DAFTAR ISI Halaman SAMPUL LUAR .....................................................................
i
SAMPUL DALAM ..................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................
iii
LEMBAR PENGUJIAN ......................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................
vi
DAFTAR ISI ...........................................................................
ix
ABSTRAK ..............................................................................
xii
ABSTRACT ............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................
5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian .............................................
5
1.4 Orisinalitas ....................................................................
6
1.5 Tujuan Penelitian ...........................................................
7
1.6 Manfaat Penelitian .........................................................
8
1.7 Landasan Teoritis ..........................................................
8
1.8 Metode Penelitian ..........................................................
15
1.8.1. Jenis Penelitian ...................................................
15
1.8.2. Jenis Pendekatan ..................................................
16
1.8.3. Sifat Penelitian.....................................................
16
1.8.4. Data dan Sumber Data .........................................
16
1.8.5. Teknik Pengumpulan Data ..................................
17
1.8.6. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ...............
17
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI ....................
18
2.1 Pengertian Dan Dasar Hukum Koperasi ........................
18
2.2 Landasan Dan Asas-Asas Koperasi ...............................
22
2.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ................................................
27
BAB III PELAKSANAAN ASAS KEKELUARGAAN PENGELOLAAN
KOPERASI
JANA
DALAM NURAGA
DENPASAR ........................................................................
30
3.1 Pendirian Dan Anggaran Dasar Koperasi ......................
30
3.2 Struktur Organisasi Koperasi.........................................
35
3.3 Sisa Hasil Usaha Koperasi.............................................
40
3.4 Pelaksanaan Asas Kekeluargaan Dalam Permodalan Koperasi ......................................................................... BAB IV HAMBATAN
DALAM
KELUARGAAN
PELAKSANAAN
ASAS
41 KE-
DALAM PENGELOLAAN KOPERASI
JANA NURAGA DENPASAR .........................................
48
4.1. Hak Dan Kewajiban Anggota Koperasi Jana Nuraga Denpasar .......................................................................
48
4.2. Peran Koperasi Jana Nuraga Denpasar Yang Berbasis Asas Kekeluargaan ................................................................
51
4.3. Hambatan asas Kekeluargaan Dalam Pengelolaan Koperasi Jana Nuraga Denpasar ..................................................
55
BAB V PENUTUP .............................................................................
63
5.1. Kesimpulan ...................................................................
63
5.2. Saran .............................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN
ABSTRAK
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsipprinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Tujuan utama badan usaha koperasi yang berlandaskan asas kekeluargaan adalah untuk membangun perekonomian rakyat. Koperasi yang keanggotaanya bersifat sukarela dan terbuka, memiliki cirri khas yaitu selalu diawasi oleh para anggotanya yang mempergunakan jasa-jasa koperasi dan dengan adanya persamaan hak dan kewajiban yang menunjukan dasar dari koperasi yaitu demokrasi. Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992? dan bagaimana kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992? Metode penelitian ini menggunakan tipe penelitian normatif yaitu tipe penelitian empiris yaitu dengan melakukan penelitian di lapangan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku dan literatur, serta jurnal yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Adapun penelitian ini dilakukan di Koperasi Jana Nuraga Denpasar. Penerapan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 bahwa sebagai anggota koperasi memiliki peran ganda, sebagai pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi. Asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 adalah koperasi berbasis anggota dalam pengembangan ekonomi rakyat menggunakan pendekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif dan menghindari pengembangan yang berdasarkan pada ‘kepatuhan’ atas arahan dari lembaga lain. Karena Masyarakat perlu ditumbuhkan kesadarannya untuk mampu mengambil keputusan sendiri demi kepentingan mereka sendiri. Kata Kunci : Asas Kekeluargaan, Koperasi.
ABSTRACT
Cooperatives as institutions where people have relatively homogeneous interests, come together to improve their welfare. In the implementation of its activities, cooperatives guided by the values and principles of Characteristic as an economic institution that is loaded with the value of business ethics. The main purpose of cooperative business entities based on the principal of kinship is to build the economy of the people. Cooperatives are voluntary and open membership, has the hallmark of which is constantly monitored by the members who use the services cooperatives and with equal rights and obligations which indicate the basis of the cooperative that is democracy. From the background of the above problems, the problems can be formulated as follows: How does the principle of family settings in the cooperative business entities? and How is the implementation of the principle of the family in the management of co-operative enterprises in Jana Nuraga Denpasar? This research method using normative research type that is the type of empirical research is to conduct research in the field and examine the legislation in force and literature, and journals that are relevant to the issues discussed. The research was conducted in Jana Nuraga Denpasar. The governing of cooperative efforts by the Law of the Republic of Indonesia Number 25 of 1992, affirmed that as a member of the cooperative has a dual role, as the owner and user of cooperative services. Implementation of the principle of the family in the management of cooperative enterprises in Jana Nuraga Denpasar, is a member-based cooperatives in the economic development of the people by using a participatory approach to institutional development and avoid development that is based on 'compliance' on referrals from other agencies. People need to be grown because of his consciousness to be able to make their own decisions in their own interests. Keywords: Principle Kinship, Cooperative .
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsipprinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (selfreliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. 1 Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
1
Mahmud Syamsuddin, 1996, Dasar-dasar Ilmu ekonomi dan Gerakan Koperasi, PT.Intermasa, Jakarta, hal 35
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Setelah melalui berbagai kebijakan pengembangan koperasi pada masa Orde Baru yang bias pada dominasi peran pemerintah, serta kondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, timbul berbagai pertanyaan di masyarakat bagaimana sebenarnya peran koperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa yang akan datang. Melihat sifat dan kondisi krisis ekonomi saat ini serta berbagai pemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisis tersebut, maka koperasi dipandang memiliki arti yang strategis pada masa yang akan datang. Dengan adanya lembaga yang berbentuk koperasi seperti contoh koperasi simpan pinjam yang menghimpun dana dari para anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan masyarakat umum. Para anggota koperasi simpan pinjam menyimpan uangnya yang sementara belum digunakan, kemudian oleh pengurus koperasi uang tersebut disalurkan kepada para anggotanya atau masyarakat umum melalui
kredit dengan tujuan untuk membantu para anggotanya. Dari sinilah perjanjian hutang-piutang atau perjanjian kredit terjadi. Koperasi-koperasi yang ada di Indonesia dalam memberikan pinjaman kepada para anggotanya tidak berskala besar, dan itupun terbatas pada barangbarang yang diperlukan untuk meningkatkan hasil usahanya. Koperasi swamitra memberikan pinjamankepada anggotanya, bisa dalam skala besar maupun kecil dengan syarat bagi setiap anggota yang ingin meminjam harus memberikan jaminan benda bergerak. Fungsi dan peran Koperasi dalam pasal 4 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, menyebutkan : (1) membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; (2) berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat; (3) memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya; (4) berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi yang secara etimologi merupakan suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,dengan bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi untuk kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya. 2 Sehingga dapat dikatakan koperasi bukan merupakan kumpulan modal dan harus mengabdi kepada kemanusiaan, bukan kepada suatu kebendaan. Koperasi merupakan suatu bentuk kerjasama atau gotong royong yang berdasarkan asas kesamaan derajat, hak dan kewajiban, serta kesadaran para anggotanya tanpa adanya paksaan atau intimidasi dengan tujuan kepentingan bersama anggotanya. 3 Tujuan utama koperasi adalah untuk membangun perekonomian rakyat. Koperasi yang keanggotaanya bersifat sukarela dan terbuka, memiliki cirri khas yaitu selalu diawasi oleh para anggotanya yang mempergunakan jasa-jasa koperasi dan dengan adanya persamaan hak dan kewajiban yang menunjukan dasar dari koperasi yaitu demokrasi. 4 Berdasarkan hal tersebut timbul pemikiran penulis bahwakoperasi dibentuk berdasarkan pada asas kekeluargaan dan gotong royong maka
dalam tubuh
koperasi yang tujuannya untuk mempertinggi kesejahteraan dan kepentingan para anggotanya. Hal inilah yang menjadi latar belakang sehingga menarik perhatian penulis untuk mengkaji serta menelaahnya dalam suatu karya tulis ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Asas Kekeluargaan Dalam pengelolaan Koperasi Jana Nuraga Denpasar Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992”.
2 R.T. Sutantyo Rahardja Hadikusuma, 2009, Hukum Koperasi Indonesia, PT. Raja Grafindo, Jakarta, hal. 1 3
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_4/artikel_4.htdiakses tgl 20 Agustus 2015
4 Dhaniswara K Harjono, 2006, Pemahaman Hukum BisnisBagi Pengusaha, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 8
1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, maka timbul beberapa permasalahan dalam hubungannya dengan judul skripsi yang diajukan. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 ? 2. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 ? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Untuk permasalahan pertama tentang pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 dengan ruang lingkup pengertian dan dasar hukum koperasi , landasan, azas dan tujuan koperasi, prinsip-prinsip koperasi, pendirian anggota koperasi, struktur organisasi koperasi dan keanggotaan dan permodalan koperasi, serta untuk permasalahan yang kedua tentang kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, dengan ruang lingkup hak dan kewajiban anggota koperasi, pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana
Nuraga Denpasar
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 1992,dan peranan koperasi Jana Nuraga Denpasar berbasis anggota.
1.4 Orisinalitas No
Skripsi
1
Herizal
Judul Amin,
Fakultas
Rumusan Masalah
2007, Aspek
Hukum 1. Bagaimana
Hukum Informasi
Simpan
pengaturan simpan
Universitas Diponegoro Pinjam pada Koperasi
pinjam
Semarang
Koperasi
Sekolah
Berbasis
Web
pada Sekolah
Berbasis Web? 2. Bagaimana
sistem
informasi
simpan
pinjam
pada
koperasi
Sekolah
Berbasis Web? 2
Azis
Pupandi,
Fakultas
2009 Tinjauan
Syariah
Yuridis 1. Bagaimana
dan Pendapatan Koperasi
sistem
koperasi
dalam
Ekonomi Bisnis Islam, Mahasiswa Terhadap
mensejahterakan
Istitut
anggotanya?
Agama
Negeri Banten
Islam Kesejahteraan Anggota
2. Bagaimana pengaruh
koperasi
terhadap kesejahteraan anggotanya? 3
Barian Mardalena, 2008, Peran Fakultas
Hukum Anggota
Partisipasi 1. Apa Koperasi
Universitas Diponegori, Terhadap Semarang
Perkembangan
Sisa
Hasil Usaha Koperasi
hak
dan
kewajiban Anggota Koperasi
pada
Koperasi
Kredit
Kredit Sumber Rejeki
Sumber
Rejeki
Cabang Buntok.
Cabang Buntok? 2. Apakah partisipasi anggota
koperasi
mempunyai yang
peran
signifikan
terhadap perkembangan sisa hasil
usaha
pada
Koperasi
Kredit
Sumber
Rejeki
Cabang Buntok?
1.5 TujuanPenelitian 1.5.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992. Di samping itu, juga bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata 1 (S-1) dalam Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992
2.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis 1.
Bagi Mahasiswa a) Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dan merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di masyarakat. b) Sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.
2.
Bagi Fakultas/Universitas Hasil penelitian ini merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan para mahasiswa dalam menganalisis serta memecahkan permasalahan secara ilmiah dalam rangka menerapkan ilmu di bangku kuliah serta sebagai bahan bacaan tambahan dalam perpustakaan.
1.6.2 Manfaat Praktis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran khususnya dalam pelaksanaan asas kekeluargaan dalam pengelolaan koperasi Jana Nuraga Denpasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992. 1.7 Landasan Teoritis Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip gerakan
ekonomi
rakyat
yang berdasarkan
asas
kekeluargaan.5 Koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Dengan adanya koperasi setiap anggota lebih dapat memenuhi kebutuhannya dengan mudah. Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka,melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Terdapat dua unsur yang paling berkaitan satu sama lain dalam koperasi setidak-tidaknya. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. 6 Sebagai suatu bentuk perusahaan, koperasi
5
Sukamadiyo, IGN, dan Alex Dasuki, 1997, Manajemen Koperasi, PT. Erlangga, Jakarta,
hal 27. 6
Manbun, BN, 1996, Manajemen Pengusaha Kecil, PT.Pustaka Biraman, Jakarta, hal 12.
berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan sebagai perkumpulan orang, koperasi memiliki watak sosial. Keuntungan
bukanlah
tujuan
utama
koperasi.
Sebagaimana
dikemukakan oleh Bung Hatta (1954), yang lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Agar Koperasi tidak menyimpang dari tujuan itu, pembentukan dan pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis. Pada saat pembentukannya, koperasi harus dibentuk berdasarkan kesukarelaan dan kemauan bersama dari para pendirinya dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Adapun Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian sebagai berikut: 1) Landasan Koperasi Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya sebagaimana yang dijelaskan pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut: a) Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan
Pancasila sebagai landasan koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehariharinya.
b) Landasan Strukturil Sesuai dengan Bab II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 menempatkan Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 sebagai landasan strukturil koperasi Indonesia. Sebagaimana yang termuat dalam ayat 1 Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak disusun di Indonesia adalah suatu perekonomian "usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan." Maksud dari "usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan" dalam ayat 1 Pasal 33 UndangUndang Dasar Negara RI 1945 itu adalah koperasi. Artinya, semangat usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan itu pada mulanya adalah semangat koperasi. 2) Asas koperasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, Pasal 2, menetapkan kekeluargaan sebagai asas koperasi. Di satu pihak, hal itu sejalan dengan penegasan ayat 1 Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 beserta penjelasannya sebagaimana telah dikemukakan di atas. Sejauh bentukbentuk perusahaan lainnya tidak dibangun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan, semangat kekeluargaan ini merupakan pembeda utama antara koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
3) Tujuan koperasi Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 3 disebutkan bahwa, “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI 1945”. Berdasarkan bunyi Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 1992 itu, dapat
disaksikan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut. a) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya; b) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan c) Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional. Dari ketiga tujuan tersebut, mudah dimengerti bila koperasi mendapat kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia. la tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tapi juga dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian nasional. Koperasi dilihat dari jenis-jenis koperasi dibagi menjadi : 7
7
Mahmud, Syamsuddin, Op.Cit, hal 37.
1. Jenis Koperasi menurut fungsinya 1) Koperasi
pembelian/pengadaan/konsumsi
adalah
koperasi
yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. 2) Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya. 3) Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi. 4) Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative). 2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja 1) Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. 2) Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi : a) Koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer b) Gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat c) Induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi 3. Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya 1) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha. 2) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar. Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya. Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan lain cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan
antara lain pada skala ekonomi, aktivitas yang nyata, faktor-faktor precuniary, dan lain-lain. Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajerbirokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
1.8 Metode Penelitian Menurut Kartini Kartono, metode penelitian adalah cara-cara berpikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan guna mencapai tujuan. 8 Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami, bahwa penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang terencana dilakukan dengan metode ilmiah bertujuan untuk mendapatkan data baru guna mendapatkan kebenaran ataupun ketidakbenaran dari suatu gejala yang ada.
8
Kartini Kartono, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Dalam Hilman Adikusuma, PT. Mandar Maju Bandung, hal. 58.
1.8.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris yaitu dengan mengadakan penelitian di lapangan yang relevan dengan permasalahan yang di bahas, serta mengkaji literatur dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
1.8.2. Jenis Pendekatan Dalam penelitian ini digunakan jenis pendekatan perundang-undangan (The Statue Approach) dan jenis pendekatan fakta (The Facta Approach) Pendekatan perundang-undangan (Statue Approachh) dilakukan dengan menelaah semua Undang-undang dan peraturan yang bersangkutan dengan penelitian ini. Dalam hal ini adalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992. Pendekatan fakta merupakan pendekatan yang dilakukan berdasarkan penelitian secara langsung di lapangan. 1.8.3. Sifat Penelitian Sifat penelitian adalah yuridis empiris dalam penyusunan skripsi ini digunakan penelitian
yang bersifat
deskriptif analitis dengan tujuan
menggambarkan secara tepat gejala-gejala yang ada dalam masyarakat.
1.8.4. Data dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer
Data primer merupakan data yang bersumber dari penelitian lapangan yang diperoleh dari responden maupun informan. Penelitian lapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan para informan pada Koperasi Jana Nuraga Denpasar. 2. Data Sekunder Yaitu data yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer 1) Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi b. Bahan Hukum Sekunder Data sekunder bersumber pada penelitian kepustakaan yang terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, doktrin-doktrin (pendapat para sarjana) yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang ada dalam penelitian ini. 1.8.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data penulis mengadakan penelitian lapangan dengan teknik studi pencatatan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan dan data dengan menginterpretasikan dengan menafsirkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan kemudian dituangkan dalam karya ilmiah dengan mengkaitkan permasalahan yang dibahas, serta teknik pengumpulan data penelitian lapangan dilakukan dengan teknik observasi dan teknik wawancara/interview dengan informan yang punya kewenangan memberikan data yang akurat sesuai permasalahan yang dibahas. 1.8.6. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, maka data tersebut diolah dan dianalisa dengan mempergunakan metode kualitatif. Setelah melalui
proses pengolahan dan analisis, kemudian data tersebut disajikan secara deskriptif analisis. Deskriptif artinya adalah pemaparan hasil penelitian secara sistematis dan menyeluruh menyangkut fakta yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sedangkan analisis artinya fakta yang berhubungan penelitian dianalisis secara cermat, sehingga kemudian didapatkan kesimpulan hasil penelitian.