REPUBLIK INDONESIA
BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14)
BPS - REPUBLIK INDONESIA
BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14)
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman ini disusun dalam rangka Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 (SKP14) yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Buku ini disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara pengelolaan kegiatan lapangan dan pemahaman metodologi bagi penanggung jawab di BPS Provinsi dan di BPS Kabupaten/Kota, juga memuat tata cara pendataan bagi pencacah, dan pedoman pengawasan/pemeriksaan lapangan bagi pengawas. Diminta agar semua pihak yang berkaitan membaca dan menggunakan buku ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, agar memiliki keseragaman pemahaman yang sama, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS atas konstribusinya dalam pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014.
Jakarta, Maret 2014 Deputi Bidang Statistik Produksi
Dr. Adi Lumaksono, MA NIP: 196008311983021002
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................. v BAB I. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8.
PENDAHULUAN Umum ......................................................................................... Landasan Hukum ........................................................................ Tujuan ......................................................................................... Ruang Lingkup ........................................................................... Data dan Keterangan yang Dikumpulkan................................... Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan ............................................. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan................................ Arus Dokumen Pelaksanaan SKP14...........................................
1 2 2 3 3 4 5 8
BAB II. METODOLOGI 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9
Cakupan Wilayah........................................................................ 9 Pembentukan Kerangka Sampel ................................................. 9 Metode Pemilihan Sampel.......................................................... 9 Metode Identifikasi Responden .................................................. 10 Alokasi Sampel Usaha................................................................ 11 Penarikan Sampel Usaha ............................................................ 14 Penarikan Sampel Pengganti ...................................................... 17 Pengisian Daftar SKP14-DS....................................................... 19 Contoh Penarikan Sampel .......................................................... 19
BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3.1 3.2
Organisasi Lapangan .................................................................. 21 Penanggung Jawab Pelaksanaan SKP14 di Daerah.................... 21
BAB IV. TATA CARA PENYUSUNAN &PENGIRIMAN DOKUMEN 4.1 4.2 4.3
Pengiriman Dokumen dari BPS ke BPS Provinsi ...................... 27 Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi ................................... 27 Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kotake BPS Provinsi....... 28
BAB V. TATA CARA PELAKSANAAN PENDATAAN 5.1
Umum ......................................................................................... 31
Pedoman Survei Usaha KonstruksiPeroranganv
5.2 5.3 5.4 5.5
Tata Tertib Pengisian Daftar....................................................... Konsep dan Definisi ................................................................... Penyiapan Dokumen Pendataan ................................................. Mekanisme Pendataan ................................................................
31 33 35 37
BAB VI. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 6.1 6.2 6.3 6.4
Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-P ......................................... Penggunaan dan Tata Cara PengisianLembar Pembantu ........... Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-DS ...................................... Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-S .........................................
41 51 52 58
BAB VII.PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 7.1 7.2 7.3 7.4
Latar Belakang............................................................................ Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan ........................................ Pengawasan................................................................................. Pemeriksaan................................................................................
83 83 84 85
BAB VIII.PEMERIKSAAN ISIAN DAFTARSKP14-P 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 BAB IX. 9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.9
Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat .................................. Pemeriksaan Blok II: Ringkasan ................................................ Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan pengesahan...... Pemeriksaan Blok IV: Catatan.................................................... Pemeriksaan Blok V: Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi ..
87 87 87 87 88
PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP14-S Pemeriksaan Secara Umum ....................................................... Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat ................................... Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha.................................... Pemeriksaan Blok III: Keterangan Umum,Bimbingan, dan Sumber Modal ............................................................................ Pemeriksaan Blok IV: Pekerja, Hari Kerja,Balas Jasa dan Upah............................................................................................ Pemeriksaan Blok V: BiayaKegiatan UsahaSelama Setahun yang Lalu .................................................................................... Pemeriksaan Blok VI: Pendapatan SelamaSetahun yang Lalu .. Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan.............................................. Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan ..........................................
viPedoman Survei Usaha KonstruksiPerorangan
91 92 92 93 94 95 95 96 97
9.10 Pemeriksaan Blok IX: Kendala danProspek Usaha.................... 97 9.11 Pemeriksaan Blok X: KeteranganResponden dan Petugas......... 97 9.12 Pemeriksaan Blok XI: Catatan.................................................... 98 LAMPIRAN Lampiran 1: KBLI 2009 Bidang Konstruksi .......................................... 99 Lampiran 2: Contoh SKP14-DSDESA .................................................. 131 Lampiran 3: Alokasi Usaha dan Petugas................................................ 132 Lampiran 4: Contoh Pengisian Daftar.................................................... 133
Pedoman Survei Usaha KonstruksiPeroranganvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum Pertama
kali
pengumpulan
data
usaha
konstruksi
rumahtangga/perorangandilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi 1977. Kemudian secara lengkap pula terintegrasi pada Sensus Ekonomi 1986, Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi 2006. Seiring dengan makin diperlukannya
informasi
mengenai
kegiatan
usaha
konstruksi
rumahtangga/perorangan, maka secara tersendiri pada tahun 2012 Badan Pusat Statistik melaksanakan survei usaha konstruksi rumahtangga/perorangan untuk pertama kalinya, yang disebutSurvei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum (VTBH12 Konstruksi). Pada tahun 2013 juga dilaksanakan survei usaha konstruksi rumahtangga/perorangan dengan nama Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 (SKP13). Tahun 2014ini Badan Pusat Statistik kembali akan melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan yang ketigamelaluiSurvei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Perubahan nama dan identitas ini mengacu pada tingkatan kualifikasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tingkat Nasional Nomor 02/SE/LPJK-N/III/2012. Tingkatan kualifikasi ini terdiri dari gred 5, 6 dan gred 7 disebut dengan kualifikasi Non Kecil, gred 2, 3, dan 4 disebut dengan kualifikasi Kecil sedangkan gred 1 disebut dengan kualifikasi Perorangan. Jumlah sampel Survei Usaha Konstruksi Perorangan (SKP14) sama seperti SKP13. Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2014 yang selanjutnya disebut SKP14 diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik
kegiatan usaha konstruksi perorangan yang
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan1
menyebar pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk pencacahan sampel SKP14 dilakukan melalui pendekatan usaha. Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota, pedoman pendataan bagi pencacah, dan pedoman pengawasan/pemeriksaan bagi pengawas agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama berkaitan dengan pelaksanaan SKP14.
1.2. Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan SKP14: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan
Pemerintah
RI
Nomor
51
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS. d. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
1.3. Tujuan Secara umum Survei Usaha Konstruksi Perorangan(SKP14) bertujuan untuk mengetahui profil usaha konstruksi perorangan di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. SKP14 akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi perorangan pada tingkat nasional. Secara khusus tujuan SKP14 adalah mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan, seperti: a. Banyaknya usaha b. Banyaknya tenaga kerja c. Pengeluaran untuk tenaga kerja 2Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
d. Struktur input dan output e. Permodalan f. Kendala dan prospek usaha g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi perorangan
1.4. Ruang Lingkup Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 (SKP14) dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang menjadi lokasi survei adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi. Sampel SKP14sebanyak 12.000 usaha konstruksi perorangan yang berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan baik borongan bahan dan tenaga kerja maupun borongan tenaga kerja saja dan aktif selama setahun lalu yangtersebar di 1.200 desa/kelurahan.
1.5.Data dan Keterangan yang Dikumpulkan Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam SKP14: a. Daftar SKP14-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu: Blok I
:
Keterangan Tempat
Blok II
:
Ringkasan
Blok III
:
Keterangan Petugas dan Pengesahan
Blok IV
:
Catatan
Blok V
:
Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi
Blok VI
:
Keterangan Penarikan Sampel
b. Daftar SKP14-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tempat Blok II
:
Keterangan Usaha
Blok III
:
Keterangan Umum, Bimbingan dan Sumber Modal
Blok IV
:
Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan Upah
Blok V
:
Biaya Kegiatan UsahaSelama Setahun yang Lalu
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan3
Blok VI
:
Pendapatan Selama Setahun yang Lalu
Blok VII
:
Ringkasan
Blok VIII
:
Permodalan
Blok IX
:
Kendala dan Prospek Usaha
Blok X
:
Keterangan Responden dan Petugas
Blok XI
:
Catatan
1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan SKP14yang dilaksanakan pada tahun 2014 seperti tabel di bawah ini: No.
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
(1)
(2)
(3)
1. Penyusunan Metodologi, Kuesioner dan Buku Pedoman 2. Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman 3. Pengiriman Dokumen ke BPS Provinsi/Kabupaten/Kota 4. Listing dan Pengambilan Sampel 5. Pencacahan Sampel (Daftar S) 6. Pemeriksaan di BPS Kabupaten/Kota 7. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS Provinsi 8. Pemeriksaandi BPS Provinsi
Januari 2014 Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juni – Juli 2014 Juli 2014 Juli –Agustus 2014
9. Pengiriman dokumen hasil pencacahana ke BPS 10. Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di BPS 11. Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS 12. Penulisan Naskah Publikasi di BPS
16 – 30 Okt 2014
13. Pencetakan Publikasi di BPS
1 – 14 Nop 2014
14. Penyebaran/Diseminasi Publikasi
15 – 31Nop 2014
4Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Agustus 2014 Agust –Sept 2014 1 – 15 Okt 2014
1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan 1) Peta SP2010-WA Satuan pengamatan SKP14 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, salinan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah sebagai panduan dalam mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat cacah maupun cacah ganda. Hal ini sekaligus untuk memberikan keyakinan bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan melewati batas wilayah kerjanya. Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro dengan kode wilayah 7204082005.Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8 rukun tetangga, BS berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS 002B berasosiasi dengan gabungan RT 6 dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan gabungan RT 3 dan RT 4, dan kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT 2. Simbol tempat kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan lainlain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian responden kegiatan SKP14. Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA adalah sebagai berikut: BPSKabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahansampel SP2010WA terpilih.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan5
Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota mencetak (print) file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3 menggunakan tinta berwarna. Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahanharus diselesaikan oleh 2 (dua) orang pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan.
Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA
2) Daftar SKP14-P Daftar SKP14-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/badan usaha konstruksi. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota. Untuk 1 (satu) desa/kelurahanyang menggunakan 2 (dua) orang pencacah, maka Daftar SKP14-P Konstruksi harus diprint rangkap 2 (dua). 6Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Pada lembar SKP14-P ini disediakan baris kosong untuk diisi berdasarkan hasil snowballing. 3) Daftar SKP14-RD Daftar SKP14-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap jumlah usaha konstruksi perorangan per desa/kelurahan. Daftar SKP14-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan target sampel usaha konstruksi peroranganper desa/elurahan per bidang pekerjaan utama. 4) Daftar SKP14-DS Daftar SKP14-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha konstruksi perorangan terpilih per desa/kelurahan. 5) Daftar SKP14-S Daftar SKP14-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi perorangan terpilih. 6) Lembar Pembantu Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing. 7) Buku Pedoman Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi dan Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, untuk Pencacah dan Pengawas dalam melakukan pencacahan maupun petunjuk bagi para Pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan7
1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan SKP14 Alur
pendistribusian
dokumen
Survei
Perorangan2014(SKP14) seperti pada gambar di bawah ini:
8Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Usaha
Konstruksi
BAB II
METODOLOGI
2.1. Cakupan Wilayah Survei
Usaha
Konstruksi
Perorangandilaksanakan
di
1.200
Desa/Kelurahan pada 160 Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.
2.2. Pembentukan Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka
sampel
desa/kelurahankondisi
pemilihan Juli
desa/kelurahanadalah
2013yang
dilengkapi
daftar
dengan
nama
informasi
banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi (SE2006). Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 (usaha) dan Rincian 14.dberkategori NK (Non Kualifikasi).Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar SKP13-P pada tahun lalu dan dilengkapi dengan daftar usaha hasil pemutakhiran berdasarkan Daftar SKP14-P.
2.3. Metode Pemilihan Sampel Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage sampling design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut: Tahap
pertama,
pada
setiap
kabupaten/kota
dipilih
desa/kelurahansecaraprobality proportional to size (PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil SE2006.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan9
Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi perorangan dari hasil pendaftaran usaha konstruksi perorangan didesa/kelurahan terpilih secara linear systematic sampling. Pemilihan sampel desa dilakukan di BPS, sedangkan pemilihan sampel usaha dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha Banyaknya sampel desa/kelurahanSKP14 adalah 1.200 desa/kelurahan, dan 12.000 usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan per kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desa/kelurahan yang terdapat usaha konstruksi perorangan per kabupaten/kota terhadap total usaha konstruksi perorangan di kabupaten/kota terpilih.
2.4. Metode Identifikasi Responden Identifikasi responden dilakukan dengan Daftar SKP14-P. Identifikasi ini dilakukan untuk memperoleh data populasi usaha/badan usaha konstruksi baik yang berbadan usaha maupun perorangandi setiap desa terpilih yang selanjutnya digunakan sebagai kerangka sampel untuk pemilihan sampel usaha. Petugas harus melakukan identifikasi adanya usaha konstruksi di setiap desa secara optimal. Pengumpulan data pada pelaksanaan SKP14 dilakukan dengan kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden
melalui
proses
identifikasi
rumahtangga/usaha
konstruksi
perorangan (Daftar SKP14-P) dan snowballing. Metode
identifikasi
responden
SKP14
dilakukan
dengan
cara
snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan semua usaha konstruksi baik berbadan hukum maupunperoranganberdasarkan 10Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan usaha konstruksi. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha/badan usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP14-P kepada Ketua atau pengurusSatuan Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua RukunTetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong, setempat.
Hasil
konfirmasi
dari
maupun
narasumber
ini
tokoh
masyarakat
adalah
identifikasi
pengusaha/badan usaha konstruksi, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha/badan usaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha/badan usaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha/badan usaha konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.Informasi yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar SKP14-P .
2.5. Alokasi Sampel Usaha a. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha konstruksi sipil dan khusus dipilih sebagai sampel (take all), sedangkan sampel usaha konstruksi gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan sampel usaha sipil dan khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama untuk setiap kabupaten/kota dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. 3 n i nij nij j 2 N ij
dengan:
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan11
; j 1 ; j 2,3
nij : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni,bidang pekerjaan utama j (1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus), ni
: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i,
Nij : Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang pekerjaan utamaj. Contoh: Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama hasil pemutakhiran dengan Daftar SKP14-P di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus. Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Alokasikan menurut bidang pekerjaan utamadilakukan sebagai berikut: Bidang pekerjaan utama Jumlah Gedung
Sipil
khusus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Populasi
449
3
35
487
Sampel
42
3
35
80
b. Alokasi sampel usaha per desa
Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk setiap desa dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu kabupaten. Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan per bidang kegiatan utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan rumus power allocation dengan α = 0,5 , yaitu:
12Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
nijk
N ijk K
k 1
N ijk
nij
N ijk K
k 1
nij ,
N ijk
dengan: nijk : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k, nij : Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, Nijk : Jumlahpopulasi usaha konstruksi peroranganhasil pemutakhiran di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k. Contoh: Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh populasi usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama konstruksi gedung seperti pada tabel berikut pada kolom (2). Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut: Tabel. Rekapitulasi populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung per desa Provinsi: … Kabupaten/Kota: … Populasi usaha konstruksi perorangan bidang kegiatan Desa utama konstruksi gedung (Hasil pemutakhiran)
Jumlah sampel
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4
103 78 95 173
10 9 10 13
Jumlah
449
42
engisian Daf tar SKP14-DS
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan13
2.6.Penarikan Sampel Usaha Penarikan
atau
pengambilan
sampel
usaha
dilakukan
setelah
pemutakhiran usaha konstruksi dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota.Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi perorangan dalam satu desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel usaha terdapat pada Daftar SKP14-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut: - Periksa apakah pemberian tanda cek () pada Blok V Kolom (13) s.d.Kolom (15) sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom (10) berkode ‘1’ atau ‘9’. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek. - Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom (13) s.d.Kolom (15) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom (13) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom (14) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada Kolom (15) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. - Contoh : Untuk Kolom (13) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, ....27. Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada Kolom (14) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor 1, 2, 3, .... 11. Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom (15) halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, ....7. Contoh pemberian nomor urut Daftar SKP14-P Blok V Kolom (13) s.d. Kolom (15) halaman 1 s.d. terakhir: 14Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Halaman 1 dari 5 halaman 1 (Gedung)
2 (Sipil)
3 (Khusus)
(13)
(14)
(15)
1 1 1
2
Halaman 2 dari 5 halaman 1 (Gedung)
2 (Sipil)
3 (Khusus)
(13)
(14)
(15)
2
3
2
. . . . . .
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan15
1 (Gedung)
Halaman 5 dari 5 halaman 2 (Sipil) 3 (Khusus)
(13)
27
(14)
(15)
11
7
- Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (Ijk) untuk pemilihan usaha dengan cara: Ij
Banyaknya usaha per desa/kelur ahan BPU gedung Banyaknya sampel per desa/kelur ahan BPU gedung
Ij
mj nj
Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. - Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar SKP14-P Blok I Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha pertama (R1) BPU gedungdengan rumus berikut:
R 1 AR I j - Angka random yang tercantum pada Daftar SKP14-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 s.d. 1. - Untuk desa pengganti yang terpilih, bila isian AR pada SKP14-P kosong atau belum tercetak maka AR-nya mengikuti AR dari desa yang digantikan sebelumnya. - Catatan: apabila R1<1, maka R1nya adalah 1
16Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
- Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan BPU gedung (Ij) untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha berikutnya, yaitu R2, R3, ......., Rnj sebagai berikut: R2 R3 . . . Rnj
= R1 + Ij = R2 + Ij
= R(nj-1) + Ij
- Nomor urut rumahtangga/usahaterpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang sesuai dengan R1, …, Rnjdengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma. - Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek () Kolom (13) s.d. Kolom(15) yang sesuai dengan R1, …, Rnj. - Lingkari
pula
Nomor
Blok
Sensus
Kolom
(1),
Nomor
Urut
rumahtangga/usaha Kolom (2) dan Nomor Urut Usaha/NUU Kolom (11) yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (13) s.d. Kolom (15) yang dilingkari. - Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar SKP14-DS.
2.7. Penarikan Sampel Pengganti Bila ada calon responden yang tidak berhasil dicacah dengan dokumen SKP14-S, maka wajib ada sampel pengganti dari desa yang sama sampai jumlah target pencacahan (Daftar SKP14-DS Blok II Rincian 1) terpenuhi. Penentuan sampel pengganti ini dilakukan setelah pemilihan sampel utama selesai dilakukan untuk setiap Bidang pekerjaan Utama (BPU).Jika dari desa yang sama sudah tidak ada lagi usaha konstruksi perorangan yang bisa dijadikan sampel pengganti, maka tidak perlu dilakukan penarikan sampel pengganti dari desa
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan17
yang lain. Penentuan sampel pengganti dilakukan sampai batas akhir pencacahandan hanya untuk BPU berkode 1 (Gedung), sedangkan untuk BPU 2 dan 3 tidak ada sampel pengganti karena dilakukan take all (populasi diambil semua). Uraian rinci tentang cara menentukan sampel pengganti adalah sebagai berikut : a. Cari nomor urut konstruksi perorangan yang telah terpilih sebagai ”sampel utama”. yaitu yang Nomor Blok Sensus, Nomor Urut, Nomor Urut Usaha di Daftar SKP14-P Blok V Kol.(1), Kol.(2) dan Kol.(11) yang dilingkari. b. Kemudian cari di Daftar SKP14-P Kol.(13) : 1.
Nomor urut usaha konstruksi perorangan berikutnya dari sampel utama, yaitu usaha konstruksi perorangan Gedung yang nomor urutnya lebih besar dari nomor urut sampel utama. Contoh :nomor urut sampel utama Gedung yang tidak berhasildicacah adalah 7, maka sampel penggantinya adalah usaha konstruksi perorangan Gedung dengan nomor urut usaha 8.
2.
