DAFTAR ISI
1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Kendaraan Bermotor ................................................................................................3
3.2
Mobil Penumpang ....................................................................................................4
3.3
Mobil Bus.................................................................................................................4
3.4
Jumlah Berat yang Diperbolehkan ...........................................................................4
3.5
Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan ........................................................4
3.6
Jumlah Berat yang Diizinkan...................................................................................4
3.7
Jumlah Berat Kombinasi yang Diizinkan ................................................................4
3.8
Pelaksana Pengujian.................................................................................................4
3.9
Laik Jalan .................................................................................................................4
3.10
Pengujian Kendaraan Bermotor ...............................................................................4
3.11
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor..................................................................5
4.
Perancangan area Pengujian Kendaraan Bermotor..............................................................5
5.
Dasar-dasar perencanaan bangunan fasilitas pengujian kendaraan bermotor .....................6
6.
Sirkulasi Kendaraan.............................................................................................................6
7.
Standar Luas Fasilitas Penguian Kendaraan Bermotor........................................................7
8.
Ketentuan teknis ..................................................................................................................9
9.
Contoh Ilustrasi Denah Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor. ...................................12
10. Bibliografi..........................................................................................................................13
1 dari 13
PRAKATA Standar “Peralatan dan Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor, sehingga dihasilkan suatu Pengujian Kendaraan Bermotor dengan standar minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa fasilitas pengujian kendaraan bermotor dan juga sebagai langkah dalam mewujudkan kelancaran dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dan memberikan pelayanannya maksimal bagi para pemilik kendaraan wajib uji. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
2 dari 13
FASILITAS DAN PERALATAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
1. Ruang lingkup Standar yang diatur dalam buku ini adalah peralatan pengujian, fasilitas utama,dan fasilitas penunjang yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara pengujian kendaraan bermotor terhadap pengguna fasilitas ini. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan kenyamanan kepada calon pengguna jasa pengujian kendaraan bermotor dalam menggunakan fasilitas pengujian baik dalam kegiatan utamanya yaitu pengujian kendaraan maupun kegiatan penunjangnya. Standar peralatan dan fasilitas yang dimaksud adalah peralatan pengujian, fasilitas utama, dan fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor yang disediakan untuk pengguna fasilitas pengujian kendaraan bermotor. Peralatan pengujian kendaraan bermotor adalah alatalat yang digunakan untuk melakukan setiap jenis pengujian yang disyaratkan dalam pengujian berkala kendaraan bermotor, sedangkan fasilitas utama pengujian kendaraan bermotor merupakan fasilitas untuk kegiatan pelayanan secara langsung terhadap pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor, sedangkan fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi pelayanan pemilik/pengemudi kendaraan yang diuji yang tersedia di lingkungan fasilitas pengujian kendaraan bermotor. Didalam buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas utama dan penunjang pengujian kendaraan bermotor. Jenis fasilitas pengujian kendaraan yang diatur dalam standar ini adalah fasilitas pengujian dengan lokasi tetap (non-portable).
2. Acuan normatif Buku standarisasi peralatan dan fasilitas pengujian kendaraan bermotor ini, merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan; 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan; 3) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 1993 tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri, dan Bak Muatan serta Komponen-komponennya; 4) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
3. Definisi dan istilah 3.1 Kendaraan Bermotor Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.
3 dari 13
3.2 Mobil Penumpang Setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 3.3 Mobil Bus Setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 3.4 Jumlah Berat yang Diperbolehkan Berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya. 3.5 Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan Berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya. 3.6 Jumlah Berat yang Diizinkan Berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. 3.7 Jumlah Berat Kombinasi yang Diizinkan Berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui 3.8 Pelaksana Pengujian Unit pengujian berkala kendaraan bermotor yang diberi wewenang melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor. 3.9 Laik Jalan Persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan 3.10 Pengujian Kendaraan Bermotor Serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan
4 dari 13
3.11 Pengujian berkala kendaraan bermotor Pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus. 4. Perancangan area Pengujian Kendaraan Bermotor Bentuk tata letak dasar dan fasilitas pada area pengujian kendaraan bermotor dijelaskan seperti dalam gambar dibawah ini.
BENGKEL AREA PARKIR KENDARAAN
BANGUNAN GEDUNG UNTUK GENERATOR SET, KOMPRESOR DAN GUDANG
RUANG PENGUJIAN
AREA PRA UJI KENDARAAN
AREA PARKIR KENDARAAN
RUANG FASILITAS PENUNJANG PKB
KANTOR ADMINISTRASI PKB AREA ANTRIAN KENDARAAN SEBELUM DIUJI
Gambar 1 Tata letak dasar fasilitas PKB Tata letak fasilitas pengujuan kendaraan bermotor sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 untuk setiap lokasi dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi arus (flow-system) dari kendaraan yang akan diuji. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu.
5 dari 13
5. Dasar-dasar perencanaan bangunan fasilitas pengujian kendaraan bermotor Dasar-dasar perencanaan bangunan fasilitas pengujian kendaraan bermotor terdiri atas prasarana fasilitas utama dan fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor. Standar prasarana fasilitas utama pengujian kendaraan bermotor terdiri dari : a. Peralatan Pengujian; b. Bangunan beban kerja; c. Bangunan gedung untuk generator set, kompresor, dan gudang; d. Jalan keluar-masuk; e. Lapangan parkir; f. Bangunan gedung administrasi. Standar prasarana fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor antara lain terdiri dari : a. Kamar kecil/toilet b. Musholla c. Kios/kantin d. Ruang pengobatan e. Telepon umum f. Taman 6. Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan yang diuji di fasilitas pengujian kendaraan bermotor terbagi atas sirkulasi kendaraan secara umum dan sirkulasi kendaraan di ruang uji yang dapat dilihat dalam ilustrasi gambar-gambar berikut ini,
Gambar 2 Alur Kendaraan di Lokasi Pengujian Kendaraan Bermotor
6 dari 13
Gambar 3 Alur Kendaraan di Lokasi Ruang Pengujian Kendaraan Bermotor
7. Standar Luas Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor Luas area dan bangunan fasilitas pengujian kendaraan bermotor didasarkan kepada jumlah kendaraan yang akan diuji per hari, selain standar luas, yang diatur juga standar jumlah jalur pengujian kendaraan bermotor dan luas area parkir.
No 1 2 3 4 5
Tabel 1 Standar Luas dan Jumlah Jalur Pengujian Kendaraan Bermotor Luas Jumlah Kendaraan Luas Lapangan Jumlah Jalur Uji Keseluruhan 2 per hari Parkir (m ) minimal (m2) 1 – 50 5.000 3.000 1 51 - 100 7.500 4.500 2 101 - 150 10.000 6.000 2 151 - 200 15.000 9.000 3 > 200 20.000 12.000 4
7 dari 13
8. Ketentuan Teknis Ketentuan teknis peralatan pengujian kendaraan bermotor mencakup perencanaan teknis antara lain adalah sebagai berikut,
No
Tabel 1 Ketentuan teknis peralatan pengujian kendaraan bermotor Jenis peralatan pengujian Ketentuan teknis
1
Alat uji lampu kendaraan
2
Alat uji emisi kendaraan
3
Alat uji rem
4
Alat uji speedometer
a. Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, tersedia 1 (satu) alat uji lampu kendaraan b. Dapat mengukur lampu dengan spesifikasi : - Ukuran lampu = 50 cm s/d 130 cm - Kekuatan Cahaya = 0 s/d 60.000 candela c. Dapat mengukur deviasi cahaya lampu dengan rentang jarak : - Deviasi Kiri dan Kanan : Kiri 2o30 – Kanan 2o30 (Kiri 40cm/10m – Kanan 40cm/10m) - Deviasi Atas Bawah : Atas 1o30 – Bawah 2o30 (Atas 20cm/10m – Bawah 40cm/10m) d. Dilengkapi dengan penunjuk digital a. Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat uji emisi kendaraan, yang terdiri dari : - 1 (satu) alat uji emisi kendaraan berbahan bakar minyak diesel - 1 (satu) alat uji emisi kendaraan berbahan bakar bensin b. Minimal dapat mengukur kandungan CO, CO2, HC, O2 dalam asap kendaraan bermotor c. Dilengkapi dengan penunjuk digital a. Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat uji rem kendaraan bermotor b. Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 1 (satu) jalur pengujian dapat menguji rem kendaraan dengan beban minimal 15 ton c. Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 2 (dua) jalur pengujian, dapat menggunakan peralatan pengujian rem dengan kapasitas beban minimal 10 ton untuk peralatan pengujian kedua d. Dilengkapi dengan penunjuk digital a. Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat uji kecepatan kendaraan b. Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 1 (satu) jalur pengujian dapat menguji kecepatan kendaraan dengan beban minimal 15 ton c. Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 2 8 dari 13
No
5
Jenis peralatan pengujian
Alat uji suspensi
Ketentuan teknis
d. e. a.
b.
c.
d.
6
Alat pengukur berat
e. a.
b.
c.
7
Alat uji kincup roda depan
d. a.
b.
c.
8
Alat pengukur suara
d. e. f. a.
b.
(dua) jalur pengujian dapat menggunakan peralatan pengujian kecepatan kendaraan dengan beban minimal 10 ton untuk peralatan kedua Memiliki akurasi minimum 1 km/jam Dilengkapi dengan penunjuk digital Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat uji suspensi Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 1 (satu) jalur pengujian dapat menguji suspensi kendaraan dengan beban minimal 15 ton Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 2 (dua) jalur pengujian dapat menggunakan peralatan pengujian suspensi kendaraan dengan beban minimal 10 ton untuk peralatan kedua Dapat menguji suspensi dengan rentang jarak minimal 800 – 2200 mm Dilengkapi dengan penunjuk digital Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat pengukur berat Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 1 (satu) jalur pengujian dapat menguji beban kendaraan dengan beban minimal 15 ton Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 2 (dua) jalur pengujian dapat menggunakan peralatan pengujian beban kendaraan dengan beban minimal 10 ton untuk peralatan kedua Dilengkapi dengan penunjuk digital Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat uji kincup roda depan Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 1 (satu) jalur pengujian dapat menguji kincup roda depan kendaraan dengan beban minimal 15 ton Fasilitas pengujian kendaraan bermotor dengan 2 (dua) jalur pengujian dapat menggunakan peralatan pengujian kincup roda depan kendaraan dengan beban minimal 10 ton untuk peralatan kedua Dapat mengukur deviasi hingga 10 mm/m Resolusi minimal 0,5 mm/m Dilengkapi dengan penunjuk digital Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari di fasilitas PKB, minimal memiliki seperangkat alat pengukur suara Dapat mengukur suara dengan frekuensi antara 63Hz – 10kHz
9 dari 13
No
Jenis peralatan pengujian
Ketentuan teknis c. Dapat mengukur suara dengan rentang dinamis 80dB-120dB d. Dilengkapi dengan penunjuk digital
Ketentuan teknis fasilitas utama pengujian kendaraan bermotor untuk fasilitas diluar alat pengujian mencakup perencanaan teknis fasilitas yang antara lain adalah sebagai berikut,
No
Tabel 2 Ketentuan teknis fasilitas utama pengujian kendaraan bermotor Jenis fasilitas utama Ketentuan teknis
1
Bangunan beban kerja
2
Bangunan gedung
3
Jalan Keluar Masuk
4
Lapangan Parkir
5
Bangunan Gedung Administrasi
a. Dalam 1 bangunan beban kerja terdapat minimal 1 (satu) jalur pengujian kendaraan bermotor untuk beban kendaraan 15 ton b. Untuk bangunan beban kerja dengan 2 (dua) jalur pengujian kendaraan bermotor, dapat menggunakan jalur pengujian kendaraan bermotor untuk beban kendaraan 10 ton untuk jalur kedua c. Setiap 50 kendaraan yang diuji per hari minimal tersedia 1 (satu) jalur pengujian kendaraan d. Lebar jalur masuk, jalur utama, dan jalur keluar untuk pengujian kendaraan di bangunan beban kerja minimal adalah 5 meter. e. Bangunan beban kerja dilengkapi dengan atap dengan ketinggian minimum 10 meter a. Tersedia ruangan untuk penempatan generator set dengan ukuran minimum 20 m2 untuk tiap 1 (satu) jalur pengujian b. Tersedia ruangan untuk penempatan komporesor dengan ukuran minimum 8 m2 untuk tiap 1 (satu) jalur pengujian c. Tersedia ruangan gudang untuk penempatan peralatan pengujian dengan ukuran minimum 40 m2 untuk tiap 1 (satu) jalur pengujian. a. Jalan Keluar Harus Berbeda dengan Jalan Masuk b. Lebar Jalan Masuk minimum adalah 5 meter c. Lebar Jalan Keluar minimum adalah 5 meter a. Untuk pengujian kendaraan 1 jalur, minimal tersedia lapangan parkir untuk 50 kendaraan dengan ukuran tiap 1 (satu) petak parkir minimal 40 m2 per kendaraan b. Untuk pengujian kendaraan 2 jalur, minimal tersedia lapangan parkir untuk 100 kendaraan dengan ukuran tiap 1 (satu) petak parkir minimal 40 m2 per kendaraan a. Untuk pengujian kendaraan 1 jalur, minimal tersedia bangunan gedung administrasi seluas 10 dari 13
No
Jenis fasilitas utama
Ketentuan teknis minimum 50 m2, dengan didalamnya terdapat 30 m2 untuk ruang tunggu. b. Untuk pengujian kendaraan 2 jalur, minimal tersedia bangunan gedung administrasi seluas minimum 80 m2, dengan didalamnya terdapat 45 m2 untuk ruang tunggu.
