EDISI
Masihkah Kita Membaca? Mei 2015
Daftar Isi
“Let us read, and let us dance; these two amusements will never do any harm to the world.” ― Voltaire
P
endapat mengenai minat baca orang Indonesia sudah lama menjadi sesuatu yang seakan-akan kita terima begitu saja, sebagai sekadar pendapat, entah itu tentang rendahnya atau perkara lain lagi. Minat baca orang Indonesia rendah: Ya. Minat baca orang Indonesia sesungguhnya tinggi: Ya juga. Tergantung untuk keperluan apa data tentang minat baca dicari, tanggapan kita selalu “Ya”. Tanggapan “Ya” jugalah yang muncul bila kita disodori pendapat mengenai menurunnya minat baca (literatur cetak) karena pengaruh teknologi komunikasi. Gawai dalam genggaman membuat kita tidak perlu lagi mencari informasi lewat buku, Mbah Gugel sudah menyediakan semuanya hanya dengan satu kali sentuh layar telepon pintar atau tablet. Bagaimana dengan minat baca kita sendiri, pribadi, sebagai orang per orang? Tentu tidak sama antara satu orang dengan yang lainnya. Juga terutama kita, orang Kompas Gramedia, yang bekerja untuk memutar roda bisnis persis pada rel urusan membaca. Ya atau Tidak tanggapan kita tentunya akan berpengaruh pula pada cara kita menggerakkan roda bisnis ini. Atau setidaknya demikian, bila kita peduli. Edisi InfoKita kali ini bermaksud untuk sedikit mengingatkan masing-masing dari kita tentang apakah kita masih membaca – buku, koran, majalah, tabloid, komik, printed reading materials yang notabene adalah lini bisnis KG. Betul bahwa kita menyiapkan banyak hal untuk menyambut perubahan besar dalam cara manusia menyampaikan informasi. Tidak cuma menyiapkan malah, melainkan sudah pula mengerjakannya, meski masih perlu banyak peningkatan. Perubahan ini besar, sungguh besar, bahkan sampai mempengaruhi gaya hidup. Rasanya memang sulit untuk menghindar dari perubahan ini. Soal merespon perubahan ini juga yang mendasari niat diterapkannya konsep baru Toko Buku Gramedia, secara bertahap dan pelahan-lahan mulai diterapkan pada toko-toko kita terhitung mulai bulan Mei ini. Sila langkahkan kaki mengunjungi toko-toko dengan New Concept ini, dan alami sendiri perubahannya. Dan karena sudah bicara tentang niat, maka sekali lagi semua tetap kembali pada niat. Siapkah kita untuk terus menjadi penerang jalan menuju pencerdasan bangsa melalui suguhan kaya informasi yang bermutu melalui semua produk kita, dengan gaya hidup macam apa pun juga yang sekarang dijalankan oleh konsumen kita di luar sana? (*)
Perjalanan Si Anak Singkong GRAMEDIA KONSEP BARU MENJELANG FRANKFURT BOOK FAIR 2015 10 JUARA.NET Portal Baru Olahraga 15 COPA AMERICA BERSAMA K-VISION DAN KOMPASTV 31
infokita
Penanggung Jawab Widi Krastawan Pemimpin Redaksi Nugroho F Yudho Wakil Pemimpin Redaksi ST Herwinoto Redaktur Pelaksana Tatyana Soebianto Fotografer Sujari Artistik Qmunk Sekretariat Prelly Daisy Kontributor Tetap Rio Rusminanto, Wijayandaru Tri Buwono, Zaenal Arifin, Bernard AS, Azmi Pamungkas, Destiana Gayatri Gedung Corporate Communications Kompas Gramedia Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta 10270 Telp 021-5483008 ext 7511/4061 email:
[email protected] websites:www.kompasgramedia.com
MINAT BACA KITA
Sebuah studi terbaru dari Jerman, bangsa yang melahirkan mesin cetak, menyatakan bahwa orang lanjut usia ternyata lebih mudah dalam membaca dengan menggunakan tablet.
D
ari sampel yang diambil, antara 360 pembaca berusia 21 sampai 34 tahun tidak ada perbedaan dalam mengakses perangkat baca elektronik. Namun survey pada responden usia 60 sampai 77 tahun ternyata berbeda. Dalam membaca teks, orang-orang berusia lanjut ini lebih baik dalam segi kecepatan membaca saat mengakses bacaan melalui perangkat elektronik. Pada penelitian ini para ilmuwan mempelajari pergerakan mata dan aktivitas otak responden ketika melakukan aktivitas membaca. Meski hasil ini dianggap cukup mengejutkan, ternyata para lansia itu malah lebih suka membaca buku cetak ketimbang dari perangkat baca elektronik. Apa sebab? Banyak alasannya. Meski mereka yang sudah fanatik dengan piranti iPad menganggap membaca dengan sabak hasil pemikiran Steve Jobbs itu adalah serupa pengalaman membaca di surga, membaca berlama-lama dengan tablet tetaplah melelahkan mata.
2
Padahal esensi membaca konon diperoleh dengan cara tekun menyelam bersama kata demi kata. Tablet atau perangkat baca digital seperti e-reader dianggap tidak nyaman di tangan dalam posisi-posisi baca tertentu, sambil tiduran berlama-lama sampai betulbetul ketiduran, atau, maaf, sewaktu hendak membaca di toilet dalam rutinitas pagi hari. Piranti elektronik juga membutuhkan kelengkapan ekstra penting bernama charger, yang masih tergantung pada ketersediaan colokan listrik. Tapi mungkin itu, bila pun tidak semua, hanya alasan yang diajukan oleh kaum yang sudah tidak muda dan tidak sesemangat dengan kaum muda untuk menyikapi gaya hidup digital yang jauh lebih praktis dan serba cepat. Penelitian di Jerman di atas tadi menyingkap hal sebaliknya bagi golongan usia lanjut, kendati apakah jika hasil survey itu dipublikasikan secara luas akan juga segera diamini oleh kaum lansia. Khususnya di Indonesia,
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
dengan tingginya tingkat pertumbuhan pemakaian piranti digital yang belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagaimana maksud barang-barang eletronik itu diciptakan. Tanyakan saja pada orang di sekeliling Anda apakah ada minat untuk membaca e-book dengan piranti digitalnya. Bila jawabannya masih berkisar soal keterbatasan teknis, tanyakan lagi apakah masih ada minat untuk “membaca”. Tidak bisa dipungkiri dunia sedang tenggelam dalam pukau teknologi digital dengan dalih perayaan kecanggihan, efisiensi, kemudahan, dan murahnya informasi. Tidak perlu menyebut-nyebut lagi berapa banyak industri media massa cetak yang pamit undur karena tidak sanggup menghindar dari kolaps, mungkin perlu juga diketahui bahwa raksasa industri pencetak dan penerbit ensiklopedia Encyclopaedia Britannica Inc. juga sudah memutuskan untuk mengakhiri edisi cetaknya dan beralih sepenuhnya pada edisi digital.
Bagi begitu banyak orang yang menganggap bahwa keinginan punya ensiklopedia adalah mimpi – mahal, dan memakan tempat tidak sedikit di rak buku – berita ini tentu disambut gembira. Amazon sudah sejak bertahun-tahun yang lalu mengeluarkan e-reader Kindle untuk memudahkan konsumennya membeli dan menyimpan buku-buku dgital. Mulai dari format sederhana yang monokromatik hitamputih sampai jenis terbaru yang sudah penuh warna dan fasilitas Internet, Kindle menjadi pilihan Oprah Winfrey untuk mempromosikan bukubuku pilihannya bagi jutaan penggemarnya di seluruh dunia. Juga Barnes and Noble, toko buku terbesar di dunia, punya versi Nook. Kedua jenis piranti baca digital ini sudah lama juga ditemui di toko-toko khusus penjual e-reader di ITC Mangga Dua atau di mana saja termasuk di KasKus dan toko-toko virtual lainnya di Indonesia. Itu, dengan catatan, kita bicara tentang minat baca yang tinggi sehingga kebutuhan untuk membaca melalui piranti digital pun menjadi bukan sekadar wacana. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2013 menyebutkan minat baca orang Indonesia hanya 20%, sementara 80%-nya lari menghibur diri di depan televise dan mendengarkan radio. Pelajar sekolah di Amerika dikenai kewajiban baca buku sebanyak 30 buku, sementara di negeri zamrud khatulistiwa
ini 0%. Catatan tahun 2012 dari UNESCO menyampaikan indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,0001%. Artinya, setiap 1000 orang kita, hanya ada satu orang dengan minat jelas untuk soal membaca. Dibandingkan Malaysia, yang tidak seberapa jauh daripagar rumah kita, dicatat oleh UNDP mencapai angka 86,4% angka melek huruf dibandikan Indonesia sebanyaknya 65,5%. Tentu saja hasil-hasil penelitian itu masih selalu dapat pula dianggap sebagai asumsi. Jika fakta dari Unicef menganggap tingkat baca yang baik adalah bila sebuah buku dibaca oleh 5 orang, tentu ada soal daya beli dan lain sebagainya yang seharusnya menjadi faktor penentu. Juga konteks membaca buku itu sendiri, yang seakan hanya terbatas pada “membaca buku”, itu pun buku-buku yang masih pula bisa dipertentangkan kategori bobotnya. Jangan lupa, masih banyak pula di antara kita yang menganggap bahwa membaca novel tipis yang ringan atau membaca majalah hiburan dianggap tidak seberkualitas membaca novel tebal atau literatur serius lainnya yang memerlukan kerut di kening agar dapat dipahami. Entah apakah kita, pribadipribadi yang bekerja di Kompas Gramedia ini, termasuk dalam angka penelitian itu, yang jelas kita adalah SDM yang menjalankan usaha penerbitan – koran, buku, majalah, dan lain sebagainya bacaan mulai dari yang ringan sampai yang serius,
dongeng untuk balita sampai literatur dewasa. Sebagai yang memproduksi bacaan untuk dinikmati manfaatnya oleh orang banyak, seberapa awasnya kita pada hasil-hasil survei tentang minat baca di Indonesia, tentu terkait erat dengan keberlangsungan bisnis kita sendiri? Yang jelas semuanya butuh kepedulian. Umberto Eco menyatakan melalui bukunya bahwa This is Not The End of The Book, di tahun 2012. Apakah cepatnya segala perubahan yang melanda dunia sekarang ini akan juga memengaruhi pendapat sastrawan dan intelektual besar dari Italia itu, rasanya pasti tidak. Tapi setidaknya pun kita tetap harus siap mengambil ancangancang, untuk ke mana pun arah yang bakal kita tuju. Membaca adalah kegiatan yang berada di antara dua dunia: Pengisi waktu, atau pengisi jiwa. Seperti yang diucapkan oleh penulis besar dari Prancis, Gustave Flaubert, “Do not read, as children do, to amuse yourself, or like the ambitious, for the purpose of instruction. No, read in order to live.” Dalam setiap saat memimpin rapat redaksi KOMPAS, seorang Jakob Oetama biasanya selalu mengungkapkan pemikiran segar yang didapatnya dari membaca untuk dibagikan kepada seluruh pembaca demi tercapainya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. (Nana)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
3
Mau Baca atau Nonton? Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti melihat, memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati). Aktivitas membaca biasanya dilakukan untuk mendapatkan/mengerti hasil pemikiran seseorang melalui tulisan dengan tujuan untuk mencerahkan jiwa, menambah informasi, atau bahkan memberikan solusi. Namun kenyataannya, di negara kita ini, tingkat minat bacanya masih rendah. Yang meningkat adalah minat menonton…
4
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
D
i tengah perkembangan teknologi yang amat pesat sekarang ini terutama dalam hal komunikasi dan informasi, mestinya tingkat minat baca di kalangan masyarakat kita meningkat karena rata-rata penduduk Indonesia memiliki gawai yang meminta kita membaca berbagai hal, bukan? Iya sih memang membaca, tapi membaca di gawai tentu berbeda dengan membaca buku, koran atau majalah. Membaca di gawai biasanya hanya dilakukan jika kita memang membutuhkan bahan bacaan yang bisa didapatkan secara online, misalnya berita terkini atau sekedar mencari referensi yang dibutuhkan. Lain dari itu, ya paling sebatas membaca status atau komentar pada aplikasi media sosialnya. Tidak lebih dari dua atau tiga kalimat sekali baca. Parahnya lagi, kadang ada orang-orang yang tidak membaca secara lengkap tetapi sudah berani berkomentar macammacam. Gawai, yang hadir dengan bermacam jenis dan bentuknya, semakin mengarah pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara visual lewat gambar yang dapat menceritakan banyak hal. Begitu juga dengan pengembangan media sosial, mengarah pada komunikasi visual dengan berbagai variannya. Ambil contoh, jika kita sekarang bertanya pada orang di sekitar kita, untuk mencari resep masakan, mendapatkan tips membuat sesuatu atau bahkan cara bermain musik, kebanyakan dari mereka pasti langsung yakin menjawab: Youtube! Tren yang terjadi di masyarakat juga sudah mengarah ke kecenderungan visual, misalnya terjadinya tren meme (= plesetan gambar/video). Banyak orang sekarang lebih suka melihat atau menangkap suatu pesan melalui meme tersebut.
