Malinggang dikerjakan oleh laki-laki, tetapi ada juga yang diker jakan bersama pekerja wanita.
C. Proses Pembagian Hasil. Pada pendulangan pasiraman dan luang surut apabila pend u langannya bekerja secara kelompok, biaya akan ditanggung ~ daan (bergotong royong). Ini disebabkan karena sifatnya jan sederhana baik daJam proses pengerjaan, biaya, maupun resiko nya . Maka dalam hal ini hasil yang didapatkan juga akan diba~ secara sarna rata (papadaan) antara anggota kelompok . Pendulangan luang dalam dengan organisasi dan cara ker. yang lebih rumit, mempunyai cara pembagian hasil tersendiri ya.n hampir-hampir bersifat baku . Pihak yang mendapatkan bagia adalah : Tutuha Luang, para perkerja/penduJang, malim, retribu. pemerintah Oesa dan Kecamatan, Kepala Padang (lokasi), pem! l j tanah, dan wakap (biasanya untuk mesjid). Tutuha Luang menJ peroleh hak at as 50 % dari hasil penjualan temuan intan yang d i perhitungkan atas 10 % untuk kayu perlengkapan, 10 % Luanl 10 % mesin pompa, 10 % peralatan, dan 10 % tanah . Retribusi atas pemerintah desa dan kecamatan diperhitungkan 5 -3 Sisanya dibagi sarna rata pendulang, seteJah dikurangi sedikit u r tuk masjid , malim, dan Kepala Padang . Bagian akhir yang diteriTI oleh masing-masing penduJang disebut dengan istilah "rit" . A.< juga daerah tertentu yang menyebutnya dengan "lot" atau "cere sacoret" . lumlah niJai nominal setiap "rit" tergantung pada besar k-< cilnya penjualan yang ditentukan oleh jenis intan serta jum 1 c satuan yang biasanya diukur dengan krat ( 1 krat ± 0 ,2 gram ) Jenis intan Kalimantan Selatan di pasaran dibedakan berdasarkc kualitasnya atas : intan karas, intan minyak, intan kuning , in"t.-c jambun, intan putih biasa, intan putih air perak, dan intan haba.bawang. Intan Karas niJainya sedikit lebih murah sedang yaJ paling mahal adalah intan habang bawang . Oi samping itu mas terdapat temuan ikutan lainnya berupa batu muJia yang tidak tel masuk jenis intan seperti batu akik, batu kecubung air, bun t: kalulut dan lain-lain, yang sedikit menambah pendulang nam I
tidak termasuk dalam prosentase pembagian hasil. Batuan tersebut juga sering diolah sebagai perhiasan . Sebelum sampai pada wujud akhirnya sebagai pelengkap perhiasan pada cincin, giwang, bunil, gelang, cucuk baju, dan lain lain, intan dan batuan mulia lainnya akan mengalami dua proses perubahan, yaitu perubahan kepemilikan melalui perdagangan ( kadang berantai dari pedagang ke pedagang) dan perubahan bentuk melalui pengolahan atau penggosokan. Penggosokan ini memerJukan teknologi tersendiri. Teknologi penggosokkan secara tradisional sampai saat ini masih banyak dikerjakan orang di Kaliman tan Selatan sebagai mata pencaharian, meskipun penggosokan modern dengan alat- alat mekanik juga sudah dikembangkan . Menyadari bahwa intan merupakan bagian dari kehidupan sosial , budaya, dan ekonomi pada beberapa kelompok masyarakat d i Kalimantan Selatan, maka sudah sewajamya apabila pengetahuan dan pengertian terhadap intan terus ditingkatkan dan dikembangk~ . Apalagi bila dilihat kenyatannya pendulangan-pendulangan modern yang telah dicoba penerapannya oleh beberapa perusahaan baik nasional ·matipun asing tidak rriainpu bertahan lama. Ini me-': nunjukkan bahwa tidak selamanya modemisasi akan memberikan efektivitas dan effisiensi dalam berbagai aspek kehidupan. Pameran Khusus dengan judul
"Si Galuh dari Bumi Anta-
sari .. yang diselenggarakan oleh Bagian Pr oyek Pembinaan Per museuman Kalimantan Selatan di Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat ini , dimaksudkan untuk me nyuguhkan berl?agai informasi berharga tentang intan Kalimantan Selatan. Disamping merupakan penghargaan terhadap karya dan jasa masyarakat pendulang intan diharapkan pameran ini akan .mengundang tanggapan dan masukan dalam rangka memberi nilai tam bah terhadap pendulangan intan di Kalimantan Selatan . -000-
12
II.
