TEORI MENULIS CERITA PENDEK DAN NOVEL oleh Sjech Dullah NIP 195206111987031002 Abstrak Cerita pendek atau yang lebih populer dengan akronim cerpen dan novel merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis dan diminati kebanyakan orang. Banyak cara yang dilakukan orang untuk menulis cerpen yang baik. Kiatkiat menulis cerpen yang baik yaitu memperhatikan paragraf pertama, mempertimbangkan pembaca, bumbu-bumbu, menggerkkan tokoh, sentakan akhir, menyunting, dan memberi judul. Kiat-kiat menulis novel yang baik antara lain gaet pembaca pada paragraf pembuka dengan menyuguhkan kanflik, embangkan karakter tokoh pada novel, pilih sudut pandang penulisan cerita dalam novel anda, dan membuat dialog yang penuh arti; tetapkan setting cerita dalam novel anda. Kata Kunci: kiat, menuis, fiksi 1. Pendahuluan Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan manusia dapat menuangkan ide-ide atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Oleh karena itu, sekolah tempat mengenyam pendidikan diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis dengan baik melalui metode yang tepat sehingga potensi dan daya kreatifitas dapat tersalurkan. Pembelajaran menulis sudah sejak lama dilaksanakan dengan berbagai metode, tetapi sampai sekarang belum ada hasil yang optimal. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh sutama dkk bahwa siswa belum dapat dikatakan mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan, mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah umum. Masih bingung dan mengalami kesulitan ketika harus menulis. Fenomena tersebut memunculkan upaya sebagai bentuk solusi mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran perguruan tinggi juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Seperti menulis cerpen dan novel. Sebagai salah satu mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian mahasiswa. Sastra menjadi mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Seperti yang dikatakan Superhar (2006: 7) bahwa pelajaran sastra, dalam pandangan orang dewasa ternyata bukanlah pelajaran yang menarik untuk diberikan dengan sungguh-sungguh dan serius kepada mahasiswa. Doktrin yang diberikan adalah 148
pelajaran ilmu pengetahuan alam dan sosial, serta bahasa Inggris sebagai pelajaran yang sangat penting penguasaannya bagi masa depan siswa. 2. Pembahasan 2.1 Hakikat Menulis Menurut Haqani (2004 :5) menjadi penulis yang handal selalu berawal dari langkah-lanhkah penuh hambatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari faktor luar. Kebanyakan penulis dalam membuat cerpen dan novel mengambil satu bentuk yang cocok dengan mereka, dan yang terbaik bagi mereka untuk mendapat ide dengan mudah untuk menyelesaikan satu cerita (Nadeak 2006 :74). Menurut Setiaji dalam kuncoro (2009 :5) kebiasaan menulis bisah ditumbuhkan dengan cara membaca, berdiskusi dengan teman atau orang lain, mengikuti seminar, mengamati peristiwa kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarang sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin 2000 :66). Bentuk cerpen tidak saja digemari olehpara pengarang yang dengan sependek itu bisa menulis dan mengutarakan kandungan pikiran yang duapuluh atau tigapuluh tahun sebelumnya barangkali mesti dilahirkan dalam sebuah roman, tetapi juga diskusi para pembaca yang ingin menikmati hasil sastra dengan tidak usah mengorban waktu yang lama membacanya (Rosidi 1968: 11). Cerpen adalah cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. Prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel rutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan; merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainya gerak-gerik manusia. 2.2 Menulis Cerpen Cerita pendek, atau yang lebih populer dengan akronim cerpen, merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Kehadiran cerpen diruangruang Koran merupakan bentuk fasilitas yang menarik, dengan penyandingan antara fakta dan fiksi. Dengan menghadapu Koran, pembaca dibiasan untuk berhadapan dengan fakta dan berita. Ditengah-tengah kondisi sepeerti ini, kebebasan eksprimentatif dan eksploratif estetik cerpenis terus ditantang. Berbagai cara dilakuakan, baik yang berhubungan dengan peristiwa maupun bahasa. 149
1. Tema Cerpen Tema merupakan gagasan dasar umum yang menompang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran dan ketidakhadiran suatu peristiwa. 2. Gaya Bahasa Bahasa dalam cerpen memiliki peran ganda, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai penyampai gagasan pengarang. Namun juga sebagai penyampai perasaannya. Beberapa cara yang ditempuh oleh pengarang dalam memberdayakan bahasa cerpen ialah dengan menggunakan perbandingan, menghidupkan benda mati, melukiskan sesuatu denga tidak sewajarnya. 2.3 Dorongan Menulis Cerpen A. Merekam Objek Dari pengalaman membaca sadar atau tidak, seseorang banyak memperoleh kacabanding dalam hidupnya. Satu hal lagi yang tidak kalh pentingnya adalah kemampuan berbahasanya akan berkembang lebih baik dan memiliki kosa kata yang lebih banyak dibandingan orang kebanyakan. Pengalaman batin, kepekaan terhadap lingkungan dan kekayaan bahasa adalah aset seorang pengarang yang akan digunakannya ketika dorongan menulis itu tiba. Banyak cerpen bertemakan kepincangan sosial berasal dari rekaman pengarang terhadap keenyataan. B. Pelatuk Pelatuk adalah momen-momen puncak inspirasi menulis yang disebabkan oleh suatu sebab. Sekecil apapun sebab itu, tapi membuat seseorang pengarang yang telah terbiasa mengasah imajinasinya untuk menulis. 3.Rekayasa Imajinasi Menyiasti menulis dengan rekayasa imajinasi, pengarang berurusan dengan dunia “mungkin”. Imajinasi tidak mungkin lahir begitu saja tanpa pengalaman, baik nyata maupun batin. 2.4 Kiat Menulis Cerpen 1. Paragraf Pertama Selain judul, paragraf pertama adalah talase sebuah cerpen. Paragrf pertama itu kunci. Kunci pembuka. Mengingat cerpen merupakan karangan pendek, mestinya paragraph pertama langsung masuk ke pokok persoalan. 2. Mempertimbangkan Pembaca
150
Pembaca sebagai konsumen jelas memerlukan bacaan baru, seger, unik, menarik dan menyentuh rasa kemanusiaan. Yang penting adalah cara menceritakannya dan tidak gampang ditebak akhir ceritanya. 3. Menggali Suasana Suasana dapat juga digali dari percakapan langsung atau dialog. Menciptakan dialog merupakan pengolahan imajinasi sehingga dialog menjadi hidup, seakan-akan terjadi. 4. Kalimat efektif Kalimat dalam sebuah cerpen adalah kalimat berkatagori kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang berdaya guna yang langsung memberikan kesan kepada pembaca. Bagaimanapun bagus isinya cerpen, tidak akan menarik apabila tidak diantarkan oleh kalimat-kalimat yang bagus. 5. Bumbu-Bumbu Bumbu itu biasanya berkenaan dengan unsur seks dan rumor. Jika kita kaitkan unsur seks dan rumor sebagai bumbu, maka ia tidak berperan sebagai bahan pokok garapan. Akan tetapi ketika pengarang berubah pikiran sewaktu mulai menulis, menggarap bumbu menjadi bahan pokok dengan kata lain terlajur mengekploitasinya, maka ia akan menjadi cerita seks (porno) atau cerhum ( cerita rumor). 6. Menggerakkan Tokoh Di dalam sebuahcerpen dituntut adanya jiwa (kehidupan) yang dimanifestasikan dalam karakter tokoh. 7. Fokus Cerita Di dalam sebuah cerpen hanya ada satu persoalan pokok yang kita namakan fokus. Persoalan-persoalan lainnya berfungsi sebagai pendukung. 8. Sentakan Akhir Cerpen sudah harus diakhiri ketika persoalan sudah dianggap selesai. Akhir cerpen merupakan sentakan yang membuat pembaca terkesan. 9. Menyunting Proses menyunting merupakan keharusan, jika ingin menjadi penulis yang andal. Mustahil pengarang sebagai manusia tanpa kesalahan dalam menulis. Karena itu, untuk melakukan penyuntingan sebaiknya dilakukan tidak pada waktu yang sama. 10. Memberi Judul Member judul dalam sebuah cerpen adalah pekerjaan gampang-gampang susah. Karena judul juga merupakan daya tarik tersendiribagi pembaca. Mengingat judul merupakan cerminan dari isi, sebaiknya judul ditulis belakangan, meskipun sebelum mulai menulis telah disiapkan sebuah judul, dan berangkap dari judul itu. Tapi sebaiknya judul disimpan terlebih dahulu, sebelum semua isi rampung ditulis. Karena dalam proses menulis, tidak jarang terjadi penyimpangan dan perkembangan baru dari ide semula. 2. 5 Kiat Menulis Novel Gaet pada paragraph pembuka dengan menyuguhkan konflik. Ini adalah cara membuat pembukaan novel yang ampuh dan menarik. Orang sering bilang, bila tidak ada konflik maka tidak ada cerita. Dan apabila anda meletakan konflik 151
pada pada paragraph pembuka novel anda, maka anda akan menarik kuat perhatian pembaca.
Contoh “Tolong…., tolooong……” Teriakan minta tolong terdengar keras dari balik pagar rumahku. Kami sekeluarga berhamburan keluar. Apakah anda ikut mendengar teriakan pada contoh diatas, dan merasa ikut terlibat didalamnya? Ya, orang selalu suka dengan konflik. Coba pikirkan ini, kejadian apa yang membuat orang berhamburan keluar rumah? Ya, bisa jadi diantaranya: perkelahian, kecelakaan, kebakaran, dan lainlain. Kembangkan karakter tokoh dalam novel anda. Bantu pembaca untuk memvisualkan karakter dengan mendeskripsikan penampilan, tingkah laku dan pemikiran tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Ketika dia berbicara, ungkap karakternya. Pilih sudut pandang penulisan cerita dalam novel anda. Anda bisa berperan menjadi orang pertama (protagonis) dengan kata ganti aku, saya, kami, kita. Atau sudut pandang orang ketiga. Anda menjadi pengamat seperti menonton film. Kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, --nya. Buat dialog yang penuh arti. Tulis dialog yang penting-penting saja, yang ada tujuannya, yang langsung pada masalah, yang langsung menjelaskan, jangan berputar-putar, jang bertele-tele, jangan hambar. Contoh dialog dalam novel “Cinta di Dalam Gelas” karangan Andrea Hirata: “Bisahkah kawanmu mengajariku?” “Maksud Kakak?” “Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding pada peringatan 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom”. Kami terperangah. Dialog dalam novel diatas langsung pada inti masalah. Maryamah minta diajari main catur. Ia ingin sekali mengalahkan Matarom. Tetapkan setting cerita dalam novel anda. Ia mencangkup waktu dan tempat. Setting waktu terdiri dari hari, tanggal, siang, malam, minggu, bulan, pagi, sore, tahun, dekade dan lain-lain. Setting tempat dapat berupa lokasi seperti kota atau desa; keadaan lingkungan seperti bersih, kotor: suasana seperti ramai, lengang; cuaca seperti panas, dingin, dan lain-lain. Deskripsikan setting yang penting saja yang mendukung pengembangan cerita novel anda. Deskripsi harus MENARIK DUA ATUA LEBIH INDRA sehingga pembaca dapat ikut mengalami apa yang tokoh cerita alami. Contoh Waktu: tahun 700 Masehi Tempat: istana kerajaan majapahit. Di ujung tengah ruang terdapat singgasana raja berwarna keemasan; payung penaung; tempat duduk para dayang dan para perdan menteri. 152
4. Simpulan Cerita pendek atau yang lebih populer dengan akronim cerpen dan novel merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Serta merupakan salah satu karya fiksi yang paling banyak diminati dibandingkan karya-karya sastra lainya. Ada banyak cara yang dilakukan orang untuk membuat cerpen yang baik. Adapun kiat-kiat menulis cerpen adalah sebagai berikut; 1) paragraf pertama; 2) mempertimbangkan pembaca; 3) bumbu-bumbu; 4) menggerkkan tokoh; 5) sentakan akhir; 6) menyunting; dan 7) memberi judul. Disamping itu ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman dalam membuat sebuat novel sebagai berikut; 1) gaet pembaca pada paragraf pembuka dengan menyuguhkan kanflik; 2) kembangkan karakter tokoh pada novel; 3) pilih sudut pandang penulisan cerita dalam novel anda; 4) membuat dialog yang penuh arti; tetapkan setting cerita dalam novel anda.
153
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Azhari, Muhammad dan Muhammad Nasir. 2011. Kaya Dengan Menulis Karya Sastra. Palembang: Dramata Effendi, Darwin. 2012. Teori Prosa Fiksi. Palembang: Dramata Haqani, Luqman. 2004. Mengatasi 25 Hambatan Menulis. Bandung: Pustaka Ulumuddin. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis Kiat Jitu Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga Nadeak, Wilson. 2006. Bagaimana Menjadi Penulis Yang Sukses. Bandung: Sinar Baru Algensindo. PM, Redaksi. 2012. Sastra Indonesia Paling Lengkap. Jawa Barat: Pustaka Makmur. Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rosidi, Ajib. 1968.Cerita Pendek Indonesia (cetakan kedua). Jakarta: Gunung Agung. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Thahar, Haris Efendi. 1991. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.
154