SUPLEMENTASI PAKAN MENUNJANG PRODUKSI TERNAK KERBAU PENGHASIL DADIH DI SUMATERA BARAT Wirdahayati R .B ., Arizal P Batuah dan A . Bamualim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
ABSTRAK Pengkajian adaptif mengenai pemanfaatan pakan tambahan untuk meningkatkan produktivitas induk kerbau penghasil dadih yang sedang laktasi dilaksanakan di Jorong Kaman Kodak, Nagari Pematang Panjang, Kabupaten Sawahlunto Stjunjung ., Sumatera Barat . Pengkajian ini dimaksudkan untuk membandingkan produktivitas enam ekor induk kerbau yang mendapat pakan tambahan (2,25 kg dedak pad! + 0,75 kg bungkit kelapa) dengan produktivitas enam ekor Induk lainnya yang digunakan sebagai kontrot (tanpa pakan tambahan) . Pengamatan dilakukan terhadap dua kelompok ternak milik petani yang masing-masing petani mempunyai dua ketompok perlakuan pakan tambahan sebanyak 3 ekor, sedangkan 3 ekor lainnya tidak mendapatkan pakan tambahan . Parameter yang diamati mencakup produktivitas ternak yaitu : berat lahir anak, berat dan umur waktu disapih, produksi susu induk yang diperah petani, perubahan bobot badan dan pertumbuhan induk dan anak . Hasil pengkajian menunjukkan perbedaan yang nyata datam hat pertumbuhan anak dan produksi susu induk kerbau yang mendapatkan pakan tambahan, namun perubahan bobot badan antara induk yang mendapat pakan tambahan dan induk yang digunakan sebagai kontrol tidak berbeda nyata . Rataan susu hasi l perahan dart petani pertama dan petani kedua adatah 7,2 vs 5,7 liter/ekor/minggu dan 7 vs 6 liter/ekor/minggu dart induk yang mendapat suplemen dan dart induk tanpa suplemen . Kandungan bahan kering susu yang berasal dart induk yang mendapat pakan tambahan lebih tinggi dibanding kandungan bahan kering susu induk kontrol, sehingga susu lebih kental dan mempercepat proses pembekuan dadih . Keuntungan hasit dadih dart induk yang mendapat pakan tambahan tebih tinggi dibandingkan dengan hasi t dadih induk yang menerima pakan polo petani. Hat ini tercermin dart RI C ratio 5,5 vs 4,4 pad6 petani pertama dan 5 vs 4,6 pada petani kedua . Kata kunci : Kerbau, susu, pakan suptemen, dadih .
PENDAHULUAN erbau merupakan salah satu dari ternak ruminansia besar yang mempunyai nilai ekonomi dan fungsi penting dalam hat penyediaan sumber protein hewani (daging dan susu), dan X kulit sebagai bahan baku industri . Datam beberapa tahun terakhir, suplai daging nasionat yang berasal dari sapi dan kerbau mengalami penurunan akibat rendahnya pertumbuhan populasi ternak, sehingga pemerintah metakukan importasi ternak dari negara tuar seperti Australia dan New Zealand . Secara umum populasi ternak kerbau mengalami penurunan, namun untuk daerah di Sumatera terutama Sumatera Barat masih bertahan dan populasi ternak masih mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (label 1) . Ada dua jenis kerbau yaitu Kerbau Lumpur (swamp buffalo) yang umumnya dipelihara sebagai ternak potong penghasil daging . Sedangkan Kerbau Sungai (river buffalo = riverine) selain penghasil daging lebih diutamakan sebagai penghasil susu dimana jenis kerbau ini banyak ditemui di India dan Mesir .