ICOLEKSI
YANG
DIP~
A. PET A. 1. Peta Daerah Pendulangan Intan/Peta Daerah Pertambangan lntan di Kalimantan Selatan .
Peta ini menggambarkan daerah lokasi pendulangan atau daerah pertambagan ini di Kalimantan Selatan . B. BAHAN DAN PERALATAN. 1. Bahan untuk membuat Luang Dalam .
a. Halalang (Jalang) digunakan untuk SIring atau turap luang pandulangan intan, khsusnya pada luan g dalam . b . Kayu galam digunakan untuk penanggak dan tongkat solongan dan tangga pada pandulangan luang dalam. c. Kayu Madang digunakan untuk bahan membuat Bantiai pada pandulangan luang dalam. d. Kayu Markaca digunakan untuk bahan membuat jajarak alau tiang penahan dinding pada panduJangan luang dalam , kayu jenis ini sekarang sudah langka , tidak ditemui lagi di lokas i pandulangan intan dan diganti dengan kayu palawan. .
.
e. Kayu Lanan juga merupakan salah satu jenis kayu hutan yang digunakan untuk jajarak dan tangga pada pandulangan luang dalam . . f. Kayu Karamunting dan Kayu Jualing digunakan untuk mem-
buat sulangkit pada Pandulangan luang dalam . g . I1atung digunakan untuk bahan membuat peralatan mendulang intan seperti angkatan, ayakan, kincaan, tali dan lain sebagainya. 13
Malinggang dikerjakan oleh laki - Iaki , tetapi ada juga yang dikerjakan bersama pekerja wanita.
c.
Proses Pembagian Hasil. Pada pendulangan pasiraman dan luang surut apabila pend'-I langannya bekerja secara kelompok , biaya akan ditanggung papa daan (bergotong royong) . Ini disebabkan karena sifatnya yarl sederhana baik dalam proses pengerjaan , biaya, maupun resik<:> nya. Maka dalam hal ini hasil yang didapatkan juga akan diba~ secara sarna rata (papadaan) antara anggota kelompok . Pendulangan luang dalam dengan organisasi dan cara kerj yang lebih rumit , mempunyai cara pembagian hasil tersendiri yaT} hampir-hampir bersifat baku . Pihak yang mendapatkan bagia adalah : Tutuha Luang, para perkerja/pendulang, malim, retribL1 : pemerintah Desa dan Kecamatan, Kepala Padang (lokasi) , pemilj tanah , dan wakap (biasanya untuk mesjid) . Tutuha Luang me~ peroleh hak atas 50 % dari hasil penjualan temuan intan yang d i perhitungkan atas 10 % untuk kayu perlengkapan , 10 % Luan! 10 % mesin pompa , 10 % peralatan, dan 10 % tanah . Retribusi atas pemerintah desa dan kecamatan diperhitungkan 5 9Sisanya dibagi sarna rata pendulang, setelah dikurangi sedikit II n tuk masjid, malim , dan Kepala Padang. Bagian akhir yang diterirr oleh masing-masing pendulang disebut dengan istilah "rit" . A.c juga daerah tertentu yang menyebutnya dengan "lot" atau "cere sacoret" . lumlah nilai nominal setiap "rit" tergantung pada besar k.~ ci lnya penjualan yang ditentukan oleh jenis intan serta jum c: sat uan yang biasanya diukur dengan krat ( 1 krat ± 0,2 gram lenis intan Kalimantan Selatan di pasaran dibedakan berdasarkc kualitasnya atas : intan karas , in·tan niinyak , intan kuning , in·£~ jambun , intan putih biasa, intan putih ·air perak, dan intan habar bawang . Intan Karas nilainya sedikit lebih murah sedang yaI paling mahal adalah intan habang bawang . Di samping itu mas terdapat temuan ikutan lainnya berupa batu mulia yang tidak tel masuk jenis intan seperti batu akik, batu kecubung air, bun 1: kalulut dan lain-lain, yang sedikit menambah pendulang nam I
Malinggang dikerjakan oleh laki-Iaki, tetapi ada juga yang dike .. jakan bersama pekerja wan ita .
c.
