EKSISTENSI MASYARAKAT KELING DI KELURAHAN PASAR GADANG KECAMATAN PADANG SELATAN KOTA PADANG PEIODE 1999-2016 Efrianto1 ,Etmi Hardi2 ,Kharles2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This Skripsi represent social study of economics lifting society Rivet (India) in SubDistrict Of Colossal Market, District Of Field South, Town Field. Study in this research is 1. How existence of society Rivet sub-district of Colossal Market of year 1999-2016 2. How economic activity of society Rivet in Sub-District of Colossal Market of year 1999-2016 3. How Religion society activity Rivet in Mosque of Muhammadan Sub-District of Colossal Market of year 1999-2016. Method which is used in this research is history method, what consist of four phase that is : first phase is heuristik , collecting source material and data by way of collecting relevant assumed data with problems concerning society eksistensi Rivet in Sub-District Of Colossal Market. Phase both of criticism of[is source of divided to become two that is criticism of ekstern criticism and of intern. Criticize ekstren that is testing authenticity of data, while criticism of intern chosen data to be made by history. Third phase of interpretasai where phase interpret existing data. Fourth phase is histiografi is to reconstruct again the overall of event of past pursuant to fact which have been got with real correct and good Ianguage. Result of this research is existence of society Rivet which still can stay in Sub-District of Colossal Market hereditaryly. Although its minority situation in the middle of Town Field. Society Rivet still can live and shack up with peaceful in Town Field. According to its growth history of society Rivet exist in Colossal Market have been there since early century 20 an hitherto still stay and can meet by in Sub-District of Market Keyword: The existence of Keling societies banyak dikunjungi baik untuk berdagang
PENDAHULUAN Sumatera Barat merupakan salah
maupun datang untuk bekerja.
satu provinsi yang kaya akan budaya dan
Berdasarkan alasan tersebut di
suku bangsa (etnis). Salah satunya, yaitu
atas kemudian banyak etnis yang menetap
etnis Keling yang merupakan salah satu
di Padang. Selain etnis asli Minangkabau
kelompok masyarakat di Kota Padang.
juga ada etnis lain seperti etnis India
Padang merupakan kota yang cukup
(Keling), etnis Jawa, etnis Cina dan etnis
penting sejak zaman kolonial, karena
Nias. Etnis tersebut mengelompokan dan
menjadi salah satu pusat perdagangan di
menetap membentuk suatu permukiman
pesisir
yang dikenal sebagai kampung sehingga
pantai
Asnan.2012.47)
barat Peran
Sumatera.(Gusti sebagai
kota
tidak heran di Padang terdapat kampung
perdagangan tersebut menjadikan Padang
India (Keling), kampung Cina, kampung Jawa, dan Kampung Nias.
Ma’ruf
Kedatangan etnis Keling di Kota
salah
satu
pengurus
Padang, karena adanya informasi tentang
Mesjid Muhammdan mengatakan bahwa
berbagai komoditi yang ada di Sumatera
disamping funsinya secara umum sebagai
Barat seperti Kopi, Cengke, Kayu manis,
tempat beridah, juga berfunggsi tempat
Gardamunggu dan hasil rempah-rempah
proses pendidikan agama seperti
lainnya, yang di perdagangkan di pasar
baca Al-Quran bagi anak-anak sekitar,
Gadang.
pelaksanaan
Pasar
ini
merupakan
pasar
wirid
bulanan,
ilmu
ceramah
pertama di daerah Kota Padang. Etnis
agama dan acara-acara sosial keagamaan
Keling merupakan salah satu dari banyak
lainnya. Mesjid ini sekarang lebih ramai
etnis
yang
dengan adanya kegiatan Jamaah Tabligh
membentuk sebuah permukiman yang
yang berpusat di Mesjid Muhammadan.
dikenal dengan kampung Keling, yang
Keberadaan
merupakan tempat tingggal masyarakat
dikawasan heterogen dimana masyarakat
India di Kota Padang.
sekitarnya tidak hanya menganut agama
yang
ada
Menurut
di
Padang,
Khandar
Masyarakat
Keling di Kota Padang merupakan etnis yang
minoritas
dibanding
etnis
mesjid
yang
terletak
islam tetapi juga menganut agama Budha dan Kristen. Mesjib tua ini tetap ramai dikunjunggi dan berdiri kokoh.
Minangkabau dan etnis Cina. Masyarakat
Perkembangan masyarakat Keling
Keling di Kota Padang mampu hidup
di Kota Padang khususnya di Kelurahan
damai
Pasar
di
Padang
tengah-tengah
yang
multi
masyarakat
etnis,
tampa
Gadang,
dinamikanya
menimbulkan perselisihan antar golongan
untuk
yang ada. Sama-sama memiliki hobi dan
permasalahan
kebiasaan
Keling
berdagang.
masyarakat
Keling
Ketertarikan dalam
dunia
perdagangan dilandasi oleh kepercayaan bahwa hanya dengan berdagang mereka dapat menjadi kaya dan meningkatkan taraf hidup. Menurut Muhammad ikshan Berdagang
memungkinkan
mereka
berubah dan menjadi golongan yang dinamis keseharian
dan
dapat
diterima
dalam
komplek
dan
menjadi hal yang menarik
dilihat
di
secara
salah
satunya
Eksistensi Kelurahan
dengan
Masyarakat
Pasa
Gadang,
Kecamatan Padang, Selatan Kota Padang, periode 1999-2016. Adapun pengambilan Topik ini yaitu sebagai kelanjutan
dari penetilian
sebelumnya yang dilakukan oleh Refni Yulia, tentang sejarah masyarakat India di Kota Padang tahun 1946-1999 dalam penelitiannya
mendeskripsikan
proses
kedatangan orang India ke Kota Padang,
kehadiran orang India di Kota Padang
untuk
memberikan
informasi
tentang
sudah mampu berbaur dengan masyarakat
situasi dan kondisi latar penelitian, ia harus
Minangkabau tampa menimbulkan gejolak
mempunyai banyak pengalaman tentang
sosial dalam masyarakat Kota padang
latar penelitian. Oleh karena itu informan
khususnya dan Indonesia umumnya.(Refni
harus benar-benar tahu atau pelaku yang
Yulia.2006.47)
terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Memilih seorang informan
METODE PENELITIAN penelitian
harus dilihat kompetensinya bukan hanya
ini,
penulis
menggunakan metode sejarah. Metode sejarah
adalah
proses
menguji
peninggalan masa lampau. Menurut Louis Gottschalk ada empat tahap penulisan :
Heuristik,
Kritik
Sumber,
Interpretasi, Historiografi.
untuk
menghadirkannya(Lexy
Moleong.2011.7)
dan
menganalisis secara kritis rekaman dan
sejarah
sekedar
Sedangkan adalah
sumber
sumber-sumber
sekunder
yang
dapat
mendukung atau mempertegas sumber primer yakni buku-buku yang terkait dengan
pembahasan.
Sedangkan
data
sekunder (secondary sources) adalah data yang didapat dari studi literatur. Sumber
1. Tahap Heuristik Tahap pertama adalah Heuristik
data sekunder disampaikan bukan oleh
merupakan pengumpulan sumber-sumber
orang yang menyaksikan atau partisipan
sejarah baik sumber primer maupun
suatu peristiwa sejarah Data sekunder
sekunder. Metode sejarah ini di lakukan
merupakan
dalam rangka mengisi kekurangan yang
ditempuh dengan membaca literatur atau
terdapat pada catatan atau sumber tertulis
data-data yang berkaitan langsung dengan
dan sebagai pembanding bagi sumber
materi penelitian
primer. Sumber primer yaitu, data yang di peroleh melalui wawancara mendalam dengan masyarakat keturunan India yang tingal di Kota Padang diantaranya: Bay (Badi), Khandar, Lakya, Mahila, Sati, Amir, Burhan, Almear. Ma’aruf, Ali Khan, Dila, M Idris. untuk itu sasaran atau objek penelitian
disebut
dengan
pengumpulan
data
Mengumpulkan data peneliti juga melakukan
studi
kepustakaan,
yang
dilakukan di perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat, ruang baca prodi Sejarah, Pustaka FIS UNP, Pustaka Daerah Umum Sumatera
Barat,
dan
kantor
Perpustakan Universitas Andalas
informan.
Informan adalah orang yang dimanfaatkan
yang
2. Tahap Kritik Sumber
arsip.
Tahap
kedua
adalah
Kritik
pemahaman terhadap fakta sehingga bisa
data
yang
sudah
menunjukan secara kronologis mengenai
dikumpulkan, kemudian diseleksi sehingga
peristiwa masa lampau yang saling terkait.
diketahui apakah data tersebut dapat
Pada tahap ini imajinasi sangat diperlukan
digunakan atau tidak sebagai informasi,
untuk menggabungkan fakta yang telah
penelitian krisis sumber menempuh dua
disintesiskan
cara yaitu kritik eksternal dan internal.
diinterpretasikan dalam bentuk kata-kata
Kritik eksternal yaitu pengujian otensitas
atau
atau kesulitan data, sedangkan kritik
dipahami(Louis Gottschalk. 1985.39)
Sumber
yaitu
internal bertujuan untuk menguji validasi isi informasi yang terdapat dalam data.
kalimat
Tahap
mengamati sumber tertulis serta berusaha
Historiografi
memahami bahasa pada sumber dan
tujuannya
membandingkan
keseluruhan
satu
sumber
agar
kemudian
mudah
untuk
4. Tahap Historiografi
Kritik sumber dilakukan dengan cara
antara
dan
terakhir atau
adalah
penulisan
merekonstruksikan peristiwa
yang kembali
masa
lampau
tertulis dengan sumber tetulis lainnya.
berdasarkan fakta yang telah didapat
Kedua tingkat pengolahan ini bertujuan
dengan menggunakan bahasa yang baik
untuk menyelaksi
dan benar agar komunikatif dan mudah
bagian-bagian
dan menyingkirkan
data
otentik(Helius
Sjamsudin. 2002.121)
sejarah yang bersifat deskriptif analisi. Sedangkan
3. Tahap Interpretasi data Tahap ketiga adalah Interpretasi yang bertujuan untuk membuat hubungan kausalitas dan merangkaikan fakta sejarah yang
sejenis
dan
kronologis
untuk
memperoleh alur cerita yang sistematis melalui penafsiran fakta yang telah diuji kebenarannya,
agar
kembali. Fakta
dapat
yang telah diperoleh
disusun, dan ditempatkan pada urutanurutan logis yang disebut sintesis. Setelah dilakukan
bagian
kesimpulan,
mengemukakan generalisasi dari yang telah
diuraikan
sebelumnya. jawaban
dalam
Kesimpulan atas
bab-bab merupakan
permasalahan
dirumuskan
yang sebagai
pengantar(Kuntowijoyo.1995.13)
dicerikatan
melalui telaah terhadap sumber kemudian
itu
dipahami pembaca. Hasilnya ialah tulisan
interpretasi,
yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pola Permukiman Masyarakat Keling Secara teoritis, semua manusia dapat di anggap sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-
kelompok sosial halnya tidaklah demikian.
pada awal tahun 2004 masyarakat Keling
Perbedaan atas lapisan merupakan gejala
satu
universal yang merupakan bagian dari
mencari
sistem sosial setiap masyarakat (Soejono
ekonomi. Di tahun 2004 tersebut sebagian
Seokanto.2009.200) Permukiman pendudu
masyarakat Keling pindah kedaerah Purus
mempunyai kaitan erat di tinjau dari segi
dan bungus, sebagaimana salah satu
aktivitas, permukiman yang layak dengan
ungkapan Zulfikar penduduk keling yang
lokasih
pindah ke purus:
yang
tepat
akan
membawa
persatu
kepala
daerah
baru,
keluarga
pindah
karena
alasan
pengembangan
‘’Kami pindah mencari daerah
penduduk disebuah daerah. Penyebaran
baru yang dekat dengan sektor
sebuah
dengan
ekonomi dan pariwisata supaya
penyebaran penduduk dari suatu wilayah.
kami muda berjualan ( berdagang)
Permukiaman yang padat pada suatu kota
tampa mengeluarkan biaya yang
menyebatkan
lebih dan keadaan Pasar Gadang
pengaruh
positif
bagi
permukiman
identik
tingginya
kepadatan
penduduk didaerah tersebut.
tidak seperti dulu lagi yang
Setiap manusia pasti mengalami
menjadi sentra ekonomi, makanya
perubahan, begitu juga dengan masyarakat
kami pindah mencari daerah baru
Keling,
yang lebih produktif.”
adapaun
perubahan-perubahan
yang berpengaruh baik itu gaya hidup, tempat tinggal atau permukiman dan lainlain. Masyarakat Keling yang tinggal di Pasar Gadang, pada umumnya tinggal pada
Permukiman masyarakat Keling setelah Gempa 2009
kalau dilihat
Gempa yang terjadi pada tanggal
sekarang kondisinya sekarang ada di
30 September 2009 di Kota Padang telah
antara bangunan-bangunan tua tersebut,
membawa
tak layak menjadi tempat tinggal, tetapi
kepada diri masyarakat itu sendiri, juga
masyarakat Keling masih bertahan dari
yang membuat masyarakat Keling trauma
dahulu sampai sekarang di bangunan-
akan adanya gempa susulan. Akibat gempa
bangunan tua tersebut.
2009
bangunan-bangunan
tua,
ketakutan dan kekawatiran
telah
banyak
menghancurkan
Menurut sejarah perkembangan
permukiman masyarakat Keling di Pasar
permukiman masyarakat Keling yang ada
Gadang, selain itu juga menghancurkan
dikelurahan Pasar Gadang. Pada tahun
menara Mesjid Muhammadan. Masyarakat
1999-2003
Keling menjadi gelisah akan kejadian
pola
permukiman
hanya
tersebar disepanjang Pasar Batipuh tetapi
bencana alam tersebut.
Dengan
kejadian
tersebut
sebagian kecil masyarakat Keling pindah
yaitu suku bangsa India, Minangkabau, Cina, Jawa, dan Nias.
mencari daerah baru, yang aman untuk
Suasana kehidupan di daerah
ditempati sebagai tempat tinggal atau
kampung Keling ini selalu ramai, sebab
menetap. Daerah Kampung keling saat ini
tempat permukiman ini sangat padat
berbeda jauh dengan masa penjajahn
penduduknya yang mana jarak antara
Belanda
pusat
rumah yang satu dengan yang lain saling
ekonomi, tetapi sekarang hanya tempat
menyatu. Letak rumah mereka saling
pergudangan,
berhadapan, suasana antar multi etnis
yang
menjadi
umumnya
sentra
pergudangan
rempah-rempah.
dapat terlihat ketika sore hari. Pada saat itu, masyarakat yang tingal di kampung
B. Keberadaan Masyarakat Keling Di
Keling selalu berkumpul atau mungkin
Tengah Kota Padang
hanya
untuk
sekedar
berbicara
atau
bercanda didepan rumah di sekitar tempat Kampung Keling menjadi salah satu
kampung
tidak
jarang
ditemui
masyarakat Keling berbicara dan bercanda
sejarah
tawa dengan masyarakat keturunan Cina (
didalamnya juga bagunan sejarah sebagai
Tionghoa), begitu juga suku bangsa yang
bukti keberadaan masyarakat Keling di
lain yang bermukim di daerah kampung
Kota Padang. Kampung Keling merupakan
Keling.
permukiman yang penduduknya mayoritas
suku bangsa di antara satu sama lain yang
Keturunan India di Kota Padang tepatnya
tingal di daerah tersebut, mereka dapat
dijalan Pasar Batipuh, Kelurahan Pasar
saling
Gadang. masyarakat Padang mengenal
kelebihan mereka masing-masing dalam
keturunan India dengan istilah masyarakat
berinteraksi.
banyak
menarik
mereka,
dan
menyimpan
yang
tingal
ragam
Keling. Menurut Bay Dinamakan Keling karena
didaerah
penduduknya
ini
yang
dikenal keling
dengan (Hitam).
Walaupun berbeda budaya dan
menerima
kekurangan
dan
Berbicara tentang budaya tak lepas dari proses komunikasi. Sebagai makluk
sosial
manusia
membutukan
Menurut Merlinda Santi Seiring dengan
komunikasi, segala budaya dan kegiatan di
berjalannya waktu hingga saat ini daerah
kampung Keling pasti lah ada proses
sekitar kampung Keling telah di huni
komunikasi. Baik itu komunikasi lansung
dengan beragam suku bangga. Suku
atau tidak lansung, apalagi dalam hal ini
bangsa yang ada di sekitar kampung keling
masyarakat.(Soekanto Soerjono.1983.153) Masyarakat
Keling
tidak
hidup
di
lingkungan aslinya, tentu tidak muda
tetapi mereka asyik untuk di ajak cerita-
untuk memahami antara budaya yang
cerita atau berkomunikasi.
mengharuskan belajar dan memahami
Dari
sejarah
budaya baru. Tentu tidak mudah jika
kehidupan
sebuah lingkungan yang baru berbeda jauh
bertempat tinggal, terlihat bahwa manusia
budayanya
selalu
dengan
lingkungan
sebelumnya.
bermukim
perkembangan
mencari
manusia
dan
kemudahan-kemudahan
dalam rangka kelansungan hidup mereka
Proses
komunikasi
menuntun
pada tiap-tiap tahapan pada kehidupan
individu bertemu dan bertukar pikiran
bermukim dan bertempat tinggal tersebut.
dengan orang lain. Masyarakat keling
Hal tersebut juga terlihat dari masa Keling
merupakan satu contoh yang hidup dan
pada saat ini, walaupun tidak banyak tetapi
menetap di lingkungan dan bersosialisasi
masyarakat keling sudah ada yang pindah
dengan beragam kebudayaan. Perbedaaan
dari kampung Keling kedaerah-daerah
yang dipahami individu dengan budaya
ekonomi baru di Kota Padang, seperti
lain
sulit
pindah ke daerah kecamatan Koto Tangah,
menyesuikan diri. Begitu pun dengan
Purus, Bungus dan lain-lainnya namun
masyarakat
secara mayoritas hanya dapat dijumpai di
menyebabkan
Keling
individu
dan
bagaimana
fenomena yang mereka alami ketika hidup
Pasar Gadang.
di lingkungan dengan kebudayaan yang
C. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Keling
jauh berbedah serta dapatkah mereka
Di Kelurahan Pasar Gadang Tahun
mempertahan identitas etnisnya. Adaptasi
1999-2016
yang dilakukan oleh masyarakat keling menimbulkan hubungan sosial di tengah masyarakat, hubungan sosial tersebut di antaranya
adanya
hubungan
dibidang
keagamaan akibat adanya faktor kesamaan dari agama yang mereka yakini. Pernyataan salah satu masyarakat Keling Lakya menjelaskan bahwa mereka lebih
mampu
beradaptasi
dengan
penduduk Kota Padang, dibandingkan warga keturunan Cina. Dalam pandangan warga Kota Padang (Jordi), walaupun masyarakat Keling berwarna kulit hitam
Menurut
Pendapat
Khayanus
Mata pencarian atau pekerjaan hal yang sangat penting atau sangat vital bagi kehidupan
manusia
saat
ini,
karena
manusia tampa pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi hidupnya. Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian juga halnya penduduk dikampung Keling mata pencariannya terdiri dari Pedagang, Wiraswasta, PNS
dan lain-lain. Penduduk kampung Keling
tidak akan menghasilkan hasil yang cukup,
mayoritas
pedagang,
karena presepsi mereka hanya dengan
dikatakan pedagang karena bila memasuki
bekerja sebagai pedagang lah mereka bisa
daerah
bekerja
sebagai
kampung
lansung
Keling
menemukan
maka
akan
kaya dan membantu orang lain serta
pedagang
yang
membeli apa yang mereka inginkan
sedang berdagang di sekitar area pingiran jalan Pasar Batipuh. Menurut
Kebanyakan dari pedagang keling ini sangat memahami akan selera pasar,
Pendapat
Ali
Khan
terutama dalam perdagangan rempah-
Masyarakat Keling yang tinggal di Kota
rempah
Padang atau tepat didaerah Pasar Gadang,
perdagangan rempah-rempah dan rumah
lebih sedikit dari masyarakat Cina yang
makan ini sangatlah berpengaruh besar
ada di Kota Padang, walaupun masyarakat
terhadap
Keling lebih sedikit dari masyarakat Cina,
Padang.(Diah Nurhayati.2008.58) Usaha
tetapi masyarakat Keling dapat bersaing
ini juga mampu memperkecil jurang
dari segi ekonomi dengan masyarakat Cina
pemisah yang terbentuk antara pedagang
dan pribumi karena masyarakat Keling
orang Cina. dengan Pedagang Keling (
memiliki etos kerja yang tinggi dan jiwa
India). Menurut Pendapat Bay Hal ini
dagang
sangat
dikarenakan usaha ini membutukan suatu
baikKebanyakan yang berdagang di Pasar
jalinan kerja sama dan hubungan timbal
Gadang sekarang adalah orang Keling,
balik antar konsumen dan pedagang
walaupun memiliki profesi berdagang
keling. Peluang besar yang di mamfaatkan
yang sama dengan orang Cina dan Pribumi
pedagang
asli, tetapi mereka memiliki kelompok dan
pengelolahan
basis-basisnya tersendiri kalau pedagang
rempah, hal ini dikareanakan kabanyakan
Cina lebih dominan di Kelurahan Batang
pedagang Cina tidak mengerti kualitas dan
Arau sedangkan Pedagang Keling lebih
fungsi
dominan
di
Pasar
Sedangkan masyarakat Keling mengetahui
Gadang
walaupun
berdekatan
dari nenek moyang mereka dan kemudian
masyarakat
daerah
Keling
Kelurahan saling
jaraknya. Ada beberapa yang membuat masyarakat Keling menjadi pedagang. Menurut mereka kalau hanya dengan bekerja sebagai buruh,petani atau nelayan
dan
rumah
eksistensi
Keling
makan.
mereka
ini
dalam
di
adalah bidang
rempah-rempah
Usaha
Kota
dalam rempah-
tersebut.
menerapkan nya di Kota Padang. Usaha itu ternyata
berhasil
dan
mendapatkan
keuntungan besar dengan peluang pasar yang lebih besar.
Menurut
Pendapat
Almaer
KESIMPULAN
Sampai saat ini jalan Pasar Batipuh atau Kampung Keling tetap menjadi basis pertumbuhan masyarakat
dan
perkembangan
Keling
yang
umumnya
berdagang di Kota Padang. Selain itu mereka
menjadikan
Kampung
Keling
sebagai sentra ekonomi baru Kota Padang terutama dalam bidang rempah-rempah, aktivitas sangat
perdagangan ramai
dan
rempah-rempah
berlansung
setiap
harinya. Pasar Gadang tidak hanya di kunjungi masyarakat sekitar Kota Padang saja,
tetapi
kabupaten
juga di
dari
daerah-daerah
Sumatera
Barat
yang
mengirim rempah-rempah dari dari daerahdaerah Sumatera Barat untuk dikumpulkan di Pasar Gadang, sebelum di ekspor keluar negeri.
pembahasan hasil penelitian sebagaimana yang telah di kemukakan pada bab sebelumya, dapat disimpulkan sebagai berikut: Keberadaan didaerah
masyarakat
Pasar
Gadang
Keling menjadi
kemajemukan kebudaayan tersendiri bagi Kota Padang. Hal ini terlihat dengan diadakan tradisi-tradisi antar suku bangsa seperti serak Gulo didaerah Kota Padang Khususnya
Pasar
Gadang.
Umunya
masyarakat Keling bekerja di sektor perdagangan,
namun
seiring
berjalan
waktu yaitu Pada masa Reformasi (19982016), mata pencarian masyarakat Keling Sudah berkembang dari segala bidang bukan hanya didominasi oleh perdagangan
Daerah Pasar Gadang sekarang, kalau dilihat hanya akan menemukan truk atau
Berdasarkan hasil penelitian dan
kontainer
pembongkahan
yang
bahkan sebagai pegawai-pegawai kantoran sudah di duduki oleh masyarakat Keling.
melakukan
barang-barang,
kareana
Masyarakat keling yang tinggal di Pasar Gadang umumnya beragama Islam
Pasar Gadang sekarang hanya dijadikan
dengan
sebagai
Muhammadan,
penyimpanan/
grosir
barang-
di
tandai
adanya
keberaaannya
Mesjid diterima
barang yang datang dari luar Padang
dengan baik karena memiliki keyakinan
maupun barang-barang yang datang daerah
yang sama walaupun berbeda adat istiadat
Sumatera barat itu sendiri
mereka.
atau dengan
Berbeda
halnya
dengan
kata lain tempat transit barang-barang
masyarakat keturunan Cina yang cendrung
sebelum sampai kepada konsumen
tertutup pada masyarakat Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Gusti Asnan. Dunia Maritim di Pantai Barat Sumatera (Yogyakarta: Ombak,2012) Helius
Sjamsuddin. Metodologi Sejarah (Yogyakarta, Ombak,2012)
Kuntowijowo. Pengantar Ilmu (Yogyakarta, Yayasan Budaya 1995)
Sejarah Benteng
Luis
Sejarah
Gottshalk,1975. Mengerti (Jakarta: Univesitas Press)
Lexy Meleong, 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, PT, Raja Rosada Karya. Nasikun,2002. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta Raja Grafindo Persada Rusli Amran, padang Tempo dulu,(jakarta PT Sumber Widya ,1986)
Sartono
riwayat Mutiara
Kartodirjo, Sejarah Nasional Indonesia Jilib II (Jakarta:Depdikbud, 1976)
Arif Kunianto.Kehidupan Etnis Tionghoa multi etnis di Kota Padang 19672000 dalam Skripsi (Padang:Universitas Andalas.2009 Diah Nurhayati Pedagang Keling di Kota Padang( 1873-1905) dalam skripsi (Padang.Universitas
Negeri
Padang. 2008.) Refni Yulia.Sejarah Kedatangan India di Kota Padang 1946-1999 dalam skripsi Unand.2006)
(Padang:FISB