C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
Indeks Petani TR PTPN X Studi Banding di Bungamayang Untuk kedua kalinya Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara X (Jawa Timur) mengajak petani tebu rakyat (TR) binaannya untuk melakukan studi banding ke PG Bunganayang PTPN VII.
Hal.3
“BUMN Hadir untuk Negeri” di Lampung Program BUMN Hadir untuk Negeri yang diluncurkan Kementerian BUMN dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI dilaksanakan serentak di 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 16 Agustus dan 17 Agustus 2015.
Beri Penghargaan Pengabdian kepada 103 Karyawan PT Perkebunan Nusantara VII memberikan penghargaan masa pengabdian kepada karyawan yang telah bekerja selama 20, 25, 30, dan 35 tahun.
Hal.8
Hal.10
C MYK
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
2
dariREDAKSI
Mancing Mania Meriahkan HUT RI di Distrik Muaraenim Mancing mania menjadi acara pamungkas kegiatan perlombaan dalam memeriahkan peringatan HUT ke-70 RI tahun 2015 di Kantor Distrik Muaraenim dan Unit Sungailengi. Perlombaan yang memperebutkan hadiah dari General Manager Distrik Muaraenim tersebut diikuti 130 peserta dari kalangan pekerja dan batih. ancing mania merupakan salah satu kegiatan yang digelar Kantor Distrik Muaraenim bersama dengan Unit Sungailengi untuk memeriahkah HUT RI tahun 2015. Rangkaian kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 13 sampai 17 Agustus 2015. Cabang perlombaan yang diikuti oleh perwakilan Kantor Distrik Muaraenim dan Unit Sungailengi meliputi pertandingan bulutangkis, tenis meja, futsal pakai daster, gaple, dan cabang pamungkas yang dihelat pada tanggal 17 Agustus 2015, yaitu mancing mania. “Peringatan HUT RI tahun ini kita laksanakan untuk mengenang dan mengimplementasikan nilai-nilai patriotisme para pendiri dan pejuang bangsa. Kita harapkan semangat itu bisa kita internalisasikan dan menjadi motivasi kita untuk memberikan kontribusi yang lebih baik bagi perusahaan dan negara,” kata General Manager Distrik Muaraenim Ir. Robert Simanjuntak, M.M. Selain itu, lanjutnya, hendaknya kegiatan tersebut juga dapat menjadi media bagi pekerja dan batih serta masyarakat di lingkungan Kantor Distrik Muaraenim dan Unit Sungailengi untuk berkumpul dan meningkatkan nilai-nilai kebersamaan. “Perlombaan yang kita laksanakan pada peringatan tahun ini cukup sederhana, namun tetap meriah dan tidak mengurangi makna sejarah dan nilai-nilai positif yang ada,” ujar Manajer Unit Sungailengi Okta Kurniawan, S.T. menambahkan. Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Enda A.Z.
M
Siregar, S.P., M.M. menuturkan bahwa untuk menambah semarak kegiatan ini maka setiap cabang yang diperlombakan diikuti oleh dua regu sebagai perwakilan dari Kantor Distrik Muaraenim, Unit Sungailengi Bagian Tanaman, dan Unit Sungailengi Bagian TNP, dan Kantor Sentral. Masing-masing regu terdiri atas tiga tim, yaitu ganda putri, ganda putra dan ganda campuran. Untuk cabang gaple dikuti pasangan pekerja pria dan batihnya, sedangkan khusus untuk futsal pakai daster diikuti oleh pekerja pria dan batihnya. (tim)
SEMANGAT AGUSTUS Setiap bulan Agustus, gelombang semangat juang pada posisi naik. Semangat merdeka, semangat meraih kebebasan. Tak salah memang, karena 17 Agustus 1945 merupakan hari bersejarah bagi kehidupan berbangsa dan bernegara kita, yaitu proklamasi kemerdekaan. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan itulah yang kita peringati setiap tahun, dengan harapan akan mampu terus mengobarkan semangat juang bagi anak-anak bangsa ini. Tentu saja, medan juang kita saat ini tak sama dengan para pendahulu kita. Jika para pejuang kita dahulu secara heroik berperang secara fisik dan mental mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi, kini medan perang kita bukan lagi berupa perang bersenjata bambu runcing, golok, dan bedil. Musuh kita saat ini yang sangat nyata adalah kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, yang harus kita perangi bersama-sama agar kita semua meraih kemerdekaan dan kebebasan secara ekonomi, politik, dan budaya. Tahun 2015 ini boleh jadi merupakan masamasa sulit bagi perusahaan-perusahaan perkebunan dengan komoditas utama kelapa sawit dan karet. Krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara membuat permintaan komoditas utama perkebunan kita menurun, sehingga harga jual pun lebih rendah dari ongkos produksi. Meskipun dalam kondisi sulit, kita harus tetap bersemangat, terutama mengelola produksi. Harga jual komoditas merupakan faktor eksternal yang tak bisa kita kelola. Karena itu, kita perlu terus menggenjot ptoduktivitas dan melakukan efisiensi agar tetap bisa bertahan pada masa sulit seperti sekarang. Edisi kali ini melaporkan tentang upaya kita meningkatkan produktivitas melalui pemeliharaan dan perawatan tanaman agar tetap sehat. Dengan aplikasi vitamin tanaman, kita berharap produktivitas karet kita bisa 2.500 kg/ha/tahun. PTPN VII sebagai salah satu BUMN yang misi dan bagian dari tugas serta tanggung jawabnya sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa, dari waktu ke waktu, terus membangun diri agar menjadi salah satu pelaku ekonomi yang dapat menciptakan nilai tambah, berdaya saing, produktif, dan efisien. Selain itu, dikelola oleh manajemen profesional dan berintegritas serta didukung oleh karyawan yang rajin, disiplin, inovatif, dan kreatif. Sejumlah kegiatan Agustusan yang mengobarkan semangat juga menjadi sajian edisi kali ini, selain sejumlah kegiatan dari distrik dan unit. Semoga semangat perjuangan para pahlawan terus berkobar di hati para pekerja sehingga menjadi titik pemicu untuk makin produktif. Selamat membaca. Merdeka! Redaksi
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaedy Effendi
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
BIRO-BIRO Distrik dan Unit Kebun/Pabrik DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected] dan
[email protected]
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
AKTUALITA
Petani TR PTPN X Studi Banding di Bungamayang
K
epala Divisi PKBL PTPN X Heru Sinarjanto mengatakan kunjungan petani TR binaannya ke PG Bungamayang milik PTPN VII kali ini ingin mempelajari bagaimana praktek mekanisasi pada lahan petani TR. Para petani yang ikut studi banding ini merupakan mitra binaan PTPN X bekerja sama dengan PT Jasa Raharja. “Dalam kunjungan ini para petani bisa melihat langsung penerapan budidaya tebu secara mekanisasi dan semimekanisasi,” ungkap Heru. Harapannya, pengatahuan yang diperoleh bisa menjadi acuan dan perbandingan dalam budidaya tebu di Jawa Timur. Karena itu, selain diskusi dan dialog, rombongan petani tebu TR ini juga diajak ke provider mekanisasi. Sehingga, petani bisa melihat langsung alat-alat mekanisasi yang dibutuhkan untuk penerapan mekanisasi maupun semimekanisasi dalam budidaya tebu. Rombongan petani TR dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur itu diterima oleh General Manajer PG Bungamayang Herry Soesanto, didampingi Manajer Pabrik Sumardiyono, yang mengajak para petani melihat peralatan mekanisasi yang ada di Rayon 1 Tela. Di sini mereka mendapatkan penjelasan cara kerja alat-alat mekanisasi. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan melihat perkebunan yang ada di Rayon 1 dan melihat proses kerja alat bajak. “Traktor bajak seperti ini baru pabrik gula di PTPN VII yang memiliki.
3
Untuk kedua kalinya Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara X (Jawa Timur) mengajak petani tebu rakyat (TR) binaannya untuk melakukan studi banding ke PG Bungamayang PTPN VII. Untuk kegiatan kali ini sebanyak 50 petani mempelajari teknik budidaya tebu di lahan kering di PG Bungamayang, Rabu (26/8/2015). PTPN VII memiliki 6 unit traktor penarik jenis medium dengan daya 150 HP dan implement disc plough dengan kedalaman 35 cm,” katanya. Rombongan juga diajak ke lokasi tebangan tebu yang dilakukan secara semi mekanisasi. Di sini batang tebu ditebang secara manual oleh manusia, setelah itu dikumpulkan, dimuat, dan diangkut dengan mesin traktor. “Disebut semimekanisasi karena tebangnya secara manual, sementara muat dan angkutnya pakai mesin,” ujarnya. Tidak itu saja, para petani dari Jawa Timur itu juga diajak melihat langsung areal pekebunan milik petani tebu rakyat yang ada di sekitar PG Bungamayang. Mereka berdialog langsung dengan petani tebu rakyat binaan PG Bungamayang. Di pabrik gula ini ada sekitar 3.500 ha kebun tebu milik petani, dengan jumlah mitra binaannya sebanyak 5.000 petani. “Khusus di lahan milik petani rakyat, mekanisasi baru dilakukan pada bajakan lahan saja. Sedangkan untuk pemupukan, tebang, muat, dan angkut masih dilakukan secara manual,” jelas Herry. Herry Soesanto menjelaskan dalam kegiatan
budidaya tebu di PG Bungamayang ada beberapa tahapan yang dilakukan secara mekanisasi, yaitu kegiatan bajak lahan, garu I, garu II, membuat kairan, boomspray, kultivasi, dan pupuk kedua secara mekanis pada plant cane (PC).
UPKS Tasa Gelar IHT Sehari
S
ebanyak 30 pekerja setingkat mandor besar, mandor, krani, dan krani kepala di Unit Pabrik Kelapa Sawit (UPKS) Talangsawit (Tasa) mengikuti inhouse training (IHT) selama sehari penuh yang dilaksanakan pada 12 Agustus 2015 di ruang pertemuan setempat. Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun tersebut menurut Asisten TUK UPKS Tasa Dodi Aryanto, S.E. sangat penting dalam upaya meningkatkan kompetensi pekerja di bidang kepemimpinan dan manajemen perencanaan untuk meningkatkan produktivitas. “Pelatihan seperti ini sudah tiga kali dalam tiga tahun ini kita laksanakan dan hasilnya sangat baik terhadap kinerja pekerja yang berimbas kepada meningkatkan produktivitas pekerja yang memberikan kontribusi positif untuk perusahaan,” katanya. Menurutnya, pada IHT saat ini pesertanya pekerja setingkat mabes, mandor, krani, dan krani kepala. Pada tahun-tahun berikutnya
peserta pelatihan adalah pekerja pelaksana di lapangan. “Alhamdulillah peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini, meski narasumbernya dari teman-teman pekerja tingkat Asisten, Askep, dan Manajer UPKS kita sendiri. Karena pelatihan ini dilaksanakan dalam upaya untuk membangun individu yang mampu berinisiatif dan berpikir kreatif guna meningkatkan kinerjanya,” kata Dodi. (dbs)
“Sedangkan untuk tanaman ratun ada beberapa langkah, yaitu kultivasi/putus akar, pupuk secara mekanis, boomspray, bumbun, dan subsoiling,” katanya. Mekanisasi juga dilakukan pada sebagian proses tebang, muat, dan angkut. Semua proses diterapkan di areal tebu inti, sementara untuk areal tebu rakyat baru sebagian proses. Selain itu, juga dilakukan uji core sampler pada tebu per truk untuk diketahui beratnya (ditimbang oleh PG) lalu dibor dengan mesin core sampler. Sampel tebu kemudian dicacah dengan shredder dan diperah dengan hydraulic press dan dihasilkan KNPP individu. Sampel nira individu dianalisis, dihasilkan NNPP individu lalu dilakukan 1 hari giling dan akan menghasilkan
berat kristal NPP. Sementara, Ismail, pendamping petani dari PT Jasa Raharja mengakatakan pertemuan yang dilakukan dalam kunjungan ke lapangan tersebut sangat menarik. Menurutnya, banyak hal yang perlu dipelajari untuk meningkatkan produktivitas tebu. Meski petani di Pulau Jawa telah lebih dulu budidaya tebu, masih banyak hal yang perlu diperbaharui. “Para petani bisa belajar secara langsung, tidak hanya teori saja. Kami atas nama petani TR dari PTPN X mengucapkan terima kasih kepada PTPN VII yang telah memberikan kesempatan kepada petani binaan PT Jasa Raharja untuk belajar. Semoga kerja sama seperti ini akan terus berjalan dengan baik,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
4
LaporanUTAMA
Vitamin Ajaib untuk Kesehatan Tanaman Karet * Menuju Peningkatan Produktivitas dari 1,7 ton menjadi 2,5 ton/ha/tahun Kesehatan tanaman menjadi kunci utama dalam kesuksesan eksploitasi getah pada tanaman karet. Pada prinsipnya tanaman yang sehat akan memberikan hasil secara optimal sesuai dengan potensi. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah jumlah pohon yang disadap ternyata lebih sedikit dari pada jumlah pohon yang ditanam.
