SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN Latar Belakang Peranan sektor konstruksi dalam pembangunan ekonomi selalu menempati posisi yang cukup strategis. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Negara Eropa, pembangunan infrastruktur fisik selalu dipacu untuk pembangunan negara dan pertumbuhan ekonominya. Di Indonesia yang telah berpengalaman cukup lama dalam melaksanakan program pembangunan terencana, sektor konstruksi tetap memiliki kontribusi yang cukup besar. Berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB) menurut harga pasar, peranan sektor konstruksi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berada pada kisaran antara 7 persen sampai dengan 8 persen dari nilai PDB. Ini menunjukkan bahwa setelah sekitar 35 tahun sejak Pelita I, peranan sektor konstruksi tetap konsisten dan cukup strategis dalam pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia pada periode 2004-2009 secara khusus telah merencanakan untuk melaksanakan beberapa program pembangunan fisik dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi yang masih dianggap relatif lamban. Lebih dari itu, rehabilitasi infrastruktur fisik di beberapa daerah yang dilanda bencana alam besar, seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Alor, Flores dan Nabire diperkirakan akan mempercepat pertumbuhan sektor konstruksi pada periode lima tahun ke depan disamping upaya pertumbuhan infrastruktur pada daerah – daerah pemekaran. Dalam forum jasa konstruksi, kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Investasi memperkirakan total nilai proyek konstruksi nasional bisa mencapai Rp 250 triliun. Merujuk pada perkiraan tersebut, laju pertumbuhan sektor konstruksi setiap tahunnya diperkirakan akan meningkat semakin cepat. Pada tahun 2004, tanpa didukung oleh program-program pembangunan khusus saja, laju pertumbuhannya sudah mencapai 8,17 persen, lebih tinggi dari rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,13 persen Dalam rangka memperoleh data dan informasi kegiatan konstruksi secara lebih cermat pada tahun-tahun mendatang, maka disajikan pedoman pelaksanaan Survei Konstruksi Tahunan. Tujuannya adalah agar survei-survei konstruksi yang kita laksanakan dapat dipahami oleh petugas lapang, pengawas/pemeriksa dan perusahaan sebagai responden sehingga mampu menggali informasi kegiatan perusahaan-perusahaan konstruksi dengan lebih baik. Diharapkan data yang dihasilkan lebih akurat dan cepat sehingga mampu memberikan informasi tentang kegiatan perusahaan-perusahaan konstruksi nasional dengan baik pula.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
1
Ruang Lingkup Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan mencakup perusahaan konstruksi nasional berbadan hukum yang beroperasi di Indonesia.
Hasil SE06 menunjukkan bahwa jumlah
perusahaan/usaha konstruksi nasional mencapai 160.000 perusahaan, terdiri dari perusahaanperusahaan konstruksi dengan kemampuan mengerjakan proyek-proyek konstruksi dengan nilai kontrak besar (kualifikasi B), nilai kontrak sedang (kualifikasi M1 dan M2) dan nilai kontrak kecil (kualifikasi K1, K2, K3 dan Non Kualifikasi). Diharapkan kegiatan updating direktori perusahaan konstruksi yang akan dilaksanakan dapat menghasilkan direktori perusahaan konstruksi yang up to date dan dapat dijadikan sebagai kerangka sampel untuk penarikan sampel kegiatan survei-survei perusahaan konstruksi ditahun-tahun mendatang. Pada kegiatan survei Tahunan Perusahaan Konstruksi tahun 2009, dipilih sampel sebanyak 10.000 perusahaan dengan menggunakan metode sampling dua tahap, yaitu cut-off point dan stratified sampling. Prosedur pemilihan sampel survei tahunan selengkapnya diuraikan pada subbagian metode sampling. Tujuan Survei Maksud dan tujuan Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan adalah untuk memperoleh statistik dasar sektor konstruksi yang meliputi sebaran nilai konstruksi menurut lokasi proyek, struktur pendapatan dan pengeluaran perusahaan konstruksi di Indonesia, jenis konstruksi yang dikerjakan, sebaran banyaknya tenaga kerja, pembentukan modal tetap, dan lain sebagainya. II. METODOLOGI SURVEI Metode Sampling Pengambilan sampel yang akan dicacah dalam Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap cut-off point dan Stratified Sampling. Pada tahap Cut-off point langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokan perusahaan-perusahaan konstruksi menurut kualifikasi perusahaan, yaitu berurutan dari kualifikasi B, M1, M2, K1, K2, K3 hingga Non Kualifikasi (NK). Perlu diketahui dengan keluarnya peraturan LPJK Nomor 11a tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi maka Kualifikasi perusahaan dapat di konversikan menjadi Gred 7, Gred 6, Gred 5, Gred 4, Gred 3, Gred 2, dan Gred 1. Untuk lebih lengkapnya tentang Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
2
perubahan kualifikasi ini dapat dilihat pada halaman Lampiran 1. 2. 10 persen dari jumlah populasi diambil menjadi sampel untuk survei konstruksi tahunan. Sampel ini di alokasikan berdasarkan pengelompokan pada butir 1 diatas yang dimulai dengan mengambil dari Gred 7 secara berurutan hingga gred berikutnya. Mengingat Perusahaan Konstruksi lebih spesifik dimana setiap perusahan belum tentu mendapat proyek (tidak produksi) setiap tahunnya, maka untuk memperoleh data yang lebih optimal, keterwakilan sampel diharapkan dapat diperoleh dari perusahaan yang mempunyai gred yang lebih tinggi. 3. Dengan menggunakan metode cut-off point, perusahaan-perusahaan dengan kualifikasi B, M1 dan M2 (gred 7, gred 6 dan gred 5) diurutkan berdasarkan jumlah pekerja tetap (hasil updating direktori). Pada tahap ini diambil sampel sebesar 80% dari sample perusahaan konstruksi, sementara 20 % lagi diperoleh dari kualifikasi B, M1 dan M2 (gred 7, gred 6 dan gred 5) dengan menggunakan PPS setelah diurutkan kualifikasinya. Diperkirakan dengan pengambilan 80 % dari jumlah sampel perusahaan dengan kualifikasi B, M1 dan M2 (gred 7, gred 6 dan gred 5) telah terpilih sebagai sampel. Seandainya kualifikasi ini tidak mencukupi untuk jumlah sampel 80 % maka untuk kekurangan sampel diambil dari kualifikasi K1, K2, dan K3 yang pengambilan sampelnya dipadukan dengan sample yang jumlahnya 20 %. Sebaliknya apabila dengan jumlah 80 % tersebut masih ada perusahaan pada kualifikasi B, M1 dan M2 (gred 7, gred 6 dan gred 5) belum terpilih, maka untuk memenuhi sampel menjadi 100 % diutamakan mengambil perusahaan perusahaan dengan kualfikasi B, M1 dan M2 (gred 7, gred 6 dan gred 5) yang belum terpilih lalu sisanya baru diambil dari kualifikasi K1, K2 dan K3 (gred 4, gred 3, dan gred 2) Pada tahap Stratified sampling, sisa sampel setelah tahap cut-off point dialokasikan kepada perusahaan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Perusahaan dikelompokan menurut kualifikasi perusahaan, yaitu K1, K2, K3 dan Non Kualifikasi (gred 4, gred 3, gred 2 dan gred 1). 2. Mengalokasikan sampel pada populasi masing-masing kelompok dengan metode optimum allocation.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
