DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1. MENGHAPUSKAN PEKERJA ANAK 2. PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA MUDA 2.1 Usia 13-15 Tahun 2.2 Usia 15-17 Tahun 2.2.1 Fakta-Fakta tentang Pekerja Usia 15-17 Tahun 2.2.2 Pekerja Usia 15-17 Tahun dan Kerentanan Mereka 2.2.3 Menyelia Pekerja Usia 15-17 Tahun 2.2.4 Waktu Kerja 2.2.5 Pekerjaan yang Berbahaya 2.2.6 Tugas-tugas yang Tak Boleh Diberikan Kepada Pekerja Usia 15-17 Tahun 3. PRAKTIK KERJA LAPANGAN (MAGANG) 4. REMEDIASI 5. LAMPIRAN Lampiran I: Tabel Jenis Kegiatan Pekerjaan 6. DAFTAR ORGANISASI NON-PEMERINTAH YANG DAPAT DIHUBUNGI
PENDAHULUAN
Pada saat ini di dunia, diperkirakan terdapat 218 juta anak laki-laki dan perempuan yang bekerja sebagai buruh anak. Untungnya, sektor garmen di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan selama 20 tahun terakhir dalam rangka memastikan anakanak dibawah usia 15 tidak lagi dipekerjakan. Namun tantangan utama adalah mendukung anak-anak (muda) yang berusia antara 15 dan 17. Hukum secara eksplisit melindungi hak-hak pekerja muda ini dan memastikan bahwa lingkungan tempat mereka bekerja aman. Pedoman ini bertujuan untuk membantu pengusaha dalam mengembangkan sistem pencegahan pemberian kerja bagi pekerja yang lebih muda dari usia 15 dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi pekerja usia antara 15 dan 17 tahun di tempat kerja.
Tim Better Work Indonesia
1. MENGHAPUSKAN PEKERJA ANAK Mempekerjakan anak tidak diperbolehkan. Usia minimum untuk bekerja adalah usia 15 tahun. Namun, untuk pekerja di bawah usia 18 tahun ada beberapa pertimbangan. Banyak hal positif yang membuat pemberi kerja dapat memberikan perlindungan bagi pekerja 15–17 tahun, tetapi sebagai bahan pertimbangan, para pemberi kerja perlu mengingat beberapa hal berikut:
Usia resmi untuk kerja penuh waktu adalah 15 tahun. Individu di bawah usia tersebut tak boleh direkrut. Adalah hak mereka untuk mengenyam pendidikan (bersekolah), bermain, dan berinteraksi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan fisik, moral, mental, dan intelektual; Peraturan mengizinkan individu berusia 15–17 tahun untuk bekerja, sepanjang tidak diberi tugas membahayakan perkembangan fisik, mental, moral, dan intelektual mereka; dan Sebelum diberi tugas, pekerja berusia 15–17 tahun harus diberikan pelatihan yang tepat sehingga mereka dapat bekerja secara aman dan produktif. Mereka harus selalu diberi petunjuk dan penyelaiaan.
Indonesia telah meratifikasi dua konvensi ILO tentang pekerja anak: Konvensi ILO tentang Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja, 1973 (No.138); dan Konvensi ILO tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk dari Pekerja Anak, 1999 (No. 182). REFERENSI HUKUM: Pengesahan Konvensi ILO No. 138 adalah UU No. 20 Tahun 1999. Pengesahan Konvensi ILO No. 182 adalah UU No.1Tahun 2000. UU No.13 Tahun 2000 tentang Ketenagakerjaan. Keputusan Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kemenakertrans) No. Kep.235/Men/2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan Yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan, atau Moral Anak (Pasal 2, 3, dan Lampiran).
2. PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA MUDA Pentingnya melindungi kaum muda dari hal-hal berbahaya. Kondisi kerja yang buruk dan tidak sesuai dengan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) akan menurunkan produktivitas dan juga menurunkan kualitas produksi Jika tempat kerja kotor dan berantakan, para pekerja akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk menemukan segala sesuatu serta mudah lelah dan sakit. Jika alat dan perlengkapan tidak dijaga secara baik, para pekerja berisiko mengalami kecelakaan dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan tugas. Jika prosedur kerja tidak sesuai dengan prinsip K3, pekerja mudah terluka, lelah, atau sakit. Hal-hal seperti ini akan membahayakan setiap aspek usaha, termasuk pemasaran, pemeliharaan pelanggan, dan kemampuan keuangan. Untungnya, hal-hal seperti itu dapat dicegah dengan peningkatan kondisi K3 melalui langkahlangkah dalam pedoman ini. Dengan para pekerja (15–17 tahun) yang sehat, berdedikasi, dan antusias bekerja di lingkungan yang bersih, aman, dan menyenangkan, usaha akan tumbuh. Para pembeli dan bankir potensial yang mengunjungi tempat kerja akan lebih percaya dan yakin dengan usaha tersebut. Bila itu terjadi, maka akan lebih mudah mempertahankan pelanggan, serta menarik dan menambah pelanggan baru. Malah, akan lebih mudah mendapatkan pinjaman atau kredit dari bank bila diperlukan. 2.1. USIA 13–15 TAHUN Anak yang berumur 13–15 tahun boleh dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang: Pekerjaan tersebut tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, atau sosial anak; Pemberi kerja menandatangani sebuah perjanjian kerja dengan orangtua atau wali dan mendapatkan izin tertulis; Mereka bekerja tidak lebih dari tiga jam per hari; Mereka bekerja hanya di siang hari serta tidak mengganggu proses belajar di sekolah; dan Pemberi kerja memastikan bahwa persyaratan K3 dipatuhi. Praktik yang Baik: Pemberi kerja dapat memeriksa dan memastikan usia pekerja dengan meminta salinan Kartu Tanda Penduduk, Akta Kelahiran, serta Ijazah Sekolah mereka dan kemudian membandingkannya dengan dokumen asli. REFERENSI HUKUM: UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 52 ayat (1) huruf b, 69, dan 74).
2.2. USIA 15–17 Tahun 2.2.1. FAKTA-FAKTA TENTANG PEKERJA USIA 15–17 TAHUN Keuntungan merekrut pekerja usia 15–17 tahun: Jika dilatih, diberi penyelaiaan, dan diperlakukan secara tepat, pekerja 15– 17tahun memiliki seluruh potensi untuk menjadi aset yang bernilai bagi usaha, karena mereka antusias dan energik. Dengan pendekatan yang memotivasi mereka, pekerja 15–17 tahun akan mendedikasikan diri untuk menyelesaikan tugas yang diperintahkan pada mereka. Cepat belajar dan mudah dilatih. Dengan pelatihan dan instruksi yang tepat, mereka dapat secara cepat menyerap keterampilan baru, yang akan berguna untuk usaha. Gigih untuk berprestasi. Bertanggung jawab menyumbangkan pendapatan bagi keluarga. Mereka tanggap untuk mendapatkan penyelaiaan dalam hal peraturan, ini sangat berarti untuk melindungi keselamatan, kesehatan, dan pendapatan mereka. 2.2.2. PEKERJA USIA 15–17 TAHUN DAN KERENTANAN MEREKA Sementara keuntungan merekrut orang-orang muda sudah diketahui, para pemberi kerja perlu mengetahui fakta bahwa mereka memiliki kerentanan. Beberapa hal yang perlu pemberi kerja lakukan adalah mengidentifikasi bahaya dan risiko di mana pekerja 15–17 tahun tak boleh terpapar. Pekerja 15–17 tahun mungkin: Tidak memiliki kedewasaan fisik dan emosi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Tidak memiliki pengalaman yang diperlukan untuk mengenali situasi berbahaya bagi diri mereka, pekerja lain, dan aset usaha. Tidak memiliki pelatihan dan penyelaiaan yang cukup untuk memahami proses kerja dan mengerjakan tugas yang diberikan. Tidak memiliki kedewasaan mental untuk membuat keputusan dan penilaian dengan baik mengenai tugas dan diri mereka. Berada dalam masa pertumbuhan dan lebih rentan terpapar bahaya fisik, kecelakaan, kimia, dan psikososial. Belum mengetahui hak dan kewajiban yang diatur dalam undangundang. 2.2.3. MENYELIA (MELAKUKAN SUPERVISI) PEKERJA USIA 15–17 TAHUN Menyelia pekerja 15–17 tahun merupakan hal yang penting untuk kelancaran usaha dan melindungi mereka dari kecelakaan yang mungkin terjadi selama bukan waktu penyeliaan. Untuk alasan ini, manajer dan penyelia perlu menitikberatkan prinsip-prinsip K3 dan manajemen yang baik ketika mereka memberikan penugasan kepada para pekerja 15–17 tahun, khususnya kepada yang paling muda. Untuk memastikan pelaksanaan yang aman, lancar, dan produktif, manajer dan penyelia perlu mengingat beberapa hal: Adalah tanggung jawab mereka untuk mempersiapkan pekerja 15–17 tahun baru untuk penugasan mereka dengan penekanan pada kebiasaan kerja yang baik. Proses ini dapat meliputi contoh-contoh yang baik, memberikan pelatihan yang cukup mengenai proses kerja, memperlihatkan apa yang harus dilakukan dan dihindari, meminta pertolongan serta penyeliaan, dan lain-lain.
