Standar Profesi Audit Internal
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................. I MUKADIMAH......................................................................... 1 LATAR BELAKANG .........................................................................................1 TUJUAN...........................................................................................................2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL ...............................2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU..........................................3
DEFINISI ................................................................................. 5 KODE ETIK.............................................................................. 6 TUJUAN...........................................................................................................6 PENETAPAN ...................................................................................................6 STANDAR PERILAKU AUDITOR INTERNAL ....................................................6
STANDAR PROFESI................................................................. 8 STANDAR ATRIBUT .........................................................................................8 1000 TUJUAN, KEWENANGAN, DAN TANGGUNGJAWAB ..............................8 1100 INDEPENDENSI DAN OBJEKTIVITAS ......................................................8 1200 KEAHLIAN DAN KECERMATAN PROFESIONAL.......................................9 1300 PROGRAM JAMINAN DAN PENINGKATAN KUALITAS FUNGSI AUDIT INTERNAL ......................................................................................10 STANDAR KINERJA ......................................................................................11 2000 Pengelolaan Fungsi Audit Internal........................................11 2100 Lingkup Penugasan ................................................................13 2200 Perencanaan Penugasan .....................................................15 2300 Pelaksanaan Penugasan .......................................................16 2400 Komunikasi Hasil Penugasan .................................................16 2500 Pemantauan Tindaklanjut......................................................18 2600 Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen.....................18
TIM AHLI PENYUSUN............................................................ 19
i
Standar Profesi Audit Internal
MUKADIMAH LATAR BELAKANG 1. Banyak pihak dewasa ini semakin mengandalkan peran auditor internal dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian intern, pengelolaan risiko, dan corporate governance. Telah banyak peraturan perundang-undangan, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional yang mencerminkan kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap peran audit internal dan sistem pengendalian intern dalam menjaga efektivitas organisasi, untuk menghindari krisis serta kegagalan organisasi. 2. Di Indonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. 3. Sistem pengendalian intern semakin menjadi tumpuan dalam mewujudkan organisasi yang sehat dan berhasil. Kewajiban untuk mengembangkan, menjaga dan melaporkan sistem pengendalian intern merupakan ketentuan bagi instansi pemerintah dan BUMN/BUMD, Bank, Perusahaan Publik, maupun Lembaga yang mendapat bantuan dari pemerintah. Auditor internal dapat memberikan sumbangan yang besar bagi komisaris, dewan pengawas, direksi, komite audit, pimpinan organisasi/lembaga, serta manajemen senior dalam mentaati kewajiban tersebut dan memberi nilai tambah organisasi. 4. Agar dapat mengemban kepercayaan yang semakin besar dan menjalankan peran tersebut dengan baik, auditor internal memerlukan suatu kode etik dan standar yang seragam dan konsisten, yang menggambarkan praktik-praktik terbaik audit internal, serta merupakan ukuran kualitas pelaksanaan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya. 5. Standar-standar yang ada dewasa ini pada umumnya hanya berlaku dalam lingkungan terbatas. Sebagian dari standar tersebut perlu disesuaikan dengan praktik-praktik audit internal yang berkembang saat ini.
Mukadimah
1
Standar Profesi Audit Internal
6. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, konsorsium organisasi profesi audit internal, yang terdiri atas the Institute of Internal Auditors - Indonesia Chapter (IIA), Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern BUMN/BUMD (FKSPI BUMN/BUMD), Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) dengan ini memandang perlu untuk menerbitkan Standar Profesi Audit Internal (SPAI). Standar yang ditetapkan secara bersamasama ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi auditor internal dalam melaksanakan kegiatannya pada millennium ketiga.
TUJUAN Standar Profesi Audit Internal mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan kerangka dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan audit internal maupun individu auditor internal; 2. Menjadi sarana bagi pemakai jasa dalam memahami peran, ruang-lingkup, dan tujuan audit internal; 3. Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi; 4. Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan audit internal yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja kegiatan operasional organisasi; 5. Menjadi acuan dalam menyusun pelatihan bagi auditor internal;
program
pendidikan
dan
6. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya.
STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL 1. SPAI terdiri atas Standar Atribut, Standar Kinerja, dan Standar Implementasi. Standar Atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar Kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar Kinerja memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut.
Mukadimah
2
Standar Profesi Audit Internal
Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal. 2. Standar Implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu. Standar implementasi yang akan diterbitkan di masa mendatang adalah standar implementasi untuk kegiatan assurance (A), standar implementasi untuk kegiatan consulting (C), standar implementasi kegiatan investigasi (I), dan standar implementasi Control Self Assessment (CSA). 3. Standar-standar tersebut terdahulu merupakan bagian dari pedoman praktik audit internal. Keseluruhan pedoman praktik audit internal terdiri atas: a.
Definisi Audit Internal
b.
Kode Etik Profesi Audit Internal
c.
Standar Profesi Audit Internal, dan
d.
Interpretasi dari Pedoman tersebut di atas.
4. Pada masa yang akan datang, penerbitan standar-standar implementasi dan pedoman lainnya akan didahului dengan penyebarluasan rancangan standar (exposure draft -ED). Standar dan pedoman akan disahkan setelah paling sedikit dua bulan diedarkan dalam bentuk ED, dan mendapat respon yang memadai. ED akan dimuat dalam media komunikasi, jurnal, dan web-site yang dimiliki oleh masing-masing organisasi profesi anggota konsorsium, serta dalam publikasi lain yang relevan.
PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU 1. Standar Profesi Audit Internal wajib diterapkan oleh, tetapi tidak terbatas pada, semua anggota organisasi profesi yang tergabung dalam konsorsium ini. Konsorsium merekomendasikan anggota IIA Indonesia Chapter, FKSPI BUMN/BUMD, YPIA, Dewan Sertifikasi QIA, dan PAII agar segera memasukkan (mengadopsi) jiwa yang terdapat dalam butir-butir standar ini ke dalam audit charter, pedoman, kebijakan, serta prosedur audit internal yang ada pada organisasi masing-masing. 2. Konsorsium menyadari bahwa organisasi-organisasi profesi yang tergabung dalam konsorsium tidak memiliki mekanisme formal yang dapat digunakan untuk mewajibkan penerapan (enforce) standar ini secara lebih luas. Oleh karenanya, konsorsium dengan ini Mukadimah
3
Standar Profesi Audit Internal
menghimbau agar lembaga otoritas yang terkait dapat memberikan persetujuan (endorsement) atau rujukan terhadap standar ini. Lembaga otoritas yang dapat mendorong penerapan standar ini, antara lain Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Badan Pengawas Pasar Modal. 3. Akuntan Publik dan Komite Audit juga diharapkan berperan aktif dalam mendorong penerapan standar ini. 4. Standar ini mulai berlaku tanggal 1 Januari 2005. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 12 Mei 2004
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal The Institute of Internal Auditors Indonesia Chapter
Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern BUMN/BUMD
(Eddie M. Gunadi) President
(Gunadi) Ketua Umum
Yayasan Pendidikan Internal Audit
Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor
(Soedar Kendarto) Ketua
(Hiro Tugiman) Ketua
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia
(Sarwediono) Ketua Umum
Mukadimah
4
Standar Profesi Audit Internal
DEFINISI Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance.
Definisi
5
KODE ETIK TUJUAN Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggungjawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal dengan ini menetapkan Kode Etik bagi para auditor internal.
PENETAPAN Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan tanggungjawab profesinya dengan
bijaksana,
penuh
martabat,
dan
kehormatan.
Dalam
menerapkan Kode Etik ini auditor internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan dalam Kode Etik ini dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan auditor internal dari organisasi profesinya.
STANDAR PERILAKU AUDITOR INTERNAL 1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan
dalam
melaksanakan
tugas
dan
memenuhi
loyalitas
terhadap
tanggungjawab profesinya. 2. Auditor
internal
organisasinya
atau
harus
menunjukkan
terhadap
pihak
yang
dilayani.
Namun
demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.
