CATATAN PERDAGANGAN INDONESIA, NOPEMBER 2008
Badan Litbang Perdagangan
1
I. PERDAGANGAN LUAR NEEGRI
1. Perkembangan Total Ekspor dan Impor Kinerja ekspor Indonesia bulan September mencapai US$12,2 miliar dan impor mencapai US$11,2 miliar sehingga selisih lebih ekspor terhadap impor mencapai US$1,0 miliar, lebih tinggi dibandingkan selisihnya dalam bulan Agustus yang mencapai US$0,6 miliar. Ekspor bulan September lebih rendah US$0,3 miliar, atau turun 2,1 persen dari ekspor bulan Agustus. Impor bulan September US$0,7 miliar lebih rendah, atau turun 5,5 persen dari impor bulan Agustus. Dalam bulan September, ekspor migas lebih rendah dari impor migas sebesar US$0,09 miliar, sedangkan dalam bulan Agustus ekspor migas lebih tinggi dari impor migas sebesar US$0,05 miliar. Sementara itu, ekspor non-migas bulan September dibandingkan Agustus meningkat US$234,1 juta menjadi US$9,8 miliar, sedangkan impor non-migas menurun US$285,1 juta menjadi US$8,7 miliar. Dalam periode Januari-September, total ekspor mencapai US$107,7 miliar, meningkat 29,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007. Peningkatan nilai ekspor periode Januari-September 2008 terutama didorong oleh kenaikan nilai satuan sebesar 20,37% dan kenaikan volume ekspor sebesar 7,74%. Ekspor migas mencapai US$24,3 miliar atau meningkat 57,3 persen, sedangkan ekspor non-migas mencapai US$83,3 miliar atau meningkat 23,4 persen. Sementara itu impor mencapai US$101,1 miliar, yang terdiri dari impor migas US$25,9 miliar dan impor non-migas US$75,2 miliar. Dengan demikian, selisih ekspor impor selama sembilan bulan pertama 2008 mencapai US$6,6 miliar. Kecenderungan rendahnya selisih ekspor dan impor banyak dipengaruhi oleh defisit transaksi perdagangan minyak Indonesia sehubungan dengan tingginya harga minyak. Di satu sisi Indonesia merupakan eksportir minyak mentah tetapi di sisi lain Indonesia mengimpor hasil minyak yang harganya relatif lebih tinggi.
2
Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia, Jan-Sep 2008
Miliar US$ 14.0 12.0 10.0
Selisih Ekspor-Impor Jan-Sep. 2008 (miliar US$) Migas = -1,6 Non-Migas = 8.1 Total = 6.6
8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 -2.0
Jan'08
Peb'08
Mar'08
Apr'08
Ekspor
Mei'08
Impor
Jun'08
Jul'08
Ags'08
Sep'08
Selisih
Ekspor minyak bumi dan gas alam (migas) menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 17,1 persen, dari US$2,9 miliar menjadi 2,4 miliar. Sekalipun demikian, ekspor migas dalam periode Januari-September 2008 masih lebih tinggi 57,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor migas dalam bulan Agustus dan September 2008 cenderung menunjukkan pelemahan, setelah mencapai puncaknya dalam bulan Juli 2008. Hal tersebut sangat terkait dengan melemahnya harga komoditi migas. Harga minyak mentah dalam bulan September 2008 turun 13,0 persen, sehingga rata-ratanya sebesar US$99,7 per barel, dan turun dibawah US$80 per barel di bulan Oktober. Penurunan harga tersebut karena melemahnya permintaan di Amerika Serikat dan Eropa, dan ekspektasi pelemahan permintaan di negara berkembang sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Produksi minyak negara-negara non-OPEC juga dirancang untuk meningkat dalam triwulan 4 tahun 2009 sehingga meningkatkan persediaan minyak dunia. Pasar utama ekspor migas Indonesia adalah Jepang (45,1 persen), Korea Selatan (17,2 persen), China (13,9 persen), dan Singapura (9,9 persen).
3
Harga Minyak Mentah dan Gas Dunia
Dolar per MMBTU 16.0
Dolar per Barel 140.0 120.0
14.0
Harga Minyak Mentah Dunia (LHS)
12.0
100.0
10.0 80.0 8.0 60.0 6.0 40.0
4.0
Harga Gas Dunia (RHS)
20.0 0.0
2.0 0.0
Jan-04
Jul-04
Jan-05
Jul-05
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
2. Perkembangan Ekspor Beberapa Komoditi Utama Sementara itu, pertumbuhan ekspor non migas masih didorong oleh kenaikan harga maupun volume komoditi ekspor masing-masing sebesar 13,07% dan 9,10%. Pertumbuhan ekspor non-migas periode Januari-September 2008 masih didukung oleh kenaikan ekspor beberapa produk primer pertanian dan pertambangan yang cukup tinggi.
Terdapat 10 kelompok barang (HS 2 dijit) yang memberikan kontribusi
terhadap kenaikan nilai ekspor non migas dengan pangsa hampir 58% dari total ekspor non-migas pada periode Januari-September 2008. Dari 10 kelompok barang tersebut hampir seluruhnya
menunjukkan pertumbuhan nilai ekspor yang cukup
tinggi kecuali Bijih Kerak dan Abu Logam (HS 26) yang mengalami penurunan ekspor sebesar 21,36% yang disebabkan oleh penurunan harga satuan sebesar 21,37%, sedangkan volumenya meningkat 33,08%. Komoditi lainnya yang memberikan kontribusi terhadap kenaikan ekspor adalah Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15) naik 104,65%; Bahan Bakar Mineral (HS 27) (44,58%); Karet dan Barang dari Karet (HS 40) (35,71%); Kertas/Karton (HS 48) (21,02%); Barang-barang Rajutan (HS 61) (14,42%); Alas Kaki (HS 64) (13,69%); Mesin/Peralatan Listrik (HS 85) (8,67%); Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS 84) (9,81%); Pakaian Jadi Bukan Rajutan (HS 62) (2,98%).
4
Perkembangan Ekspor beberapa Komoditi (HS 2 Digit) Nilai : juta US$ HS
URAIAN BARANG
SEP 2007 AGT 2008 SEP 2008*)
PERUBAHAN SEP 08 - SEP 07 SEP 08 - AGT 08 Nilai % Nilai %
JAN - SEP 2007 JAN - SEP 2008 *)
PERAN THD NON MIGAS JAN-SEP 08 (%)
PERUBAHAN Nilai
%
15 Lemak & minyak hewan/nabati
472,9
1.036,6
1.339,6
866,8
183,3 303,0
29,23
5.924,0
12.123,6
6.199,7
104,65
14,55
27 Bahan bakar mineral
633,6
1.130,8
939,6
305,9
48,3 -191,2
-16,91
5.286,4
7.643,0
2.356,6
44,58
9,17
40 Karet dan Barang dari Karet
493,5
751,5
769,8
276,4
56,0
18,4
2,44
4.564,6
6.194,6
1.630,1
35,71
7,44
85 Mesin/peralatan listrik
673,7
724,1
799,1
125,4
18,6
75,0
10,36
5.511,8
5.989,5
477,7
8,67
7,19
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik
418,0
469,2
517,2
99,2
23,7
47,9
10,21
3.441,4
3.778,8
337,4
9,81
4,54
26 Bijih, Kerak, dan Abu logam
260,6
409,2
328,3
67,7
26,0
-80,9
-19,77
4.221,8
3.319,9
-901,9
-21,36
3,99
48 Kertas/Karton
292,1
336,7
348,8
56,7
19,4
12,1
3,58
2.422,5
2.931,8
509,3
21,02
3,52
62 Pakaian jadi bukan rajutan
261,7
311,7
294,4
32,7
12,5
-17,3
-5,55
2.569,1
2.645,7
76,7
2,98
3,18
61 Barang-barang rajutan
192,0
264,5
251,6
59,6
31,0
-12,8
-4,85
1.743,6
1.995,1
251,4
14,42
2,39
64 Alas kaki
108,5
158,4
134,1
1.398,4
168,4
13,69
1,68
TOTAL 10 GOLONGAN BARANG
3.806,6
5.592,7
5.722,6
48.020,5
11.105,2
30,08
57,64
LAINNYA
3.630,9
3.969,7
4.073,9
443,0
12,2
TOTAL NON MIGAS
7.437,5
9.562,4
9.796,4
2.358,9
31,7
25,6
23,6
-24,3
-15,33
1.230,0
1.916,0
50,3
129,9
2,32
36.915,2
104,2
2,62
30.616,2
35.286,2
4.670,1
15,25
42,36
234,1
2,45
67.531,4
83.306,7
15.775,3
23,36
100,00
Sumber : BPS ( diolah oleh Pusdata Perdagangan ) Keterangan : *) Angka sementara
Peningkatan ekspor sepuluh kelompok barang tersebut hampir seluruhnya disebabkan oleh peningkatan baik volume maupun nilai satuan yang cukup tinggi kecuali Bijih Kerak dan Abu Logam disebabkan oleh peningkatan volume sebesar 33,08%, sedangkan harganya turun 40,91% untuk Mesin/Peralatan Listrik yang disebabkan oleh peningkatan harga sebesar 9,52%, sedangkan volumenya turun 1,13%. Secara umum kinerja ekspor non-migas periode Januari-September 2008 pertumbuhannya masih didorong oleh kenaikan harga maupun volume ekspor. Perkembangan nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) dalam bulan September 2008 meningkat 29,2 persen sementara volumenya naik 49,2 persen, sehingga peranan harga dalam nilai ekspor adalah negatif. Hal tersebut terutama sejalan dengan adanya kecenderungan menurunnya harga CPO dunia sejak bulan Agustus 2008. Dalam bulan Juli 2008, harga rata-rata CPO dunia mencapai US$1.128 per ton, menurun berturut-turut dalam bulan Agustus dan September menjadi US$885 dan US$760 per ton. Sementara itu, peningkatan volume ekspor tersebut sangat terkait dengan kebijakan Pungutan Ekspor/Bea Keluar “progresif”yang berlaku di Indonesia. Dalam bulan September besarnya tarif PE yaitu 7,5 persen, lebih rendah dari tarif bulan Juli dan Agustus masing-masing sebesar 10 persen dan 20 persen. Lebih
5
rendahnya tarif PE dan harga CPO menyebabkan beban pajak ekspor pengusaha menjadi semakin kecil sehingga merangsang ekspor. Tarif PE bulan Oktober telah ditetapkan pemerintah sebesar nol persen, sehingga nilai ekspor CPO diharapkan tetap naik meskipun kecenderungan penurunan harga masih terjadi. Sementara itu, produk-produk tambang cenderung menunjukkan pelemahan nilai dari bulan-bulan sebelumnya yang terus berlanjut dalam bulan September, terutama yaitu bahan tambang seperti
bijih logam, timah, tembaga. Menurunnya nilai ekspor
produk-produk tersebut sebagian besar karena berlanjutnya penurunan volume ekspor, yang juga disertai dengan penurunan harga, sebagai akibat dari mulai dirasakannya pelemahan permintaan dunia. Perkembangan ekspor produk-produk manufaktur juga merefleksikan melemahnya perdagangan global. Ekspor garmen dan alas kaki mulai menunjukkan penurunan, sementara mesin/pesawat mekanik dan mesin/peralatan listrik walaupun masih tumbuh positif namun tidak sekuat tahun sebelumnya. Ekspor Migas dan Non-Migas Indonesia Ekspor Non-Migas (LHS)
Ekspor Migas (LHS)
Growth Non-Migas (RHS)
Miliar US$
Growth Migas (RHS)
Persen
14.0
100.0
12.0
80.0
10.0
60.0
8.0
40.0
6.0
20.0 Growth Jan-Sep 2008 Migas = 57,3% Non-Migas = 23,4%
4.0
0.0
Growth Jan-Sep 2007 Migas = -3,0% Non-Migas = 17,3%
2.0
-20.0
0.0
-40.0 Jan-07
Apr-07
Jul-07
Oct-07
Jan-08
Apr-08
Jul-08
Selanjutnya, pelemahan ekonomi global turut menekan perkembangan nilai ekspor non-migas Indonesia. Sekalipun demikian, dengan telah terdiversifikasinya pasar produk Indonesia terutama ke negara-negara emerging markets yang pertumbuhannya masih relatif tinggi dan ukuran ekonominya relatif besar, maka produk-produk
6
Indonesia terutama komoditi yang berbasis pertanian/perkebunan/kehutanan masih meningkat secara berarti. Kelompok produk-produk tersebut antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, bahan kimia organik, bubur kayu/pulp, kakao, dan buahbuahan. Kenaikan nilai ekspor produk-produk tersebut antara 15 persen sampai dengan 35 persen. Namun demikian, momentum ini tidak dapat dipertahankan karena dampak krisis ekonomi global diperkirakan akan mulai dirasakan dampaknya pada bulan Oktober mendatang terutama penurunan harga beberapa komoditi primer baik hasil pertambangan maupun komoditi pertanian. Selain itu, permintaan terhadap komoditi primer dan manufaktur juga diperkirakan mengalami penurunan sehingga akan mempengaruhi kinerja ekspor non migas. Oleh karena itu, untuk periode tiga bulan kedepan perlu diwaspadai kemungkinan menurunnya kinerja ekspor non-migas akibat penurunan harga dan permintaan di pasar dunia terutama di negara tujuan ekspor utama yang terkena dampak krisis keuangan global seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.
3. Perdagangan dengan Negara Mitra Datang Utama Dalam bulan September, ekspor non-migas Indonesia ke negara-negara mitra utama mulai tertekan. Pertumbuhan eskpor non-migas ke Jepang -4,1 persen, ke Uni Eropa 0,6 persen, ke Asean -7,9 persen. Ekspor ke Korea melemah menjadi 2,1 persen dan ekspor non-migas ke RRT yang dalam bulan Agustus masih meningkat pesat sebesar 21,4%, dalam bulan September cenderung melemah menjadi 2,6 persen. Sekalipun demikian, ekspor ke Amerika Serikat masih meningkat 13,1 persen. Perkembangan impor non-migas (di luar Kawasan Berikat) Indonesia dari negara mitra dagang utama juga mengalami pola yang sama dengan ekspornya. Impor Indonesia dari Jepang hanya meningkat 0,5 persen, dari Uni Eropa -8,3 persen, dari Asean -7,6 persen, dari Korea -7,9 persen, dan RRT – 3,5 persen. Sekalipun demikian, impor dari Amerika Serikat masih meningkat 20,1 persen. Perkembangan impor Indonesia di Kawasan Berikat pada dasarnya juga mempunyai pola yang sama dengan yang di luar Kawasan Berikat.
7
Melemahnya
ekspor
ke
negara-negara
maju
terkait
dengan
melemahnya
perekonomian negara-negara tersebut dan lebih rendahnya harga komoditi internasional terutama produk pertambangan. Masih tingginya ekspor Indonesia ke Amerika berkaitan dengan masih cukup kuatnya ekspor beberapa komoditi hasil pertanian/perkebunan seperti kakao dan bahan kimia organik dan produk manufaktur seperti garmen. Pelemahan harga komoditi dalam beberapa hal akan meningkatkan permintaan. Penguatan dolar Amerika Serikat juga mendorong impor Amerika dari Indonesia. Sementara itu, melemahnya ekspor bahan baku Indonesia ke negara-negara emerging market antara lain karena negara-negara tujuan ekspor utama negara tersebut yang mengalami kelesuan ekonomi seperti AS, EU, dan Jepang. Melemahnya impor Indonesia dari negara-negara mitra dagang utama di samping karena faktor langsung dan faktor ekspektasi karena melemahnya nilai tukar rupiah, juga karena terhambatnya likuiditas internasional dalam rangka trade financing, dan keterbatasan supply. Hal tersebut juga tidak terlepas dari menguatnya production network antara Indonesia dengan negara-negara mitra utamanya seperti Asean, Jepang, RRT, dan Korea. Melemahnya permintaan akan suatu jenis produk di pasar global akan mempengaruhi proses produksi dan perdagangan di banyak negara karena proses penciptaan produk tersebut dilakukan di banyak negara.
. Share Negara Tujuan Ekspor, Tahun 2004 Lainnya 24,13
Share Negara Tujuan Ekspor, Tahun 2008 (Jan-Sept) Uni Eropa 13.8
Uni Eropa, 16.1
Lainnya 30,4 Jepang 12.5
Australia, 2.1 Jepang, 15.0 Taiwan; 2,73 Korea Selatan 3,73 Malaysia 4,88
Cina 5,94
Singapura 10,08
Amerika Serikat, 14.8
Australia 1.9 Amerika Serikat 11.7
Taiwan 2.5 Korea Selatan 4.5
Malaysia 5.6
Cina 7.5
Singapura 9.6
8
Ekspor non migas Indonesia ke 12 negara tujuan utama periode Januari-September 2008 mencapai US$ 52,8 miliar atau meningkat 17,44% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Nilai ekspor non migas ke 12 negara tujuan utama tersebut telah mencapai 63,40% dari total ekspor non migas Indonesia selama periode JanuariSeptember 2008. Jepang merupakan pasar terbesar ekspor non migas dengan pangsa mencapai 12,51%, disusul Amerika Serikat (11,70%), Singapura (9,56%), dan Uni Eropa (13,81%). Mulai bulan Oktober mendatang nilai ekspor non migas ke tiga negara
tujuan
utama
ekspor
diperkirakan
mengalami
perlambatan
karena
perekonomiannya diperkirakan terkena dampak krisis ekonomi global terutama Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa.
Sementara itu, kinerja ekspor dengan negara-negara diluar empat negara tujuan utama ekspor tersebut, terutama negara-negara di Asia termasuk ASEAN yang diharapkan menjadi penahan atau penyangga dalam mempertahankan kinerja ekspor non migas hingga akhir tahun 2008 seperti China masih mencatat kenaikan sebesar 30,61%, Malaysia (39,97%), Thailand (31,19%), Korea Selatan (30,77%), Taiwan (19,69%) dan Australia (11,88%).
4. Perkembangan Berdasarkan Golongan Barang Ekonomi Realisasi impor bulan September 2008 untuk sementara ini merupakan nilai impor bulanan terendah sepanjang tahun 2008. Impor bulan September 2008 tercatat US$ 9,4 miliar, atau turun 6,4% dari impor bulan sebelumnya. Melemahnya impor bulan September 2008 diakibatkan terjadinya penurunan nilai impor migas maupun non migas sebesar 11,9% dan 4,3%. Namun, apabila dibandingkan kinerja impor bulan September 2007 (yoy), impor bulan September 2008 mengalami peningkatan sebesar 38,5%. Peningkatan ini diakibatkan terjadinya lonjakan nilai impor non migas yang cukup tinggi sebesar 52,7% sedangkan impor migas naik 10,5%.
9
N IL A I D A N N E R A C A P E R D A G A N G A N ( D A LA M JU TA U S$)
U R A IA N
S E P '0 7
A G S '0 8 *
A.
EK SPO R 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
9 ,5 1 5 .7 2 ,0 7 8 .2 7 ,4 3 7 .5
1 2 ,4 9 9 .4 2 ,9 3 7 .1 9 ,5 6 2 .3
B.
IM P O R * * * 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
6 ,7 9 1 .1 2 ,2 7 7 .6 4 ,5 1 3 .4
1 0 ,0 5 4 .5 2 ,8 5 5 .7 7 ,1 9 8 .8
C.
TOTAL 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
1 6 ,3 0 6 .7 4 ,3 5 5 .8 1 1 ,9 5 0 .9
2 2 ,5 5 3 .9 5 ,7 9 2 .8 1 6 ,7 6 1 .1
D.
NERACA 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
2 ,4 4 4 .9 8 1 .4 2 ,3 6 3 .5
2 ,7 2 4 .6 -1 9 9 .5 2 ,9 2 4 .1
S E P '0 8 *
P E R U B (% ) S E P '0 8 S E P '0 8 th d th d S E P '0 7 A G S '0 8
1 2 ,2 3 0 .4 2 ,4 3 4 .0 9 ,7 9 6 .4
2 8 .5 3 1 7 .1 2 3 1 .7 2
-2 .1 5 -1 7 .1 3 2 .4 5
3 8 .5 2 1 0 .4 7 5 2 .6 7
-6 .4 4 -1 1 .8 9 -4 .2 8
2 1 ,6 3 7 .1 4 ,9 5 0 .1 1 6 ,6 8 7 .0
3 2 .6 9 1 3 .6 4 3 9 .6 3
-4 .0 6 -1 4 .5 5 -0 .4 4
2 ,8 2 3 .7 -8 2 .1 2 ,9 0 5 .8
3 .6 4 -5 8 .8 4 -0 .6 2
1 5 .4 9 -2 0 0 .9 2 2 2 .9 4
9 ,4 0 6 .7 * * 2 ,5 1 6 .1 6 ,8 9 0 .6
S u m b e r : B P S ( d io la h o le h P u s d a ta P e r d a g a n g a n ) C a ta ta n : * ) A n g k a S e m e n ta r a * * ) A n g k a s a n g a t s e m e n ta r a * * * ) A n g k a d i lu a r K a w a sa n B e rik a t
Apabila termasuk kawasan berikat, impor Indonesia pada bulan September 2008 tercatat untuk sementara sebesar US$ 11,2 miliar, turun 5,5% dari impor bulan sebelumnya. Penurunan terjadi akibat melemahnya permintaan impor barang konsumsi yang turun 14,5% dan bahan baku penolong turun 5,9%, sementara impor barang modal naik 0,2%. Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang Januari - September 2008 **
Golongan Barang
Agts 2008* Sept 2008**
Nilai CIF (Juta US$) Perubahan Sept'08** thd Agts'08* (Juta US$)
(1) Total Impor Barang Konsumsi Bahan Baku/Penolong Barang Modal
(3) 11,864.2 887.0 9,010.2 1,967.0
(4) 11,208.2 758.6 8,479.0 1,970.6
(%)
(4) -656.0 -128.4 -531.2 3.6
-5.53 -14.48 -5.90 0.18
Jan-Sept 2007 1)
Jan-Sept 2008 2)
(5)
(7)
53,775.5 4,901.7 40,947.4 7,926.4
101,091.2 6,795.5 78,950.7 15,345.0
% Peran thd Total Impor Jan-Sept 2008** (8) 100.00 6.72 78.10 15.18
Sumber : BPS Keterangan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 1) Hanya di luar Kawasan Berikat 2) Termasuk Kawasan Berikat
10
Penurunan impor barang konsumsi terdapat pada berbagai produk makanan olahan seperti produk susu dan produk hewani yang dapat dimakan, lemak dan minyak hewani, dan produk kue, dengan penurunan tertinggi hingga mencapai 30 persen. Penurunan tersebut di samping didorong oleh menurunnya harga komoditi juga karena berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dalam akhir September mencapai 28 persen dibandingkan dengan awal bulan Agustus. Menurunnya harga komoditi juga mendorong kepada pelemahan impor bahan baku/penolong. Pelemahan ekonomi global juga mendorong investor menahan keinginannya untuk melanjutkan impor barang modal secara selektif seperti kendaraan.
Melemahnya harga minyak dunia mulai bulan Agustus yang masih berlanjut dalam bulan September merupakan pendorong utama penurunan ekspor September. Harga minyak dan gas dalam bulan September turun masing-masing sekitar 13,0 persen dan 6,7 persen menjadi US$ 99,7 per barel dan US$7,7 per mmbtu telah mendorong penurunan impor migas sebesar 11,9 persen. Secara akumulatif Januari-September impor migas (di luar kawasan berikat) masih lebih tinggi 60,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor migas masih menyumbang sekitar 25,4 persen dari total impor. Impor Migas dan Non-Migas Indonesia Ekspor Non-Migas (LHS)
Ekspor Migas (LHS)
Growth Non-Migas (RHS)
Growth Migas (RHS)
Kawasan Berikat (LHS)
Persen
Miliar US$
140.0
14.0
120.0
12.0
100.0 10.0
Growth Non-KB Jan-Sep 2007 Migas = 5,4% Non-Migas = 23,3%
8.0
80.0 60.0 40.0
6.0 Growth non KB Jan-Sep 2008 Migas = 66,5% Non-Migas = 48,0%
4.0 2.0
20.0 0.0 -20.0
0.0
-40.0 Jan-07
Apr-07
Jul-07
Oct-07
Jan-08
Apr-08
Jul-08
11
Dengan realisasi impor bulan September 2008, total impor selama Januari–September 2008 sebesar US$ 82,5 miliar, atau mengalami peningkatan 53,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan nilai impor migas dan non migas masing-masing sebesar 68,4% dan 47,5%.
N IL A I D A N N E R A C A P E R D A G A N G A N ( D A LA M JU TA U S$)
U R A IA N
J A N - S E P '0 7
J A N -S E P '0 8 *
P E R U B (% )
A.
EK SPO R 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
8 3 ,0 1 1 .0 1 5 ,4 7 9 .6 6 7 ,5 3 1 .4
1 0 7 ,6 5 4 .0 2 4 ,3 4 7 .3 8 3 ,3 0 6 .7
2 9 .6 9 5 7 .2 9 2 3 .3 6
B.
IM P O R * * * 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
5 3 ,7 7 5 .5 1 5 ,2 6 8 .6 3 8 ,5 0 6 .9
8 2 ,4 9 7 .2 2 5 ,7 1 7 .5 5 6 ,7 7 9 .7
C.
TOTAL 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
1 3 6 ,7 8 6 .5 3 0 ,7 4 8 .2 1 0 6 ,0 3 8 .3
1 9 0 ,1 5 1 .2 5 0 ,0 6 4 .8 1 4 0 ,0 8 6 .4
3 9 .0 1 6 2 .8 2 3 2 .1 1
D.
NERACA 1 . M IG A S 2 . N O N M IG A S
2 9 ,2 3 5 .5 2 1 1 .0 2 9 ,0 2 4 .5
2 5 ,1 5 6 .8 - 1 ,3 7 0 .2 2 6 ,5 2 7 .0
- 1 3 .9 5 - 7 4 9 .4 3 - 8 .6 0
**
5 3 .4 1 6 8 .4 3 4 7 .4 5
S u m b e r : B P S ( d io la h o l e h P u s d a ta P e r d a g a n g a n ) C a ta ta n : * ) A n g k a S e m e n ta ra * * ) A n g k a s a n g a t s e m e n ta r a * * * ) A n g k a d i lu a r K a w a s a n B e r ik a t
Peningkatan kinerja impor non migas periode Januari – September 2008 lebih disebabkan oleh menguatnya harga per unit impor, sebagaimana diperlihatkan pada grafik-grafik di bawah ini. Pertumbuhan nilai lebih tinggi daripada pertumbuhan volume, kecuali pada bulan Februari dan September 2008.
12
10,000.0
100.00
9,000.0
80.00
8,000.0
60.00
7,000.0
40.00
6,000.0
20.00
5,000.0
0.00
4,000.0
-20.00
3,000.0
-40.00
2,000.0
-60.00
1,000.0
-80.00
J a n' 07 P e b'07 Ma r' 07 Apr' 07 Me i'07 J un'07 Impor Non Miga s (ska la kiri)
Okt b' 0 7
-100.00 Nop'07 De s'07 J a n'08 P e b'08 Ma r'08 Apr'08 Me i' 08 J un'08
J ul'08 Ags' 08 S e p'08
3,891.4 3,560.7 3,949.4 4,016.8 4,543.3 4,363.5 4,592.0 5,076.4 4,513.4 4,475.8 5,137.9 4,420.1 7,689.6 7,266.0 7,776.9 8,795.6 8,348.9 8,424.6 7,186.8 7,198.8 6,890.6 8.06
P e r ub.( ska la ka na n)
J ul'07 Ags'07 S e p'07
(%)
(Juta US$)
Perkembangan Nilai Impor Non Migas Bulanan, Periode 2007-2008 (September)
-8.50
10.92
1.71
13.11
-3.96
5.24
10.55
-11.09
-0.84
14.79
-13.97
73.97
-5.51
7.03
13.10
-5.08
0.91
-14.69
0.17
-4.28
Perkembangan Volume Impor Non Migas Bulanan, Periode 2007-2008 (September) 7,000.0
60.00
6,000.0
40.00 20.00
5,000.0
-20.00
(%)
(Ribu Ton)
0.00 4,000.0
3,000.0
-40.00 2,000.0
-60.00 1,000.0
-80.00
-
-100.00 J a n' 07 P e b' 07 Ma r' 07 Apr' 07 Me i' 07 J un' 07
Impor Non Miga s (ska la kiri) P e rub.(ska la ka na n)
J ul' 07
Ags' 07 S e p' 07 Okt b' 07 Nop' 07 De s' 07 J a n' 08 P e b' 08 Ma r' 08 Apr ' 08
Me i' 08 J un' 08
J ul' 08
Ags' 08 S e p' 08
4,642.6 4,206.8 4,645.4 4,167.0 5,311.1 5,039.3 4,317.5 5,272.6 4,307.6 4,253.9 5,065.8 3,966.8 5,877.0 5,773.7 5,540.2 6,196.8 5,514.6 5,406.1 5,411.3 5,056.3 5,278.1 12.22
-9.39
10.43
-10.30
27.46
- 5.12
-14.32
22.12
- 18.30
-1.25
19.09
-21.69
48.15
-1.76
-4.05
11.85
-11.01
- 1.97
0.10
-6.56
4.39
13
5. Perkembangan Impor Beberapa Komoditi Utama
Perkembangan Impor BeberapaKomoditi Non Migas US$ Juta
PRODUK PAKAIAN JADI PRODUK KONSUMSI (ELEKTRONIK) ELEKTRONIKA BISNIS/ INDUSTRIAL ALAS KAKI PROCESSED FOOD MAINAN
2003
TREND (%) 03-07
2007
PERUB (%) 08/07
JAN-JUN 2007
2008
26.56
132.68
49.53
59.11
114.93
328.55
671.14
17.18
328.28
556.54
94.44 69.53
835.99
2,838.79
29.95
1,271.93
2,333.88
83.49
61.51
81.91
8.54
41.12
78.24
90.26
1,209.86
2,794.49
23.45
1,404.58
1,198.84
(14.65)
72.53
107.38
51.09
82.99
62.45
1.11
Pakaian Jadi Impor pakaian jadi dari beberapa negara asal mengalami trend pertumbuhan yang sangat fantastis (>70 % per tahun) dalam lima tahun terakhir (2003-2007). Negara tersebut adalah China, Turki, Maroko, Vietnam, India, Portugal, Spayol, Italia dan Srilanka.
Perkembangan Impor Pakaian Jadi Menurut Negara Asal dengan Trend Pertumbuhan diatas 70% Selama periode 2003-2007 Nilai : US$ TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%) 03-07
PAKAIAN JADI 1
REP.RAKYAT CINA
2
TURKI
PERUB
JAN-JUN 2007
2008
(%) 08/07
26,563,465
132,680,240
49.53
59,107,608
114,927,561
94.44
5,235,803
66,357,539
102.03
26,614,435
37,078,639
39.32
16,421
4,912,009
315.51
2,212,133
3,089,654
39.67
108.58 *
3
MAROKO
0
4,768,939
3,034,473
44.32
4
VIETNAM
271,087
4,329,085
78.20
3,650,681
907,442
-75.14
5
INDIA
308,949
4,146,643
99.11
1,797,861
2,649,733
47.38
6
PORTUGAL
7
SPANYOL
8 9
2,102,551
0
3,870,313
484.07 *
1,908,462
2,556,747
33.97
2,585
2,461,847
654.13
1,137,924
1,280,987
12.57
ITALIA
50,102
1,430,818
117.22
703,387
1,801,720
156.15
SRI LANGKA
23,842
1,097,668
148.36
720,220
872,898
21.20
Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan *) Trend 4 Tahun
14
Namun demikian, terdapat impor pakaian jadi Indonesia yang meskipun pada lima tahun terakhir tidak terlalu tinggi bahkan negative, akan tetapi pada periode semester pertama 2008 mengalami pertumbuhan yang luar biasa, seperti pada tabel dibawah ini. Perkembangan Impor Pakaian Jadi Menurut Negara Asal dengan Pertumbuhan Cukup Signifkan Pada Semester I 2008 Nilai : US$ TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%) 03-07
PAKAIAN JADI 1
HONGKONG
2
THAILAND
132,680,240
49.53
2,849,174
11,752,615
39.82
666,301
2,087,647
38.31
26,563,465
JAN-JUN 2007
PERUB 2008
(%) 08/07
114,927,561
94.44
5,832,405
17,945,615
207.69
858,697
3,286,562
282.74
845,769
2,210,176
161.32
59,107,608
3
MALAYSIA
508,078
2,019,080
35.19
4
SINGAPURA
4,761,492
1,479,234
-32.78
1,022,481
7,368,857
620.68
5
KOREA SELATAN
796,342
747,812
3.59
305,419
12,818,869
4,097.14
6
AUSTRALIA
707,562
580,875
-9.38
377,459
956,779
153.48
7
TAIWAN
1,668,734
492,198
-20.79
206,003
3,287,184
1,495.70
172,142
1,060,769
516.22
238,927
933,851
290.85
8
JEPANG
584,405
365,639
-12.88
9
JERMAN
126,455
288,852
26.23
Produk Elektronika Konsumsi Impor produk elektronika konsumsi dari beberapa negara eksportir utama mengalami trend pertumbuhan yang sangat tinggi. Salah satu diantaranya yang paling mencolok adalah impor dari Meksiko yang trend impornya selama periode 2003-2007 sangat tinggi sebesar 146% per tahun dari US$ 75 ribu pada tahun 2003 melonjak menjadi US$ 1,6 juta pada tahun 2007. Bahkan
pada semester pertama tahun 2008 ini
impornya telah tumbuh sebesar 482% (yoy). Selain Meksiko, impor dari Perancis, Vietnam dan Hongkong juga telah mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada semester pertama 2008 masing-masing sebesar 263%, 565%, dan 199%.
15
Perkembangan Impor Produk Elektronik Konsumsi Menurut Negara Asal TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%)
2007
03-07
PRODUK KONSUMSI (ELEKTRONIK)
PERUB
JAN-JUN
(%)
2008
08/07
328,552,054
671,140,525
17.18
328,280,281
556,540,318
69.53
1
REP.RAKYAT CINA
72,796,958
238,562,632
31.93
112,372,805
175,984,414
56.61
2
THAILAND
45,991,249
184,301,512
35.86
92,667,318
119,558,157
29.02
53,666,800
22.27
29,192,208
38,075,730
30.43 198.80
3
MALAYSIA
4
HONGKONG
5
AMERIKA SERIKAT
6
PILIPINA
7
VIETNAM
8
PERANCIS
9
MEKSIKO
20,865,114 3,853,365
26,859,951
58.92
7,503,833
22,421,728
10,063,377
18,180,006
20.66
9,044,370
13,537,448
49.68
1,579,519
10,269,233
42.87
5,524,194
8,280,263
49.89
768,251
4,666,609
56.44
1,165,283
7,753,228
565.35
1,007,203
2,998,255
33.23
931,841
3,382,785
263.02
1,617,346 145.76
679,058
3,950,821
481.81
75,840
Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan
Produk Elektronika Bisnis/Industrial Cina merupakan eksportir terbesar dalam impor elektronika bisnis/industrial Indonesia. Impor dari Cina telah tumbuh dengan sangat pesat dengan trend pertumbuhan 62% per tahun pada periode 2003-2007. Pada semester awal 2008 ini pun pertumbuhannya sangat tinggi mencapai 190% (yoy). Selain Cina pertumbuhan impor yang lebih dahsyat Indonesia berasal dari India yang trend pertumbuhannya mencapai 280% per tahun dari hanya US$ 279 ribu pada tahun 2003 menjadi US$ 58,2 juta pada tahun 2007. Bahkan pertumbuhannya masih tetap dramatis pada semester awal 2008 ini mencapai 282% (yoy). Perkembangan Impor Produk Elektronik Bisnis/Industrial Menurut Negara Asal TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%) 03-07
ELEKTRONIKA BISNIS/ INDUSTRIAL 1
REP.RAKYAT CINA
JAN-JUN 2007
PERUB 2008
(%) 08/07
835,994,696
2,838,789,402
29.95
1,271,934,740
2,333,877,261
83.49
91,147,717
864,153,253
61.66
294,983,730
856,213,877
190.26
2
SWEDIA
43,903,131
388,903,127
62.42
213,248,447
218,404,950
2.42
3
SINGAPURA
66,664,042
171,418,799
28.08
74,461,566
158,890,177
113.39
4
FINLANDIA
30,447,790
155,282,102
50.62
77,352,243
62,502,148
-19.20
5
HONGKONG
17,570,256
117,430,654
71.10
53,531,437
169,123,871
215.93
6
INDIA
279,166
58,154,353
280.97
19,217,855
73,460,793
282.25
7
ITALIA
3,833,042
38,656,693
61.42
20,185,402
7,988,474
-60.42
8
KANADA
2,658,176
36,238,961
87.40
19,862,959
35,459,018
78.52
9
BELANDA
11,891,410
31,682,219
45.84
11,822,974
7,449,286
-36.99
10
PILIPINA
3,939,585
13,231,178
36.91
6,282,747
10,189,430
62.18
Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan
16
Alas Kaki Pada semester pertama 2008 impor produk alas kaki telah tumbuh tinggi mencapai lebih dari 90% dibandingkan semester awal tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh pertumbuhan yang pesat hampir dari seluruh negara utama asal impor Indonesia, diantaranya Vietnam, Korea Selatan, Italia, Hongkong, Thailand, Jerman, dan Singapura. Pertumbuhan luar biasa tinggi ditunjukkan oleh impor dari India, Amerika Serikat, Jepang dan Inggris.
Perkembangan Impor Alas Kaki Menurut Negara Asal TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%) 03-07
PERUB
JAN-JUN 2007
2008
(%) 08/07
ALAS KAKI
61,510,281
81,909,824
8.54
41,122,700
78,238,835
1
REP.RAKYAT CINA
19,823,957
59,034,926
31.81
30,320,516
40,904,011
34.91
2
VIETNAM
3,665,024
5,326,716
27.71
2,707,482
8,291,293
206.24
3
KOREA SELATAN
4,971,823
2,796,648
-14.75
1,194,695
6,882,687
476.10
4
ITALIA
1,846,198
2,288,832
12.01
1,207,534
2,688,680
122.66
5
TAIWAN
6,580,325
1,930,279
-23.51
972,853
1,556,367
59.98
6
MALAYSIA
600,670
1,919,350
38.42
924,145
1,087,406
17.67
7
HONGKONG
2,176,598
1,569,822
-10.94
373,136
2,632,581
605.53
8
THAILAND
238,327
1,461,896
177.69
9
BRASILIA
0
1,283,181
603,394
1,188,189
22.89
10
SINGAPURA
11
SPANYOL
12
JERMAN
13 14 15
INDIA
16
AMERIKA SERIKAT
17
JEPANG
18
BELANDA
19
INGGRIS
63.97 102.39 *
90.26
604,049
1,677,354
608,362
906,286
48.97
700,110
1,622,691
131.78
41,627
658,626
202.78
334,102
352,631
5.55
6,896,849
441,660
-54.47
161,424
1,258,411
679.57
AUSTRALIA
443,892
313,126
-11.53
175,370
361,675
106.24
PORTUGAL
31,906
264,837
88.45
120,899
189,098
56.41
990,149
223,953
-35.74
86,996
2,294,953
2,538.00
6,368,378
207,354
-54.82
81,643
2,461,037
2,914.39
356,736
169,881
-24.00
76,911
1,014,652
1,219.25
1,357,289
108,603
-47.18
74,107
442,760
497.46
156,387
18,352
-32.54
9,340
118,602
1,169.83
Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan *) Trend 4 Tahun
Makanan Olahan
Dalam lima tahun terakhir (2003-2007) impor makanan olahan telah tumbuh 23% per tahun. Trend pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan impor yang cukup tinggi dari Brazil (59%), Selandia Baru (54%), Vietnam (52%), Australia (46%), China (29%) dan Singapura (25%).
Namun pada tahun 2008 sampai dengan semester
pertama, impor dari negara-negara tersebut pada umumnya mengalami penurunan
17
yang disebabkan antara lain oleh berkurangnya impor beras Bulog dan gula oleh industri makanan minuman dalam negeri.
Perkembangan Impor Makanan Olahan Menurut Negara Asal Nilai : US$ TREND NO.
URAIAN
2003
2007
(%) 03-07
PROCESSED FOOD
JAN-JUN 2007
PERUB 2008
(%) 08/07
1,209,856,383
2,794,488,460
23.45
1,404,581,585
1,198,842,113
-14.65 -27.88
1
THAILAND
331,186,293
654,750,992
10.65
367,737,752
265,218,273
2
AUSTRALIA
92,911,088
357,668,182
46.36
112,499,427
78,046,513
-30.62
3
VIETNAM
103,369,502
351,683,444
51.70
191,753,255
39,646,423
-79.32
4
REP.RAKYAT CINA
104,855,263
280,557,328
29.04
160,348,341
178,350,804
11.23
5
MALAYSIA
99,248,528
234,515,665
21.28
115,541,845
109,571,565
-5.17
6
AMERIKA SERIKAT
80,185,397
117,551,691
7.62
44,778,877
84,171,527
87.97
7
BRASILIA
16,465,191
106,857,845
58.86
53,332,670
36,178,026
-32.17
52,509,741
96,361,975
24.19
71,932,065
21,866,696
-69.60 95.85
8
INDIA
9
SELANDIA BARU
13,106,189
85,150,560
53.65
43,778,275
85,741,531
10
BELANDA
45,131,890
58,171,790
8.38
29,870,731
31,929,839
6.89 72.76
11
SINGAPURA
25,431,446
56,384,766
24.94
27,929,123
48,251,175
12
KOREA SELATAN
19,389,608
40,705,157
21.09
16,848,402
25,594,043
51.91
13
PERANCIS
11,963,978
28,768,804
19.86
12,016,876
17,078,139
42.12
14
TURKI
28,170,642
25,021,375
-1.48
16,072,293
20,386,418
26.84
15
PILIPINA
23,836,416
24,246,283
-2.22
6,812,094
12,815,759
88.13
3,954,244
10,910,013
175.91
16
JERMAN
5,780,591
11,356,287
23.74
17
HONGKONG
3,202,527
7,036,043
17.81
3,294,211
13,271,422
302.87
18
SWISS
2,343,395
5,609,192
26.96
2,885,856
10,662,000
269.46
19
DENMARK
3,606,634
4,995,295
14.59
1,035,183
11,723,922
1,032.55
20
IRLANDIA
571,094
355,512
-21.07
124,842
8,256,298
6,513.40
Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan
Mainan Anak Impor mainan anak Indonesia pada tahun 2007 didominasi produk China dengan pangsa pasar lebih dari 75%. Trend pertumbuhan impor dari China sepanjang tahun 2003-2007 sebesar 12% per tahun, namun demikian pada semester awal 2008 pangsa impor mainan dari China mengalami penurunan dan di lain pihak pangsa impor mainan dari Singapura meningkat drastis dari 3% pada tahun 2007 menjadi 30% pada semester awal 2008.
18
Perkembangan Impor Mainan Anak Menurut Negara Asal NO
NEGARA
MAINAN
2003
2007
TREND
Pangsa
(%)
%
03-07
2007
JAN-JUN 2007
PERUB 2008
PANGSA
(%)
(%)
08/07
JAN-JUN'08
72,532,028 53,347,338
107,384,548 81,208,330
11.27
100.00
82,992,083 38,339,094
100.00
75.62
51,086,238 38,786,394
62.45
11.68
-1.15
46.20
5,103,285
4,869,474
0.07
4.53
2,847,967
5,156,907
81.07
6.21
3 MALAYSIA
365,484
3,307,307
81.39
3.08
1,494,653
2,106,808
40.96
2.54
4 ITALIA
332,551
3,155,443
76.98
2.94
2,084,713
543,734
-73.92
0.66
1,046,907
3,020,499
34.62
2.81
1,586,815
25,165,559
1,485.92
30.32
1 REP.RAKYAT CINA 2 HONGKONG
5 SINGAPURA 6 TAIWAN
3,909,591
2,739,740
-9.47
2.55
1,122,230
2,156,574
92.17
2.60
7 JEPANG
2,119,442
1,774,415
2.14
1.65
577,543
3,824,272
562.16
4.61 1.05
8 KANADA 9 AMERIKA SERIKAT 10 KOREA SELATAN
22,008
1,759,276
179.83
1.64
330,361
873,892
164.53
1,342,112
1,369,136
2.29
1.27
552,435
1,256,253
127.40
1.51
1,137,523
920,814
-3.92
0.86
415,279
1,079,407
159.92
1.30 0.67
11 THAILAND
410,455
895,764
20.27
0.83
367,279
555,450
51.23
12 JERMAN
406,557
581,358
3.63
0.54
324,535
311,912
-3.89
0.38
13 DENMARK
106,960
311,190
42.74
0.29
182,502
381,506
109.04
0.46 0.06
14 PILIPINA
31,270
289,870
72.33
0.27
5,354
51,224
856.74
15 PERANCIS
47,621
192,000
57.56
0.18
23,339
34,470
47.69
0.04
16 AUSTRALIA
273,694
107,500
-16.22
0.10
47,822
69,028
44.34
0.08
3,635
96,797
147.18
0.09
31,626
168,943
434.19
0.20
-
80,413
4.72 *
0.07
61,077
226,875
271.46
0.27
19 BELANDA
34,612
78,829
7.10
0.07
68,500
48,062
-29.84
0.06
20 VIETNAM
75,392
71,716
8.21
0.07
45,260
35,334
-21.93
0.04
21 PAKISTAN
23,223
65,583
19.22
0.06
16,427
101,081
515.33
0.12
22 SELANDIA BARU
11,907
59,164
-
0.06
24,582
44,054
79.21
0.05 0.11
17 INGGRIS 18 HONGARIA
1,629
41,687
-
0.04
4,483
89,953
1,906.54
24 SPANYOL
69,738
31,638
-4.92
0.03
316
50,400
15,849.37
0.06
25 SWISS
78,410
1,532
-54.00
0.00
543
144,138
26,444.75
0.17
70,153,196
106,996,305
11.90
51,001,176
82,620,392
62.00
99.55
2,378,832
388,243
-23.47
85,062
371,691
336.96
0.45
23 PERSERIKATAN EMIRAT ARAB
SUB TOTAL LAINNYA Sumber : BPS, diolah Pusdata Perdagangan *) Trend 4 Tahun
Berdasarkan data WITS diperoleh bahwa data ekspor produk elektronik konsumsi China 2006 ke Indonesia jauh lebih besar dibandingkan data yang tercatat dalam impor BPS Indonesia. Data yang dicatat BPS lebih sedikit US$ 191 juta dibandingkan data ekspor yang dilaporkan pemerintah China. Komoditi elektronika yang memiliki selisih diatas US$ 1 juta diuraikan pada tabel dibawah ini.
19
Perkembangan Impor Elektronik Konsumsi Indonesia dari China No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
HS
852190 853931 852812 841510 851660 940540 841451 845012 850940 851679 851840 841459 853939 851640 853921 851650 732111 850780 841840 851629 852813 850610
URAIAN Total Other Reproducing Apparatus Discharge Lamps Used For Decorative A Colour Reception Apparatus For Telev Air Condition Machine For Window Or Wa Oth.Ovens; Cookers, Cooking Plates, Bo Oth. Electric Lamp&Lighting Fitting Of Pla Table, Floor, Wall, Window, Ceiling Or Ro Household Washing Machines Built-In Ce Food Grinders And Mixers; Fruit Or Vege Oth. Electro-Thermic Apliances Oth Than Audio-Frequency Electric Amplifiers Other Fans For Domestic Appliances Other Discharge Lamp Used For Deco- R Electric Smoothing Irons Tungsten Halogen Microwave Ovens Cooking Appliances & Plated Warmer Fo Accumulators Of Other Material Freezers Of The Upright Type , Not Exce Oth.Electric Space Heating Aparatus And Black And White Or Other Monochrome O Primary Cells And Batteries Of Manga
Impor Indonesia dari China 2006 (US$'000) 2006 179,897 17,618 41,770 3,410 11,357 15,923 1,721 2,376 2,730 4,012 2,260 1,277 555 2,818 1,519 1,555 1,132 1,711 296 17 73 417 1,916
Ekspor China ke Indonesia 2006 (US$'000) 2006 370,992 74,778 72,663 27,122 28,215 31,848 13,031 11,555 11,775 12,054 9,274 6,394 5,228 5,231 3,879 3,802 2,972 3,539 2,007 1,537 1,479 1,525 2,948
Selisih 2006 (US$'000) (191,095) (57,160) (30,893) (23,712) (16,857) (15,924) (11,311) (9,180) (9,046) (8,041) (7,015) (5,116) (4,673) (2,413) (2,360) (2,247) (1,841) (1,828) (1,711) (1,520) (1,406) (1,108) (1,032)
Sumber: UNCOMTRADE.
Selain produk elektronika konsumsi, produk pakaian jadi Indonesia pun mengalami hal yang sama, dengan total selisih data impor Indonesia dari China yang dilaporkan BPS dengan data yang dilaporkan pemerintah China mencapai US$ 69 juta. Secara lebih detail dalam HS 6 digit, impor produk pakaian jadi Indonesia dari China yang selisihnya lebih dari US$ 1 juta ditampilkan pada tabel dibawah ini.
20
Perkembangan Impor Pakaian Jadi Indonesia dari China No
HS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
621210 630260 630312 610342 610462 611030 610333 611020 610822 610433 610821 630491 630790 610463 610832 610343 621790 610990 610910 621710 630621
URAIAN Total Brassieres and parts thereof, of texti Toilet&kitchen linen,of terry towellg o Curtains,drapes,interior blinds&curta Mens/boys trousers and shorts, of co Womens/girls trousers and shorts, o Pullovers, cardigans and similar artic Mens/boys jackets and blazers, of sy Pullovers, cardigans and similar artic Womens/girls briefs and panties, of Womens/girls jackets, of synthetic fi Womens/girls briefs and panties, of Furnishing articles nes, of textile mat Made up articles, of textile materials Womens/girls trousers and shorts, o Womens/girls nightdresses and pyja Mens/boys trousers and shorts, of sy Parts of garments or of clothg acces T-shirts,singlets and other vests,of o T-shirts, singlets and other vests, of Clothing accessories nes, of textile m Tents, of cotton
Impor Indonesia dari China 2006 (US$'000) 2006 30,801 4,012.5 760.2 0.2 38.0 68.5 181.4 8.5 244.2 1,531.6 7.0 481.9 109.5 370.4 41.7 32.7 11.1 372.9 185.4 1,666.4 161.1 -
Ekspor China ke Indonesia 2006 (US$'000) 2006 100,330 12,014.3 8,183.3 4,822.8 4,427.7 3,987.9 3,615.8 3,312.1 3,361.2 3,975.6 2,411.0 2,578.7 2,154.2 2,341.2 1,833.2 1,807.0 1,767.8 1,915.2 1,562.0 3,023.0 1,379.6 1,081.3
Selisih 2006 (US$'000) (69,529) (8,001.9) (7,423.1) (4,822.5) (4,389.7) (3,919.3) (3,434.4) (3,303.6) (3,117.0) (2,444.0) (2,404.0) (2,096.8) (2,044.7) (1,970.8) (1,791.5) (1,774.3) (1,756.7) (1,542.3) (1,376.6) (1,356.6) (1,218.5) (1,081.3)
Sumber: UNCOMTRADE
Temuan Awal Sejak krisis keuangan global melanda dunia yang berasal dari Amerika, negara– negara didunia mengkhawatirkan terjadinya pengalihan ekspor yang tujuannya ke Amerika beralih ke negara-negara lain seperti Indonesia. Negara-negara tetangga yang exposurenya tinggi dimana prosentase ekspornya ke USA terhadap GDPnya cukup besar adalah China 7,1% , Phillipines (9,1%) Vietnam(15%),Thailand (11,9%), Malaysia (22,4%), Singapura (29 %), Hongkong (64 %) . Untuk ekspor tujuan China diasumsikan 50%nya di reekspor lagi termasuk ke Amerika. Dari temuan awal impor ke 5 produk dari negara-negara tetangga menunjukkan pertumbuhan yang fantastis pada awal semester tahun 2008 adalah impor produk elektronika konsumsi, dari Perancis, Vietnam dan Hongkong yang mengalami peningkatan yang sangat tinggi, masing-masing tumbuh sebesar 263%, 565%, dan 199% sedang pakaian jadi (garmen) dari negara-negara tetangga seperti Hongkong (207,7%); Thailand (282,7%); Malaysia (161,3%) Singapura (620,7%) dan Korea 4097 %. Juga untuk alas kaki impor Indonesia tidak saja naik secara fantastis dari negara-negara negara tetangga seperti Vietnam (206%); seperti RR Cina (35%); Korea Selatan (476%); Hongkong
21
(605%); Thailand (178%); Singapura (132%); juga dari negara Uni Eropa seperti Italia(123%); Jerman (680%); Belanda(497%); dan Inggris (1169%), namun yan lebih fantastis lagi adalah impor alas kaki yang berasal dari Amerika Serikat , Jepang dan India yang tumbuh masing-masing sebesar 2914%; 11219% dan 2538%.
Impor
mainan anak juga perlu perhatian dari Singapura yang juga semester pertama tahun ini impornya tumbuh 30%.
US RECESSION AFFECTS EXPORTERS TO US Because US economy generate 20% of World GDP, US recession will affect global economy 70 63,6 60
50
Export to The US as % of GDP
%
40 28,7
30 22,4 20
15
15,7
11,9 10
8,6
7,1 2,1
9,1
4,1
S in ga po re H on g K on g
M al ay si a
Ta iw an
V ie tn am
Th ai la nd
P hi lip pi ne s
K or ea S
C hi na
In do ne si a
In di a
0
Includes assumption that 50% of export to China is re-exoprted to US Source :CEIC
Sehingga adalah tepat kebijakan pemerintah yang memperketat impor untuk ke 5 produk terutama sekali adalah negara-negara di Asean sendiri yang ketergantungan ekspornya ke Amerika sangat tinggi seperti yang ditunjukkan dari exposure ekspor dibandingkan GDP. Ada baiknya untuk para Atase yang berada dinegara akreditasi untuk memantau kegiatan ekspornya ke Indonesia terutama untuk produk-produk diatas, jelas Indonesia telah dijadikan pasar alternatif untuk produk-produk yang tidak bisa mereka ekspor ke Amerika dan negara tujuan lainnya.
22
Prognosa Ekspor Non Migas Tahun 2008. Dalam membuat perkiraan atau prognosa ekspor dan ekspor non migas hingga akhir tahun 2008 beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan adalah : ⇒ Perkiraan terjadinya penurunan ekonomi global sebagai dampak terjadinya krisis keuangan global di Amerika Serikat yang terjadi sejak Oktober 2008. ⇒ Terjadinya penurunan harga dan permintaan beberapa komoditi primer baik komoditi pertambangan maupun pertanian dan produk manufaktur di pasar global yang sudah terjadi sejak bulan Oktober. ⇒ Prediksi terjadinya penurunan impor di negara tujuan utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. ⇒ Kinerja perekonomian negara-negara di Asia dan emerging market lainnya seperti Brazil, India dan Rusia yang diprediksi dapat menjadi penyangga dan sekaligus sebagai kompensasi menurunnya permintaan di negara tujuan utama ekspor. ⇒ Pola ekspor dan ekspor non migas bulanan dan tahunan selama lima tahun terakhir. ⇒ Pola impor bulanan terutama impor barang modal dan bahan baku penolong.
Dengan mempertimbangkan berbagai variabel tersebut diatas, maka nilai ekspor non migas tahun 2008 diperkirakan mencapai US$ 106,7 milyar atau meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun 2007.
Yang harus menjadi perhatian terkait dengan kinerja ekspor bulan September dan situasi perekonomian dunia saat ini Momentum kenaikan ekspor yang mengandalkan kenaikan harga dan permintaan kemungkinan tidak dapat dipertahankan lagi karena dampak krisis ekonomi global diperkirakan akan mulai dirasakan pada realisasi bulan Oktober.
Untuk realisasi ekspor periode tiga bulan kedepan perlu diwaspadai kemungkinan menurunnya kinerja ekspor non-migas akibat penurunan harga dan permintaan di pasar dunia terutama di negara tujuan ekspor utama yang terkena dampak krisis keuangan global seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.
23
Kinerja ekspor dengan negara-negara diluar tiga negara tujuan utama ekspor (AS, Uni Eropa, Jepang), terutama negara-negara di Asia termasuk ASEAN yang diharapkan menjadi penahan atau penyangga dalam mempertahakan kinerja ekspor non migas hingga akhir tahun 2008 perlu dipertahankan bahkan bila memungkinkan ditingkatkan sebagai kompensasi kemungkinan menurunnya ekspor akibat dampak krisis ekonomi global. Sekarang adalah saat yang tepat untuk meningkatkan dan memanfaatkan potensi pasar dalam negeri sebagai salah satu cara mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan produksi di dalam negeri terutama produk-produk yang selama ini diimpor, tetapi sebagian besar sudah diproduksi di dalam negeri terutama untuk bahan baku penolong.
24
II. PERDAGANGAN DALAM NEGERI
1. Harga Daging Sapi, Daging Ayam dan Telur Ayam Bulan Oktober 2008 Merangkak naik Mengakhiri bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, permintaan terhadap beberapa komoditi seperti daging dan telur cukup tinggi.
Demikian halnya dengan
beberapa kebutuhan bahan baku pokok lainnya seperti minyak goreng, tepung terigu, gula dan beras. Harga daging sapi, daging ayam dan telur ayam pada bulan Oktober 2008 relatif cukup tinggi dan naik bila dibandingkan dengan bulan September 2008. Kenaikan harga komoditi tersebut masing-masing adalah daging sapi naik sebesar 2,23%; telur ayam sebesar 0,87% serta daging ayam sebesar 0,20%. Kenaikan harga daging sapi, daging ayam serta telur diakibatkan oleh kenaikan harga pakan ternak. Naiknya harga Jagung sebagai bahan baku pakan ternak dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan untuk kebutuhan bahan baku biodiesel. Selain itu, dari sisi pasokan menunjukkan bahwa daging sapi sebagian berasal dari impor sehingga tingginya harga daging sapi impor memicu tingginya harga di dalam negeri.
Telur ayam dan daging ayam pasokannya berasal dari dalam
negeri, namun karena permintaan relatif cukup tinggi mendorong pergerakan harga menjadi tinggi (demand fush inflation), sementara dilihat dari pasokan di dalam negeri cukup memadai. Sementara itu, meskipun permintaan masyarakat cukup tinggi, akan tetapi harga beberapa bahan kebutuhan pokok seperti gula, tepung terigu dan minyak goreng relatif turun pada bulan Oktober 2008 dibandingkan September 2008. Penurunan harga minyak goreng disebabkan karena harga CPO dunia yang menurun akibat berkurangnya permintaan CPO untuk bahan bioethanol sehingga suplai CPO di dalam negeri untuk bahan baku minyak goreng tercukupi.
Selain itu, upaya
stabilisasi harga melalui sistem Domestic Market Obligation (DMO) cukup berhasil mengurangi instabilitas harga minyak goreng.
Sementara itu, harga
tepung terigu yang lebih rendah seiring dengan penurunan harga gandum internasional. Harga gula juga mengalami penurunan akibat masa giling yang
25
mencapai puncak serta menurunnya harga gula di pasar internasional karena adanya peningkatan produksi gula di Brazil untuk periode 2008-2009. Namun, harga-harga komoditi di dalam negeri masih berpotensi untuk naik mengingat permasalahan di dalam negeri seperti siklus produksi serta distribusi barang masih belum efisien serta harga komoditas dunia yang masih sulit untuk diprediksi. Harga Komoditi (Rp/Kg), Jan-Oktober 2008 Minyak Goreng
Daging Ayam
Telur Ayam
Daging Sapi
Tpg.Terigu
Beras
Gula Pasir Imp
Gula Pasir Lok -
10.000 Jan-08
Gambar 9.
Feb-08
20.000 Mar-08
30.000 Apr-08
Mei-08
40.000 Jun-08
50.000 Jul-08
Agust-08
60.000 Sep-08
70.000 Okt-08
Perkembangan Harga Beberapa Komoditi selama tahun 2008 (Jan-Oktober)
Grafik diatas menunjukkan perkembangan beberapa harga komoditas pokok selama bulan Oktober 2008.
Selama tahun 2008, pergerakan harga untuk
beberapa komoditi utama di dalam negeri tidak menunjukkan fluktuasi yang cukup tinggi namun masih terus diwaspadai dari dampak kenaikan harga yang lebih tinggi.
Bila dikaitkan dengan potensi terhadap kenaikan inflasi, bahan
makanan relatif lebih tinggi pada beberapa periode terakhir dalam menyumbang kenaikan harga (inflasi) di bulan Oktober 2008.
26
1,80 1,60 1,40 1,20
(%)
1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sept
Oktb
-0,20 Bulan (tahun 2008) Bahan M akanan Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kesehatan Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
M akanan Jadi, M inuman, Rokok & Tembakau Sandang Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
Sumber: Ditjen Dagri (diolah)
Grafik 10. Responsibilitas Beberapa Penggunaan Kelompok Barang terhadap Potensi Kenaikan Harga (Inflasi)
2. Inflasi bulan Oktober 2008 Selama bulan Oktober 2008 inflasi menunjukkan penurunan laju infasi apabila dibandingkan dengan inflasi bulan September 2008. Penurunan laju inflasi ini terjadi pada bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok & tembakau serta perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar. Penurunan laju inflasi ini mendorong pada penurunan inflasi nasional pada bulan Oktober 2008. Selain itu, harga-harga komoditas pada periode tersebut juga masih cukup kondusif dalam menggerakkan daya beli masyarakat selepas bulan ramadhan dan hari raya idul fitri. Laju inflasi pada bulan Oktober 2008 juga didorong oleh laju inflasi dari semua kelompok pengeluaran, seperti Bahan Makanan yaitu sebesar 0,71%; Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,77%; Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,24%; Sandang sebesar 0,71%; Kesehatan sebesar 0,52%; Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 0,39%; serta Transportasi dan Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,10%.
Laju inflasi yang berasal
dari kelompok Bahan Makanan; Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau serta Sandang masih relatif lebih tinggi. Hal ini seiring dengan masih tingginya
27
harga-harga komoditas (baik bahan makanan maupun makanan jadi) serta harga pakian jadi (garmen) di Indonesia. Kondisi ini masih cukup kuat mempengaruhi pergerakan harga hingga akhir tahun 2008. Pergerakan inflasi akan cenderung naik, meski harga subsidi BBM mengalami penurunan, hal ini dikarenakan oleh naiknya harga bahan makanan. 4
200 180
3 160 2
140
1 (%)
Indeks
120 100
0
80 60
-1
40 -2 20 0
-3 Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-08
Mei-08
Jun-08
Jul-08
Agust-08
Sep-08
Oktb-08
IHK-Bahan Makanan
IHK-Makanan Jadi, Minuman, rokok & T embakau
Inflasi (%)-Bahan Makanan
Inflasi (%)-Makanan Jadi, Minuman, rokok & T embakau
Gambar 11. Perkembangan IHK dan Inflasi Bahan Makanan serta Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau, Bulan Januari-Oktober 2008 Gambar diatas menunjukkan bahwa perkembangan Inflasi pada Bahan Makanan selama tahun 2008 (Jan-Oktober 2008) menunjukkan kecenderungan menurun. Penurunan ini dikarenakan oleh menurunnya beberapa harga Bahan Makanan serta Makanan Jadi seperti gula, beras, minyak goreng, tepung terigu, cabe merah, cabe rawit, bayam, kacang panjang, serta kangkung. Selain itu, inflasi juga didorong oleh kenaikan indeks harga konsumen di beberapa daerah di Indonesia. Kenaikan indeks tersebut memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional akibat kenaikan harga-harga di sejumlah daerah tersebut. Di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di kota Medan (1,36%) dan terendah di kota Batam (0,12%). Sementara itu, di Pulau Jawa inflasi tertinggi terjadi di kota
28
Sukabumi (1,27%) dan terendah di Jember (0,28%). Demikian halnya dengan inflasi yang terjadi di luar Pulau Jawa dan Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota Palangkaraya yaitu sebesar 1,71% dan inflasi terendah terjadi di Kota Palu yaitu sebesar 0,03%.
3. Kontribusi Bahan Makanan Dominan Terhadap Inflasi Oktober 2008 Bahan Makanan dan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau merupakan salah satu kelompok pengeluaran yang mempunyai laju inflasi yang cukup tinggi pada bulan Oktober 2008. Demikian juga dalam memberikan andil terhadap inflasi bulan tersebut, yaitu masing-masing sebesar 0,15% dan 0,13%. Tingginya andil kelompok Bahan Makanan tersebut dikarenakan oleh naiknya harga-harga beberapa kebutuhan bahan pokok, terutama telur ayam ras, daging ayam serta daging sapi.
Selain itu, faktor keterlambatan pengiriman dan distribusi serta
masih tingginya permintaan menjadi penyumbang tingginya harga-harga. Beberapa komoditas yang memberikan kontribusi yang cukup dominan terhadap inflasi kelompok Bahan Makanan, adalah ikan segar sebesar 0,11%; daging ayam ras sebesar 0,04%; kentang 0,03%; daging sapi dan jeruk masing-masing sebesar 0,02%; ikan kering/diawetkan, tahu mentah, tempe dan pisang masing-masing sebesar 0,01%. Disamping itu, kelompok yang juga memberikan andil terhadap inflasi adalah Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau.
Beberapa komoditas yang
memberikan kontribusi yang cukup dominan adalah mie, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing 0,02% serta sate, air kemasan dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,01%. Beberapa kelompok pengeluaran lainnya yang juga memberikan andil relatif cukup besar pada inflasi bulan Oktober 2008 adalah Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,06%; Sandang sebesar 0,05% serta Kesehatan sebesar 0,02%; Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,02 dan Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,02%.
29
Tabel 6. Andil Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Bulan Oktober 2008 No. 1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Pengeluaran UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Andil Inflasi (%) 0,45 0,15 0,13 0,06 0,05 0,02 0,02 0,02
Sumber: BPS
30