CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI
02 Modul ke:
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Public Relations
Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Komunikasi Organisasi Dr. Inge Hutagalung
CARA PANDANG ORGANISASI
CARA PANDANG ORGANISASI • Ada dua cara pandang yang dapat dijadikan acuan terhadap organisasi, yaitu objektif dan subyektif. Istilah ”objektif” merujuk pada pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan peristiwaperistiwa eksis di suatu dunia ”nyata”. Dunia sosial adalah sesuatu ”di luar sana” yang keras, dan nyata, yang mempengaruhi setiap orang dengan suatu cara. Dunia sosial dapat dianggap sebagai suatu struktur yang terdiri dari suatu jaringan hubungan tetap antara bagian-bagian pokok. Seorang objektivis memandang dunia sosial sama seperti memikirkan dunia fisik dan alam, sebagai sesuatu yang konkret dan terstruktur.
CARA PANDANG ORGANISASI • Sementara itu, istilah ”subjektif ” menunjuk bahwa realitas adalah konstruksi sosial. Pandangan subjektif memandang bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan tidak mempunyai sifat yang ”tidak dapat berubah”. Dunia sosial dan apa yang dianggap ”realitas” adalah projeksi dari kesadaran individu, merupakan suatu tindakan imajinasi kreatif. Realitas meliputi proses-proses manusia yang menilai dan menafsirkan fenomena dalam kesadaran sebelum memahami struktur makna yang ada. Pandangan ”subjektif” menekankan penciptaan makna.
PENGORGANISASIAN • Pendekatan objektif menyatakan organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur yang pasti. Istilah organisasi mengisyaratkan bahwa organisasi adalah sesuatu yang nyata terdiri dari orang, hubungan dan tujuan. Organisasi dalam hal ini dipandang sebagai wadah. Organisasi adalah keranjang, dimana semua unsur yang membentuk organisasi berada di dalamnya. Bedasarkan pandangan objektif: organisasi berarti struktur, sesuatu yang stabil.
PENGORGANISASIAN • Metafora pendekatan objektif adalah metafora mesin. Mesin adalah konkret, dan bagian-bagiannya dapat diamati secara langsung. Dalam hal ini ciri sistematik mesin diprojeksikan kepada organisasi. Gagasan pokoknya adalah bahwa organisasi memiliki seperangkat prinsip yang sama digunakan untuk memahami mesin. Namun demikian ada perbedaan antara organisasi manusia dengan mesin, antara lain: 1) manusia tidak dapat dipertukarkan seperti bagianbagian mesin, 2) memahami perilaku manusia tidaklah semudah memahami bagian-bagian mesin.
PENGORGANISASIAN • Adapun pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi. Perilaku orang-orang dalam organisasi akan membentuk organisasi. Lebih lanjut, kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai pengorganisasian perilaku.
PENGORGANISASIAN • Sebuah metafora yang menunjukkan pendekatan subjektif terhadap organisasi adalah metafora budaya. Budaya menunjukkan bahwa suatu organisasi eksis hanya melalui interaksi manusia. Budaya akan berubah sesuai dengan perkembangan perilaku manusia.
PERKEMBANGAN TEORI
TEORI KLASIK • Teori klasik dalam komunikasi organisasi adalah teori-teori merupakan teori dengan pandangan objektif murni. Teori klasik membedakan antara struktur organisasi sosial dan struktur organisasi formal.
TEORI TRANSISIONAL • Teori-teori transisional berpandangan bahwa organisasi adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Dalam organisasi, struktur saja tidaklah cukup. Eksistensi suatu organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan berkemauan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. Adapun kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama.
TEORI MODERN • Teori komunikasi organisasi pada perkembangan selanjutnya semakin menggambarkan pengaruh subjektivisme yang tergambar pada adanya pengorganisasian dan budaya organisasi. Pengorganisasian yang terdiri dari struktur, perilaku dan lingkungan dipandang sebagai aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi yang menghasilkan interaksi diantara para pelaku organisasi dalam kurun waktu tertentu akan membentuk sebuah budaya. Setiap budaya akan mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku (aturan dan norma-norma) yang akan mempengaruhi para anggota organissai dimana budaya dikembangkan.
Terima Kasih Semoga Sukses Selalu