BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT
4.1
Tinjauan Umum Di setiap pekerjaan suatu proyek sangat diperlukan suatu manajemen yang
baik demi menunjang kelancaran pengerjaannya.Pengadaan bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung .Penempatan material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah ditempuh dari lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkutan. Selain itu ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu dikontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan bahan bangunan.Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan. Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek.Alatkerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan dengan tenaga manusia.Penggunaan alat kerja dapat mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan.Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindari.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-1
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
4.2
Pengadaan Alat dan Bahan Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga akan
didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu perlu diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan
karena faktor cuaca maupun
lamanya waktu penumpukan di gudang. Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaan bahan dan alat adalah sebagai berikut : A. Bagian/staff teknik bersama-sama dengan bagian/staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang sesuai dengan keperluan B. Berdasarkan data-data tersebut kepada kepala proyek meminta penawaran harga kepada suplier. C. Berdasarkan harga suplier tersebut maka kepala proyek mengeluarkan surat pesanan bahan/alat (SPBA) sesuai dengan kualitas yang diminta. SPBA asli diserahkan kepada suplier, sedangkan copy SPBA diberikan kepada kepala bagian logistik, peralatan, dan bagian keuangan. D. Bagian/staff logistik dan peralatan memeriksa apakah bahan/alat yang dikirim sesuai dengan syarat yang tercantum dalam SPBA, dan apabila disetujui maka dibuat berita acara penerimaan bahan/alat (BAPBA). E. Bagian/staff logistik dan peralatan menerima permintaan pembayaran dari suplier atas bahan/alat yang dikirim yang dilampiri dengan surat perjanjian pesanan bahan/alat (SPBA) dan BAPBA. F. Bagian/staff logistik dan peralatan setelah memeriksa permintan pembayaran, lalu diteruskan kebagian keuangan untuk proses pembayaran.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-2
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
G. Bagian keuangan setelah memeriksa persyaratan administrasi dan kwitansinya mengajukan kepada kepala proyek untuk persetujuan pembayaran. H. Setelah disetujui, lalu bagian keuangan melakukan pembayaran.
4.2.1
Alat-Alat Kerja Lapangan Pada umumnya setiap item pekerjaan dan proyek, membutuhkan alat dan
peralatan kerja untuk mempermudah proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Peralatan kerja yang digunakan dalam Proyek Puri Orchard Apartment adalah sebagai berikut: A.
Tower crane Tower crane dipakai untuk pelayanan bangunan tingkat tinggi (high rise
building) untuk melayani daerah yang cukup luas.Pada proyek ini Tower crane (TC) menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal maupun horisontal yang memegang peranan penting dan menentukan terutama soal kecepatan kerja.Tower crane digunakan untuk mengangkut Concrete Bucket untuk pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan
untuk pekerjaan
struktur, seperti air compressor, bekisting kolom, besi beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya Tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. Prinsip kerja Tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat.Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh,
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-3
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang Tower crane.Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Jenis Tower crane yang dipakai pada Proyek Apartemen Puri Orchard Apartment adalah static base crane, yaitu Tower crane berdiri secara tetap pada pondasi, dan untuk menambah kekakuannya dapat diangkurkan ke struktur gedung yang telah selesai dibangun.
Gambar 4.1. Tower crane
Sumber Photo :https://www.cranecrews.com/crane-blog/tower-crane-anatomy,2015
B.
Lift/Alimaxx Lift/Alimax adalah alat untuk transportasi tenaga kerja dan material pada
arah vertikal, dengan menggunakan alat bantu alimax di sebuah proyek diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Alimax pada puri orchard apartement terdiri dari dua pintu/keranjang.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-4
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.2. Lift/Alimax
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
C.
Bar cutter Bar cutter yaitu alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Pada proyek ini digunakan Bar cutter listrik. Keuntungan dari Bar cutter listrik dibandingkan Bar cutter manual adalah Bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Cara kerja dari alat ini yaitu: baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi Bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu.Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat,
Gambar 4.3. Bar cutter
Sumber : foto lapangan/proyek,, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-5
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
D.
Bar Bender Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja
tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat ini adalah: besi tulangan yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.
Gambar 4.4. Bar Bender
Sumber : foto lapangan/proyek,, 2017
E.
Truck Mixed Concrete Truck-mixed concrete dimana beton dicampur sepenuhnya di dalam
trukmixer, dengan 70 sampai 100 putaran pada suatu kecepatan yang cukup untukmencampur beton. Beton jenis ini pada umumnya disebuttransit mixerconcretekarena dicampur dalam perjalanan. Peurifoy etal (1996). Truck-mixed concrete digunakan untuk mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek.Selama pengangkutan,
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-6
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras.Prinsip kerja concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai berikut. Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Pada proyek ini pengadaan concrete mixer truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix.
Gambar 4.5. Concrete Mixer Truck Sumber : foto lapangan/proyek,, 2017
F.
Mesin Genset Mesin Genset difungsikan sebagai pemnerangan dan alat untuk
menggerakkan peralatan yang menggunakan tenaga listrik jika dalam suatu proyek terjadi pemadaman listrik.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-7
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.6 .Mesin Genset
Sumber : foto lapangan/proyek,, 2017
G.
Theodolit Theodolite adalah instrumen presisi untuk mengukur sudut di bidang
horisontal dan vertikal.Theodolites terutama digunakan untuk survei aplikasi, dan telah diadaptasi untuk tujuan khusus dalam bidang-bidang seperti metrologi dan teknologi peluncuran roket.Sebuah teodolit modern terdiri dari teleskop bergerak dipasang dalam dua tegak lurus sumbu-horizontal atau trunnion sumbu, dan sumbu vertikal.Ketika teleskop yang menunjuk pada objek target, sudut masingmasing sumbu dapat diukur dengan presisi yang besar, biasanya untuk detik busur. (https://id.wikipedia.org/wiki/Teodolit) Cara kerja alat ini adalah dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah Theodolite. Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi. Theodolite dapat mengecek kondisi dalam arah vertikal, juga untuk menentukan ketinggian suatu titik. Obyek Theodolite dalam hal ini antara lain as-as bangunan, titik penggalian, dan elevasi-elevasi/ peil-peil bangunan. Untuk keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm pada jarak tidak melebihi 30 meter.Dalam penggunaannya, Theodolite didirikan pada tripod (kaki tiga).
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-8
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.7. Theodolit
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
H.
Concrete Bucket Concrete Bucket adalah alat yang berfungsi untuk membawa campuran
beton ketempat yang tinggi atau sulit dijangkau dengan menggunakan Tower crane
Gambar 4.8. Concrete Bucket Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
I.
Concrete vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton
pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos. Concrete
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-9
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh. Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang sedang berlangsung, baik pada kolom, shear wall/core wall pelat lantai maupun balok dengan cara menggetarkannya. Hal ini untuk menghindari adanya gelembunggelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur
beton itu
sendiri. Terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting. Penggunaannya tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat saja serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya letak tulangan.
Gambar 4.9. Concrete vibrator
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
J.
Concrete Pump Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan
lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Pipa dan lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring. Sehingga pemompaan merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit untuk memindahkan campuran beton ke sembarang tempat pada
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-10
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
bidang pengecoran. Resiko segregasi sangat kecil dan merupakan cara yang paling cepat dibandingkan dengan pembawaan material beton dengan cara lainnya. Dalam penggunaan alat ini perlu diperhatikan nilai slump dari campuran beton yang akan dipompa. Sebab jika nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat.
Gambar 4.10. Concrete Pump
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
K.
Bekisting Bekisting yang dipakai pada proyek ini dibangun dari modul
prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada
aplikasi
(beton).Dua
keuntungan
utama
dari
sistem bekisting,
dibandingkan dengan bekisting kayu tradisional, adalah kecepatan konstruksi (pin dengan sistem modular,klip,atau sekrup) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan. Penggunaan bekisting ini didalam proyek ini antara lain untuk bekisting kolom, shearwall, dan dinding-dinding struktur.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-11
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.11. Bekisting kolom
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
L.
Scaffolding Scaffolding adalah alat untuk menyangga bekisting atau balok, Alat ini
biasanya digunakan untuk menyangga bekisting pada saat pengecoran plat lantai dan balok dan juga dapat di fungsikan sebagai tangga.Tinggi rendah dari Scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya.Berdasarkan hasil wawancara proyek dengan mandor diperkirakan harga sewa scaffolding 1 set dengan type standar di proyek adalah Rp.50.000 Scaffolding atau yang biasa disebut stegger adalah alat yang terbuat dari besi dan berbentuk rangka yang berfungsi untuk menahan atau menyangga bekisting pada saat pengecoran balok, pelat, maupun tangga. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Tinggi rendah dari Scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya.
Gambar 4.12. Scaffolding
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-12
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Fungsi Scaffolding :
Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran).
Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bataplesteranpengecatan.
Satu set Scaffolding terdiri dari : 1.
Main Frame yang merupakan penyangga utama, berfungsi memikul beban yang diterima dari bekisting.
Gambar 4.13. Main Frame
Sumber :https://www.scribd.com/doc/312535386/Bagian-Bagian-Scafolding-Dan-Fungsinya,2015
2.
Bracing Diagonal yang digunakan sebagai pengaku dari Main Frame sehingga tidak berubah tempat dan stabil.
Gambar 4.14. Bracing Diagonal
Sumber :https://www.scribd.com/doc/312535386/Bagian-Bagian-Scafolding-Dan-Fungsinya,2015
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-13
Proyek Puri Orchad Apartment
3.
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
U Head Jack, adalah bagian yang dipasang pada bagian paling atas dari Main Frame sebagai tempat untuk meletakkan Horry Beam.
Gambar 4.15. Bracing Diagonal
Sumber :https://www.scribd.com/doc/312535386/Bagian-Bagian-Scafolding-Dan-Fungsinya,2015
4.
Base Plat adalah bagian yang dipasang pada bagian paling bawah dari Main Frame sebagai alat untuk menyalurkan beban dari Main Frame ke tanah atau pelat lantai di bawahnya.
Gambar 4.16. Bracing Diagonal
Sumber :https://www.scribd.com/doc/312535386/Bagian-Bagian-Scafolding-Dan-Fungsinya,2015
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-14
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
M.
Alat Pendukung
Adapun alat pendukung lainya untuk kelancaran pekerjaan diantaranya: Helm safety
Palu
Cangkul
Sepatu safety
Tang / Pemotong
Sendok Semen
Sekop
Lampu Lapangan
Dan lain-lain
Ember
Selang Plastik
Meteran
4.2.2
BAHAN BANGUNAN Bahan/material yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, persyaratan
mutunya harus sesuai dengan dokumen kontrak. Bahan yang digunakan memenuhi persyaratan dan peraturan yang ditetapkan, antara lain:
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971)
Peraturan
Umum
Pemeriksaan
Bahan-bahan
Bangunan
Indonesia
(PUBI1982)
Peraturan Muatan/ Pembebanan Indonesia (PMI 1981)
Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-08)
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1983)
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977) Selain itu material tersebut juga mudah diperoleh sehingga menghemat
waktu dan biaya serta menjaga kelancaran pekerjaan. Pengiriman bahan disesuaikan dengan keperluan dan jadual pelaksanaan proyek, sehingga bahan
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-15
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
tidak disimpan terlalu lama dan memakan tempat yang nantinya dapat merusak kualitas dari bahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan bangunan. Sofyan Assauri (2004). Pemilihan kualitas bahan bangunan yang baik. Penyimpanan material yang baik sesuai dengan sifat dan kepekaan material terhadap kondisi lingkungan. Jumlah material yang disediakan sesuai dengan kebutuhan. Biaya untuk pembelian bahan bangunan diusahakan seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas bahan bangunan. Bahan bangunan sebisa mungkin berasal dari daerah sekitar lokasi proyek sehingga mudah untuk transportasinya. Stocking material (penumpukan material) yang baik sehingga urutan pemakaian material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material. Pemakaian bahan bangunan harus sesuai dengan kebutuhan proyek. Material konstruksi yang dipakai dalam pelaksanaan pembangunan Proyek ApartemenPuri Orchard Apartmentini antara lain: A.
Semen Portland Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat agregat
halus dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan, seperti adukan beton atau plesteran. Pada proyek ini, kontraktor membuat berita acara untuk persetujuan pemakaian tipe atau merk semen yang digunakan dan tidak boleh merubah tipe atau merk tanpa alasan yang kuat dan khusus serta persetujuan dari pihak konsultan Menajemen Konstruksi (MK).
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-16
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan standar Normalisasi Indonesia(NI)-8 sebagai berikut. a. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1 jam (60 menit). b. Pengikatan awal semen normal 60 – 120 menit. c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat organis yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal. d. Suhu ruangan 23° C. Menurut peraturan semen portland indonesia (NI.8-72), Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan penyimpanan semen antara lain: a. Semua semen yang akan dipakai harus dalam satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. b. Semen harus terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. c. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. d. Semen diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian 30 cm dari lantai gudang untuk menghindari kelembaban. e. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah penyimpanan, dianggap rusak, sudah mulai membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-17
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
f. Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak bebas 30 cm. g. Tiap tumpukan tidak boleh lebih dari 10 kantong / melampaui 2 m untuk menghindari mengerasnya semen di bagian bawah karena tekanan. h. Gudang harus terlindung dari cuaca, memiliki ventilasi dan cukup lapang untuk memuat semen dalam jumlah cukup besar. Perlu diingat karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan dalam penyimpanan (diberi alas kayu) serta perlu adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu sehingga dapat digunakan dengan sesuai kebutuhan. Dibawah ini dapat dilihat penyimpanan semen pada area basement.
