_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .........................................................................................
i ii v
BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
BAB 2 TEORI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL................. A. Teori Legitimasi .......................................................................... B. Teori Komunikasi .......................................................................
13 14 19
BAB 3 TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN...................................... A. Konsep Tanggungjawab Sosial.............................................. B. Tanggungjawab Sosial dalam Pandangan Islam ............ C. Islamic Sosial Reporting (ISR) ................................................ D. Pengungkapan (Disclosure) Tanggungjawab Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank Syariah ............................. E. Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Dengan Proksi ISR.......................................................................................
23 24 26 39 41 50
BAB 4 MENGENAL STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA, MALAYSIA DAN INTERNASIONAL ......................................................
55
BAB 5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNGJAWAB SOSIAL .................................................................... A. Ukuran Perusahaan ...................................................................
63 64
2_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
B. C. D. E. F.
Profitabilitas ................................................................................. Leverage.......................................................................................... Likuiditas ....................................................................................... Komposisi Dewan Komisaris ................................................. Studi Empiris ................................................................................
67 70 73 76 77
BAB 6 PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA............ A. Deskripsi Data .............................................................................. B. Analisis Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Bank Syariah .................................................................................
89 90
BAB 7 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERBANKAN SYARIAH............................................................................. A. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ B. Analisis Regresi Data Perbankan Syariah Di Indonesia........................................................................................ C. Analisis Regresi Data Perbankan Syariah Di Malaysia .......................................................................................... D. Analisis Hasil Penelitian .......................................................... REFERENSI ................................................................................................... GLOSSARY ....................................................................................................
93
99 101 107 109 112 123 141
Irman Firmansyah_________________________________________3
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Pengungkapan Tanggungjawab sosial (Social Reporting) berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) ...........................................................................................
51
Tabel 2: Data Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia tahun 2011 ...........................................................
91
Tabel 3: Data Pengamatan Bank Umum Syariah di Indonesia..................................................................................
92
Tabel 4: Data Pengamatan Bank Umum Syariah di Malaysia ....................................................................................
93
Tabel 5: Rata-Rata Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia ....................................
94
Tabel 6: Rata-Rata Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah di Malaysia.......................................
95
Tabel 7: Uji Multikolinieritas Data Perbankan Syariah di Indonesia..................................................................................
102
Tabel 8: Uji Multikolinieritas Data Perbankan Syariah di Malaysia ...................................................................................
102
4_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 9: Uji Autokorelasi Data Perbankan Syariah di Indonesia.................................................................................. Tabel 10: Uji Autokorelasi Data Perbankan Syariah di Malaysia.................................................................................
103 103
Tabel 11: Uji Glejser Data Perbankan Syariah di Indonesia...............................................................................
104
Tabel 12: Uji Glejser Data Perbankan Syariah di Malaysia ...
105
Tabel 13: Uji Normalitas Data Perbankan Syariah di Indonesia...............................................................................
106
Tabel 14: Uji Normalitas Data Perbankan Syariah di Malaysia.................................................................................
106
Tabel 15: Hasil Perhitungan Uji F Data Perbankan Syariah di Indonesia .........................................................
107
Tabel 16: Hasil Perhitungan Uji t Data Perbankan Syariah di Indonesia .........................................................
108
Tabel 17: Hasil Perhitungan Uji F Data Perbankan Syariah di Malaysia ...........................................................
110
Tabel 18: Hasil Perhitungan Uji t Data Perbankan Syariah di Malaysia ...........................................................
111
Irman Firmansyah_________________________________________5
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
PENDAHULUAN
6_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Sejarah perkembangan akuntansi telah berkembang pesat setelah diwarnai adanya revolusi industri. Pada revolusi industri ini merupakan fase perkembangan akuntansi manajemen (Belkaoui, 2000). Pada fase ini pembuat laporan keuangan akan melaporkan informasi keuangannya kepada pemilik modal kaitannya dengan kepentingan manajemen dalam mengelola perusahaan. Karena kepentingan manajemen inilah maka laporan keuangan dibuat sebaik mungkin guna menggambarkan kondisi
perusahaan
yang
terus
membaik
dengan
cara
memaksimalkan profit. Profit yang maksimal mengakibatkan manajemen mempunyai award dari pemilik modal. Oleh karena itu segala upaya dilakukan agar profit terus meningkat meskipun tanpa memperhatikan kondisi lingkungan kerja (internal perusahaan) maupun lingkungan sekitar (eksternal perusahaan). Hal inilah yang menjadi pangkal kesalahan menurut pandangan Islam dalam hal pengelolaan perusahaan/berbisnis yang berorientasi finansial semata, karena dampak buruk atas aktivitas perusahaan yang tidak memperhatikan sosial akan dirasakan oleh masyarakat sekitar. Namun, saat ini orientasi perusahaan sudah mulai memasukkan
tujuan
lain
yaitu
bagaimana
membangun
kesejahteraan sosial di lingkungan perusahaan atau disebut
Irman Firmansyah_________________________________________7
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
membangun tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Secara umum corporate social responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis dan memenuhi seluruh aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dengan baik demi pembangunan yang berkelanjutan (Wibisono, 2007). Dengan demikian informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan, tetapi informasi lain yaitu mengenai dampak sosial (externalities) dan lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
dapat
memperoleh
legitimasi
dengan
memperlihatkan tanggung jawab sosial melalui pengungkapan CSR dalam media termasuk dalam laporan tahunan perusahaan (Oliver, 1991; Haniffa dan Coke, 2005). Kiroyan (2006) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam
jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Di Indonesia, wacana tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di kalangan perbankan juga sudah cukup
8_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
berkembang. Kepedulian sosial perbankan mulai tampak nyata. Kendati belum optimal, upaya perbankan ini merupakan awal yang positif untuk memulai kegiatan yang lebih besar. Bahkan Pemerintah Indonesia pun memberikan respon yang baik terhadap pelaksanaan CSR dengan menganjurkan praktik tanggung jawab sosial (social responsibility) sebagaimana dimuat dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab IV pasal 66 ayat 2b dan Bab V pasal 74. Kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab sosial, bahkan perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosial. Sampai saat ini pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan masih belum ada pedoman pasti. Namun pelaporan sosial perusahaan dapat mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan, khususnya paragraf kesembilan. Dalam PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran dan pelaporan juga belum diatur, jadi untuk pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan
pada
masing-masing
perusahaan.
Hal
ini
Irman Firmansyah_________________________________________9
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
kemungkinan akan berdampak pada tidak seriusnya perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya yang berakibat pula pada berbedanya tingkat pengungkapan sosial antar bank. Konsep CSR juga dibahas dalam ajaran Islam. Lembaga yang
menjalankan
bisnisnya
berdasarkan
syariah
pada
hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Alquran dan Assunnah, sehingga menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Oleh karenanya ikatan hubungan antara institusi dengan lingkungannya dalam konsep syariah akan lebih kuat ketimbang dalam konsep konvensional. Hal ini didasarkan pada lembaga bisnis syariah didasarkan pada dasar-dasar religius. Ahmad
(2002)
dalam
Fitria
dan
Hartanti
(2010)
menjelaskan bahwa lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Al-quran dan sunnah, sehingga hal ini menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dusuki dan Dar (2005) menyatakan bahwa pada perbankan syariah tanggung jawab sosial sangat relevan untuk dibicarakan mengingat beberapa faktor yaitu, perbankan syariah berlandaskan syariah yang beroperasi dengan landasan moral,
10_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
etika dan tanggung jawab sosial dan adanya prinsip atas ketaatan pada perintah Allah dan khalifah. Salah satu lembaga bisnis yang operasionalisasinya berdasarkan syariah adalah perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah baik di Indonesia maupun di dunia sangat pesat. Survey yang dilakukan oleh Bahrain Monetary Agency di tahun 2004 memperlihatkan bahwa jumlah institusi perbankan syariah melonjak dengan cukup signifikan dari 176 di tahun 1997 menjadi 267 di tahun 2004 yang beroperasi di 60 negara di dunia. Dengan tingkat pertumbuhan 15% pertahun inilah beberapa pihak menyatakan bahwa industri perbankan syariah merupakan sektor yang paling cepat berkembang di negara muslim (Zaher dan Hassan dalam Fitria dan Hartanti, 2010). Begitu pun perkembangan bank umum syariah di Indonesia dan Malaysia yang terus meningkat dari tahun 2004 sampai tahun 2011. Perkembangan ini menunjukkan bahwa perbankan syariah telah diterima oleh masyarakat dan harus terus ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan sosial agar legitimasi bank syariah di tengah-tengah masyarakat terus diakui. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan aktivitas sosialnya (CSR) adalah dengan melakukan pengungkapan (disclosure) pada laporan tahunan.
Irman Firmansyah_________________________________________11
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Sejauh ini pengukuran CSR disclosure pada perbankan syariah masih mengacu kepada Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI) (Haniffa 2002). Pengukuran tersebut tentunya kurang tepat karena Indeks GRI belum menggambarkan prinsipprinsip Islam seperti belum mengungkapkan terbebasnya dari unsur riba, gharar, dan transaksi-transaksi yang diharamkan oleh Islam. Berbeda dengan Islamic Social Reporting Index (ISR) yang saat ini sedang marak diperbincangkan di dunia. Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanakaan tanggungjawab sosial perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang
ditetapkan
oleh
AAOIFI
(Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai itemitem CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam (Othman et al, 2009). Di dalam indeks ISR telah diungkapkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam seperti zakat, status kepatuhan syariah (sharia compliance) dan transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba dan gharar serta aspek-aspek sosial seperti sodaqoh, waqof, qordul hasan, sampai dengan pengungkapan peribadahan di lingkungan perusahaan. Pemerintah di negara-negara berpopulasi Muslim seperti Malaysia dan Indonesia serta institusi-institusi regulator
12_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
internasional seperti Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) secara terus menerus menyuarakan dan mengupayakan adanya pengembangan dan adopsi
format
diformulasikan
pelaporan bagi
semacam
lembaga-lembaga
laporan
CSR
keuangan
untuk Syariah
(Sharani, 2004; Yunus, 2004). Oleh karena itu baik Indonesia maupun Malaysia berusaha untuk menyeragamkan format pelaporan CSR sesuai dengan kaidah Islam melalui institusi AAOIFI. Sayangnya penelitian mengenai Indeks ISR pada bankbank syariah belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, mengingat industri perbankan syariah di dunia termasuk di Indonesia dan Malaysia saat ini sedang tumbuh dengan cukup pesat, ditambah dengan isu praktek dan pengungkapan CSR yang makin marak, maka penting dilakukan penelitian mengenai praktek pengungkapan tanggungjawab sosial (social disclosure) pada bank syariah di Indonesia dan di Malaysia ditinjau dari perspektif yang sesuai dengan kaidah Islam yaitu Islamic Social Reporting (ISR). Alasan dipilihnya penelitian di Indonesia dan di Malaysia karena kedua negara ini terus mengupayakan untuk mengadopsi format pelaporan CSR yang sama yang diambil dari AAOIFI.
Irman Firmansyah_________________________________________13
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Penelitian mengenai pengungkapan tanggungjawab sosial (social disclosure) perusahaan telah banyak dilakukan, namun kebanyakan bukan dengan ukuran pengungkapan syariah tetapi ukuran pengungkapan konvensional seperti Global Reporting Initiative (GRI). Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Basamalah dan Jermias (2005) yang menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan tanggungjawab sosial adalah untuk alasan strategis. Sedangkan Sayekti (2006) menyatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di BEJ telah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan tahunannya dalam kadar yang beragam. Pengungkapan
laporan
tanggungjawab
sosial
dalam
laporan tahunan bisa menjadi nilai tambah buat perbankan syariah namun pengungkapan tersebut masih berbeda satu dengan yang lainnya karena disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti pada beberapa penelitian berikut yang dilakukan pada berbagai jenis perusahaan: Amalia
(2005)
dan
Novita
dan
Djakman
(2008)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, dan didukung oleh Reverte (2008) dan Branco dan Rodriguez (2008). Sedangkan Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007) yang juga 14_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
menemukan bahwa financial leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Othman, et al (2009) menyatakan bahwa profitabilitas dan komposisi
dewan
komisaris
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial yang diukur oleh ISR dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia. Penelitian Othman, et al (2009) didukung oleh Nurkhin (2009) yang
menyatakan
bahwa
komposisi
dewan
komisaris
independen, profitabilitas (ROE) dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kemudian Almilia (2007), Badjuri (2011) dan Roziani (2009) menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai hubungan positif terhadap luas pengungkapan pada laporan sosial perusahaan. Penelitian internasional pun telah banyak dilakukan mengenai
faktor
yang
mempengaruhi
pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan (sosial disclosure) seperti ukuran perusahaan (Mohamed Zain, 1999; Romlah et al., 2003; Ousama dan Fatima, 2006; Hossain, 2008), profitabilitas (Inchausti, 1997; Janggu, 2004; Hossain, 2008); likuiditas (Cooke, 1989), leverage (Othman et al, 2009) dan komposisi dewan
Irman Firmansyah_________________________________________15
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
komisaris (Chaganti et al., 1985; Hermalin dan Weisbach, 1991; Ahmed et al., 2005; Hossain, 2008). Buku
ini
akan
membahas
mengenai
bagaimana
pengungkapan tanggungjawab sosial (CSR) pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia yang diukur dengan ISR disertai dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan sehingga pembaca akan mengetahui bagaimana praktik CSR yang dilakukan oleh perbankan syariah yang diungkapkan pada media laporan tahunan masing-masing bank syariah. Selain itu penulis juga menjelaskan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial tersebut di antaranya ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris.
16_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Irman Firmansyah_________________________________________17
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
TEORI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL
18_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
A. TEORI LEGITIMASI Teori ini menjembatani keinginan masyarakat atas keberadaan perusahaan di tengah-tengah mereka. Masyarakat memiliki kekuatan besar untuk mengalahkan segala bentuk kekuasaan perusahaan sehingga ancaman keberlangsungan usaha terus mengikuti sesuai dengan perilaku perusahaan. Oleh karena itu legitimasi masyarakat atas keberadaan perusahaan menjadi sangat penting guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (Dowling dan Pfeffer, 1975). Lindblom (1994) dalam Deegan (1996), mendefiniskan legitimacy theory adalah “…sebuah kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas kongruen dengan sistem nilai masyarakat yang lebih luas dimana masyarakat menjadi
Irman Firmansyah_________________________________________19
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
bagiannya. Ketika suatu perbedaaan, baik yang nyata atau potensial ada di antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan”. Dowling dan Pfeffer (1975) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Mereka mengatakan: Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi menurut
dengan Hadi
memperhtikan
(2011:88),
lingkungan.
legitimasi
Sedangkan
merupakan
sistem
pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Menurut yang dijelaskan Meutia
(2010:78),
legitimasi adalah menyamakan persepsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial. Untuk
mencapai
tujuan
ini
organisasi
berusaha
untuk
mengembangkan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang dihubungkan dengan kegiatannya dan norma-norma dari
20_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
perilaku yang diterima dalam sistem sosial yang lebih besar dimana organisasi itu berada serta menjadi bagiannya. Barkemeyer (2007) mengungkapkan bahwa penjelasan tentang kekuatan teori legitimasi organisasi dalam kontenks tanggung jawab sosial perusahaan di negara berkembang terdapat dua hal; pertama, kapabilitas untuk menempatkan motif maksimalisasi keuntungan membuat gambaran lebih jelas tentang motivasi perusahaan memperbesar tanggung jawab sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat untuk memasukkan faktor budaya yang membentuk tekanan institusi yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Teori legitimacy ini berdasar pada pernyataan bahwa terdapat sebuah ”kontrak sosial” antara perusahaan dengan lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak sosial adalah sebuah cara untuk menjelaskan banyaknya ekspektasi yang dimiliki masyarakat mengenai bagaimana seharusnya perusahaan menjalankan operasinya (Deegan, 2004). Oleh karena itu untuk melaksanakan kontrak sosial tersebut, maka perusahaan akan melakukan disclosure pada laporan tahunannya. Disclosure mengenai aktivitas sosial
Irman Firmansyah_________________________________________21
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
perusahaan yang diinformasikan kepada masyarakat menjadi modal perusahaan dalam memperoleh legitimasi. Menurut pandangan teori legitimacy, perusahaan harus secara
kontinyu
masyarakat.
Hal
beroperasi ini
sejalan
seringkali
dengan
dicapai
nilai-nilai
melalui
laporan
perusahaan bentuk medium (Guthrie et al., 2006). Lindblom (1994) dalam Guthrie et al (2006) menyarankan bahwa perusahaan
dapat
menggunakan
disclosure
untuk
memperlihatkan perhatian manajemen terhadap nilai-nilai masyarakat atau untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari pangaruh negatif dari aktivitas perusahaan. Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam mengelola legitimasi agar efektif (Dowling dan Pfeffer, 1975 dalam Hadi 2011): 1. Melakukan identifikasi dan komunikasi dan dialog dengan publik 2. Melakukan komunikasi atau dialog tentang masalah nilai sosial
kemasyarakatan
dan
lingkungan,
serta
membangun persepsi tentang perusahaan 3. Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR
22_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan mengenai teori legitimasi di atas, maka dapat dinilai bahwa tanggungjawab sosial (CSR) dipandang sebagai suatu kebijakan yang disetujui antara perusahaan dengan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah masyarakat yang telah memberikan izin kepada perusahaan untuk menggunakan sumber daya alam dan manusianya serta izin untuk melakukan fungsi produksinya. Jadi dalam pelaporan CSR perusahaan harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Karena itu, CSR merupakan suatu kewajiban asasi perusahaan yang tidak bersifat sukarela. Namun harus diingat bahwa izin tersebut tidaklah tetap sehingga kelangsungan
hidup
dan
pertumbuhan
dari
perusahaan
bergantung pada bagaimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan keinginan dan tuntutan dari masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas maka teori legitimasi merupakan salah satu teori yang mendasari pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam hal ini perbankan syariah. Pengungkapan tanggungjawab sosial dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat.
Irman Firmansyah_________________________________________23
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
B. TEORI KOMUNIKASI Teori yang kedua yang mendasari pengungkapan CSR adalah teori komunikasi. Pada tahun 1960, Carl I. Hovland memunculkan
istilah
Science
of
Communication
yang
didefinisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:12). Selain itu, Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) menyatakan bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki
orang-orang
mengatur
lingkungannya
dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book, 1980, dalam Cangara, 2004:18-19). D. Lawrence Kincaid (1981) menyatakan komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melaksanakan pertukaran informasi dengan satu sama
24_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam (Cangara, 2004:19). Definisi yang hampir sama juga disampaikan oleh Joseph A. Devito (1978) dalam Lubis (2005) bahwa komunikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, dalam suatu konteks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik. Definisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi bukan hanya kegiatan menyampaikan informasi, tetapi komunikasi juga merupakan proses pembentukan pendapat masyarakat dan untuk mengubah perilaku mereka. Di dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat diperlukan komunikasi yang komunikatif, sehingga dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku masyarakat yang menerima informasi tersebut. Keterkaitan teori komunikasi dengan tanggungjawab sosial adalah bahwa tanggungjawab sosial melalui aktivitas CSR yang
telah
dilakukan
oleh
bank
syariah
harus
dapat
diinformasikan (diungkapkan) kepada semua shareholder-nya dengan
tujuan
untuk
mendapatkan
legitimasi
dari
shareholdernya (masyarakat). Pemanfaatan media komunikasi
Irman Firmansyah_________________________________________25
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
pun telah beragam sesuai dengan perkembangan zaman. Namun pemanfaatan media pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dibuat oleh manajemen diungkapkan pada media laporan tahunan (annual report). Pemilihan media untuk pengungkapan informasi tanggung jawab sosial tergantung pada target publik yang diharapkan (Branco dan Rodrigues, 2006). Penggunaan media laporan tahunan lebih ditujukan pada stakeholders perusahaan guna memperoleh legitimasi, bahkan saat ini penggunaan media internet (website) lebih memudahkan perusahaan dalam menyampaikan informasi yang harus disampaikan terutama berkaitan dengan aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility.
26_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Irman Firmansyah_________________________________________27
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
28_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
A. KONSEP TANGGUNGJAWAB SOSIAL Tanggungjawab sosial atau yang sering kita dengan dengan istilah corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep yang saat ini tengah populer namun sampai saat ini belum memiliki batasan yang sepadan. Banyak ahli, praktisi dan peneliti belum
memiliki
kesamaan
dalam
memberikan
definisi.
McWilliams dan Siegel (2001) dalam Mursitama (2011:23) mendefinisikan CSR sebagai serangkaian tindakan perusahaan yang
muncul
untuk
meningkatkan
produk
sosialnya,
memperluas jangkauan melebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum. Sedangkan Maignan dan Ferrel (2004) dalam Mursitama (2011:23) mengartikannya sebagai perilaku bisnis, di mana pengambilan keputusannya mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan memberikan perhatian
secara
lebih
seimbang
terhadap
kepentingan
stakeholder yang beragam. Jamali dan Mirshak (2007) mengutip definisi CSR oleh The World Business Council for Sustainable Development (WBSCD) mendefinisikan
CSR
sebagai
komitmen
bisnis
untuk
berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan,
Irman Firmansyah_________________________________________29
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
bekerja sama dengan para pekerja, keluarga mereka dan komunitas lokal (Mursitama, 2011:26). Sementara itu, Commission of the European Communities (2001) mendefinisikan CSR sebagai konsep di mana perusahaan memperhatikan integrasi sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan dalam interaksi mereka dengan stakeholder-nya pada basis voluntary. Bagi Komisi Komunitas Eropa pengertian ini tidak hanya memenuhi tanggung jawab hukum tetapi juga untuk meraih tujuan sosial, lingkungan, dan ekonomi yang lebih luas. Menurut Wood (1991), ide dasar dari CSR adalah bahwa bisnis dan masyarakat saling terkait dan bukan entitas yang terpisah. Secara lebih umum, terdapat perbedaan antara memperlakukan CSR sebagai sebuah bentuk kedermawanan dengan CSR yang dianggap sebagai bisnis inti (core business). Awalnya
perusahaan
melakukan
aktivitas
bisnis
tanpa
menghiraukan lingkungan sosial, namun belakangan perusahaan melakukan operasi bisnis intinya dengan cara bertanggung jawab secara sosial untuk meningkatkan daya saing bisnis dan memaksimalkan nilai kesejahteraan masyarakat. Dari beberapa konsep Corporate social responsibility (CSR) di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa CSR merupakan suatu
30_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
bentuk tanggungjawab perusahaan/dunia bisnis terhadap semua pihak dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi, kualitas hidup bagi karyawan, masyarakat dan lingkungan sekitar dengan maksud untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat atas keberadaannya.
B. TANGGUNGJAWAB SOSIAL DALAM PANDANGAN ISLAM Islam yang merupakan agama rahmatan lil alamin memberikan petunjuk bagi umat manusia dalam segala hal dan bersifat universal. Tidak hanya hablumminalloah (hubungan manusia dengan Alloh SWT) tetapi juga hablun minannas (hubungan antar manusia) sehingga kehidupan perekonomian dipandang sangat penting menurut islam bagi kehidupan seharihari agar manusia tidak terjerumus ke dalam jurang kesalahan yang mencelakakan. Bisnis yang dijalankan oleh manusia tidak boleh merugikan orang lain karenanya islam mengatur bagaimana cara berbisnis yang baik dan maslahat. Cakupan Islam mengenai bisnis sangat luas. Islam memberikan penekanan yang signifikan pada sistem ekonomi secara keseluruhan. Islam juga menyatakan bahwa bisnis merupakan salah satu aktivitas yang paling penting dalam
Irman Firmansyah_________________________________________31
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
sebuah sistem (Affandi, 2002). Oleh karena itu, Islam memberikan konsep bisnis dalam Islam untuk dapat mencapai kesuksesan dunia maupun akhirat (al falaah). Berdasarkan pendapat Gambling dan Karim (1984) dalam Harahap (2003) dikemukakan bahwa dari sistem nilai Islami akan lahir sistem ekonomi dan sistem akuntansi Islam. Hal ini dikarenakan bahwa Islam adalah sistem nilai terpadu yang berasal dari Allah yang mutlak dan benar serta didesain sebagai suatu sistem terpadu bukan saja dikhususkan bidang tertentu, tetapi juga lengkap terintegrasi dengan kebutuhan dunia dan akhirat. Akuntansi Islam pun tidak hanya terfokus pada ibadah ritual namun juga meliputi segala bidang, termasuk jenis produk, kegiatan perusahaan, transaksi perusahaan, sistem penggajian, sistem cuti dan sebagainya. Hal ini didukung oleh definisi akuntansi Islam (Shahatah dalam Harahap, 2003) yang mengemukakan bahwa akuntansi Islam merupakan postulat, standar, penjelasan dan prinsip akuntansi yang menggambarkan semua hal sehingga akuntansi dan berbagai bidang lain itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
32_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Dalam
akuntansi
Islam
juga
dijelaskan
bagaimana
mengalokasikan sumber kekayaan yang ada secara adil sesuai syari’ah. Bukan hanya mencatat transaksi perusahaan saja (Harahap, 2003), namun akuntansi Islam juga harus ikut serta menegakkan syariat Islam di berbagai aspek. Hameed (2008) mengemukakan bahwa tujuan dari akuntansi Islam adalah untuk mencapai al-falaah (kesejahteraan dunia dan akhirat). Pencapaian al-falaah merupakan orientasi utama dari akuntansi Islam. Dengan demikian, tujuan akuntansi Islam tidak hanya terbatas
pada kepentingan ekonomi,
tetapi
juga
kepentingan non ekonomi. Akuntansi Islam tidak akan hanya mengukur nilai moneter dan tidak pula hanya yang bersifat resiprocal transaction suatu organisasi tetapi juga nilai non ekonomi serta non resiprocal transaction (Harahap, 2003). Hal ini
dimaksudkan
bahwa
akuntansi
Islam
tidak
hanya
mementingkan kebutuhan pihak-pihak tertentu saja, akan tetapi juga untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam masyarakat secara keseluruhan (Hameed, 2008). Untuk
dapat
menciptakan
keseimbangan
dalam
masyarakat tersebut, maka pembuat kebijakan seharusnya dapat mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengungkapkan seluruh informasi. Pengungkapan tersebut setidaknya dilakukan
Irman Firmansyah_________________________________________33
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
secara sukarela untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan spiritual (Haniffa, 2002). Salah satu informasi tersebut adalah mengenai pengungkapan informasi sosial. Dalam merumuskan kerangka social reporting dalam perspektif Islam harus berlandaskan pada tiga dimensi (Haniffa, 2002). Ketiga dimensi tersebut yakni, mencari ridho Allah; memberikan keuntungan kepada masyarakat; mencari kekayaan untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa penulis telah mencoba menggambarkan konsep social reporting dalam akuntansi Islam. Menurut Haniffa (2002), tujuan dari social reporting dalam perspektif Islam adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan
akuntabilitas
kepada
Tuhan
dan
masyarakat. 2. Meningkatkan transparansi kegiatan bisnis dengan menyajikan
informasi
yang
relevan
dengan
memperhatikan kebutuhan spiritual investor Muslim dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks tersebut, maka social reporting Islam harus mampu mengungkapkan beberapa informasi yang dibutuhkan pembaca laporan sehingga dapat menjawab segala pertanyaan yang berkaitan dengan keyakinan dan hukum Islam.
34_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Menurut Haniffa (2002), format akuntansi Islam harus mencakup aspek sosial ekonomi dan menjamin terciptanya keadilan sosial dan mencari kesejahteraan dunia dan akhirat. Bukan hanya berdimensi dunia apalagi hanya mancari laba pihak tertentu saja. Ia menjelaskan bahwa laporan keuangan harus menggambarkan aspek etis yang menjelaskan akuntabilitas terhadap Tuhan dan manusia serta transparansi mengenai seluruh kegiatan perusahaan yang diperlukan oleh manusia untuk memastikan semuanya sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Aspek-aspek akuntabilitas dirinci sebagai informasi yang dibutuhkan (Haniffa, 2002) di antaranya: 1) Amanah Amanah mengindikasikan bagaimana seseorang mampu mengambil peran pihak lain (internalisasi nilai-nilai Islam) dan menciptakan peran dalam rangka mengekspresikan nilai-nilai itu dan mengimplementasikannya dalam dunia nyata (Triyuwono, 2000). Triyuwono juga mengemukakan bahwasanya konsep amanah juga memiliki interpretasi bahwa dalam kepemilikan yang dipercayakan terdapat hak bagi orang-orang lain untuk mendapatkan keuntungan dari mereka. Dalam Islam, hak ini disimbolkan dengan istilah zakat, infaq dan shadaqah.
Irman Firmansyah_________________________________________35
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Amanah memuat unsur kejujuran (honesty), keadilan (fairness), memelihara/menjaga (care), kesadaran (awareness), terpercaya (trustworthiness), bertanggung jawab (responsibility) dan setia kepada komitmen (Ghani, 2005). Amanah dalam konteks
praktek
akuntansi
diinterpretasikan
sebagai
akuntabilitas (Triyowono, 2000). Pengertian akuntabilitas di sini adalah bahwa orang-orang yang memegang amanah harus bertanggung jawab kepada pemegang saham, pelaksana, masyarakat dan Tuhan. Bentuk tanggung jawab untuk pemegang saham, pelaksana dan masyarakat bersifat formal, yakni menerbitkan laporan keuangan dengan mengikuti standar akuntansi yang sudah ada sebagai norma-norma. Tanggung jawab pada Tuhan berarti bahwa para pemegang amanah dalam mempersiapkan dan menerbitkan laporan keuangan, secara etis harus sesuai dengan norma-norma tersebut (Triyuwono, 2000). 2) Memenuhi kewajiban kepada Allah dan manusia Manusia tidak akan lepas dari pertanggungjawaban yang harus diberikan atas segala aktivitas yang dilakukan, baik kewajiban kepada manusia maupun kepada Allah SWT. Kewajiban kepada manusia meliputi kewajiban terhadap shareholder, karyawan, serta masyarakat luas. Mengingat bahwa 36_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
manusia dengan segala wasilah al hayat yang dikuasakan oleh Allah
kepada
manusia
ini
bukanlah
kepemilikan
yang
sesungguhnya secara hakiki, akan tetapi hanyalah pihak yang diserahi tanggung jawab untuk mengelola secara benar oleh Allah (Muslich, 2004). Oleh karena itu, tentu saja manusia yang sudah dititipi tanggung jawab untuk mengelola sumber daya ini harus mempertanggungjawabkan kepada Allah sebagai pemilik yang sebenarnya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Perlunya tanggung jawab sosial ini juga diungkapkan oleh Syahatah (2005), yakni bahwa seorang pelaku bisnis adalah bagian dari masyarakat dan ia dibatasi oleh kewajibankewajiban tertentu. Oleh karena itulah hendaknya ia berbuat kebajikan dengan memerintahkan apa yang baik dan mencegah apa yang mungkar dalam lingkungan kerjanya. Islam memahami bahwasanya tanggung jawab sosial sebagai bentuk dari solidaritas sosial. Islam menjadikan perbuatan ini sebagai kewajiban bagi setiap manusia. Bukti tersebut adalah apa yang difirmankan Allah:
Irman Firmansyah_________________________________________37
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Mereka adalah orang-orang yang beruntung”. (QS: Ali Imran : 104). Kewajiban terhadap manusia dapat diwujudkan dalam bentuk penciptaan keseimbangan kepada seluruh stakeholder. Keseimbangan disini dimaksudkan dengan tidak mengutamakan kepentingan
pihak
tertentu
saja,
akan
tetapi
juga
memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain. Akuntabilitas
dan
responsibilitas
terhadap
Allah
diterjemahkan sebagai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar (yaumul hisab) kelak, yang merupakan pengadilan abadi terhadap aktivitas manusia (Ghani, 2005). Dengan demikian, para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya hendaknya senantiasa memperhatikan segala tindakan-tindakannya. Allah berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”. (QS: Al-Qiyamah : 36) Tanggung jawab sangat terkait dengan hak dan kewajiban, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesadaran tanggungjawab. Ada dua bentuk kesadaran: Pertama, kesadaran yang
38_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
muncul dari hati nurani seseorang yang sering disebut dengan etika dan moral. Kedua, kesadaran hukum yang bersifat paksaan berupa tuntutan-tuntutan yang diiringi sanksi-sanksi hukum. Kesadaran tanggung jawab yang berupa etika dan moral akan dapat menciptakan keadilan dalam aspek bisnis. Bentuk kesadaran tanggung jawab tersebut salah satunya adalah dengan melakukan sikap jujur pada setiap aktivitas bisnis. Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan itqan). Bentuk kesungguhan dan ketepatan tersebut meliputi ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, megakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi) untuk kemudian diperbaiki secara terus-menerus, serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu (Hafidhuddin, 2003). 3) Mengejar laba sesuai syari’ah Di dalam bisnis Islam, profitabilitas harus selalu seimbang dengan kebutuhan untuk penciptaan efisiensi, keandalan dan pelayanan yang sopan, bermanfaat, berkualitas bagus, serta pemberian harga yang layak bagi pelanggan (Affandi, 2005). Islam tidak melarang jika tujuan bisnis yang dijalani adalah untuk mendapatkan keuntungan. Namun, perlu diingat bahwa keuntungan bukan satu-satunya tujuan. Hal yang terpenting
Irman Firmansyah_________________________________________39
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
adalah bahwa dalam menjalani segala aktivitas bisnis tersebut harus dilakukan berdasar aturan-aturan syariah, termasuk juga dalam hal mendapatkan keuntungan bisnis. 4)
Mencapai tujuan perusahaan Ada
empat
organisasional)
ciri yang
utama
amanah
harus
(sebagai
realitas
dicerminkan
dan
dipertanggungjawabkan oleh akuntansi (Triyuwono, 2000). Salah satu ciri amanah tersebut yakni penetapan tujuan organisasi. Ini dimaksudkan untuk menyebar rahmat yang bisa diterjemahkan
oleh
organisasi
sebagai
peningkatan
kesejahteraan mereka yang miskin serta mendorong mereka yang kaya untuk berpartisipasi dalam kerangka kehidupan sosial-ekonomi dan spiritual material (Mas’udi, 1991 dalam Triyuwono, 2000). 5) Adil kepada karyawan dan masyarakat Bisnis secara sub sistem telah hidup atau eksis di masyarakat. Dengan demikian, lembaga bisnis ini tidak bisa lepas keberadaannya dengan masyarakat atau sosial. Bisnis tidak bisa bekerja sendirian tanpa kerja sama dengan masyarakat atau stakeholders. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan secara adil dan seimbang dalam konteks alokasi nilai sumber daya. Keselarasan sosial ini dapat diwujudkan 40_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
dalam bentuk tidak melakukan aktivitas yang dapat merugikan masyarakat maupun lingkungan sekitar. Allah berfirman:
….. ”…dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka...” (QS. Hud : 85). Kaitannya dengan konsep CSR yang juga memperhatikan kepentingan people telah dikemukakan juga dalam konsep bisnis Islam. Seorang pengusaha Muslim wajib mematuhi batasanbatasan syariat dalam berhubungan dengan para pekerja (Badroen, dkk. 2006). Seorang pengusaha Muslim juga tidak dibenarkan untuk eksploitasi kemampuan para tenaga kerja ataupun
menganiaya
hak-haknya.
Islam
menyerukan
bahwasanya pemberi kerja agar bersegera dalam memberikan gaji/upah para pekerjanya serta tidak boleh berlebihan dalam mempekerjakannya.
Berlebihan
mempekerjakan
karyawan
hingga batas yang tidak wajar adalah bentuk dari kapitalisme yang bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah bersabda: “Berikanlah upah kepada para pekerja sebelum keringat mereka kering”.(HR. Ibnu Majah dalam Badroen, 2006).
Irman Firmansyah_________________________________________41
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
6) Meyakinkan bahwa kegiatan perusahaan tidak merusak lingkungan Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwasanya aktivitas bisnis selain tidak boleh merugikan masyarakat juga harus memperhatikan lingkungan sekitar. Sebagaimana firman Allah:
….
”...dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan…” (QS: Hud : 85). 7) Menganggap tugas adalah berdimensi dari ibadah Menurut Syed Nawad Haidar Naqvi dalam Muslich (2004), tanggung jawab sosial dapat dilihat dari beberapa aspek, yang salah satunya adalah aspek unity (Ke-Esaan Allah/Tauhid). Unity adalah suatu integritas vertikal interaksi sistem sosial yang bermuara pada keesaan Tuhan (Muslich, 2004). Artinya, segala upaya yang dilakukan manusia berpulang kepada fungsi tugas sebagai ibadah dan tanggung jawab yang akan diberikan kepada Allah sebagai pemberi amanah dan pemilik sumber daya yang sesungguhnya. Dalam konteks transparansi, Haniffa (2002) merinci informasi yang dibutuhkan sebagai berikut: 42_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
1. Memberikan informasi mengenai kegiatan yang halal dan haram 2. Memberikan informasi tentang kebijakan keuangan dan investasi 3. Informasi mengenai kebijakan kepegawaian 4. Informasi mengenai hubungan perusahaan dengan masyarakat 5. Informasi menyangkut sumber dan perlindungan alam Konteks transparansi tersebut juga telah diajarkan oleh Nabi SAW yang tersermin dari sifat Tabligh. Tabligh (Ghani, 2005) memuat unsur sosialisasi, internalisasi, komunikasi, informasi, kepemimpinan, keteladanan, transfer of knowledge, empati, transparan, jujur, konsekuen, konsisten, lentur, matang (matured)
dan
pengendalian
diri/emosi.
Tabligh adalah
menyebarkan kebenaran dan keyakinan kepada orang lain. Muatan tabligh secara garis besar adalah ”amar ma’ruf nahyi munkar”, yaitu menyeru berbuat kebajikan dan melarang kemungkaran terjadi di sekitar kita. Islam menganjurkan bagi setiap pengusaha Muslim supaya memperlakukan seluruh transaksi bisnis berdasar tata cara yang layak, fair dan etis. Hal ini dikarenakan bahwa apapun yang dilakukan setiap individu akan diminta pertanggungjawaban.
Irman Firmansyah_________________________________________43
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Kaitan dengan CSR adalah bahwasanya dalam menjalankan operasi bisnis, pelaku bisnis seharusnya menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan para pengguna, termasuk informasi sosial perusahaan.
C. ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) Islamic Social Reporting adalah ukuran yang digunakan oleh para peneliti untuk menilai seberapa besar pengungkapan tanggungjawab sosial menurut pandangan syariah. Mengapa demikian? Karena tanggungjawab sosial (CSR) adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan terutama perbankan syariah yang beroperasi dengan berlandaskan alquran dan assunnah. CSR menunjukkan jiwa islami dalam bermualamah karena bukti kongkrit berniaga dengan islami adalah dengan tidak melupakan aspek-aspek sosial terhadap lingkungan sekitarnya. Konsep akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan
penuh
dengan
tujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan publik akan suatu informasi. Dalam konteks Islam, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk 44_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
melihat apakah perusahaan tetap melakukan kegiatannya sesuai syariah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Baydoun dan Willet, 1997). Hanya saja ketiadaan standar CSR secara syariah menjadikan pelaporan CSR perusahaan syariah menjadi tidak seragam dan standar. Othman et al (2009) melakukan penelitian mengenai praktek pelaporan CSR perusahaan syariah yang listed di bursa Malaysia dan hasilnya memperlihatkan bahwa kebanyakan masih pada tahap konseptual. Hal ini dikarenakan belum adanya standar yang bisa di adopsi perusahaan dalam penerapan CSR syariah tersebut. Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar dari standar
pelaporan
berdasarkan
AAOIFI
yang
kemudian
dikembangkan oleh masing-masing peneliti berikutnya (Haniffa, 2002; Maali et al, 2006; Othman et al, 2009). Haniffa (2002) menyatakan bahwa praktik pengungkapan informasi sosial menurut perspektif Islam seharusnya berbeda dengan perspektif konvensional karena jenis informasi yang perlu disajikan juga berbeda. Penggunaan kerangka syariah diperlukan dalam penyusunan konsep Islamic Social Reports (ISR) yang memenuhi tujuan akuntabilitas dan transparansi sebagai bentuk hubungan antara manusia dengan Tuhan,
Irman Firmansyah_________________________________________45
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
manusia dengan manusia dan manusia dengan alam semesta. Haniffa (2000:136) menyarankan dua tujuan dari ISR antara lain: (a) untuk menunjukkan akuntabilitas kepada Tuhan dan komunitas
masyarakat;
dan
(b)
untuk
meningkatkan
transparansi dari aktivitas bisnis dengan menyediakan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan spiritual para pembuat keputusan. Haniffa (2002) mengusulkan prinsipprinsip etika dan isi dari ISR berdasarkan lima dimensi: keuangan dan investasi, produk, sumber daya insani, masyarakat dan lingkungan. Secara khusus indeks ISR adalah perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual (Haniffa, 2002). Selain itu, indeks ISR juga menekankan pada keadilan sosial terkait pelaporan mengenai lingkungan, hak minoritas dan karyawan.
D. PENGUNGKAPAN
(DISCLOSURE)
TANGGUNGJAWAB
SOSIAL PADA LAPORAN TAHUNAN BANK SYARIAH Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2012) paragraf
46_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting” Bahkan di Malaysia peraturan pengungkapan mengenai CSR di dalam laporan tahunan telah dikeluarkan oleh Bursa Malaysia Securities Berhad. Berdasarkan amandemen yang dikeluarkan oleh Bursa Malaysia Securities Berhad terbit tertanggal 31 Juli 2009 tentang Annual report Checklist di antaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Information Annual General Meeting (AGM) Statement Accompanying Notice of AGM Resolution on Special Business Corporate Information Directors Information CEO Information Managing Directors Statement Audit Committee Chairman’s Statement Corporate Governance Disclusure Directors Remuneration Board Meetings Utilisation of Proceeds
Irman Firmansyah_________________________________________47
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Share Buy-backs Options or Convertible Securities Depository Receipt Programme Santions and/ or Penalties Non-audit fees Variation in Results Profit Guarantee Material Contracts Analysis of Shareholding Revaluation Policy List of Properties ESOS Continuing Education Programme (CEP) Corporate social responsibility (CSR) Reccurent related party transactions (RRPT ) of revenue nature 29. Accounts Statutory Declaration 30. Internal Audit Dari 30 poin yang harus diungkapkan dalam laporan tahunan tersebut ternyata salah satunya yaitu pengungkapan CSR. Sehingga di Malaysia telah diwajibkan pengungkapan yang berkaitan dengan kegiatan sosial pada perusahaan yang listing di bursa mengingat informasi ini sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting (Mathews, 1995 dalam Sembiring, 2005) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 48_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
1996
dalam
Sembiring,
2005)
merupakan
proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi
terhadap
kelompok
khusus
yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan
tersebut
dibuat
dengan
asumsi
bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et al., 1987 dalam Sembiring, 2005). Lanjut Gray ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pendekatan pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai
utama
pengungkapan
tanggung
perusahaan dan cenderung membatasi
jawab
persepsi
sosial tentang
tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial
Irman Firmansyah_________________________________________49
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Sedangkan Zhegal dan Ahmed (1990) dalam Anggraini (2006)
mengidentifikasi
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut.: 1) Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan
atau
perbaikan
terhadap
kerusakan
lingkungan, konservasi alam dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan. 2) Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dll. 3) Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial.
50_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Ketiga kategori terebut merupakan tema pengungkapan yang dipakai pada standar pengungkapan Global Reporting Initiative (GRI) yang sering digunakan sebagai ukuran dalam pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan pada biasanya (konvensional). Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah
melaksanakan
aktivitas
sosialnya
sehingga
hak
masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga kemudian muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Social
Responsibility
Accounting
(SRA)
atau
Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial. Terkait dengan entitas berbasis syariah, terdapat beberapa penelitian dalam rangka perumusan laporan entitas syariah
Irman Firmansyah_________________________________________51
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
(Islam) baik aspek pertanggungjawaban keuangan maupun nonkeuangan terhadap Tuhan dan para stakeholder-nya. Baydoun dan Willet (2000) berusaha untuk merumuskan teori tentang bentuk dan isi informasi keuangan yang seharusnya ada di dalam laporan keuangan entitas Islam. Mereka mengusulkan adanya Islamic Corporate Reports (ICRs) sebagai modifikasi dari bentuk laporan keuangan konvensional yang saat ini digunakan. Model ini menggunakan asumsi bahwa Akuntansi Syariah seharusnya mendorong akuntabilitas sosial dan adanya pengungkapan secara penuh informasi keuangan dan non-keuangan entitas Islam. ICRs mencoba mengkritisi kerangka pelaporan keuangan bagi perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh IFASB (Islamic Financial Accounting Standard Board) dari dua aspek. Aspek pertama adalah perlunya tambahan informasi yang seharusnya dimasukkan
dalam
laporan
keuangan
selain
bentuk
konvensional yang selama ini diadopsi oleh lembaga-lembaga keuangan syariah. Sedangkan aspek yang kedua adalah komponen-komponen dalam laporan laba rugi lembaga-lembaga keuangan yang saat ini ada masih mengadopsi standar akuntansi keuangan dari negara-negara barat. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa ICRs seharusnya ditambah dengan Current Value Balance Sheets (CVBS) karena
perhitungan
Zakat
didasarkan pada nilai aset sekarang, kelebihan-kelebihan yang 52_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
dimiliki entitas dan informasi terkini tentang perhitungan bagi hasil dari kontrak mudharabah. Oleh karena itu, komponenkomponen ICRs, yang merupakan amandemen dari bentuk IFASB, ditambah dengan komponen laporan posisi keuangan yang menggunakan dasar current value (Muhammad, 2009). Haniffa (2002) menyatakan bahwa praktik pengungkapan informasi sosial menurut perspektif Islam seharusnya berbeda dengan perspektif konvensional karena jenis informasi yang perlu disajikan juga berbeda. Penggunaan kerangka Syariah diperlukan dalam penyusunan konsep Islamic Social Reports (ISRs) yang memenuhi tujuan akuntabilitas dan transparansi sebagai bentuk hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Haniffa (2000: 136) menyarankan dua tujuan dari ISRs antara lain: (a) untuk menunjukkan akuntabilitas kepada Tuhan dan komunitas
masyarakat;
dan
(b)
untuk
meningkatkan
transparansi dari aktivitas bisnis dengan menyediakan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan spiritual para pembuat keputusan. Haniffa (2002) mengusulkan prinsipprinsip etika dan isi dari ISR berdasarkan lima dimensi: keuangan
dan
investasi,
produk,
sumber
daya
insani,
masyarakat, dan lingkungan.
Irman Firmansyah_________________________________________53
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Shahul dan Yaya (2003) dalam Muhammad (2009) berusaha
mengelaborasi
perkembangan
praktik
dan
pembahasan penggunaan akuntabilitas sosial dan lingkungan dari perusahaan-perusahaan di barat yang secara tidak langsung sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Tujuan dari pembahasan tersebut adalah sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun pelaporan sosial perusahaan dari perspektif Islam. Mereka berusaha untuk mencari alternatif praktik akuntansi yang sesuai dengan perspektif Islam dari beberapa penelitian sebelumnya seperti: akuntabilitas sosial yang potensial (Bowen, 1953), kurangnya akuntabilitas sosial dari perusahaan-perusahaan di Amerika (Drucker, 1965), hubungan yang potensial antara akuntabilitas sosial dan akuntansi (Linowes, 1972), akuntansi akuntabilitas sosial dari Deutsche Shell Reports (Schreuder, 1979), akuntabilitas lingkungan (Perks, 1993), laporan yang berkaitan dengan sumber daya manusia (Gray, 1996), and laporan nilai tambah (Belkaoui, 1999). Oleh karena itu penggunaan standar pengungkapan tanggungjawab sosial menggunakan model Global Reporting Initiative (GRI) kurang tepat jika diterapkan pada perbankan syariah, sehingga alternatif yang paling tepat adalah dengan
54_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
menggunakan ukuran yang sudah disesuaikan dengan perspektif Islam yaitu indeks Islamic Social Reporting (ISR)
E. PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB
SOSIAL
DENGAN
PROKSI ISR Pengungkapan
tanggungjawab
sosial
merupakan
pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab
sosial
perusahaan
dalam
hal
ini
bank
syariah.
Pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah diukur dengan
proksi
Islamic
Social
Reporting
(ISR)
karena
menggambarkan aktivitas sosial menurut pandangan islam yang diungkapkan dalam annual report. Indikator ISR seperti pada penelitian Othman dan Thani (2010) yang terdiri dari 6 fokus pengungkapan, yaitu investasi dan keuangan (finance and investment theme), tata kelola organisasi (corporate governance theme), produk dan jasa (product and Service theme), tenaga kerja (employees theme), sosial (society theme) dan lingkungan (environment
theme)
dengan
total
skor
dari
6
fokus
pengungkapan adalah sebanyak 43 pengungkapan. Berikut adalah rincian pengungkapan dalam ISR:
Irman Firmansyah_________________________________________55
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 1: Pengungkapan Tanggungjawab sosial (Social Reporting) berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) NO. A 1 2 3 4 5 6 B 7 8 9 10 C 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 D 21 22 23 24 25
Item Of Disclosure Finance And Investment Riba Activities Gharar Zakat : method used, zakatable amount, beneficiaries Late Repayments and Insolvent Clients/Bad Debts written-off Current Value Balance Sheet (CVBS) Value Added Statement (VAS) Products And Services Green product Halal status of the product Product safety and quality Customer complaints/incidents of non-compliance with regulation and voluntary codes (if any) Employees Nature of work: Working hours, holiday, other benefits Education and Training/Human Capital Development Equal Opportunities Employee involvement Health and Safety Working environment Employment of other special-interest-group (i.e. handicapped, exconvicts, former drug-addicts) Higher echelons in the company perform the congregational prayers with lower and middle level managers. Muslim employees are allowed to perform their obligatory prayers during specific times and fasting during Ramadhan on their working day. Proper place of worship for the employees. Society Saddaqa/Donation Waqf QardHassan Employee Volunteerism Education-School Adoption Scheme: Scholarship
56_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
26 27 28 29 30 31 E 32 33 34 35 36 37 38 F 38 40 41 42 43
Graduate employment Youth development Underprivileged community Children care Charities/Gifts/Social activities Sponsoring public health/recreational project/sports/cultural events Environment Conservation of environment Endangered wildlife Environmental Pollution Environmental Education Environmental Products/Process related Environmental Audit/independent verification/governance Environmental Management System/Policy Corporate Governance Shariah compliance status Ownership structure: Number of muslim shareholders and its shareholdings Board structure-muslim vs non-muslim Forbidden activities: monopolistic practice, boarding necessary goods, price manipulation, fraudulent business practice, gambling Anti-corruption policies
Othman dan Thani (2010) Pengukuran ISR mengacu pada penelitian Othman dan Thani (2010) yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari ISR. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran ISR yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item ISR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.
Irman Firmansyah_________________________________________57
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tahapan content analysis dilakukan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data penelitian (laporan tahunan) bank umum syariah; 2. Menganalisis pengungkapan tanggungjawab sosial sesuai dengan kriteria yang ada pada Islamic Social Reporting (ISR); 3. Memberikan skor 1 pada setiap item yang diungkapkan dan memberikan skor 0 jika item tidak diungkapkan; 4. Menghitung jumlah skor pengungkapan dibandingkan dengan
total
pengungkapan
yang
seharusnya
diungkapkan untuk diambil nilai indeksnya. Rumus perhitungan Islamic Social Reporting Index (ISRI) adalah sebagai berikut ISRIj =
x 100%
58_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Irman Firmansyah_________________________________________59
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
MENGENAL STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA, MALAYSIA DAN INTERNASIONAL
60_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Domain utama akuntansi adalah pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas transaksi keuangan, yang itu semua
sering
dinamakan
dengan
perlakuan
akuntansi
(accounting treatment) (Wiyono dan Maulamin, 2012). Guna menyesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dan pengungkapan atas
transaksi
keuangan
syariah,
maka
di
Indonesia
dikeluarkanlah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berbasis syariah melalui pernyataan-pernyataan yang disebut PSAK Syariah. Kepedulian Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) di Indonesia dapat dilihat dengan diterbitkannya PSAK nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah pada tahun 2002. Seiring berjalannya waktu, DSAK terus mengembangkan satandar akuntansi keuangan syariah. Pada tanggal 13 Juli 2007 DSAK mengirim surat ke DSN MUI untuk mendapat persetujuan atas beberapa PSAK (1 KDPPLKS dan 6 PSAK No. 101 s/d PSAK No. 106). Pada tanggal 23 Juli 2007, DSN MUI menyatakan bahwa PSAK-PSAK yang diajukan “tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah dan telah sesuai dengan fatwa-fatwa Dewan Syariah nasional MUI” (DSAK, 2007 dalam Warsono dan Jufri, 2011).
Irman Firmansyah_________________________________________61
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tidak hanya di Indonesia, di Malaysia melalui Malaysian Accounting Standard Board (MASB) mengeluarkan FRSi – 1 (2004) tentang Presentation of Financial Statements of Islamic Financial Institutions. Hal ini merupakan standar Akuntansi Syariah pertama yang dikeluarkan oleh MASB. Tujuan dari dikeluarkannya standar ini adalah untuk: (a) menyediakan pedoman bagi penyusun laporan keuangan dalam menyiapkan laporan keuangan bagi pengguna, investor, depositor, dan stakeholder lain untuk pembuatan keputusan; (b) melakukan harmonisasi terhadap praktik-praktik akuntansi khususnya dalam hal kepatuhan terhadap Syariah; (c) menjembatani adanya kesenjangan antara International Accounting Standards dan standar-standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI; (d) memastikan adanya tingkat perbandingan dalam kegiatan operasional dan kinerja keuangan di antara lembaga-lembaga keuangan Syariah; (e) mempromosikan pertumbuhan yang sehat dari pasar modal Syariah (Muhammad, 2009). Baik standar akuntansi keuangan syariah di Indonesia maupun di Malaysia masih berupaya untuk mengacu/mengikuti standar yang ditetapkan oleh AAOIFI termasuk dalam hal pengungkapan tanggungjawab sosial. Accounting and Auditing Organization
for
Islamic
Financial
Institutions
62_________________________________________Irman
(AAOIFI)
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
merupakan sebuah lembaga non-profit internasional yang independen yang berusaha untuk menyiapkan akuntansi, auditing, tata kelola perusahaan, kode etik dan standar Syariah bagi perbankan dan lembaga-lembaga keuangan Syariah lainnya. AAOIFI didirikan sesuai dengan persetujuan beberapa lembagalembaga keuangan Syariah berskala internasional pada 1 Safar 1410 H atau bertepatan dengan tanggal 26 Februari 1990 di Aljazair. Kemudian, organisasi tersebut resmi beroperasi pada tanggal 11 Ramadhan 1411 H (27 Maret 1991) dan berdomisili di Manama, Bahrain. Sampai dengan tahun 2009, AAOIFI telah mengeluarkan dua pernyataan standar akuntansi keuangan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan dan konsep-konsep akuntansi keuangan bagi lembaga-lembaga keuangan Syariah, 23 standar akuntasi, 5 standar auditing, 6 standar tata kelola perusahaan, dan 2 kode etik bagi akuntan dan auditor lembaga-lembaga keuangan syariah (www.aaoifi.com, dalam Muhammad, 2009). Sebagai lembaga internasional yang independen, AAOIFI didukung oleh anggota-anggota dari institusi keuangan (saat ini tercatat 155 anggota dari 40 negara) meliputi bank-bank sentral, lembaga-lembaga keuangan Syariah, dan anggota lain dari
Irman Firmansyah_________________________________________63
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
perbankan dan industri keuangan Syariah internasional di seluruh dunia. Karim (1999) menjelaskan bahwa AAOIFI memiliki mekanisme penyusunan standar-standar akuntansi dan auditing yang cukup memadai. Mekanisme perumusan standar juga melibatkan para pakar syariah yang tergabung dalam Dewan Syariah AAOIFI untuk melakukan evaluasi kesesuaian standarstandar
dengan
prinsip-prinsip
Syariah.
AAOIFI
juga
menyediakan forum bagi anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan standar AAOIFI untuk mengutarakan pendapatnya tentang standar yang diusulkan sebelum akhirnya ditetapkan sebagai standar baku. Proses ini memungkinkan pihak-pihak tersebut untuk mendiskusikan lebih intensif draft awal standar AAOIFI. Hal ini juga merupakan praktik yang lazim dilakukan oleh institusi-institusi perumus standar akuntansi keuangan di berbagai negara termasuk Indonesia (seperti praktik yang dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi – Ikatan Akuntan Indonesia). Karim (1999) berpendapat bahwa AAOIFI tidak memiliki kekuatan untuk mewajibkan lembaga-lembaga keuangan Syariah mengikuti standar-standar yang diusulkannya. Namun demikian, AAOIFI memiliki strategi untuk membuat lembaga-lembaga 64_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
keuangan Syariah mengikuti standarnya melalui kerja sama dengan bank-bank sentral sebagai regulator perbankan dan institusi pemerintah lainnya karena lembaga-lembaga tersebut memiliki kewenangan untuk mengatur dan menentukan kebijakan
akuntansi.
Sebagai
contoh
otoritas-otoritas
pemerintahan di Bahrain dan Sudan telah meminta perbankanperbankan Syariah di negara-negara tersebut untuk mengikuti standar-standar
AAOIFI
dalam
menyiapkan
laporan
keuangannya pada tahun 1998. Beberapa perbankan Syariah di negara-negara lain (seperti Malaysia dan Saudi Arabia) telah mulai secara sukarela menggunakan standar-standar akuntansi AAOIFI walaupun sifatnya masih sporadis. Lebih lanjut, lembaga-lembaga rating internasional sudah memulai menggunakan standar-standar AAOIFI sebagai bagian dalam melakukan rating terhadap perbankan Syariah. Namun demikian, Harahap (2003) menyatakan bahwa belum adanya standar akuntansi yang disepakati bersama dalam penyusunan laporan tahunan menyebabkan lembaga-lembaga keuangan Syariah masih menggunakan standar-standar yang digunakan dalam laporan entitas konvensional. Meskipun AAOIFI telah menyusun standar-standar akuntansi (termasuk aspek-aspek pengungkapannya), banyak pihak menyatakan bahwa konsepnya
Irman Firmansyah_________________________________________65
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
masih menggunakan paradigma konvensional. Oleh karena itu, Harahap (2003) berusaha untuk merumuskan nilai-nilai Islam di dalam standar-standar akuntansi AAOIFI. Haniffa dan Hudaib (2001) berpendapat bahwa kerangka konseptual Akuntansi Syariah seharusnya berdasarkan Syariah Islam.
66_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Irman Firmansyah_________________________________________67
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
68_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbedabeda mengenai pengungkapan sosial sesuai dengan karakteristik perusahaan termasuk pada bank syariah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan pertanggungjawaban sosial di antaranya: ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris.
A. UKURAN PERUSAHAAN (SIZE) Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lainlain. Pada perbankan ukuran (size) lebih cenderung dilihat dari total assetnya mengingat produk utamanya adalah pembiayaan serta investasi, sedangkan penjualan lebih dipakai pada produk asuransi maupun perusahaan yang bergerak pada penjualan langsung seperti customer goods. Nugraheni dan Hapsoro (2007) dan Stiawan (2009) menggunakan
total
aktiva
sebagai
proksi
dari
ukuran
perusahaan.
Irman Firmansyah_________________________________________69
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Rumus untuk menghitung Size adalah sebagai berikut:
Size = Ln Total Aset Telah banyak bukti pada penelitian sebelumnya bahwa pengungkapan pertanggungjawaban sosial dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Menurut Meek dan Gray (1995) dalam Fitriani
(2001)
bahwa
perusahaan
besar
mempunyai
kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Selain itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan. Menurut Cowen et al (1987) dalam Sembiring (2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pegangan saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan akan semakin luas. Dari sisi tenaga kerja,
70_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar. Program berkaitan dengan tenaga kerja yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan akan semakin banyak dilakukan
oleh
perusahaan.
Hal
ini
berarti
program
tanggungjawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan. Hubungan
antara
ukuran
perusahaan
dengan
pengungkapan sosial perusahaan telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian empiris (sebagai contoh, Belkaoui dan Karpik, 1989; Kelly, 1981; Ng, 1981; Patten 1991, 1992;). Teori legitimasi memiliki alasan tentang hubungan ukuran dan pengungkapan. Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat, memilik lebih banyak pemegang saham yang punya perhatian terhadap program sosial yang dilakukan perusahaan dan laporan tahunan merupakan alat yang efisien untuk mengkomunikasikan informasi ini (Cowen et al., 1987). Meskipun demikian, tidak semua
penelitian mendukung
hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan.
Irman Firmansyah_________________________________________71
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Penelitian Robert (1992) di Amerika Serikat menemukan tidak ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial perusahaan. Begitupun Penelitian Ng (1985) di New Zealand gagal untuk mendukung hubungan ukuran
perusahaan
dan
praktek
pengungkapan
sosial
perusahaan yang telah dihipotesiskan. Penelitian Ng (1985) didukung oleh Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007) yang melakukan penelitian di Indonesia. Sedangkan penelitian Hackston dan Milne (1996) berhasil untuk mendukung pengaruh ukuran perusahaan dan praktek pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan di New Zealand. Penelitian lain yang berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini antara lain Belkaoui dan Karpik (1989), Adam et al., (1998), Hackston dan Milne (1996), Hasibuan (2001), Gray et al., (2001) dalam Sembiring (2005), Amalia (2005), Novita dan Djakman (2008), Reverte (2008) dan Branco dan Rodriguez (2008).
B. PROFITABILITAS Profitabilitas
merupakan
faktor
yang
membuat
manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze,
72_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi tingkat
profitabilitas
perusahaan
maka
semakin
besar
pengungkapan informasi tanggungjawab sosial. Profitabilitas atau yang sering digunakan dalam perbankan adalah Return on Asset (ROA) menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank (Husnan,1998). Pemilihan ROA untuk mengukur profitabilitas adalah mengetahui kinerja aset dalam mencetak laba. Artinya, berapa kemampuan tiap Rp. 1,00 aset yang dimiliki bank dalam mencetak laba sehingga dapat dinilai efisiensi kinerja bank dalam memutar asetnya. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
Laba Sebelum Pajak
Total Aset
x 100%
Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Sedangkan Belkaoui dan Karpik
Irman Firmansyah_________________________________________73
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
(1989) mengatakan bahwa dengan
kepeduliannya terhadap
masyarakat (sosial) manajemen menghendaki untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Apabila perusahaan semakin menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat kemungkinan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Oleh sebab itu, masyarakat yang menjadi konsumen yang akan membeli maupun menggunakan produk yang dihasilkan
perusahaan
menjadi
lebih
percaya
kepada
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan apabila konsumen juga bertambah. Menurut Sembiring (2005), Penelitian ilmiah terhadap hubungan profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memperlihatkan hasil yang sangat beragam. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
profitabilitas
terhadap
pengungkapan
pertanggungjawaban sosial adalah Anggraini (2006), Rosmasita (2007) dan Badjuri (2011), sedangkan yang menunjukkan adanya
pengaruh
profitabilitas
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial yaitu Othman, et al (2009), Nurkhin (2009), Sitepu (2009) dan Zaenuddin (2007).
74_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
C. LEVERAGE Menurut Makmun (2002) Leverage keuangan (ratio leverage) adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membelanjai/membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan. Rasio leverage menggambarkan sampai sejauh mana aktiva suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Suatu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak dibiayai oleh investor atau kreditur luar. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar pula proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang. Untuk mengukur tingkat Leverage, terdapat dua indikator yang dapat digunakan yaitu rasio hutang terhadap total aktiva (debt to total asset ratio) dan rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) Pada buku ini rasio yang digunakan adalah debt to equity ratio (DER). Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty, 2002).
Irman Firmansyah_________________________________________75
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Rumus yang digunakan untuk menghitung Leverage atau DER (Debt to equity ratio) adalah sebagai berikut:
Total Kewajiban
DER =
Ekuitas
x 100%
Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapannya guna menghindari resiko hutang tak terbayar dibandingkan perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Leverage dibagi menjadi dua, yaitu Operating Leverage dan Financial Leverage. Menurut Brigham dan Houston (2006:12), operating leverage adalah tingkat sampai sejauh mana biayabiaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan. Operating leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan dana dengan biaya tetap dengan harapan pendapatan yang dihasilkan dari penggunaan dana tersebut dapat menutup biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Brigham dan Houston
76_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
(2006:17), financial leverage adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal sebuah perusahaan. Sedangkan menurut Sartono (1996) financial leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan dana yang menimbulkan beban tetap, apabila perusahaan menggunakan utang, maka perusahaan harus membayar bunga. Bunga harus dibayar berapapun laba perusahaan (Husnan, 1997). Tingkat risiko dan Return saham perusahaan
merupakan
faktor
penting
yang
harus
dipertimbangkan calon investor sebelum mengambil keputusan investasi saham. Return saham dan risiko berhubungan secara linier dengan leverage yang akan digunakan oleh perusahaan. Apabila risiko tinggi maka para pemegang saham akan meminta return saham yang tinggi pula, disamping itu penggunaan leverage juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Sembiring (2005) dan Angraeni (2006) tidak menemukan hubungan signifikan antara leverage dengan pengungkapan informasi sosial. Berbeda dengan Almilia (2007), Othman et al (2009) dan Apriwenni (2009) yang menemukan
Irman Firmansyah_________________________________________77
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
adanya pengaruh leverage terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan.
