Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
2014
DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum .................................................................................................1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013 - 2014 Triwulan I ............................................................................................................5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013 - 2014 Triwulan I ............................................................................................................8 Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013 2014 Triwulan I ....................................................................................................9 Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013 – 2014 Triwulan I ....................... 10 Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian Triwulanan Tahun 2010 – 2014 Triwulan I ............................................................ 11
B u l e t i n P D B S e k t o r P e r t a n i a n diterbitkan 4 (empat) kali dalam setahun (Triwulanan) oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Pengarah Penanggung Jawab Penyunting Penyusun
Layout-Publikasi
: : : :
Ir. M. Tassim Billah, MM Ir. Dewa N. Cakrabawa, MM Ir. Sabarella, MSi 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE : 1. Heri Dwi Martono 2. Heruwaty
Alamat Redaksi: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3 Gedung D Lantai IV Jakarta Selatan 12550, Telp. (021) 7805305, Fax. (021) 7805305, Homepage: http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
1
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
2014
PENJELASAN UMUM tersebut
Dalam rangka menyediakan data PDB
sektor
analisisnya, Informasi
pertanian Pusat
serta
Data
Pertanian
hasil
dan
pada
tahun
yang
dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada
Sistem
satu
2014
PDB
tahun atas
tertentu
dasar
sebagai
harga
berlaku
dasar. dapat
kembali menerbitkan Buletin PDB Sektor
digunakan untuk melihat pergeseran dan
Pertanian
triwulan.
struktur ekonomi, sedang harga konstan
Buletin PDB Sektor Pertanian Volume 13
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
Nomor 2, Juni 2014 ini berisi data dan
ekonomi dari tahun ke tahun.
yang
terbit
setiap
analisis deskriptif PDB sektor pertanian triwulan I tahun 2013 dan tahun 2014 serta triwulan IV tahun 2013. Data dan informasi yang disajikan dalam buletin ini bersumber
dari
Badan
Pusat
Statistik
(BPS).
Manfaat yang dapat diperoleh dari data PDB antara lain adalah : 1. PDB
harga
menunjukkan
berlaku
nominal
kemampuan
sumber
daya ekonomi yang dihasilkan oleh Salah satu indikator penting untuk
mengetahui negara
kondisi
dalam
ekonomi
suatu
periode
di
suatu
tertentu
adalah data Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB
suatu negara. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. 2. PDB
harga
dasar
harga
berlaku
(riil)
dapat
digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan
ekonomi
secara
keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. 3. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor
menunjukkan
perekonomian atas
konstan
atau
peranan
struktur setiap
sektor ekonomi dalam suatu negara.
menggambarkan nilai tambah barang dan
Sektor-sektor
jasa yang dihitung menggunakan harga
mempunyai peran besar menunjukkan
yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan
basis perekonomian suatu negara.
PDB
atas
dasar
harga
ekonomi
yang
konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II Untuk menghitung PDB terdapat tiga
suatu
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
bunga
neto
PDB
Perikanan
tak
langsung
dikurangi
3) Industri Pengolahan 5) Konstruksi 6) Perdagangan, Hotel dan Restoran
komponen
pengeluaran konsumsi rumah tangga
dan
pengeluaran konsumsi pemerintah
pembentukan
modal
tetap
domestik
bruto
7) Pengangkutan dan Komunikasi Jasa
Perusahaan jasa
semua
dan lembaga swasta nirlaba
4) Listrik, Gas dan Air Bersih
Estate
adalah
permintaan akhir yang terdiri dari :
2) Pertambangan dan Penggalian
pelayanan
pemerintah. sektor
(pajak
3. Pendekatan Pengeluaran
1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Setiap
pajak
subsidi).
dikelompokkan menjadi 9 lapangan
termasuk
dipotong
penyusutan dan pajak tidak langsung
produksi tersebut dalam penyajian ini
9) Jasa-jasa
sebelum
keuntungan;
Dalam definisi ini, PDB mencakup juga
Unit-unit
usaha (sektor) yaitu :
dan
penghasilan dan pajak langsung lainnya.
