CAMERA PERSON PROGRAM SEPUTAR INDONESIA DIVISI NEWS GATHERING (PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA) LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI Untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kerja Profesi Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam
Oleh : Irsa Richa Rachmawati NIM. 10148109
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI
CAMERA PERSON PROGRAM SEPUTAR INDONESIA DIVISI NEWS GATHERING (PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA) Oleh : Irsa Richa Rachmawati NIM. 10148109 Telah disetujui sebagai Laporan Kerja Profesi Surakarta, 6 Mei 2014 Menyetujui, Dosen Pembimbing Kerja P rofesi
Citra Dewi Utami, S.Sn., M.A NIP. 198109072006042002
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah, berkah, dan karunia sehingga didapatkan kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan Kerja Profesi dan menyelesaikan laporan Kerja Profesi. Kesempatan selama satu bulan yang diberikan, kesempatan untuk terjun bekerja secara langsung di dunia pertelevisian merupakan waktu yang sangat singkat untuk dapat mengetahui secara menyeluruh mengenal seluk beluk dunia pertelevisian salah satunya News secara menyeluruh. Kesempatan yang diberikan ketika Kuliah Kerja Profesi dilaksanakan di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News Gathering Departement) yang terletak di Plaza MNC kav. 17-19 Kebon Sirih, Jakarta Pusat Proses perkuliahan kerja profesi takkan berjalan lancar dan sesuai rencana bila tanpa bantuan serta dukungan dari pada semua elemen yang telah membantu selama menjalani proses kuliah kerja profesi. Maka dari itu di sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu, antara lain sebagai berikut : 1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moriil maupun materiil di dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi. 2. Citra Dewi Utami, M.A, selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Profesi yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam proses pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi. 3. N.R.A Candra, M.Sn., selaku Ketua Program Studi Televisi & Film Institut Seni Indonesia Surakarta. 4. Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn., selaku Pembimbing Akademik
iii
5. Pihak PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia yang telah memberikan kesempatan dalam melaksanakan Kuliah Kerja Profesi. 6. Ritha Nakula, selaku Department Head PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. 7. Andi Rubianti Majid, selaku Section Head Koordinator Camera (News Gathering) PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia 8. Rijayanto Witjaksono, selaku Section Head Koordinator Daerah (News Gathering) 9. Retno Hadi, selaku secretariat (News Gathering )PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia 10. Pihak Koordinator Camera dan Crew Camera Person News Gathering Departement PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia yang banyak memberikan masukan – masukan dan evaluasi 11. Teman-teman Program Studi Televisi dan Film 2010 atas dukungan Akhir kata dengan besar hati diterima saran serta kritik dari berbagai pihak agar dapat laporan ini lebih bermanfaat lagi bagi kita semua. Atas partisipasi dan apresiasinya terhadap laporan ini, diucapkan banyak terima kasih. Surakarta, Juni 2014 Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii Kata Pengantar ...................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................... v Daftar Gambar....................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
..
A. Latar Belakang Pelaksanaan ................................................................ 1 B. Tujuan Pelaksanaan .............................................................................. 2 C. Manfaat Pelaksanaan ............................................................................ 3 D. Waktu Pelaksanaan .............................................................................. 5 E. Lokasi Pelaksanaan............................................................................... 5 BAB II MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI A. Materi Kuliah Kerja Profesi ................................................................. 6 1. Materi Umum ................................................................................. 6 2. Materi Khusus ................................................................................ 9 B. Metode Kuliah Kerja Profesi ................................................................ 12 1. Pengumpulan Data Primer .............................................................. 13 2. Pengumpulan Data Sekunder ......................................................... 15 BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI A. Tinjauan Umum Perusahaan................................................................. 17 B. Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi ........................................................ 37 C. Deskripsi Program Produksi Kuliah Kerja Profesi ............................... 40 D. Deskripsi Kegiatan Sebagai Camera Person ....................................... 41 E. Evaluasi Kegiatan ................................................................................. 74
v
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 75 B. Saran ..................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Logo RCTI .......................................................................................... 20 Gambar 2. Struktur Organisasi RCTI ................................................................... 25 Gambar 3. Wajah Seputar Indonesia Pertama ...................................................... 28 Gambar 4. Wajah Seputar Indonesia Setelah berubah .......................................... 29 Gambar 5. Logo Seputar Indonesia....................................................................... 30 Gambar 6. Struktur Organisasi News Division ..................................................... 32 Gambar 7. Logo Seputar Indonesia....................................................................... 40 Gambar 8. ID Card ................................................................................................ 41 Gambar 9. Kamera Panasonic AG HPX 250 P2 HD ............................................ 42 Gambar 10. Vinten Pro 6DC Tripod ..................................................................... 42 Gambar 11. Liputan Feature Taman Lembang ..................................................... 43 Gambar 12. Komisi Pemilihan Umum .................................................................. 43 Gambar 13. Liputan In Door Mahalnya Kampanye ............................................. 45 Gambar 14. ID Card Pers ...................................................................................... 47 Gambar 15. Peralatan Dala OB-Van ..................................................................... 50 Gambar 16. Liputan Banjir K. Pulo ...................................................................... 51 Gambar 17. Suasana Live K. Pulo......................................................................... 52 Gambar 18. Liputan BMKG ................................................................................. 52 Gambar 19. Liputan di KPK ................................................................................. 56 Gambar 20. Pembuatan Feature Sungai Ciliwung ................................................ 57 Gambar 21. Liputan Kasus SKK Migas................................................................ 58 Gambar 22. Liputan Wawancara Tanggapan Masyarakat .................................... 58
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke – 17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989 pemerintah memberikan izin operasi pada kelompok usaha bimatera untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia. Sejak saat itu mulai bermunculan stasiun televisi swasta yang lainnya. Munculnya berbagai stasiun televisi di Indonesia sampai merambah di berbagai daerah lokal yang membangun televisi, ini membuka peluang lembaga pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia yang dapat diperoleh dengan banyak hal. Pendidikan dapat diperoleh dari pembelajaran dan pengalaman. Melalui proses tahapan belajar mengajar merupakan bekal yang nantinya akan dimanfaatkan dalam persaingan dunia kerja. Institu Seni Indonesia Surakarta membuka Prodi Televisi dan Film pada tahun 2003 hingga sekarang. Prodi Televisidan Film adalah prodi yang banyak mengajarkan secara luas dunia pertelevisian dan perfilman namun lebih memfokuskan pada dunia pertelevisian. Ilmu – ilmu yang telah didapatkan
2
mahasiswa tidak hanya diterapkan di kampus namun mahasiswa diharuskan mampu mengapikasikan ilmunya di luar kampus,
(Kerja Profesi) agar
ilmunya benar – benar teraplikasikan dengan baik dan mendapatkan ilmu dari pihak institusi yang dipilih.
Dalam kesempatan kali ini mahasiswa berhak memilih salah satu stasiun televisi yang terbaik. Dari berbagai banyak stasiun televise mahasiswa memilih RCTI (PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia) karena RCTI adalah salah satu televisi nomer satu di Indonesia dan memiliki kualitas program – programnya yang mendidik. Agar lebih efisien dalam bekerja mahasiswa mendapatkan kesempatan dalam program News Gathering Departement, divisi camera person. Dalam kurun waktu satu bulan mahasiswa banyak mendapatkan ilmu yang diterima danpengalaman yang didapatkan
Berdasarkan uraian di atas, mahasiswa Prodi Televisi dan Film, Jurusan
S-1 Seni Media Rekam ISI Surakarta berkewajiban mengamati
sekaligus mengalami secara langsung penerapan kompetensi yang telah dikembangkan selama kuliah melalui praktik belajar-bekerja atau magang di dunia kerja yang sesungguhnya. Belajar – bekerja atau magang ini dapat diwujudkan melalui pelaksanaan kuliah Kerja Profesi (KP) sesuai dengan waktu yang harus ditempuh oleh mahasiswa yang sesuai kriteria standar kelulusan.
B. Tujuan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Profesi Pelaksanaan kuliah Kerja Profesi Prodi Televisi dan Film, Jurusan S-1 Seni Media Rekam ISI Surakarta ini bertujuan untuk:
3
1) Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai visi, misi, dan tujuan ISI Surakarta. 2) Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk praktek / magang kerja dalam usaha untuk meningkatkan kompetensi dan membuka wawasanberpikirnya. 3) Mahasiswa dapat mempraktekan ilmu yang di dapat di bangku kuliah selama 3 tahun. 4) Mahasiswa mengalami suasana kerja secara langsung di dunia kerja. 5) Mahasiswa dapat mengetahui penerapan ilmu di stasiun televisi (RCTI). 6) Mahasiswa mengetahui system manajemen News RCTI dan system kerja bidang profesinya secara nyata. 7) Mahasiswa dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan dunia kerja di luar kampus. 8) Mahasiswa dapat membandingkan cara bekerja (praktek) yang didapat di bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan atau duniakerja (RCTI). 9) Mahasiswa
belajar
mengembangkan
kemampuan
bekerjasamaI
nterpersonal skill(human relation). 10) Mengadaptasikan mahasiswa dengan perkembangan pertelevisian saat ini khususnya pada bidang jurnalis (news). C. Manfaat Penyelenggaraan Kerja Profesi Manfaat Kuliah Kerja Profesi baik bagi mahasiswa Prodi Televisi dan Film, Jurusan S-1 Seni Media Rekam ISI Surakarta, lembaga pendidikan (Prodi Televisi dan Film, Jurusan Seni Media Rekam, ISI Surakarta), maupun dunia industri.
4
1. Bagi Mahasiswa a) .Terbentuknya sikap mahasiswa yang mandiri dan dapat beradaptasi pada lingkungan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang telah ditempatkan. b) Sebagai peralihan dari suasana akademik kedunia kerja yang sesungguhnya, sehingga pengalaman tersebut bias dipakai untuk mempersiapkan diri dari segi mental dan kompetensi menghadapi kebutuhan industri pertelevisian. c) Mendapat banyak pengetahuan dalam bidang jurnalis televisi d) Mengerti suasana lingkup kerja yang berbeda dengan suasana lingkup kampus. e) Menjalin hubungan kerja yang erat dan baik dengan pihak stasiun televisi (News RCTI) f) Dapat menjalin relasisecara professional dengan pihak News RCTI 2. Bagi Lembaga Pendidikan a) Dapat menjalin kerjasama mutualistis dengan pihak industri atau perusahaan. b) Dapat mewakili eksistensi Prodi Televisi dan Film, Jurusan S-1 Seni Media Rekam, ISI Surakarta. c) Dapat
memperoleh informasi
dari industri/perusahaan tentang
kompetensi dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan. d) Merupakan salah satu cara evaluasi pencapaian kompetensi lulusan. 3. Bagi Masyarakat a) Sebagai sarana kegiatan pengabdian pada masyarakat dan negara di bidang pendidikan dan khususnya bidang pertelevisian.
5
b) Memperoleh calon tenaga profesional dan terdidik yang diperlukan di bidangnya khususnya jurnalis. D. Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi Kuliah Kerja Profesi diambil pada semester V (tujuh). Kerja Profesi dilaksanakan selama satu bulan sejak tanggal 22 Januari sampai dengan 22 Februari 2014. Adapun jadwal Kerja Profesi disesuaikan dengan pihak PT. Rajawali Citra Indonesia (News) yaitu hari Senin sampai Sabtu sebagai hari efektif kerja dimulai jam 07:00 WIB sampai dengan 16.30 WIB. Jadwal tersebut masih dapat berubah, karena menyesuaikan dengan jadwal liputan di lapangan. E. Lokasi Penyelenggaraan Kerja Profesi 1) Nama Institusi
: PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
2) Unit/Divisi
: (News Gathering Departement)
3) Bidang
: Camera Person
4) Alamat
: Plaza MNC kav. 17-19 KebonSirih, Jakarta Pusat
5) Telepon
: 021 – 5303540 / 5303550
6) Fax.
: 021 – 5320906
7) Alamat email redaksi : Seputar Indonesia :
[email protected]
6
BAB II
MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI
A. Materi Kuliah Kerja Profesi 1. Materi Umum
Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh RCTI. Dengan konsep yang lebih tegas dan menarik, membuat program ini banyak diminati oleh seluruh pemirsa RCTI di Indonesia. Televisi, merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang ditemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. Ia menemukan alat yang disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe.1 Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris. Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki pesawat televisi, jurnalistik televisi menjadi sebuah bentuk jurnalistik yang akrab di masyarakat, bahkan bagi mereka yang tidak bisa baca tulis sekalipun.
Berita televisi adalah media yang kompleks. Tidak seperti radio atau media cetak, pemirsa harus bergulat dengan gambar yang bergerak dengan cepat dan suara sebagai tambahan bagi informasi faktual yang disampaikan melalui voiceover reporter dan beragam sync. Karena itu
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Seputar_Indonesia
7
penting bagi jurnalis televisi untuk menghindari pembebanan yang lebih berat melalui bahasa yang rumit atau voiceover yang terlalu banyak.
Gambar dan kata-kata merupakan hal penting dalam jurnalisme televisi. Kamera menjadi mata pemirsa dalam melihat kejadian. Televisi merupakan media massa paling hebat dibanding semua pendahulunya. Televisi tidak mengenal batas. Televisi adalah fenomena yang muncul dari fenomena gelombang kemajuan abad ke-20, di dalam penyempurnaan teknologi. Televisi melipat gandakan efek media dalam menjalankan tugas, memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan bimbingan.
Keberhasilan redaksi pemberitaan berita sebuah stasiun televisi banyak bergantung kepada tim liputan beritanya. Sebab stasiun televisi tidak hanya menunggu berita yang datang tetapi harus mengejar berita, dan karenanya dibutuhkan seorang reporter. Tetapi selain berita stasiun televisi membutuhkan gambar, dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera person). Sebab keunggulan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah bahwa khalayak bisa melihat peristiwa yang terjadi, karena berita yang dibacakan didampingi adanya gambar. Bagi televisi gambar adalah segalanya, dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang bisa menunjang berita yang akan ditulisnya. Terlebih bila stasiun televisi lain justru memiliki gambar tersebut.
Kredibilitas stasiun televisi akan turun drastis bahkan hanya dalam satu malam, bila tim liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu
8
peristiwa penting. Terlebih bila kegagalan itu terjadi karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan juru kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan. Misalnya si reporter sudah siap berangkat namun juru kamera belum ada, atau sebaliknya.
Keberhasilan
bagian
pemberitaan
stasiun
televisi
banyak
bergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka. Namun kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun acara juga tak kalah penting. Struktur organisasi bagian pemberitaan televisi biasanya terdiri dari sejumlash jabatan, seperti direktur pemberitaan (news director), eksekutif produser, produser, koordinator liputan, reporter, juru kamera, driver, dan lain lain.
Namun efektifitas peliputan berita redaksi pemberitaan sebuah stasiun televisi sebagian besar bergantung kepada mereka yang bekerja di lapangan tim liputan-yang terdiri dari para reporter dan juru kamera. Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim liputan berita. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera dalam sebuah tim liputan akan menentukan kualitas berita yang dihasilkan atau disampaikan kepada khalayak. Reporter dan juru kamera harus bekerja sama sebagai satu tim kerja.
Pada saat bisnis pertelevisian belum berkembang, orientasi mahasiswa lebih mengarah kepada media cetak. Zaman bergulir, sejak
9
industri televisi berkembang orientasi mahasiswa pun berubah, tidak hanya melirik peluang kerja di media cetak tapi juga televisi. Jika sebelumnya mereka berbondong-bondong ingin terjun ke wilayah media cetak, kini mereka sudah melirik ke media elektronik, yakni radio dan televisi. a) Jenis-jenis Berita Televisi, menurut Onong U. Effendy: 1. Warta Berita (Straight Newscast) 2. Pandangan Mata (On The Spot Telecast) 3. Wawancara Udara (Interview On the Air) 4. Komentar (commentary). b) Jenis-jenis berita televisi Menurut, JB Wahyudi: 1. Berita Terkini a) Berita langsung (straight news) untuk berita kuat (hard/spot/soft/news). b) Berita mendalam (indepth news) 2. Berita Berkala a) Laporan eksploratif b) Laporan khas (feature) c) Berita analisis d) Human interest e) Majalah udara (gabungan beberapa jenis dan bentuk berita). 2. Materi Khusus Juru kamera (camera person) bertanggung jawab untuk semua aspek teknis pemotretan dan merekam gambar. Seorang juru kamera harus
9
memastikan bahwa tidak ada kesalahan saat mengambil gambar. Juru kamera harus memastikan bahwa ia mengambil gambar tajam, cara pengambilan komposisi gambar yang tepat dan tepat, pengaturan level atau tingkat suara yang sesuai, gambar warna yang sesuai dengan warna aslinya dan ia harus mendapatkan hasil gambar yang terbaik. Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi ia juga harus memahami gambaran apa saja yang diperlukan untuk sebuah berita televisi. Seorang juru kamera kemampuan terbatas baru untuk mengoperasikan kamera saja belum dapat dikategorikan sebagai juru kamera berita televisi. Siapapun dapat menggunakan kamera, namun tidak semua orang bisa menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari dasar teorinya. Jadi apa dasar teoritis perlu mengenal seseorang sebelum menyatakan siap menjadi juru kamera Profesionalisme seorang juru kamera televisi dalam mengambil gambar saat foto karyanya dinilai diperiksa sebelum mengedit ruang editing. pengetahuan dasar teknik editing gambar mutlak harus diketahui oleh juru kamera. Memahami teknik editing sangat penting bagi juru kamera sebagai dasar baginya untuk mengambil gambar. Banyak wartawan berpendapat, seseorang harus belajar untuk mengedit gambar pertama sebelum terjun dan bekerja sebagai juru kamera. Jika editor yang diberikan banyak mengeluh tentang juru kamera gambar kamera maka besar kemungkinan tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip mengambil gambar yang baik dan benar.
10
Di ruang mengedit gambar yang diambil kamera terlihat lagi, dipilih dan kemudian digabungkan oleh editor gambar ke dalam struktur saling terkait, logis, dan masuk akal. Hasil editing harus dapat menjelaskan berita yang disampaikan secara visual sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. Juru kamera harus menyediakan gambar yang dibutuhkan oleh image editor. Apa yang dibutuhkan adalah bukan hanya sebuah editor gambar utama tetapi juga gambar dukungan, juru kamera yang mengambil gambar begitu banyak tanpa menunjukkan hubungan yang jelas antara berbagai gambar, maka dia benar-benar hanya akan memberikan masalah dengan gambar editor. Pada dasarnya, teknik untuk setiap jenis pertanggungan adalah sama, baik dalam mengambil gambar untuk sebuah berita singkat, liputan khusus, atau membuat film dokumenter. Dalam cakupan olahraga, misalnya pada pertandingan sepak bola, juru kamera akan digunakan lebih penembakan teknik yang merupakan kombinasi dari tembakan lebar, pemotretan wide angle, dan pengambilan gambar close-up. Metode lain komposisi yang disebut Golden Mean. Metode ini dideklarasikan saat televisi layar dibagi menjadi tiga bagian, baik secara horisontal dan vertikal, maka empat poin dari pertemuan garis horizontal dan vertikal yang empat poin yang akan menjadi pusat perhatian penintit
11
paling kuat. Sebagai aturan umum, komposisi gambar harus dalam posisi stabil ketika merekam gambar dalam penyelesaian.2 Adapun yang harus diperhatikan secara mendasar bagi seorang kamerawan berita dalam mempersiapkan fisik dan peralatan adalah sebagai berikut : 1. Batterey kamera disesuaikan dengan kebutuhan dan persediaan yang ada dan juga disesuaikan dengan dengan lokasi liputan 2. Lighting atau lampu penerangan untuk menerangi obyek 3. Tripot kamera dan kelengkapannya 4. Michrophone dan kabel michrophone atau clip on
Adapun secara mendasar untuk test peralatan langkah sebagai berikut :
1. Switch on kamera setelah batterey dimasukkan dan disini kita juga bisa melihat power batterey yang tersedia dengan melihat indicator batterey di kamera 2. Perhatikan Time code pada posisi 00:00:00:00 3. Cek input audio dari michrophone kamera dengan disesuaikan saat justment switch audio mic, kamera, maupun automatic 4. Record colour bar minimal 10 detik dan 5 detik blank tanpa atau dengan audio yang baik. 5. Cek hasil recording
2
Andi Fachrudin. Dasar – Dasar Produksi Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal 48.
12
B. Metode Kuliah Kerja Profesi
Untuk melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan maka dilakukan pendekatan sosial kepada objek. Pendekatan sosial ini meliputi pengenalan maksud dan tujuan mata kuliah Kerja Profesi ini. Pendekatan yang dilakukan dengan cara pengumpulan data primer meliputi Interview, Observasi langsung ke tempat obyek kegiataan dan mencari informasi ke instansi yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan Kerja Profesi dan Partisipasi dengan beberapa kegiatan yang tersusun sesuai dengan jadwal kerja. Selain dengan pengumpulan data primer, pendekatan juga dilakukan dengan pengumpulan data sekunder, yaitu dengan cara analisa dokumen rekaman dan studi pustaka. Berikut penjelasan mengenai pendekatan atau metode dalam melaksanakan kegiatan Kerja Profesi :
1. Pengumpulan Data Primer a. Observasi Sebelum melaksanakan kegiatan Kerja Profesi, dari awal memilih dan melihat mana stasiun yang bagus dengan program – program yang menginspirasi dan layak sebagai tempat kuliah kerja profesi. Disini Pemilihan Tempat kuliah kerja profesi dari banyak stasiun televisi nasioanal yang berada di Indonesia terpilihlah PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Karena mahasiswa Institut Seni Indonesia tidak banyak yang Kuliah kerja Profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Langkah awal yang dilakukan yaitu berkoordinasi dengan pihak PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia dan pengajuan
13
proposal dan berkas – berkas persyaratan. Pengajuan proposal Kerja Profesi ditanggapi dengan terbuka oleh pihak PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News RCTI), sehingga dapat segera melakukan persiapan lebih lanjut perihal materi dan persiapan keberangkatan. Observasi selanjutnya dilakukan pada tanggal 20 Januari 2014 dengan mendatangi langsung ke PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News RCTI). Bersama dengan koordinasi daerah dan teman kerja profesi yang lainnya diajak untuk mengelilingi serta memperkenalkan kepada para staff sekaligus divisi-divisi yang bersangkutan dan diberi pengarahan tentang prosedur pelaksanaan Kerja Profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News RCTI). Setelah resmi menjadi peserta Kerja Profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News RCTI)., observasi dilakukan terlebih dahulu melalui pengamatan terhadap cara kerja produksi berita salah satunya camera person, hari pertama langsung mengikuti liputan karena pembimbing yang terpilih sedang tidak masuk. Pada hari pertama yang seharusnya mendapatkan materi, tetapi langsung keluar liputan. Namun pada hari kedua langsung diberikan materi – materi pembuatan berita dan mempraktekkan menggunakan kamera. b. Wawancara Wawancara
yang
dilakukan
secara
khusus
dengan
koordinasi daerah, koordinasi kamera, koordinasi liputan, sekretariat maupun orang – orang yang berada di bagian camera person news .
