1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI
TANGGAL 1 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG `
2
Assalamu’alaikum YSh
Wr. Wb.
: 1. Muspika Kecamatan Ambarawa, 2.
Para Pemerhati Seni Budaya Kabupaten Semarang, dan peserta
Pentas Seni dan Budaya, yang saya hormati. Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, dengan rasa syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan dapat hadir pada acara Pentas Seni dan Budaya, Festival dan Lomba Cipta Lagu Patriotisme Campur Sari se Kabupaten Semarang, dalam upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan.
3
Saya pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupaten Semarang mengucapkan selamat datang kepada kepada Dewan Juri dan seluiruh peserta serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala Kantor Kesbanglinmas atas terselenggaranya kegiatan ini, yang mempunyai arti penting guna mengoptimalkan masyarakat khususnya generasi muda dalam bermasyarakat dan berkebangsaan. Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk membangkitkan Seni dan Budaya di wilayah Kabupaten Semarang melalui kreasi, inovasi dan kolaborasi yang diharapkan terwujud dan terbentuknya karakter dan jatidiri sebagai bangsa Indonesuia yang berjiwa Patriotisme.
4
Nilai-nilai yang terkandung dalam seni budaya seperti tari Kuda Debog, Kuda Pesisiran, Kuda Blarak, sangat relevan untuk dikembangkan menjadi bagian dari pembangunan karakter bangsa. Kadang-kadang seni budaya kita sarat dengan pesan, ajaran yang berdayaguna untuk menangkal penetrasi budaya asing yang tidak atau kurang sesuai dengan jatidiri kepribadian bangsa kita. Sebab fenomena tersebut apabila tidak kita
antisipasi, besar
kemungkinannya
akan
berpengaruh
terhadap
bergesernya sendi-sendi pranata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5
Hadirin yang Saya hormati, Upaya pembinaan generasi muda harus dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara bersungguh-sungguh, melalui berbagai aktivitas yang mampu mengembangkan sikap dan jati diri seorang anak. Untuk mewujudkan pembinaan generasi muda, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, akan tetapi perlu peran serta, dan partisipasi orang tua, dan pendidik, serta masyarakat, agar terbangun generasi pelanjut estafet perjuangan bangsa, yang memiliki fisik dan mental yang kuat, tangguh, sehat, cerdas dan terampil. Sering kita mendengar atau membaca pernyataan begini: generasi muda adalah penerus bangsa. Namun kalau kita melihat bahwa dari hari ke
6
hari, pola kehidupan yang berkepribadian arif justru makin terkikis. Maraknya aksi anarkis, carut marut politik, konflik horizontal akibat perbedaan paham dan agama, serta masih-maraknya praktek – praktek KKN membuat masyarakat justru makin bertanya, apakah ini wajah asli bangsa Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan religius? Berbagai fenomena di atas sebenarnya hanya sebagian kecil dari kompleksnya permasalahan bangsa di tengah arus globalisasi dunia. Menjadi menarik untuk direnungkan kembali adalah bagaimana seharusnya empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika dapat benar-benar –
7
fungsional dalam menopang kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya para generasi muda. Kenyataan di era globalisasi saat ini terjadi kemerosotan rasa nasionalisme dan patriotisme yang mengarah pada kondisi seperti ; sikap mementingkan diri sendiri atau kelompok, maraknya anarkisme, radikalisme, dan konflik yang berbau SARA, minimnya kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat, munculnya Sparatisme yang mengancam persatuan bangsa. Kondisi tersebut apabila tidak disikapi, dapat berdampak negatif pada kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan pembinaan khususnya kepada generasi muda yang berkesinambungan, merupakan langkah penting dalam upaya membangun karakter bangsa, yang pada
8
gilirannya akan memberikan kontribusi positip dalam mengisi, memperkuat dan mempertahankan NKRI dengan karya nyata, bagi kemajuan dan kejayaan bangsa sebagimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami mengajak Saudara– saudara sekalian untuk bersama – sama merevitalisasi fungsi ke-empat pilar Kebangsaan Yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Memaknai kembali ke empat pilar di atas, berarti kita menegaskan komitmen, bahwa nilai-nilai Pancasila adalah norma dasar dalam kita bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Marilah kita bersama – sama menumbuhkan keinginan untuk memberikan sesuatu sumbangan untuk memperbaiki kehidupan bangsa ini.
9
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan dan pengembangan pada generasi muda sangat lah penting, karena masa depan suatu bangsa ada ditangan generasi muda. Menyertai harapan tadi, kepada para peserta Festival, Saya minta untuk dapat tampil dengan sebaik-baiknya. Dalam arti penuh semangat, namun
tetap
menjunjung
tingi
nilai-nilai
sportivitas,
persahabatan,
persaudaraan, persatuan dan kesatuan Sehingga keberadaan seni budaya semakin digemari oleh masyarakat luas.
10
Demikian beberapa hal yang perlu Saya sampaikan, semoga kegiatan ini mendapat ridlo dari Allah SWT. Sekian terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN.
11