Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang Jurusan AKUNTANSI Course Outline Matakuliah Bobot SKS Semester Dosen Pengampu
Jam Konsultasi Metode kuliah
Tips untuk berhasil
: : : :
Forensic Accounting & Fraud Examination 3 SKS Genap 2007/2008 Gugus Irianto, SE. MSA. PhD. Akt. Gedung Utama (Dekanat) FE Unibraw, Lantai II Telp. (0341) 7750478 / 081 7962 4578 Email:
[email protected];
[email protected] : diumumkan tersendiri dikelas : Ceramah (lecture), seminar, pembahasan/diskusi kasus (casebased learning), dan pemutaran DVD (dari ACFE dan sumber lain) : kemandirian dalam belajar, proaktif dalam mencari dan sharing informasi, dan partisipasi/kontribusi aktif di kelas.
1. Latar belakang Fraud (kecurangan terkait dengan aspek keuangan) dapat terjadi di berbagai organisasi baik pada sektor Pemerintah maupun Swasta, dan dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang pada berbagai posisi –dari karyawan pada level operasional sampai kepada pejabat yang memiliki otoritas tinggi--, serta dapat pula dilakukan oleh suatu organisasi. Fraud dapat memiliki implikasi (material dan non material) yang jauh lebih besar daripada “jumlah” (secara material) yang diketahui dari tindakan fraud itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan perhatian seksama atas Fraud. Terdapat beberapa lembaga yang memiliki perhatian seksama terhadap fraud, antara lain Transparency International (TI) dan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). TI secara periodik menyusun laporan dan atau indeks tentang korupsi yang terjadi di berbagai Negara, terutama di sektor pemerintahan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang termasuk dalam daftar TI dan menempati ranking yang “cukup tinggi” (informasi tentang ranking Indonesia dalam konteks ini dapat diakses di http://www.transparency.org/; http://www. globalcorruptionreport.org/). Menyadari keadaan tersebut, pemerintah Indonesia dan juga beragam organisasi nonpemerintah bahu membahu dalam memerangi korupsi. Upaya yang sama juga dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi (PT) walaupun aktivitasnya masih belum direncanakan dan diimplementasikan secara sistemik. “Perang” (fighting) terhadap praktek korupsi diyakini perlu dilaksanakan secara sistematis dan melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sebagai bagian dari implementasi good governance, serta institusionlaisasi dalam diseminasi tentang etika bisnis dan profesi merupakan salah satu aspek fundamental dalam upaya pencegahan tindakan korupsi. Upaya tersebut perlu
©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 1 of 8
diikuti dengan penguatan law enforcement dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pencegahan, pendeteksian serta investigasi atas tindakan korupsi. Pendidikan akuntansi dapat memegang peran sentral dalam proses institusionalisasi kompetensi untuk melawan korupsi, oleh karena cukup banyak subjek (matakuliah) yang bersinggungan dengan hal itu baik itu aspek akuntansi, auditing, maupun sistem informasi. Meskipun demikian penguatan subjek tertentu yang secara khusus dipersiapkan untuk memberikan bekal pemahaman dalam pencegahan, pendeteksian dan investigasi terhadap korupsi atau kecurangan dalam bidang keuangan masih diperlukan. Matakuliah ini dirintis melalui kerjasama dan dukungan materi (buku dan DVD) dari ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) –yang memiliki visi “Fighting Fraud Globally”--. Kerjasama dan dukungan materi berupa buku juga diperoleh dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Mendorong tumbuhnya kesadaran akan bahaya fraud dan atau korupsi dalam arti luas serta memberikan kesempatan untuk memiliki kemampuan dalam pencegahan, pendeteksian, dan investigasi atas beragam bentuk kecurangan dan atau korupsi merupakan salah satu sasaran yang dicitakan dalam subjek ini.1 2. Deskripsi Matakuliah dan Tujuan Matakuliah ini dirancang untuk “membuka jendela” pemahaman mahasiswa tentang fraud, fraud examination dan forensic accounting2 serta untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan dan atau kompetensi mahasiswa dalam pencegahan, pendeteksian, dan investigasi tentang fraud. Walaupun demikian, kombinasi nama Forensic Accounting dan Fraud Examination dipilih untuk memberikan ruang yang lebih luas dalam kajian terkait dengan Fraud, disamping untuk pengembangan dari matakuliah Fraud Examination yang merupakan embrio dari matakuliah ini. Keunikan dari matakuliah ini dibanding dengan matakuliah lain adalah tentang cakupan materi yang merupakan integrasi/perpaduan dari (dan pemanfaatan) disiplin akuntansi, sistem informasi, auditing, dan aspek hukum. Setelah menempuh matakuliah ini, mahasiswa diharapkan (setidaknya) memiliki kemampuan dalam: 1. Memahami tentang makna Fraud dan implikasinya 2. Memahami tentang bentuk dan jenis-jenis Fraud 3. Memahami tentang makna dan ruang lingkup lingkup kajian tentang Fraud Examination, Forensic Accounting, dan Audit Investigasi Rintisan untuk sampai kepada penawaran matakuliah Fraud Examination sebagai matakuliah pilihan di Jurusan Akuntansi FE Universitas Brawijaya telah penulis lakukan sejak berada di Australia pada November/Desember 2005, disela revisi disertasi/thesis S-3 di University of Wollongong (UOW). Pada saat itu, penjajagan ”informal” untuk membuka program dual degree --kerjasama FE Unibraw dan Faculty of Commerce, UOW, penulis lakukan. Tertarik dengan program Master of Forensic Accounting (MFA) di UOW, penulis berdiskusi intensif dengan Direktur Program MFA, Dr. Kathy Cooper, dan dengan salah satu staf pengajar MFA, Dr. Annamaria Kurtovic, serta dengan Manager Hubungan Internasional dari Faculty of Commerce UOW. Berdasar diskusi tersebut, penulis menangkap ”kemungkinan kesulitan” terutama dari aspek birokrasi dan keuangan jika langsung membuka progam dual degree. Dua buah buku yang diberikan oleh Dr. Kathy Cooper pada penulis akhirnya memberikan inspirasi untuk menempuh jalan bertahap dan paling memungkinkan untuk menuju cita-cita terwujudnya program dual degree, dan penawaran matakuliah ini merupakan jembantan menuju kesana. 1
Pada matakuliah ini istilah fraud examination dan forensic accounting digunakan secara bergantian (interchangeably) senada dengan yang dinyatakan oleh Albrecht (2003), walaupun elaborasi didalamnya menunjukkan adanya penekanan aspek tertentu yang membedakan kedua terminologi tersebut, yang secara detail akan menjadi bahasan dalam matakuliah ini. 2
©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 2 of 8
4. 5. 6. 7.
Memahami tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya Fraud Memahami tentang berbagai pihak (aktor) yang dapat terlibat dalam Fraud Memahami tentang resolusi atas Fraud Memahami tentang peran akuntan dalam upaya pencegahan, pendeteksian, dan investigasi atas Fraud. 8. Memahami tentang dan memiliki kompetensi teknis terbatas terkait dengan cara pencegahan, pendeteksian dan investigasi atas Fraud 9. Memiliki ketrampilan teknis dalam melakukan deteksi atas fraud dengan menggunakan perangkat teknologi informasi 10. Memiliki ketrampilan teknis dalam mengidentifikasi adanya gejala dan atau tanda-tanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari “laporan akuntansi” Disamping aspek diatas, proses pembelajaran dalam matakuliah ini diharapkan dapat memberikan ruang dan kesempatan kepada mahasiswa untuk: (1) mengapresiasi etika profesi, (2) meningkatkan kemampuan berkomunikasi, (3) mengasah kemampuan dasar dalam melaksanakan penelitian (4) meningkatkan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, dan (5) meningkatkan kemampuan dan atau kompetensi penguasaan teknologi informasi terkait dengan fraud, terutama pemanfaatan dasar dari Computer Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTS), misalnya perangkat lunak Audit Command Language (ACL). Mengingat luasnya cakupan materi dalam matakuliah ini, maka sangat mungkin tidak semua aspek dapat didiskusikan dikelas secara detail, sehingga kegiatan mandiri secara individual dan kelompok sangat penting artinya untuk memperoleh pemahaman serta memiliki kompetensi yang memadai tentang matakuliah ini. Sebagai bagian dari upaya untuk menerapkan pola student-centered learning maka mahasiswa diharapkan proaktif dalam beragam aktivitas belajar mandiri dan kegiatan kelompok. Diharapkan pula, topik-topik dalam matakuliah ini dapat menjadi pemicu (driver) munculnya gagasan atau ide untuk melakukan studi/riset tentang fraud di Indonesia. 3. Sumber bacaan/referensi utama: _____________ (2004), Introduction to Fraud Examination, Association of Certified Fraud Examiners [ACFE] Albrecht, et al. (2006), Fraud Examination, South-Western, a division of Thomson Learning [AWS] Irianto, G. (2003), “Skandal Korporasi dan Akuntan”, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2, Juli, hal. 104-14 [GI] Singleton, T.W. et al. (2006), Fraud Auditing & Forensic Accounting, 3rd. edition, John Wiley & Sons, Inc. [STE] Tuanakotta, T.M. (2007), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2007)[TT]
©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 3 of 8
4. Sumber bacaan/referensi pendukung: Browne, M.N. dan Keeley, S.M. (1994), Asking the Right Questions: A Guide to Critical Thinking, Fourth Edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Coderre, D.G. (1999), Fraud Detection: Using Data Analysis Techniques to Detect Fraud, Global Audit Publications. [CDG] Golden, T.W. et al. (2000), A Guide to Forensic Accounting Investigation, John Wiley & Sons, Inc. [GTW] Hunton, J.E. et al. (2004), Core Concepts of Information Technology Auditing, John Wiley & Sons, Inc. [HJE] Setiyono (2005), Kejahatan Korporasi: Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publishing. Silverstone, H. dan Sheetz, M. (2004), Forensic Accounting and Fraud Investigation for Non-Experts, John Wiley and Sons, Inc. [SS] ------------ (2006), Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi, Cetakan Kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Verhezen, P. (n.d), Gifts and Bribes: An Essay on the Limits of Reciprocity www.acfe.com www.bpk.go.id 5. Rencana Kuliah Sesi 1
2
3 4
5
6
7
Materi
Pengantar: penjelasan latar belakang, proses, materi, dan ekspektasi keseluruhan proses belajar mengajar Forensic Accounting, Fraud, dan Fraud Examination ”Skandal Korporasi dan Akuntan” Who commits Fraud and Why? Fighting Fraud: An Overview Fraud Prevention Preventing Fraud Fraud Detection Recognizing the symptoms of Fraud Proactive approaches to detecting Fraud (topik ini ditunjang dengan praktikum di Lab. Komputasi) Fraud Investigation Investigating thefts acts and concealment Conversion Investigation Methods
Acuan Utama Course outline, CBL, dll.
Kasus*)
AWS Ch. 1 & materi dari ACFE Artikel GI AWS Ch. 2 AWS Ch. 3
C1-1, C1-2, C1-8
AWS Ch. 4
C4-1, C4-5
AWS Ch. 5
C5-1, C5-2, C5-3
AWS Ch. 6
C6-1, C6-2 CD
AWS Ch. 7
C7-1, C7-2, C7-8
AWS Ch. 8
C8-1, C8-2, C8-8
C2-3, C2-4, C2-8 C3-1, C3-2, 3, C3-6
©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 4 of 8
8 9 10 11
UTS Management Fraud: Financial Statement Fraud Inquiry Methods and Fraud Reports
AWS Ch. 10
C10-1, C10-2, C10-8
AWS Ch. 9 TT, Bab . 19 TT, Bab 4
C9-1, C9-2, C9-8
Forensic Accountant: Atribut, Standar, dan Kode Etik 12 Forensic Accountant as an expert STE Ch. 11 witness 13 Investigasi: Teknik Audit vs. Teknik TT, Bab 13 & Perpajakan 14 14 Lanjutan: Tindak Pidana Korupsi TT, Bab 16 & dan Pengadaan 17 15 Penelusuran asset dan Pemulihan TT, Bab 28 Kerugian 16 UAS *) contoh-contoh kasus yang setiap semester dapat dirubah/diganti. Perubahan kasus dapat disampaikan di kelas satu minggu sebelum tugas dikerjakan 6. Praktikum di Lab. Komputasi Untuk mencapai sasaran pencapaian kompetensi penguasaan teknologi informasi terkait dengan fraud, maka akan diperkenalkan salah satu perangkat lunak Computer Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTS) yaitu Audit Command Language (ACL). Idealnya diperlukan 3-4 sesi untuk memperkenalkan dasar ACL, oleh karena itu khusus untuk sesi ini akan dipersiapkan asistensi khusus untuk praktik atau setidaknya mengikuti demo ACL di lab. yang sesinya diatur tersendiri diluar jadwal kuliah reguler. 7. Tugas Terstruktur Individu (TST-I) TST-I merupakan kegiatan mandiri individu untuk MEMBACA artikel di koran/majalah, bagian/chapter dari buku, dan atau artikel dari internet (selanjutnya disebut sumber belajar) sesuai dengan minat masing-masing. Tidak ada batasan maksimum untuk membaca dan mengkoleksi sumber belajar, namun setiap minggu dianjurkan untuk setidaknya membaca dari satu sumber belajar dan diarsip pada map kuliah masing-masing. Sebagai bukti bahwa setiap sumber belajar yang diakses telah dipelajari, maka mahasiswa harus membuat ringkasan dan komentar/catatan kritis dari sumber belajar tersebut yang diketik rapi dengan panjang ringkasan dan komentar/catatan kritis maksimum 1 (satu) halaman untuk sumber belajar artikel atau sumber bacaan internet, dan minimum-maksimum 3 - 5 halaman untuk sumber belajar dari buku. Setiap ringkasan dan komentar/catatan kritis wajib mencantumkan sumber referensi dengan baik. Salah satu dari upaya pengkayaan kemampuan melalui tugas membaca ini adalah dengan ”berselancar” di internet untuk menemukan 1 (satu) kasus skandal keuangan yang terjadi di perusahaan (seperti kasus Enron, dll, terutama kasus yang di Indonesia). Ringkasan dan komentar/catatan kritis diketik pada kertas A-4, spasi 1, ©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 5 of 8
single sided, jumlah halaman sesuai ketentuan tersebut diatas, font 12, huruf Arial/Times News Roman/Palatino Lynotype/ Garamound. Setiap minggu atau setiap dua minggu sekali, terhitung mulai minggu ketiga, tugas individu akan direview dan menjadi bagian dari keseluruhan tugas untuk matakuliah ini. 8. Tugas Terstruktur Kelompok (TST-K): Tugas kelompok adalah mendiskusikan setiap kasus sesuai jadwal dan menuliskan jawabannya dalam format laporan sebagaimana tugas individu hanya jumlah halamannnya menyesuaikan dengan kebutuhan. Tugas ini ditulis/diketik dengan Words dan diringkas dalam Power Points. Mulai minggu ke 3 - 4 diskusi kelompok akan dimulai. Satu atau dua kelompok akan ditunjuk untuk mempresentasikan hasil analisis kasus di depan kelas, sehingga secara bergantian setiap kelompok mendapat kesempatan untuk presentasi di depan kelas. Analisis kasus dianjurkan dapat dievaluasi dengan membaca referensi yang relevan baik itu dari buku teks atau sumber lain. Disamping presentasi kasus, setiap kelompok dianjurkan untuk sharing tentang sumber belajar yang paling menarik yang sudah dibaca dan dipilih, serta dipersiapkan presentasinya oleh kelompok yang bersangkutan. Jadi presentasi setiap kelompok terdiri dari 2 (dua) bagian: presentasi kasus dan presentasi dari sumber belajar yang dipilih. Kontribusi masing-masing anggota kelompok harap dituliskan pada halaman depan tugas kelompok yang dikumpulkan. (Catatan: jika tidak ada kasus yang ditugaskan pada sesi pertemuan dimaksud maka tugasnya adalah membaca dan meringkas materi yang akan didiskusikan di kelas. Detail dari hal ini akan disampaikan tersendiri di kelas) 9. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) UTS dan UAS dilaksanakan di kelas dalam bentuk objective test dan pemecahan kasus atau ditentukan dalam bentuk take home exam. Pemberitahuan Jika ada perubahan akan disampaikan di kelas. 10. Evaluasi (penyesuaian dapat dilakukan dengan pertimbangan khusus) Unsur yang dinilai Points Prosentase Range Nilai Nilai Partisipasi/Kontribus 100 20 % >= 85% A i TST-Kelompok 75 15 % >= 75% B+ TST-Individu 125 25 % >= 69% B UTS 100 20 % >= 65% C+ UAS 100 20 % >= 55% C >= 50% D+ Total 500 100 % >= 45% D <45% F Presensi/Kehadiran Kehadiran minimal (sesuai buku pedoman) wajib dipenuhi untuk dapat berhasil dalam matakuliah ini atau sebaliknya. 11. Standar Etika ©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 6 of 8
Mahasiswa yang menempuh matakuliah ini dianjurkan dan sangat diharapkan untuk menjunjung tinggi etika dan atau norma akademik yang berlaku, setidaknya seperti tertuang dalam buku panduan akademik FEUB, dan lebih dianjurkan lagi juga diperluas dalam perilaku keseharian, terutama pada saat kuliah. Berhati-hatilah terkait dengan ancaman dari tindakan plagiarism. Berpakaian dan berperilaku yang pantas dan sopan, misalnya, juga sangat dianjurkan, untuk membiasakan dan membangun diri sendiri untuk mempersiapkan diri kelak jika terjun dalam lingkungan profesi dan masyarakat. Aspek ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam penentuan hasil akhir matakuliah ini. Perlu untuk diingat bahwa bekal untuk hidup di tengah masyarakat tidaklah cukup hanya dengan kecerdasan otak semata, namun juga perlu ditopang oleh kekuatan moral dan kebesaran hati. 12. Aspek Lingkungan: Keterbatasan Seiring dengan ”misi” yang diemban matakuliah ini untuk berkontribusi dalam upaya penyebarluasan upaya pencegahan tindak kecurangan dalam arti luas, maka delivery process dari matakuliah ini juga diupayakan untuk sejauh mungkin dapat meminimalisir hal terkait dengan kecurangan. Sayangnya terdapat keterbatasan yang berpengaruh terhadap upaya pencapaian misi dimaksud. Sebagai contoh, harga buku ajar yang relatif mahal dan mungkin memberatkan bagi sebagian besar mahasiswa – dan pada akhirnya mendorong mahasiswa untuk memfotocopy buku atau sumber belajar yang lain yang memiliki hak cipta--, menjadi salah satu keterbatasan lingkungan yang pada gilirannya tidak dapat mendukung tercapainya misi secara utuh dari seluruh proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, hal ini secara bertahap dan berkelanjutan akan diupayakan untuk diperbaiki. 13. Lain-lain: Dianjurkan agar setiap mahasiswa memiliki buku pegangan/sumber belajar (dengan meminjam, membeli, dll) agar dapat mengikuti proses perkuliahan ini dengan baik. Ketentuan lain, misalnya soal plagiat dll., dapat dipelajari pada Buku Pedoman Akademik FE Unibraw. Tugas yang dikumpulkan setiap minggu hanya tugas kelompok, kecuali ada permintaan khusus pada minggu sebelumnya yang disampaikan di kelas. Untuk tugas individu yang dikerjakan secara mandiri, semuanya diarsip secara mandiri pada map yang telah disepakati di kelas. Tugas ini akan di review secara ringkas secara periodik, setiap minggu atau setiap dua minggu sekali, sebelum kelas selesai. Ujian susulan baik itu Kuis, UTS maupun UAS tidak dilakukan dalam matakuliah ini kecuali dalam keadaan khusus yang akan dipertimbangkan kasus per kasus.
Selamat belajar, jika ada kesulitan segera bertemu dosen pengampu untuk berdiskusi. “Sesungguhnya dibalik kesulitan, ada kemudahan” (QS 94:5) ”Pemberantasan Korupsi tak membutuhkan orang suci, tapi orang sadar. Dengan menjabat di KPK, mereka menyadari langkah-langkah di masa lalu. Anggap saja menebus dosa.” (Taufiequrrahman Ruki, mantan Ketua KPK) – Jawa Pos, 25 Desember 2007. ©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 7 of 8
©Gugus Irianto, Fraud Examination, Course Outline, Revised 10/21/2008, 2:00:41 PM, p. 2 of 8