Gambar 4.17. Semen Portland Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
B.
Agregat Agregat merupakan salah satu bahan material beton. Dalam pengambilan
agregat pihak kontraktor memberikan bukti mengenai mutu dan tetap terjaminnya mutu tersebut kepada konsultan.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-18
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 1. Agregat halus Menurut peraturan beton bertulang indonesia (PBI 1971),Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuanbatuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu.Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan, antara lain : a) Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan b) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton. c) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yang sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.
Gambar 4.18. Pasir (Agregat Halus) Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-19
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
2. Agregat kasar Menurut peraturan beton bertulang indonesia (PBI 1971), Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut: Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat –zat yang reaktif terhadap alkali. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai
Gambar 4.19. Agregat Kasar
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-20
Proyek Puri Orchad Apartment
C.
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Air Kerja Air merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat penting dalam
pekerjaan suatu proyek. Selain sebagai bahan campuran untuk membuat beton dan plesteran, air dipakai untuk mencuci bahan bangunan seperti pasir dan kerikil dan juga untuk perawatan beton setelah pengecoran. Air yang digunakan dalam campuran pasangan/campuran beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 antara lain, air yang tidak mengandung unsurminyak, asam alkali, garam-garaman, bahan-bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak atau menurunkan mutu pekerjaan (merusak beton dan atau baja tulangan). Dalam proyek ini air kerja berasal dari pengeboran sumur di lokasi proyek. D.
Baja Tulangan Macam / Tipe Baja TulanganAda 2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan
polos (plain bar) dan tulangan ulir (deformed bar), yaitu : 1.
Tulangan ulir Berdasarkan SNI (Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm. Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus. Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-21
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi (1999:3) antara lain : Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112 Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %. Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 “Spesification For Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement”. 2.
Tulangan polos (Plain) Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena
ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulang spiral, pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter. Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubungan
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-22
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
langsung dengan tanah, tebal selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70 mm. (L.Wahyudi, 1999:32) Baja tulangan yang dipakai pada Proyek Puri Orchard Apartement ini adalah : 1. Baja tulangan polos ( BJTP ) dengan mutu baja tegangan leleh fy 2400 Kg/cm² dengan mutu baja (U 24) untuk tulangan Ø < 13 mm. 2. Baja tulangan ulir ( BJTD ) dengan mutu baja tegangan leleh/fy 3000 kg/ cm² dengan mutu baja (U 40) untuk tulangan D ≥ 10 mm. Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang di batasi hanya pada Baja Tulangan dan Kawwat Baja saja. Belum ada peraturan yang mengatur penggunaan tulangan lain, selain dari baja tulangan atau kawat baja tersebut. Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu 1. Baja Tulangan Polos (BJTP) 2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD) Menurut SNI 03-2847-2002, Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat: 1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya). 2. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971 (NI.2 - 1971). 3. Mempunyai penampang yang sama rata.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-23
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
4. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar. 5. Penyimpanan baja tulangan terlindungi dari air, cuaca dan tidak boleh berhubungan langsung dengan tanah. Karena penyimpanan baja tulangan dilakukan di tempat terbuka, maka pengadaan baja tulangan disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan supaya waktu penyimpanan tidak terlalu lama. Di bawah tumpukan baja tulangan diberi bantalan dari balok kayu agar tidak berhubungan langsung dengan tanah selain itu juga ditutupi agar tidak terkena air hujan sehingga mengurangi terjadinya korosi pada baja tulangan. Berdasarkan Penejelasan dari lapangan oleh Agus maskuri selaku SM proyek Puri orchad apartement, Pengujian mutu baja tulangan yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan MK. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Konsultan MK. Jumlah tes baja tulangan dengan interval setiap 100 ton = 1 buah tes baja tulangan. Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan MK.
Gambar 4.20. Baja Tulangan dengan BerbagaiUkuran Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-24
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
E.
Beton Ready Mix Bangunan gedung ini volumenya besar, maka tidak efisien terhadap waktu,
biaya, dan tenaga kerja jika pengecorannya dilakukan secara manual serta untuk menjaga kualitas campuran (jaminan keseragaman mutu beton). Untuk itu digunakan sistem campuran beton siap pakai (beton ready mix). Beton ready mix adalah beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai mutu pesanan untuk keperluan pengecoran. Beton yang dipakai adalah sesuai dengan spesifikasi kekuatan karakteristik (mutu beton) dari PBI 1971 tentang spesifikasi kuat beton.
