mediating variabel) yang hams diperhatikan adalah ketergantungan mahasiswa kepada dukungan sosial baik keluarga maupun ternan yang menuntut mahasiswa sebagai manusia dewasa untuk dapat mandiri dalam mengbadapi segala pemmsalahan. Sebagian besar persepsi contoh perempuan lebih berperspektif gender terhadap pernilihan jenis peketjaan Puspitawati, H. Analisis Gender dibandingkan dengan contoh laki-Iaki, baik untuk jenis pekerjaan kelas menengah ke bawah, kelas atas, bidang terhadap Persepsi Jenis Pekerjaan dan pendidikan, pemilihan program studi soft sciences, dan pemilihan program studi hard sciences. Pemilihan Program Studi pada HasH uji statistik menunjukkan bahwa persepsi tentangjenis pekerjaan kelas menengah ke bawah, jenis pekerjaan Mahasiswa IPB . 2010. Bab dalam kelas atas, dan jenis pekerjaan bidang pendidikan, pernilihan program studi soft sciences dan hard sciences saling Buku di Universitas Sebelas Maret (:fn. mempunyai hubungan signifikan yang positif dengan nilai yang lebili tinggi pada contoh perempuan printing) dibandingkan dengan contoh laki-laki. Artinya contoh perempuan lebih berpespektif gender dibandingkan dengan contoh laki-laki dalam hal pemilihan program studi baik soft sciences maupun hard sciences dan dalam hal I pemilihan jenis pekerjaan.
29
~
•
~
~
III \.Ii \I; '" \I
6
\II
IJ;
1.1 '" \I! ~ 1IJ
Tabel 6a. (lanjutan) Persepsi Peran Gender Terhadap Pekerjaan Domestik Dan Publik Pada Mahasiswa IPB. PSG STAIN PURWOKERTO (ifLprintinJd.
Puspitawati, H. Analisis Gender Terhadap Kebiasaan Makan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Positif Pelajar Sekolah Menengah di Kota Bogor. Media Gizi dan Ke1uarga. Vol.32 No.1 Juli 2008. ISSN: 0216-9363 (Hal 74-86). Departemen Gizi Masyarakat dan Departemen IImu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB.
II;
iJ;
lit iJ; iJ! iJ;
II;
1IJ \Ii ~ iJ! iJ! III Iii Iii ~ III 'Ii •
Hasil menunjukkan bahwa perempuan dipersepsikan oleh masyarakat sebagai aktor yang berperan sebagai figur ekspresif yaitu berfungsi sebagai pemelihara dan pendidik keluarga, sed.angkan laki-Iaki dipersepsikan oleh masyarakat sebagai figure instrumental yaitu berfungsi sebagai pencari na:fkah keluarga. Jenis kelamin contoh perempuan mempunyai perspektif gender yang lebih baik dibandingkan dengan contoh laki-Iaki, yaitu persepsi terhadap peran gender dalam pekerjaan domestik dan dalam pekerjaan publik dan sosial. Contoh perempuan lebih fleksibel dalam melaksanakan peran gender di sektor domestik maupun publik, dan cenderung mempunyai persepsi peran gender yang dapat dirubah atau ditukarkan HasH uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa semakin perspektif gender persepsi seseorang terbadap peran gender dalam pekerjaan domestik maka semakin perspektif gender persepsi terhadap peran gender dalam pekerjaan publik dan sosial, dan sebaliknya. Terakhir ada indikasi bahwa status sosial ekonomi ayah contoh yang semakin tinggi akan berhubungan dengan persepsi bahwa pekerjaan publik dan sosial adalah cenderung lebih baik dilakukan oleh laki-Iaki sebagai main breadwinner sesuai dengan norma masyarakat patriarki pada umumnya. Terdapat perbedaan karakteristik ekonomi keluarga antara contoh laki-laki dan perempuan. Contoh laki-Iaki mempunyai tekanan ekonomi keluarga yang lebih tinggi dtbandingkan dengan contoh perempuan. Berdasarkan analisis gender, pola kebiasaan makan pada contoh laki-laki maupun perempuan relatif sarna yaitu frekuensi makannya adalah 3 kali per hari dengan frekuensi makan bersarna keluarga setiap hari. Proporsi contoh perempuan yang memiliki kebiasaan makan sayuran hijau lebih dari 1 kali per hari adalah lebih tinggi dibandingkan dengan contoh laki-Iaki; Konsumsi protein hewani, protein nabati , minuman seperti teb. kopi, dan jajanan adalah lebih banyak dilakukan oleh contoh perempuan dibandingkan dengan contoh laki-laki. Proporsi contoh laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok lebih dari I kati per hari adalah lebih tinggi dibandingkan dengan contoh perempuan, demikian juga dengan kebiasaan minum minuman keras adalah lebih banyak dilakukan oleh contoh laki-laki dibandingkan dengan contoh perempuan. Status gizi normal pada contoh perempuan sed.ikit lebih tinggi dibandingkan dengan contoh laki-Iaki, sedangkan contoh laki-Iaki yang memiliki status gizi kunmg adalah sedikit lebih tinggi (37,3%) dibandingkan dengan contoh perempuan (27,2%). Sebaliknya yang memiliki status gizi lebih, proporsi contoh perempuan sedikit lebih banyak (5,3%) dibandingkan dengan contoh laki-Iaki (20,0%). Secara umum, contoh laki-laki mempunyai tingkat perilaku positif yang lebih rendah dtbandingkan dengan contoh perempuan (t-paired beda means); contoh perempuan mempunyai tingkat pengasuhan oleh orangtuanya (baik oleh ayah maupun ibunya) yang mengarah pada kehangatan dan support dibandingkan dengan contoh laki-laki (t-paired beda means); dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara contoh laki-laki dan perempuan dalam kualitas hubungan dalam keluarga (basil t-paired beda means). Faktor faktor yang berpengaruh pads perilaku positif adalah berasal dari pengaruh langsung kualitas hubungan antara ayah dan anak yang puas dan bahagia (untuk contoh laki-laki) dan kualitas hubungan ibu dan anak yang puas dan bahagia (untuk contoh perempuan). Faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku positif adalah bemsal dari pengaruh tidak langsung oleh pengasuhan ibu yang hangat (untuk contoh perempuan), rendahnya tekanan ekonomi keluarga (untuk to~), dan~ngasuhan yang hangat baik oleh ayah maupun oleh ibu (contoh total).
30
II)
III
~
~
~
~
~
.
~
~
~
~
~
~
~
~
. .. ~
~
~
~
~
~
~
.
~
~
~
~
~
Tabel6a. (lanjutan). Puspitawati, H. Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan Ternan dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar dan Nilai Pelajar pada Sekolah Menengah di Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Peksos, Vol. - - - - ---_ ...
...
