BULETIN TIGA BULANAN
Dengan menambahkan keterangan pada foto foto yang diambil, mereka dapat menjelaskan tentang pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan dan mempertahankan lingkungan alam dan budaya.
Mamalia di Selatan Bali Conservation International (CI) Indonesia, Cetacean Sirenian Indonesia, Oceans Initiative, dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Udayana didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menyelesaikan riset awal bersama tentang mamalia laut di perairan selatan Bali pada Desember 2015 yang lalu.
©Lingkara/Dechi Dewa Rudita
Pendekatan Kolaboratif
Hasil riset ini akan digunakan sebagai data pendukung bagi Jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Bali dan sekitarnya yang sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam.
Pengambil keputusan diharapkan menggunakan informasi dari masyarakat ini sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk pembangunan yang tepat sasaran dan bersinergi dengan upaya KKP wilayah Kabupaten Karangasem.
Latar Belakang
Diharapkan riset awal ini dapat membantu menjelaskan keanekaragaman hayati dan korelasinya dengan dinamika kelautan (oceanography) serta hubungannya dengan pembangunan di pesisir Bali yang cenderung tidak terkendali, aliran limbah domestik dan industry kemaritiman serta efek suara dari kapal-kapal laut bagi paus dan lumba-lumba.
©Lingkara/Rudi Waisnawa
Seminar Model Pengelolaan Pariwisata Karangasem bersama PHRI di Candidasa
Tujuan Jejaring KKP Bali adalah terjalinnya kerja sama antara pengelola KKP di provinsi Bali untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan yang lebih efektif, efisien, komprehensif dan berkelanjutan dibandingkan dengan pengelolaan KKP secara sendirisendiri. Dengan adanya Jejaring KKP, maka masing-masing KKP tak hanya bisa mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar wilayah tapi juga memperkuat kemampuannya dalam menghadapi permasalahan dan tantangan.
Hasil riset awal ini dapat dijadikan referensi bagi pemangku keputusan baik di tingkat desa maupun propinsi untuk memberikan perhatian lebih pada ekosistem kelautan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga selaras dengan kelestarian alam sekitar.
Seminar peningkatan objek wisata Karangasem untuk membahas permasalahan pariwisata di Karangasem digelar pada 29 Desember 2015 di Hotel Ashyana Candidasa.
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Seminar ini membahas RIPPDA yaitu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah sebagai alat bantu dokumentasi dan implementasi pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karangasem.
Alam adalah Rumah
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Penyelarasan konsep nyegara gunung dengan pariwisata di karangasem, juga mendapat perhatian penting sebagaimana dasar kerja CI Indonesia. PHRI menyadari diperlukan branding yang kuat untuk mempromosikan
Conservation International Indonesia
Jl. Dr. Muwardi No. 17 Renon, Denpasar, Bali 80235. Tlp.: 0361- 237245 Fax:0361-235430 www.conservation.org
dalam pengelolaan pariwisata yang tertuang dalam bentuk Perda. Web: www.nyegaragunung.net
5
Twitter: @nyegaragunung
2 0 1 6
Jejaring KKP Bali
tika
Tanggal 13 Desember 2015 lalu CI Indonesia mengadakan kunjungan ke Tulamben Karangasem bersama Lingkara Photo Community. CI Indonesia bekerjasama dengan Lingkara Photo Community merencakan kegiatan peningkatan kapasitas jurnalisme warga lokal dan masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam mengumpulkan informasi baik secara visual dan naratif.
Penelitian Awal tentang
J A N U A R Y ©CI Indonesia/P utu Liza Mus
Sehari di Tulamben Bersama LINGKARA Photo Community
EDISI I
FB: http://www.facebook.com/nyegaragunung
©CI Indonesia/Melna Saraswati
6
Visi Terciptanya keharmonisan dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kotamadya dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali dengan dukungan kuat dan partisipasi masyarakat serta lembaga lainnya untuk peningkatan manfaat sosial, ekonomi dan budaya serta sumber daya perairan secara berkelanjutan.
Misi Membangun sebuah kesepakatan dan komitmen diantara pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan secara terpadu guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Menyediakan dokumen acuan pembangunan kawasan konservasi perairan (KKP) di tingkat kabupaten/kota serta provinsi Bali dengan pendekatan keterkaitan baik secara ekologi, sosial ekonomi maupun tata kelola.