Sedangkan ketentuan teknis fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai berikut
No
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis
1
kamar kecil/toilet
2
ruang ibadah
3
kios/kantin
4
ruang pengobatan
5
telepon umum
6
taman
a. Kamar kecil digunakan untuk pemilik kendaraan, dan petugas penguji b. Kamar kecil tersedia di bangunan gedung, dan di dalam bangunan beban kerja. c. Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 1 buah di bangunan gedung administrasi, dan 1 buah di bangunan beban kerja a. Ruang ibadah ditempatkan di dekat bangunan gedung administrasi b. Luas ruang ibadah minimal disediakan 10 m2 a. Lokasi kios/kantin berada di dekat bangunan gedung administrasi dan di dekat lapangan parkir b. Jumlah dan luasan kios/kantin yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan a. Ruang pengobatan disediakan bagi pengguna pengujian kendaraan bermotor yang membutuhan perawatan/pengobatan b. Ruang pengobatan ditempatkan di antara bangunan gedung administrasi bangunan beban kerja a. Telepon umum ditempatkan di dekat bangunan gedung administrasi b. Jumlah telepon umum yang disediakan minimal 1 telepon umum per 50 kendaraan diuji per hari a. Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan b. Luas taman minimal 25% dari total luas fasilitas pengujian kendaraan bermotor
11 dari 13
9. Contoh Ilustrasi Denah Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor Pada bagian ini disampaikan ilustrasi denah fasilitas pengujian kendaraan bermotor, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang pengujian kendaraan bermotor
Keterangan : 1. Ruang Tunggu 2. Ruang Retribusi dan Pendaftaran 3. Ruang Penyelia 4. Ruang Administrasi Teknis 5. Toilet 6. Ruang Ibadah
7. Kantin 8. Ruang Kartu induk 9. Ruang Genset 10. Ruang Bengkel 11. Lapangan Parkir
Gambar 3 Denah Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor
12 dari 13
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 “Kendaraan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2012 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993, “Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor”. Departemen Perhubungan, tahun 1993. 6. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 7. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
13 dari 13
DAFTAR ISI 1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Terminal Penumpang ...............................................................................................3
3.2
Terminal Penumpang tipe A ....................................................................................3
3.3
Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum................................................................4
3.4
Jalur Kedatangan Kendaraan Umum .......................................................................4
3.5
Tempat Tunggu Kendaraan Umum..........................................................................4
3.6
Tempat Istirahat Kendaraan .....................................................................................4
3.7
Tempat Tunggu Penumpang ....................................................................................4
4.
Perancangan Area Terminal.................................................................................................4
5.
Dasar-Dasar perencanaan bangunan terminal penumpang ..................................................5
6.
5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe A ...........................................................5
5.2
Aksesibilitas lokasi terminal penumpang tipe A......................................................5
5.3
Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe A .............................6
Sirkulasi Penumpang ...........................................................................................................6 6.1
Sirkulasi penumpang berangkat ...............................................................................6
6.2
Sirkulasi penumpang datang ....................................................................................7
4.2
Ketentuan Teknis .....................................................................................................7
7.
Standar Luas Terminal Penumpang Tipe A.........................................................................7
8.
Kelengkapan Ruang dan Fasilitas........................................................................................7
9.
8.1
Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe A..................................8
8.2
Ketentuan teknis fasilitas pendukung terminal penumpang tipe A........................11
Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe A.......................................................13
10. Bibliografi..........................................................................................................................15
1 dari 15
PRAKATA Standar fasilitas “Terminal penumpang Tipe A” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas terminal penumpang bus tipe A, sehingga dihasilkan suatu terminal penumpang tipe A dengan standar minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa transportasi darat dan juga sebagai langkah dalam mewujudkan arus transportasi yang lancar dan sistem transportasi yang terpadu. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
2 dari 15
FASILITAS TERMINAL PENUMPANG TIPE A 1. Ruang Lingkup Standard yang diatur dalam buku ini adalah fasilitas pada Terminal Penumpang Tipe A yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara transportasi terhadap penguna terminal baik penumpang bus, awak bus, petugas, dan penjemput. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan bagi pengguna terminal. Fasilitas terminal yang dimaksud adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang disediakan untuk pengguna terminal dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing di dalam lokasi terminal, baik berkaitan dengan kegiatan transportasi maupun non-transportasi sesuai peraturan yang berlaku. Di dalam buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas terminal penumpang tipe A yang merupakan terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
2. Acuan normatif Buku standardisasi fasilitas terminal penumpang tipe A ini merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan 3) Kepmenhub Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan 4) Kepdirjenhubdat Nomor 271/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum
Teknis
3. Definisi dan istilah 3.1 Terminal penumpang Prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum 3.2 Terminal penumpang tipe A Terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan
3 dari 15
3.3 Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang 3.4 Jalur Kedatangan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang 3.5 Tempat Tunggu Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan 3.6 Tempat Istirahat Kendaraan Pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan 3.7 Tempat tunggu penumpang Bangunan berupa ruang tunggu di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan 4. Perancangan Area Terminal Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area terminal secara umum direkomendasikan sebagaimana pada gambar-gambar berikut, Gambar 1.
Gambar 1 Tata letak terminal penumpang tipe A
4 dari 15
Tata letak terminal tipe A sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 untuk setiap lokasi dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi arus (flow-system) dari kendaraan bus, penumpang, dan juga kendaraan pengantar. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu. 5. Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang 5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe A
Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang disediakan di terminal penumpang tipe A adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Fasilitas utama disediakan di setiap terminal penumpang tipe A, sedangkan fasilitas penunjang disediakan sesuai kebutuhan. Tabel 1 Jenis fasilitas utama dan fasilitas penunjang di terminal penumpang tipe A Fasilitas utama terminal tipe A Fasilitas penunjang terminal tipe A 1. jalur pemberangkatan kendaraan umum 1. kamar kecil/toilet 2. jalur kedatangan kendaraan umum 2. ruang ibadah 3. tempat parkir kendaraan umum 3. kios/kantin 4. bangunan kantor terminal 4. ruang pengobatan 5. tempat tunggu penumpang dan/atau 5. ruang informasi dan pengaduan pengantar 6. telepon umum 6. menara pengawas 7. tempat penitipan barang 7. loket penjualan karcis 8. alat pemadam kebakaran 8. rambu-rambu dan papan informasi 9. ruang menyusui 9. tarif dan jadual perjalanan 10. fasilitas penyandang cacat 10. pelataran parkir kendaraan pengantar 11. taman 11. tempat naik turun penumpang 5.2 Aksesibilitas lokasi terminal penumpang tipe A Terminal tipe A harus memenuhi kriteria aksesibilitas lokasi terminal sebagai berikut: 1) Harus mengakses langsung ke jalan arteri primer dengan kelas jalan minimum IIIA; 2) Jarak terjauh dari pusat kota yang dilayani adalah 3 kilometer; 3) Harus tersedia trayek pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan menuju wilayah perkotaan yang dilayani dengan waktu operasional setiap hari minimal 18 jam;
5 dari 15
5.3 Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe A Setiap jenis fasilitas pada terminal tipe A harus dirancang untuk dapat mendukung kinerja terminal pada kondisi maksimum (ultimate) dengan ketentuan bahwa: 1) Terminal Tipe A berdasarkan kelas pelayanannya terbagi kedalam kelas terminal tipe A1, tipe A2, dan tipe A3. Klasifikasi terminal tipe A didasarkan pada penilaian atas kriteria tingkat permintaan angkutan, keterpaduan pelayanan angkutan, jenis pelayanan angkutan, dan fasilitas utama serta fasilitas penunjang terminal. 2) Terminal Tipe A minimal harus melayani jenis trayek angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan dapat melayani jenis trayek angkutan antar negara, trayek angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), trayek perkotaan, maupun trayek perdesaan dengan menyediakan jalur pemberangkatan/jalur kedatangan pada lokasi yang terpisah; 3) Dapat menyediakan kapasitas pemberangkatan/jalur kedatangan serta ruang tunggu penumpang dalam kondisi lalu lintas kendaraan bus atau penumpang yang tertinggi tanpa mengurangi standar keselamatan dan kenyamanan; 4) Dapat memberikan kenyamanan dalam hal ini jumlah dan kondisi fasilitas penunjang yang memudahkan pengguna untuk melakukan kegiatan/kebutuhan pribadinya selama di dalam area terminal; 5) Memungkinkan bagi petugas terminal untuk melakukan penjadualan dan pengaturan keberangkatan kendaraan bus dalam rangka manajemen penyelenggaraan pelayanan bus; serta 6) Menyediakan pelayanan terminal sepanjang waktu operasional yang ditetapkan di mana setiap fasilitas terminal tetap tersedia dan beroperasi sebagaimana mestinya. 7) Berdasarkan ketersediaan fasilitasnya baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang, terminal tipe A dapat memiliki ketersediaan fasilitas secara minimal maupun ketersediaan fasilitas secara lengkap. 8) Terminal penumpang tipe A yang memiliki fasilitas utama lengkap adalah terminal penumpang tipe A yang menyediakan seluruh fasilitas sebagaimana disebutkan pada Tabel 1. 9) Terminal Penumpang Tipe A memiliki fasilitas utama secara minimal terdiri dari : a. jalur keberangkatan kendaraan umum b. jalur kedatangan kendaraan umum c. tempat naik turun penumpang d. tempat parkir kendaraan e. papan informasi f. bangunan kantor terminal g. loket penjualan karcis 10) Terminal Penumpang Tipe A memiliki fasilitas penunjang secara minimal terdiri dari: a. fasilitas penyandang cacat b. ruang menyusui c. tolilet/kamar kecil d. fasilitas kesehatan e. fasilitas ibadah f. alat pemadam kebakaran
6 dari 15
6. Sirkulasi penumpang 6.1. Sirkulasi penumpang berangkat Sirkulasi penumpang berangkat dan pergerakan bus mengikuti arah seperti yang dijelaskan dalam gambar 2, dengan ketentuan pergerakan antara penumpang dan bus tidak saling mengganggu,
Gambar 2 Sirkualsi Penumpang Berangkat
7 dari 15
6.2. Sirkulasi penumpang datang Sirkulasi penumpang datang dan pergerakan bus mengikuti arah seperti yang dijelaskan dalam gambar 3 dengan ketentuan pergerakan antara penumpang dan bus tidak saling mengganggu,
Gambar 3 Sirkulasi Penumpang Datang 7. Standar luas terminal penumpang tipe A Luas bangunan terminal penumpang didasarkan pada jumlah pelayanan penumpang per hari dan detailnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut,
No 1 2 3
Tabel 2 Standar Luas terminal tipe A Jumlah Penumpang/hari Standar luas minimum (m2) > 20.000 25.000 10.001 – 20.000 15.000 0 – 10.000 7.500
8 dari 15
8. Kelengkapan ruang dan fasilitas Jenis, luas, jumlah, dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan kelas pelayanan terminal penumpang yang terbagi kedalam 2 (dua) jenis pelayanan fasilitas yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang. 8.1 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe A Pada Tabel 3 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas utama yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe A sesuai dengan kebutuhan pelayanan terminal tipe A. Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe A No Jenis fasilitas utama 1 jalur pemberangkatan kendaraan umum
2
jalur kedatangan kendaraan umum
3
tempat parkir kendaraan umum
4
bangunan kantor terminal
