DAFTAR ISI Contents
04 Profil Perseroan Company Profile 10 Struktur Organisasi Corporate Structure 11 Informasi Perusahaan Company Information 11 Lembaga Penunjang Supporting Institution 12 Visi, Misi, Komitmen dan Tata Nilai Perusahaan
13 14 16 18
Vision, Mission, Commitment, and Corporate Values Peristiwa Penting Tahun 2012 Important Events in 2012 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Profil Direksi Board of Directors’ Profile Anak Perusahaan Subsidiary
22 Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report 25 Laporan Direksi Board of Directors’ Report 30 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights 32 Informasi Saham Share Information 33 Komposisi Pemegang Saham Shareholders Composition 34 Analisa dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
38 Sumber Daya Manusia Human Resources 48 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 58 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibilities 60 Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the
Board of Directors
61 Laporan Keuangan Financial Statements
Spreading The Wings, Expanding Horizon Pengalaman lebih dari empat dekade dalam suatu industri yang beresiko tinggi telah memberi kami kesempatan untuk mempertajam visi dan memperkuat semangat. Beberapa tahun terakhir, kami mulai mewujudkan cita-cita kami untuk membawa Indonesia Air membumbung lebih tinggi dan melangkah lebih jauh. Sudah saatnya kami membentangkan sayap dan memperluas cakrawala. More than four decades of experience in the most challenging industry has given us great opportunity to sharpen our vision and strengthen our spirit. In the last few years, we have started realizing our dream to bring Indonesia Air soaring higher and moving further. It is time for us to spread our wings and expand our horizon.
Jembatan Ampera Palembang, Sumatera Selatan Ampera Brigde Palembang, South Sumatera
Profil Perusahaan Company Profile
Profil Perseroan Company Profile
4
Didirikan pada tahun 1968, PT Indonesia Air Transport Tbk. (“Indonesia Air”) adalah maskapai penerbangan yang berkantor pusat di Jakarta. Maskapai ini menyediakan layanan penerbangan bagi industri minyak dan gas di Indonesia dan Asia Tenggara, baik di lepas pantai maupun di darat. Indonesia Air menempatkan pangkalan utamanya di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma sedangkan pangkalan keduanya untuk klien perusahaan minyak & gas berlokasi di Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Selain itu, Indonesia Air juga mengoperasikan layanan terjadwal terbatas dari Pontianak.
Founded in 1968, PT Indonesia Air Transport Tbk. (“Indonesia Air”) is an airline company based in Jakarta that provides a wide range of aviation services to both the on and offshore oil, gas and mining industries within Indonesia and South East Asia. Indonesia Air places its main base in Halim Perdanakusuma International Airport and a secondary hub for its oil & gas industry clients in Sepinggan International Airport, Balikpapan in East Kalimantan. Apart from that, Indonesia Air also operates limited scheduled services from Pontianak.
Selain menyediakan layanan transportasi udara untuk penumpang dan kargo, Indonesia Air juga menyediakan layanan penyewaan pesawat. Pesawat yang dioperasikan Indonesia Air terdiri dari berbagai jenis pesawat fixed wing dan helikopter. Jasa
In conducting its business, Indonesia Air provides air passenger and cargo transportation, aircraft charter services. It operates various types of fixed wing aircraft and helicopters. Other operations include tourism charter work, peration support and medical evacuation, air
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
lain yang disediakan Indonesia Air termasuk charter pariwisata, dukungan operasi dan evakuasi medis, kargo udara dari landasan pendek atau landasan perintis, fasilitas pemeliharaan pesawat di Jakarta dan Balikpapan, Kalimantan Timur.
cargo requirements including operations from short or unimproved airstrips, maintenance facilities in Jakarta and Balikpapan, East Kalimantan.
Secara berkala Indonesia Air menjalani audit keselamatan yang dilakukan oleh auditor independen resmi dari perusahaanperusahaan Minyak dan Gas. Hal ini menunjukkan Indonesia Air menerapkan standar internasional untuk keselamatan penerbangan.
Regularly, safety audit is undertaken by registered independent auditors appointed by Oil and Gas companies, which means Indonesia Air complies with the International airline safety standards.
Armada Indonesia Air terdiri dari 15 pesawat dari berbagai jenis, seperti:
Indonesia Air’s fleet consisted of 15 aircrafts of various types, such as:
1
ATR 42-500
2
ATR 42-300
3
Fokker 50
4
Fokker 27
5
Helikopter Dauphin C2 / Dauphin C2 Helicopter
6
Helikopter Dauphin N2 / Dauphin N2 Helicopter
7
Helikopter EC 155 B1 / EC 155 B1 Helicopter
Dan pada tahun 2013 armada akan diperkuat dengan 3 buah Airbus A320.
And in 2013 the fleet will be reinforced with 3 Airbus A320.
PT Indonesia Air Transport Tbk
5
Profil Perusahaan Company Profile
Pada tahun 2006, Indonesia Air sukses melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan menjadi perusahaan publik. Saham Indonesia Air tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Keduanya kini telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada bulan Desember 2008, Indonesia Air melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) I.
In 2006, Indonesia Air became a publicly-listed company following a successful Initial Public Offering (IPO) process. Indonesia Air shares were listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) and Surabaya Stock Exchange (SSX), both have merged into Indonesia Stock Exchange (IDX). In December 2008, Indonesia Air conducted Limited Public Offering with Pre-emptive Rights (Rights Issue) I.
Indonesia Air juga melakukan investasi yang cukup besar untuk mengembangkan fasilitas pemeliharaan sendiri yang berstandar tinggi berlokasi di Jakarta dan Balikpapan. Dengan fasilitas ini, Indonesia Air mampu melakukan perawatan pesawat atau perbaikan pada pesawat sayap tetap serta helikopter sesuai dengan standar keselamatan yang diterima secara internasional. Para pilot dan teknisi secara teratur mengikuti pelatihan di luar dan dalam negeri untuk meningkatkan kemampuan untuk mengoperasikan dan mengelola berbagai jenis pesawat.
Indonesia Air also made significant investment to develop its own high standards maintenance facilities located in Jakarta and Balikpapan. With these facilities, Indonesia Air is able to perform aircraft maintenance or repair on its fixed wing aircrafts as well as helicopters in accordance with the internationally accepted safety standards. The pilots and technicians regularly received training abroad and in the country to up grade their ability to operate and manage various types of aircraft.
Sebagai operator penerbangan terjadwal dan tidak terjadwal, operasional Indonesia Air terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut:
Indonesia Air’s business operation as scheduled and non-scheduled flight operator is comprised of 3 (three) parts as follows:
Kontrak Dalam bidang usaha ini, Indonesia Air menyediakan layanan sewa pesawat atau helikopter untuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), menengah (1-3 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 3 tahun).
Contract In this business line, Indonesia Air provides airplane or helicopter rental services for a short period (under 1 year), medium (1-3 years) and long term (over 3 years).
Jejak Langkah Milestone
1968
2006
2008
Perseroan didirikan pada tanggal 10 September 1968.
Go public dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 31 Agustus 2006.
Pada tanggal 5 Desember 2008 melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
The Company was established on September 10, 1968.
6
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
The Company went public and listed its shares in Indonesia Stock Exchange (IDX) on August 31, 2006.
On Desember 5, 2008, the Company conducted Rights Issues I with preemptive rights for shareholders.
Penerbangan Berjadwal Kegiatan penerbangan berjadwal Indonesia Air melayani ruterute Pontianak, Sintang, Ketapang, Pangkalan Bun, Solo dan Jogjakarta. Pendapatan dari penerbangan berjadwal diperoleh dari penjualan tiket dan cargo.
Scheduled Flights Indonesia Air’s scheduled flights activities serve several routes in Pontianak, Sintang, Ketapang, Pangkalan Bun, Solo and Jogjakarta. Income from scheduled flights was incurred from ticket sales and cargo.
Spot Charter Dalam bisnis ini, Indonesia Air menyediakan jasa penyewaan pesawat atau helikopter sewa untuk kebutuhan insidental, seperti evakuasi medis. Pelanggan membayar layanan ini berdasarkan waktu penggunaan.
Spot Charter In this business, Indonesia Air provides airplane or helicopter rental services for incidental needs, such as medical evacuation. Customers pay the service using time-based pay system.
Kejadian Setelah 31 Desember 2012 Pada tanggal 22 Februari 2013, Indonesia Air mulai menerbangkan 1 unit Airbus A320 untuk penerbangan berjadwal dengan kota Bandung sebagai pangkalan utama melayani perjalanan pulang pergi ke Balikpapan, Palembang, Pekanbaru dan Medan.
Events After 31 December 2012 On 22 February 2013, Indonesia Air starts to operate 1 Airbus A320 for scheduled flight having Bandung as its base serves return trip for destinations to Balikpapan, Palembang, Pekanbaru and Medan.
Pada tanggal 6 Maret 2013, kantor pusat Indonesia Air pindah dari sebelumnya berada di area Bandar Udara Halim Perdanakusuma ke MNC Tower lt.24, Jalan Kebon Sirih No.17-19, Jakarta 10340.
On 6 March 2013, Indonesia Air moved its head office from Halim Perdanakusuma Airport area to MNC Tower 24th Floor at Jalan Kebon Sirih No.17-19, Jakarta 10340.
2009
2010
2012
Memperoleh dana Hasil Penawaran Umum Terbatas dari para pemegang saham melalui penerbitan HMETD sebesar Rp 32,2 miliar.
Memperoleh Surat Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang perubahan klasifikasi dan nilai nominal saham portepel menjadi saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham menjadi efektif.
Mendirikan anak perusahaan dengan nama PT MNC Infrastruktur Utama yang bergerak dibidang pembangunan, pengembangan dan pengelolaan infrastruktur.
Received Notification Letter of Acceptance from the Minister of Justice and Human Rights and hence the change of classification and par value of portfolio shares to become serial B share with the nominal value of Rp 50 per share was in effect.
Established a subsidiary named PT MNC Infrastruktur Utama, with line of business in developing and managing infrastructure.
Obtained a Rp 32.2 billion proceed from the Rights Issue I with preemptive rights for shareholders.
PT Indonesia Air Transport Tbk
7
PONTIANAK
BALIKPAPAN
Jakarta
DENPASAR
Peta Wilayah Kerja Working Area Map
8
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
SOROAKO
PT Indonesia Air Transport Tbk
9
Struktur Organisasi Organization Structure
Board of Commissioners Corporate Secretary & Legal
Audit Committee
IT System & Support
Quality, Safety & Security
President Director (CEO)
Internal Audit
Commercial Director
10
Chief Financial Officer
Chief Operational Operation Director Officer
Maintenance Operation Director Director
Marketing Sales
Finance & Accounting
Finance & Chief Pilot F/W Accounting
Engineering, Finance PPC & & Accounting Store
Balikpapan Branch
HR & GA
Chief HRPilot & GA R/W
ChiefHR Maint. & GAF/W
Supply Chain Management
Chief Flight & Ground Ops.
Chief Maint. R/W
Chief F/A
Chief Inspector F/W
Chief Ops. Standar
Chief Inspector R/W
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Informasi Perusahaan Company Information
Nama Perusahaan Name of the Company Tanggal Pendirian Establishment Date Bidang Usaha Line of Business Sektor Sector
PT Indonesia Air Transport Tbk. 10 September 1968 Usaha pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara Commercial Business Flight and Air Transport Services Transportasi Transportation
Kode Saham Stock Code
IATA
Kantor Pusat Head Office
MNC Tower Lt.24 Jl. Kebon Sirih No.17-19 Jakarta 10340
Telepon / Phone
62-21-3912935
Faksimili / Facsimile
62-21-3916062
Kantor Wilayah Regional Office
Bandara Sepinggan, Kalimantan Timur Balikpapan - 76102
Telepon / Phone
62-542-762700
Faksimili / Facsimile
62-542-760087
Homepage Email
www.indonesia-air.com
[email protected]
Lembaga Penunjang Supporting Institution Akuntan Publik / Public Accountant Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Cyber 2 Tower 21st floor Unit F, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, Jakarta 12950, Indonesia
Notaris / Notary Kantor Notaris Meiyane Halimatussyadiah SH., MH. Gedung Bank Mandiri Lantai 5 Room 503 Jl. Tanjung Karang No.3-4 A Jakarta 10230
Biro Administrasi Efek / Shares Registration Company PT BSR Indonesia Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150
PT Indonesia Air Transport Tbk
11
Visi, Misi, Komitmen dan Tata Nilai Perusahaan Vision, Mission, Commitment, and Corporate Values
PT Indonesia Air Transport Tbk. bekerja dengan dilandasi visi, misi, komitmen serta tata nilai Perseroan sebagai panduan dan arah bagi segenap karyawan dan seluruh jajaran manajemen yang ada. The Company works based on vision, mission, commitment and corporate values as a guide and direction for the entire employees and all levels of management.
visi / vision
misi / mission
Menjadi panutan di kalangan operator udara di Indonesia dalam hal : Being a role model among air carriers in Indonesia in terms of :
Menyediakan jasa transportasi udara dan pelayanan aviasi yang paling aman dan efisien di Indonesia dengan standar pelayanan kelas dunia. Kami akan mencapainya bersama tim kami yang berkualitas dan berdedikasi dalam mencapai komitmen, yang tertuang dalam Nilai-nilai Inti kami.
Standard keselamatan Safety Standards Kualitas pelayanan Quality Services Keuntungan bagi pemegang saham Return to Shareholders
Providing safe and efficient air transportation and aviation service. We will achieve it with our qualified and dedicated team in achieving the commitments stipulated in our core values.
komitmen / commitment Indonesia Air berkomitmen untuk: • PELANGGAN. Menepati janji kami melayani dengan integritas. • KARYAWAN. Mengembangkan bakat karyawan dan mewujudkan lingkungan yang jujur dan terhormat. • PEMEGANG SAHAM. Menjaga dan menghasilkan keuntungan investasi yang optimal. • KOMUNITAS. Memiliki kepedulian sosial.
Indonesia Air has unwavering commitments to: • CUSTOMER. Keep our promise to serve with integrity. • EMPLOYEES. Develop employee talents and create an honest and honorable environment. • SHAREHOLDERS. Maintain and generate an optimum profitable investments. • COMMUNITY. Possess a social awareness.
nilai inti / core values
12
Menggambarkan nilai-nilai yang kami utamakan dalam menjalankan bisnis:
Illustrate the values we prioritize in running our business:
• KESELAMATAN. Mengutamakan keselamatan. • INTEGRITAS. Menjalankan segala sesuatunya dengan cara yang benar. • KUALITAS & KEUNGGULAN. Menetapkan dan memenuhi standar pelayanan dan keselamatan. • PERKEMBANGAN YANG TERUS MENERUS. Tidak pernah merasa puas dengan pencapaian saat ini. • KERJA TIM. Semangat kerjasama, komunikasi yang terbuka, dan saling menghargai. • KEUNTUNGAN. Bijak dalam mengambil keputusan untuk pengembangan usaha.
• SAFETY. Priority in safety. • INTEGRITY. Running everything the right way.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
• QUALITY & EXCELLENT. Establish and meet service and safety standard. • A SUSTAINED DEVELOPMENTS. Never feel satisfied with the current accomplishments. • TEAM WORK. The spirit of cooperation, an open communication and respect. • BENEFITS. Wise in making decision for business development.
Peristiwa Penting Tahun 2012 Significant Events in 2012
FEB 2012
MAR 2012
APR
Pada tanggal 17 Februari 2012, Perseroan mulai melayani penerbangan perdana dengan base di Pontianak menggunakan pesawat ATR 42-300 dengan kota tujuan Sintang, Pangkalan Bun, Ketapang, Solo dan Jogja
On February 17th, 2012, the Company began serving initial flight with a base in Pontianak using ATR 42-300 aircraft with destination city of Sintang, Pangkalan Bun, Ketapang, Solo and Jogja.
Perseroan memperoleh Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-11370.A.H.01.02. Tahun 2012 tanggal 1 Maret 2012 sehubungan dengan penambahan modal dasar Perseroan dari Rp 1.065.290.366.800 menjadi Rp.1.302.295.548.800 berdasarkan Akta Notaris No. 4 tanggal 21 Februari 2012.
The Company has obtained the approval for the Amendment on Articles of Associations from the Minister of Justice and Human Rights No. AHU11370.A.H. 01.02. Year 2012 on March 1st, 2012 in relation to the Company’s authorized capital from Rp 1,065,290,366,800 to Rp 1,302,295,548,800 based on Notary Deed No. 4 dated February 21st, 2012.
Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 April 2012.
The Annual General Meeting of Shareholders (AGM) and the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) held on April 27th, 2012.
Pada tanggal 16 Mei 2012, Perseroan mendirikan anak perusahaan dengan nama PT MNC Infrastruktur Utama, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan infrastruktur.
On May 16th, 2012, the Company formed a subsidiary company with the name PT MNC Infrastruktur Utama, a company that engaged in infrastructure development.
Pada tanggal 22 November 2012 Perseroan menandatangani Aircraft Lease Agreement dengan Universal Jet Aviation Ltd. untuk penyediaan 1 unit Airbus A320-212 untuk digunakan oleh Perseroan melayani penerbangan berjadwal.
On November 22nd, 2012, the Company signed an Aircraft Lease Agreement with Universal Jet Aviation Ltd. for providing 1 unit of Airbus A320212 that will be used by the Company serving scheduled flight.
2012
MEI 2012
NOV 2012
PT Indonesia Air Transport Tbk
13
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Hary Tanoesoedibjo lahir di Surabaya, 26 September 1965. Pengusaha nasional terkemuka ini memiliki gelar Bachelor of Commerce dari Carleton University, OttawaKanada, pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1989. Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia, seperti Direktur Utama PT Global Mediacom Tbk, Direktur Utama PT Media Nusantara Citra Tbk., dan Direktur Utama PT Rajawali Citra Televisi Indonesia. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Selain itu, ia juga memegang posisi Komisaris Utama di sejumlah perusahaan, diantaranya PT MNC Land Tbk., PT MNC Kapital Indonesia Tbk., PT MNC Securities, PT MNC Sky Vision Tbk., PT Global Informasi Bermutu, PT MNC Tv, PT Media Nusantara Informasi, dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama. Sejak tahun 2009 ditunjuk sebagai Presiden Komisaris PT Indonesia Air Transport Tbk. Saat ini Hary juga aktif menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.
Hary Tanoesoedibjo born in Surabaya, 26 September 1965. A prominent national entrepreneur, he was graduated with Bachelor of Commerce from Carleton University, OttawaCanada, in 1988 and Master of Business Administration from Ottawa University, Ottawa-Canada, in 1989. Currently, he held several strategic positions in various leading companies in Indonesia, such as the President Director of PT Global Mediacom Tbk. President Director of PT Media Nusantara Citra Tbk., President Director of PT Rajawali Citra Televisi Indonesia. He is the founder, shareholder and the Executive President of PT Bhakti Investama Tbk since 1989. In addition, he also serves as President Commissioner in a number of companies, namely PT MNC Land Tbk., PT MNC Kapital Indonesia Tbk., PT MNC Securities, PT MNC Sky Vision Tbk., PT Global Informasi Bermutu, PT MNC Tv, PT Media Nusantara Informasi, and other companies under the Global Mediacom Group and Bhakti Investama Group. He was appointed as President Commissioner of PT Indonesia Air Transport Tbk. since 2009. Hary also active as as guest speaker in various seminars and guest lecturer for the subject of Corporate Finance, Investment and Strategic Management for master programs in a number of universities.
14
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris | President Commissioner
DARMA PUTRA Komisaris | Commissioner Darma Putra, lahir di Medan pada tahun 1966. Ia meraih gelar Bachelor of Science dari Oregon State University, Amerika Serikat pada tahun 1988 dan gelar MBA dari University of Minnesota, Amerika Serikat pada tahun 1990. Ia telah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Desember 2008. Ia memulai karir di industri keuangan sebagai analis riset di PT Sun Hung Kai Securities Indonesia (1990-1991). Menjabat sebagai Financial Planning Executive di Bumi Raya Utama Group (1991-1997) dan Chief Financial Officer di PT Marga Mandalasakti (1997-1998). Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Kurnia Kapuas Utama Tbk. (1998-1999), Wakil Direktur Utama PT Marga Mandalasakti (1999-2001) dan Direktur Utama PT Marga Mandalasakti (2001-2008). Sejak tahun 2008 hingga sekarang, Darma Putra menjabat sebagai Direktur Utama PT MNC Kapital Indonesia, Tbk. (dahulu “PT Bhakti Capital Indonesia Tbk.”) dan Komisaris PT Indonesia Air Transport Tbk. Ia juga memangku sejumlah jabatan di kelompok usaha Bhakti Group, di antaranya Direktur PT Bhakti Investama Tbk. dan Komisaris di PT MNC Securities (dahulu “PT Bhakti Securities”), PT MNC Finance (dahulu ”PT Bhakti Finance”) dan PT MNC Life Assurance.
Born in Medan in 1966, Darma Putra earned his Bachelor of Science degree from Oregon State University, USA in 1988 and an MBA from University of Minnesota, USA in 1990. He serves as Commissioner of the Company since 2008. Began his career in the financial industry as a research analyst at PT Sun Hung Kai Securities Indonesia (1990-1991). Appointed as Financial Planning Executive at Bumi Raya Utama Group (1991-1997) and Chief Financial Officer at PT Marga Mandalasakti (1997-1998). He once served as Director of Finance of PT Kurnia Kapuas Utama Tbk (1998-1999), Vice President Director of PT Marga Mandalasakti (1999-2001) and President Director of PT Marga Mandalasakti (2001-2008). Since 2008 until now, Darma Putra concurently serves as President Director of PT MNC Kapital Indonesia Tbk (formerly “PT Bhakti Capital Indonesia Tbk”) and as Commissioner of PT Indonesia Air Transport Tbk. He was also assumes a number of positions in Bhakti Group, among others are Director of PT Bhakti Investama Tbk. and Commissioner of PT MNC Securities (formerly “PT Bhakti Securities”), PT MNC Finance (formerly “PT Bhakti Finance”) and PT MNC Life Assurance.
IR. M. BUDI RUSTANTO Komisaris Independen | Independent Commissioner Ir. M. Budi Rustanto, lahir di Jakarta pada tahun 1953 dan meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1979. Ia ditunjuk sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2006. Selain itu, Ia juga menduduki sejumlah jabatan penting yaitu sebagai Direktur PT Global Mediacom Tbk., Direktur Utama PT Media Nusantara Press dan PT Aston Inti Makmur. Selain itu Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT MNC Land Development Tbk. sejak tahun 2011 dan Komisaris PT Global Informasi Bermutu (Global TV) sejak tahun 2008. Dalam perjalanan karirnya, ia pernah bekerja di IBM dari tahun 1980 sampai dengan 1989 menduduki beberapa jabatan sebagai System Engineer Manager, Pengajar di IBM Education Center dan Marketing Manager. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Ketua Dana Pensiun Danapera dan Komisaris di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., serta menduduki beberapa jabatan di IBM antara lain System Engineer Manager, Pengajar di IBM Education Center, Marketing Manager dan IBM Center Manager (19801989). Beliau juga aktif di beberapa organisasi keolahragaan yaitu Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dan pernah menjabat sebagai Bendahara & Ketua Bidang Perencanaan dan Anggaran di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2004-2007.
Ir. M. Budi Rustanto,was born in Jakarta in 1953 and graduated with a Degree in Civil Engineering from the Institute of Technology Bandung in 1979. He was appointed as Independent Commissioner of the Company in 2006. In addition, he also held several other key positions such as Director of PT Global Mediacom Tbk., President Director of PT Media Nusantara Press and PT Aston Inti Makmur. He is also serving as President Commissioner of PT MNC Land Development Tbk. since 2011, and as Commissioner of PT Global Informasi Bermutu (Global TV) since 2008. During his career, he once worked at IBM from 1980 until 1989, assuming various positions, such as System Engineer Manager, Lecturer at IBM Education Center and Marketing Manager. Previously, he served as Chairman of the Pension Fund Danapera and Commissioner of PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., and several positions at IBM including System Engineer Manager, Lecturer at IBM Education Center, Marketing Manager and IBM Center Manager (1980-1989). He is also active in several sports organizations, namely Basketball Association of Indonesia (PERBASI), Volleyball Association of Indonesia (PBVSI) and has served as Treasurer and Chairman of the Planning and Budget Division of Indonesian National Sports Committee (KONI) for the period 2004-2007.
PT Indonesia Air Transport Tbk
15
Profil Direksi Board of Directors Profile Syafril Nasution, lahir di Medan tahun 1961 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Perbanas pada tahun 1985. Karirnya dimulai sebagai Staf (1985), kemudian Resident Manager (1988-1991) di PT Bimantara Siti Wisesa. Selanjutnya menjabat Direktur Utama PT Bima Sepaja Abadi (1992-2000), Direktur Komersial PT Multi Nitrotama Kimia (1999-2008), Komisaris PT Usaha Gedung Bimantara (2008-2009), Direktur Utama SUNTV Network (20092012), Direktur Utama PT Media Nusantara Press (2008-2012), Direktur Utama di PT Media Nusantara Informasi (2008-2012), Direktur Corporate Affair RCTI (2009-sekarang). Sejak Juni 2009-sekarang, Syafril dipercaya menjabat Presiden Direktur PT Indonesia Air Transport Tbk.. Terakhir beliau ditunjuk sebagai Direktur Utama PT MNC Infrastruktur Utama (2012-sekarang), Komisaris Utama SUNTV Network (2013–sekarang) dan Komisaris Utama PT Media Nusantara Informasi (2013-sekarang) . Aktif di organisasi sebagai Ketua INACA (Indonesia National Air Carriers Association) untuk penerbangan berjadwal.
SYAFRIL NASUTION Presiden Direktur | President Director
Syafril Nasution was born in Medan in 1961 and graduated with a Degree in Economy from STIE Perbanasin 1985. Started his career as Staff (1985), then Resident Manager (1988-1991) at PT Bimantara Siti Wisesa. Then appointed as President Director of PT Bima Sepaja Abadi (1992-2000), Director of Commerce of PT Multi Nitrotama Kimia (1999-2008), Commissioner of PT Usaha Gedung Bimantara (2008-2009), President Director of SUNTV Network (2009-2012), President Director of PT Media Nusantara Press (2008-2012), President Director of PT Media Nusantara Informasi (2008-2012), Director of Corporate Affairs at RCTI (2009-now). Since June 2009- now, Syafril was appointed as President Director of PT Indonesia Air Transport Tbk.. Lastly he was selected as President Director of PT MNC Infrastruktur Utama (2012-now), President Commissioner of SUNTV Network (2013-now) and President Commissioner of PT Media Nusantara Informasi (2013-now) He is also the Chairman of INACA (Indonesia National Air Carriers Association) for scheduled flights.
Juwono Kolbioen lahir di Magelang pada tahun 1947. Ia menempuh pendidikan formal dalam bidang Flight Engineering dan Aircraft Flight Engineering dari Fokker B.V. di Belanda. Memulai karirnya sebagai Komisaris di PT Dirgantara Indonesia, staf pengajar di Universitas Indonesia, Executive Director di National Leadership Center, Project Direktur di Smart Aviation International. Ia ditunjuk sebagai Direktur Teknik di PT Indonesia Air Transport Tbk. sejak April 2007.
Born in Magelang 1947, Juwono Kolbioen took his formal education in Flight Engineering and Aircraft Flight Engineering at Fokker B.V. in Netherland. Started carrer as Commissioner of PT Dirgantara Indonesia, staff of lecturer at the University of Indonesia, Executive Director in National Leadership Center, Project Director at Smart Aviation International. He was appointed as Maintenance Director of PT Indonesia Air Transport Tbk. since April 2007.
.
JUWONO KOLBIOEN Direktur | Director
16
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Lahir pada tahun 1959 di Samarinda, beliau merampungkan Pendidikan dan Latihan Penerbangan Curug pada tahun 1984. Setelah lulus pendidikan penerbangan, beliau memulai karirnya di PT Bouraq Airlines/Bali Air (19842005), sebagai chief pilot di Star Air, lalu bergabung dengan IAT di tahun 2007 sampai sekarang. Beliau menjabat sebagai penanggung jawab Operasi mulai tahun 2012 sampai sekarang.
Born in 1959 in Samarinda, he was graduated from PPLP Curug in 1984, then joined PT Bouraq Airlines/Bali Air (1984-2005), then as chief pilot at Star Air prior to joining IAT in 2007 until now. He was appointed as Chief Operation Officer from 2012 until now.
EDDY DHARTA Penanggung Jawab Operasi | Chief Operational Officer
Lahir di Purworejo, 17 Februari 1963. Ia meraih gelar sarjana di Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret pada tahun 1987. Trisilo Ari Setyawan memulai karirnya di PT Bank Susila Bakti, sebagai Officer/ Management Trainee (1987-1989), selanjutnya melanjutkan karier di PT Gesuri Lloyd sebagai Accounting Head (1989-1992), setelah itu bergabung dengan Mitsui Osk Line sebagai Accounting & Finance Head (1992-1993) dan dilanjutkan berkarier di Marubeni Corporation sebagai Assistant Administration Manager (1993-1994), selanjutnya di PT Duta Realtindo Jaya, sebagai Finance Manager (1994-1996), PT Citra Lamtoro Gung Persada sebagai Corporate Finance (1996-2002), PT Satriamukti Arthatama, sebagai Finance Director (2002–2005), PT Discovery Kartika Lampung Hotel sebagai Deputy President Director, dan sekaligus di PT Merdeka Mineral Indonesia, sebagai Deputy to the Board of Director (2005 –2007), dan bergabung dengan Corporate group Masima pada 2007-2011 diantaranya sebagai Corporate Finance PT Radionet Ciptakarya, PT Masima Media Investindo sebagai Finance Director dan Radio Kayu Manis sebagai Finance Director. Sejak April 2012 menjabat sebagai Penanggung Jawab Keuangan dan HRGA di PT Indonesia Air Transport Tbk sampai dengan sekarang.
Born in Purworejo, February 17, 1963. He was graduated from the Faculty of Economy from University of Sebelas Maret in 1987.
TRISILO ARI SETYAWAN Penanggung Jawab Keuangan dan HRGA | Chief Financial Officer
Trisilo Ari Setyawan started career as Officer/Management Trainee at PT Bank Susila Bakti (1987-1989), then as Accounting Head of PT Gesuri Lloyd (1989-1992), joined Mitsui Osk Line as Accounting & Finance Head (1992-1993) and Marubeni Corporation as Assistant Administration Manager (1993-1994), PT Duta Realtindo Jaya as Finance Manager (1994-1996), PT Citra Lamtoro Gung Persada as Corporate Finance (1996-2002), PT Satriamukti Arthatama, as Finance Director (2002–2005), PT Discovery Kartika Lampung Hotel as Deputy President Director, concurrently at PT Merdeka Mineral Indonesia as Deputy to the Board of Director (2005–2007), joined Masima Group of Corporation in 2007-2011 among others as Corporate Finance of PT Radionet Ciptakarya, Finance Director of PT Masima Media Investindo and Finance Director of Radio Kayu Manis. Appointed as Chief Financial Officer of PT Indonesia Air Transport Tbk since April 2012.
PT Indonesia Air Transport Tbk
17
Anak Perusahaan Subsidiary
PT. MNC Infrastruktur Utama Walaupun statistik menunjukkan Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara, namun masih kurangnya ketersediaan infrastruktur penting, seperti pelabuhan dan jalan, merupakan faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan lebih lanjut. Pemerintah membutuhkan investasi swasta untuk memacu pembangunan infrastruktur. Selain karena kebutuhan pembangunan ekonomi, dengan kondisi geografis yang dimilikinya, Indonesia jelas merupakan pasar terbesar infrastruktur dunia saat ini. Dan di sanalah kami melihat celah untuk masuk dan peluang untuk meraih keuntungan. Inilah yang mendorong kami mendirikan PT MNC Infrastruktur Utama pada tahun 2012, yang bergerak dalam bisnis infrastruktur.
While statistics show Indonesia is one of the fastest growing economies in Southeast Asia, insufficient improvements in critical infrastructure areas such as ports and roads were a major factor hampering its further growth. The Government needs private investment to boost infrastructure development. Besides the need to boost its economic growth, with its geographical condition, Indonesia surely is one of the biggest markets for infrastructure in the world today. And there we saw business gap that we can enter and window of opportunities that we can take advantage of. This is the reason behind our decision to establish PT MNC Infrastruktur Utama in 2012, engaging in infrastructure businesses.
Proyek pertama kami adalah pembangunan pelabuhan dan jalan pengangkutan batubara di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Kami yakin dengan kedua proyek ini akan meletakkan fondasi kuat untuk proyek-proyek lain di masa mendatang, seperti jalan tol, pembangkit listrik, dll.
Our first projects are port and coal hauling road development in East Kalimantan and South Sumatera. We believe both of our projects are prospective opportunities that will lay a strong foundation to launch other projects in the future, such as toll road, power plant, etc.
Infrastruktur Pertambangan Mining Infrastructure
Sebagai proyek pertama dalam bisnis infrastruktur, proyek infrastruktur pertambangan diharapkan mulai menghasilkan pendapatan pada tahun 2013. Target pemasaran kami adalah perusahaan-perusahaan pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang beroperasi disekitar pelabuhan kami.
18
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
As our first projects in the infrastructure business, mining infrastructure is projected to start generating revenue in 2013. We are targeting holders of IUP companies located in the vicinity of our ports.
Prospek Usaha Prospects
Port Kalimantan Timur akan mulai beroperasi pada bulan Juli 2013. Berdasarkan data dari calon pelanggan, maka untuk periode Juli sampai dengan Desember 2013 volume batubara yang terkirim mencapai 625.500 mt. Pada tahun 2014 diharapkan peningkatan volume batubara yang terkirim menjadi 2,77 juta mt/tahun.
Our port in East Kalimantan will start operations in July 2013. Based on coal production data of our potential customer, the coal volume delivered for the period of July to December 2013 is 625,500 mt. In 2014, the increase of coal volume delivered is expected to reach 2.77 million mt/year.
Terdapat 5 pelabuhan lain beroperasi disekitar lokasi Port Kalimantan Timur, sementara jumlah pemilik IUP mencapai puluhan. Hal ini merupakan prospek menjanjikan bagi PT MNC Infrastruktur Utama untuk memperoleh pelanggan lainnya.
There are 5 other ports existing in the vicinity of Port in East Kalimantan, while the company who hold IUP is more than 10 companies. This shows a promising prospect for the PT MNC Infrastruktur Utama to acquire other customers.
Port Sumatera Selatan akan mulai beroperasi pada bulan Mei 2013. Berdasarkan data produksi calon pelanggan, untuk periode Mei sampai dengan Desember 2013, volume batubara yang terkirim sebesar 306.000 mt. Pada tahun 2014 diharapkan peningkatan volume batubara yang terkirim menjadi 4,32 juta mt/tahun.
Our Port in South Sumatra will start operations in May 2013. Based on the coal production data of our potential customer, coal volume delivered for the period of May to December 2013 is 306,000 mt. In 2014, the coal volume delivered is expected to rise to 4.32 million mt/year.
Pemegang Saham Shareholders
Susunan pemegang saham perusahaan :
Shareholding structure of the Company:
Nama Pemegang Saham Shareholders’ Name PT Indonesia Air Transport Tbk Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk Employees Cooperative PT Bhakti Investama Tbk Jumlah / Total
% 99.99 00.01 100.00
PT Indonesia Air Transport Tbk
19
Penari Bali, Bali
Bali Dancer, Bali
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan terbukanya peluang bisnis, Perseroan telah memutuskan untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk memperluas usaha Perseroan. In line with Indonesia’s economic growth and the opportunities it presented, the Company has decided to take strategic measures of expanding its business.
HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris | President Commissioner
22
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Respected Shareholders,
Pada tahun 2012, ekonomi global mengalami penurunan sekitar 18% dari 3,9% pada akhir tahun 2011 menjadi 3,2% pada akhir tahun 2012. Ekonomi Indonesia lebih dapat bertahan dan berhasil membukukan penurunan yang lebih kecil sekitar 4% dari 6,5% pada tahun fiskal 2011 menjadi 6,23% pada tahun fiskal 2012. Tingkat pertumbuhan PDB sebesar 6,23% adalah kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir sebesar 5,5%. Tingkat inflasi Indonesia meningkat tetapi tetap terkendali di 4,3% pada akhir tahun 2012 dibandingkan 3,79% pada periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, prospek industri perjalanan dan pariwisata di Indonesia tahun lalu sangat menjanjikan dan dengan demikian permintaan akan transportasi udara juga menunjukkan tren kenaikan. Selama beberapa tahun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi positif, dengan bertambahnya jumlah kelas menengah dan peningkatan permintaan untuk layanan transportasi udara.
In 2012, the global economy experienced a decline of around 18% from 3.9% as at year end 2011 to 3.2% as at year end 2012. Indonesia’s economy was more resistant and succeeded in recording a much slower decline of around 4% from 6.5% as at fiscal 2011 to 6.23% as at fiscal 2012. The GDP growth of 6.23% was significantly higher than the average economic growth during the last ten years of 5.5%. Indonesia’s inflation rate was higher but still at a manageable level at 4.3% as at year end 2012 compared to the same period last year of 3.79%. The outlook on the travel and tourism industry in Indonesia last year was very promising and the demand for air travel was also favorable. Over the past few years, Indonesia experienced positive economic growth, which resulted in the expansion in the number of middle class and increased the demand for airline services.
Dengan pertumbuhan tahunan penumpang sekitar 15-18%, melonjaknya pertumbuhan penumpang penerbangan di Indonesia adalah salah satu yang paling mengesankan di kawasan Asia. Pada tahun 2012 jumlah penumpang mencapai lebih dari 70 juta orang untuk tujuan internasional maupun domestik. Fakta bahwa Indonesia adalah negara kepulauan menyuguhkan peluang dan tantangan untuk industri penerbangan nasional. Di Indonesia, melakukan perjalanan melalui udara merupakan pilihan yang lebih baik dari pada bepergian melalui darat atau laut.
The annual growth of passengers in Indonesia was around 15-18% and is among the most impressive in the region. In 2012, over 70 million airline passengers for international and national destinations. The fact that Indonesia is an archipelago presented both opportunities and challenges for the national airline industry. In Indonesia, travelling by air is simply a more efficient and effective choice than travelling by land or sea.
Kedepan, dengan meningkatnya persaingan, Perseroan harus lebih efisien di seluruh kegiatan operasi. Perseroan senantiasa melanjutkan perbaikan dan pengembangan inisiatif dalam semua aspek untuk memperoleh pijakan yang kuat di industri maskapai penerbangan nasional. Selama tahun ini, Perseroan telah mengidentifikasi beberapa faktor untuk perbaikan lebih baik yaitu efisiensi, konsolidasi manajemen internal dan menciptakan sinergi dalam kelompok bisnis Perseroan.
With increasing competition ahead, we must become more efficient throughout our operations. The Company continues its plan of improvements and development initiatives in all aspects in order to be able to gain a strong foothold in the national airline industry. During the year under review, we have identified several areas on which we could improve namely efficiency, internal management consolidation, and creating synergies within our group of businesses.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan terbukanya peluang bisnis, Perseroan telah memutuskan untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk memperluas usaha Perseroan. Langkah tersebut berupa pengembangan penerbangan berjadwal dengan hub (basis) di kota Bandung dan Pontianak
In line with Indonesia’s economic growth and the opportunities it presented, the Company has decided to take strategic measures of expanding its business. By expanding our regular flight business with Bandung and Pontianak as main hubs and making inroads into the infrastructure industry, one of which is developing coal ports and
PT Indonesia Air Transport Tbk
23
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report
serta merambah kegiatan usaha dibidang infrastruktur, salah satunya adalah pembangunan jalur angkutan dan dermaga untuk batubara di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Kami yakin bahwa komitmen melakukan aksi korporasi tersebut akan memberikan fundamental yang lebih kuat bagi Perseroan untuk pertumbuhan yang lebih baik dimasa depan .
hauling projects in East Kalimantan and South Sumatera. We are certain that committing such corporate actions will strengthen the Company’s fundamentals for our future growth.
Menilai kinerja Perseroan di tahun 2012, Perseroan telah menghasilkan kinerja yang baik, dengan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 21,41%, dari Rp 221,8 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 269,28 miliar. Namun, pertumbuhan ini diimbangi oleh peningkatan biaya pra-operasional selama persiapan untuk memasuki bisnis penerbangan komersial terjadwal dan bisnis infrastruktur pertambangan. Sehingga Perseroan membukukan kerugian bersih sebesar Rp 32,82 miliar, berkurang dari tahun lalu sebesar Rp 33,5 miliar.
In view of our performance in 2012, the Company performed well, posting a 21.41% growth of revenue, from Rp 221.8 billion in the previous year to Rp 269.28 billion. However, we must incurred preoperational costs during our preparation to enter the aforementioned scheduled flights business and mining infrastructure business. The Company booked net loss of Rp 32.82 billion, favourably reduced from last year loss of Rp 33.5 billion.
Dalam hal ini, atas nama Dewan Komisaris, saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Dewan Direksi dan semua staf dan karyawan Indonesia Air atas dedikasi dan kerja sama tim yang telah secara konsisten dilaksanakan sampai saat ini dan telah menempatkan Perseroan pada pondasi yang kuat untuk mengambil langkah ke depan.
In that regards, on behalf of the Board of Commissioners, I would like to extend my appreciation and gratitude to the Board of Directors and all employees of Indonesia Air for their dedication and teamwork that has been consistently carried out and has positioned the Company on a stronger foundation.
Kami percaya bahwa kami akan mampu mencapai prestasi lebih baik di tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang. Dewan Komisaris berharap beberapa tahun kedepan, Dewan Direksi akan fokus pada empat hal, yaitu meningkatkan pendapatan, memperluas bisnis untuk membangun fundamental yang kuat, meningkatkan efisiensi, dan berusaha untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dengan komitmen yang kuat dan kolaborasi yang baik, Perseroan bisa menyikapi tahun-tahun ke depan dengan tekad dan keyakinan.
We firmly believe that we are able to make better achievements in 2013 and the years that follow. The Board of Commissioner wishes that in the coming year the Board of Directors will focus their effort on four matters, namely higher growth in income, expand businesses to build stronger fundamentals, improve efficiencies, and strives to achieve customer satisfactions. With strong commitments and collaborations, we can approach the years ahead with stronger poise and confidence.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada semua pelanggan dan mitra bisnis atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan untuk Perseroan di tahun 2012.
We would also like to extend our gratitude to all our customers and business partners for their unwavering support to the Company in 2012.
HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris President Commissioner
24
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Laporan Dewan Direksi Board of Directors Report
Sebagai perusahaan maskapai penerbangan, kami sedang mempersiapkan untuk memberikan fokus yang lebih di penerbangan berjadwal, dan di sisi lain kami terjun dalam bisnis infrastruktur. As an airline company, we are preparing to focus more on scheduled airline activity, and on the other hand, as a business entity, we are engaging in the business of infrastructure.
SYAFRIL NASUTION Presiden Direktur | President Director
PT Indonesia Air Transport Tbk
25
Laporan Dewan Direksi Board of Directors Report
26
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Respected Shareholders,
Selama dua tahun terakhir Indonesia Air telah meletakkan rencana untuk masa depan. Pada tahun 2011, berdasarkan arahan yang diberikan oleh Dewan Komisaris, manajemen telah melakukan sebuah program restrukturisasi utang guna meningkatkan kinerja operasional dan memberikan landasan yang kuat bagi Indonesia Air untuk melanjutkan rencana pengembangan usaha.
Over the last two years, Indonesia Air has been laying out a plan for our future. In 2011, upon the direction given by the Board of Commissioners, the management has conducted a debt restructuring program resulted in operational performance improvement and provided us with a solid ground to proceed with our business development plan.
Di tahun 2012, kami berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 21,41% dari Rp 221,8 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 269,28 miliar. Akan tetapi karena peningkatan biaya praoperasional, yang merupakan konsekuensi dari kondisi sekarang, Indonesia Air membukukan rugi bersih sebesar Rp 32,82 miliar, menurun dari kerugian tahun sebelumnya sebesar Rp 33,5 miliar.
In 2012, we managed to significantly increase our revenue by 21.41% from Rp221.8 billion in the previous year to Rp269.28 billion. But due to the increase of pre-operating cost, which is consequent upon the present state of things, the Company booked net loss of Rp 32.82 billion, reduced from last year’s loss of Rp 33.5 billion.
Bagi kami, prestasi ini cukup memuaskan mengingat kecenderungan harga bahan bakar minyak yang tinggi dan ketidakpastian kondisi ekonomi global, dimana pada tahun 2012 pertumbuhan global turun hampir 3 persen. Namun demikian, dalam kondisi yang kurang menguntungkan ini, perekonomian Indonesia sekali lagi menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi krisis global berturut-turut sejak 2008 dengan mempertahankan pertumbuhan rata-rata 6 persen. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,23%.
For us, this was quite an achievement amidst current trends of high fuel prices and uncertainties in the global economic condition, as global growth was dropped by to almost 3 percent in 2012. But, against this unfavorable backdrop, the Indonesian economy once again has shown its resilience in the face of consecutive global crises since 2008 by maintaining growth at an average of 6 percent. In 2012, Indonesia’s economic growth is 6.23%.
Seiring dengan membaiknya ekonomi Indonesia dan tumbuhnya kelas menengah, menyebabkan meningkatnya porsi atas 240 juta populasi Indonesia yang membutuhkan sarana untuk bepergian. Hal tersebut tercermin dari kenaikan penumpang maskapai penerbangan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir 2012, jumlah penumpang maskapai penerbangan adalah lebih dari 70 juta penumpang; sebagian besar adalah penumpang domestik.
As Indonesia’s economy improves and its middle class grows, a larger portion of Indonesia’s 240 million people will have the means to travel. It was evident in the steady growth of the number of airline passengers in Indonesia in the last few years. By the end of 2012, the number of airline passengers was over than 70 million passengers; with major portion were domestic passengers.
Peluang pasar yang besar dalam industri penerbangan Indonesia telah menarik banyak pemain domestik maupun regional. Ini merupakan tantangan dan karenanya pemanfaatan atas kesempatan ini memerlukan pendekatan strategis.
The huge market opportunity provided in Indonesia airline industry has attracted many domestic as well as regional players. This presents us with the challenges and therefore tapping into this opportunity requires a strategic approach.
Selama 2011, kami telah mengungkapkan strategi pertumbuhan, sebagai maskapai penerbangan sekaligus perusahaan, dan kami telah memulai menjalankan strategi tersebut di tahun 2012. Sebagai perusahaan maskapai penerbangan, kami sedang mempersiapkan untuk memberikan fokus yang lebih di penerbangan berjadwal, dan di sisi lain kami terjun dalam bisnis infrastruktur dengan mendirikan PT MNC Infrastruktur Utama.
During 2011, we have outlined a growth strategy, as an airline company as well as a business entity, and in 2012 Indonesia Air started executing it. As an airline company, we are preparing to focus more on scheduled airline activity, and on the other hand, as a business entity, we are engaging in the business of infrastructure with the establishment of PT MNC Infrastruktur Utama.
Sejumlah strategi telah diambil untuk membuka jalan kami menjadi perusahaan maskapai penerbangan terjadwal. kami telah menyesuaikan Lisensi Operator Penerbangan (SIUPP) dengan menambah rute baru sehingga saat ini Indonesia Air memiliki 164 rute domestic dan rute internasional. Hal lain yang terkait
A number of strategic initiatives have been undertaken to pave our way to become a scheduled airline company. We had adjusted our Flight Operator Business License (SIUPP) with new routes consisting of 164 domestic and international routes. Other matter related to our preparation efforts is conducting market survey to gain business
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
dengan upaya persiapan adalah melakukan survei pasar untuk memperoleh informasi bisnis dan konsumen pada penerbangan reguler. Hasil dari analisa survei digunakan untuk memperbaiki strategi pemasaran dan operasional. Di sisi lain, selain menunjuk agen di kota tujuan, Indonesia Air juga menyiapkan sistem reservasi on-line guna mendukung penjualan.
and consumers insights on regular flights. Results from the survey is analyzed and is used to refine our marketing and operational strategy. On the other hand, besides appointing agents in destination cities, Indonesia Air also established on-line reservation system to support our sales.
Sebagai perusahaan maskapai penerbangan berjadwal, kami akan mengadopsi model distribusi hub-and-spoke (pengumpul dan pengumpan) untuk menentukan kota tujuan kami. Sebagai bagian dari program pengembangan armada, tahun ini kami berencana untuk menggunakan 3 Airbus A320 yang mampu menampung kapasitas hingga 4000 penumpang per-harinya. Pesawat pertama telah melakukan penerbangan komersial perdananya pada Februari 2013 dengan basis di Bandung, sementara 2 Airbus A320 lainnya dijadwalkan tiba pada semester kedua. Airbus A320 kami menawarkan kelas Premium Ekonomi dan kelas Ekonomi.
As a scheduled airline company, we will adopt a hub-and-spoke distribution model for serving our destination cities. As part of our on-going program of fleet expansion, this year we plan to fly 3 Airbus A320 that can accommodate up to 4000 passengers per day. The first of the three has made it first commercial flight in February 2013 from its base in Bandung, while the rest of the Airbus A320 is scheduled to arrive in the second semester. Our Airbus A320 offers Premium Economy and Economy Class.
Dengan melihat peluang yang ada, kami memutuskan untuk masuk ke dalam bisnis infrastruktur. Kami yakin bahwa bisnis infrastruktur merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan untuk perusahaan.
Capitalizing on opportunities, we decided to enter into the business of infrastructure. We are sure that the infrastructure business presented a huge business opportunity for us.
Melalui anak perusahaan, PT MNC Infrastruktur Utama, kami telah menyiapkan serangkaian langkah-langkah strategis untuk memanfaatkan peluang bisnis infrastruktur. PT MNC Infrastruktur Utama telah memperoleh lahan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur untuk membangun jalur angkutan dan dermaga khusus untuk batubara, dengan kapasitas ratarata 5,83 juta metrik ton per tahun per satu conveyor. Dengan perencanaan yang matang, usaha di bisnis infrastruktur akan memperkuat struktur keuangan perusahaan di tahun yang akan datang.
Through our subsidiary, PT MNC Infrastruktur Utama, we have prepared a set of strategic measures to tap into the opportunities in infrastructure business. PT MNC Infrastruktur Utama has acquired in South Sumatera and East Kalimantan land for the purpose of constructing coal hauling and coal jetty, with a capacity of approximately 5,83 million metric ton per year per conveyor. With careful planning, our venture in infrastructure business will strengthen our financial structure in the years to come.
Di tahun mendatang, kami akan melakukan aksi korporasi yaitu memperbanyak armada dengan pesawat yang lebih besar untuk penerbangan reguler, memperpanjang kontrak yang ada dan mendapatkan pelanggan baru untuk jasa sewa pesawat. kami juga merencanakan untuk membangun infrastruktur lainnya, seperti jalan tol, bandar udara, pembangkit listrik, dan masih banyak lagi. Guna mencapai tujuan yang direncanakan tersebut di tahun 2013, kami menyadari bahwa sangat penting untuk memantau perkembangan kondisi ekonomi global.
In the coming years, our planned corporate actions include further expanding our fleet with wide-body aircraft for regular flights, extending existing contracts and securing new one for chartered flights. We also plan for other infrastructure developments, such toll roads, airports, power plant, and many more. In regards with the planned objectives in 2013, we realized that it is crucial to monitor the development in global economic condition.
Akhirnya, kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kami dan apresiasi kepada pemegang saham untuk dukungan mereka sehingga Indonesia Air dapat melanjutkan dengan strategi inisiatif kami selama tahun 2012. Dan untuk semua karyawan, kami ingin menyampaikan penghargaan untuk kerja keras dan dedikasi yang telah memungkinkan Indonesia Air untuk mencapai kinerja yang baik selama tahun 2012. Apresiasi kami juga diberikan kepada pelanggan kami, mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya untuk kerja sama dan dukungan kepada kami.
Finally, we would like to express our gratitude and appreciation to shareholders for their support so that Indonesia Air could proceed with our strategic initiatives during 2012. And to all employees, we would like to extend our appreciation for their hard work and dedication that has enabled Indonesia Air to achieve a strong performance during 2012. Our appreciation is also given to our customers, business partners and other stakeholders for their cooperation and support.
SYAFRIL NASUTION Presiden Direktur President Director
PT Indonesia Air Transport Tbk
27
Candi Borobudur, Jawa Tengah Borobudur Temple, Central Java
28
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Tinjauan Keuangan Financial Review
PT Indonesia Air Transport Tbk
29
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Dalam ribuan rupiah, kecuali disebutkan lain In thousand rupiah, unless otherwise stated
URAIAN DESCRIPTION
2012
2011
2010
269,279,242
221,832,586
214,645,008
(12,236,825)
(16,839,001)
(28,869,317)
(32,818,960)
33,545,644
(39,623,330)
24,030,340
24,958,252
17,910,355
730,931,901
598,977,259
593,412,811
557,078,932
392,305,428
412,446,633
173,852,969
206,671,830
180,966,178
15
16
(18.49)
2012
2011
2010
(0.12)
0.15
(18.46)
(0.04)
0.06
(6.68)
(0.19)
0.16
(21.90)
3.21
1.90
227.91
0.76
0.65
69.50
0.08
0.05
8,34
DEVIDEN Dividend
2012
2011
2010
Deviden Tunai per - saham (dalam Rupiah penuh) Cash Dividend per - share (in full Rupiah)
0
0
0
Pendapatan Usaha Operating Revenues Laba (Rugi) Usaha Operational Income (Loss) Laba (Rugi) Bersih Net Income (Loss) EBITDA Earning before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization Jumlah Aktiva Total Assets Jumlah Kewajiban Total Liabilities Jumlah Ekuitas Total Equity Laba Bersih Per-saham Dasar (dalam Rupiah penuh) Net Earning per Basic Share (in full Rp) Dalam % In %
RATIO KEUANGAN Financial Ratio Laba Bersih / Jumlah Pendapatan Usaha Net Income / Operating Revenues Laba Bersih / Jumlah Aktiva Net Income / Total Assets Laba Bersih / Jumlah Ekuitas Net Income / Total Equity Jumlah Kewajiban / Jumlah Ekuitas Total Liabilities / Total Equity Jumlah Kewajiban / Jumlah Aktiva Total Liabilities / Total Assets EBITDA / Jumlah Pendapatan Usaha EBITDA (Earning before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization ) / Total Revenues
30
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Dalam Miliar Rupiah In Billion Rupiah
Pendapatan Usaha Operating Revenue 269
21.
% 39
221 214
Operating Revenue grew by 21.39% to Rp 269 billion. ‘10
‘11
‘12
JUMLAH EKUITAS TOTAL EQUITY 206 180 173
15.
% 88
Total Equity drop by 15.88% to Rp 173 billion. ‘10
‘11
‘12
Jumlah Aktiva TOTAL ASSETS 730
593
598
22.
% 03
Total Assets grew by 22.03% to Rp 730 billion. ‘10
‘11
‘12
PT Indonesia Air Transport Tbk
31
Informasi Saham Shares Information
Uraian Description
2012
Jumlah Saham / Total Shares Jumlah Saham Beredar Total of Outstanding Shares
2011
2010
2009
2008
4.188.754.327
4.188.754.327
3.003.728.417
2.322.723.417
2.149.605.138
100
100
100
100
100
50
50
50
50
-
Nilai Nominal / Nominal Value Seri A Serial A Seri B Serial B
HARGA SAHAM Share price Tertinggi Highest
Terendah Lowest
280
115 80 66
‘12
‘11
54
‘10
‘09
‘08
50
50
50
50
50
‘12
‘11
‘10
‘09
‘08
Kapitalisasi Pasar Market Capitalization
81 6
.8
07 .0
93 .76
5
Penutupan Closing
0. 8
32
‘11
‘10
‘09
‘08
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
‘12
‘11
‘10
0 0 .9 56
6. 17 0. 8
80 .2
50
10 7.4
50
6. 13
50
11
‘12
50
50
42 6. 0. 18
15
20
9. 43 7.7 1
50
6.
35 0
195
‘09
‘08
Komposisi Pemegang Saham Shareholders Composition
Nama Pemegang Saham Shareholders’ Name PT Global Transport Services Bank Sarasin And Cie Ag, Singapore Branch ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd
Jumlah Saham Number of Shares
%
1.592.358.315
38,02
560.000.000
13,37
388.169.724
9,27
Masyarakat / Public
1.648.226.288
39,35
Jumlah / Total
4.188.754.327
100,00
PT Indonesia Air Transport Tbk
33
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Tinjauan Ekonomi dan Industri Economy and Industrial Review
34
Pada tahun 2012, ketika pertumbuhan ekonomi dunia masih berkisar di angka 3,2%, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23%, hal tersebut didukung oleh konsumsi domestik yang tetap tinggi, iklim investasi yang kondusif dan percepatan infrastruktur pembangunan.
In 2012, while the world economy grew modestly around 3.2%, Indonesia posted an economic growth of 6.23%, thanks to a steady domestic consumption, a robust investment climate and the accelerated infrastructure development.
Pertumbuhan permintaan penerbangan reguler di Indonesia terus menunjukkan tren meningkat beberapa tahun terakhir ini, dengan jumlah penumpang mencapai 72,4 juta di tahun 2012, meningkat 15% dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan ekspansi bisnis penerbangan regular, saat ini kami menyediakan layanan penerbangan regular dari Pontianak ke kota-kota tujuan, yaitu Sintang, Ketapang, Pangkalan Bun, Jogjakarta dan Solo.
The growing demand for scheduled flights in Indonesia shows a growth trend in the last few years, with number of passengers reached 72.4 million in 2012, increased by 15% from previous year. In line with our expansion into scheduled flights business, nowadays we provide scheduled flights services from Pontianak to Sintang, Ketapang, Pangkalan Bun, Jogjakarta and Solo.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Selain industri penerbangan, kegiatan usaha lain yang menarik prospeknya adalah infrastruktur. Infrastruktur di setiap negara merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Indonesia. Sebagai contoh, tersedianya jaringan jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu pembangunan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Kegiatan bisnis di suatu wilayah akan semakin berkembang seiring dengan tersedianya akses jalan yang ke wilayah tersebut. Begitu pula jenis-jenis infrastruktur lain seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, infrastruktur tenaga listrik, penyediaan air minum, dan juga infrastruktur telekomunikasi.
Besides airlines industry, other line of business with promising prospect is infrastructure business. Infrastructure sector is essential for the development of the country and the welfareof its people, likewise in Indonesia. For instance,the availability of road networks (roads and toll roads) would greatly assist the development of society in a particular region. The business activities will be nourished with the availability of access to that region. Likewise for other types of infrastructure such as ports, airports, railway stations, power infrastructure, water supply, and telecommunications infrastructure.
Pentingnya ketersediaan infrastruktur tersebut membuat Perseroan melalui anak perusahaannya, PT MNC Infrastruktur Utama, memutuskan untuk menanamkan investasi dalam bisnis penyediaan infrastruktur, dengan proyek pertama adalah pembangunan pelabuhan dan jalan angkutan khusus batubara di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
The significance of infrastructure availability has driven the Company through its subsidiary, PT MNC Infrastruktur Utama to invest in the business of infrastructure development with the first project will be the construction of the port and the special hauling road for coal in South Sumatra and East Kalimantan.
Tinjauan Kinerja Operasional Operational Performance Review
Perseroan bergerak dalam bisnis angkutan udara, reguler dan non reguler. Melalui anak perusahaannya, Perseroan juga melayani pembangunan infrastruktur, antara lain pelabuhan dan jalan angkutan khusus batubara di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
The Company engages in business of air transportation services, scheduled and non-scheduled flights. Through its subsidiary, the Company also provides infrastructure development, to name a few coal port and hauling road in South Sumatera and North Kalimantan.
Penjualan Pada tahun 2012, realisasi penjualan mencapai Rp 269,28 miliar, meningkat 21,4% dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 221,83 juta. Berikut ini adalah tabel tren penjualan dua tahun terakhir:
Sales In 2012, the realization of sales was Rp 269.28 billion, increased by 21.4% from 2011 which was Rp 221.83 billion. Following is the table of sales growth in the last two years:
Tabel Penjualan 2012 Sales Table 2012
Sales / Penjualan
Pemasaran Pencapaian kami dalam hal kinerja operasional pada tahun 2012 tak dapat dilepaskan dari penerapan strategi dan program pemasaran yang efektif dalam menjawab kebutuhan pasar. Selama tahun 2012, Perseroan melaksanakan beberapa kegiatan pemasaran guna meningkatkan pendapatan sejalan dengan pengembangan armadanya. Aktivitas tersebut dijalankan dalam kerangka kerja strategi marketing yang terintegrasi, terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi channel dan strategi marketing komunikasi.
Dalam jutaan rupiah In million rupiah
2012
2011
%
269,28
221,83
21,4
Marketing Achievements in our operational performance in 2012 were made possible through the implementation of effective strategy and marketing program in answering the needs of market. In 2012, the Company has conducted various marketing activities to increase revenue in line with the fleet expansion. The said activities were performed within an integrated marketing strategy covering product strategy, pricing strategy, distribution strategy and marketing communication strategy.
PT Indonesia Air Transport Tbk
35
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Outlook 2013 Anak perusahaan kami, PT MNC Infrastruktur Utama, akan mulai beroperasi pada bulai Mei 2013 di Sumatera Selatan dan pada bulan Juli 2013 di Kalimantan Timur. Kami memproyeksikan pendapatan yang dapat kami raih pada tahun 2013 dapat memperbaiki posisi keuangan Perseroan.
2013 Outlook Our subsidiary, PT MNC Infrastruktur Utama, will start operation in May 2013 in South Sumatra and in July 2013 in East Borneo. We projected the revenue earnings in 2013 will strengthen the Company financial position.
Dengan langkah Perseroan memasuki bisnis penerbangan reguler dan infrastruktur, maka pertumbuhan kami secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada tahun 2013. Di sisi lain, Perseroan juga berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis penerbangan non-reguler yang ada dengan memperbaharui kontrak dan memperoleh kontrak baru.
As the Company entered the business of scheduled flight and infrastructure, our overall growth is expected to rise significantly in 2013. On the other hand, the Company also put efforts into increasing the growth of the existing non-scheduled flights business by renewing contracts and acquiring more contracts.
Kami percaya aksi korporasi dan strategi bisnis yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012 akan meletakkan dasar yang kuat bagi pertumbuhan bisnis kami di tahun 2013.
We expect that our corporate actions and business strategy in 2012 laid a strong fundamental for our business growth in 2013.
Tinjauan Keuangan Financial Review
36
Pendapatan Usaha Pada tahun 2012, Perseroan mencatat peningkatan pendapatan usaha yang diperoleh dari jasa penyewaan pesawat dan jasa penerbangan berjadwal, dari Rp 221,83 miliar pada 2011 menjadi Rp 269,28 miliar pada tahun 2012. Naik 21,39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan usaha dari Contract Charter meningkat 23,45% dari Rp 205,62 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 253,84 miliar pada tahun 2012. Pendapatan usaha dari Spot Charter menurun 32,07% dari Rp 16,12 miliar pada 2011 menjadi Rp 10,95 miliar pada tahun 2012. Jasa penerbangan berjadwal tahun 2012 menyumbangkan pendapatan usaha sebesar Rp 4,48 miliar, sementara tahun sebelumnya tidak memberi pendapatan usaha. Sebaliknya, Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat tahun ini tidak menyumbang pendapatan usaha setelah tahun sebelumnya meraih Rp 89,12 juta.