Mendorong kerjasama, kemitraan dan koordinasi antarpemerintah, antarsektor, dan antarpemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali.
1
2 1
Zonasi KKP Karangasem Serangkaian upaya kolaboratif dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem bersama instansi terkait, anggota masyarakat beserta pemangku kepentingan, dengan dukungan dari beberapa LSM seperti Conservation International (CI) Indonesia, Coral Reef Alliance (CORAL), Yayasan Reef Check Indonesia (RCFI), dan beberapa entitas sejenis lainnya.
Jurnalisme Warga Sloka Institute dan Conservation International Indonesia telah bekerjasama dalam usaha peningkatan kapasitas jurnalisme Warga Karangasem.
Rembug Warga Pemetaan hasil diskusi
Penyusunan RPJM Desa 2016-2021 Sesuai dengan mandat UU no.6 tahun 2014 tentang Desa, maka setiap desa harus menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa untuk jangka waktu 6 tahun, sebagai acuan dalam menyusun rencana kerja pembangunan (tahunan) dan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Diskusi partisipatif
Dengan UU Desa ini diharapkan desa mulai membangun kemandiriannya dalam mengelola anggaran maupun sumber dayanya sehingga meningkatkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja di desa. Desa Tulamben yang terdiri dari 6 banjar dinas yaitu Tulamben, Beluhu Kangin, Beluhu Kauh, Muntig, Batu Dawa Kaja, dan Batu Dawa Kelod serta 3 Desa Pakraman yaitu Tulamben, Muntig dan Batu Dawa merupakan wilayah pariwisata.
Identifikasi masalah ©CI Indonesia/Melna Saraswati
Kecamatan Manggis
Kecamatan Karangasem
Rencana tindak lanjut sosialisasi dan pembentukan zonasi KKP Kecamatan Manggis-Kabupaten Karangasem pada 23 November 2015 lalu, dihadiri oleh 39 Peserta yang berasal dari pemerintah kecamatan Manggis, LSM, Unsur masyarakat (Nelayan dan Pengusaha Pariwisata), Pemerintah desa pesisir di kecamatan Manggis, Penyuluh Perikanan beserta UPT Perikanan Kecamatan Manggis.
Lokakarya tindak lanjut KKP di Karangasem juga dilaksanakan pada 21 Desember 2016 lalu. Sebanyak 35 perwakilan dari masyarakat dan pemerintah ikut berpartisipasi dalam proses tersebut.
Hasil yang didapatkan adalah usulan anggota masyarakat untuk pemetaan wilayah-wilayah zonasi KKP di wilayah kecamatan Padangbai dan Candidasa, seperti penetapan zona inti agar berada di daerah kecamatan Karangasem.
Sloka Institute, Conservation International (CI) Indonesia, dan pewarta warga dari empat desa melaksanakan Rembug Pewarta Warga pada Sabtu 19 Desember 2015 di Taman Ujung, Karangasem. Kegiatan ini adalah evaluasi bersama dan membangun komitmen keberlanjutan dukungan dan pelibatan pewarta warga dalam pembangunan desa. Seluruh peserta yang hadir merupakan partisipan aktif kelas jurnalisme warga tersebut.
Khusus untuk pariwisata bahari menyelam, tingkat kunjungan mencapai ratusan wisatawan perhari. Sebagian besar untuk melihat keberadaan situs kapal karam/ship wreck USAT (United State Army Transport) Liberty yang merupakan peninggalan perang dunia ke II, disamping untuk mengunjungi lokasi penyelaman lainnya.
Tindak lanjut Kelas Jurnalisme Warga di Karangasem ini melibatkan seluruh pewarta warga dan Kepala Desa Tulamben, Purwakerthi (Awed), Sengkidu, dan Bugbug. Hasil yang didapat dari acara ini adalah Pemetaan dukungan dan kapasitas dari tiap pihak dan pemaparan rencana tindak lanjut 2016 untuk pewarta warga dengan
Catatan Penting Sejauh mana desa mampu mengelola sumber daya baharinya sehingga akan menjadi aset desa untuk menunjang perekonomian masyarakat dalam jangka waktu yang panjang?
Diharapkan dengan adanya hasil pemetaan ini, hasil yang tertuang dalam kesepakatan bersama menjadi sebuah bentuk komitmen untuk keberlanjutan program pewarta warga yang swakelola, dengan dukungan pemerintah setempat.