14
Wawancara yang dilakukan disini merupakan kegiatan tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapangan pada saat liputan dan di kantor. Dengan adanya wawancara yang dilakukan, didapatkan jawaban-jawaban dari pembimbing dimana jawaban tersebut dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana proses kerja. Dari proses pekerja itu mendapatkan evaluasi – evaluasi yang berguna dan memotifasi bagaimana cara kerja yang baik dan benar. c. Partisipaasi Partisipasi dilakukan secara langsung saat melaksanakan kegiatan Kerja Profesi pada tanggal 20 Januari sampai dengan tanggal 20Februari
2014 sesuai jadwal yang ditentukan. Terlibat secara
langsung sebagai camera person (juru kamera) dalam program berita Seputar Indonesia. Selain itu penulis berpartisipasi dalam pembuatan Feature. Pada saat Live berlangsung penulis berkesempatan ikut melihat di dalam mobil ENG. 2. Pengumpulan Data Sekunder A. Analisis Dokumen dan rekaman
Rekaman perusahaan merupakan data yang dimiliki PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News RCTI) dalam bentuk dokumen audio visual yang berbentuk kaset miniDV dan DVD yang disimpan di divisi library. Analisis dilakukan dengan mengamati proses kerja juru kamera untuk dipraktekkan pada saat kerja profesi. Selain itu bimbingan juga senantiasa diberikan oleh pembimbing
15
(News RCTI) mengenai camera person (juru kamera). Setelah mengamati, menganalisis serta mempraktekkan bagaimana seorang camera person (juru kamaera) memilih obyek gambar, dapat diketahui bagaimana cara pengambilan gambar yang bagus.
B. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan cara pencarian data-data yang sebagian didapat dari internet. Selain materi yang telah disampaikan di kampus, beberapa buku tentang televisi juga menjadi pedoman dalam memahami sebuah proses produksi program televisi selama Kerja Profesi berlangsung. Buku-buku yang telah dibaca dapat diaplikasikan langsung didalam dunia kerja, beberapa buku yang telah dibaca antara lain: 1. Dasar – Dasar Produksi Televisi, Andi Fachrudin, 2012 dalam buku ini berisikan mengenai berbagai teknik dan konsep fundamental sebuah program televisi yang berkualitas, dalam program berita berisikan persiapan, pembuatan, pengambilan gambar dan wawancara sampai berita tersebut tersajikan.3 Dan pada bagian akhir disajikan berbagai hal yang berkaitan dengan rating dan share, video streaming, laporan investigasi sampai pengeditas produksi program yang dihasilkan.
3
Andi Fachrudin. Dasar – Dasar Produksi Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.Hal 147.
16
2. Media Penyiaran (Strategi mengelola Radio dan televisi), Morissan, M. A. 2005 buku ini berbicara tentang media penyiaran membutuhkan program utnuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa – apa tanpa tersedia program untuk disiarkan. 4 Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai program yang ditayangkan .
4
Morissan, M. A. Media Penyiaran (Strategi mengelola Radio dan televisi). Cipadu: Ramdina Prakarsa. 2005. Hal 27
17
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PROFESI
A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Tujuannya adalah sebagai alternatif atas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh
TVRI
yang
saat
itu
menjadi
corong
pemerintah
untuk
mempropagandakan Orde Baru yang berkuasa saat itu. RCTI awal siaran lewat ijin saluran membasis di Jakarta & sekitarnya dengan dekoder kemudian mengudara pada tanggal 1 Januari 1987 di Jakarta kemudian siaran percobaan mulai pada tanggal 1 Januari 1988 dan diresmikan tanggal 24 Agustus 1989 bertepatan dengan ulang tahun TVRI ke-27 membasis di Jakarta.5 Menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan berita yang dikemas dengan menarik. RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia.
Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Karena setiap hari pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka
5
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-2-3.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf. Hal 1.(1 April 2014)
18
pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya persembahan PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV. Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai “Saudara Kembar” karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda. Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya tanggal 24 Agustus 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru direalisasikan tahun 1990 saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta sejak tanggal 1 September 1990.
RCTI termasuk stasiun televisi besar di Indonesia, tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI dari Bandung, akhirnya awal tahun 1990 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Batam, Manado, Balikpapan, Lombok, Flores, Ambon, Jayapura dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1997, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh [PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satukan RCTI ketimbang SCTV. Karena itulah, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri.
19
Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu. Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV.
PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk. Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan 1 Juli 2003 Bimantara membeli 75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. dan pada 1 Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI, TPI dan Global TV yaitu Media Nusantara Citra (MNC).
Sejak 1 Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki Global TV dan TPI. RCTI memiliki hak siar atas ajang sepak bola Euro 2008 bersama Global TV dan TPI. RCTI juga mengudara di Timor-Leste. Tahun 2009 telah berusia 20 tahun dan Finalis The Master Limbad juara runner up the master telah
20
beraksi berdiri di menara selama 20 jam di menara 20 meter tanggal 24 Agustus 2009, Limbad berhasil menjatuhkan diri dari menara yaitu pertanda Hari ulang tahun RCTI yang ke-20. Direktur Utama RCTI saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo, yang juga Presiden Direktur dan CEO dari Media Nusantara Citra (MNC) dan Global Mediacom RCTI-pun menggandeng JakTV stasiun televisi lokal Jakarta, untuk bergabung dalam satu manajemen, yaitu Media Nusantara Citra (MNC) Tbk. pada tahun 2005 yang lalu.
2. Logo PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
Nama Rajawali Citra Televisi Indonesia secara keseluruhan menggambarkanbahwa RCTI mempunyai komitmen yang tinggi untuk bekerjasama mengabdi kepada bangsa melalui sumbangannya memberikan informasi, pengetahuan, dan sekaligus hiburan melalui televisi Indonesia, seperti tampak dalam gambar.
Gambar 1. Logo RCTI Sumber: News Graphics PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, 2014
21
a. Arti Logo Logo dari RCTI menggambarkan sikap RCTI yang selalu tanggap sertasigap setiap saat, turut serta mencerdaskan bangsa dalam era pembangunan semesta nasional.6 Bermediakan teknologi televisi yang dilandasi
semangatperjuangan
serta
wawasan
nasional
maupun
internasional, demi mencapaikesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia. b. Simbol Burung Rajawali Simbol burung rajawali menggambarkan tekad RCTI bahwa dengankegiatan teknologi, komunikasi dan visual televisi khususnya yang berwawasannasional, RCTI siap mengemban tugas menyebarkan informasi, pengetahuan dan hiburan. c. Huruf “RCTI” Huruf RCTI dengan tipografi karakter tebal namun dalam bentuk sederhana, lugas tanpa ornamen berwarna biru murni dengan latar belakangmenyiratkan ilusi optis. Seluruh rangkaian disatukan oleh garis merah yang melintas di bagian kepala huruf. Tipografi ini menyiratkan kedinamisan langkah yang tidak dibatasi oleh rumit dan ketatnya aturan formal. Sedangkansegmen-segmennya menyiratkan aspek teknologi komunikasi visual.
6
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-2-3.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf. Hal 4. (1 April 2014)
22
3. Visi, Misi dan Tiga Pilar Utama PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia a. Visi : Visi PT Rajawali Citra Televis Indonesia adalah Media Utama Hiburan dan Informasi. Kata “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata“utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritasdan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memiliki makna: 1) RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 2) RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosialatas sajian program-programnya. 3) RCTI menjadi pilihan yang utama dari para stakeholder (karyawan, pemirsa,pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitrastrategis, masyarakat, dan penyelenggara Negara).7 b. Misi Sedangkan Misinya adalah Bersama Menyediakan Layanan Prima, yangmemiliki makna interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangatkebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruhkomponen perusahaan mulai dari level
teratas
sampai
dengan
level
terbawah-sama
terstimulasi,
terkoordinasi dan tersistemasi memberikan karyaterbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada stakeholder.
7
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-2-3.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf. Hal 5. (1 April 2014)
23
c. Tiga Pilar Utama Selain visi dan misi, RCTI memiliki tiga nilai sebagai pilar utama yang menjadimotivasi, inspirasi dan semangat juang insan RCTI, yaitu : 1)
Keutamaan Dalam Kebersamaan
2)
Bersatu Padu
3)
Oke Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk
sampai pada hasil yangmendapat pengakuan dari para stakeholder atas kualitas integritas dan dedikasi yangditampilkan.8 4. Strategi PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Secara keseluruhan untuk selalu tampil ke depan sebagai televisi terbaik yangmampu mengatasi gejolak pasar, perhatian RCTI sangat dicurahkan kepada : a. Peningkatan dan pendayagunaan sarana operasi dan teknologi sehingga dapatmemberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi pemilik pesawattelevisi. b. Penyajian program yang menarik dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan pemirsa baik berupa hiburan, pengetahuan, informasi aktual dan akurat, sertapengembangan kreativitas untuk melahirkan programprogram acara baruyang menarik, memuaskan pemirsa dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Pemasaran iklan yang menunjang biaya operasional dengan tetap
8
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-2-3.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf. Hal 6.(1 April 2014)
24
memperhatikan kepentingan masyarakat luas. d. Peningkatan peran, kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia, melalui program pelatihan dan pemeliharaan motivasi kerja karyawan melalui berbagai perlindungan dan kesejahteraan. e. Pengembangan usaha yang tetap berorientasi kepada kepentingan masyarakatbaik berupa penyajian program hiburan, informasi dan pengetahuan sertaprogram-program sosial. 5. Target RCTI merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia dan menjadi jaringan siaran TV nasional terdepan berdasarkan pangsa pemirsa, dengan pangsa pemirsa rata-rata sekitar 17,6% dan memiliki persentase tertinggi dalam pendapatan iklan TV sebesar 14,1% selama tahun 2008. Sasaran pemirsa RCTI adalah semua lapisan masyarakat yang membutuhkan informasi dan hiburan, sesuai dengan program acara yang disajikan.Program RCTI dirancang untuk mengakomodasi keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa ABC 5+). Susunan program RCTI mencakup drama serial, berita, olahraga, musik, hiburan, variety shows, acara anakanak, dan film dokumenter.
9
RCTI memusatkan
upayanya padapeningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang diyakini RCTI sesuai dengan selera lokal.
9
http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-2-3.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf. Hal 7. (1 April 2014)
25
26
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa President Director sebagai dewan tertinggi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang dibantu oleh bagian Audit. Kemudian bagian Audit bertugas melaksanakan penyusunan standar akuntansi, pemeriksaan dan pelaporan keuangan bursa berjangka perusahaan pada setiap bagian atau divisi yang dimiliki oleh perusahaan yang membawahi Programming Director, Corporate Affair Director, Sales and Marketing Director, Finance andAdministration Director, Production Division yang membawahi Production OfficeDepartement, Production Support Departement, dan Production Operations
Departement. News and Features Divison yang membawahi Infotainment Departement dan General Secretariat. News Deputy membawahiNews Departement.
Gathering
Sedangkan
Departement,
Features
Deputy
dan
News
membawahi
Production Features
Departement. Sedangkan Engineering and IT Division dibantuoleh Master Control Departement, Studio and Outside Broadcasting Departement, Technical
Facility
Departement,
Transmission
Departement,
IT
Departement. Programming Director yang bertanggungjawab melakukan perencanaan
hinggaproses
menghasilkan
tayangan
pengawasan yang
setiap
program
berkualitas,membawahi
sehingga beberapa
departemen antara lain Program Research and Development Departement, Programming Operations Departement, dan Programming Division,yang membawahi Acquisitions Departement, dan Program Planning and Schedulling
Departement.
Sedangkan
Corporate
Affair
Director
27
membawahiCorporate Secretary dan Legal Departement. Sales and Marketing Director yangbertanggungjawab merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir proses penjualandan pemasaran perusahaan dibantu oleh Sales Administrasi Support Departement, Marketing Communication Departement, Promotion Division, dan Sales and Marketing Division dan yang membawahi Sales Departement dan Marketing Research and Analysis Departement. Dan Finance and Administration Director yang mengatur dministrasi dimana kerja dan pengeluaran anggaran yang tersedia yang dibantu oleh Purchasing Departement, Corporate Policy and Procedure Improvement, HR and GA Departement, Safety and Security Section dan Finance and Accounting Division yang membawahi Accounting and Tax Departement, Budget Control Departement,dan Finance Departement. 6. Sejarah News Gathering Departement PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Diawali dari ide Peter F. Gontha, Direktur RCTI tahun 1989 yang sejak awal sudah memiliki obsesi untuk membuat suatu program berita di televisi yang dipimpinnya, maka lahirlah Redaksi RCTI pada tanggal 1 November 1989 dengan Pemimpin Redaksi, Chrys Kelana. Redaksi RCTI ini mampu melahirkan program informasi yang pertama kali dengan nama Seputar Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan yang melarang penayangan berita hard news, maka program informasi ini kemudian dikemas secara rangkuman features dengan nama Seputar Jakarta.
28
Gambar 3.Wajah Seputar Indonesia Pertama Kali (masih Seputar Jakarta) Sumber: Google, 2014 Menggunakan nama Jakarta, sebab program yang ditayangkan masih menggunakan dekoder dan hanya untuk wilayah Jakarta. Secara bertahap, akhir tahun 1989 sampai awal 1990, RCTI mulai membuka dekodernya sehingga masyarakat luas yang tidak berlangganan dekoder dapat melihat tayangan RCTI, bahkan dengan masuknya satelit palapa RCTI bisa dilihat melalui parabola di seluruh Indonesia, bahkan di beberapa negara tetangga.
Pada bulan juli 1990 Seputar Jakarta berganti nama menjadi Seputar Indonesia. Siaran informasi ini selalu dilakukan secara taping (rekaman), hingga dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan November 1991, Seputar Indonesia mampu mengadakan siaran langsung dengan anchor Desi Anwar dan Pius Wans Mahdi.
Program Seputar Indonesia merupakan program pemberitaan yang mendapat rating pemirsa sangat tinggi karena menyajikan berita di seputar Indonesia yang aktual dan akurat, dan dengan kajian yang cukup
29
mendalam.10 Program Seputar Indonesia inilah yang dinilai sebagai awal lahirnya jurnalistik televisi di Indonesia.
Gambar 4.Wajah Seputar Indonesia Setelah Berubah dari Seputar Jakarta Sumber: Google, 2014 Tanggapan
masyarakat
terhadap
kebutuhan
akan
program
pemberitaan RCTI sangat positif dan sangat tinggi sehingga lahirlah program-program baru antara lain Buletin Malam, Buletin Siang, dan Nuansa Pagi. Akhirnya, pada bulan Febuari 2009 program berita RCTI yang sebelumnya memiliki nama yang berbeda, berubah menjadi Satu Seputar Indonesia. Untuk informasi yang segar di pagi hari, kita bisa simak Seputar Indonesia Pagi. Siang hari ada Seputar Indonesia Siang. Menemani waktu di sore hari, ada Seputar Indonesia. Dan Seputar Indonesia Malam menyajikan berbagai informasi menjelang tengah malam.
Hingga saat ini, hampir 20 tahun, program Seputar Indonesia masih tetap exist dan mampu menempati posisi nomor satu. Mengusung slogan, Seputar Indonesia sebagai program berita yang pertama dan tetap yang terbaik.Selain Seputar Indonesia, program berita andalan di RCTI
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Seputar_Indonesia
30
yaitu Sergap dan Delik. Program berita Sergap diluncurkan pada tahun 2001 dan menyiarkan berita-berita kriminal yang terjadi setiap hari. Tayangan berita Sergap berdurasi kurang lebih 30 menit dan disiarkan pada siang hari. Sedangkan program berita Delik menyiarkan berita rekaman (taping) dengan tema yang aktual, dengan satu topik dan dilengkapi dengan analisis pakar sebagai solusi dari tema yang di bahas. Tayangan program Delik berdurasi 30 menit dan disiarkan pada dini hari.
Dibandingkan dengan stasiun televisi lain, porsi program acara news di RCTI lebih sedikit. Karena RCTI bukanlah stasiun televisi berita yang mengkhususkan acara hanya berita saja, namun lebih banyak ke acara hiburan.
7. Deskripsi Program News di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
Seputar Indonesia (Sindo), Sindo Pagi, Sindo Siang, dan Sindo Malam.
Gambar 5. Logo Program Seputar Indonesia Sumber: News Graphics PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, 2014
31
a) Format dan Isi Live di studio, berisikan berita-berita hard news terkait dengan politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Pada Sindo Pagi terdapat juga berita dari mancanegara dan info mancanegara (sumber di ambil dari ATPN dan Reuters). b) Durasi / Jam Tayang
Sindo Pagi
: 90 menit / 05.00-06.30 (Senin-Minggu).
Sindo Siang
: 30 menit / 12.00-12.30 (Senin-Minggu).
Sindo
: 30 menit / 16.30-17.00 (Senin-Minggu).
Sindo Malam : 30 menit / Insidental – Dini Hari, (Senin-Jumat).
32
33
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa News and Features Division Head (Pemimpin Redaksi) sebagai kedudukan tertinggi di News Division yang dibantu oleh General Secretariat dan News Deputy (Wakil Pemimpin
Redaksi).
Kemudian
Wapemred
bertugas
memastikan
kelancaran peliputan dan produksi berita yang dibantu oleh News Research and Library Section Head, News Gathering Departement Head, dan News Production Departement Head. News Research and Library Section Head dibantu oleh News Research dan News Library. Sedangkan News Gathering Departement Head yang bertugas memastikan pasokan berita untuk setiap program tersedia tepat waktu dan tepat berita dibantu oleh Regional Assignment Editor Section Head yang membawahi Regional Assignment Editor dan Regional Correspondent, ENG Cameramen Section Head yang membawahi ENG Cameramen, Assignment Editor Section Head yang membawahi Assignment Editor dan Reporter and Video Journalist (VJ).
Dan News Production Departement Head yang bertanggungjawab memastikan setiap program berita tayang sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan dibantu oleh Executive Producer yang membawahi Producer. News Presentation Section Head yang membawahi News Talent and Wardrobe, Video Editor, Computer Graphic, dan Live Team. Studio Section Head membawahi Studio Crew yang didalamnya termasuk Program
Director,
Switcher,
Teleprompter, dan VTR Operator.
Cameraman
Studio,
Audioman,
34
10. Job Description News Gathering Departement PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia Organisasi departemen News terdiri dari beberapa bagian penting dengan tanggung jawab berbeda, yakni : a. News and Features Division Head (Pemred) 1) Mengembangkan strategi di Divisi News. 2) Memastikan ketersediaan siaran berita RCTI dan kelancaran kegiatan operasional Divisi News. 3) Menjadi pengambil keputusan tertinggi untuk pemilihan topik berita, wawancara, program documentary dan acara khusus yang akan ditayangkan. 4) Melakukan pengawasan terhadap kemajuan cakupan acara khusus dan penelitian serta laporan investigatif yang mendalam. 5) Memberikan solusi atas masalah teknis dan produksi bekerjasama dengan Divisi Teknik. 6) Melakukan koordinasi dengan Bagian Progamming mengenai aktivitas program pada Divisi News. b. News General Secretary 1) Memastikan seluruh kegiatan administrasi Divisi News dan Features berjalan dengan lancar. 2) Monitoring seluruh tugas kesekretariatan baik untuk internal maupun eksternal. 3) Melakukan negosiasi dengan pihak-pihak terkait yang erkaitan dengan ijin liputan (pihak luar).
35
4) Melakukan permintaan pembayaran untuk honor koresponden dan biaya operasional koresponden. 5) Menyiapkan proposal (untuk kegiatan-kegiatan liputan live harian) dan proposal keuangan untuk kegiatan live skala besar. 6) Melakukan negosiasi atau penjelasan dengan pihak-pihak terkait (intern), terutama yang berhubungan dengan keuangan (misal SPD, Koresponden, Fee Narasumber, dll). 7) Melakukan approval and control budget secara administratif untuk pengeluaran regular di Divisi News and Features. c. News Deputy (Wakil Pimpinan Redaksi) 1) Memastikan kelancaran peliputan dan produksi berita. 2) Melakukan pengawasan pada seluruh kegiatan dan tugas peliputan yang mengarahkan penayangan berita dan berjalannya jadwal kerja sehingga fungi newsroom dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 3) Melakukan
analisis
laporan
berita,
menentukan
tingkat
kepentingan dan kemungkinan perluasan liputan untuk membuat berita individual. 4) Mengontrol setiap hasil reportase atau kesalahan interpretasi dan memastikan reportase berita yang berimbang dan terpercaya. 5) Memberikan masukan mengenai materi yang akan diliput, setiap kali dilakukan perencanaan peliputan, proses pengolahan serta on air look.
36
d. News Gathering Departement Head 1) Memastikan pasokan berita untuk setiap program tersedia tepat waktu dan tepat berita. 2) Memastikan proses peliputan berita oleh reporter, penulis berita dan komentator sesuai dengan hasil rapat budget. 3) Memastikan ketepatan penempatan reporter, penulisan berita dan komentator sesuai dengan topik liputan, baik untuk liputan yang bersifat regular maupun acara khusus. 4) Melakukan analisa terhadap laporan hasil liputan serta memberikan masukan untuk hal-hal yang signifikan. 5) Melakukan pengawasan atas proses peliputan, baik untuk korlip/ korkam/ korda/ live support/ reporter/ kameramen/ koresponden/ ENG live report. e. News Production Departement Head 1) Memastikan setiap program berita tayang sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. 2) Memastikan durasi tayang tepat waktu, tetap gambar, dan tetap berita. 3) Melakukan pengawasan dan supervise terhadap pelaksanaan produksi sebuah berita, mulai dari editing sampai dengan tayang. Termasuk didalamnya on air look, yang meliputi penampilan penyiar, grafik dan materi audiovisual. 4) Melakukan evaluasi berita yang sudah selesai atau siap, gambar pendukungnya, dan rekaman beritanya untuk ditayangkan.
