DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………...
vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..
viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………
ix
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………….
1
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………
2
A. UMUM ………………………………………………………………………… 2 B. VISI, MISI, DAN KEGIATAN USAHA ……………………………………..
3
1. Visi ………………………………………………………………………..
3
2. Misi ………………………………………………………………………..
3
3. Kegiatan Usaha ………………………………………………………….
4
C. NILAI DAN BUDAYA ……………………………………………………….
4
1. Nilai-nilai ………………………………………………………………….
4
2. Budaya Organisasi……………………………………………………….
5
D. STRUKTUR ORGANISASI …………………………………………………
6
1. Direktorat Keuangan dan Umum ………………………………………
7
2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana ………..
8
3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan …………………………………
9
4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan …………………...
9
5. Satuan Pemeriksa Intern ……………………………………………….
9
6. Kelompok Jabatan Fungsional …………………………………………
10
7. Dewan Pengawas ……………………………………………………….
10
8. Dewan Penyantun ……………………………………………………….
11
BAB II RENCANA BISNIS DAN ANGARAN TAHUN 2012 ……………………… 12 A. GAMBARAN KONDISI LPDP ……………………………………………..
12
1. Kondisi Internal ………………………………………………………….
12
a. Organisasi ……………………………………………………………
12
b. Sumber Daya Manusia ……………………………………………..
13
iv
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
c. Sumber Daya Keuangan …………………………………………..
14
d. Sarana dan Prasarana ……………………………………………..
15
e. Riset dan Data Pendukung yang Belum Tersedia ………………
15
2. Kondisi Eksternal ………………………………………………………..
15
a. Kondisi Pendidikan di Indonesia ……………………………..……
15
b. Kondisi Ekonomi Makro …………………………………………….
21
B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012…………
25
1. Asumsi Ekonomi Makro ………………………………………………..
25
2. Asumsi Mikro …………………………………………………………….
26
a. Pengembangan Pelayanan Baru ………………………………….
26
b. Asumsi Volume Pelayanan ………………………………………...
30
c. Asumsi Tarif ………………………………………………………….
31
d. Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN ……………………..
33
e. Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku ……………………………………………………………….
33
C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA ……………………..
39
1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi ………
39
a. Tujuan ………………………………………………………………..
39
b. Sasaran Strategis …………………………………………………...
39
c. Peta Strategi …………………………………………………………
40
2. Indikator Kinerja Utama …………………………………………………
52
3. Target Capaian Kinerja Tahun 2012 ………………………………….
53
a. Pendapatan Per Unit Kerja ………………………………………...
53
b. Belanja Per Unit Kerja ………………………………………………
54
c. Pengelolaan Dana Khusus ………………………………………… 55 d. Ikhtisar Target Pendapatan TA 2012 ……………………………..
56
e. Ikhtisar Belanja/Pembiayaan TA 2012 ……………………………
56
Pendapatan dan Belanja Agregat …………………………………
57
g. Biaya Layanan Per Unit Kerja ……………………………………..
58
h. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja ………………….…….
58
f.
D. AMBANG BATAS ………………………………………………………….. BAB III PENUTUP ……………………….……………………….…………………..
v
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
61 62
DAFTAR TABEL Tabel II.1
Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output
Tabel II.2
Peringkat Daya Saing Indonesia
Tabel II.3
Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia Tahun 2009-2010 dan 2010-2011
Tabel II.4
Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesai menurut GCI Tahun 2009-2010 dan 2010-2011
Tabel II.5
Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara
Tabel II.6
Data Publikasi Indonesia per Tahun 1996-2012
Tabel II.7
Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional
Tabel II.8
Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2013
Tabel II.9
Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012
Tabel II.10
Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
Tabel II.11
Kebutuhan Barang Inventaris
Tabel II.12
Strategi Pembentukan Budaya Organisasi
Tabel II.13
SDM LPDP 2012
Tabel II.14
Indikator Kinerja Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tahun 2012
Tabel II.15
Revenue dan Cost Center LPDP
Tabel II.16
Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2012
Tabel II.17
Alokasi Belanja Untuk Setiap Unit Dan Output
Tabel II.18
Perkembangan
Pengelolaan
Dana
Pengembangan
Pendidikan
Nasional Tahun 2011 Tabel II.19
Kebutuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional TA 2012
Tabel II.20
Ikhtisar Target PNBP Menurut Program Dan Kegiatan TA 2012
Table II.21
Pendapatan dan Belanja LPDP TA 2012
Tabel II.22
Ihktisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2012
Tabel II.23
Resume Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja
vi
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
Tabel II.24
Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2012-2015
Tabel III.1
Prakiraan Maju PNBP
Tabel III.2
Prakiraan Maju Belanja Operasional
Tabel III.3
Prakiraan Maju Penyaluran
vii
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
DAFTAR GAMBAR Gambar I.1
Struktur Organisasi LPDP
Gambar II.1
Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi
Gambar II.2
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia
Gambar II.3
Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012
Gambar II.4
Nilai Tukar Rupiah vs USD
Gambar II.5
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012
Gambar II.6
Program Beasiswa LPDP
Gambar II.7
Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3
Gambar II.8
Pergerakan Rata-rata Suku Bunga Seposito Berjangka 2011-2012
Gambar II.9
Peta Strategi LPDP Tahun 2012
viii
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I-RBA/LPDP/2012
Asumsi Biaya Satuan Beasiswa
Lampiran II-RBA/LPDP/2012
Asumsi Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Lampiran III-RBA/LPDP/2012
Rincian Belanja Per Unit Kerja
Lampiran IV-RBA/LPDP/2012
Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Program dan Kegiatan
Lampiran V-RBA/LPDP/2012
Pendapatan dan Belanja Agregrat
Lampiran VI-RBA/LPDP/2012
Biaya Layanan Per Unit Kerja
Lampiran VII-RBA/LPDP/2012
Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja
ix
| Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya
RINGKASAN EKSEKUTIF Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut, kondisi pembangunan di bidang pendidikan telah terlihat adanya perbaikan yang signifikan. Namun, bukan berarti permasalahan pendidikan telah selesai sepenuhnya. Kualitas dan akses pendidikan masih menjadi persoalan. Faktor geografis Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana alam juga menjadi tantangan tersendiri. Memperhatikan hal tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi warga negara. Pemerintah juga berusaha menjamin keberlangsungan program pendidikan dari generasi ke generasi (intergenerational equity). Salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut, telah dialokasikan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) sebesar Rp3,617 triliun pada APBN tahun 2010 dan 2011 dan sebesar Rp7 triliun pada APBN dan APBN-P tahun 2012. DPPN tersebut dialokasikan untuk pembentukan Endowment Fund yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi dan dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU), dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dibentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya, berdasarkan
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
18/KMK.05/2012
tentang
Penetapan LPDP pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh. Pada tahun 2012, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) LPDP adalah sebesar Rp428.349.818.048. Dana yang disalurkan direncanakan sebesar Rp239.428.740.000 atau 56% dari total PNBP. Dari jumlah penyaluran tersebut sebesar Rp148.054.350.000 atau 62% dialokasikan untuk beasiswa, dan sebesar Rp24.360.000.000 atau 10% dialokasikan untuk kegiatan penelitian mahasiswa. Alokasi untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar Rp67.014.390.000 atau 28%.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
1
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan terkait dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa telah mengalami perkembangan yang berarti. Hal ini antara lain terlihat dari tingkat buta huruf yang semakin kecil, angka partisipasi sekolah yang semakin meningkat, dan infrastruktur pendidikan yang semakin baik. Namun bukan berarti tujuan UUD tersebut telah tercapai sepenuhnya. Beberapa studi dan indikator menunjukkan bahwa kondisi pendidikan masih harus ditingkatkan. Global Competitiveness Report Study 2011-2012 yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Hal
tersebut membawa dampak pada rendahnya peringkat daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Pemerataan akses pendidikan bagi semua warga negara, terkait dengan kondisi geografis, gender, kemampuan ekonomi dan budaya juga masih menjadi persoalan. Permasalahan geografis Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana alam juga menjadi permasalahan sendiri. Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, pada tahun 2010, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis dengan mengusulkan dan menetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2010 dialokasikan dana sebesar Rp1 triliun sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN). Tahun berikutnya, dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp2,617 trilun dan tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 1 triliun melalui APBN serta Rp6 triliun melalui APBN-P. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
2
alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, pemerintah membentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan, berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana.
B.
VISI, MISI, DAN KEGIATAN USAHA
1.
Visi Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk menciptakan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.
2.
Misi a) Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui pembiayaan pendidikan; b) Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset; c) Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal; d) Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
3
3.
Kegiatan Usaha a. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk penempatan pada berbagai instrumen yang menghasilkan nilai tambah mendapatkan nilai tambah yang diharapkan (expected return). b. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk kegiatan pendidikan berupa: 1. Beasiswa; Beasiswa
diperuntukkan
kepada
warga
negara
Indonesia
yang
berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu, beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara. 2. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian; Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif dengan fokus pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian diperuntukan kepada periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah. 3. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana. c. Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.
C.
NILAI DAN BUDAYA
1.
Nilai-nilai Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan, maka LPDP
berpegang
pada nilai-nilai Kementerian Keuangan yang diharapkan
dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
4
a. Integritas Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
b. Profesionalisme Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen tinggi.
c. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku.
d. Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.
e. Kesempurnaan Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.
2.
Budaya Organisasi LPDP berada di lingkungan birokrasi sehingga rentan menjadi organisasi yang memiliki budaya birokrasi yang kuat. Organisasi dengan budaya birokrasi yang kuat dicirikan oleh struktur, hierarki, berbagai macam aturan yang kaku, tidak berani mengambil risiko, tidak efektifnya kerjasama antar anggota serta kurangnya kompetensi
dan motivasi
(Want dalam The Jakarta Consulting
Group, 2008). Budaya birokrasi tidak sesuai dengan karakteristik LPDP sebagai BLU. Oleh karena itu, diperlukan pembentukan budaya organisasi yang sesuai dengan karakteristik LPDP antara lain budaya fleksibilitas, kerjasama, berorientasi pada hasil, dan kehati-hatian (prudent).
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
5
D.
STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi: 1.
Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja;
2.
Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan;
3.
Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan evaluasi atas penyaluran;
4.
Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen), serta pelaporan;
5.
Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip kehatihatian terhadap pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan
6.
Pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum dan kerumahtanggaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas:
1.
Direktorat Keuangan dan Umum;
2.
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana;
3.
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan;
4.
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan;
5.
Satuan Pemeriksaan Intern; dan
6.
Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar
struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
6
Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP Dewan Penyantun
Menteri Keuangan
Direktur Utama
Dewan Pengawas
Satuan Pemeriksaan Internal
Direktorat Keuangan dan Umum
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Divisi Anggaran dan Akuntansi
Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data
Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan
Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum
Divisi Pengembangan Dana Kelolaan
Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan
Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Kelompok Jabatan Fungsional
1.
Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja; b. Pengelolaan anggaran dan keuangan; c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja, serta akuntansi atas setiap transaksi; d. Pelaksanaan setelmen; e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan f.
Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.
Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
7
a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan kinerja organisasi. b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan sumber
daya
manusia,
serta
pelaksanaan
urusan
umum
dan
kerumahtanggaan.
2.
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan rencana penyaluran dana, riset serta manajemen data. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan; b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan; c. Pengelolaan kerja sama pendanaan; d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan e. Riset dan manajemen data. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas: a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan, koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data dan informasi, serta pelaporan usaha. b. Divisi
Pengembangan
Dana
Kelolaan
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
8
3.
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat
Dana
Kegiatan
Pendidikan
mempunyai
tugas
melaksanakan
penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan menyalurkan dana untuk kegiatan pendidikan. b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa.
4.
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Direktorat
Dana
Rehabilitasi
Fasilitas
Pendidikan
mempunyai
tugas
melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal, penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
9
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan. b. Divisi
Evaluasi
Penyaluran
Dana
Rehabilitasi
Fasilitas
Pendidikan
mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.
5.
Satuan Pemeriksaan Internal Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan Pemeriksaan Intern adalah: a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit program; b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi, penyajian,
dan
pengungkapannya
sesuai
dengan
standar
akuntansi
pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
6.
Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
7.
Dewan Pengawas Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap: a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan oleh Direksi; b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi; c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan d. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
10
8.
Dewan Penyantun Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi: a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP; b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP; c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana cadangan pendidikan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
11
BAB II RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012
A.
GAMBARAN KONDISI LPDP
1.
Kondisi Internal
a. Organisasi LPDP
berdiri
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Dalam peraturan tersebut dinyatakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan
Pendidikan
Nasional
baik
dana
abadi
pendidikan
(Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Memperhatikan peraturan tersebut, diperlukan beberapa kelengkapan organisasi, yaitu Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Sedangkan Dewan Pengawas terdiri dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, dan unsur independen. Disamping itu, untuk menciptakan tata kelola yang baik, harus disusun pula Kebijakan Umum mengenai Pengelolaan DPPN, yang meliputi kebijakan pengelolaan dana, kebiajakan penyaluran dan kebijakan pendukung. Kebijakan tersebut diperlukan mengingat LPDP merupakan satuan kerja yang harus patuh pada peraturan perundang-undangan dan dana yang
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
12
dikelola
LPDP
merupakan
dana
dari
APBN
yang
harus
dipertanggungjawabkan, sementara risiko yang kemungkinan terjadi tidak bisa dihilangkan seluruhnya. Selain itu, untuk memastikan proses penyelesaian tugas dan fungsi penempatan dan penyaluran dana beserta tugas dan fungsi pendukung di back office telah melalui tata urutan dan dilakukan oleh unit yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, diperlukan Standard Operation Procedure (SOP). Untuk tugas dan fungsi yang penyelesaiannya memerlukan metode kerja/formula/rumus yang terstandar dan baku dapat pula disusun manual/petunjuk teknis penyelesaian pekerjaan.
b. Sumber Daya Manusia Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 diatur bahwa pegawai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan berasal dari Pegawai Negeri Sipil pembinaannya dilakukan oleh Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Agar pelaksanaan tugas setiap direktorat dilaksanakan oleh SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD) berasal dari Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan (Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2012, telah bertugas secara penuh pada LPDP 6 orang, yaitu Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Umum, Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana. Status kepegawaian ketiga direksi tersebut masih merangkap pada unit kerja yang lama. Direksi tersebut dibantu tiga orang staf yang status kepegawaiannya berada masih berada pada Biro SDM.
Di
samping itu, pada waktu diperlukan, telah bertugas pula dua orang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah diusulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2012 telah ada sebanyak 23 orang yang berasal dari PNS, ditambah dengan beberapa orang dari pasar tenaga kerja untuk mengisi posisi tenaga profesional, seperti manajemen risiko, auditor dan penasehat
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
13
investasi. Di samping itu juga diperlukan
tenaga klerikal seperti caraka,
tenaga kebersihan, sekretaris, sopir, dan tenaga keamanan.
c. Sumber Daya Keuangan Pada tahun 2010, Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dialokasikan dalam APBN adalah sebesar Rp1.000.000.000.000. Pada tahun 2011,
DPPN
yang
Rp2.617.700.000.000.
dialokasikan Pada
Tambahan/Perubahan
TA
dalam
adalah
sebesar
2012,
melalui
APBN
dialokasikan
kembali
sebesar
tahun 2012,
APBN
Rp7.000.000.000.000. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional tersebut adalah
anggaran
pendidikan
yang
dialokasikan
untuk
pembentukan
Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang bertujuan untuk : 1) Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi
generasi
berikutnya
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban
antargenerasi. 2) Dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Dalam rangka melaksanakan amanah UU tersebut di atas, pada tahun 2012 ini penggunaan pendapatan direncanakan adalah sebagai berikut: 1) Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund yaitu penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar Rp239.428.740.000; dan 2) Belanja Operasional LPDP yaitu untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebesar Rp11.858.264.000, dengan perincian sebagai berikut : Tabel II.1 Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output No.
Output
Jumlah (Rp)
1.
Layanan dukungan manajemen
3.343.333.000
2.
Dokumen analisis dan evaluasi
749.200.000
3.
Laporan hasil verifikasi
4.
Layanan perkantoran
1.982.291.000
5.
Kendaraan Bermotor *)
1.348.000.000
6.
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
583.000.000
7..
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
289.056.000
8.
Gedung/Bangunan
241.388.124.000
1.604.000.000
TOTAL
251.287.004.000
*) Revisi output Kendaraan Bermotor untuk mengakomodir pendapatan hibah kendaraan bermotor roda empat senilai Rp590.050.000
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
14
d. Sarana dan Prasarana Pada tahun 2012 ini, sarana dan prasarana fisik yang dimiliki oleh LPDP belum memadai bagi pelaksanaan tugasnya baik dalam bentuk gedung kantor dan peralatan. Untuk sementara waktu, sarana prasarana yang digunakan LPDP adalah sebagai berikut:
Gedung kantor pada saat ini menempati Gedung A.A. Maramis II Lantai 2 di komplek perkantoran Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat.
Sarana dan prasarana lainnya untuk sementara menggunakan barang inventaris Biro Umum Sekretariat Jenderal.
Di samping sarana dan prasarana fisik, LPDP juga memerlukan perangkat teknologi informasi untuk menunjang operasionalnya terutama dalam rangka pengembangan dana (investasi), penyaluran beasiswa dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.
e. Riset dan data pendukung Sebagai satuan kerja yang harus mengembangkan dana, LPDP harus mengembangkan database yang dapat digunakan untuk proses perencanaan portofolio penempatan dana, valuasi instrumen penempatan dana dan pengambilan
keputusan
penempatan
dana
sekaligus
pelaksanaan
manajemen risiko finansial. Saat ini riset dan data pendukung masih belum ada dan direncanakan baru mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Di samping itu, mutlak pula dibangun data base untuk penyaluran dana pendidikan, yang bisa digunakan untuk perencanaan, terutama penentuan sasaran penyaluran, baik dilihat dari sisi kewilayahan maupun jenjang pendidikan. Data base juga diperlukan sebagai bahan monitoring dan pengembangan manajemen risiko operasional penyaluran dana pendidikan.
2.
Kondisi Eksternal a. Kondisi Pendidikan di Indonesia Kondisi pendidikan terus mengalami perbaikan. Hal tersebut terlihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah tingkat buta huruf, pendidikan yang telah dilalui penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi kasar, dan disparitas antar kabupaten/kota. Namun, beberapa indikator yang diterbitkan lembaga international, misalnya World Economic Forum, kualitas SDM di Indonesia masih relatif tertinggal
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
15
yang berdampak pada rendahnya daya saing perekonomian Indonesia. Global Competitiveness Report 2011 yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat yang relatif rendah, yakni pada peringkat 46. Dibandingkan dengan negaranegara tetangga seperti China, Malaysia, Thailand dan Singapura, Indonesia masih di bawah negara-negara tersebut. China berada pada peringkat 26, Malaysia berada pada peringkat 21, Thailand berada pada peringkat 39 dan Singapura berada pada peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan Vietnam yang berada pada peringkat 65 dan Philipina 75. Tabel peringkatan daya saing beberapa negara 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel II.2 Peringkat Daya Saing Indonesia No
Negara
GCI 2009
GCI 2010
GCI 2011
Peringkat
Nilai
Peringkat
Nilai
Peringkat
Nilai
1
Singapora
3
5.55
3
5.48
2
5.63
2
Malaysia
24
4.87
26
4.88
21
5.08
3
China
29
4.74
27
4.84
26
4.90
4
Thailand
36
4.56
38
4.51
39
4.52
5
Indonesia
54
4.26
44
4.43
46
4.38
6
Vietnam
75
4.03
59
4.27
65
4.24
7
Philipines
87
3.90
85
3.96
75
4.08
Sumber : The Global Competitiveness Report 2011-2012, World Economic Forum
Global Competitiveness Report 2011 juga menunjukkan, beberapa pilar yang mempengaruhi daya saing Indonesia yang tidak optimal tersebut, yaitu kelembagaan (institutions), infrastruktur, kondisi ekonomi makro, termasuk pilar kondisi kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan pelatihan. Beberapa pilar yang mempengaruhi peringkat daya saing Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut :
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
16
Tabel II.3 Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia
Sumber : The Global Competitiveness Report 2010 - 2011, World Economic Forum
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, pada pilar kesehatan dan pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia relatif tertinggal. Indonesia berada pada peringkat 64 dari 142 negara. Dibandingkan dengan negara tetangga, peringkat Indonesia lebih rendah daripada Singapura (3), Malaysia (33), dan Filipina (42). Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator pendidikan tinggi dan pelatihan. Pada Indikator ini, Indonesia berada pada peringkat 69 dari 142 negara. Dibandingkan dengan negara tetangga, peringkat Indonesia lebih rendah daripada Malaysia (38), Thailand (62) dan Singapura (4). Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kualitas pendidikan dasar yang rendah dan primary education enrollment rate. Sedangkan untuk pilar pendidikan tinggi dan training dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor diantaranya secondary education enrollment rate, secondary education enrollment rate, quality of the education system dan sebagainya.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
17
Tabel II.4 Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesia menurut GCI
Sumber : The Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum
Ketertinggalan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain juga terlihat indikator lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata 3 di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa S3 di Indonesia berjumlah 23.000 orang atau sebesar 98 orang per satu juta penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara maju, misalnya Amerika, yang mahasiswa S3-nya berjumlah 3.100.000 orang atau 9.850 orang untuk setiap satu juta penduduk. Bahkan dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Indonesia juga masih jauh tertinggal. Jumlah mahasiswa S3 di Malaysia mencapai 14.000 orang atau 509 orang per satu juta penduduk. Dengan asumsi pertambahan mahasiswa S3 di Indonesia
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
18
sebesar 15% per tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada kondisi saat ini pada tahun 2022. Data perbandingan mahasiswa S3 Indonesia dengan beberapa negara adalah sebagai berikut : Tabel II.5 Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara Negara
Jumlah S3
Populasi
S3 per 1 Juta
Tahun 2011
Penduduk
Indonesia
23.000
234.000.000
98
Malaysia
14.000
27.500.000
509
1.690.000
1.198.000.000
1.410
Jerman
328.000
82.200.000
3.990
Perancis
320.000
62.300.000
5.136
Jepang
819.000
127.200.000
6.438
3.100.000
314.700.000
9.850
India
USA
Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012
Dilihat dari indikator jumlah publikasi ilmiah, Indonesia sebenarnya telah mengalami perkembangan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.6 Data Publikasi Indonesia per tahun 1996-2010
Sumber : SCImago Journal & Country Rank, 2012
Namun, bila dibandingkan dengan negara-negara lain,
Indonesia masih
tertinggal. Indonesia berada posisi 64 dari 236 negara yang terdata. Peringkat ini lebih rendah dibandingkan negara ASEAN yang lain. Singapura unggul pada ranking 32, disusul Thailand 42, dan Malaysia 43.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
19
Sementara
itu,
dalam
hal
prasarana
fasilitas
pendidikan,
sebagai
konsekuensi letak geografis Indonesia yang berada pada daerah bencana, kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas pendidikan tersebut dapat disajikan dalam diagram lingkar sebagai berikut :
Gambar II.1 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Kondisi pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak lepas dari kondisi sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik antara lain : 1) Geografis, Demografis, Sosial, Budaya dan Lingkungan Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi pengelolaan dana pengembangan pendidikan antara lain : a) Indonesia sebagai negara kepulauan dan termasuk dalam negara rawan bencana, yang banyak menimbulkan kerusakan pada fasilitas pendidikan; b) Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi; c) Kesenjangan aksesibilitas terhadap pendidikan antara penduduk perkotaan dan pedesaan, antara penduduk kaya dan miskin, antara wilayah maju dan wilayah tertinggal; dan d) Perbedaan persepsi kebutuhan pendidikan dari aspek budaya (etnis dan gender).
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
20
2) Ekonomi Kondisi ekonomi yang mempengaruhi pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional antara lain : a) Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran; b) Kesenjangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah; c) Meningkatnya daya saing dan isu globalisasi ekonomi yang mengancam perekonomian nasional; d) Komitmen pemenuhan pendanaan minimal 20% (dua puluh persen) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 3) Politik, Pertahanan dan Keamanan Kondisi politik, pertahanan dan keamanan yang dapat mempengaruhi pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional antara lain : a) Kemungkinan
adanya
ketidakstabilan
politik,
pertahanan
dan
keamanan; b) Ancaman disintegrasi bangsa; dan c) Ketidakselarasan peraturan perundangan yang berdampak pada penyelenggaraan pendidikan.
b. Kondisi Ekonomi Makro Selama
tahun
2011,
kondisi
perekonomian
Indonesia
mengalami
pertumbuhan cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar II.2 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
21
Tabel tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi naik dari 6,1%
pada
tahun 2010 menjadi 6,5 persen menjadi sebesar 6,50% tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, yang didorong oleh peningkatan pendapatan riel karena inflasi yang rendah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh pendapatan dari hasil ekspor yang tumbuh tinggi sepanjang tahun 2011. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tentu menggembirakan, karena terjadi ketika perekonomian global kurang kondusif yang ditandai rendahnya pertumbuhan
ekonomi
negara-negara
Eropa
dan
Amerika.
Tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lebih rendah bila dibandingkan dengan China dan India. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2012 ini juga mengalami keadaan yang relatif stabil seperti tahun 2011 yakni sebesar 6,5% (yoy). Kestabilan ini bersumber dari kestabilan konsumsi rumah tangga dan akselerasi investasi. Konsumsi rumah tangga masih didorong oleh optimisme konsumen sehingga konsumsi tumbuh dengan stabil. Sedangkan akselerasi investasi didukung oleh agresifitas investor di tengah iklim usaha yang semakin baik dan kondusif, semakin kuatnya pendanaan, dan terjadinya percepatan pembangunan proyek infrastruktur terutama dalam bidang kelistrikan. Inflasi pada tahun 2011 juga relatif terkendali, yaitu sebesar 3,79%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 6,96% yang terus mengalami kestabilan sampai dengan kuartal I tahun 2012 yang besarnya 0,88% (qtq) dan 3,79% (yoy). Tekanan inflasi ini masih tetap terkendali meskipun sedikit mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat inflasi antara lain adalah ekspektasi yang meningkat sejalan dengan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sepanjang triwulan I 2012, beberapa factor eksternal yang mendorong inflasi antara lain kenaikan harga komoditas internasional non pangan terutama komoditas emas dan energy yang meningkat cukup signifikan serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
22
Gambar II.3 Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012
Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meskipun melemah pada tahun 2011, namun masih pada kisaran Rp 9.000. Pergerakan Kurs Dollar dari tahun 1993 adalah sebagai berikut :
Gambar II.4 Nilai Tukar Rupiah vs USD
Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
23
Penguatan kurs pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 merupakan upaya bertahan Indonesia setelah dikhawatirkan akan digoncang oleh krisis enkonomi internasional. Pada triwulan I 2012 Rupiah mengalami tekanan hingga mencapai level Rp9.066 per dolar AS dari yang sebelumnya Rp8.972 per dolar AS pada triwulan IV tahun 2011. Pelemahan rupiah tersebut terutama disebabkan karena persepsi risiko domestik terhadap kenaikan ekspektasi inflasi yang semakin meningkat karena adanya kepanikan global terhadap krisis benua Eropa. Gambar II.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012
Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012
Kondisi ekonomi makro yang baik selama beberapa tahun terakhir, khususnya tahun 2011, juga ditandai dengan kinerja perbankan Indonesia masih mampu mempertahankan kinerja.
Aset perbankan dan laba yang
meningkat, Capital Edequacy Ratio (CAR) yang memadai di atas ketentuan permodalan
minimum
dan
Biaya
Operasional
dibandingkan
dengan
Pendapatan Operasional (BOPO) yang membaik. Dengan kondisi tersebut, sampai awal tahun 2012, BI rate dipertahankan pada tingkat 5.75%. Pada tahun 2011, tingkat suku perbankan sedikit mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya,
pada tahun 2010 rata-rata sebesar 6,64%, naik menjadi rata-rata sebesar 6,74% pada tahun 2011. Tingkat suku bunga rata-rata perbankan nasional dari tahun 2008 sampai 2011 adalah sebagai berikut :
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
24
Tabel II.7 Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional 2008 Giro
2009
2010
2011
2012
2.90%
2.39%
2.23%
2.24%
2.08%
- 1 bulan
10.71%
6.77%
6.64%
6.74%
6.05%
- 3 bulan
11.17%
7.45%
6.94%
7.08%
6.56%
- 6 bulan
10.32%
7.89%
7.07%
7.12%
6.94%
-12 bulan
10.34%
9.54%
7.65%
7.14%
6.82%
Deposito
Sumber : Bank Indonesia, 2012 Di samping itu, kondisi pasar modal juga bertahan pada kondisi yang cukup baik. IHSG mengalami kenaikan sebesar 3,2% pada akhir tahun 2011 yang ditutup di level 3.821 dari tahun 2010 yaitu 3.703. Kinerja pasar modal yang baik tersebut juga ditopang oleh kenaikan sovereign credit rating Indonesia dari Moodys. Rating Indonesia yang semula Baa1 yang tergolong “speculative grade” menjadi Baa3 yang tergolong "investment grade". Pencapaian ini merupakan pertama kali sejak tahun 1997. Dengan kondisi tersebut,
tantangan
bagi LPDP adalah bagaimana
memanfaatkan kinerja ekonomi makro dan kinerja sektor finansial yang cukup bagus untuk memperoleh pendapatan sesuai yang diharapkan dan menyalurkan hasil pengembangan dana sesuai visi dan misinya.
B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012
1.
Asumsi Ekonomi Makro Pada APBN Tahun 2012, ekonomi makro diasumsikan pertumbuhan ekonomi 6,7%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dollar dan inflasi 5,3%. Angka asumsi tersebut lebih optimis dibandingkan dengan tahun 2011. Ekonomi tahun 2011 tumbuh 6,5%, nilai tukar stabil sekitar Rp 9.000 per dollar dan inflasi cukup terkendali pada 3,79%. Karena inflasi yang stabil tersebut, BI rate juga stabil pada kisaran 6%-6,75%. Sedangkan berdasarkan APBNP tahun 2012, asumsi ekonomi makro Indonesia sedikit mengalami perubahan dimana tingkat pertumbuhan ekonominya hanya 6,5% atau lebih rendah 0,2% dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN tahun
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
25
2012. Sedangkan tingkat inflasi dalam asumsi APBNP tahun 2012 adalah 6,8% atau lebih tinggi dari inflasi yang tercantum dalam APBN tahun 2012. Angka inflasi ini disebabkan karena meningkatnya harga beberapa komoditas internasional dan dipengaruhi juga oleh rencana kebijakan administered price di bidang energi dan pangan yang akan segera dijalankan pemerintah.
2.
Asumsi Mikro
a) Pengembangan Pelayanan Baru
Layanan Beasiswa Memperhatikan beberapa studi dan indikator pendidikan di Indonesia. Permasalahan
pendidikan
khususnya
pendidikan
tinggi,
dapat
disimpulkan dalam lima permasalahan :
Rendahnya kualitas dan kuantitas manusia terdidik
Komposisi lulusan perguruan tinggi yang tidak ideal.
Akses terhadap perguruan tinggi yang masih terbatas.
Rendahnya jumlah publikasi di perguruan tinggi.
Banyaknya mahasiswa program magister dan doktor yang terkendala biaya penelitian tesis dan disertasi.
Atas permasalahan tersebut, LPDP melaksanakan salah satu produk pelayanan, yaitu program Beasiswa untuk program magister dan doktor, serta beasiswa tesis dan disertasi. Program Beasiswa LPDP akan difokuskan untuk program magister dan doktor baik di dalam maupun luar negeri, dan juga untuk program beasiswa tesis dan disertasi. Tujuan, jenis layanan dan target penerima beasiswa yang akan dibiayai dari LPDP adalah sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
26
Gambar II.6 Program Beasiswa LPDP
Mekanisme pengajuan beasiswa dilakukan
oleh calon mahasiswa
langsung ke website LPDP. Sedangkan untuk proses seleksi administrasi dan interview akan dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh tim LPDP melalui seleksi calon reviewer oleh tim independen. Kriteria Perguruan Tinggi yang dapat menjadi mitra LPDP dalam menyelenggarakan beasiswa magister dan doktor adalah sebagai berikut: 1) Perguruan tinggi yang terakreditasi A oleh BAN-PT untuk dalam negeri, dan perguruan tinggi yang memiliki reputasi tinggi dan/atau program studi yang terakreditasi oleh profesi masing-masing (Luar Negeri). 2) Program studi yang diselenggarakan adalah teknik, sains dan pertanian, akuntansi/keuangan, hukum dan agama. Sedangkan kriteria penerima beasiswa LPDP adalah sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
27
Pemberian beasiswa tersebut dapat mendukung kebijakan pemerintah untuk pengembangan wilayah pada 6 (enam) koridor pembangunan ekonomi sesuai program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dengan kebijakan ini diharapkan pemberian beasiswa ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian secara merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Untuk mempercepat penyaluran, dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penyusunan pedoman kebijakan dan pedoman pelaksanaan; 2) Sosialisasi ke beberapa perguruan tinggi, kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat secara luas. Adapun proses penyaluran beasiswa adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan aplikasi lamaran dari calon mahasiswa; 2) Penilaian/verifikasi administrasi dan dokumen, bagi yang lolos dipanggil untuk di tes tertulis dan interview; 3) Penetapan sebagai calon penerima beasiswa LPDP; 4) Seleksi perguruan tinggi; 5) Bagi yang lulus seleksi perguruan tinggi, ditetapan sebagai penerima beasiswa LPDP; 6) Pengumuman penerima beasiswa; 7) Penetapan SK penerima beasiswa; 8) Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perguruan tinggi dan mahasiswa penerima beasiswa LPDP, 9) Proses pembayaran kepada perguruan tinggi dan penerima beasiswa; 10) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
28
Gambar II.7 Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3
Layanan Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset Bantuan Dana Riset ditujukan untuk: 1) Mendorong
dan
menghasilkan
riset-riset
unggul
yang
dapat
diimplementasikan untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasiinovasi di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). 2) Menjalin jejaring kalangan periset, akademisi dan penggiat riset di bidang
pangan,
energi,
tata
kelola,
pembangunan
ekonomi
berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). 3) Menjalin kerja sama dan memberi dukungan kepada industri strategis di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory) untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. 4) Mewujudkan
tanggung
jawab
organisasi
melalui
riset
dan
implementasinya di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory).
Bantuan dana riset untuk setiap judul riset yang termasuk di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory) per tahun setinggi-tingginya Rp2.000.000.000.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
29
Sementara itu, Penghargaan Hasil Karya Riset ditujukan untuk hal yang sama sebagaimana Bantuan Dana Riset. Hanya saja Penghargaan Hasil Karya Riset diberikan atas hasil-hasil riset yang telah diimplementasikan dan sudah dirasakan kemanfaatannya oleh industri,Usaha Kecil dan Menengah peningkatan
(UKM),
pemerintah
efisiensi
daerah
produksi,
atau
masyarakat
kesejahteraan
untuk
masyarakat
atau
perbaikan tata kelola instansi pemerintah dan swasta.
Penghargaan atas hasil karya riset adalah sebesar Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk setiap karya riset.
Layanan Dana Cadangan Pendidikan Untuk Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Yang Rusak Akibat Benacana Alam
Layanan ini merupakan bantuan dana untuk merehabilitasi fasilitas pendidikan
yang rusak akibat
bencana alam.
Mempertimbangkan
bahwa terdapat layanan serupa di beberapa instansi pemerintah, maka Dana Cadangan Pendidikan difungsikan sebagai last resort.
Untuk
mempersiapkan
pelaksanaan
layanan
Dana
Cadangan
Pendidikan, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Penyusunan kebijakan umum, petunjuk teknis dan peta bencana;
2)
Sosialisasi ke beberapa daerah rawan bencana
b) Asumsi Volume Pelayanan 1) Layanan Pengembangan Dana (Investasi) Total realisasi PNBP tahun 2012 sebesar Rp428.349.818.048.
2) Layanan Penyaluran Pada tahun 2012, dialokasikan dana untuk layanan beasiswa sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
30
Tabel II.8 Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2012 Uraian
%
2013
Layanan Penyaluran
239.428.740.000
Bea siswa
62%
148.054.350.000
Kegiatan penelitian
10%
24.360.000.000
Dana Cadangan untuk Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
28%
67.014.390.000
c) Asumsi Tarif Tarif LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas penyaluran dana dan tarif pengembangan dana. Pada tahun 2012, dalam melaksanakan penyaluran LPDP mengenakan tarif sebesar 0%. Sedangkan untuk pengembangan dana, tarif yang digunakan dalam perhitungan pendapatan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) pada tahun 2012 ini adalah BI rate +1%. Sehubungan dengan tarif pengembangan dana tersebut, LPDP telah membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment Guidelines tahun 2012. Di dalam Investment Guidelines tersebut, LPDP meletakkan pola dasar prinsip investasi, menentukan proporsi portofolio investasi,
sekaligus menetapkan asumsi tingkat
pengembalian yang
diharapkan (tarif pengembangan dana) untuk tahun 2012. Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait erat dengan prinsip investasi yang dijalankan LPDP yakni prinsip kehati-hatian (prudent). Dasar pertimbangan yang dipakai oleh LPDP dalam menjalankan prinsip ini adalah sebagai berikut: 1) Belum ada regulasi yang mengatur bahwa kerugian BLU yang diakibatkan karena proses bisnis adalah tidak termasuk kerugian negara, melainkan hanya merupakan kerugian operasional semata. Dengan ketiadaan regulasi inilah LPDP mengelola investasinya secara hati-hati guna menghindari kerugian negara yang mungkin terjadi. 2) Dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang merupakan dana abadi. LPDP bertanggung jawab untuk mengelola dana ini sehingga nilainya bertambah sesuai dengan
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
31
alokasi dalam APBN dan tidak berkurang karena sebab apapun. Oleh karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kestabilan nominal dana abadi ini. Berdasarkan atas asas tersebut, LPDP kemudian menetapkan dasar proporsi investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan yakni BI rate + 1%. Penentuan angka asumsi tersebut berdasarkan pertimbangan yang didasarkan pada tingkat imbal hasil masing-masing instrument investasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Return deposito sebesar 6% merupakan asumsi suku bunga deposito rata-rata Perbankan Indonesia berdasarkan data resmi Bank Indonesia per bulan April 2012. Pada akhir bulan Februari, rata-rata suku bunga deposito untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan berada pada kisaran 6 – 6.5%. Suku bunga ini diperkirakan akan terus menurun karena Bank Indonesia berniat untuk mempertahankan suku bunga BI pada angka 5.75%. Sehingga, diperkirakan pada bulan-bulan selanjutnya suku bunga deposito akan bergerak mendekati angka 6%. Justifikasi atas asumsi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar II.8 Pergerakan Rata-Rata Suku Bunga Deposito Berjangka 2011 - 2012 7.50% 7.00% Suku Bunga Rata-Rata 1 bulan
6.50% 6.00%
Suku Bunga Rata-Rata 3 bulan
5.50% Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb
5.00%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia pada Bank Indonesia per April 2012, diolah.