Gambar 4.21. Beton Ready Mix untuk Pengecoran Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
F.
Aerated Autoclaved Concrete Blocks (AAC)/Bata Ringan Aeroblock Aerated Autoclaved Concrete (AACB) atau bata ringan Aeroblock
merupakan pengganti batu bata biasa, yang memiliki ukuran lebih besar namun ringan karena pada saat pembuatannya mengalami proses aerasi. Untuk itu, pekerjaan dapat lebih cepat selesai dan beban konstruksi dapat berkurang. Selain itu bata ringan merupakan bahan pelindung yang baik terhadap bahaya kebakaran karena
terbuat
dari
bahan
pasir
silika
yang
tidak
mudah
terbakar.
https://www.savircon.com/single-post/2016/08/13/Bata-ringan-SAVIRCONProfile,2016
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-25
Proyek Puri Orchad Apartment
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Dibandingkan dengan dinding batu bata, dinding bata ringan memberikan perlindungan lebih besar terhadap suara dari luar. Bata ringan Aeroblock mempunyai kekuatan yang besar, kuat tekannya rata-rata ≥3,5 N/mm2 dengan panjang 600 mm, tinggi 200 mm, dan lebar 75 mm. Selain itu, keuntungan lain dari penggunaan bata ringan adalah adukan/campuran mortar utama lebih sedikit. Proyek ini menggunakan bata ringan karena permukaan bata ringan lebih halus sehingga dapat menghemat acian. Dengan menggunakan bata bata ringan dalam Proyek Puri Orchard Apartement membuat pekerjaan dinding lebih cepat selesai, pekerjaannya lebih mudah, waktu pekerjaan lebih singkat.
Gambar 4.22. Bata Ringan Sky Garden Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
G.
Kawat Bendrat Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan adalah berdiameter 1 mm dan dalam penggunaanya digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikatkan baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat bendrat yang digunakan harus dengan kualitas yang baik dan tidak mudah putus. Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-26
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.23. Kawat Bendrat
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
H.
Paku Paku yang digunakan dalam proyek sangat beragam ukuran dan
kegunaannya. Proyek ini menggunakan 4 jenis ukuran paku, yaitu 2", 3", 4", dan 5". Masing-masing digunakan untuk dimensi kayu yang berbeda-beda.
Gambar 4.24. Paku
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
I. Plywood Phenol Film Plywood phenolfilm digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Plywood phenol filmyang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan dilapisi laminated plastic yang mempunyai ketebalan 18 mm.
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-27
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Proyek Puri Orchad Apartment
Gambar 4.25 Plywood Phenol Film
Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
J.
Oli Bekisting(Oil Form) Oli bekisting (oil form) digunakan sebagai pelapis cetakan (bekisting) agar
pada saat pembongkaran bekisting mudah dibuka dan beton tidak menempel pada bekisting.Sehingga saat bekisting dilepas ketika beton sudah mengeras permukaan beton tetap terjaga kehalusannya dan permukaanya akan tampak bagus. Produk ini berupa cairan berwarna coklat muda.
Gambar 4.26. Oli Bekisting Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-28
Proyek Puri Orchad Apartment
K.
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan& Alat
Curing Compound Curing compound yaitu membrane-forming curing compound tipe cair
merupakan bahan perawatan dan perlindungan beton yang menghambat proses penguapan air pada beton basah serta berbentuk cairan. Pada Proyek Puri Orchard Apartement, semua balok, kolom, core wall/shear wall, dan pelat lantai dan yang telah dicor mengeras, dan dilepaskan dari bekistingnya akan diberikan perawatan curing compound. Dengan cara di-roll pada seluruh permukaanya. Sehingga tidak perlu ditutup kain/terpal basah ataupun tidak perlu direndam.
Gambar 4.27. Curing Compound
Sumber Photo :https://www.cranecrews.com/2016
L.
Decking Decking digunakan sebagai pengatur ketebalan selimut beton antara
bekisting dengan tulangan. Ada 2 (dua) jenis decking, yaitu plastik decking yang terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3,5 cm dan beton decking yang terbuat dari campuran beton, berbentuk silinder kecil, dengan diameter 10 cm dan ketebalannya menyesuaikan dengan ukuran selimut beton sesuai perencanaan.
Gambar 4.28. Beton Decking Sumber : foto lapangan/proyek, 2017
Laporan Kerja Praktik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-29