Jika sampel utama yang tidak berhasil dicacah adalah usaha konstruksi perorangan nomor urut terakhir, maka sampel penggantinya adalah nomor urut usaha konstruksi perorangan sebelumnya (nomor urut sampel pengganti lebih kecil dari sampel utama). Contoh : nomor urut sampel utama Gedung yang tidak berhasil dicacah adalah 12, maka sampel penggantinya adalah usaha konstruksi perorangan Gedung dengan nomor urut usaha 11.
c. Berikan tanda segitiga (Δ) di Kol.(13) pada Blok V SKP14-P untuk nomor urut usaha konstruksi perorangan gedung yang telah terpilih sebagai sampel pengganti. d. Berikan tanda segitiga (Δ) di Kol.(11), yang nomor urut tanda cek (√) nya pada Kol.(13) diberi tanda segitiga (Δ).
18Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
e. Berikan pula tanda segitiga (Δ) di Kol.(1) dan Kol.(2) pada Daftar SKP14-P yang nomor urut tanda cek (√) nya pada Kol.(13) diberi tanda segitiga (Δ).D
2.8.Pengisian Daftar SKP14-DS Pengisian Daftar SKP14-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar SKP14-P ke Daftar SKP14-DS dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Salin Nomor Urut Usaha (NUU) yang diberi lingkaran pada Daftar SKP14-P Blok V Kol.(11) ke Daftar SKP14-DSBlok V Kol.(3) mulai dari nomor urut terkecil. b. Salin KIP dari Daftar SKP14-P Blok V Kol.(3) ke daftar SKP14-DS Blok V Kol.(4) c. Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14-P Blok V Kol.(4) kedalam Daftar SKP14-DSBlok V Kol.(5), yang Nomor Urut Usaha tanda cek () nya diberi lingkaran. d. Salin alamat lengkap dan BPU dariSKP14-P Blok V Kolom(5) dan Kolom(13) s.d.Kolom(15) yang nomor urut tanda cek () nya diberi lingkaran, ke Daftar SKP14-DSBlok V Kolom(6) dan Kolom (7).
2.9.Contoh Penarikan Sampel a. Hasil pemuktahiran Daftar SKP14-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut: Jumlahusaha
konstruksi
perorangan
sebanyak
22
usaha
[penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar SKP14-P Blok V Kolom (13) s.d.Kolom (15) = 22]. Jumlah usaha konstruksi perorangankode BPU gedung (usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 12.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan19
b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut: Target sampel usaha konstruksi perorangan pada kelurahan ini adalah 14. Target sampel usaha konstruksi perorangan BPU gedungadalah 4. Interval untuk usaha konstruksi perorangan BPU gedung adalah 12/4 = 3,00. c. Menghitung R1, …, Rnuntuk BPU gedung sebagai berikut: Angka random satu (AR) yang tercantum pada Daftar SKP14-P Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R1 = AR1 x I = 0,35 x 3,00 = 1,05 ≈ 1. Karena 1 < Interval (3,00), maka R 1= 1 Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2s.d. R4 dengan cara: R1 R2 R3 R4
= = = =
1,05 ≈ 1 R1 + I = 1,05 + 3,00= 4,05≈ 4 R2 + I = 4,05 + 3,00 = 7,05 ≈ 7 R3 + I = 7,05 + 3,00=10,05≈ 10
e. Pemilihan Sampel Usaha Berikan lingkaran di kolom BPU gedung, yaitu Kolom (13) pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula pada Nomor Blok Sensus kolom (1), Nomor Urut Kolom (2), dan Nomor Urut Usaha Kolom (11). Untuk BPU 2 dan 3 dilakukan take all (populasi diambil semua).
20Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB III
ORGANISASI LAPANGAN
3.1. Organisasi Lapangan Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan SKP14, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut: BPS Provinsi
Bidang Statistik Produksi
BPS Kabupaten/Kota
Seksi Statistik Produksi
PML Staf BPS
PCL KSK/Staf BPS
3.2. Penanggung JawabPelaksanaan SKP14 di Daerah Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan SKP14 di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan21
Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut: a. BPS Provinsi 1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: alokasi petugas, alokasi dokumen, dan alokasi sampel per kabupaten/kota. 2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. 3. Mengatur
pengiriman
dokumen
ke
dan
dari
setiap
BPS
Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 4. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS sesuai jadwal yang ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa. 5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi. 6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan SKP14, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri). 7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul. 8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau pelaksanaan kegiatan SKP14, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.
22Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
b. BPS Kabupaten/Kota 1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota. 2. Menyediakan surat tugas para petugas lapang (pencacah/pengawas) untuk pelaksanaan dilapangan. 3. Merekrut calon petugas PML/PCL SKP14 yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota dan KSK. 4. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki. 5. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut. 6. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahandilakukan di setiap BPS Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang berwenang. 7. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan. 8. Pelaksanaan
administrasi
dan
pengolahan
keuangan
di
BPS
Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 9. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi. 10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan23
c. Tugas Pengawas 1. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar SKP14-P, SKP14-S untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar SKP14-DS Desa, SKP14-DS, SKP14-RD. 2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas desa/kelurahan yang menjadi tanggungjawab setiap pencacah, dengan berpedoman Peta SP2010-WA. 3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar. 4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah
dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan
masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan. 5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggungjawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. 6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar SKP14-P, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah. 7. Apabila
setiap
pencacah
telah
selesai
melakukan
pendataan
rumahtangga/usaha, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek (√)
Daftar
SKP14-P
Blok
V
untuk
usaha
konstruksi
peroranganpadasalah satu Kolom (13) s.d.Kolom (15) sesuai jenis 24Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
pekerjaan utama pada Kolom (12). 8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar SKP14-P Blok V banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir. 9. Mengisi
rekapitulasi
jumlah
usaha
konstruksi
peroranganper
desa/kelurahan (SKP14-RD) dari SKP14-P Blok II Rincian 1 populasi usaha konstruksi perorangandan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel dari BPS Kabupaten/Kota. 10. Berdasarkan selanjutnya
target
sampel
usaha
dari
BPS
Kabupaten/Kota,
pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel
dengan menggunakan Daftar SKP14-P Blok VI Keterangan Penarikan Sampel menurut bidang pekerjaan utama. 11. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran ke dalamDaftar SKP14-DS di setiap desa/kelurahan terpilih. 12. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar SKP14-S. d. Tugas Pencacah 1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah. 2. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut. 3. Melakukan pemuktahiran dan pendataan dengan Daftar SKP14-P 4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar SKP14-S yang berpedoman pada Daftar SKP14-DS (Daftar Sampel). 5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan25
temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya. 6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. 7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas. 8. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
26Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB IV
TATA CARA PENYUSUNAN & PENGIRIMAN DOKUMEN
Untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan petugas dan pelaksanaan pencacahan di BPS Prov/Kab/Kota, maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari BPS ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota. Begitu sebaliknya BPS Kab/Kota ke BPS Provinsikemudian dari BPS Provinsi ke BPS. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:
4.1. Pengiriman Dokumen dari BPS ke BPS Provinsi a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 (SKP14) akan dikirim melalui ekspedisi. b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci. c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap pengiriman. d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:Bila pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing box/koli adalah: Box pertama : [1] [3] Box kedua : [2] [3] Boxketiga : [3] [3]
4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPS Kabupaten/Kota terpilih melalui ekspedisi. b. Seluruh dokumen hasil Survei Usaha Konstruksi Perorangan dikirim ke
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan27
BPS melalui ekspedisi. c. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci. d. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap pengiriman. f. Pada salah satu sisi box/koli dan banyaknya box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli. Contoh: Bila pengiriman 3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke BPS, maka cara penomoran untuk masing-masingbox/koli adalah: Box pertama : [1] [3] Box kedua : [2] [3] Boxketiga : [3] [3] g. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS ditujukan ke alamat berikut:
Subdirektorat Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri Badan Pusat Statistik (BPS) Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Pusat 10710 dan diinformasikan melalui alamat email:
[email protected]
4.3. Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi,sebagai berikut: a.
Pengemasan dokumen SKP14tidak boleh dicampur dengan dokumen lain.
b.
Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan selesai.
28Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Pengiriman minimal satu desa/kelurahanselesai. c.
Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel dalam satu desa/kelurahandan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan masing-masing desa/kelurahan di setiap kecamatan. Dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan kecamatan.
d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim rinci.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan29
30Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB V
TATA CARA PELAKSANAANPENDATAAN
5.1. Umum Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai konsep, definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan Survei Usaha Konstruksi Perorangan2014(SKP14). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa SKP14 menggunakan 6 (enam) jenis daftar yaitu Daftar SKP14-DSDesa, Daftar SKP14-P, Lembar Pembantu, SKP14-RD, SKP14-DS, dan SKP14-S. Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam SKP14, maka setiap petugas harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan berbagai informasi serta tata cara pengisian.
5.2. Tata Tertib Pengisian Daftar Berikut tata tertib pengisian daftar: a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang terlalu panjang.Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). Contoh:Daftar SKP14-Phasil snowballing Rincian
Penulisan salah
Penulisan benar
Blok V Kolom (4) : Calon Responden (Nama usaha/pengusaha/pemilik)
1. Rudi 2. Inggar
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan31
1. RUDI 2. INGGAR
c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Contoh: Daftar SKP14-S Blok III Rincian 3 :
3. Umur
:
41
Tahun (dibulatkan ke bawah)
4 1
2. Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawabannya ke dalam kotak yang tersedia. Contoh: Daftar SKP14-S Penulisan salah
Rincian Blok III Rincian 2 : Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
-1 -2
Penulisan benar
Laki - laki Perempuan
1
-1 -2
1
3. Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified) Contoh: Daftar SKP14-S Penulisan salah
Rincian Blok III Rincian 5.b : b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah : Instansi Pemerintah 1 Perusahaan BUMN/Swasta
2
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM
4
Lainnya (tuliskan…………….)
8
3
Penulisan benar
0
3
4. Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya.
32Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Contoh: Daftar SKP14-S Rincian Penulisan Salah Penulisan Benar Blok III Rincian 5.b : Blok III Rincian 5.b : Blok III Rincian 5.b : b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah : di bidang konstruksi adalah : di bidang konstruksi adalah : Instansi Pemerintah
1
Instansi Pemerintah
1
Instansi Pemerintah
Perusahaan BUMN/Swasta
2
Perusahaan BUMN/Swasta
2
Perusahaan BUMN/Swasta
1 2
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM
4
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM
4
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM
4
Lainnya (tuliskan…………….)
8
Lainnya (tuliskan…………….)
8
Lainnya (tuliskan KOPERASI )
8
5. Referensi waktu survei: a. Bulan Mei 2014 . b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu: Mei 2013- April 2014.
5.3. Konsep dan Definisi Konstruksi
adalahsuatukegiatanyang
hasil
akhirnya
berupa
bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, konstruksi yang bersifat sementara , dan juga pembongkaran bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain. Usahaadalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri. Usahakonstruksi perorangan adalah usaha rumahtangga dibidang konstruksi yang modal usahanyatidak dipersyaratkan dan batas nilai satu pekerjaan hingga Rp. 100 juta.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan33
Usahakonstruksi non-gred adalahusaha non-perorangan di bidang konstruksi
yang
belum
meregistrasikan
usahanya
ke
Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Bidang
Pekerjaan
adalah
pengelompokan
kegiatan
konstruksi
berdasarkan golongan pokok2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung (41), Konstruksi Sipil (42), dan Konstruksi Khusus (43). Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pemborong Umumadalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan, perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya berdasarkan
atas
dasar
borongan
langsung
dengan
pemilik(bouwheer/investor).Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: gedung, jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara. Pemborong Khususadalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian
dari
satu
pekerjaan
proyek
pembangunan.
Jenis-jenis
pekerjaannya meliputi: pemasangan alat pendingin (AC); alat pemanas ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu marmer, pintu, jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas sanitasi; pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb. Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan pemborong umum yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan proyek pembangunan. Sub-boronganadalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong lain atau pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek pembangunan.
34Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Nilai Boronganadalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara pemborong dengan pemilik atau pemborong lain. Nilai Pekerjaanadalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai borongan antara pemilik dengan pemborong. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.KBLI 2009 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk sektor konstruksi ada pada bagian Lampiran.
5.4. Penyiapan Dokumen Pendataan Satuan pengamatan dalam SKP14 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, peta desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai tempat kerja, agar tidak terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus akan memberikan keyakinan bahwa pencacahan tidak akan melewati batas wilayah kerja. Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu disiapkan adalah: a.
Salinan Sketsa Peta Desa SP2010-WA di BPS Kabupaten/Kota 1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkanSketsa Peta Desa/kelurahan SP2010WA. 2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) PCL, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan35
menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja dilapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. 3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan. Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1 ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis dengan warna hijau. SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat. b.
Daftar SKP14-P 1) Daftar SKP14-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar Pembantu ke daftar SKP14-PBlok V,tambahkan (print) satu lembar kosongBlok V bolak–balik. 2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka Daftar SKP14-P harus di print rangkap 2 (dua).
c.
Lembar Pembantu 1) Lembar Pembantu dicetak di BPS Kabupaten/Kota. 2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil
36Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
snowballingsebelum disalin ke daftar SKP14-Pwajib ditulis di Lembar Pembantu. d.
Daftar SKP14-S 1) Daftar SKP14-S di cetak di BPS. 2) Daftar SKP14-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi perorangan terpilih.
5.5. Mekanisme Pendataan Adapun tahapan/proses pendataan SKP14 oleh PCL sebagai berikut: 1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa (SP2010-WA), Daftar SKP14-P (pre-printed), Lembar Pembantu, Daftar SKP14-DS, dan SKP14-S. 2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota.
3) Identifikasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi dimulaidari Blok Sensus pertama yang tercantum pada Daftar SKP14-P Blok V Kolom (1) yang merupakan bagian dari Alamat Lengkap.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan37
4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi dan identifikasi pengusaha/usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP14-P untuk setiap Blok Sensus dengan menanyakan kepada narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS setempat). 5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi, selanjutnya pencacah melakukan kunjungan ke alamat pengusaha/usaha tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar SKP14-P. Jika pengusaha/usaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi perorangan, maka katakan pada respondendilain waktu kemungkinan pendataan akan dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci. 6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang keberadaan usaha konstruksilainnyabaik yang perorangan maupun yang berbadan usaha yang berada di Blok Sensus/SLS tersebut atau SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut.Catat nama responden sebagai narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan Lembar Pembantu. 7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama pengusaha/usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP14PBlok V. Jika tidak ada, tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar SKP14-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang tercetak. 8) Selanjutnya kunjungi pengusaha/usaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar SKP14-PBlok V. 9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) hingga 8) sampai pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah tugasnya.
38Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti padaGambar 3.
Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan39
40Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB VI 6.1.
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR
Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-P Daftar SKP14-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua
usaha konstruksi perorangan yang berada di desa/kelurahan terpilih. 1). Struktur Daftar SKP14-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR) Gedung. BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi populasi usaha dan jumlah sampel usaha. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan pada saat pelaksanaan lapangan. BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI, terdiriatas 15kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1) : NomorBlok Sensus Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut blok sensus dalam desa/kelurahan. Kolom (2) : Nomor Urut Nomor yang tercantum pada kolom ini adalahnomor urut rumahtangga/usaha dalam desa/kelurahan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan41
Kolom (3):
KIP berisi 9 digit Kode Identitas Perusahaan. Masing-masing digit KIP ini memiliki arti sebagai berikut
Kode Propinsi *)
Kode Skala
Kode Kab/Kota
Usaha
*)
Nomor urut usaha di dalam Kab/Kota
Kode Skala Usaha :
1:
Gred 1
,
2:
Gred 2 – 4,
Perorangan/Mikro Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN berskala kecil
3:
Gred 5
Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN berskala sedang
4:
Gred 6 – 7,
Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN berskala besar
5:
Non –Gred,
Badan usaha dan belum bersertifikasi dari LPJKN
Kolom (4) :
Calon Responden Nama-nama yang tercetaktercantum pada kolom ini adalah nama pengusaha/usahahasil pemutakhiranpendataan usaha konstruksi tahun sebelumnya yangteridentifikasi sebagai pengusaha/usaha di sektor konstruksi.
Kolom (5):
Alamat Lengkap Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal pengusaha atau tempat domisili badan usaha hasil pemutakhiranpendataan usaha konstruksi tahun sebelumnya.
Kolom (6):
Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode ‘1’, Tidak ada bila berkode ‘0’.
42Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha/badan usaha konstruksi dan alamat pada saat pendataan sama dengan nama kepala rumahtangga atau nama badan usaha dan alamat pada
hasil
pemutakhiranpendataan
usaha
konstruksi
perorangan tahun sebelumnya. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama pengusaha/badan usaha konstruksi berbeda yang dikarenakannama
yang tercantum
adalah nama
panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pendataan
usaha
konstruksi
tahun
sebelumnya,
dan
perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pendataan usaha konstruksi tahun sebelumnya. Termasuk pengusaha/badan usaha konstruksi yang pindah tetapi masih dalam satu desa/kelurahan, dan pengusaha/badan usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pendataan usaha konstruksi
tahun
sebelumnya
bukan
sebagai
pengusaha/badan usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan SKP14merupakan usaha konstruksi). Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/badan usaha konstruksi pada saat pendataan tidak dapat ditemukan dan setelah
dikonfirmasikan
memang
tidak
pengusaha/badan
ada
dengan yang
usaha
tetangga
disekitarnya
mengenalnya.
konstruksi
yang
Termasuk pindah
keluardesa/kelurahan, dan tidak usaha lagi. Kolom (7):
Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut narasumber usaha ini keberadaannya Adaatau Kolom (6) berkode ‘1’. Apakahberusaha di sektor konstruksi selama setahun yang lalu, Ya bila isian berkode ‘1’, dan kode ‘0’ bila Tidak.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan43
Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April 2014) usaha ini masih merupakan usaha konstruksi meskipun pada saat pencacahan tidak aktif/berubah sektor usahanya. Tidak, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April 2014) usaha ini telah tutup atau berubah sektor usahanya. Kolom (8):
Ditanyakan kepada calon responden : apabila usaha ini berusaha di sektor konstruksiatau Kolom (7) berkode ‘1’. Apakah alamat kantor usaha ada di desa ini, berkode ‘1’ bila Ya, berkode ‘0’bila Tidak. Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha berada dalam satu desa/kelurahan. Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak berada dalam satu desa/kelurahan.
Kolom (9):
Ditanyakan kepada calon responden: apabila alamat kantor usaha ini berada dalam satu desa/kelurahan atau Kolom (8) berkode ‘1’, Apakah berusaha dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode ‘1’, kode ‘0’ bila Tidak. Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April 2014) berusaha dengan sistem borongan meskipun pada saat pencacahan tidak aktif/berubah sektor usahanya. Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu order pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem borongan.
44Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kolom (10): Tuliskan Kode Gred usaha ini Kualifikasi Usaha
Batas Nilai Satu Pekerjaan(Rp)
Kode
Perorangan
0 s.d 100 juta
1
Gred 2
0 s.d 500 juta
2
Gred 3
0 s.d 1 Milyar
3
Gred 4
0 s.d 2,5 Milyar
4
Gred 5
0 s.d 10 Milyar
5
Gred 6
0 s.d 50 Milyar
6
Gred 7
0 s.d Tak Terbatas
7
Non-Gred*)
-
9
*)
Non- Gred adalah badan usaha non perorangan yang
belum me-registrasi-kan usahanya di LPJKN. Kolom (11) – Kolom (15): ada isian bila Kolom (10) berkode ‘1’ Kolom (11): Nomor Urut Usaha Kolom (12): Jenis Kegiatan/Pekerjaan Utama Kolom (13) – (15): Kode Bidang Pekerjaan Utama Kode Bidang Pekerjaan Utama terbagi menjadi 3 jenis: 1.
Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal, gedung
perkantoran,
gedung
kesehatan,
gedung
pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. 2.
Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolah, penyaluran dan penyimpan air limbah, minyak dll.
3.
Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan elektrikal
dan
bangunan
sipil,
komunikasi,
instalasi
penyelesaian
konstruksi
penyewaan alat berat konstruksi dll.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan45
gedung
dan
gedung,
Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar SKP14-P Uraian Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V Blok VI
Diisi oleh
Pre printed
Pencacah Rincian 1 & 3 √
Pengawas √ Rincian 2 √ Memberi lingkaran Kolom (1), Kolom Nomor halaman, Kolom (2), Kolom (11) dan nomor di samping Kolom (1) s.d (5), Identitas (6) s.d (15), Jumlah a,b,c tanda √ di salah satu Kolom (13) s.d Kolom (15) yang terpilih sampel √ √
2). Pengisian Daftar SKP14-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama Provinsi,
Kabupaten/Kota,
Kecamatan,
Desa/Kelurahan,
Klasifikasi
Desa/Kelurahan, dan Angka Random (AR) Gedung. BLOK II. RINGKASAN Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil identifikasi
calon
responden
pendataan
pengusaha
konstruksi
peroranganpada satu desa/kelurahan. Blok ini diisi setelah kegiatan pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isian. Rincian 1: Populasi usaha konstruksi perorangan Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc :“Jumlah kumulatif hingga halaman ini” dengan ketentuan sebagai berikut
Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (13) pada halaman terakhir.
46Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (14) pada halaman terakhir.
Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (15) pada halaman terakhir.
Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya Ri yang terisi (Blok VI). BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SKP14-P, serta keterangan waktu pelaksanaan pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. 1. Nama Petugas Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia. 2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom yang tersedia 3. Tanda Tangan Sebelum membubuhkantanda-tangannya pencacah danpemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SKP14P.Bubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggungjawab
pendataan
Penandatanganandilakukan
oleh
dan orang
pengawasan/pemeriksaan. yang
benar-benar
telah
melakukan tugasnya. 4. Pengesahaan oleh Kepala Desa/Lurahatau yang setara tempat dimana pendataan dilaksanakan dengan membubuhkan tanggal, nama, tanda tangan, dan cap/stempel.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan47
BLOK IV. CATATAN Gunakan
Blok
IV
untuk
diinformasikan
dan
belum
menuliskan
tercakup
dalam
hal-hal Daftar
yang
perlu
SKP14-Pdi
desa/kelurahan tersebut. BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh pengusaha/badan usaha konstruksipada satu desa/kelurahan. Padasudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera “Halaman ….dari ..halaman”, yang pengisiannya dilakukan setelah pendataan bangunan dan rumahtangga dalam satu desa/kelurahan selesai. Sedang sudut kanan bawahnya setiap lembar Blok V tertera identitas desa/kelurahan yang tercetak. Contoh pengisian “Halaman…dari...halaman” pada Blok VDaftar SKP14-Padalah sebagai berikut:Jika jumlah halaman Blok V yang terpakai ada 5halaman, maka pengisiannya adalah pada halaman pertama Blok V diisi “Halaman 1 dari 5 halaman”, dan halaman terakhir diisi “Halaman 5 dari 5 halaman”. Kolom (1)-(5) (No. Blok Sensus, No. urut, KIP, Calon Responden, Alamat Lengkap) Kol.(1) s.d Kol.(5) Blok V telah tercetak (Pre-printed). Bila dari hasil kunjungan ada perubahan informasi, dapat diperbaiki disampingnya dengan cara mencoret kemudian menuliskan informasi yang benar disebelahnya. Misalnya kesalahan penulisan alamat, dapat diperbaiki seperti pada contoh berikut:
48Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Nomor Blok Nomor Urut Sensus
(1)
(2)
001B
1
KIP
Alamat Lengkap
Calon Responden
(Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT /RW) (3)
(4)
(5)
327210103 PEMBORONG BANGUNAN 'AGUS'
KP. JAMBU RT .10/RW.05 RT.11
Pengisian Kolom (1)-(5) untuk responden hasil snowballing Kolom (1):
Isikan
nomor
blok
sensus
calon
responden
hasil
snowballingsesuai dengan di lapangan di baris kosong setelah baris yang terisi. Kolom (2):
Isikan nomor urut calon responden hasil snowballingdi baris kosong setelah baris yang terisi. Penulisan nomor urut, usahakonstruksi hasil snowballingmeneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi menggunakan angka biasa.
Kolom (3):
untuk KIP calon responden hasil snowballing dikosongkan.
Kolom (4):
Isikan nama lengkap calon responden dengan menggunakan huruf kapital
Contoh: 1. ADITA UTAMA (penulisan yang mempunyai nama usaha). 2. PEMBORONG AC ‘RUDI’ (penulisan pemborong AC yang tidak mempunyai nama usaha). 3. PEMBORONG GEDUNG ‘SUGI’ (penulisan pemborong bangunan yang tidak mempunyai nama usaha). 4. KONSTRUKSI GEDUNG ‘BAMBANG’ (penulisan nama usaha yang pekerjaannya tidak selalu borongan dan tidak mempunyai nama usaha). 5. USAHA TIGA, CV (penulisan nama badan usaha) Kolom (5): Isikan alamat lengkap calon responden nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW. Pengisian Kolom (6)-(15) untuk responden pre-printeddan hasil snowballing Kolom (6): Identifikasi keberadaan calon responden pada narasumber
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan49
isikan kode ‘1’ bila ada, dan kode ’0’ bila tidak ada. Kolom (7): Bila Kolom (6) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah berusaha di sektor konstruksi selama setahun yang lalu.Isikan kode 1 bila menjawab ‘Ya”, kode ‘0’ bila ‘Tidak’. Kolom (8): Bila Kolom (7) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah alamat kantor usaha di desa ini.Isikan kode 1 bila menjawab ‘Ya”, kode ‘0’ bila ‘Tidak’. Perbaiki Kolom (5) bila ada perbedaan alamat lengkap rumahtangga/usaha. Kolom (9): Bila Kolom (8) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon responden, Isikan kode ‘1’ untuk calon responden yang berusaha dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu (lanjutkan ke pertanyaan kolom selanjutnya), dan kode ‘0’jika tidak (STOP pendataan pada responden ini). Kolom (10):Bila Kolom (9) berkode ‘1’, Isikan kode gred usaha Kualifikasi Usaha
Kode Gred Usaha
Perorangan
1
Gred 2
2
Gred 3
3
Gred 4
4
Gred 5
5
Gred 6
6
Gred 7
7
Non-gred
9
Kolom (11) – Kolom (15): ada isian bila Kolom (10) berkode ‘1’ Kolom (11): Isikan Nomor Urut Usaha (NUU) pada baris-baris yang termasuk usahakonstruksi perorangan, dimulai dari angka 1. Kolom (12):Tuliskan sejelas–jelasnya Jenis Kegiatan/Pekerjaan Utama:
50Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Contoh : Pembangunan tempat tinggal, Pemasangan pagar besi kantor, Pembuatan sumur bor, Pembuatan saluran irigasi untuk pertanian, Instalasi listrik untuk perumahan, Pemeliharaan jalan, Pengecatan kantor, dsb. Kolom (13)-(15): Isikan tanda cek(√) pada salah satu Kolom (13) atau Kolom (14) atau Kolom (15) sesuai uraian Kolom (12). Misal dari contoh diatas Kolom (12) isiannya ‘Pembuatan sumur bor’,maka beri tanda cek(√) Kolom (14) karena isiannya termasuk kategori pekerjaan/konstruksi sipil.
6.2. Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu Lembar pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi calon responden dari narasumber hasil snowballing. Penulisan lembar pembantu wajib dilakukan, selain sebagai legalitas pemberi informasi juga diperlukan untuk mempermudah pengisian Daftar SKP14-P hasil snowballing. Tata cara pengisian Lembar Pembantu yaitu: Kolom (1): Isikan nama Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Responden dll). Kolom (2): IsikanNama
calon
responden
hasil
rekomendasi
dari
Narasumber. Kolom (3): Isikan Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW). Penyalinan isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP14-PBlok V
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan51
Salin isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP14-P Blok V, yaitu Lembar Pembantu Kolom (2) ke Daftar SKP14-P Blok V Kolom (4) dan Lembar Pembantu Kolom (3) ke Daftar SKP14-P Blok V Kolom (5) di baris kosong setelah baris yang terisi. Sedangkan untuk penulisan nomor urut Kolom (2) Daftar SKP14-P Blok V menggunakan angka biasa dengan meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi.
6.3. Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-DS Daftar sampel survei usaha konstruksi perorangan (SKP14-DS) adalah daftar yang memuat sejumlah sampel usaha konstruksi perorangan terpilihdalam 1 (satu) desa/kelurahan. Daftar SKP14-DS digunakan oleh PCL sebagai pedoman untuk mendata dengan Daftar SKP14-S. 1). Struktur Daftar SKP14-DS BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan). BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pendataan. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan dan tanda tangan. BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN TERPILIH, terdiri atas 9 kolom, dengan uraian pada masing-masing kolom adalah sebagai berikut:
Kolom (1):
Nomor Blok Sensus
52Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Berisi nomor blok sensus Kolom (2):
Nomor Urut Sampel (NUS) Berisi nomor 1 sampai dengan terakhir
Kolom (3):
Nomor Urut Usaha (NUU) Berisi nomor urut usaha yang terpilih sampel
Kolom (4):
KIP berisi 9-digit kode identitas perusahaan
Kolom (5):
Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik Berisi nama usaha atau pengusaha atau pemilik usaha
Kolom (6):
Alamat Lengkap Berisi alamat lengkap usaha konstruksi perorangan
Kolom (7):
Bidang Pekerjaan Utama Berisi kode bidang pekerjaan utama, kode ‘1’ atau ‘2’atau ‘3’
Kolom (8):
Keterangan berhasil dicacah Berisi kode ‘1’ berhasil dicacah, kode ‘0’ tidak
Kolom (9):
Keterangan alasan tidak dapat dicacah Berisi kode ‘1’ atau ‘2’ atau ‘3’ atau ‘4’
Tabel 2. Ringkasan tugas pengisian daftar SKP14-DS Uraian Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V
Diisi oleh Pencacah Rincian 2 s.d 4 √ √ Kolom (8) s.d (9)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan53
Pengawas √ Rincian 1 √ √ Kolom (1) s.d (7)
2). Pengisian Daftar SKP14-DS BLOK I.KETERANGAN TEMPAT Blok ini berisi keterangan lokasi dari desa/kelurahan terpilih, yaitu nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan. Isian blok ini disalin dari SKP14-P Blok I Rincian 1 s.d. 5. BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN Blok II Rincian 2 dan 3 diisi oleh pencacah setelah selesai melakukan pencacahan pada 1 (satu) desa/kelurahan. Blok II terdiri dari 4 (empat) rincian, yaitu: Rincian 1
Rincian 2
Rincian 3.a
Rincian 3.b
: Jumlah target pencacahan Adalah jumlah sampel usaha konstruksi perorangan (diambil dari SKP14-P Blok II Rincian 2 Kol.(5)) : Jumlah realisasi pencacahan Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang berhasil dicacah dengan Daftar SKP14-S. Keterangan ini diambil dari Blok V Kol.(8) Rincian Jumlah. : Bukan usaha konstruksi Isikan jumlah bukan usaha konstruksibila ternyata responden yang dicacah adalah bukan usaha konstruksi perorangan.Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘1’ pada Blok V Kolom (9). : Pindah keluar desa Isikan jumlah usaha konstruksi peroranganyang tidak dapat dicacah karena alasan ’pindah keluar desa/kelurahan’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘2’ pada Blok V Kolom (9).
54Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Rincian 3.c
Rincian 3.d
: Tidak ditemukan Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah karena alasan ’tidak ditemukan’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘3’ pada Blok V Kolom (9). : Lainnya Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah karena alasan ’lainnya’. Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘4’ pada Blok V Kolom (9). : Jumlah sampel pengganti Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang menggantikan sampel utama yang tidak berhasil dicacah.Keterangan ini diambil dari Blok V jumlah Kol.(8) berkode ‘1’ yang di bawah garis. Rincian 4 ini harus sama dengan Rincian 3.
Rincian 4
BLOK III.KETERANGAN PETUGAS Blok III berisi keterangan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan tanda tangan dari petugas pencacah serta pengawas. Rincian 1 s.d. 4
:
Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah serta pengawas.
BLOK IV. CATATAN Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar SKP14-DS. BLOK V.
KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN TERPILIH
Terdiri dari 9 (sembilan) kolom yang berisi keterangan nomor blok
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan55
sensus, nomor urut sampel (NUS), nomor urut usaha (NUU), nama usaha/pengusaha/pemilik, alamat lengkap, serta kode bidang pekerjaan utama. Kolom (1) s.d.Kolom (7) telah diisi oleh pengawas/pemeriksa yang bersumber dari Daftar SKP14-P. Sedangkan Kolom (8) s.d (9) diisi oleh petugas pencacah. Kolom (1)
: Nomor Blok Sensus Isikan nomor blok sensus sesuai kondisi lapangan
Kolom (2)
: Nomor Urut Sampel(NUS) Isikan nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir
Kolom (3)
: Nomor Urut Usaha (NUU) Salin nomor urut usaha dari Daftar SKP14-P Blok V Kol.(11) yang dilingkari. : KIP Salin KIP yang bersesuaian dengan nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14-P Blok V Kol.(3). Untuk usaha konstruksi perorangan hasil snowballing, rincian KIP tidak terisi. : Nama usaha/pengusaha/pemilik Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14PBlok V Kol.(4) yang Kolom (1), Kolom (2) danKolom (11) dilingkari. : Alamat lengkap Salin alamat lengkap dari Daftar SKP14-PBlok V Kol.(5) yang Kolom (1), Kolom (2) dan Kolom (11) dilingkari. : Kode Bidang Pekerjaan Utama (BPU) Salin kode bidang pekerjaan utama dari Daftar SKP14PBlok VKolom (13) atau Kolom (14) atau Kolom (15) yang nomor tanda cek(√)nya dilingkari. Kode bidang pekerjaan utama (BPU) meliputi: Kode ‘1’ : Konstruksi Gedung Kode ‘2’ : Konstruksi Sipil Kode ‘3’ : Konstruksi Khusus
Kolom (4)
Kolom (5)
Kolom (6)
Kolom (7)
56Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kolom (8)
Kolom (9)
: Berhasil dicacah? Ya = ‘1’, Tidak = ‘0’ Isikan kode ‘1’ jika usaha konstruksi peroranganberhasil dicacah, dan isikan kode ‘0’ jika tidak. Pencacah wajib melaporkan jumlah kolom (8) yang berkode =’0’ pada pengawas. : Jika Kolom (8) berkode ‘0’, alasan tidak dapat dicacah (kode) Isikan kode alasan tidak dapat dicacah, yaitu: Kode ‘1’: Bukan usaha konstruksi Kode ‘2’: Pindahkeluar desa/kelurahan Kode ‘3’: Tidak ditemukan Kode ‘4’: Lainnya Penjelasan: 1. Bukan usaha konstruksi (kode ‘1’) Bukan usaha konstruksi, jika responden yang terpilih sebagai sampel ini ternyata bukan usaha konstruksi perorangan. 2. Pindah keluar desa (kode ‘2’) Pindah keluar desa, jika keberadaan usaha konstruksi perorangan sudah tidak lagi di desa/kelurahan tersebut. 3. Tidak ditemukan (kode ‘3’) Jika usaha konstruksi perorangan ditemukan di lapangan.
tersebut
tidak
4. Lainnya (kode ‘4’) Jika sampai dengan batas waktu pencacahan yangtelahditentukanternyatacontact person/pemilik/pengusaha/penanggung jawab tidak dapat diwawancarai. Jika ada sampel pengganti, maka penulisannya di Blok V adalah sebagai berikut : 1.
Tarik garis horizontal setelah baris terakhir sampel utama
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan57
2.
Sampel pengganti ditulis di baris baru berikutnya setelah garis horizontal.Tata Cara PenDaftar SKP14-S
6.4. Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-S Daftar Isian Sampel Survei Usaha Perorangan 2014 (SKP14-S) adalah daftar yang memuat keterangan karakteristik usaha konstruksi perorangan terpilih. 1). Struktur Daftar SKP14-S KIP, berisi rincian KIP (Kode Identitas Perusahaan) disalin dari daftar SKP14-DS Blok V Kol.(4) BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, Rincian 1 s.d.7berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan)disalin dari daftar SKP14-DS Blok I sedangkan Rincian 5Rincian 6, dan Rincian 7 dari daftar SKP14-DS Blok V Kolom (1), Kolom (3), dan Kolom (2). BLOK II. KETERANGAN USAHA, berisi nama usaha, alamat usaha, bidang pekerjaan usaha konstruksi, kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu, dan persentase biaya penggunaan bahan/material dan upah pekerja harian. BLOKIII.KETERANGAN
UMUM,BIMBINGAN
DAN
SUMBER
MODAL, berisi identitas pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan, dan sumber modal usaha. BLOK IV. PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH, berisi keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa dan upah. BLOK V. BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi seluruh biaya kegiatan usaha selama setahun yang lalu.
58Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BLOK VI. PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi pendapatan usaha konstruksi, pendapatan dari kegiatan lainnya, dan nilai pekerjaan yang disubkontrakkan selama setahun yang lalu. BLOK VII. RINGKASAN, berisi rekapitulasi pendapatan dan pengeluaran yang diisi oleh pengawas. BLOK VIII. PERMODALAN, berisi modal usaha konstruksi pada 30 April 2014. BLOK IX. KENDALA DAN PROSPEK USAHA, berisi permasalahan, kondisi, dan prospek usaha konstruksi. BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS, berisi identitas
pemberi
jawaban,
petugas,
pengawas/pemeriksa
dengan
keterangan no. telp/HP, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan. BLOK XI. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. 2). Pengisian Daftar SKP14-S BLOK I : KETERANGAN TEMPAT Blok ini digunakan untuk mencatat identitas usaha konstruksi, diisi sebelum melakukan wawancara terhadap responden disalin dari Daftar SKP14DS. : Pengisian kode identitas perusahaan (KIP) disalin dari Daftar SKP14-DS Kol.(4) oleh pengawas dari BPS Kab/Kota. Untuk usaha konstruksi perorangan hasil snowballing Rincian KIP tidak terisi. Rincian 1s.d 4 : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS rincian yang sama. Rincian KIP
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan59
Rincian 2 & 4 : Pada rincian 2 dan 4 coret salah satu keterangan wilayah sesuai dengan tempat tugasnya, seperti Kabupaten/Kotaatau Desa/Kelurahan. : Nomor Blok Sensus Rincian 5 Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (1). : Nomor Urut Usaha Rincian 6 Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (3). : Nomor Urut Sampel Rincian 7 Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (2). BLOK II : KETERANGAN USAHA Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan usaha seperti: nama usaha, alamat usaha, bidang pekerjaan usaha konstruksi, dan kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu besertapersentase nilai penggunaan bahan/material dan persentase upah pekerja harian terhadap nilai kegiatan utama tersebut. Rincian 1
: Nama Usaha Tuliskan nama usaha konstruksi tersebut dengan lengkap. Jika tidak ada nama usahanya, isikan jenis kegiatan utama dan nama pengusahanya. Cek nama usaha dengan daftar SKP14DS Blok V Kolom (5). Jika nama usaha yang tercantum dalam daftar tidak sesuai dengan nama yang ada di lapangan maka nama tersebut harus disesuaikan.
Rincian 2
: Alamat Usaha Alamat usaha adalah alamat dimana usaha tersebut berada. Tuliskan alamat usaha konstruksi dengan lengkap, seperti
60Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
nama jalan, gang, lorong, nomor bangunan, kavling, nama gedung, lantai, nomor ruangan (room). Apabila alamat yang tercantum di daftar SKP14-DS tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, termasuk disini perubahan nama jalan maka sesuaikan, misalnya Jl. R. Hartonomenjadi Jl. Jenderal Suprapto (keberadaan perusahaan tetap). Rincian 3
: Bidang pekerjaan usaha konstruksi Pilihlah salah satu bidang pekerjaan usaha konstruksi. 1.
Konstruksi gedung mencakup kegiatan pembangunan gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi gedung, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Seperti: bangunan tempat tinggal, pabrik industri, bangunan kantor, sekolah, rumah sakit, hotel, mall, tempat ibadah, restoran, fasilitas olahraga di dalam ruangan, garasi parkir, dan lain-lain.
2.
