n STRATEGI DAN PERENCANAAN a r PENGEMBANGAN WISATA PANTAIi DAN LAUT a r e P a t a is w o k E (Ekowisata Berbasis Masyarakat)
Ani Rahmawati, S.Pi, M.Si Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA
Conventional vs Sustainable Tourisms WISATA KONVENSIONAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Satu tujuan: Keuntungan Tak terencana Berorientasi pada wisatawan Kontrol oleh pihak luar Fokus pada hiburan Konservasi bukan prioritas Masyarakat bukan prioritas “Kebocoran“ pendapatan
WISATA BERKELANJUTAN
e P
1. Tiga tujuan (‘tiga garis dasar’): keuntungan, lingkungan, masyarakat 2. Umumnya terencana 3. Berorientasi lokal 4. Kontrol oleh pihak lokal 5. Fokus pada pendidikan 6. Konservasi adalah prioritas 7. Masyarakat adalah prioritas 8. Lebih banyak pendapatan tertahan
a t a is
w o k E
a r
ri
n a
Aspek Kunci Ekowisata
ri
n a
• Jumlah pengunjung terbatas/diatur sesuai daya dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat (vs mass tourism)
a • Pola wisata ramah lingkungan (nilai r konservasi) e • Pola wisata ramah budaya dan P adat setempat (nilai edukasi dan wisata) a t • Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai ekonomi) a s i • Modal awal untuk infrastruktur tidak besar (nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi) w o k E
Pengertian
ri
n a
Pola ekowisata berbasis masyarakat yaitu : Pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh.
a r
a t a is
e P
Titik berat pada peran aktif masyarakat KATA KUNCI
Mengakui hak masyarakat lokal sbg pengelola kegiatan wisata Bukan masyarakat menjalankan kegiatan ekowisata sendiri
w o k E
Masyarakat terlibat dalam semua tahapan mulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi Masyarakat Sebagai Mitra
Pengelola Sumberdaya 1. Dikelola oleh masyarakat • Hak/hukum adat • Pemimpin informal – SASI, AWIG, PANGLIMA LAOT, NYALE 2. Dikelola oleh pemerintah • Sumberdaya milik negara • Pendekatan ATAS – KE BAWAH 3. Dikelola bersama (KOLABORASI) • Sumberdaya milik umum • Pemerintah SEBAGAI PENGATUR (manager) • Masyarakat SEBAGAI PENGGUNA
a r
ri
w o k E
a t a is
e P
n a
n a
(Pretty, 1995)
1. Sosialisasi 2. Pengumpulan informasi 3. Perundingan 4. Plakasi/konsiliasi
ri
e P
a r
a t 6. Mobilisasi dengan kemauan sendiri a 7. Monitoring dan is evaluasi kegiatan w o k E 5. Kemitraan dalam pelaksanaan
n a
(Pretty, 1995)
1. 2. 3.
4. 5.
6.
7.
ri
Pemberitahuan/Sosialisasi: hasil yang diputuskan oleh orang luar diberitahukan kepada masyarakat. Komunikasi satu arah. Pengumpulan informasi: Masyarakat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang luar. Komunikasi satu arah. Perundingan: pihak luar berkonsultasi dan berunding dg masy. melalui pertemuan. Komunikasi dua arah, namun tidak ikut dalam analisis or decision making, Plakasi/konsiliasi: Masy. ikut dalam proses pengambilan keputusan yang biasanya sudah diputuskan (material incentives ) Kemitraan: Masy. Ikut seluruh proses pengambilan keputusan bersama dg pihak luar. Partisipasi merupakan hak dan bukan kewajiban (interactive participation), Mobilisasi dengan kemauan sendiri: Masy. mengambil inisiatif sendiri, jika diperlukan dengan bimbingan dan bantuan pihak luar. Masyarakat memegang kontrol atas keputusan dan pemanfaatan sumberdaya, pihak luar memfasilitasi (self-mobilization)) Monitoring dan evaluasi kegiatan: masyarakat berpartisipasi dalam monitoring dan evaluasi kegiatan
a r
w o k E
a t a is
e P
Kolaborasi
ri
n a
Sharing of responsibility and power between government and community in managing natural resources (Pomeroy & Berkes, 2001)
a r
berbagi tanggung jawab dan wewenang antara pemerintah dengan masyarakat dalam mengelola sumberdaya
e P
“pendekatan di mana dua pelaku sosial atau lebih bernegosiasi, menentukan dan menjamin pembagian yang adil dari fungsi, hak dan tanggung jawab di antara mereka sendiri dalam mengatur sumber daya alam” (Borrini-Feyerabend et al. 2000).
w o k E
a t a is Power
Responsibility
Kunci Keberhasilan Ekowisata Berbasis Masyarakat
ri
n a
1. Kelembagaan masyarakat lokal sebagai pengelola ekowisata Partisipasi masyarakat 2. Prinsip local ownership (=pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat) diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana dan pra-sarana ekowisata, kawasan ekowisata, dll (nilai partisipasi masyarakat) 3. Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi di lokasi wisata (nilai ekonomi dan edukasi) 4. Pemandu adalah orang setempat (nilai partisipasi masyarakat) 5. Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan obyek wisata menjadi tanggungjawab masyarakat setempat, termasuk penentuan biaya (=fee) untuk wisatawan (nilai ekonomi dan wisata).
a r
w o k E
a t a is
e P
8 Prinsip Ekowisata 1.
ri
a r
n a
Mencegah dan menanggulangi dampak kegiatan wisatawan terhadap alam dan budaya; pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat
e P
2.
Pendidikan Konservasi Lingkungan: Mendidik wisatawan dan masyarakat setempat akan pentingnya arti konservasi.
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan; Restribusi dan pajak konservasi dapat dipergunakan secara langsung untuk membina, melestarikan, dan meningkatkan kualitas kawasan
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pengawasan, dan pengembangan
w o k E
a t a is
Kep.Anambas @anier 2011
8 Prinsip Ekowisata (lanjutan)
ri
n a
5.
Peningkatan ekonomi masyarakat; Keuntungan yang nyata dari kegiatan ekowisata terhadap ekonomi masyarakat melalui keterlibatan masyarakat dalam kawasan
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam; Keaslian alam serta keseimbangan alam tetap perlu dipertahankan,
7.
Sesuai daya dukung lingkungan; kegiatan ekowisata dikembangkan sesuai kapasitas lingkungan sehingga kegiatan ekowisata akan dipertahankan tidak melebihi daya dukung lingkungan
8.
a r
a t a is
w o k E
e P
Peluang pengembangan bagi devisa negara dan pendapatan daerah Kep.Anambas @anier 2011
Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat
ri
n a
1. Keberlanjutan Ekowisata dari Aspek Ekonomi, Sosial dan
a r
Lingkungan (prinsip konservasi dan partisipasi masyarakat) Kriteria: a) Memperhatikan prinsip daya dukung lingkungan, maupun sosial-budaya b) Sedapat mungkin menggunakan teknologi ramah lingkungan c) Mendorong terbentuknya ”ecotourism conservancies”
w o k E
a t a is
e P
Kep.Anambas @anier 2011
Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat 2. Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (Prinsip partisipasi masyarakat) Kriteria: a) b) c) d)
ri
a r
e P
n a
Kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat (misalnya Tour Operator); Pembagian adil dalam pendapatan dari jasa ekowisata di masyarakat Organisasi masyarakat membuat panduan etika selama berada di kawasn ekowisata. Prinsip perlunya usaha melindungi pengetahuan serta hak atas karya intelektual masyarakat lokal, termasuk: foto, kesenian, pengetahuan tradisional, musik, dll.
w o k E
a t a is
Kep.Anambas @anier 2011
Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat 3. Ekonomi berbasis masyarakat (Prinsip partisipasi masyarakat)
Kriteria: a) b) c) d)
ri
e P
a r
n a
Mendorong regulasi yang mengatur standar kelayakan homestay sesuai dengan kondisi lokasi wisata Mendorong prosedur sertifikasi pemandu sesuai dengan kondisi lokasi wisata Mendorong ketersediaan homestay yang dikelola masyarakat Ekowisata dan tour operator turut mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku bagi para pelaku ekowisata terutama masyarakat
w o k E
a t a is
Kep.Anambas @anier 2011
Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat 4. Prinsip edukasi Kriteria:
ri
a r
e P
n a
a)
Mendorong masyarakat mendukung & mengembangkan upaya konservasi
b)
Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu menjadi bagian dari paket ekowisata
c)
Mengembangkan skema agar wisatawan secara sukarela terlibat dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama kunjungannya (stay & volunteer).
w o k E
a t a is
Kep.Anambas @anier 2011
Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat 5.
ri
n a
Pengembangan dan penerapan rencana tapak dan kerangka kerja pengelolaan lokasi ekowisata (prinsip konservasi dan wisata). Kriteria:
a r
a)
Memperhitungkan tingkat pemanfaatan ruang kaitan dengan daya dukung kawasan (dapat melalui sistem zonasi dan pengaturan waktu kunjungan
b)
Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada ekosistem yang sangat unik dan rentan
c)
Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan masyarakat lokal terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan
d)
Ada sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum.
e)
Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan tradisi lokal.
f)
Kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari ikan/melaut, berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal.
w o k E
a t a is
e P
Kep.Anambas @anier 2011
ri
a r
w o k E
a t a is
e P
n a
Kep.Anambas @anier 2011