Sangat penting untuk memberikan perintah yang jelas untuk setiap penugasan kepada pekerja 15–17 tahun, pahami dan berikan kesempatan bertanya. Para penyelia harus mengamati/mengawasi pekerja 15–17 tahun, sewaktu mereka bekerja, dan memberikan umpan balik untuk melaksanakan hal terbaik, serta membenahi segala kesalahan. Para penyelia harus mengamati/mengawasi pekerja 15–17 tahun, sewaktu mereka bekerja, dan memberikan umpan balik untuk melaksanakan hal terbaik, serta membenahi segala kesalahan. Adalah ide yang tepat untuk mempersiapkan pekerja 15–17 tahun dalam keadaan darurat, seperti kebakaran, kecelakaan, dan situasi terkait kekerasan. Perlihatkan rute menyelamatkan diri, ajari pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), jelaskan pada mereka tempat pengobatan medis darurat. Para penyelia dapat mendorong pekerja 15–17 tahun untuk mengambil bagian dalam diskusi atau penyelenggaraan diskusi mengenai isu K3 dan lingkungan kerja mereka. Alat pelindung diri, seperti kaca mata, helm, masker, dan sarung tangan biasanya selalu tersedia, namun para penyelia perlu memastikan bahwa alat tersebut sesuai untuk mereka dan ajari pula agar tahu cara menggunakannya.
Setelah mengingat segala hal, penting pula bagi penyelia untuk menemukan dan menugaskan para pekerja 15–17 tahun pekerjaan yang paling tepat. Pasal 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, dan 75 dalam UU No. 13 Tahun 2003, serta Keputusan Kemenakertrans No. Kep.235/Men/2003 menyediakan rujukan hukum mengenai kerja dan tugas yang harus dihindari anak dan pekerja 15–17 tahun. Pada dasarnya, pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang: Menggunakan teknologi tinggi. Menuntut tingkat keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi, serta pelatihan panjang. Mudah membuat pekerja 15–17 tahun terpapar pada bahaya fisik, kecelakaan, kimia, dan psikososial, seperti: Menggunakan mesin berbahaya (mesin untuk memotong, menekan, atau bahkan menghancurkan sisa produksi). Menangani atau bekerja di dekat bahan-bahan berbahaya (beracun, mudah meledak, dan mudah terbakar). Dilakukan dalam ruang terisolasi dan/atau sempit. Itu hanyalah beberapa situasi yang harus dihindari. Jika ragu, para pemberi kerja dan penyelia harus mencari informasi tambahan dengan membaca peraturan, memeriksa Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS, Material Safety Data Sheet), bertanya, berkonsultasi, dan berdiskusi dengan sumber-sumber lain. Tujuan dari semua itu adalah untuk ketaatan dan kesesuaian dengan hukum dan peraturan serta melindungi pekerja 15–17 tahun dari situasi berbahaya. 2.2.4. WAKTU KERJA Untuk bertahan dan tumbuh, setiap usaha perlu mencari cara untuk menumbuhkan produktivitas dan efisiensi. Namun, tumbuhnya produktivitas dan efisiensi tidak sama dengan kerja yang berlebihan. Keduanya akan tergantung pada alokasi segala sumber, termasuk waktu dan sumber daya manusia.
Pemberi kerja sebaiknya mempertimbangkan bahwa segala bagian kehidupan adalah mirip jual-beli. Memang benar bahwa kerja overtime (dengan waktu berlebihan) akan meningkatkan produksi, tetapi pemilik usaha yang bijak selalu mempertimbangkan biaya yang digunakan. Mesin-mesin mungkin akan cepat rusak. Bekerja dengan waktu berlebihan pasti melelahkan. Saat orang lelah, mereka tidak mungkin akan memiliki konsentrasi lebih. Mereka akan menjadi lemah, lambat, dan tidak tanggap. Bahkan, mereka akan mudah melakukan kesalahan dan mengalami kecelakaan. Kesalahan dan luka menambah biaya. Bahan mentah mungkin akan terbuang, mesin akan rusak, dan waktu serta uang hilang. Dan, ini akan membuat kerugian lebih bila melibatkan pekerja 15–17 tahun. Meskipun faktanya peraturan di Indonesia telah membatasi jam dan hari kerja, beberapa aspek lain terkait pekerja 15–17 tahun belum diatur. Di bawah ini terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diingat para pemberi kerja: Pekerja 15–17 tahun dapat bekerja hingga delapan jam sehari, 40 jam per minggu. Walaupun banyak pekerja 15–17 tahun bersedia dibayar kerja overtime, namun pemberi kerja tidak dapat memberikan kerja tambahan melebihi waktu yang telah ditetapkan. Ini dapat menjadi bahaya serius jika dilakukan sering dan terlalu lama. Bukan hal yang baik membiarkan pekerja 15–17 tahun mengambil shift (bagian kerja) malam. Pekerja 15–17 tahun perlu kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan pekerja dewasa, dan bekerja malam akan mengganggu ritme kehidupan mereka. Ini juga berbahaya bagi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Selain itu, pekerja yang lelah dan tidak sehat berisiko melakukan kesalahan dan mengalami kecelakaan. Konsekuensinya mungkin akan mahal dan membahayakan produktivitas usaha Pekerja 15–17 tahun membutuhkan waktu pribadi untuk berinteraksi dengan kelompok sebaya di luar waktu kerja, berolahraga, atau bercengkrama. Waktu pribadi ini sangat penting bagi keberadaan mereka. Apabila pemberi kerja menyediakan waktu seperti itu, mereka akan memiliki pekerja-pekerja yang antusias. 2.2.5. PEKERJAAN YANG BERBAHAYA Anak di bawah 18 tahun dilarang melakukan pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral mereka. Mereka tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan yang berbahaya. Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan di pabrik-pabrik garmen dianggap berbahaya. Anak-anak tidak boleh mengoperasikan mesin atau peralatan berbahaya (termasuk mesin potong, mesin jahit, mesin rajut, mesin tenun, boiler (mesin uap) serta pesawat angkat dan angkut, atau mengangkat barang berat. Anak-anak juga tidak boleh melakukan pekerjaan yang dapat menghadapkan mereka dengan bahan kimia berbahaya, listrik, debu dan kebisingan dengan intensitas tinggi, serta suhu dan ketinggian yang ekstrem Anak di bawah usia 18 tahun dilarang bekerja lembur atau bekerja antara pukul 18:00 dan 06:00. Jika anak di bawah usia 18 tahun bekerja, pemberi kerja harus menandatangani perjanjian kerja dengan orangtua atau wali.
2.2.6. TUGAS-TUGAS YANG TAK BOLEH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA 15–17 TAHUN Dengan mempertimbangkan butir kerentanan di atas dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang melarang pemberian tugas-tugas tertentu kepada para pekerja 15–17 tahun, para pemberi kerja tidak boleh membiarkan (dan/atau menugaskan) para pekerja 15–17 tahun melakukan hal-hal berikut: Bekerja di bangunan tinggi atau dengan peralatan seperti tangga dan penopang di ketinggian, yang dapat membuat mereka mudah terjatuh. Bekerja di tempat yang sangat panas atau sangat dingin. Bekerja di tempat yang mudah terkena radiasi. Bekerja sepanjang hari atau di malam hari. Mencampur, menangani, dan menggunakan bahan-bahan berbahaya (beracun, mudah terbakar, mudah meledak, dan karsinogenik). Bekerja pada tempat terisolasi dari pekerja atau orang lain dan/atau di tempat terbatas yang sempit. Semua yang tertera diatas hanya beberapa contoh dari situasi dan tugas berbahaya, dan daftar tersebut dapat bertambah panjang. Namun, terdapat banyak tugas dan situasi yang tidak berbahaya bagi pekerja 15–17 tahun dan pemberi kerja perlu memahami tugas dan situasi yang tak berbahaya tersebut, serta yang sesuai dengan hukum. (Lihat referensi di lampiran) Praktik Terbaik: Pabrik memberlakukan zona khusus untuk para pekerja muda, di area mana saja mereka diperbolehkan berada untuk melakukan kerja, dan memberikan tanda khusus kepada para pekerja muda, misalnya tutup kepala atau penanda di lengan dengan warna khusus sehingga mudah dikenali untuk pengaturan dan pendampingan. REFERENSI HUKUM: UU No. 13 Tahun 2000 (Pasal 52 ayat (1) huruf b dan Pasal 74). Keputusan Kemenakertrans No. Kep.235/Men/2003 (Pasal 2, 3, dan Lampiran).
3. PRAKTIK KERJA LAPANGAN (MAGANG) Anak berusia 14 tahun atau lebih dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Anak harus diberi bimbingan dan petunjuk yang jelas mengenai cara pelaksanaan pekerjaan, serta diberi perlindungan K3. REFERENSI HUKUM: UU No. 13 Tahun 2003 (Pasal 70). Sumber Panduan: Pemberi Kerja dan Pekerja Anak, Panduan Satu: Pengenalan terhadap Permasalahan Pekerja Anak, ILO (2007);
http://betterwork.org/in-labourguide/wp-content/uploads/2012/05/L-GUIDE-2009-Pengusaha-PekerjaAnak-2-Bagaimana-Pengusaha-dapat-Menghapuskan-Pekerja-Anak-ILO-LG-resized.pdf
Pemberi Kerja dan Pekerja Anak, Panduan Dua: Bagaimana Pengusaha Dapat Menghapuskan Pekerja Anak, ILO (2007); Pemberi Kerja dan Pekerja Anak, Panduan Tiga: Peran Organisasi Pengusaha dalam Menghapuskan Pekerja Anak, ILO (2007).
4. REMEDIASI Bila ada anak yang berusia di bawah 15 tahun ditemukan bekerja di pabrik, maka pabrik harus melakukan tindakan remediasi sebagai berikut: 1. Kasus penemuan akan segera disampaikan kepada departemen terkait di Kemenakertrans. Penyelidikan penuh akan dilaksanakan. Bila diperlukan, usia anak akan dikonfirmasi melalui dokumen dan wawancara. Bila tidak memungkinkan untuk melakukan konfirmasi usia anak tersebut, maka pekerja tersebut akan dianggap sebagai anak. 2. Anak tersebut harus segera berhenti bekerja di pabrik. 3. Segera mengidentifikasi pihak dan institusi yang diperlukan untuk melakukan perbaikan. Tergantung pada kondisi, kasus ini mungkin akan melibatkan departemen lain yang terkait dengan Kemenakertrans dan kementerian lain, pihak pemberi kerja, agen perekrutan tenaga kerja (bila ada), pekerja dan keluarga pekerja, perwakilan serikat buruh, pemilik merek, organisasi nirlaba, serta penyedia jasa kesehatan dan konseling. 4. Bila diperlukan, maka seorang wali akan ditunjuk untuk mewakili pekerja anak. Anak dengan usia dan kedewasaan yang cukup boleh ikut mengambil keputusan. 