Konstruksi sipil mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga ditempat terbuka, dan lain-lain. Seperti: jalan
raya,
jalan
kendaraan
bermotor,
jembatan
terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, dan lain-lain. 3.
Konstruksi khusus mencakup kegiatan konstruksi yang berhubungan dengan keahlian khusus, biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan61
lebih
banyak
Konstruksi
dilakukan
berdasarkan
subkontrak.
khusus
juga
mencakup
dan
penyiapan
lahan,
pembongkaran
kegiatan
penyelesaian
gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain, sistem penyiraman, lift dan tangga berjalan, penerangan jalan raya, penyewaan alat berat konstruksi beserta operator, dan lain-lain. : Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu
Rincian 4
Jenis kegiatan konstruksi ini harus ditulis secara lengkap dan jelas. Jika usaha ini memiliki pekerjaan/proyek lebih dari satu, maka yang diisikan adalah pekerjaan/proyek yang utama, berdasarkan; 4.
1. Kegiatan yang memiliki nilai konstruksi/omset/pendapatan terbesar
5.
2. Jika butir 1 sama besar, maka penentuannya berdasarkan volume
6.
pekerjaan terbesar
7.
3. Jika butir 1 dan 2 sama, maka penentuannya berdasarkan waktu
8.
terlama
9.
4. Jika butir 1, 2, dan 3 sama, maka penentuannya oleh responden
Contoh : Ngadino seorang pemborong konstruksi selama setahun yang lalu mengerjakan 3 proyek sebagai berikut : 1. Pembangunanan rumah tinggal dengan luas 200 m2 selesai dalam 5 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta 2. Pembangunan gedung sekolah dengan luas 200 m2 selesai dalam 6 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta 3. Pembangunanan rumah tinggal yang belum diselesaikan dengan nilai konstruksi Rp. 50 juta 62Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Maka pengisian pekerjaan utama usaha Ngadino ini adalah pembangunan gedung sekolah. Rincian 4.a
: Persentase penggunaan bahan/material
terhadap nilai
pekerjaan kegiatan utama, adalahpersentase penggunaan bahan/material terhadap nilai pekerjaan konstruksi pada kegiatan utama usaha konstruksi. Rincian 4.b
: Persentase upah pekerja harian terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama, adalah persentase upah pekerja harian terhadap nilai pekerjaan konstruksi pada kegiatan utama usaha konstruksi.
BLOK III : KETERANGAN
UMUM, BIMBINGAN DAN SUMBER
MODAL Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan secara umum mengenai pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan yang diperoleh baik oleh pengusaha maupun pekerja, dan sumber modal usaha yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan/proyek. Rincian 1
Rincian 2 Rincian 3
: Nama pengusaha Tuliskan nama pemilik atau yang bertanggung jawab pada usaha konstruksi ini. Misalnya: H. Rudi Hartono, Inggar Prasetya, S.T : Jenis Kelamin Cukup Jelas : Umur Umur dituliskan dalam tahun dengan pembulatan ke bawah, berdasarkan ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender masehi. Untuk yang berumur 99 tahun ke atas maka isikan 98. Misalnya: Bapak Inggar seorang pengusaha konstruksi perseorangan lahir di Jakarta,
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan63
17 Agustus 1960. Pencacahan SKP14 pada bulan Mei 2014. Karena pada saat pencacahan Bapak Inggar belum berulang tahun, maka umur Bapak Inggar adalah 53 Tahun. Rincian 4
: Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Lingkari salah satu kode pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan adalah: Jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang diselesaikan (ditamatkan). 1. Seseorang yang bersekolah pada jenjang tertentu dan tidak mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi lulus ujian akhir, orang itu dianggap tamat pada jenjang tersebut. 2. Seseorang yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan tidak tamat, maka jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan sebelumnya. Contoh
:Pengusaha
pernah
kuliah
D3
Manajemen
Pemasaran tetapi hanya 2 tahun dan tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, maka pendidikan tertinggi pengusaha tersebut adalah SMA & Sederajat. Jenjang pendidikan: Tidak tamat SD: Mereka yang tidak sekolah/belum pernah sekolah atau mereka yang pernah sekolah/tidak tamat di sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar
64Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kecil, Paket A1 - A100. Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap belum tamat. SD & sederajat: Mereka yang tamat sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A100. SMP & sederajat: Mereka yang tamat SMP, MULO, HBS 3 tahun,
SLB
Menengah
Tingkat
Pertama,
Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, SMEP, ST, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. SMA & sederajat:
Mereka yang tamat dari Sekolah
Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni
Rupa, Sekolah Menengah
Karawitan
Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, dan Sekolah Menengah Teknologi Grafika.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan65
Perguruan Tinggi :Mereka yang tamat DI/DIIatau Sarjana Muda/DIII atauSarjana/S1/DIV atau Pasca Sarjana/S2/S3 DI/DII:
Mereka yang tamat Sekolah Guru Olah Raga,
Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas, Diploma I atau Diploma II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta I dan Akta II termasuk dalam jenjang pendidikan program Diploma I atau Diploma II. Sarjana Muda/DIII: Mereka yang tamat Akademi/Diploma III/Akta III atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh suatu Akademi/Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Sarjana/S1/DIV: Mereka yang tamat program pendidikan Sarjana (Strata-1) atau yang telah mendapatkan gelar sarjana (menyelesaikan sejumlah SKS tertentu) pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh
suatu
Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. S2/S3 : Mereka yang tamat program pendidikan program pasca sarjana, Magister (Strata-2), atau Doktor (Strata-3) yang telah mendapatkan gelar master/doktor pada suatu program studi di sebuah fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. 66Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Rincian 5.
: a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti bimbingan/pelatihan/penyuluhan dibidang konstruksi? Lingkari salah satu kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan
adalah
kegiatan
bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi yang pernah diikuti oleh pengusaha atau pekerja. Misalnya: Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Manajerial yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan
di
bidang
konstruksi
untuk meningkatkan ketrampilan dan pengelolaan usaha konstruksi. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Ketrampilan/Teknik yaitu
jenis
meningkatkan
bimbingan/pelatihan/penyuluhan kemampuan/ketrampilan
dalam
untuk bidang
konstruksi. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Pemasaran yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan
untuk
meningkatkan
pengetahuan tentang pemasaran konstruksi, seperti: cara mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara melakukan promosi dan penawaran pekerjaan/proyek. Dan bimbingan/pelatihan/penyuluhan lainnya yang masih ada hubungannya dengan bidang konstruksi. b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah : Lingkari kode penyelenggara mana saja yang pernah diikuti.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan67
Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.
Penyelenggara
bimbingan/pelatihan/penyuluhan
dapat juga diselenggarakan oleh usaha konstruksi tersebut. Instansi Pemerintah, misal Dinas PU, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pendidikan, dan sebagainya. Perusahaan BUMN/Swasta, misalPT Hutama Karya, PT Waskita karya, Grup Bakri, Sampoerna Grup, dan sebagainya. Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM : misalnya Universitas Indonesia, Balai Latihan Kerja yang dikelola oleh yayasan. Lainnya (tuliskan…………), misal
pengusaha bahan
bangunan, pihak luar negeri, usaha konstruksi sendiri, dan sebagainya Rincian 6.
Sumber modal usaha konstruksi berasal dari: Lingkari kode sumber modal usaha mana saja yang digunakan. Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Sumber modal usaha: modal yang digunakan oleh usaha konstruksi seperti: untuk kantor, peralatan konstruksi, modal awal untuk mengerjakan pekerjaan/proyek, dan sebagainya. Milik sendiri: modal usaha yang dimiliki oleh usaha konstruksi, termasuk hibah/transfer. Pinjaman bank: pinjaman yang berasal dari Bank, baik
68Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
berasal dari Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. Pinjaman koperasi: pinjaman yang berasal dari koperasi. Contoh: Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa. Lainnya (tuliskan …): diisi nama pemberi sumber modal bila pilihan sumber modal tidak terdapat pada pilihan di atas. Modal usaha yang diperoleh dari menggadaikan mobil atau barang lain dikategorikan sebagai modal pinjaman. Jika modal usaha didapatkan dengan sistem kredit, maka pilihan milik sendiri jika sudah lunas. Jika belum lunas maka pilihan milik sendiri dan pinjaman. BLOK IV : PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa dan upah. Rincian 1
: Pekerja tetap, jumlah pekerja harian,dan hari kerja setiap bulan kegiatan Pekerja: semua orang yang terlibat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di usaha ini pada bulan tertentu. Pekerja tetap: tenaga kerja yang secara administrasi tercatat sebagai pekerja tetap dan biasanya memperoleh gaji bulanan secara tetap dari usahasepanjang tahun. Pekerja harian: pekerja pada proyek konstruksi yang dikerjakan, dan hanya bekerja selama proyek tersebut masih berjalan. Pekerja ini biasanya dibayar atas dasar upah harian. Contoh: mandor (kepala tukang), tukang batu, tukang kayu, kenek bangunan, dan sebagainya.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan69
Hari kerja : Hari usaha melakukan kegiatan dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam dalam sehari. Bulan kegiatan : Bulan usaha melakukan kegiatan minimal satu hari dalam sebulan. Rincian 1.a
: Pekerja tetap Isikan banyaknya pekerja tetap per bulan kerja dari bulan Mei
2013 s.d.April 2014 menurut jenis kelamin. Perlu
diperhatikan pekerja tetap ini yang jumlahnya cenderung tetap setiap bulannya, jadi jika ada perubahan jumlah pekerja tetap yang cukup besar pastikan kebenarannya dan beri catatan di Blok XI Catatan. Rincian1.b
: Jumlah pekerja harian Isikan banyaknya pekerja harian dari bulan Mei 2013 s.d.April 2014 menurut jenis kelamin.
Rincian1.c
: Banyaknya hari kerja pekerja harian Isikan banyaknya hari kerja per bulan kerja dari bulan Mei 2013 s.d. bulan April 2014. Apabila usaha sedang tidak ada kegiatan (seperti: tidak ada proyek yang dikerjakan), maka pada bulan-bulan tersebut tidak ada kegiatan. Sehingga banyaknya hari kerja isiannya kosong. Contoh: pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja Pak Amir seorang pemborong pekerjaan konstruksi yang dibantu oleh Ane adik iparnya. Selama bulan Mei s.d. Juni 2013 usahanya belum mendapat pekerjaan borongan. Pada bulan Juli 2013 Pak Amir mendapat proyek pembangunan
70Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
rumah Pak Inggar yang diperkirakan selesai bulan Juli 2014. Untuk proyek ini Pak Amir mempekerjakan 10 orang per hari. Pekerja hanya libur pada hari Minggu dan hari-hari besar. Pada bulan Januari 2014 Pak Amir mendapat proyek lagi yaitu pemasangan keramik lantai di PT. Sukamaju yang diselesaikan selama satu bulan tanpa libur dengan pekerja 14 orang per hari. Bagaimana pengisian pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja?
Rincian 2
: Balas jasa dan upah selama setahun yang lalu Balas jasa pekerja dirinci antara pekerja tetap dan pekerja harian. Balas jasa pekerja terdiri dari gaji dan lainnya (upah lembur, hadiah, bonus, tunjangan dll). Upah/gaji: Balas jasa usaha untuk pekerja, sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah/gaji walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) usaha.
Lainnya termasuk tunjangan, upah lembur, hadiah, bonus, dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan71
sebagainya. Tunjangan: Pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang yang dibayarkan kepada instansi/yayasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja. Contoh : tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll. Upah lembur: Rata-rata upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di luar jam kerja biasa. Hadiah : Rata-rata pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini sifatnya hanya sewaktu-waktu saja. Pengeluaran selama sebulan diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran selama setahun dibagi banyaknya bulan kegiatan. Bonus : Rata-rata pemberian usaha kepada pekerja dalam bentuk
uang
atau
barang
karena
usaha
mengalami
kemajuan/peningkatan keuntungan, yang biasanya dibayarkan minimal sekali dalam periode setahun, oleh karenanya untuk mengetahui besarnya bonus dalam sebulan terlebih dulu dibagi banyaknya bulan kegiatan.
Balas jasa yang belum dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji usaha.
Beberapa komponen yang juga termasuk dalam balas jasa pekerja, antara lain: 1. Bila usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di bawah harga jual, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan sebagai balas jasa pekerja. 72Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
2. Bila usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai penyusutan selama referensi waktu survei. 3. Pengeluaran untuk pakaian seragam pegawai yang diberikan secara cumacuma kepada pekerja dan dapat dipakai di luar jam kerja seperti untuk pesta atau rekreasi. 4. Bila usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan, perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur dalam peraturan kesejahteraan pekerja. Komponen yang tidak termasuk balas jasa karena berkaitan dengan operasional produksi antara lain: 1. Pengeluaran makanan dan atau minuman khusus selain makanan rutin yang biasanya disebut extra fooding untuk meningkatkan produktivitas pekerja. 2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang
diberikan
secara
cuma-cuma kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja. BLOK V : BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG LALU Tujuan blok ini untuk mengetahui jenis biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha selama setahun yang lalu. Rincian 1
: Bahan bakar dan pelumas Bahan bakar: Segala bahan, baik cair maupun padat yang digunakan sebagai pembakar untuk menjalankan mesin, memasak dan lainnya yang dipakai untuk usaha, seperti: bensin, solar, minyak diesel, gas, dan pelumas. Besarnya nilai pengeluaran untuk bensin/solar tidak mencakup untuk kendaraan pribadi, maupun keperluan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan73
angkutan. Pelumas: Zat cair yang mempunyai kekentalan tertentu dipakai untuk melancarkan jalannya mesin agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50, dan sebagainya. Termasuk juga biaya bahan bakar dan pelumas untuk mesin pembangkit listrik (diesel) yang digunakan perusahaan. Rincian 2
: Air bersih Biaya pemakaian air bersih: Biaya pembelian air bersih dari perusahaan air minum/badan pengelola air minum ataupun dari pihak lain untuk keperluan usaha.
Rincian 3
: Listrik Biaya listrik : Biaya seluruh pemakaian listrik untuk keperluan usaha, seperti untuk penerangan dan menjalankan mesin.
Rincian 4
: Alat tulis kantor Semua alat tulis dan keperluan kantor yang habis dipakai seperti: kertas, spidol, pensil, tinta printer, karbon, pita mesin tik, map, kapur tulis, dan sejenisnya. Termasuk komputer supplies dan barang cetakan. Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah habis digunakan, tidak termasuk sisa (stok) yang belum digunakan.
Rincian 5
: Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal Biaya pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modaladalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki barang modal agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa menambah kapasitas, mengubah bentuk atau menambah umur barang modal tersebut, seperti biaya penggantian suku cadang, pemeliharaan mesin-mesin dan perbaikan bangunan
74Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
tempat usaha yang sifatnya tidak memperluas. Termasuk: mesin, bangunan, kendaraan, dan alat-alat konstruksi yang disewakan. Rincian 6
: Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi Biaya angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasiadalah seluruh biaya pengangkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi yang digunakan untuk kelancaran usaha.Termasuk: biaya pulsa/internet, biaya yang dibayarkan kepada provider (ISP), dan pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan pribadi maupun keperluan angkutan. Contoh: Biaya untuk membayar telepon atau membeli pulsa ponsel, ongkos angkutan pembelian bahan baku, dll.
Rincian 7
: Bunga atas pinjaman Adalahpengeluaran usaha untuk pembayaran bunga atas pinjaman modal kepada pihak lain, misalnya: bunga yang dibayarkan ke Bank, Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan tidak harus terhadap pinjaman pada tahun 2013, tetapi termasuk bunga atas pinjaman tahun sebelumnya.
Rincian 8
: Lainnya Biaya selain yang tercantum pada Rincian 1 s.d. Rincian 7 tersebut di atas yang dikeluarkan oleh usaha untuk kelancaran dan menunjang kegiatan usaha, seperti: jasa asuransi,
jasa
konsultan
konstruksi,
promosi
usaha,
sumbangan untuk masyarakat sekitar (Corporate Social Responsibilities/CSR)dan lain-lain. Rincian 9
: Jumlah rincian (1 s.d. 8)Cukup jelas
BLOK VI : PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan75
Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendapatan dari kegiatan konstruksi yang telah diselesaikan dan pendapatan dari kegiatan lainnya yang masih berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Rincian 1
: Nilai Pekerjaan Konstruksi yang Diselesaikan Nilai pekerjaan konstruksi: adalah nilai proyek dikurangi nilai pekerjaan yang disubkontrakkan dikalikan realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan. NK = (NP – NS) x %NR NK = Nilai pekerjaan konstruksi NP = Nilai proyek NS = Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan %NR = persentase realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan %NR didapat dari persentase pekerjaan yang diselesaikan di akhir periode survei dikurangi persentase pekerjaan diawal periode survei. Contoh: Usaha konstruksi Pak Inggar Sejahtera di Provinsi DKI Jakarta mengerjakan proyek jalan di Kali Malang sebesar Rp. 50.000.000,00 yang dimulai Desember 2012, sampai dengan akhir April 2013 sudah dikerjakan 40%. Proyek tersebut selesai April 2014dengan sebagian proyek disubkontrakkan sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk pengaspalannya. Jadi nilai pekerjaan Pak Inggar Sejahtera untuk pembuatan jalan di Kali Malang sebesar (50.000.000 – 10.000.000) x (100 – 40)/100 = 24.000.000,00
Rincian 1K.4 : Bahan Bangunan yang digunakan
76Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Bahan/material yang digunakan dalam setiap proyek baik bidang pekerjaan gedung, sipil, dan khusus. Contoh: semen pada bidang pekerjaan gedung dan sipil, kabel pada bidang pekerjaan konstruksi khusus. Rincian 2
: Pendapatan dari kegiatan lainnya Nilai pendapatan dari kegiatan lainnya adalah pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan utama usaha konstruksi, seperti:
jasa desain gambar, konsultan,
penggunaan modal jasa konstruksi, sewa tanah, sewa gedung, sewa peralatan konstruksi, sewa alat berat konstruksi, dari bunga, deviden, hak cipta, dan kegiatan lainnya. Rincian 2.a
: Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama Adalahselisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan nilai belinya dalam bentuk yang sama (tanpa mengalami perubahan bentuk atau tanpa diproses). Contoh: Awal bulan Juni 2013, Pak Sugi membeli 1.000 zak semen dengan harga @ 50.000/zak untuk pembangunan gedung SD. Kebutuhan pembangunan ternyata hanya 800 zak semen. Untuk menghindari semen yang menjadi keras, Pak Sugi menjual sisa semen yang tidak terpakai dengan harga @ 55.000/zak. Keuntungan dari penjualan semen tersebut adalah: (1000 – 800) x (55.000 – 50.000) = Rp. 1.000.000,00
Rincian 2.b
: Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya Yang termasuk pendapatan lainnya adalah pendapatan dari bunga atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya yang
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan77
diterima. Rincian 2.c
: Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya Yang termasuk rincian ini adalah transfer dari pihak lain (sumbangan, hadiah dan sejenisnya).
Rincian 2.d
: Lainnya Tuliskan dengan lengkap pendapatan lainnya yang terkait dengan usaha berikut nilainya. Termasuk pendapatan dari kegiatan lain, seperti: menyewakan barang modal milik usaha, penjualan barang sisa potongan/sampah hasil usaha. Contoh: a.Pendapatan dari sewa alat/mesin/bangunan milik usaha. b.Pendapatan dari penjualan sisa potongan besi dan kayu, hasilbongkaran, dan sebagainya.
Rincian 3
: Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan Nilai
pekerjaan
dari
satu
proyek
yang
sebagian
dikerjakan/disubkontrakkan ke pihak lain. Contoh: Suatu usaha konstruksi yang memiliki proyek pembangunan gedung mensubkontrakkan pemasangan jaringan listrik kepada usahakonstruksi lain. Rincian 4
: Jumlah (Rincian 1.f + 2 - 3) Cukup jelas
BLOK VII : RINGKASAN Kolom (1)
: Pendapatan Disalin dari Blok VI Rincian 4
Kolom (2)
: Pengeluaran Penjumlahan [Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) + Blok V Rincian 11 Kolom (2) + Blok VI Rincian 1f Kolom (4) –
78Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Blok V Rincian 8 Kolom (2)] Kolom (3)
: Selisih Selisih Pendapatan dengan Pengeluaran didapat dari Pengurangan Kolom (1) – Kolom (2) Jika isian Kolom (3) hasilnya minus (-), harap diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2.c kolom (2), Blok V, dan Blok VI.