Kode Etik
6
Standar Profesi Audit Internal
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau mendiskreditkan organisasinya. 4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya secara objektif. 5. Auditor internal tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis
organisasinya,
sehingga
dapat
mempengaruhi
pertimbangan profesionalnya. 6. Auditor
internal
hanya
melakukan
jasa-jasa
yang
dapat
diselesaikan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya. 7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal. 8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara melanggar hukum, atau (iii) yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya. 9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi kinerja kegiatan yang direviu, atau (ii) menutupi adanya praktikpraktik yang melanggar hukum. 10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.
Kode Etik
7
STANDAR PROFESI STANDAR ATRIBUT 1000 Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi. 1100 Independensi dan Objektivitas Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan pekerjaannya 1110
Independensi Organisasi Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan
fungsi
tersebut
memenuhi
tanggungjawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi. 1120
Objektivitas Auditor Internal Auditor Internal harus memiliki sikap mental yang obyektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest).
1130
Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektifitas Jika prinsip independensi dan obyektifitas tidak dapat dicapai baik secara fakta maupun dalam kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak yang berwenang. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung kepada alasan tidak terpenuhinya prinsip independensi dan objektivitas tersebut.
Stnadar Profesi
8
Standar Profesi Audit Internal
1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional. 1210
Keahlian Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. 1210.1 – Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus memperoleh saran dan asistensi dari pihak yang kompeten jika pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dari staf auditor
internal
tidak
memadai
untuk
pelaksanaan
sebagian atau seluruh penugasannya. 1210.2 – Auditor Internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan. 1210.3 – Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki pengetahuan tentang risiko dan pengendalian yang penting dalam bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi informasi yang tersedia. 1220
Kecermatan Profesional Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layaknya dilakukan oleh seorang auditor internal yang pruden dan kompeten. 1220.1 - Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor internal perlu mempertimbangkan: a. Ruang lingkup penugasan. b. Komplesitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan. c. Kecukupan dan efektivitas manajemen pengendalian, dan proses governance.
Standar Profesi
risiko,
9
Standar Profesi Audit Internal
d. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan. e. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan teknik-teknik analisis lainnya. 1230
Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL) Auditor
Internal
harus
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensinya melalui Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan. 1300 Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara program jaminan dan peningkatan kualitas yang mencakup seluruh aspek dari fungsi audit internal dan secara terus menerus memonitor efektivitasnya. Program ini mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara periodik serta pemantauan internal yang berkelanjutan. Program ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit internal dalam menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta memberikan jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai dengan Standar dan Kode Etik Audit Internal. 1310 Penilaian terhadap Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi audit internal harus menyelenggarakan suatu proses untuk memonitor dan menilai efektivitas Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas secara keseluruhan. Proses ini harus mencakup penilaian (assessment) internal maupun eksternal. 1310.1 – Penilaian Internal Penilaian Internal oleh fungsi audit internal harus mencakup: a. Reviu yang berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja
fungsi audit internal, dan b. Reviu berkala yang dilakukan melalui Self Assessment
atau oleh pihak lain dari dalam organisasi yang memiliki pengetahuan tentang standar dan praktik audit internal Standar Profesi
10
Standar Profesi Audit Internal
1310.2 – Penilaian Eksternal Penilaian Eksternal, seperti Quality Assurance Reviews harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam dua tahun oleh pihak luar perusahaan yang independen dan kompeten. 1320 Pelaporan Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Penanggungjawab fungsi audit internal harus melaporkan hasil reviu
dari pihak eksternal kepada Pimpinan dan
Dewan Pengawas Organisasi. 1330 Pernyataan Kesesuaian dengan SPAI Dalam laporan kegiatan periodiknya, auditor internal harus memuat pernyataan bahwa aktivitasnya ‘dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal’. Pernyataan ini harus didukung dengan hasil penilaian program jaminan kualitas. 1340 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap SPAI dan Kode Etik yang mempengaruhi ruang lingkup dan aktivitas fungsi audit internal secara signifikan, maka hal ini harus diungkapkan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.
STANDAR KINERJA 2000 Pengelolaan Fungsi Audit Internal Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi Organisasi. 2010 Perencanaan Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun perencanaan yang berbasis risiko (risk-based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten dengan tujuan organisasi.
Standar Profesi
11
Standar Profesi Audit Internal
2010.1 – Rencana
penugasan
audit
internal
harus
berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan paling sedikit setahun
sekali.
Masukan
dari
Pimpinan
dan
Dewan
Pengawas Organisasi serta perkembangan terkini harus juga dipertimbangkan dalam proses ini. Rencana
penugasan
mempertimbangkan pengelolaan
audit
potensi
risiko,
internal
untuk
memberikan
harus
meningkatkan
nilai
tambah
dan
meningkatkan kegiatan organisasi. 2020 Komunikasi dan Persetujuan Penanggungjawab
fungsi
audit
mengkomunikasikan
rencana
internal
kegiatan
audit,
harus dan
kebutuhan sumber daya kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas
Organisasi
Penanggungjawab
untuk
fungsi
mendapat
audit
internal
persetujuan. juga
harus
mengkomunikasikan dampak yang mungkin timbul karena adanya keterbatasan sumberdaya. 2030 Pengelolaan Sumberdaya Penanggungjawab fungsi audit internal harus memastikan bahwa sumberdaya fungsi audit internal sesuai, memadai, dan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana-rencana yang telah disetujui. 2040 Kebijakan dan Prosedur Penanggungjawab fungsi audit internal harus menetapkan kebijakan
dan
prosedur
sebagai
pedoman
bagi
pelaksanaan kegiatan fungsi audit internal. 2050 Koordinasi Penanggungjawab fungsi audit internal harus berkoordinasi dengan
pihak internal
dan
eksternal
organisasi
yang
melakukan pekerjaan audit untuk memastikan bahwa lingkup seluruh penugasan tersebut sudah memadai dan meminimalkan duplikasi.
Standar Profesi
12
Standar Profesi Audit Internal
2060 Laporan Kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas Penanggungjawab
fungsi
audit
internal
harus
menyampaikan laporan secara berkala kepada pimpinan dan dewan pengawas mengenai perbadingan rencana dan
realisasi
yang
mencakup
sasaran,
wewenang,
tanggung jawab, dan kinerja fungsi audit internal. Laporan ini
harus
memuat
permasalahan
mengenai
risiko,
pengendalian, proses governance, dan hal lainnya yang dibutuhkan
atau
diminta
oleh
pimpinan
dan
dewan
pengawas. 2100 Lingkup Penugasan Fungsi
audit
kontribusi
internal
terhadap
pengendalian,
melakukan
evaluasi
peningkatan
dan
governance,
proses
dan
memberikan
pengelolaan
dengan
risiko,
menggunakan
pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. 2110 Pengelolaan Risiko Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern 2120 Pengendalian Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi pengendalian
kecukupan, tersebut,
efisiensi
serta
dan
mendorong
efektivitas peningkatan
pengendalian intern secara berkesinambungan. 2120.1 - Berdasarkan
hasil
penilaian
risiko,
fungsi
audit
internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem informasi organisasi. Hal ini harus mencakup: a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi. b. Keandalan dan integritas informasi.
Standar Profesi
13
Standar Profesi Audit Internal
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku. d. Pengamanan aset organisasi.
2120.2 – Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi. 2120.3 – Auditor internal harus mereviu kegiatan operasi dan program untuk memastikan sampai sejauhmana hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 2120.4 – Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern diperlukan kriteria yang memadai. 2130 Proses Governance Fungsi
audit
internal
rekomendasi
yang
harus
sesuai
menilai
untuk
dan
memberikan
meningkatkan
proses
governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut: a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di
dalam organisasi b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif
dan akuntabilitas c. Secara
efektif
mengkomunikasikan
risiko
dan
pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi. d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan
mengkomunikasi informasi di antara, pimpinan, dewan pengawas,
auditor
internal
dan
eksternal
serta
manajemen. 2130.1 – Fungsi
auditor
internal
harus
mengevaluasi
rancangan, implementasi dan efektivitas dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika.