5. Anak tersebut harus kembali mengikuti pendidikan atau pelatihan kerja yang sesuai dengan kepentingan anak sampai ia mencapai usia 15 tahun. 6. Bila orangtua dan anak setuju, maka anak tersebut akan ditempatkan di program pendidikan khusus. Tempat tersebut bisa berbentuk sekolah, pondok pesantren, maupun balai latihan kerja atau tempat lain yang memiliki tempat atau ruangan untuk mendidik dan melakukan pelatihan di dalam maupun di luar ruangan dan ruang istirahat. 7. Pabrik diharuskan menanggung seluruh biaya yang terkait dengan kegiatan sekolah atau pelatihan anak tersebut termasuk biaya akomodasi bila anak tidak tinggal dengan keluarganya selama pelatihan/pendidikan. 8. Pabrik harus membayarkan kompensasi biaya hidup kepada orangtua atau keluarga senilai upah minimum yang diterima saat anak bekerja dan dibayarkan setiap bulan sampai dengan waktu anak tersebut mencapai usia 15 tahun. 9. Pembayaran dilakukan langsung kepada si anak atau orangtua atau wali yang sah, dan dibayarkan pada tanggal gajian atau pada hari berikutnya bila hari pembayaran jatuh pada hari istirahat mingguan atau hari libur nasional. 10. Semua denda kedisiplinan atau hutang yang dimiliki anak kepada pabrik, akan dihapuskan. 11. Pengawasan akan dilakukan untuk memastikan bahwa (1) anak bersekolah dan menyelesaikan sekolahnya; (2) pabrik melaksanakan kewajibannya kepada orangtua atau pihak keluarga. 12. Bila si anak ingin kembali bekerja maka pemberi kerja harus mempekerjakan kembali si anak saat dia berusia 15 tahun. 13. Pihak pemberi kerja harus memastikan bahwa usia semua pekerja akan diverifikasi melalui dokumen yang dapat dipercaya sebelum melakukan perekrutan termasuk pekerja yang direkrut melalui agen. 14. Pemberi kerja memastikan bawah pekerja yang berusia 16–18 tahun tidak melakukan pekerjaan berbahaya. 15. Better Work Indonesia akan bekerjasama dengan pihak pemberi kerja/pabrik saat melakukan pelayanan pendampingan untuk memastikan ketidakpatuhan yang terkait dengan buruh anak akan diselesaikan dengan cara terbaik dan semua usaha harus dilakukan demi kebaikan anak.
5. LAMPIRAN LAMPIRAN I: TABEL JENIS KEGIATAN PEKERJAAN Jenis kegiatan berbahaya berdasarkan Keputusan Kemenakertrans No. Kep.235/Men/2003 beserta Lampiran
BAGIAN Pergudangan
PROSES KERJA/KEGIATAN
Mengangkat barang
JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG MEMBAHAYAKAN KESEHATAN, KESELAMATAN, ATAU MORAL ANAK Lampiran bagian C nomor 3: Pekerjaan yang mengandung sifat dan keadaan berbahaya. Pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual beban di atas 12 kg untuk anak laki-laki dan di atas 10 kg untuk anak perempuan.
Pemotongan
Memotong kain menggunakan mesin potong atau gunting Mengangkat dan memindahkan kain gulungan
Lampiran bagian A nomor 1 huruf (a): Mesin perkakas seperti: mesin bor, mesin gerinda, mesin potong, mesin bubut, mesin skrap. Lampiran bagian B nomor 1 huruf (j): Pekerjaan yang dilakukan dan dapat menimbulkan bahaya listrik, kebakaran dan/atau peledakan.
Penjahitan
Menjahit menggunakan mesin jahit Memotong benang dan kain dengan gunting
Lampiran bagian A nomor 1 huruf (b): Mesin produksi seperti: mesin rajut, mesin jahit, mesin tenun, mesin pak, mesin pengisi botol. Lampiran bagian B nomor 1 huruf (j): Pekerjaan yang dilakukan dan dapat menimbulkan bahaya listrik, kebakaran dan/atau peledakan.
Penyelesaian
Mengevaluasi kualitas hasil kerja (QC, quality control) Menggunting benang dari garmen yang sudah jadi Memasukkan barang ke dalam kemasan plastik
Lampiran bagian C nomor 3: Pekerjaan yang mengandung sifat dan keadaan berbahaya tertentu: Pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual beban diatas 12 kg untuk anak laki-laki dan diatas 10 kg untuk anak perempuan.