Bagi Kompas Gramedia yang memiliki banyak bisnis di bidang membaca, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri. Sejak beberapa tahun yang lalu, konten-konten yang dikelola oleh KG sudah diarahkan menjadi multimedia, multichannel, multiplatform (MMM). Semua kekayaan konten kita diharapkan dapat disebarkan melalui berbagai jenis media, berbagai saluran atau kanal informasi, dan melalui berbagai bentuk dan cara komunikasi. Di luar fakta bahwa belum semua daerah di Indonesia sudah dapat mengakses Internet, diharapkan konten-konten informasi hasil karya KG dapat makin tersebarluas ke berbagai lapisan masyarakat di mana pun mereka berada melalui MMM. Dalam rangka berbisnis media, soal penyebarluasan informasi ke berbagai pihak memang tergantung pada bagaimana cara kita mengelola, menyebarkannya, lalu memetik hasilnya. Di balik semua hal tersebut, minat baca yang makin menurun dibandingkan dengan minat menonton sepatutnya menjadi PR kita bersama. Bahwa tren menonton sedang menjadi ikon keterkinian, membaca seharusnya tetap menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari oleh masyarakat. Membaca biasanya akan membuat kita menjadi kaya akan pengetahuan secara lebih mendalam dan menyeluruh, tidak seperti menonton yang biasanya hanya menyampaikan informasi dari kulitnya saja. Tetapi, sekali lagi, budaya penyebaran informasi yang sedang menjadi tren sekarang ini adalah menonton dan entah akan jadi budaya apa lagi nanti di masa mendatang. Pertanyaannya kemudian adalah, dapatkah kita (KG) membuat budaya baru dengan memadukan budaya membaca, menonton, dan entah apa lagi, sehingga menjadi sebuah tren baru di masa mendatang, yang diharapkan akan lebih menghasilkan bagi industri media kita? (tots)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
5
Sungguhkah Duduk tenang, asyik berlama-lama membaca buku, rupanya sudah juga hanya dilakukan oleh orangorang beruban di negara-negara besar yang banyak melahirkan para pemikir sejak berabad-abad silam. Bahkan di Jepang, dengan penduduk yang sempat dikenal sebagai kutubuku, orang mudanya lebih memilih “menyendiri” bersama piranti komunikasinya.
T
entu saja peralatan digital bernama “tablet” adalah benda paling ajaib dari abad 21. Meski sempat lama sekali dicita-citakan – sebentuk barang yang kompak, mampu memuat isi satu perpustakaan – namun segera sesudah terwujud, tablet menjadi tak terelakkan. Kaum rambut uban menganggap membaca berlama-lama dari tablet membuat mata cepat lelah. Bisa jadi karena performa mata kaum beruban memang sudah agak menurun. Ini diakui oleh Suwandi S. Brata, Education and Publishing Director Group of Retail and Publishing, beberapa waktu silam saat ditemui di ruang kerjanya. Untuk waktu-waktu berkualitas menyerap informasi Wandi masih memilih buku, tak pernah lupa mengisi saat-saat kosong dengan membaca, kendati untuk keperluan menulis tentulah tetap Internet pilihannya agar cepat mendapatkan macam-macam referensi yang dibutuhkannya. Apakah berarti kaum muda betul-betul sudah meninggalkan buku dan sepenuhnya secara ringkas dan praktis membaca dari tablet, Wandi tidak setuju. Cepatnya laju pemakaian tablet di Indonesia masih berada pada tingkat keperluan browsing atau kecanduan pemanfaatan media sosial, dan hanya segelintir saja kaum profesional yang betul-betul memaksimalkan kegunaan sabak elektronik itu.
6
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
Menengok catatan bisnis di GoRP untuk penjualan e-book, angka pertumbuhannya masih amat rendah, tidak sampai 1% dari keseluruhan hasil usaha penerbitan. Sekadar informasi, penerbit-penerbit kita menawarkan kepada para penulis untuk juga menerbitkan karyanya dalam format digital. GoRP bahkan menyediakan layanan e-publishing bagi penulis-penulis yang karyanya tidak lolos seleksi penerbitan cetak atau mereka yang memang tidak berminat mempublikasikan karyanya dalam format buku cetakan. Para penulis itu menyambut gembira, tapi bagaimana dengan sambutan pembaca? Kembali lagi pada catatan angka penjualannya, yang sangat kecil. Menurut Wandi format e-book di Indonesia sendiri belum berupa e-book sesungguhnya, atau dengan kata lain e-book di Indonesia kebanyakan masih dalam bentuk standar bacaan soft-copy dalam format PDF atau txt. Memang tidak mudah, demikian menurut Wandi, untuk menerbitkan e-book dalam format yang betul-betul e-book. Butuh satu pasukan awak tersendiri, karena menyiapkan bacaan e-book bukan macamnya kerja sekadar memindahkan soft-copy naskah menjadi bentuk terbitan digitalnya. Penyedia jasa terbitan e-book dengan siapa GoRP bekerjasama memang sudah menyediakan fasilitas teknologi aplikasi seperti yang biasa ditemukan pada e-reader atau e-book device, namun itu pun belum maksimal. Pembaca belum disodori macammacam kelebihan sebagaimana yang seharusnya ditampilkan oleh bacaan e-book, secara interaktif terhubungkan (linked) dengan banyak informasi melalui Internet misalnya. Namun bukan berarti upaya itu tidak dilakukan. Penerbit Grasindo misalnya, tahun lalu meluncurkan program buku pelajaran digital yang mulai dari hulu ke hilir disiapkan sebagai bacaan interaktif bagi anak-anak sekolah tingkat dasar. Penerbitan ini hasil kerjasama dengan pengembang perangkat lunak yang memang sudah lama secara khusus bergerak di bidang
Kita Siap dengan
Buku Digital? software pendidikan. Bukan perkara biasa-biasa saja, karena jenis buku teks digital yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013 ini dikemas dalam bentuk animasi dan simulasi interaktif agar lebih mudah dan menarik bagi anak-anak. Menjadi lebih tidak biasa karena penyesuaian pola pikir para guru dan orangtua soal pergaulan anak-anak dengan dunia Internet masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Dari sisi kepraktisan, dan justru kepraktisan inilah yang menjadi warna utama gaya hidup manusia modern, Wandi mengakui bahwa piranti digital benar-benar membantu kita meringkas seluruh isi rak buku. Ditambah dengan luasan bangunan rumah masa kini yang semakin mengecil, atau bahkan apartemen, di mana kita mau menyimpan koleksi buku? Dengan komputer desk-top, atau laptop, atau apalagi tablet, kita bisa membaca kapan saja. Catatannya hanya tidak di luar ruang, atau butuh pencahayaan yang tepat karena layar LCD punya keterbatasan seperti tidak bisa dibaca di bawah sinar matahari, atau ketika kita duduk membelakangi datangnya cahaya, tidak seperti e-reader dengan teknologi e-ink yang display-nya memantulkan cahaya seperti kertas sehingga lebih nyaman digunakan untuk membaca teks. Tapi tidak banyak orang Indonesia pakai e-reader. Kindle, sebagai merek piranti membaca e-book dari Amazon pilihan Oprah Winfrey untuk klub bacanya yang luar biasa itu, tidak kunjung menjadi pilihan meski versi-versi Androidnya yang dilengkapi fasilitas wi-fi sudah bisa dicari di toko dan penjual khusus e-reader. Masih ada Nook dari Barnes and Noble, BookPlace dari Toshiba, Sony PRS, atau iRiver yang terintegrasi dengan Google Ebook, atau bahkan
merek lokal seperti Jamess yang diluncurkan tahun 2010 silam. Ramah untuk mata, ramah untuk dompet, dan tetap menjadi barang “asing”. Satu catatan lagi dari Wandi perkara tokotoko buku virtual macam Amazon dan Barnes and Noble: Lihat saja mereka sekarang, apakah masih sepenuhnya menjual buku? Jadi, siapkah kita, sebenarnya, mendorong pertumbuhan buku digital agar cepat menjadi tulang belakang baru bagi bisnis penerbitan kita? Semangatnya tentu siap. Wandi hanya mengingatkan lagi soal kesiapan teknis, bersediakah kita untuk menyediakan satu kelengkapan SDM yang kompeten dan secara khusus menangani penerbitan digital dengan dukungan teknologi yang tepat guna. Kedua, dan mungkin sama pentingnya dengan soal kesiapan teknis, kembali pada minat baca. Kapan, atau bagaimana, kita semua mau memulai satu gaya hidup berpiranti digital yang pemanfaatannya tidak berhenti hanya pada keperluan browsing sekilas-sekilas atau menekuni media sosial, dan mulai menyemangati diri untuk kembali menggali kekayaan wawasan melalui literatur? (Nana)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
7
GRAMEDIA KONSEP BARU
Zaman berubah. Gaya hidup masyarakat pun berubah. Berkiblat pada segala sesuatu yang dianggap jamak, up to date, dan gaul adalah fenomena pemicu gaya hidup seseorang. Kini, kenapa berkunjung ke Gramedia tidak dijadikan sebagai gaya hidup juga?
S
8
uasana toko tentunya harus menarik agar pengunjung juga mendapatkan ide-ide menarik dengan membeli produk buku serta produk lainnya. Konsep baru Gramedia yang dikemas berbeda diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi akrab dan tidak berjarak dengan Gramedia. Gramedia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang retail,di usia yang ke-45 tahun ini berusaha untuk tetap relevan dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Untuk menjawab tantangan itu, Gramedia terus berbenah diri demi kepuasan pelanggan dan turut serta dalam upaya mencerdaskan masyarakat Indonesia. Konsep baru toko yang benar-benar berbeda diterapkan di Central Park Mall, Jakarta. Berbeda dengan Gramedia yang lain, Gramedia Konsep Baru di toko yang sudah berdiri selama
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
lima tahun ini memiliki luas 3.000 m2 dengan pembagian ruang atau chamber berdasarkan tema yang beragam. Mengusung konsep yang nyaman, playful adventurous, dan memorable kini pengalaman berbelanja lebih menyenangkan dan berkesan. Gramedia Konsep Baru diluncurkan Sabtu 9 Mei yang lalu di lokasi Gramedia Central Park Mall, Lt. 3, Jl. S. Parman Kav. 28, Jakarta. Beberapa chamber dalam toko ini bernuansa berbeda, tetapi tetap saling terkait. Misalnya Writing Boutique Chamber yang menyediakan pena eksklusif dari beragam merek internasional, bersisian dengan New Arrival & Best Seller Chamber yang berisi buku-buku pilihan dari deretan penulis terkenal. General Book Chamber area yang menjual buku dengan berbagai tema seperti buku-buku Novel, Science, Social, Management, Business, dan Religion. Fancy and Stationery Chamber adalah ruang khusus menjual beragam kebutuhan remaja, tas, pernik dan alat tulis menarik, bersisian dengan Sport Chamber yaitu area khusus buku-buku dan peralatan kebutuhan akan gaya hidup, olahraga, dan kesehatan populer. IT Chamber adalah ruang khusus menjual segala produk supplies komputer dan berbagai aksesori gadget untuk memenuhi kebutuhan komunikasi saat ini. Art and Design Chamber menyediakan alat-alat musik, alat-alat lukis dan perlengkapan membuat segala macam kerajinan tangan. Dalam area ini sering dilakukan shooting untuk acara bedah buku-buku bermutu dengan tema “The Author” dan berbagai acara lainnya. Ada juga Kids Chamber, yang menjual segala sesuatu yang berhubungan dengan anak-anak mulai dari buku dongeng, buku aktivitas, mainan dan aksesoris. Area ini dilengkapi dengan panggung yang dapat digunakan beragam aktivitas dan menempati area 500 m2 agar anakanak leluasa berinteraksi. Dalam rangka terus meningkatkan interaksi dengan para pelanggan dan menyajikan pengalaman baru tak terlupakan, Gramedia Konsep Baru menggelar berbagai acara dan kegiatan untuk anak-anak di setiap hari Sabtu dan Minggu seperti lomba melukis, kegiatan mendongeng, puppet show dan menonton film bersama. Tidak hanya anak, ada pula aktivitas lain bagi pelanggan setia Gramedia. Salah satunya adalah demo memasak bersama chef dan pakar kuliner yang buku-bukunya telah diterbitkan
Gramedia, digelar di area Woman Chamber. Ruang khusus gaya hidup wanita ini bahkan telah dilengkapi seperangkat alat memasak yang didesain khusus untuk memanjakan pelanggan Gramedia. Mendukung konsep baru, Gramedia pun meluncurkan logo baru yang lebih elegan, modern, dengan warna, font, dan image yang mampu memberikann inspirasi dan mendorong ide kreativitas. Logo baru ini membuat Gramedia terkesan fresh, menarik, semangat, ceria, dan seru, seirama dengan ambience dan suasana baru di dalam toko Gramedia. Logo Gramedia baru dengan huruf “G” dan tulisan GRAMEDIA mempunyai makna kreativitas, fleksibilitas, kemajuan, perubahan, dan kekuatan untuk memberikan ide dan inspirasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Harapannya, Gramedia tidak lagi terjebak dalam stereotype yang kaku dan membosankan. Secara bertahap perubahan ini akan dilaksanakan untuk tahun ini di outlet Bintaro, Sidoarjo, Jogja, dan Serpong, demikian menurut Store Manager Central Park Niken E. Puspitasari. Dari keterangan yang didapat sebelumnya dari CEO Group of Retail Priyo Utomo saat perayaan HUT ke 45 TB Gramedia bulan Februari silam tahapan ini direncanakan matang-matang karena diperlukan pula perubahan mindset dari keseluruhan pemangku kepentingan TB Gramedia, sekaligus untuk membiasakan pelanggan. Yang jelas perubahan konsep ini akan membawa pelanggan Gramedia bertualang bersama untuk menemukan ide dan inspirasi dengan cara yang lebih menyenangkan, ceria, seru, dan penuh inspirasi, menuju masyarakat Indonesia yang lebih cerdas, melalui budaya baca yang semakin tinggi. “Gramedia, Memberikan Inspirasi dan Pengalaman Tak Terlupakan untuk Menghidupkan Ide-ide Barumu.” (Godfrida Winda/ Public Relations Dept. Gramedia Asri Media)
MENJELANG FRANKF Indonesia mendapat kehormatan besar, setelah terpilih sebagai Guest of Honor di Frankfurt Book Fair (FBF) Jerman untuk tahun ini, nanti di bulan Oktober. Sekadar catatan, Frankfurt Book Fair adalah ajang tahunan bagi lebih dari 100 negara untuk menampilkan buku-buku terbaik.