Proses Pembagian Hasil" Pada pendulangan pasiraman dan luang surut apabila pend 'Jangannya bekerja secara kelornpok, biaya akan ditanggung ~ daan (bergotong royong) . Ini disebabkan karena sifatnya ya~ sederhana baik dalam proses pengerjaan, biaya, maupun resile < nya . Maka dalam hal ini hasil yang didapatkan juga akan diba secara sarna rata (papadaan) antara anggota kelompok . Pendulangan luang dalam dengan organisasi dan cara kec yang lebih rumit, mempunyai cara pembagian hasil tersendiri yen: hampir- hampir bersifat baku . Pihak yang mendapatkan bagi. adalah : Tutuha Luang, para perkerja/pendulang, malim , retribu pemerintah Oesa dan Kecamatan, Kepala Padang (Iokasi), pem i1 tanah, dan wakap (biasanya untuk mesjid) . Tutuha Luang meilli peroleh hak atas 50 % daTi hasil penjualan temuan intan yang cI perhitungkan atas 10 % untuk kayu perlengkapan, 10 % Lua~ 10 % mesin pompa , 10 % peralatan, dan 10 % tanah . Retribusi atas pemerintah desa dan kecamatan diperhitungkan 5 <; Sisanya dibagi sarna rata pendulang, setelah dikurangi sedikit U l tuk masjid , malim , dan Kepala Padang. Bagian akhir yang diterir oleh masing- masing pendulang disebut dengan istilah "rit". A . juga daerah tertentu yang menyebutnya dengan "lot" atau "cere: sacoret" . Jumlah nilai nominal setiap "rit" tergantung pada besar k.. cilnya penjualan yang ditentukan oleh jenis intan serta jUrTl: satuan yang biasanya diukur dengan krat ( 1 krat ± 0 ,2 gram ) Jenis intan Kalimantan Selatan di pasaran dibedakan berdasar , kualitasnya atas : in tan karas, Inlan minyak, intan kuhing , in"£ ; jarnbun , intan putih biasa, intan putihair perak, dan intan habaJ bawang. Intan Karas nilainya sedikit lebih murah sedang yaJ paling mahal adalah intan habang bawang. Oi sam ping itu rna s terdapat temuan ikutan lainnya berupa batu mulia yang tidak t~ masuk jenis intan seperti batu akik, batu kecubung air, bun t kalulut dan lain-lain, yang sedikit rnerfambah pendulang narn 1
tidak terrnasuk dalam prosentase pembagian hasil. Batuan tersebut juga sering diolah sebagai perhiasan. Sebelum sampai pada wujud akhirnya sebagai pelengkap perhiasan pada cincin, giwang, bunil, gelang, cucuk baju, dan lain lain, intan dan batuan mulia lainnya akan mengalami dua proses perubahan, yaitu perubahan kepemilikan melalui perdagangan ( kadang berantai dari pedagang ke pedagang) dan perubahan bentulc melalui pengolahan atau penggosokan. Penggosokan ini memerlukan teknologi tersendiri. Teknologi penggosokkan secara tradisi onal sampai saat ini masih banyak dikerjakan orang di Kalimantar1 Selatan sebagai mata pencaharian, meskipun penggosokan modern dengan alat-alat mekanik juga sudah dikembangkan . Menyadari bahwa intan merupakan bagian dari kehidupan 50sial, budaya, dan ekonomi pada beberapa kelompok masyarakat cl i Kalimantan Selatan, maka sudah sewajarnya apabila pengetahuara. dan pengertian terhadap intan terus ditingkatkan dan dikembangkan . Apalagi bila dilihat kenyatannya pendulangan-pendulanga:n. modern ' yang telah dicoba penerapannya oleh beberapa perusahaa~ baik nasional 'maupun asing tidak rriainpu bertahan lama , lni me - nunjukkan bahwa tidak selamanya modernisasi akan memberikaTl efektivitas dan effisiensi dalam berbagai aspek kehidupan . Pameran Khusus dengan judul "Si Galuh dari Bumi Anta.sari " yang diselenggarakan oleh Bagian Proyek Pembinaan Per museuman Kalimantan Selatan di Museum Negeri Propinsi Kal i mantan Selatan Lambung Mangkurat ini, dimaksudkan untuk me . , nyuguhkan bertJagai informasi berharga tentang intan KalimantaT Selatan. Disamping merupakan penghargaan terhadap karya da jasa masyarakat pendulang intan diharapkan pameran ini aka] mengundang tanggapan .dan masukan dalam rangka memberi nilC3 tambah terhadap pendulangan intan di Kalimantan Selatan. -000-
1
Malinggang dikerjakan oleh laki-Iaki, tetapi ada juga yang dike-.jakan bersama pekerja wanita.
c.