Secara gans besar penelitian ini menemukan adanya kompetisi pengaruh secaJ'a relatif antara orangtua dan Leman sehaya yang keduanya mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Telah dibuktikan pada penelitian ini bahwa baik orangtua maupun ternan secara bersama-sama berpengaruh pada baik kenakalan remaja maupun pada prestasi akademik. Diketahui bahwa keterikatan yang erat antara remaja dengan teman ditambah dengan kenakalan teman yang semakin tinggi, maka akan berpengaruh secara langsung terbadap peningkatan periIaku agresif dan kenakalan pelajar dan secara lidak langsung menurunkan nilai-nilai pelajarannya. Remaja yang mempunyai keterikatan dengan ternan yang linggi berpeluang untuk melakukan kenakalan kriminaI 1,157 kali IOOih besar dibandingkan dengan remaja yang mempunyai keterikatan dengan ternan yang rendah, 1412-5153 (Hal 281-306). Sekolah remaja yang berperilaku agresif tinggi berpeluang untuk melakukan kenakalan kriminaI 1,119 kaIi lebih besar Tingsi Kesejahteraan Bandung. dibandingkan dengan remaja yang berperilaku agresif rendah, dan remaja yang berasal dari sekolah swasta berpehumg untuk melakukan kenakalan krirninal 2,314 kali IOOih besar dibandingkan dengan remaja yang berasaI dari sekolah negeri. Dengan dernikian basil penelitian mendukung Hipotesis Umum 2 bahwa "Hubungan keeratan dengan ternan yang bermasalah berpengaruh terhadap meningkatnya perilakll agresif dan kenakalan dan menurunkan nilai pelajaran." Penelitian ini juga mengangkat peran orangtua dalam menjalankan fungsi sosialisasi dan pendidikan remaja. Diketahui bahwa perilaku agresif dan kenakalan remaja yang tinggi dipengaruhi secara langsung oleh komunikasi orangtua dan rernaja yang rendall, dan keterikatan ternan yang tinggi. Akhimya, diketahui bahwa perilaku kenakalan berpengaruh negatif terbadap pencapaian nilai-nilai sekolah. Dengan demikian basil penelitian ini mendukung Hipotesis Umum I bahwa "Komunikasi dalam keluarga yang baik berpengaruh terhadap menurunnya perilaku agresif dan kenakaIan dan meningkatk:an nilai pelajaran." Untuk itu perlu direkomendasikan adanya komunikasi orangtua anak yang efektif antara orangtua dan anak yang dilandasi dengan perasaan menyenangkan, terbuka, dan saling mencintai, dinamis, kontinyu yang diwujudkan dalam kata-kata dan gerakan non-verbal yang beretika agar remaja terhindar dari perilaku negatif dan agar dapat meningkatkan prestasi belajamya. Berdasarkan dimensi perilaku kehangatan (Warmth & Support Behaviors), ditemukan bahwa contoh Iaki-Iaki Puspitawati, H. Analisis Gender mempunyai ungkat interaksi yang Iebih tinggi dengan ibunya dan anak perempuan mempunyai interaksi yang tentang Interaksi dalam Keluarga dan Iebib tinggi dengan ayahnya. Hasil juga menunjukkan bahwa teIjadi hubllngan timbal balik (diadik) dimensi Kenakalan Pelajar pada Pelajar kebangatan antara orangtua dan anak dimana teIjadi pada anak perempuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Sekolah Menengah di Kota Bogor. anak laki-Iaki. Anak perempuan mempunyai hubungan yang lebih hangat dengan orangtuanya (baik ayah Jumal Pemberdayaan Perempuan Vol. maupun ibu), untuk mewujudkan kualitas interaksi yang lebih baik dillmdingkan dengan contoh laki-Iaki. - 2131 Berdasarkan dimensi perilaku kekasaran (Hostility Coercion Behaviors), hasil menunjukkan bahwa contob laki (Hall-IS) Kementerian Negara laki melaporkan adanya perilaku kekasaran antara orangtua dan di.rilIya yang lebih tinggi dibandingkan dengan comoh perempuan. Disini terlihat adanya agresifitas hubungan antaIl orangtU3. dan ana.k laki·laki dibandingkan Pemberdayaan Perempuan Republik dengan contab perempuan. Selanjutnya baik anak laki-Iaki maupun p::rempuan menunjukkan adanya bukti yang Indonesia. nvaa bahwa perilaku kekasaran antara orangtua dan anak akan berakibat negatif Padalcualitas hubungan antara
31
~
~
~i
~I
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
•
~
~
•
•
•
~
~
•
~
•
•
~
~
~
~
Tabel6a. (lanjutan).
Puspitawati, H Sumarwan,-U. Megawangi, R. dan Asngari, PS. Pengaruh Keadaan Sosial-Ekonorni Keluarga, Pengasuhan ADak dan Kelornpok Ternan Terhadap Kenakalan Pelajar SMK-TI dan SMU di Kota Bogor. Media Gizi dan Keluarga, VoU1 No.2. Desember 2007. ISSN: 0216·9363 (Hal 28-38). Departernen Gizi Masyarakat dan Departernen I1mu Keluarga dan Konsurnen.
keduanya. Artinya bahwa perilaku kekasaran orangtua terhadap anaknya yang kemudian direspon dengan perilaku kasar dari anak kepada orangtuanya akan membawa pada konsekuensi tingginya tensi kemarahan antara orangtua dan anak yang selanjutnya menimbulkan perasaan ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan antara keduanya. Ditemukan adanya hubungan perilaku kehangatan ibu dan anak mempunyai keeratan yang lebih tinggi dengan kenakalan pelajar pada contoh laki-laki dibandingkan dengan contoh perempuan, jadi keeratan hubungan antara anak dan ibunya yang didasari oleh perilaku kehangatan akan lebih mencegah dan menurunkan anak dari tindakan kenakalan dibandingkan dengan perilaku kehangatan antara anak dengan ayaJmya. Hasil juga menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara interaksi yang kasar antara anak dan ayaJmya dengan interaksi yang kasar antara anak dan ibunya. Secara garis besar diketahui bahwa pada contoh yang mengalami perilaku kekasaran antara dirinya dengan orangtuanya maka akan mempunyai kualitas interaksi yang rendah antara keduanya. Anak laki laki mempunyai kecenderungan untuk mempunyai kualitas interaksi yang lebih memburuk apabila perilaku kekasaran lebih datang dari pihak ibu dibandingkan dari pihak ayah. Sedangkan pada anak perempuan mempunyai kecenderungan untuk mempWlyai kualitas interaksi yang lebih memburuk apabila perilaku kekasaran lebih datang dari pihak ayah dibandingkan dari pihak ibu. Jadi sepertinya ada persilangan hubungan antar jenis kelamin dalam membentuk kualitas hubungan kekeluargaan. Disamping itu ditemukan basil bahwa baik anak perempuan maupun laki-laki akan mengalami peningkatan tindakan kenakalan apabila mendapat perlakuan kasar dari ayahnya dibandingkan dengan ibunya. Terakhir, secara garis besar didapatkan basil bahwa kedekatan hubungan antara anak dengan ibu lebih menggambarkan validasi konstruk yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedekatan hubungan antara anak dengan ayah apabila dikaitkan dengan kenakalan pelajar dan prestasi belajar anak. Ditemukan adanya pengaruh tidak langsung dari karakteristik sosial ekonomi orangtua seperti semakin tingginya tingkat tekanan ekonomi keluarga (cenderung tidak dapat membayar kebutuhan sehari-hari keluarga) terbadap tingkat kenakalan remaja. HasH penelitian mendukung Hipotesis Umum 1 yaitu bahwa "Tekanan ekonomi keluarga berpengaruh secara nyata tidak langsung terhadap perilaku kenakalan pelajar SMK-TI dan SMU (misalnya tindakan kriminal, narkoba, tawuran. dan free sex) melalui pengasuhan yang dilakukan oleh orangtuanya. " Ditemukan variabel mediator atau variabel antara yang juga memegang kunci peranan penting dalam mempengaruhi kenakalan pelajar adalah pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua. Penelitian ini mendukung Hipotesis Umum 2 bahwa "Gaya pengasuhan yang dilakukan baik oleh ibu maupun ayah mempakan variabel mediator antara keadaan sosial-ekonomi dan outcome pelajar SMK-TI dan SMU." Variabel mediator lainnya adalah komponen kualitas hubWlgan di dalam keluarga, dan outcome pelajar sendiri yaitu tingkat penghargaan diri dan kecerdasan ernosi. Apabila pelajar yang tergolong dalam masa remaja dapat menguasai dirinya, dalam arti mampu untuk mengendalikan emosi dan mampu untuk menghargai dirinya, maka dapat dipastikan bahwa remaja tersebut dapat terhindar dari perilaku kenakalan yang menyimpang,
32
•
•
•
~
~
,.1
~.)
\I!
\&!
l.I \.IJ "
\l \lJ
\jJ
l.I l.lJ •
(J
I.lJ lJ;
\jJ
\J;
It \IJ \II IIJ \J; II!
\I;
\I;
\IJ
tIJ \I) ., \IJ \Ii ., IIJ \I'
Tabe16a. (lanjutan). Ditemukan bahwa perilaku kenakalan pelajar dipengaruhi secara nyata langsung oleh tingginya keterikatan contoh SMK-TI dengan teman-temannya, pengasuhan anak yang kurang hangat dan mendukung (SMK-TI dan SMU), dan rendahnya keadaan psikologi remaja yang meliputi rendahnya kecerdasan emosi dan penghargaan diri (S:tv!K-TI). Sedangkan kenakalan pelajar dipengaruhi secara nyata tidak langsung oleh semakin tingginya tekanan ekonomi keluarga (SMK -TI). Adapun sifat kepribadian yang cenderung maskulin dan ekstrovert untuk pelajar di SMU dan S:tv!K-TI berhubungan erat dengan praktek pengasuhan orangtua yang cenderung mengarah ke kekerasan. Penelitian ini mendukung Hipotesis Umum 3 bahwa "Keterikatan hubungan dengan teman berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kenakalan pelajar."