F
BF pertama kali berlangsung sekitar abad ke15 tak lama setelah Guttenberg menemukan mesin cetak dan seiring waktu telah berkembang menjadi pameran buku terbesar di dunia yang dikunjungi lebih dari 260 ribu orang dari 132 negara. Frankfurt Book Fair adalah pameran buku terbesar dunia yang diikuti lebih dari 100 negara, disorot lebih dari 9.300 jurnalis dunia dan dihadiri lebih dari 260.000 pengunjung. Ini menjadi kesempatan sangat baik bagi Indonesia untuk memamerkan pencapaian terbaik kita khususnya di bidang literasi dan kebudayaan. Setiap tahun FBF memilih satu negara untuk mempertontonkan industri perbukuan serta kebudayaannya atau menjadi highlight pameran sebagai Guest of Honor, dan Indonesia terpilih untuk menampilkan diri di ajang FBF 2015. Proses seleksinya lumayan cukup panjang karena Direktur Frankfurter Buchmesse sendiri tetap harus menilai negara-negara yang sudah mengajukan proposal mengenai kelayakan industri perbukuannya untuk diangkat menjadi sorotan pameran.
10
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
Saat ini tidak hanya ajang jual beli hak cipta buku, FBF adalah juga kesempatan -- terutama bagi Tamu Kehormatan sebagaimana disandang Indonesia tahun ini -- untuk melakukan diplomasi budaya dengan cara memamerkan pencapaian terbaik anak-anak bangsa yang termanifestasi lewat buku Sastra, Humaniora, dan Sains yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman dan Inggris. Pameran ini akan menjadi etalase bagi dunia untuk melihat kemajuan Indonesia, sekaligus menyediakan kesempatan bagi para penulis kita untuk go international. Buku dan pengarang dari Indonesia mulai kian mendapat sorotan positif publik dan media internasional, antara lain melalui partisipasi di Leipzig Book Fair (12 - 15 Maret 2015), Bologna Children Book Fair (30 Maret - 2 April 2015) dan London Book Fair (14 - 16 April 2015). Keterlibatan Indonesia dalam ketiga pameran internasional ini juga menjadi bagian dari promosi dan ‘pemanasan’ menuju perhelatan yang lebih besar, yaitu menjadi tamu kehormatan FBF dengan area pamer seluas lebih dari 2.000 meter persegi. Tak hanya memamerkan buku, Indonesia akan menggelar kampanye kebudayaan sebelum hingga puncak acara FBF 2015, melalui rangkaian kegiatan antara lain pameran Arsitektur, Fotografi, Naskah Kuno, Festival Film, pertunjukkan Seni Tradisi hingga Kontemporer, serta Ceramah dan Seminar tentang Indonesia.
URT BOOK FAIR 2015 Sebagai tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, Indonesia mengusung tema “17.000 Islands of Imagination” dan akan memamerkan sekitar 75 judul buku Indonesia berbahasa Jerman dan 100 judul buku Bahasa Inggris serta sekitar 20 judul berbahasa lain, yang saat ini proses penerjemahannya masih berlangsung.
Kompas Gramedia di FBF Selama ini kehadiran Indonesia di Frankfurt Book Fair dikoordinir oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan KG tak pernah luput mengirimkan buku-buku terbaiknya untuk dipamerkan di sana. Keikutsertaan KG di FBF yang diwakili oleh kelompok penerbitan Gramedia (sekarang GoRP), Group of Magazine, dan Harian KOMPAS serta Gramedia Printing dimulai sekitar tahun 1980-an. Tahun ini tidak hanya sekadar ikut memamerkan buku-buku terbitannya, GoRP juga terlibat langsung dalam komite tingkat nasional bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan IKAPI. Siti Gretiani, GM Publishing Gramedia Pustaka Utama yang masuk dalam tim komite Buku dan Eksibisi (dari sejumlah komite di bawah kepanitiaan besar) mewakili kelompok penerbit Gramedia menjelaskan bahwa buku-buku pilihan tentang Indonesia karya penulis Indonesia dari berbagai penerbit yang dipamerkan di sana harus diterjemahkan ke dalam utamanya bahasa Inggris dan Jerman dengan dana subsidi pemerintah.
Namun selain itu ada pula buku-buku yang dipajang dalam area National Collective Stand yang merupakan tempat bisnis jual-beli rights penerbitan dan tidak perlu diterjemahkan terlebih dahulu. Sejumlah buku karya penulis Indonesia sudah dibeli hak penerjemahannya oleh penerbit Jerman dan negara lainnya siap dipamerkan dan dperkenalkan sekaligus bersama penulispenulisnya, antara lain Amba (Laksmi Pamuntjak), Pulang (Leila S. Chudori), Lelaki Harimau dan Cantik itu Luka (Eka Kurniawan), kesemuanya buku terbitan kelompok Gramedia. Kendati sudah setiap tahun ikut serta dalam pameran buku terbesar ini bukan berarti kelompok penerbitan Gramedia santaisantai saja menghadapi bulan Oktober nanti. Kerja besar untuk memperkenalkan bisnis KG kepada khalayak internasional khususnya dalam bidang penerbitan buku bukan perkara yang bisa dikerjakan sambil lalu. Kesempatan menjadi sorotan dalam ajang sebesar Frankfurt Book Fair harus dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya, terutama sesudah banyak media sempat mengulas kurangnya upaya persiapan dari Pemerintah dalam tiga pameran sebelumnya (Leipzig, Bologna, London). Rasanya kita semua, keluarga besar KG, layak mendukung kerja besar itu. Dalam antara “17.000 Islands of Imagination” yang menjadi tema stand Indonesia di FBF terkandung nama Kompas Gramedia. (Nana)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
11
Tulisan ini muncul mengisi kolom Udar Rasa di Kompas Minggu, 3 Mei 2015 (Red.)
Kenangan Membaca, Kenangan Berpikir Oleh Bre Redana, Redaksi KOMPAS
eberapa kali menerima undangan menjadi pembicara dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk menggalakkan minat membaca, termasuk kalau tak salah minggu depan di Bandung, saya justru berfirasat: jangan-jangan membaca (buku) akan segera menjadi masa lalu kita? Mengingat adanya kaitan penemuan huruf, bahasa, tulisan, buku, dan memori dalam proses evolusi manusia selama berabad-abad, dengan berlalunya kebudayaan membaca, adakah akan berlalu pula kebiasaan berpikir? Membaca dan berpikir, menjadi tinggal kenangan? Tanda-tandanya sudah tampak kini. Dengan apa yang dikenal luas sekarang dengan sebutan Twitter, orang tak perlu berpikir keras sebelum mengutarakan sesuatu. Cukup secara spontan dan segera: nyeletuk. Yang berkuasa adalah ucapan yang paling banyak, bukan truth, kasunyatan, kesejatian, yang memang sering tak terucap. Tak ada suaranya, seperti angin. Kita hanya melihat kehadirannya lewat daun yang bergerak. Mengutip sajak Darmanto Jatman di masa lalu: “...seperti lidah, di mulut tak terasa/ seperti jantung, di dada tak teraba.” Dunia kini melulu dikuasai keberisikan, bukan keheningan berpikir. Praktisnya: ngomong dulu berpikir kemudian. Tanda tangan dulu, berpikir belakangan. Kerja, kerja, kerja. Lhah, berpikirnya mana... Jadi ingat, kata-kata para editor koran di masa lalu. Kepada reporter, mereka mengingatkan: ketika kalian pulang ke kantor, tulisan harus sudah jadi. Maksudnya bukan kami disuruh menyerahkan kertas berisi tulisan yang telah beres begitu sampai kantor, di zaman mesin ketik itu. Melainkan, proses eksplorasi dan pencarian berita adalah proses gagasan. Saat naik bis kota atau mengendarai Vespa pulang ke kantor usai tugas lapangan, hasil wawancara, pengamatan, dan lain-lain telah kami olah dan sintesiskan dalam pikiran kami. Struktur tulisan telah terbentuk di otak. Dengan kata lain, sebelum mengetik, tulisan telah selesai. Kami cepat dan
B
akurat, dalam zaman teknologi yang lelet, lambat, tidak sebergegas sekarang. Itu pula ironinya. Di zaman dengan teknologi informasi yang memungkinkan orang melakukan segala sesuatu serba cepat—bercinta pun dengan tergopoh-gopoh—berita justru tidak selesai. Bukan saja tidak selesai sebelum ditulis, bahkan belum selesai setelah terpublikasikan. Persis berbagai keputusan yang memiliki implikasi serius terhadap kehidupan publik. Banyak keputusan minus pemikiran. Dalam dunia politik, tak ada lagi pergulatan ideologi. Yang ada perebutan kekuasaan. Kajian politik menyangkut ideologi dan pemikiran digantikan talk show berisi gosip politik. Untung dulu tak jadi susah-susah kuliah ilmu politik. Terus terang, dengan surutnya kebiasaan membaca buku, saya melulu melihat hal-hal yang bakal hilang, belum menemukan apa yang bakal menjadi gantinya. Proses membaca buku berbeda dengan proses membaca di layar laptop atau berbagai perangkat teknologi informasi canggih sekarang. Membaca melalui layar komputer, istilahnya hiperteks, berbeda prosesnya di otak dibanding dengan membaca buku, dalam hal ini disebut pembacaan secara linear. Pada pembacaan hiperteks, orang meloncat ke sana kemari, tidak fokus ke satu hal. Belum lagi kalau kita bicara cara kerja saraf-saraf sensorik tubuh. Dalam pembacaan dengan teknologi digital, sistem sensor dan kognitif kita berubah karena stimulus yang bersifat repetitif, intensif, interaktif, dan adiktif (membuat kecanduan). Lihat sendiri: kalau pasangan Anda kecanduan piranti digital, susah dia diajak ngomong. Sadarkan dia, bukan buru-buru cari ganti. Menggalakkan kebiasaan membaca (buku) kini menemukan signifikansi baru. Dia bukan hanya upaya memberantas iliterasi, tetapi juga menyelamatkan otak. Lagu Kenangan Desember lumayan, ingat diri penyanyi Arie Koesmiran. Kalau membaca dan berpikir tinggal kenangan, kita kehilangan diri...***
Kekuatan Belajar untuk Pelajar “Hanya ada satu negara yang menjadi negaraku. Negara itu tumbuh karena satu perbuatan. Dan itu perbuatanku” (Mohammad Hatta dalam Indonesia Vrij, 1928).
M
uhammad Hatta adalah pemimpin yang otentik, pemimpin yang keselarasan ucapan dan perbuatannya patut diteladani generasi muda di Tanah Air. Apa yang diperjuangkan Bung Hatta tidak akan pernah habis, beliau tidak mengejar kata” merdeka” melainkan mengejar kata “perdamaian”, demikian dari Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono dalam pembukaan acara Forum Kebangsaan “Implementasi Keteladanan Bung Hatta Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016” di Aula Sarbini, Cibubur, Jawa Barat, 29 April yang lalu. Sejalan dengan semangat Bung Hatta, Kompas Gramedia turut serta mendukung Gerakan Forum Indonesia Muda sebagai penerus cita-cita Bung Hatta, untuk memberi semangat generasi muda untuk terus berkarya demi bangsa. Acara ini diikuti oleh 150 mahasiswa perwakilan universitas-universitas yang terpilih melalui seleksi ketat di daerah. Dalam acara pelatihan kepemimpinan selama 4 hari disuguhkan berbagai materi dari pakar ekonomi, bisnis, pendidikan, dan pembentukan karakter. Keseleuruhan acara ditutup dengan kegiatan outbond untuk mempererat dan menjaga kekompakan peserta. Kompas Gramedia hadir dalam bentuk sharing knowledge yang disampaikan oleh GM HR Strategy Corporate Human Resources A.A. Gde Bagus S Wima yang mewakili CEO Agung Adiprasetyo dengan tema Power Learning. Unit-unit di KG yang terlibat dalam event ini adalah Harian KOMPAS, Corporate Communications KG, Penerbit Buku Kompas (PBK), dan KG Value Card.
Peserta pelatihan sangat antusias mengenal komunikasi dan produk KG dalam acara itu. Penjualan buku-buku PBK tampak meriah, terlihat dari senyum para penjaga stand. Tidak mau kalah, KGVC juga membukukan pendaftaran member yang membanggakan walaupun harus terus-menerus menjelaskan kegunaan atau manfaat lebih dari kartu KGVC. Maklum, mahasiswa sekarang semakin kritis mennyikapi suatu produk.