Ketentuan teknis a. Disediakan minimal 1 jalur pemberangkatan per 100 kendaraan umum per hari untuk setiap jenis pelayanan angkutan (AKAP, AKDP, Perkotaan/Perdesaan) b. Lebar jalur pemberangkatan kendaraan umum minimal 4,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. a. Disediakan minimal 1 jalur kedatangan per 450 kendaraan umum per hari untuk setiap jenis pelayanan angkutan (AKAP, AKDP, Perkotaan/Perdesaan) b. Lebar jalur kedatangan kendaraan umum minimal 4,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. a. Tempat parkir kendaraan umum diperlukan bagi terminal tipe A yang melayani lebih dari 100 kendaraan umum per hari atau hanya disediakan apabila diperlukan b. Lokasi tempat parkir kendaraan umum berdekatan dengan jalur kedatangan/keberangkatan kendaraan umum c. Jumlah tempat parkir kendaraan umum yang disediakan minimal sebanyak 1 petak parkir untuk setiap 10 kendaraan umum yang dilayani d. Luas setiap petak parkir kendaraan umum yang disediakan minimal 42,5 m2 per SRP Bus a. Bangunan kantor terminal digunakan untuk aktivitas petugas terminal dalam melakukan administrasi dan pengawasan operasional terminal b. Lokasi bangunan kantor terminal sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan dan/atau diantara pintu masuk/pintu keluar kendaraan bus
9 dari 15
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe A No
Jenis fasilitas utama
5
tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar
6
menara pengawas
7
loket penjualan karcis
8
rambu-rambu dan papan informasi
Ketentuan teknis dari terminal c. Luas bangunan kantor terminal tipe A minimal 40 m2 atau 4m2 per petugas yang mencakup ruang kepala terminal, ruang staff, ruang rapat, ruang tunggu/display, serta toilet a. Tempat tunggu penumpang/pengantar digunakan untuk menunggu kedatangan atau keberangkatan kendaraan umum b. Lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar sebaiknya di sebelah kanan/kiri dari jalur kedatangan/ keberangkatan kendaraan umum c. Luas lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar minimal disediakan sebanyak 1m2 untuk setiap 100 kedatangan/keberangkatan penumpang per hari a. Menara pengawas digunakan untuk petugas melakukan pengawasan terhadap kelancaran, keselamatan, dan keamanan operasional terminal b. Lokasi menara pengawas sebaiknya berada di pojok kiri depan dan/atau kanan depan dari lokasi teminal yang memiliki area pandangan minimal 180 derajat tanpa adanya halangan c. Ketinggian menara pengawas terminal penumpang tipe A diperhitungkan dari luas terminal dengan perhitungan adalah (jarak terjauh dari titik tengah terminal)/(15 meter) a. Loket penjualan karcis digunakan bagi petugas/agen bus untuk melakukan penjualan dan pemesanan karcis/tiket bus b. Lokasi loket penjualan karcis sebaiknya berada di dekat dengan jalur pejalan kaki/jalur penumpang keluar/masuk lokasi terminal c. Jumlah loket penjualan karcis minimal 1 loket untuk setiap kedatangan/keberangkatan 600 penumpang/hari d. Luas minimal setiap loket penjualan karcis adalah 2 m2 a. Rambu-rambu dan papan informasi harus disediakan di lokasi terminal untuk mengatur pergerakan kendaraan dan lalu lintas penumpang serta memberikan informasi pelayanan kepada para penumpang b. Jenis rambu dan papan informasi yang disediakan serta penempatan lokasinya tergantung dari tata letak terminal c. Ketentuan mengenai ukuran, warna, dan simbol yang digunakan dalam perambuan mengikuti
10 dari 15
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe A No
9
Jenis fasilitas utama
tarif dan jadual perjalanan
a.
b.
c. 10
pelataran parkir kendaraan pengantar
a.
b.
c.
d.
Ketentuan teknis ketentuan dalam peraturan menteri perhubungan tentang rambu dan marka jalan Informasi mengenai tarif dan jadual perjalanan wajib disediakan untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada calon penumpang mengenai pelayanan bus yang disediakan Tabel tarif dan jadual perjalanan minimal harus disediakan di ruang tunggu penumpang dan kantor terminal Ukuran papan informasi tarif dan jadual perjalanan minimal adalah 1,5 x 2,5 meter Pelataran parkir kendaraan pengantar digunakan untuk pergerakan serta parkir bagi kendaraan para pengantar/penjemput dan jika diperlukan untuk parkir inap/harian dari pengguna terminal Lokasi pelataran parkir kendaraan pengantar sebaiknya dibagian depan dari kawasan terminal dan dipisahkan dengan bagian sirkulasi kendaraan umum Luas lokasi pelataran parkir yang disediakan minimal 1 satuan ruang parkir (SRP) untuk 100 orang penumpang yang dilayani Luas petak parkir/satuan ruang parkir kendaraan mobil penumpang adalah 2,5 x 5 meter dan 0,75 x 2 meter untuk sepeda motor
8.2 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal penumpang tipe A Pada Tabel 4 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas penunjang yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe A sesuai kebutuhan pelayanan terminal tipe A. Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe A No Jenis fasilitas penunjang 1 kamar kecil/toilet
a.
b. c. 2
musholla
a.
b.
Ketentuan teknis Kamar kecil digunakan untuk penumpang, petugas terminal, awak kendaraan, serta pihak lain yang menggunakan terminal Lokasi kamar kecil sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 1 buah (2 m2) untuk sebanyak 500 penumpang/hari Musholla disediakan untuk tempat ibadah umat agama islam yang harus melakukan sholat selama di dalam lokasi terminal Lokasi musholla sebaiknya berada di dekat ruang
11 dari 15
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe A No
Jenis fasilitas penunjang c.
3
kios/kantin
a.
b. c. 4
ruang pengobatan
a. b. c.
5
ruang informasi dan pengaduan a.
b. c.
6
telepon umum
a. b. c.
7
tempat penitipan barang
a. b.
c.
8
taman
a. b.
c.
Ketentuan teknis tunggu penumpang/penjemput Luas musholla minimal disediakan 2 m2 untuk setiap 1.250 penumpang/hari Kios/kantin digunakan disediakan bagi pengguna terminal untuk membutuhkan pelayanan makanan, minuman, obat-obatan, dan barang keperluan lainnya Lokasi kios/kantin sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput Jumlah dan luasan kios/kantin yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari Ruang pengobatan disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhan perawatan/pengobatan Lokasi ruang pengobatan sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput Untuk setiap terminal minimal disediakan 4 m2 untuk setiap 10.000 penumpang/hari Ruang informasi dan pengaduan disediakan untuk melayani pengaduan dan menyediakan informasi bagi pengguna terminal Lokasi ruang informasi dan pengaduan sebaiknya disatukan dengan bangunan kantor terminal Luas ruang informasi dan pengaduan yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari Telepon umum disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jalur komunikasi umum Telepon umum sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput Jumlah telepon umum yang disediakan minimal 1 telepon umum per 2.000 penumpang/hari Tempat penitipan barang disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jasa penitipan barang Lokasi tempat penitipan barang sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput Luas tempat penitipan barang minimal 1 tempat penitipan untuk setiap 100.000 penumpang/hari yang dilengkapi dengan loket dan ruang tertutup untuk penyimpanan barang Taman disediakan sebagai ruang terbuka hijau di dalam kawasan terminal Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan Luas taman minimal 30% dari total luas areal terminal
12 dari 15
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe A No Jenis fasilitas penunjang 9 ruang menyusui
10
fasilitas penyandang cacat
Ketentuan teknis a. Ruang menyusui disediakan bagi ibu-ibu untuk menyusui anaknya b. Lokasi ruang menyusui berada di kawasan ruang tunggu penumpang c. Ruang menyusui berukuran minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari dengan dinding tertutup dan menggunakan pintu a. Fasilitas penyandang cacat disediakan pengguna terminal penumpang dengan kebutuhan khusus b. Fasilitas penyandang cacat minimal disediakan kursi roda, toilet khusus, tangga khusus, lift khusus, ruang tunggu khusus, jalur khusus, dan fasilitas khusus untuk naik turun kendaraan c. Fasilitas bagi penyandang cacat dapat diberikan dengan tambahan bantuan petugas pelayanan khusus d. Fasilitas penyandang cacat tambahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
9. Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe A Contoh ilustrasi denah terminal penumpang Tipe A terdiri dari contoh ilustrasi untuk terminal penumpang tipe A dengan fasilitas lengkap, dan terminal penumpang tipe A dengan fasilitas minimum.
Gambar 4 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe A dengan ketersediaan fasilitas lengkap
13 dari 15
Jalur AKAP
C
Jalur AKDP
C
J
K
B A
C
G
D H
L
I
M A
F
KETERANGAN : A : Jalur Kedatangan Bus/Menurunkan Penumpang B : Ruang Tunggu Penumpang C : Jalur Keberangkatan Bus D : Loket Terminal E : Jalur Masuk Angkutan Kota/Bus Kota/Taksi F : Jalur Masuk Kendaraan Pribadi G : Gedung Kantor Terminal H : Papan Informasi dan Pengaduan I : Pos Kesehatan J : Toilet K : Fasilitas Ibadah L : Pos Polisi M : Parkir Kendaraan
E
Gambar 5 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe A dengan ketersediaan fasilitas minimum
14 dari 15
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, “Terminal Transportasi Jalan”, Departemen Perhubungan, tahun 1995 5. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 6. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
15 dari 15
DAFTAR ISI 1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Terminal Penumpang ...............................................................................................3
3.2
Terminal Penumpang tipe B ....................................................................................3
3.3
Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum................................................................4
3.4
Jalur Kedatangan Kendaraan Umum .......................................................................4
3.5
Tempat Tunggu Kendaraan Umum..........................................................................4
3.6
Tempat Istirahat Kendaraan .....................................................................................4
3.7
Tempat Tunggu Penumpang ....................................................................................4
4.
Perancangan Area Terminal.................................................................................................4
5.
Dasar-Dasar perencanaan bangunan terminal penumpang ..................................................5
6.
5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe B ...........................................................5
5.2
Aksesibilitas lokasi terminal penumpang tipeB.......................................................5
5.3
Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe B..............................6
Sirkulasi Penumpang ...........................................................................................................6 6.1
Sirkulasi penumpang berangkat ...............................................................................6
6.2
Sirkulasi penumpang datang ....................................................................................7
4.2
Ketentuan Teknis .....................................................................................................7
7.
Standar Luas Terminal Penumpang Tipe B.........................................................................7
8.
Kelengkapan Ruang dan Fasilitas........................................................................................7
9.
8.1
Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe B..................................8
8.2
Ketentuan teknis fasilitas pendukung terminal penumpang tipe B........................11
Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe B.......................................................13
10. Bibliografi..........................................................................................................................14
1 dari 15
PRAKATA Standar “Terminal penumpang Tipe B” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas terminal penumpang bus tipe B, sehingga dihasilkan suatu terminal penumpang tipe B dengan standar minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa transportasi darat dan juga sebagai langkah dalam mewujudkan arus transportasi yang lancar dan sistem transportasi yang terpadu. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan eepublik Indonesia.
2 dari 15
FASILITAS TERMINAL PENUMPANG TIPE B 1. Ruang Lingkup Standard yang diatur dalam buku ini adalah fasilitas pada Terminal Penumpang Tipe B yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara transportasi terhadap penguna terminal baik penumpang, awak bus, petugas, dan penjemput. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan bagi pengguna terminal. Fasilitas terminal yang dimaksud adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang disediakan untuk pengguna terminal dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing di dalam lokasi terminal, baik berkaitan dengan kegiatan transportasi maupun non-transportasi sesuai peraturan yang berlaku. Di dalam buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas terminal penumpang tipe B yang merupakan terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 2. Acuan normatif Buku standardisasi fasilitas terminal penumpang tipe B ini merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan 3) Kepmenhub Nomor 31 Tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan 4) Kepdirjenhubdat Nomor 271/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum
Teknis
3. Definisi dan istilah 3.1 Terminal penumpang Prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum 3.2 Terminal penumpang tipe B Terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi dan/atau, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan 3.3 Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang
3 dari 15
3.4 Jalur Kedatangan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang 3.5 Tempat Tunggu Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan 3.6 Tempat Istirahat Kendaraan Pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan 3.7 Tempat tunggu penumpang Bangunan berupa ruang tunggu di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan 4. Perancangan Area Terminal Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area terminal secara umum direkomendasikan sebagaimana pada gambar-gambar berikut, Gambar 1.
