Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
TABEL ISI POHON JENIS BINTANGUR (Callophyllum sp.) DI KPH SANGGAU, KALIMANTAN BARAT (Tree Volume Table of Bintangur (Callophyllum sp.) in the Forest District of Sanggau, West Kalimantan)
Oleh/By: Sofwan Bustomi dan Haruni Krisnawati
SUMMARY The tree volume table was assessed to estimate accurately the standing stock volume of bintangur (Callophyllum sp.) in the Forest District of Sanggau, West Kalimantan. To meet this objective, 107 sample trees were purposively selected and measured to obtain the table. The regression equations in which stem diameter and height of crown base selected as independent variables were used to construct stem volume under crown base and tree volume up to top diameter of 7 cm. The resulting equations to estimate stem volume under crown base were: V = 0,098892418 D2,556470 and V = 0,057710787 D2,176188 T0,669025. Whereas the equations to estimate tree volume up to top diameter of 7 cm were: V = 0,191274466 D2,426328 and V = 0,13318858 D2,218494 T0,388727. However, a more aacurate prediction of volume will be obtained if both stem diameter and height are applied to estimate the volume. Kata kunci (Keywords): Tabel volume, bintangur, Kalimantan Barat (Volume table, bintangur, West Kalimantan)
I. PENDAHULUAN
Tabel isi untuk jenis bintangur (Callophyllum sp.) merupakan salah satu tabel yang diperlukan dalam melaksanakan inventarisasi massa tegakan hutan. Untuk penyusunan tabel isi ini dapat digunakan bentuk persamaan regresi berganda dengan isi pohon sebagai peubah tak bebas, serta diameter pohon dan tinggi batang bebas cabang yang membentuk tajuk (tinggi pangkal tajuk) sebagai peubah bebas (Husch et al, 1972), atau persamaan regresi sederhana yang menggunakan satu peubah bebas, yaitu diameter pohon (Prodan, 1965). Dalam penelitian ini disamping penggunaan regresi di atas, dilakukan pula pengkajian atas penggunaan persamaan analitik dengan diameter pohon, tinggi pangkal tajuk, dan rataan angka bentuk batang sebagai komponen perhitungan isi pohon.
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat disusun tabel isi yang memberikan kemudahan bagi para pelaksana inventarisasi dalam penaksiran potensi massa tegakan dengan ketelitian hasil dugaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan tabel isi ini akan menghasilkan dugaan isi pohon dengan ketelitian yang relatif sama, apabila digunakan di daerah lain yang kondisi hutannya serupa dengan daerah penelitian.
II. RISALAH OBYEK PENELITIAN Areal tebangan yang dijadikan sebagai lokasi pengumpulan pohon model terdapat di kelompok hutan Sei Cempedek, Resort Polisi Hutan (RPH) Tayan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tayan, dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Menurut kondisi fisiografi lapangan, lokasi pengumpulan pohon model terletak pada ketinggian antara 100 – 150 meter dari permukaan laut, dengan keadaan topografi datar sampai bergelombang. Keadaan iklim di lokasi penelitian termasuk dalam tipe iklim A (menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, 1951), dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2959 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni. Jenis tanah dimana pohon model dikumpulkan adalah Podsolik Merah Kuning dengan bahan induk batuan sedimen pretersier, asam kresik dan batuan basah.
III. BAHAN DAN METODE A. Bahan Dalam penelitian ini digunakan 107 pohon model jenis bintangur (Callophyllum sp.) yang diperoleh dari areal penebangan. Untuk mendapatkan pohon model yang mewakili setiap diameter, pohon-pohon model dipilih secara sengaja (purposive). Sebaran frekuensi berganda diameter setinggi dada (d1,30) atau 20 cm di atas banir dan tinggi pangkal tajuk dari pohon model disajikan pada Tabel 1.
1
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Tabel (Table) 1. Sebaran frekuensi berganda diameter dan tinggi pangkal tajuk pohon model (Diameter and height of crownbase frequency distribution of sample trees) Kelas diameter
13
14
15
16
17
18
Tinggi pangkal tajuk (Height of crownbase) -m19 20 21 22 23
1 1 2
3 1 2 6
1 1 1 3
1 2 1 2 3 2 11
2 3 1 1 7
1 1 2 4
2 3 1 2 8
(Diameter
class) - cm -
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-75 Jumlah (Total)
1 2 4 1 8
5 3 5 13
1 3 2 2 8
1 1 3 3 8
Jumlah (Total) 24
25
26
27
28
29
1 2 3 1 7
1 2 2 4 9
1 5 3 9
1 1 2
1 1
1 1
5 4 7 8 11 20 18 17 10 4 3 107
B. Metode 1. Pengumpulan data Pengumpulan data pohon model dilakukan dengan cara pengukuran seksi dari pohon rebah. Untuk bagian batang di bawah pangkal tajuk, pengukuran seksi-seksi dilakukan pada setiap panjang 2 m dan selanjutnya untuk bagian batang di atas pangkal tajuk sampai diameter 7 cm pengukuran dilakukan setiap 1 m. Untuk keperluan perhitungan isi pohon tanpa kulit setiap seksi, pada tiap ujung dan pangkal seksi dilakukan pengukuran tebal kulit. 2. Pengolahan data Untuk menghitung tabel isi pohon tanpa kulit setiap seksi, digunakan rumus isi pohon dari Smalian (Husch, 1963), sedangkan isi pohon tanpa kulit diperoleh dengan menjumlahkan seluruh isi seksi dari pohon model yang membentuknya. Persamaan penduga isi pohon yang diteliti, baik untuk menduga isi batang pohon di bawah pangkal tajuk (Vpkt) maupun isi pohon sampai diameter ujung 7 cm (V7), yaitu dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut: 1) V = a Db atau log V = log a + b log D b
c
2) V = a D T atau log V = log a + b log D + c log T
(1) (2)
2
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
dimana: V = isi pohon (m3) D = diameter setinggi dada (cm) T = tinggi pangkal tajuk (m) a, b, c = konstanta Khusus untuk isi batang di bawah pangkal tajuk diteliti pula penggunaan persamaan isi pohon yang menggunakan rataan angka bentuk batang (f), yaitu: Vpkt = π/4 (D/100)2 T f
(3)
Kriteria yang digunakan untuk membandingkan tingkat ketelitian persamaan-persamaan di atas yaitu besarnya simpangan baku (Se), simpangan rata-rata dan simpangan agregatif dari dugaan yang diperoleh (Chapman dan Meyer, 1949; Spurr, 1951; Husch, 1963; dan Prodan, 1965).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Angka Bentuk Batang Rata-rata angka bentuk batang di bawah pangkal tajuk dari 107 pohon model bintangur adalah sebesar 0,54 dengan sebaran frekuensinya disajikan pada Tabel 2. Tabel (Table) 2. Sebaran frekuensi angka bentuk batang bintangur (Stem form factor frequency distribution of bintangur) Angka bentuk (Form factor) 0,36 – 0,45 0,46 – 0,55 0,56 – 0,65 0,76 – 0,85 Jumlah (total)
Nilai tengah (Mid point) 0,40 0,50 0,60 0,80 -
Frekuensi (Frequency) 9 53 43 2 107
Presentase (Percentage) 8,4 49,5 40,2 1,9 100,0
Dari Tabel 2 di atas diketahui bahwa sebagian besar (89,7%) dari pohon model mempunyai angka bentuk batang berkisar antara 0,50 – 0,60. Hasil pengujian selanjutnya, menunjukkan bahwa hubungan antara angka bentuk batang dengan diameter pohon tidak nyata. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya thitung (=0,79) yang lebih kecil dari ttabel (=1,98) pada taraf nyata 0,05. Disamping itu hanya 0,55 persen (R2 = 0,0055) dari keragaman angka bentuk batang yang dapat diterangkan oleh keragaman diameter.
3
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Berdasarkan karakteristik hubungan kedua peubah tersebut, maka dalam pengkajian isi pohon yang menggunakan angka bentuk batang sebagai komponen penghitung isi pohon dapat digunakan satu angka bentuk, yaitu bilangan rataannya sebesar 0,54. B. Hubungan Diameter Pohon dengan Tinggi Pangkal Tajuk Gambaran umum tentang hubungan antara diameter pohon dengan tinggi pangkal tajuk dapat dilihat pada Gambar 1.
35
0,278752
Tinggi pangkal tajuk -m(Height of crownbase ) -m-
T = 7,284080D
30
r = 0,8819
25 20 15 10 5 0 10
20
30
40
50
60
70
80
Diameter (cm)
Gambar (Figure) 1. Grafik hubungan antara diameter setinggi dada dengan tinggi pangkal tajuk (Relationship between diameter at breast height and height of crown base) Hubungan antara tinggi pangkal tajuk dengan diameter pohon setinggi dada atau 20 cm di atas banir terlihat cukup nyata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi rhitung (= 0,8819) jauh lebih besar dari koefisien korelasi rtabel (=0,195) pada taraf nyata 0,05 dan derajat bebas 107.
Nilai statistik ini dapat dijadikan petunjuk bahwa
keragaman isi pohon yang disebabkan oleh adanya keragaman tinggi pangkal tajuk dapat tercakup oleh keragaman diameter pohon (Sutarahardja dan Haeruman, 1981).
Dengan
demikian terpenuhi persayaratan untuk penyusunan tabel isi pohon yang hanya menggunakan diameter sebagai kunci pembacaan tabel.
4
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
C. Persamaan Regresi Persamaan regresi yang diperoleh untuk menduga isi pohon di bawah pangkal tajuk (Vpkt) dan isi pohon sampai batas diameter ujung 7 cm (V7), adalah sebagai berikut: 1. Persamaan isi pohon di bawah pangkal tajuk (Vpkt) 1. log Vpkt = -1,004837 + 2,556470 log D atau Vpkt = 0,098892418 D2,556470 2. log Vpkt = -1,238743 + 2,176188 log D + 0,669025 log T atau Vpkt = 0,057710787 D2,176188 T0,669025 3. Vpkt = 0,4259 (D/100)2 T dengan sidik ragam persamaan regresi (1) dan (2) disajikan pada Lampiran 1. Galat baku dugaan (Se) bagi persamaan regresi (1) dan (2) masing-masing sebesar 14,7 persen dan 13,5 persen dengan faktor koreksi sebesar 1,01. Dengan demikian, ternyata penggunaan peubah ganda diameter setinggi dada atau 20 cm di atas banir dan tinggi pangkal tajuk hanya dapat meningkatkan ketelitian sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan hanya menggunakan diameter setinggi dada saja. Menurut Prodan (1965), suatu persamaan regresi memenuhi kriteria keseksamaan apabila memberikan galat baku maksimum sebesar 25 persen untuk pendugaan isi pohon dengan peubah tunggal diameter, dan sebesar 20 persen untuk pendugaan isi pohon dengan peubah diameter dan tinggi. Disamping itu, kriteria lain yang digunakan untuk menentukan keakuratan persamaan regresi adalah simpangan rata-rata dan simpangan agregatif hasil dugaan isi pohon dengan menggunakan persamaan regresi terhadap isi pohon yang sebenarnya. Spurr (1951) dan Husch (1963) menyatakan bahwa model pendugaan isi pohon yang baik adalah persamaan yang menghasilkan simpangan rata-rata kurang dari 10 persen dan simpangan agregatif kurang dari 1 persen. Dengan menggunakan kriteria keseksamaan persamaan regresi di atas, maka persamaan regresi (1) dan (2) dapat digunakan untuk menduga isi pohon di bawah pangkal tajuk; dan berdasarkan perbedaan tingkat ketelitian diantara kedua persamaan tersebut yang tidak begitu besar (1,2 persen), maka persamaan (1) dipandang cukup memenuhi kebutuhan praktek.