negara dalam jangka waktu tertentu tahun).
modal
semuanya
berbagai unit produksi di wilayah suatu
Real
waktu
adalah upah dan gaji, sewa tanah,
barang dan jasa yang dihasilkan oleh
8) Keuangan,
jangka
jasa faktor produksi yang dimaksud
PDB adalah jumlah nilai tambah atas
satu
dalam
tertentu (biasanya satu tahun). Balas
1. Pendekatan Produksi
(biasanya
negara
perubahan inventori, dan
ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor). Secara
konsep
ketiga
pendekatan
tersebut akan menghasilkan angka yang tersebut
dirinci
lagi
menjadi sub-sub sektor.
sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama
2. Pendekatan Pendapatan PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di
pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor
produksi.
PDB
yang
disajikan dalam buletin ini menggunakan PDB
dengan
pendekatan
produksi,
mengingat sektor pertanian merupakan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II salah
satu
lapangan
usaha
dalam
perekonomian Indonesia. Metode
Penghitungan
produksi
dengan
harga
tahun
dasar.
Sedangkan nilai tambah dihasilkan dari PDB
dengan
pendekatan produksi sebagai berikut :
output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio nilai tambah tahun dasar. Atau dengan rumus dapat dijelaskan :
1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku
Outputk,t =Produksit x Harga0
Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan
NTBk,t =Outputk,t x Rasio NTB0
ekonomi dengan cara mengurangkan biaya
dimana:
antara
Outputk,t
= Output/nilai produksi bruto atas dasar harga konstan tahun t
NTBk,t
= Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun t
dari
produksi
masing-masing
(output)
total
nilai
tiap-tiap sektor
atau
subsektor. Output b,t = Produksit x Hargat NTBb,t NTBb,t
= Outputb,t – Biaya Antarab,t
Harga0
Atau = Outputb,t x Rasio NTBt
Rasio NTB0 = Rasio nilai tambah bruto terhadap output tahun dasar. Khusus
Dimana: Output
b,t
= Ouput/nilai produksi bruto atas
sub
sektor
peternakan,
penghitungan produksinya adalah selisih populasi ditambah dengan pemotongan,
dasar harga berlaku tahun t NTBb,t
= Harga produksi tahun dasar
= Nilai tambah bruto atas dasar
dengan rumus sebagai berikut :
harga berlaku tahun ke t Produksit
= Kuantum produksi tahun ke t
Harga
= Harga produsen tahun ke t
t
Rasio NTB = Perbandingan NTB terhadap
Produksit = (Populasit – Populasit-1) + Pemotongant + (Eksport – Import )
Output (NTB/Ouput) Rasio NTBt = Rasio NTB pada tahun berjalan (t)
2. PDB Atas Dasar Harga Konstan PDB atas dasar harga konstan dihitung menggunakan
metode
revaluasi,
yaitu
output diperoleh dari perkalian antara Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan I Tahun 2013 -2014
industri pengolahan Rp. 565,77 triliun, sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 20,43 triliun, sektor bangunan Rp. 233,04 triliun,
Perekonomian Indonesia pada tahun 2014
menunjukkan
dibandingkan
tahun
peningkatan 2013.
Hal
ini
diindikasikan dengan adanya peningkatan pada nilai PDB yang telah dicapai pada triwulan yang sama. Secara nominal PDB Indonesia triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 2.401,25 triliun
yang merupakan
kontribusi dari 9 (sembilan) lapangan usaha. Sumbangan dari sektor pertanian terhadap PDB Indonesia mencapai Rp. 361,02 triliun, sektor pertambangan dan penggalian
Rp.
269,24
triliun,
sektor
sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp. 344,76 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp. 173,72 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp. 185,30 triliun, serta sektor jasa-jasa Rp. 247,98 triliun. Sementara itu total PDB Indonesia tanpa
migas
triwulan
I
tahun
2014
mencapai Rp. 2.218,67 triliun, dengan demikian Indonesia
terjadi sebesar
peningkatan Rp. 33,32
PDB triliun
terhadap triwulan IV tahun 2013 yang mencapai Rp. 2.367,93 triliun (Tabel 1).
Tabel 1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah), 2013 - 2014 Lapangan Usaha 1. P e r t a n i a n
2013**) Tw. I
2014***)
Tw.IV
Tw. I
324.29
289.90
361.02
245.30
195.54
270.04
175.97
111.01
190.70
- Tanaman Perkebunan
30.97
39.71
36.08
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
38.35
44.82
43.26
b. K e h u t a n a n
12.20
15.47
13.21
c. P e r i k a n a n
66.79
78.89
77.77
2. Pertambangan dan Penggalian
246.94
279.89
269.24
3. Industri Pengolahan
507.48
570.52
565.77
16.98
18.71
20.43
5. Bangunan
212.28
242.30
233.04
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
303.80
344.59
344.76
7. Pengangkutan dan Komunikasi
145.48
172.47
173.72
162.2521
178.914
185.30
224.18
270.64
247.98
a. Pertanian sempit (3 sub sektor) - Tanaman Bahan Makanan (Tabama)
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO
2,143.67
2,367.93
2,401.25
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
1,980.44
2,185.94
2,218.67
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
5
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II PDB sektor pertanian secara luas,
2014
sektor
tersebut
memberikan
kontribusi
mengalami peningkatan nilai tambah bruto
terhadap total PDB Indonesia pada triwulan
dari Rp. 289,90 triliun (triwulan IV tahun
I tahun 2014 sebesar 52,95%. PDB sektor
2013) menjadi Rp. 361,02 triliun yang
industri pengolahan memberikan kontribusi
disebabkan oleh peningkatan PDB sub sektor tanaman bahan makanan. Sub
terbesar terhadap PDB Indonesia, yaitu sebesar 23,56%. Peringkat kedua diduduki
sektor tanaman bahan makanan (Tanaman
oleh sektor pertanian yang memberikan
Pangan
kontribusi
&
Hortikultura)
memberikan
sebesar
15,03%,
sedangkan
sumbangan terhadap PDB sektor pertanian
sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar
yang
Rp.
190,70
triliun,
tanaman
berada
di
peringkat
ketiga
perkebunan sebesar Rp. 36,08 triliun, sub
memberikan kontribusi sebesar 14,36%
sektor
terhadap total PDB Indonesia (Gambar 1 &
peternakan
dan
hasil-hasilnya
sebesar Rp. 43,26 triliun, sub sektor kehutanan Rp. 13,21 triliun dan sub sektor perikanan
Rp.
77,77
triliun.
Sektor
Tabel 2). Gambar 1. Kontribusi PDB menurut lapangan usaha (%), triwulan I tahun 2014
pertanian dalam arti sempit naik dari Rp.
10,33
195,54 triliun pada triwulan IV tahun 2013
7,72
15,03 11,25
7,23
menjadi Rp. 270,04 triliun pada triwulan I
7,94
14,36
tahun 2014.