Gambar 1 Tata letak terminal penumpang tipe B
Tata letak terminal tipe B sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 untuk setiap lokasi dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi
4 dari 15
arus (flow-system) dari kendaraan bus, penumpang, dan juga kendaraan pengantar. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu. 5. Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang 5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe B
Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang harus disediakan di terminal penumpang tipe B adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Fasilitas utama wajib disediakan di setiap terminal penumpang tipe B, sedangkan fasilitas penunjang disediakan sesuai kebutuhan. Tabel 1 Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang di terminal penumpang tipe B Fasilitas utama terminal tipe B Fasilitas penunjang terminal tipe B 1. jalur pemberangkatan kendaraan umum 1. kamar kecil/toilet 2. jalur kedatangan kendaraan umum 2. musholla 3. tempat parkir kendaraan umum 3. kios/kantin 4. bangunan kantor terminal 4. ruang pengobatan 5. tempat tunggu penumpang dan/atau 5. ruang informasi dan pengaduan pengantar 6. telepon umum 6. menara pengawas 7. tempat penitipan barang 7. loket penjualan karcis 8. alat pemadam kebakaran 8. rambu-rambu dan papan informasi 9. ruang menyusui 9. tarif dan jadual perjalanan 10. fasilitas penyandang cacat 10. pelataran parkir kendaraan pengantar 11. taman 11. tempat naik turun penumpang 5.2 Aksesibilitas lokasi terminal penumpang tipe B Terminal tipe B harus memenuhi kriteria aksesibilitas lokasi terminal sebagai berikut: 1) Harus mengakses langsung ke jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan minimum IIIB; 2) Jarak terjauh dari pusat kota yang dilayani adalah 1 kilometer; 3) Harus tersedia trayek pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan menuju wilayah perkotaan yang dilayani dengan waktu operasional setiap hari minimal 15 jam;
5 dari 15
5.3 Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe B Setiap jenis fasilitas pada terminal tipe B harus dirancang untuk dapat mendukung kinerja terminal pada kondisi maksimum (ultimate) dengan ketentuan bahwa: 1) Terminal Tipe B berdasarkan kelas pelayanannya terbagi kedalam kelas terminal tipe B1, tipe B2, dan tipe B3. Klasifikasi terminal tipe B didasarkan pada penilaian atas kriteria tingkat permintaan angkutan, keterpaduan pelayanan angkutan, jenis pelayanan angkutan, dan fasilitas utama serta fasilitas penunjang terminal. 2) Terminal Tipe B minimal harus melayani jenis trayek angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), dan dapat melayani trayek perkotaan, maupun trayek perdesaan dengan menyediakan jalur pemberangkatan/jalur kedatangan pada lokasi yang terpisah; 3) Dapat menyediakan kapasitas pemberangkatan/jalur kedatangan serta ruang tunggu penumpang dalam kondisi lalu lintas kendaraan bus atau penumpang yang tertinggi tanpa mengurangi standar keselamatan dan kenyamanan; 4) Dapat memberikan kenyamanan dalam hal ini jumlah dan kondisi fasilitas penunjang yang memudahkan pengguna untuk melakukan kegiatan/kebutuhan pribadinya selama di dalam area terminal; 5) Memungkinkan bagi petugas terminal untuk melakukan penjadualan dan pengaturan keberangkatan kendaraan bus dalam rangka manajemen penyelenggaraan pelayanan bus; 6) Menyediakan pelayanan terminal sepanjang waktu operasional yang ditetapkan di mana setiap fasilitas terminal tetap tersedia dan beroperasi sebagaimana mestinya; 7) Berdasarkan ketersediaan fasilitasnya baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang, terminal tipe B dapat memiliki ketersediaan fasilitas secara minimal maupun ketersediaan fasilitas secara lengkap; 8) Terminal penumpang tipe B yang memiliki fasilitas utama lengkap adalah terminal penumpang tipe B yang menyediakan seluruh fasilitas sebagaimana disebutkan pada Tabel 1 9) Terminal Penumpang Tipe B memiliki fasilitas utama secara minimal terdiri dari : a. jalur keberangkatan kendaraan umum b. jalur kedatangan kendaraan umum c. tempat naik turun penumpang d. tempat parkir kendaraan e. papan informasi f. bangunan kantor terminal g. loket penjualan karcis 10) Terminal Penumpang Tipe B memiliki fasilitas penunjang secara minimal terdiri dari: a. fasilitas penyandang cacat b. ruang menyusui c. tolilet/kamar kecil d. fasilitas kesehatan e. fasilitas ibadah f. alat pemadam kebakaran
6 dari 15
6. Sirkulasi penumpang 6.1. Sirkulasi penumpang berangkat Sirkulasi penumpang berangkat dan pergerakan bus mengikuti arah seperti yang dijelaskan dalam gambar 2, dengan ketentuan pergerakan antara penumpang dan bus tidak saling mengganggu,
Gambar 2 Sirkulasi Penumpang Berangkat
7 dari 15
6.2. Sirkulasi penumpang datang Sirkulasi penumpang datang dan pergerakan bus mengikuti arah seperti yang dijelaskan dalam gambar 3 dengan ketentuan pergerakan antara penumpang dan bus tidak saling mengganggu,
Gambar 3 Sirkulasi Penumpang Datang 7. Standar luas terminal penumpang tipe B Luas bangunan terminal penumpang didasarkan pada jumlah pelayanan penumpang per hari dan detailnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut,
No 1 2 3
Tabel 2 Standar Luas terminal tipe B Jumlah Penumpang/hari Standar luas minimum (m2) > 15.000 15.000 7.501 – 15.000 10.000 0 – 7.500 7.500
8 dari 15
8. Kelengkapan ruang dan fasilitas Jenis, luas, jumlah, dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan kelas pelayanan terminal penumpang yang terbagi kedalam 2 (dua) jenis pelayanan fasilitas yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang. 8.1 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe B Pada Tabel 3 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas utama yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe B sesuai dengan kebutuhan pelayanan terminal tipe B.
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe B No Jenis fasilitas utama 1 jalur pemberangkatan kendaraan umum
a.
b.
2
jalur kedatangan kendaraan umum
a.
b.
3
tempat parkir kendaraan umum
a.
b.
c.
d. 4
bangunan kantor terminal
a.
b.
c.
Ketentuan teknis Disediakan minimal 1 jalur pemberangkatan per 100 kendaraan umum per hari untuk setiap jenis pelayanan angkutan (AKDP, Perkotaan/Perdesaan) Lebar jalur pemberangkatan kendaraan umum minimal 4,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. Disediakan minimal 1 jalur kedatangan per 450 kendaraan umum per hari untuk setiap jenis pelayanan angkutan (AKDP, Perkotaan/Perdesaan) Lebar jalur kedatangan kendaraan umum minimal 4,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. Tempat parkir kendaraan umum diperlukan bagi terminal tipe B yang melayani lebih dari 100 kendaraan umum per hari atau hanya disediakan apabila diperlukan Lokasi tempat parkir kendaraan umum sebaiknya berdekatan dengan jalur kedatangan/keberangkatan kendaraan umum Jumlah tempat parkir kendaraan umum yang disediakan minimal sebanyak 1 petak parkir untuk setiap 7 kendaraan umum yang dilayani Luas setiap petak parkir kendaraan umum yang disediakan minimal 42,5 m2 per SRP Bus Bangunan kantor terminal digunakan untuk aktivitas petugas terminal dalam melakukan administrasi dan pengawasan operasional terminal Lokasi bangunan kantor terminal sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan dan/atau diantara pintu masuk/pintu keluar kendaraan bus dari terminal Luas bangunan kantor terminal tipe B minimal 32
9 dari 15
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe B No
Jenis fasilitas utama
Ketentuan teknis m yang mencakup ruang kepala terminal, ruang staff, ruang rapat, ruang tunggu/display, serta toilet, atau 4m2 per petugas Tempat tunggu penumpang/pengantar digunakan untuk menunggu kedatangan atau keberangkatan kendaraan umum Lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar sebaiknya di sebelah kanan/kiri dari jalur kedatangan/ keberangkatan kendaraan umum Luas lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar minimal disediakan 1m2 untuk setiap 100 kedatangan/keberangkatan penumpang per hari Menara pengawas digunakan untuk petugas melakukan pengawasan terhadap kelancaran, keselamatan, dan keamanan operasional terminal Lokasi menara pengawas sebaiknya berada di pojok kiri depan dan/atau kanan depan dari lokasi teminal yang memiliki area pandangan minimal 180 derajat tanpa adanya halangan Ketinggian menara pengawas terminal penumpang tipe B diperhitungkan dari luas terminal dengan perhitungan adalah (jarak terjauh dari titik tengah terminal)/(15 meter) Loket penjualan karcis digunakan bagi petugas/agen bus untuk melakukan penjualan dan pemesanan karcis/tiket bus Lokasi loket penjualan karcis sebaiknya berada di dekat dengan jalur pejalan kaki/jalur penumpang keluar/masuk lokasi terminal Jumlah loket penjualan karcis minimal 1 loket untuk setiap kedatangan/keberangkatan 600 penumpang Luas minimal setiap loket penjualan karcis adalah 2 m2 2
5
tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar
a.
b.
c.
6
menara pengawas
a.
b.
c.
7
loket penjualan karcis
a.
b.
c. d.
8
rambu-rambu dan papan informasi
9
tarif dan jadual perjalanan
a. Rambu-rambu dan papan informasi harus disediakan di lokasi terminal untuk mengatur pergerakan kendaraan dan lalu lintas penumpang serta memberikan informasi pelayanan kepada para penumpang b. Jenis rambu dan papan informasi yang disediakan serta penempatan lokasinya tergantung dari tata letak terminal c. Ketentuan mengenai ukuran, warna, dan simbol yang digunakan dalam perambuan mengikuti ketentuan dalam peraturan menteri perhubungan tentang rambu dan marka jalan a. Informasi mengenai tarif dan jadual perjalanan
10 dari 15
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe B No
Jenis fasilitas utama
b.
c. 10
pelataran parkir kendaraan pengantar
a.
b.
c.
d.
11
Tempat naik turun penumpang
a.
b.
Ketentuan teknis wajib disediakan untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada calon penumpang mengenai pelayanan bus yang disediakan Tabel tarif dan jadual perjalanan minimal harus disediakan di ruang tunggu penumpang dan kantor terminal Ukuran papan informasi tarif dan jadual perjalanan minimal adalah 1 x 2 meter Pelataran parkir kendaraan pengantar digunakan untuk pergerakan serta parkir bagi kendaraan para pengantar/penjemput dan jika diperlukan untuk parkir inap/harian dari pengguna terminal Lokasi pelataran parkir kendaraan pengantar sebaiknya dibagian depan dari kawasan terminal dan dipisahkan dengan bagian sirkulasi kendaraan umum Luas lokasi pelataran parkir yang disediakan minimal 1 satuan ruang parkir (SRP) untuk 100 orang penumpang yang dilayani Luas petak parkir/satuan ruang parkir kendaraan mobil penumpang adalah 2,5 x 5 meter dan 0,75 x 2 meter untuk sepeda motor Tempat naik/turun penumpang disediakan masingmasing di setiap lokasi keberangkatan dan kedatangan bus Tempat naik/turun penumpang disediakan tangga naik/turun penumpang bus dengan jumlah minimal 2 (dua) anak tangga dengan tinggi tiap anak tangga 20 cm.
8.2 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal penumpang tipe B Pada Tabel 4 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas penunjang yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe B sesuai kebutuhan pelayanan terminal tipe B. Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe B No Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis 1 kamar kecil/toilet a. Kamar kecil digunakan untuk penumpang, petugas terminal, awak kendaraan, serta pihak lain yang menggunakan terminal b. Lokasi kamar kecil sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 1 buah (2 m2) untuk sebanyak 500 penumpang/hari 2 Ruang ibadah a. Ruang ibadah disediakan untuk tempat ibadah selama di dalam lokasi terminal
11 dari 15
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe B No Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis b. Lokasi musholla sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Luas musholla minimal disediakan 2 m2 untuk setiap 1.250 penumpang/hari 3 kios/kantin a. Kios/kantin digunakan disediakan bagi pengguna terminal untuk membutuhkan pelayanan makanan, minuman, obat-obatan, dan barang keperluan lainnya b. Lokasi kios/kantin sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah dan luasan kios/kantin yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari 4 ruang pengobatan a. Ruang pengobatan disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhan perawatan/pengobatan b. Lokasi ruang pengobatan sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Untuk setiap terminal minimal disediakan 4 m2 untuk setiap 10.000 penumpang/hari 5 ruang informasi dan a. Ruang informasi dan pengaduan disediakan untuk pengaduan melayani pengaduan dan menyediakan informasi bagi pengguna terminal b. Lokasi ruang informasi dan pengaduan sebaiknya disatukan dengan bangunan kantor terminal c. Luas ruang informasi dan pengaduan yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari 6 telepon umum a. Telepon umum disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jalur komunikasi umum b. Telepon umum sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah telepon umum yang disediakan minimal 1 telepon umum per 2.000 penumpang/hari 7 tempat penitipan barang a. Tempat penitipan barang disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jasa penitipan barang b. Lokasi tempat penitipan barang sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Luas tempat penitipan barang minimal 1 tempat penutipan untuk setiap 100.000 penumpang/hari yang dilengkapi dengan loket dan ruang tertutup untuk penyimpanan barang 8 taman a. Taman disediakan sebagai ruang terbuka hijau di dalam kawasan terminal b. Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan c. Luas taman minimal 30% dari total luas areal terminal
12 dari 15
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe B No Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis 9 ruang menyusui a. Ruang menyusui disediakan bagi ibu-ibu untuk menyusui anaknya b. Lokasi ruang menyusui berada di kawasan ruang tunggu penumpang c. Ruang menyusui berukuran minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari dengan dinding tertutup dan menggunakan pintu 10 fasilitas penyandang cacat a. Fasilitas penyandang cacat disediakan pengguna terminal penumpang dengan kebutuhan khusus b. Fasilitas penyandang cacat minimal disediakan kursi roda, toilet khusus, tangga khusus, lift khusus, ruang tunggu khusus, jalur khusus, dan fasilitas khusus untuk naik turun kendaraan c. Fasilitas bagi penyandang cacat dapat diberikan dengan tambahan bantuan petugas pelayanan khusus d. Fasilitas penyandang cacat tambahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan 9. Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe B Contoh ilustrasi denah terminal penumpang Tipe B terdiri dari contoh ilustrasi untuk terminal penumpang tipe B dengan fasilitas lengkap, dan terminal penumpang tipe B dengan fasilitas minimum.
Gambar 4 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe B dengan ketersediaan fasilitas lengkap
13 dari 15
Gambar 5 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe B dengan ketersediaan fasilitas minimum
14 dari 15
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, “Terminal Transportasi Jalan”, Departemen Perhubungan, tahun 1995 5. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 6. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
15 dari 15
DAFTAR ISI
1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Terminal Penumpang ...............................................................................................3
3.2
Terminal Penumpang tipe C ....................................................................................3
3.3
Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum................................................................4
3.4
Jalur Kedatangan Kendaraan Umum .......................................................................4
3.5
Tempat Tunggu Kendaraan Umum..........................................................................4
3.6
Tempat Istirahat Kendaraan .....................................................................................4
3.7
Tempat Tunggu Penumpang ....................................................................................4
4.
Perancangan Area Terminal.................................................................................................4
5.
Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang tipe C ........................................5 5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe C ...........................................................5
5.2
Tata letak fasilitas terminal penumpang tipe C........................................................5
5.3
Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe C..............................5
6.
Sirkulasi Terminal................................................................................................................5
7.
Standar Luas Terminal Penumpang Tipe C .........................................................................7
8.
Kelengkapan Ruang dan Fasilitas........................................................................................7
9.
8.1
Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe C..................................7
8.2
Ketentuan teknis fasilitas pendukung terminal penumpang tipe C..........................9
Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe C.......................................................12
10. Bibliografi..........................................................................................................................14
1 dari 13
PRAKATA Standar “Terminal penumpang Tipe C” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas terminal penumpang bus tipe C, sehingga dihasilkan suatu terminal penumpang tipe C dengan standar minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa transportasi darat dan juga sebagai langkah dalam mewujudkan arus transportasi yang lancar dan sistem transportasi yang terpadu. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
2 dari 13
FASILITAS TERMINAL PENUMPANG TIPE C 1. Ruang Lingkup Standard yang diatur dalam buku ini adalah fasilitas pada Terminal Penumpang Tipe C yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara transportasi terhadap penguna terminal baik penumpang, awak bus, petugas, dan penjemput. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan bagi pengguna terminal. Fasilitas terminal yang dimaksud adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang disediakan untuk pengguna terminal dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing di dalam lokasi terminal, baik berkaitan dengan kegiatan transportasi maupun non-transportasi sesuai peraturan yang berlaku. Di dalam buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas terminal penumpang tipe C yang merupakan terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan dan perdesaan. 2. Acuan normatif Buku standardisasi fasilitas terminal penumpang tipe C ini merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan 3) Kepmenhub Nomor 31 Tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan 4) Kepdirjenhubdat Nomor 271/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum
Teknis
3. Definisi dan istilah 3.1 Terminal penumpang Prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum 3.2 Terminal penumpang tipe C Terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan angkutan perkotaan dan perdesaan 3.3 Jalur Pemberangkatan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang
3 dari 13
3.4 Jalur Kedatangan Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang 3.5 Tempat Tunggu Kendaraan Umum Pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan 3.6 Tempat Istirahat Kendaraan Pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan 3.7 Tempat tunggu penumpang Bangunan berupa ruang tunggu di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan 4. Perancangan Area Terminal Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area terminal secara umum direkomendasikan sebagaimana pada gambar berikut,
Gambar 1 Tata Letak Terminal Penumpang Tipe C Tata letak terminal tipe C sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 untuk setiap lokasi dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi arus (flow-system) dari kendaraan bus, penumpang, dan juga kendaraan pengantar. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu.
4 dari 13
5. Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang tipe C 5.1
Jenis fasilitas di terminal penumpang tipe C
Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang harus disediakan di terminal penumpang tipe B adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Fasilitas utama wajib disediakan di setiap terminal penumpang tipe C, sedangkan fasilitas penunjang disediakan sesuai kebutuhan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel 1 Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang di terminal penumpang tipe C Fasilitas utama terminal tipe C Fasilitas penunjang terminal tipe C jalur pemberangkatan kendaraan umum 1. kamar kecil/toilet jalur kedatangan kendaraan umum 2. ruang ibadah bangunan kantor terminal 3. kios/kantin tempat tunggu penumpang dan/atau 4. ruang pengobatan pengantar 5. ruang informasi dan pengaduan rambu-rambu dan papan informasi 6. telepon umum tempat naik turun penumpang 7. tempat penitipan barang tarif dan jadual perjalanan 8. alat pemadam kebakaran 9. ruang menyusui 10. fasilitas penyandang cacat 11. taman
5.2 Aksesibilitas lokasi terminal penumpang tipe C Terminal tipe C harus memenuhi kriteria aksesibilitas lokasi terminal sebagai berikut: 1) Harus mengakses langsung ke jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA; 2) Harus tersedia trayek pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan menuju wilayah perkotaan yang dilayani dengan waktu operasional setiap hari minimal 12 jam; 5.3 Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal penumpang tipe C Setiap jenis fasilitas pada terminal tipe C harus dirancang untuk dapat mendukung kinerja terminal pada kondisi maksimum (ultimate) dengan ketentuan bahwa: 1) Terminal tipe C melayani jenis trayek angkutan perdesaan dengan menyediakan jalur pemberangkatan/jalur kedatangan pada lokasi yang terpisah; 2) Dapat menyediakan kapasitas pemberangkatan/jalur kedatangan serta ruang tunggu penumpang dalam kondisi lalu lintas kendaraan atau penumpang yang tertinggi tanpa mengurangi standar keselamatan dan kenyamanan; 3) Dapat memberikan kenyamanan dalam hal ini jumlah dan kondisi fasilitas penunjang yang memudahkan pengguna untuk melakukan kegiatan/kebutuhan pribadinya selama di dalam area terminal; 4) Memungkinkan bagi petugas terminal untuk melakukan penjadualan dan pengaturan keberangkatan kendaraan dalam rangka manajemen penyelenggaraan pelayanan angkutan; serta
5 dari 13
5) Menyediakan pelayanan terminal sepanjang waktu operasional yang ditetapkan di mana setiap fasilitas terminal tetap tersedia dan beroperasi sebagaimana mestinya. 6) Berdasarkan ketersediaan fasilitasnya baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang, terminal tipe C dapat memiliki ketersediaan fasilitas secara minimal maupun ketersediaan fasilitas secara lengkap; 7) Terminal penumpang tipe C yang memiliki fasilitas utama lengkap adalah terminal penumpang tipe C yang menyediakan seluruh fasilitas sebagaimana disebutkan pada Tabel 1 8) Terminal Penumpang Tipe C memiliki fasilitas utama secara minimal terdiri dari : a. jalur keberangkatan kendaraan umum b. jalur kedatangan kendaraan umum c. tempat naik turun penumpang d. rambu dan papan informasi e. bangunan kantor terminal 9) Terminal Penumpang Tipe C memiliki fasilitas penunjang secara minimal terdiri dari: a. fasilitas penyandang cacat b. ruang menyusui c. tolilet/kamar kecil d. fasilitas kesehatan e. ruang ibadah f. alat pemadam kebakaran 6. Sirkulasi Terminal Sirkulasi terminal yang diarahkan adalah sirkulasi angkutan umum masuk dan keluar terminal, serta sirkulasi penumpang baik datang maupun berangkat. Ilustrasinya dapat dilihat dalam gambar berikut,
Gambar 2 Sirkulasi Penumpang dan Angkutan Umum Terminal Tipe C
6 dari 13
7. Standar Luas Terminal Penumpang Tipe C Luas bangunan terminal penumpang didasarkan pada jumlah pelayanan penumpang per tahun dan detailnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut,
No 1 2 3
Tabel 2 Standar Luas terminal tipe C Jumlah Penumpang/tahun Standar luas minimum (m2) > 1.000 3.500 501 – 1.000 2.000 0 - 500 1.000
8. Kelengkapan Ruang dan Fasilitas Jenis, luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan kelas pelayanan terminal penumpang yang terbagi kedalam 2 (dua) jenis pelayanan fasilitas yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang. 8.1 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal penumpang tipe C Pada Tabel 3 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas utama yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe C sesuai dengan kebutuhan pelayanan terminal tipe C. Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe C No Jenis fasilitas utama Ketentuan teknis 1 jalur pemberangkatan kendaraan a. Disediakan minimal 1 jalur pemberangkatan per umum 100 kendaraan umum per hari untuk setiap jenis trayek (angkutan perkotaan/perdesaan) b. Lebar jalur pemberangkatan kendaraan umum minimal 3,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. 2 jalur kedatangan kendaraan a. Disediakan minimal 1 jalur kedatangan umum kendaraan umum untuk setiap jenis trayek (angkutan perkotaan/perdesaan) b. Lebar jalur kedatangan kendaraan umum minimal 3,5 meter dihitung dari kerb/peninggian untuk peron/ruang tunggu penumpang atau dari kerb/peninggian untuk jalur lainnya. 4 bangunan kantor terminal a. Bangunan kantor terminal digunakan untuk aktivitas petugas terminal dalam melakukan administrasi dan pengawasan operasional terminal b. Lokasi bangunan kantor terminal sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan dan/atau diantara pintu masuk/pintu keluar kendaraan dari terminal c. Luas bangunan kantor terminal tipe C minimal 24 m2 atau 4m2 per petugas yang mencakup ruang kepala terminal, ruang staff, ruang rapat,
7 dari 13
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal tipe C No Jenis fasilitas utama Ketentuan teknis ruang tunggu/display, serta toilet 5 tempat tunggu penumpang a. Tempat tunggu penumpang/pengantar digunakan dan/atau pengantar untuk menunggu kedatangan atau keberangkatan kendaraan umum b. Lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar sebaiknya di sebelah kanan/kiri dari jalur kedatangan/ keberangkatan kendaraan umum c. Luas lokasi tempat tunggu penumpang/pengantar minimal disediakan sebanyak 1m2 untuk setiap 100 kedatangan/keberangkatan penumpang per hari 6 rambu-rambu dan papan a. Rambu-rambu dan papan informasi harus informasi disediakan di lokasi terminal untuk mengatur pergerakan kendaraan dan lalu lintas penumpang serta memberikan informasi pelayanan kepada para penumpang b. Jenis rambu dan papan informasi yang disediakan serta penempatan lokasinya tergantung dari tata letak terminal c. Ketentuan mengenai ukuran, warna, dan simbol yang digunakan dalam perambuan mengikuti ketentuan dalam peraturan menteri perhubungan tentang rambu dan marka jalan 7 tarif dan jadual perjalanan a. Informasi mengenai tarif dan jadual perjalanan wajib disediakan untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada calon penumpang mengenai pelayanan bus yang disediakan b. Tabel tarif dan jadual perjalanan minimal harus disediakan di ruang tunggu penumpang dan kantor terminal c. Ukuran papan informasi tarif dan jadual perjalanan minimal adalah 1 x 1 meter 8 Tempat naik turun penumpang a. Tempat naik/turun penumpang disediakan masing-masing di setiap lokasi keberangkatan dan kedatangan bus b. Tempat naik/turun penumpang disediakan tangga naik/turun penumpang bus dengan jumlah minimal 2 (dua) anak tangga dengan tinggi tiap anak tangga 20 cm. 8.2 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal penumpang tipe C Pada Tabel 4 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas penunjang yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal yang bersangkutan di terminal tipe C sesuai kebutuhan pelayanan terminal tipe C.
