PEMERATAAN DALAM KEBI'AKSANAAN DEREG ULASIPEREKONOMIAN MENYONGSONG PEMBANGUNAN'ANGKA PANIANCTAHAPKTDUA
c inandj a?ifaltasasm ita PENDAHULUAN HIPMI meminta sayauntuk memberikan pandangan-pandangan dalam rangka MUNAS-nya yang ke-8. Kepadasayakhususdimintakan untuk memberi pengantar kepadapembahasanmengenai"Pemerataandalam kebijaksanaanderegulasi perekonomian menyongsongpembangunan jangka panjang tahap kedua". Sayatidak tahu apakahsayalayak untuk membahas judul ini, karena nampaknya agak jauh dari bidang tugas saya sekarang. Tetapi karena ini adalah diskusi dan siapa sajabisa turut di dalamnya, saya berusaha memenuhi lieinginan itu. Dengan sendirinya sajian ini sangatdibatasi oleh pengalaman, Iatar belakang dan bidang tugas saya selamaini. Sifat penyajian ini semata-mataadalah untuk merangsangdiskusi, dan karena keluar dari bidang tanggung jawab sebagai Menteri Pertambangandan Energi, pandangan-pandanganyang saya utarakan di sini leblh bersifat pribadi.
TANTANGAN.TANTANGAN
MENYONGSONG PIP II
Tidak lama lagi kita sudahakanmenyelesaikanpembangunan jangka panjang tahappertama (PJPI).PfPItelah memberikankepadakita landasankokoh sehingga pembangunan dapat lebih dipercepatpada tahap berikutnya. Selama25tahun pembangunanpertama,banyakhasil yang telah dicapai. Tidak dapat dipungkiri oleh siapapun bahwa telah terjadi transformasisosial-ekonomiyang cukup mendasar sebagaihasil pembangunan pada tahapan itu. Pembangunanselama5 Repelitatelah menghasiikan peningkatan kesejahteraan rakyat yang tercermin pada peningkatan pendapatannyata masyarakat,menurunnya prosentasedanjumlah penduduk rniskin sertameningkatnya tingkat pendidikan dan kesehatanmasyarakat.Pembangunan telah membawa kemajuan ekonomi ke seluruh pelosok tanah air, denganmembuka daerah-daerahyang terpencil dan memanfaatkanberbagai sumber daya yang ada. Pembangunan juga telah mengubahkehidupan masyarakatbukanhanya di perkotaantetapi juga di Pedesaan; modernisasi telah terjadi dan arus informasi berlangsung dengan makin lancar. Masyarakat telah makin terbuka. Pranata sosial yang diperlukan dalam kehidupanmodern telah terbentuk dan makin berwujud.
2
Secarakeseluruhandapat dikatakan bahwa sasaran pembangunanjangka panjang tahap pertama telah dapat dicapai. Dalam bidang ekonomi sasaranitu adalah terciptanya tatanan ekonomi yang seimbangyaitu antara industri dan pertanian,dan terpenuhinyakebutuhan pokok rakyat. Peranan sektor industri dalam perekonomiantelah berhasil ditingkatkan dari 8,3Vopada permulaan pemba(pada tahun kedua ngunan (1969/"1970) menjadi1..9,3Vo Repeiita V). Sebaliknyaperanan sektor-sektorprimer telah turun dari56,37omenjadi 34,8Vo.Penduduk yang bekerja di sektor industri manufaktur juga telah meningkat dari 6,5Vodi tahun 1971menjadi1,1,4Vo di tahun 1990. Kebutuhan pokok rakyat, khususnya pangan dan sandang untuk sebagianterbesarrakyat kita, di manapun berada, telah tidak merupakan masalah. Bahkan untuk kedua kebutuhan pokok itu kita telah dapat swasembada. Apa yang telah kita capaidalam PIP I itu, merupakan modal dalam kita melaksanakanPJPII. Dalam PIP II,kita inginmelanjutkan upaya memperkuat perekonomian kita agar menjadi sebuahtatanan yang tangguh. Tatanan ekonomi yangkokoh tidak lain adalahyang berlandaskanindustri. Dalam PIP II kita harus menuntaskan prosesindustrialisasikita, agar dalam kurun waktu 25 tahun mendatangInd onesia sudahmenjadi negaraindustri.
