KERANGKA PEMIKIRAN Determinasi perhatian
keprihatinan Malthus telah
mengalihkan
dunia dari optimisme Kaum Sosialis ke
peledakan
penduduk
Setidak-tidaknya memporoleh
dunia
dalam
yang
kekuatan
menegakkan
berlangsung.
terus
abad ini Aliran
masalah
Neo
Malthusian
kembali
eksistensi
hipothesj s Malthus. Peledakan kini
bukan
nnsional
lagi
dan
dampaknsa
penduduk menjadi
kelompok
gang
di negara-negara dunia ke
meluas
masalah
negara maka
Rockefeller
peledakan tiga
111
tanggung
tersebut
peledakan
menjadi masalah dan tanggung jawab
D.
dan
tiga jewab
tetapi
karena
penduduk
sudah
internasional.
John
(1981) menjelaskan
luaanya
dampak
penduduk terhadap kehidupan umat manueia dalam
matra yaitu peledakan penduduk menimbulkan jumlah
ketidak
seimbangan
pangan,
masalah keseimbangan tingkat perturnbuhan sunber-
sumher
kultural
dan
penduduk
dan
masalah
aumber-sumber
ketersediaan
Mat ra
material.
permasalahan ke tiga adalah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mental,
emosional dan spiritual serta
idnrga
masyarakat.
YnnR
disebut
aspiraai-aspirasi
Matra ini diungkapkan senada
oleh
Querido
sebagai
dampak
dengan
kelebihan
penduduk psikologis (Daldjoeni N.,1977). Reberapa
alasan
dalam
penansanan
pola
perimbangan
keterlibatan
negara-negara
masalah ini antara lain untuk penggunaan
dsn
aliran
maju
menjaga
enersi
dan
material secara timbal balik antars sub-sub sistem dunia. Negara-negara maju berkepentingan memeliha~a kelestarian sumber-aumber dari
daga
alam di negara-negara dunia ke
rieteriorasi-deteriorasi
pe 1.erlakan
menjamin
penduduk
Faktor
ini
sebagai
sangat
akibat
vital
dalam
kelangsungan hidup industri negara-negara maju.
Kenadaran
alcan batas-batas pertumbuhan
alasan
nntu
.
lingkungan
tiga
masalah
merupakan
kuat mereka turut berperanserta
ini
selain
alasan
politik
salah
memecahkan
keamanan
dan
seh~gainya. Perang
terhadap
"Perang
Dunia
ke
Tiga"
yaitu
peledakarl penduduk secara gencar telah dilakukan terutama dalam
abad
ini
pengetahuan. tendensi
Revolusi
perkembangan
pengetahuan tanpa
melalui
untuk
revolusi
teknologi
ini sekaligus kecanggihan
mampu
teknologi
memperoleh kaitan
ke
dan
ilmu
meramalkan dan
depan;
ilmu
tetapi
atrategi pemecahan masalah peledakan penduduk yang
tepat maka revolusi akan berjalan tanpa makna. Sejalan pangan
dengan
gandakan
produksi
dunia dengan care menerapkan teknologi
mutakhir,
berbngai
usaha
negara berusaha keras mengendalikan pertumbuhan
penduduknya.
Pengendalian pertumbuhan penduduk
altern~tif pemecahan tidnk
melipat
dapat
sebagai
masalah menurut Syahruddin
dilakukan
melalui
kebijaksanaan
(1983)
angka
kematian dan migrasi penduduk aelainkan melalui perubahan t i n ~ k a tkelahiran. pemecahan
masalah
Dengan demikian fokus perhatian usaha peledakan
penduduk
terletak
pada
perilaku fertilitas masyarakat. Telaah fertilitas sebagai perilaku masyarakat selain dapmt. dilakukan ditelaah
dapat
Bersumber
menurut pandangan demografi murni dari
pada
sudut
konsepsi
pandang
demografi
0.D.Duncan
fungsi-fungsi dari
(1)
1.ingkungan;
Organisasi sosial;
dan (4)
T.R.Ford
maka
nistem ( 1 )
(3)
dan
G.F.de Jong
sosial. tentang
(1959)
h~~bunganantarm
(1981)
juga
(2)
Populasi;
Teknologi;
merumuskan
ancangan analisis gejala-gejala demografis
dua
yaitu
"Social Aggregate System" (2) "Social Action System". sistem ancangan analisis ini dapat digunakan untuk
Kedua
nienjelaskan
hubungan timbal balik
antara
faktor-faktor
sosial budaya dengan gejala-gejala demografis (Gambar 2). Jika
demografi
menggunakan
aebagai , petunjuk-petunjuk
pari tas
ntenjelaskan demografi
fak tor
murni
perilaku
fertilitas
fekunditas biologis
suatu
populasi
sosial mencari alasan dan sebab-sebabnya
sosial
budaya.