2) Return obligasi/sukuk sebesar 8% diasumsikan berdasarkan rata-rata kupon obligasi pemerintah dengan seri FR0060 (6.25%), FR0061 (7%), dan FR0058 (8.25%) yang dilelang per tanggal 5 Juni 2012. 3) Reksadana sebesar 8,13% diasumsikan berdasarkan rata-rata return reksadana pendapatan tetap dari beberapa perusahaan investasi seperti Mandiri Sekuritas, BNP Paribas, dan Schroder per tanggal 5 Juni 2012. Maka berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, dapat diambil rata-rata tingkat imbal hasil untuk keseluruhan instrumen investasi yakni 7.36%.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
32
Berdasarkan pertimbangan itu pula, dengan BI rate 5.75%, maka ditetapkanlah asumsi minimal imbal hasil yang diharapkan untuk tahun 2012 sebesar BI rate+1% atau sebesar 6.75% dimana angka tersebut dapat dipenuhi karena masih berada dalam batas wajar yakni di bawah 7.36%. Asumsi expected return ini adalah masih bersifat perkiraan dengan dasar data-data resmi yang bisa LPDP himpun dan olah. Dengan begitu, dalam Investment Guidelines telah dicantumkan klausul yang menyatakan Direksi LPDP dapat merevisi asumsi dalam Investment Guidelines sewaktu-waktu apabila terjadi keadaan makro yang tidak diharapkan seperti krisis atau fluktuasi aktivitas perbankan nasional.
d) Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN DPPN yang akan dikelola oleh LPDP sampai dengan akhir tahun 2012 diproyeksikan sebesar Rp 10.617.700.000.000. Dari jumlah tersebut sebesar Rp1.000.000.000.000 dan Rp2.617.700.000.000 telah dicairkan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Sedangkan selebihnya diproyeksikan diterima pada tahun 2012. Perincian selengkapnya adalah sebagai berikut: Tabel II.9 Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012
e) Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku Kebijakan akuntansi yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengacu kepada dua peraturan umum penyusunan kebijakan akuntansi untuk Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
33
Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76 tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Secara umum kebijakan akuntansi LPDP meliputi: 1. Peranan dan Tujuan Pelaporan Peranan laporan keuangan sebagai berikut: a. Merupakan media atau alat untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada para pemakai yang akan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan secara tepat sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. b. Untuk
menyediakan
informasi
yang
relevan
mengenai
posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. c.
Merupakan media untuk menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan yang berlaku.
d. Merupakan laporan pertanggungjawaban pegawai dan manajemen atas
kegiatan
keuangan
dan
sumber
daya
ekonomis
yang
dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Tujuan khusus laporan keuangan LPDP adalah menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk: a. Mengetahui prestasi keuangan LPDP selama suatu periode dengan Sisa Hasil Usaha dan manfaat penerima dana LPDP sebagai ukuran; b. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki LPDP, kewajiban dan kekayaan bersih; c.
Mengetahui transaksi atau kejadian serta keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih suatu LPDP, dalam suatu periode; dan
d. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas LPDP. Untuk memenuhi peranan dan tujuan tersebut, maka pelaporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, ekuitas/modal, pendapatan dan beban serta arus kas entitas pelaporan.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
34
2. Asumsi Dasar Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan meliputi: a. Asumsi Kemandirian Entitias b. Asumsi Kesinambungan Entitas (Going Concern) c.
Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
3. Periode Pelaporan Periode pelaporan ini sering disebut dengan periode akuntansi. Satu periode akuntansi terhitung sejak tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember. Pelaporan keuangan harus diterbitkan tepat waktu segera setelah periode akuntansi berakhir. 4. Karakteristik Kualitatif dan Kendala Pelaporan Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah: a) Relevan (Relevance) Agar suatu informasi relevan, maka informasi tersebut harus:
Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Memiliki manfaat prediksi (predictive value)
Tepat Waktu (Timelines)
Lengkap (Completeness)
b) Dapat Diandalkan (Reliability) Informasi dapat diandalkan jika memenuhi ciri-ciri:
Penyajian Jujur (Representational Faithfulness)
Dapat Diverifikasi (Verifiability)
Netralitas (Neutrality)
c) Dapat Dibandingkan (Comparability) d) Dapat Dipahami (Understandability) Terdapat
beberapa
kondisi
yang
menimbulkan
kendala
dalam
memperoleh informasi akuntansi dan pelaporan keuangan yang akurat, yaitu: a. Materialitas b. Pertimbangan Biaya dan Manfaat c. Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
35
5. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Basis Akuntansi Basis akuntansi untuk badan usaha LPDP adalah dasar akrual (accrual
basis).
Penerapan
basis
akrual
berkaitan
dengan
kepentingan organisasi terhadap penentuan hasil usaha periodik. b) Prinsip Nilai Historis (Historical Cost) Prinsip ini menetapkan bahwa dasar pencatatan pertama kali terhadap Aktiva dan Kewajiban adalah menggunakan nilai perolehan pertama kali (historical value). c) Prinsip Realisasi (Realization) Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. d) Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form) Prinsip ini menetapkan bahwa jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonominya, bukan hanya memenuhi aspek formalitasnya. e) Prinsip Periodisitas (Accounting Period) Prinsip ini menetapkan bahwa kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. f)
Prinsip Konsistensi (Consistency) Prinsip ini menetapkan bahwa perlakuan akuntansi yang sama hendaknya diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
36
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam laporan keuangan. g) Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure) Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan. h) Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation) Prinsip ini menekankan bahwa laporan keuangan hendaknya menyajikan secara wajar meliputi: neraca, perhitungan laba-rugi, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. i)
Prinsip Kehati-hatian (Conservatism) Prinsip ini perlu diperhatikan pada saat timbul ketidakpastian dan keragu-raguan yang berkaitan dengan peristiwa dan keadaan tertentu..
6. Kebijakan Pencatatan dan Pengukuran a. Kebijakan Pengakuan Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa agar dapat diakui/dicatat adalah: (a) Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir ke luar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan. (b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Prinsip pengakuan untuk unsur-unsur utama laporan keuangan entitas pelaporan adalah: 1) Prinsip Pengakuan Aktiva Aktiva diakui jika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh atau dilepas dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, yaitu pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. 2) Prinsip Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
37
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. 3) Prinsip Pengakuan Pendapatan Pendapatan diakui dalam laporan Perhitungan Hasil Usaha, sesuai dengan basis yang digunakan yaitu basis akrual, pendapatan akan dicatat/diakui pada saat realisasi. Pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban. 4) Prinsip Pengakuan Beban Beban diakui dalam laporan Perhitungan Hasil Usaha, sesuai dengan basis yang digunakan yaitu basis akrual maka beban akan dicatat/diakui pada saat terjadinya transaksi atau kejadian. Pengakuan beban bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva. b) Kebijakan Pengukuran Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan (historical value). Aktiva diukur sebesar pengeluaran kas atau setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut. Kewajiban diukur sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban, atau nilai sekarang dari jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Pengukuran menggunakan
pos-pos mata
laporan uang
keuangan
rupiah.
dilakukan
Sedangkan
dengan
transaksi
yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
38
C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA 1.
Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategis a. Tujuan Tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dirumuskan dengan memperhatikan rumusan visi dan misi. Dengan demikian, tujuan LPDP adalah sebagai berikut: Tabel II.10 Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
Tujuan
Kode
Tersedianya beasiswa bagi pelajar dan/atau mahasiswa
T1
T2
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan Tersedianya bantuan danabangsa riset maupun penghargaan hasil karya riset dalam mendorong inovasi bangsa Terjaminnya keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi
T3
generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi (intergenerational equity).
T4
Tersedianya dana cadangan pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam
b. Sasaran Strategis Dalam rangka mengukur ketercapaian tiap tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional maka tujuan tersebut diterjemahkan dalam sasaran strategis yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai LPDP (SS bersifat output/outcome) atau apa yang ingin dilakukan LPDP (SS bersifat proses) dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Sasaran strategis tersebut dielaborasi dalam beberapa perspektif sesuai dengan tujuan. Dalam financial perspective yang merupakan ultimate goal, sasaran strategi LPDP ada empat yaitu: a. Sasaran
strategis
peningkatan
pertumbuhan
pendapatan
hasil
pengelolaan DPPN (Kode: SS.1) untuk mencapai tujuan strategis T1;
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
39
b. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran dana beasiswa dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.2)
untuk mencapai tujuan
strategis T2; c. Sasaran strategis peningkatan pertumbuhan penyaluran bantuan dana riset dari hasil pengelolaan DPPN (Kode : SS.3) untuk mencapai tujuan strategis T3; d. Sasaran
strategis
peningkatan
pertumbuhan
pendapatan
hasil
pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan (Kode : SS.4) untuk mencapai tujuan strategis T4;
c. Peta Strategi Dalam mewujudkan visi-misi, tujuan dan sasaran strategis di atas, maka pengelolaan LPDP diarahkan melalui peta strategi yang merupakan hiring dashboard (panel instrument) yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi LPDP. Peta strategi tersebut diharapkan memudahkan LPDP dalam mengkomunikasikan
keseluruhan
strategi
kepada
seluruh
anggota
organisasi. Dengan visi-misi LPDP dapat didefinisikan dengan jelas serta memiliki proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses internal, dan output/outcome). Peta strategi LPDP selengkapnya adalah sebagai berikut: Gambar II.9 Peta Strategi LPDP Tahun 2012
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
40
Dari peta strategi tersebut dapat dilihat keterkaitan beberapa sasaran strategis dalam beberapa perspektif sebagai berikut:
1) Financial Perspective Perspektif ini merupakan ultimate goal kehadiran LPDP. Dengan kata lain, keberlanjutan organisasi bergantung pada pencapaian target indikator kinerja tiap-tiap sasaran strategisnya. Ketercapaian target tersebut didukung oleh kesuksesan tiap-tiap sasaran strategis kepada perspektif dibawahnya.
2) Customer Perspective Dalam perspektif ini, LPDP harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dari customer yaitu penerima layanan LPDP. Pemenuhan kebutuhan customer tersebut merupakan sasaran strategis ketiga (SS.4), yang dilakukan melalui proses penyampaian layanan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi ketepatan penerima layanan, jenis layanan maupun waktu layanan. Untuk meningkatkan kepuasan customer terhadap layanan LPDP, dikembangkan pengelolaan komplain yang efektif. Secara teknis, pengelolaan komplain tersebut dapat dilaksanakan dengan menyiapkan beberapa
langkah,
termasuk
diantara
dengan
menyiapkan
SOP
pengelolaan komplain dan penyediaan media yang dapat digunakan untuk menampung komplain, antara lain website, kotak saran maupun komplain secara langsung.
3) Internal Business Process Perspective Dalam perspektif proses internal proses, LPDP akan mengembangkan serangkaian aktivitas/proses untuk menciptakan dan menyampaikan produk layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan penerima layanan. Beberapa proses internal yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerima layanan tersebut antara lain: perencanaan bisnis yang akurat, penilaian investasi yang prudent, efektifitas dan efisiensi penyaluran, serta monitoring dan manajemen risiko yang efektif. a) Perencanaan Bisnis yang Akurat Perencanaan Bisnis yang Akurat merupakan sasaran strategis kelima (SS.5). Sasaran Strategis ini akan mengarahkan LPDP untuk merencanakan dan mengembangkan produk layanan yang sesuai
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
41
dengan kebutuhan customer dan karakteristik kegiatan usahanya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta rencana pengembangan produk layanan baik berupa beasiswa, kegiatan penelitian, maupun rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. b) Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent Pengelolaan Investasi/Penempatan Dana Secara Prudent merupakan sasaran strategis keenam (SS.6), yang dilaksanakan agar investasi dapat menghasilkan return yang optimal sesuai dengan target dengan risiko portofolio tetap berada pada level terukur atau masih dalam risk appetite serta dapat dimitigasi sebagaimana mestinya. Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan yang prudent tersebut direncanakan dilaksanakan analisis investasi yang prudent, melalui langkah-langkah sebagai berikut: i.
Penentukan kebijakan investasi, yang mengatur tujuan investasi, prinsip-prinsip investasi yang digunakan, sasaran investasi, restriksi investasi, alokasi investasi, tingkat imbal hasil yang diharapkan, pelaporan investasi, dan instrumen yang bisa digunakan;
ii. Analisis
sekuritas
terhadap
beberapa
instrumen,
yang
dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis analisis investasi; iii. Pembentukan Portofolio. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut; dan iv. Evaluasi kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang ditanggung. c) Penyaluran yang Efektif dan Efisien Penyaluran yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis ketujuh (SS.7), yang diukur dari sejauh mana DPPN dapat disalurkan pada masyarakat penerima layanan secara efektif, baik dilihat
dari
ketepatan
penerima
layanan,
kesesuaian
dengan
kebutuhan penerima layanan dan ketepatan waktu penyaluran. Untuk mewujudkan hal tersebut, direncanakan akan dilaksanakan:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
42
i.
Optimalisasi pelaksanaan sosialisasi/diseminasi mengenai LPDP dan dana yang dikelolanya;
ii. Verifikasi
yang
prudent
yang
menjamin
penyaluran
dana
pendidikan tepat sasaran dan waktu. d) Monitoring dan Manajemen Risiko yang Efektif Monitoring dan manajemen risiko yang efektif dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis kedelapan (SS.8). Di lingkungan Kementerian Keuangan, penerapan manajemen risiko diatur dalam dalam PMK No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Kementerian Keuangan. Sebagai satuan kerja yang mengelola pengembangan dana dan sekaligus menyalurkan dana dengan jumlah dana yang sangat besar untuk ukuran satuan kerja, LPDP memiliki exposure risiko yang sangat besar dengan jenis risiko yang sangat beragam, dari risiko finansial, risiko operasional dan risiko hukum. Memperhatikan
nature
dari
core
business
LPDP
tersebut,
pelaksanaan manajemen risiko merupakan keniscayaan
untuk
meminimalisasi dan mengurangi dampak risiko yang mungkin timbul akibat
adanya
ketidapastian
(uncertainty)
dalam
pelaksanaan
pengelolaan dana. Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan oleh Manajemen LPDP untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan pengelolaan dana yang dilaksanakan oleh LPDP. Manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup: i.
