CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN KELUARGA NIAS STUDY KASUS : BAPAK ARLYUS MENDROFA DI KELURAHAN RAWANG KECAMATAN PADANG SELATAN Nelda Lasfi¹), Yetty Morelent2), Syofiani2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected] ABSRACT This research was to describe the form of code mixing, kind of code mixing, and cause of code mixing in case study of Nias family conversation of Mr. Arlyus Mendrofa in daily life. This research referred to the theory of Nababan about code mixing, while Nursaid and Maksan theories used to analyze the kinds of code mixing, as well as Suwito’s theory about cause of code mixing. This research was descriptive qualitative research. In collecting data, the researcher used recording technique by recording the conversation of Mr. Arlyus Mendrofa family for four days. Based on the result of this research, it found that: (1) the direction of code mixing that is inside code mixing as many as 127 data and outside code mixing was not found, (2) the form of code mixing that had been found were the form of words were 115 data and the form of sentences were 17 data, (3) the causes of code mixing were the identification of style and the identification of wish to explain ond to interpret. Based on the result of the research, it can be conclude that code mixing that happened in the family of Mr. Arlyus Mendrofa conversation due to the provocation of the opposite speaker and also to create a communicative and easy conversation among father, mother, and kids. This kind of situstion encourages the happening of code mixing. Key words: Code Mixing, Nias Family dengan
Pendahuluan
yang
dipergunakan
oleh
di
tengah-tengah
masyarakat.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi
sempurna
Sebagai alat komunikasi, bahasa
para
anggota masyarakat untuk bekerja sama,
memegang
peranan
penting
dalam
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
berinteraksi.
Bahasa
berfungsi
untuk
(Kridalaksana, 2008:24). Melalui bahasa
menyampaikan
seseorang dapat mengungkapkan perasaan,
kepada orang lain. Dalam Websters News
pendapat,
Collegiate Dictionary dikatakan bahwa
gagasan,
dan
keinginannya
pesan
adalah
atau
proses
informasi
kepada orang lain. Hal tersebut dapat kita
komunikasi
pertukaran
lihat dalam kehidupan sehari-hari, tanpa
informasi antarindividual melalui sistem
bahasa komunikasi tidak akan terjalin
simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum (Chaer dan Agustina, 2004:17). 1
Berkaitan dengan fungsi bahasa
faktor sosial dan faktor linguistik dalam
sebagai alat komunikasi, bahasa juga
peristiwa ujaran merupakan fenomena
digunakan oleh masyarakat. Selain bahasa
yang tidak dapat dikesampingkan dalam
Indonesia yang digunakan secara nasional,
mencermati
terdapat pula ratusan bahasa daerah, besar
verbal suatu masyarakat bahasa. Dalam
maupun kecil, yang digunakan oleh para
penggunaan bahasa, faktor-faktor tersebut
anggota masyarakat bahasa daerah itu
dapat
untuk keperluan yang bersifat kedaerahan.
termasuk di dalamnya peristiwa yang
Menurut Chaer (2003:59) sekelompok
disebut alih kode dan campur kode.
tingkah
laku
mempengaruhi
komunikasi
pemilihan
kode,
Nursaid dan Maksan (2002:110)
orang yang merasa menggunakan bahasa
membedakan alih kode (code-switching)
yang sama disebut masyarakat bahasa.
dan campur kode (code-mixing). Menurut
Sehubungan dengan masyarakat (1984:27)
Nababan, alih kode merupakan pergantian
menyatakan seseorang yang memakai dua
dua bahasa atau lebih, dua ragam atau
bahasa dalam pergaulannya dengan orang
lebih, ataupun dari dialek yang satu ke
lain, dia berdwibahasa dalam arti dia
dialek yang lain dalam satu situasi
melaksanakan kedwibahasaan yang akan
berbahasa.
kita sebut bilingualisme. Bilingualisme
mencampur dua bahasa atau lebih atau
adalah kebiasaan menggunakan dua bahasa
ragam bahasa dalam satu tindak berbahasa
dalam interaksi dengan orang lain. Jadi,
(speech act), tanpa ada sesuatu dalam
orang yang “berdwibahasa” mencakup
situasi
pengertian kebiasaan memakai dua bahasa
percampuran
atau kemampuan memakai dua bahasa.
komunikan/penutur itu melakukan campur
bahasa
tersebut,
Nababan
Jika
komunikan/penutur
berbahasa
itu
yang
menuntut
bahasa,
berarti
Berkaitan dengan bilingualisme
kode. Dalam keadaan demikian, hanya
tersebut, Chaer (2003:66) menyatakan
kesantaian atau kebiasaan penutur yang
bahwa, di dalam masyarakat yang bilingual
mendorongnya melakukan campur kode,
atau multilingual sebagai akibat adanya
bukan karena tuntutan situasi komunikasi.
kontak bahasa, dapat terjadi peristiwa yang
Kadang-kadang campur kode dilakukan
disebut interferensi, integrasi, alih kode,
komunikan kerena keinginannya untuk
dan campur kode. Keempat peristiwa ini
memamerkan
gejalanya sama, yaitu adanya unsur bahasa
keintelektualan, atau kedudukannya. Berdasarkan
lain dalam bahasa yang digunakan.
keterpelajaran,
kenyataan
di
Nursaid dan Maksan (2002:106)
lingkungan, campur kode sering terjadi
mengisyaratkan bahwa hubungan antara
dalam situasi informal dan salah satu 2
cirinya adalah kesantaian dan keluesan.
(Bora,
Campur
Nanti kena marah sama
kode
pembicara
akan bilingual
terjadi
apabila
selesaikan
PRmu.
gurumu)
mencampurkan
B : Maleh ma a, aku capek a.
unsur-unsur lain ke bahasa yang sedang digunakan. Campur kode ini biasanya
(Malas aku mama, aku capek)
terjadi dalam situasi santai. Salah satunya
C : Dereu siaiko anakko. Nanti
di
rumah
keluarga
Bapak
tinggal kelas baru tau rasa
Arlyus
kamu ya Bora.
Mendrofa. Keluarga Bapak Arlyus Mendrofa
(Pemalas sekali anak ini.
adalah salah satu keluarga Nias yang
Nanti kalau kamu tinggal
berada di Kelurahan Rawang Kecamatan
kelas baru kamu tahu rasanya
Padang. Keluarga ini berasal dari Nias
iya Bora).
Sumatra Utara yang berdomisili
di
Kelurahan Rawang Kecamatan Padang
Berdasarkan penjelasan tersebut,
Selatan, keluarga ini telah menetap di kota
penulis tertarik menganalisis campur kode
Padang selama 10 tahun. Bapak Arlyus
dalam percakapan keluarga Bapak Arlyus
mendrofa memilki satu orang istri dan
Mendrofa. Alasan penulis meneliti campur
empat
Berdasarkan
kode dalam keluarga ini karena mereka
pengamatan yang penulis lakukan selama
lebih sering menggunakan dua bahasa
satu
bahkan tiga bahasa dalam berkomunikasi
orang
bulan
anak.
keluarga
ini
sering
menggunakan dan mencampurkan tiga
sehari-hari.
Oleh
unsur bahasa untuk berkomunikasi dalam
tertarik
kehidupan sehari-hari.
tersebut dengan judul “Campur Kode
untuk
karena
itu,
meneliti
penulis
permasalahan
dalam Percakapan Keluarga Nias Studi
Keluarga Bapak Arlyus Mendrofa sering menggunakan campur kode dalam
Kasus:
kehidupan sehari-hari, meskipun keluarga
Kelurahan Rawang Kecamatan Padang
ini tidak berada di Nias tetapi mereka tetap
Selatan.
menggunakan bahasa daerahnya. Keluarga
Kajian Teori
ini sering menggunakan bahasa Indonesia,
Bapak
Arlyus
Mendrofa
di
1. Campur Kode
bahasa Minang dan bahasa Nias dalam
Menurut
percakapan sehari-hari.
campur
Contoh:
kode
Nababan adalah
suatu
(1984:32) keadaan
berbahasa, bilamana orang mencampur dua
A : Awaisi PR andro’ Bora.
(atau lebih) bahasa atau ragam bahasa
Dania mojonu itu. 3
dalam suatu tindak bahasa (speech act atau
type). Atas dasar latar belakang sikap dan
discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi
kebahasaan yang saling bergantung maka
berbahasa itu yang menuntut pencampuran
dapat diidentifikasikan beberapa alasan
bahasa itu. Dalam keadaan demikian,
atau penyebab terjadinya campur kode
hanya
yaitu: (a) identifikasi peranan, ukuran
kesantaian
penutur
dan/atau
untuk identifikasi oleh peran adalah sosial,
kebiasaannya yang dituruti.
registral, dan eduksional, (b) identifikasi
2. Arah Campur Kode Menurut (2002:112)
Nursaid campur
dilatarbelakangi subyektif,
oleh
bahkan
ego
dan
Maksan
kode
lebih
faktor
yang
atau
ragam, ditentukan oleh bahasa mana seorang penutur melakukan campur kode yang bersifat hierarki status sosialnya, dan (c) keinginan untuk menjelaskan dan
keakuan
menafsirkan, nampak karena campur kode
komunikan. Jika dalam melakukan campur
juga menandai sikap dan hubungannya
kode komunikan mencampurkan bahasa
terhadap orang lain.
pertama (bahasa utama, misalnya bahasa Indonesia) dengan bahasa kedua (bahasa lain,
misalnya
bahasa
berarti campur kode
Metodologi
Minangkabau)
Penelitian ini merupakan penelitian
yang dilakukan
kualitatif
disebut campur kode ke dalam atau (inner
campur
kode
(dalam
komunikan
Moleong,
1994:3)
penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa
utama, misalnya bahasa Indonesia) dengan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
bahasa kedua (bahasa lain, misalnya
orang dan prilaku yang diamati. Metode
bahasa Inggris), berarti campur kode yang
deskriptif ini dapat diartikan sebagai
dilakukan campur kode ke luar atau outer
pemecahan masalah yang diselidiki dengan
code-mixing.
menggambarkan atau melukiskan keadaan
3. Penyebab Campur Kode Suwito
data
kualitatif merupakan prosedur penelitian
mencampurkan bahasa pertama (bahasa
Menurut
menghasilkan
deskripstif. Menurut Bodgan dan Taylor
code mixing). Sebaliknya, jika dalam melakukan
yang
subjek atau objek penelitian pada saat
(yang dikutip
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
Andhika, 2013:16) ada dua tipe yang
tampak atau sebagaimana adanya.
melatarbelakangi terjadinya campur kode,
Data penelitian ini adalah tuturan
yaitu: (1) tipe yang berlatar belakang pada
percakapan keluarga Nias yaitu Bapak
sikap (actitudinal type) dan tipe yang
Arlyus Mendrofa. Objek penelitian ini
berlatar belakang kebahasaan (linguistic
adalah campur kode dalam percakapan 4
keluarga Nias Bapak Arlyus Mendrofa,
berpartisipasi
sambil
menyimak,
sedangkan fokus penelitian adalah bentuk
berpartisipasi dalam pembicaraan, dan
campur kode dan penyebab terjadinya
menyimak pembicaraan. Dalam hal ini si
campur kode dalam percakapan keluarga
peneliti terlibat langsungdalam dialog.
Nias tersebut
Adapun teknik simak bebas cakap adalah
Instrumen utama dalam penelitian
teknik yang bermaksud bahwa peneliti
ini adalah peneliti sendiri. Alat bantu yang
hanya berperan sebagai pengamat terhadap
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah alat
bentuk penggunaan bahasa yang digunakan
perekam yakni: (1) Alat perekam suara
oleh penutur. Peneliti dapat terlibat dan
(Handphone), (2) lembaran pencatatan
tidak terlibat dalam peristiwa tutur yang
lapangan, digunakan untuk mencatat hasil
diteliti. Berhubungan dengan penggunaan
pengamatan,
tulis-menulis,
teknik simak libat cakap dan teknik simak
diantaranya pena, kertas, dan alat tulis
bebas libat cakap , maka dalam proses
lainnya. Alat-alat tersebut digunakan agar
perekaman tuturan diperbantukan dengan
dapat
alat perekam berupa Handphone. Setelah
(3)
alat
membantu
jalannya
proses
proses perekaman selesai, hasil rekaman
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam
tersebut ditranskripkan ke dalam bentuk
penelitian ini adalah dengan menggunakan
tulisan (teks). Untuk menganalisis data
teknik
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
sadap.
Mahsun
(2005:92) sadap
berikut: (1) mendeskripsikan data, (2)
disebut sebagai teknik dasar dalam metode
menganalisis data, dan (3) mengumpulkan
simak,
hasil analisis data.
mengemukakan
bahwa
karena
penyimakan penyadapan. (2005:93),
teknik
pada
hakikatnya dengan
Untuk menguji kebenaran data
Mahsun
dalam penelitian ini digunakan teknik
diwujudkan Lebih
lanjut
menyatakan
bahwa
triangulasi.
dalam
Moleong
praktiknya teknik sadap diikuti dengan
mengemukakan
teknik lanjutan yang berupa teknik simak
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
libat cakap dan teknik libat bebas cakap.
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
Dalam penelitian ini digunakan teknik
di
simak libat cakap dan teknik libas bebas
pengecekan
cakap.
terhadap data itu. Aplikasi dari teknik
luar
data atau
bahwa
(1994:178)
itu
untuk
sebagai
triangulasi
keperluan pembanding
Teknik simak libat cakap adalah
triangulasi adalah memanfaatkan orang-
teknik yang bermaksud bahwa peneliti
orang yang berpengetahuan di bidang yang
melakukan
akan diteliti. Untuk tercapainya aplikasi
penyadapan
dengan
cara 5
tersebut penulis meminta bantuan kepada
Darmawati, dan keempat anaknya sedang
Bapak Arlyus Mendrofa yang merupakan
berada di ruang tamu dengan kegiatan
kepala
memerintahkan anaknya untuk mandi.
keluarga
dari
keluarga
Nias
Data 3.1 sampai 3.22 merupakan
tersebut.
data ketiga yang diambil dari tuturan
Hasil Penelitian Setelah
dilakukan
percakapan
penelitian
keluarga
Bapak
Arlyus
keluarga
Mendrofa pada siang hari dengan situasi
Bapak Arlyus Mendrofa sebagai subjek
informan ibu Darmawati dan keenpat
penelitian. Deskripsi data campur kode
anaknya sedang berada di ruang keluarga
yang dituturkan oleh ayah, ibu, dan anak
dengan
dalam interaksi di kehidupan sehari-hari
menonton televisi.
terhadap
tuturan
percakapan
kegiatan
bersantai
sambil
dapat dilihat dalam situasi yang berbeda
Data 4.1 sampai 4.52 merupakan
yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
data keempat yang diambil dari tuturan
Analisis campur kode difokuskan pada
percakapan
bentuk campur kode yaitu kata dan
Mendrofa pada siang hari dengan situasi
kalimat, arah campur kode, dan penyebab
informan ibu Darmawati dan keempat
terjadinya campur kode dalam percakapan
anaknya sedang berada di tuang tamu pada
keluarga Nias Bapak Arlyus Mendrofa di
siang hari dengan kegiatan bersantai
Kelurahan Rawang Kecamatan Padang
sambil bercerita bersama. Data
Selatan.
keluarga
yang
Bapak
dianalisis
Arlyus
dalam
Data terdiri dari 146 yang telah
penelitian ini adalah campur kode dalam
dikelompokkan. Data 1.1 sampai 1.18
percakapan keluarga Nias yaitu Bapak
merupakan data pertama yang diambil dari
Arlyus Mendrofa di Kelurahan Rawang
rekaman dari tuturan percakapan keluarga
Kecamatan Padang Selatan periode Juni
Bapak Arlyus Mendrofa pada sore hari
2014 sebanyak 4 kali. Jumlah data yang
dengan situasi informan Bapak Arlyus
terkumpul dari rekaman ayah, ibu, dan
Mendrofa, ibu Darmawati, dan keempat
anak
anaknya sedang berada di ruang tamu
Mendrofa dalam kegiatan sehari-hari yaitu
sambil menikmati makanan ringan.
146 data.Untuk lebih jelas dapat dilihat
data kedua yang diambil dari tuturan keluarga
Bapak
Nias
dalam tabel berikut:
Data 2.1 sampai 2.54 merupakan
percakapan
keluarga
Arlyus
Mendrofa pada pagi hari dengan situasi informan Bapak Arlyus Mendrofa, ibu 6
Bapak
Arlyus
Tabel Deskripsi Data Campur Kode No
Data
2.31
Tau nggak
√
Tahu tidak
Jenis Campur
Arti dalam
2.31
Kodok
√
Katak
Kode
bahasa
2.32
Iyo
√
Iya
Indonesia
2.33
Kasi
√
Beri
2.34
Pipis
√
Buang air
Kode Ke
Ke
Dalam
Luar
1.1
Capek nte
√
Cepat tante
1.1
Capekla
√
cepatlah
2.34
Dedek
1.1
Ambiak
√
Ambil
2.35
Bo’i
fa
1.2
Sara
√
Satu
luiluno
zi
1.3
Kasih
√
Beri
mano da’o
1.4
Pa
√
Papa
2.35
Basa
√
Basah
1.6
Nggak
√
Tidak
2.35
Udah
√
Sudah
1.8
Maifua
√
Beri
2.37
Soaya
√
Ya Tuhan
sedikit
2.39
Se
√
Saja
kecil √
Adik
√
Jangan berbicara seperti itu
1.11
Mana
√
Dimana
2.39
Kek
√
Seperti
1.11
Mu
√
Kamu
2.40
La
√
Lagi
1.12
Dikasih
√
Diberi
2.40
Tengoklah
√
Lihatlah
1.14
Indak
√
Tidak
2.41
Ne
√
Ini
1.15
Jajannya
√
Belanjanya
2.45
Baby
√
Bayi
1.16
Be’e
√
berikan
2.50
Ayok-ayok
√
Cepat-
kho’nia
sama tante
kue da’o
kue itu
1.18
Fata’i
√
Cepat
2.2
Halo’o
√
Berikan
shampoo
shampoo
na
adik kamu
khe’i
cepat 2.54
Dania
fe
√
mondi 2.54
Suru-suru
Nanti mandikan
√
Suruhsuruh
ma uwa
3.1
Masa
√
Masak
3.3
Lap
√
Bersihkan
2.4
Babasa
√
Basahkan
3.3
Pake
√
Pakai
2.5
Nak
√
Anak
3.4
Geser
√
Geser
2.8
Abasa’o
√
Basah
raugo’o
badan
2.9
Kasilah
√
Berilah
badaố
kamu
2.14
Mondi
√
Mandi
2.14
Leu lo’o ni
√
Tidak ada
2.15
Liatlah
√
Lihatlah
2.15
Adekmu
√
Adikmu
3.5
Aja
√
Saja
2.18
Tatak
√
Kakak
3.5
Kuragaza
√
Kurang
2.21
Manganlah
√
Makanlah
2.22
Ondi
√
Mandi
namanya
2.26
Ni
√
Ini
itu
ke
sini 3.4
Ndak
√
Nampak
ndai ugo
7
Tidak kelihatan
hajar
3.5
Dah
√
Sudah
4.2
Karna
√
Karena
3.5
Percuma
√
Percuma
4.2
Kemaren
√
Kemarin
3.6
ndiagố
saja kamu
sikola
sekolah
4.2
Capek
√
Letih
Salah saya
4.3
Naek
√
Naik
itu
4.3
Kak
√
Kakak
Salah
4.3
Nyampe
√
Sampai
kamu itu
4.3
Nggak
√
Tidak letih
√
Salah gudaố
3.7
Salau da,ố
√
tu
itu
3.8
Gefemu
√
Uangmu
3.8
Gefemu
√
Uang
4.5
Di situ do
√
Di sana
kamu
4.6
Gimana
√
Bagaimana
dimana
4.6
Berebut
√
Rebutan
4.7
Tu
√
Itu
ma wa
capek
3.9
La uila
√
Tidak tahu
3.10
No
√
Sudah
makanan-
makanan-
mangaố
makan
nyo
nya
ba?
kamu?
4.7
Se nyo
√
Saja
Apa
4.9
Tu kak
√
Itu kakak
ikannya?
4.11
Manga
√
Mengapa
Ikan
4.11
Situ lo
√
Sana juga
saja
4.14
Gampang
√
Mudah
Berapa
4.16
Naek
√
Naik
anak kamu
4.16
Lapan
√
Delapan
3.10
Hadia gia
√
daố 3.11
Gia sokoli
√
ba 3.12
Euga
ono
√
mố
asin
3.13
Da tolu
√
Tiga orang
4.19
Beda
√
Berbeda
3.14
Bonu gadu
√
Jangan
4.20
Seratuih
√
Seratus
kamu
4.20
Limo
√
Lima
ganggu
4.20
Kemaren
√
Kemarin
tante nio
kamu itu
pas
waktu
3.15
Nte
√
Tante
3.16
Ba
√
Ini
3.18
Ku tarek
√
Aku tarik
4.20
Tu nak
√
Itukan
3.19
Bua ma
√
Besar
4.22
Deket
√
Dekat
mama
4.22
Udah
√
Sudah
3.20
Kek apo tu
4.2
Tapi
4.2
Ntah
baa
√
4.20
Singgah
√
berhenti sejenak
Seperti apa
lapuk
rusak
itu
4.22
Bobol
√
Jebol
√
Tetapi
4.22
Fiber
√
Bahan
√
Entahlah
yang
lah
terbuat dari
4.2
Laweh
√
Besar
4.2
Tu nggak
√
Itu tidak
serat 4.23
8
Cuma
√
Hanya
4.24
Dermaga
√
Pelabuhan
4.24
Kayak
√
Seperti
4.24
Lumayan
√
Agak lama
4.25
Rusak-
√
Sudah
rusak
juga 4.51
Satu
4.52
Boi
√
Sana saja
4.27
Maleh
√
Malas
Keterangan:
4.28
Malah
√
Bahkan
Warung
√
1 : data 1
4.28
Tempat
makanan
3 : data 3 4 : data 4
4.34
Sabananyo
√
Sebenarnya
4.36
Tapi nggak
√
Jangan
2 : data 2
menjual
Lagi pula
√
gadu
ganggu dia
Situ aja
√
tante
dia
4.26
Lagian
Satu botol
ma nte
hancur
4.32
√
dot
Pembahasan
Tetapi
Berdasarkan
hasil
penelitian
tidak
ditemukan tuturan percakapan keluarga
4.36
Kasi ba
√
Beri dia
4.37
Manga
√
Mengapa
Bapak Arlyus Mendrofa sebagai subjek
tidak
penelitian. Tuturan tersebut terdiri atas
ndak 4.37
Apo
√
Apa
arah campur kode, bentuk campur kode,
4.37
Jarawek tu
√
Jerawat itu
dan penyebab terjadinya campur kode.
4.38
Boi wa,ốzi
√
Kamu
mane da,ố
Menurut Nursaid dan Maksan (2002:112)
tidak boleh
campur kode lebih dilatarbelakangi oleh
berbicara seperti itu
faktor yang subyektif, bahkan ego atau
4.38
Bikin
√
Buat
keakuan
4.38
Ndak
√
Tidak baik
melakukan
bagus
campur
Jika
kode
dalam
komunikan
mencampurkan bahasa pertama (bahasa
4.42
Pake
√
Pakai
4.42
Lotatu
√
Sembarangan
4.42
komunikan.
utama, misalnya bahasa Indonesia) dengan
manố be,e
saja
bahasa kedua (bahasa lain, misalnya
fuki
meletak-
bahasa Minangkabau) berarti campur kode
handuk
kan
yang dilakukan disebut campur kode ke
daố
handuk
Deket-
√
deket
dalam
Dekat-
atau
(inner
code
mixing).
Sebaliknya, jika dalam melakukan campur
dekat
4.42
Di situ
√
Di sana
kode komunikan mencampurkan bahasa
4.43
Amak
√
Ibu
pertama (bahasa utama, misalnya bahasa
4.43
Kek gitu lo
√
Seperti itu
Indonesia) dengan bahasa kedua (bahasa 9
lain, misalnya bahasa Inggris), berarti
dengan dialek Minangkabau) sebanyak 127
campur kode yang dilakukan campur kode
data, sedangkan campur kode ke luar tidak
ke luar atau outer code-mixing.
ditemukan dalam analisis data campur kode
Arah campur kode yang ditemukan
keluarga
Nias
Bapak
Arlyus
dalam penelitian ini adalah arah campur
Mendrofa ini. Kedua, bentuk campur kode
kode ke dalam (bahasa Indonesia dengan
yang ditemukan dalam penelitian ini terdiri
dialek Jakarta, bahasa Indonesia dengan
dari kata sebanyak 115 data dan kalimat
dialek Nias, dan bahasa Indonesia dengan
sebanyak
dialek Minangkabau) sebanyak 127 data,
terjadinya campur kode tuturan percakapan
sedangkan campur kode ke luar tidak
Bapak Arlyus Mendrofa di Kelurahan
ditemukan dalam analisis data campur
Rawang Kecamatan Padang Selatan adalah
kode keluarga Bapak Arlyus Mendrofa ini.
identifikasi
Bentuk campur kode yang ditemukan
keinginan
dalam penelitian ini terdiri dari kata
menafsirkan.
sebanyak 115 data dan kalimat 17 data.
tersebut,
17
data.
Ketiga, penyebab
ragam untuk
dan
menjelaskan
Sejalan
alasan
identifikasi
dengan
penutur
dan uraian
menyisipkan
pengidentifikasian
unsur-unsur bahasa daerah dalam tuturanya
data penyebab terjadinya campur kode
karena terpancing oleh lawan tutur. Di
tuturan
samping
Berdasarkan
percakapan
Mendrofa
di
Kecamatan
Padang
identifikasi
ragam
keinginan
untuk
Bapak
Arlyus
agar
komunikasi
yang
Rawang
terbentuk antara ayah, ibu dan anak lebih
adalah
komunikatif dan santai. Sementara itu,
identifikasi
keluarga Nias Bapak Arlyus Mendrofa
Kelurahan Selatan dan
itu,
menjelaskan
tidak ingin menghilangkan kebiasaannya
dan
dalam menggunakan bahasa Nias dalam
menafsirkan.
kehidupan sehari-hari serta anaknya dapat memahami bahasa Nias tersebut meskipun
Kesimpulan
mereka berada dalam lingkungan orang
Berdasarkan deskripsi data, analisis
Minangkabau.
data dan pembahasan yang diuraikan pada bab
IV
Pertama,
dapat arah
disimpulkan campur
kode
Daftar Pustaka
bahwa.
Andika,
yang
Mira.
2013.
ditemukan dalam penelitian ini adalah arah
“CampurKodedalamAcaraSimpon
campur kode ke dalam (bahasa Indonesia
yMalamdi
dengan dialek Jakarta, bahasa Indonesia
Padang”.
dengan dialek Nias, dan bahasa Indonesia
Bung Hatta. 10
Radio
Arbes
FM
Skripsi.Universitas
Nursaid dan Marjusman Maksan. 2002. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum.
Sosiolinguistik Bahan Ajar UNP.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Padang: UNP.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004.
Mahsun.
Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
2005.
Metode
Penelitian
Bahasa.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
PT. Rineka Cipta.
Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Remaja Rosda Karya.
Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia
Suwito. 1983. Sosiolinguistik Pengantar
Pustaka Utama.
Awal Edisi Ketiga. Surakarta: Henary
Nababan,
P.W.J.
1984.
Sosiolinguistk
Offset.
Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Gramedia.
11