Prosiding Peternakan 2006
137
Tabel 1 . Populasi kerbau di Pulau Sumatera tahun 2001 s/d tahun 2005 . Provinsi NAD %kenaikan SUMUT %kenaikan SUMBAR %kenaikan RIAU %kenaikan JAMBI % kenaikan
dibandingkan populasi kerbau secara nasional selama periode 2001 393369
2002 2003 2004 2005 395414 403838 409071 411198 0,52 2,13 1,30 0,52 259138 260044 261734 263435 265147 0,35 0,65 0,65 0,65 258226 288958 317789 322692 327723 11,90 9,98 1,54 1,56 42829 46233 47936 48417 49266 7,95 3,68 1,00 1,75 69003 69713 70154 68159 68500 1,03 0,63 -2,84 0,50
Ttl Sumatera %kenaikan
1022565
1060362 3,70
1101451 3,87
1111774 0,94
1121834 0,90
Ttl Nasional % kenaikan
2 .333 .429
2 .403 .033 2,98
2 .459 .434 2,35
2 .403 .298 -2,28
2 .428 .191 1,04
Khusus bagi daerah Sumatera Barat (Sumbar), jenis kerbau Lumpur yang ada, setain sebagai penghasil daging, ada juga peternak yang memerah susu kerbau untuk konsumsi manusia . Umumnya, susu kerbau di Sumbar diolah menjadi "dadih" dengan cara diasamkan secara tradisional dalam tabung bambu . Produk dadih menyerupai yoghurt, namun proses pembuatan dadih tidak menggunakan ragi (bakteri starter), tapi hanya disimpan dalam tabung bambu setelah diperah . Setetah didiamkan selama 2-3 hari maka terbentuktah produk dadih yang slap dikonsumsi, berupa susu kental dengan rasa sedikit masam, dan kadar cholesterol rendah . Daya simpan dadih dalam tabung dan pada suhu kamar biasanya tahan selama satu minggu . Kalau disimpan dalam-kulkas dapat bertahan lebih lama tagi . Dadih merupakan bahan makanan tradisional yang khas dan sangat digemari masyarakat Sumbar, bernilai gizi tinggi dan rendah kolesterol, yang jarang ditemui di tempat lain . Untuk melestarikan keberadaan dan produksi dadih ini perlu adanya jaminan produksi susu kerbau yang optimal dan berketanjutan . Di lain pihak, diketahui bahwa secara umum produksi susu kerbau yang diperoleh peternak masih rendah . Hat ini karena sistem pemeliharaan yang masih tradisional dan sederhana . Pemeliharaan ternak terutama penyediaan pakan hanya mengandalkan rumput alam yang kualitas dan jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan ternak teurtama dalam musim kemarau . Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas ternak perlu dilakukan aplikasi teknologi hasit-hasil penelitian dalam hat perbaikan pakan dan pembiakan (breeding) ternak kerbau yang memadai serta disesuaikan dengan sumberdaya lokal . Untuk itu, BPTP Sumbar mencoba mencari terobosan dalam meningkatkan produktivitas tenak ini melalui pengkajian awal yang dimulai dalam Tahun 2004 tentang sistem pemeliharaan, kapasitas produktivitas dan kendata usahaternak yang ada . Kegiatan awal tersebut dijadikan acuan dalam upaya mencari alternatif untuk meningkatkan peningkatan produktivitas, terutama meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan populasi ternak . Sedangkan dalam TA 2005, sebagai tindak lanjut BPTP Sumbar melakukan pengkajian perbaikan pengetolaan dan pakan ternak kerbau untuk meningkatkan produktivitas ternak terutama meningkatkan kelahiran, pertumbuhan anak dan produksi susu untuk meningkatkan produksi dadih . Perbaikan pakan tambahan mengutamakan pemanfaatan bahan pakan lokat yang mudah