J
ika kita menanam 555 batang karet pada lahan 1 hektare, seharusnya potensi getah bisa diperoleh dari ke-555 batang tersebut. Namun pada kenyataannya tidak semua pohon menghasilkan getah, karena tanaman tidak sehat alias terserang penyakit. Bagaimana kita dapat mencapai produktivitas optimal jika jumlah pohon yang disadap menjadi lebih sedikit daripada yang kita tanam? Menurut Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir, ada beberapa penyebab dan faktor pembatas dalam pencapaian produktivitas tanaman karet. Salah satunya serangan penyakit kering alur sadap atau yang biasa disebut KAS. Penyakit ini disebabkan banyak faktor. Bisa sebagai akibat dari intensitas penyadapan yang tinggi, misalnya sadap setiap hari (D/1) atau dua hari sekali (D/2). Bisa juga akibat penyadapan pada saat pohon masih basah setelah hujan, penggunaan bahan stimulan etephon dengan konsentrasi lebih dari 2,5 persen, dan anomali pada sistem biokimia dalam tanaman sehingga tanaman tidak memproduksi lateks. “Bahkan menurut diagnosis terbaru penyakit KAS itu disebabkan oleh bakteri,” jelas M. Natsir. Jika batang yang mengalami KAS tidak segera diobati akan mengurangi populasi pohon yang disadap sehingga produktivitas yang dihasilkan pun turun atau tidak sesuai dengan potensi. Serangan KAS bisa bersifat parsial, terjadi juga secara total. Jumlah pohon yang terserang
KAS pun terus bertambah setiap periode diakibatkan oleh kelengahan kita dalam menjalankan early warning system (EWS) dan terlambat mengendalikan. Apalagi teknologi pengendalian KAS yang kita terapkan selama ini masih menggunakan sistem bark scaping yang membutuhkan waktu 8 sampai 12 bulan. “Kita bersyukur karena baru-baru ini telah ada teknologi baru dalam pengendalian penyakit KAS pada tanaman karet. Teknologi tersebut telah diujicobakan di beberapa unit kebun karet (UKK) di lingkungan PTPN VII,” katanya. Teknologi tersebut berupa upaya penyembuhan KAS melalui aplikasi vitamin karet. Aplikasi vitamin karet ini dapat menyembuhkan penyakit KAS hanya dalam waktu 12 hari. Sangat efektif. Bandingkan dengan teknologi bark scaping yang membutuhkan waktu 8— 12 bulan. Menurut M. Natsir, pohon yang selama ini terkena KAS total maupun parsial setelah diaplikasi vitamin ini, terangsang kembali mengeluarkan lateks sehingga dapat meningkatkan populasi pohon yang disadap per hektarnya. “Karena dapat menyembuhkan KAS dalam waktu yang relatif pendek inilah maka kami menyebutnya sebagai vitamin ajaib.” Selain untuk pengobatan KAS, vitamin karet ini juga dapat diaplikasi pada tanaman sehat pada kondisi tajuk sempurna maupun pada saat gugur daun. Hal ini dapat dilakukan karena pada prinsipnya produk ini bukan merupakan stimulan, melainkan vitamin untuk tanaman karet yang mempunyai
Aplikasi vitamin pada pohon karet di Way Beluru.
kandungan antibiotik, enzimenzim, vitamin C, dan kalsium. Peningkatan produksi yang dihasilkan oleh aplikasi vitamin karena tanaman menjadi lebih sehat dan mengembalikan potensi produksi dari tanaman tersebut. Jadi, bukan dengan cara memaksa pohon untuk mengalirkan getah. “Secara bertahap kita akan aplikasikan vitamin ini ke semua unit kebun karet di PTPN VII. Terutama untuk tanaman yang kurang sehat. Harapannya semua tanaman memberikan produktivitas optimal sehingga sasaran 2.500 kg karet kering per hektar segera tercapai. Menurut M. Natsir, mana-
Diskusi tentang hasil uji coba aplikasi vitamin karet di Way Beluru
jemen terus berupaya membangkitkan semangat pekerja untuk meningkatkan produktivitas, antara lain dengan sungguh-sungguh memelihara dan merawat kesehatan aset tanaman, termasuk penerapan teknologi baru tersebut. Faktor penghambat di lapangan antara lain ketepatan metode aplikasi dan dosis serta disiplin pengawasan yang masih lemah. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka fasilitas harus dipermudah (jalan kontrol) dan semua pekerja harus memahami teori dan menguasai lapangan sehingga mampu membuat evaluasi faktor penyebab turunnya produksi dan mengatasi faktor
penyebab tersebut. “Pada saat harga komoditas karet sedang lesu seperti sekarang ini, yang bisa kita lakukan adalah mengelola kebun sebaik-baiknya agar produktivitas tinggi,” katanya. Salah satu kegiatan untuk menyatukan persepsi pekerja pimpinan dan lapangan adalah dengan melaksanakan field day and mill day. Pada tanggal 24 Agustus 2015 telah dilaksanakan fieldday komoditas karet untuk kebun di wilayah Lampung yang berlokasi di UKK Wayberulu dan Waylima. Pada kegiatan tersebut dilakukan pengamatan hasil uji aplikasi vitamin (Karet Full).
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
5
LaporanUTAMA
Keterangan: Dari hasil uji perlakuan diperoleh gram tapper tree (GTT) 37. Dengan kondisi pohon sehat dan populasi pohon yang disadap sesuai dengan potensi, yaitu 550 pohon, GTT bisa diperoleh 37—40, maka akan menghasilkan produktivitas 2.000—2.500 kg/ha/tahun. Direktur Produksi M. Natsir mengajak semua pekerja menyamakan persepsi dan meningkatkan kinerja dalam penggalian produksi. “Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah keterpurukan ekonomi
global yang ditandai dengan turunnya harga jual komoditas karet, kelapa sawit, dan teh, kecuali komoditas gula,” katanya. Harga jual SIR 20 saat ini hanya 1,2 dolar dan RSS 1,35
dolar AS. Kondisi ini membuat beban perusahaan semakin sulit karena keuntungan berkurang sementara biaya gaji/ upah dan kebutuhan penunjang produksi terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis agar perusahaan tetap eksis dan sehat. Karena itu, langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada komoditas karet dilakukan antara lain: 1. Kesehatan tanaman menjadi prioritas utama, artinya seluruh pohon yang ditanam harus bisa disadap dan menghasilkan
2.
3.
4.
getah (jumlah pohon ditanam = jumlah pohon disadap, yaitu 555 pohon/ha). Sasaran ke depan adalah meningkatkan produktivitas tanaman karet hingga 2.500 kg/ha. Terus meningkatkan disiplin pekerja produksi mulai dari Manajer, Askep, Asisten, Mabes, Mandor, dan Penyadap, dalam melaksanakan tugas sesuai dengan norma teknis dalam SOP. Optimalisasi penggalian produksi, salah satunya dengan peningkatan produktivitas penyadap per
5.
6.
hari dengan jalan melakukan rasionalisasi jumlah pohon disadap per hanca. Penerapan sistem sadap S2 D/4 pada tanaman menghasilkan (TM) 1 dan TM 2 Pengendalian biaya/harga pokok produksi.
Melalui hal tersebut diharapkan ke depan bisnis karet dapat survive dalam menghadapi tantangan perekonomian global dan memberi nilai tambah (added value) sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. (tim)
Perkenalkan Alat Pemungut Brondolan
S
aat ini proses pengutipan brondolan kelapa sawit di sejumlah kebun di wilayah Distrik Banyuasin masih dilakukan secara manual. Proses pengutipan pun membutuhkan waktu lebih lama dan tidak semua brondolan terambil. Oleh karena itu, diperlukan inovasi alat pengutip brondolan sebagai solusi untuk memudahkan proses pengutipan yang merupakan bagian dari kegiatan pemanenan di perkebunan kelapa sawit. Juga untuk meminimalisasi kehilangan (losses) buah saat pemanenan. Secara bertahap Distrik Banyuasin mulai menggunakan alat yang disebut palm loose fruits picker (PLFP) atau alat pengumpul brondolan sawit. Penggunaan alat ini mulai di sosialisasikan sejak Rabu, 27 Agustus 2015, di Afdeling II Unit Kebun Betung yang dihadiri seluruh Askep Unit yang ada di wilayah Distrik Banyuasin. “Alat ini sangat sederhana, tapi sangat bermanfaat dan penggunaannya praktis. Kalau selama ini pengumpulan brondolan sawit dikerjakan dengan memungut satu per satu biji yang tercecer di sekitar pohon, dengan menggunakan alat ini pekerjaan bisa lebih cepat dan bersih. Terlebih lagi, pinggang tidak mudah sakit, alat dibuat ergonomis,” kata Manajer Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna,S.P.,
yang didampingi Kabid Tanaman Ir. H. Bhurhanudin Mansyur. Palm loose fruits picker adalah alat pengumpul brondolan sawit yang didesain secara khusus untuk mengumpulkan dan mengambil brondolan buah sawit yang rontok di sekitar pohon sawit. Alat tersebut terbuat dari kumparan kawat baja yang kuat dan fleksibel serta dapat berputar yang dilengkapi dengan gagang atau tangkai. PLFP sangat bermanfaat bagi pekerja di perkebunan kelapa sawit karena meringankan pekerjaan dalam mengumpulkan brondolan. Dengan alat ini pekerjaan berlangsung lebih mudah dan cepat, sehingga lebih menghemat waktu dan tenaga. “Pekerja pun tidak harus membungkuk atau berjongkok pada saat memungut brondolan. Tangan pekerja tetap dalam kondisi bersih dan tidak kotor. Dengan demikian juga mengurangi tingkat riesiko kecelakaan kerja,” kata Wahyu. Dari simulasi di lapangan memang penggunaannya masih terasa kaku dan juga alat tersebut tidak bisa menjangkau brondolan sawit yang ada terletak mepet di pinggir batang. Demikian pula brondolan yang ada di sela-sela pelepah pada batang pohon sawit. “Ya, untuk brondolan yang berada mepet di pelepah dan batang masih perlu
Uji coba alat pemungut brondolan
dilakukan secara manual. Alat ini khusus mengambil brondolan yang terhampar di tanah terbuka,” kata Kabid Tanaman Distrik Banyuasin Bhurhanudin Mansyur. Nantinya alat tersebut akan ditawarkan kepada pengumpul brondolan sawit untuk dibeli dengan cara pembayaran diangsur. Alat ini selain menyehatkan pinggang, brondolan yang didapat
juga lebih bersih. “Selama ini ada pekerja yang menggunakan alat berupa papan yang di bagian bawahnya di beri paku dengan maksud mudahkan dan mempercepat pekerjaannya. Namun, alat tersebut juga membawa kotoran atau tanah dan ikut masuk ke dalam mesin pabrik. Inilah yang sering merusak mesin,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
6
WARTA Direktur SDM dan Umum PTPN VII Budi Santoso melepas keberangkatan 40 calon haji tahun 1436 H/ 2015 M dari keluarga besar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII di Gedung Pertemuan, Rabu (19/8/2015). Mereka terdiri atas 21 pria dan 19 wanita.