Perilaku
fertilitas
dan
untuk maka pada dalam
penelitjan ini dianalisis dengan menggunakan individu dan kelompok serta komuniti sebagai unit analisis.
Proporsi-
proporsi
unti-unit
dasar yang digunakan dalam penetapan
analisis tersebut adalah sebagai berikut : 1
Landasan Cycle
logika
Model"
fertilitas
"Life Long Education "
menurunkan proposisi individu
dan
den
bahwa
masyarakat
"Life
perilaku terbentuk
sepanjang hidupnya melalui proses pendidikan.
(2)
Perilaku
fertilitas
menurut
pola
'
orientasinya. pribadi
suami
atau
perilaku Perilaku
ditransformasi
isteri
berpola
fertilitaa
ini dari
sebagai
keluarga daya
sumber
keluarga
orientasi
melalui proses sosialiaasi dalam keluarga. (3)
Perilaku fertilitas suami isteri terbetuk pula dalam keluarga prokreaai.
Asosiasi dua nilai sumber daya
p r i b ~ d i (sunmj-isteri) yang berbeda melalui
proses
pembentukan
unsur-
unqur
keluarga mensyaratkan pelepasan
nilai yang aaling bertentangan dan
membentuk
i~jlai-nilai baru dalam konteks perilaku fertilitas. ( 4 )
Perilmku
fertilitas suami-isteri
nilai-nilai
sosial
Kelompok-kelompok
sosial
penyebar
komunikasi
melalui
dipengaruhi
mekanisme
berfungai
oleh
tertentu.
sebagai
nilai dan proses
ini
media
dikenal
sebagai proses soaialisasi luar keluarga. Berdasarkan dalam
nnalisis
uraian perilaku
ini ditemui tiga fertilitas
faktor
yaitu
penaambilan keputusan individu atau kelompok; komunik~si yaitu pelaku
proses
mengungkapkan pengambilan
pertukaran
pengambilan jaringan
keputusan
dan
struktur
Proses
(2) Proses
antara
keputusan.
pembentukan
perilaku fertilitas keluarga. ancangan
informasi
(1)
pokok
pelaku-
Proses
komunikasi
dan
ini
dalam
perubahan
pola
Proses ini bersueber pada
konvergensi dalae teori model-model komunikasi;
dan ( 3 ) Peranan kelompok dan komuniti dalam kedua terdahulu.
proses
Ketiga
faktor
ini menjadi perhatian utama
teori sebagai berikut . (1)
dari
teori-
:
Hukum Gravitasi Sosial atau Mobilitaa Gejala dasar ketertarikan, dan
hubungan atau
gerak sosial antara makhuk-makhluk
penolakan
soaial dalan
nuatu jarak fisik dan kondisi ketersediaan kemudahan komunikasi
tertentu
masing-masing
dipengaruhi
pemeranserta
oleh
dalam
perilaku
menanggapi
dan
memahami permasalahan, kebutuhan dan upaya pemecahan mtxsalah. Moreno
(1934), Stouffer (1940) dan Steward
(1941) merumuskan gerak-gerak populaai menurut Hukum Gravitasi Sosial dengan formula-formula yang relatif sama
.
J.L.Moreno berikut
(1934)
:
merumuskan
formulanya
-6ebagai
I
"People ( P I ) and People (P2) move towards each other-between a locality X and a locality Y-in direct proportion to the amount of attraction given (al) or (aZ), in inverse proportion to received the amount o f repulsion given (rl) o r received (rZ), the physical distance ( d ) between the two localities being constant, the facilities of communication between X and Y being equal". 1mpl ikas i terjadinya mensyarstkan pertukaran. pengertian
Hukum
proses
Gravi tas i komunikasi
Sos ial
dan
proses
adalah ini
pengambilan keputusan pada setiap faee informasi
menuju
"kesepakatan
beraama" sebagai suatu "joint
dan
decision"
d i antara pemeransertanya. (2)
Mukum Sosiogenetika Pengelompokan manuaia yang terjadi menurut sosio-sekaual
berada
dalarn
suatu
struktur
kontinum
yang
bergerak dari bentuk tersederhana ke bentuk kelompok paling
rumit.
Struktur sosio-sekaual
pengelompokannya dengan
berbeda
kultur
Sosiogenetika perbeda.an
yang
dan
antara kultur
lainnya.
bentuk
yang
Imp1 ikasi
aatu Hukum
dalam proses komunikasi adalah adanya
struktur komunikasi yang
bersumber
pada \
perbedaan bentuk dan sifat ke1,ompok-kelompok sokial. (3)
Nukum Sosiodinamika Hukum i n i menjelaskan kementakan memilih pada setiap anggota
suatu
hubungan ke 1ompok (4)
kelompok yang
mempengaruhi
tingkat
antara individu dan antara kelompok dengan
.
Hukum Sosial Atom Hipotesia
dalam Hukum Sosial Atom yang
pentingnya
ancangan
kelompok dan
menjelaskan
hubungan
antara
snggota kelompok 'dengan kelompok itu aendiri. Sebagai pengetahuan, ekonomi, ker.ja
keterampilan
dan
memiliki kemampuan
keterbatasan dalam
bidang
politik dan budaya, setiap individu membutuhkan
sema
Pengelompokan karena
makhluk sosial yang
dengan individu lain dalam ikatan sosial
dan
atratifikasi
setiap individu memiliki atribut
kelompok.
aosial aebagai
terjadi faktor
status seperti umur, kemampuan. status
pendidikan,
hetrampilan,
lainnya
jenis kelamin,
pendapatan,
(Malewski.
dan
1966).
agama,
faktor-faktor Sherif
( 1962)
menyatakan bahwa kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari
sejumlah
individu
yang
berhubungan
dan
saling
tergantung sesuai dengan status dan peranannya. Mead
( 1 9 3 4 ) menyatakan bahwa dasar suatu
organiaasi
sosial adalah komunikaai yang nencakup peranserta timbalbalik
pelakunya.
organisasi
yang
dikemukakan Mead adalah identifikasi diri d a n orang
lain
dalam
Beberapa
organisasi,
empati
adanya
terhadap orang lain,
prinsip
dan
proyekai
peningkatan kesadaran diri
diri
melalui
orang lain dan pentingnya komunikaai dalam organisasi. Prinsip komunikasi yang dikemukakan Mead (1934) pada dmsarnya
serupa
dengan pendapat
( 1 9 7 3 ) dan Kincaid
Terjadinya
Berlo
(1960,
(1979).
perubahan
perilaku fertilitas
terindikasi melalui perubahan pola pengambilan dan
praktek
fertilitas
faktor Beberapa dikenal
keluarga terjadi
Pembentukan
dan
berencana.
sebagai
akibat
proses
dan
juga
dari
faktor
teori pembentukan dan perubahan yaitu ( 1 ) Teori Paikoanalitik dark (1968),
atau "Role Theory";
dan Horney
keluarga keputuaan
Perubahan
perubahan perilaku dapat
individu
dan Lindzey
Schramm
perilaku
kornunikasi. dirnulai
dari
lingkungan. perileku
yang
Freud,
Hall
(1937); ( 2 ) Teori Peranan
( 3 ) Teori-teori Stimulus-respons dan
Social Learning, Homans (1970). Shaw dan Constaneo
(1970)
dan Jenkins (1974); (4) Teori Gestalt dan Teori Kognitif; dan 1 5 ) Teori Lapangan. Kurt Lewin (1946).
-
Perubahan
perilaku
lingkungan (Lewin:1946), yaitu
perubahan
(Reitz:1977).
antara
lain
melalui
dapat terjadi melalui dua
lingkungan fisik dan lingkungan Lingkungan
sosial
sosial.
Baik pada
lingkungan
terdapat
unsur-unaur
sosial
kekuatan
cara
sosial
mengandung
kelompok-kelompok
unsur-unsur
unsur
artian
individu
maupun
perubahan
resistenai terhadap perubahan.
Perimbangan
antara dua jenis unsur dan antara individu
lingkungan
dipandapg
aebagai
dan
dan
penentu
utama
perubahan
pemikiran
ini,
peneliti
peri laku. Berdaaarkan menetapkan nn~lisis
kerangka
individu perilaku
dan
kelompok
fertilitas
sebagai
dalam
unit-unit
penelitian
Jenis-jenis kelompok yang dijadikan unit analisis "kelompok
primer"
terutama
keluarga
dan
ini. adalah
"kelompok
sekunder" seperti kelompok tani dan aebagainya. Selain penulis
juga
kelompok
primer
dgn
menggunakan kelompok formal
informal
aeperti tetangga,
(Clique)
sebagai unit analisis.
(Aggregate), analisis interaksi
kelompok
tidak
karena
dapat
dan
kelompok sahabat
sebagai
yaitu
tidak
dan komunikasi diantara anggotanya.
kelompok
atau
Kategori dan
digunakan
karakteristiknya
sekunder,
klik
kumpulan satuan ditemui Kelompok
kecil dan kelompok besar (Hare.19621 daGat pula digunakan
sebagai satuan analisis dalam penelitian ini. Perilaku'fertilitas adalah suatu konsep yang
sangat
luas dan rumit karena mencakup seluruh siklus dan demensi kehidupan
rnanusia.
Konaep tersebut tidak dapat
diberi
makna,
terbatas
pada satu fase s a j a dari seluruh siklus
hidup
manusia,
misalnya hanya sepanjang usia
seormng wanita. populasi pang unsur
Perilaku fertilitad seaeorang atau auatu
senantiasa berpola
selalu
pribadi.
pribadi Faktor
demografi,
mengikuti rithme
dipengaruhi oleh
ciri
produksi
maupun
berbagai sebagai
kehidupan
faktor
faktor
sebagai
luar
luar ciri dikelompokan menjadi
faktor
soaial,
faktor ekononi,
ciri faktor
dan
faktor
lingkungan. Walaupun yang
sangat
berupaya
luas dan rumit tetapi para
menganalisis
watra-matra bersifat mampu
perilaku fertilitas mengandung
yang
Untuk
fertilitas
tertentu.
Model
yang
sebagai
Model-model
dikemukakan oleh Jones (1977), lain
dalam yang
model
yans
perilaku
tersebut
suatu antara
Freedman ( 1 9 7 5 ) d a n model
pada dasarnya merupakan model
Freedman;
demografi
tujuan-tujuan
telah dirancang beberapa
menjelaskan
populasi
ahli
kecendrungan-kecendrungan
terbatas.
praktis,
pengertian
adaptasi
dari
seperti Model W F S (1977) dan Model
Sri
Haryati Hatmaji & &.(1982). Kingsley sebelas fertilitas
Davis
faktor .
d a n Judith Blake
antara
rang
telah
menetapkan
berpengaruh
dan dikeloapokkan dalam tiga kelompok
terhadap faktor
sebagai berikut 1.
:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan kelamin. l.a. Faktor-faktor yang mengatur dan meniadakan hubungan kelamin dalam masa reproduksi 1. Umur memulai hubungan kelamin 2. SeIibat permanen 3. Lamanya periode reproduksi sesudah atau di antara masa hubungan kelamin l.b. Faktor-faktor yang mengatur kemungkinan hubungan kelamin didalam perkawinan. 4. Abstinensi sukarela 5. Berpantang karena terpaksa 6. Frekwensi hubungan kelamin 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi 7. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tidak disenga ja 8. Menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi 9. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat. 10. Mortalitas janin disebabkan oleh faktor-faktor tidak disengaja 11. Mortalitas janin disebabkan oleh faktor-faktor yang disengaja
.