Pengidentifikasian potensi risiko internal pada setiap fungsi/unit dan potensi risiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja Manajemen LPDP (enterprise risk management – ERM);
ii. Pengembangan strategi penanganan pengelolaan risiko; iii. Pengimplementasian
program-program
pengelolaan
untuk
mengurangi risiko; iv. Evaluasi keberhasilan manajemen risiko.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
43
4) Learning and Growth Perspective a) Pembentukan Organisasi yang Profesional Pembentukan diperlukan
dan
untuk
pengembangan
mewujudkan
kelembagaan/organisasi
organisasi
yang
modern
dan
profesional, yang antara lain dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: i.
Pembentukan Dewan Pengawas dan Dewan Penyantun, Pembentukan Dewan Pengawas merupakan keharusan BLU sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Badan
Layanan
Umum.
Dewan
pengawas tersebut bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi, pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Di samping itu, perlu dibentuk juga Dewan Penyantun antara lain bertugas
untuk
mengarahkan
strategi
kebijakan
umum
pengelolaan DPPN oleh LPDP, menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP, menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN, menyetujui rencana umum target pendapatan, penyaluran dana dan belanja LPDP dan sebagainya. ii.
Penyusunan Kebijakan Umum Kebijakan
Umum
pengembangan
yang
dana,
akan
disusun
meliputi
kebijakan
kebijakan penyaluran dan kebijakan
pendukung, yang masing-masing dirinci menjadi sebagai berikut: a) Kebijakan Pengelolaan Dana
Kebijakan Investasi
Kebijakan Dana Cadangan
Kebijakan Dana Abadi
b) Kebijakan Penyaluran
Kebijakan Dana Bea Siswa
Kebijakan Dana Riset dan Pengembangan
Kebijakan Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
44
c) Kebijakan Pendukung
iii.
Kebijakan Budaya Organisasi
Kebijakan Teknologi Informasi
Kebijakan Sumber Daya Manusia
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan Manajemen Risiko
Penyusunan Standard Operation Procedure (SOP) Memperhatikan
peraturan-peraturan
yang
mengatur
LPDP,
kebutuhan untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan
dana
pendidikan
dan
pada
akhirnya
untuk
mewujudkan visi-misi dan sasaran strategis, LPDP akan menyusun dan menerapkan standar prosedur operasional. Pada tahap awal pembentukan LPDP, SOP yang akan disusun meliputi SOP Keuangan dan Umum, SOP Pengembangan Dana, serta SOP Penyaluran Dana. iv.
Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Pada
tahun
2012,
direncanakan
dilaksanakan
beberapa
pekerjaan pemenuhan sarana-prasarana, antara lain renovasi gedung dan pemenuhan kebutuhan inventaris kantor. Renovasi ini diperlukan agar pelayanan langsung kepada masyarakat penerima layanan lebih mudah dan sesuai dengan karakteristik bisnis LPDP yang berbentuk BLU. Hal ini mengingat gedung
yang
digunakan
LPDP
merupakan
gedung
eks.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan berada pada lingkungan
Kementerian
Koordinator
Perekonomian
yang
dirancang tidak untuk kantor pelayanan langsung kepada masyarakat. Di samping renovasi gedung, pemenuhan kebutuhan barang inventaris merupakan hal yang mendesak. Kebutuhan inventaris tersebut meliputi:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
45
Tabel II.11 Kebutuhan Barang Inventaris Barang Inventaris
No.
Jumlah
Peruntukan
1
Kamera
7 buah
Pendataan dan daerah bencana
2
PC
20 unit
Operasional kantor
3
Laptop
23 unit
Operasional kantor
LCD
5 buah
Operasonal kantor
4
Recorder
5 unit
Operasional pendataan
5
Printer
9 unit
Operasional kantor
6
Scanner
1 unit
Operasional kantor (e-filling)
7
Handycam
2 unit
Pendataan
8
Meubelair
1 paket
Sarana kantor
9
Motor
1 unit
Operasional kantor
10
Mesin penghancur kertas
5 unit
Sarana kantor
11
Jam dinding
7 buah
Sarana kantor
12
Brankas
1 unit
Sarana kantor
13
TV plasma
6 unit
Penyajian data pergerakan instrumen investasi
14
Lemari es
6 buah
Sarana kantor (jamuan tamu)
15
Mesin bor
1 buah
Sarana pemeliharaan kantor
16
Tempat sampah
5 buah
Sarana kantor
17
Vacum cleaner
1 buah
Sarana kantor
pemetaan
kantor
dan
Barang-barang tersebut, pengadaannya akan dilaksanakan melalui DIPA LPDP.
v.
Pengembangan Budaya Organisasi Sebagai konsekuensi karakteristik LPDP yang berbentuk BLU dan melayani masyarakat secara langsung, maka pembentukan organisasi
fleksibel,
berorinteasi
pada
pelayanan
mutlak
dilakukan. Karena itu akan dilaksanakan beberapa strategi sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
46
Tabel II.12 Strategi Pembentukan Budaya Organisasi Pengungkit Tujuan Organisasi
Strategi The Core Strategy (setiap orang dalam sistem atau organisasi memiliki tujuan dasar yang jelas)
Pendekatan
Insentif
The Consequences Strategy (pemberian konsekuensi bagi kinerja)
Penerapan pada LPDP
Strategy Management (membangun sistem yang secara konstan membantu pimpinan mendefinisikan tujuan inti, yaitu yang paling penting bagi publik) Uncoupling (memisahkan peran kebijakan dan pengaturan dengan pemberian pelayanan) Integrity Management System Enterprise Management (mendorong seluruh unit organisasi untuk berorientasi pasar) Managed Competition (mendorong seluruh unit organisasi untuk munculnya kompetisi dalam hal kinerja dan biaya) Performance management (pendekatan kinerja, imbalan dan sanksi)
Akuntabilitas
The Customer Strategy (menciptakan akuntabilitas kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat sebagai stakeholder
Customer Choice (menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan) Customer Quality Assurance (menerapkan seperangkat standar pelayanan bagi pengguna)
Power
The Control Strategy (mendorong dikuranginya secara siginifikan pengambilan keputusan yang
Organization Empowermwent (memberikan kewenangan kepada masing-masing unit untuk melakukan pengambilan
|
Penyusunan tujuan strategis yang dianggap paling penting bagi publik. Pemisahan antara penetapan kebijakan/peraturan yang mengatur LPDP, terutama berkaitan dengan pengembangan dana dan penyaluran (yang ada pada Dewan Penyantun) dengan fungsi pelayanan yang ada unit organisasi (Direktorat) Internalisasi tujuan LPDP pada seluruh manajemen dalam rangka pembentukan integritas dan character building. Melakukan sosialisasi kebijakan dan produk LPDP kepada calon penerima layanan Penyediaan saranaprasana yang mempermudah pelayanan kepada penerima layanan Penerapan manajemen kinerja Pelatihan service excelence Pengukuran kinerja vs biaya per unit dengan berdasarkan RBA Kebijakan reward dan punishment yang jelas Menyediakan jenis produk bea siswa dan rehab fasilitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan penerima layanan, baik dilihat dari sisi jumlah, waktu maupun mekanisme penyaluran). Menetapkan standar pelayanan minimum bagi setiap jenis produk layanan. Review dan evaluasi dalam rangka penyempurnaan kualitas layanan. Menyusun SOP yang memungkinkan pengambilan keputusan tertentu dapat dilakukan oleh direktur dan untuk hal tertentu oleh Kepala Divisi
Melayani untuk Indonesia Jaya
47
terpusat)
Budaya
The Culture Strategy (mengubah budaya organisasi)
keputusan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Employee Empowerment (kejelasan pendelegasian kewenangan keputusan oleh para pegawai) Changing Habits (menciptakan pengalamanpengalaman baru yang memungkinkan ditinjaunya asumsiasumsi yang berlaku dalam birokrasi) Touching Hearts (mendorong karyawan untuk bekerja dengan hati)
Melibatkan karyawan dalam menyusun produk layanan dan otonomi serta otoritas yang lebih besar dalam memberikan layanan kepada stakeholder. Pelatihan character building, pelatihan peningkatan spiritualitas/ moralitas pegawai secara rutin
Sumber: Osborne dalam The Jakarta Consulting Group, 2008, diolah
b) Pengembangan SDM yang Kompeten Kebutuhan untuk LPDP terdiri dari empat kelompok kompetensi sebagai berikut: 1) Untuk memenuhi kebutuhan teknis inti, yaitu : kompetensi teknis di bidang manajemen keuangan dan investasi, manajemen pendidikan; 2) Kompetensi
teknis
pendukung
yang
meliputi:
kompetensi
manajemen SDM, TIK dan manajemen data, teknis sipil dan konstruksi; 3) Kebutuhan SDM dari tenaga profesional, yaitu : manajemen risiko, internal auditor maupun penasehat investasi; 4) Kebutuhan akan tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan tenaga keamanan.
Adapun strategi rekrutmen SDM adalah sebagai berikut: 1) SDM dengan kompetensi inti manajemen keuangan dan investasi dari rekruitmen terbaik dari Kementerian Keuangan 2) SDM dengan kompetensi inti manajemen pendidikan dari rekruitmen terbaik: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
48
3) SDM dengan kompetensi teknis pendukung SDM, TIK dan manajemen data, teknik sipil/konstruksi; rekrutmen SDM terbaik dari pasar tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuangan dan Kemendikbud; 4) SDM
tenaga
profesional
penasehat investasi dari
manajemen
risiko,
auditor
dan
rekrutmen SDM terbaik dari pasar
tenaga kerja dengan memperhatikan potensi SDM Kementerian Keuanangan dan Kemendikbud; 5) SDM tenaga clerical, yang meliputi: caraka, tenaga kebersihan, sekretaris, sopir dan
tenaga keamanan dari rekruitmen SDM
terbaik pasar tenaga kerja.
Pada tahun 2012 ini direncanakan telah terpenuhi 23 orang pegawai yang berasal dari PNS yang terdiri dari 5 direksi dan 8 Kepala Divisi, 1 Kepala SPI dan 9 pelaksana. Tabel II.13 SDM LPDP 2012 Uraian
Jumlah
PNS/ Non PNS
Pendidikan Minimum
Direktorat Keuangan dan Umum Kepala 2 PNS Divisi Pelaksana 2 PNS
S1
Hard Competency
Divisi Anggaran dan Akuntasi: manajemen keuangan dan akuntasi
Divisi SDM dan Umum: kompetensi manajemen SDM dan kerumahtanggaan
D3
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Kepala Divisi 2 PNS S1 Divisi Perencanaan Pelaksana Usaha dan 2 PNS D3 Manajemen Data: TIK dan manajemen data serta manajemen keuangan. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan :
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
49
manajemen keuangan investasi Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Kepala 2 PNS Divisi Pelaksana 2 PNS
S1
D3
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Kepala 2 PNS S1 Divisi Pelaksana 2 PNS D3
Satuan Pemeriksaan Internal Kepala SPI 2
PNS
S1
PNS
D3
Pelaksana
2
dan
Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan: manajemen pendidikan.
Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan: manajemen pendidikan dan teknik sipil/konstruksi
auditor
Selain kebutuhan pegawai yang berasal dari PNS tersebut, pada tahun 2012, berdasarkan analis beban kerja apabila diperlukan tambahan dapat dipenuhi dari pasar tenaga kerja. Agar pegawai tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan fungsi LPDP, direncanakan beberapa pelatihan teknis, antara lain : pengelolaan keuangan satuan kerja, akuntansi keuangan dan BLU, manajemen investasi, manajemen risiko, manajemen SDM, dasar-dasar penilaian aset, dan dasar-dasar manajemen pendidikan.
Di samping itu juga akan dilaksanakan pembentukan karakter, sehingga pegawai LPDP diharapkan memiliki visi dan misi yang sama dan selaras dengan visi dan misi LPDP, penyamaan
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
50
standar etika yang selaras dengan kode etik, dan soft competency yang sesuai dengan nature bisnis LPDP. c) Teknologi Informasi dan Infrastruktur Sesuai dengan PP Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan diwajibkan untuk melaksanakan kinerjanya berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai sebuah lembaga baru, kinerja LPDP yang memenuhi prinsip tersebut dapat dicapai dengan ideal jika terdapat sistem informasi yang handal dan memadai. Dalam rangka pengembangan sistem informasi tersebut perlu dilaksanakan proses pengembangan sistem (system development), yang sering
didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan
sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul. Pada tahap awal pengembangan sistem tersebut direncanakan akan dilaksanakan dua hal, yaitu: pertama, system analysis atau upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalahmasalah
apa
development,
saja
yang
ada
pada
yaitu
langkah-langkah
sistem.
Kedua,
system
mengembangkan
sistem
informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada. d) Pengelolaan Anggaran yang Optimal Sasaran strategis ini mengarahkan organisasi untuk memiliki penyerapan anggaran yang optimal. LPDP merupakan unit satker pemerintah sehingga secara otomatis juga pengeluaran satker BLU LPDP ini merupakan pengeluaran pemerintah yang kemudian dapat juga menentukan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, penyerapan anggaran LPDP diharapkan dapat tercapai secara optimal sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Tujuannya yaitu diharapkan dana pendapatan yang dihasilkan LPDP dan yang telah dialokasikan untuk digunakan sebagai belanja operasional LPDP dapat terlaksana secara optimal. Nantinya
pengeluaran
LPDP
yang
merupakan
kesatuan
dari
pengeluaran pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
51
nasional secara makro. Sedangkan secara mikro, tujuan yang diharapkan dari sasaran strategis ini yaitu organisasi LPDP dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga segala program kerja yang telah direncanakan dapat tercapai. Tujuan lain dari sasaran strategis ini adalah tersusunnya dokumen penganggaran
tepat
waktu.