Dengansasaranjangkapanjangitu kita dapat menyuantara, Repelita demi Repelita. Kita sun sasaran-sasaran sasaran-sasaranitu, dengan mengkuantifikasikan dapat menggunakanberbagaiukuran, misalnya perananindustri dalam PDB, komposisi ekspor dan sebagainya. meNamun untuk tiba padasasaran-sasaranitu,kita lalui,baik harus kita rintangan yangmasih nyadari banyak masalah-masalahyang belum dapat kita pecahkan selama yangkita bisaantisipasikan PJPI maupun masalah-masalah akan kita hadapi di masadepan. Beberapadi antaranyabisa kita uraikan di sini. Ekonomi Indonesia masih bertumpu pada sektor tradisional, dan karenanya masih sangatpeka terhadap gejolakdan perubahanyang sebagiandisebabkanoleh faktor-faktor yang tidak kita kuasai, sepertifaktor cuacadan fluktuasi harga komoditi di pasarinternasional. Kita juga masih sangattergantung kepada minyak bumi, meskipun sektor non-migastelah berkembangjauh. Kalau harga minyak jatuh, langsungsajatimbul spekulasi, misalnya mengenai devaluasi dan sebagainya. Padahal hargaminyak sangatdipengaruhi situasi politik internasional. Kita juga masih saja memerlukan bantuan luar negeri, baik untuk anggaranpembangunan dalam APBN maupun untuk mengamankanneracapembayaran. Masalah neraca pembayaran selalu menjadi persoalan yang sangat peka dan menghambatupaya meningkatkan per4
tumbuhan dengan laju yang lebih tinggi. Demikian pula kekhawatiran mengenailaju inflasi menyebabkanterbatasnya keleluasaankita untuk menggairahkankegiatanekonomi. Selain itu, makin terasaadanyaketerbatasansumber daya alam. Kekayaanalam kita cukup banyak tapi tidak berlebihan. Energi misalnya,sekarangsudah tampak bahwa kemampuan penyediaanberadadi bawah kebutuhan. Dengan tingkat pertumbuhan seperti sekarang, sudah dapat diperkirakan bahwa menjelang tahun 2000, kita mungkin sudah menjadi negarapengimpor minyak neto. Tumpang tindih kepentingan untuk pembangunan di berbagaisektordirasamakintajam,misalnyakebutuhan akan air dan lahan. Dapat diperkirakan bahwa tanah akan menjadisumbermasalahyangmakinpekadan makin tajam di masadepan. Meskipun pertumbuhanekonomi cukup tinggi, yang dengan sendirinya menciptakanlapangan kerja yang cukup besar,namun belum dapat menampung seluruh pertambahanangkatankerja, Masalahyangkita hadapi,bukan hanya jumlah pertambahan angkatan kerja yang tinggi karena besarnya jumlah dan pertambahan penduduk, tetapi juga penyebarannya.Pembangunanekonomi kita selama ini tidak cukup merangsangpenciptaan lapangan kerja di pedesaan,di mana sebagianterbesarpenduduk Indonesiaberada,sehinggamenyebabkanterjadinya arus urbanisasi.Arus urbanisasiyang tidak teratur pada gilirannya menimbulkan bebanyangberatbagi daerahperkotaan dan melahirkan berbagaimasalahsosial.
Ekonomi kita juga masihsangattergantungkepada impor, baik untuk modal, teknologi, peralatan,suku cadang,maupun bahan baku. Industri kita belum kuat akarnya dalam arti umumnya masih dalam tahapindustri perakitan dan belum memiliki nilai tambah yang terlalu tinggi. Kemampuan ekspor kita, dimungkinkan terutama karena dua faktor, yaitu tenagakerja dan sumber daya seperti energi yang murah. Inilah keunggulan komparatif yang mendorong ekspor. Kita juga belum mampu memanfaatkansumber daya alam yang kita miliki secaraoptimal,sehinggamasih antaraindustri hulu dan industri hilir. terdapatkesenjangan Sehinggasecarakeseluruhansesungguhnyakita tidak begitu kuat memiliki keunggulan kompetitif. Di atasberbagaimasalahyangbersumberdari tubuh bangsakita sendiri, kita juga tidakbisalepasdari masalahmasalahlingkungan strategis,baik global maupun regional, yang mempengaruhi kita. Dua perkembanganbesaryang akan rnewarnai dan berpengaruh pada perkembanganekonomi dunia, yaitu kecenderunganglobalisasidan hancurnya sistem politik dan ekonomi komunis, merupakangejala-gejalaperubahan yang sedangterjadi. Dari segi ekonomi, globalisasi membawa peluang, tapi juga kendala. Ekonomi dunia yang makin menyatu serta berkurangnya hambatan-hambatanperdagangan, membuka banyak kesempatan. Sebaliknyaregionalisme 6
yang menggantikan sekat-sekat itu bisa masalahbagi kita.