BLOK VII: PERMODALAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai harta dari usaha konstruksi yang digunakan untuk kegiatan usahatersebut pada keadaan 30 April 2014. Kolom(1)dan : Harta lancar Kolom(2) Harta: Kekayaan yang berasal dari milik sendiri dan digunakan dalam suatu usaha ekonomi. Harta lancar meliputi seluruh uang tunai, piutang usaha, dan bahan/material yang tersedia. Kolom(1)
: Uang tunai (termasuk piutang usaha) Isikan pada Kolom (1) uang tunai yang dimiliki seperti dalam bentuk: kas, tabungan, deposito, dan piutang usaha dalam rupiah pada keadaan 30 April 2014.
Kolom(2)
: Persedian barang-barang untuk kegiatan usaha Isikan pada Kolom (2) persediaan barang-barang dalam rupiah pada keadaan 30 April 2014. Pada umumnya mempunyai umur pemakaian kurang dari setahun
Kolom(3) s.d.Kolom(7)
: Harta Tetap Harta Tetap: Peralatan dan perlengkapan usaha yang digunakan sebagai
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan79
sarana/alat
usaha
yang umumnya
mempunyai umur pemakaian lebih dari setahun meliputi: a. Tanah b. Bangunan/gedung c. Mesin dan peralatan (seperti: Molen, Compactor, dan sebagainya) d. Kendaraan e. Barang modal lainnya (seperti : hak cipta, hak paten) Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai milik usaha apabila: 1.Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul dimiliki (termasuk yang berasal dari hibah). 2. Peralatan dan perlengkapan tersebut masih dalam proses kredit. 3. Semua peralatan dan perlengkapan milik usaha yang berada di pihak lain. Catatan: Kendaraanmiliksendiri
yang
digunakanuntukkeperluanusaha
dan
rumahtanggadimasukkansebagai harta tetap. Harta tetapdinilaiberdasarkan atas harga pasar yang berlaku pada 30 April 2014. Bangunan usaha sendiri yang digunakanuntukkegiatanusahadinilaimenurutharga pasar yang berlaku pada 30 April 2014. Barangbarangmasihdalamproseskreditmakanilaibarangtersebutsesuaidengannilaipokok kredit yang telahdikeluarkan/dibayarkan. Contohhartatetap Pengusaha
Konstruksi
”Bambang”
sampaiakhirbulan
2014memilikitabungansebesarRp
April
100.000.000,-.
Tabungantersebutmerupakankeuntunganusaha yang telahdijalankanselamaini. Pada
bulan
Mei
2014sebagianuangnyadipinjamtetangganya
yang
juga
pengusaha konstruksi sebesarRp 50.000.000,-. Pada awal bulan Mei
80Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
2014Bambang
meminjamke
Bank
sebesarRp
uangtersebuttidakdigunakanuntukusahanya,
200.000.000,-.
Apabila
makaisianuangtunaiBlok
VIII
Kolom (1) sebesarRp 100.000.000,BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA Blok
ini
bertujuan
untuk
memperoleh
keterangan
mengenai
permasalahan yang dihadapi perusahaan yang sifatnya kualitatif dan prospek usaha. Berikan tanda cek (√) sesuai dengan tingkat masalahnya. Rincian 1
: Permasalahan yang dialami: Untuk usaha yang mengalami permasalahan pada Rincian 1.a s.d. 1.j
beri tanda cek (√) pada salah satu tingkat
permasalahan yang dihadapi. Rincian 2
: Kondisi dan prospek usaha konstruksi Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom naik, tetap atau turun pada kondisi usaha periode pencacahan dibandingkan tahun sebelumnya dan prospek usahapada tahun pencacahan dibandingkan tahun yang akan datang menurut setiap rincian.
BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS Blok keterangan responden dan petugas merupakan blok pernyataan bahwa
jawaban
yang
diberikan
dalam
daftar
diberikan
oleh
yang
bertanggungjawab pada perusahaan tersebut. Sertakan informasi nama, jabatan, nomor telepon/HP, tanggal pengesahan, dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban). Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjunganulang. Disamping itu sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan isikan nama, jabatan, nomor telepon/HP,tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan. Rincian 1- 3
: Tuliskan nama, no.Telp/HP,
tanggal mulai dan
selesainya kegiatan dan tanda tangan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan81
BLOK IX: CATATAN Catat informasi dari responden, pencacah dan pengawas/pemeriksa untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan daftar isian dan bermanfaat dalam pengolahan. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas.
82Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB VII
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
7.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh jajaran petugas yang ada dalam struktur organisasi survei dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Agar pencacahan Survei Usaha Konstruksi Perorangan menghasilkan data yang akurat perlu dilakukan pengawasan atas jalannya pencacahan dan pemeriksaan Daftar isian Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2014 (SKP14). Hal ini dilakukan selain untuk menghindari kesalahan dalam penentuan sampel usaha terpilih, pengisian Daftar SKP14-Pdan SKP14-Sjuga pemberian kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Perorangan2014 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan buku pedoman untuk pemeriksaan isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S. Bab ini menjelaskan secara rinci tentang konsistensi isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S baik konsistensi isian dalam blok maupun konsistensi isian antar blok, juga menjelaskan tata cara penarikan sampel. Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
7.2. Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan Pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi yang strategis dalam upaya menghasilkan data yang berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan pelaksanaan lapangan dan pemeriksaan hasil pencacahan oleh pengawas harus dilaksanakan secara optimal. Kegiatan tersebut perlu dilakukan mengingat
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan83
pengawas merupakan saringan terdepan dari organisasi pengumpulan data. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka kesalahan atau isian yang meragukan dapat diketahui secara lebih dini. Pengawas mempunyai peran ganda, yaitu petugas yang berperan tidak hanya berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek kualitas data. Aspek lapangan: memberikan arti bahwa pengawas mempunyai tanggung jawab dalam hal ketepatan waktu dan sasaran serta kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas pencacah di lapangan. Aspek kualitas:
lebih ditekankanpada bagaimana seorang pengawas dapat melakukan pemeriksaan kualitas isian sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dari instrumen yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas.
7.3. Pengawasan Pengawas atau Pemeriksa(PML) bertugas membimbing pencacah (PCL) yang dibawahinya. Pada hari pertama dilakukan pencacahan SKP14, PML mendampingi PCL melakukan pencacahan di wilayah tugas PCL bersangkutan. Kemudian PML memeriksa secara langsung isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S hasil pencacahan, PML memberitahu apabila ada kekeliruan/kesalahan dan memberi petunjuk cara mengatasinya. Selain itu, PML juga memberikan saransaran dan pengarahan kepada PCL tentang cara berwawancara atau memberikan penjelasan kepada responden. Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut: a.
Periksa apakah lokasi dan batas-batas desa/kelurahan yang dikerjakan PCL sudah sesuai dengan beban tugasnya.
84Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
b. c.
d. e.
f.
g.
Yakinkan bahwa tidak satupun sampel usaha terlewat cacah atau cacah ganda yang dilakukan PCL satu dengan PCL lainnya. Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk mengawasi dan melakukan pemeriksaan isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S. Hal ini dilakukan jika terjadi kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini dan dapat segera diberitahukan kepada PCL, untuk menghindari kesalahan yang sama pada pencacahan berikutnya. Lakukan pengecekan di lapangan untuk melihat apakah PCL benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut Ingatkan PCL agar melakukan pencacahan dengan Daftar SKP14-P sesuai dengan desa/kelurahan terpilih dan SKP14-Ssesuai dengan Daftar Sampel SKP14-DS. Ingatkan PCL agar menepati jadwal pencacahan yang telah ditetapkan, karena keterlambatan pencacahan akan mengganggu jadwal kegiatan selanjutnya.
7.4. Pemeriksaan Lain halnya dengan pengawasan, pemeriksaan lebih menitik-beratkan pada aspek kualitas data atau isiannya. Oleh sebab itu PML harus melakukan pemeriksaan terhadap isian Daftar SKP14-P dan SKP14-Shasil pencacahan PCL secara seksama. Pemeriksaan ini dilakukan untuk setiap rincian maupun keterkaitannya dengan rincian lain yang saling berhubungan. Perhatikan kebenaran dan kewajaran isian disesuaikan dengan jenis kegiatannya, terutama yang berupa nilai.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan85
Pada tahap pemeriksaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam melakukan pemeriksaan terhadap Daftar SKP14-P dan SKP14Sharus berpedoman kepada Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa SKP14. Jika dijumpai ketidak-lengkapan isian, kesalahan ataupun isian meragukan, beritahukan kesalahan tersebut kepada PCL dan beritahu pula bagaimana seharusnya. Bila perlu, untuk perbaikan tersebut dilakukan dengan kunjungan ulang bersama-sama PCL ke lapangan. b. Usahakan pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin setelah sejumlah Daftar SKP14-P dan SKP14-Sditerima dari PCL, tanpa harus menunggu seluruh dokumen diterima. c. Tepati jadwal pengiriman daftar SKP14-P dan SKP14-Sserta dokumendokumen lainnya ke BPS Kabupaten/Kota.
86Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB VIII
PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP14-P
8.1.Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat Periksa apakah penulisan dan isian pada kotak Rincian 1 s.d.5 sudah sesuai dengan daftar desa/kelurahan yang terdapat dalam Daftar SKP14DSDesa. Sedangkan isian kotak Rincian 6 merupakan angka random yang dibangkitkan dari distribusi Uniform.
8.2. Pemeriksaan Blok II: Ringkasan Salin semua rincian berdasarkan petunjuk yang ada pada Daftar Isian SKP14-P, setelah melakukan pemeriksaan untuk Blok V. Daftar Rumah tangga/Usaha Konstruksi.
8.3.Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan Pengesahan Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan kegiatan dan telah membubuhkan tanda tangannya. Serta periksa pula apakah sudah ada pengesahan oleh kepala desa/lurah dengan menuliskan tanggal, nama, tanda tangan,dan cap/stempel desa/kelurahan yang menjadi tempat tugasnya. Kalau belum, harus menuliskan dan mencantumkannya, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
8.4.Pemeriksaan Blok IV: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, dapat dituliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas
dapat
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP14-P.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan87
8.5.Pemeriksaan Konstruksi
Blok
V:
DaftarRumahtangga/Usaha
8.5.1. Pojok Kanan Atas ‘Halaman .. dari .. halaman’dan Pojok Kanan Bawah ‘Identitas’ Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar kolom yang saling berkaitan {Kol.(1) s.d.(15)}, periksa apakah seluruh lembar atau halaman dari satu set Daftar SKP14-Pjumlahnya sudah lengkap dan mempunyai nomor identitastercetakyang tertulis dipojok kanan bawahdi seluruh lembar sudah sama. Perhatikan juga apakah penulisannya sudah mengikuti aturan. Untuk melihat kelengkapan halaman/lembar dari satu set Daftar SKP14-P, agar dilihat apakah yang tertulis pada ‘Halaman …. dari …. halaman’ khususnya angka di bagian depan dari lembar pertama sampai dengan lembar terakhir sudah berurutan dari nomor 1 s.d. nomor terakhir, dan pada lembar terakhir angka di bagian depan harus sama dengan angka di bagian belakang. Contoh:Lembar pertama Blok V tertulis ‘Halaman 1 dari 5 halaman’, dan lembar terakhir tertulis ‘Halaman 5 dari 5 halaman’. Jika terjadi hal-hal berikut: i. Angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar terakhir tidak berurutan. ii Angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian belakang pada halaman terakhir, maka pengawas menanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan dalam penulisan atauada lembar yang tercecer/hilang. Apabila ternyata ada lembar yang tercecer/hilang,maka pencacah diminta untuk melakukan pencacahan ulang terhadap usaha dari lembar yang tercecer/hilang tersebut.
88Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
8.5.2. Konsistensi Isian Antar Kolom Blok V 1. Periksa Kolom (1) terisi nomor blok sensus, Kolom (2) nomor urut rumah tangga/usaha,Kolom (3) KIP, Kolom (4) Calon Responden, dan Kolom (5) Alamat Lengkap. Karena nomor KIP diberikan hanya dari BPS Pusat, kecuali nomor KIP, Apakah masing-masing kolom yang tercetaktelah dimutakhirkan sesuai keadaan lapangan. 2. Periksa Kolom (6) apakah terisi kode ’1’ atau kode ’0’.Bila terisi kode ’1’ maka Kolom (7) terisi, bila tidak perbaiki. 3. Periksa Kolom (7) apakah terisi kode ‘1’ atau kode ‘0’. Bila terisi kode ‘1’ maka Kolom (8) terisi, bila tidak perbaiki. 4. Periksa Kolom (8) apakah terisi kode ‘1’atau kode ‘0’, Bila terisi kode ‘1’ maka Kolom (9) terisi, bila tidak perbaiki. 5. Periksa Kolom (9) apakah terisi kode ‘1’ataukode ‘0’, bila tidak perbaiki. 6. Periksa Kolom (10). Jika Kolom (10) terisi kode ‘1’ atau kode ‘9’ maka Kolom (11), Kolom (12) dan salah satu Kolom (13) s.d. Kolom (15) harus terisi. Apabila masih kosong agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan. 7. Periksa salah satu isian Kolom (13) s.d.Kolom (15) harus ada tanda cek (√) dan sudah sesuai dengan deskripsi Kolom (12). 8. Periksa apakah ada usaha konstruksi hasil snowballing. Jika ada maka tertulis di baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. 9. Periksa apakah Kolom (2) nomor urut hasil snowballing terisi angka biasa meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi, jika tidak perbaiki.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan89
90Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB IX
PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP14-S
9.1. Pemeriksaan Secara Umum a.
Periksa banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi tanggungjawab masing-masing pencacah.
b.
Periksa untuk setiap perubahan/ganti, pindah alamat, tutup, dan lain-lain, harus sudah diberi penjelasan pada Daftar Sampel SKP14-DS.
c.
Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital, jika belum harus dikoreksi. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait.
d.
Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah menggunakan satuan standar. Apabila masih menggunakan satuan setempat agar diusahakan untuk memberikan catatan konversi dari satuan setempat yang digunakan ke satuan standar.
e.
Periksa semua nilai harus dalam satuan rupiah.
f.
Periksa isian keterangan/jawaban dan atau kode yang dilingkari harus sesuai dengan kotak yang tersedia.
g.
Semua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban ’Lainnya (tuliskan: ...........)’ harus ada isian. Apabila masih kosong agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan.
h.
Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya lihat Blok XI: Catatan. Apabila masih belum jelas, konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan91
i.
Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian dalam kotak maka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari.
9.2. Pemeriksaan Blok I.: Keterangan Tempat a.
Periksa isian identitas pada Rincian KIP dan Blok I Rincian 1 s.d. 4, harus sudah sesuai dengan identitas pada Daftar SKP14-DS.
b.
Rincian 2 dan 4: Kabupaten/Kota harus sudah dicoret untuk keterangan yang tidak diperlukan (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/ Kota). Hal yang sama juga untuk Rincian 4 Desa/Kelurahan, harus sudah dicoret untuk yang tidak sesuai.
c.
Rincian 5(Nomor Blok Sensus), Rincian 6(Nomor UrutUsaha) dan Rincian 7(Nomor Urut Sampel) masing-masing harus sama dengan nomor urut pada Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (1), Kolom (3) dan Kolom (2).
9.3.Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha a. Rincian
1:(Nama
Usaha)
danRincian
2
(Alamat
Usaha)
harussamadengannama dan alamat usaha pada Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (5) dan (6). Jika tidak sesuai perbaiki sesuai keadaan sebenarnya. b. Rincian 3:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam kotak. c. Rincian 4: Penulisan kegiatan utama usaha harus sejelas-jelasnya. Cek kegiatan utama (Rincian 4) dengan bidang pekerjaan usaha (Rincian 3). Pada isian KBLI apakah sudah sesuai dengan isian kegiatan utama usaha.Jika ragu, konfirmasikankembali ke pencacah untuk memastikan jenis kegiatan utamanya. d. Rincian 4.a:Periksa apakah isian sudah sesuai dengan persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama dan 92Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak. e. Rincian 4.b:Periksa apakah isian persentase upah pekerja harian lepas terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama sudah benar dan pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak.
9.4.Pemeriksaan Blok III :KeteranganUmum, Bimbingandan Sumber Modal a. Rincian 1: Periksa apakah penulisannama pengusaha sudah lengkap dengan penulisan gelar dibelakang nama. Misalkan: Sujariyah, SH., Raden Inggar Prasetya, Daeng Alex, Tubagus Sugiarto, dan sebagainya. b. Rincian 2:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam kotak. Perhatikan kewajaran isian, jika ada keraguan jawaban yang dilingkari dengan isian Rincian 1 (nama pengusaha). Misalnya: isian Rincian 1Nani Kurniani, sedangkan isian Rincian 2 yang dilingkari1 (laki-laki). Tanyakan ke petugas, apakah sudah sesuai. c. Rincian 3: Perhatikan kewajaran isian. Sekalipun kita tidak mempunyai batasan tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan
berapa
kewajaran
umur
seorang
pengusaha,
isian
maksimum 98. d.
Rincian 4: Perhatikan konsistensi antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan dengan umur pada isian Rincian 3, jika terdapat keraguan tanyakan kepada pencacah
e.
Rincian 5.a: Periksa apabila kode 1 terisi maka Rincian 5.b harus terisi dan apabila terisi Kode 2 langsung keRincian 6.
f.
Rincian 5.b: Periksa apakah wajar isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan93
g.
Rincian 6: Periksa kewajaran isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).
9.5.Pemeriksaan Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan Upah Rincian 1.Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerjasetiap bulan kegiatan. Perhatikan isian banyaknya pekerja tetap untuk setiap bulan kegiatanpada Rincian1.a. Isian banyaknya pekerja tetap minimum 1 orang. Perhatikan isian jenis kelamin pekerja tetap dan rata-rata pekerja tetap per bulan.
Perhatikan isian jumlah pekerja harian menurut jenis kelamin untuk setiap bulan kegiatan pada Rincian 1.b. Isian jumlah pekerja harian boleh kosong jika usaha konstruksi tidak mempunyai proyek, tetapi bila usaha konstruksi mempunyai proyek tanyakan kewajaran isiannya.
Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pekerja harian pada Rincian 1.c untuk setiap bulan kegiatan mulai bulan Mei – Desember 2013 dan Januari–April 2014.Isian maksimum sama dengan jumlah hari pada bulan bersangkutan. Bulan kegiatan tidak boleh kosong semua, paling tidak ada satu bulan yangterisi. Rincian 2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu. Cermati apakah rincian ini telah diisi dalam satuan rupiah dengan benar dan sudah wajar, kemudian lakukan langkah berikut ini: Isian Rincian 2.a Kolom (2) = Rincian 2.a.1 Kolom (2) + Rincian 2.a.2 Kolom (2) Isian Rincian 2.c Kolom (2) = Rincian 2.a Kolom (2) + Rincian 2.b Kolom (2) 94Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Perhatikan kewajaran isian balas jasa dan upah (Rincian 2) dengan pekerja tetap dan jumlah pekerja harian (Rincian 1).Jika Rincian 1.a terisi maka Rincian 2.a juga harus terisi, jika Rincian 1.b terisi maka Rincian 2.b juga harus terisi.
9.6.Pemeriksaan Blok V : Biaya Kegiatan Usaha Selama Setahun Yang Lalu a.
Periksa apakah semua biayayang ada pada Rincian 1 s.d.Rincian 8 Kolom (2) sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang.
b.
Pada Rincian 1 s.d. Rincian 8 Kolom (2), perhatikan kesesuaian dan kewajaran jenis biaya kegiatan usaha setahun yang lalu dengan biaya/pengeluaran sebulan.
c.
Hitung kembali isian pada Rincian 9 Kolom (2) apakah sudah merupakan hasil penjumlahan dari Rincian 1 s.d. Rincian 8 Kolom (2).