Pengemasan
Teknisi
Memasukkan garmen yang sudah selesai ke dalam kardus Mengangkat dan memindahkan barang Memindahkan kargo menggunakan mesin forklift (mesin pengangkat barang)
Lampiran bagian C nomor 3:
Memastikan instalasi listrik bekerja dengan baik Merawat dan memperbaiki instalasi listrik Merawat dan memperbaiki mesinmesin (mesin jahit, mesin lainnya) Merawat dan memperbaiki boiler
Lampiran bagian A nomor 4:
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual beban di atas 12 kg untuk anak laki-laki dan di atas 10 kg untuk anak perempuan. Lampiran bagian A nomor 2 huruf (d): Pesawat angkat dan angkut seperti: keran angkat, pita transport, eskalator, gondola, mesin forklift, mesin loader (mesin pemuat).
Instalasi seperti: instalasi pipa bertekanan, instalasi listrik, instalasi pemadam kebakaran, saluran listrik. Lampiran bagian B nomor 1 huruf (j): Pekerjaan yang dilakukan dan dapat menimbulkan bahaya listrik, kebakaran dan/atau peledakan.
6. DAFTAR ORGANISASI NON-PEMERINTAH Daerah Jakarta dan Sekitarnya (JABODETABEK)
NO
ORGANISASI
KONTAK PERSON
1
Yayasan Setia Kawan Rahardja (SEKAR) Jalan Pakin No 1 Komplek Rukan Mitra Bahari 2 Blok E No. 23 Penjaringan Jakarta utara
Kontak Person: Wardoyo Telpon Genggam: 0812-8111-462 Email:
[email protected]
2
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jalan Penghulu No. 18 Bidaracina, Jakarta Timur
Kontak Person : Winarti Sukaesih No. Kantor: 021-819-0451 Telepon Genggam: 0811-811-7945 Email:
[email protected]
3
Yayasan Balarenik Jalan Pahlawan Komaruddin No. 15B Rt 03/Rw 05 Penggilingan, Cakung Jakarta Timur
Kontak Person: Agusman No. Kantor: 021-7079-1564 Telepon Genggam: 0813-1783-4959 Email:
[email protected]
4
Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia (YPSI) Jalan Empu Tantular Raya No. 26 Perumnas II Karawaci Tangerang
Kontak Person: Titin Kustini No. Kantor: 021-7169-7495 Telepon Genggam: 0821-2599-3745 Email:
[email protected]
5
Yayasan Dinamika Indonesia (YDI) Jalan Pangkalan V Timur No. 5 Rt 01/Rw 04 Ciketing Udik, Bantar Gebang Bekasi
Kontak Person: Nasrudin Muanis Office number: 021Telepon Genggam: 0812-984-8401 Email:
[email protected]
Jawa Barat NO
ORGANISASI
KONTAK PERSON
1
Edukasia Kampung Berekah Rt 04/Rw 01 Kecamatan Bojong Genteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Kontak Person: Euis Andriani No. Kantor: 0266-620-050 Telepon Genggam: 0819-1189-0800 Email:
[email protected]
2
Lembaga Advokasi Hak Anak (LAHA) Jalan Demak No. 5 Antapani – Bandung Jawa Barat
Kontak Person: Andi Akbar No. Kantor: 022-720-7023 Telepon Genggam: 0812-2169-660 Email:
[email protected] /
[email protected]
3
Pusat Pengkajian Studi Wanita (PPSW) Pasoendan Komp. Graha Pratama Jebrod Jalan Wijaya Kusuma Blok H No. 22 Desa Sirnagalih – Kecamatan Cilaku, Cianjur Jawa Barat
Kontak Person: Endang Sri Rahayu No Kantor: 022Telepon Genggam: 0811-8882-602 Email:
[email protected]
Jawa Tengah NO
ORGANISASI
1
Social Analysis and Research Institute (SARI) Jalan Markisa IV No. 6 Karangasem – Solo Jawa Tengah
2
Yayasan Kepedulian untuk Anak (Yayasan KAKAK) Jalan Flamboyan Dalam No. 1 Purwosari – Solo Jawa Tengah
KONTAK PERSON Kontak Person: Zainal Abidin No. Kantor: 0271-7074-500 Telepon Genggam: 0815-6707-727 Email:
[email protected] /
[email protected] Kontak Person: Shoim Syariati No. Kantor: 0271-720-292 Telephone Genggam: 0817-9480-932 Email:
[email protected] /
[email protected]