3
JADWAL KEGIATAN
No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Uraian Kegiatan (2) Penyusunan metodologi dan penarikan sampel Penyusunan kuesioner dan buku pedoman Pencetakan kuesioner dan buku pedoman Pengiriman jumlah sampel dan dokumen ke BPS Provinsi Pengambilan sampel dan pengiriman dokumen ke BPS Kab./Kota Pencacahan sampel perusahaan Pengawasan/Pemeriksaan di lapangan Pengiriman dokumen ke BPS Provinsi Pemeriksaan di BPS Provinsi Pengiriman dokumen ke BPS Pusat Pengolahan data di BPS Pusat Tabulasi Pembuatan Analisa dan Penyusunan Publikasi Pencetakan Publikasi
Jadwal Kegiatan Survei Tahunan (3) 15 ‐ 30 Sept 01 ‐ 15 Okt 15 ‐ 30 Okt 01 ‐ 15 Des 20 ‐ 31 Des 01 Jan ‐ 31 Mei 15 Jan ‐ 31 Mei 01 Mar ‐ 05 Jun 05 Mar ‐ 10 Jun 15 Mar ‐ 15 Jun 20 Mar ‐ 30 Jun 01 Juli ‐ 31 Juli 01 Agst ‐ 31 Agst 01 Okt ‐ 15 Okt
Konsep dan Defenisi Konsep definisi sangat diperlukan agar persepsi terhadap informasi yang dihasilkan tidak bias. Beberapa konsep dan definisi yang digunakan berkenaan dengan kegiatan ekonomi pada kategori Kontruksi (F) adalah sebagai berikut: 1. Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang/jasa untuk diperjual-belikan atau ditukar dengan barang lain, dan ada seorang atau lebih yang bertanggungjawab/menanggung resiko. 2. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus, yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan/laba. 3. Pekerja Tetap adalah adalah semua karyawan yang bekerja pada perusahaan konstruksi yang sudah diangkat sebagai pekerja tetap dan umunya penggajiannya rutin setiap bulan. 4. Pekerja Harian Lepas adalah seluruh pekerja yang terlibat langsung dalam proyek dengan status tidak tetap yang dibayar sesuai dengan banyaknya hari bekerja dengan sistem upah harian. 5. Tenaga Ahli adalah tenaga di bidang jasa konstruksi yang memiliki sertifikat keahlian (SKA) bagi perencana, pengawas konstruksi dan pelaksana konstruksi sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
4
menurut disiplin keilmuan dan/atau kefungsian dan/atau keahlian tertentu. 6. Tenaga Terampil adalah tenaga di bidang jasa konstruksi yang memiliki sertifikat keterampilan Kerja (SKT-K) sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau kefungsian dan/atau keterampilan tertentu. 7. Bentuk Badan Usaha Bentuk pengesahan suatu perusahaan pada waktu pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau departemen terkait yang diperkuat dengan bukti tertulis atau akte. PT (Persero) adalah sebuah badan badan usaha dari suatu perusahaan/usaha yang dimiliki oleh pemerintah pusat (BUMN) atau pemerintah daerah (BUMD). Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Termasuk dalam kelompok badan usaha ini adalah badan usaha milik perusahaan asing (Corporation, NV). Perseroan Komanditer/Commanditair Venootschap (CV) adalah suatu bentuk badan usaha dimana terdapat perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan. Firma adalah suatu bentuk badan usaha dari sekelompok perorangan dimana setiap pemilik perusahaan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orangorang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Koperasi adalah persekutuan dari berbagai pihak untuk membentuk usaha secara bersama dimana kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota koperasi. 8. Persentase Permodalan Perusahaan Pemerintah Pusat adalah modal perusahaan yang berasal dari sumber keuangan pemerintah pusat (APBN). Pemerintah Daerah adalah modal perusahaan yang berasal dari sumber keuangan pemerintah daerah (APBD). Swasta Nasional adalah modal perusahaan yang berasal dari Badan Usaha Swasta Nasional dan atau warga negara Indonesia. Asing adalah modal perusahaan yang berasal dari luar negeri atau warga negara asing. 9. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
5
mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal. 10. Kategori: Merupakan garis pokok penggolongan kegiatan ekonomi. Penggolongan ini diberi kode satu digit dengan kode alphabet. Dalam KBLI seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 18 kategori. Kategori-kategori tersebut diberi kode huruf dari A sampai dengan Q dan X sebagai kegiatan yang belum jelas batasannya. Untuk Konstruksi diberi kode huruf F. a. Klasifikasi Bidang Pekerjaan : pengelompokan perusahaan konstruksi menurut jenis pekerjaan menurut keahliannya. Terdapat 5 jenis klasifikasi bidang pekerjaan, yaitu: Arsitektur untuk perusahaan konstruksi yang mampu menangani pekerjaan gedung, seperti pembangunan rumah, ruko, rukan, dan gedung perkantoran; Sipil, untuk perusahaan konstruksi yang mampu menangani pekerjaan sipil, seperti pembangunan jalan , jembatan, rel kereta api, waduk, drainase, dan jaringan pengairan; Mekanikal, untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan mekanikal, seperti pemasangan mesin pabrik, elevator, eskavator, conveyor dan pekerjaan mekanikal lainnya; Kelistrikan, Elektrikal untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan listrik, seperti pembangkit tenaga listrik, transmisi dan pekerjaan telekomunikasi; Tata Lingkungan, untuk perusahaan yang mampu menangani pekerjaan eksterior, seperti bangunan pengolah limba air bersih dan limbah,
perpipaan,
reboisasi,
dan
pengeboran air tanah. b. Kualifikasi Perusahaan adalah ukuran kemampuan perusahaan konstruksi dalam menangani pekerjaan konstruksi menurut bidang keahliannya. Ada 7 kualifikasi masingmasing mempunyai persyaratan khusus sbb: Keuangan No.
Golongan Usaha
Kualifikasi
Batas Nilai Satu Pekerjaan (Rp)
Kekayaan Bersih
Kemampuan sesaat (Seluruh Paket)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Per Orangan
Gred 1
0 sd. 50 juta
K e c il
(Rp)
Gred 2
0 sd. 300 juta
2.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
6
(Rp)
(5)
(6) Tidak persyaratkan
50 juta sd. 600 juta
90 juta sd. 1 M
Gred 3
0 sd. 600 juta
100 juta sd. 800 juta
180 juta sd. 1,44 M
4.
Gred 4
0 sd. 1 M
400 juta sd. 1 M
720 juta sd. 1,8 M
5.
Gred 5
1 M
1 M sd. 10 M
4,2 M sd. 42 M
1 M
3 M sd. 25 M
64 M sd. 160 M
10 M sd. tak terbatas
10 M sd. Tak terbatas
64 M sd. Tak terbatas
6.
Mene gah
3.
Gred 6
7.
Besar
Gred 7
11. Asosiasi adalah asosiasi perusahaan jasa konstruksi yang merupakan satu atau lebih wadah organisasi perusahaan, baik yang berbadan hukum maupun yang bukan badan hukum, yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi. 12. Tahun mulai beroperasi/berproduksi secara komersial Tahun pertama kali perusahaan menghasilkan/memproduksi barang/jasa secara komersial (tidak termasuk produksi percobaan). Untuk perusahaan konstruksi yang dimaksud tahun mulai berproduksi adalah tahun mulai kegiatan (early production). 13. Jaringan perusahaan Perusahaan Tunggal : adalah perusahaan yang beroperasi secara tunggal, tanpa memiliki jaringan dengan perusahaan lain, baik sebagai pusat, cabang, anak perusahaan atau induk perusahaan. Kantor Pusat : adalah perusahaan yang mempunyai cabang/perwakilan dan secara administratif melakukan pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan tersebut. Contoh : PT (Persero) Pertamina, PT (Persero) PLN Pusat, PT (Persero) ADHI KARYA Pusat. Kantor Cabang : adalah perusahaan yang merupakan cabang/perwakilan dari perusahaan lain yang beroperasi di wilayah Indonesia,
yang secara administratif manajemen
perusahaan dikoordinasi/diawasi oleh kantor pusat.
Pengumpulan Data Pengumpulan data Survei Tahunan Perusahaan Konstruksi dilakukan secara langsung oleh petugas Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota/Provinsi dan atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK). Alur dokumen dan jadwal kegiatan kedua survei tersebut disajikan pada gambar berikut: Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
7
Alur Dokumen Pelaksanaan Pencacahan Survei Konstruksi Tahunan
BPSProvinsi
BPS
BPSKab/Kota
Pencacah/ Pemeriksa
1. Buku Pedoman
1. Buku Pedoman
1. Dokumen VKR
1. Dokumen VKR
2. Dokumen VKR
2. Dokumen VKR
2. Direktori Perusahaan
2. Daftar Sampel
3. Direktori Perusahaan
3. Direktori Perusahaan
1. Dokumen VKR
1. Dokumen VKR
1. Dokumen VKR
1. Dokumen VKR
2. Daftar Sampel
2. Daftar Sampel 2. Daftar Sampel
2. Daftar Sampel
Perusahaan
1. Dokumen VKR
1. Dokumen VKR
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara manual dan komputerisasi. Pada tahap manual dilakukan cek awal terhadap seluruh isian kuesioner terutama mengenai identitas seperti nama propinsi, kabupaten/kota, nama perusahaan dan alamat apakah sudah sesuai dengan direktori yang ada. Untuk mengetahui kebenaran dan kewajaran isian dilakukan penyuntingan dan penyandian terhadap isian kuesioner. Kemudian pada tahap komputerisasi dilakukan data entri, validasi dan tabulasi. Estimasi Hasil Survei Metode
estimasi
dilakukan
untuk
memperoleh
angka
statistik
yang
dapat
memperkirakan nilai-nilai populasi kegiatan perusahaan konstruksi. Nilai pendugaan beberapa karakteristik kegiatan perusahaan konstruksi didasarkan pada metode sampling yang dipilih.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
8
PENGISIAN DOKUMEN SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN
BLOK I. Keterangan Umum Perusahaan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Seluruh rincian harus ada isiannya, kecuali untuk rincian nomor telepon, nomor fax dan alamat email dan alamt website boleh tidak terisi; Kode wilayah harap diisi sesuai dengan Master File Desa terbaru. Penulisan nama perusahaan tidak perlu menyertakan bentuk badan hukumnya Penulisan nomor urut perusahaan dilakukan pada saat entri dokumen dengan merujuk pada master perusahaan yang telah ada. Kode Induk Perusahaan (KIP) dapat diisi oleh pemeriksa/pengawas Kabupaten /Kota/ Provinsi. Identitas Perusahaan - Bentuk Badan Hukum
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
9
-
Rincian pertanyaan ini mempunyai jawaban berupa pilihan yang ada. Isian angka pada kotak sebelah kanan merupakan pemindahan dari kode yang dilingkari. Bidang pekerjaan utama Merupakan pertanyaan tentang bidang pekerjaan utama dari perusahaan yang jawabannya hanya satu pilihan utama. Isian angka pada kotak sebelah kanan merupakan pemindahan dari kode yang dilingkari.