Sebagai penutup, adalah merupakan kewajiban kita yang masih menghirup udara tanah air ini untuk bersama-sama mendukung kegiatan ini melalui berbagai bentuk kepedulian dari berbagai pihak komponen bangsa, seperti yang disampaikan oleh Bung Hatta dalam tulisannya yang berjudul Tanggung Jawab Kaum Intelegensia (1966). Pada akhirnya semoga sinergi yang terbentuk antara KG dan generasi penerus bangsa ini akan semakin erat dan produk KG semakin dekat dengan para penggunanya. (Yayaxx/Corp. Communications) masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
13
‘Ingin Jadi Guru, Seperti Ibu Kita Kartini’ Ada beragam cara untuk memperingati Hari Kartini. Di berbagai tempat, peringatan dilakukan dalam bentuk acara atau lomba yang banyak dilibati oleh Kartini-Kartini masa kini.
K
ompas Gramedia salah satunya. Melalui kegiatan CSR-nya, KG mengadakan acara peringatan Hari Kartini yang diperuntukkan bagi anak-anak warga sekitar perkantoran pusat KG di wilayah Gelora. Tak sekadar berupa lomba busana adat mirip Kartini, KG juga berusaha memaknai lebih jauh sosok ini melalui acara Tutur Cerita tentang Ibu Kita Kartini. Selasa pagi, 21 April 2015, anak-anak warga sekitar berkumpul di Rumah Kreasi KG, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, didampingi para guru dan orangtua masing-masing. Dengan mengenakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia, mereka tampak asyik menyimak cerita seru yang dibawakan oleh pendongeng muda dari Jogja, Rona Mentari. Sesuai dengan momentum, Kak Rona, demikian ia biasa dipanggil, membawakan cerita tentang tokoh perempuan pahlawan nasional yang bernama Raden Ajeng Kartini. “Ibu Kita Kartini adalah seorang perempuan yang rajin belajar sejak ia kecil, adik-adik. Walaupun pada jamannya sekolah belum banyak seperti saat ini. Ia juga punya cita-cita yang tinggi,” kata Kak Rona dalam ceritanya. Agar lebih mudah dipahami anak-anak, cerita tentang Kartini dibawakan Kak Rona dengan cara yang unik dan menarik. Sebuah gitar kecil dipergunakan olehnya untuk menciptakan suara-suara latar cerita. Alat musik itu juga digunakannya untuk mengiringi lagu Ibu Kita Kartini yang dinyanyikan bersama anak-anak. Selain penggunaan musik sebagai media pendukung, cerita juga diwarnai dengan penggunaan tokoh-tokoh menarik yang sering menjadi bagian dalam cerita anak-anak. Tokoh kupu-kupu, salah satunya, diceritakan Kak Rona sebagai penggambaran surat-surat yang ditulis Kartini. Dengan begitu, anak-anak jadi lebih tertarik dan lebih memahami cerita yang disampaikan. Selain kupu-kupu, ada pula beberapa tokoh lain seperti Trimbil, tokoh monyet yang baik hati dan suka menolong, yang ditampilkan melalui boneka tangan. Cerita dari Kak Rona tampaknya cukup mewarnai persepsi anak-anak Gelora. Jika sebelumnya, di awal cerita, pertanyaan Kak Rona kepada anak-anak, “Sekarang hari apa ya, adik-adik?” dijawab oleh mereka dengan lugunya, “Hari Selasa,” maka setelah cerita berakhir Kak Rona kembali bertanya serupa tapi anak-anak itu lalu menjawab serempak, “Hari Kartini.” Para guru dan orangtua pun tersenyum bangga mendengarnya. Apalagi ketika ditanya tentang cita-citanya, seorang anak menjawab, “Ingin jadi guru, seperti Ibu Kita Kartini.”[Azmi/Corp. Comm]
JUARA.NET
Portal Baru Olahraga Selasa siang, 26 Mei yang baru lalu, entitas baru dalam bentuk portal berita olahraga lahir di Palbar sebagai hasil peleburan.
P
enandatangan surat kesepakatan bersama pembentukan portal olahraga dilakukan oleh KG Digital Group Director Edi Taslim mewakili PT Kompas Cyber Media dan Direktur PT Tunas Bola Arief Kurniawan bersama Direktur Corporate Human Resources Sigit Suryanto dalam suatu acara yang simpel dan ringkas di ruang yang diperuntukkan bagi awak redaksi Juara.net di lantai 6 Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat. Juara.net adalah peleburan antara situs Bolanews.com, portal berita olah raga pertama di Indonesia yang menyajikan informasi sepak bola dan olahraga terkini dari Tabloid BOLA, dan kanal Bola dari Kompas.com yang menyuguhkan informasi dan berita liga sepak bola dunia termasuk live score, agenda dan hasil pertandingan, berita-berita liga dan lainnya seputar sepak bola Indonesia dan internasional.
Dalam sambutannya Sigit Suryanto menyampaikan harapan agar portal olahraga Juara.net dapat menyumbangkan yang terbaik tidak hanya bagi penggemar sepak bola di Tanah Air namun juga memperkaya konten berita olahraga dari Kompas Gramedia. Pemred Juara.net adalah Wesley Hutagalung dari Tabloid BOLA yang juga merupakan salah seorang tokoh pengamat dunia persepakbolaan. (Nana, foto: Eris/Kompas.com)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
15
IDEALOGY
Inisiatif Bisnis Layanan dari Gramedia Majalah Lebih dari 50 tahun berkarya di industri media Indonesia, Gramedia Majalah mengembangkan layanannya untuk mengimbangi dinamika kebutuhan industri.
D
inamika industri komunikasi saat ini memperlihatkan bahwa audiens makin terfragmentasi dan opsi saluran komunikasi makin beragam. Tren ini mendorong lahirnya kebutuhan korporasi untuk mampu mengelola kegiatan komunikasi perusahaan secara terintegrasi melalui berbagai platform; cetak, digital maupun event. Gramedia Majalah percaya dengan tujuan operasi untuk terus menghantarkan ide-ide inspiratif kepada seluruh masyarakat indonesia. Delivering Ideas, apapun platform yang digunakan. Akumulasi dari bertahun-tahun pengalaman berkomunikasi dengan pembaca menjadi modal utama untuk mengembangkan divisi layanan media (Media Services Division), divisi yang kemudian diluncurkan dengan brand IDEALOGY yang menawarkan jasa pengelolaan kegiatan komunikasi terpadu melalui empat unit layanan: event organizer (Act!), custom publishing consultant (Cre8), production house (VIP) dan digital media solution (Gramedia Digital). Act! adalah brand activation agency dengan beberapa layanan spesifik seperti event management, event production, dan booth contractor. Beberapa event yang kemudian dapat dikatakan sebagai portofolio utama adalah Indonesia Fashion Week 2012, Chrisye Kidung Abadi Concert, Mercedes Benz Driving Experience, Indonesia Hottest Insight Seminar, Prenagen & The City, Frisian Flag Finger Print Guiness World Record dan masih banyak event lainnya. Jika kebutuhannya adalah pembuatan materi komunikasi seperti internal magazine, annual reports, coffee table books, event report, display ad, event printed materials, serahkan kepada Cre8, unit yang menawarkan jasa perencanaan, produksi dan distribusi materi komunikasi yang
dapat di-custom sesuai kebutuhan klien; tidak hanya dalam format paling efisien dan efektif tetapi melengkapinya juga dengan sentuhan kreatif khas Cre8. Gramedia Digital adalah salah satu unit layanan terbaru yang bergerak di bidang jasa pengelolaan media komunikasi digital. Berbekal pengalaman mengelola 14 website dan 24 e-magazine brands, kompetensi yang dimiliki menjadi sangat berharga dalam membantu pengelolaan aset digital klien seperti website dan social media. Beberapa kerjasama sebelumnya memperlihatkan betapa beragamnya kompetensi yang dimiliki mulai dari pengembangan website, pengelolaan konten web/ social media sampai penyelenggaraan kegiatan pemasaran digital seperti online quiz maupun digital advertising. Beberapa klien yang telah bekerjasama adalah Sania Royale, Federal Oil, Honda Community Net, Kacang Dua Kelinci, Lintas Marga, dan lainnya. Unit terakhir yang mendukung ketiga unit lainnya yaitu VIP, one stop solution untuk produksi video. Production house ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengembangkan platform komunikasi dalam bentuk program televisi yang dikembangkan dari berbagai kekayaan konten Gramedia Majalah seperti otomotif, masakan, hobi hingga lifestyle. Pun demikian, VIP juga terbuka dalam melayani berbagai kebutuhan custom video production seperti web video content, video presentation maupun dokumentasi video penyelenggaraan event. Keempat unit ini siap bersinergi dalam memberikan one stop communication management solution bagi setiap rekanan, termasuk unit bisnis Anda. Kunjungi www.idealogy.co.id untuk informasi lebih lanjut. (Christallia/ACT Group of Magazine)
Kompas Kampus Bulan Maret dan April 2015 lalu, KompasTV menyelenggarakan “Kompas Kampus”, didukung oleh Harian KOMPAS, Kompas.com, dan juga jaringan radio Sonora/Smart di Jogja, Surabaya, dan Makassar.
B
erbagai workshop dari Kompas Muda, Sonora, Drone Journalism dari KompasTV, dan blogshop dari Kompasiana diadakan. Selain itu, talkshow interaktif “Rosi” yang dibawakan langsung oleh Rosianna Silalahi dengan menggandeng Raditya Dika dan Pandji juga menjadi daya tarik yang luar biasa. Tentunya, panitia Kompas Kampus membuat suasana lebih santai dengan menyelenggarakan taping Stand Up Comedy SERU yang menutup hari pertama maupun kedua di setiap kota. Kompas Kampus pertama dilaksanakan tanggal 13-14 Maret 2015 di Universitas Gajah Mada, dihadiri sekitar 12.000 peserta yang memenuhi Grha Sabha Pramana UGM. Talkshow Rosi yang menjadi puncak acara menghadirkan Bambang Widjojanto dan Mahfud MD dengan tema “Saya Anti Korupsi”. Setelah Jogja, Kompas Kampus menyambangi Surabaya tanggal 20-21 Maret di Airlangga Convention Centre (ACC) yang dipenuhi sekitar 8.000 peserta. Ada gimmick seru di sini, sewaktu Rosianna Silalahi memasuki Airlangga Convention Centre sambil ngerap bersama Pandji. Pada kesempatan ini ‘Rosi’ mendatangkan Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas untuk berbincang dengan tema “Berbeda, Demi Perubahan”. Tanggal 6-7 April kehadiran Kompas Kampus di Makassar sempat dihadang kendala. Beberapa hari sebelum penyelenggaraan, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang diharapkan menjadi nara sumber dalam talk-show Rosi menyatakan tak dapat hadir. Panitia tidak patah semangat! Backup plan mendadak keluar, yaitu mengalihkan talk-show di hari kedua sebagai antisipasi jika JK betul-betul tidak bisa hadir. Walau demikian tugas mempersiapkan kehadiran JK pun terus dilakukan, barangkali saja keajaiban muncul dan orang kedua di Indonesia ini bisa hadir. Kurang lebih 36 jam sebelum penyelenggaraan Kompas Kampus di Makassar panitia mendapat kabar gembira. Sang Wakil Presiden dinyatakan dapat hadir untuk berbicara di depan ribuan peserta Kompas Kampus di Auditorium Baruga, Universitas Hasanuddin. Dalam ‘Rosi’ kali ini, Jusuf Kalla mengobrol santai dengan Rosianna tentang “Mempimpin a la Saudagar”. Sementara back up plan yang dibuat untuk ‘Rosi’ menghasilkan pembicaraan yang sangat cair antara Rosianna Silalahi, mantan Ketua MK Hamdan Zoelva, dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto. Perbincangan mereka mengusung tema “Apa (Lagi) Karyamu?” Kompas Kampus berikutnya dipersiapkan untuk digelar di bulan Mei di dua kota besar lainnya, Bandung dan Jakarta. Good luck, tim Kompas Kampus! (Riri/PR Kompas TV)
BOLA AORI 2014 &
Run for Asian Games 2018 P
ara atlet dan tokoh olah raga nasional berprestasi mendapatkan apresiasi setinggitingginya dalam acara Anugerah Olah Raga Indonesia (AORI) 2014 yang digelar di The Breeze, BSD City, 26 April. Dalam penganugerahan yang digelar oleh BOLA itu, bulu tangkis, angkat besi, balap sepeda, dan taekwondo adalah cabang-cabang yang mengirimkan wakilnya.Atlet Putra Terbaik diraih oleh Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, pasangan ganda putra peraih emas Asian Games 2014 dan All England 2014. Gelar Atlet Putri Terbaik diraih oleh Sri Wahyuni Agustiani, peraih dua emas dan satu perak Kejuaraan Dunia Junior Angkat Besi 2014 dan perak kelas 48 kg Asian Games 2014. “Terima kasih kepada BOLA yang telah memberikan apresiasi kepada para atlet nasional. Hal ini membuat saya semakin tertantang untuk berprestasi,” ujar lifter ini. Kategori Tim Terbaik diraih oleh Eng Hian, sementara pebulutangkis Greysia Polii terpilih sebagai Atlet Favorit, Lioe Nam Khiong sebagai Pembina Terbaik, dan gelar Badan Usaha Peduli Olah Raga diberikan kepada PGN. Hendrik Brocks yang merupakan eks pebalap sepeda peraih tiga emas Asian Games 1962 ketika ajang itu digelar di Jakarta untuk pertama kalinya itu menjadi peraih Lifetime Achievement. “BOLA masih ingat saya dan prestasi Indonesia di masa itu. Saya mengucapkan terima kasih dan semoga prestasi balap sepeda nasional semakin maju,” ujarnya.
AORI adalah ajang tahunan yang digelar BOLA sejak 1989. BOLA menjadi satu-satunya institusi yang konsisten memberikan penghargaan kepada para atlet dan tokoh berprestasi. “BOLA terus memberikan penghargaan untuk para atlet berprestasi karena hal ini merupakan tanggung jawab kami,” tutur Pemred BOLA Arief Kurniawan.
Berlari Menuju 2018
Di tempat dan tanggal yang sama, BOLA juga menggelar Run for Asian Games (RfAG), ajang yang didukung oleh KOI (Komite Olimpiade Indonesia) dan Kemenpora dan mengajak masyarakat untuk berolah raga yang sekaligus mempromosikan Asian Games 2018 yang akan digelar di Indonesia. “Indonesia akan menggelar Asian Games pada 18 Agustus-2 September 2018. Ajang ini sangat baik untuk mempromosikan Asian Games dan kesiapan Indonesia menuju 2018,” tutur Rita Subowo, Ketua Umum KOI. Dalam event ini terdapat tiga kategori lari yang digelar, yakni 5 km, 3,1 km yang merupakan fun run, dan 1 km untuk run for kids. Pesertanya pun datang dari beragam lapisan masyarakat, mulai dari para penggemar lari hingga masyarakat yang ingin jalan santai di fun run. “Fun run sangat menyenangkan, saya sangat menikmatinya,” tutur Dedeh Erawati, pelari gawang nasional. “Berlari bersama untuk mempromosikan Asian Games 2018 adalah hal yang menyenangkan,” Terry Putri, presenter dan artis ternama Indonesia. Jadi, mari bersatu, berlari, menuju Asian Games 2018. (prel)
OTOBURSA
TUMPLEK BLEK 2015
B
ursa otomotif terbesar se-Asia Tenggara kembali digelar sebagai dukungan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, melalui The 16 International Otobursa Tumplek Blek 2015 dengan tema “Auto Creative City” yang menghadirkan semacam miniatur kota kreatif. Menginjak tahun ke-16 penyelenggaraannya, Otobursa Tumplek Blek 2015 terus berupaya meningkatkan kualitas acara melalui trobosan terbaru dengan mengajak para pecinta otomotif Tanah Air dengan mengembangkan usaha non komoditas dengan kualitas terbaiknya. Event yang tahun ini kembali diadakan tanggal 9-10 Mei yang lalu di Plaza Timur dan Parkir Kolam Renang Gelora Bung Karno, Jakarta, dipenuhi peminat otomotif yang sedikitnya datang dari wilayah Jabodetabek. Salah satu peserta yakni Honda yang merasakan manfaat besar Otobursa Tumplek Blek sebagai ajang yang tepat tidak hanya untuk bertemu dengan konsumen secara langsung namun juga dengan para komunitas, penggemar otomotif, dan pemain bisnis lainnya, seperti yang disampaikan oleh Jofis Fandy, Marketing and
Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor.
Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, tahun ini International Otobursa Tumplek Blek 2015 dikemas kreatif dan lebih inovatif sehingga menambah nilai manfaat maupun daya jualnya, para pelaku otomotif diajak menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan memperluas jaringan bisnisnya. Selain itu Tumplek Blek 2015 juga merupakan wadah edukasi untuk pengembangan kreasi maupun praktik cerdas otomotif. (Otomotifnet.com, dokumentasi foto Promosi Otomotif)
OTOMOTIF AWARD 2015 P
erhelatan awarding tahunan “OTOMOTIF AWARD 2015” persembahan tabloid OTOMOTIF (Group of Magazine) digelar pada hari Kamis 23 April yang lalu di Gedung Pusta Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan. Perhelatan yang merupakan salah satu bentuk apresiasi tabloid OTOMOTIF kepada industri otomotif yang sudah turut mengembangkan produk terbaiknya di Indonesia ini mengambil tema “Dari Otomotif, Untuk Indonesia”. Melalui awarding tahun ini tabloid OTOMOTIF bermaksud menyampaikan pesan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi market tapi juga sebagai pelaku industri otomotif terbesar di Tanah Air dan Asia, yang telah terbukti dengan semakin banyaknya pabrik serta produksi mobil dan motor. SUV kompak terbaru, HR-V, mobil andalan Honda, berhasil dinobatkan sebagai “Car of The Year” Otomotif Award 2015 mengalahkan 71 model lain yang dipasarkan di Indonesia.
“Model-model yang kami nilai adalah model yang sudah kami tes, mobil yang sudah dipasarkan selama setahun terakhir,” jelas Erie Wiria Adji, Ketua Panitia Otomotif Award 201. Penghitungan nilai dilakukan sejak Mei 2014 sampai Maret 2015. Selain mobil, terpilih pula dari kategori motor sebagai “Bike of The Year” Yamaha NMAX 155. Motor skutik premium Yamaha ini hadir dengan beragam keunggulan di antaranya fitur dan teknologi terkini serta performa yang sangat baik dengan harga jual yang relevan. Selain meraih gelar Bike Of The Year, NMax 155 juga meraih penghargaan skutik terbaik tahun ini. (*)
BENTARA BUDAYA JAKARTA
RETROSPEKTIF KOMIK INDIE INDONESIA 1995 – 2015
M
erayakan tahun ke-20 perjalanan Komik Indie di Indonesia, BBJ bekerjasama dengan Akademi Samali menyelenggarakan pameran retrospektif yang bertujuan untuk melihat perjalanan serta pencapaian komik indie Indonesia. Pameran diresmikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Kamis malam (7/5), diisi juga oleh pentas pembacaan dialog Arjuna Dilema (nukilan dari episode komik wayang Bhagavad Gita karya RA Kosasih) oleh personel band “Naif”, Pepeng, yang juga seorang komikus.
20
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
BENTARA PENTAS MUSIK “Jamaica Cafe”
K
elompok vokal yang satu ini merupakan grup yang tergolong unik karena menonjolkan kemampuan bermusiknya secara accapella, atau yang kerap disebut sebagai “musik mulut”. Kemampuan ini membutuhkan olah vokal yang andal tidak hanya dari masing-masing personel, namun juga interpretasi, dan kreativitas yang luar biasa. Menandai perjalanan bermusik selama 24 tahun, Jamaica Cafe kembali hadir menyapa penggemarnya di halaman BBJ, Selasa petang (12/5) dengan suguhan paduan alunan nada-nada indah yang juga mewakili lagu-lagu dari masa ke masa selama perjalanan karier mereka.
PAMERAN TUNGGAL SETIAWAN SABANA
D
engan tajuk “Lakon Tubuh: Chaosmos Perjalanan Jiwa”, Setiawan Sabana mengemas pamerannya dengan tapilan sejumlah karya yang merupakan hasil permenungan tentang berbagai peristiwa mutakhir dalam bentuk objek kitab atau buku dan dalam pendekatan intermedia. Pembukaan pameran karya seniman sekaligus pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini diisi oleh pentas kelompok Abah Nanu Muda sebagai respon terhadap karya seni Setiawan Sabana. (Nana, foto-foto: Qmunk, Azmi, Sujari/Corp.Communications)
Kidung Tengah Pasar, Bersyukur dengan Kethoprak M
asyarakat Kota Solo memiliki dua ikon seni pertunjukan, Wayang Orang Sriwedari dan Kethoprak Balekambang. Kondisi keduanya tidak menggembirakan, selain sepi pengunjung, juga tergeser jenis pertunjukan yang lebih terkini.Kethoprak Balekambang mungkin yang lebih menyedihkan, terpencil di dalam Taman Balekambang dan para pemainnya bahkan harus pentas keliling untuk menyambung hidup. Kondisi Kethoprak Balekambang inilah yang menggerakkan keluarga besar Kompas Gramedia Solo bersama Pemerintah Kota Surakarta, UPTD Taman Wisata Balekambang, Seniman Kethoprak Balekambang, dan Lanud Adi Sumarmo Surakarta untuk mengadakan pementasan kethoprak dengan lakon Kidung Tengah Pasar, naskah lama yang dikemas kembali oleh sutradara Nano Asmorodhono. Pementasan berdurasi sekitar tiga jam, kursi di Gedung Ketoprak Balekambang dipenuhi penonton. Pementasan yang berlangsung hari Minggu 26 April yang lalu menampilkan bintang tamu aktor kethoprak humor Marwoto Kawer yang sekaligus tokoh pembaru ketoprak dari Jogja, tidak ketinggalan Walikota Surakarta FX Hadi
Rudyatmo juga ambil bagian. Pak Rudy, sapaan akrab walikota yang berkumis tebal ini tidak sekadar jadi bintang tamu. Dalam adegan dagelan bersama Marwoto dan beberapa pemain dari KG Pak Rudy sanggup melontarkan beberapa joke segar yang meledakkan tawa penonton. Lakon Kidung Tengah Pasar sendiri berkisah tentang Kadipaten Parang Wedang yang sedang kisruh akibat pasar yang selesai dibangun sepi dari pembeli. Beberapa pedagang melakukan protes pada Adipati Parang Wedang, dan keadaan ini dimanfaatkan oleh Patih Sawer Seto untuk memfitnah seseorang bernama Demang Pramudyo sebagai dalang kekisruhan. Niatan itu hampir terlaksana, beruntung Senopati Mahesa Rogo mampu mencegah perilaku Patih Sawer Seto. Kegiatan kethoprakan ini pada awalnya adalah bentuk lain acara Syukuran KG yang diadakan setiap awal tahun. Tahun ini KG Solo mencoba untuk tampil beda, melalui Kethoprak Kompas Gramedia untuk ikut serta menjaga ikon Kota Solo, selain agar KG menjadi lebih akrab dengan warga Kota Bengawan ini. (Yunanto Sutyastomo /Balai Soedjatmoko)
Angklung
Simbol Solidaritas dari Bandung S
alah satu rangkaian puncak peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 adalah menghadirkan ribuan pemain angklung di Stadion Siliwangi Jalan Lombok, hari Kamis (23/4). Event ini mencetak sejarah dan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional. “Harmony Angklung for The World” menjadi simboli solidaritas dari Kota Bandung bagi dunia. Pertunjukan yang melibatkan lebih dari 20 ribu angklung ini berhasil tercatat di rekor dunia Guinness World of Record. Tepatnya sejumlah 20.704 angklung yang dimainkan oleh mayoritas para pelajar ini menjadi momen amat krusial karena tantangannya tidak mudah. Tidak mudah bermusik dengan jumlah pemain lebih dari 20.000 pasang mata, satu kepala pegang satu nada, dan dipimpin oleh hanya seorang konduktor, ditambah disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Lagu-lagu yang dibawakan antara lain adalah mars Halo Halo Bandung!, lagu perjuangan yang identik dengan semangat rakyat Bandung. Berikutnya adalah lagu legendaris yang biasa dimainkan dalam menyambut tamu-tamu negara ke tanah air, We are the World, yang digubah oleh Michael Jackson dan Lionel Richie tahun 1985 dan sering didendangkan oleh banyak penyanyi top dunia karena selain menginspirasi banyak pihak juga karena nilai solidaritas Amerika pada Afrika. Dalam event ini dibawakan juga beberapa lagu lainnya semisal You Raise Me Up yang dipopulerkan oleh Josh Groban. Radio RAKA dan SONORA Bandung turut ambil bagian dalam perhelatan ribuan angklung yang dimainkan ribuan pelajar dari berbagai daerah di Jawa Barat ini, dengan menginformasikan jalannya acara dari awal hingga akhir sekaligus berpartisipasi dalam permainan angklung. (Indra/Radio RAKA-SONORA Bandung)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
23
Happy Kartini’s Day @Gramedia Jember
S