Proses Pembagian Hasil. I
Pada pendulangan pasiraman dan luang surut apabila pend ... langannya bekerja secara kelompok, biaya akan ditanggung ~ daan (bergotong royong) . Ini disebabkan karena sifatnya yar sederhana baik dalam proses pengerjaan , biaya, maupun resile. < nya . Maka dalam hal ini hasil yang didapatkan juga akan diba. secara· sarna rata (papadaan) antara anggota kelompok. Pendulangan luang da]am dengan organisasi dan cara ker yang lebih rum it, mempunyai cara pembagian hasil tersendiri ya.I hampir-hampir bersifat baku . Pihak yang rnendapatkan bagi. adaJah : Tutuha Luang, para perkerja/pendulang, malim , retri~u pemerintah Desa dan Kecarnatan, Kepala Padang (lokasi), perni tanah , dan wakap (biasanya untuk rnesjid) . Tutuha Luang me .... peroleh hak atas 50 % dari hasil penjuaJan temuan intan yang d perhitungkan atas 10 % untuk kayu perlengkapan, 10 % Lua.-, 10 % mesin pompa , 10 % peralatan , dan 10 % tanah. Retribusi atas pemerintah desa dan kecamatan diperhitungkan 5 ~ Sisanya dibagi sarna rata pendulang, setelah dikurangi sedikit LlJ tuk masjid, malim , dan Kepala Padang. Bagian akhir yang diterir oleh masing-masing pendulang disebut dengan istilah "rit". ~ juga daerah tertentu yang menyebutnya dengan "lot" atau "cere: sacoret" . lumlah nilai nominal setiap "rit" tergantung pada besar k cilnya penjualan yang ditentukan oleh jenis intan serta jum satuan yang biasanya diukur dengan krat ( 1 krat ± 0,2 gram Jenis intan Kalimantan Selatan di pasaran dibedakan berdasark. kualitasnya at as : intan karas . intan niinyak, intan kuning , in t: jambun , intan putih biasa, intan putih air perak. dan intan hab~ bawang. Intan Karas nilainya sedikit lebih murah sedang y~J paling mahal adalah intan habang bawang . Di samping itu ma~ terdapat temuan ikutan lainnya berupa batu mulia yang tidak te: masuk jenis intan seperti batu akik, batu kecubung air, bun. 1 kalulut dan lain-lain, yang sedikit menambah pendulang naIr1 ·
tidak termasuk dalam prosentase pembagian hasil. Batuan tersebu 1 juga sering diolah sebagai perhiasan. Sebelum sampai pada wujud akhirnya sebagai pelengkap per hiasan pada cinein, giwang, bunil, gelang , cue uk baju , dan lain lain, intan dan batuan mulia lainnya akan mengalami dua prose ~ perubahan, yaitu perubahan kepernilikan mela1ui perdagangan ( kadang berantai dan pedagang ke pedagang) dan perubahan bentu.1 melalui pengolahan atau penggosokan . Penggosokan ini memerlukan teknologi tersendiri. Teknologi penggosokkan seeara tradis i onal sampai saat ini masih banyak dikerjakan orang di Kalimanta~ Selatan sebagai mata peneaharian, meskipun penggosokan moder.. dengan alat-alat mekanik juga sudah dikembangkan . Menyadari bahwa intan merupakan bagian dari kehidupan 50sial, budaya, dan ekonomi pad a beberapa kelompok masyarakat d Kalimantan Selatan, maka sudah sewajarnya apabila pengetahua dan pengertian terhadap intan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Apalagi bila dilihat kenyatannya pendulangan-penduJangaJ modern ' yang telah dieoba penerapannya oleh beberapa perusahaa 1 baik nasional 'matipun asing tidak rriainpu bertahan lama. Ini me nunjukkan bahwa tidak selamanya modernisasi akan memberika.1 efektivitas dan effisiensi dalam berbagai aspek kehidupan . Pameran Khusus dengan judul .. Si Galuh daTi Bumi Antca.: sari .. yang diseJenggarakan oleh Bagian Proyek Pembinaan Pe..museuman Kalimantan Selatan di Museum Negeri Propinsi Kal i mantan Selatan Lambung Mangkurat ini, dimaksudkan untuk m ~ .. nyuguhkan berbagai informasi berharga ten tang intan Kalimant~ Selatan . Disamping merupakan penghargaan terhadap karya d a. jasa masyarakat pendulang intan diharapkan pameran ini ak~ mengundang tanggapan .dan masukan dalam rangka memberi ni Ie tarnbah terhadap pendulangan intan di Kalimantan Sclatan . -000-