Puspitawati, H., Herawati, T. & Harashani, H. 2007. Laporan Penelitian: Kajian Budaya Masyarakat Pantai Utara dan Kesenjangan Gender Bidang Pendidikan di Jawa Barat. Departemen
Penelitian ini membuktikan bahwa kenakalan remaja merupakan produk dari kurang optimalnya fungsi dari sistcm keluarga (sistem mikro), pengaruh negatif dari keadaan lingkungan teman dan cukup seriusnya pennasalahan umum di sekolah (sistem meso), serra pengaruh keadaan ekonomi makro yang mengakibatkan tekanan ekonomi keluarga (sistem makro). Saran yang diberikan untuk mengatasi kenakalan pelajar adalah model pencegahan dan penanggulangan yang harus melibatkan semua pihak, baik sekolah, keluarga, pemerintall dan ma~arakat secara bersinergis, holistik dan berkesinambungan. Lillat di Tabel 2a.
IKK-FEMA:I}-l~ _ _ _L - -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
33
\I!
\I!
\IJ
ta
\IJ
\I!
\Ii i,JI \I; \II i..J ~ ~ 1I
\1.1 \Ii I.J! \I;
\.IJ \Ii \II
~
\Ii
IJ)
\II
\II
IJJ
IJ)
til
""
tal
Tabel 6b. Judul dan Ringkasan Publikasi Penelitian IJmu Keluarga Berkaitan dengan Aspek Ekonomi dan Gender.
NO ! 1
JUDUL (KETERANGAN)
I Trikoesoemaningtyas, T Puspitawati, H., dan Herawati, T. Gender Roles of Farmer Families in a Vegetable Agroforestry System (A Case Study from Nanggung Sub-District, Bogor District, West Java Province) (p. 250 265: Chapter 4: Gender). 2009 Chapter in "Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asian Watersheds". Indonesian TMPEG SANREM-CRSP
, (Support provided by USAID for SANREM CRSP under terms of Cooperative Agreement Award No. EPP-A-OO-04-00013-00 to OIRED at Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech».
RINGKASAN HASIL DAN REKOMENDASI Gender roles in access and control over resources: (I) Gender roles in fanning system practices are dominated by men, such as land preparation, nursery, planting, maintaining plants, fertilizing, and harvesting, (2) There is gender differences in access and control over farm production inputs. Men dominated the access and control over credits, production technology and labors, (3) Although still dominated by men, a fair number of women have access and control over marketing of agricultural products and have access to information on the price of agricultural products. Socio-economic survey showed that gender role in selling agricultural product depends on the quantity of product. Women only involve in retail marketing of farm products when the quantity is small. Gender roles in decision making in farm households and coping strategy, and also domestic and agricultural activities: (1) Women have little role in decision making regarding farming financial planning and activities. The decision on farm financial planing and expenditures are dominated by men, including making routine farm financial planning, and planning for purchace of production inputs, (2) Women are dominantly act as decision maker in fmandal planning, evaluating familiy members for the action they take, controling fmandal activities of family member, controling family expenses, managing family finance, making priority of family needs, managing daily food needs, managing family menus, making decision for food expenses, making ideas for reducing food expenses, making decision for health expenses, making decision on place for medical care, making decision to postpone medical care for family member, and managing education expenses. While men and women act together as decision maker in child education planning, and planning of eating out. Whereas, men act as decision maker in choosing chUd education, (3) The female roles in family coping strategy consist of adding resources from outside (through asking wife to work, borrowing money), saving resources (through deciding on a saving account, deciding on withdrawal from saving), cutting back expenses (through reducing food consumption, transportation cost, health expenses, and education spending). While the roles of male and female consist of asking children to help household chores, and selling assets. Whereas the roles of men are fmding extra jobs, selling furniture, and selling utensils, (4) Consistent with the socia-economic study, the survey showed that women allocated most of their time (5 - 10 hours'day) doing domestic acitivities. This includes domestic tasks done by women required to guarantee the maintenance of the household, such as fuel and water collection, food preparation,. child care, education and health care. Women allocated less time in productive activities including agriculture activities (0.67 - 4.03 hours'day). Women who are working in rice fields or rainfed rice field allocated more time outside their home than those who works in home garden or other agricultural activities.
34
\Ii
iii 'a' la'
~
~
. 2
3
~
~
~
. . ~
~
~
Tabel 6b. (lanjutan). Puspitawati, H. dan Trikoesoemaningtyas Women's Access To Market: Vegetable Marketing OfWomen In The Jill/age OfHambaro, Nanggung Subdistrict, West Java (p. 266-..Chapter 4: Gender). 2009 Chapter in "Agroforestry and Sustainable Vegetable Production in Southeast Asian Watersheds ". Indonesian TMPEG SANREM-CRSP
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
.
~
~
~
.
~
~
~
~
The conclusions of this study are: (1) Commercial production by women farmers started with jasmine flower and later with guava, and Katuk, (2) Only a small number of women in Hambaro use the access to market their products, (3) All nodes in the marketing network of vegetables and fruit/guava are dominated by men, (4) Men and women obtain the same price when they use the same network, (5) Most women do not negotiate for price only on the term of payment, (6) Women who are actively participated in marketing are more confidence in negotiating obstacles in marketing by selling directly to consumers/retail and obtained higher price than from middlemen as in the case of katuk. Or Puspitawati, H., Trikoesoemaningtyas, & Herawati, T. Market Networks Of Women For Indigenous Vegetables In The Village OfHambaro, NanggungSubdistrict. West Java. 2010. Virginia Tech. University (in printing)
(Support provided by USAlD for SANREM CRSP under terms of Cooperative Agreement Award No. EPP-A-OO 04-00013-00 to OIRED at Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech». Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sekitar setengah dari jumlah nllnahtangga miskin dinyatakan salah Puspitawati, H., Herawati, T. & sasarail atau tidak layak mendapatkan dana SLT. Rumahtangga contoh yang memenuhi 9 kriteria atau lebih dari Sarma, M. Dampak Subsidi aturnn yans ditetapkan oleh BPS (2005) hanya sebesar 45 persen saja. Namun demikian, kalau ditinjau dari Langsung Tunai (SLT)-BBM pada sudut besarnya pendapatan yang diperoleh. rata-rata pendapatan keluarga contoh per bulan sebagian besar (7~%) Kesejahteraan KeJuarga Miskin di di bawah Rp 750.000,- untuk KK laki-Iaki dan di bawah Rp 500.000,- untuk KK perempuan. Apalagi kalau Bogor, Jawa Barat Jumal IImu dilillat dari rata-rata pendapatan per kapita per bulan, maka sebanyak 60 persen keluarga contoh berada di bawah Keluarga dan KQnsumen, Vol.l Rp lOO.OOO,- atau di bawah garis kemiskinan, yaitu untuk Kota Bogor Rp 133.803 per kapita per bulan dan : 1907·6037 Kabupaten Bogor Rp 105588 per kapita per bulan (Garis Kemiskinan tabun 2003). (Hall-15). Departemen Ilmu Apabila dilihat dari pemrakarsa dalam melakukan coping strategy atau kiat-kiat dalam mengatasi kesulitan hldup, Keluarga dan Konsumen FEMA maka terbukti bahwa perempuan berperan sangat aktif dalam mencari ide dan melaksanakan ide tersebut demi agar keluarganya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila ditelaah lebih lanjut, maka keterlibatan istri IPB. saja yang mempunyai prakarsa dalam survival strategy adalah kurang dari setengah jumlah contoh, sedangkan keterlibatan bersama antara istri dan suami adalah sekitar setengahnya. Adapun keterlibatan suami saja dalam berprakarsa agar keluarganya tetap bertaban hidup dalam memenuhl kebutuhannya hanya kurang dari lima persen saja. Dengan demikian membuktikan bahwa peran perempuan dalam bertanggung jawab dalam kelangsungan I hidup sehari-hari adalah sangat dominan dan penting.
