Comparison Test The Practicalities of Computer Based Learning Media With Interactive Tutorials Model for Medical Physics Subject Junios1*, D. Kariman2 1 STIKes Ceria Buana Bukittinggi, Jl. Jenderal Sudirman No. 18 A Bukiitinggi, Sumatera Barat 2 STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 1
[email protected] ABSTRACT This paper discusses comparison test practicality of computer-based learning media with interactive-tutorial model for medical physics subject. Prototype was validated by six validators of learning media, language, and medical physics learning. Based on suggestion of validators, prototype was revised. After revised, prototype was tested to determine practicality of learning media. Practicality data was obtained from questionnaire of practicality of learning media that filled by medical physics lecturer and students. Practicalities results are then compared to the second test. The result was no
significant difference between test the practicalities of the lecturers and students. This condition can be seen from good learning outcomes on medical physics subject. Keywords : comparison test the practicalities interactive learning media; medical
physics; computer-based learning. PENGENALAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang khusus mengkaji lebih dalam pada fase tes, evaluasi, dan revisi. Setelah dilakukan uji validitas isi dan validitas konstruk untuk media pembelajaran, maka dilakukan uji coba. Uji coba ini dilakukan dalam dua tahap yaitu uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Uji coba terbatas dilakukan terhadap mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah fisika kesehatan di Program Studi D.III Kebidanan STIKes Ceria Buana Bukittinggi, mahasiswa tersebut diberi angket praktikalitas media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif. Angket praktikalitas juga diberikan kepada dosen yang mengajarkan mata kuliah ini. LATAR BELAKANG Pengembangan pendidikan akademi dan profesional sekaligus pusat pengembangan ilmu, mampu menghasilkan lulusan yang berbasis kompetensi
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2266
menjadi visi STIKes Ceria Buana. Berdasarkan visi ini STIKes Ceria Buana menyelenggarakan pendidikan dengan mengemban sejumlah misi yang antara lain menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu sesuai dengan tuntutan pasar dan era global, menciptakan iklim akademik yang kondusif, mengembangkan kegiatan penelitian di bidang kesehatan guna menunjang proses belajar mengajar, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai aplikasi ilmu di bidang kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik menjadi warga masyarakat yang mampu berintegrasi, berpartisipasi dan berkontribusi dalam mengembangkan dan memajukan keluarga, lingkungan, masyarakat, dan negara. Junios dkk (2013 : 127). Untuk mengaplikasikan cita-cita luhur tersebut pengembangan media pembelajaran guna meningkatkan kompetensi mahasiswa adalah salah satu solusi yang dapat dilakukan. Untuk mata kuliah fisika keperawatan di Program Studi S1 Keperawatan maupun fisika kesehatan di Program Studi D. III Kebidanan STIKes Ceria Buana ditemukan bahwa tingkat pemahaman mahasiwa terhadap mata kuliah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya mahasiwa mengulang mata kuliah ini pada tahun-tahun berikutnya untuk fisika keperawatan dan seringnya dilakukan her untuk fisika kesehatan. Kenyataan ini tentu mengganggu proses wisuda mahasiswa yang bersangkutan. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari tahun ke tahun mahasiswa yang mengulang ataupun her untuk mata kuliah fisika ini tergolong tinggi mencapai 46%. Kenyataan ini menjadi lebih serius dikarenakan kedua mata kuliah ini merupakan matakuliah dasar yang menjadi prasyarat bagi mahasiswa untuk mata kuliah tingkat lanjut seperti fisiologi dan biokimia. Kekurangpahaman mahasiswa terhadap matakuliah ini peneliti duga dikarenakan materi yang diajarkan untuk matakuliah ini sangat banyak, sementara waktu yang dialokasikan untuk mata kuliah ini tidak mencukupi. Kenyataan ini diperparah lagi dengan input mahasiswa yang tergolong memiliki kemampuan dalam kategori sedang, sehingga materi yang banyak tersebut tidak bisa dipelajari sendiri. Mahasiswa tersebut harus dapat bimbingan dari dosen yang bersangkutan. Solusi yang paling mungkin diberikan untuk permasalahan ini adalah membuat media pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi dan komunikasi (TIK). Berdasarkan kemajuan ilmu dan teknologi kampus diharapkan memasyarakatkan penggunaan media guna meningkatkan keefektifan pembelajaran. Media pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK dapat membangkitkan motivasi mahasiswa ketika belajar Fisika Kesehatan. Dengan adanya solusi ini permasalahan pembelajaran Fisika Kesehatan di Sumatera Barat akan dapat teratasi.
2267
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Tabel 1. Rekapitulasi Mahasiswa yang Mengulang dan Her pada Matakuliah Fisika Keperawatan dan Fisika Kesehatan di STIKes Ceria Buana
Tahun Ajaran 2009/201 0 2010/201 1 2011/201 2
Mahasiwa Yang Mengulang dan Her % Fisika Jumlah Mengula Kesehatan Mhs ng
Fisika Keperawat an
Jumla h Mhs
18
48
37,5
45
120
37,5
17
45
37,7
47
110
42,7
17
37
45,9
40
89
44,9
% Her
Sumber : Junios dkk dalam Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Interaktif pada Mata Kuliah Fisika Kesehatan di Sumatera Barat, 2013.
Media Pembelajaran Model Tutorial Interaktif Fisika Kesehatan Hakikat Pembelajaran Fisika Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indera dengan kecendrungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya. Hubungan antara stimulus dan respon akan banyak terbentuk dengan menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran dapat meransang alat indera secara simultan. Pembelajaran pada hakikatnya adalah membawa mahasiswa untuk belajar. Lingkungan mahasiswa tersebut sengaja dikelola sedemikian rupa agar turut serta membuat pemacu motivasi mahasiswa untuk belajar. Motivasi ini akan muncul jika mahasiswa itu tertarik dengan materi yang diberikan dalam matakuliah tersebut. Untuk membuat mahasiswa itu tertarik tentu harus difikirkan media yang akan mungkin menjadi perhatian mahasiswa tersebut. Salah satunya adalah media pembelajaran. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai maka mahasiswa harus dapat belajar mandiri baik di ruang kuliah maupun di luar lingkungan itu. Penerapan kurikulum KBK di Institusi STIKes Ceria Buana juga menuntun mahasiwa untuk mampu belajar mandiri tanpa di bimbing oleh dosen terkait. Untuk ini tentu seorang dosen pengampu mata kuliah harus mampu membuat media pembelajaran mandiri yang bersifat interaktif, sehingga mahasiswa tidak terlalu tergantung dengan materi yang diberikan di ruang kuliah. Martinis (2008:2004) menyatakan bahwa belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terkait dengan kehadiran guru, dosen, pertemuan tatap muka di kelas, kehadiran
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2268
teman di sekolah. Belajar mandiri merupakan belajar dalam mengembangkan diri, keterampilan dengan cara tersendiri. Belajar mandiri membutuhkan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan, tanggung jawab, kemauan, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju dalam pengetahuan. Fisika kesehatan merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, fisika kesehatan mempunyai peranan penting untuk berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan ilmu fisika kesehatan dewasa ini sudah mampu membantu penyembuhan pasien kanker tanpa operasi. Dewasa ini di dunia internasional sudah dikembangkan ilmu Radioterapi sebagai penanganan pasien kanker prostat, kanker payudara, kanker servik dan lain-lain. Ilmu ini berkembang dengan pengetahuan fisika kesehatan inilah sebagai ilmu dasarnya. Didalam materi Fisika Kesehatan mahasiswa dipaparkan dengan materi biomekanika yang mendasari gerak yang terjadi pada tubuh manusia, Gaya-gaya klinis yang akan mungkin membantu manusia dalam mengetahui bagaimana proses kehidupannya berjalan. Didalam keilmuan biomekanika ini seorang dokter/bidan/perawat juga mengetahui bagaimana membantu persalinan pasien normal (partus normal). Materi selanjutnya yang disampaikan adalah Bioakustik. Didalam materi ini mahasiswa diperkenalkan dengan sumber pendengaran, alat pendengaran manusia, bagaimana proses pendengaran dapat ditangkap oleh indera pendengaran, dan penyakit apa saja yang bisa ditimbulkan oleh bising. Biolistrik adalah materi selanjutnya yang disampaikan pada mata kuliah fisika kesehatan, didalamnya mahasiswa akan diberikan pengetahuan tentang kelistrikan jantung, serta proses terapi listrik untuk penyembuhan pasien. Pengtahuan mahasiswa akan diperkaya dengan materi biooptik sebagai pengetahuan awal bagi mereka mengenali proses penglihatan, mengenali gangguan yang mungkin ditimbulkan oleh kerusakan indera penglihatan, dan bagaimana membantu pasien yang mendapatkan gangguan penglihatan. Materi selanjutnya yang disampaikan ke mahasiswa adalah biospektroskopi, dalam materi ini mahasiswa akan diperkenalkan dengan radiasi yang bisa berpotensi mengganggu kesehatan manusia, terutama radiasi yang diakibatkan oleh rumahsakit terhadap penggunaan alat seperti X ray, CT Scan, bahan-bahan radiofarmaka yang dipenuhi oleh radioisotop, Gamma Ray, SPECT, PET dan alat-alat kesehatan lainnya yang berpotensi mengeluarkan radiasi. Praktikalitas Media Pembelajaran Praktikalitas media pembelajaran adalah keterpakaian (usability) media pembelajaran dalam pembelajaran Fisika Kesehatan. Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan menggunakan prototipe dan kemajuan yang didapatkan oleh mahasiswa dan dosen dengan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif. Angket praktikalitas prototipe media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif didekripsikan dengan teknik analisis frekuensi dengan rumus :
2269
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
skor rata − rata x100% skor maksimal Kriteria praktikalitas diperoleh dengan menggunakan mean hypothetic, yaitu : Tingkat kepraktisan =
Tabel 2. Kriteria Praktikalitas Media Pembelajaran Tingkat Kepraktisan
Kriteria
80 < TK ≤ 100%
Sangat Praktis
60 < TK ≤ 80%
Praktis
40 < TK ≤ 60%
Cukup Praktis
20 < TK ≤ 40%
Kurang Praktis
TK ≤ 20%
Tidak Praktis
Hasil wawancara dari responden memberikan data kualitatif berdasarkan catatan yang dibuat saat wawancara berlangsung dan dibuat ringkasan komentar, pernyataan, saran, kemudian dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan. Media Pembelajaran Berbasis Komputer Media dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, dosen, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media mampu menjadikan mahasiswa memahami permasalahan dengan selalu aktif dan kreatif dalam mempelajari suatu ilmu. Media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat meransang siswa untuk belajar. Istilah media yang digunakan dalam dunia pendidikan adalam media pembelajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video rekaman, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan komputer. Selain itu media pembelajaran juga bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti Overhead Projector (OHP), radio, televise, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film, atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2270
Kemp dan Dayton (Nevrita, 2009 : 18) mengemukakan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran adalah : a. Penyampaian materi dapat diseragamkan b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif d. Efisien waktu dan tenaga e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Sudjana dan Rivai (2002 : 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mahasiswa yaitu : a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembalajaran. c. Metoda mengajar akan lebih bervariasi d. Mahasiswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar TUJUAN DAN OBJEKTIF KAJIAN Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai tes praktikalitas yang dilakukan pada mahasiswa dan dosen yang menggunakan media pembelajaran interaktif pada mata kuliah fisika kesehatan. Objektif kajian yang hendak dicapai melalui kajian ini adalah : i. mengenal pasti nilai tes praktikalitas yang dilakukan untuk mahasiswa ii. mengenal pasti nilai tes praktikalitas yang dilakukan pada dosen, dan iii. mengenal pasti perbedaan hasil tes praktikalitas antara mahasiswa dengan dosen. METHODOLOGI Jenis Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuannya, penelitian ini digolongkan sebagai penelitian pengembangan (development research) yang digabungkan dengan penelitian praeksperimen menggunakan rancangan one-shot case study. Prosedur Penelitian 1. Fase Investigasi Awal (Preliminary Investigation) Pada fase ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
2271
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
a. Menganalisis kontrak perkuliahan fisika kesehatan dan fisika keperawatan, untuk mengetahui kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa. Kontrak perkuliahan yang sudah berjalan di sekolah-sekolah tinggi kesehatan yang ada di Sumatera Barat ditemukan bahwa pencapaian ketuntasan pembelajaran mahasiswa terkendala dibuktikan dengan seringnya mahasiswa gagal dalam mata kuliah ini, sehingga her dan semester pendek menjadi pilihan mahasiwa untuk menuntaskan mata kuliah ini. Tentu hal ini menjadi masalah yang cukup serius dikarenakan mata kuliah Fisika Kesehatan merupakan mata kuliah dasar yang wajib dipahami oleh mahasiswa untuk dapat meningkatkan pengetahuannya pada matakuliah tingkat lanjut. Didalam kontrak perkuliahan yang sudah baku telah terdapat penjabaran setiap materi perkuliahan secara sistematis, sehingga sudah seyogyanya mahasiswa mendapatkan semua materi dan memahaminya. Konsep materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yakni menjadikan ilmu Fisika sebagai ilmu dasar dalam pemahaman mahasiswa tentang ilmu kebidanan dan atau keperawatan. b. Menganalisis materi yang tercangkum dalam mata kuliah fisika kesehatan. Hasilnya adalah Analisis materi diawali dengan materi Biomekanika, pada materi ini di lihat kembali kesesuaian materi dengan pencapaian pada kontrak perkuliahan. Setelah dilakukan analisis akhirnya dapat disimpulkan materi Biomekanika sudah sesuai dengan tuntutan kontrak perkuliahan. Selanjutnya di analisis seluruh materi dan didapatkan hasil untuk seluruh materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajran. c. Mereviu literatur tentang pembuatan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif, hasilnya Media pembelajaran berbasis komputer bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami materi dalam mata kuliah Fisika Keshatan melalui pembelajaran secara mandiri. Model pembelajaran yang dirancang adalah model tutorial, artinya mahasiswa tidak memerlukan banyak bantuan guru dalam memahami materi, karena semua penjelasan materi dan pembahasan contoh soal, serta evaluasi disediakan. Media pembelajaran ini dirancang dengan menu-menu interaktif agar pengeloalaan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, sehingga mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Latihan soal (evaluasi) dalam media pembelajaran ini di rancang agar mahasiswa bisa memahami seluruh materi dalam pembelajaran ini dengan lebih baik. d. Wawancara dengan rekan dosen fisika kesehatan, hasilnya adalah Wawancara dengan Tim Peneliti Mitra dan teman sejawat (dosen pengampu mata kuliah yang sama) dilakukan secara tidak formal. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pembelajaran masih didominasi oleh peran aktif dosen, dan pembelajaran dilaksanakan belum pernah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, sementara fasilitas untuk terhubung dengan komputer itu cukup tersedia. Sementara alokasi waktu untuk perkuliahan Fisika Kesehatan belum terpenuhi dengan baik, sehingga banyak mahasiswa yang tidak paham dengan materi yang disampaikan. Untuk itu pengembangan media
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2272
pembelajaran berbasis komputer model tutorial dirancang untuk meningkatkan aktivitas mahasiswa selama pembelajaran, sehingga mahasiswa tidak hanya menunggu penjelasan dari dosen melainkan bisa memahami konsep sendiri. Media pembelajaran ini juga dirancang agar dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran mandiri, sehingga siswa yang belum menguasai materi dapat mengulang-ulangnya di lain waktu. e. Wawancara dengan beberapa mahasiswa yang bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapinya selama pembelajaran fisika kesehatan di STIKes Ceria Buana untuk mengetahui bagaimana klarakteristik mahasiswa dalam belajar, hasilnya adalah selama ini mahasiswa masih bergantung pada peran dosen dalam memahami pelajaran, belum pernah dilakukan pembelajran mandiri menggunakan teknologi informasi dan komputer. Media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif dirancang untuk membangkitkan motivasi belajar mandiri mahasiswa sesuai dengan keinginannya seperti belajar dengan alunan musik, atau audio, sehingga pembelajaran tidak lagi membosankan. Tampilan latar-latar yang menarik dan pembahasan contoh soal diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam rangka memahami materi pembelajaran. 2. Fase desain (Design) Hasil yang diperoleh pada fase investigasi awal selanjutnya digunakan untuk acuan dalam mendesain media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif yang akan dikembangkan. Desain media pembelajaran berbasis komputer ini juga memperhatikan media pembelajran interaktif lainnya yang sudah ada. Pada fase desain dilaksanakan perancangan struktur program dan perancangan storyboard. 1. Perancangan struktur program Struktur program tutorial terdiri dari intro, petunjuk perkuliahan, materi, menu utama, dan evaluasi . bagian intro terdiri dari halaman judul penelitian dan asal dana penelitian sesuai dengan kontrak kerja dengan kopertis wilayah X. Bagian menu utama berisi 4 menu yaitu judul CD, materi, about dan evaluasi. Pada menu materi terdapat 11 topik yang akan dipelajari mahasiswa dalam perkuliahan. Isi topik tersebut adalah : Biomekanika, Biooptik, Bioakustik, Fuida, Instrumentasi, Biotermik, Ultrasonik, Thermografi, Pemanfaatan panas dan dingin dalam bidang kesehatan, dan thermometer. Pada bagian about akan dijelaskan tentang mata kuliah Fisika Kesehatan, jumlah SKS dan penempatan mata kuliah, tujuan pembelajaran dan manfaat mata kuliah. Pada about ini tampilan disajikan menggunakan suara dan tulisan bergerak. Di bagian evaluasi berisikan soal-soal ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang seluruh jawabannya ada dalam materi perkuliahan pada bagian sebelumnya.
2273
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
2. Perancangan storyboard Berdasarkan perancangan struktur program, selanjutnya dilakukan perancangan storyboard. Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene (halaman yang ditampilkan). Hasil rancangan dari storyboard ini kemudian dijadikan acuan dalam pembuatan setiap tampilan pada media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif. 3. Fase Realisasi (Realization) Hasil storyboard yang sudah dirancang, selanjutnya digunakan sebagai acuan pada fase realisasi. Fase realisasi dilakukan dengan mengumpulkan objek-objek yang dibutuhkan seperti teks, gambar, suara, dan sound. Pengumpulan objek dilakukan dengan menggunakan software Adobe Flash Profesional cs6 ste. Teks dapat dibuat langsung pada setiap layer yang tersedia, gambar-gambar dapat dicopykan secara langsung dalam stage yang tersedia, suara diperoleh dari rekaman menggunakan handphone dan disimpan dalam *wav. Suara dan music yang digunakan diimport kedalam library. Untuk menghubungkan setiap scene dapat dilakukan dengan membuat bahasa pemograman action script.Langkah terakhir pada fase realisasi dilakukan dengan mempublish rancangan yang sudah dibuat kedalam bentuk *exe (exucutable), kemudian diburning ke CD. 1. Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi (Tes, Evaluation, and Revision) Pada tahapan ini dilakukan dua kegiatan utama, yaitu (1) kegiatan validasi prototipe 1, dan (2) melakukan uji coba lapangan prototipe model hasil validasi. Dua kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat validitas, praktikalitas, dan efektivitas media pembelajaran yang dikembangkan, mengevaluasi apakah prototipe dapat digunakan sesuai dengan yang diharapkan dan efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa, dan revisi prototipe dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. a. Kegiatan validasi Sebelum kegiatan validasi media pembelajaran dilakukan, terlebih dahulu dikembangkan instrument. Jenis instrumen yang digunakan dalam fase ini adalah lembar validasi. Sebelum instrumen tersebut digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh pakar yaitu dosen senior yang sudah berkecimpung dalam mata kuliah fisika kesehatan yaitu Dr. Ratna Wulan, M. Si. Tujuan dilakukan validasi instrumen adalah agar diketahui kelayakannya untuk digunakan dalam validasi media pembelajaran. Validasi media pembelajaran yang dikembangkan meliputi validasi isi dan validasi konstruk. Validasi isi dilakukan untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan kompetensi dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Validasi konstruk dilakukan untuk mengetahui apakah komponen-komponen media pembelajaran telah sesuai dengan unsur-unsur pengembangan yang sudah ditetapkan.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2274
Kegiatan validasi isi dan validasi konstruk media pembelajaran dilakukan dengan memberikan CD yang berisikan program tutorial interaktif materi fisika kesehatan dan instrumen validasi kepada para validator dan paraktisi. Validator berasal dari dosen-dosen perguruan tinggi yang mengajar Fisika Kesehatan di Sumatera Barat, validator tersebut adalah pakar materi (Substansi) sebanyak 3 orang yakni Bapak Dedet Chandra, S. Si, M. Si, Bapak Drs. H. Julizar Nazar, M. Si, dan Ibu dr. Julizar Nazar. Sedangkan validasi media dilakukan oleh Bapak M. Irsyad, S. Pd. Sedangkan validasi bahasa dilakukan oleh Bapak Dr. Nurrizati, M. Hum. b. Kegiatan uji coba lapangan Setelah tahap validasi, prototipe ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan, untuk mengetahui tingkat praktikalitas dan efektifitas prototipe media pembelajaran. Uji coba ini dalam dua tahap yaitu uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Uji coba terbatas dilakukan langsung oleh peneliti terhadap mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah fisika kesehatan di Program Studi D.III Kebidanan, mahasiwa tersebut diberi angket praktikalitas media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif Uji coba lapangan dilakukan setelah uji coba terbatas, yaitu pada Program Studi S1. Keperawatan pada saat pembelajaran fisika keperawatan dan D.III kebidanan yang mengambil mata kuliah fisika kesehatan pada semester berjalan. Saat uji coba lapangan dilakukan penelitian pra eksperimen dengan rancangan one shoot case study. Dalam rancangan penelitian ini, perlakuan atau treatment (X) diberikan kepada mahasiswa STIKes Ceria Buana yang mengambil matakuliah fisika kesehatan dengan menggunakan pembelajaran yang berbasis komputer pada mata kuliah fisika kesehatan. Pengamatan atau observasi (O) dilakukan terhadap siswa tersebut untuk menentukan efek atau pengaruh perlakuan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Rancangan oneshot case study direpresentasikan sebagai berikut : X O (hanya satu kelompok)
Akhir uji lapangan, mahasiswa juga diberi angket praktikalitas untuk mengetahui tingkat praktikalitas media pembelajaran. 2. Fase Implementasi (implementation) Setelah media pembelajaran ditentukan validitas, praktikalitas, dan efektifitas dilakukan revisi. Hasil dari revisi ini akan dijadikan tolok ukur dalam memperbaiki prototipe media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif yang telah dikembangkan untuk kemudian dapat diiplementasikan dalam pembelajaran fisika kesehatan secara mandiri.
2275
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Pengembangan Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran validasi, angket praktikalitas, pedoman wawancara untuk dosen dan mahasiswa, lembaran observasi mahasiswa, dan lembaran tes. Instrumen validitas adalah lembaran validasi yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban sebagai berikut : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup baik 1 = kurang baik 0 = tidak baik Instrumen praktikalitas terdiri dari angket praktikalitas dosen dan mahasiswa, dan pedoman wawancara dengan dosen dan mahasiswa. Angket praktikalitas berisikan tentang kemudahan menggunakan prototipe dan kemajuan yang didapat mahasiswa. Angket disusun menurut skala Likert dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut : 4 = selalu 3 = sering 2 = jarang 1 = tidak pernah Pedoman wawancara terdiri dari beberapa pertanyaaan pokok yang berkaitan dengan kepraktisan penggunaan prototipe media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual kepada dosen yang memegang matakuliah Fisika Kesehatan. Wawancara dilakukan secara berkelompok kepada mahasiswa. DAPATAN KAJIAN Uji coba lapangan menghasilkan praktikalitas proptotipe pembelajaran berbasis computer model tutorial interaktif ini dilakukan pengisian angket praktikalitas oleh teman sejawat dan mahasiswa. Hasilnya sebagai berikut : Tabel 3. Praktikalitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Berdasarkan Penilaian Terhadap Dosen. No 1 2
Aspek yang dinilai Kesesuaian dengan waktu Kemudahan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif
Skor (%) 79,17 87,5
Kategori Praktis Sangat praktis
2276
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
3
Kelengkapan komponen media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif
89,26
Sangat praktis
Berdasarkan tabel 3 media pembelajaran dapat mempermudah dosen dalam proses pembelajaran Fisika Kesehatan. Ada dua buah penilaian praktikalitas yang terletak pada kategori sangat praktis yakni kemudahan menggunakan media pembelajaran berbasis computer model tutorial dan kelengkapan komponen media pembelajaran. Tabel 4. Praktikalitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Berdasarkan Penilaian mahasiswa. No 1 2
3
Aspek yang dinilai Kesesuaian dengan waktu Kemudahan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif Manfaat yang didapatkan mahasiswa
Skor (%) 77,08 81,39
78,89
Kategori Praktis Sangat praktis
Praktis
Berdasarkan tabel 4 media pembelajaran dapat membantu mahasiswa belajar mandiri, memahami konsep, dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam matakuliah Fisika Kesehatan. Dari kedua hasil tes praktikalitas ini kemudian dilakukan uji korelasi pearson menhasilkna data sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Perbedaan Tes Praktikalitas Dosen dan Mahasiswa Hasil Skor Praktikalitas Mahasiswa
Hasil Skor Praktikalitas Dosen r = 0, 496 (nilai korelasi pearson)
Berdasarkan hasil tes pada tabel 5, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan tes praktikalitas antara dosen dengan mahasiswa, dengan nilai r=0,496. Hubungan korelasinya sangat lemah, sehingga tidak terdapat ada perbedaan terhadap nilai praktikalitas antara dosen dengan mahasiawa terhadap media pembelajaran model tutorial interaktif pada mata kuliah fisika kesehatan. Berdasarkan hasil tes juga diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam pemahaman konsep, penalaran keilmuan, dan pemecahan masalah memberikan hasil yang baik. Kemampuan mahasiswa dalam mata kuliah Fisika tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Persentase Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Mahasiswa. No 1 2
Kemampuan Kognitif Pemahaman konsep Penalaran keilmuan
Persentase (%) 77,08 81,39
2277
3
ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015 7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Pemecahan masalah
78,89
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa CD pembelajaran interaktif sangat efektif membuat perolehan hasil belajar yang baik dan kemampuan mahasiswa dalam pemahaman konsep, penalaran keilmuan, serta pemecahan masalah semakin baik. PERBINCANGAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil tes praktikalitas media pembelajaran yang diberikan kepada dosen yang mengajar mata kuliah fisika kesehatan mempermudah dosen dalam proses pembelajaran. Dalam wawancara secara dalam kepada dosen memberikan perhatian yang cukup baik terhadap media pembelajaran ini, karena dosen mendapatkan manfaat yang besar atas kehadiran CD pembelajaran ini. Dalam wawancara yang dilakukan dosen menyampaikan dengan adanya media ini cara pemeberian materi dosen jadi lebih fokus, sehingga terjadi kesesuaian dengan waktu pemberian materi. Dosen juga mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan materi, karena CD pembelajaran ini kaya denga latihan dan contoh soal. Hasil tes praktikalitas yang dilakukan kepada mahasiswa juga mendapatkan hasil yang baik. Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa, mereka mengatakan bahwa CD pembelajaran ini sangat mudah dipahami. Vitur yang ada didalamnya sangat familiar, sehingga mudah digunakan. Untuk materi yang mereka tidak pahami dapat diulang kembali sesuka hati mereka. Mereka bilang CD pembelajaran ini sangat interaktif. Dengan banyaknya contoh soal dan bentuk-bentuk latihan yang sangat variatif memungkinkan mereka dapat berlatih dan mengulang-ulang pelajaran sesuka hati mereka. Berdasarkan analisa korelasi pearson juga dapat dibuktikan bahwa kedua hasil tes praktikalitas ini tidak ada perbedaan antara dosen dengan mahasiswa, yang berarti media pembelajaran yang telah dibuat ini sangat praktis baik dari segi dosen sebagai pemberi ilmu, maupun mahasiswa sebagai penerima ilmu. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif pada mata kuliah fisika kesehatan sudah praktis, baik dari segi dosen maupun dari segi mahasiswa. Kepraktisan ini dapat dilihat dari kesesuaian dengan waktu, kemudahan menggunakan media pembelajaran, serta kelengakapan komponen dalam media pembelajaran. 2. Tidak terdapat perbedaan hasil tes praktikalitas antara dosen dan mahasiswa, artinya media pembelajarn ini benar-benar telah praktis pada kedua objek penelitian.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
2278
3. Terjadi peningkatan atas hasil tes belajar mahasiswa atas penggunaan media pembelajaran berbasis komputer model tutorial interaktif pada mata kuliah fisika kesehatan. RUJUKAN Junios, Kariman D, Wulan R, Yulkifli, 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial Interaktif Pada Mata Kuliah Fisika Kesehatan Mahasiswa STIKes di Sumatera Barat”, Prosiding Snf Unnes. Semarang, Indonesia. 127-132 ..............., 2014. Effectiveness of Computer-Based Learning Media With Interactive-Tutorial Model For Medical Physics Subject. Atlantis press. USA. 113-116 J.L. Plass, S. Heiding, E.O. Hayward, B.D. Homer, E.Um, 2001. Emotional design in multimedia learning. Jurnal learning and instruction (ALSEVIER) pp. 128-140, vol. 8, no. 2. Nevrita. 2009. Pengembangan CD Pembelajaran Interaktif Berbasis Quantum Lerning (QL) pada materi Reproduksi Manusia untuk Siswa SMP Kelas IX. Tesis tidak diterbitkan. Padang. Pascasarjana UNP. Plompt T and Nieveen N, 2010, An Introduction to Educational Design, Netherlands Institute For Curriculum Development R.E. Mayer, 2009. Multimedia learning, Second edition. New York: Cambridge University Press. Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.