BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1
Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan material dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah ditempuh dari lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkutan. Selain itu ketersediaan bahan bangunan harus selalu dikontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan bahan bangunan. Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan. Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Alat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindar.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
4.2
Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek
pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang membentuk suatu struktur yang diinginkan. Karena itu, pasokan material yang berkualitas tinggi akan dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan kestabilan. Selain itu faktor kelancaran pengadaan material akan membantu penyelesaian struktur secara tepat waktu. Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut : 4.2.1
Beton. Beton yang kita pakai pada proyek ini adalah beton tipe ready mix yang di
suplai oleh PT. Adhimix Precast Indonesia. Penggunaan beton readymix memiliki banyak keuntungan karena beton ini lebih praktis tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, cepat dalam pengadaannya, dan mutu yang dihasilkan lebih terjamin sehingga dalam proses pembetonan dan pengecoran lebih efisien terhadap waktu. Agregat yang digunakan pada campuran beton ready mix harus memenuhi syaratsyarat yang telah ditentukan oleh PBI 1971. Untuk semen yang digunakan juga merupakan Portland Cement jenis 1 yang memenuhi syarat-syarat :
Peraturan Portland Cement Indonesia ( NI.8-1972 ).
Peraturan beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
Mempunyai sertifikat uji. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersumber dari air tanah
yang diperoleh dari sumur dewatering. Syarat air yang diperbolehkan adalah apabila hasil adukan dibandingkan dengan adukan yang menggunakan air suling kekuatan betonnya tidak boleh lebih dari 10%. APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
a)
Portland Cement Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah
berhubungan dengan air. Semen juga termasuk bahan perekat yang merekatkan bahan–bahan material lain seperti batu bata dan batu koral hingga bias membentuk sebuah bangunan. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen yang digunakan adalah semen Portland (Portland Cement). b)
Agregat halus (pasir) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % dan tidak mengandung bahan organis yang dibuktikan dengan percobaan warna dari abrems harder dan memenuhi persyaratan gradasi seperti pada PBI 1971. c)
Agregat kasar (kerikil) Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Pada umumnya agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Agregat kasar tidak boleh mengadung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering), mengandung butir pipih lebih besar dari 20 % dari seluruh berat agregat, mengandung zat-zat reaktif alkali, kehilangan berat lebih dari 50 % dengan mesin penguas Los Angeles. Semua persyaratan ini mengikuti ketentuan dalam PBI 1971.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
d)
Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan serta ketentuan lain yang tercantum dalam PBI 1971. 4.2.2
Besi Tulangan Jenis tulangan yang digunakan adalah tulangan ulir, dengan ketentuan –
ketentuan tulangan berdasarkan desain konsultan. Dalam proyek, penggunaan besi tulangan ini memiliki keanekaragaman dimensi yang digunakan. Ada yang berdiameter 10 mm, 13 mm, 19 mm, 22 mm, dan 25 mm sesuai dengan kebutuhan besi tersebut. Besi tulangan ini disimpan di tempat terbuka didekatkan dengan lokasi pemakaiannya. 4.3
Peralatan Kerja Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat
mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia agar tercapainya target proyek dengan tepat waktu dan biaya yang sesuai dengan target. Pengertian lainnya alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Peralatan merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan peralatan tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Demikian pula cara penggunaannya, harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. 4.3.1
Tower Crane Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan
gedung-gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan menggunakan tower crane maka pekerjaan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menggunakan sistem konvensional. Alat bantu dalam setiap proyek sangat penting peranannya dalam mensukseskan sebuah pekerjaan. Tidak ada yang bergerak sendirian, semuanya berkoordinasi menjadi sebuah tim yang saling mendukung satu sama lain. Salah satu elemen penting dalam sebuah pekerjaan di proyek pembangunan itu bernama tower crane. Tower crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.
Gambar 4. 1 Posisi Pemasangan Tower Crane.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
Gambar 4. 2 Tower Crane. 4.3.2
Truck Mixer Truck mixer digunakan untuk mengangkut beton campuran dari batching
plant ke lokasi proyek yang akan dilakukan pengecoran. Pembuatan beton campuran tidak dapat dilakukan di dalam proyek, sehingga diperlukan truck mixer untuk mengangkutnya. Truck mixer berguna karena pada saat pengangkutan campuran beton terus diputar, sehingga beton tidak mengeras dan proses pembuatanya juga sangatlah praktis dan juga sudah memenuhi kualitas mutu yang telah ditentukan.. Truck mixer dilengkapi tangki air yang berfungsi untuk membersihkan pengaduk dari sisa-sisa campuran beton.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
Gambar 4. 3 Truck Mixer 4.3.3 Pengangkut beton (Bucket). Bucket adalah alat untuk mengangkut atau memindahkan adukan beton dari truk mixer ke tempat pengecoran yang dialirkan melalui selang untuk mempercepat proses pengecoran. Dalam pengaplikasiannya, bucket biasanya digunakan untuk pengecoran kolom, shearwall, corewall. Dengan adanya alat ini dapat lebih memudahkan dalam proses pengecoran karena dapat menjangkau tempat yang jauh / tinggi serta bisa melakukan pengecoran dengan volume yang cukup besar.
Gambar 4. 4 Bucket APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
4.3.4
Perancah / Scaffolding. Scaffolding adalah besi-besi yang digunakan menopang balok atau pelat
lantai bagian atas. Scaffolding disusun sedemikian rupa hingga mencapai ketinggian lantai berikutnya dan menjadi dudukan atau alas untuk bekisting dan tulangan. Selain untuk menahan tulangan dan bekisting, Scaffolding juga digunakan untuk menahan pekerja dan menahan adukan coran. Untuk itu perekaitan Scaffolding harus dibuat sangat kokoh dan aman.
Gambar 4. 5 Scafollding. 4.3.5
Bekisting Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik
ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja. Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1) Syarat kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja. APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
2) Syarat kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia. 3) Syarat stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan– pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi: a.
Ekonomis,
b.
Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar, dan
c.
Tidak bocor Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan
stabilitas di atas maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting. Bekisting dipasang sebelum dilakukan pengecoran. Guna dari bekisting adalah untuk menampung dan membentuk beton di tempatnya sesuai dengan bentuk yang telah didesain. Bekisting sebelum dipasang bagian ratanya diberi cairan pelumas, supaya pada saat pelepasan bekisting beton tidak menempel pada bekisting.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
Gambar 4. 6 Bekisting. 4.3.6
Excavator Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk pekerjaan penggalian
tanah, mengangkut hasil penggalian tanah, dan memindahkan hasil galian tanah ke truk pengangkut untuk dibuang ditempat lain. Excavator yang digunakan adalah yang berjenis Back Hoe, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
Gambar 4. 7 Excavator. 4.3.7
Trowel Trowel adalah alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
pekerjaan pengecoran, biasanya digunakan menghaluskan pengecoran pelat lantai agar menjadi lebih mudah dan cepat. Biasanya alat ini digunakan pada lokasi tertentu saja yang tidak berhubungan langsung dengan kearsitekturan seperti tempat parkir.
Gambar 4. 8 Trowel APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
4.3.8 Bar Cutter Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat. Pengoperasian pada alat ini juga memerlukan perhatian khusus dikarenakan apabila operator tidak memperhatikan penggunaan bar cutter maka dapat membahayakan keselamatan kerja.
Gambar 4. 9 Bar Cutter. APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
4.3.9
Alimax. Biasanya diperlukan unit alat lagi untuk men support dan mengatasi
masalah pendistribusian material untuk menunjang kelancaran proyek gedung bertingkat yang sedang dikerjakan. Alat ini adalah Alimax, atau bisa juga disebut lift material. Dalam praktiknya, alat ini banyak sekali membantu dalam pengangkutan material pada proyek-proyek gedung bertingkat. Lebih mudah dalam pemasangannya (erection), tidak memakan banyak tempat, tidak perlu tenaga ahli sebagai operatornya. Dengan adanya alat ini, pekerjaan pengangkutan material menjadi lebih efektif, bisa mengurangi tenaga kerja yang ada dan waktu yang singkat, sehingga lebih efisien pada pembiayaan proyek.
Gambar 4. 10 Alimax
APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV – TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT‐ALAT
4.3.10 Alat / kunci Pembengkok Tulangan (Bar Bender). Alat ini berupa kunci untuk membengkokkan bagian ujung tulangan yang penggunaanya disesuaikan dengan diameter tulangan yang akan dibengkokan sehingga akan dihasilkan bengkokan tulangan yang sesuai dengan gambar rencana.
Gambar 4. 11 Bar Bender. 4.3.11 Alat Ukur Alat ukur yang digunakan terdiri dari pesawat theodolit dan waterpass. Theodolit digunakan untuk pengukuran area dan menentukan as bangunan sedangkan waterpass digunakan untuk mengukur ketinggian (leveling) pada pekerjaan proyek konstruksi alat tersebut digunakan oleh surveyor dan juga memiliki ketelitian yang akurat.
Gambar 4. 12 Theodolit. APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON
IV ‐ 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/