D. LIKUIDITAS Almilia dan Herdaningtyas (2005), menyebutkan LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi
pada
saat
adanya
kewajiban
kliring,
dimana
pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Sudarini, 2005). Loan to deposit ratio menunjukkan kemampuan bank di dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad dan Kusumo, 2003). Sedangkan menurut
78_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Dendawijaya (2005) Loan to deposit ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait risiko apabila sewaktuwaktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Secara lebih rinci LDR dapat dijelaskan sebagai rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah Kredit yang disalurkan
LDR =
Total Deposit
x 100%
Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit (loan), namun pembiayaan (financing), sehingga modifikasi rumus tersebut untuk bank syariah menjadi :
Irman Firmansyah_________________________________________79
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Jumlah Pembiayaan yang disalurkan
FDR =
x 100%
Total Deposit
Para praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100%. Namun oleh Bank Indonesia, suatu bank masih dianggap sehat jika LDR nya masih dibawah 110%. Wallace et al (1994) dalam Fitriani (2001) menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan
dengan
likuiditas
rendah
cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen. Penelitian tentang hubungan antara rasio likuiditas dengan luas pengungkapan telah dikemukakan oleh Cooke (1989) dalam fitriani (2001), Badjuri (2011) dan Roziani (2009). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio
likuiditas
mempunyai hubungan positif dengan luas pengungkapan. Namun Almilia dan Retrinasari (2007) menyatakan bahwa likuiditas
tidak
berpengaruh
terhadap
kelengkapan
pengungkapan sukarela. Kondisi perusahaan yang sehat, yang 80_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel.
E. KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme untuk mengawasi dan memberikan petunjuk serta arahan pada pengelolaan perusahaan atau pihak manajemen. Melalui peran monitoring dewan komisaris, perusahaan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terjaga kelangsungan hidupnya. Dengan monitoring yang lebih baik maka diharapkan pengungkapan informasi tanggungjawab sosial dapat lebih luas karena meminimalkan kemingkinan informasi yang ditutupi. Komposisi dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang
Irman Firmansyah_________________________________________81
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya”. Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan
informasi
oleh
perusahaan,
kebanyakan
penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara berbagai
karakteristik
dewan
komisaris
dengan
tingkat
pengungkapan informasi oleh perusahaan. Hasil penelitian Coller dan Gregory (1999) ini didukung oleh Beasly (1996), Arifin (2002), Sembiring (2005) dan Fitriani (2011). Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofandrilla (2008) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
F. STUDI EMPIRIS Telah
banyak
penelitian
yang
berkaitan
dengan
pengungkapan (disclosre) tanggungjawab sosial perbankan baik konvensional maupun syariah di antaranya yaitu Hossain
82_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
(2008), Widiastuti (2003), Hadi dan Sabeni (2004), Harahap dan Basri (2004), Harahap dan Gunawan (2005), Maryanti (2005), Sembiring (2005), Anggraini (2006), Wardiyanti (2006), Adi (2007), Almilia dan Retrinasari (2007), Mirfazli dan Nurdiono (2007), Tazkiyah (2007), Zuriaty (2008). Berikut ini penjelasan yang lebih terperinci: Hossain
(2008)
menelakukan
penelitian
mengenai
pengungkapan laporan tahunan (mandatory dan voluntary disclosure) pada perbankan di India yaitu di Bombay Stock Exchange (BSE) dan Natonal Stock Exchange (NSE). Metode penelitian yang digunakan adalah OLS regression. Dengan data Annual report yaitu pada tahun 2002 dan 2003. Atas faktorfaktor yang mempengaruhi pengungkapan ternyata
size,
profitabilitas, komposisi dewan komisaris dan market discipline berpengaruh signifikan sedangkan usia bank, kompleksitas bisnis dan asset in place tidak signifikan. Widiastuti (2003) melakukan penelitian mengenai analisa pengungkapan aspek sosial perusahaan dan hubungannya terhadap pengukuran kinerja (Performance Measurement) perusahaan-perusahaan pertambangan (High Profile Company) di Indonesia. Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman mengenai
praktik
dan
kesadaran
tujuh
perusahaan
Irman Firmansyah_________________________________________83
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
pertambangan di Indonesia dalam melakukan pengungkapan sosial dengan melihat trend pengungkapan selama lima tahun pengamatan dari 1998-2002; mengetahui apakah terdapat efek karakteristik tertentu, seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, serta industri pada level pengungkapan sosial perusahaan di Indonesia; serta melihat hubungan dan pengaruh penerapan corporate social reporting terhadap indikator pengukuran kinerja
perusahaan,
khususnya
tanggungjawab
sosial.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah menggunakan indirect research, yaitu untuk mendapatkan data-data sekunder melalui
studi
kepustakaan,
penelaahan
jurnal
penelitian
sebelumnya, dan lain-lain; serta direct research, yaitu untuk mendapatkan data primer melalui studi lapangan. Penelitian ini menelaah laporan tahunan perusahaan melalui content analysis. Dari hasil pengamatan dan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan pengungkapan sosial perusahaan pertambangan di Indonesia sudah cukup baik. Peningkatan yang terjadi
pada
pertambangan
pengungkapan di
Indonesia
aspek
sosial
cenderung
perusahaan
didominasi
oleh
perusahaan-perusahaan yang berukuran besar. Hadi dan Sabeni (2004) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela dalam laporan
84_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
tahunan perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta. Faktorfaktor yang dianalisis yaitu size, likuiditas, solvabilitas, basis perusahaan
dan
proporsi
kepemilikan
saham
publik.
Pengukuran luas pengungkapan dalam penelitian dengan menggunakan daftar item yang tidak diberi bobot. Pemberlakuan tipe ini guna menjaga tingkat objektifitas pemberi bobot dalam pembobotan. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan item pengungkapan terhadap relevansi item pengungkapan pada masing-masing industri, sehingga jenis item pengungkapan yang tidak sesuai atau relevan bagi industri tertentu akan dikeluarkan. Akibatnya, total item pengungkapan yang diharapkan akan diungkapkan di masing-masing jenis industri akan berbeda. Berdasarkan pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa
proporsi
solvabilitas,
kepemilikan
likuiditas dan
publik,
size
basis
perusahaan,
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Hasil pengujian individu menyatakan bahwa size dan basis
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Harahap dan Basri (2004) meneliti tentang socio-economic disclosures in annual reports of Indonesian banks. Penelitian ini membandingkan antara bank konvensional dengan bank Islam.
Irman Firmansyah_________________________________________85
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Penelitiannya menunjukkan bahwa islamic bank mempunyai pengungkapan sosial lebih besar daripada bank konvensional. Penelitiannya juga menemukan bahwa tidak ada aturan wajib dari
aturan
hukum
standar
Indonesia.
Berdasarkan
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa institusi Islam lebih berkomitmen
terhadap
masyarakat
dan
pengembangan
sosialekonomi. Harahap dan Gunawan (2005) melakukan penelitian mengenai an examination of corporate social-environmental disclosure in annual reports of Indonesian, Malaysia and Australian
Islamic
banking.
Berdasarkan
penelitiannya
ditemukan bahwa praktek sosial dan lingkungan pada bank Islam masih relatif rendah dibandingkan community bank (Bendigo Bank). Total skor pengungkapan yang diperoleh community bank adalah 109 (54%) dari total skor keseluruhan 169
(60%).
Permasalahan
mengenai
human
resources,
community dan external parties adalah isu yang dominan pada pengungkapan laporan tahunan. Sebaliknya, informasi tentang lingkungan, energi dan sustainability masih kurang diperhatikan. Hanya
Bendigo
Bank,
sebagai
community
bank,
yang
mengungkapkan seluruh informasi yang mencakup item sosial dan
lingkungan.
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
86_________________________________________Irman
skor
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
pengungkapan yang diperoleh tiga bank Islam di Indonesia dan Malaysia masih rendah dibanding community bank di Australia. Maryanti (2005) meneliti pengaruh sisi internal dan eksternal perusahaan dalam pengungkapan sosial (voluntary disclosure) perusahaan go public di Indonesia. Variabel yang dianalisis adalah tingkat reputasi KAP, opini audit, besaran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio kepemilikan publik dan umur perusahaan. Ia mengemukakan bahwa pengungkapan sosial telah banyak dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, terutama yang bersifat sukarela. Pengujian secara simultan menemukan adanya pengaruh signifikan antara karakteristik perusahaan, yaitu besaran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, rasio kepemilikan publik dan umur perusahaan terhadap pengungkapan sosial yang bersifat sukarela pada annual report emiten di Bursa Efek Jakarta. Pengujian secara individu dapat diketahui bahwa besaran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio kepemilikan publik dan umur
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
penelitian
mengenai
pengungkapan sosial. Sembiring
(2005)
melakukan
karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial (studi empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa
Irman Firmansyah_________________________________________87
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Efek Jakarta). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Faktor-faktor yang akan diuji pengaruhnya terdiri dari lima variabel, yaitu size, profitabilitas, profil, ukuran dewan komisaris dan
leverage.
Teknik
pengujian
hipotesis
dilakukan
menggunakan regresi berganda. Berdasarkan pengujian simultan diketahui
bahwa
secara
bersama-sama
variabel
size,
profitabilitas, profil, ukuran dewan komisaris dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Hasil pengujian secara individu menunjukkan bahwa size, profil dan ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh signifkan terhadap pengungkapan sosial. Anggraini (2006) meneliti pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Faktor-faktor yang akan diuji pengaruhnya terhadap pengungkapan sosial yaitu prosentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, size, tipe industri dan profitabilitas. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa hanya prosentase kepemilikan manajemen dan tipe industri yang berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
88_________________________________________Irman
sosial.
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Penelitiannya
menemukan
bahwa
perusahaan
akan
mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya. Pada perusahaan perbankan dan asuransi sebagian besar (lebih dari 50%) mengungkapkan informasi mengenai pengembangan sumber manusianya dibandingkan dengan industri lain. Hal ini karena industri ini sangat tergantung pada kemampuan manusia (karyawan) dalam memberikan jasanya kepada pelanggan. Wardiyanti pengungkapan
(2006) laporan
menganalisis tahunan
hubungan
terhadap
biaya
tingkat modal
perusahaan dengan likuiditas sebagai variabel kontrol dan solvabilitas serta ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol dan moderasi pada industri perbankan dan lembaga keuangan non bank di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan pada perusahaan yang sudah go public, khususnya pada industri perbankan dan lembaga keuangan non bank dalam rangka menilai performance perusahaan. Sampel yang diteliti adalah perusahaan yang terdapat dalam industri perbankan dan lembaga keuangan non bank yang listing di BEJ tahun 2004. sampel yang diperoleh sebanyak 55 perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Irman Firmansyah_________________________________________89
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
tingkat pengungkapan pada perusahaan publik, khususnya perbankan dan lembaga keuangan non bank masih relatif rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata pengungkapan yaitu sebesar 33,99%. Rendahnya prosentase tingkat pengungkapan terdapat pada informasi yang bersifat sukarela yang tidak diatur dalam ketentuan BAPEPAM, seperti informasi mengenai non keuangan yang berupa data statistik. Adi (2007) meneliti pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor pada perusahaan high profile yang listing di Bursa Efek Jakarta. Dari hasil
penelitian
diketahui
26
perusahaan
sampel
telah
melakukan pengungkapan sosial. Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa pengaruh dari pengungkapan sosial terhadap laporan tahunan (dalam hal ini digambarkan dengan volume perdagangan
di
luar
normal)
kurang
signifikan.
Dapat
disimpulkan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan high profile tidak begitu mempengaruhi investor dalam melakukan investasi. Dalam hal ini investor tidak menjadikan pengungkapan sosial perusahaan sebagai tolak ukur yang utama dalam berinvestasi. Temuan lainnya adalah bahwa belum adanya keseragaman dalam pengungkapan sosial dan pelaporannya yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di
90_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Indonesia tidak merasa perlu untuk melaporkan tanggungjawab sosial. Almilia
dan
Retrinasari
(2007)
meneliti
pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur di BEI. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, net profit margin, ukuran perusahaan dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan pada peusahaan manufaktur di BEI. Hasilnya bahwa variabel yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib yaitu variabel rasio likuiditas, rasio leverage, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Sementara secara simultan dan parsial, variabel likuiditas, leverage, net profit margin, ukuran dan status perusahaan tidak berpengaruh. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat indeks kelengkapan pengungkapan sukarela, sehingga hasilnya tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya. Mirfazli dan Nurdiono (2007) melakukan penelitian tentang evaluasi pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada laporan tahunan perusahaan dalam kelompok Aneka Industri baik high-profile maupun low-profile yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan penelitiannya ia menemukan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam
Irman Firmansyah_________________________________________91
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
penyajian jumlah pengungkapan sosial seluruh tema antara perusahaan dalam kelompok aneka industri high profile dengan perusahaan dalam kelompok aneka industri low profile. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya dampak sosial yang muncul pada sebagian perusahaan dalam dua kelompok tersebut yang mendorong
mereka
untuk
melakukan
pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Tazkiyah (2007) menganalisis pengungkapan tanggung jawab sosial Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial bank umum syariah di Indonesia; mengetahui karakteristik yang membedakan aktivitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial BUS di Indonesia dengan bank konvensional; mengevaluasi pemenuhan pengungkapan tanggung jawab sosial BUS di Indonesia terhadap standar minimal yang ada. Penelitian ini bersifat eksploratif dan deskriptif. Analisis dilakukan dengan cara melakukan evaluasi pengungkapan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan berdasarkan self assestment checklist. Hasil penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial BUS di Indonesia antara
92_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
lain: resiko politis; tekanan stakeholder; peraturan pemerintah; motivasi internal, sarana promosi dan brand image awareness. Zuriaty (2008) meneliti tentang analisis tingkat pelaporan kegiatan pembiayaan proyek berdasarkan Equator Principles dan pelaporan CSR berdasarkan Global Reporting Initiative pada perbankan. Sampel yang digunakan adalah bank Mandiri tahun 2006. Berdasarkan pengamatan diperoleh kesimpulan mengenai tingkat pelaporan CSR Bank Mandiri tahun 2006 masih dalam lingkup yang sempit dan belum memperhatikan konsep sustainability. Bank Mandiri hanya melakukan pengungkapan 28% dari keseluruhan pengungkapan standar GRI. Bank Mandiri dalam hal lingkungan dan sosial masih sangat kurang.
Irman Firmansyah_________________________________________93
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA
94_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Bab
ini
akan
menjelaskan
mengenai
bagaimana
pengungkapan tanggungjawab sosial bank syariah di Indonesia dan Malaysia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian penulis yang akan dipaparkan berikut ini menjadi acuan dalam menyampaikan pendapat, sehingga dengan bukti hasil penelitian tersebut akan memberikan gambaran mengenai kondisi CSR perbankan syariah yang digambarkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu bab ini akan menjelaskan tahap demi tahap dalam menganalisis hasil penelitian agar pembaca merasa puas dalam menerima hasil akhir penelitian yang penulis lakukan.
A. DESKRIPSI DATA Berdasarkan data yang diperoleh bahwa sampai dengan tahun 2011 terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan 17 Bank Umum Syariah (BUS) di Malaysia sehingga total sebanyak 28 Bank Umum Syariah. Berikut adalah data bank umum syariah di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011:
Irman Firmansyah_________________________________________95
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 2 Data Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia tahun 2011 Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank Bukopin Syariah Bank BRI Syariah Bank BCA Syariah Bank BNI Syariah Bank BJB Syariah Bank Panin Syariah Bank Victoria Syariah Bank Maybank Islamic Indonesia Bank Islam Malaysia Berhad RHB Islamic Berhad Bank Muamalat Malaysia Alkhoir International Islamic Bank Malaysia Berhad Affin Islamic Bank Berhad Hong Leong Islamic Berhad MayBank Islamic Berhad Al Rajhi Banking dan Investment Corporation (Malaysia) Berhad Alliance Islamic Bank Berhad AmIslamic Bank Berhad Asian Finance Bank (M) Berhad CIMB Islamic Bank Berhad HSBC Amanah Malaysia Berhad Kuwait Finance House (Malaysia) Berhad OCBC Al-Amin Bank Berhad Public Islamic Bank Berhad Standard Chartered Saadiq Berhad
Negara Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia Malaysia
96_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Dari data tersebut ditetapkanlah sampel yang sesuai dengan kriteria kebutuhan penelitian yaitu bank syariah yang mempublikasikan laporan tahunan (annual report) melalui media website dari tahun 2004 sampai 2011. Maka diperoleh sejumlah 10 bank umum syariah di Indonesia dan 7 bank umum syariah di Malaysia dengan periode observasi yang berbedabeda. Perbedaan periode observasi tersebut dikarenakan banyak bank yang berdiri di atas tahun 2004 serta ada beberapa periode yang laporan tahunannya tidak dipublikasikan. Tabel 3 Data Pengamatan Bank Umum Syariah di Indonesia Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank Bukopin Syariah Bank BRI Syariah Bank BCA Syariah Bank BNI Syariah Bank BJB Syariah Bank Panin Syariah Bank Victoria Syariah
Periode Pengamatan (tahun) 2004-2011 2006-2011 2007-2011 2009-2011 2010-2011 2010-2011 2010 2010 2011 2010-2011
Irman Firmansyah_________________________________________97
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 4 Data Pengamatan Bank Umum Syariah di Malaysia Nomor 1 2 3 4 5 6 7
Nama Bank Umum Syariah Bank Islam Malaysia Berhad RHB Islamic Berhad Bank Muamalat Malaysia Alkhoir International Islamic Bank Malaysia Berhad Affin Islamic Bank Berhad Hong Leong Islamic Berhad MayBank Islamic Berhad
Periode Pengamatan (tahun) 2004-2011 2005-2011 2005-2011 2008-2011 2008-2011 2006-2010 2008-2009
B. ANALISIS PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL BANK SYARIAH Indikator pengungkapan tanggungjawab sosial yang digunakan yaitu Islamic Social Reporting (ISR) yang merupakan kompilasi item-item CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI terdiri dari 6 pengungkapan, yaitu: keuangan dan investasi, produk dan jasa, kepegawaian, sosial, lingkungan dan tata kelola perusahaan. Pengungkapan tanggungjawab sosial (CSR) saat ini belum ada standar yang baku namun pengungkapan ini menjadi suatu bukti kesadaran bahwa perusahaan telah memberikan kontribusi positif
terhadap
lingkungannya
yang
dibuktikan
dengan
pengungkapannya. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan 98_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
sekitarnya sesuai dengan teori legitimasi yang menjelaskan bahwa eksistensi perusahaan di tengah-tengah masyarakat ditentukan oleh tanggungjawab sosialnya. Berikut
adalah
data
hasil
penelitian
mengenai
pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia dalam perspektif Islamic Social Reporting (ISR): Tabel 5 Rata-Rata Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Pengungkapan Keuangan dan Investasi Produk dan Jasa Kepegawaian Sosial Lingkungan Tata Kelola Perusahaan Rata-rata
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Ratarata
66.7%
66.7%
50.0%
55.6%
61.1%
58.3%
51.9%
68.8%
59.9%
50.0%
50.0%
25.0%
50.0%
50.0%
37.5%
36.1%
28.1%
40.8%
10.0%
10.0%
20.0%
33.3%
20.0%
27.5%
31.1%
37.5%
23.7%
45.5%
63.6%
72.7%
57.6%
75.8%
75.0%
48.5%
50.0%
61.1%
0.0%
0.0%
14.3%
4.8%
9.5%
17.9%
9.5%
10.7%
8.3%
40.0%
40.0%
30.0%
46.7%
73.3%
75.0%
53.3%
57.0%
52.7%
35.4%
38.4%
35.3%
41.3%
48.3%
48.5%
38.4%
42.1%
41,0%
Sumber: data sekunder (hasil olahan)
Irman Firmansyah_________________________________________99
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 6 Rata-rata Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah di Malaysia Pengungkapan Keuangan dan Investasi Produk dan Jasa Kepegawaian Sosial Lingkungan Tata Kelola Perusahaan
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Ratarata
50.0%
41.7%
50.0%
50.0%
44.4%
47.2%
43.3%
56.7%
47.9%
50.0%
25.0%
41.7%
33.3%
29.2%
37.5%
50.0%
50.0%
39.6%
10.0% 0.0% 0.0%
0.0% 0.0% 0.0%
13.3% 0.0% 0.0%
13.3% 18.2% 14.3%
10.0% 13.6% 7.1%
31.7% 31.8% 16.7%
28.0% 36.4% 20.0%
36.0% 38.2% 11.4%
17.8% 17.3% 8.7%
60.0%
50.0%
46.7%
46.7%
56.7%
53.3%
56.0%
60.0%
53.7%
19.4%
25.3 %
29.3%
26.8%
36.4%
38.9%
42.0%
30,8%
28.3 %
Rata-rata
Sumber: data sekunder (hasil olahan) Dari tabel 5 dan 6 dapat kita lihat bahwa rata-rata pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia masih di bawah 50%. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah pengungkapan
tanggungjawab
dalam melaksanakan
sosialnya
masih
rendah.
Pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan bukan sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya dikarenakan berkaitan dengan kebijakan manajemen demi kepentingan perusahaan (bank syariah). Di
Indonesia,
pengungkapan
tanggungjawab
sosial
mengenai aspek keuangan dan investasi pada bank syariah sebesar 59,9% sedangkan di Malaysia lebih kecil yaitu sebesar
100_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
47,9%. Kemudian pengungkapan mengenai produk dan jasa pada perbankan syariah di Indonesia sebesar 40,8% sedangkan di Malaysia sebesar 39,6% dan pengungkapan mengenai aspek kepegawaian pada perbankan syariah di Indonesia sebesar 23,7% sedangkan di Malaysia sebesar 17,8%. Dari ketiga jenis pengungkapan tersebut ternyata pengungkapan pada bank syariah di Indonesia lebih lengkap. Artinya bahwa dari sisi investasi dan keuangan, kehalalan dan kualitas produk, serta tanggungjawab perusahaan terhadap para karyawan, bank syariah di Indonesia ternyata lebih baik. Hal ini terbukti dengan salah satu produk perbankan syariah di Indonesia yang dilarang karena dianggap riba tapi di Malaysia diperbolehkan yaitu ba’i al-inah1, yang membuktikan bahwa selektivitas terhadap produk dan shariah compliance lebih baik di Indonesia. Kemudian pengungkapan mengenai kepedulian terhadap sosial kemasyarkatan pada perbankan syariah di Indonesia cukup
baik,
hal
ini
dibuktikan
dengan
pengungkapan
tanggungjawab sosial paling tinggi di antara yang lain yaitu sebesar 61,1% berbeda dengan di Malaysia yang hanya sebesar 17,3%. Di antara komponen pengungkapan aspek sosial yaitu 1
Ba’I Al-inah yaitu menjual suatu barang dengan harga tertentu secara kredit lalu ia kembali membelinya dari pembeli dengan harga yang lebih sedikit secara kontan. Hakikatnya ia tidaklah dianggap sebagai jual beli, melainkan hanya sekedar pinjaman riba yang disamarkan dalam bentuk jual beli dan termasuk bentuk hilah (tipu daya) orang-orang yang senang melakukan riba.
Irman Firmansyah_________________________________________101
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
sodaqoh, waqof, qordulhasan, pendidikan, kepedulian terhadap orang miskin dan anak-anak, kesehatan dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini membuktikan bahwa sisi sosial bank syariah di Indonesia yang merupakan budaya leluhur warga negara asli Indonesia masih dapat dipertahankan, serta sesuai dengan syariat Islam bahwa sesama manusia harus saling tolong menolong. Hal ini sesuai dengan teori legitimasi. Baik di Indonesia maupun di Malaysia pengungkapan CSR mengenai lingkungan masih sangat kurang hanya sebesar 8,3% dan 8,7%. Artinya kepedulian bank syariah terhadap lingkungan baik polusi, satwa liar, pendidikan lingkungan, kebijakan lingkungan atau konservasi alam masih sangat kurang jika dilihat dari pengungkapannya. Sedangkan dalam aspek tata kelola perusahaan pada bank syariah di Indonesia nilainya 51,7% dan perbankan syariah di Malaysia yang nilainya 53,7%. Namun dari 6 aspek CSR bank syariah, kedua aspek inilah (lingkungan dan tata kelola perusahaan) yang nilainya lebih tinggi di Malaysia dibandingkan di Indonesia.
102_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Irman Firmansyah_________________________________________103
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERBANKAN SYARIAH
104_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah di Indonesia dan di Malaysia yang meliputi pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi data panel dengan Ordinary Least Square (OLS) mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial yang diproksi oleh
Islamic Social
Reporting/ISR) di Indonesia dan di Malaysia dengan bantuan program SPSS versi 16. Model dasar Ordinary Least Square (OLS) analisis data perbankan syariah pada masing-masing negara baik di Indonesia maupun di Malaysia adalah sebagai berikut: Y = a + β1X1it + β2X2it + β3 X3it + β4X4it + β5X5it + e Dimana : Y a β1 – β5 X1 X2 X3 X4 X5 i t
: pengungkapan ISR : konstanta persamaan regresi : koefisien variabel independen : ukuran perusahaan (size) : Profitabilitas : Leverage : Likuiditas : Komposisi Dewan Komisaris : Unit Cross Section : Periode Waktu
Irman Firmansyah_________________________________________105
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
e
: Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual).
A. UJI ASUMSI KLASIK Uji Multikolinieritas Pengujian
kualitas
data
yang
pertama
adalah
uji
multikolinieritas. Uji Multikolonieritas data dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas memiliki angka VIF di sekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati angka 1 atau tidak lebih dari angka 10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 7 dan 8. Pada tabel 7 dan 8 menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen yaitu ln_size, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris, baik data pada bank syariah di Indonesia maupun di Malaysia berada di sekitar angka 1 (kurang dari angka 10). Dan nilai tolerance (TOL) yang diperoleh menunjukkan nilai lebih besar dari 0,10. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam model regresi terbebas dari multikolonieiritas antar variabel independen. 106_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 7 Uji Multikolinieritas Data Perbankan Syariah di Indonesia Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SIZE
.474
2.109
ROA
.941
1.063
DER
.734
1.362
FDR
.909
1.100
KOMISARIS
.589
1.699
a. Dependent Variable: ISR
Tabel 8 Uji Multikolinieritas Data Perbankan Syariah di Malaysia Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SIZE
.333
3.007
ROA
.479
2.088
DER
.314
3.182
FDR
.679
1.473
KOMISARIS
.569
1.758
a. Dependent Variable: ISR
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika
Irman Firmansyah_________________________________________107
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006). Tabel 9 Uji Autokorelasi Data Perbankan Syariah di Indonesia Model
Durbin-Watson 1
1.541
Tabel 10 Uji Autokorelasi Data Perbankan Syariah di Malaysia Model
Durbin-Watson 1
1.832
Berdasarkan hasil analisis regresi uji autokorelasi (lihat tabel 9 dan 10) nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,541 untuk data bank syariah di Indonesia dan 1,832 untuk data bank syariah di malaysia. Sedangkan berdasarkan tabel Durbin Watson (DW) untuk data di Indonesia dengan k=5 dan n=31 maka nilai dL=1,090 dan dU=1,825, maka 4-dU= 2,175 dan 4-dL= 2,910. Oleh karena itu nilai DW berada di antara dL dan dU sehingga tidak mempunyai kesimpulan, oleh sebab itu karena data observasi penelitian dengan data panel dan masing-masing 108_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
mempunyai
periode
yang
berbeda
maka
dapat
ditarik
kesimpulan tidak terjadi autokorelasi. sedangkan untuk data di Malaysia dengan k=5 dan n=33 maka nilai dL=1,127 dan dU=1,813, maka 4-dU= 2,187 dan 4-dL= 2,873. Oleh karena itu nilai DW berada di antara dU dan 4-dU sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak terjadi autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan Uji Glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 11 dan 12 di bawah ini: Tabel 11 Uji Glejser Data Perbankan Syariah di Indonesia
Model 1
t (Konstan)
Sig. .497
.623
SIZE
-.248
.806
ROA
-.290
.774
DER
.239
.813
FDR
.187
.853
KOMISARIS
.508
.616
Irman Firmansyah_________________________________________109
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 12 Uji Glejser Data Perbankan Syariah di Malaysia
Model 1
(Konstan)
T
Sig. -1.316
.199
SIZE
1.421
.167
ROA
-.249
.805
DER
-.311
.758
FDR
.426
.673
-.663
.513
KOMISARIS
Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai sig. semua variabel independen lebih dari besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Yang dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen (terikat) dan variabel dependen (bebas) dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.
110_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Hasil uji normalitas (Kolmogorov Smirnov) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13 Uji Normalitas Data Perbankan Syariah di Indonesia One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N
31
Normal Parametersa
Mean
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 Std. Deviation
.91287093 .096
Positive
.096
Negative
-.087
Kolmogorov-Smirnov Z
.534
Asymp. Sig. (2-tailed)
.938
a. Test distribution is Normal.
Tabel 14 Uji Normalitas Data Perbankan Syariah di Malaysia One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N
33
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 .91855865 .124
Positive
.115
Negative
-.124
Kolmogorov-Smirnov Z
.711
Asymp. Sig. (2-tailed)
.693
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 13 dan 14 di atas, dapat kita lihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0,938 dan 0,693. Nilai ini lebih
Irman Firmansyah_________________________________________111
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dinyatakan
berdistribusi
normal
artinya
model
regresi
memenuhi asumsi normalitas sehingga data layak digunakan.
B. ANALISIS
REGRESI
DATA
PERBANKAN
SYARIAH
INDONESIA Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis data panel model Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan SPSS ver. 16. Untuk mengetahui ketepatan model pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris terhadap variabel tanggungjawab sosial (ISR) maka dilakukan uji F. berikut adalah hasil analisis uji F pada bank syariah di Indonesia: Tabel 15 Hasil Perhitungan Uji F Data Perbankan Syariah Indonesia Model 1
F Regresi
Sig. 3.473
.016a
Residu Total
a. b.
Penduga: (Konstan), ROA, FDR, KOMISARIS, DER, SIZE Variabel Dependen: ISR
112_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Berdasarkan tabel 15 diperoleh hasil bahwa variabel independen mempunyai kemampuan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai signifkansi sebesar 0,016, lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α = 0,05). Artinya bahwa dalam rangka untuk menjelaskan pengungkapan tanggungjawab sosial maka variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris dapat digunakan secara bersama-sama.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi data panel (OLS) diperoleh output berikut: Tabel 16 Hasil Perhitungan Uji t Data Perbankan Syariah di Indonesia Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -.388
.481
SIZE
.019
.018
ROA
.000
DER
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. -.807
.427
.236
1.059
.300
.017
-.008
-.050
.961
.000
.000
.240
1.337
.193
FDR
.000
.001
-.029
-.180
.859
KOMISARIS
.047
.028
.330
1.650
.112
a. Dependent Variable: ISR
Irman Firmansyah_________________________________________113
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Hasil analisis pada tabel 16 ternyata tidak ada satu pun nilai sig. yang bernilai kurang dari 0,05 baik size (ukuran perusahaan),
profitabilitas,
likuiditas,
leverage,
likuiditas
maupun komposisi dewan komisaris. Dengan demikian tidak ada satu pun variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial (social disclosure) perbankan syariah di Indonesia.
C. ANALISIS
REGRESI
DATA
PERBANKAN
SYARIAH
MALAYSIA Pada perbankan syariah di Malaysia pun analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis data panel model Ordinary Least Square (OLS). Untuk mengetahui ketepatan model pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris terhadap variabel tanggungjawab sosial (ISR) maka dilakukan uji F. Tabel berikut adalah hasil analisis uji F pada bank syariah di Malaysia:
114_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 17 Hasil Perhitungan Uji F Data Perbankan Syariah di Malaysia Model 1
F Regression
Sig. 9.890
.000a
Residual Total
a. b.