Standar Profesi
14
Standar Profesi Audit Internal
2200 Perencanaan Penugasan Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi sumberdaya. 2200.1 – Pertimbangan Perencanaan. Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan a. Sasaran
dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan kegiatan tersebut dalam mengendalikan kinerjanya.
b. Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumberdaya, dan
operasi yang direviu serta pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima. c. Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan sistem
pengendalian intern. d. Peluang
yang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
2210 Sasaran Penugasan Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan. 2220 Ruang Lingkup Penugasan Agar sasaran penugasan tercapai maka Fungsi Audit Internal harus mempunyai ruang lingkup penugasan yang memadai. 2230 Alokasi Sumberdaya Penugasan Auditor internal harus menentukan sumberdaya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasan,
keterbatasan
waktu,
dan
ketersediaan
sumberdaya. 2240 Program Kerja Penugasan Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja dalam rangka mencapai sasaran penugasan.
Standar Profesi
15
Standar Profesi Audit Internal
2240.1 - Program kerja harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja
ini
harus
memperoleh
persetujuan
sebelum
dilaksanakan. Perubahan atau penyesuaian atas program kerja harus segera mendapat persetujuan. 2300 Pelaksanaan Penugasan Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan. 2310 Mengidentifikasi Informasi Auditor
Internal
harus
mengidentifikasi
informasi
yang
memadai, handal, relevan, dan berguna untuk mencapai sasaran penugasan. 2320 Analisis dan Evaluasi Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan pada analisis dan evaluasi yang tepat. 2330 Dokumentasi Informasi Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan. 2340 Supervisi Penugasan Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf. 2400 Komunikasi Hasil Penugasan Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu. 2410 Kriteria Komunikasi Komunikasi penugasan,
harus
mencakup
simpulan,
sasaran
rekomendasi,
dan dan
lingkup rencana
tindakannya.
Standar Profesi
16
Standar Profesi Audit Internal
2410.1 - Komunikasi
akhir
hasil
penugasan,
bila
memungkinkan memuat opini keseluruhan dan kesimpulan auditor internal. 2410.2 – Auditor internal dianjurkan untuk memberi apresiasi, dalam komunikasi hasil penugasan, terhadap kinerja yang memuaskan dari kegiatan yang direviu. 2410.3 – Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada pihak di luar organisasi, maka pihak yang berwenang harus menetapkan
pembatasan
dalam
distribusi
dan
penggunaannya. 2420 Kualitas Komunikasi Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat, obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu 2420.1 – Kesalahan dan Kealpaan Jika komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan, penanggungjawab
fungsi
audit
internal
harus
mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah menerima komunikasi sebelumnya. 2430 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar Dalam hal terdapat ketidakpatuhan terhadap standar yang mempengaruhi penugasan tertentu, komunikasi hasil-hasil penugasan harus mengungkapkan: a. Standar yang tidak dipatuhi b. Alasan ketidakpatuhan c. Dampak dari ketidakpatuhan terhadap penugasan
2440 Diseminasi Hasil-hasil Penugasan Penanggungjawab
fungsi
audit
internal
harus
mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak yang berhak.
Standar Profesi
17
Standar Profesi Audit Internal
2500 Pemantauan Tindaklanjut Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak-lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen 2510 Penyusunan Prosedur Tindaklanjut Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak-lanjut secara efektif, atau menanggung risiko karena tidak melakukan tindak-lanjut. 2600 Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi,
penanggungjawab
fungsi
audit
internal
harus
mendiskusikan masalah ini dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit internal dan manajemen senior harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi untuk mendapatkan resolusi.
Standar Profesi
18
TIM AHLI PENYUSUN Standar Profesi Audit Internal
1. Hari Setianto (Koordinator)
(YPIA / PAII)
2. Bambang Pramono
(IIA Indonesia Chapter)
3. Dedy S. Koemana
(IIA Indonesia Chapter)
4. Adiat Sarman
(IIA Indonesia Chapter)
5. Gunadi
(FKSPI BUMN/BUMD)
6. Azhari
(FKSPI BUMN/BUMD)
7. Pionir Harapan
(FKSPI BUMN/BUMD)
8. Soedar Kendarto
(YPIA)
9. Mohamad Hassan
(YPIA)
10. Sudarwan
(YPIA)
11. Hiro Tugiman
(Dewan Sertifikasi QIA)
12. Soekardi Hoesodo
(Dewan Sertifikasi QIA)
13. M. Chatim Baidaie
(Dewan Sertifikasi QIA)
14. Sarwediono
(PAII)
Tim Ahli Penyusun
19