8 dari 13
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe C No Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis 1 kamar kecil/toilet a. Kamar kecil digunakan untuk penumpang, petugas terminal, awak kendaraan, serta pihak lain yang menggunakan terminal b. Lokasi kamar kecil sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 1 buah (2 m2) untuk sebanyak 500 penumpang/hari 2 Ruang ibadah a. Ruang ibadah disediakan untuk tempat ibadah selama di dalam lokasi terminal b. Lokasi musholla sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Luas musholla minimal disediakan 2 m2 untuk setiap 1.250 penumpang/hari 3 kios/kantin a. Kios/kantin digunakan disediakan bagi pengguna terminal untuk membutuhkan pelayanan makanan, minuman, obat-obatan, dan barang keperluan lainnya b. Lokasi kios/kantin sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah dan luasan kios/kantin yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari 4 ruang pengobatan a. Ruang pengobatan disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhan perawatan/pengobatan b. Lokasi ruang pengobatan sebaiknya berada di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Untuk setiap terminal minimal disediakan 4 m2 untuk setiap 10.000 penumpang/hari 5 ruang informasi dan pengaduan a. Ruang informasi dan pengaduan disediakan untuk melayani pengaduan dan menyediakan informasi bagi pengguna terminal b. Lokasi ruang informasi dan pengaduan sebaiknya disatukan dengan bangunan kantor terminal c. Luas ruang informasi dan pengaduan yang disediakan minimal 4 m2 untuk setiap 750 penumpang/hari 6 telepon umum a. Telepon umum disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jalur komunikasi umum b. Telepon umum sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu penumpang/penjemput c. Jumlah telepon umum yang disediakan minimal 1 teleon umum per 2.000 penumpang/hari 7 tempat penitipan barang a. Tempat penitipan barang disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jasa penitipan barang b. Lokasi tempat penitipan barang sebaiknya ditempatkan di dekat ruang tunggu
9 dari 13
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal tipe C No Jenis fasilitas penunjang Ketentuan teknis penumpang/penjemput c. Luas tempat penitipan barang minimal 1 tempat penutipan untuk setiap 100.000 penumpang/hari yang dilengkapi dengan loket dan ruang tertutup untuk penyimpanan barang 8 taman a. Taman disediakan sebagai ruang terbuka hijau di dalam kawasan terminal b. Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan c. Luas taman minimal 30% dari total luas areal terminal 9 ruang menyusui a. Ruang menyusui disediakan bagi ibu-ibu untuk menyusui anaknya b. Lokasi ruang menyusui berada di kawasan ruang tunggu penumpang c. Ruang menyusui berukuran minimal 2 m2 untuk setiap 250 penumpang/hari dengan dinding tertutup dan menggunakan pintu 10 fasilitas penyandang cacat a. Fasilitas penyandang cacat disediakan pengguna terminal penumpang dengan kebutuhan khusus b. Fasilitas penyandang cacat minimal disediakan kursi roda, toilet khusus, tangga khusus, , jalur khusus, dan fasilitas khusus untuk naik turun kendaraan c. Fasilitas bagi penyandang cacat dapat diberikan dengan tambahan bantuan petugas pelayanan khusus d. Fasilitas penyandang cacat tambahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan 9. Contoh Ilustrasi Denah Terminal Penumpang Tipe C Contoh ilustrasi denah terminal penumpang Tipe C terdiri dari contoh ilustrasi untuk terminal penumpang tipe C dengan fasilitas lengkap, dan terminal penumpang tipe C dengan fasilitas minimum.
10 dari 13
Gambar 4 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe C dengan ketersediaan fasilitas lengkap
11 dari 13
Gambar 5 Ilustrasi Terminal Penumpang Tipe C dengan ketersediaan fasilitas minimum
12 dari 13
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, “Terminal Transportasi Jalan”, Departemen Perhubungan, tahun 1995 5. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 6. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
13 dari 13
DAFTAR ISI
1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Terminal Barang .....................................................................................................3
3.2
Tempat Bongkar Muat .............................................................................................3
3.3
Tempat Istirahat Kendaraan ....................................................................................4
3.4
Gudang atau Lapangan Penumpukan Barang .........................................................4
4.
Perancangan Area Terminal Barang ....................................................................................4
5.
Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal barang...........................................................4 5.1
Jenis fasilitas di terminal barang ..............................................................................4
5.2
Aksesibilitas lokasi terminal barang ........................................................................5
5.3
Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal barang ................................................5
6.
Sirkulasi kendaraan angkutan barang di terminal barang ....................................................6
7.
Standar Luas Terminal Barang ............................................................................................7
8.
Ketentuan Teknis .................................................................................................................8
9.
8.1
Ketentuan teknis fasilitas utama terminal barang ....................................................8
8.1
Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal barang .............................................9
Contoh ilustrasi denah terminal barang .............................................................................11
10. Bibliografi..........................................................................................................................12
1 dari 12
PRAKATA Standar “Terminal Barang” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas terminal barang, sehingga dihasilkan suatu terminal barang dengan standar minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa terminal barang dan juga sebagai langkah dalam mewujudkan arus transportasi kendaraan angkutan barang yang efisien dalam sistem transportasi yang terpadu. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
2 dari 12
FASILITAS TERMINAL BARANG 1. Ruang Lingkup Standard yang diatur dalam buku ini adalah fasilitas pada Terminal Barang yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara transportasi terhadap penguna terminal barang yaitu pengemudi ataupun operator kendaraan angkutan barang. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan bagi pengguna terminal. Fasilitas terminal yang dimaksud adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang disediakan untuk pengguna terminal barang dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing di dalam lokasi terminal, baik berkaitan dengan kegiatan transportasi maupun nontransportasi sesuai peraturan yang berlaku. Pada buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas terminal barang yang yang berfungsi melayani kendaraan angkutan barang baik untuk melakukan bongkar muat ataupun melakukan kegiatan transit. 2. Acuan normatif Buku standardisasi fasilitas terminal barang, merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan 3) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan 4) Kepmenhub Nomor 31 Tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan 3. Definisi dan istilah 3.1 Terminal Barang Prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi 3.2 Tempat Bongkar Muat Pelataran di dalam terminal barang yang disediakan bagi mobil barang untuk membongkar dan/atau memuat barang 3.3 Tempat Istirahat Kendaraan Pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobil bus dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan 3.4 Gudang atau Lapangan Penumpukan Barang
3 dari 12
Bangunan berupa dan/atau pelataran di dalam terminal barang yang disediakan untuk menempatkan barang yang bersifat sementara
4. Perancangan Area Terminal Barang Bentuk Zoning dasar dan fasilitas pada area terminal barang secara umum direkomendasikan sebagaimana gambar berikut,
Gambar 1 Tata letak terminal barang Tata letak terminal barang sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 bersifat tidak mengikat, di mana untuk setiap lokasi dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi arus (flow-system) kendaraan angkutan barang dan lokasi bongkar muat barang. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu.
4 dari 12
5. Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal barang 5.1. Jenis fasilitas di terminal barang Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang harus disediakan di terminal barang adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Fasilitas utama wajib disediakan di setiap terminal barang, sedangkan fasilitas penunjang disediakan sesuai kebutuhan.
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Tabel 1 Jenis fasilitas pokok dan fasilitas penunjang di terminal barang Fasilitas utama terminal barang Fasilitas penunjang terminal barang Bangunan kantor terminal 1. tempat istirahat awak kendaraan; tempat parkir kendaraan untuk 2. fasilitas parkir kendaraan, selain kendaran melakukan bongkar dan/muat barang; angkutan barang; gudang atau lapangan penumpukan 3. alat timbang kendaraan dan muatannya; barang; 4. kamar kecil/toilet; tempat parkir kendaran angkutan barang 5. mushola; untuk istirahat atau selama menunggu 6. kios/kantin; keberangkatan; 7. ruang pengobatan; rambu-rambu dan papan informasi; 8. telepon umum; peralatan bongkar muat barang; 9. taman.
5.2 Aksesibilitas lokasi terminal barang Terminal barang harus memenuhi kriteria aksesibilitas lokasi terminal sebagai berikut: 1) Harus mengakses langsung ke jalan arteri primer dengan kelas jalan minimum IIIA; 2) Harus tersedia pelayanan bongkar muat barang, atau operasional terminal dengan waktu operasional setiap hari minimal 18 jam; 5.3 Persyaratan umum kinerja fasilitas terminal barang Setiap jenis fasilitas pada terminal barang harus dirancang untuk dapat mendukung kinerja terminal pada kondisi maksimum (ultimate) dengan ketentuan bahwa: 1) Dapat melayani setiap bongkar muat barang, ataupun parkir kendaraan angkutan barang, terminal barang harus menyediakan fasilitas bongkar muat, parkir kendaraan, dan jalur kedatangan serta keberangkatan yang memadai; 2) Dapat menyediakan kapasitas bongkar muat barang dan parkir kendaraan angkutan barang dengan kapasitas tertinggi tanpa mengurangi standar keselamatan dan kenyamanan; 3) Dapat memberikan kenyamanan dalam hal ini jumlah dan kondisi fasilitas penunjang yang memudahkan awak kendaraan atau pihak lainnya untuk melakukan kegiatan/kebutuhan pribadinya selama di dalam area terminal; 4) Memungkinkan bagi petugas terminal untuk melakukan penjadualan dan pengaturan bongkar muat barang dan keberangkatan kendaraan angkutan barang dalam rangka manajemen penyelenggaraan pelayanan kendaraan angkutan barang; 5) Menyediakan pelayanan terminal sepanjang waktu operasional yang ditetapkan di mana setiap fasilitas terminal tetap tersedia dan beroperasi sebagaimana mestinya.
5 dari 12
6) Berdasarkan ketersediaan fasilitasnya baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang, terminal barang dapat memiliki ketersediaan fasilitas secara minimal maupun ketersediaan fasilitas secara lengkap. 7) Terminal barang yang memiliki fasilitas utama lengkap adalah terminal barang yang menyediakan seluruh fasilitas sebagaimana disebutkan pada Tabel 1 8) Terminal barang memiliki fasilitas utama secara minimal terdiri dari : a. bangunan kantor terminal b. tempat parkir kendaraan untuk melakukan bongkar dan/muat barang; c. gudang atau lapangan penumpukan barang; d. tempat parkir kendaran angkutan barang untuk istirahat atau selama menunggu keberangkatan tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar 9) Terminal barang memiliki fasilitas penunjang secara minimal terdiri dari: a. kamar kecil/toilet b. ruang pengobatan 6. Sirkulasi kendaraan angkutan barang di terminal barang Sirkulasi kendaraan angkutan barang yang melakukan bongkar muat dimulai dari kendaraan melakukan bongkar muat kemudian dilanjutkan menuju area parkir kendaraan angkutan barang atau langsung keluar terminal barang. Ilustrasinya dapat dilihat dalam gambar berikut,
GUDANG
RUANG FASILITAS PENUNJANG TERMINAL BARANG
AREA BONGKAR MUAT D
E
AREA PARKIR ANGKUTAN BARANG C
KANTOR TERMINAL
A
ZONA PARKIR KENDARAAN NON ANGK. BARANG
B
A : GERBANG MASUK KENDARAAN B : GERBANG KELUAR KENDARAAN C : KENDARAAN MENUJU TEMPAT BONGKAR MUAT D : KENDARAAN MENUJU PARKIR (TRANSIT) E : KENDARAAN LANGSUNG KELUAR TERMINAL F : ARAH KENDARAAN KELUAR TERMINAL
Gambar 2 Sirkulasi Kendaraan angkutan barang melakukan Bongkar Muat Sedangkan sirkulasi kendaraan angkutan barang yang tidak melakukan bongkar muat dimulai dari menuju area parkir kendaraan angkutan barang lalu kemudian keluar terminal barang. Ilustrasinya dapat dilihat dalam gambar berikut,
6 dari 12
GUDANG
RUANG FASILITAS PENUNJANG TERMINAL BARANG
AREA BONGKAR MUAT
AREA PARKIR ANGKUTAN BARANG C D
KANTOR TERMINAL
A
ZONA PARKIR KENDARAAN NON ANGK. BARANG
B
A : GERBANG MASUK KENDARAAN B : GERBANG KELUAR KENDARAAN C : KENDARAAN MENUJU PARKIR (TRANSIT) D : ARAH KENDARAAN KELUAR TERMINAL
Gambar 3 Sirkulasi Kendaraan angkutan barang Transit 7. Standar Luas Terminal Barang Standar luas terminal barang diatur berdasarkan jumlah kendaraan barang yang menggunakan fasilitas terminal, baik bongkar muat ataupun transit per harinya. Standar luas terminal barang dapat dilihat dalam tabel berikut,
No 1 2 3 4
Tabel 2 Standar Luas Terminal Barang Kendaraan/hari Luas terminal m2 0 – 100 5.000 101 – 250 15.000 251 – 1.000 25.000 > 1.000 50.000
7 dari 12
8. Ketentuan teknis 8.1 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal barang Pada Tabel 2 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas utama yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal barang yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan pelayanan terminal barang Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal barang No Jenis fasilitas pokok 1 bangunan kantor terminal
2
Tempat parkir kendaraan untuk melakukan bongkar dan muat barang
3
Gudang atau lapangan penumpukan barang
4
Tempat parkir kendaraan angkutan barang untuk istirahat atau selama menunggu keberangkatan
Ketentuan teknis a. Bangunan kantor terminal digunakan untuk aktivitas petugas terminal dalam melakukan administrasi dan pengawasan operasional terminal b. Lokasi bangunan kantor terminal sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan pintu masuk/pintu keluar kendaraan angkutan barang c. Luas bangunan kantor terminal kendaraan angkutan barang minimal 32 m2 yang mencakup ruang kepala terminal, ruang staff, ruang rapat, ruang tunggu/display, serta toilet a. Tempat parkir kendaraan untuk melakukan bongkar dan muat barang b. Lokasi tempat parkir kendaraan umum sebaiknya berdekatan dengan jalur kedatangan/ keberangkatan kendaraan umum c. Jumlah tempat parkir bongkar muat yang disediakan minimal sebanyak 1 petak parkir untuk setiap 50 kendaraan angkutan barang yang dilayani per hari d. Luas setiap petak parkir bongkar muat yang disediakan minimal 42,5 m2 a. Disediakan gudang penumpukan barang seluas 50 m2 setiap 25 kendaraan angkutan barang yang dapat ditampung di terminal barang b. Lebar pintu gudang penumpukan barang minimum 4,5 meter dengan ketinggian pintu 5,5 meter c. Harus dilengkapi dengan atap, dengan ketinggian minimum 8 meter d. Gudang penumpukan barang harus disertai fasilitas keamanan yang memadai e. Gudang penumpukan barang harus disertai fasilitas perlindungan, agar barang yang disimpan terhindar dari kerusakan a. Tempat parkir kendaraan angkutan barang disediakan untuk parkir kendaraan angkutan barang selama menunggu giliran bongkar muat, atau menunggu pemberangkatan, atau jika
8 dari 12
Tabel 3 Ketentuan teknis fasilitas utama terminal barang No Jenis fasilitas pokok
5
rambu-rambu dan papan informasi
6
Peralatan bongkar muat barang
Ketentuan teknis memerlukan pengecekan/ perawatan kendaraan b. Lokasi tempat parkir kendaraan angkutan barang sebaiknya berdekatan dengan jalur kedatangan/keberangkatan kendaraan umum namun tidak berada dekat parkir bongkar muat barang c. Jumlah tempat parkir kendaraan angkutan barang yang disediakan minimal sebanyak 1 petak parkir untuk setiap 5 kendaraan angkutan barang yang dilayani per hari d. Luas setiap petak parkir kendaraan angkutan barang yang disediakan minimal 42,5 m2 a. Rambu-rambu dan papan informasi harus disediakan di lokasi terminal untuk mengatur pergerakan dan lalu lintas kendaraan angkutan barang serta memberikan informasi pelayanan bongkar muat barang b. Jenis rambu dan papan informasi yang disediakan serta penempatan lokasinya tergantung dari tata letak terminal c. Ketentuan mengenai ukuran, warna, dan simbol yang digunakan dalam perambuan mengikuti ketentuan dalam peraturan menteri perhubungan tentang rambu dan marka jalan a. Setiap 1 (satu) unit gudang dengan luas dibawah 50 m2 harus dilengkapi peralatan bongkar muat berupa pengangkat barang hidrolik manual b. Setiap 1 (satu) unit gudang dengan luas diatas 50 m2 harus dilengkapi peralatan bongkar muat barang berupa kendaraan forklift hidrolik otomatis
8.2 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal barang Pada Tabel 4 disampaikan ketentuan teknis untuk setiap jenis fasilitas penunjang yang akan disediakan oleh tiap-tiap pengelola terminal barang yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan pelayanan terminal barang Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal barang No Jenis fasilitas penunjang 1 Tempat Istirahat awak kendaraan
Ketentuan teknis a. Tersedia ruang tempat istirahat awak kendaraan seluas 5m2 ruang istirahat per kendaraan angkutan barang yang dilayani b. Dari setiap ruang tempat istirahat awak kendaraan, harus tersedia kursi, dan velbed c. Di tempat istirahat awak kendaraan tersedia
9 dari 12
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal barang No 2
Jenis fasilitas penunjang Tempat parkir kendaraan angkutan barang untuk istirahat atau selama menunggu keberangkatan
a.
b.
c.
d. 3
Alat timbang kendaraan dan muatannya
a. b. c.
4
kamar kecil/toilet
a.
b. c. 5
musholla
a.
b. c. 6
kios/kantin
a.
b. c. 7
ruang pengobatan
a.
b. c.
Ketentuan teknis toilet/kamar kecil, dan ruang ibadah Tempat parkir kendaraan umum disediakan untuk parkir kendaraan umum selama menunggu giliran pemberangkatan atau jika memerlukan pengecekan/ perawatan kendaraan Lokasi tempat parkir kendaraan umum sebaiknya berdekatan dengan jalur kedatangan/keberangkatan kendaraan umum Jumlah tempat parkir kendaraan umum yang disediakan minimal sebanyak 1 petak parkir untuk setiap 10 kendaraan umum yang dilayani Luas setiap petak parkir kendaraan umum yang disediakan minimal 42,5 m2 Memiliki kapasitas minimum 10 ton Dilengkapi penunjuk digital Tersedia minimal 1 perangkat alat timbang kendaraan setiap volume 1.000 kendaraan angkutan barang per hari Kamar kecil digunakan untuk petugas terminal, awak kendaraan, serta pihak lain yang menggunakan terminal Lokasi kamar kecil sebaiknya berada di dekat ruang tempat istirahat awak kendaraan Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 0,175 m2/kendaraan angkutan barang Musholla disediakan untuk tempat ibadah umat agama islam yang harus melakukan sholat selama di dalam lokasi terminal Lokasi musholla sebaiknya berada di dekat ruang istirahat awak kendaraan Luas musholla minimal disediakan 0,4 m2/kendaraan angkutan barang/hari Kios/kantin digunakan disediakan bagi pengguna terminal untuk membutuhkan pelayanan makanan, minuman, obat-obatan, dan barang keperluan lainnya Lokasi kios/kantin sebaiknya berada di dekat ruang istirahat awak kendaraan Luasan kios/kantin yang disediakan minimal 0,1 m2/kendaraan angkutan barang/hari Ruang pengobatan disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhan perawatan/pengobatan Lokasi kios/kantin sebaiknya berada di dekat ruang istirahat awak kendaraan Untuk setiap terminal minimal disediakan 1 ruang pengobatan dengan luas minimal 10 m2
10 dari 12
Tabel 4 Ketentuan teknis fasilitas penunjang terminal barang No Jenis fasilitas penunjang 8 telepon umum
a.
b. c.
9
taman
a. b.
c.
Ketentuan teknis Telepon umum disediakan bagi pengguna terminal yang membutuhkan jalur komunikasi umum Telepon umum sebaiknya ditempatkan di dekat ruang istirahat awak kendaraan Jumlah telepon umum yang disediakan minimal 3 buah di setiap terminal (koin, kartu, dan elektronik) Taman disediakan sebagai ruang terbuka hijau di dalam kawasan terminal barang Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan Luas taman minimal 30% dari total luas areal terminal barang
9. Contoh Ilustrasi Denah Terminal Barang Tata letak fasilitas di terminal barang secara umum direkomendasikan sebagaimana pada Gambar 1.
Gambar 4 Contoh tata letak terminal barang
11 dari 12
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, “Terminal Transportasi Jalan”, Departemen Perhubungan, tahun 1995 5. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 6. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
12 dari 12
DAFTAR ISI
1.
Ruang Lingkup ....................................................................................................................3
2.
Acuan normatif ....................................................................................................................3
3.
Definisi dan istilah ...............................................................................................................3 3.1
Kendaraan Bermotor ................................................................................................3
3.2
Mobil Penumpang ....................................................................................................3
3.3
Mobil Bus.................................................................................................................3
3.4
Sepeda Motor ...........................................................................................................4
3.5
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor......................................................................4
3.6
Laik Jalan .................................................................................................................4
3.7
Mekanik ...................................................................................................................4
3.8
Fasilitas dan Peralatan..............................................................................................4
4.
Perancangan Bengkel Umum...............................................................................................4
5.
Dasar-dasar perencanaan bangunan bengkel umum ............................................................5
6.
Ketentuan Teknis Bengkel Umum.......................................................................................6
7.
Contoh Ilustrasi Denah Fasilitas Bengkel Umum Kendaraan Bermotor .............................9
8.
Bibliografi..........................................................................................................................11
1 dari 11
PRAKATA Standar “Fasilitas Bengkel Umum” disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas bengkel umum, sehingga dihasilkan suatu bengkel umum dengan standar pelayanan minimal yang cukup baik yang dapat memberikan pelayanan dengan kenyamanan yang cukup bagi pengguna jasa perbaikan kendaraan sebagai langkah dalam mewujudkan pelayanan maksimal bagi pemilik kendaraan. Standar ini dirumuskan oleh Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkerataapian, Badan Litbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
2 dari 11
FASILITAS BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR 1. Ruang lingkup Standar yang diatur dalam buku ini adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan penyelenggara bengkel umum kendaraan bermotor terhadap pengguna fasilitas ini. Penetapan standar dalam buku ini dibuat untuk memberikan kenyamanan kepada calon pengguna jasa bengkel umum kendaraan bermotor dalam menggunakan fasilitas bengkel umum baik dalam kegiatan utamanya yaitu perbaikan kendaraan bermotor maupun kegiatan penunjangnya. Standar fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas utama dan fasilitas penunjang bengkel umum kendaraan bermotor yang disediakan untuk pengguna fasilitas bengkel umum kendaraan bermotor. Fasilitas utama merupakan fasilitas untuk kegiatan pelayanan secara langsung terhadap perbaikan kendaraan bermotor, sedangkan fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi pelayanan pemilik/pengemudi kendaraan yang diperbaiki yang tersedia di lingkungan fasilitas bengkel umum kendaraan bermotor. Pada buku standar ini diatur ketentuan umum dan ketentuan teknis yang terkait dengan penyediaan fasilitas utama dan penunjang bengkel umum kendaraan bermotor. 2. Acuan normatif Buku standarisasi fasilitas bengkel umum ini, merujuk pada acuan normatif sebagai berikut: 1) Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan 2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan 3) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1995 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan 4) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 551/MPP/Kep/10/1999 tentang Bengkel Umum Kendaraan Bermotor 3. Definisi dan istilah 3.1 Kendaraan Bermotor Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. 3.2 Mobil Penumpang Setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 3.3 Mobil Bus Setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3 dari 11
3.4 Sepeda Motor Kendaraan bermotor beroda dua, atau tiga tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping. 3.5 Bengkel umum kendaraan bermotor Bengkel umum yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. 3.6 Laik Jalan Persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan 3.7 Mekanik Orang yang mempunyai kemampuan teknis untuk menyelesaikan kegiatan perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor 3.8 Fasilitas dan Peralatan Fasilitas dan peralatan atau perkakas yang dibutuhkan dalam proses perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor 4. Perancangan Bengkel Umum Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area bengkel umum kendaraan bermotor secara umum direkomendasikan sebagaimana pada gambar berikut,
Gambar 1 Tata Letak Bengkel Umum 4 dari 11
Tata letak bengkel umum sebagaimana disampaikan pada Gambar 1 dapat disesuaikan dengan kondisi aksesibilitas maupun penggunaan ruang yang ada. Sebagai panduan sebelum menyusun tata letak ini perlu didesain terlebih dahulu pengaturan sirkulasi arus (flow-system) dari kendaraan bus, penumpang, dan juga kendaraan pengantar. Berdasarkan sistem sirkulasi tersebut dapat ditetapkan mengenai tata letak fasilitas yang tepat di mana keterkaitan antar sistem sirkulasi dapat dirancang secara terpadu dan tidak saling mengganggu. 5. Dasar-dasar perencanaan bangunan bengkel umum Standar prasarana fasilitas utama bengkel umum kendaraan bermotor terdiri dari : a. Stall Perbaikan b. Tempat parkir kendaraan untuk menunggu/kendaraan yang tidak sedang diperbaiki c. Resepsionis d. Bangunan gedung perbaikan e. Tempat pembuangan limbah oli/pelumas; f. Tempat pembuangan limbah plastik; g. Tempat pembuangan limbah domestik; h. Fasilitas pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor i. Ruang Penyimpanan Onderdil Kendaraan Standar prasarana fasilitas penunjang bengkel umum kendaraan bermotor antara lain terdiri dari : a. Ruang tunggu b. Kamar kecil/toilet c. Ruang ibadah d. Kios/kantin e. Taman 6. Ketentuan Teknis Bengkel Umum Ketentuan teknis fasilitas utama bengkel umum kendaraan bermotor mencakup perencanaan teknis fasilitas utama bengkel umum yang antara lain adalah sebagai berikut,
No 1
Tabel 1 Ketentuan teknis fasilitas utama bengkel umum kendaraan bermotor Jenis fasilitas Ketentuan teknis bengkel Ketentuan teknis bengkel utama umum kendaraan roda empat umum kendaraan roda dua Stall perbaikan
Dalam setiap bengkel umum Dalam setiap bengkel umum kendaraan bermotor kendaraan bermotor sekurang-kurangnya tersedia sekurang-kurangnya tersedia 1 (satu) stall perbaikan untuk 2 (dua) stall perbaikan untuk tempat perbaikan kendaraan tempat perbaikan kendaraan roda empat roda dua Setiap stall perbaikan tersedia tempa pembuangan limbah oli/pelumas dan limbah non organik Setiap stall perbaikan kendaraan tersedia tempat penyimpanan peralatan perbaikan kendaraan Jarak antara stall perbaikan Jarak antara stall perbaikan kendaraan roda empat kendaraan roda dua minimal minimal 1,5 meter untuk 0,8 meter untuk bengkel 5 dari 11
No
Jenis fasilitas utama
2
Akses kendaraan dan lapangan Parkir
3
Resepsionis
4
Bangunan gedung perbaikan
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda empat
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda dua
bengkel dengan jumlah stall dengan jumlah stall perbaikan lebih dari satu perbaikan lebih dari satu Untuk bengkel umum Untuk bengkel umum kendaraan roda empat kendaraan roda dua tersedia tersedia lebar jalan masuk lebar jalan masuk minimum minimum adalah 5 meter, adalah 2 meter, lebar jalan lebar jalan keluar minimum keluar minimum adalah 2 adalah 5 meter, dan tidak meter, dan tidak mengganggu mengganggu lalu lintas di lalu lintas di jalan sekitarnya. jalan sekitarnya Khusus untuk bengkel Setiap 1 (satu) stall perbaikan kendaraan roda dua kendaraan roda empat sekurang-kurangnya harus minimal tersedia lapangan tersedia slot khusus untuk parkir untuk 5 kendaraan kendaraan pengangkut roda empat dengan ukuran onderdil, atau peralatan tiap 1 (satu) petak parkir perbaikan kendaraan adalah 4 x 6 meter Setiap 1 (satu) stall perbaikan kendaraan roda dua minimal tersedia lapangan parkir untuk 5 kendaraan roda dua dengan ukuran tiap 1 (satu) petak parkir adalah 0,8 x 2 meter, dan tersedia parkir kendaraan roda empat apabila memungkinkan Tersedia ruangan untuk Tersedia ruangan untuk resepsionis dengan ukuran 2 resepsionis dengan ukuran 1 m2 untuk setiap 1 (satu) stall m2 untuk setiap 1(satu) stall perbaikan kendaraan roda perbaikan kendaraan roda empat dua Ruangan/meja resepsionis tersedia di bagian depan bengkel kendaraan bermotor dan berdekatan dengan ruang tunggu Setiap 1 (satu) stall perbaikan Setiap 1 (satu) stall perbaikan kendaraan roda empat kendaraan roda dua tersedia tersedia bangunan gedung bangunan gedung perbaikan perbaikan dengan luas dengan luas minimal 5 m2, minimal 15 m2, dengan dengan ketinggian atap ketinggian atap minimal 5 minimal 4 meter meter Setiap 5m2 bangunan gedung Setiap 15m2 bangunan perbaikan kendaraan roda gedung perbaikan kendaraan dua, harus tersedia ventilasi roda empat, harus tersedia minimal 80 cm2, dengan 2 ventilasi minimal 200 cm2, exhaust fan berukuran dengan 3 exhaust fan minimal 15x15 cm berukuran minimal 20x20 cm Pintu masuk bangunan 6 dari 11
No
5
6
Jenis fasilitas utama
Tempat pembuangan limbah oli/pelumas Tempat pembuangan limbah non organik
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda empat
7
Tempat pembuangan limbah domestik
8
Ruang Penyimpanan Onderdil Kendaraan
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda dua
gedung perbaikan kendaraan roda empat minimal berukuran lebar 3,5 meter dan tinggi 4 meter, dan dapat tetap terbuka selama kegiatan operasional bengkel berlangsung Tersedia penerangan lampu hingga minimal 500 lux Tersedia tempat pembuangan limbah oli/pelumas sementara di setiap stall perbaikan kendaraan dengan ukuran minimal 0,2 m3 Tersedia tempat pengumpulan limbah oli/pelumas yang diletakkan di luar bangunan gedung perbaikan kendaraan dengan kondisi terlindungi dari sinar matahari dan hujan dengan ukuran minimal 2 m3 Limbah non organik yang dimaksud adalah limbah plastik, besi, seng, kaca dan limbah lainnya dari bekas kegiatan perbaikan kendaraan Tersedia tempat pembuangan limbah non organik di setiap stall kendaraan dengan ukuran minimal 0,3 m3 Tersedia tempat pengumpulan limbah non organik yang ditempatkan di luar bangunan gedung perbaikan dengan kondisi terlindungi dari air hujan dengan ukuran minmal 3 m3 Limbah domestik yang dimaksud adalah limbah pembuangan dari tempat diluar perbaikan kendaraan Tersedia tempat pembuangan limbah domestik di ruang tunggu, ruang resepsionis, dan tempat parkir kendaraan dengan ukuran 0,2 m3 di setiap lokasi untuk setiap luas bengkel umum 10 m2 Tersedia tempat penampungan limbah domestik yang terletak diluar bangunan gedung perbaikan kendaraan dengan ukuran minimal 1,5 m3 Setiap 1 (satu) stall perbaikan Setiap 1 (satu) stall perbaikan kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, tersedia tersedia ruang penyimpanan ruang penyimpanan onderdil onderdil kendaraan seluas 3 kendaraan seluas 0,8 m2 m2
Sedangkan ketentuan teknis fasilitas penunjang bengkel umum kendaraan bermotor adalah sebagai berikut
No 1
Tabel 2 Ketentuan teknis fasilitas penunjang bengkel umum kendaraan bermotor Jenis fasilitas Ketentuan teknis bengkel Ketentuan teknis bengkel penunjang umum kendaraan roda empat umum kendaraan roda dua Ruang Tunggu
Tersedia ruang tunggu minimal seluas 3 m2 untuk setiap 1 (satu) stall perbaikan 7 dari 11
Tersedia ruang tunggu minimal seluas 1,5 m2 untuk setiap 1 (satu) stall perbaikan
No
Jenis fasilitas penunjang
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda empat
2
kamar kecil/toilet
3
Ruang ibadah
4
kios/kantin
5
taman
Ketentuan teknis bengkel umum kendaraan roda dua
kendaraan roda empat kendaraan roda dua Ruang tunggu konsumen harus memiliki pandangan bebas menuju ruang perbaikan kendaraan bermotor dan/atau stall perbaikan kendaraan bermotor Ruang tunggu konsumen harus dilengkapi sekurang-kurangnya 5 (lima) buah kursi tunggu untuk setiap 1 (satu) stall perbaikan kendaraan Lokasi ruang tunggu konsumen harus terpisah, atau dipisahkan oleh pembatas dari ruang perbaikan kendaraan bermotor Lokasi ruang tunggu konsumen berdekatan dengan ruang/meja resepsionis Kamar kecil digunakan untuk konsumen pemilik kendaraan, pegawai bengkel, dan teknisi perbaikan kendaraan Kamar kecil tersedia di bangunan perbaikan kendaraan, dan di dalam bangunan pelayanan (ruang tunggu dan resepsionis) Jumlah kamar kecil yang disediakan minimal 1 buah di bangunan gedung administrasi, dan 1 buah di bangunan beban kerja Ruang ibadah ditempatkan di dekat ruang tunggu konsumen Luas ruang ibadah minimal disediakan 2 m2 setiap bengkel dengan 1 (satu) stall perbaikan kendaraan bermotor Lokasi kios/kantin berada di dekat ruang tunggu konsumen Jumlah dan luasan kios/kantin yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan Lokasi taman dapat ditempatkan secara tersebar atau terkumpul sesuai dengan tata letak dan ketersediaan lahan Luas taman minimal 15% dari total luas fasilitas bengkel umum kendaraan bermotor
8 dari 11
7. Contoh Ilustrasi Denah Fasilitas Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Pada bagian berikut akan disampaikan ilustrasi denah fasilitas bengkel umum kendaraan bermotor, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang bengkel umum kendaraan bermotor
Gambar 2 Denah Fasilitas Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Roda Empat
9 dari 11
Gambar 3 Denah Fasilitas Bengkel Umum Kendaraan Bermotor Roda Dua
10 dari 11
Bibliografi
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2009 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, “Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 2004 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 “Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tahun 1993 4. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 551/MPP/Kep/10/1999, “Bengkel
Umum Kendaraan
Bermotor”,
Kementerian
Perindustrian
dan
Perdagangan, tahun 1999. 5. Pedoman Jalan Nomor 038/TBM/1997 “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota”, direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997. 6. Neufert, Peter and Ernst. “Architects’ Data – Third Edition”. Malden : Blackwell Science, year 2002
11 dari 11