5
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Hasil perhitungan koefisien determinasi, simpangan baku, simpangan rata-rata dan simpangan agregatif disajikan pada Tabel 3. Tabel (Table) 3. Koefisien determinasi (R2), galat baku (Se), simpangan rata-rata dan simpangan agregatif dugaan isi pohon di bawah pangkal tajuk dari isi pohon yang sebenarnya (Coefficient of determination (R2), standard error (Se), mean deviation and agregative deviation of the expected volume under crown base from the actual volume) 2
Persamaan regresi (Regression equation)
R
(1) (2) (3)
0,967 0,972 -
Se
14,7 13,5 -
Simpangan agregatif (Agregative deviation) Mutlak Persen (Absolute) (Percent) 2,245 0,92 2,117 0,87 2,572 1,05
Simpangan rata-rata (Mean deviation) Mutlak Persen (Absolute) (Percent) 0,249 10,6 0,208 9,03 0,208 9,12
Keterangan (Remarks): (1) log Vpkt = -1,004837 + 2,556470 log D (2) log Vpkt = -1,238743 + 2,176188 log D + 0,669025 log T (3) Vpkt = 0,4259 (D/100)2 T
2. Persamaan isi pohon sampai diameter ujung 7 cm (V7) 1. log V7 = -0,718343 + 2,426328 log D Atau V7 = 0,191274466 D2,426328 2. log V7 = -0,875533 + 2,218494 log D + 0,388727 log T Atau V7 = 0,13318858 D2,218494 T0,388727 dengan sidik ragam persamaan regresi (1) dan (2) disajikan dalam Lampiran 2. Hasil perhitungan koefisien determinasi, simpangan baku, simpangan rata-rata dan simpangan agregatif disajikan pada Tabel 4. Persamaan regresi (1) dan (2) di atas mempunyai faktor koreksi masing-masing sebesar 1,01 dan galat baku (Se) berturut-turut sebesar 15,3 persen dan 14,6 persen. Berdasarkan besarnya penggunaan peubah tinggi pohon dan diameter setinggi dada atau 20 cm di atas banir, ternyata hanya meningkatkan ketelitian dugaan sebesar 0,7 persen dibandingkan dengan hanya menggunakan peubah diameter setinggi dada saja. Walaupun persamaan (1) dan (2) sebetulnya cukup memadai untuk digunakan, akan tetapi kecilnya perbedaan tingkat ketelitian diantara kedua persamaan tersebut dan
6
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
pertimbangan kepraktisan penggunaannya di lapangan maka persamaan (1) dipandang lebih dapat memenuhi kebutuhan praktek. Tabel (Table) 4. Koefisien determinasi (R2), galat baku (Se), simpangan rata-rata dan simpangan agregatif dugaan isi pohon sampai diameter ujung 7 cm dari isi pohon yang sebenarnya (Coefficient of determination (R2), standard error (Se), mean deviation and agregative deviation of the expected volume up to top diameter of 7 cm from the actual volume)
Persamaan regresi (Regression equation) (1) (2)
R
2
0,961 0,965
Se
15,3 14,6
Simpangan agregatif (Agregative deviation) Mutlak Persen (Absolute) (Percent) 1,353 0,49 2,304 0,82
Simpangan rata-rata (Mean deviation) Mutlak Persen (Absolute) (Percent) 0,267 10,34 0,250 9,70
Keterangan (Remarks): (1) log V7 = -0,718343 + 2,426328 log D (2) log V7 = -0,875533 + 2,218494 log D + 0,388727 log T
Tabel isi pohon di bawah pangkal tajuk dan isi pohon sampai batas diameter ujung 7 cm yang disusun berdasarkan persamaan regresi (1) disajikan dalam Lampiran 3, sedangkan tabel isi pohon yang disusun berdasarkan persamaan regresi (2) disajikan dalam Lampiran 4.