Dengan
tersusunnya
dokumen
penganggaran tepat waktu, maka semua program kerja yang telah direncanakan dapat ditopang dengan belanja operasional yang memadai dan tepat waktu.
2. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah alat ukur bagi pencapaian sasaran strategis. Indikator Kinerja Utama LPDP
tahun 2012 beserta dengan targetnya adalah
sebagai berikut: Tabel II.14 Indikator Kinerja Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tahun 2012 Perspektif
Kode SS
Diperolehnya opini atas audit laporan keuangan yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP)
100%
SS.2
Tercapainya Target Penyaluran DPPN
Persentase penyaluran DPPN berdasarkan target yang ditetapkan
100%
SS.3
Tercapainya target pendapatan dari DPPN Tingkat Kepuasan Customer
Tercapainya target PNBP sesuai DIPA
100%
Persentase penanganan komplain dari penerima layanan
100%
Perencanaan Bisnis yang Akurat Pengelolaan investasi yang prudent Efektifitas penyaluran
Tersusunnya rencana bisnis tepat waktu Pelaksanaan analisis kelayakan dan risiko atas setiap keputusan investasi
100%
Tingkat kesesuaian penyaluran terhadap kriteria yang ditetapkan Dewan Penyantun Pelaksanaan asesment atas manajemen risiko dan Implementasi atas mitigasi risiko Rasio Standar Prosedur Kerja (SPK/SOP) yang telah diterbitkan dibandingkan dengan yang
80%
SS.4
SS.6
SS.7
SS.8
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Target
Pengelolaan DPPN yang akuntabel
SS.5
Proses Bisnis Internal
Indikator Kinerja Utama
SS.1
Keuangan
Customer
Sasaran Strategis
SS.9
Efektivitas Monitoring dan Manajemen Risiko Organisasi yang Profesional
|
100%
1 dok
75%
Melayani untuk Indonesia Jaya
52
teridentifikasi
SS.10 SS.11
SS.12
SDM yang Kompeten TIK yang Handal
Pengelolaan Anggaran yang Optimal
Implementasi budaya kerja dan value
1 dok
Implementasi sistem pengelolaan kinerja Terlaksananya pelatihan teknis dan kompetensi untuk setiap pegawai Terselesaikannya desain sistem informasi pengelolaan DPPN yang mampu mendukung proses bisnis Website
1 dok
Realisasi anggaran (operasinal)
95%
Tersusunnya dokumen penganggaran tepat waktu
100%
85% 1 dok
3. Target Capaian Kinerja Tahun 2012 a. Pendapatan Per Unit Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, LPDP terdiri dari empat Direktorat. Satu direktorat merupakan revenue center, sedangkan 3 direktorat merupakan cost center. Tabel II.15 Revenue dan Cost Center LPDP No.
Revenue/Cost
Unit
Center
Pendapatan
1
Direktorat Keuangan Umum (Direktorat KU),
2
Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana (Direktorat PUPD)
revenue center
3
Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan (Direktorat DKP)
cost center
0
4
Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktorat DRFP).
cost center
0
Realisasi
pendapatan
dan
LPDP
cost center
tahun
anggaran
0 Rp428.349.818.048
2012
adalah
Rp428.349.818.048. Rincian target pendapatan per unit kerja LPDP TA 2012 disajikan dalam tabel dibawah ini.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
53
Tabel II.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2012 Uraian Unit/Kode/Program/Kegiatan/
TA 2011
TA 2012
Akun Pendapatan
Realisasi
Realisasi
Unit Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana
-
428.349.818.048
Program: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan
-
428.349.818.048
Kegiatan: Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
-
428.349.818.048
A. Pendapatan BLU
-
428.349.818.048
1. Pendapatan Usaha dari Investasi BLU
-
428.349.818.048
B. Perimaan RM/PHLN/PHDN
-
-
1. Penerimaan Rupiah Murni
-
-
Total Pendapatan Unit Pengembangan DPPN (Direktorat)
-
428.349.818.048
TOTAL PENDAPATAN BLU
-
428.349.818.048
Kode I. 015.01.01
5171
b. Belanja Per Unit Kerja Pagu indikatif LPDP untuk TA 2012 adalah Rp11.858.264.000 untuk biaya operasional dan Rp239.428.740.000 untuk penyaluran kegiatan pendidikan. Dari jumlah tersebut, alokasi belanja untuk setiap unit dan output adalah sebagai berikut:
Tabel II.17 Alokasi Belanja Untuk Setiap Unit Dan Output No
Output
Jumlah (Rp)
Keterangan
1
Layanan Dukungan Manajemen
3.343.333.000
2
Dokumen Analisis dan Evaluasi
749.200.000
3
Laporan Hasil Verifikasi
4
Layanan Perkantoran
1.982.291.000
5
Kendaraan Bermotor
1.348.000.000
6
Perangkat Pengolah Data dan
241.388.124.000
583.000.000
Komunikasi 7
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
8
Gedung/Bangunan
289.056.000 1.604.000.000
Perincian belanja LPDP per unit kerja selengkapnya terlampir (Lampiran III RBA/LPDP/2012).
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
54
c. Pengelolaan Dana Khusus Alokasi
DPPN
tahun
2010
dan
2011
masing-masing
sebesar
Rp1.000.000.000.000 dan Rp2.617.700.000.000. Sehingga total DPPN hingga tahun 2011 adalah Rp3.617.700.000.000. Untuk
TA
2012,
alokasi
DPPN
pada
APBN
adalah
sebesar
Rp7.000.000.000.000, dan realisasi PNBP sebesar Rp428.349.818.048. Rincian perkembangan DPPN, Penyaluran, Target Pendapatan, dan Total Pendapatan LPDP disajikan dalam table dibawah ini.
Tabel II.18 Perkembangan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Tahun 2012
Pokok Dana Yang Dikelola
Dana Yang Disalurkan
Pendapatan Tahun Lalu Dari Pengelolaan Dana
Perkiraan Saldo Dana Pokok
Perkiraan Pendapatan dari Pengelolaan Kas
3.617.700.000.000
0
0
3.617.700.000.000
428.349.818.048
Dalam rangka memenuhi kebutuhan alokasi dana rehabilitasi fasilitas pendidikan dana beasiswa yang sangat besar di tahun-tahun mendatang, LPDP memproyeksikan kebutuhan DPPN pada tahun 2012 sebesar Rp7.000 miliar yang terdiri dari sebesar Rp1.000 miliar dari APBN 2012 dan Rp6.000 miliar dari APBN-P 2012. Tabel II.19 Kebutuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional TA 2012 Rencana Kebutuhan Dana Pokok DPPN
Saldo Dana Pokok Yang Tersedia Sampai Dengan Tahun 2011
Kebutuhan Alokasi DPPN Dari APBN Tahun 2012
Kebutuhan Alokasi DPPN Dari APBN-P Tahun 2012
10.617.700.000.000
3.617.700.000.000
1.000.000.000.000
6.000.000.000.000
Catatan: Berdasarkan PMK 238/PMK.05/2010, pada tahun 2010 dan 2011, DPPN dikelola oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
55
d. Ikhtisar Target Pendapatan TA 2012 Kegiatan bisnis utama LPDP yang menghasilkan pendapatan adalah Pengembangan DPPN yang dilakukan dalam bentuk investasi. Total DPPN hingga tahun 2011 adalah Rp3.617.700.000.000, dan untuk tahun 2012 LPDP memproyeksikan kebutuhan DPPN adalah sebesar Rp7.000 miliar yang terdiri dari sebesar Rp1.000 miliar dari APBN 2012 dan Rp6.000 miliar dari APBN-P 2012 sehingga secara keseluruhan total DPPN hingga akhir tahun 2012 sebesar Rp10.617.700.000.000. Realisasi pendapatan LPDP tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp428.349.818.048. Rincian target PNBP per unit kerja LPDP TA 2012 disajikan dalam table dibawah ini.
Tabel II.20 Ikhtisar Target Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan TA 2012 Kode 015.01.01
5171
Program/Kegiatan/Sumber Pendapatan Program: Program Pelaksanaan Tugas Keuangan
Realisasi
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Kementerian
428.349.818.048
Kegiatan: Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
428.349.818.048
Sumber Pendapatan: (Diisi sesuai kebutuhan) 1.Pendapatan Usaha dari Investasi BLU
428.349.818.048
2. Penerimaan Rupiah Murni
-
Jumlah Pendapatan
428.349.818.048
e. Ikhtisar Belanja/Pembiayaan TA 2012 Seperti halnya pendapatan LPDP, belanja LPDP juga merujuk pada program yang sama yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan, dan Kegiatan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional. Tahun 2012 LPDP memperoleh pagu indikatif: 1) Sebesar Rp239.428.740.000 untuk penyaluran kegiatan pendidikan yang terdiri dari sebesar Rp148.054.350.000 untuk beasiswa, sebesar Rp24.360.000.000
kegiatan
penelitian
mahasiswa,
dan
sebesar
Rp67.014.390.000 untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam; dan 2) Sebesar Rp11.858.264.000 untuk biaya operasional, yang dialokasikan sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
56
Tabel II.21 Pendapatan dan Belanja LPDP Tahun 2012 JENIS BELANJA II.
JUMLAH
Belanja Operasional
11.858.264.000
1. Belanja Barang
3.795.553.000
2. Belanja Jasa
1.118.300.000
3. Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya
327.000.000
4. Belanja Perjalanan
1.845.579.000
5. Belanja Gaji dan Tunjangan
947.776.000
6. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
2.220.056.000
7. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
1.604.000.000
III. Belanja Bantuan Sosial
239.428.740.000
1. Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund:
239.428.740.000
Perincian belanja selengkapnya terlampir (Lampiran IV -RBA/LPDP/2012).
f. Pendapatan dan Belanja Agregat Secara
agregat
realisasi
PNBP
LPDP
TA
2012
adalah
sebesar
Rp428.349.818.048. Sedangkan anggaran belanja LPDP TA 2012 secara agregat sebesar Rp251.287.004.000. Dari total anggaran belanja tersebut, terdiri dari belanja operasional sebesar Rp11.858.264.000 dan penyaluran sebesar
Rp239.428.740.000. Dari
belanja operasional, dialokasikan sebesar Rp8.034.208.000 untuk belanja barang
dan
sebesar
Rp3.824.056.000
untuk
belanja
modal
yang
dipergunakan untuk pengadaan peralatan perkantoran seperti PC dan laptop dan lain-lain, serta untuk mengembangkan IT Infrastruktur LPDP. Pada belanja modal tersebut termasuk hibah kendaraan bermotor roda empat sebanyak dua unit. Dari segi penyaluran untuk kegiatan pendidikan, di tahun 2013 LPDP direncanakan menyalurkan dana kegiatan pendidikan sebesar Rp239.428.740.000 untuk penyaluran dana kegiatan pendidikan. Sehingga secara agregat pendapatan dan belanja LPDP adalah sebagai berikut:
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
57
Tabel II.22 Ikhtisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2012 Uraian
No A 1 2 B 1 2 3
Jumlah
PENDAPATAN
428.349.818.048
Pendapatan PNBP
428.349.818.048
Pendapatan RM
-
BELANJA
251.287.004.000
Belanja Barang
8.034.208.000
Belanja Modal
3.824.056.000
Belanja Beasiswa
239.428.740.000
Secara lengkap, perincian pendapatan dan belanja LPDP TA 2012 disajikan terlampir (Lampiran V -RBA/LPDP/2012).
g. Biaya Layanan Per Unit Kerja Dalam memberikan layanan kepada masyarakat baik layanan beasiswa maupun layananan rehabilitas fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam,
LPDP
sudah
memproyeksikan
dari
total
pagu
indikatif
Rp251.287.004.000 untuk biaya operasional akan dialokasikan sebesar Rp242.137.324.000 untuk biaya langsung dan sebesar Rp9.149.680.000 untuk biaya tidak langsung. Perinciannya terlampir (Lampiran VI RBA/LPDP/2012).
h. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja Total DPPN hingga tahun 2011 adalah Rp3.617.700.000.000. LPDP memproyeksikan kebutuhan DPPN pada tahun 2012 sebesar Rp7.000 miliar yang terdiri dari sebesar Rp1.000 miliar dari APBN 2012 dan Rp6.000 miliar dari APBN-P 2012. Dan untuk tahun 2013-2015 diasumsikan pagu indikatif DPPN pada APBN tahun yang bersangkutan masing-masing sebesar Rp2.500.000.000.000. Dengan mengasumsikan bahwa tingkat imbal hasil tahun 2012 adalah sebesar BI rate+1% dan asumsi tingkat imbal hasil turun 0,5% setiap tahun, serta belanja operasional naik 10% setiap tahun, dan asumsi penyaluran hingga tahun 2015 adalah 80% dari total PNBP, maka
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
58
dapat diperoleh prakiraan maju pendapatan dan belanja LPDP hingga tiga tahun kedepan adalah sebagai berikut: Table II.23 Resume Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja Pagu
Prognosa Pendapatan
Prognosa Belanja
2012
428.349.818.048
251.287.004.000
2013
934.749.673.000
1.203.207.748.000
2014
1.002.271.443.000
1.157.938.840.000
Perincian terlampir (Lampiran VII -RBA/LPDP/2012). Sehubungan dengan tingkat imbal hasil LPDP pada tahun 2012 yakni BI rate + 1%, maka LPDP melakukan justifikasi untuk keperluan forecasting asumsi tingkat imbal hasil untuk tahun 2013, 2014, dan 2015. Tolok ukur yang digunakan LPDP adalah sasaran tingkat inflasi tahun 2013 - 2015 yang telah diperkirakan oleh Bank Indonesia serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 - 2014. Penggunaan tingkat inflasi ini terkait erat dengan multiplier effectnya atas BI rate, dimana jika inflasi naik yang disebabkan kelebihan uang beredar di masyarakat, maka Bank Indonesia akan berupaya untuk melakukan pengetatan jumlah uang beredar dengan menaikkan tingkat suku bunga. Begitupun keadaan apabila terjadi yang sebaliknya. Dengan begitu, tingkat inflasi sangat cocok dipertimbangkan sebagai dasar penentuan forecasting tingkat imbal hasil tahun 2013 – 2015. Disamping itu, terdapat hubungan yang nyata antara tingkat BI rate, inflasi, serta sasaran pembangunan jangka menengah nasional bidang ekonomi sehingga pertimbangan RPJMN 2010 – 2014 pun layak untuk dimasukkan. Berikut merupakan data perkiraan inflasi sampai dengan 2015 : Tabel II.24 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2012 - 2015 No
Tahun
Perkiraan Inflasi
1
2012
4.5% +/- 1 %
2
2013
4.5% +/- 1 %
3
2014
4.5% +/- 1 %
4
2015
4% +/- 1 %
Sumber : PMK No.66/PMK.011/2012 tanggal 30 April 2012 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2013, 2014, dan 2015
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
59
Berdasarkan sasaran inflasi tersebut diatas, untuk sementara LPDP menentukan asumsi tingkat imbal hasil untuk tahun 2013 – 2015 yakni tetap untuk tahun 2012 sampai dengan 2014 dan mulai turun 0.25% pada tahun 2015. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa angka sasaran inflasi cenderung tetap yakni 4.5% dengan deviasi 1%. Kemudian, tingkat imbal hasil yang tetap tersebut akan dijaga agar sesuai dengan BI rate yang stabil dalam kurun waktu 2010 – 2014 seperti yang tercantum dalam sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 dalam bidang moneter yang berbunyi sebagai berikut : ‘…. Untuk menjawab berbagai masalah dan tantangan di atas, sasaran di bidang moneter yang akan dicapai dalam tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Stabilitas
ekonomi
makro
yang
dapat
mendukung
tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas serta peningkatan
kemampuan
pendanaan
pembangunan
baik
yang
bersumber dari pemerintah maupun swasta dengan tetap menjaga stabilitas nasional terpelihara; 2.
Terpelihara tingkat inflasi yang cukup rendah sekitar 4-6 persen per tahun selama tahun 2010 – 2014 terpelihara. Dengan terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah tersebut, nilai tukar rupiah akan cukup mantap dan stabil, dan suku bunga perbankan dapat terpelihara pada tingkat yang rendah/kondusif, dan mendorong pertumbuhan ekonomi; ‘ (Sumber : Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang Pencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014)
Sama dengan penentuan asumsi tingkat imbal hasil tahun 2012, forecasting untuk tahun 2013 – 2015 ini juga akan dituangkan dalam Investment Guidelines dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadan makroekonomi dan perbankan di Indonesia.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
60
D. AMBANG BATAS Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) LPDP Tahun 2012 adalah RBA LPDP pertama. LPDP baru terbentuk tanggal 28 Desember 2011 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Mengingat LPDP adalah satker baru dan belum memiliki data realisasi belanja tahun sebelumnya, maka ambang batas adalah 100%.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
61
BAB III PENUTUP Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Asumsi yang Digunakan Asumsi yang digunakan dalam penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Tahun 2012 adalah: a.
Pada APBN Tahun 2012, ekonomi makro diasumsikan pertumbuhan ekonomi 6,7%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dollar dan inflasi 5,3%. Angka asumsi tersebut cukup realistis mengingat selama tahun 2011, kondisi ekonomi makro Indonesia cukup bagus. Karena inflasi yang stabil tersebut, BI rate juga stabil pada kisaran 6%-6.75%. Memperhatikan tingkat BI rate dan tingkat bunga deposito pada tahun 2011 dan kondisi ekonomi makro tersebut, pada penyusunan RBA tahun 2012 ini, diasumsikan BI rate sebesar 6% dan tingkat imbal hasil yang diharapkan (expected return) sebesar BI rate + 1.
b.
Pada semester kedua tahun 2012, direncanakan LPDP sudah menyalurkan dana pendidikan, baik
untuk pemberian beasiswa, rehabilitasi fasilitas
pendidikan yang rusak akibat bencana alam, dan kegiatan penelitian. Pemberian beasiswa tersebut difokuskan kepada mahasiswa dari Strata Dua (S2) dan Strata Tiga (S3). Pemberian beasiswa tersebut dikaitkan dengan kebijakan pemerintah untuk membangun wilayah pada 6 (enam) koridor pembangunan ekonomi sesuai program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sedangkan penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam akan difokuskan pada 5 (lima) daerah rawan bencana yaitu Aceh, Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Papua Barat. Dalam pelaksanaannya LPDP dapat menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang selama ini telah memiliki kompetensi dalam penanganan bencana alam tersebut seperti Pemerintah Daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, dan unit lain terkait.
Dana yang disalurkan direncanakan sebesar Rp239.428.740.000 atau 56% dari total PNBP. Dari jumlah penyaluran tersebut sebesar Rp148.054.350.000 atau 62% dialokasikan untuk beasiswa, dan sebesar Rp24.360.000.000 atau
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
62
10% dialokasikan untuk kegiatan penelitian mahasiswa. Alokasi untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar Rp67.014.390.000 atau 28%..
2. Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional LPDP
sampai
dengan
akhir
tahun
(DPPN) yang 2012
akan dikelola oleh
diproyeksikan
sebesar
Rp
10.617.700.000.000 dengan rincian sebagai berikut: -
DPPN APBN 2010
Rp1.000.000.000.000
-
DPPN APBN 2011
Rp2.617.700.000.000
-
DPPN APBN 2012
Rp1.000.000.000.000
-
DPPN APBN-P 2012
Rp6.000.000.000.000 Rp10.617.700.000.000
3. Pendapatan Sumber pendapatan bagi BLU LPDP ada 2 (dua) jenis, yaitu pendapatan yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan pendapatan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi PNBP LPDP tahun 2012 adalah sebesar Rp428.349.818.048.
4. Belanja Belanja LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Belanja Operasional dan Penyaluran Hasil Pengelolaan DPPN untuk Kegiatan Pendidikan. Pada tahun 2012 LPDP memperoleh pagu indikatif: a) Sebesar Rp12.858.264.000 untuk biaya operasional; dan b) Sebesar Rp239.428.740.000 untuk penyaluran kegiatan pendidikan yang terdiri dari sebesar Rp148.054.350.000 untuk beasiswa, sebesar Rp24.360.000.000 kegiatan penelitian mahasiswa,
dan
sebesar
Rp67.014.390.000 untuk
rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.
5. Prakiraan Maju a. DPPN Total DPPN hingga tahun 2011 adalah Rp3,617,700,000,000. LPDP memproyeksikan kebutuhan DPPN pada tahun 2012 sebesar Rp7,000 miliar yang terdiri dari sebesar Rp1,000 miliar dari APBN 2012 dan Rp6,000 miliar dari APBN-P 2012. Dan untuk tahun 2013-2015 diasumsikan pagu indikatif DPPN pada APBN tahun yang bersangkutan masing-masing sebesar Rp2,500,000,000,000.
|
Melayani untuk Indonesia Jaya
63
b. PNBP Dengan mengasumsikan bahwa tingkat imbal hasil tahun 2012 adalah sebesar BI rate+1% dan asumsi tingkat bunga deposito stabil pada tahun 2013 dan 2014 serta turun sebesar 0,25% pada tahun 2015 dan 2016, maka dapat diperoleh prakiraan maju PNBP LPDP hingga tahun 2015 yaitu sebagai berikut: Tabel III.1 Prakiraan Maju PNBP Uraian Tingkat Imbal Hasil Proyeksi PNBP
2012 (Rp)
2013 (Rp)
2014 (Rp)
6,45%
6,42%
6,46%
428.349.818.048
934.749.673.000
1.002.271.443.000
c. Belanja Dengan mengasumsikan belanja operasional naik 5.3% setiap tahun sesuai dengan indeks KPJM Aplikasi RKAKL, maka dapat diperoleh prakiraan maju belanja operasional LPDP hingga tiga tahun kedepan yaitu sebagai berikut: Tabel III.2 Prakiraan Maju Belanja Operasional Uraian Persentase Kenaikan Belanja Total Belanja
2012 (Rp)
2013 (Rp)
2014 (Rp)
5.3%
5.3%
5.3%
11.858.264.000
10.423.521.000
10.975.967.000
Dengan mengasumsikan bahwa total penyaluran untuk 3 (tiga) tahun ke depan adalah 80% dari total PNBP tahun tersebut, maka dapat diperoleh prakiraan maju rencana penyaluran kegiatan pendidikan LPDP hingga tahun 2015 yaitu sebagai berikut: Tabel III.3 Prakiraan Maju Penyaluran Uraian Persentase Kenaikan Penyaluran Total Belanja
2013 (Rp)
2014 (Rp)
2015 (Rp)
10%
10%
10%
239.428.740.000
1.192.784.228
|
1.146.962.873
Melayani untuk Indonesia Jaya
64
Lampiran I-RBA/LPDP/2012 RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM MAGISTER (S2) No.
Komponen
Satuan
A 1
Rekruitmen & Seleksi *) Biaya Pendaftaran
Rp
B 1 2 3 4 5 6 7 8
Biaya Pendidikan *) SPP/DPP Sumbangan Masuk Matrikulasi Ujian-ujian Bimbingan dan Evaluasi Akhir Jaket dan Buku Panduan Yudisium Wisuda
C 1 2 3 4 5 6
Mahasiswa Tujungan Awal / Akhir Program Tunjangan Biaya Hidup Transport Lokal ATK Tunjangan Buku dan Referensi Tunjangan Riset
D 1 3 4 5
Penyelenggaraan Program Biaya Pengelolaan Pelaporan Evaluasi dan Pembinaan Program Koordinasi dan Konsultasi Jumlah Total Unit Cost per Orang per tahun Unit Cost per Orang per bulan
E F
500,000
Total Volume
Volume
Jumlah
1 pkt
10 mhs
10
Rp
5,000,000
Rp 12,500,000 Rp 5,000,000 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp 3,000,000 Rp 500,000 Rp 1,000,000 Rp 1,500,000
4 1 1 1 1 1 1 1
smt pkt pkt pkt pkt pkt pkt pkt
10 10 10 10 10 10 10 10
mhs mhs mhs mhs mhs mhs mhs mhs
40 10 10 10 10 10 10 10
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
500,000,000 50,000,000 15,000,000 15,000,000 30,000,000 5,000,000 10,000,000 15,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,200,000 9,000,000 660,000 480,000 1,800,000 3,000,000
1 4 4 4 4 1
pkt smt smt smt smt pkt
10 10 10 10 10 10
mhs mhs mhs mhs mhs mhs
10 40 40 40 40 10
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12,000,000 360,000,000 26,400,000 19,200,000 72,000,000 30,000,000
Rp 15,000,000 Rp 1,500,000 Rp 7,500,000 Rp 5,000,000
4 4 4 4
smt smt smt smt
1 1 1 1
pkt pkt pkt pkt
4 4 4 4
Rp Rp Rp Rp
60,000,000 6,000,000 30,000,000 20,000,000
Keterangan: *) Sesuai dengan biaya Mahasiswa reguler masing-masing Perguruan Tinggi
Total Rp
5,000,000
Rp
640,000,000
Rp
519,600,000
Rp
116,000,000
Rp
1,280,600,000 64,030,000 5,335,833
RENCANA ANGGARAN BIAYA BEASISWA PROGRAM DOKTOR (S3) No.