Penduga: (Konstan), negara, ROA, FDR, KOMISARIS, DER, SIZE Variabel Dependen: ISR
Berdasarkan tabel 17 di atas diperoleh hasil bahwa nilai signifkansi sebesar 0.000 atau lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α = 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa dalam rangka untuk menjelaskan pengungkapan tanggungjawab sosial maka variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan komposisi dewan komisaris dapat digunakan secara bersama-sama.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Untuk pengujian sebagaimana dilakukan pada data bank syariah di Indonesia, maka kembali digunakan uji t. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi data panel (OLS) maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Irman Firmansyah_________________________________________115
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Tabel 18 Hasil Perhitungan Uji t Data Perbankan Syariah di Malaysia Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
T
Sig.
-1.615
.389
-4.155
.000
SIZE
.086
.022
.755
3.808
.001
ROA
-.007
.055
-.022
-.132
.896
DER
.000
.000
-.567
-2.779
.010
FDR
.000
.001
.047
.338
.738
KOMISARIS
.025
.011
.339
2.239
.034
a. Dependent Variable: ISR
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 18 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai signifikansi ukuran perusahaan (size) sebesar 0,001 dengan koefisien positif 2. Nilai signifikansi profitabilitas (ROA) sebesar 0,896 dengan koefisien negatif 3. Nilai signifikansi leverage (DER) sebesar 0,010 dengan koefisien negatif 4. Nilai signifikansi likuiditas (FDR) sebesar 0,738 dengan koefisien positif 5. Nilai signifikansi Komposisi dewan komisaris sebesar 0,034 dengan koefisien positif
116_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
D. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
(Size)
terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab sosial Bank Syariah Telah banyak penelitian dilakukan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap tanggungjawab sosial, seperti Ng (1985) dan Robert (1992) yang menemukan tidak ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Bahkan penelitian Ng (1985) dan Robert (1992) didukung oleh Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007) yang melakukan penelitian di Indonesia. Berbeda dengan Hackston dan Milne (1996) yang berhasil mendukung pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktek pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan di New Zealand. Penelitian lainnya yang mempunyai hasil yang sama yaitu Belkaoui dan Karpik (1989), Adam et al., (1998), Hasibuan (2001), Gray et al., (2001) dalam Sembiring (2005), Amalia (2005), Novita dan Djakman (2008), Reverte (2008) dan Branco dan Rodriguez (2008). Pada hasil penelitian yang penulis laksanakan, terdapat perbedaan hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial bank syariah
Irman Firmansyah_________________________________________117
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
antara bank syariah di Indonesia dengan bank syariah di Malaysia. Di Indonesia ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial bank syariah. Nilai signifikansi sebesar 0,300 (lihat tabel 16) atau berada di atas 0,05. Sementara itu hasil analisis data penelitian di Malaysia yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 (lihat tabel 18) atau berada di bawah nilai 0,05. Sehingga di Malaysia ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah. Perbedaan hasil analisis ini salah satunya disebabkan karena umur bank syariah di Indonesia mayoritas masih muda sehingga fokus bank syariah di Indonesia lebih kepada sisi finansial atau bagaimana meningkatkan aset perusahaan daripada sisi non finansial (sosial). Berbeda dengan bank syariah di Malaysia yang relatif sudah berumur lama dibandingkan dengan di Indonesia. Umur bank syariah yang sudah lama cenderung mempunyai aset yang besar dan akan lebih disoroti oleh masyarakat luas sehingga segala aktivitasnya harus mempunyai nilai positif buat masyarakat dan para pegawainya. Oleh karena itu pengungkapan tanggungjawab sosialnya harus lebih luas daripada bank syariah yang baru berdiri. 118_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Seperti pernyataan Cowen et al (1987) dalam Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pegangan saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan akan semakin luas. Dari sisi tenaga kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar. Program berkaitan dengan tenaga kerja yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan akan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini berarti program tanggungjawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan. 2. Pengaruh
Profitabilitas
terhadap
Pengungkapan
Tanggungjawab sosial Bank Syariah Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh perusahaan dalam mengukur kinerjanya. Oleh karena itu jika profitabilitas bagus maka kinerja perusahaan
Irman Firmansyah_________________________________________119
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
dianggap bagus dari sisi keuangan. Biasanya jika profitabilitas bagus maka manajemen perusahaan lebih bebas dan fleksibel dalam
mengungkapkan
laporan
pertanggungjawaban
sosialnya. Dalam
penelitian
Hackston
dan
Milne
(1996)
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Hasil penelitian lain yang mendukung penelitian Hackston dan Milne (1996) adalah Anggraini (2006), Rosmasita (2007) dan Badjuri (2011). Sedangkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Othman, et al (2009), Nurkhin (2009), Sitepu (2009) dan Zaenuddin (2007). Pada penelitian ini, baik di Indonesia maupun di Malaysia tenyata secara statistik menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis uji t pada output SPSS data perbankan syariah di Indonesia nilai sig. sebesar 0,961 dan di Malaysia nilai sig. sebesar 0,896. Kedua nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga tidak ada yang signifikan atau profitabilitas tidak berpengaruh terhadap 120_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah di kedua negara tersebut. Artinya bahwa besar kecilnya ROA baik pada perbankan syariah di Indonesia maupun di Malaysia
tidak
lantas
mempengaruhi
besar
kecilnya
pengungkapan tanggungjawab sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kokobu et al (2001) dalam Sefrilia (2012) yang menyatakan bahwa political visibility perusahaan tergantung pada
ukuran
(size),
bukan
pada
kemampuannya
menghasilkan laba (profitabilitas). Artinya besar kecilnya pengungkapan
tidak
ditentukan
oleh
besar
kecilnya
profitabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Hackston dan Milne (1996), Anggraini (2006), Rosmasita (2007) dan Badjuri (2011), serta bertentangan dengan hasil penelitian Othman, et al (2009), Nurkhin (2009), Sitepu (2009) dan Zaenuddin (2007). 3. Pengaruh
Leverage
terhadap
Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial Bank Syariah Leverage
menunjukkan
ketergantungan
perusahaan
terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya. Dengan demikian leverage yang tinggi menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang, sehingga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Oleh
Irman Firmansyah_________________________________________121
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
karena itu tingkat leverage yang tinggi mengakibatkan pengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders serta mengurangi resiko keuangan. Namun seharusnya
leverage
yang
tinggi
memiliki
kewajiban
pengungkapan yang lebih besar daripada perusahaan yang mempunyai rasio leverage rendah karena mempunyai tanggungjawab besar kepada masyarakat. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa di
Indonesia,
leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah. Oleh karena itu tinggi rendahnya leverage pada perbankan syariah di
Indonesia
tidak
akan
mempengaruhi
luasnya
pengungkapan tanggungjawab sosial. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Marwata (2001), Sembiring (2005) dan Angraeni (2006) yang menemukan tidak ada hubungan signifikan antara leverage dengan pengungkapan informasi sosial. Berbeda dengan hasil penelitian pada perbankan syariah di Malaysia yang menunjukkan adanya pengaruh negatif. Nilai output signifikansi sebesar 0,010 (lihat tabel 18) atau berada 122_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
di bawah 0,05. Yang artinya jika bank syariah mempunyai struktur modal yang didanai dari hutang nilainya besar maka bank syariah mengungkapkan tanggungjawab sosialnya lebih kecil, hal ini bisa disebabkan untuk menghindari sorotan dari publik dan mengurangi dana sosial serta pengungkapannya. Selain itu bank syariah ingin menghindari resiko yang besar dalam penggunaan sumber dana (struktur modal) yang berasal dari hutang. Sehingga bank syariah lebih memilih alokasi sumber dana kepada aktivitas utama (sumber pendapatan) dari pada aspek lain (sosial). 4. Pengaruh
Likuiditas
terhadap
Pengungkapan
Tanggungjawab sosial Bank Syariah Likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,
perusahaan
dengan
likuiditas
tinggi
cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal. Kondisi perusahaan yang sehat, yang ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan cenderung untuk mengungkapkan lebih
banyak
informasi. Karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern
Irman Firmansyah_________________________________________123
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
bahwa perusahaan tersebut kredibel. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian Cooke (1989) dalam Fitriani (2001), Badjuri (2011) dan Roziani (2009) yang menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai hubungan positif dengan luas pengungkapan. Dalam penelitian ini nilai signifikansi likuiditas pada bank syariah di Indonesia bernilai 0,859 (lihat tabel 16) dan nilai signifikansi likuiditas bank syariah di Malaysia sebesar 0,738 (lihat tabel 18). Kedua nilai tersebut ternyata lebih besar dari 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa baik pada perbankan syariah di Indonesia maupun di Malaysia, likuiditas
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggungjawab sosial perbankan syariah. Artinya besar kecilnya likuiditas tidak lantas memberikan dampak terhadap besar kecilnya pengungkaan tanggungjawab sosial pada bank syariah.
Hal
ini
menandakan
bahwa
pengungkapan
tanggungjawab sosial pada bank syariah telah menjadi suatu kewajiban baik dalam kondisi likuiditas tinggi maupun rendah. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Almilia dan Retrinasari
(2007) bahwa
rasio
likuiditas
tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kelengkapan pengungkapan sukarela.
124_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
5. Pengaruh
Komposisi
Dewan
Komisaris
terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Bank Syariah Dewan pengawasan
komisaris
dianggap
(pengendalian
sebagai
intern)
mekanisme
tertinggi,
yang
bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan, kebanyakan penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara berbagai karakteristik dewan komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi oleh perusahaan. Dalam penelitian ini hasil analisis menunjukkan hasil yang berbeda pada masing-masing negara. Pada bank syariah di Indonesia hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar 0,112 (lihat tabel 16) atau lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perbankan syariah di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Nofandrilla (2008) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan karena keberadaan dewan komisaris bank syariah di Indonesia belum bekerja dengan maksimal yaitu masih bekerja hanya pada
pengawasan
kinerja
keuangan,
atau
bagaimana
Irman Firmansyah_________________________________________125
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
mengawasi
perusahaan
agar
berjalan
sebagaimana
perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Berbeda dengan hasil penelitian pada perbankan syariah di Malaysia yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,034 (lihat tabel 18). Artinya ada pengaruh positif antara komposisi dewan komisaris dengan pengungkapan tanggungjawab sosial. Penemuan tersebut memberikan arti bahwa dewan komisaris yang dimiliki oleh bank syariah di Malaysia dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Jumlah komposisi dewan komisaris pada bank syariah di Malaysia pun lebih banyak daripada di Indonesia dan ini memberikan dampak positif yaitu dapat memberikan kontrol dan monitoring bagi manajemen dalam operasional bank syariah di Malaysia, termasuk dalam pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas
tanggungjawab
memberikan
tekanan
sosial. kepada
Dewan manajemen
komisaris untuk
melaksanakan aktivitas dan pengungkapan CSR dengan baik.
E. SIMPULAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar,
bank
syariah
di
Indonesia
dalam
melaksanakan
126_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
tanggungjawab sosial yang tercermin melalui pengungkapan dalam laporan tahunan tidak dipengaruhi oleh apapun (terutama variabel-variabel penelitian) sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi bank syariah dalam melakukan aktivitas sosial didasari karena konsep bisnis berbasis syariah yang melekat pada perbankan bukan karena motivasi profit semata. Dengan demikian jika strategi ini terus diterapkan oleh bank syariah di Indonesia maka bank syariah akan memperoleh legitimasi yang baik dari masyarakat. Lain hal nya dengan bank syariah di Malaysia bahwa berdasarkan hasil penelitian ternyata motif pengungkapan atas aktivitas sosial banyak dipengaruhi oleh berbagai hal terutama karena aset perusahaan yang terus meningkat, rasio struktur modal dan jumlah dewan komisaris yang ikut menentukan. Ini terbukti dengan jumlah pengungkapan tanggungjawab sosial yang diukur dengan ISR ternyata di Indonesia lebih tinggi dibanding dengan di Malaysia.
Irman Firmansyah_________________________________________127
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
REFERENSI
128_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Achmad, Tarmizi dan Willyanto Kartiko Kusumo. 2003. “Analisis Rasio-Rasio Keuangan Sebagai Predictor dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol . 15, No.1 Adams, C.A., Hill, W-Y. and Roberts, C.B. 1998. “Corporate Social Reporting Practices in Western Europe: Legitimating Corporate Behaviour”, The British Accounting Review, Vol. 20, No. 1, pp. 1-21 Adi, Puguh Siswanto. 2007. Pengaruh Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan High Profile yang Listing di Bursa Efek Jakarta).FE UMM Affandi, Nik Mohamed. 2002. Islam and Business. Malaysia: Pelanduk Publications. Ahmed, K., Hossain, M. dan Adams, B., 2005. “The Effects of Board Composition and Board Size on The Informativeness of Annual Accounting Earnings”. Online Journal Almilia, Luciana Spica dan Herdaningtyas. 2005. “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan 2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, no. 2. Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”. Procedding Seminar Nasional. Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. FE Universitas Trisakti
Irman Firmansyah_________________________________________129
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Amalia, Dessy. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Pemerintahan, Vol 1, No. 2 Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Annual report Checklist Pursuant To Bursa Malaysia Securities Berhard. Dalam www.klse.com.my/website/bm/ regulation /rules/listingrequirements/downloads/LD19 LRMain 060809.pdf Apriwenni, Prima. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate social responsibility Pada Laporan Tahunan Perusahaan Untuk Industri Manufaktur Tahun 2008”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vo. 6, No. 1 pp 41-58 Arifin Sabeni. 2002. “An Empyrical Analysis of The Relation Between The Board of Director’s Composition an the level of Voluntary Disclosure”, Prooceedings For The Fifth Indonesian Conference On Accounting, No. 5 pp. 46-57 Badjuri, Achmad. 2011. “Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Coorporate Governance, Pengungkapan Coorporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, pp 3-54
130_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Badroen, Faisal. Dkk. 2006. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Baltagi, H. B. 1995. Econometric Analysis of Panel Data. Biddles Ltd, Great Britain Barkemeyer, Ralf. 2007. “Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in Developing Countries”. Paper for the 2007 Marie Curie Summer School on Earth System Governance, 28 May-06 June 2007, Amsterdam Basamalah, Anies S. And Johnny Jermias. 2005. “Social and Environmental Reporting and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational Legitimacy”. Gajah Mada International Journal of Business, Vol. 7, No. 1, pp. 109127 Baydoun, N. dan Willet, R. 1997. “Islamic Ethical Issues in the Presentation of Financial Information. Accounting, Commerce and Finance”, The Islamic Perspective Journal, 1(1). Beasley, Mark S, 1996. “An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of Director Composition and Financial Statement Fraud”, The Accounting Review, Vol. 71, No. 4, pp 443-465 Belkaoui, Ahmed dan Philip G. Karpik. 1989. “Determinants of the Corporate Decision to Disclose Social Information”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 2, No. 1, pp. 36-51 Belkaoui, A.R. 1999. Value Added Reporting and Research, London: Quorum Books Belkaoui. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Irman Firmansyah_________________________________________131
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Bowen H.R. 1953. Social Responsibilities of the Businessman, New York: Harpened Row. Branco, M.C. dan Rodrigues, L.L. 2006. “Communication of corporate social responsibility by Portuguese banks; a legitimacy theory perspective”. Corporate Communications: An International Journal. Vol 11 No. 3. pp. 232-248. __________________________. 2008. “Factors Influencing Social Responsibility Disclosure by Portuguese Companies”, Journal of Business Ethics, (2008) 83:685–701 Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto dari Fundamentals of Financial Management (2004). Jakarta: Salemba Empat Cangara, Hafeid. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Chaganti, S. Rajeswararao, Mahajan, Vijay and Sharman, S., 1985. “Corporate Board Size, Composition and Corporate Failures in Retailing Industry”, Journal of Management Studies, 22:4, July Commission of the European Communities. 2001. “Promoting a European framework for Corporate social responsibility”, available at: http://europa.eu.int/eur-lex/en/comgpr/ 2001/com2001_0366en01.pdf Cooper, Donald R. dan Pamela S Schindler. 2000. Business Research Methods. USA: Mcgraw-Hill College
132_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Cowen, S.S., Ferreri, L. B. and Parker, L. D. 1987. “The Impact of Corporate Characteristics on Social Responsibility Disclosure: A Typology and Frequencybased analysis”, Accounting, Organization and Society, Vol. 12 No. 2, pp. 111-122 Deegan, C dan Gordon, B. 1996. “A study of Environmental Disclosure Practices of Ausralian Corporation”, Accounting and Business Research, Vol. 26, No. 3, pp 187199 Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company, Sydney Dendawijaya, Lukman, 2003. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta Departemen Agama Republik Indonesia. 2012. Al-qur’an dan Terjemahnya. Dua Sehati Dowling, J dan Pfeffer, J. 1975. “Organisation Legitimacy: Social values and Organizational Behaviour”, Pacific Sociological Review, Vol. 18, pp. 122-136 Drucker, P. 1965. “Is Business Letting Young People Down?”, Harvard Business Review, Nov/Dec. Dusuki, A.W.,dan Dar, H. 2005. “Stakeholders Perceptions of Corporate social responsibility of Islamic Banks: Evidence From Malaysian Economy”, International Conference on Islamic Economics and Finance Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komuikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Irman Firmansyah_________________________________________133
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks Dan Islamic Social Reporting Indeks. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto Fitriani. 2011. Pengaruh Size, Ukuran Dewan Komisaris dan Leverage Terhadap Luas Pegungkapan Sukarela pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Tesis Universitas Negeri Semarang (UNNES) Fitriany. 2001. “Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang terdaftar di BEJ”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung Ghani, Muhammad Abdul. 2005. The Spiritually in Business. Jakarta: Pena Pundi Aksara Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gray. R.H., Owen, D. dan Adam, C. 1996. Accounting dan Accountability: Changes and Challenges in Incorporate Social and Environmental Reporting. London: Prentice Hall Gunawan, Yuniarti. 2000. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi III Guthrie, J., et al. 2006. ”The Voluntary Reporting Of Intellectual Capital; Comparing Evidence From Hong Kong And Australia”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 7 No. 2. pp. 254-271. 134_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Hackston, david and Markus J. Milne. 1996. “Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp 77-100 Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. ”Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Public di BEJ”, Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi MAKSI, Vol. 1, Agustus Hadi,
Nor. 2011. Corporate Yogyakarta: Graha Ilmu
social
responsibility
(CSR).
Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani Hameed, et.al. 2008. Alternative Disclosure and Performance Measures for Islamic Banks. Departement of Accounting. Kulliyah of Economics and Management Science IIUM Haniffa, R. dan Hudaib, M. 2001. “A Conceptual Framework for Islamic Accounting: The Shariah Paradigm”, a Working Paper, International Conference on Accounting, Auditing and Finance. Palmerstone North, New Zealand, Unpublished article. Haniffa, R.M. 2002. “Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective”, Indonesian Management dan Accounting Research, Vol. 1, No. 2, 128-146 Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2005. “The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting”, Journal of Accounting and Public Policy 24, pp. 391-430
Irman Firmansyah_________________________________________135
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Harahap, S.S. 2003. ”Akuntansi Sosial ekonomi dan Akuntansi Islam”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 3, No. 1, April pp 56-75 ___________. 2003. “The Disclosure of Islamic Values - Annual report The Analysis of Bank Muamalat Indonesia’s Annual report”, Managerial Finance. Vol. 29, No. 7, pp. 70 - 89 Harahap, S.S. dan Yuswar Z. Basri. 2004. “Socio-Economic Disclosures in Annual reports of Indonesian Banks : A Comparison of A Conventional Bank and An Islamic Bank”, Makalah Simposium Nasional Sistem Ekonomi Islam II, Malang, 28-29 Mei Harahap, S.S. dan Juniati Gunawan. 2005. “An Examination of Corporate Social- Environmental Disclosure An Annual reports of Indonesian, Malaysian, and Australian Islamic Banking”, Indonesian Management and Accounting Research, Vol. 04, No. 1, Januari Hasibuan, Muhammad Rizal. 2001. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES. Tesis Magister Akuntansi UNDIP (Tidak dipublikasikan) Hermalin, B. and Weisbach, M., 1991. “The effect of Board Composition and Direct Incentives on Firm Performance”, Financial Management, Winter, pp. 101112
136_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Hossain, Mohammed. 2008. “The Extent of Disclosure in Annual reports of Banking Companies: The Case of India”, European Journal of Scientific Research, Vol 23, No. 4, pp. 659-680 Husnan, Suad, 1998. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). BPFE: Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Inchausti, B.G., 1997. “The influence of economy characteristics and accounting regulation on information disclosed by Spanish firms”, The Europoean Accounting Review, 6(1), pp. 45-68 Jamali, Dima dan Mirshak, Ramez. 2007. “Corporate social responsibility (CSR): Theory and Practice in a Developing Country Context”, Journal of Business Ethics, 72 (3):243262 Janggu, T., 2004, Corporate Social Disclosure of Construction Companies in Malaysia, Master Thesis, Universiti Teknologi MARA Karim, R. A. A. 1999. “Accounting in Islamic Financial Institutions”, Accounting and Business Magazines. July/Agustus 1999. Kelly, G.J. 1981. “Australian Social Responsibility Disclosure: Some Insights Into Contempory Measurement”, Accounting and Finance, Vol. 21, No. 2, pp. 97-104 Linowes, D.F. 1972. “An Approach to Socioeconomic Accounting”. Conference Board Record. November
Irman Firmansyah_________________________________________137
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Lubis, Suwardi. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Medan: Bartong Jaya Maali, B., Casson, P., Napier, C. 2006. “Social Reporting by Islamic Banks. ABACUS”, 42 (2), pp 266-289 Maignan, I., Ferrell, O. C., dan Hult, G. T. 2004. “Corporate Citizenship: Cultural Antecedents And Business Benefits”, Journal of the Academy of Marketing Science, 27(4): 455469. Makmun. 2002. ”Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah. Kajian Ekonomi dan Keuangan”, Vol. 6, No. 1, pp. 81-98. Marwata, 2001. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”, Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001. Maryanti, Fanty. 2005. “Analisis Pengaruh Sisi Internal dan Eksternal Perusahaan dalam Pengungkapan Sosial (Voluntary Disclosure) Perusahaan Go Public di Indonesia”, Jurnal Akuntansi, Auditing, dan Keuangan BALANCE McWilliams, A. dan D. Siegel. 2001. “Corporate social responsibility: A Theory of the Firm Perspective”, Academy of Management Review, 26 (1): 117-127 Meek, G.K., Roberts, C.B. and Gray, S.J. 1995. “Factors Influencing Voluntary Report Disclosures by u.s., U.K. and Continental European Multinational Corporations”, Journal of International Business Studies, 26 (3), pp 555-572
138_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Meutia, Inten. 2010. Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia. Mirfazli, Edwin Nurdiono. 2007. “Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Public di BEJ”, Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol 12, No. 1, Januari 2007 Mohamed Zain, M., 1999. Corporate social reporting in Malaysia: The Current State of the art and Future Prospects. Dissertation for the Degree of Doctor of Philosophy, University of Sheffield Muhamad. 2005. Manajemen Bank Syariah. UUP AMPY KPN: Yogyakarta Muhammad, Rifqi. 2009. “Studi Evaluatif Terhadap Laporan Perbankan Syariah”, JAAI, Vol. 13, No. 2, pp 189–209 Mursitama, Tirta, dkk. 2011. Corporate social responsibility di Indonesia (Teori dan Implementasi). Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Muslich. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta:Ekonisia Ng, L. W. 1985. “Social Responsibility Disclosures Of Selected New Zealand Companies for 1981, 1982, 1983”, Occasional paper, No. 54, Massey University, Palmerston North
Irman Firmansyah_________________________________________139
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Nofandrilla. 2008. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surakarta: FE UNS Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008 Nugraheni, Fitri dan Dody Hapsoro. 2007. “Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta”, Wahana, Vol. 10, No. 2, Hal: 63-80 Nurkhin, Ahmad. 2009. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Tesis UNDIP Semarang Othman, R., A. Md. Thani, E.K. Ghani. 2009. “Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia”, Research Journal of International Studies, Vol. 12 Othman, Rohana dan Thani, Azlan Md. 2010. ”Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia”, International Business dan Economics Research Journal, Vol. 9, No. 4, pp 135-144 140_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Patten, D. M. 1991. “Exposure, Legitimacy, and Social Disclosure”, Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 10, pp. 297308 Perks, R.W. 1993. Accounting and Society, London: Chapman and Hall. Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan AMP YKPN Reverte, Carmelo. 2008. “Determinants of Corporate social responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms”, Journal of Business Ethics Roberts, R.W. 1992. “Determinants of Corporate social responsibility Disclosure: an Application of Stakeholder Theory”, Accounting, Organizations and Society, Vol. 17 No. 6, pp. 595-612 Romlah, J., Takiah, M.I. and Jusoh, M., 2003. An Investigation of Environmental Disclosure in Malaysia. Universiti Kebangsaan Malaysia Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Jakarta. Prodi Akuntansi UII Roziani, Erna Agustin. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia. Skripsi Prodi Akuntansi Islam STEI Tazkia Sartono, Agus. 1996. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE
Irman Firmansyah_________________________________________141
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Sayekti, Yosefa. 2006. Determinan Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsilibity (CSR) dalam Laporan tahunan Perusahaan (Suatu Usulan Studi Empiris pada perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta). Tugas Mata Kuliah Seminar Doktoral Akuntansi Keuangan, Tidak Dipublikasikan, Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, FEUI Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007 Schreuder, H. 1979. “Corporation Social Reporting in the Federal Republic of Germany: An Overview”, Accounting, Organization and Society 4(1/2) pp.109-122 Sefrilia, Meutia dan Yulia Saftiana. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Saham Pemerintah dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol. 2, No. 2, pp. 132-139 Sembiring, Eddy R. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September Sofyani et al. 2012. “Islamic Social Reporting Index Sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia Dan Malaysia)”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 4, No. 1, pp 36-46
142_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Stiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar dan Karakteristik Bank terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Tesis Program Studi Manajemen UNDIP Sudarini, Sinta. 2005. “Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Masa Yang Akan Datang”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, vol XVI No 3 Desember 2005, 195-207 Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-04/MBU/2007 Suripto, Bambang. 1998. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan. Tesis Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Gajah Mada. Makalah Simposium Nasional Akuntansi II Syahatah, Husain dan Siddiq Muh. Al-Amin Adh-Dhahir. 2005. Transaksi dan Etika Bisnis Islam. Jakarta: Visi Insani Publishing Triyuwono, Iwan. 2000. Organisasi dan Akuntansi Syariah. Yogyakarta: LkiS Tazkiyah, Naila M. 2007. Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Irman Firmansyah_________________________________________143
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Wardiyanti, Fransisca Olivine. 2006. Analisis Hubungan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan terhadap Biaya Modal Perusahaan dengan Likuiditas sebagai Variabel Kontrol dan Solvabilitas serta Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol dan Variabel Moderasi pada Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate social responsibility. Cetakan Kedua. Gresik: Fancho Publishing Widiastuti, Rahmah. 2003. Analisa Pengungkapan Aspek Sosial Perusahaan (Corporate Social Reporting) dan Hubungannya terhadap Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Perusahaan-perusahaan Pertambangan (High Profile Company) di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Wiyono, Slamet dan Taufan Maulamin. 2012. Memahami Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media Wood, D.J. 1991. “Corporate Social Performance Revisited”, Academy of Management Review, Vol. 16, pp. 691-718 Yosephine, Yoeke. 2006. Sumber Pertumbuhan Kakao Indonesia (Studi Kasus 3 Provinsi di Pulau Sulawesi). Tesis pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan. Zaenuddin, Achmad. 2007. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek pengungkapan sosial dan lingkungan pada perusahaan manufaktur go publik. Tesis Magister Sains Akuntansi UNDIP 144_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Zuriaty, Pratiwi Wahyu. 2008. Analisis Tingkat Pelaporan Kegiatan Pembiayaan Proyek Berdasarkan Equator Principles dan Pelaporan CSR Berdasarkan Global Reporting Initiative pada Perbankan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Irman Firmansyah_________________________________________145
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Glossary
Al-‘Adl Berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa. Alfalah Secara bahasa mengandung arti kemenangan, dalam arti lebih luas berarti buah manis dari upaya kerja keras terutama dalam hal kebaikan. Alquran Firman Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril yang tertulis di dalam mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang diperintahkan membacanya, yang dimulai dengan surat Al fatihah dan ditutup dengan Surat Annas Amanah Menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.
146_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Amar Ma'ruf Nahyi Munkar Sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Assunnah Menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik perbuatan, perkataan, taqrir (penetapan) yang baik untuk menjadi dalil bagi hukum syar’i. Bai Al Inah Menjual suatu barang dengan harga tertentu secara kredit lalu ia kembali membelinya dari pembeli dengan harga yang lebih sedikit secara kontan. Hakikatnya ia tidaklah dianggap sebagai jual beli, melainkan hanya sekedar pinjaman riba yang disamarkan dalam bentuk jual beli dan termasuk bentuk hilah (tipu daya) orang-orang yang senang melakukan riba. Gharar Sesuatu yang tidak diketahui apakah ia terjadi atau tidak terjadi. Gharar menurut para imam : o Menurut Imam Malik : “Gharar adalah Sesuatu yang dalam perolehan salah satu penggantinya diragukan atau biasanya diragukan ” Mawahib Al jali 4 :362) o Menurut Imam Syafii dalam kitab Fathu al – Bary (5;26) Gharar itu adalah “ Sesuatu yang mungkin terjadi dan mungkin terjadi ” o Menurut imam Hanafi dalam kitab Bada’i (6 :3053) yang dimaksud dengan Gharar adalah “ antara terjadinya peristiwa dan tidak terjadinya seimbang”
Irman Firmansyah_________________________________________147
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Infaq Mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat, iinfaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan Itqon Merupakan kosakata bahasa arab yang secara sederhana dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata rapi dan profesional. Secara praktis, setidaknya ada empat poin penting yang membuat sebuah pekerjaan bisa dikatakan sebagai pekerjaan yang itqon: 1. Melakukan pekerjaan tanpa cacat 2. Disiplin mentaati rambu-rambu dan tuntutan pekerjaan yang sedang dijalani 3. Melakukan pekerjaan pada waktu yang seharusnya (tidak menunda-nunda) 4. Selalu berpikir untuk bisa mengembangkan pekerjaan itu, hingga tidak berjalan di tempat Khalifah Adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan serta dalam menerapkan hukum-hukum syara'. Islam telah menjadikan pemerintahan dan kekuasaan menjadi milik umat, di mana dalam hal ini umat mewakilkan kepada seseorang untuk melaksanakan urusan tersebut sebagai wakilnya. Bahkan Allah juga telah mewajibkan kepada umat untuk menerapkan hukum syara' secara keseluruhan.
148_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Mujahadah Secara umum adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan musuh. Di dalam Wahidiyah yang dimaksud adalah bersungguh–sungguh memerangi dan menundukkan hawa nafsu untuk di arahkan kepada kesadaran Fafirru ilalloh wa Rosulihi SAW. Qordul Hasan Pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian yang bukan merupakan kelalaiannya, maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman Riba Tambahan yang dikenakan di dalam mu’amalah, uang, maupun makanan, baik dalam kadar maupun waktunya Shadaqah Pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakkan oleh ajaran islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedangkan tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain.
Irman Firmansyah_________________________________________149
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
Syariah Aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam. Syariah Islam mengatur pula tata hubungan antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang saleh. Tabligh Artinya menyampaikan. Maksudnya adalah menyampaikan risalah berupa Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tabligh juga berarti menyampaikan dengan terang dan jelas. Waqof Perbuatan yang dilakukan wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau untuk keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk selama-lamanya. Seorang wakif dapat orang-perorangan, organisasi, maupun badan hukum. Yaumul Hisab Hari perhitungan amal baik dan buruknya manusia. Zakat Harta yang wajib diberikan kepada orang-orang yang tertentu,dengan syarat-syarat yang tertentu pula. Secara teknis, 150_________________________________________Irman
Firmansyah
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
zakat berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian-oleh kaum kaya-sebagiannya kepada kaum miskin-sebagai hak mereka, dengan membayaran zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati dan dirinya serta melakukan tindakan yang benar dan memproleh rahmat selain hartanya selain hartanya akan bertambah.
Irman Firmansyah_________________________________________151
_______________________________ Tanggungjawab Sosial Perbankan Syariah
152_________________________________________Irman
Firmansyah