Mengantar 40 Pekerja Berangkat Haji
D
ari 40 calon haji tersebut, 34 orang berangkat atas biaya sendiri dan 6 orang atas biaya perusahaan. Usia termuda yang berangkat pada tahun ini 36 tahun dan tertua 64 tahun, keduanya dari PG Cintamanis. Sementara jamaah terbanyak, yaitu 19 orang berasal dari PG Bungamayang. Dalam sambutannya Direktur SDM dan Umum Budi Santoso berharap acara pelepasan tidak sekadar seremonial, tapi bisa diambil hikmahnya. “Kegiatan merupakan bentuk perhatian perusahaan kerpada pekerja yang dapat membangun kesadaran spritual sebagai upaya membentuk sikap dan perilaku positif,” katanya. Bagi pekerja yang berangkat atas biaya perusahaan hendaknya bersyukur karena telah mendapatkan apresiasi dan termotivasi untuk meningkatkan prestasi serta dapat menjadi teladan yang baik dalam segala aspek kehidupan. Ibadah haji merupakan perjalanan rohani yang tujuannya menjadi manusia bertakwa. Karena itu, para calhaj menyempurnakan seluruh rangkaian ibadah agar nantinya menjadi haji yang mabrur. “Salah satu tanda haji yang mabrur adalah jika setelah menjadi haji semua sikap, perilaku, dan ibadahnya menjadi lebih baik, termasuk lebih giat dan bersemangat dalam bekerja,” katanya.
Budi Santoso juga minta kepada pekerja yang menunaikan ibadah haji hendaknya secara khusus mendoakan untuk kebaikan dan kejayaan perusahaan, terutama di tempat-tempat mustajabah. “Kita terus berusaha dan berdoa agar perusahaan kita dapat berkembang dengan baik dan memberi kontribusi besar bagi bangsa dan negara,” katanya. Sementara Joko Lelono, Manajer Unit Tulungbuyut, yang mewakili jamaah calon haji, mengucapkan terima kasih kepada perusahaan yang sudah memberi perhatian kepad calon haji, termasuk dengan dilaksanakan acara pelepasan tersebut. “Terimakasih telah diizinkan untuk melaksanakan rukun Is-
Firdaka pun Tak HentiHenti Bersyukur
R
aut bahagia terpancar di wajah Firdaka selama mengikuti manasik haji yang dilaksanakan di Masjid Baitun Nabat Komplek Perumahan PTPN VII beberapa waktu lalu. Lelaki 48 thun, karyawan Bagian Administrasi di Unit Talopino, Bengkulu, itu mengaku sejak lama mengidam-idamkan bisa berangkat haji. Dia pun menceritakan bagaimana semangatnya sejak saat mengikuti seleksi oleh perusahaan untuk memilih karyawan yang akan diberangkatkan ke tanah suci dengan biaya perusahaan. “Sejak itu saya berusaha keras dengan memperbanyak pengetahuan agama dan terus berdoa agar bisa terpilih,” katanya. Di Unit Talopino ada 10 orang yang mengikuti seleksi yang dilaksanakan selama tiga hari. Dalam seleksi itu ada bebapa poin yang dinilai, yakni masa kerja, aktivitas dalam kegiatan PHBI, dan kemampuan ibadah dan membaca Alquran. Tim seleksi tidak hanya dari internal perusahaan, tetepi juga ada tim dari Departemen Agama yang melakukan tes pengetahuan haji secara umum, baca Alquran, dan masalah-masalah ibadah secara umum. “Alhamdulillah saya dan rekan dari Unit Padangpelawi lulus dan selanjutnya mengikuti seleksi di Kantor Direksi.” Proses seleksi tersebut dilaksanakan pada tahun 2010 untuk tingkat unit
dan pada tahun 2011 di Kantor Direksi yang diikuti 37 orang. Dari jumlah itu dipilih 7 orang. “Ini merupakan anugerah dari Allah SWT. Saya sangat bersyukur terpilih, tidak terbayang bisa menjalankan rukun Islam kelima ini,” katanya. Sebagai pengurus PHBI di Unit Talopino, dia berharap bisa lebih berperan lagi. Dapat mensyiarkan agama kepada lingkungan sekitar. “Terima kasih kepada perusahan bisa menjembatani memberi syiar kepada masyarakat sekitar kebun. Hubungan baik dengan masyarakat sekitar kebun sangat penting bagi kita,” katanya. Dengan kondisi saat ini yang sedang prihatin secara kerohanian kita harus bersabar. Diharapkan kondisi ini bisa normal kembali, sehingga perusahaan menjadi lebih baik. “Sehingga temanteman yang lain bisa menikmati fasilitas naik haji dari perusahaan,” katanya. (tim)
lam kelima ini,” ujarnya. Joko Lelono juga mohon doa restu kepada semua pekerja agar para calon haji diberi kekuatan, kesehatan, dan kelancaran dalam menjalankan rangkaian ibadah haji, sehingga dapat kembali ke tanah air dengan selamat dan memperoleh predikat haji mabrur. Dalam tausiyahnya, Ustad Lukman Hakim menyampaikan agar para calhaj
memantapkan niat bahwa ibadah umrah dan haji tersebut semata-mata karena Allah SWT. “Pertama diniatkan bahwa ibadah ini karena Allah SWT semata. Mohon segalanya dimudahkan. Selama menjalankan ibadah haji hendaknya sabar, perbanyak salat, membaca Quran, dan zikir-zikir lainnya. Gunakan waktu untuk terus beribadah kepada Allah SWT,” katanya. (tim)
Surahmat Mendapat Rahmat yang Besar asa syukur tak henti-hentinya disampaikan oleh Surahmat kepada Allah SWT. “Alhamdulillah, saya bisa terpilih sebagai peserta calon haji yang diberangkatkan perusahaan. Ini rahmat yang besar dari Allah SWT,” ujar Surahmat, salah satu calhaj dari keluarga besar PTPN VII, di sela-sela kegiatan manasik di Masjid Baitun Nabat Komplek Perumahan PTPN VII beberapa waktu lalu. Menurut pria yang bekerja di PTPN VII sejak tahun 1996 ini, merupakan kebahagiaan yang luar biasa bisa menunaikan rukun Islam yang kelima dengan biaya dari perusahaan. “Mudahmudahan bermanfaat bagi diri saya, masyarakat, dan yang terpenting bagi perusahaan,” katanya. Untuk persiapan, kata suami Mujaimah ini, sejak terpilih dalam seleksi sudah dilakukan secara maksimal. “Saya berusaha mempersiapkan diri, baik mental maupun spiritual, agar ibadah haji ini dapat saya laksanakan dengan sempurna,” kata Surahmat, Agendari Kebun Beringin, Sumsel. Keberangkatan Surahmat ke tanah suci memang nikmat yang besar, karena kesempatan seperti ini tidak semua karyawan bisa mendapatkannya. Hanya mereka yang lulus seleksi yang terpilih. Ada beberapa tahapan seleksi yang dilalui. Pertama seleksi antarkaryawan di Unit. Ada 12 orang karyawan dari Unit Beringin yang mengikuti seleksi. Selanjutnya dipilih satu orang dari setiap Unit untuk mengikuti seleksi di Kantor Direksi. Dari seluruh peserta seleksi dipilih 7 orang yang diberangkatkan dengan biaya perusahaan. “Selama di tanah suci saya akan terus mendoakan perusahaan agar menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan PTPN VII bisa melewati masa-masa sulit seperti sekarang ini. Bila perusahaan menjadi lebih baik, karyawan pun kan lebih sejahtera,” katanya. Ia berharap ke depan program pembiayan ibadah haji bagi karyawan ini akan terus berjalan. Program ini sangat bagus dapat membantu pekerja untuk menjalankan ibadah haji. “Tidak semua karyawan dalam kategori mampu secara finansial. Dengan adanya program dari perusahaan, berarti memberi peluang kepada kami,” katanya. (tim)
R
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
WARTA
7
Upacara Peringatan HUT RI di Banyuasin Puncak peringatan HUT ke-70 RI di lingkungan PTPN VII ditandai dengan upacara bendera yang dilaksanakan di setiap Kantor Distrik dan Unit. Selain membacakan sambutan tertulis Menteri BUMN, para manajer yang menjadi inspektur upacara juga membacakan sambutan tertulis Direktur Utama PTPN VII.
ebagai warga negara Indonesia yang berada di lingkungan korporasi holding perusahaan perkebunan negara, PTPN VII memiliki peran dan sekaligus menjadi bagian dari komponen pendukung untuk memperkuat kedaulatan ekonomi bangsa. “Hal tersebut bisa kita wujudan melalui optimalisasi produksi pangan berbasis perkebunan, sehingga PTPN 7 turut andil dalam memenuhi kebutuhan gula nasional, serta dalam pencapaian swasembada gula nasional,”
S
kata General Manager Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna ketika membacakan sambutan tertulis Direktur Utama PTPN 7 Ir. Kusumandaru N.S. pada upacara peringatan HUT ke-70 RI di halaman Kantor Distrik Banyuasin, Senin, 17 Agustus 2015. Selain itu, juga melalui pencapaian produksi komuditas kelapa sawit, karet, dan teh.”Kita turut serta dalam menggerakkan perekonomian nasional, khususnya perekonomian rakyat di lingkungan unit kerja. PTPN 7 juga memiliki andil dalam pendapatan nasional melalui pajak dan deviden,” katanya. Sebagai upaya untuk bergerak menuju ke arah ideal tersebut, menurutnya, perusahaan meraih catatan kinerja menggembirakan. “Upaya tersebut harus selalu didukung oleh seluruh insan PTPN 7 melalui kerja nyata di semua lini. Jika mengambil napas gerakan ‘Ayo Kerja’ dengan semangat gotong royong maka kita pun bisa menerapkannya pada perusahaan dengan
menerjemahkannya secara vertikal dan horisontal,” katanya. Dirut juga mengajak segenap insan PTPNVII di seluruh wilayah kerja untuk memaknai semangat “Ayo Kerja” di setiap aktivitas di perusahaan. “Dalam suasana peringatan kemerdekaan ini, mari kita menyuguhkan performa kinerja terbaik. Sekaligus mempertajam kepekaan sosial untuk menyikapi secara bijak berbagai isu internal yang sedang terjadi dengan mengedepankan solidaritas internal sebagai kekuatan dalam mengatasi berbagai persoalan perusahaan. Hal itulah makna perjuangan dalam konteks di perusahaan pada situasi saat ini,” katanya. Sementara dalam sambutan tertulisnya, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan bahwa peran nyata BUMN diwujudkan dalam pembangunan proyekproyek strategis yang nilainya cukup besar. Pada tahun 2015 ini terdapat 86 proyek yang dikerjakan oleh 25 BUMN dengan nilai total proyek mencapai Rp318,5 triniun dan 5,1 US dolar.
