1
CHAPTER I INTRODUCTION A. Background of the Study Dalam hubungan dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung setiap tindakan manusia selalu dinilai oleh manusia atau individu yang lain. Penilaian tersebut meliputi benar salah atau baik buruknya manusia dalam bersikap ataupun bertingkah laku. Jadi nilai moral merupakan kaidah dan pengertian yang menentukan hal-hal yang dianggap baik atau buruk, serta menerangkan apa yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan manusia terhadap manusia lainnya. Dari pengertian tersebut, kehidupan dalam masyarakat senantiasa terikat oleh sesuatu atau aturan hidup yang harus dipatuhi atau dijunjung tinggi. Dengan kata lain, manusia dalam hidupnya selalu dibatasi oleh adanya norma-norma. Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk membentuk sikap, moral, dan watak murid yang berbudi luhur. Dahulu para murid diberikan pelajaran Budi Pekerti untuk mencapai tujuan tersebut. Namun sekarang pelajaran itu telah ditiadakan karena pelajaran tersebut mungkin tidak banyak merubah kepribadian murid menjadi kepribadian yang lebih baik dan bermoral. Indonesia memiliki Pancasila dan nilai-nilai budaya yang luhur dan menjunjung tinggi kerukunan dan tenggangrasa. Akan tetapi, di pihak lain Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi di
2
dunia, dan tingkat kerusuhan yang juga tinggi. Bangsa lain memandang Indonesia menjadi negara yang tidak lagi aman untuk dikunjungi sehingga Indonesiapernah menjadi negara yang dilarang untuk dikunjungi oleh salah satu negara besar di dunia. Negara tersebut mengeluarkan travel warning bagi warga negaranya yang akan berkunjung keIndonesia. Salah satu cara membentuk watak dan pribadi bangsa ialah dengan melalui pendidikan. Jika demikian, bisa dikatakan bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikan Indonesia sehingga sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis dan korup. Selain pengajaran agama, salah satu pelajaran yang mengajarkan budi pekerti ialah sastra.
Sastra menurut etimologinya adalah tulisan. sedangkan kesusastraan adalah segala tulisan yang indah. ( Wijaya (2007). Sastra dalam pemahaman nya, adalah segala bentuk ekspresi dengan memakai bahasa sebagai basisnya. Bukan hanya apa yang tertulis, apa yang tidak tertulis pun bisa masuk dalam sastra. Tidak hanya yang indah, catatan-catatan, surat-surat, renungan, beritaberita, apalagi cerita dan puisi, anekdot, graffiti, bahkan pidato, doa dan pernyataanpernyataan, apabila semuanya mengandung ekspresi, itu adalah sastra. Sarjono (1998) mengatakan bahwa sastra dalam banyak hal memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi orang lain, sebuah kegiatan berempati kepada nasib dan situasi manusia lain. Membaca sastra berarti mengenal berbagai karakter yang sebagian besar merupakan refleksi dari realitas kehidupan. Dengan demikian, pembaca akan memahami motif yang dilakukan setiap karakter baik yang protagonis maupun yang antagonis sehingga pembaca dapat memahami alasan pelaku dalam setiap perbuatannya. Bahkan jika karakter tersebut adalah
3
karakter yang tidak ingin dijumpai oleh pembaca dalam kehidupan nyata karena kejahatannya, maka dalam fiksi pembaca akan bertemu berbagai karakter sehingga pembaca mampu memahami motif dan tujuan mereka tanpa resiko yang membahayakan pembaca.
Demikian pentingnya pengajaran sastra untuk membentuk moral yang berbudi mulia maka Putu Wijaya menyatakan bahwa sastra harus dibelajarkan kepada semua jurusan, karena tanpa menguasai sastra, tata bahasa hanya akan menjadi alat menyambung pikiran/logika dan bukan menyambung rasa (2007).
Menurut Tjahjono ( 1987 : 30 ), mengatakan karya sastra yang indah bukan hanya dari segi bahasa saja, tetapi harus dilihat secara keseluruhan semua unsur yang membangun karya sastra itu seperti : tema, latar, amanat, dan sebagainya (Tjahjono, 1087 : 30).
Dalam mengkaji karya sastra ada beberapa unsur yang harus diperhatikan, semua itu penting dalam usaha memahami sebuah karya sastra. Unsur-unsur tersebut adalah intrinsik dan ekstrinsik. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa unsur intrinsik terdiri dari ; Tokoh dan penokohan atau perwatakan tokoh, tema dan amanat, latar, alur, sudut pandang/gaya penceritaan. Adapun unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang ada diluar karya sastra seperti pembaca, pengarang, masyarakat, pemerintah, politik, ekonomi dan sebagainya.
Memahami karya sastra itu penting dalam kehidupan manusia. Dengan memahami karya sastra maka wawasan kehidupan manusia makin luas. Manusia
4
dapat tahu tentang perbuatan yang dilakukan oleh tokoh cerita melalui watak karakter dan karakter yang terdapat dalam karya sastra. Watak itu berpengaruh sekali dalam hal bersikap atau perilaku manusia secara langsung maupun tidak langsung. Novel juga sebagai salah satu bentuk karya sastra yang dapat mengemukakan secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, melibatkan permasalahan yang lebih kompleks. Semua karya sastra termasuk novel merupakan sesuatu totalitas yang memiliki nilai seni. Totalitas itu dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Manfaat dari membaca novel adalah memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini. Selain itu dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui, serta dapat menolong pembacanya menjadi manusia yang berbudaya. Hasil cipta sastra akan selalu berbicara masalah manusia dengan segala permasalahan hidupnya, baik hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya maupun manusia dengan pencipta-Nya. Hasil karya sastra novel mengandung keindahan yang yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, manarik perhatian, menyagarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca. Penulis mengambil judul An Analysis of Moral And Motives Rafi In Lan Fang Ciuman di Bawa Hujan. Karna penulis ingin menganalisa lebih dalam memahami tentang nilai moral dari tokoh-tokoh dalam novel ini seperti Ari, Fang
5
Lin ,dan Rafi. Tetapi penulis berfokus dengan nilai moral pada tokoh Rafi dan motifasi Rafi dalam novel tersebut. Rafi merupakan salah satu tokoh utama dalam Novel berjudul Ciuman di Bawah Hujan karangan Lan fang yang diterbitkan oleh Gramedia pustaka utama. Dengan latar belakang Surabaya ( Jawa Timur ), Novel ini berkisah tentang Ari, politisi bermata mata hari yang tidak pernah mampu menangkap asap, Rafi politisi berkaki angin yang terjebak basah gerimis, dan Fang Lin yang adalah gadis bermata sipit,dan menantikan laki-laki yang akan menciumnya di bawah hujan.dalam novel ini penulis menemukan nilai- nilai moral yang di peran kan oleh tokoh-tokoh nya. Selain itu novel ini juga bercerita tentang politik di Jawa timur, Aroma politik memang kental terasa dalam novel ini, dua tokoh dalam novel adalah “pemain” politik, Ari dan Rafi adalah wakil rakyat, ditambah lagi dengan Anto yang merupakan aktivis kampus. Di sisi lain, dinamika politik lokal Jawa Timur juga ikut memengaruhi novel. Istilah depot lumpur, kemudia episode kisah absurd tentang tikus-tikus besar di depot lumpur serta berbagai keluh kesah tentang para politisi menjadi teorema kisah Ciuman di Bawah Hujan ini.
Hubungan moral dengan Motivasi adalah merupakan sebuah aturan untuk membimbing perilaku dan cara berpikir seseorang dalam mengambil sebuah keputusan sebelum dia melakukannya, sehingga nilai – nilai positif akan menciptakan ke unggulan yang baik dan hasil yang baik pula.sebagai contoh Secara garis besar, pelatihan motivasi etika dan moralitas dalam hubungan kerja, selama satu hari delapan jam ini, berangkat dari sebuah konsep dasar bahwa
6
untuk meningkatkan kualitas integritas pribadi dan perilaku beretika di tempat kerja, maka karyawan dan pimpinan di perusahaan harus memiliki moral yang unggul dari hati nurani, untuk membimbing perilaku dan cara berpikir dalam setiap tindakannya. Membuka kesadaran hati nurani untuk mampu membedakan antara benar dan salah, serta memiliki karakter diri yang kuat untuk memutuskan apa yang baik dan buruk.
B. Statements of The Problem
1. Nilai moral seperti apakah yang di miliki oleh tokoh Rafi ? 2. Bagaimanakah motivasi Rafi dalam Novel Ciuman di Bawah Hujan by Lan Fang ?
C. Objectives of The Study
1.
Menjelaskan nilai moral yang ada dalam diri Rafi dalam Novel Ciuman di Bawah Hujan by Lan Fang.
2. Menjelaskan motivasi dari Rafi.
D. The Significance of The Study
Melalui Analisa, ini penulis berharap pembaca mengerti lebih dalam tentang motivasi dari tokoh Rafi dan nilai moral nya , sehingga untuk generasi muda mendorong pengetahuan budaya , mengembangkan rasa cinta kasih. penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang situasi dan
7
perkembangan bahasa
pengajaran dan sastra, serta untuk
menambah
pengalaman dalam memecahkan masalah.
E. Scope and Limitation
Lingkup dari skripsi ini adalah bagaimana motivasi dan sikap moral Rafi yang merupakan salah satu tokoh utama laki – laki dalan novel Ciuman di Bawah Hujan . Rafi dipilih untuk dianalisa karna mampu memberikan karakter yang kuat dalam cerita tersebut, yakni novel Ciuman di Bawah Hujan karangan Lan Fang, yang di terbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta pada Tahun 2010.
F. Definition of Key Term
Untuk membuat penelitian ini mudah dipahami oleh pembaca dan tidak menimbulkan salah pengertian, maka peneliti mendeskripsikan kata–kata yang digunakan pada Judul penelitian ini. 1. Moral : adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran - ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu 2. Motivasi : Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas
8
G. Organization of The Study
Skripsi ini terdiri dari lima Chapter dengan, chapter I Introduction terdiri dari Background of the study, Statement of the problem, Objectives of the study, Significance of the study, Scope and limitation of the study, Definition of Key Term and Organization of the study. Chapter II Review of related literature yang terdiri dari beberapa teori yang berhubungan dan dipilih sebagai dasar analisis dari judul Skripsi ini. Chapter III Research Methodologi. Chapter IV Finding and analyzing Of moral And motifation Rafi in Ciuman di Bawah Hujan,
penulis
menjelaskan
deskripsi
dari
permasalahan yang telah dipaparkan pada Statement of Problem dan pada Chapter V Conclusion merupakan kesimpulan dari hasil analisis.
9
CHAPTER II REFIEW OF RELATED LITERATURE
A. Motivasi Pengertian Motivasi
Menurut American Enyclopedia (dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang)
dalam
diri
seseorang
yang
membangkitkan
topangan
dan
mengarahkan tindak-tanduknya. Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam malayu 2005: 145) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil
mencapai
dan mewujudkan tujuan
yang ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai peranggsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap
10
(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi
kerjanya
untuk
mencapai
kinerja
maksimal”.
memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan
Sujono
Trimo
penggerak dalam
prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akan menentukan arah maupun daya tahan (perintence) tiap perilaku manusia yang di dalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. (Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.) Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. (Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232) Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas Mc.Gregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki
11
motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Berdasarkan
beberapa pengertian diatas
dapat
disimpulkan
bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak
dari dalam individu
untuk melakukan aktivitas
tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri
setiap
individu
yang
melalui proses rangsangan belajar sehingga
dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi di pandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.
B. Moral. Pengertian Moral.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
12
yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolahsekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia. Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma– norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu
perbuatan dengan
memadukan kekuatan nilai
intelektualitas dengan nilai – nilai moral. Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah sebagai berikut:
13
Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah; Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama, terutama akhlak.
14
CHAPTER III METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pada dasarnya menggunakan
metode
sebuah
penelitian
sastra.
Dalam
upaya
untuk
melakukan metode pengumpulan sumber data maka data utama dan data tambahan
akan
di
analisa.
Namun
untuk
menggungkapkan
masalah
ditemukan penulis, penelitian akan mengamati masalah moral dan motivasi Rafi dalam novel Ciuman di Bawah Hujan by Lan Fang
B.
Sumber Data
Sumber data yang dipilih adalah Novel Ciuman di Bawah Hujan, yang ditulis oleh Lang Fang. Penulis memilih novel tersebut karena novel ini merupakan salah satu diantara novel best seller di Indonesia dimana penulisnya pun yakni Lan Fung merupakan salah satu penulis novel terbaik di Indonesia dengan berbagai macam judul novel yang ditulisnya. Sehingga biasa
dikatakan
bahwa
novel
signifikan terhadap pembacanya.
C. Data
tersebut
dipercayai
memiliki
pengaruh
15
Data yang diambil oleh penulis adalah semua kutipan tentang yang berkaitan dengan
Karakter terutama yang berhubungan dengan motivasi dan
moral Rafi dalam novel ini.
C. Prosedur Pengumpulan Data
Langkah penulis untuk mengumpulkan data ialah dengan cara membaca seluruh isi novel secara komprehensif secara berulangkali dengan tujuan agar lebih memahami lebih lanjut tentang cerita. Dilanjutkan pencarian
bagian-bagian
atau
halaman-halaman
yang
menceritakan
bagaimana
emosi dan karakter Rafi. Kemudian penulis mengidentifikasih
ucapan-ucapan dan kalimat untuk mengumpulkan data yang sudah di identifikasih menjadi data utama.
D. Tehnik Analisis Data
Seperti
yang disebutkan bab
sebelumnya
bahwa
penulis ingin
membahas tentang motivasi dan sikap moral pada tokoh Rafi dalam novel Ciuman di bawah hujan karya Lan Fang, maka ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis data, dan langkah-langkah tersebut tentu saja disesuaikan dengan metode analisis, diantaranya: pertama menunjukan data yang di temukan, kedua menjelaskan data
tersebut berdasarkan referensi
maupun teori yang sudah ditetapkan, kemudian menginterprestasi data, dan
16
terakhir
membuat
kesimpulan
dari
hasil
analisa
sebagai
tujuan
dari
penelitian berdasarkan pertimbangan hasil interpretasi data yang ditentukan.
17
.
CHAPTER IV
FINDING AND ANLISIS
Seperti yang sudah di jelaskan sebelum nya bahwa di bab ini penulis akan mejelaskan hasil analisa dari motifasi dan sikap moral yang ada dalam diri tokoh Rafi di novel Ciuman Di bawah Hujan by Lan Fang.
A. Nilai moral yang di miliki oleh tokoh Rafi
Untuk mengetahui bahwa nilai moral seperti apakah yang di miliki oleh tokoh Rafi dalam novel Ciuman di Bawah Bujan karangan Lan Fang maka penulis telah mengutip dan menganalisis poin – poin yang berhubungan dengan nilai moral yang ada dalam tokoh Rafi.
A.1 Suka Menolong.
Penulis menemukan betapa tulisnya hati Rafi jika di lihat dari kutipan novel berikut Tiba – tiba saja Rafi ingin mengahadiahi Fang Lin seperangkat computer.ia membayangkan Fanglin mengetik,mungkin cepat sekali secepat Fang Lin mengirim SMS ke padanya.dan di cobanya menerka seperti apa bunyi tuts – tuts yang di tekan Fang Lin .tik tik tik tik…..mungkin seperti irama rintik hujan .dan di cobanya menerkah apa yang akan di tulis Fang Lin?( Lan Fang,2010 : 240 ) Dari kutipan novel di atas penulis berpendapat bahwa betapa indah nya hati seorang Rafi karena meskipun dia telah merasa bahwa dia tidak di hargai
18
oleh Fang Lin, dia merasa bahwa Fang lin telah mengecewakanya dengan cra mematikan telponya dengan tiba – tiba, tetapi tetap saja dia mau memberikan hadiah buat Fang Lin.yang sebenarnya bukan Cuma computer saja yang Rafi berikan untuk Fang Lin tetapi dia jua memberika sepasang Hamster untuk Fang lin. Buat Rafi Fang Lin memang special. Dia adalah angin yang menyegarkan pikiran Rafi, sehingga Rafi tidak tega melihat kerja keras Fang lin.disini penulis bermaksut bahwa segala usaha yang kita kerjakan pasti ada hasilnya.Tuhan membantu umatnya melalui orang lain seperti Fanglin yang di bantu Rafi membelikan
Komputer,dan
memberinya
hamster,supaya
Fanglin
tidak
jenuh,dengan boneka yang di berikan Ari kepada Fang lin. Penulis juga menemukan sikap rafi yang suka menolong.seperti padakutipan novel berikut. Rafi? Nama itu segera berkelabat.sekarang hanya Rafi yang bisa di mintainya tolong.tetapi Fang Lin tidak merasa yakin pasti Rafi sedang sibuk,sibuk,dan sibuk.pasti Rafi sedang rapat,rapat,dan rapat.pasti tidak berbeda jauh dengan Ari.Rafi pun akan lebih mementingkan kampanye dari dirinya.tetapi Fang Lin merasa hanya rafi.akhirnya Fang lin memutuskan menelpon Rafi . “ Halo,Raf,tolong aku…” “ Halo,iya,Lin ? kamu di mana? Ada apa?” suara rafi terdengar keheranan. “ di depot lumpur da nada tikus” “ tungu aku segera ke sanasekarang,” rafi langsung menjawab sebelum ia menuntaskan kalimatnya.Fang Lin terperangah.rasanya ia tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.tanpa bisa di tahan ,matanya mengembun keharuan mendesak – desak.ternyata bagi Rafi dirinya lebih penting dari pada jadwal kampanye. ( Lan Fang, 2010 : 301 – 302 )
19
Di sini penulis berpendapat bahwa sebelumnya Fang Lin tidak yakin dengan keputusanya untuk minta bantuan sama Rafi, karena dia berpikir jika Rafi sama saja dengan Ari yang lebih mementingkan kampanye politiknya dari pada dirinya, tetapi ternyata Fang Lin salah , apa yang di duga Fang Lin semuanya salah. Rafi tidak seperti yang dia bayang kan, Rafi tidak seperti Ari. Rafi adalah orang yang suka menolong ,Dia tidak mau melihat,teman atau sahabat,atau sekalipun itu hanyalah kenalanya,apalagi jika dia adalah orang yang membuat Rafi merasa bebas dari dunia politik jika sedang bersantai. Fang
lin
tidak
menyangka
dengan
jawaban
Rafi
setelah
dia
menelponnya.fang lin merasa sangat terharu.Air matanya menetes seperti rintik hujan.dia tidak perna menyangka jika di tengah kesibukannya Rafi masi sempat membantunya.dan hanya dialah satu – satunya orang yang bisa membantu Fang lin di saat fang lin membutuhkan bantuan. Dia sadar kalau Rafi sangat baik padanya meskipun di tengah kesibukanya berkampanye. Keputusan Rafi sangat manusiawi.karena dia tau betapa harganya nyawa se orang manusia ( Fang Lin yang lagi kena musibah toko nya di landa lumpur ) di bandingklan dengan kampanyenya yang juga sangat penting baginya sendiri. Hal lain yang penulis temukan dari sikap Rafi adalah terdapat pada kutipan novel berikut. Rafi memapah Fang Lin keluar dari depot lumpur Fang Lin tampak lemas sekali.langkah kakinya terseret – seret .seandainya Rafi tidak memapah dan memeluknya,Fang Lin sudah pasti tidak mampu berjalan.kadang Fang Lin membuat Rafi bersedih.ia bertekat terus memeluk Fang Lin seumur hidupnya.Rafi tidak akan membiarkan Fang Lin sendirian lagi dalam kegelapan dan kesulitan. ( Lan Fang,2010 : 307 )
20
Lalu Rafi mengambil tisu dan mengusap wajah Fang Lin .demikian juga dengan lengan Fang lin.maka bercak darah berpindah pada kertas tisu itu.Hati Rafi tersakiti oleh luka itu. (Lan Fang,2010: 308 ). Fang lin membuat hati Rafi merasa sedih di saat Rafi memapah Fang lin keluar dari depot lumpur.Fang lin tampak lemas, apalagi di tambah Fang Lin tidak lagi mampu berjalan sendiri, badanya sangat lemas di sekujur tubuhnya penuh luka, dan bercak darah yang membuat hati Rafi sakit melihat luka – luka itu. Ternyata ketulusan hati Rafi tidak membuat hatinya murkah oleh sikap Fang lin yang terkadang menyakitkan baginya. Rafi merasa malah ikut merasakan sakit ketika melihat keadaan Fang Lin yang penuh bercak darah. Selain itu penulis juga melihat sikap Rafi yang suka menolong seperti yang ada dalam diri tokoh Rafi adalah pada kutipan novel berikut. Menurut banyak orang ,Rafi sangat pelit bicara ke pada staf di gedung diewan ataupun kepada wartawan ,sehingga orang – orang mengatakan bahwa ia sangat berjarak dengan orang lain.tetapi sebenarnya bukan begitu rafi justru berusaha menjaga jarak dengan dirinya sendiri.Ia sangat menyadari posisinya sebagai politisi di Republik yang sedang dalam pertumbuhan politik.sehingga ia selalu menjaga agar tidak menabrak kepentingan politik pihak yang lain yang menyenggol kepentingan politiknya. ( Lan Fang,2010 : 88 – 89 ) Di sini jelas sekali nampak bahwa Rafi sebenarnya bukan pelit bicara tetapi dia hanya menjaga kepercayaan Rakyat yang di titipkan kepadanya, selama dia menjadi anggota dewan dia tidak ingin suara Rakyat yang di titipkan ke padanya pupus hanya karena situasi politik yang sedang berkembang di republic ini.
21
Rafi berada di gedung itu sebagai salah satu wakil rakyat yang di usung partai, sehingga rafi sadar bahwa kepentinga rakyat adalah tanggung jawab yang besar baginya.dia ingin membantu rakyatnya untuk mendapatkan hidup yang layak.dia tidak mau lagi melihat rakyat – rakyatnya di landa kemiskinan. Rafi tau hanya dengan cara itulah dia bisa membantu rakyat – rakyatnya,dia harus berjuang mewujutkan mimpi mereka yang di titipkan padanya,dia tidak mau ada pihak lain yang menyenggol ke pentinganya untuk memakmurkan kehidupan masyatrakat kecil.
A.2 Mencari Jati Diri
Hal lain yang penulis temukan dari tokoh Rafi yang berhubungan dengan moral adalah mencari jati dirinya, seperti pada kutipan novel berikut. Karena itulah Rafi berduka karena merasa sulit sekali mewujutkan mimpinya .sejak menjadi anggota dewan rafi sering sekali merasakan kepalanya pecah karena bertubrukan dengan suara hati.ia nelangsa bila memikirkan betapa besar harapan yang di titipkan berjuta – juta rakyat ke pada nya,sedangkan kemampuanya sangat terbatas. Rafi sering melihat ke sepuluh jarinya.kemudian ia mengembangkan ke sepuluh jarinya seperti kelopak bunga mekar.ternyata kesepuluh jari itu tampak begitu kecil,sehingga ia pun bertanya mimpi sebesar apakah yang bisa di genggam dengan tangan sekecil ini? ( Lan Fang,2010 : 90- 91) Rafi sekarang sudah menjadi anggota dewan.dia mendapatkan itu karena perjuanganya. Rafi suda mengetahui siapa dirinya.tetapi,setelah itu perjuanganya untuk mencari jati dirinya tidak hanya sampai di situ,ia terus bekerja untuk mendapatkan keparcayaan rakyatnya yang telah menitipkan mimpi – mimpi
22
mereka kepada Rafi.olehkarena itu dia tidak perlu berbicara untuk hal – hal yang tidak penting yang bisa merusak reputasinya, dan menghancurkan harapanya untuk Rakyatnya. Sepertinya Rafi sangat komit dengan janjinya sendiri untuk rakyatnya, dan untuk menjaga nama baiknya sendiri.
A.3. Setia Kawan
Penulis melihat nilai moral dalam diri Rafi melalui kesetiaanya, kesetiaan disini yang di maksud penulis adalah bagai mana dia setia menemani Fang Lin menunggu temanya Ari yang juga sebagai salah satu anggota dewan. Apalagi Fang lin adalah orsng baru dia kenal di gedung itu. Seperti pada kutipan novel berikut Tiba – tiba suara ragu – ragu menyelinap ,suara itu tidak nyaring tetapi juga tidak berbisik.suara itu risik seperti sayap – sayap merpati yang bergandengan dengan angina.rafi mendengar ada suara yang bukan mimpi .” bolekah saya menunggu di sini ?mungkin sebentar lagi bapak ari dating.” Rafi menoleh ke pada si empunya suara “ iya,iya silakan saja kalau mau menunggu. Tetapi saya tidak tahu kapan pak Ari akan datang,” di berikannya juga jawaban yang tidak pasti.( Lan Fang, 2010 : 93-94 ) Selanjutnya penulis juga melihat ke ramah tamahan Rafi pada kutipan novel berikut. “ Bapak Rafi, ya?” Fang Lin melarikan kegelisahanya pada papan nama kecil di meja Rafi. “ siapa nama Mu?” Rafi balik bertanya “ Fang Lin” “ Iya ,saya Rafi.” Keduanya juga sama – sama memberikan jawaban pada saat yang bersamaan.ini pun bentuk percakapan basa basi yang basi .tetapi lumayan lah sudah bisa membuat udara sedikit mencair.
23
“ Fang Lin? Apa artinya?”Tanya rafi ingin tahu .ia ingin menguak keasingan baru yang telah mengalihkan rasa jemunya,wajah yang asing , nama yang asingLan Fang, 2010 : 100 ) Di sini penulis menemukan sikap Rafi yang sangat Ramah, sangat sopan tanpa peduli dengan status nya sebagai anggota dewan.karena, meskipun dia tidak mengenal Fang lin sebelum nya Dia tetap mempersilahkan Fang Lin untuk duduk di salah satu kursi yang ada di kantor dewan itu,meskipun di setiap kursi ada nama – namanya masing – masing.walaupun perkenalan mereka tidak terlalu resmi tetapi Rafi masih menjamu Fang Lin dengan sikap nya yang manis, paling tidak dia sudah setia menemani Fang lin menunggu Ari. Rafi memang juga tipe orang yang setia penulis mengartikan setia di sini adalah ketika Rafi menemani Fang lin menunggu Ari datang. Pada dasarnya setia memang bagaimana kita bisa mengalahkan ego kita untuk tidak terburu – buru. Penulis tidak mengartikan kata setia disisni yang berhubungan dengan cinta atau lainya.tapi tertuju pada sikap Rafi. Seperti kenyataanya bahwa kesetiaan itu adalah bagai mana kita menyikapi pasangan kita. Menjaga ke utuhan cinta antara dua insang yang sedang jatuh cinta. Menjaga untuk tetap lenggangnya suatu hubungan. Penulis menyimak dari percakapan mereka yang merupakan percakapan biasa hanya menyakan arti dari sebuah nama, tetapi menurut penulis itu merupakan cara Rafi untuk bisa menemani orang yang tidak dia kenal sebelumnya.
B. Motivasi Rafi dalam novel Ciuman Di Bawah Hujan B.1 Ingin Tahu
24
Penulis menemukan beberapa kutipan novel yang berhubungan dengan motifasi Rafi untuk mencapai tujuanya.sepetri pada kutipan novel berikut. Matanya berhenti pada meja Ari yang terletak di seberangnya.di sana ia melihat ada tumpukan kertas yang kelihatanya berbeda dari kertas – kertas yang di lihatnya sehari – hari. Kertas – kertas itu di jilid rapi dengan kover plastic mika.jilitanya tidak terlalu tebal seperti rencana anggaran belanja daerah.tetapi juga tidak seperti lembar – lembar disposisi. Rafi mencoba untuk mengamati berkas itu dengan lebih teliti.ia tidak mau sembarang mengambil atau membuka barang yang bukan di mejanya,maka ia mencoba menebak – nebaknya dari jauh.kalau tidak salah ingat ia sudah melihat berkas itu meja Ari sejak minggu lalu ,menurutnya itu menjadi hal yang tidak umum. ( Lan Fang, 2010 : 86 ) Di sini penulis menemukan bahwa betapa tingginya rasa penasaran Rafi terhadap jilitan kertas yang dia tidak tahu isinya apa.dan di mencoba mencari tau isi di dalam jilitan itu dengan mencoba mengamatinya dan menebak – nebak nya dari jauh.meskipun hasil nya tetap saja dia tidak penah tau. Ketika Rafi melihat kover itu dia merasa aneh karena tidak biasanya barang seperti itu ada di kantor dewan, seakan – akan dia melihat kover itu seperti sesuatu yang asing baginya, dan belum perna ada di muka bumi ini. Apalagi jilitanya sangat berbeda dengan yang pernah dia lihat sebelumnya. Dia tau kalau itu bukan sebuah proposal, juga bukan dokumen Negara, atau rencana anggaran daerah.meskipun rafi terus memperhatikan jilitan itu dengan teliti tetapi dia tidak mau menyentuhnya.karena dia merasa kalau itu bukan miliknya dan bukan haknya, yang walaupun ada di meja Ari teman se kantornya. Rasa penasaran Raafi semakin menjadi – jadi ketika beberapa hari
25
kemarin dia melihat Ari sangat serius membaca jilitan itu. Tetapi tetap saja dia tidak mau menyentuh nya. Sikap Rafi di sini mengajarkan penulis untuk selalu bersabar dan tidak terburu – buru, karena toh apa pun yang kita inginkan pasti akan tercapai asalkan kita mempunyai kemauan, dan motivasi yang tinggi untuk mendapatkan apa yang kita harapkan melalui usaha kita sendiri, asalkan dengan cara yang halal. Selanjutnya penulis juga menemukan motivasi rafi untu mengetahui hal yang belum dia ketahui sebelumnya.seperti yang di kutip pada novel berikut. Rafi melihat mata fang lin beriak seperti permukaan danau yang di lempari kerikil.hanya itu yang terlihat dan ia tidak tahu apa artinya. ( ciuman di bawah hujan : 102 ) Rafi terus memperhatikan Ari dan Fang Lin tanpa menyela sedikit pun.tetapi ia merasa ada yang melepuh seperti tangan yang tersiram air panas yang tumpah,ia gelisah ketika mendapati ternyata hatinya yang melepuh. ( Lan Fang, 2010 : 103 ) Selanjutnya penulis melihat rasa ingin tahu dari Rafi yang dikutip dari novel di bawah ini Rafi diam saja tetapi dalam hatinya kembali brtanya – Tanya , kenapa Ari begitu memperhatikan Fang Lin ? kata – kata Ari tetap bermakna ganda ,tetap saja kata – kata politisi.naluri politisi Rafi membuat rasa penasaranya menjadi – jadi . Rafi tidak habis pikir kenapa kemarahan Fang Lin pun tidak berarti bagi Ari?sebetulnya ada apa di antara mereka tetapi Rafi sungkan menanyakannya.sehingga ia Cuma mengangguk saja .ia memilih untuk menelaah sendiri dengan lebih teliti. ( Lan Fang, 2010 : 107.108 ) Di sini penulis berpendapat bahwa, Rasa penasaran Rafi semakin menjadi – jadi Setelah Rafi memperhatikan mata Fang Lin yang beriak seperti danau,lalu dia menyimak pembicaraan antara Fang Lin dengan Ari yang sangat luwes dan
26
sikap Ari yang biasa saja kalau di marahi Fang lin.Rafi merasa semuanya aneh lalu dia bertanya dalam hatinya apa yang terjadi antara mereka? Lalu pada akhirnya rafi tau setelah ia bertanya kepada Ari ,bahwa Fang Lin adalah gadis bermata sipit yang sangat istimewa ,yang bisa membuat Ari tertawa,dan membuat Ari merasa bahwa jabatan hanyalah sebuah status yang tidak perlu di banggakan. Ketika Rafi terus memperhatikan Fang lin dan Ari sepertinya Rafi merasa ada kekesalan dalam hati Fang lin yang tidak di tonjolkan. Rafi gelisah seolah – olah hatinya melepuh. Itu di karenakan rasa ingin tau Rafi yang terlalu itinggi sehingga mengakibatkan kegelisahan dalam hatinya. Dari hal tersebut penulis mejelaskan bahwa itu merupakan proses yang harus Rafi lalui untuk bisa mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui. Apalagi ketika dia meliha Ari sangat memperhatikan Fang lin. Yang selalu menanyakan apakah Fang lin sudah makan atau belum.sepertinya Rafi semakin termotifasi untuk mengetahui hal itu. Tetapi nampaknya Rafi diam saja walaupun dia sangat mau untuk mengetahui semua yang terjadi antara Ari dan fang lin. Lalu dalam hati berpikir itu semua Cuma politiknya para politisi. Naluri politisi ari pun keluar karena rasa penasarannya. Selain itu penulis juga menemukan rasa ingin tahu rafi pada paragraph berikut . Ini suatu yang baru,gumamnya dalam hati tetapi tampak sangat sederhana ,sejenak Rafi di landa kebimbangan.Hm………, barangkali tdak ada salahnya untuk di coba.lagi pula tidak susah menyisihkan sedikit waktu untuk membaca tulisan ecek – ecek dari orang yang sedang bermimpi untuk menjadi penulis.akhirnya Rafi menyudahi perdebatan hatinya sendiri.
27
Lalu setelah itu Rafi pun termotivasi untuk mencoba membaca novel dari gadis bermata sipit tersebut,walaupun tulisan itu penuh dengan bahasa formal, dan ecek – ecekan,dan yang jelas bukan bahasa politisi. Menurut Rafi gadis itu adalah hanya se orang yang sedang mau menjadi penulis. Tetapi tidak ada salah nya kalau dia mencoba menyukai sesuatu yang baru , yang tidak pernah dia suka sebelumnya. Bisa saja itu menjadi motifasi yang baru untuk Rafi dalam menjalankan tugas yang di berikan rakyat ke padanya. Apa lagi tulisan itu menceritakan tentang TKI yang be kerja di hongkong. Menurut Rafi novel adalah sebua cerita cengeng, yang hanya menghabiskan waktu saja. Tetapi pada akhirnya Rafi melakukan sesuatu yang baru. Rafi memang bukan penyuka novel tetapi dia sedang mencari sesuatu yang menggairahkan pikiranya dari rapat pari purna. sepertinya tulisan Fung lin membuat Rafi merasa terdorong untuk melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan sebelum nya.contoh nya dia tidak pernah mau membaca novel yang menurutnya hanyalah sebuah cerita picisan yang penuh hayalan.tetapi dengan membaca cerita picisan Fang Lin ,se akan – akan itu sama seperti mimpi yang juga nantinya akan menjadi kenyataan, kalau mimpi itu di perjuangkan dengan sepenuh hati. Kebiasaan Rafi yang merupakan bukan penyuka novel penulis temukan di kutipan novel berikut. Sebenarnya Rafi bukan penyuka novel .baginya novel Cuma berisi cerita picisan dari mimpi cengeng yang tidak kesampaian.tetapi saat ini ia sedang membutuhkan sesuatu yang baru ,yang lebih menggairahkan daripada rapat ini dan itu ,maka pandanganya pun beralih pada berkas yang di berikan Ari.( Lan Fang, 2010 : 108 )
28
B.2 Perjuangan Rafi.
Jika di tinjau dari kutipan novel berikut maka penulis berpendapat bahwa Rafi adalah tipe orang yang bekerja keras. Dalam arti untuk mencapai tujuanya dia harus melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Penulis menemukan bagaimana Rafi berjuang untuk rakyatnya seperti pada kutipan novel berikut. Perjuangan mendapatkan kursi di gedung dewan bagaikan perjalanan se orang samurai.konon,se orang samurai harus menguasai jurus menebas angina.samurai yang terlatih harus bisa menarik dan menyarungkan pedangnya dengan cepat tanpa bunyi mendesing.bahkan dengan mata tertutup, se orang samurai harus bisa menebas angina yang meniti pucuk rerumputan. samurai juga hanya mempuyai dua pilihan: di tebas atau menebas. ( Lan Fang, 2010 : 94 ). Rafi berjuang semampunya untuk mendapatkan kursi dewan,dia harus bisa meyakinkan paratai yang akan mengusung nya, juga bisa merayu rakyat tanpa jajni – jani palsu.sehingga ia akan menjadi samurai yang di takuti. Mungkinkah perjuangan Rafi untuk mendapatkan kursi dewan adalah karena dia tidak tega melihat rakyatnya hidup penuh keskurangan. Rafi tidak perna putus asa, karena memang pada dasarnya hidup itu adalahperjuangan. Bagaimana kita berjuang untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain yang membutuhkan kita. Karena perjuangan adalah bagian dari ibadah, tanpa kita berjuang maka kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita impikan. Tetapi penulis mengingatkan bahwa perjuangan tanpa doá adalah sia – sia. Karena walaupun kita berjuang dan terus
29
berjuang tetapi lupa siapa pencipta kita maka otomatis semuanya menjadi percuma. Selain itu kita harus punya keterampilan, seperti Rafi yang menganggap dirinya samurai yang akan menebas pucuk rerumputan, maka dia akan menjadi yang di takutkan dan juga setelah kita mendapatkan apa yang kita inginkan hasilnya juga bisa kita nikmati sendiri, yaitu kebanggaan untuk pribadi juga untuk orang lain.seperti dalam novel ini rafi berjung untuk rakyatnya. Hal lain yang penulis temukan dari perjuangan Rafi adlah pada kutipan novel berikut. Seperti itulah kenyataannya. Setiap tahun Rafi masih saja menemukan banjir setinggi dada melanda desa – desa sehinga anak – anak tidak mempunyai baju seragam dan buku – buku mereka basah. Mereka tidak bisa pergi ke sekolah karena gedung sekolah mereka ambruk di terjang hujan.kemudian mereka belajar beralaskan terpal di balai desa.itupun kalau balai desanya tidak kebanjiran hujan pula. ( Lan Fang,2010: 90 ) Penulis juga menemukan hal yang sama yang membuat Rafi termotifasi, seperti yang ada di kutipan novel berikut. Kepahitan hidup sudah menyibukkan orang – orang kecil sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk bermimpi lagi mereka harus mengungsi dari bajir harus pening ketika membeli buku sekolah atau membeli baju seragam.harus berbuat zakat sebesar dua puluh ribu .suara mereka kecil dan lemah, suara yang tidak akan pernah terdengar kedalam gedung ini.karena mereka tidak punya uang untuk membeli loudspeaker yang mampu meneriakan mimpi mereka, sedangkan mereka sudah tidak mampu untuk meneriakan suara mereka lebih keras lagi karena suara mereka sudah parau. ( Lan Fang, 2010 : 91) Inilah bagian perjuangan rafi selama menjadi anggota dewan dia menginginkan rakyatnya makmur dan tidak dilanda banjir lagi,hatinya merasa
30
terpukul ketika melihat anak – anak yang harus belajar di balai desa karena sekolahnya roboh.karena dia merasa bahwa mimpinya hanyalah luka jika dia tidak berjuang untuk rakyat – rakyatnya. Dia melihat sepertinya anggota dewan hanya menyibukan diri mereka dengan hal – hal lain tanpa peduli denagan kehidupan rakyat kecil yang sedang membutuhkan mereka.mereka menghabiskan waktu mereka di ruang rapat dengan suatu masalah yang tak terpecahkan ,sepertinya mimpi rakyat hanyalah permainan para politik saja. Oleh karena itu Rafi merasa terdorong untuk memperjuangakan kemakmuran rakyat. Rafi merasa hatinya tersayat – sayat ketika melihat anak sekolah yang harus belajar di balai desa,melihat banjir di mana – mana. Bajir telah menyibukan banyak orang dan telah menyusahkan banyak orang. nampaknya dalam pikiran Rafi dia akan berjuang untuk membebaskan warganya dari banjir, dia akan melakukan segala cara demi rakyatnya. Apalagi dia menjadi angoota dewan berkat partisi pasi rakyatnya. Melalui pemilihan umum. Bagi Rafi mimpi rakyat adalah segala – galanya, di bandingkan dengan yang lainya. Oleh karena itu dia bekerja keras untuk mencapai tujuannya dan demi rakyatnya. Seandainya para pejabat di negri ini sama seperti Rafi maka bukan tidak mungkin Indonesia akan lebih maju dari Negara – Negara lain. Jika saja para politisi tidak lebih mementingkan dirinya di bandingkan rakyat yang lagi kesusahan. Penulis juga telah menemukan sikap yang bijaksana dalam took Rafi melalui kutipan novel berikut.
31
Di kafe harga segelas kapucino saja bisa lebih dari dua puluh ribu rupiah.tetapi lihatlah banyak masyarakat miskin rela berdesak – desakan bahkan mati terinjak – injak demi menggapai uang dua puluh ribu rupiah itu.pandangan mata mereka begitu kosong tidak bersinar,mereka seperti robot yang hanya bergerak tanpa berpikir. Apakah itu karena kebodohan ? rasanya tidak se orang pun ingin menjadi bodoh.lalu jika ada orang bodoh siapakah yang harus memintarkan mereka? Rafi selalu bermimpi melihat anak – anak pergi ke sekolah dengan tas dan sepatu baru , mereka bersama – sama naik sepeda pergi ke sekolah yang bersih dan terang. Rafi bermimpi bisa melihat wajah ank – anak yang sumringah karena bisa mengintipt dunia melalui buku. (Lan Fang, 2010 : 89 ). Dari kutipan di atas penulis berpendapat bahwa perjuangan Rafi juga muncul ketika dia bermimpi tentang rakyat kecil yang rela berdesakan demi uang duapuluh ribu rupia , dan bisa melihat wajah anak – anak yang sumringah pergi ke sekolah. Rafi tidak ingin hanya pejabat dan ortang kaya saja yang bisa menikmati kehidupan yang layak, dia juga mau supaya semua masyarakat kecil mendapatkannya. Di membandingkan harga kapucino duapuluh ribu rupiah, mungkin bagi pejabat sepertinya itu nilai yang sangat kecil. Tetapi bagi orang kecil itu nilai yang sangat besar. Sepertinya masyarakat sedang di bodohi oleh pejabat yang tidak bertanggung jawab dengan tugasnya, dengan mandate yang di berikan rakyat ke padanya, yang lebih mementingkan pribadi mereka dari pada rakyat. Sepertinya Rafi harus berjuang untuk semua itu, untuk kencapai mimpinya mensejahterakan rakyat. Rafi juga ingin supaya bisa melihat anak – anak sekolah belajar dengan tenang dan aman di tempat yang layak, tidak lagi di balai desa yang hanya beralaskan terpal. Dia ingin tidak lagi melihat anak –anak
32
masa depan bangsa tertinggal oleh perkembangan dunia yang semakin modern. Sepertinya dia mau supaya semua calon generasi baru bisa mengintip perkembangan jaman yang semakin canggih ini melalui buku atau dengan bersekolah.
B.3. Kehidupan Cinta
Penulis melihat kehidupan cinta Rafi yang di perjuangkanya melalui kutipan novel berikut. Rafi merasa rikuh. Apakah ia pantas melakukan itu? Semestinya pantas saja karena ia meng inginkan Fang lin. Tetapi ia merasa harus menjaga wibawanya.biasanya orang – orang yang datang ke padanya hanya karena suatu kepentingan. Bukankah dalam hal ini Fang lin juga mempunyai kepantingan ke padanya? Tetapi sudah berhari – hari Fang lin tidk mengataka apa-apa. (Lan Fang, 2010 : 231) Berawal dari perkenalan yang tak sengaja ternyata Rafi menyimpan rasa cinta ke pada Fang lin.maka tidak heran jika Rafi ingin mengetahui semua tentang kehidupan Fang lin.saat ini ia sedang merindukan ke hadiran Fang lin. Tetapi ia merasa bahwa se orang pejabat tidak pantas untuk mengejar Fang lin yang hanya se orang wartawa bebas.yang suka mencari berita di gedung dewan. Ternyata rasa cinta dan rindu bisa menghilangkan sikap yang ego dan sedikit sombong.rafi sangat membutuhkan Fang lin apa lagi beberapa hari ini Fang lin sudah tidak perna menghubunginya.Rafi merasa kehilangan, dan akirnya dia pun menekan nomor ponsel Fang lin seperti yang di kuti dari novel berikut.
33
Maka Rafi menekan nomor Fan lin . Ring ton lagu lama menembus telinganya. Di wajah mu ku lihat bulan Yang mengintai di sudut senyuman Sadarkah tuan kau di tatap insan Yang haus akan belaian. Mungkinkah ring ton ini semakin membuat Rasa rindu Rafi kepada Fan lin semakin membara? Sehingga dia kesal karena Fang lin tidak mengankat telpon darinya. Selanjutnya penulis menemukan pesan cinta di antara Rafi dan Fang lin pad kutipan nobel berikut. Tanpa mampu di cegah Fang lin membandingkan Rafi dengan Lie Ming .Rafi tidak perna berbicara dengan nada suara tinggi,tajam, dan menukik seperti itu ke padanya.memang rafi juga tidak perna berkata – kata dengan manis atau merayu – rayu ke padanya. Rafi cendrung berbahasa formal sebagaimana selayaknya bahasa para pejabat ( yang tidak bisa di pahami Fang lin ) tetapi Rafi selalu menyampaikan kata – katanya dengan lemah lembut dan pandangan mata yang teduh. ( Lan Fang,2010 : 195 ). Dari kutipan di atas penulis menanggap bahwa sepertinya Rafi bisa membuat jatuh cinta ke pada Fang lin, buktinya Fan lin harus membandingkan Lie ming ke pada Rafi. Kalau saja tidak kenapa dia harus membandigkanya ke pada Rafi, kenapa bukan ke pada Anto yang dulu perna mengisi kesepian hatinya, atau ke pada Ari yang selalu menemaninya, yang selalu memberinya asap.kenapa harus kepada Rafi. Pantas kalau Fang lin jatuh cinta ke pada Rafi karena Rafi tidak perna membentak nya,tidak
perna berbicara dengan suara yang tinggi yang
memecahkan gendang telinganya, tidak pernah berbicara dengan kata – kata yang
34
tajam yang menusuk uluhatinya. Rafi cendrung berbicara santai dan berbahasa formal meskipun itu sangat susah di pahami oleh Fang lin. Penulis juga menemukan cerita cinta Rafi dengan Fang lin.seprti yang di kutip dari novel berikut. Rafi membelai pipi Fang Lin.dingin, Rafi membelai Bibir Fang lin. Dingin , maka Rafi menundukan kepalanya untuk mencium pipi Fang lin. Ujung hidung nya menyentuh bibir Fang Lin, tetap dingin. ( Lan Fang, 2010 : 309 ) Rupanya Rafi tidak ingin terjadi apa – apa pada Fang lin dia tidak ingin keihlangan Fang lin dia berusaha demi cintanya ke pada Fang lin yang sempoyongan akibat lumpur yang membanjiri tokonya. Ciuman Rafi sangat lembut, dan sangat penuh cinta. Rafi sedang jatuh cinta Dengan se orang Yang dulunya pemburu tinta mdi kantor dewan, dan sekarang dia adalah karyawan di salah satu restoran. Hati Rafi merasa pedih ketik melihat orang yang di cintainya sedang dalam keadaan sakit.rafi terus berusaha Memeluknya dan memanggilnya seperti pada kutipan novel berikut. Rafi terus berusaha memanggilnya “Lin,lihatlah, aku menjaga mu…..aku menjaga mu….” Mata Fang lin masih saja tidak menampakan gairah kehidupan. Lin…aku mencintai mu….” Akirnya ada yang tumpah dari mata Rafi ketika mengucapkan kata – kata itu.” Lin dengarkan aku mencintai mu…” ( Lan Fang, 2010 : 310 ) Rupanya Rafi sangat sedih melihat kondisi Fang lin. Air matanya menggambarkan luka di hatinya. Luka karena cintanya yang sangat dalam terhadap Fang lin. Mungkin Rafi merasa jika fang lin sudah tiada lagi. Sehingaa dia tidak bisa lagi membendung airmatanya jatuh. Dan ternyata ari mata itu adalah seperti Doa dan harapan Rafi yang di panjatkanya ke pada Tuhan karena
35
saat azam tiba Rafi melihat mata Fang lin mulai bergerak, walaupun gerakan matanya sangat layu. Sepetti yang di kutip pada novel berikut. Krtika suara azam Magrib tiba, rafi melihat pelupuk mata Fang lin pelan – pelan bergerak pancaran matanya terlalu layu dan lemah. ( Lan Fang, 2010 : 311 )
36
CHAPTER V
CONCLUSION
Lan
Fang,
dalam
karyanya
yang
dibukukan
oleh
Kompas
Gramedia, Ciuman di Bawah Hujan, menggambarkan sebuah romansa cinta dalam kehidupan politik. Dengan diilhami oleh filsafat politik yang diterapkan oleh Yukio Hatoyama, seorang Perdana Menteri Jepang yang mulai menjabat 16 September 2009, bahwa “politik itu cinta”. Ia mencoba meramu sebuah prosa yang tertata seolah terjadi di kehidupan nyata. Dengan menyatakan bahwa apa yang ditulisnya mengalir begitu saja seperti lompatan sebuah „kebetulan‟ menuju pada „kebetulan‟ yang lain, atau malah merupakan „kebetulan‟ yang bukan „kebetulan‟, menurut saya bukan sesuatu yang berlebihan.
Dalam skripsi ini penulis mengkaitka beberapa hal yang menurut penulis sangat erat hubungannya. Seperti moral dan motivasi, serta politik, dan cinta yang di ikuti oleh perjuangan seorang tokoh yang dalam novel ini di juluki sebagai politisi yang berkaki angin. Perjuangan tokoh tersebut menerangkan bahwa moral dan motifasi seharusnya berjalan sama.karena motuvasi tanpa moral adalah sia – sia. Oleh karena itu penulis dapat mengatakan bahwa nilai moral,serta motivasi yang ada dalam diri tokoh Rafi,sangat tinggi, jika kita melihat dari bagai mana dia berjuang untuk rakyatna,dan untuk mendapatkan apa yang dia ingin kan , yakni mensejahterakan rakyatnya, dan juga penulis dapat mengatakan bahwa Rafi adalah orang yang sangat ambisius dalam meraih sesuatu yang ia inginkan, serta sifatnya yang lemah lembut, dan hatinya penuh cinta, dan ketilusan
37