Code of Conduct Pada Keselamatan Reaktor Riset Terjemahan dokumen IAEA GC48-7: Code of Conduct on Safety of Research Reactor
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Revisi Juli 2005
The International Atomic Energy Agency (IAEA) makes no warranty and assumes no responsibility for the accuracy or quality or authenticity of workmanship of the translation/publication/printing of this document/publication and adopts no liability for any loss or damage consequential or otherwise howsoever caused arising directly or indirectly from the use there of whatsoever and to whomsoever
International Atomic Energy Agency (IAEA) tidak menjamin dan tidak bertanggung jawab atas ketepatan dan kualitas atau orisinalitas dari penerjemahan/penerbitan/pencetakan dokumen/publikasi ini dan tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan sebagai akibat dari pemanfaatannya atau sebaliknya secara langsung atau tidak langsung untuk apapun dan oleh siapapun
Saran, kritik dan koreksi sangat kami harapkan Redaksi: Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan – BATAN
[email protected]
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMPERKUAT KERJA SAMA INTERNASIONAL DALAM KESELAMATAN NUKLIR, RADIASI, DAN PENGANGKUTAN, DAN PENGELOLAAN LIMBAH
Code of Conduct untuk Keselamatan Reaktor Riset
1.
Pada tahun 1998, Grup Penasihat Keselamatan Nuklir Internasional
(INSAG) menginformasikan kepada Direktur Jenderal mengenai keselamatan reaktor riset, dan pada tahun 2000 INSAG merekomendasikan agar Sekretariat mulai mengembangkan suatu protokol internasional atau instrumen hukum yang sama untuk mengatur hal-hal tersebut. 2.
Dalam
bulan
September
2000,
dalam
resolusi
GC(44)/RES/14,
Konferensi Umum meminta Sekretariat “sesuai dengan sumber-sumbernya yang tersedia, untuk terus bekerja menjajaki opsi-opsi untuk memperkuat pengaturan-pengaturan keselamatan nuklir internasional untuk reaktor-reaktor riset sipil, dengan memperhitungkan masukan dari INSAG dan pandanganpandangan dari bagian-bagian yang terkait lainnya”. Kelompok kerja yang dikumpulkan
oleh
Sekretariat
sesuai
dengan
permintaan
tsb
merekomendasikan agar “IAEA mempertimbangkan untuk mendirikan rencana aksi internasional untuk reaktor riset” dan bahwa rencana aksi tersebut mencakup persiapan Code of Conduct “yang secara jelas akan menetapkan atribut-atribut yang diinginkan untuk pengelolaan keselamatan reaktor riset” (Catatan oleh Sekretariat 2001/Catatan 17, 14 Agustus 2001). 3.
Dalam bulan September 2001, Dewan meminta Sekretariat agar
mengembangkan dan melaksanakan, bersama-sama dengan Negara Anggota, rencana peningkatan keselamatan reaktor riset internasional yang mencakup persiapan Code of Conduct Keselamatan Reaktor Riset. Akibatnya, di dalam resolusi
GC(45)/RES/10.A,
Konferensi
Umum
mengesahkan
permintaan
Dewan. 1
4.
Berdasarkan permintaan tersebut, Code of Conduct Keselamatan
Reaktor riset dibuat pada dua rapat Kelompok Kerja Ujung-Terbuka Pakar Hukum dan Teknik, diikuti oleh para pakar dari 22 Negara Anggota. Dalam bulan Maret 2003, naskah Code of Conduct ini dipertimbangkan oleh Dewan, yang memutuskan bahwa Kode tersebut harus diedarkan ke seluruh Negara Anggota untuk mendapatkan komentar dan bahwa, berdasarkan tanggapantanggapan yang diterima, Sekretariat harus merevisi rancangan Kode. 5.
Sesuai dengan arahan Dewan, rancangan Kode diedarkan ke seluruh
Negara Anggota dengan permintaan agar komentar-komentar dikirimkan sebelum tanggal 1 September 2003. Dalam bulan Oktober 2003, naskah Code of
Conduct
mengenai
Keselamatan
Reaktor
riset
yang
telah
direvisi
dipersiapkan oleh Sekretariat dengan nasehat dari Kelompok Kerja pakar yang beranggotakan 15 anggota dari 11 Negara Anggota. Dalam menyiapkan naskah
yang
telah
direvisi
ini,
Sekretariat
dan
Kelompok
Kerja
mempertimbangkan komentar-komentar yang disampaikan oleh Negara-negara Anggota, dan juga pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam sidang Dewan dalam bulan Maret 2003. Naskah yang telah direvisi disirkulasikan ke seluruh Negara Anggota untuk komentar, bersama-sama dengan laporan Ketua Kelompok Kerja pakar. 6.
Dewan Gubernur menerapkan Code of Conduct Keselamatan Reaktor
Riset pada sidangnya dalam bulan Maret 2003. Dewan meminta Direktur Jenderal untuk mengedarkan Kode of Conduct yang telah disetujui kepada seluruh Negara Anggota dan organisasi-organisasi internasional yang terkait dan
meneruskannya
ke
Konferensi
Umum
dengan
rekomendasi
Konferensi mengesahkannya dan menghimbau agar diterapkan secara luas.
2
agar
GC (48) / 7 Annex
Code of Conduct Keselamatan Reaktor Riset (Sebagaimana disahkan oleh Dewan Gubernur, tanggal 8 Maret 2004)
IAEA, Wina
3
MUKADIMAH
Negara-negara Anggota IAEA Menyadari bahwa reaktor-reaktor riset memberikan manfaat penting kepada di seluruh dunia, mencakup riset, pendidikan, produksi radioisotop, pengujian bahan bakar dan bahan struktur dan aplikasi industri dan medis, Menyadari pentingnya menjamin agar penggunaan reaktor-reaktor riset adalah aman, diatur dengan baik dan berwawasan lingkungan, Memperhatikan bahwa Kelompok Penasehat Keselamatan Nuklir Internasional (INSAG)
telah
mengidentifikasi
perlunya
tindakan
untuk
menyelesaikan
persoalan-persoalan keselamatan yang mungkin timbul dalam reaktor-reaktor riset dan yang pada akhirnya Konferensi Umum IAEA menyetujui suatu rencana peningkatan keselamatan reaktor riset yang mencakup persiapan Code of Conduct untuk Keselamatan Reaktor Riset (GC(45)/RES/10), Menginginkan untuk mempromosikan budaya keselamatan nuklir yang efektif, Menegaskan
pentingnya
kerja
sama
internasional
untuk
peningkatan
keselamatan nuklir, Menegaskan pentingnya standar-standar keselamatan IAEA yang terkait dengan reaktor-reaktor riset yang memberikan dasar luas untuk menjamin keselamatannya, Memperhatikan finalisasi pekerjaan oleh Kelompok Ujung-Terbuka yang terdiri atas para Pakar Hukum dan Teknis yang dikumpulkan oleh Direktur Jenderal untuk mempersiapkan suatu rancangan perubahan Konvensi Proteksi Fisik terhadap Bahan Nuklir yang ditujukan untuk memperluas lingkup konvensi tersebut sehingga mencakup, di antaranya, proteksi fisik terhadap bahan nuklir dan fasilitas nuklir, termasuk reaktor riset, dari sabotase,
4
Mengingat bahwa Konvensi Keselamatan Nuklir (1996) yang menetapkan prinsip-prinsip dasar keselamatan untuk mencapai dan mempertahankan keselamatan
nuklir
tingkat
tinggi
yang
meliputi
seluruh
dunia
melalui
peningkatan langkah-langkah nasional dan kerja sama internasional untuk reaktor tenaga nuklir, tetapi tidak digunakan untuk reaktor riset, dan Memperhitungkan
ketentuan-ketentuan
Perjanjian
Gabungan
pada
Keselamatan Pengelolaan Bahan Bakar Bekas dan Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif, terutama ketentuan-ketentuan tersebut yang berlaku pada limbah radioaktif dan bahan bakar bekas yang timbul dari operasi dan dekomisioning reaktor riset, Memutuskan bahwa Code of Conduct berikut berfungsi sebagai pedoman bagi Negara-negara
untuk,
di
antaranya,
pengembangan
dan
harmonisasi
kebijakan, dan undang-undang mengenai keselamatan reaktor riset.
I. LINGKUP 1.
Kode
sebagaimana
ini
digunakan
yang
untuk
didefinisikan
oleh
keselamatan Kode
ini,
reaktor-reaktor pada
seluruh
riset tahap
pelaksanaannya dari penentuan tapak hingga tingkat dekomisioning. 2.
Kode ini tidak digunakan untuk proteksi fisik dari reaktor-reaktor riset.
3.
Kode ini tidak digunakan untuk reaktor-reaktor riset dalam prgoram
militer atau pertahanan.
II. TUJUAN 4.
Tujuan dari Kode ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan
tingkat keselamatan yang tinggi pada reaktor-reaktor riset di seluruh dunia melalui peningkatan langkah-langkah nasional dan kerja sama internasional termasuk, apabila mungkin, kerja sama teknis yang berkaitan dengan 5
keselamatan. Tujuan ini dicapai dengan kondisi-kondisi pengoperasian yang tepat, pencegahan kecelakaan dan apabila kecelakaan-kecelakaan terjadi, mitigasi konsekuensi-konsekuensi radiologis, untuk melindungi para pekerja, anggota-anggota masyarakat dan lingkungan terhadap bahaya-bahaya radiasi.
III. APLIKASI PEDOMAN DI DALAM KODE 5.
Aplikasi
Kode
ini
disempurnakan
melalui
peraturan-peraturan
keselamatan nasional yang berkaitan dengan seluruh tahapan selama umur reaktor riset. Dalam melakukan hal tersebut, Negara-negara anggota didorong untuk menggunakan secara tepat standar-standar keselamatan IAEA yang relevan untuk reaktor riset dan yang berkaitan dengan infrastruktur hukum dan pemerintah
untuk
keselamatan
nuk,
radiasi,
limbah
radioaktif
dan
pengangkutan. 6.
Memperhatikan bahwa ada banyak disain dan tingkat daya reaktor riset
yang mengakibatkan banyak bahaya potensial, Negara anggota harus mengambil pendekatan bertingkat terhadap aplikasi pedoman di dalam Kode ini sesuai dengan potensi bahaya, dengan tetap mempertahankan budaya keselamatan nuklir yang kuat. 7.
Apabila Negara anggota menghadapi kesulitan-kesulitan dalam aplikasi
Kode ini, maka Negara anggota tersebut harus memberitahukan kesulitankesulitan dan setiap bantuan yang mungkin diperlukan dari IAEA.
IV. DEFINISI 8.
Untuk tujuan dari Kode ini:
(a)
“fasilitas eksperimen yang terkait” berarti setiap perlengkapan dan peralatan untuk pemanfaatan neutron dan radiasi pengion lainnya yang diproduksi oleh reaktor riset yang berpotensi mempengaruhi operasinya secara aman.
6
(b)
“pemadaman diperpanjang” berarti keadaan di mana reaktor telah dihentikan dan untuk itu tidak ada rencana yang digunakan dan sumbersumber yang dijalankan untuk melanjutkan operasi atau memasuki dekomisioning.
(c)
“modifikasi” berarti perubahan dengan sengaja pada atau berkaitan dengan konfigurasi reaktor yang ada, dengan potensi penggunaan keamanan, bertujuan untuk melanjutkan operasi reaktor. Modifikasi dapat
melibatkan
sistem
keamanan,
atau
keselamatan
yang
berhubungan dengan item-item atau sistem-sistem, prosedur-prosedur, dokumentasi atau kondisi pengoperasian. (d)
“organisasi pengoperasi” berarti organisasi yang melaksanakan salah satu atau lebih dari penentuan tapak, disain, konstruksi, komisioning, operasi, modifikasi, dan dekomisioning reaktor riset dan diberi kewenangan (atau sedang mengupayakan kewenangan) dari badan pengawas.
(e)
“badan pengawas” berarti suatu
otoritas atau sistem otoritas-otoritas
yang dirancang oleh pemerintah suatu Negara yang memiliki otoritas sah untuk untuk menjalankan proses pengawasan, termasuk mengeluarkan otorisasi, dan dengan demikian mengatur keselamatan pengangkutan, nuklir, radiasi dan limbah radioaktif. (f)
“reaktor riset” berarti reaktor nuklir yang digunakan terutama untuk generasi dan pemanfaatan fluks neutron dan radiasi pengion untuk riset dan
tujuan-tujuan
berhubungan
lainnya,
dengan
termasuk
reaktor
dan
fasilitas
eksperimen
fasilitas-fasilitas
yang
penyimpanan,
penanganan dan pengolahan untuk bahan radioaktif di kawasan tapak yang sama yang secara langsung berhubungan dengan operasi reaktor riset yang aman termasuk fasilitas-fasilitas yang umumnya dikenal sebagai perangkat kritis. (g)
“pekerja” berarti seseorang yang bekerja di reaktor riset dan yang telah mengetahui hak-hak dan tugas-tugas yang berkaitan dengan proteksi radiasi dalam pekerjaan, termasuk pekerja-pekerja pada organisasi 7
pengoperasi, pelaksana eksperimen dan pengguna reaktor riset yang lainnya.
V. PERAN NEGARA 9.
Negara Anggota harus menetapkan dan memelihara kerangka peraturan
dan undang-undang untuk mengatur keselamatan reaktor riset. Kerangka tersebut harus menempatkan tanggungjawab utama pertanggungjawaban terbaik untuk keselamatan reaktor riset organisasi pengoperasi dan harus menyediakan: (a)
Penetapan
persyaratan-persyaratan
dan
peraturan-peraturan
keselamatan nasional yang berlaku; (b)
sistem otorisasi untuk reaktor riset dan larangan pengoperasian reaktor riset tanpa otorisasi;
(c)
sistem
inspeksi
pengawasan
dan
penilaian
reaktor
riset
untuk
memastikan kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang berlaku dan syarat-syarat otorisasi; dan (d)
pemberlakuan
peraturan-peraturan
yang
berlaku
dan
syarat-syarat
otorisasi, termasuk penangguhan, modifikasi atau pencabutan kembali otorisasi tersebut. 10.
Negara harus memiliki badan pengawas yang ditugasi untuk melakukan
kontrol pengawasan terhadap reaktor riset berdasarkan struktur hukum nasional. Badan pengawas harus dapat menjalankan otorisasi, peninjauan dan penilaian pengawasan, inspeksi dan pemberlakuan, dan harus menetapkan prinsip-prinsip, kriteria, pengaturan dan petunjuk-petunjuk keselamatan. Badan pengawas secara efektif haruslah independen dari organisasi-organisasi atau bagian-bagian yang ditugasi untuk melaksanakan promosi teknologi nuklir atau dengan operasi reaktor riset. Sebelum Negara anggota mengesahkan konstruksi atau mengimpor suatu reaktor riset, badan pengawas yang berfungsi harus telah dibentuk. Apabila perlu, bantuan dalam mengembangkan sumber 8
daya manusia, kemampuan pengawasan dan teknik yang diperlukan harus diperoleh melalui kerja sama internasional. 11.
Negara anggota harus menyediakan bagi badan pengawas otorisasi dan
sumber-sumber yang cukup untuk menjamin bahwa badan tersebut dapat melaksanakan
tanggungjawab-tanggungjawab
yang
telah
ditetapkan.
Tanggungjawab lainnya tidak boleh diberikan kepada badan pengawas tersebut yang dapat membahayakan atau bertentangan dengan tanggungjawabnya untuk mengatur keselamatan dan melindungi lingkungan dari bahaya-bahaya radiasi. 12.
Negara anggota harus, jika dianggap perlu, menetapkan bagaimana
publik dan badan-badan lainnya terlibat dalam proses pengawasan tersebut. 13.
Negara anggota harus menjamin bahwa organisasi pengoperasi memiliki
suatu sistem untuk membiayai operasi yang aman reaktor riset, untuk memelihara reaktor riset dalam kondisi pemadaman yang aman selama jangka waktu apabila hal ini menjadi perlu, dan untuk dekomisioning reaktor. 14.
Negara anggota harus menetapkan suatu sistem yang efektif tanggap
darurat pemerintah dan kemampuan-kemampuan intervensi yang berkaitan dengan reaktor riset. 15.
Negara anggota harus menyiapkan pengaturan-pengaturan hukum dan
infrastruktur untuk dekomisioning reaktor riset. 16.
Negara harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan
keselamatan semua reaktor riset yang beroperasi dan reaktor riset dalam pemadaman yang diperpanjang ditinjau kembali. Apabila diperlukan dalam konteks Kode ini, Negara anggota harus memastikan bahwa semua perbaikan yang layak dipraktekkan dilakukan untuk meningkatkan keselamatan reaktor riset. Apabila peningkatan-peningkatan tersebut tidak dapat dicapai, ketentuanketentuan yang tepat harus disiapkan untuk menmadamkan dan kmd mendekomisioning reaktor riset. Pemilihan waktu pemadaman reaktor riset, apabila dimungkinkan dari segi keselamatan, dapat mempertimbangkan kontribusi dari program pemanfaatan masing-masing reaktor riset bagi 9
masyarakat dan alternatif-alternatif yang mungkin maupun dampak-dampak sosial, lingkungan dan ekonomi. 17.
Dalam situasi-situasi di mana reaktor riset dalam kondisi pemadaman
yang diperpanjang dan tidak ada lagi organ-organ pengoperasi yang efektif, Negara anggota menyiapkan pengaturan-pengaturan untuk pengelolaan yang aman reaktor riset. 18.
Negara anggota harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memastikan bahwa pengaturan-pengaturan disiapkan untuk memberitahu negara-negara tetangga di sekitar reaktor riset yang telah direncanakan, sejauh mereka kemungkinan terkena dampak dari reaktor riset, dan sesuai dengan permintaan, menyediakan informasi yang cukup untuk Negara-negara tersebut yang memungkinkan mereka untuk mengevaluasi dan melakukan penilaian mereka sendiri mengenai dampak keselamatan reaktor riset yang mungkin di wilayah mereka sendiri untuk rencana kedaruratan dan tanggapan kedaruratan.
VI. PERAN BADAN PENGAWAS 19.
Badan pengawas harus:
(a)
melaksanakan proses otorisasi dalam kaitannya dengan semua tahapan dalam umur reaktor riset;
(b)
melaksanakan inspeksi dan penilaian pengawasan reaktor riset untuk memastikan kepatuhan kepada peraturan-peraturan dan otorisasiotorisasi yang berlaku;
(c)
memberlakukan
peraturan-peraturan
yang
berlaku
dan
otorisasi,
mencakup penangguhan, modifikasi atau pencabutan kembali otorisasi tersebut; (d)
mengkaji kembali dan menilai penyerahan mengenai keselamatan dari organisasi pengoperasi sebelum otorisasi dan secara berkala selama umur reaktor riset tepat apabila mungkin, tmd dalam kaitannya dengan
10
modifikasi, perubahan-perubahan pada aktivitas-aktivitas eksperimen dan pemanfaatan yang penting terhadap keselamatan; dan (e)
menyediakan,
apabila
mungkin,
persyaratan-persyaratan
dan
keputusan-keputusan pengawasannya dan dasar mereka, terutama dalam kaitannya dengan masalah-masalah berdasarkan Paragraf 19(c), di atas. 20.
Peraturan-peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Negara bagian
atau badan pengawasan sesuai dengan persiapan-persiapan nasional harus: (a)
Mensyaratkan pengaturan-pengaturan yang jelas untuk pengelolaan keselamatan
oleh
organisasi
pengoperasi,
yang
menunjukkan
keselamatan sebagai prioritas tertinggi dan mendorong pengembangan budaya keselamatan nuklir yang kuat di dalam organisasi pengoperasi; Penilaian dan verifikasi keselamatan (b)
Mensyaratkan
organisasi
pengoperasi
untuk
menyiapkan
dan
memelihara suatu laporan analisis keselamatan dan untuk memperoleh otorisasi untuk penentuan tapak, konstruksi, komisioning, operasi, modifikasi-modifikasi yang penting bagi keselamatan, pemadaman yang diperpanjang dan dekomisioning; (c)
mewajibkan organisasi pengoperasi untuk melakukan peninjauan ulang keselamatan berkala pada interval-interval yang telah ditentukan oleh badan
pengawas
dan
untuk
membuat
proposal-proposal
untuk
peningkatan dan pemutakhiran yang timbul dari peninjauan ulang yperlu; Sumber daya keuangan dan manusia (d)
mewajibkan
organisasi
pengoperasi
untuk
memperlihatkan
bahwa
organisasi tersebut memiliki sumber daya keuangan dan manusia yang cukup untuk mendukung operasi yang aman reaktor riset; (e)
mewajibkan personil yang mengoperasikan reaktor riset dan untuk para peneliti yang menggunakan fasilitas-fasilitas eksperimen yang terkait mendapatkan pelatihan yang sesuai; 11
Jaminan Mutu (f)
mewajibkan organisasi pengoperasi untuk menyiapkan program-program jaminan mutu yang efektif di tahapan-tahapan yang berbeda dari umur reaktor riset;
Faktor-faktor manusia (g)
mewajibkan organisasi pengoperasi untuk mempertimbangkan faktorfaktor manusia selama umur reaktor riset;
Proteksi radiasi (h)
mewajibkan dosis radiasi terhadap para pekerja dan masyarakat, berada di dalam batas-batas dosis nasional yang telah ditetapkan seby dan serendah yang dapat dicapai, faktor-faktor sosial dan ekonomi dipertim;
(i)
memberikan internasional,
pedoman, mengenai
dengan proteksi
berkembangnya
lingkungan
dari
konsensus
efek-efek
yang
merugikan dari radiasi pengion; Persiapan kedaruratan (j)
menetapkan kriteria untuk intervensi dalam kondisi-kondisi kedaruratan, dan mewajibkan disediakannya rencana-rencana kedaruratan yang memadai;
Penentuan tapak (k)
menetapkan kriteria untuk penentuan tapak bagi reaktor riset;
Rancangan, konstruksi dan komisioning (l)
mewajibkan agar disain memberikan pertahanan berlapis dan diversitas dan redundansi dalam sistem-sistem keselamatan, sehingga apabila terjadi kegagalan, maka kegagalan tersebut akan terdeteksi dan dikompensasi atau dikoreksi oleh piranti-piranti yang tepat;
(m)
mewajibkan konstruksi dilaksanakan sesuai dengan kode-kode, standarstandar, spesifikasi-spesifikasi, dan kriteria yang berlaku;
12
(n)
mewajibkan agar program komisioning dilaksanakan oleh organisasi pengoperasi untuk memastikan bahwa reaktor memenuhi persyaratanpersyaratan disain;
Operasi, pemeliharaan, modifikasi dan pemanfaatan (o)
mensyaratkan agar organisasi pengoperasi menetapkan batas-batas dan kondisi-kondisi operasional untuk reaktor riset, dengan badan pengawas untuk menilai dan menyetujui batas-batas dan kondisi-kondisi tersebut dan perubahan-perubahannya;
(p)
mewajibkan
organisasi
pengoperasi
untuk
melaporkan
terjadinya
peristiwa-peristiwa yang penting bagi keselamatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh badan pengawas; (q)
mewajibkan organisasi pengoperasi untuk mengklasifikasi modifikasimodifikasi sesuai dengan nilai penting keselamatannya, menetapkan prosedur-prosedur
pengkajian
kembali
internal
yang
sesuai,
memperbarui rekaman modifikasi dan perubahan-perubahan
dan pada
reaktor riset, termasuk modifikasi sementara akibat dari eksperimeneksperimen; (r)
mewajibkan akses badan pengawas ke reaktor riset dengan tujuan inspeksi
untuk
memverifikasi
berkaitan
dengan
syarat-syarat
pengawasan, berbagai inspeksi diikuti dengan laporan-laporan yang diberikan
kepada
organisasi
pengoperasi sebagai penilaian dan
tanggapan; (s)
menetapkan
persyaratan-persyaratan
untuk
pengelolaan
limbah
radioaktif yang timbul dari reaktor riset; Pemadaman yang diperpanjang (t)
apabila perlu dalam situasi-situasi nasional, menetapkan kriteria untuk keselamatan reaktor riset pada pemadaman yang diperpanjang; dan
13
Dekomisioning (u)
menetapkan kriteria untuk pelepasan dari kontrol pengawasan reaktor riset yang telah didekomisioning.
VII. PERAN ORGANISASI PENGOPERASI 21.
Organisasi pengoperasi harus menetapkan kebikannya sendiri sesuai
dengan persyaratan-persyaratan Negara Anggota yang memberikan prioritas tertinggi untuk masalah-masalah keselamatan, yang mempromosikan budaya keselamatan
nuklir
yang
kuat
dan
dilaksanakan
dalam
suatu
struktur
manajemen yang memiliki divisi-divisi tanggung jawab dan lini-lini komunikasi yang didefinisikan secara jelas.
VII. A REKOMENDASI UMUM Penilaian dan verifikasi keselamatan 22.
Organisasi pengoperasi harus:
(a)
Melaksanakan penilaian keselamatan yang lengkap dan sistematis dan menyiapkan laporan analisis keselamatan sebelum konstruksi dan komisioning reaktor riset, dan melaksanakan pengkajian kembali keselamatan pada interval-interval yang tepat di seluruh hidupnya, termasuk dalam kaitannya dengan modifikasi, perubahan-perubahan pada pemanfaatan dan aktivitas-aktivitas eksperimen yang penting dan manajemen penuaan (ageing). Penilaian-penilaian keselamatan dan pengkajian kembali keselamatan secara berkala harus mencakup seluruh aspek teknis, operasional, personil dan administratif dari operasioperasi yang berkaitan dengan keselamatan. Penilaian dan pengkajian kembali harus didokumentasikan dengan baik, kemudian diperbaharui dengan mempertimbangkan pengalaman pengoperasian dan informasi
14
keselamatan yang baru dan dikaji kembali berdasarkan otoritas dari bagian pengawas; dan (b)
memverifikasi dengan analisis, pemeriksaan, pengujian dan inspeksi bahwa kondisi fisik dan operasi reaktor riset tetap sesuai dengan disainnya, analisis keselamatan, persyaratan-persyaratan keselamatan nasional yang berlaku, dan batas-batas dan kondisi-kondisi operasional reaktor riset selama umur reaktor riset.
Sumber daya keuangan dan manusia 23.
Organisasi pengoperasi harus memastikan adanya sistem keseluruhan
yang efektif untuk pembiayaan operasi yang aman reaktor riset, termasuk untuk kondisi pemadaman yang diperpanjang, dan untuk dekomisioning. 24.
Organisasi pengoperasi harus menyediakan dalam juga cukup staf-staf
ahli yang memenuhi kualifikasi melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat (pada awal dan seterusnya) untuk semua aktivitas yang berkaitan dengan keselamatan selama umur reaktor riset. Pelatihan yang tepat harus diberikan kepada para peneliti yang akan menggunakan fasilitas-fasilitas eksperimen yang terkait. Jaminan mutu 25.
Organisasi pengoperasi harus menetapkan dan melaksanakan program-
program jaminan mutu dengan tinjauan untuk memberikan keyakinan sehingga persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan untuk seluruh aktivitas yang penting bagi keselamatan nuklir dipenuhi selama umur reaktor riset. Para peneliti yang menggunakan fasilitas-fasilitas eksperimen yang terkait diwajibkan untuk bekerja dalam program jaminan mutu yang terkait dan dengan pengaturan-pengaturan
keselamatan
yang
ditetapkan
oleh
organisasi
pengoperasi. Faktor-faktor manusia 26.
Organisasi
pengoperasi
harus
memperhitungkan
kemampuan-
kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan kinerja manusia selama umur reaktor riset untuk keadaan-keadaan operasional dan dalam kondisi-kondisi 15
kecelakaan, juga memperhitungkan faktor-faktor manusia yang berkaitan dengan ekperimen-eksperimen. Proteksi radiasi 27.
Organisasi pengoperasi pada semua keadaan operasional harus
menjaga paparan radiasi dari reaktor riset terhadap para pekerja dan anggota masyarakat
serendah
mungkin,
faktor-faktor
sosial
dan
ekonomi
diperhitungkan, dan harus memastikan tidak ada seorangpun yang menerima dosis radiasi yang melebihi batas dosis nasional yang telah ditentukan. 28.
Organisasi pengoperasi juga harus merespons terhadap petunjuk yang
diberikan oleh badan pengawas berkaitan dengan proteksi lingkungan dari dampak-dampak yang merugikan dari radiasi pengion; kesiapsiagaan kedaruratan 29.
Organisasi
pengoperasi
harus
menetapkan
dan
mempertahankan
melalui pelatihan dan latihan, rencana-rencana kedaruratan yang tepat sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh badan pengawas, dan dengan bekerjasama dengan badan-badan yang tepat lainnya, untuk memberikan tanggapan yang efektif terhadap kedaruratan.
VII.B KESELAMATAN REAKTOR RISET Penentuan tapak 30.
Organisasi
pengoperasi
harus
menetapkan,
melaksanakan
dan
memelihara prosedur-prosedur yang tepat untuk: (a)
mengevaluasi semua faktor yang berkaitan dengan tapak yang terkait yang kemungkinan mempengaruhi keselamatan reaktor riset atas umur yang telah diproyekkan;
(b)
mengevaluasi dampak keselamatan potensial dari dari reaktor riset yang yang direncanakan pada masyarakat dan lingkungan; dan
16
(c)
mengevaluasi kembali dua persoalan sebelumnya pada wakil-wakil yang tepat dengan sehingga memastikan penerimaan keselamatan yang terus menerus reaktor riset.
Disain, konstruksi dan komisioning 31.
Organisasi pengoperasi harus memastikan bahwa:
(a)
disain dan konstruksi reaktor riset memberikan berbagai tingkat dan metode proteksi yang dapat dipercaya (pertahanan berlapis) terhadap pelepasan bahan-bahan radioaktif, dengan maksud untuk mencegah terjadinya
kecelakaan
dan
untuk
menghilangkan
konsekuensi-
konsekuensi radiologis yang mungkin terjadi; (b)
disain reaktor riset memungkinkan operasi yang andal, stabil dan dapat dikelola dengan mudah, dengan pertimbangan khusus pada faktor-faktor manusia dan antar muka manusia-mesin;
(c)
konstruksi reaktor riset adalah sesuai dengan disain yang telah disetujui (dan modifikasi yang telah disetujui terhadap disain tersebut);
(d)
teknologi-teknologi yang digunakan di dalam disain dan konstruksi reaktor riset dibuktikan dengan pengalaman, pengujian atau analisis; dan
(e)
program komisioning memperlihatkan bahwa tujuan-tujuan disain dan kriteria kinerja struktur, sistem, dan komponen reaktor riset yang penting bagi keselamatan telah dicapai.
Operasi, pemeliharaan, modifikasi dan pemanfaatan 32.
Organisasi pengoperasi harus:
(a)
menetapkan dan merevisi sesuai dengan keperluan batas-batas dan kondisi-kondisi operasional yang diambil dari analisis keselamatan, uji, program
komisioning
dan
pengalaman
operasional
untuk
mengidentifikasi kondisi-kondisi pembatas untuk operasi yang aman;
17
(b)
menjalankan operasi, peralatan, modifikasi, pemeliharaan, inspeksi dan pengujian kegiatan-kegiatan yang penting untuk keselamatan reaktor riset berkaitan dengan prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang telah disetujui;
(c)
menetapkan
prosedur-prosedur
operasional
yang
telah
untuk
diantisipasi
merespons dan
kejadian-kejadian
terhadap
kecelakaan-
kecelakaan; (d)
menyediakan dukungan teknis dan rekayasa yang diperlukan selama umur reaktor riset, termasuk melalui kerja sama internasional;
(e)
melaporkan kejadian-kejadian yang penting bagi keselamatan kepada badan
pengawas,
menganalisis
kejadian-kejadian
dan
bertindak
terhadap hasil-hasil temuan untuk meningkatkan keselamatan tepat pada waktunya; (f)
memodifikasi reaktor riset selama umur reaktor riset sesuai dengan ketentuan-ketentuan disain, konstruksi dan komisioning yang diuraikan di dalam Kode ini;
(g)
secara
tepat
menilai
modifikasi-modifikasi
yang
diusulkan
untuk
melaksanakan eksperimen-eksperimen; (h)
membentuk
komite
pengkaji
keselamatan,
sebagai
bagian
dari
organisasi pengoperasi, tetapi melaporkan secara independen dari manajemen reaktor, untuk memberikan nasehat mengenai masalahmasalah keselamatan; (i)
memanfaatkan setiap proyek yang mempunyai arti yang penting bagi keselamatan, termasuk modifikasi reaktor riset, konstruksi yang baru atau peralatan eksperimen, sesuai dengan tingkat penilaian dan persetujuan keselamatan yang tepat; dan
(j)
menyimpan limbah radioaktif akibat dari operasi dan pemanfaatan reaktor riset menjadi minimum yang dapat diterapkan untuk proses tersebut, baik dalam tindakan maupun volume, dan memastikan bahwa
18
ada pengaturan-pengaturan yang efektif untuk pengelolaan yang aman limbah tersebut di kawasan reaktor riset. (k)
Memelihara dokumentasi dengan cara yang aman dan terorganisir selama umur reaktor riset untuk membantu operasi yang aman dan proses dekomisioning. Dokumentasi harus mencakup informasi teknis yang diperbarui dan gambar-gambar fasilitas dan peralatan eksperimen, dan data operasi dan kejadian-kejadian.
VII.C PEMADAMAN YANG DIPERPANJANG 33.
Apabila keadaan yang tidak biasa dan yang memaksa mengharuskan
agar reaktor riset memasuki atau terus dalam kondisi pemadaman yang diperpanjang, organisasi pengoperasi harus, apabila mungkin, menyiapkan dan melaksanakan suatu program pelestarian teknis untuk mempertahankan keselamatan reaktor dan bahan bakar reaktor, untuk disetujui oleh badan pengawas. Program tersebut harus mencakup: (a)
pengaturan-pengaturan untuk memastikan bahwa teras reaktor tetap dalam kondisi subkritis, dengan memperhatikan bahwa apabila ada pengaturan-pengaturan yang tepat untuk menyimpan bahan bakar dengan aman, lebih baik kiranya membongkar teras tersebut;
(b)
prosedur-prosedur
dan
membongkar
melestarikan
dan
langkah-langkah
untuk
sistem-sistem
yang
memutuskan, tidak
akan
dioperasikan atau untuk sementara waktu dibongkar; (c)
modifikasi-modifikasi laporan analisis keselamatan dan batas-batas dan kondisi-kondisi operasional;
(d)
pengaturan-pengaturan dalam kaitannya dengan bahan bakar dan limbah radioaktif di dalam reaktor riset;
19
(e)
aktivitas-aktivitas survey rutin dan inspeksi berkala, pengujian dan pemeliharaan untuk memastikan kinerja keselamatan dari strukturstruktur, sistem-sistem dan komponen-komponen tidak menurun;
(f)
pengaturan-pengaturan perencanaan kedaruratan yang direvisi; dan
(g)
persyaratan-persyaratan untuk staf untuk menjalankan tugas-tugas yang diperlukan untk menjaga agar reaktor riset dalam kondisi aman dan tetap mempunyai pemahaman mengenai reaktor riset.
VII.D DEKOMISIONING 34.
Organisasi pengoperasi harus memastikan penentuan tapak, disain,
konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan pemanfaatan reaktor riset dilaksanakan dengan mempertimbangkan dekomisioning fasilitas. 35.
Organisasi pengoperasi harus menyiapkan suatu rencana dekomisioning
yang lengkap dan penilaian dampak lingkungan untuk dikaji kembali dan disetujui oleh badan pengawas sebelum memulai kegiatan dekomisioning. Unsur-unsur dari rencana tersebut harus mencakup: (a)
pilihan dekomisioning yang luas yang akan diikuti dan justifikasi bagi pemilihan pilihan tersebut;
(b)
teknik-teknik dekontaminasi dan pembongkaran yang digunakan untuk memperkecil limbah dan kontaminasi di udara;
(c)
pengaturan-pengaturan dalam kaitannya dengan bahan bakar dan limbah radioaktif yang timbul dari reaktor riset;
(d)
pengaturan-pengaturan
untuk
proteksi
radiasi
selama
proses
dekomisioning; dan (e)
deskripsi volume, aktivitas dan jenis limbah yang dihasilkan dalam dekomisioning dan sarana-sarana yang diusulkan untuk mengelola limbah-limbah tersebut dengan aman.
20
VIII. PERAN IAEA 36.
Sekretariat IAEA harus:
(a)
menyebarluaskan Kode ini dan informasi yang terkait lainnya;
(b)
membantu Negara-negara anggota, berdasarkan permintaan mereka, dalam penerapan Kode ini;
(c)
terus mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan
keselamatan
reaktor
riset,
memberikan
layanan-layanan
pengkajian kembali keselamatan, mengembangkan dan menetapkan standar-standar teknis yang terkait dan memungkinkan penerapan standar-standar ini sesuai dengan permintaan Negara bagian dengan memberi saran dan membantu dalam seluruh aspek pengelolaan yang aman reaktor riset.
21