“Proyek tersebut antara lain pembangunan jalan tol, pembangkit listrik tenaga uap, kepelabuhanan dan kebandarudaraan, serta eksplorasi dan produksi minyak dan gas,” katanya. Dalam menghadapi era persaingan global, BUMN tidak dapat lagi bergerak sendiri-sendiri dan sporadis. “Upaya-upaya individu BUMN meski sudah sangat maksimal hanya akan mengantarkan pada peningkatan kinerja yang sifatnya linier dan itu tidak akan cukup untuk mengejar irama bisnis global,” katanya.
Karena itu, perayaan 70 tahun Indonesia merdeka harus dijadikan tonggak BUMN untuk memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan bangsa. BUMN harus hadir langsung di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian BUMN menginisiasi program “BUMN hadir untuk negeri” yang diselenggarakan oleh seluruh BUMN secara serentak di 34 provinsi di seluruh tanah air, yang menjadi pertanda bahwa seluruh BUMN dapat bersinergi untuk membangun negeri. (tim)
Temu-Pamit GM Distrik Banyuasin etiap Sabtu pagi, Distrik Banyuasin melaksanakan senam jantung sehat dan senam aerobik. Suasana senam jantung sehat dan aerobik pada Sabtu, 15 Agustus 2015 sedikit berbeda. Sebab, pada hari itu Distrik Banyuasin kedatangan Direktur Produksi PTPN XII, Ir. H.A.Afifuddin, MM beserta istri yang ikut senam. “Nah, teman-teman, pagi ini kita kedatangan tamu istimewa. Beliau pagi ini sengaja datang ke sini untuk ikut senam bersama kita,” kata GM Distrik Banyuasin H.Wahyu Supriatna yang disambut tepuk tangan meriah seluruh pekerja Distrik Banyuasin dan para Manajer Unit dan Askep Tanaman serta Asisten kebun yang hadir di kegiatan tersebut.
S
Kedatangan Direktur Produksi PTPN XII yang juga mantan GM Distrik Banyuasin itu bukan hanya untuk ikut senam, melainkan juga dalam rangka melaksanakan temupamit mantan General Manager (GM) dengan penggantinya H.Wahyu Supriatna yang sebelumnya Manajer Unit Betung.
Pada saat yang sama juga dilakukan serah terima jabatan ketua IKI Distrik Banyuasin dari H. Armilah Afif kepada H. Neng Risa Lasmi Wahyu. Dalam acara sederhana penuh rasa kekeluargaan itu, Afifuddin beserta istri menyampaikan terimakasih dan permohonan maaf. Afifuddin juga
menyampaikan pengalamannya selama bekerja di PTPN 7 hingga saat ini. “Saya menceritakan pengalaman kerja saya ini semata-mata untuk memberikan motivasi kepada teman-teman agar lebih bersemangat lagi dalam bekerja,” katanya. Sementara GM Distrik
Banyuasin H.Wahyu Supriatnadalam kata sambutannya antara lain juga menceritakan pengamalannya saat bersama Afifuddin. “Saya dan Pak Afif sudah cukup lama bekerja sama. Suka duka dalam menjalankan tugas di lapangan banyak sekali. Oleh karena itu, saya selalu belajar dari pengalaman Pak Afif. Dalam kesempatan tema kita adalah: yang pergi meninggalkan kenangan, yang datang membawa harapan. Ini dimaksudkan agar Pak Afif bisa kembali ke PTPN VII dan menjadi Direksi,” kata Wahyu yang disambut tepuk tangan para pekerja. (tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
8
LENSA AKTIVITAS
BUMN Hadir untuk Negeri di Lampung
* Waskita, Airnav Indonesia, dan PTPN VII Gelar Acara Bersama Program BUMN Hadir untuk Negeri yang diluncurkan Kementerian BUMN dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI dilaksanakan serentak di 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 16 Agustus dan 17 Agustus 2015. Adapun agenda kegiatan berupa jalan sehat, pemutaran film layar tancap yang bertemakan nasionalisme (Laskar Pelangi, Bendera, dan Garuda di Dadaku), upacara bendera 17 Agustus, pasar murah, pemberian bantuan peralatan laboratorium kepada 17 SMK di setiap provinsi, penyediaan air bersih, dan bantuan bedah rumah untuk 45 veteran pejuang.
P
T Waskita Karya (Persero) Tbk. bersama Perum Airnav Indonesia dan PTPN VII menyelenggarakan program tersebut secara bersama-sama di Lampung. Pada tanggal 16 Agustus 2015 pagi, sekitar 3.000 peserta mengikuti olahraga senam dan jalan sehat 8 km. Antusiasme peserta sangat besar dalam menyukseskan acara ini. Orang tua beserta anak-anak, para remaja putra dan putri, dan karyawan BUMN di Provinsi Lampung bersemangat mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga acara berakhir. Kegiatan dipusatkan Lapangan Komplek Ruko Sukarame, Bandarlampung. Sebelum gerak jalan dimulai, panitia mengajak peserta melakukan senam aerobik yang dipandu oleh 5 instruktur. Suasana kian semarak ketika para pejabat BUMN turun dan menyatu dengan warga dalam senam bersama. Suasana kebersamaan dan keakraban benar-benar sangat terasa.
Kegiatan jalan sehat yang diikuti ribuan karyawan BUMN dan masyarakat Bandarlampung ini dilepas oleh Kepala Dinas Olahraga (Kadispora) Provinsi Lampung Hanibal bersama dengan Deputi Usaha dan Jasa Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo, Direktur Utama PTPN VII Kusumandaru N.S., Direktur Utama Waskita Muchammad Choliq. Jalan sehat ini mengambil rute Jalan Pangeran TirtayasaJalan Pangeran Antasari lalu putarbalik ke Jl. Pangeran Antasari-Jalan Pangeran Tirtayasa dan finis di Lapangan Komplek Ruko Sukarame. Usai gerak jalan sehat peserta berkumpul untuk menikmati hidangan jajanan pasar, seperti bakso, pempek, tekwan, soto, es cincau, es ketan hitam, kacang, pisang, ubi rebus, dan lain-lain. Sesaat kemudian panitia mengundi berbagai doorprize dengan hadian menarik terdiri atas 1 unit sepeda motor, 3 unit sepeda, 2 unit kulkas, laptop, kipas angin, handphone, dan
Menteri BUMN tinjau tol
lain-lain. Pada tanggal 16 Agustus malam, bertempat di area Proyek Jalan Tol Bakauheni— Terbanggi Besar diselenggarakan pemutaran film “Laskar Pelangi”. Pemutaran film baru
dimulai pukul 20.00 WIB, namun sejak pukul 18.00 warga desa sekitar proyek sudah berduyun-duyun dan berkumpul di lokasi. Dari wajah-wajah warga yang sumringah, tampak bah-
wa program ini sangat dinanti dan menghibur mereka. Malam itu para Direksi BUMN turut berbaur dengan masyarakat menyaksikan film ditemani seduhan kopi dan teh hangat serta jajanan pasar.
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
9
LENSA AKTIVITAS
Jalan sehat BUMN
Dirut PTPN VII dan Dirut Waskita Karya
Jafar dari PTPN VII dapat doorprize sepeda motor
Pada tanggal 17 Agustus 2015 dilaksanakan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di halaman Kantor Pos Bandarlampung dengan Pembina Upacara Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ir. M. Choliq, M.M. Peserta terdiri atas karyawan BUMN yang ada di Provinsi Lampung, 45 orang veteran penerima bantuan bedah
rumah, guru dan siswa dari SMK penerima bantuan peralatan laboratorium, serta para kepala desa yang wilayahnya menerima bantuan prasarana air bersih (sumur bor). Kemudian pada tanggal 17 Agustus 2015 pukul 14.30, warga serta para undangan yang telah hadir di lokasi Proyek Tol Bakauheni–Ter-
banggi Besar bersama-sama menyambut kehadiran Menteri BUMN Rini M. Soemarno. Di tengah terik matahari dan empasan debu proyek, Menteri BUMN tidak canggung menyapa warga yang tengah mengantre di pasar sembako murah yang digelar siang itu. Tiga tenda didirikan untuk menjadi titik kegiatan pasar murah. Menuju salah satu tenda, Menteri BUMN dengan ramah menyapa dan menyalami warga yang sedang
Pose bersama usai jalan sehat
mengantre. Sementara di sisi lain area proyek, anak-anak, remaja dan orang dewasa mengikuti dengan ceria berbagai macam lomba yang digelar, seperti tarik tambang, balap karung, lari kelereng, dan yang tidak kalah menariknya adalah lomba joget dangdut yang diikuti ibu-ibu. Seluruh kegiatan berakhir sekira pukul 16.30 usai Menteri BUMN meninjau pelaksanaan proyek Jalan Tol Bakauheni– Terbanggi Besar. (tim)
“
Pada tanggal 17 Agustus 2015 dilaksanakan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di halaman Kantor Pos Bandarlampung dengan Pembina Upacara Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ir. M. Choliq, M.M.
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
10
AKTIVITAS
Beri Penghargaan Masa Pengabdian kepada Karyawan PT Perkebunan Nusantara VII memberikan penghargaan masa pengabdian kepada karyawan yang telah bekerja selama 20, 25, 30, dan 35 tahun. Penyerahan penghargaan dilaksanakan bersamaan dengan pelepasan purnakarya di Gedung Pertemuan, Senin (17/8/2015).
PENERIMA PENGHARGAAN irektur Utama PTPN VII Kusumandaru N.S. dalam sambutannya mengatakan para penerima yubilaris ini adalah karyawan yang sudah melaksanakan perjalanan dan pengabdian yang panjang kepada perusahaan. Mereka bisa menjadi contoh bagi karyawan baru. “Pengabdian mereka tidak singkat, banyak yang sudah dialami, dikerjakan, dan diberikan kepada perusahaan. Pengabdian mereka bukan sesuatu hal yang kecil, karena mereka termasuk bagian yang mengerakkan perusahaan selama ini. Atas nama Direksi dan keluarga PTPN VII mengucapkan terimakasih dan kami berharap bisa diteruskan kontribusi ke perusahaan untuk menjadi perusahaan yang lebih baik,” katanya. Kusumandaru juga menyampaikan bahwa ke depan tantangan yang dihadapi makin tidak mudah. “Dengan perubahanperubahan yang ada, tantangan yang kita hadapi cukup berat, sehingga banyak hal yang harus disesuaikan,” jelasnya. Untuk itu diperlukan pengalaman dan kemampuan. “Bapak dan ibu sudah lama dalam mengabdi di perusaha-
D
an dan tentu memiliki banyak pengalaman. Ini penting untuk menghadapi tantangan yang saat ini lebih berat. Harga jual turun dan kondisi ekonomi dunia menurun,” katanya. Pada aspek pembenahan aset dan produksi sudah mulai bangkit, dan sekarang kita dihadapkan dengan tantangan harga komoditas yang jatuh. Keputusan yang harus diambil kita melakukan efisensi menyeluruh tanpa mengurangi hal-hal yang memang menjadi biaya pokok,” katanya. Kepada purna karya, Kusumandaru juga mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya selama ini. “Kami akan mengenang semua apa yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu. Semoga semuanya merupakan kenangan baik dan indah,” katanya. Sementara Sonny Soediastanto yang mewakili purnakarya mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan semua kolega yang selama ini telah memberi kepercayaan untuk mengabdi di perusahaan PTPN VII. “Banyak suka dan duka yang kami alami. Semoga PTPN VII selalu dalam lindungan Allah SWT, dan ke depan dapat meraih kejayaan,” katanya. (tim)
Masa Pengabdian 35 Tahun 1. Sudiyanto 2. Teguh Supriyanto 3. Kusman Masa Pengabdian 30 Tahun 1. Ir. Armaz Hariadi, MBA 2. Ir. Budi Susanto, MM. 3. Ir. Bambang Rachmadi. MM 4. Ir. Yulita Ratna Karyati 5. Ir. Robby Koesharnowo, MM 6. Kalim 7. Sisyadi 8. Sutrisno 9. Arifin 10. Bertus F. Sipasulta 11. Asmet 12. Lalu Rajasa 13. Af Supardi 14. Wieke Tridaya Utama 15. A. Hadi 16. Andy Prasetyo 17. Sugeng Hariyanto,SP 18. Nur Kholis, SE 19. Mubarak Siregar, SE 20. Handoyo 21. Drs. Agus Tobationo 22. Yusmet Stedy, SE 23. Supardi, SE 24. Hairy, SE 25. Veriani Devi 26. Endah Sulistiani 27. Subanul Muktafi, SP 28. Drs. Ferat Basri 29. Rahmat Sutikna 30. Umarso 31. Haryanto 32. Kuwadi 33. Hermansyah 34. Maryono 35. Hartanto Arif 36. Very L. Tobing Masa Pengabdian 25 Tahun 1. Ir. Sukarnoto, MM 2. Ir. Syukur 3. Ir. Agus Sachariawan 4. Ir. Agustinus Wigunarto 5. Ir. Willy S.N. Aspar 6. Ir. Pudji Hernowo 7. Ir. Tatang Wasito 8. Ir. Onward P. Tambunan 9. Ir. Saiful Bahri 10. Siswanto, SE 11. Ir. Bhurhanudin Mansyur
12. Jhon Edwin 13. Ir. Salomo Panjaitan 14. Soirin, SP 15. Ir. Kusnadi, MM 16. Ir. H. Sufri Gunawan 17. Abdul Rahman 18. Fadhlil 19. Ir. Ichwan Riyadi 20. Joko Suyamto, SE 21. Ir. Kuncoro Hadiprasetyo 22. Murti Simanjuntak, B.Sc 23. Ir. Rozi Hermawan 24. Dwi Hanto, SP 25. Drs. Ahmad Riadi 26. Ir. Agus Yunarto 27. Soparuddin Amir 28. Herry Siswanto 29. N.P. Nusanto 30. Hotwi S .Siahaan 31. Victor M. Purba, S.E 32. Abdul Gamal 33. Sugiyanta 34. Amrizalwo 35. Agus Hendri Kustiawan 36. Tri Bakti Riwayadi, SE 37. D. Durman 38. Eddy Tri Irianto 39. Jimin 40. Halimatus Sakdiah, SE 41. Hermansyah 42. Mulyadi 43. Marhaidi Effendi 44. Kasiono 45. Dessy Nirmalasari 46. Suratno Masa Pengabdian 20 Tahun 1. Ir. Andi Riswandi 2. Ir. Heru Purwito 3. Ir. Sunarto 4. Ir. Alfi Edrianof 5. Basril, SE, Akt. 6. Ir. Orient Silitonga 7. Ir. M. Zainal Torong 8. Gede Natih Astawa, SE 9. Ir. Sugeng Budi Prasongko, MM. 10. Ir. Bagus Baru Soko 11. Ir. Suwirman 12. Ir. Tharswan Syofyan 13. Niken Priyamsari, SE 14. Riswandi, B.Sc. 15. Ike Hendriety A, B.Sc 16. Sujono 17. Ahmad Rizal 18. Guntur Houtman
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
11
AKTIVITAS
Family Fun Bike Berlangsung Meriah PTPN VII menggelar kegiatan sepeda santai atau family fun bike, pada Sabtu (15/8/2015) sebagai rangkaian memeriahkan HUT ke-70 Republik Indonesia. Kepala Urusan Protokoler, Humas, dan Biro Direksi PTPN VII Sofian Machmud mengatakan kegiatan ini khusus para pekerja dan keluarganya.
K
ita bersepeda menempuh jarak 5 km,” katanya. Start dari Lapangan Komplek Perumahan Kantor Direksi kemudian melewati Jl. Teuku Umar-Jalan Urip Kesumoharjo-Jalan Arief Rahman Hakim-Jalan Sultan Agung balin lagi ke Jl. Teuku Umar dan berakhir di Lapangan Komplek Kandir. Turut meramaikan kegaiatan funbike ini Direktur Produksi M. Natsir, Direktur SDM dan Umum Budi Santoso, Direktur Keuangan Agus Riyanto, dan Direktur Pemasaran Raffel P. Sibagariang. Peserta dalam kegiatan ini mendapatkan doorprize berupa setrika, kipas angin, dispenser,
“
toples, blender, mixer, pemanggang roti, rice cooker, vcd, lcd, mesin cuci, kompor gas, helm sepeda dan kulkas. Selain family fun bike, dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI, PTPN VII juga menggelar beberapa perlombaan olahraga, antara lain pertandingan sepakbola mini yang digelar pada tanggal 7, 14, dan 15 Agustus 2015. Juga pertandingan tenis meja yang digelar pada 10 dan 12 Agustus yang dilaksanakan di Gedung Pertemuan. Pertandingan bolavoli dilaksanakan di Lapangan Kandir pada tanggal 8, 9, 14, dan 15. Selanjutnya pertandingan bulutangkis
dilaksanakan di GOR Dahlian pada tanggal 8 dan 15 Agustus, serta tenis lapangan dilaksanakan pada 15 dan16 Agustus. (tim)
Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran Lahan istrik Banyuasin ditunjuk oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan ditunjuk sebagai tuan rumah dalam menyelenggarakan Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran Lahan pada 13 Agustus 2015. Kegiatan ini bertujuan menyiapsiagakan regu-regu pemadam kebakaran untuk mengantisipasi dan menangani kebakaran lahan dan kebun. Hadir pada apel siaga tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kabag Operasi Polda Sumsel, Komandan Korem 044 Garuda Dempo, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Sumsel, dan Kepala Badan Lingkungan
D
Tim Pemadam Kebakaran memberi Penghormatan Kepada Pembina Ucapara
Hidup Provinsi Sumsel. Sedangkan dari perusahaan perkebunan BUMN dan swasta hadir oleh 25 regu pemadam kebakaran, 3 regu dari Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten (Oganilir dan Banyuasin) dan satu regu Manggala Agni. Khusus dari Unit Kebun PTPN VII Distrik Banyuasin mengirimkan 5 orang dari setiap Unit. Dalam kesempatan tersebut General Manager PTPN VII Distrik Banyuasin H. Wahyu Supriatna menyampaikan bahwa regu pemadam kebakaran di wilayah unit kerjanya telah siap mengantisipasi kebakaran lahan dan kebun, yaitu tersebar di beberapa unit Musilandas, Betung, Talangsawit, Betungkrawo, Bentayan, dan Tebenan. Selain itu juga ikut serta regu pemadam kebakaran dari Distrik PG Cintamanis. Tujuan diadakannya apel ini, tambah Wahyu, untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan kebun dengan menyiapsiagakan regu-regu pemadam kebakaran perusahaan perkebunan dan Dinas Perkebunan Provinsi maupun Kabupaten. Selain itu, mengkoordinasikan pemangku kepentingan dalam pengendalian kebakaran lahan dan kebun. Dan memberi semangat dan penyegaran tentang teknik pengendalian
dan penanganan kebakaran lahan dan kebun kepada setiap regu pemadam kebakaran. Sementara Asisten Kepala SDM dan Umum PG Cintamanis Abdul Hamid, mewakili General Manager PTPN VII Distrik Cintamanis, menyampaikan bahwa regu pemadam kebakaran di Distrik PG Cintamanis terdiri atas 90 orang dengan armada pemadam kebakaran berupa dua unit mobil tangki dan tangki traktor sebanyak 24 unit lengkap dengan peralatan lainnya. Dalam sambutannya Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan titik panas/api (hotspot) di setiap lokasi yang rawan kebakaran. Dari catatan menunjukkan bahwa jumlah titik panas pada Januari hingga awal Agustus 2015 sebanyak 585 hotspot, yang ebrada di Kabupaten Musibanyuasin, Ogan Komeringilir, Muaraenim, Muasirawas, Banyuasin, dan Oganilir. Dari jumlah tersebut yang terindikasi berada pada wilayah konsesi perusahaan perkebunan adalah sebanyak 85 titik panas. Hasil klarifikasi dengan pihak perusahaan menunjukkan bahwa memang benar terjadi kebakaran di wilayah konsesi perusahaan perkebunan, yaitu
Tim Pemadam Kebakaran Distrik Cinta Manis
Tim Manggala Agni Provinsi Sumsel Melakukan Simulasi Memadamkan Api
sebanyak 10 titik api di 10 perusahaan, dengan luasan lahan terbakar sekitar 135 ha. “Kesemuanya sudah dapat dikendalikan atau dipadamkan. Apel siaga ini dimaksudkan untuk mengingatkan
kita semua khususnya kepada perusahaan perkebunan untuk dapat mengantisipasi sedini mungkin agar potensi kebakaran lahan dan kebun tidak menjadi masalah yang lebih besar,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
12
WARTA Manurunnya harga komoditas sawit dan karet sangat berdampak terhadap kehidupan ekonomi petani. Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan yang sebagian besar merupakan pekebun kelapa sawit dan karet pun banyak yang alih profesi menjadi penebang tebu di Pabrik Gula Cintamanis.
A
da 3.500-an orang yang mendaftar menjadi penebang tebu kita. Sedangkan pebang kita sudah ada 5.000-an orang. Ini dampak dari terjun bebasnya harga dua komoditas andalan warga di wilayah ini, yaitu sawit dan karet,” kata Kabid SDM dan Umum PG Cintamanis Abdul Hamid, beberapa waktu lalu. Dikatakannya bahwa pada proses tebang, muat, dan angkut (TMA) dengan sistem tebang tebu hijau memerlukan banyak tenaga kerja. Memang diperlukan tenaga penebang lebih banyak, karena tebu yang sudah ditebang harus sampai di pabrik di bawah 36 jam. “Setiap harinya tebu yang digiling sebanyak 5.000 ton sesuai kapasitas pabrik. Penebang yang menghasilkan tebu bersih, mereka diberi premi. Sasaran target kita rendemen mencapai 8,2 persen,” katanya. Abdul Hamid juga menyampaikan bahwa dengan banyaknya tenaga tebang tebu ini maka masa giling
“
menjadi lebih cepat dari jadwal yang sudah ditetapkan. “Masa giling kita sebenarnya hingga pertengahan Oktober 2015. Dengan banyaknya tenaga tebang ini maka sebelum Idul Adha 1436 H atau tepatnya pertengahan September 2015 kita sudah selesai giling,” katanya. Dia menjelaskan lahan tebu yang ada di PG Cima pada musim giling tahun ini seluas 10.790 ha dengan rincian kebun inti 10.351,5 ha dan tebu rakyat (TR) seluas 438,5 ha. Untuk mencapai target produksi dan rendemen, PG Cima melakukan beberapa langkah agar kontinuitas pasok tebu sesuai kapasitas giling dengan memperbaiki sistem tebang secara semimekanis, memperbaiki mutu tebang agar memenuhi syarat manis, bersih, dan segar (MBS), menekan losses di kebun dan di pabrik, serta membangun sinergi antara bagian tanaman dan pabrik. Menyinggung hasil produksi, Kabid SDM dan Umum PG Cintamanis itu mengatakan bahwa tahun ini memang ada penurunan
PG Cima Kebanjiran Tenaga Tebang
dibandingkan dengan musim giling tahun 2014 lalu. “Hal ini disebabkan adanya pengaruh musim kemarau yang menyebabkan tanaman tebu kering. Bahkan ada tebu yang tidak bisa dipanen karena sangat kering,” kata Abdul Hamid yang sehari-harinya akrab disapa Pak Dul tu. Juga diungkapkan bahwa walaupun saat ini kondisi iklim sedang kemarau, pihaknya sudah kembali melakukan penanaman tebu yang akan dipanen pada
musim giling tahun 2016. “Untuk mengatasi kekeringan ini penyiraman lahan tebu kita tingkatkan frekuensinya menjadi 3 sampai 4 kali
sehari. Air berasal dari embung-embung yang kita miliki dan kebetulan sebagian besar embung tidak kering,” kata Pak Dul. (tim)
Gelar Acara Pisah-Sambut GM
S
ekitar 200 pekerja PG Cintamanis (Cima) dan Pengurus IKI Cima, pada 30 Agustus 2015 sekitar pukul 19.00 WIB berkumpul di Wisma Tamu. Para pekerja lapangan dan juga para Kabid yang berpakain batik tersebut berkumpul dalam rangka menghadiri acara pisahsambut General Manager, yaitu dari Asep Djayanti, S.E. yang sejak 1 Juli 2015 resmi memasuki masa bebas tugas (MBT) kepada Ir. H. Syukur. “Alhamdulillah selama 35 tahun bekerja di PTPN 7, saya dan keluarga banyak menerima berbagai kemudahan dan juga banyak mendapat pengalaman yang sangat berharga. Saya dan keluarga sangat berterimakasih kepada PTPN 7 dan terlebih lagi kepada temanteman pekerja yang sudah
membantu dan bekerja sama dengan saya mulai dari saya sebagai pekerja honor hingga menjadi General Manager di PG Cintamanis. Semoga Allah SWT membalas budi baik teman-teman,” kata Asep pernah menjadi Manajer PG Cima periode 1 Agustus 2012 hingga 30 Desember 2013 dan Menjadi GM Cima periode 31 Desember 2013 hingga 1 Juli 2015. Setelah pensiun Asep mengaku menjadi pengusaha gula merah di tanah kelahirannya, yaitu di Sukabumi Jawa Barat. Asep juga meminta maaf kepada semua pekerja, “bila ada kesalahan saya yang disengaja maupun tidak dan menyebabkan teman-teman kecewa, kesal, serta marah bahkan sakit hati, saya mohon maaf lahir bathin,” kata Asep. Acara pisah sambut juga diwarnai dengan penyerahan bingkisan cenderamata dari para pekerja maupun dari manajemen PG Cintamanis
kepada Asep Jayanti oleh Kabid SDM dan Umum PG Cintamanis Abdul Hamid H.R. Sementara GM PG Cintamanis yang baru, Syukur, dalam kata sambutannya antara menyatakan terimakasih atas jasa-jasa Asep Djayanti selama ini terhadap PTPN VII, khususnya di PG Cintamanis.
“Saya secara pribadi dan atas nama perusahaan serta teman-teman pekerja mengucapkan terimkasih atas pengabdian Pak Asep yang telah membawa PG Cima menjadi besar seperti sekarang ini. Walau sudah MBT, kami perlu sumbag-saran Bapak guna kemajuan PG Cima,” kata Syukur. (tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
13
WARTA
Penyerahan LHP Kementerian BUMN Pada Kamis (13/08/2015) bertempat di ruang rapat lantai 21 Kementerian BUMN dilaksanakan penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun 2014 oleh Anggota VII BPK RI Akhsanul Qosasih kepada Menteri BUMN Rini M. Soemarno.
D
alam Laporan SPI tentang inventaris bahwa penatausahaan aset berupa alat kantor dan rumah tangga, alat studio, komunikasi dan pemancar, dan komputer merupakan barang bergerak dan rentan terhadap kehilangan. Jadi, perlu lebih ditingkatkan guna lebih menjamin keamanan aset dan mencegah aset hilang. BPK juga mengungkapkan kinerja BUMN pada tahun 2014 bahwa 77 persen BUMN memperoleh laba meski belum mencapai target maksimal. “Namun dengan meningkatnya produktivitas serta kerja tim maka perubahan angka bukanlah tolok ukur mutlak untuk penilaian kinerja BUMN,” kata Akhsanul Qosasih dalam sambutannya. BPK juga mengajak BUMN untuk aktif dalm proses penyelesaian tindak lanjut temuan BPK. Hal itu sebagai pertanggungjawaban akuntabilitas
keuangan negara kepada rakyat. Mengingat 10 tahun terakhir paradigma masyarakat terhadap BUMN cenderung negatif dan menganggap BUMN bergelimang kewewahan. Terkait dengan paradigma tersebut, Menteri BUMN juga terus menekankan kepada BUMN harus bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa keberadaannya untuk kepentingan rakyat dan negara serta ikut andil dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Saat ini, Kementerian BUMN telah menyusun roadmap dan menjadi acuan seluruh BUMN yang bertajuk “4 Strategic Pillars” dalam mendukung peran BUMN sebagai agent of development. Sinergi antar-BUMN adalah poin utama dalam roadmap tersebut, selain hilirisasi dan kandungan lokal, pengembangan ekonomi daerah terpadu, kemandirian keuangan, dan penciptaan nilai.
“Dengan adanya sinergi, tidak ada lagi perselisihan antar-BUMN. Semua BUMN harus saling menguatkan,” tegas Menteri BUMN. Pada tahun ini
untuk kali yang ke-8 Kementerian BUMN memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK RI atas LHP Kementerian BUMN. (tim)
Donor Darah di Kementerian BUMN
K
antor Kementerian BUMN pada Kamis (13/08/2015) tampak ramai dan tidak seperti pada hari-hari biasa. Tepatnya di basemen Masjid Ar-rayan Kementerian BUMN, sejak pukul 07.30 sudah dipadati antrean orang yang mendaftar untuk menjadi pendonor darah. Pada hari itu Dharma Wanita Persatuan Kementerian BUMN menyelenggarakan kegiatan donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), sebuah kegiatan sosial dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI. Tercatat 250 orang mendaftarkan diri sebagai pendonor pada kesempatan tersebut. Acara yang mengusung tema “Setetes Darah Anda Dapat Menyelematkan Sesama” ini tidak hanya ditujukan kepada pegawai Kementerian BUMN. Pegawai BUMN pun turut diundang dan berpasrtisipasi. Ternyata antusias calon pendonor membludak, mengakibatkan panitia harus menutup pendaftaran lebih awal karena keterbatasan perlengkapan donor darah. Walau menuai kecewa, tetapi Pia Megananda selaku Ketua Pengurus Dharma Wanita Kementerian BUMN berjanji akan menyelenggarakan kembali kegiatan donor darah 4 bulan sekali sebagaimana instruksi langsung Penasehat DWP Kementerian BUMN, Rini M. Soemarno. Acara tersebut dibuka secara
resmi oleh Menteri BUMN yang juga turut menjadi pendonor sesaat setelah opening ceremony. “Sebuah kegiatan yang bagus dan patut diberi apresiasi.
Saya juga akan menjadi pendonor hari ini, sebagaimana yang sering saya lakukan beberapa tahun lalu secara rutin,” kata Rini M. Soemarno dalam
sambutannya. Kegiatan ini merupakan wujud nyata Kementerian BUMN, BUMN, serta Dharma Wanita Kementerian BUMN dalam memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat, bangsa dan negara. Apalagi sampai saat ini kebutuhan darah untuk pasien di semua rumah sakit juga belum terpenuhi. Dalam rangka memperingati HUT ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah komando Menteri BUMN, Rini M Soemarno, menggelar berbagai kegiatan dengan mengusung tema “BUMN Hadir untuk Negeri”. “Dengan semangat kemerdekaan, Kementerian BUMN beserta jajaran turut memeriahkan HUT RI melalui gerakan BUMN Hadir untuk Negeri,” tutur Imam Apriyanto Putro, Sekretraris Kementerian BUMN. Dalam mendukung pelaksanaannya, selain turun secara langsung bersama BUMN di 34 provinsi di wilayah Indonesia, terlebih dahulu Pejabat Eselon I beserta jajaran Kementerian BUMN melakukan pemasangan logo “BUMN Hadir untuk Negeri” di media sosial secara serentak. “Saya berharap ini sebagai bukti soliditas dan semangat 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia untuk memperbaharui tekad dalam mewujudkan BUMN sebagai agen pembangunan,” tambahnya.(tim)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
14
BinaROHANI
Menyingkap Makna dan Hakikat Haji Adalah Ali Syariati, pemikir kontemporer Islam, dalam bukunya “Haji” mengulas secara mendalam mengenai makna ibadah haji. Tulisan berikut ini merupakan percikan pemikirannya tentang hikmah ibadah haji: mulai dari kewajiban berpakain ihrom, tawaf, sa’i, wukuf hingga melontar jumrah.
M
enurut Ali Syariati, pakaian adalah lambang status yang dapat memicu sikap diskriminasi, keakuan, dan keegoisan. Pakaian telah memecah belah anak keturunan Adam, karena itu pakaian ihram menuntun manusia untuk mengubur perbedaan yang diukur atas kelas, status, kedudukan, dan ras. Tawaf adalah kegiatan ibadah mengelilingi Kakbah yang berbentuk kubus. Kakbah yang menghadap ke segala arah, melambangkan universalitas dan kemutlakan Tuhan yang tidak berpihak, tetapi merahmati seluruh alam. Dengan tawaf, umat manusia dididik aktif bergaul menjaring komunikasi dengan Tuhan dan antarmanusia. Kemudian Ali Syariati melambangkan ibadah sa’i sebagai bentuk kegigihan dan keperkasaan manusia dalam menempuh perjuangan hidup. Sa’i yang merupakan rekonstruksi peristiwa Siti Hajar mencari air zamzam dari Bukit Shafa menuju Marwa, sebagai lambang manusia yang berjuang dengan niat tulus (shafa), tanpa patah semangat mencapai tujuan (marwa). Selanjutnya, setiap jemaah haji diharuskan berwuquf di Arafah, merupakan padang yang luas. Di tempat ini manusia singgah (wukuf), lalu bermalam (mabit) di Muzdalifah, dan tinggal di Mina. Wukuf dilakukan pada siang hari, sementara mabit pada malam hari. Siang melambangkan hubungan objektif ide-ide dengan fakta, sementara malam melambangkan tahap kesadaran diri dengan lebih banyak merenung di keheningan malam. Kemudian di Mina, jamaah melempar jumrah, merupakan lambang perlawanan manusia melawan kejahatan, penindasan, dan kebiadaban. Demikianlah makna ritualitas haji yang penuh dengan simbol kejuangan hidup manusia. Pada hakikatnya, haji adalah proses evolusi manusia menuju Allah. Ibadah haji merupakan demonstrasi simbolis dan falsafah penciptaan manusia. Ibadah haji dapat dikatakan sebagai pertunjukan banyak hal secara serempak: tentang penciptaan, sejarah, keesaan, ideologi, dan umat. Haji merupakan kepulangan manusia kepada Allah SWT yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tidak dapat dipadankan dengan sesuatu apa pun. Kepulangan kepada Allah merupakan gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai, dan fakta. Dengan melakukan perjalanan menuju keabadian ini, tujuan manusia bukanlah untuk binasa, tetapi untuk hidup dan berkembang dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Maknamakna tersebut dipraktikkan dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam bentuk kewajiban atau larangan, nyata atau simbolik. Semua ini, pada akhirnya akan mengantarkan seorang haji hidup dengan pengamalan dan nilai kemanusiaan universal. Dalam konteks
niat menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram, haji memiliki makna yang lebih universal dengan nilai-nilai kemanusiaan. Haji juga perhimpunan agung sesama muslim dari berbagai penjuru dunia. Mereka melaksanakan ibadah yang sama, menghadap ke arah kiblat yang sama. Keadaan seperti ini menimbulkan sikap perpaduan serta persaudaraan. Jamaah haji pergi menuju Mekkah dengan hanya berbekal barang terbatas. Di tanah air mereka memiliki keluarga, rumah, kendaraan, kebun, ladang, dan sebagainya. Tetapi, ketika pergi haji semua itu mereka tinggalkan dan hanya berbekal beberapa helai pakaian dan barang tertentu. Ini gambaran bahwa ketika meninggalkan alam ini manusia tidak akan membawa apa-apa. Meninggalkan sanak saudara. Harta benda menjadi hak ahli waris yang ditinggalkan. Hanya iman dan amal yang menjadi bekal dalam menghadapi perjalanan panjang di akhirat. Saat ihram, jemaah haji hanya memakai dua helai kain putih sebagai penutup badan dan pelindung pada waktu panas dan dingin. Tidak melihat yang kaya atau miskin, jenderal maupun presiden, mereka memakai pakaian yang sama. Di antara hikmah pakaian ihram adalah persamaan. Di mata Allah tidak ada perbedaan antara seorang hamba dan hamba yang lain. Tidak ada perbedaan antara seorang raja dan rakyat jelata, tidak beda antara jenderal dan kopral. Hanya takwa yang menjadi pembeda, karena “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah mereka yang paling bertakwa.” (QS. AlHujuraat: 13). Di samping itu, ihram menjadi gambaran bahwa pada saat meninggalkan alam fana ini, meskipun memiliki pakaian, bahkan harta yang banyak, yang dipakai hanya beberapa lapis kain kafan sebagai penutup badan ketika dikuburkan. Sejak dari miqat, tempat niat ibadah haji dimulai, perbedaan-perbedaan status sosial harus ditanggalkan. Semua memakai pakaian yang sama. Semua merasa dalam satu kesatuan dan persamaan. Dengan hanya mengenakan dua helai kain putih, seorang menyadai kelemahan dan keterbatasannya. Dengan ucapan labbaika allahumma labbaik (aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah), seorang hamba telah menancapkan bendera syukur atas karunia yang melimpah-ruah. Jika umat Islam menghadap kiblat (Kakbah) lima kali sehari dari jarak jauh, pada musim haji mereka dapat melihat Kakbah secara langsung. Selanjutnya melaksanakan tawaf yang menjadi sarana pertemuan kita sebagai tamu dengan Sang Khaliq, dengan mengelilingi Kakbah disertai dengan zikir dan doa secara khusyuk. Kakbah menjadi pusaran dan pusat peribadatan kita kepada Allah SWT. Tawaf identik dengan salat sebagai
sarana berkomunikasi secara langsung dengan Allah SWT. Putaran tawaf sebanyak 7 kali merefleksikan rotasi bumi terhadap matahari yang menandai putaran terjadinya kisaran waktu, siang dan malam, menunjukkan waktu, hari, bulan, dan tahun. Tawaf, menurut Ali Syariati, adalah subsistem ritual haji yang menggambarkan penjabaran tauhid dengan simbol Kakbah sebagai pusat konsistensi dan kekokohan. Dalam gemuruh tawaf, umat manusia disatukan dalam pola yang sama dan sederajat. Di dalamnya tidak ada identifikasi individual, tidak membedakan perempuan dan laki-laki, berkulit hitam dan berkulit putih, berbadan besar atau kecil. Inilah transformasi seseorang menjadi totalitas umat manusia. Semua “aku” bersatu menjadi “kita” yang merupakan “umat” dengan tujuan sama: menghampiri Allah. Aktivitas tawaf mewartakan bahwa di mata Allah perbedaan duniawi tidaklah berarti. Pluralitas baru akan dirasakan hikmahnya justru ketika berada dalam kebersamaan yang padu dan tunduk dalam kekuatan Tuhan yang memancarkan energi kebenaran universal. Dalam tawaf, jamaah haji berjalan mengelilingi Kakbah bersama ribuan manusia. Bukan pekerjaan yang mudah. Pada saat itu, jemaah akan didorong, terhimpit, dan terinjak, bahkan ada yang meninggal dunia karena tidak mampu menahan gelombang manusia. Hanya sikap sabar serta mengharap pertolongan Allah yang dapat menyelamatkan jemaah. Apa yang berlaku pada saat tawaf adalah gambaran kecil keadaan yang akan ditempuh ketika berada di akhirat kelak. Pada saat itu, manusia tidak dapat bergantung kepada orang lain. Hanya amal dan pertolongan Allah serta syafaat Rasulullah SAW yang dapat membantu. Ketika memasuki Masjidil Haram dan bertawaf di sekeliling Kakbah, tanpa terasa air mata bercucuran. Bukan tanda kesedihan atau kemurungan, seperti yang terjadi dalam hidup sehari-hari, ketika ditimpa musibah misalnya. Banyak orang tidak tahu, apa sebab dan rahasia di balik peristiwa ini. Peristiwa ini merupakan ungkapan wajar, saat seseorang meninggalkan keangkuhan dan kesombongan, yang selama ini menyelimuti kehidupannya. Keadaan semacam ini kian menumbuhkan perasaan tunduk seseorang kepada Sang Pencipta, dan kehadirannya di depan Kakbah hanya untuk menyampaikan penyesalan atas perbuatan buruk yang telah dikerjakan, dengan harapan Allah mengampuni dosadosanya yang lalu dan yang akan datang. Perasaan dekat dengan Allah setiap saat, niscaya akan menjadikan tangis sebagai dinamo untuk melahirkan kebahagiaan dan kemerdekaan dari lumuran dosa. Dengan taubat yang tulus, seorang hamba enggan untuk kembali pada kejahatan. Lebih dari itu, tangis seorang hamba
di depan Kakbah merupakan barometer kuatnya iman yang mendorongnya untuk meninggalkan hal- hal yang dapat meracuni akidah dan akhlaknya. Sesungguhnya menanggalkan rasa keangkuhan adalah kekuatan, seperti halnya memohon rahmat dan ampunan adalah kekuatan pula. Apabila dua kekuatan tersebut menyatu, keyakinan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan menjadi semakin kokoh. Puncak pelaksanaan haji adalah wukuf di Arafah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Haji itu adalah Arafah.” Di Arafah manusia berhimpun sebagai gambaran kecil suasana di Padang Mahsyar. Manusia tidak dapat berlindung dan bernaung. Tidak ada tempat untuk meminta pertolongan. Hanya amal dan takwa serta naungan Allah dan syafaat rasul-Nya yang akan menjadi pelindung. Jika semua rahasia dan hikmah ini disadari, apa pun yang dihadapi ketika berada di Tanah Suci akan dilalui dengan sabar, seraya memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah. Sebagai tamu Allah, jemaah haji sewajarnya menyerahkan dirinya hanya kepada Allah dengan ikhlas dan meninggalkan segala beban pemikiran yang bisa merusak kekhusyuan beribadah. Mereka berangkat menuju Tanah Suci seolah-olah sedang berjalan memenuhi panggilan Ilahi untuk meninggalkan alam fana ini. Datang dengan niat dan hati yang suci semata-mata mencari keridhaan Ilahi. Perjalanan haji bukanlah piknik untuk kepuasan duniawi, justru kepuasan duniawi terkorbankan dalam rangka mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi. Haji dalam Islam memiliki nilai plus, yaitu dengan terbitnya kepuasan jiwa dan perasaan semakin dekat dengan sang Pencipta. Perasaan dekat ini melebihi cintanya pada harta, tahta, keluarga dan saudara. Bahkan ketika seorang hamba menginjakkan kaki dari tempat tinggalnya menuju Baitullah, ia sudah berniat untuk bebas dari belenggu yang mengikatnya, hatinya tunduk kepada yang Mahakuasa, sehingga merasa bahwa dunia dan isinya, luluh dan rapuh di hadapan-Nya. Wukuf di Arafah sebagai refleksi Padang Mahsyar. Di tanah yang membentang luas ini, seorang hamba diantarkan untuk membayangkan dan merenungi peristiwa yang bakal terjadi pada hari kiamat, yaitu hari dikumpulkannya kembali semua makhluk Allah di Padang Mahsyar, sebagai terminal terakhir untuk menghitung amal baik dan buruk yang telah dikerjakan selama di dunia. Di hadapan Allah seluruh manusia adalah sama, baik konglemerat maupun fakir miskin, semuanya akan menghadap kepada-Nya. Haji merupakan salah satu proses pembentukan insan kamil, yang mampu melawan bisikan setan. Sebab dalam setiap gerak kehidupan, orang tak lepas dari godaan setan. Banyak contoh yang menjelaskan tentang betapa gigihnya godaan makhluk ini. (*)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
MOTIASI
Wejangan tentang Ilmu Bahagia
Tulisan ini terjemahan dari naskah berjudul “Wejangan Kawruh Beja Sawetah” oleh Ki Ageng Suryomentaram. Tulisan ini merupakan hasil renungan Ki Ageng Suryomentaram bahwa pada hakikatnya proses rasa hidup manusia yang sesuai dengan hukum alam serta tindakan yang mengikuti hukum itu pasti berkembang dan berbuah dengan wajar.
Oleh Drs. Fatahuddin Harahap Petugas Kerohanian PHBI Kantor Direksi
BAGIAN I: SENANG-SUSAH i atas bumi dan di kolong langit ini tidak ada barang yang pantas dicari, dihindari, atau ditolak secara mati-matian. Meskipun demikian manusia tentu berusaha matimatian untuk mencari, menghindari, atau menolak sesuatu, padahal itu semua tidak sepantasnya dicari, ditolak, atau dihindarinya. Bukankah apa yang dicari atau ditolaknya itu tidak menyebabkan orang bahagia dan senang selamanya atau celaka dan susah selamanya. Tetapi pada waktu orang menginginkan sesuatu, pasti ia mengira atau berpendapat, “jika keinginanku tercapai, tentulah aku bahagia dan senang selamanya; dan jika tidak tercapai tentulah aku celaka dan susah selamanya.” Pendapat itu teranglah keliru. Bukankah sudah beribu-ribu keinginannya yang tercapai, namun ia tetap saja tidak bahagia selamanya, melainkan senang sebentar, kemudian susah lagi? Juga sudah beribu-ribu keinginannya yang tidak tercapai, namun ia tetap saja tidak celaka selamanya, melainkan bersusah hati sebentar kemudian senang kembali. Jadi pendapat bahwa tercapainya keinginan menyebabkan rasa bahagia atau tidak tercapainya keinginan menyebabkan rasa celaka, jelaslah keliru. Tetapi setiap keinginan pasti disertai pendapat demikian. Sebagai contoh, ketika orang berkeinginan sesuatu, misalnya berhajat menikahkan anaknya, dan karena tidak punya cukup uang, ia akan mencari pinjaman. Saat mencari pinjaman ia merasa, “jika usahaku mencari pinjaman tidak berhasil, pastilah aku celaka dan merasa malu selamanya.” Kalaupun ia gagal memperoleh pinjaman, ia tidak akan merasa celaka, melainkan hanya merasa malu sebentar. Setelah merasa susah karena tidak dapat mengadakan pesta yang meriah dengan mengundang banyak orang dan tidak bisa “menanggap” wayang, ia pun akan merasa senang lagi. Bahkan lega hatinya, “untunglah usahaku mencari utang tempo hari tidak berhasil. Andaikata berhasil, pasti sekarang ini aku akan kelabakan mencari uang untuk membayar utang itu.” Jadi, jelaslah bahwa tidak tercapainya keinginan, tidak menyebabkan orang celaka. Begitu juga tercapainya keinginan tidak menyebabkan orang sungguhsungguh bahagia, melainkan hanya senang sebentar kemudian susah lagi.
D
15
Artinya, dalam kenyataan hidup senang dan susah itu tidak berlangsung terusmenerus. Sepanjang hidup manusia sejak masa kanak-kanak sampai tua, belum pernah ada yang mengalami senang selama tiga hari tanpa susah, atau mengalami susah selama tiga hari tanpa senang. Pengalaman semacam itu tidak akan terjadi dan tidak mungkin dapat dialami. Yang menyebabkan senang ialah tercapainya keinginan. Jika keinginan tercapai menimbulkan rasa senang, enak, lega, puas, tenang, dan gembira. Padahal keinginan ini bila tercapai pasti mulur atau memanjang, dalam arti meningkat. Berarti hal yang diinginkan itu meningkat, entah jumlahnya, entah mutunya sehingga tidak dapat tercapai dan akan menimbulkan susah. Misalnya menjelang hari raya orang ingin membeli sarung baru. Kata hatinya, “bila aku dapat sarung baru, pasti aku bahagia. Pada hari besar nanti, aku dapat melancong ke mana-mana.” Andaikata sarung baru itu dapat dibelinya ia pun hanya bergembira sebentar kemudian susah lagi. Sebab, keinginannya itu mulur, maka ia pun berkata, “Sarung sudah baru maka peci pun harus baru.” Maka ia ingin membeli peci, tetapi uangnya tidak cukup. Keinginannya tidak tercapai dan ia pun susah lagi. Andaikata kelak ia dapat membeli sarung dan peci baru, pasti keinginannya mulur lagi,”Sekarang sarung dan peci sudah baru, dan bagaimanakah bajunya, sepatunya, bukankah harus baru pula?” Kemudian jika pakaiannya baru, sepatunya baru, tentu keinginannya mulur lagi, bagaimana arlojinya, kendaraannya, rumahnya, harus baru pula. Bila semua itu sudah ada, pasti keinginannya akan mulur lagi, “Sekarang semua barang sudah baru, mengapa istrinya masih yang lama. Agar tidak dikatakan aneh maka ia mencari istri baru.” Bila nanti memperoleh istri baru, pasti mulur lagi, “Anaknya pun harus ada yang baru, mengapa yang ada hanya anak dari istri lama saja?” Demikianlah keinginan itu mulur sehingga jika apa yang diinginkannya tidak dapat diperolehnya maka susahlah ia. Jelaslah bahwa senang itu tidak tetap adanya. Keinginan itu terwujud dalam usaha mencari semat, derajat, dan kramat. Mencari semat ialah mencari kekayaan, keenakan, dan kesenangan. Mencari derajat ialah mencari keluhuran, kemuliaan, kebanggaan, dan keutamaan. Mencari kramat ialah
mencari kekuasaan, kepercayaan, agar disegani, dan agar dipuja-puji. Misalnya orang mencari kekayaan agar ia berpenghasilan tetap. Rasa hatinya berkata, “jika aku berpenghasilan tiap bulan sepuluh juta rupiah saja, aku tentu bahagia. Tidak seperti sekarang ini, kadang-kadang hanya tiga juta rupiah, bahkan kadangkadang juga tak sebanyak itu.” Bila usahanya berhasil, dalam kenyataannya ia tidak bahagia, hanya senang sebentar dan kemudian susah lagi. Ini disebabkan karena keinginannya mulur, “Ternyata penghasilan sepuluh juta rupiah tidak membuat aku bahagia. Jika berpenghasilan dua puluh juta rupiah, barulah aku akan benar-benar bahagia.” Nanti bila sudah memperoleh dua puluh juta rupiah keinginan pun mulur lagi. “Kalau aku hanya menerima dua puluh juta rupiah saja, terang tidak mungkin aku bahagia. Bahkan hal itu akan menambah banyak utang, karena dipercaya untuk membeli dengan kredit, hingga ke sana ke sini aku mengajukan kredit. Hanya jika aku berpenghasilan seratus juta rupiah, baru aku benarbenar bahagia.” Nanti bila ia berhasil memperoleh seratus juta rupiah keinginannya pun mulur lagi dan ia ingin dua ratus juta, tiga ratus juta rupiah, sampai berpenghasilan beratus-ratus juta rupiah dan masih kurang terus. Demikianlah keinginan itu mulur sampai pada suatu ketika ia tidak mungkin dipenuhi dan oleh karena itu ia kembali merasa susah. Jadi senang itu tidak tetap adanya. Demikian pula dalam usaha mencari kenaikan derajat. Andaikata orang sudah menjadi asisten manajer, pasti keinginannya mulur dan ia ingin menjadi manajer. Kemudian setelah menjadi manajer, tentu keinginannya mulur lagi dan ia ingin menjadi direktur. Sekalipun sudah menjadi raja, ia pun ingin menjadi raja dari semua raja. Andaikata terlaksana menjadi raja dari semua raja, pasti hatinya berkata, “ternyata menjadi raja dari semua raja itu tidak membuat aku bahagia, karena memerintah manusia itu ternyata bukan main banyak kesulitannya. Mungkin kalau menjadi raja jin, barulah aku benarbenar bahagia.” Bila sudah menjadi raja jin, pasti mulur lagi, ingin menjadi raja binatang, kutu, serangga, yang berupa kacuak, tokek, dan sebagainya. Demikian mulurnya keinginan sampai apa yang diinginkannya tidak dapat diperolehnya dan oleh karena itu ia kembali merasa susah. Jadi senang itu tidak tetap. Demikian pula dalam usaha memperoleh kramat atau kesaktian. Misalnya jika orang telah memiliki kesaktian dapat menyembuhkan orang sakit lumpuh dengan meniupnya saja, ia belum bahagia, melainkan hanya senang sebentar, kemudian susah lagi, karena mulur-nya keinginan. Hatinya berkata, “kalau hanya dapat menyembuhkan orang lumpuh dengan meniupnya saja, aku tidak berbahagia. Tetapi kalau dapat menghidupkan orang mati, aku tentu bahagia, karena siapa pun akan percaya, segan, takut kepadaku, dan akan memujaku.” Ia akan ke sana sini untuk dapat menghidupkan orang mati. Andaikata berhasil, setelah dapat menghidupkan dua orang saja, maka
timbul kekhawatirannya. “Celakalah aku nanti. Jika setiap orang mati kuhidupkan kembali, mayat dari mana-mana pasti akan dibawa kemari, dan aku disuruh menghidupkannya. Halaman rumahku pasti akan penuh dengan bangkai anjing, babi hutan, dan lain-lain. Mungkin kalau aku dapat mengeluarkan sukma dari badan, aku baru benar-benar bahagia. Aku akan dapat melayang-layang mengelilingi dunia melihat negeri Belanda, Cina, India, tanpa melakukan perjalanan, tanpa susah payah, lagi pula tidak kehilangan uang untuk bekalnya.” Ia akan ke sana ke sini berusaha keras supaya bisa melepaskan sukmanya dari badannya. Andaikata ia berhasil melepaskan sukma dari raganya, ia pun tidak akan benar-benar bahagia, melainkan senang sebentar, kemudian susah lagi. Hatinya berkata, “susahlah aku bila sukma yang acapkali dilepas itu sampai tidak dapat kembali lagi ke tempat asalnya. Namun manakala aku bisa menghilang, pastilah aku betul-betul bahagia. Aku dapat menggaruk uang di pasar-pasar tanpa diketahui pemiliknya, dan tiap ada orang sedang menghitung uang, uang itu kuambil. Dengan tidak usah bekerja, aku dapat memiliki banyak uang, dan apa pun kuhendaki pastilah tercapai.” Bila kemudian berhasil dapat menghilang, tentu keinginannya mulur lagi, sehingga ia ingin bisa terbang, bisa menembus bumi dan seterusnya. Demikianlah mulur-nya keinginan sampai apa yang diinginkannya tidak dapat ia peroleh, maka susahlah ia. Jadi jelaslah bahwa lahirnya keinginan dalam usaha mencapai semat, derajat, dan kramat, apabila sudah terlaksana pasti akan mulur. Maka senang itu tidak tetap sifatnya. Mungkret (menyusut) Demikian pula rasa susah itu tidak tetap. Karena susah itu disebabkan tidak tercapainya keinginan yang berwujud rasa tidak enak, menyesal, kecewa, tersinggung, marah, malu, sakit hati, terganggu, dan sebagainya. Padahal keinginan itu bila tidak tercapai pasti mungkret (menyusut), dalam arti apa yang diinginkan itu berkurang, baik dalam jumlah maupun mutunya, sehingga dapat tercapai dan timbullah rasa senang. Jadi rasa susah itu juga tidak tetap. Bila keinginan yang mungkret ini masih tidak terpenuhi, pasti ia akan mungkret lagi. Mungkret-nya keinginan baru berhenti bila keinginan dapat terpenuhi. Tentunya apa yang diinginkan itu memang mudah diperoleh, sehingga keinginan itu terpenuhi dan timbullah rasa senang. Maka susah itu tidak tetap adanya. Misalnya orang lapar ingin makan, tentu dipilihnya lauk-pauk yang serba lezat, seperti daging, telur, ikan, dan sebagainya. Tetapi bila keinginannya itu tidak terpenuhi, ia pasti mungkret, sehingga makan nasi dengan garam saja ia sudah senang. Bila nasi dengan garam pun tidak diperolehnya pasti keinginannya mungkret lagi, sehingga makan ketela bakar saja ia sudah girang. Bila ketela bakar pun tidak ia peroleh, pasti keinginannya mungkret lagi, sehingga dengan diteguknya air saja, cukup sejuklah tenggorokannya.
(Bersambung)
TABLOID BULANAN No.107/Agustus 2015
DEWAN KOMISARI, DIREKSI, DAN SELURUH KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII MENGUCAPKAN
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 17 Agustus 1945—17 Agustus 2015
Gerakan Nasional
“Ayo Kerja”
70 Tahun Indonesia Merdeka BUMN Hadir untuk Negeri
16