35
~
.
~
~
\I)
\.Ii
\&I
4
\011
...
\I.l
\11 ~ ~ \IJ ~
Tabel6b. (lanjutan). Puspitawati, H. dan Sarma, M. Analisis Gender Terhadap Penggunaan Dana Subsidi Langsung Tunai (SLT)- BBM Pada Keluarga Miskin di Kota dan Kabupaten Bogor - Jawa Barat. Jurnal Pemberdayaan Perempuan. Vol. 7, No.2, Desember : 1412-2731 (Hal 10-25). Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
\I)
II! \J \1.1 \Ii \Ii \II
\I)
\II \1.1
\I)
\II
\I)
\II
\II
\IJ
\I)
\I)
&I
Analisis gender dalam hal ini adalah membedakan antarn KK laki-Iaki dan KK perempuan, juga ibu bekeIja dan ibu tidak bekeIja. Sebelum kenaikan harga BBM, sebagian besar keluarga pada KK laki-Iaki maupun perempuan tidak melakukan survival strategi keluarga. Keadaan yang berbeda terlihat setelah terjadi kenaikan harga BBM, dimanajumlah keluarga yang melakukan survival strategi meningkat. Jika diIillat berdasarkanjenis kelamin KK, baik KK laki-laki maupun KK perempuan paling banyak (lebih dari 75010) menyatakan bahwa uang SLT yang diterima dapat memberikan motivasi hldup dan kebahagiaan sesaat. Sementara manfaat SLT untuk pendidikan anal< masih kurang. Responden pada KK Iaki-Iaki ll1aUpun KK perempuan pada umumnya merasakan manfaat yang cukup dari uang SLT terutama dalam hal memberi dana segar untuk keluarga, membeJi kebutuhan sembako, memberikan ketenangan batin sesaat dan menunmkan konflik keluarga. Berdasarkan hasil peneIitian, kurang Iebih setengah contoh pada ibu bekerja (51.5%) dan ibu tidak bekeIja (44.9%) merasakan manfaat materi yang cukup atas pemberian dana SLT ini. Manfaat non-materi yang dirasakan oleh contoh ibu bekeIja penerima SLT pada tingkat tingkat tinggi hanya sebesar 15.8 persen dan 15.7 persen pada contoh ibu tidak bekerja. Pada kelompok ibu bekerja dan tidak bekeIja tingkat kepuasan dirangkum menjadi beberapa jenis, yaitu : (1) Keadaan keuangan, tempat tinggal dan aset keluarga, (2) Keadaan pangan keluarga, (3) Keadaan kesehatan mental dan fisik, (4) Keadaan pendidikan anak, (5) Gaya lllallajemen, (6) Hubungan sosial, dan (7) Dana SLT-BBM. Program SLT dirasakan banyak manfaatnya bagi keluarga miskin. Hal ini terlihat dari aliran dana SLT sejumlah Rp 300.000 yang diterima oleh responden. Berdasarkan" Flow of resources to and from the household', diketahui bahwa sekitar setengah dari jumlah dana SLT diprioritaskan untuk kebutuhan pangan pokok (sesuai dengan tahapan kebutuhan Maslow). Selanjutnya, kurang dari sepertiganya dialokasikan untuk kebutuhan non pangan, seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, dan rokok. Bahkan sebagian lagi dialokasikan untuk membayar hutang atau untuk modal usalUl. Sayangnya, dana SLT yang diperuntukkan untuk modal usalta adalah sangat keeiI, yaitu kurang dari lima persen Sepertinya keluarga contoh memang sangat terbatas sumberdaya keuangannya. sehingga dana SLT ini langsung dialokasikan untuk kebutuhan pokok saja. Hal ini juga te!bukti apabila dilihat dari jangka waktu larnanya dana SLT habis, yaitu kurang dari seminggu. Apabila diliIlat dari pemrakarsa dalam melakukan coping strategy atau kiat-kiat dalam mengatasi kesulitan hldup, maka te!bukti bahwa perempuan berperan sangat aktif dalam mencari ide dan melaksanakan ide tersebut demi agar keluarganya dapat memenuhl kebutuhan sehari-hari. Apabila ditelaah lebih lanjut, maka keterlibatan istri saja yang mempunyai prakarsa dalam survival strategy adalah kurang dari setengah jumlah contoh, sedangkan keterlibatan bersama antara istri dan suami adalah sekitar setengahnya. Adapun keterlibatan suami saja dalam berprakarsa agar keluarganya tetap bertahan hldup dalam memenuhi kebutuhannya hanya kurang dari lima persen saja. Dengan demikian membuktikan bahwa peran perempuan dalam bertanggung jawab dalam kelangsungan hldup sehari-hari adalah sangat dominan dan penting. Masalah terbesar yang diakui oleh keluarga contoh adalah berujung dari masalah ekonomi. Oleh karena itu strategi pemecalIan yang dilakukan terdiri atas dna earn. Strategi pertama dilal'likan dengan cara berhemat alau mengurangi pengaluaran-pengeluaran untuk biaya pangan, transport, dan kesehatan, atau den~an carn mensubstitusi penggunaan balIan baker untuk memasak dari minyak
36
\&I
~ •
lJ)
ti'
~
lJ!
\IJ
\I)
\l \.Ii f.i ~ iii \If ~
\.I>
tJ \I
\Ii
'.I;
lJ;
\J;
'-Ii
\.IJ
\.I!
IaJ
"'"
I.aI
\a'
...,
...
,.,
--
Tabel 6b. (lanjutan). tanah ke kayu baker yang lebih murah. Strategi kedua adalah dengan cara menambah jumlah ketersediaan 1 sumberdaya keluarga dengan cara bekerja lembur, menjual asset. menggadaikan barang, atau berhutang. I Analisis berikutnya adalah analisis gender (Intra-household gender analysis) di dalam rumahtangga yang I berkaitan den~~ pemberian SLT. K~nsisten dengan ~sil sebelumnya bahwa perempuan berperan sangat aktif I dalam mencan Ide dan melaksanakan Ide tersebut denu agar keluarganya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. I Peran perempuan sangat dominan dan penting dalam bertanggung jawab mengenai kelangsungan hidup ke\uarga I sehari-hari di sektor manajemen kegiatan domestil< rumahtangga. Berdasarkan analisis SEAGA (Socia Economic I and Gender Analysis) terhadap manfaat Program Pemberian Subsidi Langsung Tunai (SLT) bagi rumahtangga miskin, maka diketahui bahwa pada tingkat mikro/field analysis, peran perempuan dan Iaki-Iaki di dalam rumahtangga adalah setara. Memang telah dibuktikan bahwa peran perempuan atau istrl lebih dominan dalam pembagian kerja pada aktivitas domestik, pengaturan uang SLT, mengatur uang keluarga, menyediakan makanan. Sedangkan peran suami atau laki-Iaki lebih bertanggung jawab pada aktivitas publikl ekonomi. Namun demikian. ditemukan bukti bahwa ada join peran antara laki-laki dan perempuan yang seimbang di dalam pembagian peran di dalam keluarga, yaitu bersama-sarna bertanggungjawab pada pengasuhan dan pendidikan anak. Pada tingkat meso aUiu tingkat rnasyayarakat (community level), dampak dana BLT dapat dinil
I
L-~
~
37
\.IJ
I.ai
\.SI
5
6
\&I
~
I.ai
Iai
\Ii
\.II)
I.ai
~
Tabel 6b. (lanjutan). Puspitawati, H. Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan dalam Menyongsong Era Globalisasi (Hal. 97-114). Proceeding: Pengarusutamaan Gender dalam Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju Kualitas Hidup Berkelanjutan. ISBN: 978-979 15786-1-5. 2007. KeIjasama Fakultas Ekologi Manusia-IPB dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan- Republik Indonesia. Puspitawati, H. Integrasi Isu Gender dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Ekonomi Perempuan (Hal. 171-184). Proceeding: Pengarusutamaan .am Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju Kualitas Hidup Berkelanjutan. ISBN: 978-979 15786-1-5. 2007. KeIjasama Fakultas Ekologi Manusia-IPB dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perem.Q!lan- Republik Indonesia.