37
5) Melakukan evaluasi terhadap setiap hasil tayangan. f. News Research and Library Section Head 1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan doukumentasi penyimpanan kaset dari seluruh hasil liputan. 2) Memastikan ketepatan administrasi penyimpanan kaset dari seluruh hasil liputan. 3) Membuat index master tayang. 4) Pembuatan nomor kaset dan nomor induk terkait dengan registrasi kaset baru. 5) Melayani proses streaming hasil liputan dari kontributor atau reporter. 6) Melakukan shot list detail isi kaset. B. PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI 1. Rencana Kegiatan
Sebelum melaksanakan Kerja Profesi terlebih dahulu mengajukan proposal untuk melaksanakan Kerja Profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Di dalam proposal mengajukan diri untuk ditempatkan di divisi Produksi yaitu kreatif. Alasan mengajukan diri dalam divisi ini karena tertarik untuk mempelajari lebih dalam cara kerja seorang kreatif dalam dunia kerja yang sebernarnya. Selain itu juga ingin menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana tugas seorang kreatif di dalam sebuah televisi nasional.
38
Mengaplikasikan program
menjadi
mengembangkan
bagaimana
desain desain
produksi. program,
tugas
menterjemahkan
desain
Mempelajari
mendalami
dan
mengidentifikasi
sumber
daya
pendukung untuk mencapai hasil yang optimal. Melakukan penentuan atau interpretasi format acara dan kriteria pengisi acara dan desain set. Tim kreatif bertugas mengembangkan berbagai macam ide menjadi skenario yang siap diproduksi/dieksekusi. 2. Realisasi Kegiatan
Dalam suatu Perusahaan memiliki kebijakan masing-masing. Keinginan untuk menjadi tim kreatif dalam produksi tidak dapat terealisasikan. Namun dari pihak RCTI memberikan penawaran yang lebih menantang, masuk dalam divisi News yang tidak terfikiran oleh saya. Namun ini adalah suatu tantangan bagi saya, masuk dalam divisi News sebagai Camera person (Juru kamera) karena tidak banyak juru kamera seorang wanita, karena pria yang lebih mendominasi karena pekerjaannya yang berat.
3. Waktu Penyelenggaraan Kerja Profesi
PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia merupakan instansi televisi yang mempunyai jangkauan nasional yang membuka diri terhadap program pelaksanaan Kerja Profesi bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah tersebut.
39
Masa pelaksanaan Kerja Profesi biasanya ditempuh selama 1 bulan dengan jam kerja yang telah ditentukan oleh pihak PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News Gathering Departement) yaitu 10 jam kerja dan 6 hari efektif kerja, namun ketentuan tersebut dapat berubah sesuai dengan kondisi di lapangan. Sesuai dengan ketentuan tersebut maka pelaksanaan Kerja Profesi terhitung mulai tanggal 22 Januari ampai 22 Februari 2014 terhitung 290 jam dan telah memenuhi prasyarat waktu minimal 180 jam sesuai yang ditentukan oleh pihak Program Studi Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta. 4. Lokasi Penyelenggaraan Kerja Profesi Selama kegiatan Kerja Profesi, dengan memfokuskan diri pada Divisi News Gathering. Dalam pelaksanaan KP diberi tanggung jawab di bidang
Camera
Person.
Lebih
jelasnya
berikut
adalah
penyelenggaraan Kerja Profesi : a. Institusi/Unit yang dituju Nama Institusi
: PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
Unit/Divisi
: (News Gathering Departement)
Bagian
: Camera Person (Juru Kamera)
Alamat
: Plaza MNC kav. 17 – 19 Kebon Sirih, Jakarta Pusat
tempat
40
C. Deskripsi Program Kuliah Kerja Profesi Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh RCTI. Dengan konsep yang lebih tegas dan menarik, membuat program ini banyak diminati oleh seluruh pemirsa RCTI di Indonesia. Sebenarnya, Seputar Indonesia mengambil konsep dari acara Seputar Jakarta yang juga pernah ditayangkan oleh RCTI. Hanya saja, Seputar Indonesia mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan adanya Koresponden RCTI yang berada di pelosok Negeri.
Gambar 7. Logo Program Seputar Indonesia Sumber: News Graphics PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, 2014 Sebelum Seputar Indonesia hadir, Seputar Jakarta merupakan program berita RCTI. Seputar Jakarta ini hanya menginformasikan beritaberita yang ada di wilayah Jabotabek. Dengan durasi hanya 15 menit. Setelah itu, ditingkatkan menjadi 30 menit pada awal Agustus 1990.
41
D. Deskripsi Kegiatan Sebagai Camera Person 1. Kegiatan Sebagai Camera Person
Gambar 8. ID Card News RCTI Sumber : IrsaRicha, 2014 Gambar di atas adalah tanda pengenal atau ID Card sebagai peserta magang di News RCTI.
ID Card diberikan setelah beberapa hari
melakukan liputan. Selama melaksanakan kuliah kerja profesi selama satu bulan beberapa liputan menjadi camera person memang tidak setiap waktu mendapatkan kesempatan untuk mengambil gambar, namun selalu mendapatkan kesempatan untuk mengambil gambar. Kamera yang digunakan dalam liputan yaitu :
42 42
Gambar 9. Kamera Panasonic AG - HPX 250 P2 HD Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014
Gambar 10. Vinten Pro-6DC Tripod Sumber : http://www.globalmediapro.com Dalam pengoperasian Kamera Panasonic AG - HPX 250 P2 HD pada awalnya memang susah, karena belum terbiasa mengoperasikan dengan kamera semi profesional namun karena setiap hari menggunakan Kamera Panasonic AG - HPX 250 P2 HD jadi harus tanggap untuk menggunakannya. Dengan bekal yang telah dipelajari di bangku kuliah jadi tidak mempersulit untuk menggunakan, ditemani juru kamera yang dengan
senang
hati
membimbing
dari
awal
hingga
terbiasa
menggunakannya. Mulai dari cara teknis bagaimana penggunaan kamera hingga cara membuka tripod dengan benar agar safety.
43
Gambar di atas adalah hari pertama masuk RCTI dan awal liputan, sebelum
mengambil
gambar
diberi
pengarahan
bagaimana
cara
pengoperasiakan kamera dengan benar. Setelah mengerti, langsung mempraktekkan di sebuah taman yang terletak di Jakarta Pusat yaitu di Taman Lembang, tantangannya disini pengambilan gambar harus bercerita dalam waktu kurang lebih 5 menit.
G ambar 11. Liputan Feature Taman lembang sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014
Gambar 12. Komisi Pemilihan Umum sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014
44
Karena di tuntut harus bercerita pada awal pembuatan memang lama dalam berfikir dan masih ragu dalam pengambilan gambar. Liputan – liputan dalam satu bulan diantaranya : Liputan Khusus Komisi pemilihan umum. Sebelum berangkat menuju tempat, terlebih dahulu berdiskusi dengan koordinasi kamera untuk mendapatkan bagian liputan. Setelah itu menghubungi camera person, reporter dan langsung menyiapkan perlengkapan kamera, tripod dan microphone. Berita yang diangkat dalam komisi pemilihan Umum mewawancarai salah satu atasan KPU untuk menanggapi masalah kampanye. Penggambilan gambar yang selalu dipakai diantarana CU, MLS, LS. Liputan khusus Pasar Bulog (Menteri Perdagangan), Berita yang diambil yaitu kedatangan menteri Perdagangan yang mendatangi Pasar Bulog menanggapi kenaikan harga sembako dan mewawancarai pedagang-pedagang. Untuk liputan hanya melihat bagaimana cara kerja camera person di lapangan dengan camera person dari media lain untuk mencari celah agar mendapatkan gambar yang jelas dan dapat dilihat dengan indah.
Liputan Khusus pemilihan Keputusan tender tertinggi dan terendah Komisi Pemilihan Umum, Liputan Khusus Mahalnya biaya kampanye (okezone.com). Dalam liputan khusus Mahalnya biaya Kampanye berada di dalam ruangan menurut saya memang di dalam ruangan maupun di luar ruangan variasi pengambilan gambar lebih bagus berada di luar ruangan (out door). Walaupun lebih mudah di In Door, tantangan variasi lebih banyak di Out Door. Setiap pengambilan gambar
45
dituntut untuk rapi dan gambar bercerita agar memudahkan editor untuk mengedit dan lebih cepat.
Gambar 13. Liputan In Door Mahalnya Biaya Kampanye sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Liputan penandatangan kontrak pengadaan logistik pemilu 2014 selain mengambil gambar penulis juga mendapatkan tugas untuk membuat naskah berita seusai liputan. Berikut naskah yang telah dibuat : JUMAT/ 24 JANUARI 2014/ KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENGGELAR PENANDATANGANAN KONTRAK
BERSAMA
PEMENANG
LELAN
21
PAKET
PENGADAAN JASA PERCETAKAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK PEMILU 2014 YANG MELIPUTI SURAT SUARA/ TINTA SIDIK JARI/ DAN ALAT BANTU TUNA NETRA// PERUSAHAAN
PEMENANG
LELANG
15
PAKET
PENGADAAN JASA DAN DISTRIBUSI SURAT SUARA PEMILU 2014
DIANTARANYA
PT.
MACANANJAYA
CEMERLANG
KLATEN/ PT. GRANESIA BANDUNG PT. PURA BARUTAMA KUDUS (2 PAKET)/ PT. GRAMEDIA PALMERAH/ PT. TEMPRINT PALMERAH (2 PAKET)/ PT. INTERNASINAL MEDIA WEB PRINTING
KALIDERES/
PT.
BALAI
PUSTAKA
PERSERO
46
PULOGADUNG/ PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SOLO/ PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA SURABAYA (2 PAKET)/ CV. ARYA DUTACIBINONG ()2 PAKET)/ CV. TITIAN ILMU BANDUNG// NILAI PAKET PENGADAAN JASA PERCETAKAN DAN DISTRIBUSI SURAT SUARA SEBESAR RP. 841.167.728.000,00/ DENGAN TOTAL HARGA PERKIRAAN SENDIRI SEBESAR RP. 756.749.377.000,00// UNTUK
PENGADAAN
JASA
PERCETAKAAN
DAN
DISTRIBUSI TINTA SIDIK JARI PEMILU 2014 YANG TERDIRI DARI 4 PAKET PENGADAAN DIMENANGKAN CV. TRIDAYA PRATAMA/ PT. INTIMAS WISESA/ PT. TINTAMAS PUTRA SURYA// 4
PAKET
PENGADAAN
JASA
PERCETAKAN
DAN
DISTRIBUSI TINTA SIDIK JARI DENGAN NILAI SEBESSAR RP. 24.608.364.000,00// SEMENTARA ITU/ PERUSAHAAN PEMENANG LELANG 2 PAKET PENGADAAN JASA PERCETKAN DAN DISTRIBUSI ALAT BANTU TUNA NETRA PEMILU 2014 PT. ROYAL STANDART JAYA LESTARI// SEDANGKAN
UNTUK
ALAT
BANTU
TUNA
NETRA
SEBANYAK 2 PAKET SEBESARRP. 5.592.810.000,00 DENGAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI SEBESAR RP. 5.384.338.378,00//
47
Dalam table diatas adalah naskah Liputan Khusus Liputan Khusus Diklat dan penyegaran Partai golkar. Untuk pembuatan naskah sesudah membuat langsung diberikan kepada koordinasi liputa untuk di cek apakah sudah benar cara pembuatannya. Namun untuk pertama kali membuat ada beberapa yang perlu direvisi yaitu dalam penulisan lebih detail. Liputan Khusus wawancara Yusril di Mahkamah Kontitusi
Gamabr 14. ID Card Pers sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Kuliah Kerja Profesi di News RCTI suatu pengalaman yang tidak terlupakan, mendapatkan kesempatan masuk ke dalam Mahkamah Konstitusi dapat melihat keadaan disana dan menunggu Yusril untuk di wawancarai. Namun setelah ditunggu selama beberapa jam Yusril tidak dapat hadir di Mahkamah Konstitusi. Pembuatan Feature kacamata Mic “Imlek” sebelum pengambilan gambar mempersiapkan kamera dan tripod yang ada di Library. Dalam program kacamata “Mic” pada episode Imlek hanya mengambil gambar di indoor. Pemngambilan gambar hanya gambar – gambar tahun baru Imlek Kuda, asmara dan karir yang diambil dari internet. Pengambilan gambar hanya still. Setelah pengambilan gambar yang dilakukan mengembalikan
48
kamera dan tripod di library. Setelah itu melakukan injes atau mentransfer data. Adapun beberapa liputan live diantaranya, Liputan Seputar Indonesia Live Siang dan Sore, Aktivitas pengusian yang berada di rumah dan suasana banjir disaat imlek, Liputan Khusus banjir kawasan Green garden, Liputan Khusus Live seputar Indonesia Siang, Sore, dan sekilas Info, Pengungsian dan kesehatan. Liputan Seputar Indonesia Live Siang dan Sore pengusian di Gor Ortista Jakarta Timur, crew dalam liputan live lebih banyak. Selain camera person dan reporter di saat live bersama OBVan dan SNG (Satellite News Gathering). SNG untuk siaran langsung,di luar studio. Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink yang dapat berpindahpindah tempat. Dengan kata lain SNG merupakan piranti untuk transmisi satelit yang portable, yang berarti SNG lebih praktis untuk dibawa kemana-mana (mudah berpindah tempat / mobile). SNG sudah terintegrasi menjadi satu dengan OB-VAN, namun juga ada yang terpisah (jenis Fly Away), sehingga membutuhkan proses perakitan secara manual dan memakan waktu. Di tulisan ini akan dibahas tentang SNG jenis Flyaway. Sistem transmisi SNG terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. Sistem uplink 2. Sistem transponder satelit, dan 3. Sistem downlink.