V. CARA PENGGUNAAN TABEL Untuk penggunaan tarif pohon bintangur pada Lampiran 3 cukup dipergunakan diameter setinggi dada sebagai kunci pembacaan tabel, sedangkan untuk menggunakan tabel isi pohon pada Lampiran 4 perlu ditambah dengan tinggi pohon sampai pangkal tajuk. Dalam penggunaan tabel isi pohon perlu diikuti ketentuan sebagai berikut: (1) Dalam pengukuran diameter, pembacaan diameter dilakukan teliti sampai satuan cm, dan dalam pembacaannya dipakai ketentuan pembulatan sebagai berikut: - < 0,5 cm dibulatkan ke bawah - ≥ 0,5 cm dibulatkan ke atas (2) Dalam pengukuran tinggi pangkal tajuk, pembacaan dilakukan teliti sampai satuan meter, dan dalam pembacaannya dipakai ketentuan pembulatan sebagai berikut: - < 0,5 cm dibulatkan ke bawah - ≥ 0,5 cm dibulatkan ke atas
7
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kecilnya pengaruh keragaman diameter terhadap angka bentuk batang pohon dan tidak nyatanya hubungan diantara kedua peubah tersebut, maka dalam pendugaan isi pohon dengan angka bentuk batang sebagai salah satu komponennya digunakan bilangan rataan, yaitu sebesar 0,54. 2. Berdasarkan hasil uji statistik atas hubungan tinggi dan diameter pohon (d1,30), kedua peubah tersebut memenuhi persyaratan sebagai peubah bebas bagi pendugaan isi pohon bintangur. 3. Persamaan isi pohon baik untuk menduga isi pohon di bawah pangkal tajuk (Vpkt) dan isi pohon sampai diameter ujung 7 cm (V7) adalah: a. Vpkt = 0,0989 D2,5565 b. Vpkt = 0,0577 D2,1762 T0,6690 c. V7
= 0,1913 D2,4263
d. V7
= 0,1332 D2,2185 T0,3887
dengan faktor koreksi masing-masing sebesar 1,01. 4. Keempat persamaan regresi tersebut memenuhi kriteria keseksamaan untuk dapat digunakan sebagai penduga isi pohon, dengan simpangan rata-rata kurang dari 10 persen, simpangan agregatif kurang dari 1 persen, dan galat baku kurang dari 15 persen. B. Saran Tabel isi pohon ini sebaiknya digunakan untuk menduga isi pohon bintangur di daerah penelitian atau di daerah lain yang memiliki kondisi hutan yang serupa dengan daerah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Chapman, H.H. and W.H. Meyer. 1949. Forest Mensuration. McGraw Hill Book Company, Inc., New York. Husch, B. 1963. Forest Mensuration and Statistics. The Ronald Press Company, New York. Husch, B., C.I. Miller dan T.W. Beer. 1972. Forest Mensuration. Second Edition. The Ronald Press Company, New York.
8
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Prodan, M. 1965. Holmesslehre. J.D. dauerlaender’s Verlag. Frankfurt am Main. Schmidt, F.H. and J.H.A. Fergusson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period rations for Indonesia with Western New Guinea. Verhand No. 42. Kementerian Perhubungan, Djawatan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta. Spurr, S.H. 1951. Forest Inventory. The Ronald Press Company, New York. Sutarahardja, S. dan H. Haeruman, Js. 1981. Penyusunan tabel volume lokal kayu pertukangan jenis-jenis kayu pada hutan tropika basah (Makalah). Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Lampiran (Appendix) 1. Analisis ragam untuk persamaan regresi isi batang pohon di bawah pangkal tajuk (Analysis of variance for regression equations of stem volume under crown base)
1. log Vpkt = -1,004837 + 2,556470 log D atau Vpkt = 0,098892418 D2,556470 Sumber keragaman (Source of variance) Regresi (Regression) Sisa (Residual) Jumlah (Total)
Derajat bebas (Degrees of freedom) 1 106 107
Jumlah kuadrat (Sum of square) 10,886971 0,371626 11,258597
Kuadrat tengah (Mean of square) 10,886971 0,003539 -
Simpangan baku (Standard error) = 14,7% Faktor koreksi (Correction factor) = 1,01 r = 0,9834 R2 = 0,9670
2. log Vpkt = -1,238743 + 2,176188 log D + 0,669025 T atau Vpkt = 0,057710787 D2,176188 T0,669025 Sumber keragaman (Source of variance) Regresi (Regression) Sisa (Residual) Jumlah (Total)
Derajat bebas (Degrees of freedom) 2 105 107
Jumlah kuadrat (Sum of square) 10,873752 0,312792 11,186544
Kuadrat tengah (Mean of square) 5,436876 0,003008 -
Simpangan baku (Standard error) = 13,5% Faktor koreksi (Correction factor) = 1,01 r = 0,9859 R2 = 0,9720
9
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 2. Analisis ragam untuk persamaan regresi isi pohon sampai batas diameter ujung 7 cm (Analysis of variance for regression equations of tree volume up to top diameter of 7 cm )
1. log V7 = -0,718343 + 2,426328 log D atau V7 = 0,191274466 D2,426328 Sumber keragaman (Source of variance) Regresi (Regression) Sisa (Residual) Jumlah (Total)
Derajat bebas (Degrees of freedom) 1 106 107
Jumlah kuadrat (Sum of square) 9,806742 0,400024 10,206766
Kuadrat tengah (Mean of square) 9,806742 0,003810 -
Simpangan baku (Standard error) = 15,3% Faktor koreksi (Correction factor) = 1,01 r = 0,9802 R2 = 0,9608
2. log V7 = -0,875533 + 2,218494 log D + 0,388727 T atau Vpkt = 0,13318858 D2,218494 T0,388727 Sumber keragaman (Source of variance) Regresi (Regression) Sisa (Residual) Jumlah (Total)
Derajat bebas (Degrees of freedom) 2 105 107
Jumlah kuadrat (Sum of square) 9,888036 0,362943 10,250979
Kuadrat tengah (Mean of square) 4,944018 0,003490 -
Simpangan baku (Standard error) = 14,6% Faktor koreksi (Correction factor) = 1,01 r = 0,9821 R2 = 0,9646
10
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 3. Tarif pohon bintangur (Callophylum sp.) di KPH Sanggau, Kalimantan Barat (Tarrif of bintangur (Callophylum sp.) in the Forest District of Sanggau, West Kalimantan) Diameter (cm) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Vpkt (m3) 0,212 0,240 0,270 0,302 0,337 0,374 0,414 0,456 0,500 0,547 0,597 0,649 0,704 0,761 0,822 0,885 0,951 1,020 1,092 1,167 1,245 1,326 1,410 1,498 1,588 1,682 1,779 1,880
V7 (m3) 0,277 0,312 0,349 0,389 0,431 0,476 0,524 0,574 0,627 0,683 0,741 0,803 0,867 0,934 1,004 1,077 1,154 1,233 1,315 1,401 1,490 1,582 1,677 1,775 1,877 1,983 2,091 2,203
Diameter (cm) 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Vpkt (m3) 1,984 2,091 2,202 2,317 2,434 2,556 2,681 2,810 2,942 3,078 3,218 3,362 3,510 3,661 3,817 3,976 4,139 4,307 4,478 4,654 4,833 5,017 5,205 5,397 5,594 5,794 6,000 6,209
V7 (m3) 2,319 2,438 2,560 2,686 2,816 2,949 3,086 3,226 3,370 3,518 3,670 3,825 3,984 4,147 4,314 4,485 4,660 4,838 5,021 5,208 5,398 5,593 5,792 5,994 6,201 6,412 6,627 6,847
Keterangan (Remarks); Vpkt = Isi batang di bawah pangkal tajuk (Stem volume under crownbase) V7 = Isi pohon sampai batas diameter ujung 7 cm (Tree volume up to top diameter of 7 cm)
11
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 4. Tabel isi pohon bintangur (Callophyllum sp.) di KPH Sanggau, Kalimantan Barat (Tree volume table for bintangur (Callophyllum sp.) in the Forest District of Sanggau, West Kalimantan) Diameter (Diameter) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jenis isi (Sortimen) a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b
12 0,208 0,272 0,232 0,303 0,256 0,336 0,282 0,371 0,310 0,408 0,339 0,446 0,369 0,487 0,400 0,529 0,433 0,574 0,468 0,620 -
13 0,220 0,281 0,244 0,313 0,271 0,347 0,298 0,383 0,327 0,421 0,357 0,460 0,389 0,502 0,422 0,546 0,457 0,592 0,494 0,640 0,531 0,690 0,571 0,742 0,611 0,796 0,654 0,852
14 0,231 0,289 0,257 0,322 0,284 0,357 0,313 0,394 0,344 0,433 0,375 0,474 0,409 0,517 0,444 0,562 0,480 0,609 0,519 0,659 0,558 0,710 0,600 0,764 0,642 0,819 0,687 0,877
15 0,242 0,297 0,269 0,331 0,298 0,367 0,328 0,405 0,360 0,445 0,393 0,487 0,428 0,531 0,465 0,577 0,503 0,626 0,543 0,677 0,585 0,729 0,628 0,784 0,673 0,842 0,719 0,901
16 0,253 0,304 0,281 0,339 0,311 0,376 0,342 0,415 0,376 0,456 0,411 0,499 0,447 0,544 0,485 0,592 0,525 0,642 0,567 0,694 0,610 0,748 0,656 0,804 0,703 0,863 0,751 0,924
Tinggi pangkal tajuk (Height of crown base) - m 17 18 19 20 21 22 23 0,636 0,661 0,766 0,783 0,683 0,709 0,824 0,842 0,732 0,760 0,884 0,903 0,782 0,813 0,946 0,967 -
24 -
25 -
26 -
27 -
28 -
29 -
13
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 4. Lanjutan (Continuation) Diameter (Diameter) 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Jenis isi (Sortimen) a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b
12 -
13 0,698 0,911 -
14 0,733 0,937 -
15 0,768 0,963 0,818 1,027 0,869 1,093 0,923 1,161 0,978 1,232 1,035 1,305 1,093 1,381 1,154 1,459 1,216 1,539 1,280 1,621 1,345 1,706 -
16 0,802 0,987 0,854 1,053 0,908 1,121 0,964 1,191 1,021 1,264 1,080 1,339 1,142 1,416 1,205 1,496 1,270 1,578 1,336 1,662 1,405 1,749 1,475 1,839 1,548 1,931 1,622 2,025
Tinggi pangkal tajuk (Height of crown base) - m 17 18 19 20 21 22 23 0,835 0,867 1,011 1,034 0,889 0,924 0,958 1,078 1,102 1,126 0,945 0,982 1,018 1,147 1,173 1,198 1,003 1,043 1,081 1,219 1,247 1,273 1,063 1,105 1,146 1,294 1,323 1,351 1,125 1,169 1,212 1,370 1,401 1,431 1,189 1,235 1,281 1,326 1,369 1,413 1,455 1,450 1,482 1,514 1,544 1,574 1,602 1,630 1,255 1,303 1,352 1,399 1,445 1,491 1,536 1,531 1,566 1,599 1,631 1,662 1,693 1,722 1,322 1,374 1,424 1,474 1,523 1,571 1,618 1,615 1,652 1,687 1,721 1,754 1,786 1,817 1,392 1,446 1,499 1,551 1,603 1,654 1,704 1,702 1,740 1,777 1,813 1,848 1,881 1,914 1,463 1,520 1,576 1,631 1,685 1,738 1,791 1,791 1,831 1,870 1,908 1,944 1,980 2,014 1,536 1,596 1,655 1,713 1,770 1,826 1,881 1,883 1,925 1,966 2,005 2,044 2,081 2,117 1,612 1,674 1,736 1,797 1,856 1,915 1,973 1,977 2,021 2,064 2,105 2,146 2,185 2,223 1,689 1,755 1,819 1,883 1,945 2,007 2,067 2,073 2,120 2,165 2,208 2,251 2,292 2,332
24 1,935 2,153 2,030 2,260 2,127 2,371