Davis
dan
Blake
juga
menggeneralisasi
aifat
fert'ilitaa dan faktor pengaruh baik yang dominan, moderat maupun
tidak dominan dalam masyarakat sedang
d ~ n niasyarakat masyarakat
sedang
industri
.
berkembang
Dikatakannya oenderung
berkembang
bahwa terdapat
dalam reit
fertilitas tinggi dengan nilai tinggi untuk faktor-faktor Butir 1 ,
2,
8,
9;
sedangkan nilai tinge1 atau
untuk faktor-f.aktor Butir 3 d a n 11. 5,
6
Faktor-faktor Butir
dan 7 be'rnilai soderat baik untuk masyarakat
maupun aedang berkembang.
rendah
maju
Jika Blake dan Davis memperinci faktor-faktor antara dalam
sebelas
jenis faktor maka John
menyederhanakan
Bongaarts
(1978)
pandangan Blake dan Davis dalam
delapan
jenis faktor antara sebagai berikut : I. Exposure factors 1. Proportion married XI. Deliberate marital fertility control factors 2. Contraception 3. Induced abortion 1 1 1 . Natural marital fertility factors 4. Lactational infecundability 5. Frequency of intercource 6. Sterility 7. Spontaneus intrauterine mortality 8. Duration of fertility period dan
Davis
Bongaarts
(1978)
nlengelornpokkan kategori sang
Blake
dalam
Hans
Daeng
(1974).
dan Budi Suradji (1978)
maupun
John SUPAS
peubah-peubah pengaruh tersebut dalam dua
sifat pengaruh yaitu ( 1 ) Indirect
terdiri dari peubah-peubah
Determinants
sosial,ekonomi,kultural
dan lingkungan; dan ( 2 ) Direct Determinants yaitu peubahpeubah antara yang terdiri dari peubah-peubah fertilitas. Jika
Model Freedman.Mode1 Jones dan
berusaha
menjelaskan
pengaruh
terhadap
pengambilan
Pengarnbilan fase
lainnya
hubungan berbagai unit dan fertilitas
keputuaan
P.E.Hollerbach
model
maka
fertilitas
(1981:279-293)
dalam
faktor
analisis
M.G.Shedlin
dan
mengemukakan
mode 1
Keputusan Fertilitas yang terdiri dari
( 1 ) Fase Prakonsepsi.
Fase Postnatal.
( 2 ) Fase Kehamilan;
tiga
dan ( 3 )
Dalam penelitian
ini dua model utama dijadikan dasar
kerangka pemikiran yaitu masing-masing Model Ford-De J0ng tentang
sistem
ancangan
analisis
dan
Model
Shedlin-
*
Hollerbach. Paradigma/kerangka pemikiran (Gambar 4 ) yang digagas berdasarkan
Model
Ford-De
Jong
dan
Model
Sedlin-
Hollerbach diperluas dengan analisis-analisis mencakup : (
1
Pengaruh
keputusan
sumber daya pribadi masing-masing
(suami dan isteri) dalam setiap
pembuat
tahap
proses
pengambilan keputusan fertilitas keluarga. (2)
Pengaruh
faktor-faktor luar keluarga seperti
nilai
sosial terhadap perilaku fertilitas keluarga. (3)
Analisis
jaringan
komuniti
sebagai
kelompok
sosial
dan
struktur
auatu sistem yang
komunikasi mencakup
dan keluarga sebagai
pusat
dalam
kelompokperhatian.
Analisis ini memiliki kementakan lintas sistem sosial dan akan
mampu menjelaskan jaringan d a n struktur
pertukaran
Keluarga
Berencana.
informasi Analisis
dan penyebaran informasi
ini mampu menjelaskan peranan setiap pelaku dan
kelompok penyebar informasi serta ksdudukan dan posisinya dalam sistem sosial, komunikasi kelompok "pengkait" informasi
yang
efektif
tersebut. atau dapat
sehingga dapat dikemukakan struktur dengan
melibatkan
tokoh
Tokoh-tokoh yang berfungai "linker" *
dalam
diidentifikasi
proses
fedudukan
sosialnya melalui cara "snow-balling".
dan
sebagai
pertukaran dan
posisi
Dalam analisis yang diperluas tersebut d i atas antara lain akan diamati pola perilaku fertilitas yang tercermin :
dari' pengambilan keputusan fertilitaa mencakup (1)
:
Penentuan tujuan dan fungsi keluarea. mencakup ( a ) Besar
: nilai anak,
keluarga dengan unsur-unsur
jumlah
anak,
preferenai
jenis
kelamin
anak,
perbandingan jumlah anak menurut jenis kelamin. ( b ) Fungsi
reproduksi
mencakup
waktu
terjadinya
konsepsi, konsekuensi konsepsi d a n kegagalannya, terjadinya kehamilan dan konsekuensinya,
aborsi
dan kelahiran. ( c ) Fungsi postnatal
mencakup mengaauh d a n
merawat
anak, mensosialisasi'anak. (2)
Menggunakan cara kontrasepsi, mencakup aspek-aspek ( a ) Pengetahuan
-
menurut
dan sikap terhadap c a r a kontrasepsi
nama,
keunggulan
:
bentuk,
sifat
dan
tujuan.
d a n kelemahan setiap jenis
mencakup
akibat sampingannya. ( b ) Praktek menggunakan cara kontrasepsi.
( c ) Pola
pengambilan
penggagas
dan
keputusan pembuat
menggunakan kontrasepsi, cara
terpilih,
siapa
mencakup keputusan
siapa yang penentu
siapa dalam
menentukan aborsi
dan
sebagainya. Berdasarkan penulis
uraian
merumuskan
dan
masukan
sebelumnya
kerangka pemikiran dasar
make
penelitian
ini
sebagai
ditinjau pada
:
berikut
Analisis
perilaku
fertilitas
dari sudut pandang makro yang menitik
pengaruh
beratkan
KB
struktur dan jaringan komunikasi
dan
nilai, norma sosial budaya yang berpotensi sebagai pemacu atau sebagai kendala pembentukan perilaku fertilitas yang berarahan pada noraa keluarga kecil.
Dalam sudut pandang
makro berlaku asumsi bahwa perilaku fertilitas maayarakat terbentuk karena pengaruh sosialisasi luar keluarga. Pada
sudut
pandang
fertilitas
dititik
keputusan
Pasangan
keluarga.
Faktor-faktor
mekanisme
ciri
beratkan pada mekanisme Usia
pengambilan
urlsur-unsur
analisis
mikro,
(PUS)
yang
berpengaruh
oiri pribadi suami dan
keluarga
dan
unsur-unsur
Pengaruh
unsur-unsur
fertilitas
dapat
tersebut
terbagi
perilaku
siklus
fertilitas
Perlaku
fertilitas
diawali
dengan
ciri
analisis.
maayarakat. per i laku lanesung
(Gambar 4). pada
tingkat
Pembagian
mempengaruhi
mikro
tersebut
tahapan
utama
tahap hamil d a n tahap poatnatal. (Gambar
pengetahuan dan sikap terhadap proses
adalah
unsur-unsur
terhadap
pada tahap prakonsepai
konsepsi/pembuahan. konsepsi
terhadap
keluarga
reproduksi dengan tiga
yaitu tahap prakonsepsi,
kementakan,
tingkat
bersifat langsung atau tidak
atas tige model
mengikuti
pada
isteri,
dari
melalui pola komunikasi suami-isteri Analisis
pengambiian
Subur
keputusan dalam
perilaku
dan Pengetahuan
ak ibat dan
sikap
5),
potenai,
terjadinya terhadap
praktek keluarga berencana
dalam
dua kemungkinan utama. aikap
terhadap
Pertama, kualitas pengetahuan d a n menunjang
konsepsi
keluarga berencana atau kedua,
kualitas
praktek
kualitaa pengetahuan
dan
*
sikap
terhadap
kualitas
konaepsi
berpengaruh
pengetahuan
dan
sikap
'
nilai
terhadap
konsepsi
jumlah kematian
dipengaruhi oleh tingkat paritaa, pendidikan,
terhadap
Besaran dan sifat
praktek keluarga berencana.
pengaruh
tingkat
negatif
sejumlah
anak laki-laki dan
faktor-faktor anteseden lainnya yang diasumsi. terhadap
kehamilan
konsekuensinya
dan
pengetahuan
terhadap
kehamilan
nilai
sikag
aborsi
dan
aborsi langaung
atau berpengaruh tidak dan
Pasangan
postnatal.
terhadap
Keaadaran
berpengaruh langsung pada praktek
dan kegiatan postnatal; melalui
sikap
anak,
dan
kegiatan
Usia Subur yang memiliki kesadaran
suatu kehamilan
akan
poaitif
beraikap
terhadap kehamilan.
Sikap positif terhadap kehamilan dan
pengetahuan
dan perawatan
terhadap
aborsi
pembentukan
model
tersebut
terdiri
dipengaruhi
dari
unsur
akhirnya
Faktor-faktor
eksoaen sebagai peubah anteseden. tersebut
menyumbang
sikap menolak aborsi dan
PUS menghindari tindakan aborsi. dalam
postnatal
oleh
endogen
faktor-faktor
Faktor-faktor eksogen
karakter
pribadi,
unaur
karakter keluarga dan unsur kaeakter masyasakat. Berdasarkan siklus =eproduksi maka hasil pengambilan hamil
keputusan
tahap
pertama,
analisis
memiliki d u a
pengambilan
konsekuensi
keputusan
yaitu
fertilitas
dilanjutkan k e tahap postnatal jika tidak terjadi pengambixan
pada
kembali
-
ke
keputusan
pengambilan
hamil.
Kedua,
keputusan
aborsi analisis
fertilitas
tahap
prakonsepsi jika terjadi aborsi. Dalam tahap
analisis
postnatal,
perilaku
pengambilan dua
fertilitas
pengetahuan nilai anak, dsn
sosialisasi
anak;
faktor
keputusan utama
tersebut
tahap
yang
fertilitaa menentukan
adalah
faktor
fungai keluarga dan pemeliharaan dan
faktor
pemeliharaan dan sosialisasi anak.
sikap
terhadap
Kedua faktor tersebut
herpengaruh
langsung pada kualitaa praktek mengasuh
sosialisasi
anak atau berpengaruh tidak langsung melalui
pola komunikasi suami-isteri
(Gambar 7 ) .
dan
t l r l - t l r l oritad1
. .
.
Umur Krdn Pertma bur hat Jmd TlWat Pmdldlknn
I
krc*rrr trrbadap tckallbl
Peng@tahunatentang tindtian abwsl dan kegitttn stttlah mclahlrkan
U d - d d KPumga Tl@at Parltar JWrb In& nlti
r
Nlld An* LdIi-ldLl m don konr&uendqa dm '~bord
Strtua SodJ-Ikonod
Sftap terhadap kthult l r l - c i r l usyarakrt
. F
kt.Xonmd Xntomad
111 L n kmsekuenrl W4U ( p a l t l f l m g a t l f )
KB :
w n u ~ nttal t dan norm
Pa&rt.bum KB. a&P Q. SkaP trrhedrp llona Kdurma Kedl a t . K e t e r r r d ~Kc mudahan KB.
saial
. .
Slkcp terhadrp Ilndakm tborsi, krglatm setelah rwlchl rkcn
\O
ul tr&n 6. Ptnglmbilm keputusln hamil
Clrl-clrl ) r f ~ d (
Umur Karln Pertma
, .
hUr
Sut S u n d
lkt. Pvldidika
Url-drl K r l b q a
.
-.
nnbat P d k r J a g h llldtllrti
Clrl-clrl rr%yarakat
lkt.Konnud I n t o m e d KB. P a 8 r t a h u a ~KB. . S i k a p lUI. a k a p tbdp.Nomr K c
Pentlihnraan dm Sodallsad An&
611bar
7.
Ptngamblla Kcputusan Postnatal