49
Perbedaan SNG dan OB-Van : 1. OB-Van itu merupakan “Control Room Studio” yang portable sedangkan SNG merupakan Perangkat Uplink yang portable. 2. Didalam OB-van itu biasanya dilengkapi dengan SNG. 3. Apabila dilokasi live dilapangan semua Output audio, visual, maupun Lighting bermuara di OB-van. Lalu output dari OB-van ini adalah materi mentah yang belum siap On Air. 4. Materi mentah yang dimaksud tersebut adalah belum adanya logo stasiun televisinya, karena semua pemasangan stasiun logo televisi tersebut tetap dilakukan di MCR. 5. SNG memantulkan materi berita/suatu kejadian, kemudian materi tersebut dipantulkan oleh satelit ke perangkat penerimanya atau yang biasa disebut dengan Ground Segment yang kemudian akan diproses di Master Control Room (MCR). 6. SNG bisa digunakan untuk acara live dari luar studio. Hasil siaran di lapangan akan disalurkan ke bagian MCR (Master Control Room),. Dibagian ini hasil siaran akan di lengkapi dengan logo TV, teks pendukung, dll. Lalu, akan disalurkan kembali ke bagian pemancar. Dibagian ini hasil siaran akan dipancarkan melalui antena uplink stasiun TV ke pelanggan.
50
Gambar 15. Peralatan Yang Berada Dalam OB-Van Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Untuk stasiun televisi RCTI, camera person untuk liputan dan live dibedakan. Saat live menggunakan camera person khusus live, hal ini dikarenakan kamera yang digunakan bukan lagi Canon P2HD melainkan bermerek Canon Ikegami HL-45, dalam kesempatan live kali ini tidak dapat mencoba belajar menggunakan kamera ini karena alat yang mahal dan tidak boleh sembarangan orang yang memakai. Walaupun tidak diperbolehkan untuk mencoba dapat bertanya bagaimana pemakaiannya. Kamera Canon Ikegami HL-45 ini berukuran lebih besar dan lebih berat. Kamera ini digunakan khusus untuk live, siaran olah raga, dan untuk studio. Pada saat kuliah kerja profesi Jakarta dilanda banjir yang tidak ada hentinya. Sering juga mendapatkan bagian liputan di tempat – tempat yang banjir.
51
Gambar 16. Liputan Banjir K. Pulo Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Riset Liputan Khusus “Indonesia Belumlah Terang” Cikarang Timur (Bekasi), perjalanan yang harus ditempuh dalam perjalanan dan untuk mencari daerah yang belum dipasang listrik kurang lebih sekitar dua jam. Di perjalanan sebagian mengambil gambar persawahan dan jalan– jalan. Type Of Shot yang digunakan yaitu, White, LS, MS, CU.
52
Gambar 17. Suasana Live banjir K. Pulo Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014
Gambar 18. Liputan BMKG Sumber: Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Liputan BMKG untuk perkiraan cuaca JABODETABEK, dalam liputan ini penulis hanya melihat dan memahami cara kerja campera person. Setelah selesai liputan penulis mendapat tugas untuk membuat naskah berita yang telah di liput, yaitu :
53
SENIN PAGI/ BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA/ B-M-K-G/ TELAH MEMPERKIRAKAN CUACA DALAM SATU MINGGU KEDEPAN/ UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA// DARI PANTAUAN CITRA RADAR BMKG/ WILAYAH JABODETABEK DIPERKIRAKAN 3 JAM KEDEPAN AKAN BERPOTENSI HUJAN RINGAN HINGGA SEDANG/ TERUTAMA DI WILAYAT SELATAN/ BARAT/ SERTA PANTURA JAWA TENGAH BAGIAN TIMUR// DAN BERDASARKAN CITRA SATELIT BMKG/ WILAYAH JAKARTA DIPERKIRAKAN DALAM 6 JAM KE DEPAN TIDAK BERPOTENSI HUJANN LEBAT// BMKG JUGA MEMPREDIKSI/ DALAM DUA HARI KE DEPAN/ HUJANN SEDANG HINGGA LEBAT TERJADI DI WILAYAH JAKARTA UTARA DAN BARAT/ PADA MALAH DAN DINI HARI// SOT : Achmadzakir - kepalabidangperingatandinicuaca BMKG TC: 04.02.13 - 04.22.08 "Untuk 2 hari dan 3 hari kedepan, memangkecenderunganhujannmasihakanterusmengguyurjakartada nbotabeksampe 3 harikedepankosentrasi di utarabarat, danbogortetepsoreedanmalambahkanterusmeratasampai 3 harikedepan." MENURUT PANTAUAN BMKG/ POTENSI HUJANN AKAN TERUS TURUN DALAM SATU MINGGU KE DEPAN/ DAN PUNCAK KETINGGIAN INTENSITAS CURAH HUJAN AKAN TERJADI DI 3 HARI KEDEPAN// UNTUK WILAYAH BODETABEK/ BMKG MEMPREDIKSI HUJANN LEBAT AKAN TERJADI DI WILAYAH BOGOR/ BEKASI/ DAN TANGERANG// BMKG JUGA MEMILIKI PREDIKSI UNTUK AIR PASANG MAKSIMUM DI JAKARTA YANG JATUH PADA TANGGAL 3
54
DAN 4 FEBUARI 2014// DARI JAKARTA/ JIHAN NOVITASARI DAN ADI PRASTOWO/ MELAPORKAN/// Liputan BNPB mencari data korban sinabung dan perkembangan gunung – gunung yang aktif, dalam liputan ini penulis hanya melihat dan memahami cara kerja campera person. Setelah selesai liputan penulis mendapat tugas untuk membuat naskah berita yang telah di liput, yaitu : ADANYA PENINGKATAN AKTIVITAS VULKANIK GUNUNG KELUD/ YANG BERUBAH MENJADI WASPADA/ ATAU LEVEL 2/ BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA/ BNPB/ MENGHIMBAU MASYARAKAT AGAR TIDAK PANIK DAN CEMAS DENGAN HAL INI// BNPB MENJELASKAN MENGENAI STATUS WASPADA YANG DIMAKSUD PADA GUNUNG KELUD INI/ YAITU ADANYA KENAIKAN AKTIVITAS DI ATAS LEVEL NORMAL// HAL TERSEBUT/ DINILAI BELUM MEMASUKI MASA KRITIS/ KARENA... APAPUN JENIS GEJALA YANG DITIMBULKAN OLEH GUNUNG API ITU/ MENJADI HAL YANG SANGAT DIPERHITUNGKAN// SOT : SUTOPO PURWO NUGROHO - KEPALA PUSAT DATA INFORMASI DAN HUMAS BNPB TC : 00.17.32.15 - 00.17.49.13 "Masyarakattidakperlupanikcemas, karenamemangnamanyagunungapi, pastiadaaktivitas, dan di indonesiaada 127 gunungapi. Meskipunerupsi,
55
itubelumtentunaikjdawas." SUTOPO JUGA MENGATAKAN/ GUNUNG API ITU BERSIFAT SLOW ON SET/ ARTINYA TIDAK AKAN TIBA-TIBA MELETUS/ SEMUANYA MEMILIKI TAHAPAN/ YAITU/ NORMAL/ WASPADA/ SIAGA/ DAN AWAS SESUAI ANCAMANNYA// SAAT INI/ DARI 127 JUMLAH GUNUNG API AKTIF DI INDONESIA/ GUNUNG YANG BERSTATUS AWAS ADA 1/ STATUS SIAGA ADA 3/ DAN STATUS WASPADA ADA 19 GUNUNG// *grafik in* 1) Gunungberstatusawas (level IV): gunungsinabung. 2) Gunungberstatussiaga (level III) :karangetang, lokon, danrokatenda. 3) Gunungberstatuswaspada (level II) : kelud, raung, ibu, lewotobiperempuan, ijen, gamkonora, soputan, sangeangapi, papandayan, dieng, seulewahagam, gamalama, bromo, semeru, talang, anakkrakatau, marapi, dukono, dankerinci. STATUS GUNUNG API YANG TERJADI DI INDONESIA SAAT INI/ JUGA BERDAMPAK NEGATIF UNTUK MASYARAKAT/ YAKNI MENURUNNYA AKTIVITAS EKONOMI DI OBYEK WISATA, HOTEL, PERTANIAN YANG BERADA DI KAWASAN GUNUNG API//
Liputan perkembangan yang ada di KPK. Liputan di KPK sangat berbeda dengan liputan yang lain karena di KPK kami harus menunggu berita yang datang, kalau tidak ada yang datang kami tidak mendapatkan berita walaupun menunggu berjam – jam.
56
Gambar 19. Liputan di KPK Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014
Pembuatan Feature sungai Ciliwung di Puncak, dalam kesempatan kali ini peulis mendapat kesempatan untuk berperan serta membantu dalam pembuatan feature Sungai Ciliwung. Mulai dengan riset dari puncak Bogor untuk mencari sumber sungai ciliwung yang menyebabkan banjir setiap kali hujan. Kamera yang digunakan dalam pembuatan feature sungai Ciliwung yaitu Kamera Panasonic AG - HPX 250 P2 HD dan kamera Go Pro. Berikut foto kegiatan.
57
Gambar 20. Pembuatan Feature Sungai Ciliwung Sumber : Dokumentasi Baritong, 2014 Liputan sidang kasus SKK Migas (TIPIKOR), dalam liputan ini sangat mendapatkan banyak pengetahuan dari senior, bagaimana mengambil gambar
58
Gambar 21. Liputan Kasus SKK Migas Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Liputan hari terkahir wawancara mencari orang yang tidak memilih pemilihan legislative adapun dokumentasi saat di lapangan
Gambar 22. Liputan Wawancara Tanggapan Masyarakat Sumber : Dokumentasi Irsa Richa, 2014 Hari terkahir di News RCTI membuat berita tanpa edit dan bercerita karena tidak tahu sebelumnya aka nada wawancara karena menggunakan Handycam suara kurang jelas, namun ini tidak menjadi masalah, karena pembingbing melihat dari segi cara pemngambilan gambar dan komposisinya. Dihari terakhir banyak mendapatkan evaluasi dari pembimbing dan banyak saran – saran yang diberikan oleh camera person RCTI.