1,50
Perkembangan nilai tambah bruto
9,71
tanpa pengaruh musim dapat diketahui dengan membandingkan PDB triwulan I
0,55 23,56 3,24 0,85
tahun 2014 terhadap triwulan I tahun 2013, dimana semua sektor mengalami peningkatan. Begitu juga dengan
sektor
pertanian, kenaikan PDB ini juga terjadi
1,80
11,21
1. P e r t a n i a n
a. Pertanian sempit (3 sub sektor)
- Tanaman Perkebunan
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama)
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
c. P e r i k a n a n
b. K e h u t a n a n
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
pada sub sektor pendukungnya. Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan I Tahun 2013 -2014
Begitu juga dengan sektor pertanian, kontribusi masing-masing sub sektor terhadap adalah
PDB sebagai
Indonesia
berturut-turut
berikut:
sub
sektor
tanaman bahan makanan mencapai 7,94%, Peranan setiap lapangan usaha dalam pembentukan
nilai
tambah
bruto
perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2014 didominasi oleh 3 (tiga) sektor, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Secara kumulatif ketiga
tanaman
perkebunan
peternakan 1,80%,
dan
sebesar
1,50%,
hasil-hasilnya
sebesar
kehutanan sebesar 0,55% dan
perikanan sebesar 3,24%. Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
kontribusi
sektor
industri
pengolahan mengalami penurunan dari
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
6
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
Tabel 2. Kontribusi PDB Setiap Lapangan Usaha terhadap PDB Indonesia (%), 2013 - 2014 2013
Lapangan Usaha
Tw. I
1. P e r t a n i a n
**)
2014
Tw. IV
***)
Tw. I
15.13
12.24
15.03
11.44
8.26
11.25
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama)
8.21
4.69
7.94
- Tanaman Perkebunan
1.44
1.68
1.50
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
1.79
1.89
1.80
b. K e h u t a n a n
0.57
0.65
0.55
c. P e r i k a n a n
3.12
3.33
3.24
2. Pertambangan dan Penggalian
11.52
11.82
11.21
3. Industri Pengolahan
23.67
24.09
23.56
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
0.79
0.79
0.85
5. Bangunan
9.90
10.23
9.71
14.17
14.55
14.36
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6.79
7.28
7.23
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
7.57
7.56
7.72
10.46
11.43
10.33
100.00
100.00
100.00
92.39
92.31
92.40
a. Pertanian sempit (3 sub sektor)
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
9. Jasa-jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
24,09% pada triwulan IV 2013 menjadi 23,56% pada triwulan I tahun 2014, begitu
2014. Sebaliknya sektor pertanian mengalami peningkatan dari 12,24% pada
juga pada sektor perdagangan, hotel dan
triwulan IV 2013 menjadi 15,03% pada
restoran
triwulan I tahun 2014.
kontribusinya
menurun
dari
14,55% pada triwulan IV tahun 2013 menjadi 14,36% pada triwulan I tahun
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
7
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II Kontribusi PDB Sub Sektor Pertanian Terhadap PDB Sektor Pertanian, Triwulan I Tahun 2013 – 2014 mengalami Pada triwulan I tahun 2014, sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) memegang
peranan
terbesar
penurunan
Perbandingan
kontribusi PDB sub sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.
dalam
Tabel 3. Kontribusi Sub Sektor Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian (%), 2013 - 2014
2013**)
Lapangan Usaha
Tw. I
a. Pertanian sempit (3 sub sektor)
Tw. IV
TW I
75.64
67.45
74.80
54.26
38.29
52.82
9.55
13.70
9.99
11.83
15.46
11.98
3.76
5.34
3.66
20.59
27.21
21.54
100.00
100.00
100
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama) - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya b. K e h u t a n a n c. P e r i k a n a n PERTANIAN
2014***)
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara
***) Angka sangat sangat sementara
pembentukan PDB sektor pertanian dengan kontribusi
hingga
mencapai
52,82%.
Peringkat kedua ditempati oleh sub sektor perikanan
dengan
kontribusi
sebesar
PDB Harga Konstan dan Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian, Triwulan I Tahun 2013 – 2014
21,54%, sub sektor peternakan berada di peringkat ketiga dengan kontribusi sebesar
Kinerja perekonomian Indonesia pada
11,98%. Sedangkan sub sektor perkebunan dan kehutanan memberikan
triwulan
kontribusi masing-masing
konstan
sebesar 9,99%
Bila dibandingkan dengan periode sama
tahun
2014
secara
riil
ditunjukkan oleh nilai PDB atas dasar harga (tahun
dasar=2000)
yang
mencapai Rp. 706,56 triliun. Nilai tersebut
dan 3,66%.
yang
I
pada
tahun
sebelumnya,
naik 0,95% bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu triwulan IV tahun 2013 yang mencapai Rp. 699,90
kontribusi sub sektor perkebunan sedikit
triliun.
Hal
meningkat yaitu dari 9,55% menjadi 9,99%. Sebaliknya sub sektor lainnya
meningkatnya
ini
terutama
kinerja
disebabkan
pada
sektor
pertanian.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
8
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
2014
Tabel 4. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan Laju Pertumbuhan, 2013 - 2014 PDB Harga Konstan (Triliun Rupiah) 2013**)
Lapangan Usaha
Tw. I 1. P e r t a n i a n a. Pertanian sempit (3 sub sektor) - Tanaman Bahan Makanan (Tabama)
2014***)
Tw. IV
Tw. I
Tw. I '14 thd. Tw. IV '13
Tw. I '14 thd. Tw. I '13
85,87
72,29
88,70
22,70
3,30
67,49
51,55
69,26
34,37
2,63
47,07
27,96
47,51
69,95
0,94
9,85
12,03
10,69
-11,14
8,45
10,57
11,56
11,06
-4,31
4,69
- Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya
Laju Pertumbuhan (%)
b. K e h u t a n a n
3,79
4,63
3,84
-16,96
1,32
c. P e r i k a n a n
14,58
16,12
15,59
-3,23
6,94
48,41
50,01
48,23
-3,57
-0,38
169,99
182,93
178,75
-2,28
5,16
5,16
5,57
5,50
-1,33
6,52
42,94
48,26
45,75
-5,21
6,54
119,74
129,09
125,24
-2,99
4,59
7. Pengangkutan dan Komunikasi
69,85
76,15
77,00
1,11
10,23
8. Keuangan, Perswaaan dan Jasa Perusahaan
66,61
69,20
70,72
2,19
6,16
9. Jasa-jasa
63,02
66,39
66,67
0,42
5,81
PRODUK DOMESTIK BRUTO
671,59
699,90
706,56
0,95
5,21
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
638,29
666,43
673,81
1,11
5,56
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
dan Perkembangan kinerja perekonomian
penggalian
mengalami
sedikit
penurunan yaitu sekitar 0,38% (Tabel 4).
Indonesia tanpa pengaruh faktor musim dapat diketahui dengan membandingkan
Sektor pertanian secara riil mengalami
nilai PDB triwulan I tahun 2014 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
peningkatan kinerja dari Rp. 72,29 triliun pada triwulan IV tahun 2013 menjadi Rp.
Jika dibandingkan triwulan I tahun 2013,
88,70 triliun pada triwulan I tahun 2014
PDB
atau setara dengan pertumbuhan positif
Indonesia meningkat 5,21%
671,59
triliun
menjadi
Sektor
pengangkutan
706,56 dan
dari
triliun.
komunikasi
22,70%.
Peningkatan kinerja tersebut
terjadi pada sub sektor tabama. Sektor
mengalami peningkatan yang cukup tinggi
pertanian
dibandingkan sektor lainnya yaitu sekitar
peningkatan kinerja dari Rp. 72,29 triliun
10,23%. Sub sektor perkebunan yang
pada triwulan IV tahun 2013 menjadi Rp.
merupakan bagian dari sektor pertanian
88,70 triliun pada triwulan I tahun 2014
sempit menduduki peringkat kedua dalam
atau setara dengan pertumbuhan positif
peningkatan dari tahun lalu yaitu sebesar
22,70%.
8,45%.
secara
riil
mengalami
Peningkatan kinerja tersebut
Sebaliknya sektor pertambangan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
9
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan (Tabel 4). PDB
tanaman
bahan
makanan
mengalami peningkatan terhadap triwulan sebelumnya sebesar 69,95%. Sementara sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu
PDB
11,14%,
perkebunan peternakan
turun
sebesar
sebesar
4,31%.
Dengan demikian total PDB riil tahun 2013 untuk ketiga sub sektor tersebut sebesar Rp.
69,26
triliun
atau
naik
34,37%
dibandingkan triwulan IV tahun 2013 yang mencapai Rp. 51,55 triliun. Sementara itu kinerja sub sektor kehitanan dan perikanan juga menurun dibandingkan triwulan IV tahun 2013 yaitu masing-masing sebesar 16,96% dan 3,23%.
Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen Sektor Pertanian, Tahun 2010 - 2014 Indeks harga dapat diturunkan dari perhitungan PDB yang disebut sebagai PDB deflator atau indeks implisit. Indeks implisit diperoleh dari perbandingan antara PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar harga konstan. Berbeda dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), indeks implisit menggambarkan perubahan harga di tingkat produsen. Harga yang dicakup dalam indeks implisit relatif lebih lengkap karena memperhitungkan harga barang dan jasa. Pertumbuhan indeks implisit terhadap periode sebelumnya merupakan inflasi/deflasi sektor/sub
harga
sektor
produsen
pada
periode
setiap yang
bersangkutan.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
10
2014
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
Tabel 5. Indeks Implisit dan Tingkat Perubahan Harga Produsen (2000=100), 2013-2014 Indeks Implisit Tw.IV '13**)
Tw.I '14***)
Inflasi/ Deflasi Tw I '14
379,35
389,87
2,77
- Tanaman Bahan Makanan (Tabama)
397,08
401,35
1,08
- Tanaman Perkebunan
330,17
337,63
2,26
- Peternakan dan Hasil-hasilnya
387,62
391,03
0,88
b. K e h u t a n a n
334,15
343,61
2,83
c. P e r i k a n a n
489,55
498,73
1,87
PERTANIAN
401,02
407,00
1,49
Lapangan Usaha a. Pertanian sempit (3 sub sektor)
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara
Dalam periode tahun 2010 sampai
Pada sektor pertanian sempit, indeks
dengan tahun 2014 indeks implisit sektor
implisit tertinggi triwulan I tahun 2014
pertanian cenderung meningkat (Gambar
terjadi pada sub sektor tabama sebesar
2). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan
401,35 atau mengalami inflasi sebesar
harga barang dan jasa di sektor pertanian
1,08% dibandingkan triwulan IV tahun
dibandingkan tahun dasar 2000. Pergerakan indeks implisit sektor pertanian
2013, sedangkan indeks implisit terendah terjadi pada sektor Perkebunan sebesar
sejalan dengan indeks implisit sub sektor
337,63 dengan laju inflasi sebesar 2,26%.
tanaman
Sub
bahan
sektor ini
makanan
merupakan
karena
sub
kontributor PDB
terbesar untuk sektor pertanian. Pada
kehutanan
pertanian mempunyai
lainnya indeks
yaitu implisit
sebesar 343,61 atau mengalami kenaikan 2014,
sebesar 243,61% terhadap tahun dasar
luas
2000 dengan laju inflasi sebesar 2,83%
sebesar 389,87 artinya kenaikan harga barang dan jasa di sektor pertanian
terhadap triwulan sebelumnya. Sementara sub sektor perikanan mempunyai indeks
mencapai 289,87% dibandingkan tahun
implisit tertinggi dalam sektor pertanian
dasar
yaitu
indeks
periode
sektor
implisit
2000.
triwulan
sektor
Dengan
I
pertanian
indeks
tersebut sektor pertanian
implisit
sebesar
498,73
atau
mengalami
mengalami
kenaikan sebesar 398,73% terhadap tahun
inflasi sebesar 2,77 terhadap triwulan IV
dasar 2000 dengan laju inflasi sebesar
tahun 2013.
1,87% (Tabel 5). (WBK)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
11
Buletin PDB Sektor Pertanian Triwulan II
2014
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
12