BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi 1.
Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan (Sanjaya 2009: 150). Sedangkan
menurut
Sukarno,
dkk
(1981:
43)
metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau kejadian kepada peserta didik atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
metode
demonstrasi merupakan metode yang digunakan untuk memperagakan dan atau menunjukkan suatu proses, cara kerja, situasi ataupun suatu benda baik itu yang sebenarnya maupun tiruan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan yang konkret dan bukan sekedar teori ceramah. Untuk itu guru harus benar-benar paham mengenai langkah-langkah untuk menerapkan metode tersebut.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Dalam memilih metode yang cocok untuk sebuah pembelajaran diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai kelebihan dan kekurangan metode-metode yang ada. Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sanjaya (2009: 150-151) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi. Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: a.
Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b.
Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c.
Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan mendapatkan kesempatan membandingkan antara teori dan kenyataan. Sehingga siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi
juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya: a.
Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa saja gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak. b.
Demonstrasi memerlukan bahan-bahan, peralatan dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah.
c.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guruyang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagusuntuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
3.
Langkah-langkah Metode Demonstrasi Agar metode yang digunakan guru dalam pembelajaran dapat menunjang
keberhasilan
dalam
pencapaian
tujuan,
maka
perlu
diperhatikan langkah-kangkah yang benar dalam penerapan metode tersebut. Menurut Sanjaya (2009: 151-152) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a.
Tahap persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk melaksanakan metode demonstrasi: 1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan dalam melaksanakan demonstrasi. 3) Melakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan. b.
Tahap pelaksanaan 1) Langkah pembukaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya: a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang sedang didemonstrasikan. b) Kemungkinan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. c) Kemungkinan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diperintahkan untuk mencatat hal-hal penting dari pelaksanaan demonstrasi. 2) Langkah pelaksanaan Setelah melaksanakan langkah pembuka, demonstrasi dapat mulai dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: a) Memulai demonstrasi dengan hal-hal yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. b) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Meyakinkan diri bahwa semua siswa smengikuti jalannya demonstrasi dengan cara memperhatikan reaksi seluruh siswa. d) Berikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
secara
aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 3) Langkah akhiran Setelah demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demontrasi yang telah dilakukan atau tidak.selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
B. Belajar Belajar
merupakan
kegiatan
yang
penting
dalam
proses
perkembangan individu, dengan belajar seseorang dapat membangun pengetahuan dan kemampuan baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya. Menurut Ali 1987 (dalam Hanafiah dan Suhana (2010: 5) pengertian belajar maupun yang dirumuskan oleh para ahli yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan. Hal itu disebabkan oleh latar belakang pandangan maupun teori yang dipegang.
Dalam pandangan modern belajar dipandang sebagai proses peubahan perilaku berkat interaksi dengan lingkungannya. Hal itu didukung oleh beberapa pakar, antara lain Witherington (dalam Hanafiah dan Suhana 2010:7) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respons baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Hal itu sependapat pula dengan Gagne, Berliner dan Hilgard (1970) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman (dalam Hanafiah dan Suhana 2010:7). Penjelasan selanjutnya mengenai pengertiaan belajar oleh Slameto (2010: 3) yang mengungkapkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Bruner (dalam Slameto 2010: 11) berpendapat bahwa belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya. 1.
Aktivitas belajar Dalam proses pembelajaran pasti ada aktivitas yang dilakukan baik itu oleh guru maupun siswa. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dapat menjadi tolak ukur seberapa besar minat siswa untuk belajar. Oleh karena itu guru harus bisa menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat pada saat mengikuti proses pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung oleh Sanjaya (2009: 130) yang mengungkapkan bahwa aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Adapun macam-macam aktivitas belajar, Paul D. Dierich (Hamalik, 2010: 172) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dapat digolongkan kedalam beberapa bentuk, yaitu : a
Kegiataan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b
Kegiatan-kegiatan lisan Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c
Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d
Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahanbahan kopian, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e
Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
f
Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan
percobaan,
memilih
alat-alat,
melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. g
Kegiatan-kegiatan mental Merenung, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h
Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 2.
Hasil belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah adanya hasil belajar. Keberhasilan belajar seseorang dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang memiliki unsur subjektif atau rohaniah, dan unsur motoris atau jasmaniah. Menurut Hamalik (2010: 30) tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak dalam setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Sedangkan Burton (dalam Hamalik, 2010: 31) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, abilitas, dan keterampilan yang dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. Dengan demikian, hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
berdasarkan kriteria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
C. Pembelajaran IPA SD 1.
Pengertian IPA Kata sains berasal dari kata Latin scientia yang berarti .
Dalam
bahasa
Inggris
kata
science
mula-mula
berarti
pengetahuan, tetapi kemudian bila orang berkata tentang sains, maka pada umumnya yang dimaksud sains ialah apa yang dulu apa yang dulu disebut natural science. Natural science dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang dikenal dengan sebutan IPA (Sukarno, dkk 1981: 1) Dengan demikian, IPA juga dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari aspek-aspek fisik mahluk hidup dan alam sekitarnya. 2.
Mata pelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains telah menduduki tempat yang penting dalam masyarakat bahkan masyarakat pada negaranegara maju tidak lepas dari pengaruh sains. Oleh karena itu mata pelajaran IPA sangatlah penting untuk dipelajari di sekolah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Dalam kurikulum tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar
pengembangan
secara
keterampilan
langsung proses
melalui dan
sikap
penggunaan ilmiah.
dan
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA juga dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 22 tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menyatakan pembelajaran IPA mempunyai tujuan yaitu: a.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
b.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan
yang
saling
mempengaruhi
antara
IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. d.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g.
Memperoleh
bekal
pengetahuan,
konsep
dan
keterampilan
pendidikan ke SMP/MTs. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan pengembangan kurikulum sekolah.
D. Kerangka Pikir
Penelitian Tindakan Kelas ini memliki kerangka pikir sebagai berikut.
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan metode demonstrasi
Aktivitas dan hasil belajar IPA rendah
Siklus I
Tindakan
Guru menggunakan metode demonstrasi
Siklus II
Kondisi Akhir
Metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, dirumuskan Jika metode demonstrasi digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SDN 1 Panjang Utara dengan memperhatikan kriteria dan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan