BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR
13
TAHUN 2010
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang
:
a.
bahwa
penyelenggaraan
meningkatkan
derajat
pembangunan
kesehatan
kesehatan
masyarakat
di
untuk
Kabupaten
Gunungkidul, merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan; b.
bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat sehingga rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Standar
Pelayanan
Peraturan
Minimal Rumah
Sakit
Bupati tentang Umum
Daerah
Wonosari Kabupaten Gunungkidul; Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );
6.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang– Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4844);
8.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
9.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor : 12, 13, 14, dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4285); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang Kesehatan
di
Kabupaten/Kota; 23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Gunungkidul
(Lembaran
Daerah
Tahun 2008 Nomor 01 Seri E)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 Nomor 07 Seri E); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi, Kedudukan dan Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari (Lembaran
Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 Nomor 04 Seri D); 26. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 205 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari (Berita Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008 Nomor 172 Seri D);
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(SPM)
RUMAH
SAKIT
UMUM
DAERAH
WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Pasal 1 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Kabupaten Gunungkidul digunakan sebagai standar dalam menjamin pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Pasal 2 Rincian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 3 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gunungkidul. Ditetapkan di Wonosari pada tanggal 20 Juli 2010 BUPATI GUNUNGKIDUL, ttd. SUHARTO Diundangkan di Wonosari pada tanggal 20 Juli 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL, ttd. MOHAMAD JOKO SASONO
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010 NOMOR 09 SERI E.
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL I.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten. Dalam rangka otonomi daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerahnya. Rumah Sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai karakteristik dan organisasi yang komplek, berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lainnya. Sejalan dengan pesatnya kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, perlu diimbangi oleh tenaga kesehatan yang memadai dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar. Dalam melaksanakan profesionalisme pelayanan kesehatan, rumah sakit dituntut untuk menjamin peningkatan mutu pelayanan yang lebih terbuka ( transparan) dan lebih bertanggung jawab (akuntabel) sehingga memberikan pelayanan yang prima, terjangkau dan sesuai standar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan umum serta dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan administrasi dalam penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit wajib menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar Pelayanan Minimal merupakan salah satu upaya untuk mendorong pemerintah daerah memberikan pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit yang bertujuan agar kebutuhan dasar masyarakat dibidang kesehatan umumnya dan pelayanan kesehatan rujukan/rumah sakit tidak terabaikan, tersedianya pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan, tersedianya pelayanan yang bermutu dan memenuhi standar, melindungi hak asasi masyarakat di bidang kesehatan serta sebagai akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah. B. MAKSUD DAN TUJUAN Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang Definisi operasinal, indikator kinerja, ukuran atau rujukan, target, cara perhitungan/rumus/pembilang dan penyebut/standar/satuan pencapaian kinerja, dan sumber data. C. PENGERTIAN UMUM 1. Daerah adalah Kabupaten Gunungkidul. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Gunungkidul. 4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD Wonosari adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gunungkidul. 5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Kabupaten Gunungkidul. 6. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. 7. Jenis pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunungkidul kepada masyarakat. 8. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunungkidul yang selanjutnya disebut dengan SPM RSUD Wonosari adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. 9. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 10. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai. D. PENGERTIAN KHUSUS 1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat. 2. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta pihak lain, tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. 3. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu palayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan, keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standar WHO.
4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada pelanggan. 5. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu atau tolok ukur prestasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditatapkan sebelumnya. 6. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai. 7. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator. 8. Frekwensi pengumpulan data adalah frekwensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator. 9. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan. 10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja. 11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja. 12. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan. II. PRINSIP PENYUSUNAN DAN PENETAPAN SPM Dalam menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sektor terkait dari unsur-unsur kesehatan dan instansi terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim penyusunan. 2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami. 3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan persyaratan atau prosedur teknis. 4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif maupun kuantitatif. 5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat. 6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia. 7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggunggugatkan kepada publik. 8. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM.
III. LANDASAN 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang –Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan; 5. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. Undang –Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 9. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 10. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor : 12, 13, 14, dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 / MENKES/PER/VII/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota; 23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / MENKES / SK / II /2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi, Kedudukan dan Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari; 26. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 205 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari.
IV. A. JENIS-JENIS PELAYANAN DI RSUD WONOSARI Jenis pelayanan RSUD Wonosari meliputi : 1. Pelayanan Medik dan Keperawatan terdiri dari : a. Pelayanan Gawat Darurat; b. Pelayanan Rawat Jalan; c. Pelayanan Rawat Inap; d. Pelayanan Persalinan dan Perinatologi; e. Pelayanan Intensif; f. Pelayanan Bedah Sentral; dan g. Pelayanan Transfusi darah. 2. Pelayanan Penunjang dan Logistik terdiri dari : a. Pelayanan Radiologi; b. Pelayanan Farmasi; c. Pelayanan Gizi; d. Pelayanan Laboratorium dan Patologi Klinik; e. Pelayanan Rehabilitasi Medik; f. Pelayanan Pengelolaan Limbah; g. Pelayanan Ambulan dan Kereta Jenazah; h. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah; i. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit; j. Pelayanan Loundry; dan k. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). 3. Pelayanan Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari :
a. Pelayanan GAKIN; b. Pelayanan Rekam Medik; dan c. Pelayanan Administrasi dan Manajemen. B. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) SETIAP JENIS PELAYANAN, INDIKATOR NILAI DAN BATAS WAKTU PENCAPAIAN. JENIS NO PELAYANAN 1 1
2
3
2 Gawat Darurat
Rawat Jalan
Rawat Inap
INDIKATOR
NILAI
BATAS WAKTU PENCAPAIAN
3
4
5
1
Kemampuan menangani live saving dewasa dan anak
100 %
5 tahun
2
Pemberian Pelayanan bersertifikat PPGD/ATLS/ BCLS/ACLS
100 %
5 tahun
3
Waktu tanggap pelayanan dokter di UGD < 5 menit
100 %
1 tahun
4
Kepuasan pelanggan
> 70 %
5 tahun
5
Kematian pasien < 24 jam
< 2/1000
1 tahun
1
Dokter pemberi pelayanan di 100 % poliklinik spesialis
4 tahun
2
Waktu tunggu di rawat jalan < 60 menit
100 %
5 tahun
3
Kepuasan pelanggan
> 90%
5 tahun
1
Jam visite dokter spesialis 08.00 – 14.00 tiap hari kerja
100 %
2 tahun
2
Kejadian pulang paksa
<5 %
1 tahun
3
Kepuasan pelanggan
> 90 %
1 tahun
4
Bedah Sentral
Waktu tunggu operasi elektif < 2 hari
3 tahun
5
Persalinan dan 1 Perinatologi
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit : Tim PONEK yang terlatih
100 %
1 tahun
2
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
100 %
1 tahun
1
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
<3%
1 tahun
2
Pemberian pelayanan
60 %
5 tahun
6
Intensif
bersertifikat ICU/ICCU/ PICU/NICU
1
2
7
Radiologi
8
3
5
1
Waktu tunggu pelayanan thorax foto
< 3 jam
1 tahun
2
Pelaksana expeertasi dokter spesialis Radiologi
100 %
1 tahun
Laboratorium 1 dan patologi klinik
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium kimia darah dan darah rutin
< 140 menit
1 tahun
Tidak adanya kesalahan 100 % pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
5 tahun
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan
< 50 %
1 tahun
1
Waktu tunggu pelayanan obat racikan 120 menit
100 %
1 tahun
2
Waktu tunggu pelayanan obat jadi 60 menit
100 %
5 tahun
3
Tidak adanya kesalahan pemberian obat
100 %
5 tahun
1
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
> 90 %
4 tahun
2
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
< 20 %
5 tahun
3
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
100 %
5 tahun
2
9
Rehabilitasi medik
10
Farmasi
11
4
Gizi
12
Tranfusi Darah
Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
100 %
5 tahun
13
Pelayanan GAKIN
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
100 %
5 tahun
14
Rekam Medik
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
100 %
5 tahun
15
Pengelolaan
Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan
100 %
1 tahun
limbah
aturan
1
2
16
Administrasi dan Manajemen
17
Ambulance/kere ta jenazah
3
4
5
1
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
100 %
1 tahun
2
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan gaji berkala
100 %
1 tahun
3
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
100 %
1 tahun
1
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
24 jam
1 tahun
2
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
<30 menit
1 tahun
1
Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaran jenzah
< 2 jam
1 tahun
18
Pemulasaran jenazah
19
Pelayanan 1 pemeliharaan sarana rumah 2 sakit
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
< 80 %
1 tahun
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
100 %
1 tahun
Pelayanan Laundry
1
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
100 %
4 tahun
2
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
100 %
5 tahun
20
I.
PELAYANAN GAWAT DARURAT 1. Kemampuan menangani life saving di Gawat Darurat
1
JUDUL
Kemampuan menangani life saving di Gawat Darurat
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan
3
TUJUAN
Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan Gawat Darurat
4
DEFINISI OPERASIONAL
Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan Airway, Breath, Circulation
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang datang ke Gawat Darurat yang membutuhkan pelayanan life saving
9
SUMBER DATA
Rekam Medik di Gawat Darurat
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. Pemberian pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/ BTLS/ ACLS/ PPGD 1
JUDUL
Pemberi pelayanan kegawat daruratan bersertifikat ATLS/ BTLS/ ACLS/ PPGD
2
DIMENSI MUTU
Kompetensi teknis
3
TUJUAN
Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang kegawat daruratan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Tenaga Kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah memiliki sertifikat pelatihan ATLS/ BTLS/ ACLS/ PPGD
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Jumlah tenaga yang bersertifikat ATLS/ BTLS/ ACLS/ PPGD
8
DENOMINATOR
Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan
9
SUMBER DATA
Kepegawaian
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
yang
3. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat 1
JUDUL
Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan dan Efektifitas
3
TUJUAN
Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah sejak pasien itu datang sampai mendapat pelayanan dokter
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n=50)
9
SUMBER DATA
Sample
10
STANDAR
5 menit terlayani setelah pasien datang
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Gawat Darurat
4. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat 1
JUDUL
Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
2
DIMENSI MUTU
Kenyamanan
3
TUJUAN
Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
5
FREKUENSI PENGUMPULAN Setiap bulan DATA
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Jumlah Kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di survey
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survei (minimal n=50)
9
SUMBER DATA
Survei
10
STANDAR
70 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Gawat Darurat
PENGUMPUL DATA
II. PELAYANAN RAWAT JALAN 1. Pemberi Pelayanan di Klinik Spesialis 1
JUDUL
Pemberi pelayanan di klinik spesialis
2
DIMENSI MUTU
Kompetensi tehnis
3
TUJUAN
Tersedianya Pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten
4
DEFINISI OPERASIONAL
Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan yang dilayani oleh dokter spesialis. (untuk rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special privilege yang diberikan).
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan
7
NUMERATOR
Jumlah hari buka klinik spesialis yang dilayani oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Register rawat jalan poliklinik spesialis
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Rawat Jalan
2. Waktu Tunggu di Rawat Jalan 1
JUDUL
Waktu tunggu di Rawat Jalan
2
DIMENSI MUTU
Akses
3
TUJUAN
Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap Rumah Sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan
yang disurvei 8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
9
SUMBER DATA
Survey Pasien Rawat Jalan
10
STANDAR
60 menit
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Rawat Jalan
3. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan 1
JUDUL
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
2
DIMENSI MUTU
Kenyamanan
3
TUJUAN
Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
5
FREKUENSI PENGUMPULAN Setiap bulan DATA
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvei
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survey (minimal n=50)
9
SUMBER DATA
Survei
10
STANDAR
90 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Rawat Jalan
III. INSTALASI RAWAT INAP 1. Jam Visite Dokter Spesialis 1
JUDUL
Jam Visite Dokter Spesialis
2
DIMENSI MUTU
Akses, kesinambungan pelayanan
3
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara 08.00 s/d 14.00
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiap tiga bulan
7
NUMERATOR
Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 s/d 14.00 yang di survei
8
DENOMINATOR
Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
9
SUMBER DATA
Survei
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Instalasi Rawat Inap/ Komite Medik
2. Kejadian Pulang Paksa 1
JUDUL
Kejadian Pulang Paksa
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas, kesinambungan pelayanan
3
TUJUAN
Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan rumah sakit
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan
7
NUMERATOR
Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Rekam Medis
10
STANDAR
Maksimum 5 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Ketua Komite Mutu
3. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap 1
JUDUL
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Inap
2
DIMENSI MUTU
Kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari yang disurvei (dalam prosen)
8
DENOMINATOR
Jumlah total pasien yang di survey (n minimal 50)
9
SUMBER DATA
Survei
10
STANDAR
90 %
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Ketua Komite Mutu
IV. PELAYANAN BEDAH SENTRAL Waktu tunggu operasi elektif 1
JUDUL
Waktu tunggu operasi elektif
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksankan
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Rekam medis
10
STANDAR
2 hari
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Bedah Sentral
V. PELAYANAN PERSALINAN DAN PERINATOLOGI 1. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 1
JUDUL
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
2
DIMENSI MUTU
Kompetensi tehnis
3
TUJUAN
Tersedianya pelayanan persalinan dengan penyulit oleh tenaga yang kompeten
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG, dengan dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih (asuhan persalinan dengan penyulit)
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan, dan perawat terlatih
8
DENOMINATOR
Tidak ada
9
SUMBER DATA
Kepegawaian dan rekam medis
10
STANDAR
Tersedia
11
PENANGGUNG JAWAB
Komite Mutu
2. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr 1
JUDUL
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan dan efektivitas
3
TUJUAN
Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
4
DEFINISI OPERASIONAL
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr – 2500 gr
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang ditangani
9
SUMBER DATA
Rekam Medis
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Komite Medik
VI. PELAYANAN RAWAT INTENSIF 1. Rata-rata pasien yang kembali ke paerawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam 1
JUDUL
Rata-rata pasien yang kembali ke paerawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas
3
TUJUAN
Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan
9
SUMBER DATA
Rekam Medis
10
STANDAR
Maksimum 3 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Komite Medik
2. Pemberi Pelayanan bersertifikat ICU/ICCU/PICU/NICU 1
JUDUL
Pemberi pelayanan bersertifikat ICU/ICCU /PICU/NICU
2
DIMENSI MUTU
Kompetensi teknis
3
TUJUAN
Tersedianya Pelayanan Intensif dengan tenaga yang kompeten
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pemberi Pelayanan Intensif adalah dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani, perawat D 3 dengan sertifikasi perawat mahir ICU
5
FREQUENSI PENGUMPULAN
1 (satu) bulan
DATA 6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah tenaga dokter spesialis anestesi dan spesialis yang sesuai dengan kasus ysng ditangani, perawat D3 dengan sertifikasi perawat mahir ICU/ICCU/PICU/NICU yang melayani perawatan intensif
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang melayani perawatan intensif
9
SUMBER DATA
Kepegawaian dan ICU
10
NILAI
60 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Tim Diklat
VII. PELAYANAN RADIOLOGI 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 1
JUDUL
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah pasien yang di foto thorax dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Rekam medis
10
STANDAR
Maksimum 3 jam
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Radiologi
2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan rontgen 1
JUDUL
Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan rontgen
2
DIMENSI MUTU
Kompetensi tehnis
3
TUJUAN
Pembacaan dan verikasi hasil pemeriksaan rontgen dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis radiologi yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirim kepada dokter yang meminta
5
FREKUENSI PENGUMPULAN 1 bulan DATA
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter spesialis radiologi dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pemeriksaan foto roentgen dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Register di instalasi radiologi
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Radiologi
VIII. PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK 1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 1
JUDUL
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang disurvei dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvei dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Survei
10
STANDAR
Maksimal 140 menit (manual)
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Laboratorium
2. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium 1
JUDUL
Tidak adanya kesalahan pemeriksaan laboratorium
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan
3
TUJUAN
Tergambarnya ketelitian palayanan laboratorium
4
DEFINISI OPERASIONAL
Keselahan penyerahan hasil laboratorium adalah penyerahan hasil laboratorium pada salah orang
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah seluruh pasien yang diperiksa di laboratorium dalam satu bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Rekam Medis
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Laboratorium
pemberian
hasil
IX. REHABILITASI MEDIK Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan 1
JUDUL
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
2
DIMENSI MUTU
Kesinambungan pelayanan dan efektivitas
3
TUJUAN
Tergambarnya kesinambungan pelayanan rehabilitasi sesuai yang direncanakan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan adalah pasien tidak bersedia meneruskan program rehabilitasi yang direncanakan
5
FREKUENSI PENGUMPULAN
3 bulan
DATA 6
PERIODE ANALISIS
6 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam 3 bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medik dalam 3 bulan
9
SUMBER DATA
Rekam medik
10
STANDAR
< 50 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Petugas Rehabilitasi Medik
X. PELAYANAN FARMASI 1. Waktu tunggu pelayanan obat racikan 120 menit 1
JUDUL
Waktu tunggu pelayanan obat racikan 120 menit
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasienmenyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan pasien yang disurvey dalam satu bulan
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah pasien dengan obat racikan yang disurvey dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Survey
10
NILAI
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Farmasi
2. Waktu tunggu pelayanan obat jadi 60 menit 1
JUDUL
Waktu tunggu pelayanan obat jadi 60 menit
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu pelayanan obet jadi adalah
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi 5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah kumulatif waktu tungu pelayanan obat jadi pasien yang disurvey dalam satu bulan
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah pasien dengan obat jadi yang di suevey dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Survey
10
NILAI
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Farmasi
3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 1
JUDUL
Tidak adanya kejdian kesalahan pemberian obat
2
DIMENSI MUTU
Keaelamatan dan kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya pemberian obat
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kesalahan pemberian obat meliputi :
kejajian
kesalahan
1.
Salah dalam memberikan jenis obat
2.
Salah dalam memberikan dosis
3.
Salah orang
4.
Salah jumlah
dalam
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey
9
SUMBER DATA
Survey
10
NILAI
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Farmasi
XI. PELAYANAN GIZI. 1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 1
JUDUL
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, akses, kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
4
DEFINISI OPERASIONAL
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Setiap 3 bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah pasien rawat inap yang disurvey yang mendapat makanan tepat waktu
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvey
9
SUMBER DATA
Survey
10
NILAI
90 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Gizi
2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien 1
JUDUL
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas dan efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh pasien dengan ketentuan : - Sisa lebih dari ½ posri tidak habis - Sisa kurang dari ¼ porsi habis
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Setiap 3 bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah kumulatif porsi sisa makanan pasien yang di survey
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah pasien yang di survey
9
SUMBER DATA
Ruang Rawat Inap, Instalasi Gizi
10
NILAI
<>
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Instalasi Gizi
3. Ketepatan pemberian diet khusus pasien rawat inap 1
JUDUL
Ketepatan pemberian diet khusus pasien rawat inap
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, akses
3
TUJUAN
Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
4
DEFINISI OPERASIONAL
Adalah ketepatan pemberian makanan kepada pasien rawat inap yang sesuai dengan permintaan ruangan
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Setiap 3 bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah pasien rawat inap dengan diet khusus yang sesuai permintaan
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah seluruh pasien rawat inap yang mendapat diet khusus
9
SUMBER DATA
Survey
10
NILAI
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Gizi
XII. PELAYANAN TRANFUSI DARAH Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap kebutuhan 1
JUDUL
Pemenuhan kebutuhan
kebutuhan
darah
bagi
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
setiap
3
TUJUAN
Tergambarnya kemampuan Bank Darah Rumah Sakit dalam menyediakan kebutuhan darah
4
DEFINISI OPERASIONAL
Adalah terpenuhinya permintaan darah bagi setiap pasien yang membutuhkan
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah seluruh permintaan darah
9
SUMBER DATA
Bank Darah
10
NILAI
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Rawat Inap
XIII. PELAYANAN PASIEN GAKIN Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan 1
JUDUL
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
2
DIMENSI MUTU
Akses
3
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap masyarakat miskin
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien pemegang kartu askeskin
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit dalam 1 bulan
9
SUMBER DATA
Register pasien
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Direktur Rumah Sakit
XIV. PELAYANAN REKAM MEDIK Kelengkapan pengisian Rekam Medik 24 jam setelah selesai pelayanan 1
JUDUL
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
2
DIMENSI MUTU
Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
3
TUJUAN
Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik
4
DEFINISI OPERASIONAL
Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut, dan resume.
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah rekam medik yang diisi lengkap setelah 24 jam pasien dinyatakan pulang yang disurvey dalam 1 bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan
9
SUMBER DATA
Survey
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Koordinator Instalasi Rekam Medik & Kepala Seksi Pelayanan Medik
XV. Pengolahan limbah Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan 1
JUDUL
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan
2
DIMENSI MUTU
Keselamatan
3
TUJUAN
Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di rumah sakit
4
DEFINISI OPERASIONAL
Limbah padat berbahaya adalah sampah padat akibat proses pelayanan yang mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain : 1. Sisa jarum suntik 2. Sisa Ampul 3. Kasa bekas 4. Sisa jaringan Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan Standar Prosedur operasional yang disepakati internal rumah sakit
8
DENOMINATOR
Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
9
SUMBER DATA
hasil pengamatan
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Koordinator IPSRS
XVI. ADMINISTRASI MANAJEMEN 1. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 1
JUDUL
Ketepatan pangkat
2
DIMENSI MUTU
efektivitas, efisiensi, kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap tingkat kesejahteraan pegawai
4
DEFINISI OPERASIONAL
Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan dua periode dalam satu tahun yaitu bulan April dan Oktober
waktu
pengusulan
kenaikan
5
FREKUENSI DATA
PENGUMPULAN
satu tahun
6
PERIODE ANALISIS
satu tahun
7
NUMERATOR
Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu tahun
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun
9
SUMBER DATA
Sub Bag Kepegawaian
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Bagian Tata Usaha
2. Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala 1
JUDUL
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
2
DIMENSI MUTU
efektivitas, kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian rumahsakit terhadap kesejahteraan pegawai
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaiji secara periodik sesuai peraturan keperawaian yang berlaku (UU No 8/1974, UU No 43/1999
5
FREKUENSI DATA
Satu tahun
6
PERIODE ANALISIS
Satu tahun
7
NUMERATOR
Jumlah pegawai yang mendapatkan SK kenaikan gaji berkala tepat waktu dalam satu tahun.
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya memperoleh kenaikan gaji berkala dalam satu tahun.
9
SUMBER DATA
Sub Bag Kepegawaian
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Bagian Tata Usaha
PENGUMPULAN
3. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 1
JUDUL
Ketepatan keuangan
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas
3
TUJUAN
Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumahsakit
4
DEFINISI OPERASIONAL
Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kas Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya
5
FREKUENSI DATA
tiga bulan
6
PERIODE ANALISIS
tiga bulan
7
NUMERATOR
Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya dalam tiga bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah laporan keuangan diselesaikan dalam tiga bulan
9
SUMBER DATA
Sub Bag Keuangan
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Sub Bagian Keuangan & Program
PENGUMPULAN
waktu
penyusunan
laporan
yang
harus
XVII. AMBULANCE/ KERETA JENAZAH 1. Waktu pelayanan ambulance/ kereta jenazah 1
JUDUL
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
2
DIMENSI MUTU
Akses
3
TUJUAN
Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat diakses setiap waktu oleh pasien/keluarga pasien yang membutuhkan
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah ketersediaan waktu penyediaan ambulance/kereta jenazah untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga pasien
5
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan
6
PERIODE ANALISIS
Tiga bulan sekali
7
NUMERATOR
Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah hari dalam bulan tersebut
9
SUMBER DATA
Instalasi gawat darurat
10
STANDAR
24 jam
11
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Penanggung jawab ambulance/kereta jenazah
2. Kecepatan memberikan pelayanan Ambulance/ Kereta Jenazah di Rumah Sakit 1
JUDUL
Kecepatan memberikan pelayanan Ambulance/ Kereta Jenazah di Rumah Sakit
2
DIMENSI MUTU
Kenyamanan, keselamatan
3
TUJUAN
Tergambarnya ketanggapan rumahsakit dalam menyediakan kebutuhan pasien akan ambulance/ kereta jenazah
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien di rumahsakit sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah. Maksimal 30 menit
5
FREKUENSI DATA
1 bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu dalam 1 bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Catatan penggunaan ambulance/ kereta jenazah
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Penanggungjawab Ambulance
PENGUMPULAN
XVIII. Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenzah 1
JUDUL
Waktu jenzah
2
DIMENSI MUTU
Kenyamanan
3
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kebutuhan pasien akan pemulasaran jenazah
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai ditangani oleh petugas
5
FREKUENSI DATA
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaran jenazah pasien yang diamati dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Total pasien yang diamati dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Hasil pengamatan
10
STANDAR
< 2 jam
11
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi pemulasaran jenazah
tanggap
pelayanan
pemulasaran
PENGUMPULAN 1 bulan
XIX. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 1
JUDUL
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
3
TUJUAN
Tergambarnya dalam
4
DEFINISI OPERASIONAL
Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi
5
FREKUENSI DATA
PENGUMPULAN Setiap saat
kecepatan
dan
ketanggapan
6
PERIODE ANALISIS
1 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama dengan 15 menit dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Catatan laporan kerusakan alat
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Koordinator IPSRS
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 1
JUDUL
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
2
DIMENSI MUTU
Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
3
TUJUAN
Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
4
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang menunjukkan periode pemeliharaan/ service untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku
5
FREKUENSI DATA
6
PERIODE ANALISIS
3 bulan
7
NUMERATOR
Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu dalam satu bulan
8
DENOMINATOR
Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan pemeliharaan dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Register pemeliharaan alat
10
STANDAR
100 %
11
PENANGGUNG JAWAB
Koordinator IPSRS
PENGUMPULAN 1 bulan
XX. PELAYANAN LAUNDRY 1. Tidak adanya kejadian linen hilang 1
JUDUL
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, dan efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan linen
4
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan linen adalah pelayanan pencucian dan perawatan bagi linen
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah linen yangmasuk ke Instalasi lain dikurangi linen yang hilang
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah linen yang masuk ke Instalasi linen seluruhnya
9
SUMBER DATA
Instalasi Linen
10 NILAI
100 %
11 PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Sanitasi
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 1
JUDUL
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang inap
2
DIMENSI MUTU
Efektifitas, dan efisiensi
3
TUJUAN
Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan linen
4
DEFINISI OPERASIONAL
Adalah ketepatan penyediaan linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan yaitu jam 08.00 WIB s/d 13.00 WIB kecuali hari libur
5
FREQUENSI PENGUMPULAN DATA
1 (satu) bulan
6
PERIODE ANALISIS
3 (tiga) bulan
7
NUMERATOR ( PEMBILANG)
Jumlah hari kerja dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
8
DENOMINATOR ( PENYEBUT )
Jumlah hari kerja dalam satu bulan
9
SUMBER DATA
Instalasi Linen
10 NILAI
90 %
11 PENANGGUNG JAWAB
Kepala Instalasi Sanitasi
TAHAPAN PENCAPAIAN INDIKATOR DAN TOLOK UKUR PENERAPAN SPM
NO 1 1
2
3.
INDIKATOR KINERJA
JENIS PELAYANAN
NO
URAIAN
2
3
4
Gawat Darurat
Rawat Jalan
Rawat Inap
TARGET KINERJA KETERANGAN SATUAN
2010
2011
2012
2013
2014
2015
5
6
7
8
9
10
11
1.
Kemampuan menangani life saving dewasa dan anak
%
80
80
90
95
100
100
2.
Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat yang masih berlaku ATLS/BTLS/PPGD
%
80
85
90
95
100
100
3.
Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat
menit
<5
<5
<5
<5
<5
<5
4.
Kepuasan Pelanggan
%
50
60
65
70
70
80
5.
Kematian pasien < 24 jam
< per seribu
2/1000
2/1000
2/1000
2/1000
2/1000
2/1000
1.
Dokter pemberi Pelayanan di poliklinik spesialis
%
85
85
90
100
100
100
2.
Waktu tunggu di rawat jalan
menit
120
120
90
60
60
60
3.
Kepuasan Pelanggan
%
50
50
75
75
90
90
1.
Jam visite dokter spesialis 08.00 – 14.00 tiap hari kerja
%
85
100
100
100
100
100
2.
Kejadian pulang paksa
%
<5
<5
<5
<5
<5
<5
3.
Kepuasan pelanggan
%
> 90
> 90
> 90
> 90
> 90
> 90
12
1
2
3
4
4.
Bedah Sentral (Bedah 1. saja)
Waktu tunggu operasi elektif
5.
Persalinan dan Perinatologi
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Tim PONEK yang terlatih
6.
7.
8.
9.
Intensif
Radiologi
Lab.Patologi Klinik
Rehabilitasi Medik
1
5 hari
6
7
8
9
10
11
< 2 hari
< 2 hari
< 2 hari
< 2 hari
3 hari
3 hari
%
100
100
100
100
100
100
2
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2000 gr
%
100
100
100
100
100
100
1.
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatani intesip dengan kasus yang sama < 72 Jam
%
<3
<3
<3
<3
<3
<3
2.
Pemberi pelayanan Unit Intensif a. Dokter Sp. Anestesi dan dokter spesialis sesuai kasus yang ditangani b. 100 % perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU/setara (D4)
%
50
100
100
100
100
100
%
25
50
75
90
100
100
jam
<3
<3
<3
<3
<3
<3
%
100
100
100
100
100
100
menit
140
140
140
140
140
140
1.
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
2.
Pelaksana ekspertisi Dokter Sp.Rad
1.
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium kimia darah dan darah rutin
2.
Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
%
80
90
90
90
100
100
1.
Kejadian Drop out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan
%
< 50
< 50
< 50
< 50
< 50
< 50
12
1 10
2 Farmasi
3
5
6
7
8
9
10
11
menit menit
60 120
60 120
50 100
40 80
30 60
30 60
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
%
80
85
90
95
100
100
1.
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
%
75
80
85
90
> 90
> 90
2.
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
%
50
45
40
30
20
< 20
3.
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
%
75
80
85
90
100
100
1.
Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
%
0
50
75
90
100
100
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
%
75
80
85
90
100
100
1.
2. 11.
Gizi
4 Waktu tunggu pelayanan a. Obat Jadi b. Obat racikan
12
Transfusi darah
13.
Pelayanan GAKIN
14.
Rekam Medik
1.
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
%
50
60
75
90
100
100
15
Pengelolaan Limbah
1.
Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan
%
100
100
100
100
100
100
16
Administrasi dan Manajemen
1
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
%
100
100
100
100
100
100
2
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan gaji berkala
%
100
100
100
100
100
100
12
1
17
2
Ambulance/kereta jenazah
18
Pemulasaran Jenazah
19.
Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
20
Pelayanan Laundry
3
4
5
6
7
8
9
10
11
%
100
100
100
100
100
100
Jam
24
24
24
24
24
24
3
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
1.
Waktu pelayanan ambulance/Kereta Jenazah
2.
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
menit
< 30
< 30
< 30
< 30
< 30
< 30
Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah
jam
<2
<2
<2
<2
<2
<2
1.
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
%
< 80
< 80
< 80
< 80
< 80
< 80
2.
Ketepatan waktu pemeliharaan alat
%
50
60
80
90
100
100
3.
Peralatan Laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
%
50
60
80
90
100
100
1.
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
%
85
85
90
100
100
100
2.
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
%
70
80
85
90
100
100
12
V. PENUTUP Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada hakekatnya merupakan bentukbentuk pelayanan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh unit-unit pelaksana pelayanan kesehatan. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi kinerja pelayanan dan pengukuran perubahan yang terjadi. Sebagai pedoman Standar Pelayanan Minimal di RSUD Wonosari yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan, mengoptimalkan sumberdaya, sarana maupun prasarana. Dalam jangka panjang diharapkan pelayanan di RSUD Wonosari yang selama ini telah berlangsung dapat ditingkatkan dan menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari sebagai pilihan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Wonosari, 20 Juli 2010 BUPATI GUNUNGKIDUL, ttd. SUHARTO