Melalui penyusunan RPJM Desa Tulamben, diuraikan secara mendetail segala permasalahan hingga programprogram yang akan dilakukan, terutama untuk menjadikan Tulamben sebagai desa wisata yang berkelanjutan, berbasis konservasi dan budaya, selaras dengan tujuan program Conservation International Indonesia di Karangasem khususnya di Tulamben yang merupakan desa penyangga dari kawasan konservasi perairan (KKP) Karangasem.
Isu pemanfaatan ruang menjadi fokus utama terlebih tentang alih fungsi lahan. Sebagai contoh lahan parkir jukung yang berdekatan dengan daerah wisata dan perhotelan menyebabkan kebisingan yang dirasa menganggu dan alur pelayaran Kapal Pariwisata yang sering bersinggungan dengan nelayan. Diharapkan dengan proses identifikasi masalah bersama ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lain dapat melahirkan kebijakan baru yang seimbang dan dapat dikembangkan dalam perumusan zonasi KKP nantinya.
©Sloka Institute/Gogon
©Sloka Institute/Gogon
Dengan Penandatanganan MoU Kerjasama penguatan pewarta warga di Karangasem oleh Sloka Instiute, CI Indonesia, Depkominfo, dan Aliansi Jurnalis Independen ini akan menjadi salah satu alat advokasi masyarakat kepada pemerintah untuk kebijakan yang lebih mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah jejaring KKP Karangasem.
©Sloka Institute/Gogon Foto ©CI Indonesia/Iwan Dewantama
2
3
4
2 1
Zonasi KKP Karangasem Serangkaian upaya kolaboratif dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem bersama instansi terkait, anggota masyarakat beserta pemangku kepentingan, dengan dukungan dari beberapa LSM seperti Conservation International (CI) Indonesia, Coral Reef Alliance (CORAL), Yayasan Reef Check Indonesia (RCFI), dan beberapa entitas sejenis lainnya.
Jurnalisme Warga Sloka Institute dan Conservation International Indonesia telah bekerjasama dalam usaha peningkatan kapasitas jurnalisme Warga Karangasem.
Rembug Warga Pemetaan hasil diskusi
Penyusunan RPJM Desa 2016-2021 Sesuai dengan mandat UU no.6 tahun 2014 tentang Desa, maka setiap desa harus menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa untuk jangka waktu 6 tahun, sebagai acuan dalam menyusun rencana kerja pembangunan (tahunan) dan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Diskusi partisipatif
Dengan UU Desa ini diharapkan desa mulai membangun kemandiriannya dalam mengelola anggaran maupun sumber dayanya sehingga meningkatkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja di desa. Desa Tulamben yang terdiri dari 6 banjar dinas yaitu Tulamben, Beluhu Kangin, Beluhu Kauh, Muntig, Batu Dawa Kaja, dan Batu Dawa Kelod serta 3 Desa Pakraman yaitu Tulamben, Muntig dan Batu Dawa merupakan wilayah pariwisata.
Identifikasi masalah ©CI Indonesia/Melna Saraswati
Kecamatan Manggis
Kecamatan Karangasem
Rencana tindak lanjut sosialisasi dan pembentukan zonasi KKP Kecamatan Manggis-Kabupaten Karangasem pada 23 November 2015 lalu, dihadiri oleh 39 Peserta yang berasal dari pemerintah kecamatan Manggis, LSM, Unsur masyarakat (Nelayan dan Pengusaha Pariwisata), Pemerintah desa pesisir di kecamatan Manggis, Penyuluh Perikanan beserta UPT Perikanan Kecamatan Manggis.
Lokakarya tindak lanjut KKP di Karangasem juga dilaksanakan pada 21 Desember 2016 lalu. Sebanyak 35 perwakilan dari masyarakat dan pemerintah ikut berpartisipasi dalam proses tersebut.
Hasil yang didapatkan adalah usulan anggota masyarakat untuk pemetaan wilayah-wilayah zonasi KKP di wilayah kecamatan Padangbai dan Candidasa, seperti penetapan zona inti agar berada di daerah kecamatan Karangasem.
Sloka Institute, Conservation International (CI) Indonesia, dan pewarta warga dari empat desa melaksanakan Rembug Pewarta Warga pada Sabtu 19 Desember 2015 di Taman Ujung, Karangasem. Kegiatan ini adalah evaluasi bersama dan membangun komitmen keberlanjutan dukungan dan pelibatan pewarta warga dalam pembangunan desa. Seluruh peserta yang hadir merupakan partisipan aktif kelas jurnalisme warga tersebut.
Khusus untuk pariwisata bahari menyelam, tingkat kunjungan mencapai ratusan wisatawan perhari. Sebagian besar untuk melihat keberadaan situs kapal karam/ship wreck USAT (United State Army Transport) Liberty yang merupakan peninggalan perang dunia ke II, disamping untuk mengunjungi lokasi penyelaman lainnya.
Tindak lanjut Kelas Jurnalisme Warga di Karangasem ini melibatkan seluruh pewarta warga dan Kepala Desa Tulamben, Purwakerthi (Awed), Sengkidu, dan Bugbug. Hasil yang didapat dari acara ini adalah Pemetaan dukungan dan kapasitas dari tiap pihak dan pemaparan rencana tindak lanjut 2016 untuk pewarta warga dengan
Catatan Penting Sejauh mana desa mampu mengelola sumber daya baharinya sehingga akan menjadi aset desa untuk menunjang perekonomian masyarakat dalam jangka waktu yang panjang?
Diharapkan dengan adanya hasil pemetaan ini, hasil yang tertuang dalam kesepakatan bersama menjadi sebuah bentuk komitmen untuk keberlanjutan program pewarta warga yang swakelola, dengan dukungan pemerintah setempat.
Melalui penyusunan RPJM Desa Tulamben, diuraikan secara mendetail segala permasalahan hingga programprogram yang akan dilakukan, terutama untuk menjadikan Tulamben sebagai desa wisata yang berkelanjutan, berbasis konservasi dan budaya, selaras dengan tujuan program Conservation International Indonesia di Karangasem khususnya di Tulamben yang merupakan desa penyangga dari kawasan konservasi perairan (KKP) Karangasem.
Isu pemanfaatan ruang menjadi fokus utama terlebih tentang alih fungsi lahan. Sebagai contoh lahan parkir jukung yang berdekatan dengan daerah wisata dan perhotelan menyebabkan kebisingan yang dirasa menganggu dan alur pelayaran Kapal Pariwisata yang sering bersinggungan dengan nelayan. Diharapkan dengan proses identifikasi masalah bersama ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lain dapat melahirkan kebijakan baru yang seimbang dan dapat dikembangkan dalam perumusan zonasi KKP nantinya.
©Sloka Institute/Gogon
©Sloka Institute/Gogon
Dengan Penandatanganan MoU Kerjasama penguatan pewarta warga di Karangasem oleh Sloka Instiute, CI Indonesia, Depkominfo, dan Aliansi Jurnalis Independen ini akan menjadi salah satu alat advokasi masyarakat kepada pemerintah untuk kebijakan yang lebih mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah jejaring KKP Karangasem.
©Sloka Institute/Gogon Foto ©CI Indonesia/Iwan Dewantama
2
3
4
2 1
Zonasi KKP Karangasem Serangkaian upaya kolaboratif dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem bersama instansi terkait, anggota masyarakat beserta pemangku kepentingan, dengan dukungan dari beberapa LSM seperti Conservation International (CI) Indonesia, Coral Reef Alliance (CORAL), Yayasan Reef Check Indonesia (RCFI), dan beberapa entitas sejenis lainnya.
Jurnalisme Warga Sloka Institute dan Conservation International Indonesia telah bekerjasama dalam usaha peningkatan kapasitas jurnalisme Warga Karangasem.
Rembug Warga Pemetaan hasil diskusi
Penyusunan RPJM Desa 2016-2021 Sesuai dengan mandat UU no.6 tahun 2014 tentang Desa, maka setiap desa harus menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa untuk jangka waktu 6 tahun, sebagai acuan dalam menyusun rencana kerja pembangunan (tahunan) dan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Diskusi partisipatif
Dengan UU Desa ini diharapkan desa mulai membangun kemandiriannya dalam mengelola anggaran maupun sumber dayanya sehingga meningkatkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja di desa. Desa Tulamben yang terdiri dari 6 banjar dinas yaitu Tulamben, Beluhu Kangin, Beluhu Kauh, Muntig, Batu Dawa Kaja, dan Batu Dawa Kelod serta 3 Desa Pakraman yaitu Tulamben, Muntig dan Batu Dawa merupakan wilayah pariwisata.
Identifikasi masalah ©CI Indonesia/Melna Saraswati
Kecamatan Manggis
Kecamatan Karangasem
Rencana tindak lanjut sosialisasi dan pembentukan zonasi KKP Kecamatan Manggis-Kabupaten Karangasem pada 23 November 2015 lalu, dihadiri oleh 39 Peserta yang berasal dari pemerintah kecamatan Manggis, LSM, Unsur masyarakat (Nelayan dan Pengusaha Pariwisata), Pemerintah desa pesisir di kecamatan Manggis, Penyuluh Perikanan beserta UPT Perikanan Kecamatan Manggis.
Lokakarya tindak lanjut KKP di Karangasem juga dilaksanakan pada 21 Desember 2016 lalu. Sebanyak 35 perwakilan dari masyarakat dan pemerintah ikut berpartisipasi dalam proses tersebut.
Hasil yang didapatkan adalah usulan anggota masyarakat untuk pemetaan wilayah-wilayah zonasi KKP di wilayah kecamatan Padangbai dan Candidasa, seperti penetapan zona inti agar berada di daerah kecamatan Karangasem.
Sloka Institute, Conservation International (CI) Indonesia, dan pewarta warga dari empat desa melaksanakan Rembug Pewarta Warga pada Sabtu 19 Desember 2015 di Taman Ujung, Karangasem. Kegiatan ini adalah evaluasi bersama dan membangun komitmen keberlanjutan dukungan dan pelibatan pewarta warga dalam pembangunan desa. Seluruh peserta yang hadir merupakan partisipan aktif kelas jurnalisme warga tersebut.
Khusus untuk pariwisata bahari menyelam, tingkat kunjungan mencapai ratusan wisatawan perhari. Sebagian besar untuk melihat keberadaan situs kapal karam/ship wreck USAT (United State Army Transport) Liberty yang merupakan peninggalan perang dunia ke II, disamping untuk mengunjungi lokasi penyelaman lainnya.
Tindak lanjut Kelas Jurnalisme Warga di Karangasem ini melibatkan seluruh pewarta warga dan Kepala Desa Tulamben, Purwakerthi (Awed), Sengkidu, dan Bugbug. Hasil yang didapat dari acara ini adalah Pemetaan dukungan dan kapasitas dari tiap pihak dan pemaparan rencana tindak lanjut 2016 untuk pewarta warga dengan
Catatan Penting Sejauh mana desa mampu mengelola sumber daya baharinya sehingga akan menjadi aset desa untuk menunjang perekonomian masyarakat dalam jangka waktu yang panjang?
Diharapkan dengan adanya hasil pemetaan ini, hasil yang tertuang dalam kesepakatan bersama menjadi sebuah bentuk komitmen untuk keberlanjutan program pewarta warga yang swakelola, dengan dukungan pemerintah setempat.
Melalui penyusunan RPJM Desa Tulamben, diuraikan secara mendetail segala permasalahan hingga programprogram yang akan dilakukan, terutama untuk menjadikan Tulamben sebagai desa wisata yang berkelanjutan, berbasis konservasi dan budaya, selaras dengan tujuan program Conservation International Indonesia di Karangasem khususnya di Tulamben yang merupakan desa penyangga dari kawasan konservasi perairan (KKP) Karangasem.
Isu pemanfaatan ruang menjadi fokus utama terlebih tentang alih fungsi lahan. Sebagai contoh lahan parkir jukung yang berdekatan dengan daerah wisata dan perhotelan menyebabkan kebisingan yang dirasa menganggu dan alur pelayaran Kapal Pariwisata yang sering bersinggungan dengan nelayan. Diharapkan dengan proses identifikasi masalah bersama ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lain dapat melahirkan kebijakan baru yang seimbang dan dapat dikembangkan dalam perumusan zonasi KKP nantinya.
©Sloka Institute/Gogon
©Sloka Institute/Gogon
Dengan Penandatanganan MoU Kerjasama penguatan pewarta warga di Karangasem oleh Sloka Instiute, CI Indonesia, Depkominfo, dan Aliansi Jurnalis Independen ini akan menjadi salah satu alat advokasi masyarakat kepada pemerintah untuk kebijakan yang lebih mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah jejaring KKP Karangasem.
©Sloka Institute/Gogon Foto ©CI Indonesia/Iwan Dewantama
2
3
4
BULETIN TIGA BULANAN
Dengan menambahkan keterangan pada foto foto yang diambil, mereka dapat menjelaskan tentang pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan dan mempertahankan lingkungan alam dan budaya.
Mamalia di Selatan Bali Conservation International (CI) Indonesia, Cetacean Sirenian Indonesia, Oceans Initiative, dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Udayana didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menyelesaikan riset awal bersama tentang mamalia laut di perairan selatan Bali pada Desember 2015 yang lalu.
©Lingkara/Dechi Dewa Rudita
Pendekatan Kolaboratif
Hasil riset ini akan digunakan sebagai data pendukung bagi Jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Bali dan sekitarnya yang sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam.
Pengambil keputusan diharapkan menggunakan informasi dari masyarakat ini sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk pembangunan yang tepat sasaran dan bersinergi dengan upaya KKP wilayah Kabupaten Karangasem.
Latar Belakang
Diharapkan riset awal ini dapat membantu menjelaskan keanekaragaman hayati dan korelasinya dengan dinamika kelautan (oceanography) serta hubungannya dengan pembangunan di pesisir Bali yang cenderung tidak terkendali, aliran limbah domestik dan industry kemaritiman serta efek suara dari kapal-kapal laut bagi paus dan lumba-lumba.
©Lingkara/Rudi Waisnawa
Seminar Model Pengelolaan Pariwisata Karangasem bersama PHRI di Candidasa
Tujuan Jejaring KKP Bali adalah terjalinnya kerja sama antara pengelola KKP di provinsi Bali untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan yang lebih efektif, efisien, komprehensif dan berkelanjutan dibandingkan dengan pengelolaan KKP secara sendirisendiri. Dengan adanya Jejaring KKP, maka masing-masing KKP tak hanya bisa mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar wilayah tapi juga memperkuat kemampuannya dalam menghadapi permasalahan dan tantangan.
Hasil riset awal ini dapat dijadikan referensi bagi pemangku keputusan baik di tingkat desa maupun propinsi untuk memberikan perhatian lebih pada ekosistem kelautan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga selaras dengan kelestarian alam sekitar.
Seminar peningkatan objek wisata Karangasem untuk membahas permasalahan pariwisata di Karangasem digelar pada 29 Desember 2015 di Hotel Ashyana Candidasa.
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Seminar ini membahas RIPPDA yaitu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah sebagai alat bantu dokumentasi dan implementasi pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karangasem.
Alam adalah Rumah
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Penyelarasan konsep nyegara gunung dengan pariwisata di karangasem, juga mendapat perhatian penting sebagaimana dasar kerja CI Indonesia. PHRI menyadari diperlukan branding yang kuat untuk mempromosikan
Conservation International Indonesia
Jl. Dr. Muwardi No. 17 Renon, Denpasar, Bali 80235. Tlp.: 0361- 237245 Fax:0361-235430 www.conservation.org
dalam pengelolaan pariwisata yang tertuang dalam bentuk Perda. Web: www.nyegaragunung.net
5
Twitter: @nyegaragunung
2 0 1 6
Jejaring KKP Bali
tika
Tanggal 13 Desember 2015 lalu CI Indonesia mengadakan kunjungan ke Tulamben Karangasem bersama Lingkara Photo Community. CI Indonesia bekerjasama dengan Lingkara Photo Community merencakan kegiatan peningkatan kapasitas jurnalisme warga lokal dan masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam mengumpulkan informasi baik secara visual dan naratif.
Penelitian Awal tentang
J A N U A R Y ©CI Indonesia/P utu Liza Mus
Sehari di Tulamben Bersama LINGKARA Photo Community
EDISI I
FB: http://www.facebook.com/nyegaragunung
©CI Indonesia/Melna Saraswati
6
Visi Terciptanya keharmonisan dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kotamadya dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali dengan dukungan kuat dan partisipasi masyarakat serta lembaga lainnya untuk peningkatan manfaat sosial, ekonomi dan budaya serta sumber daya perairan secara berkelanjutan.
Misi Membangun sebuah kesepakatan dan komitmen diantara pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan secara terpadu guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Menyediakan dokumen acuan pembangunan kawasan konservasi perairan (KKP) di tingkat kabupaten/kota serta provinsi Bali dengan pendekatan keterkaitan baik secara ekologi, sosial ekonomi maupun tata kelola.
Mendorong kerjasama, kemitraan dan koordinasi antarpemerintah, antarsektor, dan antarpemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali.
1
BULETIN TIGA BULANAN
Dengan menambahkan keterangan pada foto foto yang diambil, mereka dapat menjelaskan tentang pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan dan mempertahankan lingkungan alam dan budaya.
Mamalia di Selatan Bali Conservation International (CI) Indonesia, Cetacean Sirenian Indonesia, Oceans Initiative, dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Udayana didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menyelesaikan riset awal bersama tentang mamalia laut di perairan selatan Bali pada Desember 2015 yang lalu.
©Lingkara/Dechi Dewa Rudita
Pendekatan Kolaboratif
Hasil riset ini akan digunakan sebagai data pendukung bagi Jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Bali dan sekitarnya yang sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam.
Pengambil keputusan diharapkan menggunakan informasi dari masyarakat ini sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk pembangunan yang tepat sasaran dan bersinergi dengan upaya KKP wilayah Kabupaten Karangasem.
Latar Belakang
Diharapkan riset awal ini dapat membantu menjelaskan keanekaragaman hayati dan korelasinya dengan dinamika kelautan (oceanography) serta hubungannya dengan pembangunan di pesisir Bali yang cenderung tidak terkendali, aliran limbah domestik dan industry kemaritiman serta efek suara dari kapal-kapal laut bagi paus dan lumba-lumba.
©Lingkara/Rudi Waisnawa
Seminar Model Pengelolaan Pariwisata Karangasem bersama PHRI di Candidasa
Tujuan Jejaring KKP Bali adalah terjalinnya kerja sama antara pengelola KKP di provinsi Bali untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan yang lebih efektif, efisien, komprehensif dan berkelanjutan dibandingkan dengan pengelolaan KKP secara sendirisendiri. Dengan adanya Jejaring KKP, maka masing-masing KKP tak hanya bisa mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar wilayah tapi juga memperkuat kemampuannya dalam menghadapi permasalahan dan tantangan.
Hasil riset awal ini dapat dijadikan referensi bagi pemangku keputusan baik di tingkat desa maupun propinsi untuk memberikan perhatian lebih pada ekosistem kelautan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga selaras dengan kelestarian alam sekitar.
Seminar peningkatan objek wisata Karangasem untuk membahas permasalahan pariwisata di Karangasem digelar pada 29 Desember 2015 di Hotel Ashyana Candidasa.
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Seminar ini membahas RIPPDA yaitu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah sebagai alat bantu dokumentasi dan implementasi pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karangasem.
Alam adalah Rumah
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Penyelarasan konsep nyegara gunung dengan pariwisata di karangasem, juga mendapat perhatian penting sebagaimana dasar kerja CI Indonesia. PHRI menyadari diperlukan branding yang kuat untuk mempromosikan
Conservation International Indonesia
Jl. Dr. Muwardi No. 17 Renon, Denpasar, Bali 80235. Tlp.: 0361- 237245 Fax:0361-235430 www.conservation.org
dalam pengelolaan pariwisata yang tertuang dalam bentuk Perda. Web: www.nyegaragunung.net
5
Twitter: @nyegaragunung
2 0 1 6
Jejaring KKP Bali
tika
Tanggal 13 Desember 2015 lalu CI Indonesia mengadakan kunjungan ke Tulamben Karangasem bersama Lingkara Photo Community. CI Indonesia bekerjasama dengan Lingkara Photo Community merencakan kegiatan peningkatan kapasitas jurnalisme warga lokal dan masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam mengumpulkan informasi baik secara visual dan naratif.
Penelitian Awal tentang
J A N U A R Y ©CI Indonesia/P utu Liza Mus
Sehari di Tulamben Bersama LINGKARA Photo Community
EDISI I
FB: http://www.facebook.com/nyegaragunung
©CI Indonesia/Melna Saraswati
6
Visi Terciptanya keharmonisan dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kotamadya dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali dengan dukungan kuat dan partisipasi masyarakat serta lembaga lainnya untuk peningkatan manfaat sosial, ekonomi dan budaya serta sumber daya perairan secara berkelanjutan.
Misi Membangun sebuah kesepakatan dan komitmen diantara pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan secara terpadu guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Menyediakan dokumen acuan pembangunan kawasan konservasi perairan (KKP) di tingkat kabupaten/kota serta provinsi Bali dengan pendekatan keterkaitan baik secara ekologi, sosial ekonomi maupun tata kelola.
Mendorong kerjasama, kemitraan dan koordinasi antarpemerintah, antarsektor, dan antarpemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya perairan Bali.
1