Operating Revenue In 2012, the Company posted an increase of total operating revenues, acquired from aircraft charter services and scheduled airlines services, from Rp 221.83 billion in 2011 to Rp 269.28 billion in 2012. An increase of 21.39% compared to the previous year. The operating revenues from Contract Charter increased by 23.45% from Rp 205.62 billion in 2011 to Rp 253.84 billion in 2012. The operating revenues from Spot Charter decreased by 32.07% from Rp 16.12 billion in 2011 to Rp 10.95 billion in 2012. Scheduled airline service in 2012 contributed revenue of Rp 4.48 billion, while the previous year did not generate revenue. On the contrary, aircraft repair and maintenance services did not generate revenue after the previous year reached Rp 89.12 million.
Beban Operasional dan Rugi Usaha Beban langsung operasional meningkat 13,46% menjadi Rp 187,56 miliar dari Rp 165,30 miliar tahun 2011. Beban usaha meningkat 28,07% dari Rp 73,37 miliar tahun 2011 menjadi Rp 93,96 miliar tahun 2012. Pada tahun ini Perseroan mencatat rugi usaha sebesar Rp 12,24 miliar, sementara pada tahun 2011 kerugian tercatat Rp 16,84 miliar, menurun 27,33%.
Operational Expenses and Loss Direct operating cost increased by 13.46% to Rp 187,56 billion from Rp 165.30 billion in 2011. Operating expenses increased by 28.07% from Rp 73.37 billion in 2011 to Rp 93.96 billion in 2012. The Company posted an operational loss of Rp 12.24 billion in 2012, while in 2011 posted a loss of Rp 16.84 billion, a decrease of 27.33%.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
EBITDA Pada tahun 2012, Perseroan mencatat penurunan Likuiditas yakni 3,72% dari Rp 24,96 miliar tahun 2011 menjadi Rp 24,03 miliar pada tahun 2012, karena adanya kenaikan beban langsung dan beban usaha.
EBITDA (Earnings before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) The Company’s liquidity in 2012 posted a decrease of 3.72% from Rp 24.96 billion in 2011 to Rp 24.03 billion in 2012 due to the increase of operating cost and direct cost.
Penghasilan Lainnya (Beban) Pada tahun 2012, Perseroan mencatat kerugian selisih kurs sebesar Rp 9,74 miliar, dan dari beban pembiayaan sebesar Rp 26,67 miliar. Pada tahun 2011, kerugian dari selisih kurs dan beban pembiayaan masing-masing tercatat sebesar Rp 0,68 miliar dan Rp 23,57 miliar.
Other Income (Charges) In 2012, the Company recorded other losses from foreign exchanges, amounted to Rp 9.74 billion, and from financing cost of Rp 26.67 billion. In 2011, losses from foreign exchanges and financing cost amounted to Rp 0.68 billion and Rp 23.57 billion, respectively.
Rugi Bersih Peningkatan pendapatan usaha tahun 2012 menyebabkan terjadinya penurunan rugi bersih dibandingkan dengan 2011. Rugi bersih tahun 2012 tercatat sebesar Rp 32,82 miliar, sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 33,55 miliar.
Net Loss The increase of operating income in 2012 lead to decrease of net loss compared to 2011. Net loss in 2012 amounted to Rp 32.82 billion, lower than the previous year, which amounted to Rp 33.55 billion.
Aktiva Per tanggal 31 Desember 2012, aset Perseroan tercatat sebesar Rp 730,93 miliar pada tahun 2012, mengalami kenaikan sebesar 22,03% dibandingkan dengan Rp 598,98 milyar pada tahun 2011.
Assets As of 31 December 2012, the Company’s assets were recorded at Rp 730.93 billion in 2012, significantly increased by 22.03% compared with Rp 598.98 billion in 2011.
Aktiva Lancar Aktiva lancar Perseroan meningkat signifikan 83,64% dari Rp 155,79 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 286,09 miliar pada tahun 2012.
Current Assets The Company current assets increased significantly by 83.64% from Rp 155.79 billion in 2011 to Rp 286.09 billion in 2012.
Aktiva Tidak Lancar Pada tanggal 31 Desember 2012, aktiva tidak lancar tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,37% dari Rp 443,18 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 444,84 miliar pada tahun 2012.
Non-Current Assets As of 31 December 2012, non-current assets posted an increase of 0.37% from Rp 443.18 billion in 2011 to Rp 444.84 billion in 2012.
Liabilitas Pada tahun 2012, Perseroan mencatat kenaikan liabilitas sebesar 42% menjadi Rp 557,08 miliar dari Rp 392,31 miliar pada tahun 2011. Kenaikan ini terjadi karena peningkatan jumlah liabilitas jangka pendek dan jumlah liabilitas jangka panjang.
Liabilities In 2012, the Company posted an increase of liabilities of 42% to Rp 557.08 billion from Rp 392.31 billion in 2011. The increase was attributable to the increase of both total current liabilities and total non-current liabilities.
Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas Perseroan mengalami penurunan dari Rp 206,67 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 173,85 miliar pada tahun 2012. Penurunan ini terjadi karena meningkatnya saldo defisit yang belum ditentukan penggunaannya dari sebesar Rp 146,22 miliar tahun 2011 menjadi Rp 179,04 miliar tahun 2012.
Equity As of 31 December 2012, equity decreased from Rp 206.67 billion in 2011 to Rp 173.85 billion in 2012. Such decrease was attributable to the increase of unappropriated retained deficit of Rp 179.04 billion, higher than 2011, which was Rp 146.22 billion.
PT Indonesia Air Transport Tbk
37
Sumber Daya Manusia Human Resources
38
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Do More With Less Do More With Less
Untuk mempertahankan pertumbuhan usahanya, Perseroan terus berupaya membangun sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas yang tepat dan sesuai kebutuhan. Sejalan dengan hal tersebut, fungsi dasar HRD adalah mempekerjakan karyawan, mengembangkan kapasitas mereka, memanfaatkan dan memelihara serta memberi kompensasi atas jasa mereka sesuai dengan pekerjaan dan kebutuhan organisasi. To maintain its business growth, the Company continues to strive in having the right quantity and the right quality of human resources. In line with that, the basic function of our Human Resources Department is to employ people, develop their capacities, utilize, maintain and compensate their services in accord with the job and our organizational requirement.
PT Indonesia Air Transport Tbk
39
Sumber Daya Manusia Human Resources
Kami menyadari di tengah persaingan industri penerbangan saat ini, peningkatan efisiensi operasional semakin diperlukan. Dengan menyelaraskan tujuan Departemen HRD dengan tujuan bisnis Perseroan secara keseluruhan, maka kami akan mampu menyiapkan suatu strategi pengembangan sumber daya manusia yang efektif dan dapat mendukung sepenuhnya operasional Perseroan dalam mencapai tujuannya.
We realize the ever-growing importance of optimizing our job efficiency amid today’s competition of airline industry. By aligning our human resources department goals with the Company’s overall business goals, then we can prepare an effective human resource strategy that can fully support the Company’s operational in attaining its objective.
Dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dan internal, program pengembangan SDM yang kami lakukan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi operasional sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah membangun SDM yang mampu melakukan lebih banyak dengan menggunakan sumber daya lebih sedikit (do more with less). Itu sebabnya kami memfokuskan upaya untuk merekrut dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan tidak mengandalkan kuantitas. Kami yakin bahwa sumber daya berkualitas dengan kemampuan multitasking akan berperan penting dalam peningkatan daya saing perseroan.
Putting the external and internal condition into our consideration, our human resource development program is aimed to increase efficiency of our day-to-day operation. The goal that we set is to build human capital that can do more with less. With this strategy applied, we are now focusing our effort in recruiting and developing quality human resource, rather than relying on the quantity. We firmly believe that multitasking and quality human resources are instrumental to increase the competitive edge of our Company.
Sebagai bagian dari upaya kami dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, kami menerapkan Competency Based Human Resources Management or CBHRM. Kata kompetensi di sini diartikan sebagai kemampuan, keterampilan, pengetahuan, motivasi atau sifat yang diperlukan dari karyawan untuk mencapai kinerja yang sukses. Dengan menggunakan pendekatan ini, kami melakukan standarisasi dan mengintegrasikan semua aktivitas SDM berdasarkan kompetensi yang dimiliki karyawan, sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi. Sebelum membuat perencanaan aktivitas strategis dalam pengembangan SDM, kami terlebih dahulu menilai kapasitas SDM yang kami miliki saat ini dan dibandingkan dengan kebutuhan Perseroan dalam mencapai tujuan visi, misi dan bisnis organisasi.
As part of our efforts in creating quality human resources, we implement a Competency Based Human Resources Management or CBHRM. Here, the word competency is defined as observable abilities, skills, knowledge, motivations or traits needed for successful job performance. Using this approach, we standardize and integrate all human resource activities based on employee competency in such a way that can support organizational objectives. Prior to drawing a strategic human resource activity plan; we need to assess our current human resource capacity against the capacity needed to achieve the vision, mission and business goals of the organization.
Sebagai bagian dari upaya kami dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, kami menerapkan Competency Based Human Resources Management (CBHRM). As part of our efforts in creating quality human resources, we implement a Competency Based Human Resources Management (CBHRM).
40
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Strategi Rekrutmen Kami menyadari pentingnya proses rekrutmen untuk mendapatkan SDM terbaik untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat. Dengan mengacu pada struktur organisasi saat ini, proses perekrutan diarahkan untuk mengisi kebutuhan fungsional organisasi dengan personil berkualifikasi sesuai.
Recruitment Strategy We are aware of the importance of good recruitment in this tight business competition to get the best human resources. Referring to the current organization structure, the recruitment process is directed to fill the functional needs of our organization with suitably qualified persons.
Strategi perekrutan aircrew (pilot, awak kabin, teknisi dan dukungan operasional) yang kami lakukan terbagi menjadi:
Our recruitment strategy for aircrew (pilot, cabin crew, technician and operational support) is divided into the followings:
1. Direct Entry Perseroan merekrut tenaga yang berpengalaman dan berkualitas yang dibutuhkan untuk operasional Perseroan. 2. Kadet Perseroan merekrut tenaga muda namun potensial untuk kemudian memberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan untuk penggunaan operasional di masa depan.
1. Direct Entry We recruit experienced and qualified personnel needed for our operation. 2. Cadet We recruit fresh yet potential personnel and provided them with necessary training and education for future operational use.
Dengan mengkombinasikan kedua pendekatan ini, Perseroan dapat mempertahankan SDM yang memadai dan dapat diandalkan, tanpa mengesampingkan efisiensi biaya.
The combination of both approaches provides us with a way to maintain adequate and reliable human resources while maintaining cost efficiency.
Untuk menghindari kekurangan staf operasional akibat kejadian tak terduga dan tiba-tiba, Perseroan menerapkan continuous job opening policy dimana kami membuka lowongan sepanjang tahun untuk staf operasional sehingga kami memiliki pool of applicant untuk mengisi kekosongan di masa depan. Ketika terjadi kekosongan posisi, kami akan meninjau file para pelamar tersebut dan memanggil mereka untuk wawancara.
To avoid shortage of operational staff due to sudden unexpected occurrences, the Company adopted a continuous job opening policy. We accept applications all year through for operational staff to build a pool of applicant for possible future vacancies. Once a position comes available we then review applications on file and summon the applicant for an interview.
Selain itu, kami juga mengadakan kerjasama dengan sejumlah sekolah penerbangan untuk mendapatkan kandidat-kandidat program kadet. Untuk posisi lainnya, kami melakukan proses rekrutmen melalui acara job fair atau menawarkan program magang kerja di berbagai universitas terkemuka di Indonesia.
In addition, we also entered into collaboration with a number of flights school to provide us with candidates for cadet program. While for other positions, we may hire the candidates through job fair or internship program in many prominent universities in Indonesia.
Pendidikan dan Pelatihan Kami juga menekankan pentingnya program pengembangan dan pelaksanaan pelatihan awak kabin, pilot dan ground-staff. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi awak pesawat, Perseroan mewajibkan mereka menjalani pelatihan berkala, menghadiri seminar, atau lokakarya di dalam negeri maupun di luar negeri.
Education and Trainings We also put an emphasis on the development and implementation of training for cabin crews, pilots and ground staff. To maintain and improving the qualification and competence of our aircraft crew, they are required to undergo periodic trainings, attending seminars, workshop in the country or abroad.
PT Indonesia Air Transport Tbk
41
Sumber Daya Manusia Human Resources
42
Untuk pilot baru dan mekanik, Perusahaan memberikan pelatihan awal dan pelatihan simulator untuk pilot. Sedangkan untuk aircrew, Perseroan senantiasa melakukan pelatihan wajib dan berulang secara periodik.
For new pilot and mechanics, the Company conducted initial training and simulator training for pilot. For existing aircrew, the Company conducted mandatory regular recurrent training sessions.
Jenis-jenis pelatihan yang disyaratkan oleh peraturan penerbangan dari Pemerintah adalah sebagai berikut:
The types of training required by the government aviation regulation are as follows:
1. Pelatihan Dasar Pesawat/Helikopter Pelatihan dasar bagi pilot pesawat/helikopter dilakukan setiap kali pesawat/helikopter baru datang untuk memperkuat armada Perseroan. Pelatihan ini dilakukan sekali untuk setiap pesawat/helicopter yang dimiliki Perseroan. Biasanya diikuti dengan pelatihan menggunakan simulator, alat bantu yang mampu mensimulasi kondisi yang mendekati kondisi aktual atau operasional.
1. Basic Training for Aircraft / Helicopter Basic training for aircraft /helicopter is conducted for pilots every time a new aircraft/helicopter came to strengthen our fleet. This type of training is done once for each type ofaircraft/helicopter owned by the Company. The training usually is followed by training with simulator, an apparatus that generates conditions approximating actual or operational conditions.
2. Pelatihan Berulang Untuk mematuhi peraturan, Perseroan mengadakan pelatihan berulang wajib setiap enam bulan untuk pilot fixed wing dan sekali setiap tahun untuk pilot helikopter. Untuk pesawat/ helikopter yang memiliki simulator, maka pelatihan dilakukan menggunakan simulator. Sedangkan untuk pesawat/ helikopter yang tidak memiliki simulator, maka pilot berlatih dengan pesawat/helikopter sebenarnya.
2. Recurrent Training To comply with the regulation, the Company held mandatory recurrent training once every six months for fixed wing pilots and once every year for helicopter pilots. For aircraft/helicopter that has simulator, the training is conducted in simulator. While for aircraft/helicopter that has no the simulator, the pilots trains with the real aircraft/helicopter.
Perseroan melaksanakan pelatihan simulator berulang di Pusat Pelatihan yang memiliki sertifikasi Federal Aviation Administration (FAA) atau Joint Aviation Authorities (JAA), seperti misalnya Flight Safety International, Malaysian Airlines Training Centre, ATR Training Centre, dan Helisim-France.
Our simulator trainings are always conducted in experienced Training Centers certified by the Federal Aviation Administration (FAA) or Joint Aviation Authorities (JAA), such as Flight Safety International, Malaysian Airlines Training Centre, ATR Training Centre, and Helisim-France to conduct Pilot Recurrent Training.
3. Pelatihan Manajerial Pelatihan manajerial diberikan setahun sekali untuk pilot dan pramugari dan dilakukan di dalam negeri. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, komunikasi, kepemimpinan, kemampuan mengambil keputusan, dan pengelolaan stres.
3. Managerial Training Managerial training is conducted once a year for pilots and stewardess in the country. The objective of this training is to improve efficiency, communication, leadership, decision making and stress management.
4. Pelatihan Human Factor Pelatihan ini dilakukan di Indonesia sekali dalam dua tahun dan dirancang khusus bagi mekanik pesawat untuk menghindari terjadinya kesalahan manusia dan untuk mempromosikan kerja sama tim di antara para mekanik.
4. Human Factor Training Conducted in Indonesia once in two years, human factor training is designed especially for mechanics to avoid the potential human error that are likely to occur and to promote teamwork among mechanics.
5. Helicopter Underwater Escape & Sea Survival (HUET) Pelatihan Helicopter Underwater Escape & Sea Survival (HUET) adalah pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan survival individu untuk bertahan hidup saat helikopter melakukan pendaratan darurat di air. Dilakukan dua tahun sekali di Indonesia, pelatihan ini meliputi penyelamatan di bawah permukaan air dan pelatihan bertahan hidup di laut.
5. Helicopter Underwater Escape & Sea Survival (HUET) Helicopter Underwater Escape & Sea Survival (HUET) is designed to improve an individual’s chance of surviving a helicopter ditching. Conducted once in two years in Indonesia, this training includes practical application of underwater escape training and sea survival training.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
6. Pelatihan Darurat Dilakukan sekali setiap dua tahun, Pelatihan Darurat ditujukan agar karyawan dapat memberi respon yang terlatih dan terorganisir dalam menghadapi situasi daurat, yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Pelatihan ini juga membantu aircrew untuk menyegarkan pelatihan P3K mereka.
6. Emergency Drill And Training Conducted once every two years, Emergency Drill And Training has the objective of preparing a well-trained and organized response to situations of great difficulty, which may unexpectedly threaten loss of life of passengers. This training helps the aircrew to refresh their first aid care training.
7. Latihan Kebakaran Latihan kebakaran bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan aircrew dalam mengatasi kebakaran yang terjadi di bagian dalam atau luar pesawat/ helikopter. Pelatihan ini juga dilakukan dua tahun sekali.
7. Fire Drill Fire Drill training is intended to develop knowledge and skill of aircrew in handling fire extinguisher in the event of fire in and out of aircraft/helicopter. This training is also conducted once in two years.
8. Pelatihan Peraturan Barang Berbahaya Pelatihan Peraturan Barang Berbahaya adalah pelatihan wajib yang dilaksanakan setahun sekali dengan tujuan mempersiapkan pilot dan aircrew dalam mengidentifikasi dan menangani barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan penumpang.
8. Dangerous Goods Regulations Training Dangerous Goods Regulations Training is a mandatory training conducted once in a year, with the objective of preparing pilots and aircrew in identifying and handling dangerous goods for the safety of passengers.
PT Indonesia Air Transport Tbk
43
Sumber Daya Manusia Human Resources
9. Pelatihan Pengetahuan Dampak Angin Pelatihan ini yang dilaksanakan setahun sekali ini ditujukan untuk pilot Fixed Wing dan Rotary Wing agar para pilot mendapat pengetahuan tentang fenomena cuaca, angin di area landasan pada saat tinggal maupun mendarat.
9. Winshear Training The main objective of windshear training is to train pilot (fixedwing or rotary-wing) to take aircraft through wind shear safely and avoiding turbulence. Conducted once a year, this training provides pilot with knowledge over weather phenomena and wind during take-off or landing.
10. Pelatihan Kemanan Penerbangan Pelatihan setahun sekali ini wajib diikuti oleh pilot, pramugari, mekanik, staf operasional maupun petugas station/bandara dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang barang ataupun benda (security item) yang dapat mengancam keamanan pesawat. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman keamanan dan menjamin agar pesawat dalam keadaan aman untuk terbang.
10. Aviation Security Training Aviation Security Training is a mandatory training for all aircrew (pilots, stewardess, mechanics), operational staff, and airport officers. Conducted once a year, this training provides necessary knowledge about civil aviation prohibited items, things and materials that might pose threat to flight safety.
Statistik Karyawan Jumlah karyawan Perseroan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan operasional dan jumlah pesawat udara yang dioperasikan Perseroan, dengan mengacu pada ketentuan umum ketenagakerjaan dan regulasi penerbangan, terutama untuk pilot, awak kabin, staf operasional dan mekanik.
Employee Statistic The number of employee changes from time to time to adjust with the Company’s operational needs and number of aircraft operated, by referring to the general provisions of employment and to flight regulation, especially for pilots, cabin crew, operational staff and mechanic.
Sampai dengan Desember 2012, Perseroan memiliki total karyawan 311 orang, yang terdiri dari pilot, awak kabin, staf operasional, mekanik, supervisor, lini depan, back office dan lainnya.
Until December 2012, the Company had a total employee of 311 persons, comprising pilots, cabin crew, operational staff, mechanic, supervisor, front liners, back office staffs and many others.
Jumlah Karyawan per 31 Desember 2012 The Total Employees per 31 December 2012
Jabatan Position
%
Direksi/Directors
2
0.64
Penanggungjawab Keuangan / Chief Financial Officer
1
0.32
Penanggungjawab Operasi / Chief Operational Officer
1
0.32
Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
1
0.32
Manajer / Manager
9
2.90
Pilot Rotary Wing / Rotary Wing Pilot
23
7.40
Pilot Fixed Wing / Fixed Wing Pilot
44
Jumlah Quantity
19
6.11
Penyelia, Staf dan Lain-lain / Supervisor, Staffs, etc
255
81.99
Jumlah / Total
311
100.00
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Kami percaya aksi korporasi dan strategi bisnis yang dilakukan Perseroan pada tahun 2012 akan meletakkan dasar yang kuat bagi pertumbuhan bisnis kami di tahun 2013. We expect that our corporate actions and business strategy in 2012 laid a strong fundamental for our business growth in 2013.
PT Indonesia Air Transport Tbk
45
Gunung Bromo, Jawa Timur Bromo Mountain, East Java
46
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Tata Kelola Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Good Corporate Governance and Corporate Social Responsibilities
PT Indonesia Air Transport Tbk
47
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Kami berkomitmen untuk menerapkan standar tertinggi dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik karena hal ini merupakan dasar bagi Perseroan untuk membangun profesionalisme, serta menumbuhkan kepercayaan, keyakinan dari para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya. We are committed to the highest standards of good corporate governance as it forms the basis for the Company to build trust, confidence and professionalism with our stakeholders and the public at large.
48
Hal Ini menjadi bagian integral Perseroan saat bertransaksi dan berinteraksi dengan pelanggan, mitra bisnis, vendor, regulator dan investor. Kami juga senantiasa mematuhi semua pedoman peraturan yang berlaku di industri penerbangan.
This has become an integral part on the conduct of dealings and interactions with customers, business partners, vendors, regulators and investors. We are also in full compliance of all regulatory guidelines prevailing in aviation industry.
Tujuan Dalam pengelolaan bisnis, kami senantiasa menjunjung tinggi profesionalisme dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku. Tujuan penerapan prinsip GCG di Perseroan adalah: 1. Meningkatkan kinerja melalui supervisi dan pemantauan kinerja manajemen. 2. Meningkatkan keterbukaan informasi dan akuntabilitas manajemen kepada pemegang saham. 3. Meningkatkan nilai saham dan citra perusahaan.
Objectives In managing our business, we are always upholding professionalism and complying with the prevailing laws and regulations. The objectives of the implantation of GCG principles in the Company are: 1. Improving performance through supervision and monitoring management performance. 2. Improving information disclosure and accountability of management to shareholders. 3. Increasing shares value and corporate image.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada Dewan Direksi (BOD) dan/atau Dewan Komisaris (BOC) dengan batas-batas yang ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar.
General Meeting of Shareholders (GMS) The General Meeting of Shareholders (GMS) is company apparatus holding the authority that is not delegated to the Board of Directors (BOD) and/or Board of Commissioners (BOC) with boundaries set forth in prevailing laws and/or Articles of Association.
RUPS Tahunan merupakan forum dimana Direksi dan Dewan Komisaris menyajikan Laporan Kinerja Perseroan kepada para pemegang saham. Di antara wewenang yang dimiliki oleh RUPS adalah pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi dan mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi.
Annual GMS is a forum in which the BOD and BOC present the Company’s Performance Reports to the shareholders. Amongst the authority held by the GMS are appointment and discharge of members of the BOC and BOD, determining the remuneration for the BOC and BOD and evaluating the performance of the BOC and BOD.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Pada tanggal 27 April 2012, Perseroan menyelenggarakan RUPS Tahunan (RUPST) dengan hasil keputusan rapat sebagai berikut:
On April 27, 2012, IAT held Annual GMS (AGMS) with the resolution as follow:
1. Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sekaligus memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan (acquit et de charge) atas tindakan-tindakan pengurusan dan pengawasan terhadap Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin di dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan. 3. Menyetujui dan menetapkan tidak ada pembagian deviden untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. 4. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang ada untuk tetap menjabat sampai berakhirnya masa jabatan mereka sesuai anggaran dasar Perseroan, yakni pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-5 (kelima) setelah tanggal pengangkatan mereka. 5. a. Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas buku Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012; dan b. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium serta persyaratan lain sehubungan dengan penunjukan dan pengangkatan Akuntan Publik tersebut. 6. Memberikan wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan keputusan Rapat ini termasuk tetapi tidak terbatas pada membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani segala akta dihadapan Notaris sehubungan dengan keputusan Rapat ini.
1. To approve and accept the 2011 Annual Report for the fiscal year ended 31 December 2011. 2. To validate the Company’s Annual Report for the fiscal year ended December 31, 2011 and to acquit and discharge the Board of Directors and Board of Commissioners of all responsibilities in the management and supervision activities for the fiscal year ended 31 December 2011, provided such activities are disclosed in the Company’s Annual Report and Financial Statement.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Pada tanggal 27 April 2012, Perseroan juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang memutuskan:
Extraordinary General Meeting of Shareholder On 27 April 2012, the Company also held Extra Ordinary General Meeting of Shareholders (E-GMS) with the resolutions:
1. a. Menyetujui pemberian jaminan oleh Perseroan, baik berupa jaminan perusahaan (corporate guarantee) yang akan diberikan oleh Perseroan maupun jaminan dalam bentuk aset-aset tertentu dari Perseroan yang merupakan seluruh maupun sebagian besar harta kekayaan yang dimiliki Perseroan untuk menjamin pinjaman dari pihak ketiga dalam jumlah yang dianggap baik oleh Direksi Perseroan;
1. a. To approve the warrant granting by the Company, either in a form of corporate guarantee which will be provided by the Company as well as guarantee in a form of certain assets of the Company which is the whole or most of the assets owned by the Company to warrant a third party loan in the amount considered good by the Board of Directors;
b. Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemberian jaminan oleh Perseroan berupa jaminan perusahaan (Corporate guarantee) maupun jaminan dalam bentuk aset-aset tertentu dari Perseroan yang merupakan seluruh maupun sebagian besar harta kekayaan yang dimiliki Perseroan untuk menjamin pinjaman dari pihak ketiga dalam jumlah yang dianggap baik oleh Dewan Komisaris.
b. To grant authority to the Board of Directors upon the approval from the Board of Commissioners to take any necessary action related to the warrant granting in a form of corporate guarantee or certain assets of the Company, which is the whole or most of the assets owned by the Company to warrant a third party loan in the amount considered good by the Board of Commissioners.
3. To approve and determine not to distribute dividend for the fiscal year ended December 31, 2011. 4. The current members of the Board of Commissioners and the Board of Directors Perseroan remain on their position until the expiry of their tenure according to the Company’s Articles of Association, at the closing of the 5th (fifth) Annual GMS after their appointment date. 5. a. To grant authority to the Board of Directors upon the approval from the Board of Commissioners to appoint Public Accountant Office to audit Company’s book for the Fiscal Year ended 31 December 2012; and b. To grant authority to the Board of Commissioners to determine the honorarium and other requirement related to the appointment of the Public Accountant. 6. To grant authority and power of attorney with substitution rights to the Board of Directors to take any action concerning the resolutions from this meeting, including but not limited to making or requesting to be draft or sign any deeds in the presence of Notary regarding this Meeting decision.
PT Indonesia Air Transport Tbk
49
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
50
2. a. Menyetujui Penerbitan Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP). b. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan dalam rangka pelaksanaan penerbitan EMSOP termasuk penerbitan saham-saham baru dalam Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan EMSOP dengan menerbitkan hak opsi yang dapat dikonversi menjadi saham Perseroan dengan jumlah setinggi-tingginya adalah sebesar 1,2% dari keseluruhan modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan. c. Menyetujui untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan antara lain untuk melakukan perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perseroan yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD dalam rangka pelaksanaan Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP), dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal, Peraturan Bursa Efek Indonesia serta peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
2. a. To approve the issuance of Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP). b. To grant authority and power of attorney to the Board of Commissioners regarding the issuance of EMSOP, including issuance of new shares related to the EMSOP by issuing option rights which is allowed to convert into stock option rights, at the maximum of 1.2% of the Company total shares issued and fully paid.
3. a. Menyetujui untuk melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dalam rangka penambahan modal kerja Perseroan yaitu dengan menerbitkan setinggi-tingginya 10% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.D.4. b. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dalam rangka pelaksanaan penambahan modal kerja Perseroan melalui peningkatan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut diatas, termasuk tetapi tidak terbatas dalam menentukan harga pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. c. Menyetujui untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan antara lain untuk melakukan perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perseroan yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD dalam rangka penambahan modal kerja Perseroan dengan memperhatikan ketentuan Pasar Modal, Peraturan Bursa Efek Indonesia serta peraturan perundang- undangan Republik Indonesia.
3. a. To approve the additional paid-up capital without pre-emptive rights for additional working capital of the Company by issuing at maximum 10% from total issued and paid-up capital pursuant to the Bapepam - LK Rules No. IX.D.4.
4. Memberikan wewenang dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan keputusan Rapat ini termasuk tetapi tidak terbatas pada membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani segala akta dihadapan Notaris sehubungan dengan keputusan Rapat ini termasuk mengenai Perubahan dan penyesuaian perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan untuk memohon persetujuan dan/atau memberitahukan perubahan Anggaran Dasar tersebut kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
4. Granting authority and power with the right of substitution to the Board of Directors to perform any action in connection with the meeting’s decision, including but not limited to making or asking to be made and to sign any deed of Notary in connection with the decision of this meeting include the changes and adjustments and amendments to the Articles of Association to apply for approval and/or notify the amendment to the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
c. To approve the amendment of the Company’s Articles of Association, among others to amend and adjust the Articles of Association directly linked to the additional paid-up capital without pre-emptive rights, in the implementation of Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP), with due regard to the Capital Market regulations, Indonesia Stock Exchange regulations and the Laws of Republic of Indonesia.
b. To grant authority and power of attorney to the Board of Commissioners for the addition of the Company’s working capital through capital increase without pre-emptive rights, including but not limited to determine the exercise price of capital increase without pre-emptive rights.
c. Agreed to make amendment to the Articles of Association of the Company, among others to make changes and adjustments to the Company’s Articles of Association that are directly related to the increase of the capital without pre-emptive rights in order to increase the working capital of the Company with due observance to the Capital Market or Indonesia Stock Exchange Regulations and other prevailing legislation of the Republic Indonesia.
Hasil keputusan RUPST dan RUPSLB tersebut telah dilaporkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK) sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan Pasar Modal. Hasil keputusan juga diumumkan kepada masyarakat melalui media massa sebagai bentuk keterbukaan informasi publik.
The results from the AGMS and EGMS has been reported to the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution (Bapepam-LK) as a form of capital market regulatory compliance. The decision was announced to the public through the mass media as a form of public disclosure.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris melaksanakan tugasnya mengawasi kebijakan Direksi dalam pengelolaan Perseroan, termasuk mengawasi pelaksanaan Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran, keputusan RUPS, dan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan, dan sesuai dengan tujuan Perseroan, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan secara khusus sesuai dengan Anggaran Dasar, peraturan yang berlaku, dan /atau keputusan RUPS.
The Board of Commissioners The Board of Commissioners carries out its duties of supervising the policies of the Board of Directors in the management of the Company, including to supervise the implementation of LongTerm Plan, the Work Plan and Budget, resolutions of the GMS, and prevailing regulations, for the interest of the Company, and in accordance with the objective and goal of the Company, and to carry out any other tasks specifically given in accordance with the Articles of Association, prevailing regulations, and/or the resolutions of the GMS.
Anggaran Dasar mensyaratkan Dewan Komisaris untuk mengadakan rapat setidaknya sekali setiap bulan, dan Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi untuk menghadiri rapat. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris mengadakan 24 kali rapat, 12 diantaranya adalah pertemuan internal dan 12 lainnya dihadiri oleh Dewan Direksi.
The Articles of Association stipulates that the Board of Commissioners meets at least once every month, and the Board of Commissioners may invite the Board of Directors to attend the meeting. During 2012, the Board of Commissioners held 24 meetings, 12 of them is internal meeting and 12 others were attended by the Board of Directors.
Susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
The composition of the Board of Commissioners is as follow:
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris / President Commissioner Komisaris / Commissioner Komisaris Independen / Independent Commissioner
HARY TANOESOEDIBJO DARMA PUTRA W. IR. MUHAMMAD BUDI RUSTANTO
Direksi Direksi memiliki tanggung jawab utama mengelola Perseroan sesuai dengan sasaran dan tujuan Perseroan. BOD juga bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap tindakannya yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan. Sebagai organ Perusahaan, Direksi melaksanakan tugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam pengelolaan Perseroan. Setiap Direktur melakukan tugas dan membuat keputusan sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan.
The Board of Directors The Board of Directors has primary responsibility to run the Company’s business in accordance to the goals and objectives of the Company. BOD also in charge of implementing GCG principles in every conducts related to the management of the Company. As a Company organ, the Board of Directors carries out its duties and is collectively responsible in the management of the Company. Each Director performs the duties and makes decisions in accordance with the assigned duties and authority.
Rapat Direksi diatur dalam Anggaran Dasar, rapat harus diadakan secara berkala, setidaknya sekali dalam setiap bulan, dan dapat mengundang Dewan Komisaris. Rapat Direksi juga dapat diadakan apabila dianggap perlu. Selama 2012, rapat Direksi dilakukan sebanyak 24 kali, yang terdiri dari 12 pertemuan internal dan 12 kali rapat gabungan Direksi dan Komisaris.
Meeting of the Board of Directors is also regulated in the Articles of Association, the meeting should be held regularly, at least once in every month, and the meeting may invite the Board of Commissioners. Meeting of the Board of Directors can also be held whenever deemed necessary. During 2012, meetings of the Board of Directors was conducted as many as 24 times, consisting of 12 internal meetings and 12 joint meetings of the Board of Directors and Commissioners.
PT Indonesia Air Transport Tbk
51
Susunan Susunan Direksi adalah sebagai berikut:
The composition of the Board of Directors is as follows:
Direksi Board of Directors Presiden Direktur / President Director Direktur / Director
52
Syafril Nasution Juwono Kolbioen
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Seluruh Komisaris dan Direksi berhak menerima honorarium bulanan, tunjangan dan fasilitas lain yang ditentukan besarnya oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Setiap anggota Direksi berhak atas gaji bulanan, bonus, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Jumlah remunerasi dan prosedur mekanisme yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh pemegang saham melalui RUPS dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan.
Remuneration of the Board of Commissioners and Directors All Commissioners and Directors are entitled of monthly honorarium, allowances and other facilities determined by the shareholders in General Meeting of Shareholders (GMS). Every Director entitled of monthly salary, bonus, allowance, and other facilities. The amount of remuneration and the mechanism procedure given to the Board of Commissioners and Directors established by the Shareholders through GMS taking into account the statutory provisions.
Komite Audit Komite Audit merupakan pihak independen yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pengawasan Perseroan, dengan cara memberikan pendapat atas laporan yang disampaikan oleh Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal melalui idenifikasi hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.. Hal ini sesuai peraturan BapepamLK No. Kep-29/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksaanan Kerja Komite Audit.
Audit Committee The Audit Committee is an independent party established by the Board of Commissioners to provide assistance in conducting supervisory duties by giving professional opinion on reports submitted by by the Directors, Internal and External Auditor. This is in compliance withBapepam-LK Regulation No.Kep-29/2004 regarding Establishment and Guideline Work Implementation of Audit Committee.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
Dalam pengelolaan bisnis, kami senantiasa menjunjung tinggi profesionalisme dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku. In managing our business, we are always upholding professionalism and complying with the prevailing laws and regulations.
Komite Audit bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris sebagai pengawas Perseroan, Adapun hal-hal yang menjadi tugas Komite Audit sebagai berikut: a. Melakukan penelahaan atas laporan keuangan, proyeksi dan laporan keuangan lainnya yang dikeluarkan oleh Perseroan. b. Menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan seperti di bidang Pasar Modal, penerbangan dan lainnya. c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan fungsi Audit Internal. d. Memantau sistem pengendalian internal melalui pertemuan regular. e. Melakukan penelahaan pengelolaan risiko usaha dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.
Audit Committee answers to the Board of Commissioners as controller. The Audit Committee’s responsibilities are as follows:
Susunan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:
The composition of the Audit Committee is as follows:
a. Reviewing the Company’s financial reports and projections. b. Reviewing the Company’s compliance to the statuary provision related to the Company’s activities. c. Reviewing the execution of Internal Audit functions d. Reviewing the internal control system through discussion on a regular basis. e. Reviewing the business risk management and the implementation of risk management by the Directors.
Komite Audit Audit Committee Ketua / Chairman Anggota / Members
Selama tahun 2012 Komite Audit telah melakukan penelahaan informasi keuangan Perseroan dan kegiatan operasional Perseroan serta fungsi pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku melalui pembahasan-pembahasan secara berkala dengan Manajemen Perseroan.
M. Budi Rustanto Wandhy Riady Nul Zulhadi
During 2012, the Audit Committee has reviewed the Company’s financial statement, and operational activities, as well as conducting the supervision function in accordance with the applicable regulations through discussion on a regular basis with the Company’s Management.
PT Indonesia Air Transport Tbk
53
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
54
Adapun pembahasan tersebut meliputi: 1. Kondisi kegiatan operasional dan keuangan Perseroan yang tercermin dalam Laporan Keuangan dan laporan lainnya Manajemen Perseroan. 2. Komunikasi dengan Manajemen Perseroan, Auditor Internal dan Eksternal Auditor sehubungan dengan Laporan Keuangan Perseroan. 3. Ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional dan keuangan Perseroan. 4. Aktivitas Auditor Internal. 5. Beberapa peristiwa penting lainnya selama tahun 2012.
The discussion include: 1. The Company’s financial and operational condition as reflected in the Financial Reports and other reports of the Company’s Management. 2. Communication with the Company’s Management, Internal and External Auditor in relation to the Company’s Financial Report.
Dalam hal pembahasan maupun pengawasan oleh Komite Audit yang berkaitan dengan operasional dan keuangan Perseroan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Penyajian Laporan Keuangan yang dipublikasikan telah memenuhi asas keterbukaan dan sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan yang berlaku. b. Perseroan memiliki sistem pengendalian intern yang cukup memadai. c. Perseroan telah memiliki kebijakan dan sistem yang memadai dalam melakukan pemantauan atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Regarding the discussion or supervisory duty conducted by the Audit Committee related to the Company’s operational and financial condition, the Audit Committee reached conclusion as follows: a. Published financial statement has been prepared in compliance with the principles of transparency and presented according to the prevailing guidelines for financial report presentation. b. The Company has sufficient internal control.
Sepanjang tahun 2012, Komite audit telah melaksanakan pertemuan sebanyak 2 (dua) kali, dan tidak terdapat temuan yang bersifat material.
Throughout 2012, the Audit Committee has conducted 2 (two) meetings and there were no material findings during the year under review.
Internal Audit Perseroan memiliki Satuan Kerja Internal Audit yang telah mengikuti Keputusan Kepala Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal Nomor: KEP-496/ BL/2008. Fungsi Internal Audit adalah membantu manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan dengan melakukan evaluasi dan analisa seluruh aktifitas Perseroan.
Internal Audit The Company established an Internal Audit Unit in comply with the Decree of the Head of Bapepam-LK (Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution) concerning the Establishment and Formulation Guidelines of Internal Audit Charter No. KEP-496/ BL/2008. The Internal Audit function is to assist the management in performing the supervisory duties by evaluating and analyzing all the activities in the Company.
Struktur Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang Kepala Unit Audit Internal yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan audit, Unit Internal Audit menggunakan metodologi audit berbasis risiko (risk based audit). Dengan metodologi ini Internal Audit melakukan pemetaan terhadap semua aktivitas yang dilakukan dalam suatu proses operasional perusahaan, kemudian melakukan penilaian dan menentukan aktivitas mana yang dianggap memiliki risiko tinggi dan menjadi fokus perhatian dalam audit.
The Internal Audit Unit is lead by the Head of Internal Audit Unit reporting directly to the President Director. In the implementation of audit activities, Internal Audit Unit applies the risk based audit methodology. Using this methodology, the Internal Audit performs a mapping of all operational processes in the Companythen make an assessment and determine which activities are considered high risk and needed a focus of attention in the audit.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
3. Statuary provisions related to the Company’s operational
4. Internal Auditor activities.
5. Some other important events during 2012.
c. The Company has sufficient policies and system to monitor compliance to prevailing rules and regulation.
Program kerja unit Internal Audit tertuang dalam sebuah Program Kerja Tahunan berisi rencana program audit selama setahun yang dibedakan menjadi dua yaitu regular audit (sesuai dengan program audit tahunan) dan audit khusus (permintaan khusus dari Direksi/Komisaris).
The Internal Audit Unit work program was set forth in an Annual Work Program containing audit program plan for one year comprised regular audit (in accordance with the annual audit program) and special audit (upon request from the Director/ Commissioner).
Sekretaris Perusahaan Sebagai perusahaan terbuka, Perseroan memiliki kewajiban membentuk fungsi sekretaris perusahaan yang bertugas memastikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan pasar modal dan sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam-LK dan masyarakat. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Corporate Secretary As a public company, the Company has obligation to establish a corporate secretary function in charge of ensuring its compliance to capital market regulation and serving as liaison between the Company to Bapepam-LK and the public. Corporate secretary directly answers to President Director.
Sebagai bentuk pelaksanaan tugasnya, Sekretaris Perusahaan pada tahun 2012 telah melaksanakan: • Mengatur penyelenggaraan RUPST dan RUPSLB, keduanya tanggal 27 April 2012. • Memberikan penjelasan tentang aksi korporasi yang telah dilakukan Perseroan kepada Bapepam LK dan Bursa Efek Indonesia • Memberikan penjelasan kepada media massa mengenai aksi korporasi Perseroan.
As a form of his responsibilities, in 2012 the Corporate Secretary has:
Tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan PT Indonesia Air Transport Tbk. dijabat oleh Bapak John John Efendi. Yang bersangkutan telah menjalankan tugas terhitung sejak tahun 2012 hingga saat ini.
• Organized the AGM and EGM, both on April 27, 2012. • Provided explanation to Bapepam LK and Indonesia Stock Exchange concerning corporate actions conducted by the Company • Provided information to mass media regarding corporate actions.
The duties and functions of the Corporate Secretary of PT Indonesia Air Transport Tbk. currently held by Mr John John Efendi, effective since 2012.
John John Efendi, Lahir di Pangkal Pinang, 8 Juli 1979. Ia lulus dengan gelar di bidang Hukum dari Universitas Tarumanagara pada tahun 2003. John John Efendi memulai karir di PT Bank Central Asia Tbk. sebagai Staf Hukum (2002-2007), kemudian di PT Global Transport Services sebagai Legal Manager (2007-sekarang), kemudian bergabung dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. sebagai Legal Manager, juga untuk PT Indonesia Air Transport Tbk. (2010-sekarang). Diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan PT Indonesia Air Transport Tbk. pada Mei 2012.
Born in Pangkal Pinang, July 8, 1979, graduated with a Bachelor Degree in Law from the University of Tarumanagara in 2003. John John Efendi started career in PT Bank Central Asia Tbk. as Legal Staff (2002-2007), then in PT Global Transport Services as Legal Manager (2007-now), then joined PT Media Nusantara Citra Tbk. and concurrently at PT Indonesia Air Transport Tbk. as Legal Manager (2010-now). Appointed as Corporate Secretary at PT Indonesia Air Transport Tbk. in May 2012.
John J. E. Sekretaris Perusahaan | Corporate Secretary
PT Indonesia Air Transport Tbk
55
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
56
Hubungan Investor Kami menyadari pentingnya menjaga hubungan dengan investor dan pemegang saham, dan karena itu Perseroan berupaya untuk menyediakan pengungkapan informasi secara lengkap dan tepat waktu, termasuk kepada para pemangku kepentingan. Untuk mematuhi peraturan yang berlaku, Hubungan Investor bertanggung jawab untuk memberikan data dan informasi perusahaan kepada investor dan komunitas pasar modal.
Investor Relation We realize the importance of maintaining relationship with the investors and shareholders, and therefore the Company seeks to provide disclosure of information in complete and timely manner, including to the stakeholders. Investor Relations Unit is responsible for delivering data and corporate information to investors and capital market community to comply with the prevailing rules and regulation.
Tugas dan fungsi Hubungan Investor saat ini dipegang oleh Sekretaris Perusahaan.
The Company’s Investor Relations duties and functions are carried out by Corporate Secretary.
Keterbukaan Informasi Sebagai perusahaan publik, kami mempunyai kewajiban untuk mengelola informasi secara transparan dan mudah diakses oleh pemegang saham dan pemangku kepentingan. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan publik bagi perkembangan Perseroan.
Disclosure of Information As a public Company, we are required to have a transparent information management and conveniently accessible for shareholders and stakeholders. This is essential in earning trust and support from public for further development of the Company.
Sepanjang tahun2012, Perseroan telah menyampaikan 22 (dua puluh dua) pengungkapan informasi, di antaranya: • Surat kepada Bapepam-LK No. 001-BPPM/IAT-CORSEC/ III/12 mengenai pemberitahuan RUPS. • Surat kepada Bapepam-LK No. 004/IAT-CORSEC/III/12 mengenai penyampaian bukti iklan. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 007-BEI/IAT-PD/ II/2012 mengenai penjelasan atas volatilitas transaksi. • Surat kepada Bapepam-LK No. 007-BPPM/IAT-CORSEC/ III/12 mengenai penyampaian bukti iklan. • Surat kepada Bursas Efek Indonesia No. 008-BEI/IAT-PD/ II/2012 mengenai penjelasan atas pertanyaan bursa. • Surat kepada Bapepam-LK No. 011-BPPM/IAT-CORSEC/IV/12 mengenai panggilan RUPS. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 011-BEI/IAT-CORSEC/ IV/12 mengenai penyelenggaraan public expose. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 013-BEI/IAT-CORSEC/ IV/2012 mengenai penjelasan atas volatilitas transaksi. • Surat kepada Bapepam-LK No. 017-BPPM/IAT-CORSEC/ IV/12 mengenai penyampaian bukti iklan. • Surat kepada Bapepam-LK No. 018-BPPM/IAT-CORSEC/ IV/12 mengenai penyampaian bukti iklan. • Surat kepada Bapepam-LK No. 020-BPPM/IATCORSEC/V/12 mengenai hasil rapat umum para pemegang saham.
Throughout the year 2012, the Company has submitted 22 (twenty two) information disclosures, among others are: • Letter to Bapepam-LK No. 001-BPPM/IAT-CORSEC/III/12 regarding Notification of GMS. • Letter to Bapepam-LK No. 004/IAT-CORSEC/III/12 regarding submission of advertisement evidence. • Letter to Bursa Efek Indonesia No. 007-BEI/IAT-PD/II/2012 regarding explanation on share pricevolatility. • Letter to Bapepam-LK No. 007-BPPM/IAT-CORSEC/III/12 regarding submission of advertisement evidence. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 008-BEI/IAT-PD/II/2012 regarding explanation over the IDX inquiries. • Letter to Bapepam-LK No. 011-BPPM/IAT-CORSEC/IV/12 regarding summon to GMS. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 011-BEI/IAT-CORSEC/ IV/12 regarding public expose. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 013-BEI/IAT-CORSEC/ IV/2012 regarding explanation on share pricevolatility. • Letter to Bapepam-LK No. 017-BPPM/IAT-CORSEC/IV/12 regarding submission of advertisement evidence. • Letter to Bapepam-LK No. 018-BPPM/IAT-CORSEC/IV/12 regarding submission of advertisement evidence. • Letter to Bapepam-LK No. 020-BPPM/IAT-CORSEC/V/12 regarding GMS Resolutions.
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
• Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 023-BEI/IAT-CORSEC/ VII/12 mengenai penyampaian laporan keuangan interim yang tidak diaudit. • Surat kepada Bapepam-LK No. 026-BPPM/IAT-CORSEC/ VII/12 mengenai penyampaian bukti iklan. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 028-BEI/IAT-PD/IX/12 mengenai penjelasan atas volatilitas transaksi. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 029-BEI/IATPD/X/2012 mengenai keterbukaan informasi yang perlu diketahui publik. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 031-BEI/IATCORSEC/X/12 mengenai penyampaian laporan keuangan interim yang tidak diaudit. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 033-BEI/IATPD/V/2012 mengenai perubahan sekretaris perusahaan (corporate secretary). • Surat kepada Bapepam-LK No. 035A-BPPM/IAT-CORSEC/ XI/12 mengenai keterbukaan informasi pemegang saham tertentu. • Surat kepada Bapepam-LK No. 035-BPPM/IAT-CORSEC/ XI/12 mengenai keterbukaan informasi pemegang saham tertentu. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 036-BEI/IAT-Corsec/ XII/12 mengenai penyampaian laporan keuangan interim yang tidak teraudit. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 072-BEI/IAT-PD/XI/12 mengenai keterbukaan informasi yang perlu diketahui publik. • Surat kepada Bursa Efek Indonesia No. 082-BEI/IAT-PD/ XI/12mengenai keterbukaan informasi yang perlu diketahui publik.
• Letter to Indonesia Stock Exchange No. 023-BEI/IAT-CORSEC/ VII/12 regarding submission of unaudited interim financial statement. • Letter to Bapepam-LK No. 026-BPPM/IAT-CORSEC/VII/12 regarding submission of advertisement evidence. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 028-BEI/IAT-PD/IX/12 regarding explanation on share pricevolatility. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 029-BEI/IAT-PD/X/2012 regarding Information for Immediate Public Disclosure. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 031-BEI/IATCORSEC/X/12 regarding submission of unaudited interim financial statement. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 033-BEI/IAT-PD/V/2012 regarding the change of corporate secretary. • Letter to Bapepam-LK No. 035A-BPPM/IAT-CORSEC/XI/12 regarding information disclosure or certain shareholders. • Letter to Bapepam-LK No. 035-BPPM/IAT-CORSEC/XI/12 regarding information disclosure or certain shareholders. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 036-BEI/IAT-Corsec/ XII/12 regarding submission of unaudited interim financial statement. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 072-BEI/IAT-PD/XI/12 regarding Information for Immediate Public Disclosure. • Letter to Indonesia Stock Exchange No. 082-BEI/IAT-PD/XI/12 regarding Information for Immediate Public Disclosure.
PT Indonesia Air Transport Tbk
57
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Pada saat ini terdapat dua tuntutan yang berkembang dari masyarakat dan negara terhadap pertanggungjawaban perusahaan, yaitu tuntutan pertanggungjawaban terhadap kelestarian alam dan tuntutan pertanggungjawaban terhadap masyarakat sebagai salah satu stakeholder. Dalam kaitan dengan masyarakat, perusahaan dituntut untuk menjalankan program CSR (Corporate Social Responsibility). There are two demands growing in the society and the state towards the corporate responsibility. Such demands are corporate accountability for environment and community as one of the stakeholders. Concerning the community, companiesare required to conduct CSR (Corporate Social Responsibility) activities.
58
Dasar hukum CSR (Corporate Social Responsibility) semakin kuat dengan disahkannya Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di mana pasal 74 ayat 1 menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas (PT) yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumberdaya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
The legal basis for CSR is reconfirmed with the passing of Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies, in which its Article 74 paragraph 1 states that Companies doing business in the field of and/or in relation to natural resources must put into practice Environmental and Social Responsibility.
Dalam perkembangannya, CSR saat ini tidak hanya sebagai sebuah tuntutan, tetapi juga sebuah kebutuhan bagi perusahaan. Untuk itu bila aktivitas CSR dirancang dan diterapkan dengan benar, maka akan menjadi investasi sosial jangka panjang yang berguna tidak hanya meningkatkan image perusahaan di mata publik dan investor, juga sebagai strategi bisnis dan pengendalian resiko sosial (Social Risk Management).
CSR has evolved from merely an external demand into a necessity for companies. With proper design and implementation, CSR would be a long-term social investment that will be of benefits for the corporate images, but also serving as business strategy and managing social risks.
Program-program CSR yang dilakukan oleh Indonesia Air di antaranya :
Indonesia Air conducted the following CSR programs:
1. Program Praktek Kerja Lapangan Sejak tahun 2001, Indonesia Air selalu membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah tingkat menengah atas terutama Sekolah Kejuruan Tehnik (STM) maupun Sekolah Tinggi dan Universitas untuk menempatkan siswa-siswi mereka untuk
1. Job Training Program Since 2001, Indonesia Air always offers on-the-job training opportunity for tertiary level schools, especially Vocational Technical School (STM), and for Colleges and Universities, where students could practice in our Company under guidance and
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
praktik langsung dengan bimbingan dan arahan dari karyawan Indonesia Air. Diharapkan nantinya setelah lulus para siswasiswi tersebut akan menjadi tenaga kerja siap pakai. Adapun sekolah-sekolah yang berpartisipasi antara lain: • Universitas Suryadarma, Halim Perdanakusuma, Jakarta • Sekolah Penerbangan Bogor • Sekolah Penerbangan Solo
direction of employees of Indonesia Air. Upon following these trainings, students are expected to become ready-to-work when they graduate. The schools participating in this program are: • Suryadarma University, Halim Perdanakusuma, Jakarta • Bogor Flight School • Solo Flight School
2. Program Bantuan Sosial Program ini dilakukan dalam rangka membantu masyarakat yang mengalami musibah, seperti banjir dan bencana alam lainnya.
2. Social Assistance Program This is a disaster relief program intended to help people who experience disasters, such as floods and other natural disasters.
3. Program Perbaikan Jalan Indonesia Air ikut ambil bagian dalam kegiatan perbaikan jalan di daerah sekitar tempat usaha Indonesia Air yaitu di daerah Halim Perdanakusuma, Jakarta.
3. Roads Improvement Program Indonesia Air took part in road repair in the vicinity of its place of business in Halim Perdanakusuma area, Jakarta.
PT Indonesia Air Transport Tbk
59
Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi Statement Of Responsibility Of The Board Of Commissioners And The Board Of Directors
Manajemen PT Indonesia Air Transport Tbk. bertanggungjawab atas Laporan Tahunan ini, termasuk laporan keuangan dan informasi terkait lainnya yang telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya di bawah ini.
The Management of PT Indonesia Air Transport Tbk is responsible for this Annual Report including the company financial statement and other related information which have been approved by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors whose signatures appear below.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris President Commissioner
MUHAMMAD BUDI RUSTANTO
DARMA PUTRA
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
SYAFRIL NASUTION Presiden Direktur President Director
60
Laporan Tahunan 2012 Annual Report 2012
JUWONO KOLBIOEN Direktur Director
Laporan Keuangan Financial Statements
LAPORAN KEUANGAN Konsolidasian DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta untuk Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Consolidated FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT As of December 31, 2012 and 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010 and for The Years Ended December 31, 2012 and 2011
PT Indonesia Air Transport Tbk
61
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010, DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT FOR THE YEARS ENDED AS OF DECEMBER 31, 2012 AND 2011 AND JANUARY 1, 2011/DECEMBER 31, 2010, AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011
Daftar Isi/Table of Contents Halaman/ Pages Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .....................……
1-3
.…………Consolidated Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ................
4
…..Consolidated Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian …………….…
5
…..……Consolidated
Laporan Arus Kas Konsolidasian ……………………………
6
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.................
7 - 60
Statements of Changes in Equity
……..………... Consolidated Statements of Cash Flows ......…... Consolidated Notes to the Financial Statements
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/ December 31, 2012
2011
Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
1 Januari 2011 (31 Desember 2010)/ January 1, 2011 (December 31, 2010) Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
ASET ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Persediaan Uang muka dan biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka
ASSETS 2,4 2,5,12,17 2,6
CURRENT ASSETS 34.179.175 Cash on hand and in banks 37.339.058 Trade receivables Other receivables Related parties 6.127.643 Third parties 96.269.541 Inventories Advances and prepaid 20.790.946 expenses 276.144 Prepaid tax
72.924.036 45.483.311
25.308.672 29.502.306
2,7,17
100 6.620.598 76.301.736
7.486.104 62.531.101
2,8 2,19
84.767.014 -
30.932.782 35.383
286.096.795
155.796.348
21.876.343 1.000 39.657.830
19.546.942 1.000 31.906.340
352.280.268 31.019.665
356.508.090 35.218.537
NON-CURRENT ASSETS Claims for tax refund Investments Deferred tax assets - net Fixed asset s - net of accumulated depreciation of Rp 248,135,344 in 2012 and 329.351.088 Rp 214,470,849 in 2011 30.891.817 Other assets
Jumlah Aset Tidak Lancar
444.835.106
443.180.909
398.430.304 Total Non-Current Assets
JUMLAH ASET
730.931.901
598.977.257
593.412.811
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak penghasilan Investasi dalam saham Aset pajak tangguhan
2,19 2,9 2,19
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 248.135.344 tahun 2012 dan Rp 214.470.849 tahun 2011 Aset lain-lain
2,10,12,17,18 11
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
194.982.507
Total Current Assets
11.231.380 1.000 26.955.019
TOTAL ASSETS
The accompanying notes form an integral part part of these consolidated financial statements .
1
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/ December 31, 2012
2011
Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
1 Januari 2011 (31 Desember 2010)/ January 1, 2011 (December 31, 2010) Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang jangka pendek: Utang bank Wesel bayar Utang usaha Utang lain-lain Utang pajak Biaya masih harus dibayar Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Utang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Utang bank Utang sewa pembiayaan
2,5,10,12 2,13,36 2,14,35 5,15,23 2,19 16 2,20 2,5,8,17 2,10,18,22
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
29.010.000 118.037.683 49.246.786 1.210.407 12.986.643 1.552.054
30.962.264 5.881.405 11.471.329 2.102.577
26.973.00 43.723.600 33.520.152 18.200.982 10.534.770 1.870.520
3.796.200
-
2.574.029
111.718.709
81.668.548
117.441.512
6.320.560
513.672
146.488
CURRENT LIABILITIES Short term debts: Bank loan Notes payable Trade payables Other payables Taxes payable Accrued expenses Short-term employee benefits liabilitiy Current maturities: term liabilities Bank loans Obligations under finance lease
333.879.042
132.599.795
254.985.053
Total Current Liabilities
2,5,10,12 2,13
-
27.204.000 47.719.627
-
2,5,10,17
120.943.382
143.078.981
116.663.870
2,10,18,22
13.157.442
1.314.566
190.201
21
58.137.705
10.559.648
17.441.245
2,20
30.961.361
29.828.811
23.166.264
NON-CURRENT LIABILITIES Long term debts: Bank loan Notes payable Long term debtsnet of current maturities: Bank loans Obligations under finance lease Other long-term liabilities Long-term employee benefits liability
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
223.199.890
259.705.633
157.461.580
Total Non - Current Liabilities
Jumlah Liabilitas
557.078.932
392.305.428
412.446.633
Total Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR Utang jangka panjang: Utang bank Wesel bayar Utang jangka panjang – setelah yang jatuh tempo dalam satu tahun: Utang bank Utang sewa pembiayaan Liabilitas jangka panjang lainya Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part part of these consolidated financial statements .
2
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/ December 31, 2012
2011
Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
1 Januari 2011 (31 Desember 2010)/ January 1, 2011 (December 31, 2010) Tidak dikonsolidasi/ Unconsolidated
EKUITAS
EQUITY
Ekuitas yang Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali Modal saham Modal dasar 23.723.187.559 saham Saham seri A - nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.322.723.417 saham tahun 2012 dan 2011 Saham seri B - nilai nominal Rp 50 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.866.030.910 saham tahun 2012 dan 2011, 681.005.000 saham tahun 2010 Agio saham Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan Penggunaannya
23 24
325.573.887 24.766.375
325.573.887 24.766.375
2.551.851
2.551.851
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
2.551.851
(179.039.226)
(146.220.284)
(112.674.640)
173,852,887
206,671,829
180.966.178
82
-
173.852.969
206.671.829
Kepentingan Non Pengendali Ekuitas - Bersih
Equity Atributable to Equity Holders of the Parent Capital stock Authorized 23,723,187,559 shares Stock series A Rp 100 (full amount) par value per share Subscribed and fully paid up 2,322,723,417 shares in 2012 and 2011 Stock series B Rp 50 (full amount) par value per share Subscribed and fully paid up 1,866,030,910 shares in 2012 and 2011, 681,005,000 shares 266.322.592 in 2010 24.766.375 Additional paid-in capital Retained earnings (deficit)
730.931.901
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
598.977.257
Appropriated Unappropriated
Non Controlling Interest 180.966.178
Equity - Net
TOTAL LIABILITIES AND STOCHOLDERS’ 593.412.811 EQUITY
The accompanying notes form an integral part part of these consolidated financial statements .
3
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2012
Tidak dikonsolidai / Unconsolidated
2011
PENDAPATAN USAHA
269.279.243
2,25
221.832.586
OPERATING REVENUES
BEBAN LANGSUNG
187.557.017
2,26
165.304.326
DIRECT COSTS
56.528.260
GROSS PROFIT
73.367.261
OPERATING EXPENSES
LABA KOTOR
81.722.226
BEBAN USAHA
93.959.051
RUGI USAHA
2,27
(12.236.825)
(16.839.001)
LOSS FROM OPERATIONS
(680.931) 53.636 (23.573.415) 2.542.747
OTHER INCOME (EXPENSE) Loss on foreign exchange - net Interest income Gain on sale of inventory Finance expense Bad debts Others - net
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) selisih kurs - bersih Pendapatan bunga Laba atas penjualan persediaan Beban pembiayaan Beban penghapusan piutang Lain-lain - bersih
(9.742.993) 67.529 9.891.321 (26.674.642) (2.831.841) 957.001
Beban Lain-lain - Bersih
(28.333.625)
(21.657.963)
Other Expense - Net
RUGI SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
(40.570.450)
(38.496.964)
LOSS BEFORE INCOME TAX BENEFIT
4.951.320
INCOME TAX BENEFIT Deferred
(33.545.644)
NET LOSS
MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Tangguhan RUGI BERSIH
7,751,490
2 2,7 2,28 29
2,19
(32,818,960)
Pendapatan Komprehensif Lain
-
-
Other Comprehensive Income
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF
(32,818,960)
(33.545.644)
TOTAL COMPREHENSIVE LOSS
Atribusi kepada: Pemegang saham entitas induk Kepentingan non pengendali
(32,818,942) (18)
(33.545.644) -
Attributable to: Equity holders of the Parent Non controlling interest
16
BASIC LOSS PER SHARE (In Full Amount)
RUGI PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh)
15
2,30
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part part of these consolidated financial statements .