Komponen
Satuan
Total Volume
Volume
Jumlah
A 1
Rekruitmen & Seleksi *) Biaya Pendaftaran
B 1 2 3 4 5 6 7
Biaya Pendidikan *) SPP/DPP Sumbangan Masuk Matrikulasi Ujian-ujian Bimbingan dan Evaluasi Akhir Jaket dan Buku Panduan Wisuda
Rp 20,000,000 Rp 1,500,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 4,000,000 Rp 500,000 Rp 1,000,000
7 1 1 1 1 1 1
smt pkt keg pkt pkt pkt pkt
10 10 10 10 10 10 10
mhs mhs mhs mhs mhs mhs mhs
70 10 10 10 10 10 10
Rp 1,400,000,000 Rp 15,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000 Rp 40,000,000 Rp 5,000,000 Rp 10,000,000
C 1 2 3 4 5 6 7
Mahasiswa Transport Awal Program/Akhir Program Rp **) 10,000,000 Tujungan Awal / Akhir Program Rp 1,200,000 Tunjangan Biaya Hidup Rp 9,000,000 Transport Lokal Rp 660,000 ATK Rp 660,000 Tunjangan Buku dan Referensi Rp 2,000,000 Tunjangan Riset Rp 5,000,000
2 1 7 7 7 7 1
kali pkt smt smt smt smt pkt
1 10 10 10 10 10 10
pkt mhs mhs mhs mhs mhs mhs
2 10 70 70 70 70 10
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20,000,000 12,000,000 630,000,000 46,200,000 46,200,000 140,000,000 50,000,000
D 1 3 4 5
Penyelenggaraan Program Biaya Pengelolaan Pelaporan Evaluasi dan Pembinaan Program Koordinasi dan Konsultasi Jumlah Total Unit Cost per Orang per tahun Unit Cost per Orang per bulan
7 7 7 7
smt smt smt smt
1 1 1 1
pkt pkt pkt pkt
7 7 7 7
Rp Rp Rp Rp
105,000,000 10,500,000 52,500,000 35,000,000
E F
Rp
500,000
Rp 15,000,000 Rp 1,500,000 Rp 7,500,000 Rp 5,000,000
1 pkt
Keterangan: *) Sesuai dengan biaya Mahasiswa reguler masing-masing Perguruan Tinggi **) Sesuai dengen bukti tiket (at cost)
10 mhs
10
Rp
Total Rp
5,000,000
Rp
1,530,000,000
Rp
944,400,000
Rp
203,000,000
Rp
2,682,400,000 76,640,000 6,386,667
5,000,000
Lampiran II-RBA/LPDP/2012 ASUMSI REHABILITASI FASILITAS PENDIDIKAN
Uraian Volume Biaya Satuan Dana Rehab Fasilitas Pendidikan PTN PTN di Sumatera Barat (Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) 0.83%, Rehab 100%) - Gedung Rektorat 1 PKt 15,000,000,000 - Gedung Fakultas/Pasca Sarjana 2 PKt 4,474,279,000 - Operasional Rehab (4%) PTN di DI Jogjakarta (IKK 0.85%, Rehab 100%) - Gedung Fakultas 3 PKt 4,474,279,000 - Gedung Studio 2 PKt 4,717,428,000 - Operasional Rehab (4%) PTS PTS di Jawa Barat (IKK 0.87%, Rehab 50%) - Gedung Fakultas 7 PKt 4,474,279,000 - Operasional Rehab (4%) PTS di Aceh (IKK 1.01%, Rehab 50%) 2 PKt 4,474,279,000 - Gedung Fakultas - Operasional Rehab (4%) PTS di Papua Barat (IKK 1.57%, Rehab 50%) - Gedung Fakultas 2 PKt 4,474,279,000 - Operasional Rehab (4%)
Jumlah 67,053,128,028 40,878,595,878 20,672,395,266 12,450,000,000 7,427,303,140 795,092,126 20,206,200,612 11,409,411,450 8,019,627,600 777,161,562 26,174,532,150 14,169,146,737 13,624,179,555 544,967,182 4,699,782,662 4,519,021,790 180,760,872 7,305,602,751 7,024,618,030 280,984,721
Lampiran III-RBA/LPDP/2012 RINCIAN BELANJA PER UNIT KERJA TA 2012 (dalam ribuan) Uraian Unit/Program /IKU/ Kode
Kegiatan/IKK/Output/ Akun Belanja
Volume Target Prognosa/ realisasi s.d. % Target akhir TA
TA 2012
Dana realisasi s.d. akhir TA
%
SD **)
Vol. Satuan
I. Unit Lembaga Pengelola Dana Pendidikan 015.01.01 Program: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan IKU Program : 1. Meningkatkan kredibilitas lembaga 2. Pencapaian target PNBP 3. Pencapaian target penerima layanan 4. Perencanaan yang handal 5. Seleksi yang akurat 6. Penyelesaian (settlement) yang akurat 7. Peresentase kesesuaian layanan terhadap SOP 8. Membentuk organisasi yang profesional 9. Membentuk SDM yang kompeten 10. Mewujudkan TIK yang handal 11. Penyerapan anggaran operasional
251,287,004 251,287,004
5171 Kegiatan: Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional IKK Kegiatan : 1. Layanan Dukugan Manajemen 2. Dokumen Analisis dan Evaluasi 3. Laporan Hasil Verifikasi 4. Layanan Perkantoran 5. Kendaraan Bermotor 6. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 7. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 8. Gedung/Bangunan
5171.001
Output: Layanan Dukungan Manajemen A. Belanja BLU Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Perjalanan B. Belanja RM/PHLN/PHDN
Target
251,287,004 3,343,333 749,200 241,388,124 1,982,291 1,348,000 583,000 289,056 1,604,000
10 bln
3,343,333 3,343,333 2,378,708 698,000 266,625 -
SD **)
Uraian Unit/Program /IKU/ Kode
Kegiatan/IKK/Output/ Akun Belanja
Volume Target Prognosa/ realisasi s.d. % Target akhir TA
TA 2012
Dana realisasi s.d. akhir TA
%
SD **)
Vol. Satuan
Target
5171.002
Output: Dokumen Analisis dan Evaluasi A. Belanja BLU Belanja Barang Belanja Perjalanan B. Belanja RM/PHLN/PHDN
4 dok
749,200 749,200 382,330 366,870 -
5171.003
Output: Laporan Hasil Verifikasi A. Belanja BLU Belanja Jasa Belanja Perjalanan Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya B. Belanja RM/PHLN/PHDN
2 lap
241,388,124 241,388,124 420,300 1,212,084 239,428,740 327,000 -
5171.994
Output: Layanan Perkantoran A. Belanja BLU Belanja Barang Belanja Gaji dan Tunjangan B. Belanja RM/PHLN/PHDN
10 bln
1,982,291 1,982,291 1,034,515 947,776 -
5171.995
Output: Kendaraan Bermotor A. Belanja BLU Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU B. Belanja RM/PHLN/PHDN
4 unit
1,348,000 1,348,000 1,348,000 -
5171.996
Output: Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi A. Belanja BLU Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU B. Belanja RM/PHLN/PHDN
78 unit
583,000 583,000 583,000 -
5171.997
Output: Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A. Belanja BLU Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU
26 unit
289,056 289,056 289,056
SD **)
Uraian Unit/Program /IKU/ Volume
Kegiatan/IKK/Output/
Kode
Target Prognosa/ realisasi s.d. % Target akhir TA
Akun Belanja B. 5171.998
TA 2012
Dana realisasi s.d. akhir TA
%
SD **)
Vol. Satuan
Belanja RM/PHLN/PHDN
-
Output: Gedung/Bangunan A. Belanja BLU Belanja Modal Gedung/Bangunan-BLU B. Belanja RM/PHLN/PHDN Total Belanja
802 m2
TOTAL BELANJA BLU
1,604,000 1,604,000 1,604,000 251,287,004 251,287,004
Pagu Sumber Dana (SD) RM RMP PNBP BLU A. TA Berjalan B. Saldo Kas PLN HLN PDN HDN
SD **)
Target
TA 2011
TA 2012 0
251,287,004
Lampiran IV-RBA/LPDP/2012 IKHTISAR BELANJA/PEMBIAYAAN PER PROGRAM DAN KEGIATAN TA 2012 (dalam ribuan)
Uraian Program/IKU Program/Kegiatan/ IKK/Output/Sumber Dana
Kode
Program: Program Dukungan 015.0 Manajemen dan Pelaksanaan Tugas 1.01 Teknis Lainnya Kementerian Keuangan IKU Program : kredibilitas 1. Meningkatkan lembaga 2. Pencapaian target PNBP 3. Pencapaian target penerima layanan 4. Perencanaan yang handal 5. Seleksi yang akurat 6. Penyelesaian (settlement) yang akurat 7. Peresentase kesesuaian layanan terhadap SOP 8. Membentuk organisasi yang profesional 9. Membentuk SDM yang kompeten 10. Mewujudkan TIK yang handal
Belanja Barang
Belanja Jasa
BLU PNBP Belanja Belanja atas Penyediaan Pengelolaan Barang dan Endowment Jasa Lainnya Fund
Belanja Perjalanan
Belanja Gaji dan Tunjangan
Target/V Unit Belanja Modal olume Penanggu Peralatan dan Satuan ngjawab Mesin
Belanja Gedung/ Bangunan
3,795,553
1,118,300
1,845,579
239,428,740
327,000
947,776
1,604,000
2,220,056
3,795,553
1,118,300
1,845,579
239,428,740
327,000
947,776
1,604,000
2,220,056
698,000
266,625
-
-
-
-
-
10 bln
366,870
-
-
-
-
-
4 dok
-
-
-
2 lap
-
-
12 bln
11. Penyerapan anggaran operasional 5171 Kegiatan: Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional IKK : 1. Layanan Dukugan Manajemen
2,378,708
2. Dokumen Analisis dan Evaluasi
382,330
3. Laporan Hasil Verifikasi 4. Layanan Perkantoran 5. Kendaraan Bermotor Perangkat Pengolah Data dan 6. Komunikasi Peralatan dan Fasilitas 7. Perkantoran 8. Gedung/Bangunan 5171. Output : Layanan Dukungan 001 Manajemen
-
-
420,300
1,034,515
1,212,084
239,428,740
327,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
583,000 78 unit
-
-
-
-
-
-
289,056 26 unit
-
-
-
-
2,378,708
698,000
266,625
947,776
-
-
1,348,000 4 unit
1,604,000 -
-
-
802 m2 -
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
2,378,708
698,000
266,625
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU 5. ……… ***) 5171. Output : Dokumen Analisis dan 002 Evaluasi
382,330
-
366,870
-
-
-
-
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
366,870
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
382,330
5. ……… ***) 5171. Output : Laporan Hasil Verifikasi 003
-
420,300
1,212,084
239,428,740
327,000
-
-
-
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
-
420,300
1,212,084
239,428,740
-
-
-
5. ……… ***)
-
-
-
-
-
-
-
327,000
Uraian Program/IKU Program/Kegiatan/ IKK/Output/Sumber Dana
Kode
5171. Program: Program Dukungan Output : Layanan Perkantoran 994 Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 1. RM Keuangan 2. RMP
Belanja Barang
Belanja Jasa
1,034,515
-
-
Belanja Gedung/ Bangunan
947,776
-
Target/V Unit Belanja Modal olume Penanggu Peralatan dan Satuan ngjawab Mesin
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,034,515
-
-
-
947,776
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5. ……… ***) 5171. Output : Kendaraan Bermotor 995
-
Belanja Gaji dan Tunjangan
-
3. PNBP 4. BLU
BLU PNBP Belanja Belanja atas Penyediaan Pengelolaan Barang dan Endowment Jasa Lainnya Fund
Belanja Perjalanan
-
-
-
-
-
-
1,348,000
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
-
-
-
-
-
-
1,348,000
5. ……… ***)
-
-
-
-
-
-
-
5171. Output : Perangkat Pengolah Data 996 dan Komunikasi
-
-
-
-
-
-
583,000
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
-
-
-
-
-
-
583,000
5. ……… ***)
-
-
-
-
-
-
-
5171. Output : Peralatan dan Fasilitas 997 Perkantoran
-
-
-
-
-
-
289,056
1. RM
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
-
-
-
-
-
-
289,056
-
-
-
-
-
-
-
5. ……… ***) 5171. Output : Gedung/Bangunan 998 1. RM
-
-
-
-
-
1,604,000
-
-
-
-
-
-
-
-
2. RMP
-
-
-
-
-
-
-
3. PNBP
-
-
-
-
-
-
-
4. BLU
-
-
-
-
-
1,604,000
-
5. ……… ***)
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH SUMBER DANA ***) RM RMP PNBP BLU A. TA Berjalan B. Saldo Kas PLN HLN PDN HDN
3,795,553
1,118,300
1,845,579
239,428,740
327,000
947,776
1,604,000
2,220,056
-
-
-
-
-
-
-
-
3,795,553
1,118,300
1,845,579
239,428,740
327,000
947,776
1,604,000
2,220,056
Lampiran V-RBA/LPDP/2012 PENDAPATAN DAN BELANJA AGREGAT TA 2012 (dalam ribuan)
Uraian I PENDAPATAN 1. Pendapatan Investasi II BELANJA OPERASIONAL A. BELANJA BLU Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Perjalanan Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya B. BELANJA RM/PHLN/PHDN Belanja Gaji Pokok PNS III BELANJA MODAL Belanja Modal BLU Belanja Modal RM/PHDN/PHLN
Proyeksi 2013 428,349,818 428,349,818 8,034,208 8,034,208 3,795,553 1,118,300 1,845,579 947,776 327,000 3,824,056 3,824,056 -
IV BELANJA BEASISWA Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund
239,428,740 239,428,740
V Surplus / (Defisit) (I-II-III-IV) VI Penggunaan Saldo Kas BLU Surplus / (Defisit) Sebelum Penerimaan RM/PHLN/PHDN VII (IV+V) VII Penerimaan RM/PHLN/PHDN (II.B+III.2) IX Surplus (Defisit) Setelah Penerimaan Dari RM/PHLN/PHDN X TOTAL ANGGARAN PENDAPATAN (I+VII) XI TOTAL ANGGARAN BELANJA (II+III+IV)
177,062,814 177,062,814 177,062,814 428,349,818 251,287,004
Lampiran VI-RBA/LPDP/2012
BIAYA LAYANAN PER UNIT KERJA TA 2012 (dalam ribuan)
No
Uraian
I. Unit Lembaga Pengelola Dana Pendidikan A Biaya Langsung 1 RM 2 BLU PNBP Belanja Barang Belanja Perjalanan Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund Jumlah Biaya Langsung B Biaya Tidak Langsung 1 RM 2 BLU PNBP Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Perjalanan Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Modal Gedung/Bangunan-BLU Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU Jumlah Biaya Tidak Langsung Jumlah Biaya
Volume Layanan
Jumlah
-
802,630 1,578,954 327,000 239,428,740 242,137,324 9,149,680 9,149,680 3,413,223 698,000 266,625 947,776 1,604,000 2,220,056 9,149,680 251,287,004