diperoleh petani yaitu berupa dedak padi dan bungkil kelapa . METODA PENGKAJIAN Kegiatan Pengkajian Teknologi Pakan Ternak Kerbau yang dilaksanakan dalam tahun 2005, melibatkan dua orang peternak kerbau penghasil dadih berasal dari Jorong Koman Kocik, Nagari Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Kontribusi petani selain penyediaan ternak, juga menyediakan tenaga dalam pemeliharaan ternak serta sarana lainnya . Kegiatan ini merupakan pengkajian adaptif teknologi dalam hat pemberian 1 38
Wirdahayati R.B ., Arizat P. Batuah, dan A . Bamualim
pakan tambahan terhadap induk kerbau menyusui dan diperah susunya untuk dijadikan dadih . Kegiatan penerapan teknologi berlangsung selama 6 butan dengan kegiatan harian pemeliharaan ternak serta pemberian pakan tambahan berupa dedak dan bungkit kelapa . . Mated pengkajian adalah 6 ekor induk yang sedang menyusukan anaknya dan diperah susunya untuk dijadikan dadih . Sebagai pembanding diamati juga sebanyak 6 ekor induk lainnya yang dipelihara dengan sistem petani tanpa pemberian pakan tambahan, yang mempunyai anak yang berumur sama . Pengkajian ini mengaplikasikan dua perlakuan yaitu : (i) perlakuan RO sebagai kontrot (pakan berasal dari lapangan penggembalaan), dan (ii) perlakuan R1 dengan pakan dasar sama dengan kontrol, ditambah dengan pakan tambahan dedak 2,25 kg dan bungkit 0,75 kg/ekor/hari yang diberikan sore hari . Formula pakan tambahan disajikan dalam Tabel 2 . Apabila kerbau yang digembalakan memperoleh rumput untuk kebutuhan minimalnya sekitar 7% dari berat badannya (sekitar 30 kg per hari), maka dengan pemberian pakan tambahan diatas diharapkan ternak memperoleh pakan dengan kandungan protein kasar sekitar 10%, kadar lemak 4% dan energi 18 ME (Mcal) (Tabel 3) . Tabet 2 . Pakan induk kerbau menyusui dan diperah untuk penghasil dadih. Bahan pakan Perlakuan Dedak hatus 2,25 kg Bungkil ketapa 0,75 kg Rumput lapangan Dan padang penggembalaan
Kontrol Dan padang penggembalaan
Tabel 3 . Niiai nurisi pakan Induk kerbau menyusui dan diperah susunya untuk penghasil dadih . BK Prot Lemak Pakan Kg (kg) (%) (g) (%) (g) Rumput 30 6,3 7,8 491 1,4 88 Dedak 2,25 2 13,4 267 9,7 193 Bungkil 0,75 0,6 18,6 120 8,8 57 Total 33 8,9 878 6,6 338 Percentase 10,6 4 Kebutuhan (Kearl, 1982) 8,4 890 6
ME (Mcal) 11,15 5,33 1,85 18,32 18
Selain dari pengumpulan data primer, pada tahap awal ditakukan pengumpulan data sekunder menyangkut keadaan sosial ekonomi peternak, pemilikan, jumlah ternak, sistem pemeliharaan, ketersediaan pakan, sistem pemberian pakan yang ada, pemasaran ternak serta sistem usahatani penunjang menggunakan daftar questioner . Data primer yang dikumpulkan meliputi produktivitas ternak balk yang mendapat perlakuan maupun kontrol sebagai berikut ; 1) Berat lahir anak, pertumbuhan, berat dan umur anak waktu disapih . 2) Perubahan berat badan induk per bulan . 3) Mortalitas induk dan anak . 4) Perkiraan produksi susu induk berdasarkan hasil perahan petani . 5) Persentase kelahiran, jarak beranak (intercalving-interval) dan umur beranak pertama . Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif dan ANOVA untuk mendapatkan nilai rata-rata dari beberapa parameter yang diamati .
Prosiding Peternakan 2006
1 39
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Pengkajian Lokasi Pengkajian berada di Jorong Koman Kociak, Nagari Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung . Nagari Pematang Panjang didominasi oleh perbukitan (1 .895 ha dari total 2 .775 ha) dengan pemukiman penduduk membentang di sepanjang punggung perbukitan . Penggunaan lahan umumnya untuk usaha perkebunan rakyat (1 .735 ha) dengan sawah tadah hujan hanya sekitar 263 ha . Was Jorong Koman Kociak sekitar 262 ha terletak di tereng perbukitan dan sawah tadah hujan . Sistem Pemeliharaan dan Pemilikan Ternak Kerbau Jenis ternak kerbau yang dipelihara adalah kerbau Lumpur (swamp buffalo). Pemetiharaan bertujuan untuk menghasitkan anak/turunannya untuk dijual sebagai ternak potong penghasit daging dan memperoleh susunya untuk dijadikan "dadih " . Yaitu produk dari susu kerbau yang difermentasi secara tradisional dalam tabung bambu . Setain dari itu tenaga kerbau juga dimanfaatkan untuk membantu mengotah sawah dengan sistem rancah . Pengandangan ternak hanya dengan cara mengumpulkan ternak pada malam hari di kebun/padang milik peternak dan slang hari dilepas atau digembalakan di sekitar persawahan . Kandang hanya disediakan untuk memisahkan anak dan induk kerbau sepanjang malam hari apabila induk diperah susunya . Petani koperator telah biasa memberikan pakan tambahan khusus bagi induk yang sedang diperah berupa dedak padi, bungkil dan mineral . Namun penambahan pakan ini hanya dalam jumlah yang relatif sedikit tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan pakan yang optimal untuk seekor induk yang sedang menyusukan anaknya dan diperah susunya . Seperti halnya di tempat lain, ternak kerbau dipelihara sampai dengan umur 15-20 tahun, ada yang melahirkan lebih dari 12 kali selama hidupnya, setelah itu dijual sebagai ternak potong karena tidak produktif lagi . Di Nagari Pematang Panjang, rata-rata kepemilikan kerbau adaLah 2-3 ekor induk/KK, walaupun ada yang memiliki lebih dari 10 induk . Pemilikan kerbau oteh peternak koperator lebih dari 50 ekor, namun yang dikelola sendiri sekitar 25 ekor, yang lainnya dipelihara orang lain dengan sistem bagi hasil anak-anak yang tahir . Pada umumnya petani memelihara ternak miliknya sendiri . Yang memetihara kerbau milik orang lain diberlakukan sistem bagi hasil dari anak-anak yang lahir . Kalau induk kerbau diperah, hasil susunya untuk sipemelihara . Peternak kerbau umumnya sudah berpengalaman sejak lama, bahkan ada yang sudah memetihara kerbau selama 40 tahunan, metanjutkan usaha orang tua mereka . Sistem Perkawinan dan Reproduksi Kerbau Perkawinan ternak umumnya menggunakan pejantan dari ternak petani lainnya . Biaya mengawinkan ternak bervariasi sekitar Rp . 25 000 - Rp . 30000 sampai terjadi kebuntingan, ada juga yang membayar Rp 5000 setiap kali kawin . Petani yang memiliki pejantan biasanya mengandalkan kerbau jantannya sendiri untuk mengawini betina , yang ada di kelompoknya . Praktek ini dikhawatirkan menimbulkan efek negatif "in breeding" apabila digunakan terlalu lama .
1 40
Wirdahayati R. B ., Arizal P. Batuah, dan A . Bamualim
Di sekitar lokasi pengkajian, pejantan yang layak untuk mengawini kerbau betina sangat terbatas, hanya mengandatkan seekor pejantan milik petani koperator . Masa kebuntingan ternak kerbau dilaporkan setama 11 bulan yaitu lebih lama dari masa kebuntingan sapi . Apabila pakan memadai, 3-4 bulan setelah melahirkan, induk kerbau biasanya sudah dapat dikawinkan lagi . Jarak beranak dilaporkan oleh sebagian petani mencapai 14 butan . Namun dari hasit wawancara dengan petani yang memelihara kerbau untuk diperah, jarak beranak mencapai 21 butan, yang merupakan refleksi tingkat reproduksi kelompok ternak kerbau hanya 60% . Apabila dikelola dengan baik, jarak beranak dapat dipersingkat, terutama dengan menyediakan pakan yang memadai bagi kebutuhann induk kerbau . Produktivitas Ternak Kerbau Produktivitas ternak kerbau di lokasi pengkajian ternyata cukup memadai dibanding produktivitas yang dilaporkan dari daerah lain . Wataupun aktivitas reproduksi yang ditandai dengan dewasa kelamin atau pubertas mutai terlihat sejak umur 1 tahun, kerbau betina umumnya beranak pertama kali pada umur 3-4 tahun . Pengalaman petani koperator menunjukkan bahwa seekor betina melahirkan anak pertama bersamaan dengan kelahiran adiknya yang ketiga . Perubahan Berat Badan Induk dan Pertumbuhan Anak Pemberian pakan tambahan bagi induk yang sedang laktasi dan diperah susunya dibagi dalam dua kelompok yang dimiliki oleh dua orang peternak . Kelompok yang mendapat tambahan pakan milik petani pertama, mempunyai rataan berat badan awat sebesar 369 kg dan ketompok kontrol mempunyai rataan berat badan 376 kg . Pada petani kedua, kelompok induk yang mendapat pertakuan pakan mempunyai rataan berat badan awat sekitar 419 kg dan rataan berat badan kelompok kontrol sebesar 360 kg . Perubahan berat badan induk dan pertumbuhan anak serta produksi susu yang diperah selama 6 bulan pengamatan disajikan dalam Tabel 4 . Tabel 4 . Perubahan berat badan induk (kg), hasil perahan susu (liter) dan pertumbuhan anak (g/ekor/hari) pada pengkajian penambahan pakan induk kerbau menyusui di Nagari Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung, Kab . Sawahlunto Sijunjung TA 2005 .
Parameter Petani I BB induk (kg) Produksi susu (liter) Pertumbuhan anak/hari (g) Petani II BB induk (kg) Prod susu Pertumbuhan anak/hari (g)
Juli
Agust
Pengamatan Sept . Okt
Pakan Kontrol Pakan Kontrot Pakan Kontrot
369 376 53+5 56+6 -
374 374 120+5 47+6 500 400
378 379 149+11 61+5 500 351
Pakan Kontrol Pakan Kontrot Pakan Kontrot
419 360 49+6 69+4
421 369 85+7 70+6 600
431 376 108+7 86+6 400 295
Perlakuan
Nop
Des .
381 383 165+6 103+7 190
380 384 107+7 93+6 344 222
383 387 92+12 35+4 280 110
431 378 91+6 72+5 390 212
434 383 130+7 105+7 411 286
436 385 136+7 112+8 360 305
Perubahan berat badan induk yang mendapat pakan tambahan dan tanpa pakan tambahan yang diamati selama 6 bulan tidak berbeda nyata pada ternak milik kedua petani, semua induk masih mengalami kenaikan berat badan . Namun pertumbuhan anak dari induk yang mendapat pakan tambahan menunjukkan perbedaan yang nyata dibanding dengan tanpa pakan tambahan . Pertumbuhan anak dari induk yang mendapat pakan tambahan jauh lebih
Prosiding Peternakan 2006
1 41
tinggi dibanding pertumbuhan anak yang berasal dari induk yang tidak mendapat pakan tambahan yaitu dengan setisih sebesar 151gr/ekor/hari pada ketompok ternak petani koperator pertama (406 gr/ekor/hr vs 255 gr/ekor/hr) dan 107 gr/ekor/hari pada kelompok ternak petani koperator kedua (428 gr/ekor/hr vs 371 gr /ekor/hr) . Peningkatan berat badan induk tidak terlihat berbeda nyata mungkin dipengaruhi oleh beberapa hat, antara lain : (i) bentuk dan jumlah pakan basal retatif sama, dimana ternak mengandalkan jenis rumput/pakan yang terdapat di lapangan, (ii) kelompok induk kontrol kadangkala diberi tambahan dedak oteh petani sebagaimana kebiasaannya sebetum pengkajian ini, walaupun pemberian dedak tersebut tidak rutin dan jumlahnya tanpa memperhitungkan kebutuhan ternak . Produksi Susu Di lokasi ini, pemerahan susu kerbau untuk pembuatan dadih dilakukan oteh peternak kira-kira seminggu setetah anak lahir, jadi anak sudah mendapat cukup susu "cholostrum" yang banyak mengandung antibody dan sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak pada tahap awal setelah kelahirannya . Induk kerbau yang dipakai dalam pengkajian ini metahirkan anak dalam waktu yang tidak jauh berbeda . Induk kerbau petani pertama melahirkan datam bulan April dan Mei 2005, sedangkan induk kerbau petani kedua melahirkan dalam bulan Mei dan Juni 2005 . Petani koperator di tokasi pengkajian ini mulai memerah susu induk kerbau waktu anak berumur 1 - 2 minggu, dimutai dengan memerah puting susu kiri saja . Kemudian setetah anak berumur 2 - 4 bulan diperah dua puting susu betakang (diperkirakan masih tersisa sekitar 250 ml susu lagi) . Akhirnya setelah anak berumur 4 butan, ke empat punting susu induknya diperah . Kadang-kadang peternak koperator hanya memerah dua puting susu, yang dua lainnya dibiarkan untuk anak . Pemerahan susu dilakukan pagi hari dimana setiap matam hari, anak kerbau ditempatkan dalam kandang yang terpisah agar tidak meyusu dengan induk pada malam hari . Waktu pagi hari anak diketuarkan satu per satu untuk bergabung dengan induknya masing-masing . Anak kerbau dibiarkan menyusu sebentar untuk memancing pengaliran air susu, kemudian anak dipisahkan dan peternak memerah dua puting susu yang telah ditentukan sampai air susunya berhenti mengalir . Induk latu dilepaskan dan anak kerbau menyusu sepuasnya selama mengikuti induknya di lapangan penggembalaan . Berdasarkan pengalaman peternak, pemerahan susu merangsang anak untuk makan rumput lebih cepat dan kotoran anak tidak tertatu basah . Jika tidak diperah maka anak kerbau biasanya menceret karena kebanyakan susu, kasus ini kadangkala dapat menyebabkan kematian anak . Produksi susu yang diperoleh peternak kemudian diukur dengan alat (gelas aqua) yang sudah diketahui takarannya (240 ml) . Jumlah susu yang diperah pagi hari diperkirakan setengah dari jumlah susu yang diproduksi selama satu malam, karena yang setengahnya yang berasal dari dua puting susu lainnya untuk diisap anaknya . Apabila susu yang dihasilkan satu malam dianggap separoh dari total produksi susu harian, maka jumlah susu yang diperah hanya seperempat bagian dari total produksi harian . Jumlah produksi susu induk yang diperoleh dari hasil perahan juga disajikan dalam Tabet 4 . Pengamatan terhadap produksi susu hasil perahan pada kedua petani dimulai pada pertengahan butan Juti, yaitu setetah satu dan dua bulan diperah pada petani pertama dan setelah dua dan tiga bulan diperah pada petani kedua . Hasit perahan susu yang diperoleh petani pertama dari induk yang mendapat pakan tambahan selama 6 bulan pengamatan dari bulan Juti - Desember 2005 adalah 387 liter dengan rataan 127,3 titer/ekor, sedangkan bagi induk yang tidak mendapat pakan tambahan sebesar 342 liter dengan rataan 113,6 liter/ekor . Hasil perahan susu yang diperoleh petani kedua dalam periode yang sama adalah sebanyak 599 liter dengan rataan 199,6 titer /ekor dari induk yang mendapat pakan tambahan dan 514
1 42
Wirdahayati R. B ., Arizal P. Batuah, dan A . Bamualim
liter dengan rataan 170 titer/ekor / . Lebih rendahnya hasil susu pada petani pertama diduga karena beberapa masatah teknis, antara lain : kemacetan pelaksanaan pemberian pakan dan memerah susu beberapa hari dalam bulan Agustus, September dan Oktober . Hat serupa terjadi juga pada petani kedua yaitu dalam bulan Oktober . Dengan demikian rataan hasil perahan petani pertama adalah 7,2 vs 5,7 titer /ekor/minggu dari induk yang mendapat pakan dan induk kontrol . Sedangkan dari petani kedua diperoleh rataan hasil sebanyak 7 vs 6 liter /ekor/minggu dari induk yang diberi suptemen dan dari induk kontrol . Hasit analisa kandungan nutrisi menunjukkan bahwa dadih yang berasat dari air susu induk yang mendapat pakan tambahan mengandung persentase protein yang lebih tinggi (6,4 vs 5,6 %) serta kandungan bahan kering yang lebih tinggi (24,4 vs 23,3 %) sehingga mempercepat pembekuan dadih . Warna susu terlihat lebih kuning yang menunjukkan kandungan karotin yang lebih tinggi pula . Dari Tabel 4 diperoleh gambaran bahwa secara umum, pemberian pakan tambahan meningkatkan produksi susu induk dan pertumbuhan anak secara nyata . Datam pengkajian ini induk kerbau masih memberikan hasil susu yang memadai sampai bulan Desember yaitu setelah diperah 6 -7 bulan . Pemerahan susu dapat diprediksi masih akan berlangsung sampai 2 - 3 bulan berikutnya . Penjualan Hasil Ternak Anak jantan umumnya dijual pada umur 18 bulan dengan harga yang mencapai Rp . 5000 .000 . Sedang anak betina biasanya dipelihara sebagai pengganti induk untuk sapi bibit . Penjualan dadih biasanya langsung ke tangan konsumen, malahan pembeti kadangkata datang langsung ke rumah petani . Produk dadih tidak pernah menumpuk di rumah petani tetapi selalu habis terjual dan pada hari-hari tertentu, terutama menjelang hari raya permintaan meningkat . Penjualan hasil susu dalam bentuk dadih dilakukan petani di pasar lokal (Pasar Kecamatan) pada setiap hari pasar . Namun lebih sering pembeli yang memesan atau datang langsung ke rumah petani, sampai saat ini pemasaran produk dadih tidak menemui masatah dan selalu habis terjual . Analisa Ekonomi Usaha Dadih Hasil penjualan dadih merupakan andalan petani dalam memenuhi kebutuhan harian, malahan merupakan andalan untuk pembiayaan sekotah anak-anak mereka, dari SD, SMP dan Perguruan Tinggi . Analisa ekonomi dadih yang dihasilkan induk yang mendapat pakan tambahan ternyata memberikan keuntungan yang tebih tinggi dibanding hasil dadih pola pemberian pakan petani dengan R/C ratio 5,5 vs 4,4 pada petani pertama dan 5 vs 4,57 pada petani kedua . Rincian analisa ekonomi usaha dadih disajikan dalam Tabet 5 .
Prosiding Peternakan 2006
1 43
label 5 . Analisis ekonomi usaha dadih peternakan kerbau di Pematang Panjang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung Tahun 2005 (minggulekor) . Pertakuan Harga satuan Totalbiaya /harga (Rp) No . Komponen R1 RO (Rp) R1 RO A Pengeluaran 1 . Dedak (kg) 14 21 500 7000 10500 2 . Bungkilkelapa (kg) 7 1,4 1000 7000 1400 3 . Ultra mineral (kg) 0,35 3500 1225 Total Input 14000 13125 B Penerimaan Hasil dadih petani I (titer) 7,7 5,7 10000 77000 57000 Hasil dadih petani II (titer) 7 6 10000 70000 60000 C R/C ratio Petanil 5,5 4,34 PetanilI 5 4,57
Dari hasil analisis pada Tabel 5 terlihat bahwa usaha dadih sangat menguntungkan petani yang tercermin dari R/C rasio yang tinggi . Dengan pola yang telah dilakukan petani pun sudah menguntungkan . Pola yang diintroduksikan melalui pengkajian dengan sedikit tambahan input memberikan keuntungan yang lebih tinggi . Dapat dipastikan usaha dadih sangat menunjang usahaternak kerbau, terutama dalam memenuhi kebutuhan harian petani, tanpa menunggu hasil jangka panjang yaitu berupa anak kerbau yang biasanya sampai dua atau tiga tahun baru dapat diuangkan . KESIMPULAN
• • • • • •
•
•
•
•
1 44
Kepemitikan ternak berkisar antara 2-3 induk/KK walaupun ada yang memitiki tebih banyak . Peternak umumnya sudah berpengalaman, banyak yang melanjutkan usaha orang tua Perkawinan ternak secara alam, menyewa pejantan orang lain atau menggunakan kerbau pejantan sendiri . Pakan ternak umumnya mengandalkan rumput alam Petani koperator tetah biasa memberikan pakan tambahan berupa dedak dan bungkil, namun belum memperhitungkan kebutuhan harian ternak . Di lokasi pengkajian pemerahan susu dilakukan 1-2 minggu setelah beranak . Hasil perahan susu induk masih optimal setelah diperah selama 7 - 8 bulan, dengan hasit 1- 1,5 titer /ekor/hari . Rataan hasil perahan susu dari induk yang mendapat pakan tambahan lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dari induk yang tidak mendapat pakan tambahan yaitu 7,2 vs 5,7 titer/ekor/minggu pada petani I dan 7 vs 6 liter/ekor/hari pada petani II . Analisis ekonomi usaha dadih mempunyai R/C ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa usaha dadih sangat menunjang usaha ternak kerbau, terutama dalam memenuhi kebutuhan harian petani, tanpa menunggu hash jangka panjang yaitu berupa anak kerbau yang biasanya sampai dua atau tiga tahun baru dapat diuangkan . Kandungan bahan kering susu dari induk yang mendapat pakan tambahan lebih tinggi, sehingga lebih padat dan mengakibatkan proses pembekuan dadih lebih cepat, dan cepat pula dapat dipasarkan . Pertumbuhan anak kerbau dari induk yang mendapat pakan tambahan jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan anak yang berasal dari induk yang tidak mendapat pakan tambahan yaitu dengan selisih pertumbuhan sebesar 151gr/ekor/hari pada kelompok ternak petani koperator pertama (406 gr/ekor/hr vs 255 gr/ekor/hr) dan 107 gr/ekor/hari pada kelompok ternak petani koperator kedua (428 gr/ekor/hr vs 371 gr /ekor/hr) .
Wirdahayati R.B ., Arizal P . Batuah, dan A . Bamualim
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1983 . Inventarisasi don Identifikasi Sumber Bibit Kerbau . Direktorat Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada . Anonimous, 2000 dan 2002 . Laporan Tahunan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat . Chutikul, K . 1975 . Ruminant (buffalo) nutrition . In Asiatic Water Buffalo (Ed . M .R . de Guzman and A .V . Alto), ch,2,p .23 . Taiwan : Food and Fertilizer Technology Center . Davide, C . L . 1977 . Laboratory Guide in Dairy Chemistry Practicals . FAO Region dairy Development and Training Center for Asia and Pacific , at Los Banos . Devendra, C . 1980 . The potential value of grasses and crop by products for feeding buffaloes in Asia . In Buffalo Production for Small Farmers (ed . W .H . Tetangco), p . 141 . Taiwan : Food and Fertilizer Technology Center . Book Series No . 15 . Ibrahim, L . 2002 . Kajian Dadih Susu Kerbau Lumpur di Sumatera Barat . Desertasi Pasca Sarjana Strata III . Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada . Jogyakarta . Mahadevan, P . 1978 . Water buffalo research-possible future trends . World Anim . Rev . 25, 27. Wirdahayati, R.B . S .Y . Pramudyati, dan A . Bamualim 2003 . Usahaternak Kerbau Pampangan dan Upaya Peningkatan Produktivitasnya di Sumatera Selatan . Prosiding SeminarLokakarya Nasional Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dalam Era Otonomi Daerah dan Gtobalisasi . Vol . I :IA . 1-11 Zutbardi, M . 2002 . Upaya Peningkatan Produksi Susu Kerbau bagi Ketersedioan dan Mempertahankan Protein Dadih . Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor . Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbang Peternakan Bogor ; Hat 186-189 .
Prosiding Peternakan 2006
1 45