4
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Modal ditempatkan Saldo laba (Defisit)/Kepentingan dan disetor / Agio Retained Earnings (Deficit) Issued and saham/ Catatan Fully Paid Additional Paid- Telah ditentukan/ Belum ditentukan/ Notes Capital Stock in Capital Appropriated Unappropriated Saldo 1 Januari 2011 Penawaran umum terbatas dengan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu Jumlah rugi komprehensif Saldo 31 Desember 2011
266.322.592
1,13, 15, 23
24.766.375
2.551.851
(112.674.640)
Non Pengendali/ Non Jumlah Controlling Ekuitas - Bersih/ Interest Equity - Net
Total 180.966.178
-
59.251.295
-
-
-
59.251.295
-
-
-
-
(33.545.644)
(33.545.644)
325.573.887
24.766.375
2.551.851
(146.220.284)
206.671.829
180.966.178
59.251.295 (33.545.644) 206.671.829
Limited offering through rights issue without preemptive rights Total comprehensive loss Balance as of December 31, 2011 Non controlling interest
Kepentingan non pengendali
-
-
-
-
-
100
Jumlah rugi komprehensif
-
-
-
(32.818.942)
(32.818.942)
(18)
(32.818.960)
Total comprehensive loss
2.551.851
(179,039,226)
82
173.852.969
Balance as of December 31, 2012
Saldo 31 Desember 2012
325.573.887
24.766.375
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangankonsolidasian secara keseluruhan.
173,852,887
100
Balance as of January 1, 2011
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
5
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Penerimaan dari pendapatan lain-lain Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran bunga pinjaman Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Uang muka pembelian pesawat Pembangunan pelabuhan Hasil penjualan aset tetap Setoran modal Pembayaran uang jaminan dan performance bond Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan wesel bayar Pembayaran pinjaman bank jangka panjang Perolehan modal ditempatkan Pembayaran wesel bayar Penerimaan utang bank Pelunasan utang sewa pembiayaan Pembayaran biaya administrasi bank
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY STATEMENTS OF CONSOLIDATED CASH FLOW Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
Tidak dikonsolidasi / Unconsolidated
2011
280.863.624 (153.527.249) (55.788.989) 16.972.323
232.866.625 (124.843.995) (41.138.388) -
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash receipt from other income
88.519.709
66.884.242
Cash generated from operations
(6.707.959) 61.318 (13.543.614)
(8.554.561) 53.698 (13.317.260)
Income tax paid Interest received Interest paid
68.329.454
45.066.119
Net Cash Provided by Operating Activities
1.327.760
(1.754.831)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Advances for purchase of aircraft Port Constructions Proceeds from sale of fixed assets Payment of Capital Payment of deposit and performance bond
(29.206.267)
(43.303.860)
Net Cash Used in Investing Activities
(29.436.673) (97.454) (999.900)
10
(41.549.029) -
10
80.168.056
65.297.096
(67.517.053) 999.900 (6.850.000) (2.462.516) (310.751)
(70.200.504) (5.000.0000) (420.617) (308.737)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from notes payable Payment of long-term bank loans Acquisition of issued capital Payment of notes payable Proceeds from bank loans Payments of lease obligations Payments of loan administration fee
4.027.636
(10.632.762)
Net Cash Provided by (Used in ) Financing Activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
43.150.823
(8.870.503)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
25.308.672
34.179.175
CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF THE YEAR
-
Effect to foreign exchange in cash on hand and in banks
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan bank
4.464.541
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
72.924.036
25.308.672
4
6
CASH ON HAND AND IN BANKS AT END OF THE YEAR
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM
1.
a. Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a. Establishment and General Information
PT Indonesia Air Transport (“Perseroan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perseroan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.04 tanggal 21 Februari 2012 dibuat oleh Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH mengenai peningkatan modal dasar Perseroan menjadi 23.723.187.559 saham. Perubahan yang terkait dari anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.11370.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 1 Maret 2012.
PT Indonesia Air Transport (the “Company”) was established in Jakarta within the framework of the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 based on Deed No. 14 dated September 10, 1968 of Notary Frederik Alexander Tumbuan, SH. The Deed of Establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, in its Letter No. JA5/18/21 dated April 15, 1969 and was published in the State Gazette No. 40 dated May 20, 1969, Supplement No. 68. Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) No. 03/V/1984 dated February 24, 1984, the Company changed its status from Foreign Capital Investment (PMA) into a Domestic Capital Investment Company. The Company’s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 04 dated February 21, 2012 of Notary Liliana Arif Gondoutomo, SH, regarding the increase in the authorized capital of the Company to 23,723,187,559 shares. The related amendment of the articles of association was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No.11370.AH.01.02. TAHUN 2012 dated March 1, 2012.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is to engage in the field of air transportation, hiring and/or leasing aircrafts, repairs and maintenance of aircrafts and trading of aviation technical equipment and related spareparts.
Perseroan tergabung dalam kelompok usaha PT Bhakti Investama Tbk.
The Company is one of the group of companies owned by PT Bhakti Investama Tbk.
Perseroan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perseroan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
The Company started its commercial operations in 1969 with operations in Balikpapan (East Kalimantan) and Jakarta. The Company is domiciled in Jakarta and its office is located in Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.
b. Entitas Anak yang Dikonsolidasi
b. Consolidated Subsidiary
Perseroan memiliki pemilikan langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai berikut:
Entitas Anak/ Subsidiary PT MNC Infrastruktur Utama
Lokasi/ Domicile Jakarta
The Company directly has ownership interest more than 50% as follows :
Kegiatan usaha Persentase Tahun operasi utama/ kepemilikan/ komersial/ Main Percentace of Start of commercial business activity ownership operations Jasa pelabuhan Khusus/ special port services
99%
7
Dalam tahap pengembangan/ Under development stage
Jumlah aset sebelum eliminasi/ Total assets before elimination 31 Desember 2012/ December 31, 2012 10,715,944
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
1.
b. Entitas Anak yang Dikonsolidasi (lanjutan)
c.
GENERAL (continued) b. Consolidated Subsidiary (continued)
Pada tanggal 6 Mei 2012, Perseroan dan Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk mendirikan Perseroan dengan nama PT MNC Infrastruktur Utama, yang bergerak dalam bidang jasa pelabuhan khusus dan jasa terkait lainnya, dengan komposisi kepemilikan sebesar 99,99% dan 0,01% masing-masing untuk Perseroan dan Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk.
On May 6, 2012, the Company with Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk, a related party, established PT MNC Infrastruktur Utama, which will be engaged in special port services and other related services. The share ownerships of each of the Company and Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk is 99.99% and 0.01%, respectively.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, PT MNC Infrastruktur Utama belum beroperasi secara komersial.
As of the issuance date of the consolidated financial statements, PT MNC Infrastruktur Utama has not yet started its commercial operations
Dewan Komisaris, Karyawan
Direksi,
Komite
Audit
dan
c. Boards of Commissioners, Directors, Audit Committe and Employees
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan akta No. 5 tanggal 18 Mei 2011 oleh Notaris Ny. Liliana Arief Gondotomo, S.H, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Based on the minutes of the stockholders’ annual meeting which was notarized under deed No. 5 dated May 18, 2011 of Ms. Liliana Arief Gondotomo, S.H, the members of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2012 and 2011, are as follows:
2012 / 2011 Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur
: : : : :
Hary Tanoesoedibjo Darma Putra Wati Muhamad Budi Rustanto Syafril Nasution Juwono Kolbioen
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, susunan komite audit adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
: : : : :
President Commissioner Commissioner Independent Commissioner President Director Director
As of December 31, 2012 and 2011, the members of audit commitee are as follows:
Muhamad Budi Rustanto Anton Tonbeng Nul Zulhadi
Jumlah karyawan tetap Perseroan dan Entitas Anak pada 31 Desember 2012 dan 2011 masing – masing 320 orang dan 227 orang (tidak diaudit).
: : :
Chairman Member Member
The Company and its Subsidiary’s had a total number of 320 and 227 permanent employees in 2012 and 2011, respectively (unaudited).
d. Penawaran Umum Saham Perseroan
d. Public Offering of the Company’s Shares
Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham.
On August 31, 2006, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of Capital Market and Financial Supervisory Agency in his Letter No. S-1759/BL/2006 for the Initial Public Offering of 432,000,000 shares with par value of Rp 100 per share, at an offering price of Rp 130 per share.
Seluruh saham Perseroan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
All of the Company’s shares totaling 2,149,605,000 shares in 2007 have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
8
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
1.
d. Penawaran Umum Saham Perseroan (lanjutan)
d. Public Offering of the Company’s Shares (continued)
Pada tanggal 5 Desember 2008, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008.
On December 5, 2008, the Company obtained an effective notice from the Chairman of Bapepam-LK in his letter No. S-8803/BL/2008 for the Limited Offering of 1,289,763,000 shares through Rights Issue with Preemptive Rights to the Stockholders with par value of Rp 100 per share at an offering price of Rp 186 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange dated December 22, 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, masingmasing sejumlah 3.003.728.417 dan 4.188.754.327 saham Perseroan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company’s outstanding shares totaling 3,003,728,417 and 4,188,754,327 respectively have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian
e. Completion of the Consolidated Financial Statements
Laporan keuangan kosolidasian ini diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Perseroan pada tanggal 25 Maret 2013. 2.
GENERAL (continued)
The accompanying consolidated financial statements were completed and authorized for issue by the Company’s management on March 25, 2013.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Konsolidasian
Laporan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Keuangan
a. Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Bapepam-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012, baik secara prospektif maupun retrospektif.
The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants (“DSAK”) and the Regulations and the Guidelines on Financial Statements Presentation and Disclosures issued by Bapepam-LK. As disclosed further in the relevant succeeding notes, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2012, prospectively and retrospectively.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No 1 (Revisi 2009), "Penyajian Laporan Keuangan".
The consolidated financial statements are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, kecuali untuk adopsi dari beberapa SAK efektif diubah 1 Januari 2012, sebagaimana diungkapkan dalam catatan ini.
The accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements are consistent with those made in the preparation of the Company’s financial statements for the year ended December 31, 2011, except for the adoption of several amended SAKs effective January 1, 2012, as disclosed in this Note.
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar akrual menggunakan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu yang diukur pada diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait setiap akun.
The consolidated financial statements have been prepared on the accrual basis using the historical cost basis of accounting, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies of each account.
9
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Konsolidasian (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Keuangan
a. Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements (continued)
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows is prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah Indonesia, yang merupakan mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak.
The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, which is the Company and its Subsidiary’s functional currency.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
b. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan Entitas Anaknya seperti yang disebutkan pada Catatan 1b yang dimiliki oleh Perseroan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and its Subsidiary mentioned in Note 1b, in which the Company maintains (directly or indirectly) equity ownership of more than 50%.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar Perseroan, dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah dieliminasi.
All significant intercompany accounts and transactions that have been made at normal terms and conditions as those done with third parties have been eliminated.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perseroan dan Entitas Anak, kecuali dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Company and its Subsidiary, unless otherwise stated.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perseroan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perseroan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perseroan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara Perseroan.
Subsidiary is fully consolidated from the date of acquisition, being the date on which the Company obtained control, and continue to be consolidated until the date such control ceases. Control is presumed to exist if the Company owns, directly or indirectly through Subsidiary, more than half of the voting power of an entity.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:
Control also exists when the parent owns half or less of the voting power of an entity when there is:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
a. power over more than half of the voting rights by virtue of an agreement with other investors;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
b. power to govern the financial and operating policies of the entity under a statute or an agreement;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
c. power to appoint or remove the majority of the members of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body; or
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
d. power to cast the majority of votes at meetings of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Losses of a non-wholly owned subsidiary are attributed to the NCI even if such losses result in a deficit balance for the NCI.
10
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Principles of Consolidation (continued)
Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perseroan:
In case of loss of control over a Subsidiary. the Company:
a. menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas;
a. derecognizes the assets (including goodwill) and liabilities of the Subsidiary;
b. menghentikan pengakuan setiap KNP;
b. derecognizes the carrying amount of any NCI;
jumlah
tercatat
c. menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran. yang dicatat di ekuitas, bila ada;
c. derecognizes the cumulative translation differences. recorded in equity, if any;
d. mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
d. recognizes the fair value of the consideration received;
e. mengakui wajarnya;
e. recognizes the fair value of any investment retained;
f.
setiap
sisa
investasi
pada
nilai
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan
f.
g. mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, jika sesuai.
g. reclassifies the parent’s share of components previously recognized in other comprehensive income to statements of comprehensive income or retained earnings, as appropriate.
c. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Suatu pihak dianggap berelasi dengan dan Entitas Anak jika:
recognizes any surplus or deficit in profit or loss in statements of comprehensive income; and.
c. Related Party Transactions Perseroan
A party is considered to be related to the Company and its Subsidiary if:
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perseroan dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan Perseroan dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perseroan dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perseroan dan Entitas Anak;
a.
directly, or indirectly through one or more intermediaries, the party (i) controls, or is controlled by, or is under common control with, the Company and its Subsidiary; (ii) has an interest in the Company and its Subsidiary that gives it significant influence over the Company and its Subsidiary; or,
(iii) has joint control over the Company and its Subsidiary; b. the party is an associate of the Company and its Subsidiary; c. the party is a joint venture in which the Company and its Subsidiary is a venturer; d. the party is a member of the key management personnel of the Company or its parent; e. the party is a close member of the family of any individual referred to in (a) or (d); f. the party is an entity that is controlled, jointly controlledor significantly influenced by or for which significant voting power in such entity resides with, directly or indirectly, any individual referred to in (d) or (e); or
b. suatu pihak yang berelasi dengan Perseroan dan Entitas Anak; c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perseroan dan Entitas Anak sebagai venturer; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perseroan atau induk; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perseroan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perseroan dan Entitas Anak.
g. the party is a post employment benefit plan for the benefit of employees of the Company and its Subsidiary, or of any entity that is a related party of the Company and its Subsidiary.
11
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
c. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Related Party Transactions (continued)
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.
The transactions are made based on terms agreed by the parties such terms may not be the same as those of the transactions between unrelated parties.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
All material transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.
d. Instrumen Keuangan
d. Financial Instruments
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif.
Effective January 1, 2012, the Company and its Subsidiary adopted PSAK No. 50 (Revised 2010) “Financial Instruments: Presentation”, PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and PSAK No. 60 “Financial Instruments: Disclosures”. These revised PSAKs have been applied prospectively.
PSAK Nomor 50 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan: Penyajian", menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
PSAK No. 50 (Revised 2010) “Financial Instruments: Presentation”, establishes the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
PSAK No 55 (Revisi 2011) "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", menetapkan prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak untuk membeli atau menjual item non-keuangan.
PSAK No. 55 (Revised 2011) “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, establishes principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
PSAK No. 60 “Financial Instruments: Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
Penerapan PSAK No 50 dan PSAK No 55 tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
The adoption of PSAK No 50 and PSAK No. 55 have no significant impact on the consolidated financial statements.
Penerapan PSAK 60 memiliki dampak pada pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
The adoption of PSAK No. 60 has an impact on the disclosures in the consolidated financial statements
(i) Klasifikasi
(i) Classification
Aset Keuangan
Financial Assets
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments or available for sale financial assets, as appropriate. The Company and its Subsidiary determine the classification of its financial assets at initial recognition.
12
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial Instruments (continued)
(i) Klasifikasi (lanjutan)
(i) Classification (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Aset keuangan Perseroan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan setara kas, piutang dagang dan piutang lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Company and its Subsidiary’s financial assets consist of cash on hand and in banks, trade receivables, and other receivables classified as loans and receivables
Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, jika sesuai. Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss or financial liabilities measured at amortized cost, as appropriate. The Company and its Subsidiary determine the classification of its financial liabilities at initial recognition.
Liabilitas keuangan Perseroan dan Entitas Anak terdiri dari utang usaha, wesel bayar, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang dan utang lainlain yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
The Company and its Subsidiary’s financial liabilities consist of trade payables, notes payable, accrued expenses, other payables, bank loans, notes payable and other long term liabilities classified as financial liabilities measured at amortized cost.
(ii) Pengakuan dan pengukuran
(ii) Recognition and Measurement
Aset Keuangan
Financial Assets
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perseroan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar.
All regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date - the date that the Company and its Subsidiary commit to purchase or sell the asset. Regular way purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the period generally established by regulation or convention in the marketplace concerned.
Pinjaman dan Piutang
Loan and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensive ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method, except for those assets in which the interest calculation is not material. Gains or losses are recognized in the profit or loss income when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
13
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
d. Financial Instruments (continued)
(iii) Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)
(iii) Recognition and Measurement (continued)
Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Finance Expense” in the statements of comprehensive income. Gains and losses are recognized in the profit or loss when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
(iii) Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
(iii) Offsetting of Financial Instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal rights to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
(iv) Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan
(iv) Fair value of financial Instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan..
The fair values of financial instruments that are actively traded in organized financial markets, if any, are determined by reference to quoted market bid or ask prices at the close of business at the end of the reporting period.
Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain
For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s length market transactions; reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same; discounted cash flow analysis; or other valuation models.
(v) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
(v) Amortized Cost of Financial Instruments
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.
14
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial Instruments (continued)
(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan
(vi) Impairment of Financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company and its Subsidiary assess at the end of each reporting period whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perseroan dan Enitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual
For loans and receivables carried at amortized cost, the Company and its Subsidiary first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company and its Subsidiary determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perseroan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the profit on loss. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Loans and receivables, together with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company and its Subsidiary. If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in profit or loss.
15
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
d. Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Financial Instruments (continued)
(vii) Penghentian Pengakuan
(vii) Derecognition
Aset Keuangan
Financial Asset
Perseroan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perseroan dan Entitas Anak mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perseroan dan Entitas Anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perseroan dan Entitas Anak tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
The Company and its Subsidiary derecognize a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company and its Subsidiary have transferred its rights to receive cash flows from the asset or have assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass through arrangement; and either (a) the Company and its Subsidiary have transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company and its Subsidiary have neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but have transferred control of the asset.
Liabilitas Keuangan
Financial Liability
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba rugi.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss.
e. Persediaan
e. Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan.
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Repairable and rotable parts and components of aircraft which have been assigned to the individual aircraft types are stated at cost less inventory charges.
Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aset tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).
Inventory charge is computed based on actual individual aircraft flying hours. Cost of inventories other than repairable spareparts and components of aircraft is determined using the first-in, first-out method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
16
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
e. Persediaan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Inventories (continued)
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.
f. Aset Tetap
f.
Fixed Assets
Efektif tanggal 1 Janauri 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap”. Revisi ini juga mengatur tentang akuntansi tanah sehingga PSAK ini juga mencabut PSAK No. 47, ”Akuntansi Tanah”. ISAK No. 25 yang juga berlaku efektif pada tanggal yang sama, memberikan pedoman lebih lanjut mengenai perlakuan beberapa hak atas tanah di Indonesia beserta biaya terkait. Adopsi PSAK dan ISAK tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective on January 1, 2012, the Company and its Subsidiary adopted PSAK no. 16 (Revised 2011). “Fixed Assets”. The revised PSAK No. 16 also prescribes accounting for land and therefore, it also revoked PSAK No. 47, “Accounting the Land”. ISAK No. 25 which was effective on the same date, provides further guidance related to the treatment of certain landrights in Indonesia and the related costs. The adoption of this revised PSAK and ISAK has no significant impact on the consolidated financial statements.
Perseroan menetapkan model biaya sebagai kebijakan akuntansi aset tetap. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut
The Company has chosen the cost model as the accounting policy for its fixed assets. Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and any impairment loss. Depreciation is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows :
Tahun/Years Bangunan dan prasarana Pesawat udara - dengan nilai residu 20% Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor Instalasi sparepart dan komponen
20 8 - 20 5 5 5 -15
Buildings and improvements Aircraft - net of residual value of 20% Machinery and equipment Vehicles Spare and component installed
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at the end of each reporting period, with the effect of any changes in estimates accounted for on a prospective basis.
Hak atas tanah, termasuk biaya pengurusan legal hak yang timbul pada awal perolehan hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya - biaya yang terjadi sehubungan dengan pembaharuan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Landrights, including the legal costs incurred at initial acquisition of landrights, are stated at cost and not amortized. Specific costs associated with the renewal or extension of land titles are deferred and amortized over the legal term of the landrights or economic life of the land, whichever is shorter.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; significant cost of replacing part of assets and major inspection cost are recognized in the carrying amount of the assets if the recognition criteria are met. When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current years operations.
17
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
g. Penyertaan Saham
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g. Investment in Stock
Investasi dalam saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiaanya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Investment in shares of stock with ownership interest of less than 20% that do not have readily determinable fair values and is intended for long term investment is stated at cost. The carrying amount of the investment is written down to recognize a permanent decline in value of investment which is charged directly to profit or loss.
h. Penurunan Nilai Aset Non - Keuangan
h. Impairment of Non - Financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian secara tahunan penurunan nilai aset (yaitu aset tidakk berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwil yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Perseroan dan Entitas Anak membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company and its Subsidiary assess the end of each reporting period whether there is an indication that an asset may be impairmed. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset (i.e an intangible asset with an indefinite useful life, an intangible asset not yet available for use, or goodwill acquired in a business combination) is required, the Company and its Subsidiary make an estimate of the asset’s recoverable amount.
i. Imbalan Kerja
i.
Employee Benefits
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Perseroan juga menerapkan ISAK 15, “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. PSAK 24 (Revisi 2010) memberikan petunjuk untuk penghitungan dan penambahan pengungkapan untuk imbalan kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor, dimana, laba atau rugi aktuarial diakui sebagai laba atau rugi pada periode terjadinya sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain.
Effective January 1, 2012, The Company adopted PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”. In addition, The Company also applied ISAK 15, “PSAK 24: The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”. PSAK No. 24 (Revised 2010) provides guidance for the calculation and additional disclosures for employee benefits with some transitional provisions. It provides an option for recognition of actuarial gains or losses in addition to using the corridor approach, that is, the immediate recognition of actuarial gains or losses in the period in which such gains or losses occur as part of other comprehensive income.
Penerapan PSAK 24 (Revisi 2010) tidak memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian, kecuali pada pengungkapan yang diharuskan. Perseroan memilih mempertahankan kebijakan yang ada untuk mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial, yang mana menggunakan pendekatan koridor. Penerapan ISAK 15 tidak memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasian.
The adoption of PSAK No. 24 (Revised 2010) did not have significant impact on the consolidated financial statements, except for the required disclosures. The Company chose to retain the existing policy for recognizing actuarial gains or losses, which is using the corridor approach. The adoption of ISAK No. 15 did not have significant impact on the consolidated financial statements.
Perhitungan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode pelaporan diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang berpartisipasi. Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata-rata sisa periode jasa pegawai yang masuk program pensiun.
Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations at the beginning of the period are amortized and recognized as expense or gain over the expected average remaining service periods of qualified employees. Past-service costs are recognized as an expense on a straight line basis over the average period until the benefits become vested. If the benefits have already vested, immediately following the introduction of, or changes to, a pension plan, past service costs are recognized immediately.
18
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
i. Imbalan Kerja (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Perseroan mengakui keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini liabilitas imbalan pasti dan keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
Employee Benefits (continued) The Company recognized gains or losses on the curtailment or settlement of a defined benefit plan when the curtailment or settlement occurs. The gain or loss on a curtailment or settlement comprise change in the present value of the defined obligation and any related actuarial gains and losses and past service cost that had not previously been recognized.
j. Sewa Pembiayaan
j.
Leases
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), "Sewa". PSAK revisi ini mengatur, baik bagi lessee maupun lessor, kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai untuk diterapkan dalam hubungannya dengan sewa yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun layanan substansial oleh lessor dapat disebut dalam kaitannya dengan operasi atau pemeliharaan aset tersebut. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2012, the Company adopted PSAK No. 30 (Revised 2011), “Leases”. The revised PSAK prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosure to apply in relation to leases which applies to agreements that transfer the right to use assets even though substantial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets. The adoption of this revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.
Kasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
The classification of leases is based on the extent to which risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lessee, and the substance of the transaction rather than the form.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan menfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
A lease is classified as a finance lease if it transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership. A lease is classified as an operating lease if it does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership.
Perseroan sebagai lessee
The Company as lessees
Dalam sewa pembiayaan, Perseroan mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Biaya keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Biaya keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perseroan akan mendapatkan hak kepemilikan aset pada akhir masa sewa.
Under a finance lease, the Company is required to recognize assets and liabilities in their statement of financial position at amount equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payment, each determined at the inception of the lease. Minimum lease payments are required to be apportioned between finance charges and the reduction of the outstanding liability. The finance charges are required to be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of liability. Contingent rent are required to be charged as expenses in the periods in wich they are incurred. Finance charges are reflected in the statements of comprehensive income. Capitalized leased assets (presented as part of fixed assets) are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term, if there is no reasonable certainty that the Company will obtain ownership of the asset by the end of the lease term
19
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
j. Sewa Pembiayaan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Dalam sewa operasi, Perseroan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Under an operating lease, the Company recognizes lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
l.
Leases (continued)
k. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perseroan dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).
Revenue is recognized when it is probable the economic benefits the Company will obtain and the amount can be reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the payment received, excluding discounts, rebates and Value Added Tax ("VAT").
Pendapatan penjualan fuel retail dan non fuel retail yang dihasilkan dari operasi sendiri maupun Kerjasama Operasi (KSO) diakui berdasarkan pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan. Penjualan tiket penumpang dan jasa cargo diakui pada saat penerbangan telah dilakukan. Pendapatan dan beban lainnya diakui pada saat terjadi berdasarkan konsep akrual.
Revenues of fuel retail and non fuel retail from selfoperation and Joint Operation Agreement (KSO) are recognized when the goods and services are rendered. Passengers ticket and cargo waybill sales when transportation services is rendered. Other revenues and expenses are recognized when incurred on an accrual basis.
Transaksi dalam Mata Uang Asing
l.
Foreign Currency Transactions and Balances
Efektif 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No 10 (Revisi 2011), "Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing". PSAK revisi mengatur bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan konsolidasian dan menjabarkan laporan keuangan konsolidasian ke dalam suatu mata uang pelaporan. Setiap entitas mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsional. PSAK revisi ini telah diterapkan secara retrospektif dan penerapan yang memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan.
Effective January 1, 2012, the Company and its Subsidiary adopted PSAK No. 10 (Revised 2011), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”. The revised PSAK prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate the financial statements into a presentation currency. Each entity considers the primary indicators and other indicators in determining its functional currency. This revised PSAK has been applied retrospectively and the adoption of which has no significant impact on the financial statements.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode palaporan, aset dan liabilitas dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Transactions involving foreign currencies are recorded in to Rupiah at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At the end of the reporting period, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the exchange rates last quoted by Bank Indonesia at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current years operations.
Kurs yang digunakan pada 31 Desember 2012 dan 2011 adalah berikut:
The exchange rates used as of December 31, 2012 and 2011 were as follows:
tanggal sebagai 2012
1 Dolar Amerika Serikat 1 Euro Eropa
2011
9.670,00 12.809,86
20
9.068,00 11.738,99
United Sates Dollar 1 (USD) European Euro1 (EUR)
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
m. Pajak Penghasilan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Income Tax
Efektif 1 January 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2011), "Akuntansi Pajak Penghasilan". PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan masa depan pemulihan di masa depan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (kewajiban) yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan peristiwa lainnya periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan. Penerapan PSAK revisi mengatakan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2012, the Company and its Subsidiary adopted PSAK No. 46 (Revised 2011), “Accounting for Income Taxes”. The revised PSAK prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements. The adoption of the said revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.
Beban pajak tahun berjalan dicadangkan berdasarkan pada estimasi penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer antara pencatatan komersial dan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Current income tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each end of reporting period. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah diberlakukan atau yang secara substansial telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Perubahaan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahaan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksitransaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Nilai tercatat aset pajak tangguhan harus ditinjau kembali pada akhir periode pelaporan. Perseroan dan Entitas Anak dan entitas anak harus menurunkan nilai tercatat apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period when the asset is realized or the liability is settled, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantially enacted at the end of the reporting period. The change of the carrying value of deferred tax assets and liabilities caused by the change of tax rates is charged to the current year, except for transactions that previously had been charged or credited directly to equity. The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at the end of each reporting period. The Company and its Subsidiary shall reduce the carrying value if there will be no sufficient taxable income against all or part of deferred tax assets can be utilized.
Penyesuaian terhadap liabilitas pajak dicatat pada saat menerima surat ketetapan pajak atau, jika dilakukan naik banding, pada saat hasil banding diputuskan.
Adjustments to tax liabilities are recorded at the time of receiving tax assessment or, if appeal, when the appeal was decided.
n. Murabahah
n. Murabahah
Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguhan diakui sebagai utang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah.
Murabahah is a purchase contract for goods in which the purchase price and the margin have been agreed by both the buyer and the seller and are made explicit. A murabahah may or may not be based on an order for goods. Payable which come from deferred murabahah transaction is recognized as murabahah payable equivalent to agreed margin of purchase price (the amount must have been paid). Asset which comes from murabahah transaction is recognized equivalent to acquisition cost of the murabahah cash. The difference between agreed purchase price and cash acquisition cost are recognized as deferred murabahah expense and amortized proportionally with murabahah payable.
21
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
o. Ijarah
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Ijarah
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara mu’jir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa.
An ijarah is a lease contract between mu’jir (the owner of an object for lessee (ma’jur)) and musta’jir (lessee) to earn a return on the object. An ijarah muntahiyah bittamlik is a leasing agreement between lessor and a lessee in order to earn a gain on the object which includes an option to transfer the title of the object after a specified period of time in accordance with the lease contract.
p. Beban Tangguhan
p. Deferred Charges
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 - 5 tahun.
Training costs for pilots are deferred and amortized using the straight-line method during pilot contract periods ranging from 3 to 5 years.
Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun.
Costs of land compensation were deferred and are being amortized using the straight-line method over the term of 30 years.
q. Biaya Emisi Saham
q. Shares Issuance Cost
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
Shares issuance costs are deducted from additional paid-in capital and are not amortized.
r. Program Opsi Karyawan
r. Employee Stock Option Plan
Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the blackscholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam operasi selama periode vesting.
Employee stock option plan is granted to the Company’s directors and commissioners and employees which have working tenure of a minimum of 5 years. The fair value of the stock option plan granted had been determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost was measured based on the number of options granted and charged to operations during the vesting period.
s. Informasi Segmen
s. Segment Information
Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
A segment is a distinguishable component of the Company and its Subsidiary that is engaged either in providing certain products (business segment) or in providing products within a particular economic environment (geographical segment), which is subject to risks and rewards that are different from those in other segments.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment.
22
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI
3.
USE OF JUDGMENTS, ASSUMPTIONS
ESTIMATES
AND
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak mengharus-kan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of the Company and its Subsidiary’s consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan
Judgments
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian :
The following judgments are made by management in the process of applying the Company and its Subsidiary’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Classification of Financial Assets and Liabilities
Perseroan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan dan Entitas Anak.
The Company and its Subsidiary determine the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company and its Subsidiary’s accounting policies.
Cadangan Atas Penurunan Nilai Piutang Usaha
Allowance For Impairment of Trade Receivables
Perseroan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perseroan. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian untuk piutang ragu-ragu. Nilai tercatat dari piutang usaha Perseroan sebelum penyisihan kerugian untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 45.483.311 dan Rp 29.502.306.
The Company evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment losses on trade receivables. The carrying amount of the Company’s trade receivables as of December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp 45,483,311 and Rp 29,502,306, respectively.
Penentuan Mata Uang Fungsional Perseroan
Determination of Functional Currency
Mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi komponen pembentuk harga jual dan beban dari jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen Perseroan dan Entitas Anak mata uang fungsional adalah Rupiah.
The functional currencies of the Company and its Subsidiary are the currency of the primary economic environment in which each entity operates. It is the currency that mainly influences the component of revenue and cost of rendering services. Based on the Company and its Subsidiary’s management assessment, the Company and its Subsidiary’s functional currency is in Rupiah.
23
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)
3.