membawa
Di satu pihak pasar dunia bagi produk Indonesia menjadi makin terbuka luas, tetapi di Iain pihak pasar kitapun menjadi bagian dari pasar dunia. Sehinggakita harus bersaing bukan hanya di luar negeri,tetapi juga di dalam negerikita sendiri. Denganusainyaperangdingig makakonsepkawanlawan dan konsep ancaman yang mewarnai hubungan antar bangsa di dunia selama4Otitrun ini, telah berubah. Negara-negarayang selama ini dianggap lawan berbalik menjadi kawan. Sebaliknya telah terjadi semacamketeini satu gangan baru di antaranegara-negarayangselama kubu, seperti ]epang denganAmerika, dan Eropa dengan kedua negaraitu. ini adalahbahwa ekonoSisilain dari perkembangan mi yang serbatertufupdan etatistissekarangterbuktisalah. Sehinggajalanyang sekarangditempuholehbanyaknegara adalahekonomi terbukayang berorientasikepadapasar. DEREGULASIEKONOMI Ekonomi kita pun sekarangsedangmenuju ke arah itu. Kebijaksanaan untuk membuka ekonomi dan mem"pasar" -kannyatelah kita lakukanjauh sebelumterjadi perubahandi negara-negara komunis. Selama 3 Repelita pertama,pembangunannasional kita boleh dikatakan bertumpu kepada penghasilan yang
diperoleh dariminyakbumi. Pembangunanpada masa itu lebih banyak merupakan upaya Pemerintah,oleh karena kemampuan sektor swasta masih sangatterbatas. Sementaraitu Pemerintahmencurahkanupaya pembangunan pada sektor-sektorprasarana,disamping sektor-sektor produksi yang terlalu besar untuk ditangani oleh masyarakattetapi sudah sangatdiperlukan, seperti pabrik-pabrik pupuk, gula, tekstil dan sebagainya. '
Sektor swastamulai tumbuh dengan diundangkannya UU PMA dan PMDN. Industri swastayang besaryang tumbuh pada masaitu pada umumnya adalahpenanaman modal asing. Swastanasional mulai berkembang,tetapi perkembangannyadimungkinkan kebanyakankarenafasiiitas Pemerintah, baik berupa perizinan,pemberian konsesi ataupun perkreditan. Padamasaitu pulalahtumbuh benih-benihdunia usahaswastabesaryang sekarang sering disebut sebagaikonglomerat. .Proyek-proyek Pemerintahnampaknyajuga menjadi ajang tumbuhnya kemampuanswastar yangmemperoleh kesempatanmenanganiproyek-proyek tersebut,baik sebagai pelaksana/kontraktor atau subkontraktor, ataupun hanya sebagai pemberi jasa, misalnya sebagai perantara Denganberbagaicaraitu terbentuklahlapisan swasta nasionai. Pertumbuhanini diperkuat oleh proteksi kerasyang diberikan oleh Pemerintahkepadaindustri dalam negeri. 8
Selamamasaperlindunganitu, bibit-bibitindustri tumbuh dan mulai berkembang. Perlindungan diberikan dalam berbagai bentuk. Bentuk yang paling kuat adalahmelindungi dari persaingan, seperti larangan impor, pengenaankuota atau bea masuk yang tinggi. Perlindungan ini pada dasarnyaadalah untuk mengamankanpasardalam negeri bagi industri dalam negeri. Lebih jauh prinsip ini diterapkan kepada proyek-proyek Pemerintah,yang harus mengutamakanpenggunaanproduksi dalamnegeri,yangdi masalalu bukan hanyaditetapkan sebagaikebijaksanaantetapi dipraktekkan bahkan seringkali dipaksakan (enforceilhampir tanpareserve. Selainitu ada pula bentuk perlindunganlain, misalnya dalam penyediaanbahan baku. Laranganeksporkayu gelonciongandan kemudian rotan, merupakan suatu bentuk perlindungan yang sangatefektif bagi industri hasil hutan yaitu plywood,dan industri mebel, yang sekarang menjadisalahsatu eksporkita yang terbesar. Pada masa itulah kita menumbuhkanberbagaiindustri yang kemudian menjadi cikal bakal industri ekspor kita. Disamping plywood,industri tekstil dan bajamisalnya, merupakan industri eksporyang penting yang tumbuhnya semulajustru karenaproteksi yang hampir total diberikan. Memasuki RepelitaIV, kita memutuskanbahwa perIindungan telah cukup diberikan. Apabila cara perlindungan yang diberikan selamaitu dilanjutkan maka per-