9.7.Pemeriksaan Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu Rincian 1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi Rincian 1.a Kolom (1) adalah uraian berupa jenis konstruksiyang dikerjakandan isiannya harus sesuai dengan KBLI dari kegiatan utama yang dilakukan usaha (Blok II Rincian 4). Periksa penulisan uraian jenis konstruksi yang dihasilkan, KBLI 2 digit, provinsi lokasi pekerjaan, bahan bangunan yang digunakan, dan nilai pekerjaan yang diselesaikan pada Rincian 1.a s.d. 1.e Kolom (1) telah dituliskan secara berurutan dan dimulai dari nilai konstruksi terbesar ke nilai konstruksi yang terkecil. Bila salah lakukan perbaikan. Periksa kewajaranpengeluaran bahan/material yang digunakan Blok
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan95
VI Kolom (4) dengan nilai pekerjaan Blok VI Kolom (5) setiap baris. Periksa pula total jumlah pengeluaran bahan/material digunakan
Blok
VI
Rincian
1.f
Kolom
yang (4)
danupahpekerjaharian(Blok IVRincian 2.b) dengan nilai pekerjaan Blok VIRincian 1.fKolom (5). Periksa penjumlahan nilai pada Rincian 1.f Kolom (4) dan Rincian 1.f Kolom (5) yang masing-masing merupakan penjumlahan dari Rincian 1.a s.d. 1.e Kolom (4) dan Kolom (5). Rincian 2. Pendapatan dari kegiatan lainnya Jika Blok VI Rincian 1 ada isian, maka Rincian 2 bisa ada isian. Rincian 2.d Kolom (5) merupakan pendapatandarikegiatan lain yang berhubungandenganusahakonstruksi, jikaadaisianperiksadarimanapendapatantersebut Rincian 3. Nilai Pekerjaan yang Disubkontrakkan
Periksa Rincian 3 tidak boleh lebih besar dari Rincian 1.f Kolom (5)
Rincian 4. Rincian (1.f + 2 - 3) Periksa hasil penghitunganRincian (1.f +2 – 3)
9.8.Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan a.
Periksa isian pendapatan di Kolom (1), apakah sudah sesuai dengan isian Blok VI Rincian 4 Kolom (5).
b.
Periksa isian biaya/pengeluaran di Kolom (2), apakah sudah sesuai dengan penjumlahan Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) ditambah Blok V Rincian 9 Kolom (2) ditambah Blok VI Rincian 1.f Kolom (4)
c. Periksa isian selisih di Kolom (3), apakah sudah benar. Jika hasilnya minus (-), harap diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2, Blok V, dan Blok VI. Jika ternyata masih minus (-), maka tanyakan kepada Pencacah dan tuliskan alasan di blok catatan. 96Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
9.9.Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan Periksa apakah isian nilai Kolom (1) s.d. Kolom (7) sudah dalam rupiah. a. Kolom (1) dan (2): Harta lancar Periksa kebenaran isian Kolom (1) dan Kolom (2). b. Kolom (3) s.d. Kolom (7): Harta tetap Periksa kebenaran isian Kolom (3) s.d.Kolom (7). c. Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) dan Jumlah {Kol.(3) s.d Kol.(7)} Periksa kebenaran jumlah isiannya.
9.10. Pemeriksaan Blok IX: Kendala dan Prospek Usaha a. Rincian 1. Permasalahan yang dialami Periksa Rincian 1.a s.d.1.j harus ada satu isian tanda cek (√) untuk 3 kategori permasalahan. Jika isian kosong atau meragukan tanyakan ke pencacah. b. Rincian 2. Kondisi dan prospek usaha konstruksi Periksa Rincian 2.a s.d. 2.g harus ada satu isian tanda cek (√) pada kolom kondisi periode tahun pencacahan dan satu isian tanda cek (√) pada kolom prospek periode yang akan datang, jika kosong tanyakan ke pencacah
9.11. Pemeriksaan BlokX : Keterangan Responden dan Petugas a. Periksa nama pemberi jawabandi Kolom (2),
nomor telepon/HPdi
Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5) apakah sudah diisi secara lengkap. b. Periksa apakah pencacah telah menuliskan di Kolom (2) nama, nomor telepon/HP di Kolom (3), tanggal pelaksanaan kegiatan di Kolom (4),dan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan97
membubuhkan tanda tangannya di Kolom (5). Apabila masih kosong, pencacah harus mengisi sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. c. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas menulis di Kolom (2) nama, nomor telepon/HPdi Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5), sebagai bukti daftar isian telah diperiksa.
9.12. Pemeriksaan Blok XI : Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada Blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP14-S.
98Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
LAMPIRAN 1 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan99
100Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009) F KONSTRUKSI Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi, yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil.Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan, terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas industri, jaringan pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga, dan lain-lain. Kegiatan konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian gedung dan lainlain. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau atas dasar balas jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan pekerjaan konstruksi dapat disubkontrakan.Unit yang melakukan subkontrak kegiatan konstruksi diklasifikasikan di sini.Kategori ini mencakup juga kegiatan perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kategori ini dibedakan menjadi konstruksi lengkap bangunan gedung (Golongan Pokok 41), konstruksi lengkap bangunan sipil (Golongan Pokok 42), dan juga kegiatan konstruksi khusus, jika hanya melakukan sebagian proses konstruksi (Golongan Pokok 43).
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan101
Persewaan peralatan konstruksi dengan operatornya diklasifikasikan sesuai kegiatan konstruksi tertentu yang dilakukan dengan peralatan tersebut. Kategori ini juga mencakup pengembangan proyek konstruksi untuk bangunan gedung atau bangunan sipil dengan menggabungkan semua unsur keuangan, teknik dan fisik untuk mewujudkan proyek konstruksi dengan untuk dijual.Jika proyek konstruksi dari kegiatan tersebut dilakukan tidak untuk dijual, tetapi untuk dioperasikan (yaitu ruangan dalam bangunan tersebut disewakan, kegiatan industri pengolahan dalam pabrik), maka diklasifikasikan sesuaidengan kegiatan operasionalnya, yaitu real estat atau industri pengolahan. 41 KONSTRUKSI GEDUNG Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai macam gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur prefabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Golongan pokok ini mencakup konstruksi bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pertokoan, sarana dan prasarana umum lainnya, termasuk bangunan pertanian dan
lain-lain.Kegiatan
konstruksi
bangunan
dimungkinkan
untuk
disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. 410 KONSTRUKSI GEDUNG Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan baik untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya bagian khusus saja dari proses konstruksi yang dilakukan, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan pada Golongan Pokok 43. Golongan ini mencakup konstruksi semua jenisbangunan tempat tinggal dan bukan bangunan tempat tinggal, seperti rumah, gedung tempat tinggal, gedung yang digunakan untuk keperluan 102Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
komersial dan industri, bangunan tempat ibadah, pemasangan dan pendirian bangunan/struktur
prafabrikasi
pada
lokasi
proyek.Termasuk
kegiatan
perubahan model dan renovasi bangunan/struktur yang sudah ada. 4101 KONSTRUKSI GEDUNG Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan tempat tinggal atau bukan tempat tinggal dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya melakukan sebagian proses konstruksi saja, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan dalamGolongan Pokok 43. Subgolongan ini mencakup : -
Konstruksi semua jenis bangunan tempat tinggal, seperti rumah keluarga tunggal dan bangunan untuk banyak keluarga, termasuk bangunan bertingkat
-
Konstruksi semua jenis bangunan bukan tempat tinggal, seperti bangunan untuk perindustrian, contohnya pabrik industri, bengkel kerja, pabrik perakitan; rumah sakit, sekolah, bangunan kantor; hotel, toko, mall, restoran; bangunan bandara; fasilitas olahraga di dalam ruangan; garasi parkir, termasuk parkir bawah tanah; gudang; bangunan tempat ibadah
-
Perubahan model atau renovasi struktur bangunan yang sudah ada
Subgolongan ini tidak mencakup : -
Pemasangan konstruksi prafabrikasi secara keseluruhan dari bagianbagian bukan beton yang dapat dirakit sendiri, lihat Golongan Pokok 16 dan 25
-
Konstruksi fasilitas industri kecuali bangunan, lihat 4291
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan103
-
Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
-
Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan konstruksi, lihat 7110
41011 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT TINGGAL Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat tinggal, seperti rumah tempat tinggal, apartemen dan kondominium.Termasuk pembangunan gedung untuk tempat tinggal yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat tinggal. 41012 KONSTRUKSI GEDUNG PERKANTORAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perkantoran, seperti kantor dan rumah kantor (rukan). Termasuk pembangunan gedung untuk perkantoran yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung perkantoran. 41014 KONSTRUKSI GEDUNG INDUSTRI Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk industri, seperti pabrik dan bengkel kerja.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung industri. 41014 KONSTRUKSI GEDUNG PERBELANJAAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perbelanjaan, seperti mall, toserba, toko, rumah toko (ruko) dan warung.Termasuk pembangunan ruko yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung perbelanjaan. 41015 KONSTRUKSI GEDUNG KESEHATAN 104Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas dan balai pengobatan.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung kesehatan. 41016 KONSTRUKSI GEDUNG PENDIDIKAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana pendidikan, seperti sekolah, tempat kursus, laboratorium dan bangunan penunjang pendidikan lainnya.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung pendidikan. 41017 KONSTRUKSI GEDUNG PENGINAPAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk penginapan, seperti hotel, hostel dan losmen.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung penginapan. 41018 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT HIBURAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat hiburan,
seperti bioskop, gedung kesenian dan gelanggang
olahraga. Termasuk pembangunan gedung untuk tempat hiburan yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat hiburan. 41019 KONSTRUKSI GEDUNG LAINNYA Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk penggunaan selain dalam Kelompok 41011 s.d. 41018, seperti tempat ibadah, terminal/stasiun, bangunan monumental, bangunan bandara, gudang dan lainnya.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung lainnya.
4102 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan105
UNTUKKONSTRUKSI GEDUNG Subgolongan ini mencakup : -
Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak
41020 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUKKONSTRUKSI GEDUNG Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 42 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik bangunan baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan perubahanbangunan, pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek dan konstruksi yang bersifat sementara.Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga di tempat terbuka dan lain-lain.Sebagian atau keseluruhan pengerjaan dapat dilakukan atas biaya sendiri, berdasarkan balas jasa/kontrak. 421 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi dan pekerjaan permukaan jalan kendaraan bermotor dan kendaraan lain dan jalan untuk pejalan kaki serta pekerjaan sejenisnya. Golongan ini juga mencakup konstruksi jembatan jalan 106Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
layang bebas hambatan, terowongan, rel kereta apibaik di permukaan atau bawah
tanah,
dan
landasan
pacu
lapangan
udara.
Termasuk
pemasanganbangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek. 4211 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Subgolongan ini mencakup : -
Konstruksi jalan tol, jalan raya, gang, jalan pejalan kaki dan kendaran lainnya
-
Pengerjaan permukaan jalan, gang, jalan layang, jembatan atau terowongan, seperti pengaspalan jalan, pengecatan jalan untuk tanda atau rambu lalu lintas dan pemasangan palang kereta api, rambu lalu lintas dan sejenisnya
-
Konstruksi jembatan, mencakup jalan raya yang ditinggikan (jalan layang)
-
Konstruksi terowongan
-
Konstruksi rel kereta api dan rel subway
-
Konstruksi landasan pacu pesawat terbang
-
Subgolongan ini tidak mencakup :
-
Pemasangan penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang menggunakan listrik, lihat 4321
-
Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
-
Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan pekerjaan teknik sipil, lihat 7110
42111 KONSTRUKSI JALAN RAYA Kelompok
ini
mencakup
usaha
pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol.Termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan107
jalandan rambu-rambu. 42112 KONSTRUKSI JEMBATAN DAN JALAN LAYANG Kelompok
ini
mencakup
usaha
pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan jembatan dan jalan layang.Termasuk juga kegiatan pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan
penunjang,
pelengkap
dan
perlengkapan jembatan dan jalan layang, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu. 42114 KONSTRUKSI LANDASAN PACU PESAWAT TERBANG Kelompok
ini
mencakup
usaha
pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan landasan pacu pesawat terbang.Termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan landasan pacu, seperti pagar/tembok penahan, drainase landasan pacu, marka landasan pacu dan rambu-rambu. 42114 KONSTRUKSI JALAN KERETA API DAN JEMBATAN KERETA API Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan jalan dan jembatan kereta api. 42115 KONSTRUKSI TEROWONGAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan terowongan di bawah permukaan air, di bukit atau pegunungan dan di bawah permukaan tanah. 4212 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUKKONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Subgolongan ini mencakup : -
Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api
108Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak 42120
PEMASANGAN
BANGUNANKONSTRUKSIPRAFABRIKASI
UNTUKKONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 422
KONSTRUKSI
JARINGAN
SALURAN
UNTUK
IRIGASI,
KOMUNIKASI DANLIMBAH Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi jaringan distribusi dan bagian yangmenyatu dan berkaitan dengan sistem irigasi, komunikasi dan pembangunan limbah. Golongan ini juga mencakup konstruksi saluran pipa jarak jauh, jaringan komunikasi dan energi baik di perkotaan maupun perdesaan; bangunan perkotaan tambahan, konstruksi jaringan dan saluran air, sistem irigasi/kanal, waduk, konstruksi sistem pembuangan limbah/kotoran, termasuk perbaikannya, bangunan pembuangan limbah/kotoran, stasiun pompa, bangunan pembangkit energi, termasuk pengeboran sumur air. Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi. 4221 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI, KOMUNIKASI DANLIMBAH Subgolongan ini mencakup konstruksi bangunan dan struktur yang terkait dan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem ini. Subgolongan ini mencakup : -
Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa jarak jauh, jaringan listrik dan komunikasi
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan109
-
Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa dalam kota, jaringan komunikasi dan sumber tenaga
-
Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran air
-
Konstruksi bangunan sipil untuk sistem jaringan saluran irigasi (kanal)
-
Konstruksi bangunan sipil untuk reservoir (waduk)
-
Konstruksi sistem saluran air kotor atau saluran pembuangan, termasuk perbaikannya
-
Konstruksi pipa atau bangunan pembuangan limbah
-
Konstruksi stasiun pemompa
-
Konstruksi pembangkit tenaga listrik
-
Konstruksi pengeboran sumur
-
Subgolongan ini tidak mencakup :
-
Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan pekerjaan teknik sipil, lihat 7110
42211 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI Kelompok
ini
mencakup
usaha
pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan konstruksi jaringan saluran air, sistem irigasi (kanal), reservoir (waduk) dan sipon dan drainase irigasi. 42212 KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN, PENYALURAN DAN PENAMPUNGAN AIR MINUM, AIR LIMBAH DAN DRAINASE Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikanbangunan penyadap dan penyalur air baku, bangunan pengolahan air baku, bangunan menara air dan reservoir air, jaringan penyalur dan distribusi serta tangki air minum, bangunan saluran air limbah dalam kota (jaringan pengumpul air limbah domestik/manusia dan air limbah industri) dan bangunan 110Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
pengolahan air limbah, jaringan drainase pemukiman, retention basin, bangunan pompa dan konstruksi bangunan sejenisnya. 42214KONSTRUKSI BANGUNAN ELEKTRIKAL Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan elekrikal, seperti pembangkit dan transmisi tenaga listrik, serta saluran pipa listrik lokal dan jarak jauh. Termasuk juga pembangunan gardu induk dan pemasangan tiang listrik yang dimanfaatkan untuk bangunan gedung (perumahan/pemukiman) maupun sarana transportasi kereta api. 42214 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI SARANA BANTU NAVIGASI LAUT DAN RAMBU SUNGAI Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu sungai, seperti bangunan menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar lainnya. 42215 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI NAVIGASI UDARA Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan telekomunikasi navigasi udara, termasuk bangunan
pemancar/penerima
radar,
bangunan
antena
dan
bangunan
sejenisnya. 42216 KONSTRUKSI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan sinyal dan telekomunikasi kereta api.
42217 KONSTRUKSI SENTRAL TELEKOMUNIKASI Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan111
perbaikan konstruksi bangunan sentral telekomunikasi beserta perlengkapannya, seperti bangunan sentral telepon, telegraf, bangunan menara pemancar, penerima radar gelombang mikro, bangunan stasiun bumi kecil dan stasiun satelit termasuk saluran pipa komunikasi lokal dan jarak jauh. 42218 PEMBUATAN/PENGEBORAN SUMUR AIR TANAH Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk mendapatkan air tanah, baik skala kecil, skala sedang, maupun skala besar dan tekanan tinggi sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung, dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 42219 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN ELEKTRIKAL DAN TELEKOMUNIKASI LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikankonstruksi jaringan saluran elekrikal dan telekomunikasi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 42211 s.d. 42218.Termasuk konstruksi jaringan saluran pipa untuk minyak dan gas. 4222 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUKKONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, KOMUNIKASI DAN LIMBAH Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi
jaringan saluran untuk irigasi,
komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.