KIP :
BLOK I.
KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
1. PROPINSI
DKI
2. KABUPATEN / KOTA *)
Jakarta Barat
3. KECAMATAN
Grogol Pertamburan
4. KELURAHAN / DESA *)
Jelambar Baru 15
5. NOMOR URUT PERUSAHAAN/USAHA
6. Identitas Perusahaan : : BU M I PERM AI RAYA, PT a. Nama Perusahaan b. Bentuk Badan Hukum [1] PT (Persero) [2] PT [3] CV [4] Firma [5] Koperasi [6] Lainnya c. Bidang Pekerjaan Utama : [1] Arsitektur [2] Sipil [3] Mekanikal [4] Elektrikal [5] Tata Lingkungan d. Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama : [1] Gred 1 [2] Gred 2 [3] Gred 3 [4] Gred 4 [5] Gred 5 [6] Gred 6 [7] Gred 7 e. Alamat Perusahaan : Jl. D ukuh I / I I I N o. 1 Jakarta-Barat 1 1 4 7 RT : ….…….. RW : …...…… Kode pos : Nomor telepon E-mail
: (021) 6923321 : ………………………………….
0
Nomor faksimili : (021) 6923321 Website : …………………………………….
*) coret yang tidak sesuai
-
-
Kualifikasi dari bidang pekerjaan Utama Isikan kode kualifikasi perusahaan yang dilingkari pada kotak yang tersedia di sebelah kanan. Alamat Perusahaan Isikan alamat perusahaan, lengkap dengan Jalan, RT, RW, Kode Pos, Nomor Telepon, Nomor faximile, Alamat Email maupun alamat website.
Contoh pengisian : PT. Bumi Permai Raya adalah perusahaan konstruksi yang memiliki kantor di Jl. Dukuh I/III No 1 Rt 012/003, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Pertamburan Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Bila perusahaan ini merupakan sampel terpilih, berikut dengan penambahan informasi mengenai kode pos, nomor telepon, nomor fax dan alamat email, blok keterangan tempat adalah seperti isian diatas.
BLOK II. TENAGA KERJA DAN BALAS JASA Rincian 1. Jumlah pekerja tetap menurut pendidikan dan jenis kelamin selama setahun Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
10
Rincian 2. Jumlah pekerja tetap sebagai tenaga ahli Isian disini, hanya pekerja tetap sebagai tenaga ahli yang dirinci menjadi : Perencana yang bersertifikat dan tidak bersertifikat Pelaksana yang bersertifikat dan tidak bersertifikat Pengawas yang bersertifikat dan tidak bersertifikat Pelaksana Terampil yang bersertifikat dan tidak bersertifikat Rincian 3. Balas jasa Pekerja tetap Rincian ini merupakan jenis pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pekerja tetap. Jenis pengeluaran ini dirinci lagi atas 2 (dua) jenis yakni : a. Yang dibayarkan langsung ke pekerja tetap 1. Upah/gaji (Nilai rata-rata upah per orang harus berada dalam range upah minimal sektor konstruksi di propinsi/kabupaten yang bersangkutan. 2. Upah lembur 3. Hadiah, bonus dan sejenisnya 4. Tunjangan dan sejenisnya b. Yang dibayarkan ke Yayasan/Badan untuk kepentingan pekerja tetap. 1. Iuran dana pensiun, tunjangan sosial dan sejenisnya 2. Asuransi Pekerja Contoh Pengisian: PT. Bumi Permai Raya mempunyai karyawan yang terdiri dari 2 orang laki-laki tamatan sarjana teknik sipil bertugas sebagai pelaksana terampil dan salah satu diantaranya telah memperoleh sertifikat, 1 orang perempuan tamatan sarjana teknik arsitektur bertugas sebagai perencana yang telah memperoleh sertifikat, 1 orang laki-laki tamatan sarjana muda ekonomi. 1 orang pesuruh laki-laki tamat SMP, 2 orang wanita bagian administrasi lulusan SMEA dan pemilik perusahaan yang tamatan Magister Manajemen menjadi direktur. Adapun balas jasa yang diterima oleh pekerja tetap selama tahun 2008 sejumlah Rp. 315.400.000,- yang terdiri dari Upah/Gaji : Rp. 247.200.000,- ; Upah lembur Rp. 27.500.000,-; Hadiah Bonus dan sejenisnya Rp. 18.000.000,-; THR dan sejenisnya Rp. 20.000.000,-; Iuran pensiun dan tunjangan sosial Rp. 1.5000.000,- serta Iuran Asuransi Pekerja sebesar Rp. 1.200.000,- Contoh pengisian kuesionernya adalah seperti di bawah ini:
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
11
BLOK II. TENAGA KERJA DAN BALAS JASA TAHUN 2008 1. Jumlah pekerja tetap Pendidikan Tertinggi Ditamatkan
Pendidikan Teknik
yang
Pendidikan Non Teknik
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
-
3. Sarjana Muda dan Diploma II/III
1
-
1
4. SMTA dan sederajat
-
2
2
5. SMTP dan sederajat
1
-
1
3
2
5
(1)
1. Pasca Sarjana 2. Sarjana
2
1
1
3
6. SD dan sederajat 2
JUMLAH
1
3
2. Jumlah pekerja tetap sebagai tenaga ahli Jabatan
Bersertifikat
Tanpa sertifikat
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Perencana
1
-
1
2. Pelaksana 3. Pengawas 4. Pelaksana Terampil JUMLAH
1
1
2
2
1
3
3. Balas jasa pekerja tetap Jenis Pengeluaran
Nilai (Rupiah)
(1)
(2)
A. Yang dibayarkan langsung ke pekerja tetap 1. Upah/gaji
247,200,000 ,-
2. Upah lembur
27,500,000 ,-
3. Hadiah, bonus dan sejenisnya
18,000,000 ,-
4. Tunjangan dan sejenisnya
20,000,000 ,-
B. Yang dibayarkan ke yayasan/badan untuk kepentingan pekerja tetap 1. Iuran dana pensiun, tunjangan sosial dan sejenisnya
1,500,000 ,-
2. Asuransi Pekerja
1,200,000 ,JUMLAH
315,400,000 ,-
Untuk Blok II ini beberapa hal perlu diperhatikan antara lain: 1. Jumlah balas jasa yang dibayarkan langsung kepada pekerja tetap merupakan penjumlahan dari semua jenis pengeluaran (jenis pengeluaran point 1 sampai dengan point 4). 2. Jenis pengeluaran upah/gaji biasanya adalah yang terbesar. Tanyakan pada supervisor bila komponen jenis pengeluaran untuk karyawan tidak lazim, yang bisa dilihat dari rata-rata upah/gaji per bulan per orang bila dibandingkan dengan Upah Minimal Sektor (UMS) Konstruksi di daerah Saudara. 3. Jumlah balas jasa per pekerja tetap (Jumlah yang dibayarkan : Jumlah pekerja tetap) harus berada dalam range upah per pekerja menurut propinsi.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
12
BLOK III. PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Blok III ini akan menanyakan kegiatan yang dilaksanakan perusahaan berupa : a. Lokasi Proyek yang dirinci menurut Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam rincian ini disediakan kotak yang akan diisikan dengan kode Provinsi dan kode Kabupaten/Kota oleh pengawas/pemeriksa Lokasi proyek boleh berbeda dengan lokasi perusahaan. b. Nama Proyek ditulis secara lengkap yang dapat menunjukkan jenis kegiatannya sesuai dengan kode KBLI hingga 3 digit. (Terlampir). Dalam rincian ini juga di-sediakan kotak yang akan diisikan dengan kode KBLI dalam 3 (tiga) digit oleh pengawas/pemeriksa. c. Sumber Dana Utama yang digunakan untuk pembiayaan Proyek adalah Sumber dana yang utama atau yang paling besar untuk pembiayaan proyek ini. Biasanya sumber dana ini dapat diperoleh dari : a. APBN (Anggaran Pembangunan Belanja Negara) oleh Pemerintah Pusat. b. APBD Provinsi (Anggaran Pembangunan Belanja Daerah) yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi. c. APBD Kabupaten/Kota (Anggaran Pembangunan Belanja Daerah) yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. d. Luar Negeri yakni anggaran yang disediakan oleh Negara lain baik berupa pinjaman, hibah atau bantuan. e. BUMN/BUMD yakni Anggaran yang disediakan oleh Badan usaha baik milik Negara atau milik Daerah. f. Sendiri yakni biaya yang keseluruhannya hanya dikeluarkan oleh si pemilik proyek. g. Lainnya yakni biaya pembiayaan proyek yangdiperoleh selain dari sumber pembiayaan proyek diatas, contoh gedung yang dibangun untuk kepentingan kelompok secara talangan bersama. d. Nilai Kontrak adalah Nilai keseluruhan yang digunakan dalam pembiayaan proyek tersebut. Nilai kontrak tahun ini adalah perkalian nilai kontrak dengan selisih persentase pekerjaan yang diselesaikan pada tahun bersangkutan. Nilai kontrak [Kol (7)], nilainya ditulis dalam satuan ribuan rupiah. Angka yang tertulis harus lebih besar dari pada isian kolom (10) + kolom (13) + kolom (14). e. Bulan dan Tahun Pelaksanaan Proyek adalah waktu awal yang ditentukan untuk memulai penyelesaian proyek dan batas waktu akhir yang ditentukan untuk penyelesaian proyek, biasanya disepakati secara tertulis dalam surat perjanjian kontrak. Rincian ini hanya untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun survei. f. Persentase Realisasi Pekerjaan yang diselesaikan merupakan kondisi persentase realisasi pekerjaan baik akhir tahun lalu dan akhir tahun survei. Persentase ini akan dapat menunjukkan besaran persentase yang diselesaikan selama tahun survei dengan cara mengurangkan besaran persentase yang diselesaikan hingga akhir tahun survei dengan persentase realisasi pekerjaan yang diselesaikan hingga akhir tahun lalu. Perlu diperhatikan bahwa kolom (9) harus lebih besar dari kol 8 dan maksimal 100%. Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
13