emangat “Enlightening People” dapat ditularkan dalam berbagai bentuk aktivitas. Salah satunya melalui sentuhan kreatif yang mengolaborasikan program toko, pengembangan karyawan dan program Outing School. Seasonal program toko dengan tema Hari Kartini tidaklah cukup hanya dengan display dan diskon khusus produk-produk yang berhubungan dengan wanita, meskipun sudah didukung oleh materi publikasi yang mencukupi. Karyawan juga harus terlibat secara langsung untuk menyampaikan program toko langsung ke customer, dibumbui lagi dengan memberi kesempatan kepada sekolah melalui program “Outing School” untuk merayakan dan menyambut Hari Kartini di Gramedia Jember. Program “Fun School” memberi kesempatan para guru dan siswa mengeksplorasi kemampuan kreatifitas di mini panggung yang disediakan. Lantunan nada, gerak dan lenggak-lenggok dengan busana tradisional menjadi hiburan tersendiri bagi orangtua yang mendampingi putraputrinya dan bagi pengunjung lain. Program Outing School di Gramedia Jember memudahkan manajemen dalam mengenalkan dan promosi langsung keseluruhan produk, termasuk memberikan peluang bagi sekolahsekolah untuk melakukan kegiatan di Gramedia. Bagi sekolah kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengenalkan keberadaan dan program-programnya. Khusus bagi karyawan diberikan kesempatan mengenakan baju tradisional dan untuk menambah semangat dilakukan pemilihan Best Costume, Best Couple, dan Best Presentasi Produk. (TB Gramedia Jember)
MITRA BERSEPEDA
M
itra Hotel Santika Cirebon sebagai wadah aspirasi dan Forum Komunikasi antara karyawan dengan manajemen melakukan serah-terima kepengurusan dengan format acara yang berbeda. Hari Minggu pagi 26/), Pengurus Mitra lama maupun baru yang terpilih bersama Manajemen HSC melakukan perjalanan bersepeda menuju tempat serah-terima sekaligus pelantikan Mitra. Perjalanan menempuh 25 km pergi-pulang lumayan untuk pesepeda pemula. Start pukul 06.00 dengan melintasi perkampungan, persawahan dan perbukitan menjadikan acara ini semakin seru. Semua terbayar oleh indahnya alam waduk Situ Patok yang berudara segar dihiasi bukit-bukit hijau sebagai area Finish bersepeda. Hikmah perjalanan yang harus ditempuh dengan kekompakan antara manajemen dan karyawan, dengan berbagai tantangan dalam ‘MITRA’ HOTEL SANTIKA BERSEPEDA ini adalah untuk mencapai harapan indah dalam usaha diperlukan kekompakan yang solid dan kebersamaan. Dalam sambutan serah-terima Ketua Mitra lama Jogo Purwanto (periode 2013-2015) menyampaikan ucapan terima kasih atas peran serta dan dukungan dalam setiap kegiatan, dan juga komunikasi yang baik antara karyawan dan Manajemen. Ketua Mitra periode 2015-2017 Zainal Arifin (berjaket merah dalam foto) siap melanjutkan kegiatan yang sudah ada, dan akan memaksimalkan fungsinya sebagai jembatan informasi dan komunikasi dengan manajemen. GM Hotel Santika Cirebon …… menyambut baik kegiatan seperti ini, dan tetap mengajak bersama-sama bekerja penuh kesungguhan, menjaga konsistensi baik dalam mengimplementasikan HOM maupun menampilkan Indonesian Home sebagai kekhasan Santika. Selamat untuk pengurus baru. (Bowo/HRD Hotel Santika Cirebon)
SANTIKA BENGKULU OUTBOND K
awasan Pantai Panjang Bengkulu menjadi pilihan lokasi outbond Hotel Santika Bengkulu, Minggu (26/4) yang diikuti 54 karyawan dengan tema “One Team, One Goal & One Spirit”. “Metode pembelajaran eksperiensial atau “learning by doing” sangat baik dan tepat untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung interaksi pribadi, tim dan sosial”, ungkap Human Resources Management Hotel Santika Bengkulu Muhammad Zayadi. Sesudah berakhirnya acara outbound diharapkan penyusunan strategi, semangat kerja dan kebersamaan untuk memecahkan suatu masalah, melupakan ego untuk meraih hasil maksimal dalam permainan dapat terus diterapkan dalam lingkungan kerja. Kegiatan idiakhiri dengan membersihkan area sekitar Pantai Panjang bersama-sama. (Rindah Nofitri/Executive Secretary-Public Relations Hotel Santika Bengkulu)
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
25
KAFE ULOS SANTIKA
Kafe Ulos yang terletak di Lantai Dasar Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan melakukan rebranding dengan konsep berbeda, dari sebelumnya café menjadi kedai kopi atau biasa dikenal dengan sebutan “kopi tiam”. Selama sepekan ( …………..) digelar berbagai event dengan menggandeng komunitas kreatif di kota Medan. Chaerul Abriyanto, Food & Beverage Manager, mengatakan Kafe Ulos harus mereformasi diri untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kota Medan. “Orang Medan suka nongkrong di kedai kopi terutama saat sarapan dan sore hari. Kafe Ulos mengubah konsep menu makanan dari gaya café dengan makanan western menjadi menu ala kedai kopi yang penganannya lebih ringan,” ucap pria yang akrab disapa Tato ini. Aneka kopi tentu saja menjadi sajian utama seperti Kopi Sidikalang, Aceh Gayo, Mandailing, dan tentu saja Mixology Coffee. Disiapkan pula menu highlight pendamping yang cocok sebagai teman minum Kopi dengan aneka pilihan mulai dari variasi Bubur, Roti Bakar dengan aneka isi, dan varian Mie. Tersedia juga ragam pilihan snack seperti Nasi Perang, Po Piah Goreng, serta aneka Dim Sum. Karena kebanyakan orang enggan untuk hang out di Kafe Ulos karena terletak di hotel Bintang 4 dan berpikir harganya mahal, menu yang ditawarkan sangat terjangkau mulai dari harga Rp 20.000 per porsi sehingga segala kalangan mulai anak muda pun dapat menikmati enaknya nongkrong di Kafe Ulos. Rangkaian acara digelar selama satu minggu mulai sore hari seperti Fashion Show Ulos Oki Wong, Nobar sepakbola, Edukasi Manual Brewing, Pre Seleksi Coffee King & Queen, Coffee Sharing & Talkshow Komunitas Barista, Flaring & Juggling Show Komunitas Bartender, Live Band, Komunitas Medan Guitar Family Performance, sampai Make Up & Hijab Tutorial. (Gledy Simanjuntak/PR Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention)
TRAVEL AGENT VISIT ALA HOTEL SANTIKA PREMIERE JAKARTA T
idak bisa dipungkiri lagi bahwa hubungan antara hotel dan travel agent adalah simbiosis mutualisme. Oleh karenanya untuk menjaga hubungan yang selama ini telah terjalin dengan baik, beberapa waktu lalu tim Sales & Marketing Hotel Santika Premiere Jakarta melakukan Travel Agent Visit di Bandara International Soekarno-Hatta. Kunjungan ini tidak semata-mata untuk memperkenalkan tim Sales & Marketing saja tapi juga untuk lebih meningkatkan brand awareness Hotel Santika Premiere Jakarta serta memberikan informasi mengenai fasilitas apa saja yang dimiliki. Tidak hanya itu, tim Hotel Santika Premiere Jakarta pun membawa bingkisan makan siang istimewa yang bisa dinikmati oleh segenap karyawan travel agent yang dikunjungi. Kegiatan yang berlangsung singkat namun hangat ini disambut gembira oleh kedua belah pihak. Diharapkan kegiatan ini dapat berlangsung rutin dan lebih mempererat jalinan kerjasama antara travel agent dan Hotel Santika Premiere Jakarta. (Hesty NingTyas/Sales and Marketing Hotel Santika Premiere Jakarta)
Semangat Sambut 50 Tahun KOMPAS Ada yang berbeda di ruang redaksi Harian KOMPAS Lantai 3 Palmerah Selatan 13 Mei yang lalu. Ruang Redaksi, khususnya di bagian Produksi, yang biasanya putih, hari itu berubah berwarna-warni.
B
alon aneka warna bergelantungan di plafon ruangan. Di bawah balon-balon itu tersemat tulisan ”Jelang 50 Tahun KOMPA (1965-2015)”. Balon-balon tersua juga di pintu masuk bagian belakang ruang Redaksi, seakan menyambut karyawan yang hendak memasuki ruangan. Pada dinding sekitar area pintu itu terpampang dua pendiri KOPAS, P.K. Ojong dan Jakob Oetama,
28
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
lengkap dengan harapan mereka terhadap usia KOMPAS. Balon-balon itu, dan kutipan ucapan dua pendiri KOMPAS, sengaja digantungkan dan ditempelkan sekadar untuk mengingatkan bahwa Harian KOMPAS akan berusia 50 tahun di bulan Juni ini. Ide yang tercipta dari obrolan ringan para penyelaras bahasa di kantin saat makan siang dimaksudkan sebagai keinginan untuk menularkan pada semua karyawan Harian KOMPAS khususnya para penghuni Lantai 3 Palmerah Selatan bahwa Harian KOMPAS sebentar lagi akan berumur setengah abad. Usia yang tidak muda untuk sebuah penerbitan surat kabar. (Teguh/Penyelaras Bahasa Harian KOMPAS)
Counseling Corner KG Dalam proses pengembangan dirinya, setiap orang tentu membutuhkan saran atau solusi dari pihak luar yang kompeten. Demikian pula seorang karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan, demi proses pengembangan dirinya ke arah yang lebih baik. KG sebagai perusahaan yang memandang karyawannya sebagai aset berharga memfasilitasi program Counseling Corner sejak Juli 2014, bekerja sama dengan PT NS Pro, perusahaan penyedia jasa layanan psikologi. Program ini ditujukan dan dapat digunakan oleh karyawan KG secara gratis. Dengan keberadaan konsultankonsultan berlatar belakang psikolog andal, karyawan dapat membicarakan berbagai hal mengenai pengembangan diri. Selain itu juga dapat mengobrol tentang pembuatan keputusan pribadi, sosial, karier, pendidikan, termasuk untuk mencari solusi permasalahan yang dirasanya mengganggu. Perusahaan berharap karyawan mampu mendapatkan perspektif lebih baik setelah berkonsultasi sehingga dapat mengambil keputusan-keputusan tepat dalam pengembangan dirinya ataupun
dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, kerahasiaan pembicaraan selama konsultasi juga terjamin karena dilindungi oleh kode etik profesi para konsultan. Tahap awal program Counseling Corner tersedia bagi karyawan KG di Jakarta, namun dalam perkembangannya tidak tertutup kemungkinan program ini juga akan disediakan di luar Jakarta. Untuk mengikuti program ini sila mendaftar melalui SMS ke nomor 081320011055 dengan format: Nama, Unit, No. HP yang dapat dihubungi. Counseling Corner diadakan setiap hari Kamis, pukul 09.00-17.00 WIB di lantai 2 Gedung Medical Center KG – Palmerah. (Reza/Employee Relations Corp. HR)
FORUM SOCIAL MEDIA KG F
orum Social Media Kompas Gramedia kembali digelar pada 12 Mei yang lalu. Hadir sekitar 35 peserta yang terdiri dari pengelola media sosial brand di unit bisnis KG. Bertempat di ruang audio-video Kompas.com Palmerah Barat acara diselenggarakan dengan nuansa sharing knowledge antar pengelola media sosialKG. Qitri dari Marcomm Harian KOMPAS dan Danny Dudung dari Group of Magazines mempresentasikan aktivitas media sosial yang dikembangkan di unit bisnis mereka. Harian KOMPAS membagikan pengalaman kampanye event “Tambora Bike” di bulan April yang lalu melalui Instagram, sedangkan GOM membagikan cerita soal pengelolaan media sosial dari bermacam brand majalah maupun tabloid yang berbeda-beda segmen pasarnya. Tak sekadar sesi sharing knowledge, acara forum yang dikemas secara santai ini menjadi tempat saling kenal antar pengelola media sosial di KG, sekaligus wadah menjalin sinergi dan kekerabatan antar unit. Forum Social Media direncanakan dapat diadakan 2-3 kali dalam setahun, dengan harapan agar para pengelola media sosial unit-unit di KG semakin up-to-date dalam pengelolaan media sosial brand di unit bisnisnya. (Suvi Huang/Corp.Communications)
COPA AMERICA BERSAMA K-VISION DAN KOMPASTV Tontonan layar kaca spektakuler Copa America Chile 2015 secara lengkap mulai fase Grup Penyisihan A, B, dan C, Perempat Final, Semi Final, sampai Final bakal menemani penggila sepak bola. How and When?
C
hannel Bola Indonesia yang ditayangkan eksklusif di K-Vision, jaringan TV berbayar dari Group of TV, akan menayangkan – tentu dengan kualitas HD, dan fasilitas rerun bagi yang ketinggalan menonton – keseluruhan pesta sepak bola ini, total sebanyak 26 pertandingan dengan jam penayangan yang sama dengan jadwal tayang dari KompasTV sebagai Official TV Broadcaster turnamen ini. Buyung Wijaya Kusuma, GM Sport KompasTV, menyampaikan dalam kesempatan jumpa pers Selasa (26/5) bersama GM Marketing and Business Development K-Vision Bobby Christoffer di Gedung Palbar bahwa KompasTV dan K-Vision sudah memulai tradisi menyiarkan turnamen antar negara seperti Piala Dunia 2014. Tahun ini, inisiatif yang diambil adalah menyiarkan Piala Copa America 2015 karena turnamen satu ini selalu menampilkan pemain-pemain yang tangguh dan indah. Jadi bersiaplah untuk menjadi bagian dari Copa America mulai 12 Juni sampai 5 Juli mendatang. (Nana, foto: Niken/PR Dept. KompasTV) masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
31
TESSA Soft Launching
M
enjadi perusahaan yang peduli serta bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan merupakan salah satu tema besar yang hendak disampaikan oleh Graha Kerindo Utama (GKU). Bertempat di XXI Metropole Jakarta, Sabtu (25/4) GKU mengadakan Soft Launching “Tessa Travel Pack Eco-Friendly”, produk ramah lingkungan yang melengkapi varian Tessa Go Green sebelumnya yaitu “Tessa Facial Ecoplas” tahun 2011. Produk yang diyakini ramah lingkungan ini terbukti “Go Green” setelah mendapat pengakuan dan sertifikasi dari berbagai instansi pemerhati lingkungan tingkat nasional maupun internasional seperti Indonesia Solid Waste Association dan sertifikat dari Forest Stewarding Council (FSC). Apresiasi dari organisasi lingkungan hidup tersebut telah meyakinkan pelanggan bahwa mereka juga
32
masihkah kita membaca? 38 tahun mei 2015
telah ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Acara dihadiri oleh ratusan konsumen Tissue Tessa yang terpilih melalui aktivitas medsos #TessaMovieMania” di Fanpage Facebook, Twitter, serta Instagram @TissueYaTessa, serta karyawan dan manajemen GKU. Dengan hadirnya Tessa Travel Pack Ecofriendly, kini Tessa telah memiliki tiga varian produk dengan logo FSC dan kemasan ecoplas yaitu Tessa Ecoplas 260 Sheet, Tessa Colored Toilet Tissue (6 macam warna dan aromaterapi Jasmine, Spring Rose, dan Midnight Rose), serta Tessa Travel Pack Ecofriendly. Sesuai lokasi yang telah dipilih maka acara soft launching ditutup dengan sesi nobar film terbaru Avengers Age of Ultron. Dengan perasaan senang dan bangga telah ikut peduli lingkungan, seluruh hadirin lantang meneriakkan yel-yel “Tissue...Ya Tessa!”. (Marketing GKU)
Tentang
Museum Seni . ia d e m a r G s a p m o K a museum Mulai memasuki ruang utam h yang bisa rnya sudah umu g yan i sen eduh, adem, nyaman, asri, itula ksi kole i guh kita disu aya Bud tara Ben di ada nilainya ber ka dan n keti dirasakan puluhan bahkan ratusan tahu alunan lembut pula an ki ruang eng asu terd Mem g. ang uan Kad . Jakarta pun tak terukur dengan g iseng dimainkan rah seja ber o -fot foto ihat mel lagu-lagu klasik dari piano yan kedua, kita bisa i. ksi har g kole ara oleh karyawan di sian Indonesia maupun manca neg impan koleksi dan media-media PAS KOM i Di dalam kompleks BBJ ters aks Red tasi men diku mulai dari ya, gan har ilai juga akan tern kita tak ga i keti sen ng barang lainnya di KG. Di rua seni instalasi lengkap ia, med Gra pas Kom koleksi guci antik, patung, atau disuguhi sejarah pas Kom rah seja n taka nakceri per ala yang seakan ikut men dengan foto-foto lama, dan seg al bak l cika jadi KG men ini ana an aim gun bag Gramedia. Ban pernik yang bisa ‘bercerita” seni yang rasa ini. cita ng uh ara pen sek g erti yan KG sep jadi museum dirintis sampai men ngan Jakarta. ” rah seja nci “ku ati ikm men s sekarang berdiri kokoh di bila Setelah pua eum mus nuhi man dipe hala g di yan diri uka Ketika kita ber kita akan berada di ruang terb i yang sen an tuh i sen akil ihat mew mel g g yan sun on kita bisa lang pohon rindang, pohon-poh or bangunan nesia. Untuk cukup tinggi, mulai dari eksteri pohon dari hutan-hutan Indo , halaman depan h banyak, tersedia lebi jung gun dengan ukiran Jawa modern pen menampung ik klas i, rap ata tert g yan ka pilihan menu. rimbun pepohonan semacam food court kecil ane ruang uk Mas . man nya dan a di museum h rim tedu dan elegan, Pengunjung segala usia dite guide museum oleh ah ram t na semula mbu kare disa un, alip kita depan, ini, para murid SD sek pas Gramedia, mendukung uk unt lah ada ini dengan busana batik corak Kom eum dibuatnya mus ah rum di ai bag h beta idupan asa keh an membuat tamu mer cita-cita ikut serta mencerdask g yan kafe ada eum mus kiri sendiri. Di sisi bangsa. sentuhan seni, , dan lengkap tentunya juga ditata dengan Ah, museum yang sejuk, asri i potongan kayu jadi men g yan ia med meja dan bangkunya indah dar Gra milik Kompas r vintage dengan annya yaw kar i bag iri end Kalimantan, gambar-gamba ters n gaa kebang ghiasi men ia nes Indo s ok kha kok an ring ukir nya warna sephia, ini harus terganggu suara but alunan lem itu dari beg ar gun eng ban et, Terd . kag k nya interior ayam. Penulis terlonja rah di Indonesia, pi yang Mim pi. mim ya han nya musik tradisional berbagai dae Kira lamunannya. ra. anta Nus s ang kha mem ner kita kuli ya mengiringi sajian indah. Namun pada kenyataann memiliki potensi itu. (Qmunk)
T
Nikmat Sehat,
B
agi sebagian orang makan adalah kesenangan, bahkan petualangan kuliner. Tempat-tempat jauh atau bahkan gang-gang sempit pun dikejar demi seporsi makanan. Sebaliknya bagi mereka yang sangat sibuk, makan bukanlah peristiwa penting. Kadang dirasakan sebagai penyita waktu, yang dilakukan sambil lalu dengan menu seadanya saja tanpa pernah dinikmati. Kebiasaan buruk ini dapat memicu masalah kesehatan di kemudian hari. Seperti pepatah mengatakan: jadikanlah makanan sebagai obatmu jika tidak ingin di kemudian hari makan obat sebagai makananmu. Beberapa penyebab mengapa orang makan sembarangan adalah • Kurang peduli cara hidup sehat • Kurang pengetahuan mengenai makanan sehat • Kurang tersedianya makanan sehat yang terjangkau • Lingkungan sosial budaya tidak mendukung makanan sehat Salah satu jalan keluarnya adalah dengan membawa bekal makanan sendiri dari rumah. Kebiasaan ini rutin dijalankan oleh anak-anak sekolah namun seiring bertambahnya usia kebiasaan membawa bekal ini perlahan-lahan menghilang. Alangkah baiknya jika kebiasaan membawa bekal ini digalakkan kembali, tidak hanya bagi anak sekolah tapi juga bagi karyawan. Banyak sekali keuntungan membawa bekal, antara lain hemat uang, hemat waktu, dan lebih sehat. Dengan biaya lebih rendah, kita mendapatkan makanan dengan kualitas sama dengan yang dimakan di luar, atau dengan biaya yang sama kita mendapatkan makanan dengan kualitas yang lebih baik. Kita juga dapat
menyesuaikannya dengan selera makan yang diinginkan, lebih bersih, lebih sehat, dan sesuai kebutuhan diri sehingga dapat dijadikan salah satu cara untuk mengendalikan berat badan. Membawa bekal juga dapat menghemat waktu karena tidak perlu keluar dari kantor dan tidak perlu mengantre. Pecinta lingkungan hidup amat mendukung kebiasaan membawa bekal sendiri karena membantu mengatasi pencemaran lingkungan dengan berkurangnya limbah kemasan dan plastik pembungkus makanan. Meski mengetahui keuntungan-keuntungan membawa bekal sendiri dari rumah, tidak semua karyawan mau dan mampu melakukannya. Beberapa alasan yang dikemukakan biasanya adalah: 1. Tidak punya waktu dan tenaga untuk memasak di pagi hari. Siasati dengan memilih resep praktis: a. Pilih resep mudah yang sekaligus mengandung sayur dan protein seperti oseng sayur dengan potongan daging ayam, atau sop sayur b. Siapkan bahan-bahan di malam hari, memasak dalam jumlah besar sehingga dapat dimakan sebagai makan pagi seluruh anggota keluarga sekaligus untuk bekal makan bagi anak, suami, dan istri, atau c. Memasak dalam jumlah besar sekaligus (misalnya semur, rendang) di hari libur kemudian membaginya dalam jumlah sekali makan, disimpan dalam wadah, dibekukan dalam freezer, dan di hari kerja yang perlu dilakukan hanya menghangatkannya. 2. Malas. Sehat itu amat berharga. Tubuh membutuhkan pemeliharaan agar dapat berfungsi optimal dalam jangka panjang. Sebagai permulaan, cobalah membawa bekal satu atau dua kali setiap minggu. 3. Tidak sempat berbelanja. Atasi dengan berberbelanja di hari libur bahan makanan dalam jumlah besar; jenis sayuran yang tidak tahan terlalu lama (seperti bayam, kangkung, sawi, taoge) dan jenis sayuran yang tahan lama (seperti buncis, wortel, kentang, labu,
, Berkat Bekal Makanan 4.
5.
6.
7.
8. 9.
kol). Sayuran yang tidak tahan lama dimasak di hari-hari permulaan dan sayuran yang tahan lama di hari berikutnya. Simpanlah sayuran dalam kantong kertas supaya lebih tahan lama. Tidak bisa memasak. Ini adalah mitos, semua orang baik perempuan maupun laki-laki pada dasarnya bisa memasak, dan kemampuan ini dapat dipelajari. Kreatif dengan bertanya pada orang lain, mencari di internet, mencobacoba resep buatan sendiri, belajar memasak di rumah teman, atau mengikuti kelas memasak. Malas membawanya karena berat. Atasi dengan peralatan makan yang ringan, atau anggap sebagai tambahan beban untuk membakar kalori. Jika kantor menyediakan ruang makan, cobalah memasak nasi dengan rice-cooker, Anda hanya perlu membawa lauknya saja. Saya harus bersosialisasi dengan teman. Jalan tengahnya adalah membawa bekal hanya pada beberapa hari tertentu saja. Bisa juga berbagi bersama teman-teman yang juga membawa bekal. Bosan. Cobalah mencari resep-resep baru, kreatif mengutak-atik resep lama, atau bergantian dengan teman ketika membawa bekal. Bingung harus memasak apa. Mudah diatasi dengan rencana menu mingguan yang disesuaikan dengan belanjanya. Lupa membawa bekal yang sudah disiapkan. Letakkan kotak makan di dekat kunci rumah atau kunci kendaraan. Bisa juga dengan memasang kertas memo yang ditempel di pintu keluar rumah atau menyalakan reminder di gadget.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bekal selalu bersih, sehat, dan bergizi adalah: • Cukup kandungan zat gizi dan berkomposisi seimbang. Usahakan dalam setiap bekal terkandung: • Karbohidrat, sebagai sumber energi (nasi, mie, atau roti), jumlahnya disesuaikan kebutuhan tubuh. Perhatikan jumlah karbohidrat bila ingin berdiet
mengurangi berat badan. Protein hewani (ikan/telur/ayam/ daging sapi, atau lainnya) dan protein nabati (kacang-kacangan/tahu/ tempe, atau lainnya), yang bermanfaat untuk mengganti sel-sel rusak dan bahan pembuatan enzim tubuh untuk metabolisme. • Lemak, dalam jumlah terbatas. Lemak dibutuhkan terutama sebagai cadangan energi • Vitamin dan mineral, untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh, didapatkan melalui asupan buah dan sayur yang sekaligus sangat kaya serat untuk membantu mengendalikan rasa kenyang, menurunkan berat badan, dan memlancarkan BAB. Bahan masakan dalam keadaan baik dan bersih. Cuci bahan masakan sebelum dipotongpotong supaya zat gizi tidak terbuang dan cuci di bawah air mengalir supaya kotoran terbuang dan tidak menempel kembali. Tumis, kukus, panggang, bakar, pepes, bening, sop, dan lalap lebih dianjurkan daripada menggoreng dan menambahkan santan. Gula, garam, dan minyak seperlunya saja, hindari pemakaian penyedap yang berlebihan. Wadah bekal bersih dan baik, usahakan menggunakan wadah yang dapat dipakai berulang. Perhatikan aturan pakai, beberapa jenis wadah tidak dapat dipakai menyimpan makanan panas. Investasilah dengan memiliki peralatan makan dan memasak yang baik. Hindari makanan olahan dan kalengan. •
• •
•
• •
• •
Makanan sehat tidak harus sulit diolah dan mahal. Jika cermat memilih, kita bisa mendapatkan sehat yang nikmat dan murah. Pengetahuan tentang memasak sehat dan resepresep makanan sehat yang mudah, murah, dan nikmat dapat diperoleh dari berbagai sumber. Belajarlah untuk berkreasi, Anda pasti bisa. Selamat mencoba. (dr. Santi/Medical Centre KG)
BERITA
N A G N U J KUN AH
MER KE PAL
1. SD Quantum Indonesia, Bekasi, Kamis 19 Maret Diterima oleh Redaksi KOMPAS dengan desk KOMPAS Anak, dilanjutkan pengenalan Keperpustakaan oleh PIK 2. SMA PSKD Mandiri, Rabu 25 Maret Diterima oleh Kompas TV dengan Unit Dokumentary 3. Perhimpunan Mahasiswa Peminatan Jurnalistik Universitas Sahid Jakarta, Senin 30 Maret Diterima oleh Redaksi KOMPAS dengan desk Kompas MuDA, dilanjutkan ke Pusat Informasi Kompas 4. FISIP Universitas Indonesia, Senin 6 April Diterima dengan KOMPAS TV oleh Donny Nurpatria 5. Satya Wacana Christian University, Selasa 21 April Diterima oleh unit Dokumentary KOMPAS TV 6. SMK Negeri 1 Sambirejo, Selasa 28 April Diterima oleh KOMPAS.COM dari divisi Multimedia Kompas.com
7. Pemerintahan Kota Sungai Penuh, Jambi, Selasa 28 April Diterima oleh Redaksi KOMPAS, bersama Desk Nusantara 8. Miss UMN, Rabu 29 April Diterima di Studio FX Kompas TV, Kantor Dyandra Promosindo dan Santika Training Centre 9. Universitas Jendral Soedirman, Rabu 6 Mei Diterima oleh Redaksi Kompas TV, dilanjutkan ke Pusat Informasi Kompas 10. SMKN 3 Yogyakarta, Rabu 13 Mei Diterima oleh Kompas TV, dengan unit IT Kompas TV 11. Universitas Muhammadiyah Malang, Senin 18 Mei Diterima oleh Redaksi Kompas TV 12. Peserta Communication News Conference, Selasa 19 Mei Diterima oleh Redaksi Harian Kompas, Percetakan Kompas Gramedia, Redaksi Kompas TV dan Gramedia Pustaka Utama. 13. Binus English Club, Jumat 29 Mei Diterima oleh Redaksi Gramedia Pustaka Utama
BUKU, Sayap Imaginasi L
iburan kenaikan kelas tiba sebentar lagi, tapi membaca buku rasanya tidak harus menunggu liburan. Pilihan istimewa berikut ini layak menjadi pengisi waktu berharga bersama putra-putri di rumah. Jangan lupa ingatkan mereka: Membaca buku juga memberi mereka sepasang sayap yang dapat membawa mereka menjelajahi cakrawala lebih luas.
DREAMLETS: Sang Pembuat Mimpi Bhuana Ilmu Populer
Buku piktorial setebal 202 halaman yang mengisahkan mahluk imajiner yang sehari-harinya membuatkan mimpi bagi manusia, Dreamlets ditulis untuk mengembangkan daya imajinasi anak dan menimbulkan kecintaan pada buku. Bagi penulisnya, Arlen Amidjaja, seorang pemerhati dan penggiat pustaka, buku anak adalah pintu pertama menuju dunia literasi. Butuh waktu 2,5 tahun untuk menyelesaikan buku ini, apalagi karena ilustrasinya yang menawan (dikerjakan oleh EoRG, atau Evelyn Ghozalli)). Dreamlets mengandung pesanpesan tentang kesetiakawanan, pengorbanan, pengabdian, dan pesan universal bahwa “In the end, good will always prevails over the bad”. Dan , oh ya... Dreamlets disajikan secara dwi-bahasa, Inggris dan Indonesia. Buku indah ini dihargai Rp 125.000,- ... tentu saja belum dengan diskon khusus karyawan KG.
INFO BUKU
AKU ANAK YANG BERANI, Bisa Melindungi Diri Sendiri Gramedia Pustaka Utama
Meski bukan berisi kisah fantasi, buku ini sangat sangat sangat penting. Ini misalnya: Bolehkah aku menerima permen dari orang tak dikenal? Apa yang harus kaulakukan jika ada yang memaksamu membuka baju? Bagian tubuh mana yang tak boleh diperlihatkan atau disentuh orang lain? Apa yang harus kaulakukan jika ada orang yang berniat buruk? Nah, buku ini akan membantu orangtua menjawab pertanyaanpertanyaan itu, sehingga segala nasehat dan peringatan tanda bahaya tidak akan masuk kuping kiri keluar kuping kanan putra-putri di rumah. Sedikitnya Linda Amalia Sari, S.IP; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyambut baik diterbitkannya buku karya Watiek Ideo ini, yang memberikan informasi tentang isu seksual sesuai taraf perkembangan kognitif dan dengan bahasa yang mudah diterima anak sekaligus tuntunan bagi keluarga untuk dapat berperan aktif dalam Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual pada Anak (GN-AKSA). Harga Rp 86.000,- ... sebelum kena diskon karyawan KG. (Nana)
Pameran Seni Rupa “ULU TEBEN” MILITAN ART| Bentara Budaya Bali
BENTARA BUDAYA
AGENDA JUNI 2015 BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA Jazz Mben Senen 1, 8, 15, 22, 29 Juni 2015, pukul 20.00 WIB Pameran Seni Rupa POTRET PEREMPUAN JOGJA Pembukaan : Senin 1 Juni 2015 Pukul 18.00 WIB Pameran berlangsung : 1 – 3 Juni 2015 , pukul 09.00 – 21.00 WIB Pameran Seni Rupa “LET IT GO. LET IT FLOW” Anggar Prasetya & I Wayan Danu Pembukaan : Jumat, 5 Juni 2015 pukul 19.30 WIB Pameran berlangsung : 5 – 13 Juni 2015 , pukul 09.00 – 21.00 WIB Pameran Seni Rupa “HMANGKU” Kelompok Segi Tiga Rupa, Tulungagung Pembukaan : Selasa, 16 Juni 2015 pukul 19.30 WIB Pameran berlangsung : 16 – 24 Juni 2015, pukul 09.00 – 21.00 WIB BENTARA BUDAYA JAKARTA Pameran ILUSTRASI CERPEN KOMPAS 2014 Pameran berlangsung : 11 – 19 Juni 2015 pukul 10.00 – 18.00 WIB 500 TAHUN BETAWI-JAKARTA DALAM SASTRA Jumat – Sabtu, 5 – 6 Juni 2015 Diskusi KALAPA-BATAVIA-JAKARTA (1600-1945) Pembicara : Henk Niemeijer, Henri Chambert-Loir, Bondan Kanumoyoso, Mona Lohanda, Mu’jizah (tentatif) Moderator : Yahya Andi Saptura
Jumat, 5 Juni 2015 pukul 14.00 – 18.00 WIB Diskusi BETAWI-JAKARTA (1945-2000) Sabtu, 6 Juni 2015 pukul 14.00 – 18.00 WIB Pembicara : Zen Hae (Betawi-Jakarta: 1945-1960) Maman S. Mahayana (Betawi-Jakarta 1970-2000) JJ Rizal (Jakarta dan Budaya Pop) Moderator : Yahya Andi Saputra Pementasan Kesenian Khas Betawi SANGGAR RATNASARI, KOJEK RAP BETAWI Jumat, 5 Juni 2015 pukul 19.30 WIB SANGGAR ARRUMINIA, BAND BIANG KEROK Sabtu, 6 Juni 2015 pukul 19.30 WIB Komunitas Bentara TJROENG YUK 8 Juni 2015 pukul 18.00 WIB NGABUBURIT TJROENG 22 Juni 2015 pukul 16.30 WIB BALAI SOEDJATMOKO SOLO Workshop Penulisan Puisi Minggu, 7 Juni 2015, pukul 09.30-14.30 WIB Macapatan SERAT DEWARUCI Senin, 8 Juni 2015, pukul 19.30 WIB Klenengan Selasa Legen Senin, 15 Juni 2015, pukul 19.30 WIB Pameran FOTO ASMAT Pembukaan : Rabu 17 Juni 2015, pukul 20.00 WIB Pameran berlansung : 18 - 22 Juni 2015, pukul 09.00-21.00 WIB
Keroncong Jumat, 19 Juni 2015, pukul 19.30 WIB Parkiran Jazz Kamis, 25 Juni 2015, pukul 19.30 WIB Pameran WAYANG Pembukaan : Sabtu, 27 Juni 2015, pukul 19.30 WIB Pameran berlangsung : 28 Juni - 3 Juli 2015, pukul 09.00 - 21.00 WIB BENTARA BUDAYA BALI Pentas Musik GRAN KINO – SARASVATI Kamis, 4 Juni 2015, pukul 19.00 WITA Akademika Bentara PAMERAN TUGAS AKHIR ISI DENPASAR “MOMENTUM OF LIFE” Pembukaan : Senin, 8 Juni 2015, pukul 18.30 WITA Pameran berlangsung : 9 - 12 Juni 2015, pukul 10.00 – 18.00 WITA Obituari Kaseno Minggu, 14 Juni 2015, pukul 19.00 WITA Dialog Budaya SASTRA, ETINISITAS DAN KEKERASAN STRUKTURAL TERHADAP PEREMPUAN Selasa, 16 Juni 2015, pukul 19.00 WITA Pameran Seni Rupa “ULU TEBEN” MILITAN ART Pembukaan : Minggu, 21 Juni 2015, pukul 18.30 WITA Pameran berlangsung : 22 – 30 Juni 2015 Sinema Bentara Jumat – Sabtu, 26 – 27 Juni 2015, pukul 17.00 WITA
www.bentarabudaya.com | facebook :
[email protected] | twiter : @BentaraBudaya
# mei 2015
TEBAK TEBAK AKTOR 3 ZAMAN
TEBAK AKTOR 3 ZAMAN
Pecinta film Indonesia angkatan 50‐an hingga 80‐an pasti akan mengingat sosok wanita yang satu ini, Pecinta film Indonesia angkatan 50-an hingga 80-an pasti akan Aminah Cendrakasih. Setali tiga uang dengan ibunya, Aminah pun menjadi bintang tiga zaman Indonesia yang masih mengingat sosok wanita yang satu ini, bertahan. Aminah Cendrakasih. Setali tiga uang dengan ibunya, Aminah pun Pecinta film Indonesia angkatan 50‐an hingga 80‐an pasti akan mengingat sosok wanita yang satu ini, Aminah Cendrakasih. Setali tiga uang dengan ibunya, Aminah pun menjadi bintang tiga zaman Indonesia yang masih menjadi bintang tiga zaman Indonesia yang masih bertahan. bertahan.
Aktor yang seangkatan dengan Sofia W.D, Fifi Young, Wolly Sutinah dan Chitra Dewi ini, terjun ke dunia layar lebar pertama kali pada tahun 1948 lewat film “Anggrek Boelan”. Namanya semakin di kenal orang, setelah membintangi sinetron Rumah Masa depan, berperan sebagai kakek. (1984-1986 dan 1989).
Aktor yang seangkatan dengan Sofia W.D, Fifi Young, Wolly Sutinah dan Chitra Dewi ini, terjun ke dunia layar lebar Aktor yang seangkatan dengan Sofia W.D, Fifi Young, Wolly Sutinah dan Chitra Dewi ini, terjun ke dunia layar lebar pertama kali pada tahun 1948 lewat film "Anggrek Boelan". pertama kali pada tahun 1948 lewat film "Anggrek Boelan". Namanya semakin di kenal orang, setelah membintangi sinetron Rumah Masa depan, berperan sebagai kakek. (1984‐ 1986 dan 1989). Namanya semakin di kenal orang, setelah membintangi sinetron Rumah Masa depan, berperan sebagai kakek. (198 1986 dan 1989). Ketentuan: akan dipilih 5 pemenang
Setiap edisi dan untuk pemenang luar kota, bingkisan akan dikirimkan ke alamat yang tercantum pada jawaban.
KUPON KUIS
INFOKITA’MEI’2015
#
Kuis terbuka untuk seluruh karyawan, keluarga karyawan & purnakaryawan KG.
Kirim jawaban ke Redaksi InfoKita, Humas KG, Jl Palmerah Selatan 17, Jkt 10270. Cantumkan nama lengkap, NIK, unit usaha & alamat lengkap unit usaha. Gunting dan tempelkan kupon asli Kuis pada amplop/ kartu pos.
KGC Bikin Iri di Jelajah Sepeda Banjarmasin-Balikpapan “Permisi.. permisi, KGC lewat… KGC lewat!” adalah yang terdengar saat enam anggota Kompas Gramedia Cyclist (KGC) mengayuh kompak seirama memasuki barisan depan rombongan Jelajah Sepeda Kompas Banjarmasin Balikpapan (JSBB). Saat itu, di Etape V Tanah Grogot – Waru, Penajam Paser Utara sejauh 123 KM tenaga peserta sudah terkuras. Rombongan habis dihajar lintasan rolling-rolling tajam dengan panas terik menyengat. Tetapi kekompakan KGC seperti memberi suntikan semangat kepada rombongan JSBB lain saat memasuki finis, Jumat (8/5) sore itu, saat memasuki Penajam. Seperti juga dalam jelajah-jelajah sepeda sebelumnya, tim KGC kembali menjadi peserta dalam JSBB yang berlangsung tanggal 4-10 Mei 2015 sejauh 600 kilometeran. Kali ini KGC mengirimkan Soni Alonso, Fami Sankyo, Rokhmat Prasetyo, Endang Ruhyana, Dimas Eri Basudewo, Purwanto Priyo serta Srikandi KGC Intan Ungaling. Selain mereka dan Omega de Fretes yang menjadi marshal JSBB, anggota KGC lain di rombongan adalah Agus Hermawan, Nugroho F. Yudho, Agus Mulyadi, Imam Solichin dan Janes E. Wawa di kepanitiaan Harian KOMPAS. Secara jumlah, praktis KGC memang ikut mewarnai karakter rombongan JSBB. “Di JSBB kali ini KGC benar-benar mengirim tim lengkap dari fotografer, mekanik, marshal, serta tukang dorong,” kata Dimas dari Bola. Setiap anggota KGC berbagi tugas, bahkan peserta perempuan dari komunitas merasa iri dan cemburu terhadap Intan (Warta Kota). “Aku kok enggak kayak Mbak Intan ya, kesannya selalu dirubung rekan-rekannya dan saling
dukung,” ujar Yunengsi, seorang Srikandi JSBB. Intan pun menyarankan agar hal itu disampaikan ke rekan-rekan seasal daerah. Akhirnya, Mamuju Sulawesi Barat itu pun mendapat “pengawalan” serupa dari peserta asal Sulawesi Panitia menghadirkan tim KGC di setiap jelajah sepeda KOMPAS bukannya tanpa alasan. Selain diharapkan menjari pencair suasana di rombongan, mereka juga diharapkan menjadi semacam “duta” Kompas Gramedia sebagai tuan rumah jelajah. Berbeda dengan tim-tim KGC sebelumnya, seleksi untuk tim JSBB lebih serius mengingat pengalaman di Jelajah Sepeda Manado Makassar (JSMM). Sebelumnya, mereka yang “belum pernah ikut jelajah” menjadi salah satu point penilaian. Untuk JSBB, poin itu menjadi penilaian kesekian setelah tim seleksi memperhatikan endurance, speed, dan kekompakan. “Aku beruntung sekali bisa ikut jelajah. Sebelumnya kurang pe-de, setelah hari pertama dan selanjutnya tambah pe-de deh karena teman-teman KGC benar-benar saling mendukung,” kesan Intan. Tim KGC di Jelajah Sepeda Papua pun akan mendapat tugas yang sama dengan tim-tim KGC sebelumnya. Setidaknya komunitas di luar sana akan mendapatkan kenyataan bahwa KGC yang jujur baik hati dan tidak sombong bukanlah slogan semata. (ush/Redaksi KOMPAS)