FAJAR212
CATATAN SEORANG PENULIS Kata-Tinta-Cinta
Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
CATATAN SEORANG PENULIS (Kata-Tinta-Cinta) Oleh: Fajar212 Copyright © 2014 by Fajar212
Penerbit BURJO Publishing burjo.wordpress.com
[email protected]
Desain Sampul: Dhee-Wee by canva.com
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Sekapur Sirih “Membacalah, agar kau mengenal dunia. Namun jangan pernah berharap dikenal oleh dunia, selama engkau tidak pernah menulis.”, kata Pramoedya Ananta Toer. “Andaikan ilmu itu seorang wanita, maka membaca ibarat melamarnya dan menuliskannya ibarat menikahinya.”, tulis Felix Siauw. Andai tidak ada aral melintang, maka risalah ini akan tiba di ruang baca saudara-saudara tepat di kisaran bulan November-Desember. Andaipun tidak tepat pada bulan-bulan tersebut, tetap saja risalah ini terbit tepat 10 tahun saya menggumuli dunia tulis-menulis. Sepuluh tahun yang lalu setelah beberapa kali menamatkan majalah mini bernama Openmind, saya menekatkan diri memasuki dunia menulis. Dengan masuknya saya ke dunia menulis, berarti saya mengikrarkan diri untuk dikenal oleh dunia. 3
Awalnya saya hanyalah pembaca. Sejak saya dikenalkan pada buku pada usia 4-5 tahunan, sejak saat itu saya menjadi pembaca yang sangat militan. Saya membaca apapun bahan bacaan yang ada di depan saya; buku, majalah, novel, komik, ensiklopedia, surat kabar, bahkan bungkus ikan asin, selama di dalamnya ada bacaan menarik pasti saya baca. Dalam kurun sejak prasekolah hingga awal menjadi mahasiswa, saya telah menjumpai berbagai penulis serta ide yang mereka “dakwahkan”, mulai Karl May hingga Andrea Hirata, mulai dari Ulil Abshar Abdalla yang nyaris menyesatkan saya
hingga
Taqiyuddin
An-Nabhani
yang
mengembalikan posisi saya di hadapan Sang Penguasa Semesta. Namun perkenalan saya dengan mereka, tidak serta merta membuat saya tertarik menjadi penulis. Di era itu saya juga mendapatkan berbagai pelajaran tentang menulis, baik di bangku sekolah, perguruan tinggi, maupun melalui pelatihan-pelatihan, dan sekali lagi tidak membuat saya tergerak untuk menorehkan pena. Saya juga mengalami berbagai peristiwa mulai dari yang serius seperti Reformasi 1998, 4
911 dan awal War on Terrorism, Perang Irak dan Afghanistan hingga peristiwa biasa yang menggugah untuk
dijadikan
puisi
dan
narasi;jatuh
cinta,
persahabatan, konflik remaja dan sebagainya. Namun itu semua tidak menggerakkan pena saya. Saya membenci menulis baik secara harfiah maupun kiasan. Saya mulai tertarik menulis ketika bersentuhan dengan gerakan dakwah. Ingin rasanya membagi ide-ide yang mulai menancap di kepala dan menulis adalah solusi satu-satunya (ketika lisan kelu di hadapan para pendengar) untuk mengeksiskan diri di jalan dakwah. Saya memaksakan diri jatuh cinta pada kegiatan menulis dan galibnya orang yang sedang mengalami jatuh cinta, saya juga mengalami sakitnya sebuah penolakan. Pertemuan saya dengan media indie bernama Openmind dan para punggawanyalah yang menjadi titik balik agar saya tidak menyerah di dunia tulis-menulis. Ketika tulisan saya tidak pernah menembus jejaring media mapan, maka saya belajar membuat media sendiri. Prinsip itulah yang melahirkan blog, majalah 5
serta buku yang kesemuanya saya terbitkan secara self publishing alias indie yang berprinsip Do It Yourself atau mandiri. Maka kunci sukses dalam mengarungi dunia kepenulisan adalah istiqomah. Ya, istiqomah dalam mengasah pikiran dengan terus menerus membaca serta tetap istiqomah menulis meskipun tulisan kita tidak mampu menembus media massa atau diterbitkan oleh penerbit besar, yakinlah bahwa itu bukan kiamat karena di luar sana masih ada yang membaca tulisan kita. Caranya? Ya terbitkan secara mandiri. Maka risalah ini kisah-kisah yang ingin saya bagi ketika saya mengarungi dunia kepenulisan. Kisah-kisah yang semoga mampu menginspirasi para pembaca untuk menulis dan
istiqomah
mengarungi dunia
kepenulisan. Mohon maaf ini bukan buku tentang tips menulis, namun tentang motivasi menulis. Buku ini saya persembahkan keluarga tercinta. Untuk perempuan yang “memaksakan diri” jatuh cinta kepada saya (sedangkan saya benar-benar jatuh cinta 6
kepadanya), yang selalu cerewet agar saya selalu serius dalam mewujudkan cita-cita;Belahan hati saya, Vita. Juga untuk pria yang selalu bersaing ketat dalam penggunaan laptop di rumah;putra saya, Dzulfiqar. Risalah ini juga persembahan untuk orang tua kami; abah Wan, ummi Nasukha, emak Muslimah, dan Allahuyarham bapak Mat, serta kakak-kakak kami dan adik kami satu-satunya;Romadon. Terima kasih yang tidak terhingga buat para guru dan ustadz-ustadz yang telah mewarnai hidup ini. Juga kepada para sahabat yang tersebar di seluruh Indonesia; buat kang Divan Semesta, kang Ali Mufti, mbak Ria Fariana, juga mas Aditya Abdurrahman (yang memotivasi saya menulis dan sudah lama kami tidak berjumpa),
Ust.
Faqih
Syarif,
Ust.
Karebet
Widjajakusuma, juga promotor, provokator, merangkap editor tulisan saya, cak Choirul Anas, serta jajaran pimpinan yayasan SIT Insantama dan rekan kerja di SMPIT Insantama Bogor, MA Bi’rul Ulum dan SMK YPM 8 di Sidoarjo, dan kepada seluruh siswa saya di
7
manapun kalian berada; semoga semua cita kalian dikabulkan oleh Sang Penguasa Semesta. Terakhir terima kasih tak terhingga untuk para pembaca; Ingat jatuh cinta itu tidak selamanya berbunga-bunga. Jatuh cinta itu bisa jadi sakit yang tak terhingga. Namun, sesakitnya jatuh cinta, kita justru merindukannya dan tetap meniti jalannya. Diraupi semangat cinta, semoga kita terus menggoreskan pena.
Kota Bogor dalam rinai hujan bulan November
8
Daftar Isi Sang Penjaga...11 Semua berawal dari menulis...17 Jangan “mencontek” demi kesuksesan, tapi “mencontek”lah demi ilmu...23 La Tafham...29 Ketika sepi itu melanda...35 Blankspot...37 Aliran...40 C.I.N.T.A...47 Magnificent Seven...51 Kenangan...54 39 mb/s...58 45.000 tahun cahaya...61 9
Rp. 50.000,-(Lima Puluh Ribu Rupiah)...68 55.000 barel/detik...76 60.000 cd/m2...81 64.000 friends...89 70.000 Km...92 89,13 mhz...98 Brigade ke-100...105 Karena kami ingin hidup 100.000 tahun lagi...108 Write to be destiny...114 Indie...118 Epilog...125 Tips jatuh cinta...134
10