KONSTRUKSI KAYU
PENDAHULUAN STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat a. Memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat b. Memahami jenis dan sifat bahan kayu serta hubungannya dengan fungsi, manufaktru dan perancangab sutau produk c. memahami perancangan suatu produk;
d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau kelompok dengan menggunakan bahan kayu; dan f. mengevaluasi proses perencanaan pembuatan produk dari bahan kayu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
Pengolahan Bahan Kayu
Asal Kayu Berasal dari hutan, berwujud gelondongan. Kemudian diolah di tempatnya atau di angkut ke pabrik.
Setelah di olah
Cara Penyimpanan dan Pengawetan Bahan Kayu
Gunanya untuk menghindari cacat-cacat kayu seperti melengkung, busuk, retak dan sebagainya, sebelum dijual atau digunakan oleh konsumen
Cara pengawetan kayu bisa dilakukan dengan cara terlebih dahulu kayu dicelupkan ke dalam cairan kimia dalam tungku yang besar dengan tekanan tinggi, sehingga jamur-jamur tidak akan hidup pada kayu yang sudah diawetkan
Kayu balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna sebelum dipergunakan. Selain dengan pengeringan udara bisa juga dengan proses pengeringan oven. Caranya kayu balok atau papan dimasukan ke dalam oven yang besar, lalu disusun memakai ganjal balok kecil tiap-tiap lapisan, lalu dipanaskan dengan tenaga listrik kemudian suhu ruangan diatur sampai mendapatkan pengeringan yang sempurna.
Cara penyimpanan kayu yaitu dengan cara disusun/ditumpuk dengan memberi ganjal balok kecil setiap lapisan, sekaligus untuk mempercepat proses pengeringan yang disebut kering udara
Kegunaan Bahan Kayu
Kayu merupakan bahan bangunan alam, artinya dapat diperoleh di alam bebas tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Untuk menentukan jenis kayu, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi ciri–ciri khusus pada kayu tersebut misalnya bau, warna, pori, berat, keras, lunak dan sebagainya
Pohon yang baru ditebang masih berupa gelondongan atau dolken, kemudian dengan cara digergaji menghasilkan batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar yang dinamakan balok, dan dapat pula dibentuk menjadi lembaran lembaran tipis yang disebut papan.
Seiring berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia, kayu dapat diolah tidak hanya sekadar untuk kebutuhan membangun rumah saja, tetapi juga kini berkembang untuk berbagai sektor keperluan antara lain: Dinding partisi dan plafon rumah, penyekat kedap suara ruangan, daun pintu dan jendela rumah, furniture, bekesting, dll . Jenis kayu olahan antara lain: Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif. Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat. Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa. Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur dengan bahan pengikat yang dipres. Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres.
Yang dimaksud dengan kekuatan kayu adalah daya tahan kayu terhadap berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal : daya tahan lentur, daya tahan tekan dan daya tahan tarik. Faktor eksternal meliputi daya tahan kayu terhadap cuaca, serangan rayap, waktu, dan lain sebagainya. Suatu jenis kayu mempunyai kekuatan yang berbeda dengan jenis kayu yang lain. Untuk mengetahui kekuatan kayu dilakukan pengujian kekuatan kayu yang meliputi pengujian kuat tarik, kuat lentur, dan kuat tekan, serta pengujian berat jenis kayu.
UJI LENTUR
UJI TEKAN
UJI TARIK
TABEL KEKUATAN KAYU Menurut DEN EN BERGER Tingkat
I
II
III
IV
V
a. Kuat lentur dalam Kg / cm2
1000
725
500
360
< 360
b. Kuat tekan dalam Kg / cm2
750
425
300
215
< 215
c. Berat Jenis dalam Kg / cm3
0,9
0,6
0,4
0,3
< 0,3
Jenis kayu yang termasuk pada tingkat I (satu) di antaranya: kayu jati, merbau, bengkirai, resak, biasa digunakan pada konstruksi yang berat. Pada tingkat II (dua) di antaranya: kayu rasamala, merawan, digunakan untuk konstruksi berat terlindungi. Tingkat III (tiga) diantaranya: kayu puspa, kamper, kemuning digunakan konstruksi berat terlindungi. Tingkat IV (empat) diantaranya: kayu meranti, suren, Mahoni, sungkai, pinus, lame digunakan untuk konstruksi ringan. Tingkat V (lima) diantaranya: kayu albasia untuk pekerjaan keperluan sementara.
Kerusakan kayu disebabkan oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah kekuatan kayu, sedangkan faktor eksternal adalah serangan hewan dan cuaca, serta kurun waktu yang lama. Rayap merupakan perusak kayu yang paling hebat, tubuhnya memang kecil, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan sebuah bangunan. Belum banyak yang mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya. Karena semakin lama rayap dibiarkan dilingkungan anda, maka semakin besar kemungkinan mereka mengakibatkan kerusakan yang lebih jauh lagi. Selain rayap, masih ada hewan yang merusak kayu tetapi tidak sedahsyat rayap, hewan itu adalah “ngengat” yaitu sejenis serangga yang sangat kecil membuat kayu menjadi keropos. Semut dan kumbang juga termasuk hewan perusak kayu.
Agar kayu yang kita pakai untuk suatu bangunan menjadi tahan lama, kita harus melakukan berbagai macam upaya agar kayu tersebut tidak mudah rusak. Di antaranya : Cara tradisional yaitu merendam kayu dalam air untuk waktu tertentu kemudian dikeringkan. Memberi zat kimia pada kayu agar tidak disukai oleh hewan perusak kayu misalnya solar atau oli mesin. Melapisi/menutup pori-pori kayu dengan cat sehingga tidak mudah menyerap air jika kena hujan. Mengatur konstruksi bangunan sedemikian rupa agar kayu tidak mudah dijangkau oleh rayap dan hewan perusak kayu lainnya.
PENGENALAN KAYU Di Indonesia terdapat ± 4.000 jenis pohon Dalam dunia perdagangan hanya dikenal ± 400 jenis, tercakup dalam 198 marga dan 68 suku Berdasarkan pertimbangan persamaan ciri dan sifat kayu, dikelompokkan kembali menjadi 186 (kelompok) jenis nama perdagangan
Nama Perdagangan Pada umumnya satu nama perdagangan mencakup lebih dari satu jenis botanis
• ± 60 jenis anggota marga Shorea
• Marga Burckella, Ganua, Palaqium, Payena & Planchonella dari suku Sapotaceae
Contoh-contoh Ketidaktahuan Pengenalan Kayu Kayu kamper (untuk konstruksi), sifat luarnya mirip sekali dengan kayu meranti padahal sifat kedua kayu berbeda
• Kamper
• Meranti
Istilah ‘Kayu Borneo’ sangat populer di dunia perdagangan kayu di Indonesia sampai muncul istilah ‘Kayu Borneo Jambi’
Harga Mulai Rp 189 juta, KPR 9,99% pa fixed 3 years Spesifikasi Pondasi : Batu kali / Tiang Pancang Mini pile (rumah bertingkat). Struktur : Beton bertulang. Dinding : Bata pres diplester dan difinish cat.
Rangka Atap : Kayu borneo super diresidu. Penutup Atap : Genteng beton datar & atap metal untuk atap datar. Plafon R. Utama : Gypsum 9 mm finish cat. R. Service : Beton exposed finish cat / GRC 4 mm finish cat. KM/WC : GRC 4 mm finish cat. Lantai R. Utama : Keramik ex. Local uk. 30 x 30 cm. R. Service : Keramik ex. Local uk. 20 x 20 cm. Teras Depan & Belakang : Keramik ex. Local uk. 20 x 20 cm. KM/WC : Keramik ex. Local uk. 20 x 20 cm. Dinding KM/WC KM/WC : Keramik ex. Local uk. 20 x 20 cm, setinggi 160 cm. KM/WC Service : Keramik ex. Local uk. 20 x 20 cm, setinggi 120 cm. Sanitair KM/WC : Monoblok ex. Local. KM/WC Service : Kloset Jongkok ex. Local. Kusen pintu & jendela Kusen luar depan : Almunium untuk pintu / jendela yang menghadap tampak depan.
Kusen luar belakang : Kayu kamper Samarinda finish cat. Kusen dalam : Kayu kamper Samarinda finish cat. Daun Jendela : Kaca Clear 5 mm. Daun pintu : Pintu utama Solid Core Door / Pintu lainnya Double Tripleks. KM/WC Service : Kusen dan daun pintu utama mandri PVC. Pengecatan Cat dinding R dalam / plafond : Cat tembok biasa. Cat dinding luar : Cat tembok tahan cuaca. Warna : Ditentukan kemudian (brosur tidak mengikat ) Instalasi air bersih : Pipa PVC, air disupplai dari WTP ( Water Treatment Plant ) Instalasi air kotor : Pipa PVC dengan septictank dan filter Instalasi Listrik : Daya listrik 1.300 VA, 2.200 VA untuk rumah type 128/180 Informasi lebih lanjut/ tinjau lokasi hubungi : Lulu : 0812 10 630 670 / 021 2382 7724
Masyarakat hanya mengenal beberapa jenis saja, seperti meranti, keruing, ramin, kapur, kempas, dsb Produsen kayu hanya menebang jenis-jenis yang dikenal saja Biaya penebangan meningkat dan harga kayu di pasaran menjadi mahal Jenis-jenis tersebut akan cepat terkuras, sementara jenis yang lain yang belum dikenal dibiarkan di tengah hutan
Metode Pengenalan Kayu Secara Praktis Dilakukan berdasarkan sifat anatomi Struktur anatomi kayu merupakan sifat yang objektif, yang secara konstan terdapat di dalam kayu Sifat makroskopis : • Struktural • Non struktural Sifat mikroskopis
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk penetapan sifat yang berguna Suatu sifat dikatakan mempunyai arti yang besar, apabila: • Konstan • Tidak mudah berubah dalam waktu yang lama Gunakan kombinasi dari beberapa sifat yang berguna
Bidang Orientasi Cross/Transversal section Radial section Tangensial section