USE OF JUDGMENTS, ASSUMPTIONS (continued)
ESTIMATES
AND
Estimasi dan Asumsi
Estimates and Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perseroan dan Entitas Anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perseroan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company and its Subsidiary based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company and its Subsidiary. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
Imbalan Kerja
Employee Benefits
Penentuan liabilitas dan biaya imbalan kerja Perseroan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
The determination of the Company’s obligations and cost for employee benefits liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Perseroan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perseroan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.
Actual results that differ from the Company’s assumptions are recognized immediately in the profit or loss as and when they occurred. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual experiences or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employee benefits expense.
Peyusutan Aset Tetap
Depreciation of Fixed Assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perseroan dan Entitas Anak menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
The costs of fixed assets are depreciated on a straightline method over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 5 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company and its Subsidiary conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
Pajak Penghasilan
Income Tax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan liabilitas atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perseroan dan Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Significant judgment is involved in determining for the corporate income tax liability. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and its Subsidiary recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.
24
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
4.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)
3.
USE OF JUDGMENTS, ASSUMPTIONS (continued)
ESTIMATES
AND
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Estimates and Assumptions (continued)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer kena pajak dan rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer kena pajak dan kerugian dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused fiscal losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, Perseroan dan Entitas Anak memiliki rugi fiskal yang dapat dikompensasi masing-masing sebesar Rp 225.705.674 dan Rp 203.844.589.
As of December 31, 2012 and 2011, the Company and its Subsidiary has fiscal loss carry forward amounting to Rp 225,705,674 and Rp 203,844,589, respectively.
KAS DAN BANK
4. 2012
Kas
CASH ON HAND AND IN BANKS 2011
234.850
223.535
Cash on hand
Bank - Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Bukopin Tbk
404.650
756.258
315.568 112.712 106.758 25.864 6.443 2.715
486.719 5.170 33.115 6.888 3.138
Cash in banks - Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Bukopin Tbk
Jumlah bank - Rupiah
974.710
1.291.288
Total cash in banks - Rupiah
Bank - Dolar AS PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Bukopin Tbk
27.402.646 25.712.220 17.934.634 563.004 46.644 55.328
19.935.274 2.518.475 1.256.003 31.876 52.221
Cash in banks - US Dollar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Bukopin Tbk
Jumlah bank - Dolar AS
71.714.476
23.793.849
Total cash in banks - US Dollar
Jumlah bank
72.689.186
25.085.137
Total Cash in banks
Jumlah
72.924.036
25.308.672
Total
25
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA
5.
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
TRADE RECEIVABLES The details of trade receivables from third parties are as follows:
2012
2011
Total E&P Indonesie (Catatan 17) Kangean Energy Indonesia Ltd PT Badak NGL PT Vale Indonesia Tbk Premier Oil Natuna Sea, BV PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd PT Star Energy Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah piutang usaha)
14.299.587 11.676.621 9.632.609 4.270.355 -
5.864.283 4.510.671 3.127.062 768.391 87.624
5.604.139
5.590.238
Total E&P Indonesie (Note 17) Kangean Energy Indonesia Ltd PT Badak NGL PT Vale Indonesia Tbk Premier Oil Natuna Sea, BV PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd PT Star Energy Others (each below 5% of total trade receivables)
Jumlah
45.483.311
29.502.306
Total
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
9.554.037
The aging analysis of trade receivables is as follows:
2012
2011
Sampai dengan satu bulan >1 sampai 2 bulan >2 sampai 3 bulan >3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
32.104.998 6.983.821 1.404.098 778.099 4.212.295
19.812.521 4.021.814 127.974 13.992 5.526.005
Jumlah
45.483.311
29.502.306
Until 1 month >1 month - 2 months >2 month - 3 months > 3 month - 12 months > 12 months Total
Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang usaha sebesar Rp 21.822.788 telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai. Hal ini terkait dengan sejumlah pelanggan yang tidak mengalami sejarah gagal bayar dan memiliki situasi ekonomi yang baik.
As at December 31, 2012, trade receivables of Rp 21,822,788 were past due but not impaired. These relate to a number of independent customer for whom there is no recently history of default and reliable economic situations
Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang usaha sebesar Rp 1.418.181 mengalami penurunan nilai dan telah dihapusbukukan. Piutang individual yang dihapusbukukan nilainya terutama terkait dengan pelanggan korporasi yang mengalami situasi ekonomi yang sulit.
As at December 31, 2012, trade receivables of Rp 1,418,181 were impaired and written off. The individually written off receivables mainly relate to corporate customer, which are in difficult economic situations.
Piutang usaha berdasarkan mata uang:
Trade receivables based on currency: 2012
2011
Dolar Amerika Serikat Rupiah
41.463.613 4.019.698
25.481.559 4.020.747
United States Dollar Rupiah
Jumlah
45.483.311
29.502.306
Total
Berdasarkan hasil penelahaan atas kolektibilitas akun piutang pelanggan individual dan kolektif, Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan penurunan nilai. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang pada pihak ketiga. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 12) dan utang bank jangka panjang (Catatan 17).
Based on review of the collectability of the individual and collective receivable accounts, management believes that all trade receivables are collectible; thus, no allowance for impairment was provided. Management also believes that there no significant concentration of credit risk in third party receivables. The trade receivables are used as collateral for bank loan (Note 12) and long-term bank loans (Note 17).
26
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN
6. 2012
Pihak relasi Piutang project toll Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk
OTHER RECEIVABLES 2011
93.520
-
100
-
Related parties Project toll receivable Koperasi Karyawan PT Bhakti Investama Tbk
93.620
-
Sub total
Pihak ketiga PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Lainnya
7.235.046 114.228
5.922.928 1.351.672 940.080
Third parties PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Others
Penyisihan penurunan nilai
7.349.274 (728.576)
8.214.680 (728.576)
Jumlah - bersih
6.620.698
7.486.104
Sub jumlah
Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut :
Saldo akhir
Total - net
The movement in the allowance for impairment are as follows :
2012 Saldo awal tahun Pencadangan Penghapusbukuan
Allowance for impairment
2011
728.576 1.413.659 (1.413.659) 728.576
728.576 -
Beginning balance Provision Written off
728.576
Ending balance
Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi 2 helikopter jenis Bell 212.
Accounts receivable from PT Cheysia Aurelia (formerly PT Cahaya Utama Delapan Belas) represents receivable from insurance of 2 aircraft type Bell 212.
Pada 8 Pebruari 2012 Perseroan membuat kesepakatan dengan PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) untuk perjanjian penyelesaian utang di hadapan notarial Arry Supratno, S.H dengan No. 51.
On February 8, 2011, the Company entered into an agreement with PT Cheysia Aurelia for debt settlement agreement based on deed no. 51 of Arry Supratno, S.H.
Berdasarkan kesepakatan tersebut maka PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) menyatakan kesanggupan untuk membayar kepada Perseroan dan Entitas Anak sebesar Rp 350.000, dengan cara mengangsur sebesar Rp 50.000 tiap bulannya selama tujuh bulan dimulai sejak Pebruari 2012 sampai dengan Agustus 2012. Pada Agustus 2012, seluruh tagihan tersebut telah dilunasi.
Under the agreement, PT Cheysia Aurelia (formerly PT Cahaya Utama Delapan Belas) agreed to pay to the Company and its Subsidiary amounting to Rp 350,000, in installments of Rp 50,000 per month for seven months starting from February 2012 to August 2012. In August 2012, all receivables have been collected.
Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang lain-lain sebesar Rp 1.413.659 mengalami penurunan nilai dan telah dihapusbukukan. Piutang individual yang dihapusbukukan nilainya terutama terkait dengan pelanggan korporasi yang mengalami situasi ekonomi yang sulit.
As at December 31, 2012, other receivables of Rp 1,413,659 were impaired and written off. The individually written off receivables mainly relate to corporate customer, which are in difficult economic situations.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang, manajemen Perseroan berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain.
Based on the review of the status of other receivables, the management of the Company believes that the allowance for impairment provided is adequate to cover possible losses that may arise from non collection of accounts.
27
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN
7.
Persediaan terdiri dari:
INVENTORIES Inventories consist of the following:
2012
2011
Komponen suku cadang dapat diperbaiki Suku cadang Persediaan umum dan perlengkapan
39.970.427 35.900.686 430.623
26.320.929 35.993.364 216.808
Repairable and rotable parts and components Spareparts General inventories and supplies
Jumlah
76.301.736
62.531.101
Total
Pada tahun 2012, Perseroan menjual suku cadang pesawat Beechcraft 1900 D senilai US$ 1.700 kepada Yatanarpon Aviation Support.
In 2012, the Company sold sparepart of aircraft Beechraft 1900 D amounted to US$ 1,700 to Yatanarpon Aviation Support. 2011
Nilai tercatat persediaan Harga jual
7.081.002 16.972.323
Carrying value of inventory Selling price
9.891.321
Gain on sale of inventory
Laba penjualan persediaan
8.
Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 17).
The management believes that no allowance for decline in value of inventories should be provided because of high turnover of inventories. Inventories are used as collateral for long-term bank loans (Note 17).
Pada tahun 2012 dan 2011, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sejumlah US$ 6,5 juta Kepada PT. MNC Insurance dan US$ 12,5 juta kepada PT. Citra International Underwriter. Manajemen Perseroan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
In 2012 and 2011, inventories were insured under fire, theft and others for US$ 6.5 million to PT. MNC Insurance and US$ 12.5 million to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
8.
Akun ini terdiri dari :
9.
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of:
2012
2011
Uang muka pembelian persediaan Uang muka pembelian pesawat Uang muka dan biaya dibayar dimuka lainnya
65.550.380 4.802.509
22.605.060 -
Advances for purchase of inventories Advances for aircraft purchase
37.523.263
8.327.722
Other advances and prepaid expense
Jumlah
84.767.014
30.932.782
Total
INVESTASI DALAM SAHAM
9.
Akun ini merupakan investasi Perseroan di PT GLD Property (dahulu PT Usaha Gedung Bimantara) sebanyak 1 lembar saham, dengan persentase kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.
INVESTMENT IN SHARES OF STOCK This account represents the Company’s ownership interest of 1 share in PT GLD Property (formerly PT Usaha Gedung Bimantara) which represents 0.01% ownership with acquisition cost of Rp 1 million.
28
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP
10. FIXED ASSETS
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2012
Saldo 1 Januari 2012/ Balance as of January 1, 2012
Fixed assets consist of the following: Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Saldo 31 Desember 2012/ Balance as of December 31, 2012
Reklasifikasi/ Reclassification
2012
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor Instalasi sparepart dan component
481.350.749 19.200.875 10.895.595 617.724 54.345.796
10.431.727 363.445 1.224.005 407.650 17.009.846
-
-
10.431.727 481.350.749 19.564.320 4.679.600 1.025.374 71.355.642
Jumlah Kepemilikan Langsung
566.410.739
29.436.673
-
-
588.407.412
Total Direct Ownership
4.568.200 7.440.000
Assets under Finance Lease Vehicles Machinery
600.415.612
Total Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Spare and component installed
Sewa Pembiayaan Kendaraan Mesin
4.568.200 7.440.000
7.440.000
-
-
Carrying Value Direct Ownership Land Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Spare and component installed
Jumlah
570.978.939
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor Instalasi sparepart dan component
185.664.998 10.277.350 9.152.385 274.722 6.843.920
22.422.474 887.361 1.042.784 106.263 8.464.640
-
-
208.087.472 11.164.711 10.319.169 380.985 15.184.560
Jumlah Kepemilikan Langsung
212.213.375
32.923.522
-
-
245.136.897
Total Direct Ownership
2.874.447 124.000
Assets under Finance Lease Vehicles Machinery
Sewa Pembiayaan Kendaraan Mesin
2.574.474 -
616.973 124.000
-
-
Jumlah
214.470.849
248.135.344
Total
Nilai Buku
356.508.090
352.280.268
Net Book Value
2011
Saldo 1 Januari 2011/ Balance as of January 1, 2011
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Saldo 31 Desember 2011/ Balance as of December 31, 2011
Reklasifikasi/ Reclassification
2011
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor Instalasi sparepart dan component
481.329.368 18.728.437 10.207.845 197.723 -
21.381 472.438 687.750 420.001 38.112.959
-
16.232.837
481.350.749 19.200.875 10.895.595 617.724 54.345.796
Carrying Value Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Spare and component installed
Jumlah Kepemilikan Langsung
510.463.373
39.714.529
-
16.232.837
566.410.739
Total Direct Ownership
2.733.700
1.834.500
-
-
4.568.200
Assets under Finance Lease Vehicles
Jumlah
513.197.073
41.549.029
-
16.232.837
570.978.939
Total
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor Instalasi sparepart dan component
163.968.744 9.531.106 8.373.254 197.722 -
21.696.254 746.244 779.131 77.000 4.822.123
-
2.021.797
185.664.998 10.277.350 9.152.385 274.722 6.843.920
Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Spare and component installed
Jumlah Kepemilikan Langsung
182.070.826
28.120.752
-
2.021.797
212.213.375
Total Direct Ownership Assets under Finance Lease Vehicles
Sewa Pembiayaan Kendaraan
Sewa Pembiayaan Kendaraan
1.775.159
482.315
-
-
2.257.474
Jumlah
183.845.985
28.603.067
-
2.021.797
214.470.849
Total
Nilai Buku
329.351.088
356.508.090
Net Book Value
29
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Depreciation charged to operations is as follows: 2012
2011
Beban langsung (Catatan 26) Beban usaha (Catatan 27)
30.823.627 2.840.868
26.518.377 2.084.690
Direct costs (Note 26) Operating expenses (Note 27)
Jumlah
33.664.495
28.603.067
Total
Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar Rp 281.212.596 dan Rp 305.254.847, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan utang jangka panjang (Catatan 12 dan 17).
Fixed assets with the total amount of Rp 281,212,596 and Rp 305,254,847, as of December 31, 2012 and 2011, respectively are used as collateral for bank loan (Note 12) and long-term loans (Note 17).
Aset tetap dan pesawat sewaan diasuransikan dalam industrial special risks termasuk risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebesar US$ 85.500 tahun 2012 dan US$ US$ 76,500 dan Rp 5.000.000 tahun 2011 kepada PT Citra Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.
Fixed assets and charter aircraft were insured under industrial specific risks, including fire, theft and others for US$ 85,500 in 2012 and US$ 76,500 and Rp 5,000,000 in 2011 to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
11. ASET LAIN-LAIN
11. OTHER ASSETS 2012
Beban tangguhan - bersih Pendidikan pilot Sewa lahan (Catatan 34) Lainya Sub jumlah
2011
8.082.780 2.023.171 97.452
11.985.083 2.382.521 -
Deferred charges - net Pilot training costs Land compensation (Note 34) Others
10.203.403
14.367.604
Uang muka pembelian pesawat Performance bond Jaminan lainnya
18.304.261 2.492.206 19.795
18.338.932 2.492.206 19.795
Advances for purchase of aircraft Performance bond Other deposits
Jumlah
31.019.665
35.218.537
Total
Sub total
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas berakhir.
Costs related to pilots’ training are deferred and are being amortized over the pilot contracts and may be refunded if the pilots resign before the end of the contract.
Beban amortisasi kompensasi lahan dan pendidikan pilot adalah sebesar Rp 4.261.653 tahun 2012 dan sebesar Rp 11.278.734 tahun 2011.
Amortization of pilots’ training and land compensation charged to operations amounted to Rp 4,261,653 and Rp 11,278,734 in 2012 and 2011, respectively.
Uang muka pembelian pesawat merupakan uang muka pembelian 3 (tiga) unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 1.071.500 untuk proyek Total E&P Indonesie.
Advance for the purchase of aircraft represent an advance for the purchase of 3 (three) units of helicopter from Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 1,071,500 for Total E&P Indonesie project.
30
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
12. UTANG BANK
12. BANK LOAN
Perseroan dan Entitas Anak memperoleh fasilitas Musyarakah modal kerja dari PT Bank Syariah Mandiri maksimum sebesar US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo 31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara dengan 9,5% per tahun. Pinjaman ini diperpanjang sampai dengan April 2009 dan pinjaman ini dijamin dengan, piutang usaha, 2 unit pesawat Beechcraft 1900D (PK - TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PK-TRE). (Catatan 5 dan 10). Pada tahun 2010, fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 30 April 2011. Pada tahun 2011 telah diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2013.
Based on Musyrakah agreement, the Company and its Subsidiary obtained working capital credit facility from PT Bank Syariah Mandiri with a maximum amount of US$ 3,000,000, with a term of 12 months, which was due on October 31, 2008 and with interest rate of 9.5% per annum. This facility is extended until April 2009 and secured by trade receivables, 2 unit of Beechcraft 1900D (PK–TRX dan PK–TRW), 1 unit BAC 1-11 (PK-TRU),1 unit helicopter Dauphin type 365N2 (PK-TSW), and 1 unit helicopter Dauphin type SA-365C2 (PK-TRE) (Notes 5 and 10).In 2010, this facility was due on April 30, 2011. In 2011, this loan has been extended until October 31, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo utang untuk fasilitas ini sebesar Rp 29.010.000 dan Rp 27.204.000 .
As of December 31, 2012 and 2011, the outstanding balance of the loan from this facility amounted to Rp 29,010,000 and Rp 27,204,000, respectively.
Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perseroan dan Entitas Anak diwajibkan memenuhi batasanbatasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain membubarkan Perseroan, merger, mengakuisisi Perseroan lain, meminta dinyatakan pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh harta Perseroan; menjual, menjaminkan, atau membebani dengan liabilitas seluruh atau sebagian harta Perseroan termasuk pendapatan yang telah dan akan diterima.
In relation to the above credit facility, the Company and its Subsidiary is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, to liquidate the Company, to enter into merger, to acquire other company, to ask other party, to file a bankcruptcy of the Company; to sell or transfer part or all of the Company’s assets; to sell the assets used as collateral or charge againts liability all or part of the Company’s assets including revenue which has been received or to be received.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Manajemen berpendapat bahwa Perseroan dan Entitas Anak mematuhi seluruh perjanjian yang dibuat oleh bank.
As of December 31, 2012 and 2011, the management of the Company and its Subsidiary believes that it has complied with all important covenants required by the bank.
13. WESEL BAYAR
13. NOTES PAYABLE 2012
Kreditur/Creditor Bellstones Ltd PT Bhakti Investama Tbk
JUMLAH
Saldo 31 Saldo 1 Januari Desember 2012 /Balance 2012/Balance as as of January 1, Penambahan Pengurangan/ of December 31, Bunga/Interest /Additions 2012 Deductions 2012 rate
Jatuh tempo/Due date
47.719.627
35.473.056
6.850.000
76.342.683
3%
30 April 2013/ April 30, 2013
-
41.695.000
-
41.695.000
12 %
27 Agustus 2013 – 21 Desember 2013/ August 27, 2013 - December 21, 2013
47.723.600
77.168.056
6.850.000
31
118.037.683
TOTAL
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
13. WESEL BAYAR (lanjutan)
13. NOTES PAYABLE (continued) 2011
Kreditur/Creditor Herst Investment
Saldo 31 Saldo 1 Januari Desember 2011 /Balance 2011/Balance as as of January Penambahan Pengurangan/ of December 31, Bunga/Interest /Additions 1, 2011 Deductions 2011 rate 43.723.600
803.195
44.526.795
-
3%
-
12.249.500
12.249.500
-
3%
52.719.627
5.000.000
47.719.627
3%
Oxley Investment Ltd Bellstones Ltd JUMLAH
.
43.723.600
65.772.322
61.776.295
47.719.627
Jatuh tempo/Due date 31 Januari 2011/ January 31, 2011 31 Januari 2011/ January 31, 2011 30 April 2013./ April 30, 2013 TOTAL
Pada tahun 2012 Perseroan menerbitkan Surat Sanggup tanpa opsi konversi menjadi saham kepada PT Bhakti Investama Tbk, pihak berelasi sebesar Rp 41.695.000. Biaya bunga dari Surat Sanggup yang telah dibayarkan pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 761.526.
In 2012 the Company issued Promissory Notes without conversion option into shares to PT Bhakti Investama Tbk, a related party totaling Rp 41,695,000. Interest expense incurred for these promissory notes amounted to Rp 761,526 in 2012.
Pada 26 Januari 2012 - 3 Agustus 2012, Perseroan menerbitkan Surat Sanggup tanpa opsi konversi menjadi saham kepada Bellstones Limited, pihak ketiga dengan total sebesar Rp 35.473.056. Biaya bunga dari Surat Sanggup yang telah dibayarkan pada 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2.103.333 dan Rp 609.562.
On January 26, 2012 until August 3, 2012, the Company also issued Promissory Notes without conversion option into shares to Bellstones Limited, a third party with a total amount of Rp 35,473,056. Interest expense incurred for these promissory notes amounted to Rp. 2,103,333 and Rp 609,562 in 2012 and 2011, respectively.
Penerbitan surat sanggup digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan.
The issuance of the above Promissory Notes is to support the operational needs of the Company.
Pada bulan Juli 2011 wesel bayar Herst Investment Ltd sebesar Rp 44.526.795 dan Oxley Investment Ltd Rp 12.249.500 seluruhnya dikonversi menjadi saham Perseroan.
In July 2011 notes payable to Herst Invesment Ltd with the amount of Rp 44,526,795 and to Oxley Investment Ltd with the amount Rp 12,249,500 had been fully converted to Company’s shares.
14. UTANG USAHA
14. TRADE PAYABLES
Rincian akun ini adalah utang usaha kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account consist of trade payables to third parties, as follows:
2012
2011
Pihak berelasi PT MNC Asuransi Indonesia PT MNC Finance
11.749.983 4.020.119
-
Sub jumlah
15.770.102
-
Pihak ketiga Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Lainnya (masing-masing kurang dari 5% jumlah utang usaha)
Related parties PT MNC Asuransi Indonesia PT MNC Finance Sub total
14.418.972 5.519.002
9.307.681 5.440.595
13.538.710
16.213.988
Third parties Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Others (each below 5% of total trade payables)
Sub jumlah
33.476.684
30.962.264
Sub total
Jumlah
49.246.786
30.962.264
Total
32
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
14. UTANG USAHA (lanjutan)
14. TRADE PAYABLES (continued)
Analisis umur utang usaha adalah sebagai berikut :
The aging analysis of trade payables is as follows:
2012
2011
Sampai dengan satu bulan >1 sampai 2 bulan >2 sampai 3 bulan >3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
4.115.968 4.587.370 3.112.196 21.488.267 15.942.985
987.432 1.922.814 2.550.694 10.754.040 14.747.284
Until 1 month >1 month - 2 months >2 months - 3 months > 3 months - 12 months > 12 months
Jumlah
49.246.786
30.962.264
Total
Berdasarkan mata uang:
Trade payables based on currency: 2012
2011
Dolar AS Rupiah Euro Dolar Sin
36.108.883 8.929.125 4.126.770 82.008
15.846.867 7.972.658 6.819.175 323.564
US Dollar Rupiah Euro Singapore Dollar
Jumlah
49.246.786
30.962.264
Total
15. UTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA
15. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
This account consists of: 2012
2011
Koperasi Bimantara PT Citra International Underwriter PT Badak Natural Gas Liquefaction PT JAS Lainnya
153.598 1.056.809
154.052 694.968 544.080 32.351 4.455.954
Koperasi Bimantara PT Citra International Underwriter PT Badak Natural Gas Liquefaction PT JAS Others
Jumlah
1.210.407
5.881.405
Total
16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
16. ACCRUED EXPENSES
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
This account consists of: 2012
Perbaikan dan pemeliharaan Beban pembiayaan Jumlah
2011
790.528 761.526
1.949.553 153.024
Repairs and maintenance Interest - finance lease
1.552.054
2.102.577
Total
Biaya masih harus dibayar perbaikan dan pemeliharaan pesawat merupakan estimasi perbaikan dan pemeliharaan pesawat berdasarkan jam terbang.
Accrued expense of aircraft repairs and maintenance was estimated based on flying hours.
33
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
17. UTANG BANK JANGKA PANJANG
17. LONG - TERM BANK LOANS
Akun ini merupakan utang bank jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:
This account represents long-term bank loans with details as follows:
2012 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dolar AS Rupiah PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS PT Bank DKI Unit Syariah Dolar AS Sub total Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2011
109.443.861 30.247.000
107.223.106 30.247.000
82.192.785
77.075.923
10.778.445
10.201.500
232.662.091
224.747.529
(111.718.709)
(81.668.548)
120.943.382
143.078.981
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk United States Dollar Indonesian Rupiah PT Bank Syariah Mandiri United States Dollar PT Bank DKI unit syariah United States Dollar Sub total Current maturities Long–term portion
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Pada bulan Mei 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merestrukturisasi semua fasilitas yang dimiliki Perseroan menjadi fasilitas Al Musyarakah dengan nilai sebesar US$ 11.445.540 yang merupakan baki debet dari plafond awal sebesar US$ 15.930.000.
In May 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk restructure all facilities owned by the Company to Al Musyarakah facility with a value of US$ 11,445,540 which is a debit balance of the initial ceiling of US$ 15,930,000.
Pada bulan April 2009 Perseroan mendapat fasilitas pembiayaan Al Musyarakah dengan pagu sebesar Rp 34.800.000. Fasilitas yang disalurkan kepada Perseroan pada tahun 2009 sebesar Rp 30.247.000 dengan jangka waktu 60 bulan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Total E&P Indonesie. Adapun jaminan atas fasilitas ini merupakan paripasu dengan fasilitas Al Musyarakah (restruktur) diatas.
In April 2009, the Company obtained Al Musyarakah financing facility with ceiling amounting to Rp 34,800,000. the Company withdrawn Rp 30,247,000 to the period of 60 months in 2009 from this facility. The purpose of this facility is a for working capital of Total E&P Indonesie project. Facility is a secured by a collateral with Al Musyarakah (restructured) facility.
Seluruh pinjaman diatas dijamin dengan 3 unit pesawat Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO dan PK-TSP), 2 unit pesawat ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ), Tanah dan bangunan yang terletak di Balikpapan (Catatan 10)
All the above loans are secured by 3 units of Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO, and PK-TSP) aircraft, 2 units of ATR 42-300 aircraft (PK-TSY and PK-TS), Land and Buildings located in Balikpapan (Note 10).
Pada bulan Nopember 2010 Perseroan mendapat fasilitas pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bittamlik sebesar US$ 7.100.000 untuk pengadaan 1 unit pesawat ATR 42-500 PK-THT dengan jangka waktu 60 bulan.
In November 2010, the Company obtained an Ijarah Muntahiyya Bittamlik payment facility for US$ 7,100,000, for purchasing 1 unit ATR 42-500 aircraft PK-THT with 60 months payment period.
Pada bulan Nopember 2010 Perseroan mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 600.000 untuk pembelian spare part dan mesin pesawat PK-THT. Perseroan telah melunasi fasilitas tersebut.
In November 2010, the Company obtained on Al Murubahah payment facility for US$ 600,000 for purchase of spare parts and aircraft engine of PK-THT aircraft. In 2011, the Company has paid this facility.
Pada bulan Nopember 2010 Perseroan mendapat fasilitas pembiayaan Al Musyarakah sebesar US$ 1.000.000 untuk modal kerja pelaksanaan kontrak pesawat dengan PT Badak NGL. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Juni 2015.
In November 2010, the Company obtained on Al Musyarakah payment facility for US$ 1,000,000 working capital to conduct a contract with PT Badak NGL. This loan is due in June 2015.
Saldo terutang atas fasilitas per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 139.690.861 dan Rp 137.470.106.
The outstanding balances of the above loan facilities as of December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp 139,690,861 and Rp 137,470,106, respectively.
34
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
17. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
17. LONG - TERM BANK LOANS (continued)
PT Bank DKI unit Syariah
PT Bank DKI unit Syariah
Pada bulan Januari 2008, Perseroan memperoleh fasilitas Al Musyarakah dan Wakalah Bil Ujrah sebesar US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Pada 2 Nopember 2012, dilakukan addendum menjadi US$ 1.125.000 dengan bagi hasil setara 8% yang dibayarkan bulanan sampai dengan September 2017. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing Charter. Saldo pinjaman ini per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 10.778.334 dan Rp 10.201.500.
In January 2008, the Company obtained Al Musyarakah and Wakalah Bil Ujrah facility amounting to US$ 3,500,000, with a term of 48 months, then afterwards addendum has been made on December 31, 2008 to US$ 2,000,000, with profit sharing at 8% of payment every month. In November 2, 2012, addendum has been made with profit sharing at 8% of payment every month until to US$ 1,125 000 September 2017. This facility was used as project working capital for Fixed Wing Charter. The outstanding balance of this facility as of December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp 10,778,445 and Rp 10,201,500, respectively.
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008, Perseroan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 9.155.000. Utang ini jatuh tempo pada bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit helikopter EC-155 B1 (PKTPG) (Catatan 5 dan 10). Perjanjian ini diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2013. Saldo per 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 82.192.786 dan Rp 77.075.923 dengan nisbah setara 8% per tahun.
Based on the bridging loan, dated September 26, 2008 and October 6, 2008, the Company obtained financing facility amounting to US$ 9,155,000. The loan will mature in March 2009. The loan is secured by receivables from Total E&P Indonesie and one unit of helicopter EC-155 B1 (PKTPG) (Notes 5 and 10). The loan was extended until October 31, 2013. The balance of this loan as of December 31, 2012 and 2011 amounted to Rp 82,192,786 and Rp 77,075,923, respectively with nisbah equivalent to 8% per annum.
Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perseroan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan bisnis inti; mengeluarkan pernyataan utang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan harta Perseroan yang telah dijaminkan; mengubah anggaran dasar Perseroan, khususnya mengenai modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan Perseroan; meminta dinyatakan pailit dan mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak lain.
In relation to these credit facilities, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, obtain loan or new credit facility; invest in shares of stock; distribute dividend; enter into transactions with other parties other than the Company’s core business; issue indebtedness statement for loan, rental and guarantee to other party; sell, transfer and use as collateral the Company’s assets used as collateral for these loans; change the Company’s Articles of Association and in particular change in the capital stock, Company’s management and stockholders; liquidate the Company; ask other party to file a bankruptcy for the Company and transfer the title of collateralized assets to other party.
Perseroan telah menerima surat persetujuan perubahan negative covenant dari PT Bank Syariah Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16 Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus, pemegang saham dan pembagian dividen wajib dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut.
The Company received approval on the changes of negative covenants from Bank Syariah Mandiri in the Letter No. 8/595-2/DPB1, dated August 16, 2006, which stated that changes of management, stockholders, payment of dividend should be reported to PT Bank Syariah Mandiri in writing.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Manajemen berpendapat bahwa Perseroan mematuhi seluruh perjanjian yang dibuat oleh bank.
As of December 31, 2012 and 2011, the management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank.
35
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
18. SEWA PEMBIAYAAN
18. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASE
Akun ini merupakan utang sewa pembiayaan kendaraan bermotor dan mesin (Catatan 10) dari PT MNC Finance, sebagai berikut:
The account represents lease payables in relation to financing of motor vehicle and machinery (Note 10) by PT MNC Finance, details of obligations by due date are as follows:
2012
2011
Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun : 2012 2013 2014 2015
11.829.091 8.806.128 1.676.665
Jumlah pembayaran minimum sewa Bunga
638.101 563.100 483.300 443.025
Details of obligations under finance lease by due date : 2012 2013 2014 2015
22.311.883 (2.833.882)
2.127.526 (299.288)
Total minimum less payments Interest
Nilai tunai pembayaran minimum sewa Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
19.478.002 (6.320.560)
1.828.238 Present value of minimum lease payments (513.672) Current maturities
Bagian jangka panjang
13.157.442
1.314.566
Suku bunga sewa pembiayaan dengan PT MNC Finance adalah 24,9% - 34,24% per tahun. Utang sewa pembiayaan dibayar setiap bulan dalam jumlah tetap. Kendaraan bermotor dan mesin tersebut sebagai jaminan atas pembiayaan ini.