tumbuhan industri tidak akan sehat lagi. Salah satu masalahyangditimbulkan oleh perlindunganyang terlalu ketat adalah ekonomi biaya tinggi, yang disebabkanoleh tiadanyapersainganyang wajar. Maka dirasakanperlunyauntuklebihmembukaekonomi, guna menurunkanbiaya-biayatinggi dalam perekonomian dan memungkinkan produksi Indonesia untuk memasukipasaranekspormelalui persaingan. Pemikiran, dan akhirnya, kebijaksanaanini dipacu oleh situasidi bidang perminyakanyang berkembangpada saatitu. Padaakhir RepelitaIII, hargaminyak telah melewati zaman emasnya. Harga minyak turun dengan tajam, sampai mencapaititik terendahdi tahun 7986. Disadari bahwa ekonomi kita tidakbisalagibertumpupadaminvak, dan karenanyasektor-sektornon-minyak harus didorong Iebih maju, terutama sektor industri. Dengan ekonomi tertutup dan penuh proteksi,kemajuanitu sangatlambat dan juga menyebabkansempitnyabasisekonomi. Proteksi, pada dasarnyaadaiah "priailege"yang dinikmati oleh jumlah yang terbatas,karenapada hakekatnyapengertian proteksi adalah pembatasan. Dengan sendirinyadalam sistemini, sumber daya nasionaldalam arti potensidunia usaha,tidak bisa dikembangkan secarapenuh. Demikian pula potensipasar tidak bisa dimanfaatkansecaraoptirnal sebagaisumberyang mendorongpertumbuhan. Lebih dalam iagi ekonomimasyarakatyang berlandaskan kepada hanya "the prioilegedt'ew" yang terjadi daiam sistemekonomi yang tertutup dan sarat dengan perlindungani secaramendasar bertentangandengan faham 10
lindungan, secaramendasar bertentangandengan faham demokrasi ekonomi yang diamanatkanoleh konstitusi. Demikianlah latar belakang lahirnya deregulasi di bidang ekonomi. Langkah-langkahderegulasi ini dimulai dengan pembaharuandi sektor perbankan di tahun 1983, kemudan penyederhanaanprosedur impor di tahun 1.984, dian diikuti denganrangkaian-rangkaiankebijaksanaanderegulasi di sektor perdagangan,industri, investasi dan hinggasaatini. pasarmodal yang masih terusberlangsung Sebenarnyalebih tepat kalaudikatakankebijaksanaan deregulasiitu sendiri sudahdimuiai sejak awal Orde Baru,dalamrangkapembaharuankehidupanekonomi yang mengalami kemunduran karena diterapkannyaprinsipprinsip ekonomi terpimpin pada masa Orde Lama. Kedua Undang-undangPenanamanModal adalah langkah-langkahpertama dereguiasi,seperti juga halnya pembebasan lalulintasdevisa,disampingberbagaikebijaksanaanekonomilainnyayang dilancarkansejakawal Orde Baru,sepertianggaranberimbang. Kebijaksanaan-kebijaksanaanderegulasi memang tidak bisa dijalankan sekaligus,tetapi harus secara bertahap,untuk mencegahterjadinyagoncanganyang terIalu keras yang justru dapat mematahkansendi-sendi ekonomi yang baru kita bangun itu. Lihat saja apa yang sedangterjadidi Rusia. Deregulasitelahmenunjukkanhasilnya.Kiranyakeberhasilan itu tidak perlu diuraikan Iagi di sini, namun
salah satu hasil yang paling menonjol,dan justru menjadi salah satu sasaran utama, adalah berkembangnyasektor swasta. Ukuran lain keberhasilanitu adalah tumbuhnva sektor non-migas terutamasektor industri, seperti tercermin dalam peningkatanekspornya. Sekarangsektor nonmigas sudah melampaui sektor migas dalam kontribusi pada perekonomian nasional. Kemajuansektorswastadan sektornon-migasini, ditunjukkan pula dengan peningkatan pendapatanpajak diluar migas,yang sekarangsudah menjadi komponen penerimaannegarayang terpenting. Demikianlah prosesderegulasiyang telah kita tempuh. Kita melakukannya tepat pada waktunya, sehingga kita dapat memanfaatkan peluang-peluang yang datang karena makin terbukanyapasardunia. MASALAH KEADILAN DAN PEMERATAAN Tidak dapat disangkallagi,bahwasebagaisuatukebijaksanaanekonomi, deregulasitelahberhasil,dalam arti menopang pertumbuhan dan membawa perekonomian kepada tatanan yang lebih kuat. Namun di lain pihak, deregulasijuga telahmelahirkanberbagaimasalah. Kecepatan pertumbuhan sektor swasta ternyata tidak bisa diikuti oleh investasi di sektor Pemerintah.Pertumbuhan industri tidak bisa diikuti oleh pertumbuhan prasarana,sehingga dirasakan kurangnyaberbagaiprasarana sepertilistrik, telepon,jalan dan pelabuhan.Keadaan ini menyebabkan terhambatnya perkembangan investasi dan pertumbuhan industri.
12
Di lain pihak prosespertumbuhan industri ternyata tidak berjalan serasi. Meskipun ekspor meningkat, tetapi imporjuga meningkat.Eksporhasil-hasil industri di tahun 1990,misalnya, meningkat dengan 1"8,4Vo. Tetapi impor barangmodal meningkat dengan 52,6Vo dan bahan baku serta penolong meningkat dengan 23,4%. Dalam tahun 1991 (Januaris/ dNovember) seluruh eksporkita meningkat dengan 14,77otetapi impor kita justru meningkat denganL9,7Vo. Gejala impor yang makin meningkat,yang dimungkinkan oleh ekonomi yang makin terbuka,'serta berkembangnyaindustri yangumumnyaadalahindustri hilir yang harus mengimpor barang modal, bahanbaku dan suku cadang,telah menimbulkan kekhawatiran dan menyebabkan Pemerintah mengambil langkah-langkahuntuk lebih mengendalikan impor. Memanasnyamesin ekonomi juga menyebabkantekananpadalaju inflasi,yang menyebabkan Pemerintahharus mengambil langkah kerasuntuk mengetatkan suplai uang. Kesemuanyaitu menyebabkanterhambatnyainvestasi dan dengansendirinya pertumbuhandan penciptaan lapangankerja. Deregulasijuga dirasakansebagaimengeremsemanga-tpenggunaan produksi dalam negeri yang baru saja mulai tumbuh. Berbicaramengenaiproduksi dalam negeii, sering diasosiasikandengan proteksi, sehinggadianggap langkahmundur. Padahalnegaramanapundidunia memperjuangkan produksi dalam negerinya sendiri dalam batas-batasyang dimungkinkan dalam norma-norma perda-
gangan internasional. Bahkansekarangmasalahini justru menjadiisyu yang sedanghangatdalam dunia perdagangan internasional. Terasapula mulai mengendornyasemangatmenggunakan barang dan jasa dalam negeri dalam pengadaan Pemerintah. Padahal pembelian Pemerintah merupakan mekanismeyang sangatefektif untuk menumbuhkankekuatan industri nasional. Akibat dari berbagai hal itu maka di masyarakat seringkali timbul pertanyaandan suasanaketidakpastian. PadasuatusaatPemerintahmendoronginvestasi,padasaat berikutnyamengekangnya.Padasuatu waktu menggalakkan penggunaanproduksi dalam negeri pada waktu berikutnya tidak lagi. |ika tidak terlalu memahami latar beIakangnya/ orang dapat mengiraberbagaikebijaksanaan ekonomi itu sebagaiayunan tangkai pendulum. Namun yang bagi banyakkalanganmasyarakatdi rasakan lebih merisaukan sebagai"efek sampingan" deregulasi adalahsuasanakesenjangan. Menjadi isyu dalam masyarakatmasalahkeadilandan pemerataankesempatan dalam ekonomiyang sedangmembangun. Pembangunan telah memberikan kesempatanluas kepada masyarakatuntuk mengembangkaninisiatif dan kewirausahaan. Pengusaha-pengusaha besardan kecil, di pusat maupun di daerah tumbuh bersamadenganpertumbuhan ekonomi. Pembangunantelah memberikankesempatan kepada banyak orang untuk menjadi pengusaha. Dengan sendirinya ada yang berhasil, ada yang kurang 14
berhasildan bahkanadajuga yang tidak berhasii. Ada yang bisa memanfaatkan kesempatan,ada yang tidak mampu memanfaatkan kesempatan. Tetapi ada juga yang lebih mampu memanfaatkankesempatandibandingyang lain. Keadaan ini tentu menimbuikan tersaringnya para pengusahaswasta,adayangmamputumbuh menjadi kuat, ada yang tumbuh teiapi dalam laju yang lebih lambat, ada yang bisa "surTsiue"saja, tetapi ada juga yang gagal. Sebenarnyaprosesini adaiah proses yang wajar sajadan terjadi di masyarakatmanapun. Masalah kesenjanganterutama timbul karena terjadinya perbedaankekuatan yang makin menyolok antara pengusahayang memperolehkesempatandan dapat memanfaatkannyadengan para pengusahalainnya yangtidak memiliki kemampuan yang sama, atau lebih tajam lagi dengan tingkat kehidupan masyarakatpada umumnya. Belakangan ini masalah kesenjanganini menjadi makin menonjololehkarena deregulasijustru memberi kesempatanyang luas kepadadunia usaha,baik di bidang industri, perdagangan,perbankandan pasarmodal. Golongan ekonomi yang telah lebih dulu kuat lebih mampu memanfaatkannya,dibanding dengan golongan ekonomi yang baru tumbuh, yang belum dapat meiaih manfaat dari kesempatan-kesempatan yang terbuka itu. Akibatnya terjadi lonjakan dari kegiatan,asset, dan keuntungan golongan ekonomi yang telah kuat, melambung jauh di atas kemajuan golongan ekonomi yang masih Iemah.
Di satu pihak, gejalaini menunjukkan telah dimanfaatkannya dengan baik momentum ekonomi pasar yang makin terbuka, yang berakibat positif pada pertumbuhan. Namun, di lain pihak telah dirasakan sebagai sebab melebarnyajurang dan ketimpangansosial-ekonomi. Sebagai akibatnya timbul pertanyaanpada banyak pihak, apakahbenar arah ekonomi yang sedangditempuh. Ada pertanyaan,apakahdenganderegulasikita makin mendekat kepada demokrasiekonomi yang ingin kita tegakkan sepertiyang diamanatkanolehKonstitusi.Bahkanada pula yang menuduh bahwa yang sedangterjadi justru adalah proses pembangunan kapitalismeyang tidak dikehendaki oleh para pendiri Republik. Persoalanini kemudianmenjuruskepadaisyu yang lebih luas, yang kalau tidak ditangkal denganbaik bisa membangkitkan ke permukaan masalahyang lebih besar, yaitu masalah pribumi dan non-pribumi, yang meskipun latent tetapi selalu punya potensi menjadi masalah yang lebih besar, yang dapat mengancamkeutuhan dan wawasanpersatuanbangsat yangtelah demikian susahpayahnya dan penuh pengorbanankita pupuk dan perjuangkan, dalam perjalanansejarahbangsakita. Wajar apabilakemudiantimbul pertanyaan,apakah deregulasi seperti yang kita lakukan sekarangini adalah langkah yang sudah benar, tidak keliru atau harus diubah lagi. ]awabannya jelas, deregulasiitu sendiri tidak salah dan harus dilanjutkan bahkan ditingkatkan. Tanpa 16
deregulasi bangsa kita akan terhempas oleh gelombang persaingan yang makin keras di dunia. Untuk bisa menjamin kelangsungan hidup, apalagi untuk memacu pertumbuhan,tidak dapat tidak kita harus mengikuti arus perekonomiandunia yang mendobrak segalahambatan menuju kepada ekonomi dunia yarrg makin terintegrasi. Untuk itu diperlukan ketangguhandan daya saing yang kokoh pada kekuatan-kekuatan ekonomikita. Yang harus kita lakukanbukan menghentikanderegulasi, tetapi menghindar dari efek sampingnya. Karena betapapun juga semua kebijaksanaanekonomi Pemerintah termasukderegulasi,harus mendekatkankita kepada nilai-nilaiyang