EDISI - VI APRIL 2016
EXECUTIVE WAHYU TUNGGONO Arsitek yang Berkarier di Logistik
COMPANY OF THE MONTH Dua Strategi Utama Linc Group Menuju Sukses
INTERVIEW PROF. CAROLINE CHAN SDM Logistik Indonesia Perlu Ditingkatkan
Salam Redaksi
Merangkai Logistik Nusantara SEBAGAI negara kepulauan, ruang laut dan udara memiliki peran strategis untuk menghubungkan antar pulau baik itu penumpang maupun barang. Kendati lebih mahal, transportasi udara jauh lebih efisien dibandingkan laut dan darat, sehingga perlu ada upaya yang lebih serius untuk mengembangankannya. Iktikad dan usahanya sudah ada, tetapi perlu ditingkatkan lagi. Anggaran Kementerian Perhubungan semakin membengkak, tahun ini mencapai Rp48 triliun. Selain laut yang telah menjadi “trademark” Jokowi, infrastruktur transportasi udara tampak tak luput dari pembenahan. Kemenhub berencana membangun dan mengembangkan bandara baru di 15 lokasi, memperpanjang landasan pacu di 27 lokasi dan rehabilitasi terminal penumpang bandara di 13 lokasi. Pekerjaan rumah untuk membenai logistik via udara tak boleh berhenti pada bandara semata. Pada praktiknya masih begitu banyak perangkat keras dan lunak yang perlu diperbaiki. Sebut saja keluhan mahalnya biaya biaya agen inspeksi dan biaya sewa. Contoh lain, selama 5 tahun luas gudang bandara tidak bertambah, khususnya Soekarno-Hatta Cengkareng padahal muatan kargo bertambah 20% per tahun. Majalah Supply Chain & Logistics kali ini membahas topik tersebut. Bagaimana kondisi dan perbaikan perlu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan bisnis logistik via udara. Selamat membaca.
REDAKSI
REDAKSI Pelindung Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Zagloel, M.Eng. Sc. Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia Ir. Andy Ilham Said, Ph.D Dr. Kuncoro Harto Widodo Dr. Hoetomo Lembito Erwin Raza, SE, MM Ir. R. Ananta Dewandhono, MM, MBA Fx. Sugiyanto Hasanudin Penanggungjawab Zaldy Ilham Masita Dewan Redaksi Zaldy Ilham Masita, Mahendra Rianto, Iman Kusnadi, Widiyanto, Nyoman Purnaya, Hadi Kuncoro, Aulia Febrial Fatwa, Erith Desenaldo, Clara Benarto, Tenaka Budiman, R Kunto Margono, Uda Sasmita, Eko Setyanto, Okin Purba, Daniel Utomo, Armen Aldrin. Marketing dan Administrasi Aang Wiguna, Armieta Amelia, Chrissa Nurhayati, Elsa Febriana Konsultan media indossari.com
Supply Chain & Logistic Review adalah majalah resmi Asosiasi Logistik Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Untuk peliputan dan iklan dapat menghubungi alamat redaksi dan marketing. Kami menerima artikel anda seputar dunia supply chain dan logistics untuk dipublikasikan di majalah
2
EDISI VI | APRIL 2016
Redaksi & Marketing Gedung I Lt. 7 Kementerian Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat Phone/Fax : 021 – 3863936 Email:
[email protected] Website: www.ali.web.id
EDISI - V I APRIL 2016
04 06 08 10 13
INDICATOR SEREMONIA
20
KILAS EXECUTIVE WAHYU TUNGGONO Arsitek yang Berkarier di Logistik INTERVIEW PROF. CAROLINE CHAN SDM Logistik Indonesia Perlu Ditingkatkan
15
HEADLINE Mengurai Sengkarut Bisnis Kargo Udara
18
Kargo Udara, Bukan Bisnis Anak Tiri
22
COMPANY OF THE MONTH Dua Strategi Utama Linc Group Menuju Sukses NEWS Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan CeMAT 2017
23
VIEW 4PLs: Collaboration Among Logistics Service Providers Creating More Value for Shipper
25
Transformation to Integration pada SCM (1)
27
CAREER
Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda sebagai anggota Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bergabung lah dengan lebih dari 3.000 profesional praktisi, akademisi, regulator dan pemerhati rantai pasokan dan logistik di ALI. Daftarkan diri Anda melalui laman resmi ALI www.ali.web.id atau mengirimkan email kosong ke alamat mailing list:
[email protected]
3
EDISI VI | APRIL 2016
INDICATORS KARGO BERJADWAL
KARGO BERJADWAL
CARDIG AIR
TRI-MG INTRA ASIA AIRLINES
No 1 2 3
Reg PK-BBB PK-BBS PK-BBY
Type B 737-300F B 737-300SF B 737-300C
Mfg Year 1986 1985 1986
Reg Date 8-Oct-08 7-Mar-12 14-Apr-12
No 1 2 3 4
Reg PK-YGG PK-YGP PK-YGR PK-YGZ
Type B 737-300 B 737-210 B 727-200 B 727-200
Type B 737-300F B 737-300SF B 737-300C
Mfg Year 1986 1985 1986
Reg Date 8-Oct-08 7-Mar-12 14-Apr-12
ASIALINK CARGO EXPRESS
Type B737-300 B737-200 B737-300
Mfg Year 1985 1975 1986
Reg Date 23-Jul-14 22-Oct-15 8-Sep-15
REPUBLIC EXPRESS
Mfg Year 1998 1979 1976 1969
Reg Date 19-Apr-12 5-Feb-10 7-Oct-04 9-Sep-03
Mfg Year 1982 1983 1983
Reg Date 4-Apr-12 22-Feb-10 17-Sep-09
Mfg Year 1975 1975
Reg Date 27-Feb-03 4-Feb-04
AIRCRAFTS No 1 2 3
Reg PK-BBB PK-BBS PK-BBY
No 1 2 3
Reg PK-KRA PK-KRJ PK-KRL
Type F - 27 MK 500 F - 27 MK 500 F - 27 MK 500
MY INDO AIRLINES No 1 2 3
4
Reg PK-MYI PK-MYR PK-MYY
EDISI VI | APRIL 2016
No 1 2
Reg PK-RPH PK-RPI
Type B 737-200 B 737-200
INDICATORS
TAHUN UNIT 2016 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2015 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2014 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2013 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2012 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2011 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos 2010 Pesawat Penumpang Bagasi Kargo Pos
5
EDISI VI | APRIL 2016
DATANG 19.558 1.351.332 10.153.616 8.633.538 44.751 525.409 54.064.866 170.447.642 260.905.908 2.736.304 668.531 87.023.376 331.040.808 404.028.733 5.052.820 563.994 59.287.919 371.166.733 246.206.412 2.586.549 522.214 60.910.833 468.602.513 326.271.217 7.452.977 527.862 57.889.752 445.203.975 348.115.817 10.206.177 474.106 43.762.981 390.141.446 335.284.197 9.261.856
BERANGKAT 20.181 1.341.209 10.758.565 20.453.562 39.874 522.652 51.963.051 174.941.276 457.339.690 2.309.843 663.714 71.198.133 309.695.093 485.967.344 2.779.754 562.369 56.554.457 440.179.042 369.879.089 4.147.503 519.980 57.063.087 474.892.098 393.334.329 8.549.991 528.198 53.313.682 474.762.152 368.705.413 10.670.544 474.959 42.690.966 405.242.306 337.769.895 10.093.609
TRANSIT
LOKAL 0
97.639
733 5.669.240
5.330 6.099.049
0 6.109.366
69.390 7.261.623
9.203 6.612.623
760 4.152.705
SEREMONIA
Seminar Nasional bertema Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia Timur dalam Menghadapi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN: Pemberdayaan Potensi Lokal dan Institusi Ekonomi Rakyat Indonesia Timur. Seminar digelar selama dua hari di Kota Sorong, Papua Barat pada tanggal 2-3 Maret 2016. Acara ini dihadiri profesional dan pemangku kebijakan di bidang rantai pasokan dan logistik
6
EDISI VI | APRIL 2016
SEREMONIA
Seminar ini diselenggarakan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) berkerjasama dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia DPP Papua Barat, dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Koordinator Wilayah Maluku, Papua dan Papua Barat.
7
EDISI VI | APRIL 2016
KILAS DUA AGUNG, PENGUASA PROPERTI JAKARTA Data Colliers International Indonesia kian memperkuat penahbisan dua pengembang, Agung Sedayu dan Agung Podomoro sebagai penguasa properti di Jakarta saat ini. Terlepas dari kasus hukum terkait dengan rancangan peraturan daerah yang melilit keduanya, pasar properti di ibu kota Indonesia dipasok oleh dua grup besar itu. (KOMPAS.COM. 8/4)
PPATK RESPONS LAPORAN PANAMA PAPERS
PELABUHAN SORONG AKAN DIPERPANJANG
PUSAT Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memetakan dan mengelompokan nama individu dan perusahaan di Indonesia yang tercantum dalam dokumen firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca atau yang dikenal Panama Papers. Penyedia jasa keuangan dan kantor hukum menjadi salah satu kategori dari pemetaan tersebut. (Tempo. co, 10/4)
WALIKOTA Sorong Lambert Jitmau mengatakan pelabuhan laut Kota Sorong, Papua Barat, bakal diperpanjang agar bisa menampung lima kapal sandar dan mengurangi antrean kapal bongkar muat. “Pembangunan sedang berlangsung dan dilakukan berjenjang disesuaikan dengan anggaran,” katanya. (Antara, 8/4)
MENPERIN: PENGUSAHA OTOMOTIF JANGAN SETENGAH HATI KEMENTERIAN Perindustrian menghimbau kepada pelaku usaha otomotif agar jangan setengah hati menanamkan investasi. Pengusaha juga didesak membangun pabrik mesin dan komponen, bukan sekadar perakitan. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan desakan itu disampaikan agar Indonesia bisa menjadi basis produksi, bukan hanya sebagai pasar. (Kontan.co.id, 9/4)
ALFI DESAK PELINDO II BAHAS TARIF KONTAINER ASOSIASI Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mendesak manajemen PT Pelabuhan Indonesia II segera membahas revisi tarif progresif penumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. “Jika tarif progresif dibiarkan mengambang, praktek di lapangan sangat merugikan pengguna jasa,” kata Sekretaris Umum ALFI DKI Adil Karim. (Beritatrans.com, 9/4)
8
EDISI VI | APRIL 2016
PAKET EKONOMI JILID 12 FOKUS SOAL RUMAH SETELAH mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid 11 soal Dana Investasi Real Estate, pemerintah siap merilis paket kebijakan jilid 12 pada pekan depan. “Informasi terakhir, penyederhanaan perizinan untuk mempercepat program sejuta rumah,” kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin. (Kompas.com, 8/4)
AP II OPTIMISTIS BAKAL GARAP KARGO BANDARA KERTAJATI PT ANGKASA PURA II (Persero) optimistis berpeluang mengelola bisnis kargo di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, meski pengelolaan bandara itu diambilalih Kementerian Perhubungan. “AP II menawarkan agar memiliki saham mayoritas dan kami berharap dapat mengelola. Tapi kami sedang menunggu perkembangan terakhir,” kata GM Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Dorma Manalu. (Bisnis.co, 7/4)
KILAS PELABUHAN PATIMBAN DORONG EFISIENSI LOGISTIK KADIN Jawa Barat optimistis biaya logistik nasional bisa turun di bawah 20% dari produk PDB seiring dengan operasional pelabuhan di Patimban, Kabupaten Subang, yang diarahkan menjadi penopang Pelabuhan Tanjung Priok. Agung Suryamal Sutrisno, Ketua Kadin Jawa Barat, mengatakan dengan pemangkasan biaya dan waktu transportasi, biaya logistik nasional yang kini 28-30% dari PDB, bisa turun (Bisnis Indonesia, 7/4)
8.000 TRUK MASUK SIAB
PELAKU LOGISTIK TUNGGU PLB BBM Pemerintah mewacanakan pembentukan Pusat Logistik Berikat (PLB) penimbunan minyak mentah dan BBM. Keberadaan PLB diyakini akan menghemat biaya logistik BBM. “Tujuannya supaya ketersediaan minyak bisa dijamin karena ada di Indonesia. Kedua, tentunya biaya logistik lebih murah karena kita enggak ambil sedikit,” kata Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi. (Liputan6.com, 4/4)
JANJI ORGANDA TAK TERBUKTI DI BLOK M
SEKITAR 8.000 truk pengangkut barang dan peti kemas yang beroperasi dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terdaftar dalam sistem informasi angkutan barang (SIAB). SIAB kini meregistrasi sekitar 8.000 unit truk dan 7.000 sopir dari 333 perusahaan angkutan barang di Jakarta. (Bisnis Indonesia, 6/4)
KEPUTUSAN Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta soal penurunan tarif angkutan umum mulai Senin 4 April ternyata belum dibarengi sosialisasi hingga ke tingkat pengemudi. Di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, mayoritas pengemudi bus enggan menurunkan tarif karena mengaku belum mendapatkan arahan langsung dari Organda. (Cnnindonesia.com, 4/4)
TARIF ANGKUTAN BARANG TURUN 1,5-3%
DIRUT DITANGKAP, PENJUALAN APLN JALAN TERUS
ASOSIASI Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menurunkan tarif angkutan barang dan kontainer di seluruh Indonesia antara 1,5-3%. Adapun operator depo kontainer memilih tak mengubah tarif kendati harga BBM turun mulai 1 April. Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan keputusan itu dilakukan setelah dilakukan perhitungan tarif yang melibatkan seluruh DPD Aptrindo. (Bisnis Indonesia, 5/4)
KENDATI Dirut PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Ariesman Widjaja ditetapkan sebagai tersangka dan menyerahkan diri kepada Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan suap terhadap anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi, penjualan properti pengembang ini terus melaju. “Kami di manajemen tetap profesional,” kata Vice President Corporate Marketing APLN Indra W Antono. (Kompas.com, 3/4)
PLB TERNYATA TERINSPIRASI DARI DUBAI
PENGUSAHA LOGISTIK SAYANGKAN TOL TRANS SUMATRA
DIRJEN Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengungkapkan pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah keinginan Presiden Joko Widodo agar Indonesia seperti Dubai. Negara Timur Tengah itu punya gudang logistik multifungsi, bisa menampung bahan baku kebutuhan industri. (Sindonews.com,4/4)
PENGUSAHA logistik mengkritik sikap Presiden Joko Widodo yang amat memprioritaskan Proyek Tol Trans Sumatera. “Mudah-mudahan Presiden sadar dan tidak membuat kesalahan yang akan disesali anak cucu kita,” kata Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita. Tol tersebut justru akan membuat volume muatan di pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai timur dan barat Sumatera akan menurun. (Kompas.com, 3/4)
9
EDISI VI | APRIL 2016
EXECUTIVE
ARSITEK YANG BERKARIER DI LOGISTIK WAHYU TUNGGONO Country Manager PT Global Distribution Alliance (Aramex Indonesia)
Meskipun lulus dari jurusan Arsitektur, Wahyu Tunggono malah jatuh cinta dan meniti karier di industri logistik. Sempat masuk ke dunia baru dengan menjadi konsultan di World Bank, tapi panggilan jiwa membuatnya kembali ke bisnis logistik.
P
erjalanan karier Wahyu awalnya memang mengarah sesuai dengan titel. Setelah meraih gelar sarjana dari Universitas Indonesia tahun 1989, dia bekerja di PT Dextam, perusahaan patungan korporasi lokal dengan Jepang, Shimizu JO, yang fokus pada konsultan arsitektur. Namun di sana, dia hanya bertahan setahun. Pada tahun 1990, Wahyu mengambil gelar magister di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI). Setahun berikutnya, 1991, ayah dua putra ini resmi
10
EDISI VI | APRIL 2016
EXECUTIVE
SAAT ITU, MESIN TURBIN ITULAH PENGIRIMAN TERBESAR YANG PERNAH ADA.”PAK BHAKTY [PEMILIK PANDU LOGISTICS] MEMBUJUK SAYA TERUS. SAYA TIDAK BISA MENOLAK.” bergabung dengan DHL Express (PT Birotika Semesta) sebagai planning executive. Semenjak berkarier di DHL Express ini, Wahyu mulai berkenalan dengan dunia logistik dan rantai pasokan (supply chain). Hampir 10 tahun Wahyu menempa kemampuan di salah satu perusahaan logistik terbesar di dunia ini. Ketika meninggalkan DHL pada tahun 2000, Wahyu menjabat sebagai area general manager yang bertanggungjawab pada kinerja DHL Express di luar Jakarta. Selama hampir satu dekade di DHL Express, banyak pengalaman dan momen yang sulit terlupakan oleh waktu. Saat menjabat assistant business development manager pada 1993-1995, Wahyu berhasil memindahkan turbin PLN seberat 13 ton dari Medan, Sumatra Utara, ke Kanada. “Turbin itu mau dibubut di Kanada. Saat itu, mesin turbin itulah pengiriman terbesar yang pernah ada,” kata Wahyu kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, di Jakarta, awal April lalu. Wahyu mengenang, proses pengiriman itu dimulai dengan mengangkut turbin dari kawasan Paya Pasir memakai truk. Dari Pelabuhan Belawan, Medan, Wahyu mengoper kiriman tersebut ke Singapura. Belum usai, barang lalu dikirimkan lagi menggunakan pesawat kargo (freighter) ke Kanada. Setidaknya butuh sekitar 10 hari untuk mengantarkan turbin dari Medan ke Kanada dan se-
11
EDISI VI | APRIL 2016
baliknya. “Saya ingat, waktu itu biayanya sekitar US$100.000 [setara dengan Rp1,3 miliar kurs saat ini],” tambahnya. Bukan hanya prestasi pemindahan turbin. Anak keempat dari enam bersaudara ini juga berhasil memegang pengiriman terbanyak dalam satu kali kirim kala itu. Dia bertanggungjawab dalam pengiriman sekitar 400 alat penggorengan milik Maspion dari Surabaya, Jawa Timur, ke Kanada. Namun seperti kata orang bijak “hidup dimulai ketika kita keluar dari zona nyaman”, begitulah yang dipilih Wahyu. Masa-masa indah itu tak mampu membuatnya bertahan dan ia mencoba menerima tantangan baru. Pada tahun 2000, Wahyu berlabuh di PT Caraka Yasa sebagai business development manager. Selama delapan tahun di Caraka, kariernya melesat. Terakhir jabatannya group director of planning and development pada Oktober 2008. Lepas dari Caraka, pemegang sertifikat Export, Import and Customs Certification dari Kantor Bea dan Cukai ini bergabung dengan PT Pandu Siwi Sentosa (Pandu Logistics), perusahaan logistik nasional yang didirikan sejak 1992. Pada waktu yang sama, Wahyu pernah tercatat bergabung dengan firma logistik asal Amerika Serikat, Grant Management Solution. Tak hanya itu, pria kelahiran 15 Januari ini pun menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti mulai pertengahan tahun 2009 hingga 2010. Bergabungnya Wahyu di Pandu Logistics juga punya kisah
EXECUTIVE
tersendiri. Sebetulnya dia ingin banting setir ke sektor di luar logistik setelah selesai dari Caraka. Ketika akhirnya bekerja di World Bank sebagai konsultan bidang logistik perdagangan pada 2009-2012, Wahyu merasa saat itulah momentumnya. Namun bujukan dari chairman Pandu Logistics tak elok ditampiknya. ”Pak Bhakty [Bhakty Kasry, pemilik Pandu Logistics] membujuk saya terus. Saya tidak bisa menolak,” ujarnya sembari tertawa. Maka, hingga kini Wahyu berkomitmen terus mengembangkan perusahaan. Sejak tahun 2012, dia memegang jabatan sebagai country manager Aramex Indonesia. Aramex adalah perusahaan patungan antara Pandu dan Aramex, perusahaan logistik yang berbasis di Timur Tengah. Klien Aramex beragam, mulai dari perusahaan manufaktur, garmen, hingga tekstil. Menurut dia, prospek bisnis logistik sangat terbuka, apalagi ditambah dengan gencarnya penetrasi e-commerce. Wahyu optimistis sektor ini akan tumbuh setidaknya 20-25% dalam setahun. Ini belum didorong sentimen pelonggaran aturan pembukaan cabang jasa pelayanan kurir sampai ke seluruh pelosok Tanah Air. “Pemerintah hanya perlu lebih responsif. Misal, harga minyak dunia sudah turun jauh dari US$100 per barel, menjadi sepertiga. Namun, tarif listrik, BBM baru turun kemarin [1 April],” tegasnya. “Padahal, kalau bisa lebih cepat turun [listrik dan BBM], akan berpengaruh besar ke pertumbuhan ekonomi dan biaya logistik. Yang jelas, Wahyu kini merasa kerasan kendati pernah berencana keluar dari bisnis logistik. Latar belakangnya sebagai arsitek justri seringkali membantunya menyusun dan menggambarkan strategi bisnis yang paling tepat dalam kondisi tertentu. Namun ke depan, Wahyu belum mempersiapkan ditel rencana pensiun nanti. “Saya belum punya rencana pasti. Mungkin membuka bisnis kurir atau kuliner.” Tapi Wahyu punya target baru, “Saya hobi mencoba resep baru. Atau merealisasikan cita-cita saya menghafal Al-Quran dan membagi kandungannya ke banyak orang.”
12
EDISI VI | APRIL 2016
PROFIL WAHYU TUNGGONO LAHIR 15 Januari
JABATAN: Country Manager PT Global Distribution Alliance (ARAMEX Indonesia) Juli 2012 – saat ini
PENGALAMAN World Bank Trade Logistics Consultant (Januari 2011 – Juni 2012) PT Pandu Siwi Sentosa (Pandu Logistics) Managing Director (Januari 2010 – Desember 2010) PT Caraka Yasa Director (Mei 2000 – Oktober 2008) PT Birotika Semesta (DHL Worldwide Express) Area General Manager (Januari 1991 – April 2000)
PENDIDIKAN Universitas Indonesia (UI) S1, Architecture Engineering (1983 – 1989) Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) MBA, Business Administration (1990 – 1990)
INTERVIEW Profesor Caroline Chan
SDM Logistik Indonesia Perlu Ditingkatkan
P
rofesor Caroline Chan adalah Dekan School of Business IT and Logistics di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Australia. Kendati hampir 30 tahun tinggal di Negeri Kanguru, perempuan asli Surabaya, Jawa Timur, ini masih lancar berbahasa Indonesia. Majalah Supply Chain & Logistics Review menemuinya di sela liburannya di Jakarta, akhir Maret lalu. Kami berbincang banyak hal, terutama soal pengembangan sumber daya manusia (SDM) bidang logistik dan rantai pasokan. Berikut petikannya: Bagaimana kualitas SDM logistik kita di tengah implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)? Seminggu yang lalu [Maret] saya ke Singapura. Saya bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) TOLL Group, perusahaan logistik Australia. Belakangan ini, dia memindahkan operasional kantor pusatnya ke Singapura. Itu luar biasa. Selain TOLL, perlu diingat bahwa ada sekitar 22 perusahaan kelas dunia menjadikan Singapura sebagai kantor pusat. Itu karena mereka melihat bahwa Singapura dapat menjadi hub [pusat] yang lokasinya sangat strategis dan menarik. Lokasi Indonesia yang dekat dengan Singapura menjadi penting dan diuntungkan. Dengan begitu, kualitas SDM, khususnya di bidang logistik dan supply chain menjadi san-
13
EDISI VI | APRIL 2016
INTERVIEW gat penting. Bagaimana agar mereka bisa terus mengupdate kemampuan supaya kompeten. Apakah persoalan infrastruktur bisa dikesampingkan? Saya tidak menyebut bahwa infrastruktur itu tidak penting. Infrastruktur seperti pelabuhan itu penting sekali. Tapi, sejalan dengan kemajuan teknologi, misalnya, kemampuan SDM Indonesia dalam menguasai hal-hal tersebut juga harus di-upgrade. Kalau kita membuat skala 1-5, di skala berapa rata-rata kualitas SDM kita? Pada kenyataannya SDM di Indonesia, dalam semua level, baik di level operasional, menengah maupun top management, kemampuannya perlu ditingkatkan. Baik kemampuan educational, training, vocational, maupun skill. Memang, dalam hal ini tidak hanya SDM kita saja yang perlu dinaikkan. Ini memang menjadi masalah di negara berkembang. Waktu saya bertemu dengan CEO TOLL itu, dia bilang di semua level kemampuan SDM memang harus ditingkatkan. Apa yang harus jika ingin meningkatkan kemampuan? Bisa lewat dua cara, jalur formal dan informal. Formal, misalnya, bisa mengambil pendidikan formal di bidang logistik dan supply chain, bisa sarjana atau magister. Mereka juga bisa memilih berkarier di perusahaanperusahaan skala internasional seperti DB Schenker [perusahaan logistik berbasis di Jerman] atau Shield Logistics [Amerika Serikat]. Dengan begitu, skill dan kemampuan akan terasah dan update dengan kebutuhan perusahaan global. Untuk non-formal, bisa mengikuti pendidikan non-gelar. Kita juga mengalami masalah dalam merekrut banyak SDM berkualitas. Suplai dari universitas itu banyak, tapi yang dibutuhkan industri itu ternyata tidak pas. Bagaimana memecahkan masalah ini? Perlu campur tangan semua pihak. Contoh, beberapa hari yang lalu pemerintah Australia memberikan AUS$60 juta sebagai upaya meningkatkan kemampuan SDM di bidang logistik dan supply chain di bidang maritim. Lembaga pendidikan juga mestinya harus selalu menyesuaikan diri agar lulusannya dapat diserap
14
EDISI VI | APRIL 2016
oleh pasar. Lulusan kami di RMIT misalnya, hampir 60% bisa diserap dunia kerja sesuai dengan apa yang dipelajari. Setidaknya, setiap lima tahun sekali, kami mengubah kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri. Peran dari asosiasi profesi juga menjadi penting. Mereka itulah yang paling mengerti dengan kebutuhan industri. Kita sering bangga menyebut negeri kita negeri kepulauan. Dengan begitu, hanya kita yang paling tahu tentang Indonesia. Pandangan Anda? Dari segi kemampuan paham geografis atau kebiasaan, mungkin begitu [orang Indonesia lebih tahu]. Namun, saya pikir itu akan sangat tergantung orang. Pasti mereka [asing] tidak langsung tahu tentang Indonesia, tapi kalau mereka [asing] mau belajar, tentu tidak ada yang tidak bisa.
PROFESOR CAROLINE CHAN JABATAN Head of School and Professor of Information Systems School of Business IT and Logistics, RMIT University (Agustus 2010 - sekarang) Presiden Australian Council of Professors and Heads of Information Systems (2015 - sekarang) International Team Leader/konsultan, The World Bank (2014 - sekarang) International Advisory Committee Member, International Symposium on Logistics (July 2011 – sekarang)
HEADLINE
MENGURAI SENGKARUT BISNIS KARGO UDARA
P
hilip Orin Parmelee barangkali tak akan menyangka bila pesawat Wright Model B yang dipilotinya saat membawa barang akan menjadi cikal bakal angkutan kargo udara (air cargo) di dunia saat ini. Penerbang asal Amerika itu menerbangkan pesawat sejauh 105 kilometer pada 7 November 1910, membawa sutera seberat 90 kilogram dari Dayton ke Columbus, Ohio. Kargo udara awalnya belum terlalu dimanfaatkan untuk keperluan komersial seperti dewasa ini, tapi lebih pada kegiatan non-komersial misalnya logistik perang, pengiriman pos, misi kem-
15
EDISI VI | APRIL 2016
anusiaan, dan lainnya. Karena itu, keberadaan kargo udara ketika itu tidak sepopuler angkutan udara penumpang. Seiring dengan perkembangan dunia penerbangan, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang, kerja sama internasional, eksporimpor, maka kargo udara pun mengikuti. Apalagi saat ini, satu faktor terpenting adalah perkembangan perdagangan daring (e-commerce) yang kian membuat keberadaan kargo udara semakin vital. Bahkan pertumbuhan permintaan kargo udara juga direspons oleh pabrikan pesawat dunia. Boeing, misalnya, meluncurkan program freighter conversion yakni mengkonversi Boeing 737-800 menjadi pesawat kargo 737-800BCF (Boeing Converted Freighter). Akan ada 1.000 pesawat yang akan dikonversi guna memenuhi permintaan. “Kami melihat ada permintaan untuk kargo seperti 737-800BCF,” kata Stan Deal, Wakil Presiden Senior, Commercial Aviation Services, Boeing Commercial Airplanes, seperti dikutip flightzona. Secara global, Asosiasi Angkutan Udara Internasional atau The International Air Transportation Association (IATA) sempat memprediksi volume kargo udara global tumbuh sekitar 4,5%
HEADLINE menjadi 53,5 juta ton pada 2015, naik dari pertumbuhan tahun 2014 yakni 4,3%. Di Indonesia, peluang pengiriman barang lewat udara berpotensi besar untuk tumbuh apalagi negeri ini terdiri dari ribuan pulau. “Transportasi udara menawarkan waktu tempuh lebih cepat dibandingkan moda transportasi lain lewat darat dan laut,” kata Ketua Asosiasi Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo) Mohammad Feriadi kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, di Jakarta, akhir Maret lalu. Banyaknya usaha kecil menengah yang menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi juga menjadi peluang kargo udara semakin menjadi pilihan. Maraknya bisnis e-commerce selama beberapa tahun terakhir, katanya, juga menjadi faktor penting bagi tumbuhnya pertumbuhan bisnis ini. Sebagai perbandingan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kargo domestik lewat Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Jakarta setiap tahun naik meski tahun lalu lebih rendah dari 2014. Pada 2006, kargo udara di Soetta baru 121.196 ton, sedangkan tahun lalu menembus 210.501 ton, kendati turun dari 2014 yang sebesar 220.748 ton. Di Bandara Juanda Surabaya, kargo naik dari 23.195 ton pada 2006 menjadi 44.756 pada tahun lalu. Penurunan kargo domestik lebih karena perlambatan ekonomi nasional tahun lalu. Tapi potensinya masih besar jika melihat kargo internasional di Bandara Soetta
Jumlah Barang lewat Pengiriman Udara Domestik (Per Ton)* Bandara
2006
2014
Soekarno-Hatta Juanda Surabaya
121.196 220.748 23.195 45.936
2015
Jan 2016
210.501 44.756
16.746 4.022
Jumlah Barang lewat Pengiriman Udara Luar Negeri (Per Ton)* Bandara
2006
2014
2015
Jan 2016
Soekarno-Hatta Bali
100.748 24.674
143.429 21.597
163.691 12.669
15.498 1.009
*Di pilih berdasarkan bandara dengan jumlah kargo terbesar baik domestik dan internasional Sumber: BPS, Angkasa Pura
16
EDISI VI | APRIL 2016
yang tahun lalu menembus 163.691 ton naik dari 2014 sebesar 143.429 ton. Itu sebabnya tak salah jika maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia tahun lalu sempat mematok pendapatan kargo udara bisa menembus US$300 juta atau setara dengan Rp3,9 triliun. Ketua Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) Bandara Soetta Arman Yahya mengatakan tingginya frekuensi penerbangan pesawat ke seluruh wilayah Indonesia juga menjadi katalis positif. Seringnya frekuensi penerbangan, khususnya di Jawa, makin memperkuat potensi bisnis kargo udara ke depan. Diakui atau tidak, hampir 60% bisnis logistik udara masih terpusat di Jawa. “Bisnis e-commerce naik 30300% dalam beberapa tahun terakhir. Banyaknya penerbangan ke semua wilayah Indonesia juga membuat biayanya semakin kompetitif,” kata Arman. Seksinya bisnis kargo udara ini sayangnya masih dibayangi kendala dari jumlah bandara dan kapasitas kargo, penggunaan teknologi, hingga kenaikan biaya agen inspeksi (regulated agent). Feriadi menitikberatkan persoalan terbatasnya infrastruktur yang menjadi beban bisnis kargo udara dan logistik secara umum. Dengan kualitas bandara di bawah standar, katanya, membuat pesawat berbadan besar tidak bisa mendarat di suatu wilayah. Teknologi informasi (TI) juga menjadi perhatian Asperindo. Sebab itu, asosiasi akan membahas kekurangan ini dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika: membuat platform berbasis TI guna mempermudah usaha. “Ada beberapa pihak yang sudah sanggup, dari swasta dan BUMN. Tahun ini kami targetkan selesai,” papar Feriadi yang baru terpilih menjadi ketua Asperindo. Kendala lain adalah perbedaan biaya sewa gudang yang membuat biaya logistik meninggi. Misalnya, sewa gudang untuk penerbangan rute Jakarta-Surabaya berbeda dengan Surabaya-Jakarta. “Kenaikannya tidak seragam, itu yang paling menyulitkan. Membuat suasana tidak kondusif dan tarif tidak kompetitif,” tegasnya. Pihaknya sudah membuka komunikasi dengan Pemda karena sewa gudang merupakan kebijakan otoritas daerah. Penaikan biaya sewa gudang per kilogram memang tidak signifikan, sekitar Rp500-1000, tapi bila dikali dengan luas dan volume gudang yang disewa oleh pengusaha, akan memberatkan.
HEADLINE
dan malah membuat antrean barang semakin lama,” tegas ArLuasnya gudang juga dikeluhkan ALFI. Arman menegaskan man. selama 5 tahun luas gudang bandara tidak bertambah, khuPersoalan ini makin diberatkan dengan fokus maskapai yang susnya Soetta, padahal muatan kargo bisa bertambah 20% per lebih pada angkutan penumpang karena bisnis kargo dipantahun. “Ini menyebabkan antrean membludak. Kami yang disdang menjadi bisnis “sambilan”. Sebab itu, maksimal kapasitas alahkan. Padahal, kalau boleh memilih, kami juga tidak mau pengiriman barang hanya 1,5 ton dalam sekali penerbangan, antre. Okupansi truk dan sebagainya kan juga berkurang,” kata sehingga maskapai tampaknya menomorduakan kualifikasi pendiri Combi Logistics ini. ALFI berkali-kali mengeluhkan macargo certificate dalam manajemen SDM. Dari beberapa massalah ini kepada PT Angkasa Pura II sebagai pengelola bankapai di Indonesia, kata Arman, hanya Garuda Indonesia yang dara tapi nihil hasilnya. memiliki sertifikasi ini. Petugas dengan sertifikasi tersebut berSorotan berikutnya adalah penaikan biaya regulated agent hak menandatangani dan bertanggung jawab terhadap keatau jasa pemeriksaan kargo udara. Menurut Arman, biayanya amanan kargo selama penerbangan “[Mendapatkan sertifikat] mencekik leher pengusaha. Berulang kali penaikan tarif ini ini mahal. airlines jadi tidak punya pilihan,” tambahnya. dikeluhkan kepada pengelola dan Kementerian Perhubungan, Dengan besarnya potensi ke depan, bisnis kargo udara metapi belum direspons. mang harus berbenah. Apalagi, kata Arman, kendati terus disSebagai informasi, agen inspeksi mulai didengungkan pada erbu pemain asing, pebisnis lokal masih menjadi tuan rumah 2011 dan mendapat protes keras dari pelaku usaha. Aturan di negeri sendiri. Pernah, perusahaan e-commerce ini berlaku sejak Peraturan Menteri Perhubungan internasional, Amazon.com, mencoba peruntungan (Permenhub) Nomor 32 Tahun 2015 dirilis dan kedengan membuka anak usaha di bidang pengiriman mudian direvisi menjadi Permenhub Nomor 153 udara. Namun, tidak lama kemudian tidak bertahan Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos lama. “Bandara itu sudah penuh. Kita [pebisnis lokal] serta Rantai Pasok Kargo dan Pos yang Diangkut yang tahu bagaimana bermanuver, secara harga kita dengan Pesawat Udara. Tidak ada batas atas tarif, juga masih lebih kompetitif dibandingkan mereka [ashanya tarif batas bawah Rp550 per kilogram. “Baing],” kata Arman. rang hanya lewat X-ray saja, tapi kami sudah kena charge Rp600 per kilogram. Sangat memberatkan MOHAMMAD FERADI
17
EDISI VI | APRIL 2016
HEADLINE
KARGO UDARA, BUKAN BISNIS ANAK TIRI Penumpang angkutan udara selama ini menjadi kontributor terbesar pendapatan maskapai penerbangan dibandingkan dengan bisnis kargo udara. Apakah kargo masih menjadi bisnis sambilan maskapai?
B
erapa jumlah pendapatan kargo udara dari maskapai nasional Garuda Indonesia? Sepanjang tahun lalu, pendapatan kargo Garuda ternyata menembus US$188 juta atau setara dengan Rp2,5 triliun dengan asumsi kurs Rp13.100 per dolar Amerika Serikat. Jumlah kargo tersebut menjadi penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan Garuda setelah penerbangan penumpang US$3 miliar. Mengacu laporan keuangan Garuda, porsi pendapatan kargo tersebut sudah mencapai 5% dari total pendapatan Garuda tahun 2015 sebesar US$3,81 miliar. Artinya, kelihatan bahwa maskapai mulai menempatkan bisnis kargo sebagai salah satu pendorong kinerja bisnis berkelanjutan. Sejak tahun lalu, maskapai yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham GIAA ini terus mengembangkan bisnis kargo. Salah satu strateginya menggandeng Cardig Air. Lewat kerja sama ini, Garuda berhak memasarkan freighter (pesawat kargo) yang dioperasikan Cardig Air pada rute penerbangan Surabaya-DenpasarDili. Sebaliknya, Cardig Air juga memiliki hak memasarkan cargo space Garuda pada rute-rute domestik dan internasional. Setiap tahun, dari kerja sama ini Garuda menargetkan bisa BENNY BUTAR BUTAR
18
EDISI VI | APRIL 2016
memperoleh US$10 juta dari kargo udara. Sekretaris Perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk. Benny Butar Butar mengatakan pengembangan sistem terus dilakukan. “Kami juga akan memperbaiki sistem tracking kargo di setiap pos sehingga kami bisa melacak barang tersebut sampai di mana,” kata Benny kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, awal April lalu. Bukan hanya Garuda, maskapai lain seperti Air Asia Indonesia juga melirik peluang yang sama. Direktur Utama Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko pun memberi porsi tersendiri bagi peluang bisnis kargo. Kendati demikian, faktanya, bisnis kargo memang bukan kontributor utama Air Asia. Penerimaan kargo hanya menyumbang 10-15% dari total penerimaaan perseroan. Meski begitu, Air Asia tidak menganaktirikan bisnis kargo udara. “Apalagi bagi maskapai penerbangan murah [LCC] seperti kami. Angka 10-15% itu sangat berpengaruh banyak. Margin airlines itu kan tipis banget,” katanya. Pendapatan dari penerbangan penumpang maskapai di Tanah Air memang besar. Lihat saja data Badan Pusat Statistik yang mencatat jumlah penumpang angkutan udara Januari-Oktober 2015 mencapai 67,5 juta orang, naik 12,8% dari periode yang sama tahun 2014 yakni 59,83 juta orang. Pembagiannya, penumpang domestik 56,1 juta orang atau melonjak 15,64% dan penumpang internasional ANGKA 10-15% tumbuh 0,4% menjadi 11,4 ITU SANGAT juta orang. Tahun lalu, The Interna- BERPENGARUH tional Air Transport Associa- BANYAK. MARGIN tion (IATA) sempat memprediksi volume kargo udara AIRLINES ITU KAN global akan tumbuh 4,5% TIPIS BANGET.”
HEADLINE
KAMI JUGA AKAN MEMPERBAI-
menjadi 53,5 juta ton. Tahun KI SISTEM TRACKING KARGO DI ini, riset IATA belum tersedia, SETIAP POS SEHINGGA KAMI tetapi Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia BISA MELACAK BARANG TERSE(ALFI) Yukki N Hanafi meyakini BUT SAMPAI DI MANA.” kargo udara akan tumbuh antara 3-5%. Tahun ini, kecenderungan pertumbuhan semakin melesat mengingat masifnya pasar e-commerce yang mengandalkan kargo udara. Kementerian Perhubungan dalam sebuah kajian bahkan memprediksi terjadi pertumbuhan kargo udara secara berkesinambungan. Pada tahun ini, bisnis kargo diperkirakan menyentuh 184.001 ton (kargo internasional) dan 1,73 juta ton (domestik). Besarnya peluang tersebut memberi arti bahwa bisnis kargo bukan bisnis sampingan semata mengingat tak hanya maskapai, operator bandara pun berbenah mengambil peluang. PT Angkasa Pura II (AP II), BUMN pengelola bandara ini telah membangun kawasan kargo di sisi timur Bandara Soekarno-Hatta seluas 70 hektare berkapasitas 1,5 juta ton per tahun dengan investasi Rp2 triliun. Tahun ini, AP II menargetkan sekitar 10% pendapatan akan disumbang dari lini bisnis kargo udara, naik dari sebelumnya hanya 2-3%. AP II juga getol mengundang sejumlah perusahaan jasa kargo internasional untuk berinvestasi mengembangkan kawasan kargo di bandara. Hingga saat ini, infrastruktur pendukung kargo udara tengah diupayakan pemerintah. Kementerian Perhubungan, misalnya, baru menetapkan sembilan bandara sebagai hub (pusat) kargo udara di antaranya Bandara Kuala Namu (Medan), Soekarno Hatta (Jakarta), dan Juanda (Surabaya). Bandara lainnya yakni Syamsoedin Noor (Banjarmasin), Sepinggan (Balikpapan), dan Hasanuddin (Makassar), semuanya termaktub dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019. Targetnya, hingga tahun 2019, pemerintah bisa merampungkan pembangunan kawasan kargo (cargo village) di sembilan bandara. Sekjen Kemenhub Sugihardjo, dikutip Bisnis.com, menegaskan pembangunan cargo village harus mampu menampung peningkatan jumlah kargo hingga 15 tahun ke depan. “Dengan perkembangan e-commerce, justru saya melihat area pergudangan akan semakin dibutuhkan,” katanya. “Ke depan, kami kembangkan fasilitas perguSUNU WIDYATMOKO dangan sejalan dengan pengembangan.”
19
EDISI VI | APRIL 2016
Prediksi Pertumbuhan Kargo Udara 2013-2016 KARGO UDARA-INTERNASIONAL (TON)
2011 72.163 2016 184.001 KARGO UDARA-DOMESTIK (TON)
2011 483.736 2016 1.732.952 Sumber: Ditjen Angkutan Udara
Karakteristik Komoditas Angkutan Kargo SUMATRA
- Hasil Pertaian - Hasil Laut JAWA
-Hasil Industri -Elektronik -Garmen BALI
-Hasil Kerajinan -Garmen KAWASANTIMUR
-Hasil Perikanan Laut Sumber: Studi Potensi Bandara Kargo, 2008, Kemenhub
COMPANY OF THE MONTH
Dua Strategi Utama Linc Group Menuju Sukses
L
inc Group berdiri sejak tahun 2001 dengan lini bisnis utama meliputi dry storage (warehouse), liquid storage (liquid terminal), domestic distribution, dan freight forwarding. Keberhasilan group dalam merajai industri jasa ini tak luput dari tangan dingin Hans Leo, pria kelahiran 1972 yang menjabat sebagai Group CEO and President Director. Meskipun lulusan Electrical and Electronic Engineering, namun berbekal pengalaman dan visinya yang kuat, dia mampu membawa bendera Linc Group berkibar sebagai pemain supply chain mangement papan atas di Indonesia. Kepada majalah ini, Hans bertutur kiat dibalik keberhasilannya. Dapur pacu Linc tak lepas dari ambisi besar seorang Hans untuk menjadikan dirinya lebih berguna secara sosial. “Semua karena ambisi, ambisi yang mengarahkan saya. Semangatnya untuk menciptakan sesuatu. Ambisi saya untuk menyediakan mata pencaharian bagi orang-orang yang bekerja untuk saya,” katanya.
20
EDISI VI | APRIL 2016
Ketika bicara soal Indonesia, ia melihat bahwa ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah kondisi infrastruktur yang masih minim. Infrastruktur yang buruk adalah peluang bisnis dan bukanlah halangan. “Di sini populasinya besar. Banyak raw material yang harus disebarkan, banyak kegiatan industri yang harus diselesaikan. Banyak yang harus diselesaikan dari logistic provider to customer. Jadi di sini peluang itu sangat besar. Karena itu saya fokus di bisnis ini,” ungkapnya. Hans mengatakan kunci keberhasilan Linc Group terdapat pada strategi bisnis yang tepat. Strategi bisnis ini terdiri dari strategi internal dan eksternal. Strategi internal termasuk upaya Hans berbenah untuk meningkatkan kualitas perusahaanya. Karena itu ada empat aspek penting yang ditekankan oleh Hans, yaitu human, asset, system, dan environment. Dari keempat aspek tersebut, aspek aset menjadi
COMPANY OF THE MONTH
yang terpenting. Sebagai pihak yang mengatur jalannya rantai pasokan, perusahaan yang bergerak dibidang ini harus mampu menyediakan banyak fasilitas mulai dari tempat, alat transportasi, dan sebagainya. Karena itu, Hans mengatakan pada aspek aset strategi yang paling tepat adalah bagaimana caranya untuk menciptakan kondisi yang terbaik untuk semua fasilitas-fasilitas tersebut. “Kita punya banyak truk, kita punya banyak terminal, kita punya banyak gudang. Aset memberikan kontribusi secara langsung pada kegiatan operasional dan tentunya pendapatan perusahaan. Jadi kita harus menjaganya dalam kondisi yang tetap baik. Dan bagaimana untuk menjaganya tetap baik, kita harus punya banyak strategi untuk mengelola dan tindakan pencegahan,” ujarnya. Di samping aset, satu dari keempat strategi unik Hans untuk urusan internal yaitu soal lingkungan. Pada aspek ini Hans menekankan kepada semua staf nya untuk bekerja dengan “happy”. Sebab menurutnya, HANS LEO
21
EDISI VI | APRIL 2016
kegembiraan sangat dibutuhkan untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif. “Saya suka mereka. Mereka datang untuk bekerja dan mereka harus merasa senang. Mereka harus terinspirasi untuk bekerja, harus inovatif, kreatif, dan mereka harus senang melakukannya, dengan begitu mereka akan berkontribusi. Kalau tidak senang bisa berkontribusi, bagaimana saya bisa mengharapkan mereka berkontribusi,” jelasnya. Untuk menciptakan lingkungan seperti itu, Hans melalui Linc Group menyelenggarakan kegiatan dan menyediakan fasilitas – fasilitas pendukung seperti sport hall. Kemudian dari sisi eksternal, strategi Hans menekankan pada empat poin utama. Yaitu studi, analisis, disain, dan proposal. Dari keempatnya, layanan Linc Group akan bermuara pada solusi. Dengan dua strategi utama itu, kini Linc Group berkembang sangat pesat. Pada akhir 2015, Linc Group memperpanjang usaha dengan membuka layanan ecommerce enabler & fulfillment yang diberi nama 8Commerce. “Success is if you put all for yourself and you achieve,” tutupnya.
NEWS
INDONESIA SIAP JADI TUAN RUMAH PENYELENGGARAAN CEMAT 2017
P
ameran intralogistik dan ekstralogistik terbesar di Asia Tenggara akan diselenggarakan di Indonesia Maret 2017 mendatang. Pameran ini akan menempati ruangan seluas 10 ribu meter persegi dan mendatangkan 200 peserta dari berbagai industri yang terkait logistik. Penyelenggara pameran CeMAT SouthEastAsia, Deutsche Messe dari Jerman, mengaku siap menyelenggarakan pameran logistik terbesar ini Asia Tenggara ini di Indonesia. Pameran ini akan diselenggarakan di ICE kawasan BSD City. Acara tersebut akan digelar dari 28 Februari-3 Maret 2017 mendatang. Deutshe Messe, penyelenggara CeMat SouthEast Asia telah memiliki kisah sukses dalam menyelenggarakan pameran intralogistik terbesar di dunia seperti di Jerman, Rusia dan Shanghai, China. Di dalam pameran ini juga akan melibatkan berbagai produk seperti; truk industri, sistem logistik lengkap, rack, dan sistem pergudangan, crane dan lifing equipment, access platform, auto ID system, solusi logistik menggunakan robot,
22
EDISI VI | APRIL 2016
teknologi pengepakan dan jasa logistik seperti freight forwarding, pengoperasian terminal, infrastruktur transpor, kendaraan transpor dan jasa CEP. Tidak hanya menyelenggarakan CeMAT Southeast Asia, anggota Dewan Deutsche Messe Andreas Gruchow menyebut, mereka juga akan mengadakan TransAsia Jakarta dan Cold Chain Indonesia. Dalam penyelenggaraan dua acara yang terakhir ini, Deutche Merre akan menggandeng perusahaan Inggris; ITE Group Plc (PT Debindo-ITE). Dengan kerjasama dua spesialis penyelenggara pameran dua ini, event di Indonesia akan menjadi ajang berkumpulnya dua pameran. ITE di sektor logistik transpor dan Deutsche Messe di sektor handling material dan intralogistik. Adanya momentum integritas Masyarakat Ekonomi Asean, yang tengah berkembang pesat menjadi salah satu logististc hub terpenting di dunia. Tidak heran, jika dua perusahaan ini tertarik menghadirkan CeMAT. “Kawasan ini menawarkan peluang bisnis yang luar biasa bagi perusahaan logistik. Kami menunjukkan seluruh rang-
kaian nilai logistik,” sebut Gruchow. Direktur Industri, Transport dan Logistik ITE Group ITE Pte Laurent Noel menambahkan bahwa acara ini sesuai dengan momentum pemerintah Indonesia yang sedang fokus mengerjakan infrastruktur. “Tahun 2017, Pemerintah Indonesia akan menyelesaikan bagian pertama dari proyek infrastruktur baru di Jawa, Sumatra dan Kalimantan yang akan merangsang pertumbuhan perekonomian setempat,” tambah Noel. Penyelenggaraan CeMAT Southeast Asia ini juga didukung oleh seluruh organisasi yang bergerak di bidang logistik dan suppychain Indonesia. Acara ini didukung Kadin, Asosiasi Logistik dan Forwarder Idonesia (ALFI), Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (API) Berbagai kementerian juga turut mendukung antara lain: Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Perumahan. Dari dunia internasional fukungan datang dari German Engineering Association (VDMA) dan European Federation of Materials Handling (FEM). WWW.CEMAT-TRANSASIA.COM
VIEW
4PLS: COLLABORATION AMONG LOGISTICS SERVICE PROVIDERS CREATING MORE VALUE FOR SHIPPER
C
ollaboration has always been seen as the stepchild at the logistics dinner table. It’s nice to have around, but no one really wants to think about what collaboration means for the company. After all, how can two competitors collaborate without compromising the information and structure of each company? Collaboration is driving an entire new way in the realm of logistics lending towards the rise of 4PLs. Collaboration is going to be the only way today’s logistics service providers can continue to improve their profits and improve efficiency. Essentially, collaboration comes down to three basic fundamentals: valueadded services, expansion of services, and the future of an organization.
partners within the given network. As explained by Joseph O’Reilly of Inbound Logistics, value-added services are actually also known as fourth-party logistics providers or 4PLs. Fourth-party logistics providers (4PLs) do all of the typical functions of a third-party logistics provider (3PL), while adding something more to the table. In other words, 4PLs enable an organization to work smarter, more efficiently, all the while without the increased cost of purchasing such services from another consultant. As a result, the participating organizations increase their competitive advantage without risking the reputations or information of stakeholders. However, collaboration holds many promises for the projections of a given company.
Value-Added Services and Collaboration Rising to More 4PLs
The Present State and Benefits of Collaboration
Value added services are not necessarily reminiscent of logistics service providers. For example, value-added service may include perks when shipping a large quantity of products on a recurring basis. Other value-added services may include industry expertise and training programs for
23
EDISI VI | APRIL 2016
Collaboration is the brainchild of reason, and companies that work together can pool resources to ensure everything is completed on time, at the right time, and accurately. For shippers, the obvious benefit of logistics providers as 4PLs and collaboration is addressing the demand for reduced costs of shipping, concerns over the driver shortage, and
VIEW the need to improve existing fleet and compliance measures to meet changes in regulatory requirements. According to MH&L News, 29 percent of shippers report using 4PLs for the purpose of accessing more capacity. In a sense, collaboration gives rise to greater data-capture points, aggregation, analysis, and change within an organization. All of this seems difficult, organizations that participate in collaboration with logistics service providers see enhanced probability and savings almost immediately. For both small- to medium-sized and enterprise organizations, the benefits of a partnership with 4PLs are even more pronounced. 4PLs can give smallto medium-sized & enterprise businesses access to advanced analytics capabilities, better shipping rates, and a wider range of resources to use to improve efficiency in the shipping process. Cost-Savings and Future Planning
The third fundamental of collaboration in logistics trends focuses on how collaboration contributes to the livelihood of a company over an extended duration. In fact, a team of researchers at the University of Tennessee further defined this relationship. “Vested outsourcing tries to break down the walls of the typical relationship between a 3PLs/4PLs and a buyer, moving away from the transactional approach to look at the bigger picture, then determine how to work together to take cost out of the network,” reports Merrill Douglas of Inbound Logistics. Furthermore, logistics service providers or 4PLs are continuing to seek out relationships with organizations that will last beyond the typical, 3-year contract. Essentially, each time a contract is renewed, the terms of the contract can change dramatically, and often, these terms do not favor the organization in need. As a result, the cost of operating increases with each
24
EDISI VI | APRIL 2016
renewal of a collaborative effort between logistics service providers and shippers. However, collaboration measures should be seen as memberships. The duration of a contract with a logistics service provider can actually indicate the stability of the respective company and how well the company will do over time. Therefore, stakeholders can make a more informed decision about how future projections and cost savings for a company will benefit from collaborative relationships in the supply chain. Collaboration between 4PLs and shippers also helps to safeguard against uncertainties in the industry. As with the driver shortage, labor shortages can occur without warning. This is going to become increasingly true as a more shippers turn towards advanced technologies, such as robotics and augmented reality, to improve efficiency. For the workers in shippers who do not have current collaborative relationships with large-scale logistics service providers serving as 4PLs, the potential investment requirements could easily bankrupt a company. In other words, big businesses that invest more heavily into their current systems will lead to a greater demand for skilled workers in new positions (and with the skills gap is increasingly more difficult). Consequently, shippers will need to have access to a larger amount of resources in order to survive. What Does It All Mean?
Agile systems, lean production, big data, the Internet of things, and the driver shortage make up some of the latest, most discussed topics on value-adding 4PLs. However, few organizations take the time to truly think about how logistics service providers could improve collaboration, which will result in better rates and efficiency for all partners over an extended time. Collaboration is poised to be one of the biggest, if not the biggest, trend for logistics service providers to focus on in 2016. Source: http://cerasis.com/2016/03/30/4pls-and-collaboration/
VIEW
TRANSFORMATION TO INTEGRATION PADA SCM (2) HARI SUSANTO
I
ntegrasi manajemen rantai pasokan dilakukan untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas sepanjang rantai pasokan sehingga dapat meningkatkan performansi anggota rantai pasokan. Output dari integrasi ini dapat berwujud performa seperti penurunan biaya, peningkatan, pemanfaatan sumber daya, dan peningkatan kecepatan. Sedangkan tahapan rantai pasokan menuju rantai pasokan yang terintegrasi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1. Baseline (Dasar) Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain. 2. Integrasi Fungsional Perusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material. 3. Integrasi secara internal Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end. 4. Integrasi secara eksternal Integrasi rantai pasokan yang sebenarnya adalah konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada Tahap no. 3, yang diperluas dengan bagian supplier dan pelanggan.
25
EDISI VI | APRIL 2016
Konsep integrasi pada rantai pasokan di atas adalah penggabungan bagian-bagian / aktivitas-aktivitas hingga membentuk keseluruhan. Fungsinya untuk meningkatkan hubungan di setiap rantai nilai, memfasilitasi pengambilan keputusan, memungkinkan terjadinya penciptaan nilai dan proses transfer dari supplier sampai ke pelanggan untuk mengoperasikan aliran informasi, pengetahuan, peralatan dan aset fisik. Karakteristik integrasi itu sendiri meliputi kerjasama, kolaborasi, berbagi informasi, kepercayaan, kemitraan, berbagi teknologi, kompatibilitas, berbagi resiko dan manfaat, komitmen dan visi yang sama, kebergantungan dan berbagi proses utama. Adapun jenis-jenis integrasi pada manajemen rantai pasokan antara lain : a. Integrasi fisik : perubahan dalam proses dan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi proses inti
VIEW
b. Integrasi informasi : pertukaran informasi yang berhubungan dengan tingkat inventori, perencanaan transportasi / manufaktur, peramalan, status aktual proses c. Integrasi koordinasi : keselarasan proses pengambilan keputusan disepanjang rantai pasok d. Integrasi desain rantai pasokan : kerjasama di dalam perubahan struktur rantai pasok. Dalam proses integrasi tersebut, teknologi informasi (TI) dan sistem-sistem yang terkait diperlukan untuk mentransformasi cara perusahaan dalam menggunakan rantai pasokan sehingga memberikan perbedaan dalam prioritas kompetitif, (Kim dan Narasimhan, 2000). Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai pasokan ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diharapkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan pasokan jadi gambaran yang akurasinya sudah meningkat yang dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Dengan adanya integrasi ini dalam manajemen rantai pasokan akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.
26
EDISI VI | APRIL 2016
Konsep manajemen rantai pasokan memang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan prinsipprinsip dasar rantai pasokan. Alasannya adalah karena pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen rantai pasokan adalah melakukan penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Seperti dijelaskan di atas peranan informasi dalam manajemen rantai pasokan dipengaruhi oleh teknologi informasi yang digunakan. Teknologi informasi ini mempunyai peranan penting dalam dalam mendukung kinerja manajemen rantai pasokan. Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam manajemen rantai pasokan ini adalah harus dapat menghimpun data secara real time mengenai berbagai informasi yang diperlukan pelanggan, seperti ketersediaan produk, waktu pengiriman, dan status pesanan. Integrasi end-to-end dari semua elemen rantai pasokan dan fungsi yang dicapai dengan menerapkan komponen yang saling terkait. Rantai pasokan yang terintegrasi mulai dari tahap desain di tingkat vendor untuk waktu ketika ada respon konsumen pada tahap ritel. Jadi dengan adanya manajemen rantai pasokan yang terintegrasi diharapkan memiliki rantai pasokan terpadu yang terbaik karena kinerja pengiriman, persedian barang berkurang, waktu siklus yang lebih cepat, perkiraan yang akurat, biaya rendah rantai pasokan, peningkatan produktivitas secara keseluruhan, pengingkatan utilitas kapasitas, inventori minimum, dan sebagainya. Sumber : http://hari-cio-8a.blog.ugm.ac.id/
CAREER Supply Chain Officer PT Gree Electric Applicanes Indonesia | Jakarta
Operation Manager CEVA Logistik Indonesia | Bekasi, Jawa Barat
Supply Chain Manager CIRCLE K INDONESIA, PT | Jakarta
Transport Manager Cipta Mapan Logistik (Linc Group - member of PT LAUTAN LUAS, Tbk.) | Jakarta
Assistant Manager Supply Chain CV Mutif Corp | Bandung, Jawa Barat Assistant Manager Supply Chain PT Tirta Varia Intipratama | Jakarta Barat Logictic Manager UPC Renewables Indonesia | Sulawesi Selatan Supply Chain Dept. Head PT Namasindo Plas | Jawa Timur Supply Chain Management Team leader PT Cosmax Indonesia | Jakarta Logistic Operations Manager - Healthcare General Electric | Jakarta International Logistic Manager RimbunJOB | Jakarta Logisic Section Manager Altama Surya Anugerah | Jakarta Shipping & Logistic Manager Operation Manager (Logistic Warehouse Transportation) JAC Recruitment | (Lokasi kota tidak disebutkan) Logistic Operations Manager - Healthcare Job General Electric | Jakarta
Contract Manager CEVA Logistik Indonesia PT | Jakarta General Manager PT Pelayaran Samudera Selatan | Jakarta Management Trainee for Supply Chain/Management Trainee for Supply Chain Jhonson & Jhonson Indonesia | Jakarta Selatan Supply Chain Specialist Kohler Indonesia | Jakarta Supply Chain (Coordinator dan Helper Wilayah) Surganya Motor Indonesia (Planet Ban) | Jawa Barat Supply Chain Management MRK Diagnostics | Jakarta Asistant Manager Supply Chain Panca Budi Pratama | Jakarta, Tanggerang Supply Chain Petro Energy | Jakarta Supply Chain Senior Manager PT ETHICA Industri Farmasi | Jakarta Selatan Supply Chain Staff Food PT Dom Pizza Indonesia | Jawa Barat – Jababeka
Operation Manager PT. DHL Supply Chain Indonesia | Pontianak, Kalimantan Barat
Supply Chain Management Staff PT Meiji Indonesia | Jakarta Pusat
Process Improvement Manager PT. DHL Supply Chain Indonesia | Jawa Timur
Supply Chain Analyst Soho Global Health | Jakarta Timur
Sales Manager/Sales Manager Samsung SDS Global SCL Indonesia | Jakarta
Head of IT Logistics and Supply Chain PT Sriwijaya Air | Banten
Branch Manager Puninar Jaya | Makassar, Sulawesi Selatan, Jakarta
Supply Chain Project Specialist Mensa Group | Jakarta Raya