42220PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, 112Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
KOMUNIKASI DAN LIMBAH Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan saluran irigasi, komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 429
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri kecuali
bangunannya, seperti kilang minyak, pabrik kimia dan konstruksi sungai/kanal, bendungan dan pelabuhan, termasuk kegiatan pengerukan sungai/ kanal. Golongan ini juga mencakup pekerjaan konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di tempat terbuka dan juga pembagian lahan dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain). Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek. 4291 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Subgolongan ini mencakup : -
Konstruksi fasilitas industri, kecuali bangunan atau pabrik, seperti kilang minyak dan mesin industri kimia
-
Konstruksi dari jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), pintu air dan lain-lain, bendungan dan tanggul
-
Pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air
-
Konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di luar ruangan
-
Pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan113
Subgolongan ini tidak mencakup : -
Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan teknik sipil, lihat 7110
42911KONSTRUKSI BANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR Kelompok
ini
mencakup
usaha
pembangunan,
peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan prasarana sumber daya air seperti bendungan (dam), bendung (weir), embung, pintu air, talang, chek dam, tanggul pengendali Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga, sarana pelabuhan, penahan gelombang dan sejenisnya. Termasuk konstruksi jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), lock (panama canal lock, Hoover Dam) dan lain-lain. 42914KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN DANPENAMPUNGAN BARANG MINYAK DAN GAS Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan saluran penyadap minyak/gas, bangunan pengolahan (refinery), bangunan penampungan minyak/gas, dan tangki minyak/gas. 42914 PENGERUKAN Kelompok ini mencakup usaha pengerukan dan pemeliharaan sungai, pelabuhan, rawa, danau, alur pelayaran, kolam dan kanal, baik dengan sifat pekerjaan ringan, sedang, maupun berat.Termasuk pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air. 42919 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan 114Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
perbaikan bangunan sipil lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 42911 s.d. 42914, seperti pembangunan lapangan olahraga dan fasilitas olahraga di luar ruangan, lapangan parkir dan sarana lingkungan pemukiman (di luar gedung) lainnya. Termasuk
pembagian
tanah
dengan
pengembangan
(misalnya
penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain). 4292 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Subgolongan ini mencakup : -
Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai bagiandari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak
42920 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafababrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 43
KONSTRUKSI KHUSUS Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus (yang
berhubungan dengan keahlian khusus), biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau keterampilan khusus dan lebih banyak dilakukan berdasarkan subkontrak.Golongan pokok ini juga mencakup kegiatan penyelesaian gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan115
pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain, sistem penyiraman, lift dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan instalasi dan perbaikan sistem penerangan dan pemberian tanda isyarat untuk jalan raya, rel kereta api, bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain. Kegiatan penyelesaian bangunan dan perbaikan meliputi kegiatan yang memberikan kontribusi untuk penyelesaian akhir suatu konstruksi. 431
PEMBONGKARAN DAN PENYIAPAN LAHAN Golongan ini mencakup kegiatan penyiapan lahan yang dilanjutkan
dengan kegiatan konstruksi, termasuk pemindahan bangunan sebelumnya yang ada dengan cara penghancuran atau pengangkatan bangunan dan struktur lainnya. Golongan ini juga mencakup pengangkutan tanah, pengambilan sampel inti kegiatan konstruksi yang berhubungan dengan geofisika dan geologi serta keperluan yang sejenisnya dan pengeringan lokasi bangunan. 4311
PEMBONGKARAN Subgolongan ini mencakup : - Pembongkaran atau perataan bangunan dan struktur lainnya
43110 PEMBONGKARAN Kelompok ini mencakup usaha pembongkaran dan penghancuran atau perataan gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya.Tidak termasuk penyiapan lahan untuk pertambangan minyak dan gas. 4312 PENYIAPAN LAHAN Subgolongan ini mencakup penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang berikutnya. Subgolongan ini mencakup : 116Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
-
Pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan
-
Pembukaan lahan, seperti penggalian, pengurukan (landfill), perataan
lahan
konstruksi,
penggalian
parit,
pemindahan,
penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya -
Penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis
-
Persiapan lahan untuk penambangan, seperti pemindahan timbunan dan pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, kecuali minyak dan gas
-
Pembangunan lahan drainase
-
Pengeringan lahan pertanian atau kehutanan
-
Subgolongan ini tidak mencakup :
-
Pengeboran minyak atau pengeboran sumur, lihat 0610, 0620
-
Pengeboran percobaan dan pengeboran sumur percobaan untuk pengoperasian pertambangan (selain ekstrasi minyak bumi dan gas), lihat 0990
-
Dekontaminasi tanah, lihat 3900
-
Pengeboran sumur air, lihat 4221
-
Shaft sinking, lihat 4390
-
Survei dan eksplorasi ladang minyak dan gas, geofisika, geologi dan seismik, lihat 7110
43120 PENYIAPAN LAHAN Kelompok ini mencakup usaha penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang berikutnya, seperti jalan raya, pekerjaan gedung, pekerjaan sipil pertanian, perhubungan dan penyiapan lahan lainnya, seperti peledakan bukit, tes pengeboran, pengurukan, perataan, pemindahan tanah dan reklamasi pantai, pembuatan saluran drainase. Kegiatan yang termasuk pada kelompok ini antara lain, seperti pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan, Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan117
pembukaan lahan (penggalian, pengurukan, perataan lahan konstruksi, penggalian parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya), penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis, persiapan lahan untuk penambangan meliputi pemindahan timbunan dan pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, tidak termasuk penyiapan lahan untuk pertambangan minyak dan gas. Termasuk pembangunan lahan drainase dan pengeringan lahan pertanian atau kehutanan. 432
INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN, AIR (PIPA) DAN INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan instalasi yang mendukung fungsi dari
gedung, seperti instalasi sistem kelistrikan, pipa ledeng, sistem pendingin ruangan (AC) dan pemanas, air, gas dan pembuangan limbah, lift dan lain-lain termasuk penambahan, perubahan, perawatan dan perbaikan. 4321
INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN Subgolongan ini mencakup instalasi sistem kelistrikan pada semua jenis
bangunan dan struktur teknik sipil. Subgolongan ini mencakup : -
Instalasi kabel listrik dan fiting
-
Instalasi kabel telekomunikasi
-
Instalasi jaringan komputer dan pemasangan kabel televisi, termasuk serat optik
-
Instalasi satelit
-
Instalasi sistem penerangan
-
Instalasi alarm kebakaran
-
Instalasi sistem alarm pencuri
118Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
-
Instalasi penerangan jalan dan sinyal atau rambu-rambu elektris
-
Instalasi penerangan landasan pesawat terbang di bandara
-
Instalasi penyambungan peralatan listrik dan perlengkapan rumah tangga, termasuk papan alas pemanas
-
Subgolongan ini tidak mencakup :
-
Konstruksi jaringan transmisi komunikasi dan tenaga, lihat 4221
-
Pengawasan dan pengawasan jarak jauh sistem alarm keamanan elektronik, seperti alarm kebakaran dan pencurian, termasuk pemeliharaannya, lihat 8020
43211 INSTALASI LISTRIK Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan rendah. Termasuk kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik bangunan sipil, seperti jalan raya, jalan kereta api dan lapangan udara. Pemasangan tiang listrik dimasukkan dalam kelompok 42214. 43212 INSTALASI TELEKOMUNIKASI Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan antena.Kelompok ini juga mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi telekomunikasi pada sentral telepon/telegrap,
stasiun
pemancar
radar
gelombang
mikro,
stasiun
bumi kecil/stasiun satelit dan sejenisnya.Termasuk kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi. 43214 INSTALASI NAVIGASI LAUT DAN SUNGAI Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan119
navigasi laut dan sungai, termasuk instalasi pada menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu pelabuhan dan bagian rambu suar lainnya. 43214 INSTALASI NAVIGASI UDARA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi udara, seperti instalasi pada bangunan telekomunikasi navigasi udara dan pemancar/penerima radar, vasi approach light, penerangan landasan pacu, DVOR, ILS, NDB dan sejenisnya. 43215 INSTALASI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API Kelompok ini mencakup pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api. 43216 INSTALASI SINYAL DAN RAMBU-RAMBU JALAN RAYA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi sinyal dan rambu-rambu jalan raya. 43217 INSTALASI ELEKTRONIKA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi elektronika pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan sistem alarm, close circuit TV dan sound system. 4322
INSTALASI AIR (PIPA), PEMANAS DAN PENDINGIN Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek
konstruksi
lainnya,
seperti
instalasi
pipa,
sistem
pemanas
pendingin.Termasuk penambahan, alterasi, reparasi dan perawatan. Subgolongan ini mencakup : -
Instalasi sistem pemanas (listrik, gas dan minyak)
-
Instalasi tungku, menara pendingin
-
Instalasi pengumpul/kolektor energi matahari non elektris
120Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
dan
-
Instalasi perlengkapan dan saluran ventilasi, pendinginan atau pendingin ruangan
-
Instalasi pipa gas
-
Instalasi pipa uap
-
Instalasi sistem penyemprot api untuk kebakaran
-
Instalasi sistem penyemprot taman
-
Instalasi duck work
Subgolongan ini tidak mencakup : -
Instalasi papan pemanas bertenaga listrik, lihat 4321
43221 INSTALASI AIR (PIPA) Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi air bersih, air limbah dan saluran drainase pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.Termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa air. 43222 INSTALASI PEMANAS DAN GEOTERMAL Kelompok
ini
mencakup
kegiatan
khusus
pemasangan
dan
pemeliharaan instalasi pemanas dan geotermal pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. 43223 INSTALASI MINYAK DAN GAS Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi minyak dan gas pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.Termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa minyak dan gas. 43224 INSTALASI PENDINGIN DAN VENTILASI UDARA Kelompok
ini
mencakup
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan121
kegiatan
khusus
pemasangan
dan
pemeliharaan sarana pendingin udara (Air Conditioner/AC) pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. 4329 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya, seperti instalasi perlengkapan selain sistem kelistrikan, pipa air, pemanas dan pendingin ruangan atau mesin industri dalam bangunan dan struktur teknik sipil, termasuk reparasi dan perawatannya. Subgolongan ini mencakup : -
Instalasi elevator (lift), eskalator (tangga berjalan)
-
Instalasi pintu putar dan pintu otomatis
-
Instalasi konduktor cahaya
-
Instalasi sistem penghisap debu
-
Instalasi penyekatan (insulasi) panas atau termal, tenaga atau vibrasi (getaran)
Subgolongan ini tidak mencakup : - Instalasi mesin industri, lihat 3320 43291 INSTALASI MEKANIKAL Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi mekanikal pada bangunan gedung, seperti lift, tangga berjalan (eskalator), ban berjalan (conveyor), gondola dan pintu otomatis. 43292 INSTALASI METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi meteorologi, klimatologi dan geofisika ukuran kecil, sedang atau besar. 43299 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi gedung lainnya 122Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
dan kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi bangunan sipil lainnya ytdl. 433
PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN Golongan ini mencakup kegiatan penyelesaian interior dan eksterior
bangunan, termasuk pemasangan pintu, jendela, tangga, peralatan lain dan sejenisnya, langit-langit, lantai, dinding dan pembatas ruangan yang dapat dipindah-pindah dan pekerjaan penyelesaian bangunan lain yang tidak di klasifikasikan di tempat lain. Golongan ini juga mencakup kegiatan instalasi interior toko, rumah bergerak, kapal dan lain-lain. 4330
PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN Subgolongan ini mencakup : -
Pelapisan interior dan eksterior bangunan atau proyek konstruksi lainnya dengan plester, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan
-
Instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya
-
Instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya
-
Instalasi furnitur
-
Penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya
-
Pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai; parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu; pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik; teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding; wallpaper (kertas dinding)
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan123
-
Pengecatan interior dan exterior bangunan
-
Pengecatan bangunan sipil
-
Pemasangan kaca, cermin dan lain-lain
-
Pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan
-
Instalasi interior untuk toko, rumah mobil, perahu dan lain-lain
-
Pengerjaan penyelesaian bangunan lainnya ytdl
Subgolongan ini tidak mencakup : -
Pengecatan jalan, lihat 4211
-
Instalasi pintu otomatis dan pintu putar, lihat 4329
-
Pembersihan umum interior gedung dan sejenisnya, lihat 8121
-
Pembersihan khusus interior dan eksterior bangunan, lihat 8129
-
Kegiatan perancang dekorasi interior, lihat 7410
-
Perakitan furnitur self-standing (yang dipasang sendiri), lihat 9524
43301 PENGERJAAN PEMASANGAN KACA DAN ALUMUNIUM Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan kaca dan alumunium dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.Termasuk instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya. 43302 PENGERJAAN LANTAI, DINDING, PERALATAN SANITER DAN PLAFON Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan lantai, dinding, peralatan saniter dan plafon dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Termasuk aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior dan eksterior, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan 124Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
sebagainya, pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan wallpaper (kertas dinding). 43303 PENGECATAN Kelompok ini mencakup kegiatan pengecatan interior dan eksterior bangunan dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Termasuk pengecatan bangunan sipil. 43304 DEKORASI INTERIOR Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi interior dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Kegiatan pengerjaan dekorasi interior mencakup aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior, termasuk bahanbahan lathing yang berkaitan, instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya, instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya, instalasi furnitur,penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya, pengubinan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan wallpaper (kertas dinding). Termasuk pengecatan, pemasangan kaca, cermin dan lain-lain. 43305 DEKORASI EKSTERIOR Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan125
Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior pada bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti konstruksi taman. Kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior mencakup pelapisan eksterior bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester, termasuk bahanbahan lathing yang berkaitan, pelapisan eksterior dinding dengan keramik, teraso, marmer dan granit. 43309 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan, instalasi interior untuk toko, rumah bergerak, perahu dan lain-lain dan pengerjaan penyelesaian konstruksi bangunan lainnya ytdl. 439
KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi khusus pada satu aspek
umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus seperti konstruksi pondasi, misalnya pemancangan tiang ke dalam tanah, pemancangan tangga-tangga perancah, pemasangan dan pembongkaran bangunan panggung/podium, pekerjaan dengan jalan masuk khusus yang syaratnya membutuhkan ketrampilan memanjat dan penggunaan alat yang berkaitan, pekerjaan di bawah permukaan tanah dan kegiatan sejenis untuk eksterior bangunan dan lain-lain. 4390 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi yang dikhususkan pada satu aspek dari berbagai macam struktur bangunan yang memerlukan keahlian atau perlengkapan khusus. Subgolongan ini mencakup : -
Kegiatan konstruksi pondasi, termasuk pemasangan tiang pancang ke dalam tanah
126Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
-
Kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air
-
Kegiatan dehumidifikasi (pelembaban) bangunan
-
Kegiatan penggalian (shaft sinking)
-
Kegiatan pendirian kerangka baja yang tidak dirakit sendiri
-
Kegiatan pembengkokan baja
-
Kegiatan pemasangan batu dan batu bata
-
Kegiatan pemasangan atap rumah
-
Kegiatan pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform), kecuali penyewaannya
-
Kegiatan pemasangan cerobong asap dan oven (pemanggangan) untuk keperluan industri
-
Kegiatan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi
-
Pekerjaan di bawah permukaan tanah
-
Konstruksi kolam renang di luar ruangan
-
Pembersihan dengan uap, penyemburan pasir dan kegiatan sejenisnya untuk membersihkan tembok untuk eksterior bangunan
-
Penyewaan derek dengan operatornya
Subgolongan ini tidak mencakup : - Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator, lihat 7730 43901 PEMASANGAN PONDASI DAN PILAR Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan berbagai pondasi dan pilar untuk gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan127
subkontrak. 43902 PEMASANGAN PERANCAH (STEIGER) Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan perancah/steiger pada bangunan gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 43903 PEMASANGAN ATAP/ROOF COVERING Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan atap bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 43904 PEMASANGAN KERANGKA BAJA Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan kerangka baja sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 43905 PENYEWAAN ALAT KONSTRUKSI DENGAN OPERATOR Kelompok ini mencakup usaha penyewaan alat atau mesin konstruksi dan perlengkapannya dengan operator.Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator, lihat 7730. 43909 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus lainnya yang belum diklasifikasikan dalam kelompok 43901 s.d. 43905 yang memerlukan keahlian atau perlengkapan khusus, seperti kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air, dehumidifikasi (pelembaban) bangunan, pelubangan (shaft sinking), pembuatan elemen baja, pembengkokan baja, pemasangan batu dan batu bata, pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform), kecuali penyewaannya, pemasangan cerobong asap dan oven untuk keperluan 128Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
industri dan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi. Termasuk pekerjaan di bawah permukaan tanah, konstruksi kolam renang di luar ruangan, pembersihan dengan uap, penyemburan pasir untuk membersihkan tembok dan kegiatan sejenisnya untuk eksterior bangunan danpenyewaan derek dengan menggunakan operator.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan129
Lampiran 2: Contoh SKP14-DSDESA
130Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
SURVEI USAHA KONSTRUKSI
SKP14-DSDESA
PERORANGAN 2014 DAFTAR SAMPEL DESA Provinsi : [32] JAWA BARAT Kabupaten/Kota *) : [72] SUKABUMI
Kode dan Nama Kecamatan/Desa/Kelurahan
Perkotaan -1 Perdesaan -2
Identitas Desa
Jumlah Usaha Pre-printed
[010] BAROS [009] BAROS
1
3272010009
15
[011] LEMBUR SITU [003] CIPANENGAH
1
3272011003
18
[012] CIBEUREUM [001] SINDANG PALAY [003] BABAKAN [004] CIBEUREUM HILIR
1 1 1
3272012001 3272012003 3272012004
14 33 53
[040] GUNUNG PUYUH [001] KARANG TENGAH
1
3272040001
19
*) Coret yang tidak sesuai
Lampiran 3 :Alokasi Usaha dan Petugas
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan131
Keterangan
ALOKASI SAMPEL DAN DOKUMEN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 Sampel Terpilih Provinsi (1)
Kab/Kota
Desa
Usaha
(2)
(3)
(4)
Banyaknya Buku Lembar SKP14-P SKP14-DS SKP14-RD Pedoman Pembantu SKP14-S (5) (6) (7) (8) (9) (10)
11 Aceh
3
51
510
22
54
54
54
54
534
12 Sumatera Utara
9
50
500
22
52
52
52
52
525
13 Sumatera Barat
8
37
370
16
39
39
39
39
388
14 R i a u
4
30
300
13
32
32
32
32
315
15 J a m b i
5
41
410
18
43
43
43
43
430
16 Sumatera Selatan
6
52
520
22
55
55
55
55
546
17 B e n g k u l u
4
29
290
13
30
30
30
30
304
18 L a m p u n g
5
50
500
22
52
52
52
52
525
19 Bangka Belitung
4
16
160
7
17
17
17
17
168
21 Kepulauan Riau
5
15
150
7
16
16
16
16
158
31 DKI Jakarta
5
28
280
12
29
29
29
29
294
32 Jawa Barat
6
55
550
24
58
58
58
58
578
33 Jawa Tengah
9
53
530
24
56
56
56
56
556
34 D.I Yogyakarta
3
26
260
12
27
27
27
27
273
35 Jawa Timur
7
78
780
34
82
82
82
82
819
36 Banten
4
36
360
16
38
38
38
38
378
51 B a l i
4
34
340
14
36
36
36
36
357
52 Nusa Tenggara Barat
3
70
700
30
74
74
74
74
735
53 Nusa Tenggara Timur
5
36
360
16
38
38
38
38
378
61 Kalimantan Barat
5
36
360
16
38
38
38
38
378
62 Kalimantan Tengah
5
46
460
20
48
48
48
48
483
63 Kalimantan Selatan
6
50
500
22
52
52
52
52
525
64 Kalimantan Timur
5
24
240
10
25
25
25
25
252
65 Kalimantan Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
71 Sulawesi Utara
5
47
470
21
49
49
49
49
494
72 Sulawesi Tengah
3
34
340
14
36
36
36
36
357
73 Sulawesi Selatan
8
54
540
24
57
57
57
57
567
74 Sulawesi Tenggara
3
34
340
14
36
36
36
36
357
75 Gorontalo
3
18
180
8
19
19
19
19
189
76 Sulawesi Barat
3
16
160
7
17
17
17
17
168
81 M a l u k u
4
17
170
8
18
18
18
18
178
82 Maluku Utara
6
17
170
8
18
18
18
18
178
91 Papua Barat
2
10
100
4
10
10
10
10
105
94 Papua
3
10
100
4
10
10
10
10
105
160
1.200
12.000
524
1.261
1.261
1.261
1.261
12.597
Indonesia
132Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
LAMPIRAN 4 CONTOH PENGISIAN DAFTAR
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan133
134Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
: JAWA BARAT
3
2
1
9
0
si
0
1
2
0
7
: BAROS : BAROS
0
: SUKABUMI
PERDESAAN -2
paten/Kota *)
matan
Kelurahan *)
kasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1
a Random Gedung (AR) : 0,35
Uraian
(1)
1. Populasi Usaha Konstruksi Perorangan/Non-Gred (Jumlah kumulatif hingga halaman terakhir Blok V Kol.(13) s.d. Kol.(15))
(Diambil dari SKP14-WRD)
2. Jumlah Sampel Usaha Konstruksi Perorangan/Non-Gred
(2)
4
(3)
6
6
(4)
14
22
(5)
Jumlah
12
4
Jumlah Bidang Pekerjaan Utama 1 2 3 (Gedung) (Sipil) (Khusus)
4
(4)
Tanda Tangan
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN
(3)
Tanggal Pelaksanaan
yang tidak perlu
Nama Lengkap
7 - 22/05/2014
Uraian
INGGAR PRASETYA 7 - 22 /05/2014
(2)
acah RUDI HARTONO
(1)
awas/Pemeriksa
BLOK IV. CATATAN
esahan oleh Lurah/Kepala Desa atau yang setara, pada tanggal: ……10…..../...…05…./ 2014.
a, tanda tangan, dan cap/stempel)
BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail:
[email protected]
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan135
rut
(Nama usaha/pengusaha/pemilik)
(Tuliskan sejelas-jelasnya)
1
1
(6)
1
1
1
0
(7)
1
1
1
1
(8)
1
1
1
1
1
0
(9)
9
1
1
1
1
1
2
8
7
6
5
4
3
2
1
PEMBUATAN TOKO
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 6
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 5
REHAB GEDUNG KANTOR
PEMBUATAN PAGAR KANTOR
PENGECATAN KANTOR
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 3
PEMBUATAN RUMAH TOKO
PEMBUATAN RUMAH TOKO
√ 2
√ 4
11
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 8
√ 7
1
3
0
3
√ 3
√ 2
√ 1
3
NANGGELA RT 01 RW 06
1
1 1
1
1
PEMASANGAN PLAFON KANTOR
2
NANGGELA RT 01 RW 06
1
1
1
1
9
1
327210003 PEMBORONG BANGUNAN 'ADE'
JL. BAROS NANGGELA
1 1
1
1
10
(15)
327210001 PEMBORONG 'ATANG'
NANGGELA RT 01 RW 07 RT 03
1 1
1
1
1
(14)
1
327220014 ADITA UTAMA
KP CIWALEN RT 03 RW 08
1 1
1
1
(13)
2
327210007 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA'
KP SUKABUMI RT 03 RW 09
1
1
1
1
(12)
3
327210004 PEMBORONG BANGUNAN 'ANDI'
KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08
0
1
0
1 1
(11)
4
327210008 PEMBORONG BANGUNAN 'ROHMAN'
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
1
1
1
-2 Urut -3 Usaha -4 (NUU) -5 -6 -7 -9
5
327210012 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH'
CIPEUJEUH NO. 3 RT 1 RW 3
1
1
1 1
(10)
6
327210005 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN'
CIPEUJEUH RT 1 RW 3 NO.125
1
1
Gred 2 Gred 3 Gred 4 Gred 5 Gred 6 Gred 7 Non Gred
7
327210013 PEMBORONG 'HENDRA'
CIPEUJEUH RT 1 RW 3
1
1
(Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT/RW) calon konsalamat dgn sistem responden truksi kantor borongan selama usaha dan aktif setahun ada selama yang lalu di desa setahun ini yang lalu Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Tidak ada -0 Tidak -0 Tidak -0 Tidak -0
8
327250015 USAHA TIGA, CV
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
1
1
0
0
32.72.010.009
8
0
8
1
Keterangan Kol.(10)
Identitas:
NANGGELA RT 01 RW 06
(5)
9
327210010 PEMBORONG BANGUNAN 'SULAEMI'
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
1
(4)
10
327210009 PEMBORONG BANGUNAN 'SAEPUDIN'
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
(3)
11
327210011 PEMBORONG BANGUNAN 'TEDI'
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
2)
12
327210006 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN'
√ 1
13
327210002 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX'
14
(Khusus)
0
(Sipil)
15
16
alaman ini
umulatif halaman sebelumnya
Bidang Pekerjaan Utam a Kol.(13) s.d. Kol.(15):
umulatif hingga halaman ini
Gred 2 - 7 : Badan usaha bersertif ikasi dari LPJKN
: Perorangan
Non Gred : Badan usaha dan belum bersertif ikasi dari LPJKN
Gred 1
Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainny a. Sipil : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, peny aluran dan peny impanan air limbah, miny ak dll. Khusus : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, peny elesaian konstruksi gedung, peny ewaan alat berat konstruksi dan lain-lain.
136Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
(Gedung)
(6)
1
1
(7)
1
1
1
1
(8)
1
1
1
1
(9)
1
1
1
1
(10)
17
16
15
14
13
12
(11)
PEMASANGAN SUMUR BOR
PEMASANGAN AC
PEMBUATAN SUMUR BOR
PEMASANGAN KERAMIK
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
PEMBUATAN SUMUR BOR INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL
√ 10
√ 11
√ 12
4
8
√ 1
√ 2
√ 3
√ 4
4
0
4
√ 5
√ 6
3
3
6
32.72.010.009
12
√ 4
3
1
1
1
18
PEMBUATAN SALURAN PENGAIRAN
2
1
1 0
1
19
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
1
PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG'NANGGELA RT 01 RW 06
1
1
1
20
PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
(15)
NANGGELA RT 01 RW 07
1 1
1
1
21
(14)
INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07
1 1
1
1
22
-3 Usaha -4 (NUU) -5 -6 -7 -9
7
PEMBORONG BANGUNAN 'YANI'
1 1
1
1
Gred 3 Gred 4 Gred 5 Gred 6 Gred 7 Non Gred
8
PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07 1
1
1
1
1
(13)
9
PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO'NANGGELA RT 02 RW 07 1
1
1
1
(12)
0
PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08 1
1
1
1
responden truksi kantor borongan selama usaha dan aktif setahun ada selama yang lalu di desa setahun ini yang lalu Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Tidak ada -0 Tidak -0 Tidak -0 Tidak -0
1
PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' 0
1
1
(5)
2
PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN'KP SUKABUMI RT 03 RW 09 1
1
1
(4)
3
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 1
1
(3)
4 PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOBONG RT 04 RW 08 1
1
2)
5 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3 1
√ 9
6 PEMBORONG 'SAPTA'
1
KP SUKABUMI RT 03 RW 09
7 PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05
Identitas:
PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW 05
(Khusus)
8
(Sipil)
9
alaman ini
umulatif halaman sebelumnya
: Perorangan
Keterangan Kol.(10) Gred 2 - 7 : Badan usaha bersertif ikasi dari LPJKN
Gred 1
Bidang Pekerjaan Utam a Kol.(13) s.d. Kol.(15):
Non Gred : Badan usaha dan belum bersertif ikasi dari LPJKN
umulatif hingga halaman ini Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainny a. Sipil : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, peny aluran dan peny impanan air limbah, miny ak dll. Khusus : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, peny elesaian konstruksi gedung, peny ewaan alat berat konstruksi dan lain-lain.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan137
(Gedung)
I
n = m/n
= 4 R1 = AR x I = 0,35 x 3,00 = 1,05
R6
R5
R4
R3
R2
R1
=
=
=
=
=
=
=
=
10
7
4
1
R19
R18
R17
R16
R15
R14
R13
R12
R11
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
R30
R29
R28
R27
R26
R25
R24
R23
R22
R21
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
R40
R39
R38
R37
R36
R35
R34
R33
R32
R31
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
R50
R49
R48
R47
R46
R45
R44
R43
R42
R41
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
R60
R59
R58
R57
R56
R55
R54
R53
R52
R51
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
= 12 /4 = 3,00
R7
R20
R1 ≤ I
R8 =
=
32.72.010.009
R9
Identitas Desa:
R10
: Jumlah usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian Blok II Rincian 1 Kol.(2) : Sampel usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian Blok II Rincian 2 Kol.(2) : Interval Sampel : Angka Random Gedung, diambil dari isian Blok I Rincian 6 : Nomor urut usaha konstruksi gedung terpilih, diambil dari isian Blok V Kol.(13)
138Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING) Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Responden, dll) (1)
ADE
Calon Responden (Nama usaha/pengusaha/pemilik)
(2)
Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)
(3)
PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX'
NANGGELA RT 01 RW 06
PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG'
NANGGELA RT 01 RW 06
INSTALASI LISTRIK 'YUSUF'
NANGGELA RT 01 RW 07
PEMBORONG BANGUNAN 'YANI'
NANGGELA RT 01 RW 07
PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR'
NANGGELA RT 02 RW 07
SUBUR
PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO'
NANGGELA RT 02 RW 07
ANDI
PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08
ROHMAN
PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR'
KP SUKABUMI RT 03 RW 09
PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN'
KP SUKABUMI RT 03 RW 09
PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI'
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI'
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
ABAS
PEMBORONG 'SAPTA'
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
TATANG
PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO'
NANGGELA RT 01 RW 05
PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN'
NANGGELA RT 02 RW 05
GANDA
OCEH JARKASIH
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan139
Lanjutan
LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING) Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Responden, dll) (1)
Calon responden (Nama usaha/pengusaha/pemilik)
Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)
(2)
(3)
140Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
RAHASIA
SKP14-RD
REPUBLIK INDONESIA
SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 REKAPITULASI DESA PROPINSI
: JAWA BARAT [32]
KABUPATEN/KOTA *) : SUKABUMI [72] REKAPITULASI JUMLAH USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN/NON-GRED Kode Kecamatan
Kode Desa
(1)
[010] BAROS
(2)
[009] BAROS
Jumlah Usaha Per Desa 1 2 3 (Gedung) (Sipil) (Khusus) (3)
(4)
(5)
(6)
12
4
6
22
Jumlah *) Coret yang tidak sesuai
BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail:
[email protected]
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan141
Jumlah
142Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
RAHASIA
SKP14-DS
REPUBLIK INDONESIA
SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 DAFTAR SAMPEL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi
: JAWA BARAT
2. Kabupaten/Kota *)
: SUKABUMI
3. Kecamatan
: BAROS
0
4. Desa/Kelurahan *)
: BAROS
0
5. Klasifikasi Desa/Kelurahan *)
: PERKOTAAN
-1
PERDESAAN
3
2
7
2
1
0
0
9 1
-2
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN Uraian
Jumlah
(1)
(2)
1. Jumlah Target Pencacahan (Diambil dari SKP14-P Blok II Rincian 2 Kol.5)
14
2. Jumlah Realisasi Pencacahan (Blok V Kol.(8) Rincian Jumlah)
14 1
3. Tidak Berhasil Dicacah (Blok V jumlah Kol.(8) berkode '0')
1
a. Bukan Usaha Konstruksi (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '1') b. Pindah Keluar Desa (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '2')
-
c. Tidak Ditemukan (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '3')
-
d. Lainnya (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '4')
1
4. Jumlah Sampel Pengganti (Blok V jumlah Kol.(8) berkode '1' yang di bawah garis) BLOK III. KETERANGAN PETUGAS Uraian
Pencacah
(1)
(2)
(3)
INGGAR PRASETYA
RUDI HARTONO
19860515 200902 1002
19700624 199312 1001
28 MEI - 15 JULI 2014
28 MEI - 15 JULI 2014
1. Nama Petugas 2. N I P 3. Tanggal 4. Tanda Tangan
BLOK IV. CATATAN
*) Coret yang tidak perlu
BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail:
[email protected]
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan143
Pengawas
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN/NON-GRED TEPILIH Nomor Nomor Blok Urut Sensus Sampel (NUS)
Nomor Urut Usaha (NUU)
KIP
Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik
(4)
(5)
Alamat Lengkap (Nama Jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)
(6)
Keterangan Kegiatan/ Berhasil Jika Kol (8) Bidang dicacah? = 0, alasan Pekerjaan Ya -1 tidak dapat Utama Tidak -0 dicacah (Kode) (Kode) (7) (8) (9)
(1)
(2)
(3)
001B
1
1
327210007 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA'
1
1
004B
2
4
327210012 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08
3
1
004B
3
5
327210005 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN'
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
3
1
005B
4
6
327230015 USAHA TIGA, CV
CIPEUJEUH RT 1 RW 3
1
1
005B
5
9
327210006 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN'
NANGGELA RT 2 RW 3
1
0
005B
6
10
327210002 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS'
CIPEUJEUH RT 2 RW 3
3
1
001B
7
12
PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG'
NANGGELA RT 01 RW 06
2
1
001B
8
13
INSTALASI LISTRIK 'YUSUF'
NANGGELA RT 01 RW 07
3
1
001B
9
15
PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR'
NANGGELA RT 01 RW 07
1
1
002B
10
16
PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08
3
1
003B
11
17
PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR'
KP SUKABUMI RT 03 RW 09
2
1
004B
12
18
PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI'
KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
3
1
004B
13
19
PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI'
KP SALAGOBONG RT 04 RW 08
2
1
004B
14
20
PEMBORONG 'SAPTA'
KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3
2
1
001B
15
11
PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX'
NANGGELA RT 01 RW 06
1
1
NANGGELA RT 03 RW 07
14
Jumlah Kode Kol.(7) Kode 1 = Konstruksi Gedung Kode 2 = Konstruksi Sipil Kode 3 = Konstruksi Khusus
144Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kode Kol.(9) Kode 1 = Bukan usaha konstruksi Kode 2 = Pindah keluar desa Kode 3 = Tidak ditemukan Kode 4 = Lainnya
1
SKP14-S REPUBLIK INDONESIA
SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 KIP
1)
:
BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP14-DS) (1)
(2)
1. Provinsi
: JAWA BARAT
3
2
2. Kabupaten/Kota*)
: SUKABUMI
7
2
3. Kecamatan
: BAROS
0
1
0
4. Desa/Kelurahan*)
: BAROS
0
0
9
5. Nomor Blok Sensus
: 001 B
0
1
B
0
1
5
0
9
0
(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(1))
: 015
6. Nomor Urut Usaha
(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(3))
: 09
7. Nomor Urut Sampel
(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(2)) *)coret yang tidak sesuai
BLOK II: KETERANGAN USAHA 1. Nama Usaha
: PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR'
2. Alamat Usaha
: NANGGELA KEL. BAROS ...…………………………………………………………………
RT: …2…... RW: …7…...
Kode pos:
Nomor Telepon : (……)…………….....… Nomor Fax. : (……)……………..……
: ………………………….. HP E-mail : …………………………..
3. Bidang pekerjaan usaha konstruksi: Kons truks i Gedung
11
Kons truks i Sipil
2
1
Kons truks i Khus us
1.
Konstruksi gedung/bangunan mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya.
2.
Konstruksi sipil mencakup jalan, jembatan, rel kereta api, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dan lain-lain.
3.
Konstruksi khusus mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dengan operator dan lain-lain.
Kode KBLI
4. Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu: 4
(tuliskan sejelas-jelasnya)
PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL
1
0
1
1
(diisi oleh pengawas)
a. Persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama 3 < 20%
1
20% - 39%
2
40% - 59%
3
≥ 60%
b. Persentase upah pekerja harian terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama < 20%
1
20% - 39%
2
40% - 59%
3
≥ 60%
Pelaksanaan Survei ini bertujuan untuk mendapatkan inf ormasi Pelaksanaan Survei ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, (Pasal 11). Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, (Pasal 21). Setiap responden w ajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh BPS berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, (Pasal 27).
Penjelasan lebih lanjut hubungi Subdit. Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr Sutom o No. 6-10, Jakarta 10710 Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes : 5340-3 Fax: (021) 3863816 E-m ail: kons truks i@bps .go.id
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan145
2
BLOK III: KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN DAN SUMBER MODAL 1. Nama pengusaha
: SUBUR
2. Jenis kelamin
:
3. Umur
(dibulatkan (dibulatkan ke bawah) ke bawah) : . . 41 . . . . . tahun tahun
laki-laki
1
perempuan
1
2
4
1 4
4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan: Tidak tamat SD
1
SMA & sederajat
4
SD & sederajat SMP & sederajat
2 3
Perguruan tinggi
5
5. a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi?
Ya
1
Tidak
2 ---> langsung ke Rincian 6
b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah: Instansi Pemerintah Perusahaan BUMN/Swasta
1 2
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM Lainnya (tuliskan ………………….)
6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari: Milik sendiri Pinjaman Bank
1 2
0
5
0
9
4 8
Pinjaman Koperasi 4 Lainnya (tuliskan PINJAM SAUDARA ) 8
BLOK IV: PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH 1. Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerja setiap bulan kegiatan 2013
Uraian (1)
a. Pekerja tetap
L
2014
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
-
-
28
30
25
25
27
25
25
25
26
28
-
-
P b. Jumlah pekerja harian
L
P
c. Hari kerja pekerja harian
2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu Uraian
Nilai (Rupiah)
(1)
(2)
30.000.000
a. Balas jasa pekerja tetap:
24.000.000
1) Gaji 2) Lainnya (hadiah, bonus, lembur, dll)
6.000.000 20.820.000
b. Upah pekerja harian Rata-rata upah pekerja harian per orang-hari
60.000 50.820.000
c. Jumlah rincian (2.a + 2.b)
2
146Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BLOK V: BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG LALU Uraian
Nilai (Rupiah)
(1)
(2)
1. Bahan bakar dan pelumas:
1.920.000
Volume 400
liter
b. Solar
………
liter
c. Gas d. Pelumas
……… 4
kg liter
a. Bensin
1.800.000 ……………………… ……………………… 120.000 ……………………… 203.500 400.000 100.000 225.000 150.000 2.440.000 4.112.500 9.551.000
e. Lainnya 2. Air bersih 3. Listrik 4. Alat tulis kantor 5. Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal 6. Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi 7. Bunga atas pinjaman 8. Lainnya
(jasa konsultan konstruksi, promosi usaha, CSR, dan lain-lain)
9. Jumlah rincian (1 s.d. 8)
BLOK VI: PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU 1.
Pendapatan dari kegiatan konstruksi yang telah diselesaikan (diurutkan dari nilai konstruksi terbesar yang diselesaikan) Uraian
KBLI 2 digit
(1)
(2)
Provinsi
Bahan Bangunan
Nilai Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan (3)
yang Digunakan (4)
yang Diselesaikan (5)
a.
RUMAH TINGGAL
4
1 JABAR
3
2
22.170.000
44.250.000
b.
REHAB SMK
4
1 DKI
3
1
17.600.000
40.000.000
c. ………………………
……………………
……...…………….
d. ………………………
……………………
……...…………….
e. ………………………
……………………
……...…………….
3 9 .7 7 0 .0 0 0
8 4 .2 5 0 .0 0 0
f.
Jumlah rincian (1.a s.d. 1.e)
Keterangan : Jika lebih dari 6 proyek/pekerjaan mohon difotocopy rincian 1 ini
2.
a. Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama
2 7 .0 0 0 .0 0 0 5.000.000
b. Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya
12.000.000
c. Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya
……………… 10.000.000
Pendapatan dari kegiatan lainnya
d. Lainnya (Tuliskan MENYEWAKAN ALAT BERAT MOLEN ) 3.
Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
4.
Jumlah rincian (1.f + 2 - 3)
5 .0 0 0 .0 0 0 1 1 1 .2 4 5 .0 0 0
BLOK VII: RINGKASAN (diisi oleh Pengawas) Pendapatan Diisi dari: B VI r.4 kol (5)
Pengeluaran Diisi dari: [B IV r.2.c kol (2) + B V r.9 kol (2) + B VI r.1f kol (4)]
Selisih *)
kol (1) - kol (2)
(1)
(2)
(3)
111.245.000
100.141.000
11.104.000
*) Bila isian kolom (3) negatif (-), harap diteliti kembali isian terkait
3
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan147
BLOK VIII: PERMODALAN (Berdasarkan nilai harta pada 30 April 2014) Harta lancar Uraian
Uang tunai (termasuk piutang usaha) (1)
Nilai
Harta tetap
Persediaan barangbarang untuk kegiatan usaha
Tanah
(2)
100.000.000
55.250.000
Mesin dan peralatan
Bangunan
(3)
(4)
(5)
(6)
100.000.000
250.000.000
100.000.000
75.000.000
Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) 155. 250. 000
Barang modal lainnya
Kendaraan
(7) 10.000.000
535. 000. 000
Jumlah (Kol.(3) s.d. Kol.(7))
BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA 1. Permasalahan yang dialami:
(Beri tanda cek ( √ ) pada salah satu Kol.(2) s.d. Kol.(4))
Permasalahan
1. Tidak ada masalah
2. Cukup bermasalah
3. Sangat bermasalah
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Akses ke kredit
√
b. Suku bunga pinjaman/kredit c. Kenaikan harga bahan/material dan komponen lainnya d. Penurunan permintaan jasa konstruksi secara umum e. Persaingan usaha
√ √ √ √
f. Kesulitan pasokan bahan/material dan komponen lainnya g. Sumber daya manusia yang terampil
√ √
h. Birokrasi administrasi
√
i. Politik dan keamanan
√
j. Lainnya (Tuliskan: ………..……….)
√
2. Kondisi dan Prospek usaha konstruksi (Berilah tanda cek (√) pada salah satu Kol.(2) s.d. Kol.(4) dan Kol.(5) s.d. Kol.(7)) Rincian
Kondisi
Prospek
(Periode tahun 2014 dibandingkan tahun 2013)
(Periode tahun 2015 dibandingkan tahun 2014)
1.Naik
2.Tetap
3.Turun
1.Naik
2.Tetap
3.Turun
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
a. Pendapatan usaha (nilai konstruksi dan pendapatan lainnya )
√
√
b. Pesanan bahan/material (semen, pasir, b esi b aja, dll ) dan komponen lainnya (Kab el, AC, dll )
√
√
c. Harga bahan/material (semen, pasir, b esi b aja, dll ) dan komponen lainnya (Kab el, AC, dll )
√
√ √
d. Jumlah pekerja tetap
√
e. Gaji pekerja tetap
√
√
f. Jumlah pekerja harian
√
√
g. Upah pekerja harian per orang-hari
√
√
BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS Uraian
Nama Lengkap
No.Telp/HP
Tanggal Pelaksanaan
Tanda Tangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pemberi Jawaban
SUBUR
087888100001
12 MEI 2014
2. Pencacah
SUJARIAH
085215553331
12 MEI 2014
08788811122
15 MEI 2014
3. Pengawas/Pemeriksa SUHANDA
BLOK XI: CATATAN
148Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan