http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com
Segumpal Sesal Penulis : Murti Yuliastuti, Setia Khalfani, Sunu RH, dkk Penyunting : Suden Basayev & Sambya Adzkiya Desain Sampul : 3Jaya & Suden Basayev Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Diterbitkan Oleh:
http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com Dicetak melalui Nulisbuku.com Cetakan Pertama, Mei 2012
2 │ Kumpulan Cerita Pendek
Murti Yuliastuti, Setia Khalfani, Sunu RH, dkk
Sebuah Pilihan (Nenny Makmun) ................................. 7 Segumpal Sesal (Murti Yuliastuti) ................................... 12 Sewindu Kita (Suyatna Erpas) ..................................... 19 Mimpi Rembulan (Syifa Enwa) .......................................... 28 Mentari Senja (Setia Khalfani) ...................................... 35 Alangkah Indahnya Indonesia Tanpa Korupsi (Mukhyar Imran) .................................. 43 Melodi Senja (Hafiz_Al Barrock) ................................ 53 Mengunduh Perbuatan (Merpati Rahman Keciel) ...................... 58 Surga Jembatan Layang (Sunu RH) ............................................. 66 Mika (Astriana Krisma Risky) .......................... 83
Segumpal Sesal │ 3
http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com
4 │ Kumpulan Cerita Pendek
Murti Yuliastuti, Setia Khalfani, Sunu RH, dkk
Kata Pengantar Alhamdulillah, puja dan puji kepada Allah Swt yang mengaruniakan kemampuan berkarya pada jiwa manusia. Angka sepuluh adalah angka mutlak. Dan pada angka inilah Proyek Buku Gotong-Royong berhasil menapak. Iya, 10 buku telah hadir ke hadapan pembaca, tepat ketika buku ini terbit. Luar biasa, saya bangga pada prestasi ini. Sepuluh penulis dari berbagai genre, usia dan domisili telah menautkan diri dengan bergotongroyong membuat sebuah karya berbentuk buku kumpulan cerpen. Kelelahan demi kelelahan dalam berkarya akan sirna dengan melihat hasilnya. Semoga semangat ini tak pernah padam. Semoga karya ini menjadi inspirasi. Selamat! Untuk Anda, pembaca, yang berkeinginan bersama-sama berkarya dalam bentuk cerpen dan berharap dibukukan, coba kunjungi http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com. Bersama berkarya dan menginspirasi! Selamat berapresiasi! Salam, Suden Basayev
Segumpal Sesal │ 5
http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com
6 │ Kumpulan Cerita Pendek
Murti Yuliastuti, Setia Khalfani, Sunu RH, dkk
Mentari senja perlahan kembali ke peraduan. Andini masih resah menunggu kehadiran Dhani, yang tetap Andini harap akan hadir, sebelum semuanya menjadi hilang begitu saja. “Dhani..., apakah memang aku sudah tidak ada artinya sama sekali buatmu....” Andini masih mencipakkan airnya di pinggir kolam yang terletak di perbatasan kota. Di sinilah Andini bersama Dhani kerap menghabiskan waktu setelah kuliah. Tapi tampaknya hingga matahari benar-benar tenggelam, sosok pria yang telah sebulan ini sepertinya menghindar bahkan mengacuhkan tanpa ada kejelasan, membuat Andini bertanya-tanya. Dari sudut lain, sepasang mata elang Dhani memandang tajam dan rasanya ingin sekali dia menghampiri Andini untuk bertutur sejujurnya. Tapi saat dia nekat untuk melepas semua bebannya, sebuah jazz sportif telah menghalangi dia untuk menyambangi Andini.
Segumpal Sesal │ 7
http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com
“Dhin… ayo pulang, sudah mulai petang! Tadi Papa meminta aku menjemputmu,” Roy mengembangkan senyum pada Andini yang tampak menyimpan rasa kecewa. Sepertinya memang tidak ada pilihan, taxi juga menjelang Magrib tampak jarang. Dhani sepertinya memang ingin pergi dari sisinya, itulah yang ada pada pikiran Andini. Untuk pertama kalinya hati Andini tersayat sembilu setelah kemarin-kemarin Andini mencoba bersabar atas sikap acuh yang ditunjukkan Dhani. “Kamu pasti sedang memikirkan Dhani, ya, Dhin?” tiba-tiba Roy menanyakan sesuatu yang sebenarnya Andini tidak ingin berbagi dengannya. Roy datang seiring menjauhnya Dhani terhadapnya. Andini sudah berpikir seratus kali untuk menemukan sebuah jawaban “Apakah salahku?”. Dua tahun menjalin sebagai sepasang kekasih tetap tidak bisa membuat Andini menyelami kesalahan apa yang telah terjadi dalam hubungan mereka. Semua baik-baik saja, Andini merasa sudah nyaman dengan Dhani, ketua Senat yang bersahaja. Walau Dhani bukan dari keluarga kaya raya, ayahnya hanya seorang guru, tetapi Andini mengagumi Dhani sebagai pribadi yang matang. Dan sebaliknya Andini merasa Dhani tidak terlalu minder dengan kesenjangan sosial yang tercipta di antara mereka. Hingga Andini tersadar, secara tiba-tiba Dhani menjauh dan bersikap dingin padanya. “Dhan, kenapa kamu berubah? Apa salahku? Kalau ada perilaku aku yang melukai hatimu, tolong katakanlah, tapi jangan kau diamkan aku hingga 8 │ Kumpulan Cerita Pendek
Murti Yuliastuti, Setia Khalfani, Sunu RH, dkk
membuat aku bertanya-tanya sendiri tanpa kejelasan!” Andhini mencoba meraih tangan Dhani saat berkesempatan rehat sejenak dari meeting Senat. Tetapi Dhani menghindar dan hanya berkata dingin, “Dhin, pokoknya aku untuk sementara tidak mau diganggu apa-apa tentangmu. Beri aku waktu untuk melaporkan kinerjaku selama menjabat dari ketua Senat!” Dan Dhani berlalu meninggalkan gadis yang sebenarnya tidak ingin dilukai seperti ini. *** Satu bulan lalu… “Oh... jadi di sini, ya, tempat nongkrongnya ketua Senat kebanggan Universitas Fida Bangsa, merumuskan teori-teori kerja yang tidak ada realisasinya?!” Pak Suryo datang sengaja ke ruangan Unit Kegiatan Mahasiswa. Dhani hanya diam membisu. Dia tahu sedang berhadapan dengan siapa. Ucapan barusan semata bukan kalimat yang selayaknya dilontarkan oleh seorang Pembantu Rektor, yang bukan lain adalah papa kekasihnya, Prastiwi Andini, yang telah dipacari dua tahun. “Sudah berkali aku peringati, jangan dekati anak gadisku, karena dia bukan untukmu, Rasdhani Putera! Andini adalah puteri tunggalku dan aku banyak berharap dari dia untuk mendapatkan pasangan yang sejajar! Bukan mahasiswa yang masuh sibuk berteori dengan visi dan misi yang tidak jelas arahnya!”
Segumpal Sesal │ 9
http://proyekbukugotongroyong.blogspot.com
“Saya bukan orang seperti itu. Saya tahu apa yang menjadi visi dan misi dalam menjadi seorang leader!” bela Dhani. “Alaaah... mahasiswa hanya berkedok mahasiswa dalam perlindungan universitas! Mana itu reformasi? Mana hasil dari demonstrasi kalian…? Hanya politik praktis! Tidak lebih dari kepentingan ego kalian! Tapi sudahlah! Aku tidak mau tahu dengan urusan politikmu! Yang jelas, jauhi puteriku! Atau…” “Atau apa? Bapak mengancam saya?” Dhani mencoba uji nyali dengan pria yang seharusnya dihormati, tapi apalah penghormatan bila harga diri sebagai lelaki diinjak-injak oleh seseorang yang harusnya lebih mengerti ‘kepribadian’ atau ‘tata krama’. Hangus itu tata krama dan kepribadian bila kasta mulai dipermasalahkan. Jelas papa Andhini tidak merelakan anak gadisnya berpasangan mahasiswa gembel, yang mengandalkan SPP dengan berbagai beasiswa. Otak cerdasnya pun tidak bisa menjamin dirinya akan menjadi seorang kaya raya cepat selepas wisuda. Apa yang bisa diharapkan dari bangsa yang hanya hidup untuk orang-orang yang mengandalkan kekayaan, kolusi, korupsi dan nepotisme. Bapaknya? Tidak mungkin bapaknya yang hanya guru Ibtidaiyah punya channel untuk dirinya dijamin mendapat pekerjaan yang menjanjikan.
10 │ Kumpulan Cerita Pendek