Long-term - net of current maturities
Lease interest rate with PT MNC Finance is 24.9% 34.24% per annum. Lease liability is repayable monthly at fixed amounts. Motor vehicle and machinery is as guarantee of leasing.
19. PERPAJAKAN
19. TAXES
a.
Pajak dibayar di muka merupakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 35.383 pada 31 Desember 2011.
a.
Prepaid tax represents Value Added Tax amounting to Rp 35,383 as of December 31, 2011.
b.
Utang pajak terdiri dari :
b.
Taxes payable consist of:
2012 Pajak penghasilan PPN Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4(2) Jumlah
2011
5.014.030 5.495.399 1.379.353 124.711 973.150
2.107.160 8.377.558 401.543 124.711 460.357
12.986.643
11.471.329
36
Income taxes Value added tax Article 21 Article 23 Article 25 Article 4(2) Total
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
19. TAXES (continued)
Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
c.
2012 Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Entitas Anak Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Perseroan Beda temporer: Imbalan kerja Sewa pembiayaan Penyusutan Beda tetap: Tunjangan karyawan Biaya pajak Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Beban penghapusan piutang Lain-lain Taksiran rugi fiskal
Reconciliation between loss before income tax as shown in the statements of comprehensive income and estimated fiscal loss for the years ended December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2011
(40,570,450)
(38.496.964)
(244.566)
(40.325.884) 4.928.750 (250.073) 576.171 11.796.478 3.489.872 (67.524) 2.831.840 (400.221) 17.420.591
-
(38.496.964) 4.088.518 (451.740) (11.480.854) 1.775.698 23.689 (53.814) 1.661.088 (42.934.379)
Loss before income tax per consolidated statements of comprehensive income Loss of Subsidary before income tax
Loss before income tax attributable to the Company Temporary differences: Employee benefits Finance leases Depreciation Permanent differences: Employees allowances Tax Expense Interest income already subjected to final tax Bad debts expense Others Estimated fiscal loss
2012
2011
84.945.079 40.988.920 34.976.211 42.934.379 17.420.590
84.945.079 40.988.920 34.976.211 42.934.379 -
221.265.179
203.844.589
Pajak penghasilan dibayar di muka: Pasal 22 Pasal 23
9.274 4.799.630
3.815.562
Prepayments of income tax: Article 22 Article 23
Jumlah taksiran tagihan pajak penghasilan Perseroan
4.808.903
3.815.562
Total estimated claim for tax refund The Company
Jumlah
4.808.903
3.815.562
Total
Rugi fiskal yang dapat dikompensasi 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
37
Fiscal losses carry forward 2008 2009 2010 2011 2012 Total
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
19. TAXES (continued)
Taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
d.
2012 Perseroan Pajak Penghasilan 2008 2009 2010 2011 Pembayaran SKPKB dan STP 2012 Taksiran tagihan pajak penghasilan e.
2011
4.956.153 3.795.725 3.815.562 4.500.000 4.808.903
4.956.153 3.795.725 2.479.502 3.815.562 4.500.000 -
The Company Corporate Income Tax 2008 2009 2010 2011 Tax assessment objection 2012
21.876.343
19.546.942
Estimated claim for tax refund
Perhitungan manfaat pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
e.
2012
The deferred tax benefit computation of significant temporary differences between commercial and fiscal statements using tax rates in 2012 and 2011 are as follows: 2011
Perseroan Rugi Fiskal Penyisihan imbalan kerja Penyusutan Sewa pembiayaan
4.355.148 1.232.187 1.483.596 620.048
8.185.242 1.022.129 (4.143.115) (112.936)
Sub total
7.690.979
4.951.320
60.511
-
Subsidiary Fiscal loss
7.751.490
4.951.320
Total
Entitas Anak Rugi Fiskal Jumlah
f.
Estimated claim for tax refund are as follows:
Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
f.
2012 Perseroan Aset pajak tangguhan: Rugi Fiskal Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Beban tangguhan Sub total Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Rugi Fiskal Jumlah
The Company Fiscal loss Employee benefits Depreciation Finance lease Sub total
The details of deferred tax assets and liabilities as of December 2012 and 2011 are as follows : 2011 The Company Deferred tax assets: Fiscal loss Employee benefits Deferred tax liabilities: Depreciation Finance lease Deferred charges
55.316.295 8.689.390
50.961.146 7.457.202
(21.114.691) (43.861) (3.249.814)
(22.598.286) (663.909) (3.249.813)
39.597.319
31.906.340
Sub total
60.511
-
Subsidiary Deferred tax assets: Fiscal loss
39.657.830
31.906.340
Total
38
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
19. TAXES (continued)
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Perseroan telah disampaikan kepada Kantor Pajak sampai dengan tahun fiskal tahun 2011. SPT Tahun 2010 Perseroan akan dilaporkan sesuai dengan taksiran rugi fiskal yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Semua utang pajak dan pendapatan kena pajak / rugi fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada kantor pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan Perseroan.
The Company’s annual corporate income tax (SPT) tax has been submitted until fiscal year 2012. SPT for the year 2012 of the Company will be reported according to the estimated fiscal loss stated in the financial statements. All the taxes payable and fiscal loss has been calculated correctly and reported to the Tax Office in accordance with the audited financial statements.
Pada tanggal 18 Nopember 2009, Perseroan telah menerima Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan kurang bayar untuk pajak penghasilan (pasal 22, 23, 4(2), pajak pertambahan nilai impor BKP, pajak pertambahan nilai atas barang mewah dan pajak penghasilan badan untuk tahun 2006 sebesar Rp 14.828.292 termasuk denda dan bunga. Perseroan telah mengajukan keberatan pada tanggal 12 Pebruari 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, Perseroan telah melunasi SKPKB tersebut.
On November 18, 2009, the Company has received several tax assessments on underpayment of income taxes Articles 22, 23, 4 (2), VAT on import, sales tax on luxury goods and corporate income tax for fiscal year 2006 with a total amount of Rp 14,828,292, including penalties and interest. The Company has filed an objection against all these tax assessments on February 12, 2010. As of December 31, 2011, the Company has paid the underpayment.
Pada tanggal 5 Nopember 2010, Perseroan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa Impor BKP dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebesar Rp 13.593.948 untuk tahun pajak 2006 yang memutuskan menolak seluruhnya keberatan wajib pajak. Atas putusan tersebut Perseroan mengajukan banding pada tanggal 28 Januari 2011.
On November 5, 2010, the Company received the decision from the Director of Taxation on on Tax Objection Letter for Tax Underpayment Assessment of Value Added Tax on import taxable goods and sales tax on luxury goods for fiscal year 2006 amounting to Rp 13,593,948, which rejected the Company’s objection. The Company filed an appeal against this decision on January 28, 2011.
Pada bulan Maret 2011 Perseroan membayar SKPKB dan SKP 2006 sebesar Rp 4.500.000. Sehubungan dengan SKPKB dan SKP di atas Perseroan mengajukan surat keberatan kepada kantor pajak dan mencatat pembayaran SKPKB dan SKP sebagai bagian dari taksiran pajak penghasilan.
In March 2011, the Company paid the SKPKB and SKP 2006 amounting to Rp 4,500,000. In relation to the above SKPKB and SKP, the Company has submitted an objection letter to the Tax Office and recorded the payments of the assessments as part of estimated claims for tax refund.
Pada tanggal 15 April 2011, Perseroan telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan (pasal 22, 23, 4 (2)), pajak pertambahan nilai untuk tahun pajak 2009 sebesar Rp 2.113.793 termasuk bunga dan denda. Perseroan menyetujui ketetapan pajak. Pada tanggal 31 Desember, 2011, Perseroan telah membayar sebagian sebesar Rp 1.210.014.
On April 15, 2011, the Company has received several tax assessments on underpayment of withholding taxes (articles 22, 23, 4(2)), value added tax for fiscal year 2009 amounting to Rp 2,113,793 including interests and penalties. The Company agreed with these tax assessments. As of December 31, 2011, the Company has paid portion of the underpayment amounting to Rp 1,210,014.
Pada tanggal 26 April 2012, Persero telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar untuk pajak penghasilan (pasal 21) untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 3.129.448 dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk pajak penghasilan (pasal 21, 23, 26, 4(2)) untuk tahun pajak 2012 sebesar Rp 3.440.494.
On April 26, 2012, the Company has received tax assessments on overpayment of income taxes Article 22 for fiscal year 2010 with a total amount of Rp 3.129.448 and several tax assessments on underpayment of income taxes Articles 21, 23, 26 4(2) for fiscal year 2010 with a total amount of Rp 3.440.494.
39
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
20. LIABILITAS IMBALAN KERJA
20. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY
Perseroan memberikan imbalan untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
The Company provides benefits for its employees who reach the retirement age of 55 based on the provisions of Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. The employee benefits liability is unfunded.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan jumlah yang disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai liabilitas imbalan kerja berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution berdasarkan laporannya pada tanggal 6 Maret 2013 untuk tahun 2012 dan 8 Maret 2012 untuk tahun 2011.
The following tables summarize the components of net employee benefits expense recognized in the profit on loss and amount presented in the statements of financial position for the employee benefits liability as determined by an independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution, in its report dated March 6, 2013 for 2012 and March 8, 2012 for 2011 .
a.
a.
Beban imbalan kerja - bersih: 2012
b.
c.
Net employee benefits expense: 2011
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan (kerugian) amortisasi biaya jasa kini yang belum diakui
3.195.788 2.043.687
3.323.996 1.843.959
733.715
733.715
Jumlah
5.973.190
-
Liabilitas imbalan kerja:
Current service costs Interest expense Amortization of past service obligation
(493.923)
Past service cost - vested
5.407.747 b.
Total
Employee benefits liability:
2012
2011
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested Keuntungan aktuarial yang belum diakui
34.683.245
29.717.753 Present value of defined benefits obligation
Liabilitas bersih
8.989
(724.726)
65.327
835.784
Unrecognized actuarial gain
34.757.561
29.828.811
Net liability
Mutasi nilai kini liabilitas adalah sebagai berikut:
c.
Unrecognized past service cost
The movement of present value of obligation is as follows:
2012
2011
Nilai kini liabilitas pada awal periode Biaya jasa lalu Biaya bunga Biaya jasa kini Imbalan yang dibayar Efek perubahan asumsi aktuaria Kerugian aktuarial
29.717.753 2.043.687 3.195.788 (1.044.440) 1.954.247 (1.183.790)
30.607.777 (5.877.866) 1.843.959 3.323.996 (1.319.229) 2.062.342 (923.226)
Actual present value of obligation at BoP Past service cost Interest Cost Current service cost Benefits payment Effect of changes in actuarial assumptions Actuarial loss on obligation
Liabilitas akhir periode
34.683.245
29.717.753
Liability end period
40
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
20. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) d.
e.
20. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)
Mutasi Liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
d.
Movements in the employee benefits liability are as follows:
2012
2011
Saldo awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja
29.828.811 5.973.190 (1.044.440)
25.740.293 5.407.747 (1.319.229)
Balance at beginning of the year Expense recognized during the year Benefits payment
Saldo akhir tahun Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
34.757.561
29.828.811
Balance at end of the year
3.796.200
-
Less current maturities
Bagian jangka panjang
30.961.361
29.828.811
Long term portion
Jumlah empat periode tahunan saat ini dan sebelumnya per tahun adalah sebagai berikut: 2012
e.
2011
2010
Amounts for the current and previous four annual periods are as follows: 2009
2008
Nilai kini liabilitas Nilai wajar aset program
34.683.245
29.717.753
30.607.777
26.538.313
25.095.712
-
-
-
-
-
Defisit
34.683.245
29.717.753
30.607.777
26.538.313
25.095.712
Deficit
2.898.214
Experience adjustment on obligation
Penyesuaian berdasarkan pengalaman liabilitas
(1.183.790)
(923.226)
(1.307.536)
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto
:
Tingkat kenaikan upah
:
Tingkat mortalitas
:
Usia normal pensiun
:
(4.949.404)
Present value obligation Fair value plan assets
The principal assumptions used in determining employee benefits liability as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
6% pada tahun 2012 dan 7% pada tahun 2011 6% in 2012 and 7% in 2011 7% pada tahun 2012 dan 2011 7% in 2012 and 2011 Tabel Mortalita Indonesia 2/ Mortality Indonesia Table 2 55 tahun/55 years
21. LIABILITAS JANGKA PANJANG LAINNYA
:
Discount rate
:
Annual salary increment rate Mortality rate
:
Normal retirement age
21. OTHER LONG - TERM LIABILITIES
Akun ini terdiri dari :
This account consist of : 2012
2011
Uang muka penjualan pesawat Utang pembelian pesawat BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS Uang jaminan pelanggan Pinjaman Pihak berelasi
33.845.000
-
10.516.125 3.876.580 9.900.000
9.861.450 698.198 -
Advance aircraft sale Purchase of aircraft BAC 1-11 (PK-TRU) - US Dollar Customer deposits Loans to related parties
Jumlah
58.137.705
10.559.648
Total
Liabilitas atas pembelian pesawat yang merupakan liabilitas kepada pihak ketiga (PT Wono Madu) dalam US$ untuk memperoleh pesawat BAC 1-11 (PK-TRU). Liabilitas ini tidak dikenakan bunga dan akan dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh Perseroan.
Liability for the purchase of aircraft represents obligation to a third party (PT Wono Madu) in US Dollar in relation to the acquisition of aircraft BAC 1-11 (PK-TRU). The liability is a non-interest bearing and will be paid when the aircraft is sold by the Company.
41
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
21. LIABILITAS JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan)
21. OTHER LONG - TERM LIABILITIES (continued)
Uang jaminan pelanggan sebesar Rp 3.876.580 merupakan jaminan pelanggan atas jasa contract charter, spot charter dan penerbangan berjadual.
22. SIFAT TRANSAKSI DAN PIHAK-PIHAK BERELASI
HUBUNGAN
Customer deposits amounted to Rp. 3,876,580 represent customer deposit for service of contract charter, spot charter and regular flight. .
DENGAN
22. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
Sifat hubungan dan transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of transactions and relationships with related parties is as follows:
Pihak yang berelasi/ Related parties
Sifat hubungan dengan pihak yang berelasi/ Relationship with the related parties
PT Bhakti Investama PT MNC Finance
Holding Company Affiliate
Transaksi/ Transaction Loan, Note Payable Leasing
Kompensasi Anggota Manajemen Kunci
Compensation of Key Management Personnel
Perseroan memberikan kompensasi kepada pengurus Perseroan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp. 1.976.000 dan Rp 2.125.833.
The Company provided salaries, allowances and bonuses to the Company’s commissioners and directors amounting to Rp 1,976,000 in 2012 and Rp 2,125,833 in 2011.
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Transactions with Related Parties
Perseroan memperoleh liabilitas dari PT MNC Finance untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan pembelian mesin pesawat. Pembiayaan ini tidak diikat dengan jaminan apapun dan pembayaran adalah dengan cicilan selama 24 hingga 48 bulan dan akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai 2015 (Catatan 18).
The Company obtained a liability from PT MNC Finance for financing its motor vehicles and aircraft vehicles. This financing is not bound by any collateral and the repayment is by installments for 24 to 48 months and will mature on different dates until 2015 (Note 18).
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, saldo sewa pembiayaan sebesar Rp 19.478.002 dan Rp 1.828.238, masing-masing atau 0,03% dan 0,4% dari jumlah kewajiban, masing-masing.
As of December 31, 2012 and 2011, the outstanding balance of the obligation under finance amounted to Rp 19,478.002 and Rp 1,828,238, respectively or 0.03% and 0.4% of total liabilities, respectively.
42
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
23. MODAL SAHAM
23. CAPITAL STOCK
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham/ Stockholders
The details of the share ownership as of December 31, 2012 and 2011 are as follows:
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
Seri A / Series A PT Global Transport Services Masyarakat dan karyawan / Public and employees
Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%)
Jumlah/ Amount
1.592.358.315
38,02%
159.235.832
730.365.102
17,44%
73.036.510
2.322.723.417
55,46%
232.272.342
890.535.910 365.005.000 316.000.000 244.990.000 49.500.000
21,26% 8,71% 7,54% 5,85% 1,18%
44.526.795 18.250.250 15.800.000 12.249.500 2.475.000
Jumlah Seri B / Total Series B
1.866.030.910
44,54%
93.301.545
Jumlah / Total
4.188.754.327
100,00%
325.573.887
Jumlah Seri A / Total Series A Seri B / Series B Herst Invesment Ltd Global Far East Investments Ltd Starlight Ltd Oxley Capital Invesments Ltd Flamming Luck Invesment Ltd
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang menit diaktakan dalam akta notaris No.15 tanggal 28 April 2011 dan akte no. 11 tanggal 28 Juli 2010, para pemegang saham menyetujui untuk menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu melalui konversi utang wesel dan utang lain-lain tersebut untuk modal saham.
Based on the Extraordinary General Shareholders Meeting which minutes were covered by notarial deed No.15 dated April 28, 2011 and deed no. 11 dated July 28, 2010, the stockholders approved to issue new shares without preemptive rights through conversion of notes payable to share capital.
24. AGIO SAHAM
24. ADDITIONAL PAID - IN CAPITAL
Rincian agio saham sebagai berikut:
The details of additional paid-in capital are as follows: 2012
Penawaran umum perdana saham tahun 2006-setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar Rp 2.900.228 Pelaksanaan opsi saham karyawan tahun 2007 Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu tahun 2008 tahun 2009 Biaya emisi saham Jumlah
2011
10.059.772
10.059.772
305.834
305.834
12 14.888.171 (487.414)
12 14.888.171 (487.414)
Public offering of shares in 2006less issuance cost of shares amounted to Rp 2,900,228 Employee stock option exercised in 2007 Limited offering through rights issue with preemptive rights in 2008 in 2009 Shares issuance costs
24.766.375
24.766.375
Total
43
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
25. PENDAPATAN USAHA
25. OPERATING REVENUES
Rincian pendapatan sebagai berikut:
The details of revenues are as follows: 2012
Jasa penyewaan pesawat Contract charter Spot charter Jasa penerbangan berjadwal Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat Jumlah
2011
253.843.902 10.949.842 4.485.499
205.625.341 16.118.121 -
-
89.124
Aircraft services Contract charter Spot charter Scheduled airline services Aircraft repairs and maintenance services
269.279.243
221.832.586
Total
Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga.
All the operating revenues were derived from transactions with third parties.
Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari:
Revenues derived from the following customers represent more than 10% of the total operating revenues of the respective periods:
2012
2011
Total E&P Indonesie PT Badak Natural Gas Liquefaction Kangean Energy Indonesia Ltd . PT Vale Indonesia Tbk
136.020.575 45.321.329 43.594.253 32.731.780
105.782.254 41.798.247 23.286.724 30.878.942
Total E&P Indonesie PT Badak Natural Gas Liquefaction Kangean Energy Indonesia Ltd. PT Vale Indonesia Tbk
Jumlah
257.667.937
201.746.167
Total
26. BEBAN LANGSUNG
26. DIRECT COSTS
Rincian beban langsung adalah sebagai berikut:
Ijarah Mesin dan suku cadang utama Penyusutan (Catatan 10) Asuransi Gaji dan tunjangan Bahan bakar Lampu pendaratan Suku cadang Lain - lain (masing-masing di bawah Rp 2.000.000) Jumlah
The details of direct costs are as follows: 2012
2011
63.968.724 43.416.032 30.823.627 15.580.296 12.731.700 5.719.289 3.169.177 2.935.622
36.590.988 36.468.574 26.518.377 17.292.057 11.452.418 10.407.773 2.004.877 6.607.536
9.212.550
17.961.726
Ijarah Engine and major spareparts Depreciation (Note 10) Insurance Salaries and allowances Fuel Landing light Spare parts Others (each account below Rp 2,000,000)
187.557.017
165.304.326
Total
44
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
27. BEBAN USAHA
27. OPERATING EXPENSES
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
The details of operating expenses are as follows: 2012
2011
Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Lisensi pilot Imbalan kerja (Catatan 20) Sewa Penyusutan (Catatan 10) Asuransi Pelatihan Perlengkapan kantor Utilitas Komunikasi Perbaikan dan pemeliharaan Jasa Profesional Beban pajak Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 140.000)
36.815.204 16.995.198 8.639.626 5.973.190 4.789.640 2.840.868 2.806.842 1.905.141 1.999.101 1.999.627 1.791.501 1.688.822 304.045 3.440.494
29.685.969 14.185.257 7.690.105 5.407.747 2.555.338 2.084.690 1.175.268 909.717 1.905.709 1.997.602 1.813.160 1.676.484 296.830 -
1.969.752
1.983.385
Salaries and allowances Travelling Pilot training costs Employee benefits (Note 20) Rent Depreciation (Note 10) Insurance Training Office supplies Utilities Communications Repairs and maintenance Professional fees Tax expense Others (each account below Rp 140,000)
Jumlah
93.959.051
73.367.261
Total
28. BEBAN PEMBIAYAAN
28. FINANCE EXPENSE 2012
2011
Utang bank dan pinjaman jangka panjang Utang sewa - Murabahah
18.124.267 8.550.375
18.068.625 5.504.790
Bank loan and long - term loans Lease obligations - Murabahah
Jumlah
26.674.642
23.573.415
Total
29. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH
29. OTHER INCOME – NET 2012
Provisi dan administrasi bank Lain-lain Bersih
2011
(5.500.145) 6.457.146 957.001
30. RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR
(4.203.991) 6.746.738
Bank and other financing charges Others
2.542.747
Net
30. BASIC LOSS PER SHARE
Perhitungan rugi bersih per saham dasar didasarkan pada data berikut :
The calculation of basic loss per share is based on the following data:
Rugi Bersih
Net Loss 2012
Rugi bersih periode berjalan
2011
(32.818.960)
45
(33.545.644)
Net loss for the year
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
30. RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR (lanjutan)
30. BASIC LOSS PER SHARE (continued)
Jumlah Saham
Number of Shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut :
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of loss per share is as follows:
2012 Jumlah rata-rata tertimbang saham
2011
2.244.157.000
Weighted average number of shares outstanding
2.323.500.929
2012
2011
Rugi per saham - Rupiah penuh
15
16
31. INFORMASI SEGMEN
Loss per share - in full Rupiah amount
31. SEGMENT INFORMATION
Segmen Usaha
Business Segments
Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perseroan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat.
For management reporting purposes, subject to risks and returns of related services, the Company’s management presented its business segment into charter aircraft and aircraft repairs and maintenance services.
Informasi segmen usaha Perseroan adalah sebagai berikut :
Segment information of the Company is as follows : 2012
PENDAPATAN USAHA
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft
Pendapatan dari pihak eksternal
Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance
Jumlah/ Amount
OPERATING REVENUE
269.279.243
-
269.279.243
Revenue from external services
81.722.226
-
81.722.226
Segment results
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(93.959.051)
Unallocated operating expenses
Rugi usaha
(12.236.825)
Loss from operations
Keuntungan kurs mata uang asing Pendapatan bunga Beban pembiayaan Laba penjualan persediaan Lain-lain – bersih
(9.742.993) 67.529 (26.674.642) 9.891.321 (1.874.840)
Loss on foreign exchange - net Interest income Finance expense Gain on sale of inventory Others – net
Rugi sebelum pajak
(40.570.450)
Loss before tax
7.751.490
Income tax benefit
(32.818.960)
Net loss
Hasil segmen
Manfaat pajak penghasilan Rugi bersih ASET Aset segmen Aset tidak dapat dialokasi
505.084.982 225.846.921
-
505.084.982 225.846.921
ASSETS Segment assets Unallocated assets
Jumlah Aset
730.931.903
-
730.931.903
Total Assets
46
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued) 2012 (lanjutan / continued) Jasa Perbaikan dan Pemeliharaan Jasa Penyewaan Pesawat/ Pesawat/ Aircraft Repairs Charter and Jumlah/ Aircraft Maintenance Amount
LIABILITAS Liabilitas segment Liabilitas tidak dapat dialokasi
541.329.828 15.749.104
-
541.329.828 15.749.104
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
Jumlah Liabilitas
557.078.932
-
557.078.932
Total liabilities
Pengeluaran modal Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi
30.823.627 -
1.609.993 1.230.875
32.433.620 1.230.875
Capital expenditures Depreciation Unallocated depreciation
Jumlah
30.823.627
2.840.868
33.664.495
Total
PENDAPATAN USAHA
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft
Pendapatan dari pihak eksternal Hasil segmen
2011 Jasa Perbaikan dan Pemeliharaan Pesawat/ Aircraft Repairs and Maintenance
Jumlah/ Amount
OPERATING REVENUE
221.743.462
89.124
221.832.586
Revenue from external services
56.439.136
89.124
56.528.260
Segment results
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(73.367.261)
Rugi usaha
(16.839.001)
Loss from operations
Keuntungan kurs mata uang asing Pendapatan bunga Beban pembiayaan Lain-lain – bersih
(680.931) 53.636 (23.573.415) 2.542.747
Loss on foreign exchange - net Interest income Finance expense Others – net
Rugi sebelum pajak
(38.496.964)
Manfaat pajak penghasilan
4.951.320
Rugi bersih
(33.545.644)
Unallocated operating expenses
Loss before tax Income tax benefit Net loss
ASET Aset segmen Aset tidak dapat dialokasi
483.760.034 115.217.223
-
483.760.034 115.217.223
ASSETS Segment assets Unallocated assets
Jumlah Aset
598.977.257
-
598.977.257
Total Assets
LIABILITAS Liabilitas segment Liabilitas tidak dapat dialokasi
372.850.118 19.455.310
-
372.850.118 19.455.310
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
Jumlah Liabilitas
392.305.428
-
392.305.428
Total liabilities
Pengeluaran modal Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi
26.518.377
1.346.117 738.572
27.864.4954 738.572
Capital expenditures Depreciation Unallocated depreciation
Jumlah
26.518.377
2.084.689
28.603.066
Total
47
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Segmen Geografis
Geographical Segments
Perseroan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan, sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah. Pendapatan Perseroan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut :
The Company is located in Jakarta and Balikpapan, while services are carried out in various geographical area in Indonesia. The distribution of the Company’s revenue by geographical segments is as follows :
2012
2011
Balikpapan Jakarta Lainnya
185.824.805 1.721.167 81.733.271
147.552.991 10.471.686 63.807.909
Balikpapan Jakarta Others
Jumlah
269.279.243
221.832.586
Total
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Perkembangan situasi ekonomi yang terjadi dapat menimbulkan peluang dan risiko usaha yang mempengaruhi kinerja kinerja Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya risiko-risiko eksternal antara lain :
The economic situation can lead to business opportunities and risks that affect the performance of the Company. In business activities of the Company there is also the possibility of occurrence of external risks, including :
Risiko Ketergantungan Pada Kontrak Sewa Jangka Panjang
Risk of Dependence On Long-Term Lease
Sebagian besar sumber pendapatan Perseroan berasal dari kegiatan menyewakan pesawat terbang dan helikopter dengan sistem kontrak jangka panjang. Mengingat bahwa jenis industri penerbangan charter adalah industri yang mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan baik dari aspek teknis operasional, perawatan atau aspek aspek lain, maka dalam setiap kontrak Perseroan dengan pelanggan terdapat klausula yang memungkinkan terjadinya pemutusan dan/ atau pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan memberikan pemberitahuan 1 sampai 2 bulan di muka. Sehubungan dengan hal tersebut, pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak dapat berdampak terhadap pendapatan serta arus kas Perseroan. Demikian juga pada saat berakhirnya kontrak sewa jangka panjang, Perseroan tetap harus mengikuti tender ulang sesuai prosedur, sehingga terdapat kemungkinan Perseroan tidak memenangkan tender.
Most of the Company's income is derived from the leasing of aircrafts and helicopters under long-term contract systems. Given that the nature of charter flight industry places high value on customers' safety and satisfaction from the technical aspects of operational, maintenance or other aspects, within each contract between the Company and its customer there is a clause allowing the termination of the agreement by unilateral notice of 1 to 2 months in advance. In relation to this clause, the unilateral termination of a long-term contract can have an adverse effect on income and cash flow of the Company. Similarly at the end of a long term lease, the Company must still go through a retender process, as procedures dictates, there is a possibility of not winning the tender.
Dalam hal ini, pengalaman beroperasi Perseroan serta pedoman usaha Perseroan yang selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan telah berhasil menciptakan kepercayaan pelanggan, sehingga semenjak Perseroan berdiri tidak pernah mengalami pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak oleh pelanggan.
In this case, the Company's experience and business guide that puts customers' safety and satisfaction first has successfully created trust in the Company that ever since the Company was established there has not been any unilateral termination of long-term contract by the customer.
48
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Perseroan Dikenakan Denda
Risk of Fines Levied
Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi penyerahan pesawat atau helicopter dan tidak dapat menerbangkan pesawat atau helicopter yang telah disewa sesuai ketentuan dan tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak perjanjian penyewaan, pengoperasian dan perawatan pesawat atau helikopter, Perseroan mempunyai risiko untuk dikenakan denda atau penalti oleh penyewa.
If the Company fails to meet the delegation of aircraft and helicopter, and is unable to operate the rented plane or helicopter in accordance with the terms and dates stipulated in the agreement for leasing, operation and maintenance of aircraft or helicopter, the Company has risks for fines or penalties imposed by tenants.
Risiko Ketergantungan Terhadap Satu Kelompok Pelanggan Tertentu
Risk of Dependence On One Particular Group of Customers
Sebagian besar pelanggan Perseroan berasal dari kelompok Perseroan yang memiliki usaha di bidang minyak dan gas bumi serta pertambangan. Apabila usaha di bidang tersebut mengalami penurunan tentunya akan mempunyai dampak pada penurunan penyewaan pesawat dan helikopter, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan Perseroan. Risiko ketergantungan terhadap kelompok pelanggan dibidang usaha ini telah berusaha diantisipasi Perseroan dengan mengikat kontrak penyewaan secara jangka panjang.
The majority of customers comes from the corporate group companies that are in the business of oil, gas, and mining. If the businesses in those fields are experiencing a downturn, they will have an impact of decrease in aircraft and helicopter rentals, which also adversely affects the Company's income. The risk of dependence on a group of customers in this business is being anticipated by entering long terms lease contracts.
Risiko Persaingan Usaha
Risk of Business Competition
Banyak operator baru hadir di industri jasa penerbangan charter oleh karena didorong oleh deregulasi serta potensi keuntungan yang diberikannya telah memotivasi para operator baru untuk memasuki industri tersebut. Akan tetapi Perseroan beranggapan bahwa potensi persaingan dari para operator baru tersebut barulah benar-benar terealisir dan berdampak negatif terhadap Perseroan bilamana para pesaing tersebut telah memenangkan tender di mana Perseroan juga berpartisipasi. Proses tender tersebut hanya dapat diikuti oleh operator yang memiliki kualifikasi khusus dimana aspek keselamatan menjadi aspek utama.
The deregulation of the charter flight service industry as well as the profit potentials in the field has motivated new operators into entering the industry. However, the Company sees the potential for competition from the new operators will not be realized and have an adverse effect on the Company until the competitors manage to win a tender in which the Company is also a participant. Said Tender Process can only be joined by operators having special qualifications where the safety aspect is a main aspect.
Berhasilnya operator-operator baru memenangkan tender akan berpotensi memperkecil pangsa pasar Perseroan di mana pada akhirnya akan berpengaruh negatif pada pendapatan Perseroan. Namun dari sisi lainnya, industri jasa penerbangan charter merupakan jenis industri yang padat modal (capital intensive) sehingga diperkirakan tidak terjadi penambahan yang signifikan pada jumlah Perseroan yang bergerak pada industri penerbangan charter di Indonesia.
The success of new operators in winning tenders will potentially decrease the Company's market share and eventually have an adverse effect on the Company's income. On the other hand, the charter flight service industry is capital intensive that there should not be a significant increase in the number of companies in the industry in Indonesia.