25 1,989 2,187 2,086 2,296 2,186 2,408
26 -
27 -
28 -
29 -
14
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 4. Lanjutan (Continuation) Diameter (Diameter) 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Jenis isi (Sortimen) a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b
12 -
13 -
14 -
15 -
16 1,698 2,122 1,776 2,221 -
17 1,768 2,172 1,849 2,274 -
Tinggi pangkal tajuk (Height of crown base) - m 18 19 20 21 22 23 24 1,837 1,905 1,971 2,036 2,101 2,164 2,227 2,221 2,268 2,314 2,358 2,401 2,443 2,484 1,921 1,992 2,062 2,130 2,197 2,264 2,329 2,325 2,374 2,422 2,469 2,514 2,558 2,600 2,008 2,081 2,154 2,226 2,296 2,365 2,434 2,432 2,483 2,533 2,582 2,629 2,675 2,719 2,096 2,173 2,249 2,324 2,397 2,469 2,541 2,541 2,595 2,647 2,698 2,747 2,795 2,842 2,186 2,267 2,346 2,424 2,501 2,576 2,650 2,653 2,709 2,764 2,817 2,868 2,918 2,967 2,279 2,363 2,445 2,527 2,606 2,685 2,763 2,767 2,826 2,883 2,938 2,992 3,044 3,095 2,374 2,461 2,547 2,631 2,715 2,797 2,877 2,884 2,946 3,005 3,062 3,118 3,173 3,226 2,561 2,651 2,739 2,825 2,910 2,995 3,068 3,130 3,190 3,248 3,305 3,360 2,664 2,757 2,848 2,938 3,027 3,114 3,193 3,257 3,320 3,380 3,439 3,497 2,768 2,865 2,960 3,054 3,146 3,237 3,321 3,388 3,453 3,516 3,577 3,637 2,875 2,975 3,074 3,171 3,267 3,361 3,452 3,521 3,589 3,654 3,718 3,780 2,984 3,088 3,191 3,292 3,391 3,489 3,585 3,657 3,727 3,795 3,861 3,926 3,414 3,517 3,619 3,940 4,008 4,075 3,539 3,646 3,751 4,087 4,158 4,227
25 2,288 2,524 2,393 2,642 2,501 2,763 2,611 2,887 2,724 3,014 2,839 3,144 2,957 3,277 3,077 3,413 3,201 3,553 3,326 3,695 3,455 3,840 3,585 3,989 3,719 4,140 3,855 4,295
26 3,159 3,466 3,286 3,607 3,415 3,752 3,546 3,899 3,681 4,050 3,818 4,204 3,958 4,361
27 3,916 4,266 4,059 4,425
28 -
29 -
15
Buletin Penelitian Hutan (Forest Research Bulletin) 630 (2002): 1-15
Lampiran (Appendix) 4. Lanjutan (Continuation) Diameter (Diameter) 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Jenis isi (Sortimen) a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b a b
12 -
13 -
14 -
15 -
16 -
17 -
Tinggi pangkal tajuk (Height of crown base) 18 19 20 21 22 23 3,667 3,777 4,237 4,311 3,797 3,911 4,390 4,466 3,929 4,048 4,546 4,625 -
-m24 3,886 4,383 4,024 4,541 4,164 4,702 4,307 4,867 4,453 5,035 4,601 5,205 4,752 5,379 4,905 5,556 -
25 3,994 4,453 4,136 4,614 4,280 4,778 4,427 4,945 4,576 5,115 4,728 5,289 4,883 5,465 5,041 5,645 5,201 5,828 5,364 6,015 5,530 6,204 5,699 6,397 5,870 6,593
26 4,100 4,521 4,246 4,684 4,394 4,851 4,544 5,021 4,698 5,194 4,854 5,370 5,013 5,549 5,175 5,732 5,340 5,918 5,507 6,107 5,677 6,300 5,850 6,495 6,026 6,694
27 4,205 4,588 4,354 4,754 4,506 4,923 4,661 5,095 4,818 5,270 4,978 5,449 5,141 5,631 5,307 5,817 5,476 6,005 5,648 6,197 5,822 6,393 6,000 6,591 6,180 6,793
28 4,775 5,167 4,937 5,345 5,101 5,527 5,268 5,711 5,438 5,899 5,611 6,091 5,787 6,286 5,966 6,484 6,148 6,685 6,332 6,890
29 5,744 6,174 5,924 6,372 6,108 6,573 6,294 6,777 6,483 6,985
Keterangan (Remarks): a = Isi batang di bawah pangkal tajuk (Stem volume under crown base) b = Isi pohon sampai diameter ujung 7 cm (Tree volume up to top diameter of 7 cm)
16