59
2. SOP (Standart Operational Procedure) Juru Kamera Sop sebagai Juru Kamera DI RCTI juru kamera harus selalu membawa kamera saat di lapangan dan tidak diperbolehkanuntu ditinggalkan
di
mengimplementasikan
mobil..
Reporter
penugasan,
dengan
dan
juru
melakukan
kamera liputan
dilapangan. Tim lapangan tersebut juga wajib mengembangkan dan memperkaya informasi. Periset membantu mengumpulkan data pendukung untuk diberikan kepada reporter. Dalam perjalanan kembali ke studio, reporter dan juru kamera dapat mendiskusikan hasil liputan dengan Produser yang bersangkutan. Draft naskah dan shot list juga disiapkan. Juru kamera memindahkan rekaman shot list ke dalam browsing server. Setelah itu untuk kepentingan bank data juru kamera juga wajib membuat log sheet dari semua hasil rekaman gambar yang dibuat. Kaset dan log sheet kemudian diserahkan kepada Perpustakaan. Berdasarkan gambar dan grafis yang sudah tersedia dalam server.
60
3. Proses Produksi Acara Berita Televisi A. Praproduksi 1. Tahap perencanaan (planning) Mencari/mendata informasi yang masuk dari beberapa sumber media cetak/audio visual dari dalam atau luar negeri. Mencari/mendata informasi yang berasal dari fakta peristiwa, pendapat realita yang disekitarnya atau dari narasumber yang dapat di percaya. 2. Rapat Redaksi Diadakan rapat redaksi berita biasanya diadakan pagi dan sore, setiap hari atau beberapa jam sebelum on air, untuk membicarakan/membahas informasi yang masuk sebagai bahan berita liputan, antara lain : a) Mendata dan membahas seluruh informasi berita yang masuk ke ruang produksi b) Membicarakan nilai berita/news value yang akan diliput c) Menentukan jenis-jeis berita 3. Penugasan kru peliputan (program planning) a) Menentukan/memerintahkan
petugas
reporter
maupun
camera person berita yang akan melaksanakan liputan di lapangan yang dituangkan pada daftar shooting planning. b) Memerintahkan kepada kepala redaktur untuk memantau perkembangan peristiwa atau kejadian selama pelaksanaan tugas.
61
c) Mengadakan evaluasi berita-berita yang telah disiarkan, dan
yang
akan
disiarkan
sehingga
dapat
mengetahui/menentukan berita yang mana yang harus diikuti perkembangan isi berita selanjutnya. B. Produksi 1. Persiapan
produksi,
sebelum
melaksanakan
tugas
kru
diharuskan melakukan persiapan. a. Reporter beserta kru lainnya mengadakan koordinasi, dan membahas materi yang akan diliput. b. Menyiapkan peralatan shooting (kamera, microphone¸tape cassette, tripod, lampu dan sebagainya). c. Menyiapkan transportasi. d. Checking peralatan khususnya kamera dan microphone, kondisi alat tersebut apakah layak pakai. 2. Pelaksanaan produksi a. Melaksanakan shooting sesuai dengan persiapan produksi sebelumnya. b. Sekembalinya dari lokasi melaksanakan shooting di lapangan,
reporter
dan
camera
person
melakukan
preview/checking hasil shooting. C. Pascaproduksi Setelah melaksanakan shooting di lapangan, kru selanjutnya mempersiapkan pekerjaan :
62
1. Camera person dan reporter menyerakan kaset/card dan menginjes hasil shooting dikomputer yang telah disediakan 2. Proses editing 3. Membuat grafik untuk pendukung materi berita 4. Reporter membuat naskah berita yang disesuaikan dengan gambar/suara yang dishooting (disinkronisasi). 5. Proses dubbing.
4. Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis yang harus diperhatikan setiap liputan berlangsung selama kuliah kerja profesi yaitu : A. Teknik – Teknik Pengoperasian Kamera
The Main Control, Ada enam control dasar pada kamera:
Exposure (Aperture, Shutter Speed, ND Filter, Gain)
1) Filter Colour 2) White Balance 3) Zoom 4) Focus 5) Audio Levels
63
B. Exposure: Eksposure
secara
sederhana
dapat
saya
artikan
sebagai
pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
1)
Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan fstop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
64
2) Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
3) ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi
intensitas
sinar
yang
terlalu
kuat
tanpa
mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
4)
Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
5)
Filter Colour :
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam
65
ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) Sumber
yang cahaya
yang
berwarna lebih
tinggi
kebiru-biruan. intensitas
sinarnya
mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
6) White Balance :
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol
66
untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih Tekan tombol AWB (Auto White Balance) Kamera siap untuk merekam. Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah. Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
7)
Zoom : Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom in
: mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
67
Manual
:Dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo
: Biasanya tombol zoom servo ada pada handle
camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
8) Fokus: Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. Depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus. Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak. Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot). 9) Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu
68
pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton. Atur audio level jangan sampai under ataupun over.
C. Penataan Cahaya
Tata
cahaya
adalah
seni
pengaturan
cahaya
dengan
mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi. Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman gambar. Cahaya
menurut
sumbernya
dibedakan
dalam
Cahaya
bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial light/tungsten)
69
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera. Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi hasilnya pun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan dicapai.
Seperti yang kita selama ini, tata cahaya secara prosedural di suatu produksi berada dibawah department camera. Penataan cahaya di dalam sebuah produksi tidak dapat dikesampingkan begitu saja, apalagi hanya digarap asal-asalan atau sekedar memberi kesan terang tanpa mengindahkan komposisi cahaya. Menurut Stephen H. Burum, “ The art of cinematography is the art of lighting and making that light tell the story“. Beliau adalah seorang ahli artistik terkemuka di dunia. Sebelum membahas lebih dalam lagi, kita perlu tahu tentang fungsi lighting itu sendiri, fungsi lighting adalah : 1) Exposure, yaitu kadaan di mana cahaya tercukupi, sehingga objek bisa direkam oleh kamera. Fungsi exposure pada film, dipengaruhi oleh ASA, shutter speed dan F stop, sedangkan untuk video dipengaruhi oleh ISO, shutter speed dan F Stop.
70
2) Dramatisasi, artinya lighting juga berfungsi untuk memberikan efek dramatis, misalnya kesan horor, inferior, romantis dsb. 3) Time concern, artinya lighting berfungsi memberi kesan waktu siang, malam, pagi, senja dll. Transisi, lighting sebagai penyambung dari shot / sequene yang satu ke shot / sequene yang lain. 4) Point of interest, berarti laighting berfungsi untuk mengarahkan pandangan pemirsa / penonton kepada obyek yang disinari. Setelah kita mengetahui fungsi Lighting atau Tata cahaya, kita juga perlu tahu tentang bentuk media pencahayaan, bentuk tersebut antara lain : 1) Available light Cahaya yang berasal dari alam (nature). Termasuk di dalamnya cahaya matahari, bulan, maupun cahaya yang berasal dari api 2) Artificial light Cahaya hasil rekaan atau buatan. Termasuk di dalamnya segala bentuk sumber cahaya lampu Kemudian jika dilihat dari komposisi tata cahaya yang tampak dalam frame camera, ada tiga tata cahaya dasar, antara lain : 1) Key light merupakan sinar utama yang ditujukan kepada subyek dan akibatnya penyinaran ini akan menimbulkan bayangan. Penempatan key light ini pada sudut 30 derajad ke samping kiri atau kanan nose line.
71
2) Fill light jenis sinar ini digunakan untuk mengurangi atau bahkan kalau mungkin menghilangkan sama sekali bayangan yang ditimbulkan oleh jenis penyinar Key light, dengan demikian fill light mampu menghilangkan segala efek yang ditimbulkan oleh key light tadi. 3) Back light pemasangan back light pada sisi lain dari key light atau dipasang di belakang tepat tengah-tengah dan membentuk nose line. Penyinaran melalui back light ini akan membentuk garis tepi dari bentuk subyek, sehingga memisahkan dari latar belakang dekorasinya. Selain itu fungsi back light sebagai efek adalah untuk memberi warna pada rambut dan bahu.
Gabungan antara Key light, Fill light dan Back light (Three point lighting) akan menghasilkan kesan gambar tiga dimensi, detail objek terlihat, bayangan pada objek tidak tampak, tetapi bayangan yang jatuh pada background terlihat jelas. Sedangkan gabungan antara Key light, Fill light, Back light, dan Background light (Four point lighting) akan menghasilkan kesan gambar tiga dimensi, cahayanya terkesan lembut, detail objek terlihat, bayangan pada objek tidak tampak, dan bayangan yang jatuh pada background juga tidak tampak. Color temperatute dibagi menjadi dua macam dengan penggunaan dan intensitas cahaya yang berbeda, antara lain : 1) Day light, blueish digunakan untuk siang hari atau memrikan effect siang hari, cahaya yang dikeluarkan berwarna kebiru-biruan dengan temperatur rata-rata kurang lebih 3500-5500 K
72
2) Incandescent light (tungsten), reddish Digunakan untuk malam hari atau memberikan effect malam hari, cahaya yang dikeluarkan berwarna kemerah-merahan dengan temperatur rata-rata kurang dari 3200 K Perlu diperhatikan, bila kita menggunakan camera video untuk tata cahaya, usahakan perbandingan ”Hi light” (bagian ruang yang paling terang) dan ”Shade” (bagian yang gelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut ”HI contrast”, karena dapat menimbulkan perbedaan cahaya yang mencolok, disini kita dapat menggunakan reflektor untuk menambah cahaya pada objek dengan cara memantulkan cahaya pada objek. Dan rasio atau jumlah Key light tidak boleh sama dengan yang lain, Key light jumlahnya harus lebih banyak dari yang lain. Karena jika rasio atau jumlahnya sama akan menghasilkan Flat light (cahaya datar, kurang hidup atau kurang cerah).. Selain itu perlu kita perhatikan juga, karakteristik tata cahaya kaitannya dengan camera yang digunakan dalam suatu produksi. Kita harus tahu batas minimal cahaya yang mampu di tangkap oleh camera, karena kalau tidak maka gambar yang dihasilkan akan terlihat seperti pecah-pecah dan tampak titik-titik yang manandakan cahaya under. D. Color Temperature (Suhu Warna) Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pula. Lampu neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu tangsten halogen menghasilkan warna
73
kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan. Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu warna yang diukur dalam Derajad Kelvin. Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan sedangkan semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung kebiru-biruan. E. Daftar derajad Kelvin dengan sumber cahaya
10.000 Kelvin
Langit biru
9.000 Kelvin
Langit mendung
7.000 Kelvin 5.600 Kelvin
Cahaya matahari (DAY LIGHT)
4.900 Kelvin
Lampu Neon
4.200 Kelvin
2 jam setelah matahari terbit/ Sebelum terbenam (TUNGSTEN)
3.800 Kelvin
1 Jam setelah matahari terbit
3.200 Kelvin
Lampu halogen
2.800 Kelvin
Lampu Pijar
2.200 Kelvin
Matahari terbit/terbenam
1.600 Kelvin
Cahaya Matahari
Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka cahaya yang dihasilkan adalah pijar putih atau
74
kuning. Jadi cahaya tersebut merupakan perpaduan dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber pencampurannya maka akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap oleh mata manusia. E. Evaluasi Kegiatan Selama kuliah kerja profesi selama satu bulan mulai 22 Januari sampai 22 Februari 2014 sebenarnya dalam kurun waktu satu bulan kuliah kerja profesi di rasa kurang untuk mematangkan ilmu dari perusahaan, karena ada banyak yang perlu ilmu yang perlu digali lagi. Namun dalam waktu satu bulan setiap hari banyak evaluasi – evaluasi yang diberikan oleh juru kamera
dan pembimbing pada saat
dilapangan setelah pengambilan gambar maupun tidak. Hasil dari setiap evaluasi setiap harinya berbeda – beda dari segi positif dan negatif. Walaupun banyak kekurangan dalam pengambilan gambar seperti komposisi cahaya yang terkadang over dan under, komposisi gambar yang kurang benar. Namun dibalik kekurangan itu semakin memotivasi diri sendiri untuk membuat lebih baik.
Kurangnya memahami dalam koordinasi yang telah diberikan pembimbing sehingga membuat kesalahan namun bisa teratasi dengan bertanya – tanya dengan pembimbing. Saran – saran yang telah diberikan selama kuliah kerja profesi sangat bermanfaat untuk membuat berita saat di lapangan. Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman.
75
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan Selama melaksanakan proses kuliah kerja profesi sebagai Camera Person yang telah dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal 22 Januari sampai 22 Februari 2014 di PT. Rajawali Citra Indonesia (News Gathering Departement)
merupakan salah satu pengalaman yang memberikan
banyak manfaat bagi kelancaran proses belajar. Pengalaman yang didapatkan mampu mengaplikasikan materi yang diperoleh selama kuliah dalam melaksanakan kerja profesi, juga mendapatkan hal-hal baru yang berhubungan dengan dunia industri pertelevisian selama melaksanakan kerja profesi. Kuliah Kerja Profesi juga merupakan salah satu prasyarat untuk menempuh Tugas Akhir (TA), selain itu juga ingin mengetahui dunia jurnalis (News Gathering). Pengalaman Kuliah kerja profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia sebagai Camera Person memberi banyak pengalam praktik yang selama ini di dalam banyak produksi kampus lebih banyak dibagian praproduksi. Selama 29 hari mempraktekkan dan mengamati bagaimana cara kerja dan kerjasama crew bertanggung jawab setiap profesi yang dituntut.. Sebagai Camera Person yang tanggung jawabnya lebih besar dengan peralatan yang di bawa. Setelah mengetahui cara kerja professional di bidang Camera Person, ternyata masih banyak ilmu dan praktek lapangan yang harus dilakukan. Kemampuan untuk mencari gambar yang
76
kreatif dan berfikir lebih cepat, tanggap, dan kecepatan dalam bekerja merupakan kunci untuk menjadi seorang yang professional. Teori – teori yang didapatkan lebih baik langsung diaplikasikan agar lebih mudah dimengerti. Berdasarkan apa yang telah di dapatkan selama melaksanakan kegiatan Kerja Profesi di PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (News Gathering Departement), dapat diambil kesimpulan bahwa terlaksananya Kerja Profesi sangat bermanfaat. di PT. Rajawali Citra Indonesia (News Gathering Departement) layak dijadikan sebagai lokasi pelaksanaan Kerja Profesi, karena sangat diperlukan generasi muda yang kreatif dalam proses produksi program news. Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di PT. Tajawali Citra Televisi Indonesia (News Gathering) di haruskan untuk membawa kamera sendiri agar dalam pelaksanaan di lapangan dapat berbagi ilmu, dan mendapatkan hasil gambar sendiri dan sebagai bukti telah melaksanakan Kuliah Kerja Profesi.
B. Saran
Diharapkan kerja tim liputan terus dibangun agar kerjasama kedepannya lebih baik dan kompak. Lebih disiplin dalam masuk jam kerja yang telah ditetapkan. Diharapkan kesadaran dan ketanggapan antar tim mengenai tanggung jawab pada job desc masing-masing terutama tjuru kamera sehingga tidak menimbulkan perselisihan pendapat antar tim. Perlunya komunikasi yang jelas antar tim supaya setiap tim tau persis mengenai tanggung jawab masing-masing
77
Daftar Acuan
Sumber Buku Andi Fachrudin, 2012. Dasar – Dasar Produksi Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Morissan, M. A. 2005. Media Penyiaran (Strategi mengelola Radio dan televisi). Cipadu: Ramdina Prakarsa
Sumber Internet Sumber: News Graphics PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Seputar_Indonesia http://www.google.com/imgres?biw=1242&bih http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-dickyhudia-20667/1-bab1-23.doc/pdf/1-bab1-2-3.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Berita Acara Konsultasi Kuliah Kerja Profesi B. Surat Keterangan Melaksanakan Kuliah kerja Profesi C. Daftar Hadir Peserta PKL D. Berita Acara Kegiatan Harian Kuliah Kerja Profesi E. Surat Pengadaan Bus Gandeng dan Bus BKTB F. Penandatangan Kontrak Pengadaan Logistik Pemilu 2014 G. Susunan Acara Kuliah Umum Entrepreneurship oleh Bp. Hary Tanoesoedibjo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN JURUSAN SENI MEDIA REKAM
PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM Jl. KH. Dewantara No. 19, Jebres Surakarta 57126, Telp. 647658 Fax. 646175
________________________________________________________________
BERITA ACARA KONSULTASI KULIAH KERJA PROFESI Nama Mahasiswa NIM Instansi KP Divisi Kerja Dosen Pembimbing KKP
No
1
Irsa Richa Rachmawati 10148109 PT. Rajawali Citra Televisi (RCTI) News Gathering Departement (Camera Person) Citra Dewi Utami, S.Sn., M.A
Tanggal
Materi Konsultasi
10/12/2013
Konsultasi proposal kuliah kerja profesi
2
15/12/2013
Revisi proposal kuliah kerja profesi
3
1/04/2014
Konsultasi Bab I dan II
4
4/04/2014
Revisi Bab I dan II
5
7/04/2014
Konsultasi Bab III
6
9/04/2014
Revisi Bab III
7
10/04/2014
Revisi Bab III
Tanda Tangan Dosen Pembimbing KP
8
14/04/2014
Konsultasi Bab IV
9
16/04/2014
Revisi Bab IV
10
18/04/2014
Konsultasi Bab V
11
22/04/2014
Revisi Bab V
24/04/2014
Konsultasi keseluruhan Bab I, II, III,
12
13
dan IV 28/04/2014
Revisi keseluruhan Bab I, II, III, dan IV
Surakarta,……….................2013 Mengetahui,
Dosen Pembimbing KP Prodi. Televisi dan Film
Citra Dewi Utami, S.Sn., M.A NIP. 198109072006042002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN JURUSAN SENI MEDIA REKAM
PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM Jl. KH. Dewantara No. 19, Jebres Surakarta 57126, Telp. 647658 Fax. 646175
___________________________________________________________ BERITA ACARA
KEGIATAN HARIAN KULIAH KERJA PROFESI Nama Mahasiswa NIM Instansi KP Divisi Kerja Nama Instruktur No
Irsa Richa Rachmawati 10148109 PT. Rajawali Citra Televisi (RCTI) News Gathering Departement (Camera Person) Musjaya Tanggal
1
20 – 01 – 2014
2
21 – 01 – 2014
3
22 – 01 – 2014
4
23 – 01 – 2014
Kegiatan
Pengenalan Tempat kerja Mapping Membuat Feature Taman Lembang Riset “Dua Sisi” Kelas pembekalan Praktek menggunakan kamera semi profesional Liputan Khusus Komisi pemilihan umum Liputan khusus Pasar Bulog (Menteri Perdagangan) Liputan Seputar Indonesia Live Siang dan Sore Pengusian di Gor Ortista Jakarta Timur
Paraf Instruktur
5
24 – 01 – 2014
6
25 – 01 – 2014
Liputan Khusus pemilihan Keputusan tender tertinggi dan terendah Komisi Pemilihan Umum Liputan Khusus wawancara Yusril Mahkamah Kontitusi Pembuatan naskah Liputan Khusus
Liputan Khusus Diklat dan penyegaran Partai golkar
Liputan Khusus Mahalnya biaya kampanye (okezone.com) 7
26 – 01 – 2014
LIBUR
8
27 – 01 – 2014
9
28 – 01 – 2014
Liputan Khusus wawancaran mengenai tata tanam kota di berita satu plaza
10
29 – 01 – 2014
Liputan Khusus macet di daerah Semanggi Liputan Khusus banjir kawasan Green garden
Pembuatan Feature kacamata Mic “Imlek”
11
30 – 01 – 2014
Liputan Khusus Live seputar Indonesia Siang, Sore, dan sekilas Info Pengunsian dan kesehatan
12
31 – 01 – 2014
Liputan Seputar Indonesia Live Siang dan Sore Aktivitas pengusian yang berada di rumah dan suasana banjir disaat imlek
13
01 – 02 – 2014
14
02 – 02 – 2014
15
03 – 02 – 2014
Liputan BMKG untuk perkiraan cuaca JABODETABEK Liputan BPM mencari data korban Sinabung dan perkembangan gunung – gunung yang aktif
16
04 – 02 – 2014
Liputan wawancara DPR
Riset Liputan Khusus “Indonesia Belumlah Terang” Cikarang Timur (Bekasi) LIBUR
17
05 – 02 – 2014
Liputan wawancara Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung Liputan sarasehan calon legislativ DPR / DPD Ri dari KAHMI UNTUK RAKYAT
18
06 – 02 – 2014
Liputan dialog ketua PKB Muhaimin
19
07 – 02 – 2014
Liputan perkembangan yang ada di KPK
20
08 – 02 – 2014
Liputan PSSI
21
09 – 02 – 2014
22
10 – 02 – 2014
Pembuatan Feature sungai Ciliwung di Puncak
23
11 – 02 – 2014
Sidang MPR Rapat paripuna ke 18 DPRRI masa persidangan 3 tahun
24
12 – 02 – 2014
Wawancara ketua DISHUB mengenai terminal baru Wawancara pengamat tata kota Yayas Supriatna Liputan pelantikan pejabat eselon II DKI Jakarta
LIBUR
25
13 – 02 – 2014
Liputan jalan – jalan yang rusak dan berlubang
26
14 – 02 – 2014
Liputan kuliah umum dengan tema Kembangan Jiwa Enterperneur dan Wujudkan Kemandirian Bangsa Universitas Krisna Dwipayana
27
15 – 02 – 2014
Liputan jalan rusak di Letjen Suprapto dan Cempa Putih Keluhan masyarakat mengenai Bus TJ yang bobrok Fogging bakti sosial Rescure Perindo
28
16 – 02 – 2014
29
17 – 02 – 2014
LIBUR
30
18 – 02 – 2014
Liputan Relokasi pedg di pasar Tanah Abang Blok Gyang masih sepi Wawancara PLT KAPUSKOM public KEMENHUB mengenai penutup bandara pasca erupsi gunung kelud Liputan siding kasus SKK Migas (TIPIKOR)
31
19 – 02 – 2014
Liputan
32
20 – 02 – 2014
Evaluasi dengan pembimbing Liputan Bus Trans Jakarta yang mulai bobrok
20, Februari 2014 Instruktur
Herry Kuswiyanto