DAFTAR LAYANAN HOME DOCTOR KEGIATAN ADVIS TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR 2016 Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 1 Senin, 18 Januari 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat
Permasalahan
Rekomendasi Teknis
1. Kucuran dana pada tahun 2015 sebesar 250 M untuk revitalisasi Danau Limboto 2. Pintu dan tanggul sudah selesai, tetapi saluran kanal tapodu belum selesai (multi years pada 2016 dan 2017) 3. Permasalahan sebenarnya menyangkut sistem tata air. Perlu dipikirkan desain dan sistem pertemuan seperti apa antara Kanal Tapodu, Sungai Bolango dan Sungai Bone. Ketiganya memiliki sistem tata air yang berkaitan. Pintu outlet di rancang agar perahu bisa lewat ke danau. 4. Elevasi maintenance rencana +4.8, kondisi elevasi eksisting sekarang +3.0, elevasi tanggul +7.0, asumsi pengerukan yang dibutuhkan 3000 ha x 1.8 m (4,8 – 3) kurang lebih 60 juta ha. Sebagai catatan belum ada diskusi tentang RTD, sehingga masalah lainnya yaitu pembuatan Rencana Tanggap Darurat (RTD). 5. Dengan penambahan volume air 60 juta m3 apakah tanggul yang sekarang kuat? Dimensi tanggul sekarang berbentuk trapesium dengan lebar bawah 2,5 m dan dilapisi beton. Ada saran untuk mempertebal tanggul sekitar 50 m dan membuat cut off. Posisi untuk mengeruk 50 m dari kaki tanggul untuk mencegah kelongsoran. Khawatir seepage? 6. Kondisi drain sekitar danau pada kondisi banjir pada danau elevasi +6.8 perlu dipikirkan, elevasi drain sekitar +4.0. Antara side drain dengan polder sistemnya seperti apa? Polder dan kapasitas pompanya belum di desain. 7. Ide untuk membuat pulau di Danau Limboto.
1. Untuk mengantisipasi banjir yang kemungkinan terjadi dalam 5 tahun sebelum Waduk Bolango dibangun, perlu membuat kolam olak pada hulu dan hilir Pintu Tapodu. 2. Sebaiknya Pintu Tapodu yang selesai dibangun pada tahun 2015 dioperasikan secara simetris. 3. Dengan kenaikan daya tampung (lebih dari 60 juta m3), masuk klasifikasi bendungan besar, sehingga perlu dihitung stabilitas dan pembuatan Rencana Tanggap Darurat (RTD). 4. Tanggul berada di atas tanah endapan/tanah lunak dan tidak di desain menahan beban, untuk itu perlu dilakukan analisis dan penghitungan ulang terhadap stabilitas lereng di udik dan di hilir tanggul dan daya dukung tanah asli di bawah tanggul tersebut dengan penambahan asumsi beban untuk mengantisipasi terjadinya penurunan, seepage, squeeze dan lain sebagainya. 5. Data parameter penghitungan di ambil dengan menggunakan sondir pada kaki dan di tengah tanggul. 6. Untuk rencana pembuangan sedimen pada ujung kaki tanggul, bagian dasar dari daerah dimana sedimen akan diletakkan harus dibuat cerucuk terlebih dahulu seperti cerucuk yang telah dibuat pada dasar tanggul terdahulu. 7. Rencana dan ide untuk desain pulau dan pembangunan polder pengendali banjir di sekitar danau agar dievaluasi dan di analisis yang lebih rinci. 8. Diperlukan evaluasi pengendalian sedimen di danau limboto (sungai dan muara). 9. Diperlukan monitoring Pintu Tapodu dengan memasang instrumentasi. 10. Perahu yang menuju Danau Limboto perlu diperhatikan. Lebih baik membuat parkir perahu di pintu outlet danau. 11. Jika ada rongga atau retak di tanggul maka untuk sementara ditutup saja dengan lempung.
Masukan terhadap operasi pintu. 1. Pintu dikonstruksi tahun 2014 dan sudah selesai tahun 2015 akhir. Kanal dikonstruksi tahun 2009 dan selesai tahun 2012.
1. Pintu kanal terdiri dari 2 pintu sehingga untuk operasinya disarankan untuk membuka pintu secara simetris karena alirannya akan timpang sehingga akan merusak/menggerus tebing. 2. Dilihat dari tembok sayap hilir, antara saluran dengan sayap hilir itu masih tegak, sehingga disarankan di lengkungkan sedikit masuk ke dalam tebing untuk mengantisipasi perubahan perbedaan kekasaran. 3. Perilaku pintu perlu terus di monitor. 4. Terkait korelasi antara aliran air dan bukaan pintu agar dibuatkan AWLR di hilir dekat pintu jaga dan AWLR di hulu pintu dikoneksikan ke rumah jaga operator pintu.
Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 2 Kamis, 11 Februari 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 3, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Instansi Peserta
Permasalahan
1. Kaji ulang semua perencanaan konstruksi dengan memperhatikan : - Asumsi perencanaan konstruksi tersebut sudah memenuhi kondisi tanah dari daerah yang dilindungi. - Air yang tertahan oleh turap setelah terjadi banjir. Air ini memberikan daya dorong tambahan. - Perhitungkan sisi hidrolis dengan konsep perhitungan dinamis. - Kondisi stabilitas struktur dalam sistem perlu di check, karena dalam pemaparan yang di check baru stabilitas struktur sendiri. 2. Kaji ulang perhitungan plaxis dengan memperhatikan : - Parameter yang digunakan untuk me-run plaxis harus yang mewakili kondisi yang sebenarnya. - Asumsi yang digunakan di depan struktur belum terganggu (statis) sehingga menyebabkan nilai angka keamanan yang besar, seharusnya diasumsikan dinamis. - Potensi local scouring yang besar harus dimasukkan. 3. Sesuatu yang ada di sungai tidak bisa dilihat secara typikal karena sungai sangat tergantung dari karakteristik dan topografinya masing-masing. Penting untuk menetapkan tujuan menjadikan ini sebagai typikal untuk daerah jambi serta bagaimana skemanya. Bisa dimulai dari menganalisis mengapa banyak terjadi kerusakan-kerusakan bangunan. Jika tetap ingin membuat typikal dan cluster harus memperhitungkan kondisi geoteknik dan hidrolisnya serta perlu ditambahkan catatan dan panduan dalam pemakaiannya. Berkonsultasi dengan BWS setempat dan coba referensi clustering bina marga. Clustering bina marga sudah berurut, jelas dari mana memulainya dan jika ada spesifikasi tertentu akan kemana. 4. Penelitian terkait yang harus dilakukan : - Respon morfologi sungai - Penyelidikan karakteristik tanah pada tebing sungai - Data-data suspended load dan data debit harian
Jembatan yang akan dibangun berada di saluran sungai mati cipanjalu atau anak sungai Cinambo, Kecamatan Gedebage, dibutuhkan adanya box culvert dan jembatan sebagai bagian dari rencana jalan akses tol padalarang – cileunyi ke SOR Gedebage.
1. Perlu dibuat skematisasi sistem tata air yang dikaitkan dengan analisis kapasitas sungai terkait lokasi jembatan baru (untuk meyakinkan kapasitasnya cukup terhadap debit desain 100 tahun) 2. Harus dianalisa apakah masuknya ujung tiang (spoon-pile) dalam tanah keras tersebut sudah cukup atau tidak. 3. Parameter tanah yang digunakan untuk menghitung dimensi spoon-pile juga harus digunakan untuk menghitung penurunan dari ebatmen disertai waktu penurunan (konsolidasi), mengingat tanah uji ini adalah silty clay setebal ±30 m. 4. Desain layout sistem drainase mikro (di dalam kawasan perumahan Sumarecon menuju ke jembatan) perlu dilakukan analisis, dan kemudian dioverlay dengan analisis sistem secara makro, agar dapat diketahui lokasi/segmen saluran yang terjadi penumpukan debit, baik secara makro maupun secara mikro. 5. Jangan menggunakan saluran irigasi eksisting sebagai saluran drainase, jika memang saluran irigasi tersebut masih difungsikan untuk melayani lahan irigasinya. Tetapi jika daerah irigasi yang dilayani sudah tidak ada (berubah fungsi lahan), maka dapat dilakukan negosiasi dengan dinas PU Pengairan terkait untuk memanfaat saluran tersebut untuk drainase dengan catatan ada ijin dari pemilik saluran irigasi untuk diubah dan dihitung kembali desain saluran yang tadinya desain saluran irigasi menjadi desain saluran drainase (karena berbeda konsep desainnya dari konsep irigasi ke konsep drainase). 6. Jika aliran air dari anak sungai mati ini nantinya akan digunakan sebagai kolam/danau buatan, maka kualitas air yang akan ditampung seharus hanya air hujan dari excess rainfall, jangan digunakan untuk menampung air limbah domestik. 7. Perlu memperhatikan kondisi topografi secara makro terhadap kawasan regional sampai ke lokasi Gedebage, kawasan lahan di perumahan Sumarecon memiliki elevasi yang paling rendah, sehingga jika banjir di kawasan Gedebage, maka rencana solusi proteksi banjir kawasan perumahan Sumarecon perlu dibuat. Jika menggunakan sistem polder (small polder), maka solusi rencana penampungan dan pembuangan lokal kawasan ini harus dibuat.
1. Permasalahan umum yang dihadapi akibat dari berubahnya fungsi ekologi danau, pencemaran domestik, pendangkalan, dan penurunan kualitas air danau. 2. Revitalisasi Danau Tondano direncanakan meliputi tanggul pengendali sedimen, regulating gate, bangunan check dam, jembatan penghubung tanggul dan jalan inspeksi. 3. Pada tahun 2014, ada penurunan sekitar 20 s/d 80 cm sedangkan tahun 2015 ada penurunan pada struktur tanggul sekitar 20 s/d 30 cm diikuti oleh penurunan bronjong sehingga susunan bronjong menjadi bergelombang.
1. Menggunakan vertical drain untuk tanggul yang belum dibuat agar penurunan tanggul bisa merata dan dapat dilakukan jangka waktu yang lebih cepat. Jika tidak memungkikan untuk membuat vertical drain, maka dianjurkan untuk membuat plot distribusi tegangan vertikal untuk menentukan lokasi cerucuk. 2. Evaluasi kembali mengenai daya dukung maksimal tanah. 3. Mengevaluasi hasil data pemboran yang sudah dilakukan pada dua titik di tanggul. 4. Bangunan tanggul berada di atas tanah lunak dan tidak di desain menahan beban berat, maka fungsi dan dimensi tanggul perlu dievaluasi kembali. 5. Proses penimbunan merupakan kegiatan yang sangat penting sehingga diperlukan pengawasan pada saat pelaksanaan.
1. Pengembang Deltamas di Cikarang, Kabupaten Bekasi memohon untuk ijin pembangunan Jembatan Cipamingkis 2 pada Sungai Cipamingkis. Jarak Jembatan Cipamingkis 1 dan Jembatan Cipamingkis 2 = 3 km. Jembatan akan menghubungkan Kawasan Industri China Terpadu dan Deltamas, juga 2 desa. 2. Desain Jembatan Cipamingkis 2: - Jembatan Cipamingkis 2 berada di hulu Jembatan Cipamingkis 1. - Q50 = 958 m3/det, freeboard 2 m, elevasi +26,8 - Q100 = 1081 m3/det, freeboard 1,5 m, elevasi +27,4 3. Sudah ada perencanaan untuk penataan disekitar sungai.
1. Posisi pier jembatan dan sheet pile yang menjaga diperdalam, minimum di bawah dasar sungai yang terdalam. 2. Check dan hitung kembali freeboard dengan pengurangan luas basah setelah ada struktur pilar jembatan. 3. Perhitungkan antara elevasi sheet pile pelindung dengan dasar sungai terdalam 2/3 di atas dan 1/3 masuk. 4. Sheet pile harus diperhitungkan secara struktural karena manahan tanah timbunan dibelakangnya. 5. Pelindung sepanjang tebing sungai pada tikungan perlu diletakkan bottom panel (boulder-boulder) berupa bronjong secara setempat-setempat dengan jarak tertentu. Mulai dari jembatan sisi selatan dari dasar sungai di bawah air.
1. Jembatan pada Sungai Cikapundung ada di komplek Citra Green. Panjang jembatan rencana ±40 m, lebar 7 m. 2. Desain Jembatan Sungai Cikapundung:
1. Jika perlu kedalaman tiang pancangnya ditambah menjadi 3 m. 2. Data-data pendukung dilengkapi kaitannya dengan elevasi sungainya.
Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
2 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
3 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Rekomendasi Teknis
1. Terjadi beberapa kelongsoran bangunan pelindung tebing sungai yang sudah dibangun, sehingga ingin membuat acuan typikal konstruksi dalam perencanaan kedepan. 2. Typikal konstruksi pelindung tebing sungai berupa revetment, pengarah arus dan bronjong. 3. Lingkup pekerjaan termasuk pengumpulan data topografi dan tanah, analisis dan rekomendasi.
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 4 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 5 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
+4,2, kondisi eksisting
3. Tanah keras, lapisan batuan bereksi. Berdasarkan test sondir di dapat tanah keras di kedalaman 2 m. 4. Rencana jembatan bangunan atasnya dengan komposit dan abutment dengan beton. 5. Tiang pancang di kedalaman 2,5 m Ø 40 cm dengan jumlah (n) = 2 di kiri dan 2 di kanan.
Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 3 Selasa, 01 Maret 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
Permasalahan 1. 2 lokasi yang menjadi perhatian adalah Lokasi C-10 Setialaksana dan Lokasi 6 Lenggahjaya 2. Terjadi banjir besar pada tahun 2013 yang merusak beberapa bangunan di Sungai Citarum Hilir dengan kronologis sebagai berikut: Lokasi C-10/Jayalaksana - Pada Agustus 2012 dilakukan pekerjaan timbunan peninggian tanggul - Pada 2013 terjadi kenaikan muka air sungai yang mengakibatkan tanah timbunan mengalami geser. - Berdasarkan rekomendasi teknis Pusair, dilakukan pemancangan square pile dan capping beam. - Pada 2014 terjadi geser (sliding) kembali dan tanggul mengalami penurunan. Lokasi 6/Lenggahjaya - Pada Maret 2012 dilakukan pekerjaan pemadatan tanah namun sebelum akhir pelaksanaan tanah tersebut mengalami geser. - Juni 2012 dilakukan pemancangan FPC namun kembali terjadi pergeseran tanah yang mendorong sheet pile yang telah dipancang pada oktober 2012 - Pada September 2013 dilaksanakan perkuatan steel sheet pile (SSP) dan pemasangan block beton dan angkur. - November 2013 dilaksanakan pekerjaan timbunan tanah tanggul namun terjadi sliding kembali pada Desember 2013 - Pergeseran ini ditangani dengan konstruksi sesek bambu ITB namun pada 2014-2015 awal tetap terjadi sliding juga.
Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 4 Selasa, 12 April 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
2 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi
Rekomendasi Teknis 1. Lakukan penyelidikan tanah (sondir dan bor mesin) terlebih dahulu. Lokasi pemboran memanjang dengan jarak kurang lebih 75 m atau sesuai kondisi panjang longsoran di lapangan (tiap lokasi berbeda). Dibutuhkan pemboran 1 atau 2 titik tiap lokasi. Parameter tanah hasil pemboran ini yang digunakan untuk mendesain konstruksi sheet pile. 2. Gunakan sheet pile rapat dan posisinya jangan di atas bidang longsor. Bidang longsor ditentukan menggunakan plaxis. 3. Dari 16 lokasi pilih mana yang paling kritis untuk mewakili konstruksi yang akan diterapkan (typikal). Penanganan mungkin sama tetapi kedalaman berbeda. 4. Untuk lokasi-lokasi dimana terjadi amblasan yang besar agar diperiksa kemungkinan terjadinya colapsible soil. 5. Perlu dilakukan review analisis perhitungan, antara lain dengan mencermati parameter tanah yang digunakan 6. Pertahankan asumsi awal dengan melakukan perlindungan bottom control dan lereng sungai. 7. Bagian kaki tanggul sungai terendam perlu diproteksi/dilindungi. 8. Mohon setelah dilakukan pemboran dan mendapatkan parameter tanah ada diskusi kembali dengan Balai BHGK. 9. Balai Sungai Puslitbang SDA sedang menyusun pedoman inspeksi tanggul kritis secara visual.
Permasalahan
Rekomendasi Teknis
1. Sungai Deli dan Sungai Percut setiap tahunnya mengalami banjir. Namun ada perbedaan antara persepsi teknis masyarakat terkait dengan kriteria . Kriteria banjir di Kota Medan yaitu: 1) Tergenangnya dataran rendah di pinggir sungai yang berfungsi sebagai daerah retensi. Daerah retensi ini sudah berubah menjadi daerah pemukiman dengan banyaknya masyarakat yang tinggal di daerah bantaran. 2) Terjadinya genangan akibat drainase kota yang tidak mampu menampung curah hujan karena drainase mengalami pendangkalan. 2. Konsep pengendalian banjir Kota Medan dan sekitarnya: Jangka pendek : - Peningkatan kapasitas tampung Sungai Deli sepanjang 24 km dengan normalisasi sungai dan pembuatan tanggul mulai dari muara sungai ke arah hulu - Peningkatan kapasitas tampung Sungai Percut sepanjang 28 km mulai dari muara ke hulu - Pembangunan kanal banjir (floodway) dari Sungai Deli ke Sungai Percut sepanjang 3,8 km Jangka Menengah : - Pembangunan Bendungan Lau Simeme di hulu Sungai Percut (multi fungsi pengendali Banjir Kota Medan, penyedia air baku dan PLTA) - Peningkatan kapasitas tampung di ordo (anak sungai dan drain) Sungai Deli dan Sungai Percut Jangka Panjang : - Pembuatan SID pembangunan Bendungan Namo Batang di hulu Sungai Deli Penanganan yang dilakukan hanyalah upaya meminimalkan kondisi banjir, namun tidak bisa merubah status dataran banjir menjadi dataran bebas banjir. BWS Sumatera II juga sudah melakukan koordinasi dengan Pemkot dan Pempro terkait pembuatan undang-undang pembebasan lahan di sepanjang bantaran sungai.
1. Kaji ulang kapasitas tampung seluruh sistem pengendalian banjir Kota Medan dengan menggunakan data perencanaan yang terukur. 2. Hitung masing-masing besaran banjir (periode ulang tertentu) yang mampu dialirkan pelimpah (crest) Bendung Kanal Banjir dan Bendung Sungai Deli pada elevasi eksisting dan pada elevasi permintaan anggota dewan (kemudian dibandingkan dengan kapasitas tampung Sungai Percut) 3. Karena sistem-nya terlalu kompleks perlu dibuat model fisik untuk menentukan pada Q berapa yang mengalir pada Bendung Sungai Deli sehingga Q sekian mengalir otomatis ke Bendung Kanal Banjir (floodway) kecuali memiliki data kalibrasi. 4. Berdasarkan kajian diatas berikan jawaban kepada anggota dewan bahwa sistem pengendali banjir Kota Medan akan bekerja pada debit sekian dan jika kurang dari itu maka floodway akan kering. 5. Pengendalian banjir tidak bisa setempat-setempat, harus secara menyeluruh. Hindarkan lokasi-lokasi bottle neck sepanjang sungai yang dinormalisasi. 6. Review Desain Sistem pengendalian banjir Kota Medan (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang) dengan beberapa skenario seperti : - Sistem pengendalian banjir dengan atau Bendungan Lau Simeme - Sistem pengendalian banjir dengan atau Bendungan Namo Batang - Sistem pengendalian banjir saat Bendungan Lau Simeme dan Bendungan Namo Batang terbangun Dikombinasikan dengan tinggi mercu pada Bendung Kanal Banjir dan Bendung Sungai Deli. 7. Perhatikan elevasi terendah dasar Sungai Deli terkait efektifitas pengerukan/normalisasi sungai di muara Sungai Deli akibat pengaruh back water. Referensi elevasi dalam sistem pengendalian banjir ini harus diperhatikan. 8. Masalah sedimen belum disinggung, hal ini perlu dikaji mengingat banyaknya anak sungai yang masuk ke Sungai Deli dan Sungai Percut. 9. Di dalam mereview perencanaan, keberadaan Bendungan Lau Simeme mutlak sehubungan Bendungan tersebut sudah masukkegiatan strategis/Nawacita.
1. Adanya kemungkinan pekerjaan galian tebing pelimpah Bendungan Lolak mengenai bangunan yang sudah ada (kondisi desain galian normal). 2. Solusi yang diambil adalah memperkuat galian tebing tersebut dengan membangun turap (bore pile) sehingga galian tebingnya dapat lebih tegak (tidak mengenai bangunan) namun tetap stabil. 3. Ada dua alternatif untuk desain turap yaitu satu row pile dan dua row pile.
1. Review kembali parameter yang digunakan terkait kondisi muka air normal dan kondisi muka air pada saat impounding. 2. Simulasi pengujian triaxial atau direct shear di laboratorium harus persis seperti kondisi lapangan (ada air) untuk mendapatkan nilai c’ dan Ø’. 3. Review kembali perhitungan stabilitas, yaitu perhitungan stabilitas struktur sendiri (perhatikan konsep kesetimbangan tekanan tanah aktif dan pasif) dan analisis stabilitas secara sistem keseluruhan dengan dan tanpa gempa pada kondisi rapid draw down. 4. Posisi dredge line pada alternatif desain 2 row pile yang optimum merupakan posisi dredge line yang bisa memberikan tekanan tanah pasif yang lebih besar. 5. Untuk metode pelaksanaan bisa dicoba dengan menggunakan pemodelan staging construction Geo Studio/Plaxis.
1 Setelah kejadian banjir tanggal 22 Maret 2016, bangunan Bendung Koto Tuo mengalami kerusakan sekitar 75 % dan bagian tebing sebelah kiri tergerus. 2 Pengendalian banjir tahap 2 pada tahun 1995-2000 meliputi pembuatan groundsill di middle stream, penyusunan batu jetty di muara, dan tanggul di down stream dengan desain debit Q25 sebesar 600 m3/detik. Berdasarkan paket kerjasama yang telah dibuat, maka dibangun drop structure dengan tipe boulder concrette dan jembatan. Saat debit normal, energi dipecah dahulu melalui kotak-kotak drop scructure. 3 Ketinggian tebing saat ini antara 2-3 m, kondisi ini masih terbilang rendah mengingat kondisi kemiringan sungai sangat tajam sehingga rentan terhadap bencana aliran debris. 4 Tahun 2015 Sudah dilakukan studi komprehensif mengenai pengendalian banjir, dengan kesimpulan antara lain : • Aliran anak sungai di bagian hulu masih alami tetapi erosi tinggi mengakibatkan adanya sedimentasi di bagian tengah dan hilir menjadi cukup besar. • Pada bagian muara terjadi sedimentasi dari pasir dan perkuatan tebing masih rawan dengan struktur dari batu kosong, bangunan permanen tidak terlalu banyak di bagian badan sungai. • Ada beberapa titik rawan longsor • Banyak lokasi penambangan galian C 5 Terjadi aliran kritis di bagian tengah. Di daerah tengah terjadi penggerusan akibat material yang terbawa oleh fast flood dari atas sungai (batu terbawa dari singkapan sekitar sungai kemudian menumpuk di tengah). Tidak sesuai dengan perhitungan hidrostatis yang selama ini dilakukan.
1 Harus dibuat bangunan khusus di bagian hulu untuk mengurangi energi / kecepatan dari aliran debris. 2 Drop structure berfungsi untuk menstabilkan dasar sungai rencana, namun ada kaitan dengan kondisi kemiringan bendung sampai muara, perlu dilakukan perhitungan untuk melihat kapasitas sungai agar tidak melimpas bendung. 3 Lakukan pembangunan pelindung tebing sungai agar mencegah terulang kembali bencana banjir berdasarkan hasil perhitungan debit desain. 4 Bangunan drop structure (groundsill) yang mengalami kerusakan untuk segera dilakukan perbaikan pada bangunan itu sendiri dan/atau membangun subgroundsill di hilirnya. 5 Penambangan Galian C tidak terkendali, lakukan sosialisasi terhadap masyarakat. 6 Untuk meminimalkan kerusakan akibat aliran debris, desain bangunan sabo bisa dikombinasikan dengan bangunan pelindung jembatan. 7 Harus dibuat bangunan sabo khusus di Sungai Saka yang sesuai dengan kondisi material dan tidak typical dengan bangunan di DAS Batang Air. 8 Bangunan drop structure (groundsill) yang mengalami kerusakan untuk segera dilakukan perbaikan pada bangunan itu sendiri dan/atau membangun subgroundsill di hilirnya. 9 Melakukan koordinasi dengan Balai Pantai mengenai bangunan jetty pada muara. 10 Review mengenai desain sabo multiguna untuk diaplikasikan di bangunan bendung. 11 Koordinasi dengan pemerintah daerah mengenai pembangunan di daerah DAS Batang Air.
Lengkung debit dengan data sebaran Q dan H banyak yang menyimpang. Data yang dimasukkan berasal dari tahun 1980an sampai sekarang. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebaran data tidak beraturan, bahkan pada grafik terdapat hasil lengkung debit yang linier, ada juga data dengan muka air yang tinggi namun debitnya rendah, seharusnya dilakukan penyelidikan dahulu apakah ada sedimentasi di daerah tersebut.
1. Jika menggunakan data tahun 1980an, verifikasi dahulu dengan data current meter dan periksa kembali metode pengukuran yang telah digunakan. 2. Tidak semua petugas lapangan mengetahui fungsi dari peralatan yang dipasang di pos duga muka air, contohnya benchmark, hal ini akan berpengaruh pada hasil kurva lengkung debit karena data benchmark tidak dimasukkan pada data lapangan. 3. Solusi dari permasalahan software yang error menjadi diskusi tersendiri dengan personil dari Balai HITA Pusair yang berpengalaman mengolah dan menganalisis data Pos Duga Muka Air. 4. Pemasangan pos duga muka air harus memiliki tujuan, misalnya untuk membangun bendung atau monitoring banjir. 5. Sebagai acuan untuk pemasangan dan pemilihan lokasi pos duga air yang tepat bisa dilihat di SNI 03-2526-1991 yang berjudul Tata Cara Pemilihan Lokasi Pos Duga Air di Sungai. 6. Jika lokasi Pos Duga Muka Air dekat dengan bendung, maka sebaiknya diganti menjadi pos pengukuran muka air. 7. Istilah Pos Tinggi Muka Air (TMA ) diganti menjadi Pos Duga Muka Air. 8. Penentuan zero flow diukur pada penampang sungai terdalam dengan kondisi sungai masih memiliki aliran saat musim kemarau yang diukur sampai titik nol Peilschale.
Pekerjaan pembangunan tampungan air baku (embung) di Teluk Buton, Kabupaten Natuna
Review kembali desain Penampung Air Baku di Teluk Buton, Kabupaten Natuna dengan memperhatikan : 1. Kapasitas embung harus diperhatikan agar tidak melimpas (overtopping). 2. Perhitungan debit banjir rencana untuk bendung tetap dengan periode ulang 100 tahun dengan menggunakan data hujan dan klimatologi yang lebih lengkap sesuai dengan SNI 2415:2016 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir Rencana. 3. Untuk mendesain stabilitas tanggul/tubuh embung diperlukan data tanah (soil properties) meliputi: • Pengujian tanah baik dari sampel borrow area maupun dari sampel lokasi Embung (di lokasi penggenangan dan spillway bendungan dengan bor tangan) • Bandingkan parameter tanah hasil uji kompaksi contoh tanah yang dipadatkan di laboratorium dengan contoh tanah yang dipadatkan di lapangan • Potensi air merembes dan membentuk creep line akibat perbedaan tinggi muka air pada embung dan lantai udik (kurang lebih 5 m) perlu dihitung (kaitannya dengan nilai K, koefisien permeabilitas). 4. Untuk desain pelimpah/mercu embung: • Harus dihitung sebagai peredam energi dan stabilitas (geser, guling dan daya dukung tanah) dengan konsep desain hidraulik bendung tetap dengan anggapan outflow-nya adalah outflow sesuai dengan catchment embung. • Jika didesain dengan konsep bendung maka di mercu harus menggunakan pondasi. • Bentuk kolam olak dihitung seperti kolam olak pada bendung tetap. • Tembok sayap disesuaikan • Hitung kembali apakah Debit andalan sudah mencukupi atau tidak • Lokasi embung perlu dipertimbangkan kembali terkait tikungan sungai dan kedalaman pondasi pelimpah. • Kriteria tinggi jagaan adalah ketinggian air untuk debit banjir periode ulang 100 tahun ditambah 1 – 1,5 m atau Q 1000 tanpa jagaan. Elevasi mercu ditambah tinggi muka air Q 1000 air = Elevasi tanggul.
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 3 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
4 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 5 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 5 Jumat, 13 Mei 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Instansi Peserta
Permasalahan Penelitian Dalam Rangka Penanganan Mercusuar Karang Unarang, BWS Kalimantan III
Rekomendasi Teknis 1. Balai Pantai menugaskan tiga (3) personil untuk melakukan advis teknik dengan biaya perjalanan dinas berasal dari kegiatan advis teknis Pusair sedangkan akomodasi selama di lapangan berasal dari BWS Kalimantan III. 2. Untuk koordinasi lebih lanjut, dapat menghubungi Kepala Bidang Standar dan Kerjasama Pusair. 3. Kegiatan advis teknis yang akan dilakukan ini bertujuan sebagai identifikasi awal untuk mengetahui data bathimetri, pasang surut, dan karakteristik arus dan gelombang. 4. Hasil penyelidikan oleh tim advis teknik Balai Pantai bisa dijadikan sebagai dasar untuk membuat laporan studi kelayakan (Feasibility study). 5. Expose awal akan dilakukan oleh tim advis teknis beserta personil dari BWS Kalimantan III setelah survei lapangan selesai dilakukan.
1
Penelitian Dalam Rangka Penanganan Mercusuar Karang Unarang, BWS Kalimantan III
1. Balai Pantai menugaskan tiga (3) personil untuk melakukan advis teknik dengan biaya perjalanan dinas berasal dari kegiatan advis teknis Pusair sedangkan akomodasi selama di lapangan berasal dari BWS Kalimantan III. 2. Untuk koordinasi lebih lanjut, dapat menghubungi Kepala Bidang Standar dan Kerjasama Pusair. 3. Kegiatan advis teknis yang akan dilakukan ini bertujuan sebagai identifikasi awal untuk mengetahui data bathimetri, pasang surut, dan karakteristik arus dan gelombang. 4. Hasil penyelidikan oleh tim advis teknik Balai Pantai bisa dijadikan sebagai dasar untuk membuat laporan studi kelayakan (Feasibility study). 5. Expose awal akan dilakukan oleh tim advis teknis beserta personil dari BWS Kalimantan III setelah survei lapangan selesai dilakukan.
1. Terdapat beberapa titik dari bangunan pelindung tebing yang rusak dengan total panjang sekitar 630 m. 2. Kegiatan perencanaan sudah dilakukan pada tahun 2013 sedangkan pekerjaan pembangunan dilakukan tahun 2015 menggunakan desain talud dari pasangan batu namun telah mengalami kerusakan sekitar 4 bulan setelah pekerjaan selesai. 3. Desain talud tahun 2016, pondasi pelindung kaki tebing dari beton siklop dan bagian atas dari pondasi pasangan batu.
1. Harus dilakukan review terhadap besarnya debit banjir rencana yang sudah dilakukan pada tahun 2013.Lakukan perhitungan debit banjir rencana di daerah hulu kemudian rambatkan debit banjir tersebut ke daerah hilir sehingga menghasilkan debit dan muka air banjir untuk berbagai periode di sepanjang lokasi penanggulangan banjir. 2. Harus diperhatikan kembali panjang pelindung kaki tebing dari desain talud TA. 2016 terutama pada kondisi sungai yang rentan terhadap gerusan lokal. 3. Posisi pondasi beton siklop dibuat selang-seling seperti Krib. 4. Perlu dibuat bangunan pengendali dasar sungai di lokasi sungai yang memiliki kemiringan yang besar untuk menahan ketinggian dasar sungai pada level yang diinginkan. 5. Perlu adanya perhatian khusus di lokasi pertemuan antara struktur bronjong dan struktur pasangan batu karena mungkin posisi bronjong akan mengalami penurunan dan berdampak pada konstruksi pasangan batu. Kaitannya dengan pengendalian banjir, setelah diketahui elevasi muka air banjir dari asumsi debit banjir kemudian cek kondisi eksisting, jika ketinggian elevasi kurang maka digunakan parapet, apabila elevasi bangunan sudah tinggi maka lakukan penyesuaian struktur. 6. Lakukan back analysis dari parameter yang sudah ada, Jika memang tidak stabil secara struktur, maka ditambahkan gaya pasifnya. 7. Stabilitas struktur dihitung dari gaya dorong dan gaya tahannya : - Jika ingin menurunkan elevasi,maka gaya dorongnya dikurangi - Jika ingin menambahkan kekuatan struktur, maka gaya pasifnya yang diperbesar.
1. Turap Pasar Angso Duo, Kota Jambi, DED selesai Desember 2015 2. Struktur terdiri dari turap sepanjang 550 m dengan sheetpile beton (L=14 m), Dinding Penahan Tanah dari Beton K-225 dan Pondasi Tiang pancang (spun pile) 3. Jarak sheetpile ke DPT = 15 m 4. Pada kondisi muka air banjir sheetpile terendam 5. Pada lokasi kritis telah diberi crib untuk menangani gerusan
1. Evaluasi kembali posisi anker perkuatan turap. 2. Disarankan untuk melengkapi drain sub surface pada Dinding Penahan Tanah dan dikoneksikan dengan sistem drainase pada lantai yang direncanakan. 3. Interkoneksikan sistem perkuatan tebing di Sungai Asam terkait elevasi dan tata letak. 4. Tambahkan krib sepanjang turap untuk mengantisipasi pergerakan dan menambah stabilitas turap. Untuk jarak ideal semakin rapat semakin bagus. 5. Untuk memberikan masukan dari aspek hidrologi mohon dikirimkan analisis hidrologi sebagai dasar di dalam menentukan elevasi tinggi bangunan pengendali banjir yang direncanakan.
1. Pembangunan Embung sudah selesai dilaksanakan pada 2012 tetapi belum berfungsi optimal. 2. Pada 2013 dilapisi dengan geomembran aspal goni, tetapi masih terjadi kehilangan air 3. Pada 2014 melapisi dengan polyester disemprot dengan aspal cair (garansi dari pabrik) 4. Pada 2016 direncanakan untuk melapis kembali dengan geomembran HDPE 40 (kekedapan 100%)
1. Setelah dilakukan pelapisan geomembran aspal goni pada TA. 2013 sedapat mungkin dasar embung yang sudah dilapis tidak dilakukan pelapisan ulang. 2. Jika ada kebocoran dilakukan penambalan di lokasi kebocoran tersebut. 3. Pemasangan HDPE 40 dapat dilakukan pada dinding embung yang belum terlapisi geomembran aspal goni. Pemasangan HDPE 40 overlap dengan lapisan geomembran aspal goni pada dasar embung. 4. Sebaiknya dilakukan upaya perlindungan (misalnya paving block) terhadap pelapisan geomembran baik di tebing maupun di dasar embung yang berpotensi terekspose untuk mengurangi potensi kerusakan akibat alam maupun vandalisme.
Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
3
Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 4 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 6 Jumat, 27 Mei 2016 / Selasa, 14 Juni 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Permasalahan
Rekomendasi Teknis
1. Memperhatikan informasi dari BWS Sumatera I, bahwa kondisi material tanah di sepanjang Sungai Krueng Singkil dengan alur penyebab banjir di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil belum tentu sama, sebaiknya dilakukan penyelidikan geoteknik secepatnya untuk memeriksa kesesuaian dan kestabilan struktur yang direncanakan. 2. Mengacu pada diskusi pada point 1), perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Desa Tanah Merah Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil melalui Bupati Kabupaten Aceh Singkil, untuk a. Pemilihan material tersebut disesuaikan dengan keamanan terhadap stabilitas beban dan daya dukung tanah di lokasi pekerjaan, serta spesifikasi sheetpile vinyl yang ada. mengamankan desa dari genangan banjir. Masyarakat mengharapkan agar alur penyebab banjir yang berasal dari Lae Cinendang b. Perlu dilakukan penyelidikan tanah (sondir dan hand boring) minimal 2 titik di trase yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat dan hasil koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum menuju desa Tanah Merah agar ditutup. Kabupaten Aceh Singkil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah terhadap perletakan struktur bangunan yang akan dikerjakan pada lokasi tersebut. c. Penyelidikan tanah diikuti dengan pengambilan sampel tanah undisturb di tiap kedalaman 2 meter hingga kedalaman 8 m atau hingga mencapai tanah keras. Banjir Kab. Aceh Singkil 2014 oleh BWS Sumatera -1. d. Mengacu pada parameter tanah hasil penyelidikan maka dilakukan analisis detail perhitungan stabilitas dan kekuatan turap (sheetpile vinyl) yang dituangkan dalam Nota Desain. Hasil analisis tersebut yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan lapangan. Aceh Singkil, mengacu pada Hasil DED Pengendalian Banjir Kabupaten Aceh Singkil 2014 oleh BWS Sumatera I.
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan mainhole atau pipa eksisting. Instansi Peserta Lokasi Advisor
Dikhawatirkan cakupan pipa sekunder dan tersier terbatas. a. Menggunakan siphon Ø 600 (agar head kecil), tetapi jika kedalaman pipa di hulu mainhole lebih dalam maka di hilir akan berat, selain itu di hulu ada pipa yang melewati rel. Kecepatan aliran hanya 0,37 m/s (lebih rendah dari kecepatan minimum siphon 0,9 m/s) kemungkinan terjadi pengendapan sangat tinggi terutama pada saat pengaliran minimum, rata-rata dan puncak. b. Menggunakan siphon Ø 200 mm. Kecepatan minimum siphon 0,90 m/s pada simulasi debit rata-rata dan 3,42 m/s pada debit puncak.
Tgl Surat Masuk ● No Surat
1. Lengkapi alternatif (opsi) sistem jaringan air limbah untuk optimalisasi Zona 10 dan 11 dengan alternatif opsi sebagai berikut: a. Opsi – 1 : Jaringan pipa melewati (menerobos) Konstruksi Sub-drain. Untuk hal ini maka perlu diketahui data-data seperti: elevasi muka air saat banjir padasub-drain, ukuran sub-drain dan peraturan perijinannya. b. Opsi – 2 : Jaringan pipa menggunakan Syphon untuk melewati Konstruksi Sub-drain c. Opsi – 3 : Jaringan pipa melanjutkan system yang terpasang. 2. Plotkan/overlay profil hidrolis memanjang antara sistem jaringan pipa air limbah yang telah ada (eksisting), rencana awal (sesuai kontrak), sistem yang terpasang dan rencana baru dalam 1 (satu) gambar. 3. Lengkapi hasil soil investigation dengan perhitungan struktur yang terkait dengan hasil soil investigation tersebut, seperti perhitungan sheet pile dan rumah pompa. 4. Check kembali harga satuan dengan menggunakan standar SNI termasuk untuk pekerjaan galian dan dewatering. 5. Plotkan/overlay profil hidrolis memanjang antara sistem jaringan pipa air limbah yang telah ada (eksisting), rencana awal (sesuai kontrak), sistem yang terpasang dan rencana baru dalam 1 (satu) gambar. 6. Konfirmasi kembali :
Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
3 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
4 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Setelah dilakukan sertifikasi di Komisi Keamanan Bendungan, terdapat beberapa perubahan desain sebagai berikut : - Perubahan lebar puncak bendungan sebelumnya 10 m menjadi 11 m. - Ada berm tambahan pada bagian hulu (Elevasi 110) dan bagian hilir (elevasi 95,5) sehingga menambah volume timbunan dan galian - Elevasi pada zona 4 berubah dari elevasi 110 menjadi elevasi 95 (mengakibatkan penambahan material pada zona 5 dan pengurangan pada zona 4) - Saluran pengelak bertambah panjang - Slope galian bertambah sehingga menambah volume galian - Beton konduit dan pembesiannya juga bertambah (dengan pertimbangan untuk menambah kekuatan) - Perubahan saddle dam yang bertambah panjang sedangkan saddle dam 2 perlu ditambah karena ada elevasi yang berada di bawah muka air. - Elevasi saddle dam 2 setelah diukur kembali ternyata lebih rendah daripada muka air sehingga harus ditambah lagi - Perubahan konstruksi beton spillway ditambahkan/lebih tebal (semula lebih ramping) - Perubahan treatment tebing dari blanket menjadi grouting
1. Lengkapi surat pengantar dari BPKP dan surat perubahan desain dari Komite Keamanan Bendungan (KKB) sebagai dasar pusair untuk memberikan saran teknis. 2. Siapkan tabel perhitungan sebelum dan sesudah dari 11 item yang berubah dengan dilengkapi gambar, volume, nota desain dan jumlah biaya.
Gambaran awal kronologis :
1. Lakukan evaluasi model numerik lebih teliti dengan data yang lebih lengkap (dari hulu ke hilir) dari hasil model numerik baru dibuat alternatif-alternatif penanggulangan misalnya :
Direktorat Jenderal SDA pada 2015 namun tidak sebesar di 2014.
Advisor
2. Identifikasi kembali kapasitas Sungai Sulin untuk memastikan pada elevasi tanggul + 30 sudah mengcover Q25 ditambah tinggi jagaan 1 m. 3. Borrow Area untuk tanggul diambil dari tanah yang berkualitas dan dilakukan Uji Proctor untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan pemadatan di lapangan.
penanggulangan banjir tersebut dengan meninggikan jembatan (menambah pondasi) atau menormalisasi sungai. aliran dibawahnya terhambat oleh sampah. Dari hasil analisis hidrolis penampang sungai tidak mampu menahan banjir Q2.
Tgl Surat Masuk ● No Surat
jembatan masih miring). Sehingga Q25 dapat ditampung (tidak banjir).
Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 5 Judul Layanan Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
- Sudah dilakukan perhitungan hidrologi di beberapa lokasi namun ada kejanggalan dari analisa grafik time to peak. - perhitungan hidrologi biasa tidak dapat dilakukan karena Sudah terdapat bangunan penngendalian banjir.
1. Perlu dipertimbangkan untuk melakukan kaji ulang terhadap perhitungan grafik time to peak debit kala ulang banjir. 2. Lakukan analisa hidrodinamik dalam satu sistem sungai. 3. Gunakan analisa hidrologi dengan pendekatan hidraulik routing. 4. Untuk Q100, rencana pembangunan Drop Structure di hulu Sungai Sabi tidak memberikan perbedaan Muka Air Banjir yang signifikan sehingga harus dilakukan penanganan permasalahan per tahapan debit rencana. 5. Harus diperhatikan mengenai adanya palung sungai yang cukup dalam di hilir dari rencana dibangun drop structure karena dapat menyebabkan material bangunan drop structure terkikis. 6. Sangat dianjurkan untuk melakukan normalisasi di muara sungai Sabi karena sudah terjadi pendangkalan.
6 Judul Layanan
- Aktivitas penambangan galian C di hampir sepanjang alur sungai tikungan dalam mengakibatkan longsor. - Komposisi tanah di Sungai Indragiri terdiri dari pasir dan lempung. Pada musim hujan, lempung jenuh air dan terkikis, namun pada musim kemarau, lempung menjadi berbutir seperti debu.
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
- Perlu ada identifikasi mengenai dampak dari air buangan penambangan galian emas terhadap kualitas air Sungai Indragiri dan Sungai Rokan. - Sangat dianjurkan untuk membangun turap dalam (tanpa jangkar) dengan perlindungan pada kaki sheet pile sehingga tekanan lateral pasifnya bisa terjaga. - Koordinasi dengan pemerintah setempat dengan menunjukkan data kerusakan lingkungan yang ditimbulkan agar bisa dilakukan pembatasan aktivitas galian C. - Lakukan pendekatan persuasif dengan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar mengenai dampak yang akan terjadi jika tetap dilakukan penambangan liar. - Lakukan studi morfologi sungai dengan melakukan perhitungan model numerik untuk mengetahui perilaku sungai ketika ada dan tidak ada aktivitas penambangan dengan dilengkapi data pengambilan volume Galian C. Hasil dari pemodelan numerik ini digunakan untuk mengetahui lokasi Galian C yang kritis. - Gunakan teknologi geosintetik yang lolos air tapi tidak lolos butiran tanah halus untuk memperbaiki kondisi tanah. - Dianjurkan untuk melakukan perhitungan model hidraulik fisik 2D dengan memasukkan parameter gelombang Bono, kaitannya untuk pemilihan teknologi yang tepat untuk pengendalian abrasi - Perencanaan struktur bangunan harus tahan terhadap gelombang. - Estetika pembuatan bangunan harus diperhatikan mengingat Sungai Kampar sangat potensial untuk dijadikan daerah wisata.
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 7 Senin - Selasa / 27 - 28 Juni 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Rapat Lantai 4, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Permasalahan • Pada analisa produktivitas, alat berat excavator pada uraian analisa RPB lama diperoleh waktu siklus total (menggali, swing, memuat ke dump truck dan swing kembali) semula 0.36 menit. Hal ini tidak sesuai dengan Permen PU No. 11 Tahun 2013 tabel 6.3 dan 6.4.
Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 8 Rabu, 10 Agustus 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Discovery Hotel & Convention Ancol
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta
Permasalahan
1 Judul Layanan 1. Pembuatan tanggul banjir pada batas sempadan Sungai Krueng Singkil (dari Kilangan sampai Tanah Merah) ±26 km 2. Revitalisasi sistem drainase eksisting L=6,5 3. Rencana tanggul pasut L=4 km 4. Rencana jetty muara sungai ujung bawang L = 300 m
Instansi Peserta Lokasi
Rekomendasi Teknis a) Cycle time untuk alat berat disesuaikan dengan tabel 6.3 dan 6.4 Permen PU No. 11 Tahun 2013 tentang waktu siklus alat berat; b) Jarak gusur bulldozer disesuaikan dengan kondisi lapangan sekitar 15 m; c) Optimasi dilakukan untuk menghitung produktifitas alat berat yang saling bergantungan seperti excavator dengan dump truck atau yang lainnya; d) Biaya sewa alat dioptimasi kembali mengingat alat yang akan dipersyaratkan dalam kondisi yang sangat baik sehingga koefisien untuk bahan bakar, bengkel dan sebagainya diambil nilai minimum sesuai ketentuan Permen PU No. 11 Tahun 2013; e) Diperlukan tenaga bantuan (manual) untuk setiap finishing pelaksanaan pekerjaan misalkan pekerjaan galian tanah maupun galian batu; f) Koreksi berat isi lepas untuk stone crusser mengacu pada tabel A.2b; g) Pekerjaan Grouting belum ada di AHSP/Permen PU No. 11 Tahun 2013 sehingga disarankan untuk menggunakan harga hasil survei yang pernah dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan lokasi kegiatan; h) Kewajiban melaksanakan K3 : • Biaya APD (alat pelindung diri) dibebankan pada biaya overhead; • Biaya penyediaan tenaga ahli K3, poliklinik dan kelengkapannya, alat-alat yang sifatnya khusus seperti masker untuk pekerja di dalam terowongan disediakan dalam perhitungan RAB pekerjaan persiapan; i) Adapun hasil analisa harga satuan yang telah ditelaah adalah sebagai berikut : (TABEL)
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat
Rekomendasi Teknis 1. Periksa kembali perhitungan hidrologi (dengan memperhatikan bentuk DAS & time to peak untuk mendapatkan debit banjir rencana yang lebih akurat ). 2. Periksa kembali perhitungan morfologi sungai dengan HEC-RAS. Penampang sungai sebelah kanan bisa di periksa dengan google satelit pada saat banjir, sehingga batas banjir bisa diprediksi/diperkirakan. 3. Running HEC-RAS dengan skenario kombinasi banjir dan rob, bandingkan mana yang lebih kritis. 4. Buat stratigrafi kondisi memanjang di bawah tanggul sepanjang 26 km berdasarkan hasil sondir CPT 5. Tentukan parameter tanah untuk tanah timbunan dan tanah asli. Penentuan parameter tanah timbunan berdasarkan Uji Proctor dan Triaksial dari tanah calon bahan timbunan. Parameterparameter tersebut digunakan dalam perhitungan stabilitas tanggul agar dicapai SF = 1,5 tanpa gempa dan SF = 1,2 dengan gempa. Jika nilai SF dipenuhi, tidak perlu ada perkuatan (vinyl sheetpile). 6. Dalam melakukan analisa stabilitas, adanya geotekstil dan cerucuk pada dasar tanggul harus diperhitungkan dan di gambar. Jarak cerucuk ≤ 5 kali diameter cerucuk. 7. Perhitungan faktor akibat settlement (konsolidasi) dengan mengacu pada parameter konsolidasi tanah gambut.
Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil menyatakan bahwa penggunaan sheetpile vinyl harus ditinjau ulang keamanan stabilitas penggunaannya baik secara beban maupun daya dukung tanah di lokasi pekerjaan dengan melakukan penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan tersebut (Sondir dan Handboring) Instansi Peserta
1. Periksa kembali perhitungan kapasitas daya dukung tanah pada dasar tanggul berdasarkan parameter tanah yang sesuai dengan kondisi lapangan. 2. Hitung stabilitas lereng SF=1,5 tanpa gempa dan SF = 1,2 dengan gempa. Jika SF tidak memenuhi landaikan lereng tanggulnya. 3. Lakukan loading test di lapangan untuk mengetahui peningkatan kapasitas daya dukung tanah tanpa cerucuk dan dengan cerucuk. 4. Pemadatan yang dilakukan pada tanggul harus memenuhi syarat minimal 85% MDD (Maximum Dry Density)
tumpukan kayu yang bersilangan yang menunjukkan penggunaan sheetpile vinyl kurang sesuai dikarenakan terkendala pada saat pemancangan yang diperkuat oleh penyelidikan Test Pit tanah dari pihak konsultan supervisi.
Lokasi Advisor
konstruksi yang digunakan sehingga dapat menunjukkan kestabilan secara struktur dan daya dukung tanah di lokasi pekerjaan tersebut.
Tgl Surat Masuk ● No Surat
menggunakan desain tanggul yang sama tetapi dengan perkuatan dasar tanggul menggunakan cerucuk diameter 8 – 10 cm jarak 0,5 m.
Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 9 Kamis, 25 Agustus 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Permasalahan - Permintaan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi sebelumnya untuk menghentikan pekerjaan (Paket 4 dan Paket 5 Pembangunan Jaringan Air Limbah di Kota Medan)
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Rekomendasi Teknis 1. Agar dicermati kembali perkiraan biaya untuk keseluruhan opsi metode pekerjaan. 2. Pekerjaan yang dihadapi sekarang sudah pernah mengalami kerusakan, maka perlu dicari cara yang aman terutama dalam menggunakan kembali teknologi yang pernah digunakan. 3. Perlu dirinci kekurangan dan kelebihan (dari sisi teknis dan non teknis) setiap opsi untuk pertimbangan mengapa alternatif tersebut dipilih. 4. Terkait dengan K3 untuk galian tanah biasa dengan kedalaman lebih dari 2 m memiliki resiko dari sedang s/d tinggi, solusinya bisa menggunakan turap dengan pemancangan, dalam pelaksanaannya turap tersebut akan dipergunakan berulang sehingga ada perhitungan biaya untuk pencabutan dan pemindahan turap tersebut ke lokasi yang berikutnya. 5. Perlu penjelasan lebih detail mengenai teknologi jecking yang akan digunakan beserta uraian perkiraan harganya. 6. Lengkapi detail perhitungan dan analisis teknis dari setiap opsi yang diberikan, sebagai contoh analisis pada galian saluran sedalam 4 m, jika diperkirakan akan longsor sajikan perhitungan SF galian tersebut dan jika memerlukan steel sheetpile maka sajikan perhitungan momen untuk menentukan dimensi sheetpile-nya.
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan
- Berkaitan dengan Sungai Cipamingkis yang sangat kritis terutama bangunan – bangunan bottom control (BK) Cariuk – Karawang Disarankan agar desain groundsill di review kembali dengan melengkapi studi morfologi sungai dan konsep desain groundsill dengan konsep hidrolis peredam energi seperti bendung. telah dilakukan studi-studi perencanaan penanggulangan pada tahun 2007, 2009 dan 2011. - Fisik belum dilaksanakan karena belum yakin terhadap desain yang ada. - Aliran sungai banyak mengandung batu-batu besar.
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 3 Judul Layanan
- Pembangunan Floodway Cisangkuy di Kabupaten Bandung merupakan bagian dari Program pengendalian Banjir Citarum Hulu. - Kapasitas Sungai Cisangkuy sebesar 80 m3/s tidak mungkin ditingkatkan terkait faktor sosial pembebasan lahan. - Penanggulangan banjir direncanakan dengan membangun sudetan dan bangunan regulator - Rencananya jika banjir debit yang dialirkan ke Sungai Ciranjeng sebesar 243 m3/s dan ke Sungai Cisangkuy sebesar 5 m3/s (untuk maintenance).
Instansi Peserta Lokasi
1. Tinjau kembali parameter sudut geser dalam dan kohesi pada running plaxis dengan hasil Laboratorium dan NSPT lapangan. 2. Nilai modulus (E) harus diperoleh dari hasil lab triaksial menggunakan data stress strain (grafik tegangan regangan). 3. Periksa kembali stabilitas tekanan aktif dan pasif pada struktur sheetpile dan backpile. 4. Periksa kembali apakah studi terdahulu sudah memperkirakan local scouring pada pertemuan dan tikungan sungai. 5. Hitung stabilitas tanggul pada kondisi rapid grow down. 6. Jika menggunakan backpile bending momen pada sheetpile akan menjadi lebih besar, harap di periksa kembali. 7. Evaluasi kembali perhitungan sheetpile tanpa backpile.
Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 10 Jumat, 26 Agustus 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 3 Balai BHGK, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta
Permasalahan
1 Judul Layanan biaya yang besar sehingga memerlukan bantuan Pusat, tetapi perlu dikaji ulang review desainnya. Instansi Peserta Lokasi
Advisor
di 8 lokasi diperlukan pada tahun 2010, lokasinya ±3,5 km di atas/di hulu bendung lama.
Rekomendasi Teknis 1. Evaluasi kembali elevasi tanggul penutup (backwater) banjir dengan menggunakan debit banjir periode ulang 10 tahun. 2. Perbaiki kalimat nilai kerapatan sungai terkait dengan bentuk tanah relatif kedap air pada laporan. Gunakan data hujan harian maksimum tahunan pada perhitungan debit banjir. 3. Periksa kedalaman tiang pancang yang terpasang dengan test driven pile (rencana 5 titik) dilanjutkan dengan menghitung kapasitas daya dukung 1 (satu) tiang menggunakan plate loading test kemudian evaluasi calon desain bendung yang baru apakah mampu ditahan dengan tiang pancang yang sudah terpasang. 4. Periksa kembali elevasi desain awal bendung baru apakah lebih tinggi dari dasar sungai yang asli serta elevasi-elevasi pada kantong lumpur. 5. Dari 4 (empat) alternatif bendung yang diberikan, hanya 2 (dua) alternatif yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu alternatif Bendung Tetap dan alternatif Bendung Tetap dengan Pelimpah Samping. Bandingkan biaya investasi kedua alternatif tersebut dari aspek panjang tanggul limpasan, struktur pelimpah, kolam olak dan saluran ke sungai. 6. Bendung lama tidak perlu dibongkar dan harus diperbaiki untuk dipergunakan sebagai bottom control dari jembatan dengan kajian lebih lanjut terhadap beberapa alternatif yang mempertimbangkan keberadaan jembatan dan daerah layanan irigasi eksisting.
1 biaya yang besar sehingga memerlukan bantuan Pusat, tetapi perlu dikaji ulang review desainnya. di 8 lokasi diperlukan pada tahun 2010, lokasinya ±3,5 km di atas/di hulu bendung lama. Advisor
1. Evaluasi kembali elevasi tanggul penutup (backwater) banjir dengan menggunakan debit banjir periode ulang 10 tahun. 2. Perbaiki kalimat nilai kerapatan sungai terkait dengan bentuk tanah relatif kedap air pada laporan. Gunakan data hujan harian maksimum tahunan pada perhitungan debit banjir. 3. Periksa kedalaman tiang pancang yang terpasang dengan test driven pile (rencana 5 titik) dilanjutkan dengan menghitung kapasitas daya dukung 1 (satu) tiang menggunakan plate loading test kemudian evaluasi calon desain bendung yang baru apakah mampu ditahan dengan tiang pancang yang sudah terpasang. 4. Periksa kembali elevasi desain awal bendung baru apakah lebih tinggi dari dasar sungai yang asli serta elevasi-elevasi pada kantong lumpur. 5. Dari 4 (empat) alternatif bendung yang diberikan, hanya 2 (dua) alternatif yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu alternatif Bendung Tetap dan alternatif Bendung Tetap dengan Pelimpah Samping. Bandingkan biaya investasi kedua alternatif tersebut dari aspek panjang tanggul limpasan, struktur pelimpah, kolam olak dan saluran ke sungai. 6. Bendung lama tidak perlu dibongkar dan harus diperbaiki untuk dipergunakan sebagai bottom control dari jembatan dengan kajian lebih lanjut terhadap beberapa alternatif yang mempertimbangkan keberadaan jembatan dan daerah layanan irigasi eksisting.
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 11 Jumat, 23 September 2016 & Senin, 26 September 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta
Permasalahan
1 Judul Layanan minimal. Debit minimal Sungai Ulunggolaka = 254 l/det sedangkan rencana outcome adalah 150 l/det.
Instansi Peserta Lokasi
Advisor
Rekomendasi Teknis 1. Harap diperiksa kembali nilai curah hujan harian maksimum yang digunakan. 2. Hitung ulang analisis debit rencana dengan menggunakan data – data tambahan dari Pos – pos hujan di sekitar lokasi seperti Tamboli, Pada, Balandete dan Moramo serta dikalibrasi dengan pos duga air di DAS terdekat. Jika tutupan lahan variatif, lebih baik analisis hujan rencana dan ketersediaan air menggunakan metode spasial. 3. Tentukan peredam energi yang sesuai dengan karakteristik sungai berbatu yaitu tipe cekung atau MDL (SNI 037043-2004 tentang Tata Cara Desain Hidraulik Tubuh Bendung Tetap dengan Peredam Energi Tipe MDL). Perhatikan elevasi lantai peredam energi agar jangan sampai menggantung dengan dasar sungai, minimum sama dengan elevasi terdalam dari 500 m di hilir bendung. 4. Meskipun menggunakan Tipe MDL/cekung permukaan bendung harus diperkuat. 5. Jika menggunakan tembok banjir pada bangunan pembilas berarti perhitungan kapasitas bendung hanya lewat mercu saja, untuk itu perlu diperhatikan syarat ketinggian muka air di atas udik bendung. 6. Desain lantai ruang olak harus cukup tebal karena uplift akan tinggi mengingat kondisi tanah di bawah dasar bendung mempunyai permeabilitas tinggi (kerikil). 7. Desain bendung beserta bangunan pelengkapnya agar mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Bagian Bangunan Utama KP-02 tahun 2013.
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan
Instansi Peserta
plesteran dengan acian dipisah
Lokasi Advisor
umum digunakan misalnya k350 dibandingkan fc’ = 31,2 Mpa
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat
tanah galian.
Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
- Panjang siaran tenggelam adalah 1 cm ke dalam pasangan batu sedangkan siaran timbul adalah 1 cm keluar pasangan batu atau bisa dihitung berdasarkan AHSP yaitu sebanyak dua kali panjang siaran tenggelam. - Cara perhitungan pekerjaan plesteran dan acian dapat dilihat di Permen PUPR No. 28/2016 tentang pekerjaan pasangan batu, dalam pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. - Penulisan notasi mengacu pada standar dan pedoman yang berlaku. Untuk mencegah adanya kesalahan dalam perhitungan, maka pada penggunaan notasi fc’ = 31,2 Mpa disertakan juga keterangan K-350. - Jarak suling-suling ditentukan dengan mengukur debit air resapan (seepage) yang ada pada talud. Jika air resapan cukup besar, maka jarak suling-suling harus lebih rapat. - Jika diharuskan menggunakan tumbuhan sebagai perkuatan tebing, maka sebaiknya digunakan pohon dengan akar tunggang. Umumnya menggunakan beton semprot dan slush grout. - Pembiayaan jasa langsiran ditambahkan dalam HPS dengan cara menggabungkan harga material dengan biaya langsiran. - Koefisien batu/batu belah untuk 1 m3 pasangan bronjong kawat pabrikasi adalah 1,3. - Pengujian menggunakan hammer test tidak bisa dijadikan dasar acuan. Jika tetap ingin digunakan, maka harus dicarikan konversinya terhadap uji laboratorium. - Pada pekerjaan pengangkutan material, biaya pekerjaan langsiran ditambahkan ke dalam biaya material (pasir/batu). - Kawat wire mesh fabrikasi yang digunakan harus high strength dengan diameter yang disarankan adalah 8 mm.
perhitungan
pengujian hammer test.
3 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 12 Selasa, 25 Oktober 2016
Tgl Surat Undangan ● No Surat
Ruang Sidang Lantai 1, Puslitbang SDA
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta 1 Judul Layanan
Permasalahan 1. Pembangunan pipa transmisi untuk jaringan air baku sudah dimulai tahun 2011 dan selesai tahun 2014 2. Masalah yang timbul adalah terdapat kebocoran pipa pvc di beberapa titik dengan Ɵ 16 inchi 3. Dari hasil running test ditemukan beberapa pipa pecah dan karet lepas pada pipa pvc dengan Ɵ 400 cm 4. Penanganan yang sudah dilakukan antara lain : mengganti karet yang rusak dan menambahkan trushblok untuk perkuatan pada pipa.
Instansi Peserta Lokasi
Rekomendasi Teknis 1. Berdasarkan hasil uji hidraulik didapatkan nilai tekanan dalam pipa yang cukup besar yaitu 51,71 Bar. Perlu dievaluasi apakah pipa yang digunakan cukup untuk mengimbangi kekuatan aliran dalam pipa. 2. Penempatan pipa perlu dievaluasi baik dari kemiringan dan bentuk pipa agar air dalam pipa dapat mengalir sesuai rencana. 3. Evaluasi setiap item pekerjaan pemasangan pipa. 4. Perubahan sistem dengan penggunaan pipa dan pembuatan bak control pada elevasi +9 menuju +171.
Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan
Terjadi tumpukan sedimen di muka bendung/mercu dan menutup pintu intake sehingga membuat aliran baru di samping bendung. 1. Pengendalian secara hidraulik dilakukan dengan membangun perkuatan tanggul, melakukan pemadatan dengan tanah dan membuat struktur pengarah aliran. 2. Pengendalian sedimentasi dapat dilakukan dengan mengoperasikan kembali pintu bilas atau dengan mengubah tata letak pintu bilas sehingga pintu intake lebih tinggi dari mercu bendung.
Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 3 Judul Layanan
Sedimentasi menutupi aliran air dari hulu sungai ke embung sehingga aliran air sungai tidak masuk ke embung dan elevasinya tidak melebihi elevasi pipa utama/intake
1. Lakukan penimbunan/pemadatan kembali tanggul tanah. 2. Membuat pengendalian secara hidraulik dengan membangun perkuatan tanggul, melakukan pemadatan dengan tanah dan membuat struktur pengarah aliran.
Curah hujan rata-rata tahunan di DAS Warmare cukup tinggi berkisar antara 102-523 mm/bulan. Luapan banjir sungai Warmare menggenangi area tertentu yang merupakan lokasi pemukiman penduduk. Kapasitas palung sungai Warmare berkurang disebabkan sedimentasi
1. Dilakukan normalisasi sungai apabila elevasi Sungai Warmare lebih tinggi dari Sungai Pravi 2. Membangun tanggul dengan memanfaatkan bantaran sungai jika lokasinya masih berupa lahan kosong 3. Evaluasi menggunakan pemodelan numerik untuk memperoleh data mengenai perubahan dasar sungai (naik turunnya dasar sungai). 4. Perlu dilakukan review mengenai morfologi sungai dan pemodelan numerik untuk mengetahui pergerakan sedimen dalam menentukan lokasi penempatan struktur pengendali dasar sungai.
Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 4 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat Informasi Umum
No
HOME DOCTOR 13 Kamis, 17 November 2016
Tgl Surat Penawaran ● No Surat
Ruang Rapat Tersier, Balai Irigasi, Bekasi
Tgl Surat Advisor ● No Surat Peserta
Permasalahan
1 Judul Layanan
Rekomendasi Teknis 1. Harus ada drainase di belakang sheet pile sayap hilir bendung untuk mengurangi tekanan tanah lateral. 2. Untuk desain perkuatan dan perbaikan Dinding Penahan Tanah sayap hilir bendung agar memperhatikan : - Debit banjir rencana - Kandungan mineral tanah sekitar karena diperlukan untuk mengurangi ekspansif tanah 3. Perlu membuat peredam energi berupa rip-rap di hulu penyempitan 4. Perlu diambil langkah perkuatan untuk sheet pile eksisting
Instansi Peserta Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 2 Judul Layanan
Ada 10 daerah irigasi di bawah Balai PSDA Cilcis, masalah ada pada DI. Cisadane – Empang. Permasalahannya antara lain :
1. Terkait alih fungsi saluran induk Cisadane – Empang menjadi saluran drainase banjir perlu berkoordinasi dengan instansi yang terkait drainase perkotaan. 2. Perlu dilakukan revitalisasi Saluran Induk Cisadane – Empang untuk menormalkan/ mengembalikan pada dimensi semula. 3. Kaji ulang bangunan bagi sadap BCE 1 sehingga dapat mencukupi kebutuhan areal irigasi SS. Cidepit dan SS. Kuripan dengan total areal ± 800 Ha. 4. Diperlukan penambahan tenaga OP Irigasi sesuai kebutuhan.
2
Ada 10 daerah irigasi di bawah Balai PSDA Cilcis, masalah ada pada DI. Cisadane – Empang. Permasalahannya antara lain :
1. Terkait alih fungsi saluran induk Cisadane – Empang menjadi saluran drainase banjir perlu berkoordinasi dengan instansi yang terkait drainase perkotaan. 2. Perlu dilakukan revitalisasi Saluran Induk Cisadane – Empang untuk menormalkan/ mengembalikan pada dimensi semula. 3. Kaji ulang bangunan bagi sadap BCE 1 sehingga dapat mencukupi kebutuhan areal irigasi SS. Cidepit dan SS. Kuripan dengan total areal ± 800 Ha. 4. Diperlukan penambahan tenaga OP Irigasi sesuai kebutuhan.
Instansi Peserta
Lokasi Advisor
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat 3 Judul Layanan kebutuhan masyarakat lainnya apabila terdapat suplisi pada saluran induk. Instansi Peserta Lokasi Advisor
kriteria irigasi teknis. Banyak sawah yang kegiatan operasi dan pemeliharaannya tidak berjalan dengan baik. Banyak pintu – pintu irigasi yang hilang sehingga jaringan irigasi tidak dapat beroperasi. Apa saja langkah – langkah yang perlu dilakukan untuk mengoptimalisasi daerah irigasi tersebut.
1. Perhitungan kebutuhan air pada saluran irigasi dapat dihitung menggunakan blanko 07 sedangkan perhitungan faktor kehilangan pada saluran irigasi dapat dihitung menggunakan blanko 09 dengan memasukan hasil perhitungan blanko 07. Untuk mengukur debit suplesi dapat dilakukan dengan memasang alat ukur debit pada suplesi. 2. Perlu dilakukan langkah – langkah secara teknis dan non teknis untuk mengoptimalisasi daerah irigasi yang terbengkalai seperti melengkapi data kondisi lokasi, improvisasi teknologi, pelatihan SDM dan kegiatan sosialisasi kepada anggota P3A. 3. Untuk memudahkan pelayanan kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi, blanko baru dapat dibuat dengan merujuk kepada blanko yang sudah ada dalam Permen PU No. 32 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pengisian blanko berdasarkan Permen PU No. 32 wajib diisi terlebih dahulu sebelum mengisi blanko tambahan. Pekerjaan tambahan yang dibuat perlu disesuaikan dengan perencanaan dan kontrak yang ada.
semen pc dengan komposisi 1 : 1 : 1 . Bagaimana kelayakannya apakah dapat dipakai atau tidak
Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat
blanko tersebut proyek rehabilitasi jaringan irigasi
Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
4 Judul Layanan
Instansi Peserta Lokasi Advisor Tgl Surat Masuk ● No Surat Tgl Surat Balasan ● No Surat Tgl Pengiriman Laporan ● No Surat
- Lokasi pembangunan proyek irigasi cukup ekstrem akibat kondisi tanah yang labil. Dalam proyek irigasi sudah dibuat saluran pasangan sebanyak 200 m, talang 20 m dan talang gantung sebanyak 12 m. Namun terdapat kendala dalam membangun talang gantung karena pondasi yang selalu roboh saat hujan. - Terdapat permasalahan pembiayaan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi desa. - Adakah standar dan pembangunan untuk irigasi desa - Adakah program pelatihan operasi dan pemeliharaan daerah irigasi
1. Perlu dilakukan uji tanah untuk mengetahui daya dukung tanah pada tempat dimana pondasi talang gantung berada. Apabila daya dukung tanah tidak cukup kuat maka harus dilakukan alternatif desain atau alternatif material. 2. Untuk pembiayaan OP dan rehabilitasi irigasi desa dapat menghubungi BBWS/BWS terdekat tentang program terbaru yaitu Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) dari Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk irigasi dibawah 150 Ha. 3. Standar pembangunan daerah irigasi desa dapat dilihat pada Buku Tekno Desa dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA). 4. Untuk pelatihan konstruksi dan OP irigasi dapat menghubungi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
BWS Sulawesi II
BWS Sulawesi II
Dinas PU Provinsi Jambi
BBWS Citarum
BWS Sulawesi I
BBWS Citarum
BBWS Citarum
BBWS Citarum
BWS Sumatera II
BWS Sulawesi I
BWS Sumatera V
BWS Sumatera VII
BWS Sumatera IV
BWS Kalimantan III
BWS Sulawesi III
BWS Sumatera VI
BBWS Serayu Opak
BWS Sumatera I
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya
BWS Sulawesi I
BWS Nusa Tenggara I
BBWS Ciliwung Cisadane
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Sumber Daya Air Provinsi Riau
BBWS Citanduy
BWS Sumatera I
BWS Sumatera I
Satker PSPLP Sumatera Utara
BBWS Citarum
BBWS Citarum
BWS Sumatera I
BWS Sulawesi IV
Dinas SDA dan ESDM Kabupaten Purworejo
BBWS Citarum
BWS Papua Barat
BWS Papua Barat
BWS Papua Barat
BWS Papua Barat
BBWS Cimanuk - Cisanggarung
Balai Pendayagunaan SDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat
Dinas PSDAP Kabupaten Cianjur
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya