Chapter 01: What will you do to protect me? “gimana
bisa
mereka?”, Suzy memandangi
tumpukan foto
dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi kepada Presdir Han, bos Suzy di H-Entertainment, pagi tadi. Di dalam foto itu, terlihat jelas bahwa Suzy dan seorang pria tinggi bertopi hitam sedang berjalan bergandengan tangan keluar dari restoran mie terkenal di daerah Gangnam. “Tapi foto ini benar kan, Suzy? Kamu sedang berkencan dengan Jongsuk sekarang?”, Presdir Han menatap gadis berusia dua puluh dua tahun itu dengan wajah serius. Pria separuh baya ini telah menganggap Suzy sebagai “asset” yang paling berharga di perusahaannya karena gadis ini adalah satu-satunya artis yang pernah meraih penghargaan di ajang music award selama tiga tahun berturut-turut sebagai penyanyi solo wanita terbaik. “jadi, anda lebih percaya pada foto ini daripada saya?”, Suzy tidak ingin menjawab pertanyaan dari bosnya. Presdir Han menghela nafas dalam sambil menunjuk tumpukan foto yang berserakan di meja kerjanya. “Foto ini sudah membuktikan banyak hal, Suzy. Mungkin sebaiknya kutunda album comeback solo-mu hingga bulan depan”.
Suzy berusaha sekuat tenaga untuk mengepalkan tangannya agar airmata yang mendesak keluar dari pelupuk matanya menguap tanpa membasahi pipinya. “Jika foto ini dirilis dalam waktu dekat, aku yakin kamu akan tahu dampaknya bagi perusahaan ini”, Presdir Han memasukkan kembali semua foto itu kedalam amplop coklat dan menaruhnya diatas meja. “kamu tahu aku gak mau wartawan Choi mendapatkan uang dengan cara selicik ini, Suzy. Dia benar-benar suka memeras orang lain dengan cara buruk seperti ini, hah!”. Suzy memandang amplop coklat itu dengan wajah getir, seolah ingin membakar habis semua kejadian yang terekam kamera wartawan Choi. “Lalu, tidak adakah solusi lain untuk masalah ini selain memberi uang tutup mulut kepada wartawan Choi?”, Suzy memberanikan dirinya bertanya pada Presdir Han. Dengan tangan mengetuk meja, bos Suzy itu memberikan sebuah syarat, “Datanglah bersama Jongsuk kemari besok jam satu siang. Aku akan melihat situasi ini sekali lagi sebelum memutuskan nasibmu”. ****** “Oh, Suzy! Ada perlu apa kamu meneleponku?”, Manajer Kim, pria yang selalu bersama dan mengurus semua keperluan aktor Jongsuk, menerima telepon dari Suzy di dalam mobilnya yang terparkir di sebuah salon mewah di daerah Gangnam.
“Manajer Kim, mana Jongsuk? Aku ingin bicara”, suara Suzy terdengar lemah. Ia benar-benar kalut mendengar rencana pembatalan rilis album comeback solo-nya. Manajer Kim melirik kaca spion, “dia sedang di make-up saat ini, ada acara press conference drama nanti malam”. “Ada hal yang sangat penting manajer Kim. Ini mengenai kami berdua”, Suzy menghela nafas panjang. “Apa kalian bertengkar? Pasangan baru seperti kalian ini”, kalimat Manajer Kim terputus. Suzy menyahut, “Pagi ini, Presdir Han menerima kiriman foto ku saat berdua dengan Jongsuk di acara pesta ulang tahunmu dua hari yang lalu”, Suzy berusaha menahan kecemasannya dengan menggigit bibir bawahnya. “Hah? Kalian tertangkap kamera sedang bermesraan?”, Manajer Kim kehilangan kontrol dengan nada bicaranya yang tiba-tiba meninggi. Ia segera menepuk mulutnya sendiri karena banyak orang yang memperhatikannya bicara dengan nada tinggi di telepon. “Kami hanya bergandengan tangan! Tolong berikan saja telepon ini pada Jongsuk”, Suzy tak menyangka masalah ini akan membuat banyak orang terlibat. “Baiklah, tunggu sebentar”, Manajer Kim segera berlari masuk ke dalam salon untuk mencari Jongsuk. ******
Denting suara lift menandakan bahwa Jongsuk telah tiba di lantai lima kantor H-Entertainment. Sambil mengenakan kacamata hitam, aktor tampan ini melangkah menuju ruangan Presdir bersama Manajer Kim disampingnya. Suzy yang baru berkencan selama dua minggu dengan Jongsuk terlihat sudah menunggu kedatangan kedua orang ini di depan pintu ruangan Presdir. “Suzy”, Jongsuk berusaha terlihat santai dengan menyapa gadis yang selama dua minggu ini menjadi bunga mimpinya. Ia melepaskan kacamatanya dan memperhatikan wajah tegang Suzy yang menatapnya. Wajah gadis berambut hitam panjang ini terlihat lebih pucat dari biasanya. Jongsuk ingin sekali memeluknya untuk membisikkan sebuah kalimat bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi ia tahu situasi ini tidak tepat untuk sebuah pelukan ataupun kata-kata manis layaknya sebuah melodrama yang terlalu sering ia bintangi setiap tahun. Jongsuk
teringat
bagaimana
kemarin
suara
bergetar
Suzy
melumpuhkan otaknya yang sedang berusaha menghafal jawaban press conference untuk drama terbarunya. Aktor ini bahkan tak mampu tersenyum saat acara press conference berlangsung tadi malam. Ia tahu bahwa hubungan mereka akan mendapatkan tantangan, namun ia tidak memprediksi bahwa semua ini akan terjadi dalam waktu dua minggu setelah mereka memutuskan untuk berkencan. Suzy terbata-bata bicara di telepon meminta Jongsuk untuk melakukan sesuatu agar perilisan
albumnya tidak di tunda oleh Presdir Han. Jika dihadapan semua orang di luar, Suzy selalu tersenyum ramah tanpa beban, dihadapan Jongsuk, Suzy hanyalah seorang gadis biasa yang bisa menangis karena terlalu stress memikirkan banyak hal. “Presdir Han sudah menunggu kita. ikuti aku!”, Suzy tidak membalas sapaan Jongsuk. Ia membalikkan badannya dan melangkah untuk membuka pintu ruangan Presdir Han. ****** “Apa pendapatmu setelah melihat foto-foto ini, Jongsuk?” Presdir Han menatap aktor muda ini dengan wajah serius. Jongsuk melipat tangannya di dada, “Tidak ada”. Manajer Kim terperangah mendengar ucapan Jongsuk yang sepertinya tidak peduli dengan apapun yang terjadi dalam foto-foto itu. “foto-foto ini menunjukkan semuanya, saya tahu hubungan kami sebagai pasangan kekasih mungkin akan sulit ke depannya”, Jongsuk menatap Presdir Han. “Sebenarnya, Presdir Im dari managemen tempat Jongsuk bernaung, ANAKTOR, juga mendapatkan foto-foto itu seperti anda. Namun, beliau tidak mengambil pusing dengan semua ini karena Jongsuk memang tidak memiliki kontrak yang melarangnya untuk berkencan”, Manajer Kim berusaha meluruskan ucapan Jongsuk yang terkesan acuh tak acuh kepada Presdir Han. Suzy menggigit bibir bawahnya karena tegang melihat situasi ini.
“kamu tahu kan, Suzy memiliki kontrak untuk tidak mempublikasi kencannya selama ia ada bersama kami di perusahaan ini?”, Presdir Han berusaha mengingatkan Jongsuk tentang aturan perusahaannya. “Ya, Suzy yang mengatakannya saat aku mengajaknya berkencan”, Jongsuk mengalihkan perhatiannya kepada kekasihnya yang kini membeku bagai patung es. “awalnya kami pun memutuskan untuk berkencan tanpa sepengetahuan managemen. Sayangnya, semua sudah terlanjur ketahuan sebelum saya bisa memberitahu anda secara langsung Presdir”. “saya juga ingin menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini Presdir Han. Saya tahu bahwa keduanya mungkin masih terlalu muda untuk berpacaran dengan serius”, Manajer Kim mencoba untuk mencairkan suasana yang tampak mulai kacau. “Suzy akan merilis album comeback solo-nya beberapa hari lagi. Apa kamu pikir semua pemberitaan ini bisa di toleransi?”, Presdir Han terlihat mulai meninggikan suaranya. Ia teringat dana besar yang sudah ia kucurkan untuk memproduksi album terbaru Suzy. “saya tahu”, Manajer Kim terlihat bingung. Suzy membuka suaranya untuk pertama kalinya setelah mendengar ketiga pria di hadapannya tidak mampu memutuskan apapun, “rilis saja foto itu, Presdir Han. perilisan album comeback solo saya pun masih bisa berjalan sesuai rencana semula.”
“Suzy! pemberitaan kencanmu bisa membuat album barumu ini terancam gagal di pasaran!”, Presdir Han mengingatkan Suzy mengenai efek negatif yang akan di terimanya dari fans. “Tapi anda tidak ingin membayar foto-foto itu kan, Presdir Han? Saya janji pada anda bahwa album ini akan sukses meskipun media merilis hubungan kencan saya dengan Jongsuk”, Suzy mengepalkan kedua tangannya untuk menghentikan suaranya yang mulai bergetar karena menahan airmata. Manajer Kim menginjak kaki Jongsuk. Aktor tampan itu hanya menatap manajernya dengan tatapan meyakinkan bahwa apa yang dilakukan Suzy adalah yang terbaik untuk mereka. Jongsuk mengalihkan pandangan kepada kekasihnya. Suzy terlihat begitu rapuh di matanya setelah meyakinkan Presdir Han tentang keputusannya. ******