ingin kita tegakkanmelalui pembangunan. Dengan demikian yang diperlukan adalah "t'ine tuning" dari berbagai kebijaksanaanPemerintah yang secarasepintas tampaknya satu sama lain tidak mudah untuk dibuat sejalan;sepertiantarakebutuhanpertumbuhan yang menuntut adanyausaha-usaha besarsebagaipen(booster), dorong dengantuntutankeadilandan pemerataan pembangunan. Pemerintah bukannya tidak menyadari adanya masalah kesenjangan ini. Untuk mengatasinyatelah dilancarkanberbagaikebijaksanaan. Dana-dana Inpres yang pada dasarnya adalah upaya memeratakankegiatanpembangunan/dari tahunke tahunmakin ditingkatkan.Di bidangperbankandisediakan berbagaijeniskredit untuk golonganekonomi lemah. Di bidang perindustrian dilancarkanprogram keterkaitan, anta17
ra industri besar denganindustri kecil dan rakyat. BUMN yang memperoleh keuntungandiwajibkan untuk menyisihkan keuntungannya untuk membina usaha golongan ekonomi lemah. Pemerintah secarategas menganjurkan agar para pengusaha besar menjual sahamnyakepada koperasi. Kesemuanyaitu merupakanbagiandari upayauntuk menutup jarak kesenjanganini. Langkah-langkahitu telah menunjukkan hasil, tapi rupanya masih perlu diperkuat iagi agar haluan bahtera ekonomi kita secariimantap menuju arah seperti yang kita inginkan. Kita tahu dan harusyakin bahwa keadaansekarang ini bukan bentuk akhir kondisi perekonomian yang kita perjuangkan. Namun tahapsepertiyang sedangkita temrakyat, puh rupanya tidak bisa dihindari. Kesejahteraan ada pertumbuhan. tanpa dan pemerataantidak mungkin Untuk pertumbuhan kita memerlukan lokomotif-lokomotif yang menghela ekonomi masyarakat. Oleh karena itu dalam falsafah pembangunan kita, kita punya Trilogi Pembangunan. Semuaitu menjadi tantanganbagi kita semua,baik dunia usahamaupun Pemerintah. Dunia usaha tentunya dengan kesadarannyaharus salingmembimbing dan menuntun. Pengusahayang besar harus menggandengyang kecil, agar turut meluncur maju memanfaatkanberbagai kesempatanyang tidak mungkin 18
dapat diperolehnya sendiri. Usaha ini harus dilakukan dengan ikhlas, dilandasi oleh semangatkebersamaan. Betapapunjuga pada akhirnya memangPemerintah yang harus berperan, karenaPemerintahlah yang paling mampu mengarahkan ke mana ekonomi kita akan menuju. Pemerintahmemiliki kekuatanyang tidak dimiliki oleh masyarakatmaupun dunia usaha. Kekuatan fiskal dan moneter, termasuk perbankan, merupakaninstrumen yang sangatefektif untuk menyeimMelaluikegiatanpengadaan bangkankesempatan. bagi keperluannya, termasuk proyek-proyek pembangunannya, Pemerintahjuga dapat mengarahkanagar kesempatanitu dapat digunakanuntuk memperkuatkemampuanekonomi dalam negeri sekaligusmenciptakan keseimbangan serta memberi rasa keadilanmasyarakat. Demikian pula berbagaikewenanganlain yang dimiliki oleh Pemerintah sepertikebijaksanaaninvestasi,perdagangansertaberbagai perizinan,merupakaninstrumenyang dapatpula digunakan untuk tujuan ini. PENUTUP Inilah berbagai tantanganyang kita hadapi menjelang berakhirnya PIP I dan dalam menyongsongPIP II. Untuk mengatasinyabukan pekerjaanyang mudah memang.Tidak adajawabanyangsederhana, dan tidak ada jawaban terhadap sesuatumasalahyang tidak menimbulkan persoalanlain. Karena itu kita menyebutnyatantangan, Darikita semuadituntut keyakinandan jugaketekunan
untuk mampu menjawabnya. HIPMI tentunya dapatberperansecaraaktif, sebagai organisasiyang menghimpunparapengusahamuda,yang memiliki potensi,idealismedan gairah yang besaruntuk membangunmasadepan. Nusa Dua, Bali, 27 Februari 7992
20