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Perseroan dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko tingkat suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing.
Market risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market prices. The Company are exposed to market risks, in particular foreign currency exchange risk.
49
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Fluktuasi Mata Uang
Risk of Currency Fluctuations
Sebagian besar pendapatan Perseroan adalah dengan harga, ditagih dan dibayar dalam Dolar Amerika Serikat (USD). Sebagian besar beban langsung, beban usaha termasuk biaya bahan bakar dan belanja modal adalah dalam USD. Sebagian besar pinjaman jangka panjang di mata uangkan dalam USD. Namun demikian, terdapat beberapa biaya dan beban dalam mata uang Rupiah Indonesia (Rp) seperti gaji dan terkait administrasi umum.
A significant portion of the Company revenue are priced, invoiced and paid in United States Dollar (USD). Most of its direct cost, operating expenses including fuel expenses and capital expenditures were denominated and paid in USD. Most of long-term loans are denominated in USD. However, some other cost and expenses are denominated in Indonesian Rupiah (IDR) such as salaries and other genera arel administrative expense.
Karena beberapa biaya produksi yang dibayar secara tunai dengan mata uang Rp dan sebagian besar penjualan yang signifikan dalam USD, melemahnya Rp terhadap USD dapat menyebabkan laba usaha meningkat, sedangkan penguatan Rp terhadap USD dapat menyebabkan laba usaha menurun.
Because certain cash production costs are denominated in Rp and a significant portion of the sales are priced in USD, weakening of the Rp against the USD may cause operating income to increase, whereas strengthening of the Rp against the USD may cause operating income to decline
Tabel dibawah ini menunjukkan dampak setelah pajak pada laba atau rugi sebagai akibat dari kenaikan/penurunan nilai tukar mata uang asing, dengan mempertimbangkan semua faktor lain tetap konstan:
The table below summarizes the after-tax impact on profit or loss as the result of increase/decrease of foreign exchange rates, considering all other factors are held constant:
2012
2011
Kenaikan USD meningkat 5% EURO meningkat 5%
(7.507.598) 594.238
6.528.227 (347.795)
Increase USD increased by 5% EURO increased by 5%
Jumlah
(6.913.360)
6.180.431
Total
2012
2011
Penurunan USD menurun 5% EURO menurun 5%
(7.507.598) 594.238
(6.528.227) 347.795
Decrease USD decreased by 5% EURO decreased by 5%
Jumlah
(6.913.360)
(6.180.431)
Total
Risiko Sosial Politik
Risk Due to Social Politics
Ketidakstabilan situasi politik dalam negeri dapat memicu gejolak sosial, kerusuhan dan bentrokan antar kelompok sosial, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap Perseroan. Hal tersebut berpotensi mengurangi minat investor luar negeri khususnya pada industriindustri vital seperti industri minyak, gas dan pertambangan untuk melakukan aktivitas bisnis di Indonesia serta membuat para pelanggan Perseroan saat ini memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan usahanya di Indonesia.
The unstable domestic political conditions can trigger social unrest and clashes between social groups, which in turn will negatively impact the Company. Such conditions can also lessen potential foreign investors' interest, especially in vital industries such as oil, gas and mining, to perform business activities in Indonesia and cause current Company's customers to cease their business activities in Indonesia.
Akibatnya Perseroan akan sulit mempertahankan pangsa pasarnya karena sebagian besar pelanggan Perseroan bergerak dalam industri minyak, gas dan pertambangan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan serta laba Perseroan.
As a result, it will be difficult for the Company to maintain its market share since a majority of its customers are from the oil, gas, and mining industries, which in turn will have an adverse affect on the revenue and profit of the Company.
50
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kebijakan Pemerintah
Risk Due to Government Policies
Perubahan terhadap kebijakan baik Pemerintah Pusat Republik Indonesia maupun Pemerintah Daerah (dengan diberlakukannya Otonomi Daerah), seperti memberhentikan proyek produksi minyak, gas bumi dan pertambangan yang menyangkut pelanggan Perseroan, akan dapat mengganggu perolehan pendapatan serta laba Perseroan.
Changes in policies by Central Government of the Republic of Indonesia and Local Government (with the realization of Autonomous Region), such as halting projects for production of oil, gas and mining related to the Company's customers, will disrupt the income and profit of the Company.
Beberapa peraturan pemerintah juga harus mendapat perhatian dari Perseroan seperti Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5 Tahun 2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang yang antara lain mengatur pesawat udara kategori transport untuk angkutan penumpang yang dapat didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama kali di wilayah Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan usia tidak lebih dari 20 (dua puluh) tahun dan jumlah pendaratan tidak lebih dari 50.000 kali (cycle),
There are some government regulations the Company should also keep an eye on, such as the Minister of Transportation Regulation No. KM 5 Year 2006 regarding Rejuvenation of Transport Category Aircraft Fleet Air For Air Passenger Transport, which, among others, defines the transport category aircraft for passenger transport that can be registered and operated for the first time within the region of the Republic of Indonesia must meet the age requirement of not more than 20 (twenty) years and the number of landing must not exceed 50,000 times (cycle),
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2005 tentang pengoperasian pesawat udara kategori transport bermesin jet untuk angkutan udara penumpang dengan jumlah pendaratan tidak lebih dari 70.000 kali atau umur pesawat udara tidak lebih dari 35 tahun, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan , Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 90 Tahun 1993 tentang prosedur standar kelaikan udara, bahan bakar terbuang, gas buang, kebisingan dan marka pesawat udara, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2000 tentang standar kelaikan udara untuk pesawat udara kategori transport dan lain sebagainya. Perubahan dari peraturan-peraturan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kinerja dan komitmen usaha Perseroan.
The Minister of Transportation Regulation Number 35 Year 2005 KM regarding the operation of transport category aircraft with motorized jet for transportation of passengers must have a number of landing of no more than 70,000 times or age of no more than 35 years, Government Regulation No. 3 Year 2001 on security and flight safety, the Minister of Transportation Decree No. KM 90 Year 1993 on standard procedures, fuel, waste gas, noise and aircraft marks, the Minister of Transportation Decree No. KM 38 Year 2000 on standards of airworthiness for transport category aircraft, and so forth. Changes in these regulations will directly or indirectly affect the performance and business commitments of the Company.
Risiko Peraturan Internasional
Risk of International Regulations
Risiko peraturan internasional tetap harus diwaspadai, meskipun tidak terlalu berdampak kepada Perseoan mengingat tidak signifikannya kegiatan usaha Perseroan yang terkait dengan penerbangan internasional, karena setiap usaha jasa penerbangan udara dipengaruhi oleh perubahan hukum lingkungan serta peraturan-peraturan lainnya, di mana sebagai konsekuensi dalam upaya untuk mematuhinya dapat meningkatkan biaya pemeliharaan, termasuk biaya modifikasi pesawat dan atau pergantian dalam prosedur beroperasi. Risiko peraturan internasional berpotensi untuk meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh Perseroan sebagai konsekuensi kepatuhannya, yang pada akhirnya dapat mengurangi laba usaha Perseroan.
The risk of international regulations must still be monitored even though it should not have a considerable impact on the Company due to the insignificance of the Company's business activities related to international flights, for the reason that every aviation services business is influenced by changes in environmental laws and other rules, where as a consequence of efforts to comply, the maintenance cost could rise, including aircraft modification costs, and/or changes in operational procedures. The risk of international regulations could raise Company's costs as a consequence of compliance, and ultimately reduce Company's profits.
51
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kecelakaan Pesawat Terbang atau Helikopter
Risk of Aircraft or Helicopter Accident
Salah satu risiko umum yang terjadi pada industri penerbangan adalah risiko kecelakaan atau insiden pesawat terbang atau helikopter. Risiko kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor eksternal seperti faktor cuaca serta faktor internal seperti kerusakan mesin dan human error (kesalahan yang dilakukan oleh pilot maupun teknisi dan mekanik).
The risk of aircraft or helicopter accidents or incidents is one of the common risks in the aviation industry. Risk of accidents may be due to several factors, among which, external factors, such as weather, and internal factors such as mechanical failures and human error (errors made by pilots, technicians and mechanics).
Apabila terjadi kecelakaan atas pesawat terbang atau helikopter yang sedang dalam kontrak, Perseroan harus menyediakan pesawat pengganti dengan biaya yang ditanggung oleh Perseroan. Perseroan sampai saat ini terus meningkatkan Quality dan Safety Mangement dan perawatan pesawat sehingga sampai saat ini belum pernah terjadi insiden yang secara material mengganggu operasi Perseroan.
Should an accident occur on an aircraft or helicopter currently under contract, the Company must provide a replacement aircraft at the Company's cost. The Company continuously raises the standards of Quality and Safety management and aircraft maintenance that up to this day there have not been an incident that could materially affect the Company's operations.
Untuk mengantisipasi kerugian akibat kecelakaan, Perseroan telah mengasuransikan pesawat terbang atau helikopter yang saat ini dioperasikan, pilot, awak, dan penumpang. Terjadinya kecelakaan dapat mengurangi kepercayaan pelanggan yang selanjutnya dapat memperkecil pangsa pasar Perseroan dan menurunkan pendapatan dan keuntungan Perseroan.
To anticipate losses resulting from accidents, the Company has insured aircrafts of helicopters currently being operated, the pilots, crews and passengers. The occurrence of accidents can lessen customers' trust in the Company, and eventually reduce market share and result in reduction in income and profits.
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perseroan melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang tak tertagih.
Credit risk is the risk that a counterparty will not meet its obligations under a customer contract, leading to a financial loss. The Company has maintained prudent analyzes and credit approval and also monitored receivable balances continuously in order to minimize the exposure to bad debts.
Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai maksimum kredit yang dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak pada 31 Desember 2012 dan 2011:
The following table provides information regarding the maximun credit risk exposure of the Company and its Subsidiary as of December 31, 2012 and 2011:
Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Aset lain-lain Jumlah
2012
2011
72.924.036 45.483.311 6.620.698 2.512.001
25.308.672 29.502.306 7.486.104 2.512.001
Cash on hand and in banks Trade receivables Other receivables Other assets
127.540.046
64.809.083
Total
52
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Perseroan dan Entitas Anak sesuai dengan peringkat kredit debitur pada tanggal 31 Desember 2012:
The following table provides the credit quality and age analysisof the Company and its Subsidiary’s financial assets accoording to credit rating of debtors as of December 31, 2012: Telah jatuh tempo dan diturunkan nilainya / Past due and impaired
Telah jatuh tempo tetapi belum diturunkan nilainya / Past due but not impaired
Total
Belum jatuh tempo dan diturukan nilainya / Neither past due nor impaired
< 30-60 hari / days
60-90 hari / days
90-365 hari / days
Kas dan Bank
72.924.036
-
-
-
-
-
72.924.036
Cash ond hand and in banks
Piutang usaha
32.104.998
6.983.821
1.404.098
778.099
4 212.295
-
45.483.311
Trade receivables
207.848
489.922
-
-
5.922.928
-
6.620.698
Other receivables
-
-
-
-
2.512.001
-
2.512.001
Other assets
105.236.882
7.473.743
1.404.098
778.099
12.647.224
-
127.540.046
Piutang lain-lain Aset lain-lain
> 365 hari / days
Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Perseroan dan Entitas Anak menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai "Belum jatuh tempo dan diturunkan nilainya" meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan yang dibuat. "Telah jatuh tempo tetapi belum diturunkan nilainya" adalah akunakun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun demikian jumlah terutang masih tertagih. Terakhir, "telah jatuh tempo dan diturunkan nilainya" adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang.
The credit quality of financial instrument is managed by the Company and its Subsidiary using internal credit ratings. Financial instruments classified under “neither past due nor impaired” includes high grade credit quality instruments because there was few or no history of default on the agreed term made. “past due but not impaired” are items with history of frequent default nevertheless the amount due are still collectible. Lastly, “past due and impaired” are those that are long outstanding and has been provided with allowance for impairment loss on receivables.
Per 31 Desember 2012, piutang diturunkan nilainya dan dihapusbukukan senilai Rp 2.831.840 (Catatan 5 dan 6).
As of December 31, 2012, trade receivables were impaired and write off amounted to Rp 2,831,840 (Note 5 and 6).
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anak tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.
Liquidity risk is the risk that the Company and its Subsidiary is unable to meet its obligations when they fall due. The management evaluates and monitors cash-in flows and cash-out flows to ensure the availability of fund to settle the due obligation. In general, fund needed to settle the current and long-term liabilities is obtained from service activities to customers.
Tabel dibawah merupakan profil liabilitas keuangan Perseroan berdasarkan kontrak pembayaran tanpa diskonto pada tanggal 31 Desember 2012 and 2011:
The table below summarizes the maturity profile of the Company’s financial liabilities based on contractual undiscounted payments at December 31,2012 and 2011:
53
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued) 2012 Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 Lebih dari 3 tahun/ tahun/ O v e r 1 Dibawah 1 tahun/ y e a r up to 3 years O v e r 3 years Jumlah/Total Below 1 year
Liabilitas Keuangan Utang bank Wesel bayar Utang usaha Utang lain-lain Utang bank jangka panjang Utang sewa pembiayaan Liabilitas jangka panjang lainnya Jumlah Liabilitas Keuangan
29.010.000 118.037.683 49.246.786 1.210.407 111.718.709 6.320.560 -
120.943.382 13.157.442 48.621.580
9.516.125
29.010.000 118.037.683 49.246.786 1.210.407 232.662.091 19.478.002 58.137.705
Financial Liabilities Bank loan Notes payable Trade payables Other payables Long - term bank loans Obligations under finance lease finance lease Other long - term liabilities
315.544.145
182.722.404
9.516.125
507.782.674
Total Financial Liabilities
2011 Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 Lebih dari 3 tahun/ tahun/ O v e r 1 Dibawah 1 tahun/ y e a r up to 3 years O v e r 3 years Jumlah/Total Below 1 year Liabilitas Keuangan Utang bank Wesel bayar Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang bank jangka panjang Utang sewa pembiayaan Liabilitas jangka panjang lainnya Jumlah Liabilitas Keuangan
30.962.264 5.881.405 2.102.577 81.668.548 513.672 -
27.204.000 47.719.627 143.078.981 1.314.566 10.559.648
-
27.204.000 47.719.627 30.962.264 5.881.405 2.102.577 224.747.529 1.828.238 10.559.648
Financial Liabilities Bank loan Notes payable Trade payables Other payables Accrued expenses Long - term bank loans Obligations under finance lease finance lease Other long - term liabilities
121.128.466
229.876.822
-
351.005.288
Total Financial Liabilities
Manajemen Modal
Capital Management
Tujuan utama manajemen modal Perseroan adalah untuk memastikan Perseroan menjaga peringkat kredit yang kuat dan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnisnya dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.
The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains a strong credit rating and healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.
Perseroan mengelola dan membuat penyesuaian terhadap struktur modalnya untuk mengikuti perubahan kondisi ekonomi. Untuk menjaga atau menyesuaikan struktur modal, Perseroan dapat melakukan penyesuaian terhadap pembagian dividen kepada pemegang saham, mengembalikan modal kepada pemegang saham atau menerbitkansaham baru.
The Company manages its capital structure and makes adjustments to it in light of changes in economic conditions. To maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the dividend payment to stockholders, return capital to stockholders or issue new shares.
Perseroan memantau modal dengan menggunakan rasio utang terhadap modal, dengan membagi jumlah utang dengan total modal.
The Company monitors capital using debt to equity ratio, which is debt divided by total capital.
54
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Manajemen Modal (lanjutan)
Capital Management (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun-akun kelompok usaha yang membentuk rasio utang terhadap ekuitas adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2012 and 2011, the Company’s debtto-equity ratio accounts are as follows:
2012
2011
Liabilitas lancar Liabilitas tidak lancar
338.879.042 223.199.890
132.599.795 259.705.633
Current liabilities Non current liabilities
Jumlah Liabilitas
557.078.932
392.305.428
Total Liabilities
Jumlah Ekuitas
173.852.970
206.671.829
Total Equity
3,20
1,89
Debt-to-equity ratio
Rasio utang terhadap ekuitas
33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN
33. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar dari kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain utang bank, wesel bayar, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan liabilitas jangka panjang lainnya mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
The fair values of cash on hand and in banks, trade receivables,other receivables, notes payable, trade payables, other payables and accrued expenses approximate their carrying amounts largely due to shortterm maturities of these instruments.
Nilai wajar dari utang bank jangka panjang ditentukan menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif.
The fair value of long term bank loans is determined by discounted cash flow using effective interest rate.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan yang tercatat dalam laporan keuangan.
The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements.
Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Pinjaman dan piutang Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan: Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Utang bank Wesel bayar Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang: Utang bank Liabilitas jangka panjang lainnya Jumlah
72.924.036 45.483.311 6.620.698
2012 Nilai wajar/ Fair value
Nilai tercatat/ Carrying value
2011 Nilai wajar/ Fair value
72.924.036 45.483.311 6.620.698
25.308.672 29.502.306 7.486.104
25.308.672 29.502.306 7.486.104
125.028.045 125.028.045
62.297.082
62.297.082
29.010.000 29.010.000 118.037.683 118.037.683 49.246.786 49.246.786 1.210.407 1.210.407 1.552.054 1.552.054
27.204.000 47.719.627 30.962.264 5.881.405 2.102.577
27.204.000 47.719.627 30.962.264 5.881.405 2.102.577
232.662.091 232.662.091 58.137.705 58.137.705
224.747.529 10.559.648
224.747.529 10.559.648
489.856.726 489.856.726
349.177.050
349.177.050
55
Financial assets: Loan and receivables Cash on hand and in banks Trade receivables Other receivables Total Financial liabilities: Financial liabilities measured at amortized cost Bank loan Notes payable Trade payables Other payables Accrued expenses Long-term debts: Bank loans Other long-term liabilities liabilities Total
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
34. PERJANJIAN PENTING
34. AGREEMENTS
Perseroan melakukan perjanjian penyewaan pesawat udara dengan beberapa pelanggan antara lain:
The Company entered into aircraft rental agreement with some customers as follows:
Penyewaan 1 unit ATR 42-500 PK-THT kepada PT Badak Natural Gas Liquefaction untuk jangka waktu lima tahun yang berakhir tahun 2015.
Rental of 1 unit ATR 42-500 PK-THT to PT Badak Natural Gas Liquefaction for five-year period until 2015.
Pada bulan Agustus 2011, Perseroan melakukan perjanjian keagenan dengan Kangean Energy Indonesia Ltd. untuk jangka waktu dua tahun
In August 2011, the Company has made an agency agreement with Kangean Energy Indonesia Ltd. for two years.
Deposit penjualan 2 unit Beechcraft 1900 D sebesar US$ 3.500.000 kepada Yatanarpon Aviation yang akan direalisasikan pada awal tahun 2013.
Sale deposit of 2 unit Beechcraft 1900 D amounting to US$ 3,500,000 to Yatanarpon Aviation which will realized at the beginning of year 2013.
Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober 2000, Perseroan memanfaatkan (untuk keperluan usaha) tanah seluas 10.524 m2, apron seluas 7.500 m2 dan gedung eks Terminal Haji seluas 2.592 m2 seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30 tahun. (Catatan 11).
Based on the agreement dated October 12, 2000, the Company will use the assets of the Indonesian Air Force Cooperative (Inkopau) consisting of land of 10,524 m2, apron of 7,500 m2 and building ex Pilgrim Terminal of 2,592 m2 for a period of 30 years. In relation to the agreement, Inkopau charged land usage fee of US$ 76,830 per year and land compensation of Rp 3 billion, which were paid in 2000 and amortized for 30 years. (Note 11).
Perseroan memperoleh fasilitas performance bond dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter garansi dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebesar US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15 Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014.
The Company obtained performance bond facility from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with counter guarantee from PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 3,476,587.08, as performance bond to Total E&P Indonesie with a term from October 15, 2008 until March 31, 2014.
35. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2012 and 2011, monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows:
2012 Mata Uang Asing/ Original Currency Aset Kas dan bank Piutang usaha
USD USD
Jumlah Aset Liabilitas Utang bank Utang usaha Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Liabilitas jangka panjang lainnya
USD EUR USD USD USD USD
2011 Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent
7.416 4.288
71.714.476 41.463.613
11.704
113.178.089
3.000 322 3.734
29.010.000 4.126.770 36.107.883
20.932 1.055
202.415.091 10.516.125
Mata Uang Asing Original Currency 2,624 2,810
3,000 581 1,748 17 21,449 1,088
Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent 23.793.849 25.481.559
Assets Cash on hand and in banks Trade receivables
49.275.408
Total Assets
26.973.000 6.819.175 15.846.867 153.023 194.500.529 9.861.450
Bank loan Trade payables Accrued expenses Long-term bank loans Other long-term liabilities
Jumlah liabilitas
282.175.869
254.154.044
Total liabilitas
Liabilitas bersih
168.997.780
204.878.636
Net Liabilitas
56
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
35. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
Kurs rata-rata mata uang asing pada tanggal 25 Maret 2013 adalah sebesar Rp 9.728 untuk 1 Dolar AS, Rp 12.669 untuk 1 Euro Eropa dan Rp 7.808 untuk 1 Dolar Singapura. Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan jual uang kertas asing dan/ atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Jika aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tanggal 25 Maret 2013, maka rugi selisih kurs akan meningkat sebesar Rp 941.629.
The exchange rates as of March 25, 2013 are Rp 9,728 to USD 1, Rp 12,669 to Euro 1 and Rp 7,808 to SGD 1, These were calculated based on the average buying and selling rates of Bank notes and/ or transaction exchange rates last quoted by Bank Indonesia on that date. If the monetary assets and liabilities in foreign currencies as of December 31, 2012 were translated using the middle rates as of March 25, 2013, the net liabilities would increase by approximately Rp 9,416,629.
36. KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN
36.
COMPANY’S GOING CONCERN
Sampai dengan tahun 2012 Perseroan masih mengalami kerugian sebagai akibat belum optimalnya utilisasi pesawat. Namun demikian kerugian tahun 2012 lebih kecil dibandingkan tahun 2011 karena Perseroan telah berhasil melakukan beberapa restrukturisasi utang dengan bank dan supplier disamping mampu meningkatkan jam terbang pesawat. Perseroan juga berhasil menaikkan harga sewa pesawat kepada beberapa customer. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan posisi keuangan Perseroan.
Until 2012, the Company is still suffering a loss as the utilization of the aircraft is still not yet optimal. However, loss in 2012 is lesser as compared to 2011 since the Company has succeeded in restructuring its debts to banks and supplier. In addition, the Company was able to increase the lease fee of aircraft to several customers. These were done to increase the Company’s performance and financial position.
Untuk memperbaiki kondisi keuangan di masa mendatang, Perseroan akan mengambil langkah sebagai berikut:
For improving Company’s financial position in the future, the Company will take action as follows:
1.
Mencari proyek baru. Saat ini Perseroan sedang melakukan tender sewa pesawat kepada beberapa customer.
1.
Looking for a new project. The Company is currently tendering lease aircraft to some customers.
2.
Untuk proyek yang sedang berjalan, Perseroan telah mendapat komitmen dari customer akan adanya kenaikan utilisasi pesawat.
2.
For ongoing projects, the Company has received commitments from the customers that will increase the aircraft utilization.
3.
Melakukan efisiensi biaya operasional.
3.
Perform operational cost efficiencies.
4.
Pengelolaan arus kas secara efisien dan konsisten sesuai anggaran.
4.
Cash flow management and consistent in an inefficient manner appropriate budget.
5.
Meningkatkan skala usaha dengan cara Perseroan mengembangkan kegiatan penerbangan niaga berjadwal (regular) dengan kombinasi pengembangan route short range dengan menggunakan ATR dan pengembangan route medium range dengan menggunakan pesawat Airbus sedangkan penerbangan tidak berjadwal (charter) masih tetap berkonsentrasi menyediakan berbagai jasa penerbangan untuk PerseroanPerseroan minyak, gas, dan pertambangan di Indonesia baik di daratan maupun lepas pantai dengan menambah utilisasi pesawat,perpanjangan kontrak jatuh tempo dan mengikuti tender kontrak kontrak baru.
5.
Increase business with scales in a firm manner develop reguler flight activities with combinations of development a short route by using ATR and development route medium range with airbus while on a charter flight still concentrate provides various services, flight to oil, gas and mining companies in Indonesia at the mainland and coast-off planes, by adding the utilization contract maturity extension and follow tender contract new contracts.
6.
Meningkatkan efektivitas aset produktif dengan cara menambah reliabilitas unit Aircraft yang dimiliki,mengurangi jumlah tipe pesawat yang diatur dan mengurangi waktu penanganan AOG.
6.
Increase by way of adding productive assets effektifitas reliabilitas owned, aircraft unit reducing the amount and type of aircraft dimanage AOG handling less time.
57
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36. KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN (lanjutan)
36.
COMPANY’S GOING CONCERN (continued)
7.
Meningkatkan efektivitas bekerja dengan penerapan SOP secara presisi dan konsisten.
7.
Increase in the Standard and Procedures effectivenees working with precision and consistent.
8.
Meningkatkan kemampuan kompetensi usaha dengan melakukah langkah partnership didalam pengoperasian jenis pesawat baru baik dengan cara dry lease ataupun wet lease (ACMI).
8.
Upgrading competence retreival do step in partnership with the new aircraft by way of either dry or wet lease (ACMI).
9.
Meningkatkan kemampuan monitoring management atas perkembangan usaha secara lebih presisi dengan melaksanakan risk management,meningkatkan kemampuan cashflow dan menjaga konsistensi budget.
9.
Improve the monitoring business development management for more precision risk management, by carrying out upgrading consistency cashflow and keep the budget.
10. Meningkatkan standar level management untuk mencapai standard ISO.
10. Improve the management standard level to achieve ISO standard.
Untuk dapat melaksanakan sasaran tersebut, Perseroan memiliki beberapa strategi usaha sebagai berikut:
To conduct the target the Company has some strategies retreival as follows:
1.
Melakukan peremajaan pesawat melalui penyusunan fleet plan dengan mengurangi jumlah tipe pesawat melalui strategi menjual Pesawat beechcraft dan Fokker dan menambah jumlah ATR dan Airbus.
2.
Penerbangan rute hub and spoke dimana pesawat ATR 72-500 difungsikan sebagai feeder untuk mengangkut penumpang menuju hub dan pesawat Airbus yang difungsikan sebagai penghubung antara hub.
3.
Memenangkan perpanjangan kontrak jatuh tempo dan memperoleh tender baru baik kontrak jangka panjang maupun jangka pendek.
4.
Secara terus menerus meningkatkan service dan konsisten terhadap isi kontrak charter untuk mempertahankan dan memperpanjang kontrak yang ada.
5.
Meningkatkan pengawasan dari segi Quality, Safety and Security, sehingga mampu mengidentifikasi serta melakukan tindakan preventif dan korektif terhadap penyimpangan pelaksanaan operasional.
6.
Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia agar lebih professional dalam menjalankan tugasnya melalui training dan recruitment
7.
Meningkatkan produktivitas kerja dengan mengoptimalkan potensi karyawan dan melakukan pengukuran hasil kinerjanya secara transparan dan terukur melalui Key Performance Indicator dan Performance Appraisal.
58
1.
Do rejuvenescence aircraft through fleet drafting plan by reducing the type of aircraft through a strategy of selling beechcraft planes and fokker and increasing the ATR and airbus.
2.
Flight hubs and spoke routes where aircraft ATR 72500 functioned as a feeder to carry passengers toward hub and airbus planes that functioned as a link between hub.
3.
Won a contract maturity extension and derive new tender both short-term and long-term contract.
4.
Sustainably increase service and consistent against the charter and extend contracts to defend existing contract.
5.
Increase the supervision in terms of quality, safety and security, so as to identify and taking preventive and corrective action against override operational implementation.
6.
Upgrading human resources to be more professional in running through job training and recruitment
7.
Increasing productivity working with optimize potential employees and make measurements results performance in a transparent and unmeasured performance through key indicator and appraisal performance.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
37. SUBSEQUENT EVENT On September 28, 2012, the Company entered into operating lease arrangements of Airbus Aircraft A320-212 with Universal Jet Asia, Ltd (UJET). Based on the agreements, the Company is required to:
Pada tanggal 28 September 2012, Perseroan mengadakan perjanjian sewa operasi pesawat Airbus A320-212 dengan Universal Jet Asia, Ltd (UJET). Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan diwajibkan untuk: a. Perseroan berkewajiban membayar UJET sebesar USD $2.400 per jam penerbangan; b. Perseroan memberikan kesanggupan atas pemakaian pesawat minimal mencapai 250 jam terbang sebulan; c. Perjanjian sewa operasi selama 3 tahun (36 bulan berkelanjutan) dengan opsi perpanjangan sewa satu tahun di akhir sewa dan dapat ditambahkan satu tahun setelah masa perpanjangan sewa berakhir dengan jumlah keseluruhan 5 tahun; d. Perseroan bertanggungjawab untuk mengoperasikan pesawat sesuai dengan peraturan penerbangan Indonesia; e. Perseroan menanggung beban bahan bakar atas pengoperasian pesawat.
a. b.
c.
d. e.
38. INFORMASI TAMBAHAN UNTUK ARUS KAS
The term of the operating lease contract is 3-years (36 continuous months) and with an option for extension that can be for another one year; and subsequent an extra year after the extension for a total period of 5years in total; The Company’s sole responsibility is to operate the aircraft under Indonesian AOC licence; The Company has to pay the fuel costs/prices to operate the aircraft.
38. ADDITIONAL INFORMATION OF CASH FLOWS 2012
Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Konversi wesel bayar menjadi modal. Reklasifikasi dari persediaan ke aset tetap Perolehan aset tetap melalui utang sewa pembiayaan
The Company has to pay UJET a total hourly price of US$ 2,400 per flight hour; The Company has guaranteed a minimum of 250 flight hours a month utilizing the aircraft;
2011
-
59.251.295
-
14.211.040
7.440.000
-
39. AKUN REKLASIFIKASI
Non-cash investing and financing activities: Conversion of notes payable to capital stock Reclasification from inventory to capital stock Acquisition of fixed assets through finance lease
39. RECLASSIFICATION OF ACCOUNT Certain accounts in the consolidated statements of financial poisition of account the years ended 31 December 2011 and 2010 have been reclassified to conform with the presentation of the consolidated financial statements fas of December 31, 2012 which are in accordance with the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK)’s Regulation No.VIII.G.7, enclosed in the decision letter No. KEP - 347/BL/2012. The details of the significant accounts being reclassified are as follows:
Akun-akun tertentu pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7, yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012. Rincian akun-akun signifikan yang direklasifikasi adalah sebagai berikut:
59
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk AND SUBSIDIARY NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2012 and 2011 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
39. AKUN REKLASIFIKASI (lanjutan)
39. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS (continued) 2011
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification Laporan posisi keuangan konsolidasian 31 Desember 2011 Liabilitas jangka pendek Liabilitas imbalan kerja Jangka panjang Bagian lancar Liabilitas jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Reklasifikasi/ Reclassification
-
29.828.811
3.581.845
(3.581.845)
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
3.581.845
Consolidated statement of financial position December 31, 2011 Current Liabilities Long-term employye benefit liabilitiescurrent porition
26.246.966
Non-current liabilities Long-term employee benefit liability
2.574.029
Consolidated statement of financial position December 31, 2010 Current Liabilities Long-term employye benefit liabilitiescurrent porition
23.166.264
Non-current liabilities Long-term employee benefit liability
2010 Laporan posisi keuangan konsolidasian 31 Desember 2010 Liabilitas jangka pendek Liabilitas imbalan kerja Jangka panjang Bagian lancar Liabilitas jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
-
25.740.293
2.574.029
(2.574.029)
60
Halaman ini sengaja dikosongkan This page has been intentionally left blank