\.IJ
\.IJ
~.
I.IJ
I.ai
\I!
\I!
~)
t.aJ
I.aJ
I.aJ
I.aJ
I.aI
I.aJ
I.aJ
'-a!
I.a'
I.'
I.a'
Perlunya pengintegrasian isu gender ke dalam program penurunan kemiskinan agar program tersebut lebi11 efektif dan berdampak pada kesenjangan gender dalam pembangunan yang merupakan penyebab dominan dalam kemiskinan. Mudah-mudahan tulisan ini dapat dijadikan masukan dalam penerapan kebijakan pembangunan di bidang ekonomi yang responsif gender dengan memfokuskan lebih besar kepada kondisi perempuan agar dapat meningkatkan kontribusinya dalarn peoingkatan ekonomi keluarga dan bangsa Indonesia. Akhirnya, peran dan fungsi institusi-institusi pemerintall hams dioptimalkan agar pembangunan dapat terwujud dengan makshnal bagi kesejahteraan Bangsa Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam satu dekade terakhir, prestasi perempuan memang sudah mengalarni kemajuan dalarn dekade terakhlr ini, babkan dalarn skala rnikro pada tingkatan jenjang sekolah dasar dan menengah, bahkan terkadang mengungguli prestasi laki·laki. Namun demikian sec:ara makro dan jangka panjang, masih memerlukan perhatian khusus mengingat masih adanya kesenjangan gender untuk jenis, jenjang dan jalur pendidikan tertentu. Oleh karena itu harus ada perubahan cam pandang (mind set) terhadap persepsi tentang konsep gender pada semua komponen bangsa dan menyepakati adanya strategi PUG yang tepat dan efektif. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda yang akan datang baik laki-laki maupun perempuan dapat mengisi era globalisasi dengan kualitas SDM dan daya saing yang lebih baik. Perlunya penerapan kebijakan pembangunan di bidang pendidikan yang responsif gender dengan memfokuskan lebih besar kepada kondisi perempuan agar dapat meningkatkan prestasinya, khususnya di bidang pendidikan. Jadi peran dan fungsi inslitusi~institusi pemerintall hams dioptimalkan agar pembangunan dapat terwujud dengan maksimal bagi kesejahteraan Bangsa Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.
38
\.,
~
~
'a'
'.
~
\.S!
\.Ii
11.1
\.S
l,I)
\,I)
\Ii
\II)
\,I)
~
lJ.J
~
II
\.IJ
tal
\,JJ
\,JJ
lJ.1
\.SJ
\.SJ
~
\.SI
~
'-'
'-'
,.,
~I
' .. '
.,
,.,
Tabel 6c. Judul dan Ringkasan PubIikasi Penelitian Ilmu Keluarga Berkaitan dengan Masalah Kehidupan Keluarga dan Gender NO I JUnUL (KETERANGAN) RINGKASAN HASIL DAN REKOMENDASI
Puspitawati, H. Buku. Gender dan Lihat di Tabel 3a
Keluarga: Konsep dan Kenyataan
ISBN ..... ,(265 hal.) 2010
(September). Penerbit IPB Press.
Bogor (in-Editing)
Lihat di Tabel 2a
Puspitawati, H Buku. 2009. Nilai
nilai Gender Berdasarkan Suku
Bangsa eli Indonesia. ISBN ....(250
hal.). Departemen IKK-FEMA-IPB.
Membahas tentang tinjauan teoritis tentang gender dan keluarga; roang lingkup gender dan keluarga yang Puspitawati, H, Krisnatuti, K.
berkaitan dengan posisi gender dan keluarga dalarn ekologi lnanusia, permasalaltan gender dan keluarga, Gender dan Keluarga dalam Ruang pendekatan gender dalam mencapai harmonisasi dan kesejahteraan keluarga, dan outcome anak sebagai suatu Lingkup Ekologi Manusia. Bab produk dari pengasuhan anak berperspektif gender. Contoh-contoh kajian gender dan keluarga berkaitan dengan dalam Adiwibowo, S. (Editor). peran perempuan dalam peningk:atan kesejahteraan keluarga, peran dan analisis gender dalam division oflabor Ekologi Manusia. 2007. ISBN: 978 within families, peran gender dalam pengelolaan dana slt-bbm pada keluarga miskin, dan pengasuhan remaja 979-1578-60-8 (Hal. 247-275). benvawasan gender Fakultas Ekologi Manusia-Institut
Pertanian Bogor
Liliat Tabel 3a.
Puspitawati, H Pengaruh Nilai
Ekonomi Pekerjaan Ibu Rumahtangga Rata-rata pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp.133.778,82 sedangkan rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan yaitu sebesar Rp.161.142,96. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar contoh mempunyai pendapatan Terhadap Kesejahteraan Keluarga dan pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp.183.067 (Garis Kemiskinan Kabupaten Bogor menurut BPS Subyektif. 2010. Jurnal Ilmu tabun 2006). Hasil perllitungan menunjukkan bahwa total rata-rata nUai ekonomi pekerjaan ibn rumahtangga Keluarga dan Konsumen (in printing) setara dengan Rp.6.223 per hari atau Rp. 186 690 per bulan atau Rp. 2 240 280 per taboo. Hasil regresi menunjukkan bahwa ibu mengalokasikan waktu untuk anak balita perempuan lebih besar (untuk perawatan dan pengasuhan) daripada anak laki.laki, sehingga nilai ekonomi pekerjaan ibu rumahtangga untuk kegiatan domestik pengasuhan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu. nitai ekonomi pekerjaan ibu rumahtangga untuk pengasuhan anak akan semakin menurun dengan bertambahnya umur balita, dan akan semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah anak balita. Selanjutnya, ditemukan adanya pengaruh positif dari nilai ekonomi pekerjaan ibu rumahtangga untuk kegiatan domestik pekerjaan pemeliharaan rnmah terhadap kualitas kesejahteraan keluarga subjektifitas. Disamping itu ditemukan pula pengaruh positif dari umur istri, umur balita dan kesejahteraan keluarga secara ekonomi terhadap k:esejahteJ11llIl keluarga subyektif.
39
'-"
...'
'.
~
~
~
~ ~
~
~
.
~
~ ~
Tabel 6c. (lanjutan). Puspitawati, H. Pengaruh Strategi Penyeimbangan antara Aktivitas Pekerjaan dan Keluarga pada Perempuan Bekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga Subyektif di Bogor: Analisis Struktural Equation Modeling. 2010. Jumal IImu Keluarga dan Konsumen an printing)
Puspitawati, H. Analisis Peran Gender Pada Aktivitas Domestik Keluargadan Usahatani. 2010. Media Gizi dan Keluar~a in vrintinf!) Puspitawati, H. Persepsi Peran Gender terhadap Pekerjaan Domestik dan Publik pada Mahasiswa IPB. 20 IO. Artikel di STAIN Purwokerto
~
~ ~
~ ~
~ ~
~ ~ ~
\aJ
II)
I.a'
\1.1
\1.1
~
~
~
~
~
LihatTabel3a HasU penelitian terbadap perempuana bekerja di wilayab Bogor menunjukkan sebagian besar tingkat pendidikan contob dan suami berada pada jenjang Strata I, memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri dengan rata-rata besar anggota keluarga adalah 5 orang. Sekitar setengah dati jumlah contoh memiliki anak usia sekolah, dan tiga perempat dati jumlah contob memiliki pembantu rumah tangga. Rata-rata pendapatan keluarga perkapita adalah Rp. 610.267,02lbuJan. Rata-rata lama bekerja contob adalah 15.90 tabun dengan rata-rata lama jam kerja sebesar 7.47 jamlhari. Hampir seluruh contob melakukan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga yang ditunjukkan oleh sebagian besar contob yang teiah bekerja selama lebib dati 15 tabun Didapatkan basil adanya pengaruh negatif nyata (p
Lihat Tabel 3a
in vrintiml)
Puspitawati, H dan Fahmi, SA. Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani. Jumal Ilmu Keluma dan Konsumen. Vol.l No.2/Agustus 2008. ISSN: 1907-6037 (Ha124-33). Departemen IImu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB.
Pennasalahan umum yang paling sering dialarni oleh keluarga contoh adalah masalah ekonomi lerutama kesulitan keuangan keiuarga, kesulitan biaya pengobatan dan masalah ketersediaan makanan keluarga . Permasalahan dalam usabatani yang paling banyak dialami adalah rendahnya produksi pertanian. Berdasarkan basil uji korelasi didapatkan basil bahwa jumlah anggota keluarga yang semakin sedikit, UlDur suarni yang lebih muda, pendidikan suami yang semakin tinggi, umur balita terkecd semakin tinggi, jwnlah balita semakin banyak, dan pendapatan serta pengeluaran per kapita semakin tinggi berbubungan dengan semakin tingginya ketjasarna pembagian peran gender dalam keluarga. Selanjutnya, tingkat perencanaan keluarga yang
semakin tinggi, dan tingkat perrnasalahan umum keluarga yang semakin tinggi berhubungan dengan semakin I tingginya keJjasama pembagian peran gender dalam keluarga. I' Berdasarkan basil uji regresi rerganda, ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran gender dalam keluarga adalah pendapalanf kapita/~uI31bJrekuensi~~encanaan, dan penuasalahan umUlD I
I
40
~
.
~
~
•
~
&
~
•
~
•
~
•
~ ~
~
~
~
. . . ~
~
~
~
IaI
..
..,
~
..,
-
.,
-
-
Tabel 6c. (lanjutan). keluarga. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran gender dalam dalam usahatani adalah jumlah anggota keluarga, frekuensi perencanaan, dan permasalahan umum keluarga.
Puspitawati, H dan Sari, EPM. Strategi Penyeimbangan Antara Aktivitas Pekerjaan dan Keluarga pada Wanita Bekerja di Bogor. Keluarga dan Konsumen, Vol. 1 N: 1907
6037 (Hal 1-10). Departemen I1mu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB.
Puspitawati, H & Djatmiko, H. Perempuan Indonesia .. Bangkitlah I!. Media Perempuan Edisi No.2. 2006. State Ministry ofWomen Empowerment- Republic of Indonesia.
Fungsi keluarga yang berjalan barrooms dimana suami sebagai pencari nafkah utama dan isteri yang bekerja di luar rumah sebagai peneari nafkah tambahan akan memngkatkan kesejahteraan keluarga, terbukti pada basil penelitian yang mengungkapkan bahwa semakin keeil kontribusi pendapatan contoh maka semakin baik tingkat kesejahteraan keluarga contoh. Setain itu luas bangunan yang semakin luas akan menyebabkan kesejahteraan psikologis suatu keluarga menjadi lebih baik. Hampir keseluruhan dari contoh melakukan keseimbangan antara pekerjaan dan keiuarga, yaitu dengan earn menggunakan jasa pembantu rumah tangga ataupun mendapatkan bantuan dari sanak saudara. Contoh membutuhkan dukungan sosial dalam melakukan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Ternyata, pada umumnya contoh mendapatkan dukungan sosial yang baik. Dukungan sosial tersebut bempa adanya bantuan dari sanak saudara, teman, ataupun tetangga serta suami dan keluarga besar setu]u bahwa contoh
melakukan pekerjaan di luar rumah.
Uji korelasi Speannan menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah anak usia sekolah, rata-rata waktu personal,
dan rata-rata waktu domestik yang dimiliki oleh contoh, maka contoh akan lebih mengutamakan keluarga.
Contoh yang lebih mengutamakan keluarga tersebut akan menyebabkan semakin tingginya tingkat kesejahteraan
keluarga. Kesejahteraan keluarga juga akan memngkat apabila jumIah pembantu rwnall tangga, pelldapatan
suami, dan dukungan sosial meningkat pula.
Pemberdayaan perempuan mengacu pada pemberdayaan kaunl tertentu yang dapat diartikan sebagai unit analisa
individu perempuan, dan unit analisa kelompok perempuan. Sedangkan kalau kesejahteraan keluarga mengacu pada unit analisa kelompok campuran, baik perempuan maupun laki-IOO. Sesuai dengan definisi keluarga dalam UU no 10 tahun 1992 bahwa keluarga adalah unit terkecil dalanl tmsyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan a.na1mya yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan adopsi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ' ayah. dan ibn, putra dan putri, saudara laki-Iaki dan perempuan serta merupakan pemelihara kebudayaan bersama. Dengan demikian sangat jelas BERBEDA pengertian antara pcrri>erdayaan perempuan dan pemberdayaan keluarga. NlIIDun demikian, pemberdayaan perempuan merupakan salah satu set dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan keluarga meliputi pemberdayaan IOO-laki maupun perempuan dengan memperhatikan kesatuan dan kebamtarlsat unit keluarga. Sedangkan kalau pemberdayaan perempuan saja tanpa didasari oleh nimai-nilai keuntuhkan keluarga dapat menmngkinkan adanya keretakan dan perpisahan dahm keluarga.
41
---------------'-,._--
~
"'"
~
\Ii
'Ii
\!)
\!I
~
\!I ®
\! 11.1
Tabel 6c. (1anjutan). Djatmiko, H. & Puspitawati, H. Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Samakah?
Media Perempuan Edisi No.1. 2006.
Women Empowerment- Republic of Indonesia.
\II
~
I!i II; \!J \II ® I!J
I!J iii
\II
\81
iii
\II
\I)
~
.,
Berdasarkan fungsi peran ganda perempuan yang unik apalagi fungsi reproduksi perempuan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas baik fisik maupun psikologi anak yang dilahirkannya, maka kualitas hidup perempuan baik fisik, mental maupWl psikologis adalah mutlak diperlukan, karena kualitas ibu menentukan kualitas keluarga dan akhimya menentukan kualitas suatu bangsa. Untuk menciptakan peningkatan kualitas perempuan yang tinggi maka periu adanya kesepakatan dalam menentukan standar minimal yang memerlukan perubahan pola pildr seluruh komponen bangsa secara sistematis dan terarab. Tentunya hal ini tidak mudah karena memerlukan pemahaman dan kesadaran kolektif dari seluruh masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama. Dalam era otonomi daerah. pemerintah daerah sebaiknya lebih tanggap dan dengan cepat menentukan prioritas program yang diarahkan untuk mewujudkan kualitas hidup perempuan khususnya dan kualitas sumber daya manusia pada umumnya dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat perempuan itu sendiri, Melalui kesepakatan baru (new consensus) yang dinyatakan dalam Millenium Development Goals, yaitu tujuan pembangooan yallg mengedepankan aspek manusianya, maka kualitas hidup perempuan sebagai bentuk dari pemberdayaan perempuan akan terwujud. Era otonomi daerah merupakan kesempatan emas bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan perencanaan partisipatif sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan masyarakat daerah. Perempuan di masing-masing kabupatenikota sangat menWlggu perubahan yang signifikan dan lebih baik.
Puspitawati, H. & Mufiikhati, 1. Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Mencapai Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Ketahanan Pangan Keluarga. Da1am Amanah, S. & Fausia, L (Eds.). " Memerangi Gizi Buruk dari Perspektif Gender. Devisi Gender dan Pembangunan. 2006. PSP3· LPPM·IPB.
l...-.-----.. I
~
I
Adanya ketidakkonsistenan tentang kesetaraan dan keadilan gender dalam hal pengasuhan anak dan pembagian makanan dalam keluarga (baik dari data makro maupun mikro) pada satu jenis kelamin. Dengan demikian sudah terlihat adanya bukti bahwa anak perempuan dan anak laki-laki menduduki preferensi yang sarna. Pembagian keIja aktivitas domestik masih didominasi oleh istri (ibu) dan aktivitas publik masih didominasi oleh suami (bapak). Untuk mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia, terutama ancaman adanya "the lost generation" di masa mendatang, maka strategi yang diusulkan terdiri atas strategi praktis dan strategi kebijakan legal. Untuk strategi praktis, diusulkan untuk mengedepankan peran keluarga dalam mengatasi permasalahan kelnarga dengan mengoptimalkan budaya lama seperti sharing dan caring diantara anggota masyarakat. Untuk strategi kebijakan legal, diusulkan Wltuk merevitalisasi kegiatan Posyandu dan PKK. Strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, khususnya melalui peningkatan ketersediaan pangan dan perbaikan gizi keluarga dengan perspektif gender dapat bersifat universal, namWl secara detil program disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal yang sesuai dengan prioritas yang diperlukan, dan juga sesuai dengan kohort umur dan tahapan keluarga yang dimiliki. Tidak lupa strategi penanggulangan gizi buruk keluarga harus tetap membangkitkan local wisdom dan ramah lingkungan untuk mencapai keuluhan dan keharmonisan keluarga. Hal ini sesuai dengan visi dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan yaitu " Kesetaraan dan keadilan jender, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bemegara".
42
.,
•
•
IaJ
la'
•
•
•
• • ~
• ~ ~
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN KEGIATAN PENUNJANG Kegiatan pengabdian kepada masyarakat terutama yang dilakukan atas penugasan dari Kementerian Pendidikan NasionaI secara terinci dapat dilihat pada Tabel 7, sedangkan kegiatan penunjang dapat dilihat pada Tabel 8. Seperti kegiatan menjadi Tim Pakar Nasional di Kementerian Pendidikan Nasional sejak Tahun 2006 sarnpai sekarang berdasarkan SK. Menteri Pendidikan NasionaI No. KEP-547IE/MS/2006 Tgl. 16 Mei 2006~ SK. Menteri Pendidikan Nasional No. KEP-89/EIMS12007 Tgl. 06 Maret 2007; SK. Menteri Pendidikan Nasional No. 115IPI2008 Tgl. 06 Oktober 2008; dan SK. Menteri Pendidikan Nasional No. KEP 124IE4. 2/MS/2009 Tgl. 24 Februari 2009). Tabel 7. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
~
No
~
•
~
1 I
•
~
2
~
~
3
~
"
!'
4
..
5
!I
!'
6
!!' ~
~ ~
7
Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat
Tahun
2
3
Pendampingan Koran Ibu pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (pKBM) di Kabupaten Bogor
2009
Pendampingan Keak:saraan Keluarga pada Belajar Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Bogorl Oirektorat Pendidikan Masyarakat-OiIjen PNFI-Oepdiknas. Pendampingan Pendidikan KeJuarga Berwawasan Gender Melalui Kegiatan Simpan Pinjam di Kelurahan Situgede. Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor lDirektorat Pendidikan MasyarakatOiden PNFI-Depdiknas. Bimbingan Teknis Pengarusutamaan Gender (pUG) Bidang Pendidikan untuk 33 Propinsi di Indonesia Siaran RRI tentang Pentingnya Keluarga dalam Era Globalisasi (27 Oktober 2009) Pendampingan Pemberdayaan Gender dan Keluarga dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor- Oitjen Pendidikan Tinggi-Depdiknas Bimbingan Teknis Pengarusutamaan Gender (pUG) Bidang Pendidikan untuk 33 Propinsi di Indonesia
2009
KhalayakJ Sasaran Kerlasama
5
4 Ditjen Oepdiknas
Nama Kegiatan
PNFI-
Koranlbu
untuk masyarakat di Kab.
Bogor Ditjen PNFIOepdiknas untuk masyarakat di Kab. Bogor
Keaksaraan Keluarga
2009
Ditjen PNFIOepdiknas untuk masyarakat di Kota Bogor
Pendidikan KeJuarga Berwawasan Gender (pKBG)
2009
Depdiknas untuk mendampingi 33 Propinsi RRI
Bimbingan TeknisPUG Bid. Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat
Oitjen PNFIOepdiknas untuk masyarakat di Kab. Bogor
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
Oepdiknas untuk mendampingi 33 Propinsi
Bimbingan TeknisPUG Bid. Pendidikan
2009 Februari
-
Novemb er2oo9 2008
!!I ~
~ ~
~
!!'
43
~
•
~
Tabel 7. (1 . - ,) .
8
t
J 9
~
~ ~
10
~ ~ ~
Ii
~
!!
!>
12
!>
!> !>
13
!) ~
14
~ ~
15
!)
!;
!> 16
!) !)
2008 Pelatihan Perempuan Miskin dalam Pengolahan Bahan Pangan Lokal (Membuat Kue dan makanan) di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogorl Direktorat Pendidikan Masyarakat-Dirjen PNFIDepdiknas. Februari Pendampingan Pembenlayaan Gender dan Keluarga dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa Novemb er 2008 Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor- Ditjen Pendidikan Tinggi-De 2008 Pendampingan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender Melalui Kegiatan Simpan Pinjam d.i Kehuahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor lDirektorat Pendidikan MasyarakatDirjen PNFI-Depdiknas. Pendampiogan Pendidikan Keluarga 2007 Berwawasan Gender Melalui Budidaya Tanaman Hias di Kelurahan Situgede, .-,, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor .. lDirektorat Pendidikan MasyarakatDirjen PNFl-D Pendampiogan Perempuan dan Februari Meniogkatkan Kegiatan Produksi Tanaman Sayuran dalam Mewujudkan Novemb Kesejahteraan Keluarga Petani di Desa er2007 Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor- SANREM-USAID Pembicara "Live-Corwersation" pada April 19, "Program bersama 60 Minutes" Radio 2007. Republik Indonesia; Pr0-4 FM 92.8. Jakarta, Pendampingan Pendidikan Keluarga 2006 Berwawasan Gender di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor lDirektorat Pendidikan Masyarakat-Dirjen PNFl-De"" . Instruktur Program Pemberdayaan Septemb Masyarakat: Revitalisasi Kader erKesehatanl Posyandu pada Pasca Novemb Bencana Tsunami dalam Kerangka er,2006. Penanganan Indeks Pembangunan Manusia eli Kecamatan Pangandaran. Sponsor Institut Pertanian Bogor. Juri! Evaluator pada Kompetisi July 21, Nasional Program Pendidikan Keluarga 2006 Berwawasan Gender. Sponsor Departemen Pendidikan Nasional -RI.
-
Oitjen PNFIDepdiknas Wltuk masyarakat di Kab. Bogor
Pendidikan Perempuan
Ditjen DiktiDepdiknas Wltuk masyarakat di Kab. Bogor
Penyuluhan Keluarga
Ditjen PNFIDepdiknas Wltuk masyarakat di Kab. Bogor
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
Ditjen PNFIDepdiknas untuk masyarakat di Kota Bogor
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
SANREM-USAID d.i Kab. Bogor
I
TMPEGs
RRI
Ditjen PNFlDepdiknas Wltuk masyarakat di Kota Bogor LPPM-IPB Pangandaran
Ditjen PNFIDepdiknas untuk masyarakat di Kota Bogor
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (pKBG) di
Pendampingan Masyarakat PascaGempa
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (pKBG) ,
~
! ~ ~
~
ij
44
,
~
•t Tabel 8. Kegiatan Penunjang.
!II
it
No \
Jenis Kegiatan
Tahun
2
3 21-23 Februari 2010
j 1 1
~
~ 2
~ ~
3
~
Fasilitator pada Rapat Kcrja Nasional Orientasi Pengelolaan Program PendidikanMasyarakat Tabun 2010, diJogyakarta Fasilitator pada Lokakarya Pengalaman Terpetik PengarusutaIllaan Gender Bidang Pendidikan di Jakarta Narasumber dalam Pembuatan Modul dan KIT Pendidikan Perempuan
24-25 Februari 2010 19-22 Februari 2009
!) ~
4
Narasumber da1am Penyusunan Kebijakan dan Program PUG Bidang Pendidikan Tahun 2009
22-24 Maret 2009
5
Presenter dalam Peluang dan Tantangan dalam Penelitian di Bidang pembangunan Pertanian dan Pedesaan terkait isu-isu gender, pangan, dan energi Narasumber da1am Penyusunan Model Satuan Pendidikan Berwawasan Gender (Tahap I)
13 April 2009
!)
!)
!)
!)
6
!) 7
!)
!) i
8
~
~
9
~
!)
!) !)
. Narasumber dalam Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender
08 Juni 2009 18-20Mei 2009 09 Juni 2009
10
Peserta Rapat Koordinasi Nasional PUS (Rakornas PUS) Tahun 2009
17-19 Juni 2009
II
Peserta Orientasi dan Bimbiogan Teknis Penyelenggaraan Koran Ibu
June 29- July 1,2009
~
.t!)
Presenter dalam Kemitraan Untuk Membangun Generasi Anak Indonesia Yang Iebm Sehat Narasumber da1am Penyusunan Model Satuan Pendidikan Berwawasan Gender (Tahap 2)
27 April 2009
Kegiatan pembimbing Pokja 4 Ditjen PNFIKementerian Pendidikan Nasional-RI Ditjen PNFIKementerian Pendidikan Nasional-RI Ditjen PNFlDepartment of National Education. Ditjen PNFIDepartment of National Education. Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Keterangan Surat Keputusan 5
I
i
Ditjen PNFIDepartment of National Education. Unilever Indonesia Ditjen PNFIDepartment of National Education. Diqen PNFIDepartment of National Education. Ditjen PNFIDepartment of National Education. Ditjen PNFIDepartment of National Education.
!) ~ ~ ~
~ ~
45
12
13
14
15
16 17 18
-
Tabel8. (1 .. -, . Peserta Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Anak Presenter pada Diklat Pengarusutamaan Gender
Presentase Hibah Prioritas Nasional Batch I dengan judul "Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan gender dan Keluarga Berdasarkan Keunikan Agroekosistem Pedesaan di Kabupaten Bogor dan Karawang, Jawa Barat Kongres dan Seminar Ilmiah Tahun 2009 Perhimpunan HortikuItura Indonesia dalam rangka Peningkatan Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Hortikultura Indonesia Kegiatan Penguatan Jejaring Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Seminar Pelaksanaan Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Tahun 2009 di Jakarta Lokakarya Revitalisasi Kelembagaan Pusat Studi Wanita
30 Juli-Ol Agustus 2009 24-28 Agustus 2009
20 Agustus 2009
Ditjen PNFlDepartment of National Education. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan LPPM-lPB keljasama dengan Ditjen Pendidikan Tinggi, Depdiknas Rl
October 21, 2009
Perhimpunan HortikuItura Indonesia
02 Desember 2009
Dinas Pendidikan JawaBarat
09 Desember 2009
Ditjen Pendidikan Tinggi, DepdiknasRl Ditjen Pendidikan Tinggi, DepdiknasRl Departemen Pendidikan NasionalRl.
17 Desember 2009
I
I
19
Moderator di Workshop Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (P AUO).
26 November 2008.
20
Instruktur Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender Melalui Kewirausahaan Perempuan di Kelurahan Situgede-Kec. Bogor Barat-Kota Bogor, Jawa Barat. Presenter dengan Topik "Integrasi Isu gender dalam Pemberdayaan Perempuan Nelayan". Jakarta.
2-30 November 2008.
Departemen Pendidikan NasionalRI.
August 22, 2008.
Departmen Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia.
Evaluator di Seleksi Pembinaan Teknis Monitoring Keaksaraan di Provinsi Jawa Barat. Evaluator Penelitian Hibah Bersaing Bidang Dmu Sosial.
22 Agustus 2008.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Bara! di Bandung. Departemen Pendidikan NasionalRI. ,-
~ It
'"
• • !It
, •'" ~
,
21
22
23
2008
...
! !
!! ~
I!!'
~ !t
46
•
"
I
,
,•
,• , ,
!t
24
25
~
26
~
27
~
~ ~
I
32
~ -.
, ~
33
Agroforestry Tree Products (AFTPs) dengan Topik "Isu Gender dalanl PemasaranAgroforestry Tree Products". Bogor.
I
RL !
November Desember 2007.
!
Departemen Pendidikan Nasional
!
RL
10 September 2007.
Kerjasama FEMA IPBdan Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Kerjasama IPB dan RRI (Radio Republik Indonesia. Bappenas and ADB. Wonosobo-Central Java.
1-40ktober 2007.
31
!
1
Peserta pada Wokshop Nasional Perencanaan dan Penganggaran untuk Orang Miskin (Ke-2) di Wonosobo, Jawa Tengah. Peserta pada Wokshop Nasional Perencanaan dan Penganggaran untuk Orang Miskin (Ke-l) di RutengKabupaten Manggarai - Nusa Tenggara Timur. Presenter dengan Topik "Integrasi Isu Gender pada Progrant Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi Perempuan". Jakarta. Presenter pada Workshop Nasional Perempuan dengan Topik "Integrasi Pencapaian Perempuan terhadap Pembangunan dan Kesejahteraan Bangsa". Jakarta, Instruktur pada Trainer ofTrainers (TOT) Nasional Marketing in
.
~
Departemen Pendidikan Nasional-
29
~
~
NovemberDesember 2007.
1 Septem-ber 2007.
~
~
Sekolah Pasca Sarjana-IPB
Moderator pada Dialog Nasional Perempuan, Politik dan Pertanian.
30
, ,
23 Februari 2008.
28
~
!)
.
Tabe18. (I . ), . peserta Workshop Nasional Pemberdayaan Manusia dengan Perkembangan Decency. InsbUktur Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender Melalui Budidaya Hortikultur di Kelurahan Situgede-Kec. Bogor Barat-Kota Bogor, Jawa Barat. InsbUktur Pendidikan Perempuan Melalui Pengolallan Bahan Lokal di Desa Laladon-Kcc. Ciomas-Kab. Bogor, Jawa Barat Peserta pada Workshop Pengarusutamaan Gender dalam Manajemen Lingkungan dan Sumberdaya Alam Menuju Kualitas Hidup Berkela11iutan.
2-7 September, 2007.
Bappenas and ADB.
23 Agustus 2007.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
30 Juli 2007.
Mitra Gender:
24-26 Juli 2007.
Southeast Asian Network for Agroforestry Education (SEANAFE).
~
-
~
!> ~
~ ~ ~
~
!>
47
~ ~ ~
,
34
"
~
~ ~
:> :> 35
~
~ ~
36
~
~
37
~ ~ ~
~
38
39
Tabel 8. (lanjutan) I Presenter pada Workshop Pengarusutamaan Gender daJam Manajemen Sumberdaya Lingkungan Menuju Kualitas Hidup Berkelanjutan dengan paper: Paperl: Pengarusutamaan 0 Gender Bidang Pendidikan dalam menyongsong Era Globalisasi. 0 Paper 2: Integrasi Isu gender daJam Program-Program Penanggulangan Kemiskinan Mclalni Pengembangan Ekonomi Peremp~. Presenter pada Seminar Nasional dengan Topik "Mewujudkan Pencapaian Perempuan Indonesia dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Banglilf. Presenter dengan Topik "Isu Gender Bidang Pendidikan". Jakarta.
10 September 2007
I FEMA- IPB Bekerjasama dengan . Kementerian i Pemberdayaan Perempuan
30 Juti 2007.
Mitra Gender:
23 Mei2007.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengalt, DepdikIlas-RI. Departemen Pendidikan Nasional - Republik Indonesia.
Presenter dengan Topik "Penyusunan . 21-24 April
Position Paper of Bidang Pendidikan i 2007.
Menuju Kualitas Pendidikan" .
Jakarta.
16 Mei 2007. Presenter dengan Topik "Analisis Integrasi Isu Gender Bidang Perikanan". Jakarta. Presenter dengan Topik "Keadilan 19 April gender dalam Kebidupan Keluarga". 2007. Jakarta. --
Departmen Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia. Departmen Kelautan dan PerikananRepublik Indonesia.
!l ~,
~
PENUTUP
0 G> ~
Semua kinerja saya adalah hasH kerjasama dengan teman sekolega, para staf administrasi dan para mahasiswa yang menjadi asisten. T erima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu mempersiapkan dokumen ini. Akhirnya, mudah-mudahan uraian kinerja saya bermanfaat bagi semua. Amiin.
C)
t) ) t.)
.) ') ~ ~
,
~
.) ·1
48
•
• ..JJ .~
.~
;;t 11
'II
~
~ ~
KARYAPRESTASIUNGGUL DI BIDANG ILMU KELUARGA DALAM RANGKA MELAKSANAKAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh: Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.
if .iJ it
::. ~
1.1
.~ ~ ~.
If .~
If 11
~
t:I
rt .~
.;. .ii
Departemen IImu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor 8 April 2010
.!J ~ 1)
!J 9
3.S