[D I A] CERITA PENDEK TENTANG MEREKA www.ardiyanto.id
[D I A] CERITA PENDEK TENTANG MEREKA www.ardiyanto.id 2017
1
Chapter 0 - D I A “hai”, panggilku kepada seorang wanita yang kemudian berhenti dari langkahnya dan melihat kearahku. “Sorry, mengganggu waktunya”. Sesaat mendengar perkataanku, dia hanya terdiam, raut muka seperti terkejut tapi tidak lama, dia langsung berkata “ada apa ya?” Sekarang ini, aku sebenarnya sedang mencoba berkenalan dengan wanita yang aku suka. Seorang wanita yang sesuai dengan keinginanku. Dia itu sebenarnya memiliki wajah jutek, rambutnya yang lurus sebahu membuat dia terlihat muda, mungkin berbeda baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
2
sepuluh tahun usianya dengan aku. Dia tidak terlalu tinggi, tapi kakinya yang ramping dan badan yang tidak gemuk membuat tubuhnya terlihat ideal. Selain itu, yang khas dari dia adalah pinggul. Dia memiliki pinggul yang cukup lebar, jadi kalau dia sedang berjalan dan dilihat dari belakang seperti melihat jalannya bebek yang menggoyangkan pantatnya, hahaha yang pasti dia adalah wanita sempurna menurutku. Pertama kali melihatnya, sepertinya aku sudah lupa, ntah kapan itu. Tapi aku masih ingat pertama kali melihat dia tersenyum, aku tak bisa memalingkan pandanganku sampai dia berhenti tersenyum. *** Saat itu, dia sedang duduk di sofa perpustakaan sendirian, tak lama seorang temannya datang dan menyapanya. Mendengar sapaan dari temannya itu, dia membalas dengan senyuman. *** Momen saat dia tersenyum, rasanya seperti dejavu yang membuatku mengulang semua cerita dari masa lalu. Semua cerita tentang mereka yang perlahan aku lupakan dalam kenangan.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
3
Mungkin saja kali ini dia akan menjadi cerita baru yang berbeda atau mungkin juga akan menjadi cerita dengan akhir yang sama. Namun, apapun itu yang akan terjadi nanti, kali ini aku hanya ingin menikmati sebuah cerita baru.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
4
Chapter 1 – Tuhan Punya Cerita Angin berhembus kencang meniup rambutnya, sesekali dia harus merapikan rambutnya yang tertiup menutupi wajahnya. Tapi, angin tak mau berhenti, hembusannya malah semakin kuat seakan ingin menggodanya dengan terus mebelai rambutnya. Ah.. aku iri dengan angin, akupun tak mau kalah dan langsung ikut membelai rambutnya perlahan meskipun hanya dalam imajinasiku saja. Sekarang aku sedang duduk berdua dengannya di sebuah taman yang memiliki danau yang luas yang berada di daerah pegunungan di kotaku. Luar biasa indah, inilah cara nge-date yang menyenangkan, bisa berduaan dengan wanita yang aku suka dengan suasana baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
5
alam yang menyegarkan hati, ditambah lagi suasanya sepi, hmmm ah i’m so lucky, it’s wonderful day dan mungkin sesuatu akan terjadi setalah ini hahaha, but waiiiit, actually it’s not real, semua ini hanya khayalanku saja. Realitanya aku tidak berdua dengan dia datang kesini tapi beramai-ramai dengan temanku dan temannya. Selain itu, this place is not wonderful, it’s just a dam. “ahhh, gagal total!” Meskipun rencana nge-date berdua dengan dia menjadi kaca balau, tapi sepertinya hari ini memang menjadi kenangan yang tak terlupakan, seorang gadis cantik yang membuatku jatuh hati lagi. Dia itu gadis yang memiliki wajah jutek, tapi pas senyum ntah kenapa selalu menyenangkan ntuk dilihat. Selain itu, aku suka dengan tubuhnya yang ideal, tidak kurus dan tidak gemuk, pokoknya pas, berisi dan sepertinya kalu dipegang rasanya pasti empuk eh aku terlalu banyak berimajinasi. Aku dan dia sebenarnya satu sekolah meskipun dia adalah adik kelasku, dia kelas dua dan aku kelas tiga. Kalau aku ingat, bisa mengenalnya itu sebuah perjuangan, meskipun aku sebenarnya sudah menyerah. Tapi, ternyata Tuhan selalu punya cerita untuk orang payah sepertiku. baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
6
*** Pertengahan tahun 2005, aku akhirnya naik kelas 3 dan tahun terkahirku di sekolahku ini. Setiap pulang sekolah, aku pasti nongkrong dengan teman-temanku di selasar kelas sebelum pulang. Lalu, suatu ketika, aku melihat dia, saat dia pulang bersama temannya berjalan melewati depan kelasku. Dia terlihat cantik dan yang paling berkesan adalah saat dia berjalan sambil mengerai rambutnya ke belakang telingannya. Sejak saat itu, setiap kali pulang sekolah aku selalu menunggu dia lewat depan kelasku. Kagum tanpa bisa memiliki adalah sebuah penyiksaan dan akhirnya aku putuskan untuk mencoba mengenalnya, walaupun aku tak tahu harus dimulai dari mana. Aku bukanlah orang yang berani untuk langsung mengajaknya berkenalan. Akupun mulai lebih memperhatikannya, mencari tahu tentang dia, kebiasaan dia di sekolah dan aktivitas yang dia lakukan di sekolah dan bahkan setelah pulang sekolah. Kalau aku ingat, sepertinya saat itu aku menjadi seorang stalker hahaha. Setelah mengetahui kebiasaan, akhirnya aku menyusun rencana untuk bisa bertemu dengannya secara langsung. Trial dan error aku lakukan meskipun sering kali gagal. Kadang timingnya terlambat kadang terlalu cepat. Tapi, selalu ada hasil ketika kita baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
7
terus berusaha. Timingnya akhirnya pas, di selasar jalan sekolahku, aku bertemu dengannya dan lebih pasnya lagi, tidak ada orang lain di sana, cuma kami berdua. aku berjalan menuju arahnya dan dia juga berjalan menuju kearahku. Perlahan kakiku, mendekatku dengannya. Jantung berdetak semakin kencang dan akhirnya dia tepat di depanku. “hai..” Akupun menyapanya dengan suara keras tapi hanya dalam hati. Dia melewatiku, melangkah semakin jauh dan aku sendiri hanya terdiam dalam penyesalan melewatkan kesempatan. Sejak saat itu aku tak pernah memiliki kesempatan lagi, akupun berhenti mencoba dan hanya bisa melihat dia saat pulang sekolah. Mungkin inilah takdir untuk semua pecundang yang ada di dunia ini. Padahal jika sedikit lebih berani saja dan menyapanya mungkin aku akan memiliki cerita yang berbeda. Seperti kataku tadi, menyukai seseorang tanpa terbalaskan itu tidak menyenangkan. Lalu aku putuskan untuk membuat batas waktu. Hingga liburan semester datang, jika aku belum mengenal dia, aku akan berhenti dan melupakannya. Lalu hari terakhirpun datang, saat
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
8
itu hari sabutu 8 Januari 2006. Hari penerimaan rapor sekolah dan hari terakhir semester ini. “finally it’s the day dan aku belum mengenalnya” Akupun menyerah dan ya sudahlah memang gak ada cerita tentang aku dan dia. Waktunya untuk berhenti mengagumi dan melupakannya. Penerimaan rapor sekolah selesai dan akupun pulang ke rumah. Saat di rumah, temanku yang merupakan alumni sekolahku menghubungiku, mengingatkanku kalau nanti sore aku disuruh untuk ikut menjadi tim keamanaan untuk kegiatan kemah pramuka anak kelas satu di sekolah. Sore hari sekitar jam 4, aku datang ke sekolah bersama dengan temaku itu. Seperti tahun sebelumnya, aku dan temanku saat menjadi tim keamanaan pasti bergabung dengan tim PMR sekolah (palang merah remaja). Lumayan bisa kenal dengan anggota PMR yang kebanyakan anggotanya cewek dan kali inipun sama aku dan temanku langsung menuju posko dari tim PMR. Saat sampai di posko PMR, ternyata tadaaaa... ada kejutan dari Tuhan untukku. Aku melihatnya disana sedang mengobrol dengan teman-temannya sesama PMR.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
9
“Dia ternyata anggota PMR.” pikirku saat itu sambil terus melihat. Aku dan temanku tanpa malu ikut bergabung dengan para PMR itu yang sedang asyik dengan obrolannya. Untungnya beberapa anggota PMR itu juga aku kenal. Lalu akhirnya aku berkenalan dengan dia mengalir begitu saja. Selama tiga hari kegiatan kemah, aku sering bersamanya dan dia juga tidak merasa terganggu. Setiap ada waktu istirahat, aku selalu ngobrol dengannya berdua. Lalu kemah selesai dan liburan panjang dimulai. *** Setelah perkenalan itu, aku bisa semakin dekat dengan dia. Saat masuk sekolah, aku suka menemuinya hanya untuk mengajaknya ngobrol, terkadang di kantin dan di perpustakaan. Lalu aku mengajaknya untuk jalan berdua tapi jadinya malah seperti sekarang ini. Aku pikir kebahagian itu akan datang, bisa memiliki seorang yang aku kagumi. Tapi, kenyataan memang tak selalu seperti imajinasiku, dia ternyata sudah ada yang punya. Tertutup sudah kesempatanku untuk bisa menjadikan dia kekasih hatiku. Akupun berhenti baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
10
mendekatinya secara agresif. Untuk mencoba melupakannya, akupun mulai mendekati yang lain, salah satunya adalah junior kelas satu tapi ternyata gagal juga. Lalu semester dua berlalu, aku akhirnya lulus dari sekolah dan diterima di Universitas Indonesia. Tak ingin memendam rasa suka dan terus membawanya, aku mengungkapkannya, mengatakan padanya kalau aku memang menyukainya, meskipun aku hanya mampu lewat telepon saja. “ hei, aku suka kamu!”
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
11
Chapter 2 – REMEMBER Sore hari, tiba-tiba aku mendapatkan kabar dari temanku yang isinya berita duka. Seorang teman yang pernah dekat denganku telah berpulang ke Sang Pencipta. Kaget dan tak bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa menyesal karena buru-buru kembali ke kampusku yang jauh dari kota tempat tinggalku, padahal kemarin sebelum aku berangkat, sudah ada firasat yang menahanku untuk tinggal di rumah lebih lama lagi. Ingin kembali pulang untuk melihatnya yang terakhir, tapi ternyata dia sudah dikebumikan pagi ini. Memang ini takdirku tak pernah lagi bertemu dengan dia untuk selamanya sejak lulus sekolah, padahal sebenarnya dulu baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
12
dia sempat mengajakku untuk bertemu saat ada reuni sekolah, tapi aku tidak jadi datang saat itu. Jika aku ingat tentang dia, pertama kali kami berkenal adalah saat kami naik kelas tiga, pertengahan tahun 2005 lalu. Di sekolahku, setiap kenaikan kelas selalu dilakukan pengacakan sehingga mendapatkan temanteman baru. Awalnya aku memang tidak dekat dengan dia, tapi kebiasaan kami yang sering nongkrong di selasar kelas, membuatku jadi dekat dengan dia. Setiap pulang sekolah aku suka menggodanya karena sering menunggu pacarnya. Diapun juga sering meledekku karena sering memperhatikan adik kelas 2 yang pulang sekolah lewat depan kelasku. Meskipun dekat, kami berdua memang hanya sebatas teman saja hingga kami lulus dari sekolah pertengahan tahun 2006 dan kuliah di universitas. Aku kuliah di Universitas Indonesia dan dia di universitas negeri di kotaku. Sejak kelulusan itu, aku sempat putus kontak dengan dia, hingga pertengahan tahun 2007 aku tak sengaja menemukan sosial medianya di friendster.com. Akupun mengirimkan pesan dan kamipun berkomunikasi lagi. Sejak saat itu, aku dekat lagi dengannya meskipun harus hubungan jarak jauh. Saat itu, dia juga sudah putus dengan pacarnya saat di sekolah dulu. Akupun punya baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
13
kesempatan untuk mendekati dia. Lalu akhir tahun 2007, dia mengajak bertemu saat reuni. “Reuni datang gak kamu? Ketemuan yuk!!” kata dia dalam pesan SMS. Akupun berencana untuk datang, tapi pada hari reuni, aku ternyata tidak bisa datang dan harus kembali ke kampus lagi. “Sorry, aku gak bisa datang, next time kita ketemuan” Setelah itu hubungan kami jalan ditempat saja, akupun juga tidak jadi mendekatinya karena aku bertemu dengan wanita lain yang aku suka di asrama UI. Diapun sama, akhirnya dia jadian dengan pria lain yang satu kampus dengannya. Akhirnya kami tak lagi berhubungan dan tidak saling menghubungi, hingga akhirnya Juli 2008 kabar sedih itu datang.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
14
CHAPTER 3 – DEJAVU *** Agustus 2007, Aku sedang duduk di kursi belakang bikun yang sedang berhenti dan menunggu penumpang di halte asrama UI. Bikun merupakan bus di kampus ku yang berwarna kuning dan menjadi sarana transportasi utama bagi mahasiswa UI. Tiba-tiba seorang wanita naik. Dia berdiri di tengah dan menghadap ke jendela seperti sedang menunggu seseorang. Cukup lama Bikun berhenti di halte asrama. Lalu, sebelum bus akan jalan, dia tiba-tiba saja turun lagi. ***
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
15
Itulah pertama kali aku melihatnya, dia yang membuatku mengingat kembali rasanya menyukai seseorang. Dia ternyata salah satu mahasiswi baru yang tinggal di asrama. Aku sering melihatnya saat makan malam di kantin asrama. Asrama UI memiliki kantin bersama, yang sering menjadi tempat berkumpul mahasiswa, selain untuk makan biasanya juga untuk mengerjakan tugas kuliah. Lalu malam di awal September aku berkenalan dengannya. Salah satu temanku memiliki teman yang satu program studi dan bersahabat dengan dia. Temannya temanku itu bernawa Lilia, dia memberikanku nomor telepon sahabatnya itu. Kata Lilia, hubungi saja langsung temannya, dia juga sudah memberitahukan sahabatnya kalau aku mau berkenalan. Lalu aku menghubungi dan dia ternyata menanggapinya. Akhir Agustus, Lilia memberitahuku tentang sahabatnya yang mau ulang tahun di awal September. Kata Lilia ini kesempatan bagus buat kenal lebih dekat dengan sahabatnya itu. Saat ulang tahun, aku memberi hadiah dan kami berkenalan. Kalau tidak salah ingat, hadiah yang aku baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
16
berikan adalah sebuah novel, judulnya Satu Cinta Sejuta Repot. Aku sebanarnya tidak yakin apakah tepat memberikan hadiah novel seperti itu kepada seorang wanita yang baru dikenal. Setelah malam perkenalan itu, hubungan kami masih kaku, sekaku kanebo kering. Tapi perlahan hubungan kami semakin dekat karena terkadang aku tidak sengaja bertemu dengannya dan mengajaknya berbicara. Aku pernah bertemu dengannya di Bikun saat pulang kuliah menuju asrama. Aku menghampirinya dan kita ngobrol di perjalanan dari kampus sampai ke asrama. Selain itu, aku juga tidak sengaja bertemu dengannya saat berinternet di warnet yang ada di asrama. Saat itu, suasanan warnet sedang penuh, semua komputer sudah terpakai. Tiba-tiba saja dia datang dan mencari komputer warnet yang masih kosong. Lalu aku menyapanya, “mau ngenet?” “Iya kak, tapi penuh!” kata dia. Aku menawarinya memakai komputer yang sedang aku pakai karena dia butuh untuk mengirim tugas kuliah. “Mau pakai komputer gw ?” kataku “hmm, ganggu kakak gak?” kata dia
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
17
Dia duduk di sampingku dan mulai mengirim tugas. Tapi saat mencoba membuka flasdisk yang dia bawa, flasdisk tidak bisa dibuka. Aku mencoba membantunya, dalam pikiranku aku seperti pahlawan yang mencoba menyelamatkannya. Tapi, sayangnya aku juga tidak banyak membantu. Flasdisk miliknya terkena virus dan tetap tidak bisa dibuka. Setelah itu, kita berdua malah asyik ngobrol sampai lupa waktu. Momen itu menjadikanku bisa dekat dengannya. Sudah tidak ada kata canggung lagi kalau aku mengajaknya bicara (Kanebo yang awalnya kaku, sekarang sudah jadi lemes). Aku berpikir mungkin ini adalah jalan mendekatinya telah terbuka lebar. Tapi, sayang sekali, kenyataan sepertinya berbicara lain. Seperti ceritaku dulu saat SMA, sudah susah-susah berkenalan, bisa akrab, tapi ternyata dia sudah memiliki kekasih hati. “ah seperti dejavu!” Awal tahun 2008, aku akhirnya harus pindah dari asrama dan itu juga menjadi akhir ceritaku dengannya.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
18
Chapter 4 - Berbeda Saat iseng-iseng membuka facebook yang sudah lama aku telantarkan, tiba-tiba saja di timeline muncul posting pernikahan dari seorang wanita yang pernah aku suka. “akhirnya dia menikah, dengan pacarnya yang dulu ” Aku masih ingat pertama kali melihat dan akahirnya berkenalan dengannya, saat aku masih kuliah beberapa tahun yang lalu. “ternyata sudah 7 tahun berlalu – waktu benar-benar cepat berlalu”. Saat itu, baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
19
*** Mei 2008, sore hari sekitar jam 3, aku berada di Kantek (nama kantin di kampusku) menghabiskan waktu dengan becanda dengan teman-teman satu angkatan. Duduk sambil ngobrol ngalor-ngidul menyesali tidak bisa mengerjakan soal ujian hari ini. Problematika mahasiswa berulang setiap kali ada ujian tapi tetap tidak pernah mau belajar dan akhirnya menyesal. Hari ini, suasana kantek lumayan sepi – mungkin karena pekan ujian jadinya cuma ada beberapa mahasiswa yang masih nongkrong. Sekitar jam 4 sore, datang serombongan mahasiswi. Mereka kemudian duduk berseberangan dengan tempat dudukku. Tempat duduk di Kantek berbentuk huruf U. Aku tidak tahu dari program studi apa mereka, tapi yang pasti beberapa dari mereka memang cantik, teman-temanku semuanya pada melihat ke arah mereka. Tak berbeda dengan temanku, aku juga ikut melihat para bidadari kampus itu hingga perhatianku teralihkan ketika aku melihatnya. Aku melihat seorang wanita yang sangat ceria, tertawa bebas seolah tak seperti wanita yang pada umumnya yang harus menjaga imagenya. Tingkah lakunya memang menarik perhatianku. ***
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
20
Itulah momen pertama kali aku melihatnya hingga sekarang aku masih mengingatnya dengan jelas. Dia adalah wanita yang membuatku memiliki sedikit warna cerita di kehidupan kampusku. Meskipun, pada akhirnya cerita itu tidak pernah mencapai klimaksnya. Sebelum aku mengenalnya, aku sering memperhatikan dia karena dia sering nongkrong bersama temantemannya di Kantek yang dekat dengan tempat nongkrongku juga. Memperhatikan dia, membuatku teringat kebiasaan saat aku masih SMA dulu dan sepertinya sampai sekarang kebiasaan ini tak pernah berubah. Akhir 2008, aku akhirnya mengenal dia. Dibantu oleh temanku yang ternyata mengenalnya. Saat itu di Kantek, temanku memanggil dia dan menghampiriku yang duduk di Kantek lebih dulu lalu aku dan dia berkenalan. Perkenalan kami memang hanya biasa saja tapi ntah kenapa aku masih ingat dengan jelas momen saat dia pertama kali menjabat tanganku dengan tersenyum. Beberapa hari sebelum berkenalan dengan dia, aku membuat sketsa wajahnya lalu saat berkenalan aku memberinya sketsa itu. “Ini!” kataku kepadanya sambil memberi sketsa. baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
21
Aku mengira, dia hanya akan biasa saja saat menerima sketsaku dan berkenalan begitu saja. Tapi, ternyata perkiraanku salah. Dia sangat senang dan malahan dialah yang mengajak berkenalan lebih dulu. “Ini gue ya, thanks ya!” kata dia, lalu mengajak berkenalan. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa berkenalan dengan dia dengan cara yang tak biasa. Aku mengira setelah berkenalan dengan dia, aku akan memiliki jalan untuk mendekatinya, apalagi dia ternyata sangat baik dan senang bergaul dengan siapa saja. Tapi, sekali lagi, aku salah dan jalan untukku itu tidak pernah ada. Aku baru tahu ternyata aku dan dia memiliki keyakinan yang berbeda. “ah nasib!” Beberapa minggu setelah perkenalan itu, akupun juga mengetahui kenyataan pahit lainya. Selang tak lama dari perkenalan kami berdua, ternyata dia jadian dengan teman satu angkatannya. “hmmm.. “
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
22
Chapter 5 - Tuhan Punya Cerita 2 Dalam perjalanan menuju kos temanku yang ada di Kutek (Kukusan Teknik), tiba-tiba saja ada sms yang masuk dari nomor yang tidak aku tahu. Saat membuka dan membaca sms itu, aku terkejut dan teringat sebuah kejadian lucu atau bisa aku bilang “norak” hahaha aku hanya bisa menertawakan sekarang. “wah , ternyata dia masuk UI” Aku mendapatkan sms dari adik kelasku saat di SMA dulu. Aku tak mengira dia ternyata memilih untuk masuk UI dan menjadi juniorku lagi. Dia menghubungiku karena ingin bertanya tentang seputar kuliah di kampus UI. Kalau aku ingat tentang dia, pertama kali berkenalan baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
23
dengannya itu benar-benar norak dan sampai sekarang aku masih sama noraknya. *** Aku berkenalan dengan dia sekitar bulan April 2006, dua tahun lalu, saat aku masih kelas tiga SMA dan dia baru kelas satu. Saat itu, aku sebenarnya lagi patah hati karena seorang yang aku suka ternyata sudah punya kekasih. Lalu, tiba-tiba saja tercetus ide yang bodoh untuk mendekati anak kelas satu dan dialah menjadi targetku karena selain cantik, dia salah satu paling pintar diangkatanya. Kebetulan juga ada seorang temanku mengenalnya dan memberitahuku kalau mau berkenalan dengan dia bisa langsung berkenalan saja. Temanku berkata jika temanku sudah memberitahu dia bahwa aku ingin berkenalan dan dianya juga tidak keberatan. Lalu, aku mengajaknya berkenalan – tapi di momen yang sepertinya tidak tepat. Saat itu, pulang sekolah, aku melihatnya keluar sekolah dengan mengendarai sepeda motor dan tanpa pikir panjang aku mengejarnya dengan motor juga. Seperti sedang balapan motor, cukup susah untuk mengejarnya. Tapi, aku akhirnya bisa mengejarnya dan
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
24
mengajaknya berkanalan , diatas motor dan tidak berhenti. *** “hahaha” kalau aku ingat sekarang aku masih suka tertawa. Mengajak seorang wanita berkenalan saat masih mengendari motor. Aku beruntung saat itu dia tidak merasa keberetan untuk berkenalan dan kita berdua mengobrol dijalan sambil mengendarai motor masing-masing. Tapi, sayangnya keberuntungaku tidak lama, dua minggu setelah kami berkenalan, dia jadian dengan teman sekelasnya. “hmmm damn!” nasib. Tapi, Tuhan memang selalu punya cerita, aku yang mengira ceritaku tentang dia sudah selesai beberapa tahun lalu, sekarang mungkin saja akan berlanjut. Sejak dia menghubungiku lagi, aku mulai dekat dengannya. Lalu Agustus 2008, aku bertemu dengannya saat dia melakukan daftar ulang di kampusku. Aku menemaninya dan membantunya selama proses pendaftaran. Namun sayangnya, sejak pertemuan itu, aku malah semakin yakin bahwa ceritaku dengannya tidak akan pernah ada lagi kelanjutannya dan dimasa depan kita berdua hanyalah teman.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
25
Ada sebuah cerita lucu di masa depan yang membuatku merasa Tuhan itu sedang mempermainkanku. Januari 2009, aku dan dia berada dalam satu panitia kegiatan sosialisasi. Saat itu, dia mendapatkan tugas untuk menghubungi sekolah dan mengajukan proposal izin sosialisasi. Karena lokasi sekolahnya berada di tempat yang jauh, akhirnya aku menemani dan mengantarkan dia ke sekolah-sekolah dengan motor yang aku punya. Di jalan, aku teringat susahnya saat aku berkenalan dengan dia, saat dia mengendarai motor dan aku mengejarnya. Tapi, sekarang kita berdua malah boncengan satu motor dan nothing hanppen . “hmmm!”
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
26
Chapter 6 - Mahasiswi Cantik
Hari ini aku sedang ada di lobi fakultas hukum, menunggu temanku yang juga mahasiswa fakultas ini. Sambil menunggu temanku, aku mengerjakan skripsiku yang baru saja dimulai di bulan Maret 2010 ini dan kalau lancar aku bisa lulus tepat waktu di bulan Agustus depan. Karena suasana lobi yang ramai, aku tidak mendapatkan tempat duduk dan mau gak mau aku duduk di lantai. Aku menanti temanku cukup lama tapi temanku tak kunjung datang. Bosan dengan skripsi, akhirnya aku mulai memperhatikan sekelilingku dan ternyata banyak mahasiswi yang cantik. “Tidak seperti fakultasku yang hambar!” pikirku membandingkan. baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
27
Lalu, saat aku melihat ke bagian tengah lobi, disana ada 5 mahasiswi yang memakai jaket almamater sedang asyik berdiskusi. “Gilaaa cantik banget!” Salah satu dari 5 mahasiswi itu ternyata super cantik, rambutnya panjang, kulitnya juga putih banget. Aku terus memperhatikannya, jarang aku bisa melihat wanita secantik itu, apalagi di fakultasku sendiri – hahaha mahasiswa teknik kekurangan wanita. Selain cantik, ternyata dia juga pintar, terlihat saat berdiskusi, teman-temannya begitu memperhatikannya. Saat aku memperhatikan sekitarku lagi, aku tersadar kalau tidak cuma aku saja yang memperhatikan mahasiswi itu. Cowok-cowok yang ada di lobi, matanya semua melihat ke dia. “hahahaha” tawaku dalam hati. Wanita cantik itu memang seperti magnet yang memiliki kemampuan untuk menarik perhartian semua pria. Setelah menunggu hampir satu jam, temanku akhirnya datang. Temanku ternyata baru selesai bimbingan dengan dosennya. “Itu ada junior lo yang cantik!” kataku sambil menunjukkan siapa orangnya.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
28
“wah iya...cantik banget!” kata temanku yang heran, junior-juniornya sekarang cantik-cantik. Apalagi mereka mahasiswa baru. Di fakultas ini, mahasiswa yang masih memakai jaket almamater biasanya mahasiswa baru. Temanku sendiri sekarang sudah jarang bersosialisai di kampusnya karena sudah sibuk dengan skripsi. “lo mau kenalan, ntar gw tanyain teman gw dah?” tanya temanku “hahahaha maulah, cuma.....gak deh, kagak sanggup ah, she’s beyond my imagination” jawabku sambil tertawa. Sekarang ini, aku memang tidak mempunya kepercayaan diri untuk mengenal mahasiswi itu, cantik, pintar dan jadi primadona satu fakultas. Tapi, di masa depan, ternyata aku benar-benar mencoba untuk mendekati mahasiswi itu. Di masa depan, aku dan mahasiswi cantik ini sudah sama-sama lulus dari kampus ini dan cerita di masa itu, bisa aku bilang akan menjadi cerita terbodoh tak terlupakan dalam hidupku hahaha. Satu hal yang menjadi kenangan tak terlupakan saat bersamanya di masa depan adalah saat aku bisa melihat dia tertidur pulas di sebelahku, di dalam kapal ferry selama perjalanan menyeberangi lautan. Meskipun sedang tidur, wajahnya tetap cantik. Sebelumnya aku dan dia sudah bersama selama 5 hari 4 malam di sebuah pulau terpencil, walaupun sebenarnya tidak berdua baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
29
juga sih, ada satu lagi temannya dia. #masih berharap bisa berduaan dengannya di sebuah pulau terpencil hahaha Ceritaku dan dia ternyata berakhir di pulau itu. Seperti ceritaku yang dulu-dulu, baru mau mulai mendekatinya ternyata dia malah jadian dengan yang lain.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id
30
Chapter 7 - KAMU Aku bertemu dengan dia, seseorang yang aku yakini akan menjadi ceritaku berikutnya. Tidak seperti dengan cerita tentang mereka yang dulu pernah aku coba dekati, kali ini aku membebaskan diriku dari diriku yang sebelumnya, manusia kaku perfeksionis dan melankolis. Aku menghampirinya, lalu menyapanya.. “hai..miss!” Mendengar sapaanku, dia melihatku lalu aku tersenyum dan mulai menjelaskan sesuatu. Pertama kau memperkenalkan diri, lalu aku meminta dia menjadi model sketsa. “apa boleh membuat sketsa wajah kamu yang cantik?” Dia terkejut mendengar permintaanku dan tidak langsung meng-iyakan atau menolak. Seketika itu, aku menujukkan salah satu hasil karya sketsa yang pernah aku buat. “Sketsa wajah seperti ini!” kataku “Boleh ya!” kataku sedikit memaksa. Dia akhirnya mau dan inilah awal cerita tentang KAMU, yang nantinya menjadi warna dari ceritaku selanjutnya.
baca cerita lainnya di: http://ardiyanto.id