g. Biaya bahan bangunan selama tahun survei merupakan jumlah biaya yang sudah dikeluarkan selama tahun survei untuk menyelesaikan masing-masing proyek. Biaya bahan bangunan ini dapat diperinci dengan biaya bahan bangunan yang disediakan oleh perusahaan dan biaya bahan bangunan yang disediakan oleh pemilik proyek. Untuk kegiatan yang sudah selesai 100 % biaya bahan bangunan ini harus sama dengan isian jumlah pada blok IV. Perlu diperhatikan besaran biaya bahan bangunan ini jangan sampai melebihi dari 50 persen nilai kontrak untuk hal ini perlu dipertanyakan pada responden. . Isian kolom (10) berada dalam range 20% sampai dengan 60 % dari nilai kontrak tahun ini. h. Biaya Pekerja harian lepas selama tahun survei adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk balas jasa pekerja harian lepas selama tahun survei dalam menyelesaiakn kegiatan proyek. Biaya ini juga dirinci dengan biaya rata-rata upah orang perhari dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Nilai rata-rata upah per orang per hari harus berada dalam range upah minimal sektor konstruksi di propinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan. )]. Biasanya Isian kolom ini berada dalam range 5% sampai dengan 20 % dari nilai kontrak tahun ini. i. Pekerjaan yang disubkontrakkan selama tahun survei merupakan gambaran dari bagian proyek yang diselesaikan oleh kontraktor/rekanan lain (sub kontraktor). Gambaran yang ditunjukkan berupa nilai yang dikerjakan oleh sub kontraktor dan persentase realisasi oleh sub kontraktor hingga akhir tahun survei. Isian kolom ini tidak boleh lebih besar dari isian kolom (7). Contoh: Untuk pembangunan jalan di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui pelelangan ditentukan bahwa perusahaan PT. Pasti Sukses sebagai pemenangnya. Nilai kontrak tersebut sebesar Rp. 11.333.555.000,- yang semuanya bersumber dari dana APBN. Dalam kontrak pelaksanaan rehab dimulai sejak September 2007 dan sudah selesai pada Februari 2008. Persentase realisasi pembangunan tersebut pada Desember 2007 mencapai 55 %. Selama tahun 2008 bahan bangunan semuanya disediakan oleh perusahaan rekanan sebesar Rp. 4.306.750.000,- Biaya pekerja harian lepas selama tahun 2008 sebesar Rp. 90.000.000,- dengan upah per orang per hari adalah Rp. 60.000,- Semua kegiatan ini diselesaikn oleh PT. Pasti Sukses. Dari informasi tersebut isian pada kuesioner pada blok III adalah seperti isian dibawah ini: Perhatian : Seandainya biaya bahan dan biaya pekerja harian lepas diatas adalah yang sudah dikeluarkan selama kegiatan proyek maka : 1. Pekerjaan yang diselesaikan selama tahun 2008 adalah : 100% - 55 % = 45 % 2. Biaya bahan bangunan selama tahun 2008 adalah : 45 % x Rp. 4.306.750.000,- = Rp. 1.908.387.500,-
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
14
BLOK III. PENDAPATAN DAN PENGE LUARAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Tuliskan dengan jelas jawaban dari semua pertanyaan pada kolom (2) s/d kolom (15) tentang proyek konstruksi yg dikerjakan perusahaan selama tahun 2008. Proyek yang dicakup meliputi a) proyek yang dikerjakan mulai tahun 2008 baik yang sudah selesai pada akhir tahun 2008 maupun yang belum selesai, dan b) semua proyek sudah mulai dikerjakan pada tahun-tahun sebelumnya tetapi masih dilanjutkan pekerjaannya pada tahun 2008 - Yang dimaksud dengan biaya bahan pada kolom (10) dan kolom (11) adalah nilai seluruh bahan bangunan yang dipakai untuk proyek, seperti : semen, pasir, batu, besi beton, kayu, AC, elevator, escalator, kabel, tiang, dsb
Persentase
Sumber Lokasi Proyek
No
(1) 1.
Propinsi dan Kabupaten/Kota
K upang
Nama Proyek /
Dana
Jenis Pekerjaan
Utama
(Tuliskan sejelas mungkin
Pembiayaan
dan isikan 3 digit terakhir
Proyek
kode KBLI 5 digit)
(lihat kode
Pembangunan Jalan
5 3 7 1
Nilai Kontrak
Realisasi Pekerjaan
Biaya Bahan Bangunan
Pelaksanaan
yang Diselesaikan
Selama Tahun 2008
hingga
(Rupiah)
(5)
APBN 2 2 1
Bulan dan Tahun Proyek
di bawah) (4)
(3)
(2)
N usa T enggara T imur
- Nilai pengeluaran bahan pada kolom (10) dan kolom (11) hanya meliputi bahan yang telah digunakan saja, tidak termasuk stok/persediaan. - Pekerja Harian Lepas adalah seluruh pekerja yang terlibat langsung dengan proyek dengan status tidak tetap yang dibayar sesuai dengan banyaknya hari bekerja dengan sistem upah harian - Pekerjaan yang disubkontrakkan meliputi pekerjaan yang disubkontrakkan seluruhnya (bahan bangunan dan tenaga kerja disediakan oleh subkontraktor) atau hanya tenaga kerjanya saja.
1 11.333.555.000
hingga
Biaya Pekerja Harian Lepas Pekerjaan yang Disubkontrakkan Selama Tahun 2008
Selama Tahun 2008
Rata-rata
Desember Desember
% selesai
Disediakan
Disediakan Pemilik
Upah per
Jumlah Upah
Nilai Kontrak
s/d 31
Mulai
Selesai
2007
2008
Perusahaan
Proyek
orang per
(Rp)
(Rp)
Desember
(6)
(7)
(8)
(9)
(Rp) (10)
(Rp) (11)
hari (Rp) (12)
(13)
(14)
2008 (15)
0308
0908
65 '%
100 '% 4.306.750.000
-
60.000
90.000.000
-
- '%
2.
%
%
%
3.
%
%
%
4.
%
%
%
5.
%
%
%
6.
%
%
%
7.
%
%
%
8.
%
%
%
9.
%
%
%
10.
%
%
%
11.333.555.000
JUMLAH Keterangan kolom (4): 1: APBN 2: APBD Propinsi 3: APBD Kab/Kota
4: Luar Negeri 5: BUMN/BUMD 6: Sendiri
-
90.000.000
7: Lainnya
2
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
4.306.750.000
3
15
-
BLOK IV. BAHAN BANGUNAN YANG DIGUNAKAN Blok IV ini akan memberikan informasi tentang jumlah dan nilai bahan bangunan yang digunakan untuk proyek menurut jenisnya selama melaksanakan kegiatan proyek dari awal hingga selesai pada tahun survei. (tidak termasuk stok/persediaan) Apabila ada lebih dari 1 proyek yang sudah selesai 100 persen selama tahun survei, maka masing-masing proyek diisikan pada blok IV ini dengan lembaran yang berbeda (terjadi penambahan lembaran). Isian dapat diisi apbila penyelesaian proyek pada blok III sudah 100 persen. Isian pada blok ini diusahakan dapat dirinci per jenis bahan bangunan secara lengkap baik satuan, volume dan Nilai. Contoh : CV. NagaTimbul pada tahun 2008 menyelesaikan sebuah rumah sederhana senilai Rp. 150.000.000,-
dengan
3
menggunakan bahan bangunan sbb : 1. Semen 14.250 kg (Rp. 8.630.000,-), 2. Batu batuan 29 m (Rp. 2.770.000,), 3. Besi 90 btg (Rp. 2.882.000,-), 4. Batubata 12.500 biji (Rp. 3.250.000,-), 5. Kayu balok 3 kubik (Rp. 2.500.000,-), 6. Triplek 100 lbr (Rp.5.000.000), 7. Papan 30 lbr (Rp. 1.800.000,-), 8. Keramik 160 m2 (Rp. 6.520.000,-), Pasir 57 m3 (Rp. 6.880.000,-), Seng 100 lembar (Rp. 3.000.000,) dan Cat 8 pilihan (Rp. 600.000,-) Maka isian blok IV ini menjadi seperti daftar diatas. BLOK IV. BAHAN BANGUNAN YANG DIGUNAKAN Tuliskan Bahan Bangunan yang Digunakan untuk Proyek yang Sudah Selesai 100% pada Tahun 2008 (proyekproyek pada Blok III) Jika Proyek yang Sudah Selesai 100% pada Tahun 2008 lebih dari satu proyek, maka gunakan lembar tambahan untuk proyek-proyek berikutnya Nomor Proyek : 1 [sesuai dengan Blok III Kolom (1)] Nama Proyek : Pembangunan rumah sederhana 1 (satu) unit Jenis Bahan Bangunan *)
Satuan **)
Volume
Nilai (Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
14,250
8,630,000
batang
90
2,882,000
m3 biji
57
6,880,000
12,500
3,250,000
3
2,500,000
lembar
100
5,000,000
Papan
lembar
30
1,800,000
7.
Keramik
160
6,520,000
8.
Seng
m3 lembar
100
30,000,000
9.
Cat
8
600,000
1.
Semen
2.
Besi
3.
Pasir
4.
Batubata
4.
Kayu balok
5.
Triplek
6.
kg
kubik
kg
10. 13.
Lainnya 68,062,000
JUMLAH *) - Isiannya hanya untuk satu jenis proyek, untuk proyek lainnya gunakan lembar tambahan - Isian bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan jenis proyeknya **) Tuliskan menurut satuan ukuran umum (seperti : m, m
2
, m
3
, kg, ton, dll)
BLOK V. PENDAPATAN LAIN Pendapatan lain yang dicatat disini adalah pendapatan selain dari nilai kontrak, nilai penjualan listrik dan nilai penyewaan alat yang dterima oleh perusahaan. Pendapatan tersebut dapat
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
16
dirinci antara lain : Rincian 1. Jasa desain gambar dan jasa konsultan Rincian 2. Jasa sewa tanah, jasa sewa bangunan dan jasa sewa tanah dan bangunan (properti) Rincian 3. Pendapatan dari bunga, deviden, hak cipta dll. Rincian 4. Pendapatan dari kegiatan lainnya diluar rincian diatas Contoh pendapatan dari kegiatan lainnya al : pendapatan fee yang diperoleh karena diikutkan sebagai rekanan pendamping. Apabila perusahaan tidak mempunyai pendapatan sama sekali dalam satu tahun tersebut maka untuk kasus seperti ini pada Blok V harus ada isian minimal sebesar Rp. 6.500.000,- dengan perhitungan pengeluarannya sekitar Rp. 6.500.000,kemungkinan untuk gaji 1 (satu) orang pegawai dan bayar pajak untuk selama setahun. Biasanya diambil dari tabungan. Contoh : CV. Trimurni yang bergerak dibidang konstruksi selama tahun 2008 memperoleh pendapatan diluar nilai proyek yang dikerjakan sebanyak Rp. 57.500.000,- yang dirinci masing-masing dari : a. Jasa konsultan sebanyak Rp. 10.000.000,- ; b. Sewa tanah dan bangunan oleh CV. Adinda setiap bulannya sebesar Rp. 2.500.000,- selama 10 bulan; c. Bunga Deposito dan deviden selama setahun survei sebesar Rp. 7.500.000,-dan fee yang diperoleh dari CV. Adinda yang memanfaatkannya sebaga rekanan pendampingRp. 15.000.000,- maka isian blok V ini adalah sbb:
BLOK V. PENDAPATAN LAIN Jenis Pendapatan (1)
Nilai (Rupiah) (2)
1.
Jasa desain gambar, konsultan
10,000,000 ,-
2.
Pendapatan dari jasa sewa tanah dan bangunan (properti)
25,000,000 ,-
3.
Pendapatan dari bunga, deviden, hak cipta, dan lain-lain
4.
Kegiatan lainnya (Tuliskan : F ee sebagai rekanan pendamping)
7,500,000 ,15,000,000 ,57,500,000 ,-
JUMLAH
BLOK VI. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR Pengisian blok VI ini hanya untuk pemakaian bahan bakar yang benar-benar digunakan perusahaan untuk kegiatan proyek selama tahun survei berjalan Contoh : CV. Bukit Lestari Toboali selama tahun 2008 menggunakan bahan bakar senilai Rp. 11.600.000,- yang diperinci sbb : Bensin 1.000 liter senilai Rp. 5.100.000,-; Solar 1.100 liter dengan nilai Rp. 5.000.000,serta pelumas 775 liter dengan nilai Rp. 1.500.000,-. Maka isian dalam blok VI adalah sbb:
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
17
BLOK VI. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR Jenis Bahan Bakar
Satuan
Volume
(1)
(2)
(3)
(4)
Bensin
lit er
1,000
2.
Solar
lit er
1,100
3.
Minyak Diesel
lit er
1.
4.
LPG
5.
Gas Kota
4.
Pelumas
lit er
Nilai (Rupiah) 5,100,000 ,5,000,000 ,-
1,500,000 ,-
775
JUMLAH
11,600,000 ,-
BLOK VII. PENGELUARAN LAIN Rincian 1. Pengeluaran alat tulis dan keperluan kantor selama setahun. a. Periksa kewajaran masing-masing rincian pengeluaran alat tulis dan keperluan kantor. Nilai pengeluaran lat tulis dan keperluan kantor adalah dalam satuan ribuan rupiah. b. Periksa kebenaran kolom penjumlahan dari masing-masing rincian.Jumlah pengeluaran bahan dan jasa harus berada di range 5% sampai dengan 30% dari nilai kontrak tahun ini. Contoh : CV. Rian Bersaudara selama tahun survei merinci bahwa biaya yang sudah dikeluarkan sealam athun 2008 adalah sebagai berikut. Untuk ATK sebanyak Rp. 500.000,-; pos dan telekomunikasi sebanyak 2.000.000,-; jasa angkutan Rp. 350.000,-air bersih Rp. 850.000,-; bunga atas pinjaman Rp. 200.000,-; pajak tidak langsung Rp. 1.500.000,-; dan tip untuk petugas lapangan dalam upaya memperlancar kegiatan proyek, maka isian dafta pada blok VII adalah sbb: BLOK VII. PENGELUARAN LAIN Jenis Pengeluaran
Nilai (Rupiah)
(1)
(2)
500,000 ,-
1.
Alat tulis dan keperluan kantor (ATK)
2.
Ongkos pemeliharaan barang modal dan pembelian suku cadang
3.
Pos dan Telekomunikasi
2,000,000 ,350,000 ,-
4.
Jasa angkutan dan pergudangan
5.
Sewa tanah/lahan
-
6.
Sewa bangunan/gedung
-
7.
Asuransi (selain asuransi tenaga kerja)
-
8.
Promosi
9.
Air Bersih
10.
Bunga atas pinjaman
200,000 ,-
11.
Pajak tidak langsung
1,500,000 ,-
12.
Biaya Penelitian dan Pengembangan (R&D)
13
Lainnya (Tuliskan : T ip untuk memper lancar kegiatan)
860,000 ,-
6,210,000 ,-
JUMLAH
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
800,000 ,-
18
BLOK VIII. PEMBANGKIT LISTRIK Blok VIII ini untuk mendapatkan gambaran penggunaan listrik yang diproduksi dengan pembangkit sendiri, baik yang dipakai maupun yang dijual dan pemakaian listrik yang dibeli oleh perusahaan 1. Bila perusahaan menggunakan motor listrik atau generator (setidaknya salah satu jenis bahan bakar pada blok VI terisi) maka rincian 3.1 (tenaga listrik yang diproduksi perusahaan) harus terisi. Pendekatan KWh yang dibangkitkan pern1 liter/kg pemakaian adalah sbb: a. Solar : Untuk setiap 1 liter solar yang dipakai akan menghasilkan 11,33 KWh b. Bensin : Untuk setiap 1 liter bensin yang dipakai akan menghasilkan 8,98 KWh. c. M. Diesel : Untuk setiap 1 liter m. diesel yang dipakai akan menghasilkan 10,39 KWh d. Batubara : Untuk setiap 1 lkg batubara yang dipakai akan menghasilkan 6,57 KWh. e. Pendekatan berdasarkan waktu pemakaian generator/genset : Kapasitas generator/genset X rata-rata hari kerja sebulan X rata-rata jam kerja sehari X 0,8 X 12
2.
3.
Periksa kewajaran isian tenaga listrik yang dibeli dari PLN dan Non PLN (dalam KWh). Bagi nilai (rupiah) tenaga listrik yang dibeli dengan banyaknya Kwh, sesuaikan dengan harga listrik rata-rata per kwh yang berlaku di propinsi yang bersangkutan. Periksa kewajaran isian tenaga listrik yang dibeli dari PLN apakah harga per KWh masuk dalam range harga per KWh yaitu antara Rp. 400,- s/d. Rp. 1250,-.
Contoh: Suatu perusahaan konstruksi mempunyai satu buah generator dengan daya sebesar 10 PK yang digunakan untuk membangkitkan listrik di lokasi proyek selama 100 jam efektif dengan kapasitas terpakai sebesar 70%. Perusahaan tersebut juga dalam setahun membayar listrik PLN sebesar Rp. 1.800.000,dengan jumlah pemakaian 2.500 Kwh. Perlu diketahui bahwa tenaga listrik yang dibangkitkan oleh generator tersebut adalah sebesar 10 x 100 x 70 % = 700 KWh, maka penulisannya pada kuesioner adalah sebagai berikut:
BLOK VIII. PEMBANGKIT LISTRIK Volume (2) 1 unit
Uraian
(1)
Nilai (Rp)
(3)
1.
Jumlah generator yang digunakan :
2.
Tenaga listrik yang diproduksi oleh generator :
3.
Tenaga listrik yang dibeli
2.500 K Wh
1,800,000
a. Tenaga listrik yang dibeli dari PLN
2.500 K Wh
1,800,000
4.
700 K Wh
b. Tenaga listrik yang dibeli dari Non PLN
………... K Wh
Tenaga listrik yang dijual kepada pihak lain :
………... K Wh
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
19
BLOK IX. PERALATAN KONSTRUKSI Blok IX ini mencatat banyaknya alat-alat berat maupun mesin yang dikuasai dan digunakan untuk kegiatan konstruksi oleh perusahaan selama tahun survei, baik milik sendiri maupun yang diperoleh dari pihak lain. Rincian 1. Jenis Alat berat/mesin yang dikuasai dirinci atas milik sendiri dan milik pihak lain Rincian 2. Jenis alat berat/mesin yang disewakan yang berarti alat berat/mesin tersebut adalah milik perusahaan dan disewakan pada perusahaan lain untuk memperoleh pendapatan. Yang dicatat adalah berapa alat yang disewakan, dan berapa nilai sewa persatuan pemakaian serta pendapatan yang diperoleh dari penyewaan alat berat/mesin tersebut selama tahun survei Rincian 3. Jenis alat berat/mesin yang disewa yang berarti alat berat/mesin tersebut adalah milik perusahaan lain dan disewa untuk digunakan oleh perusahaan responden. Hal ini berarti perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk menyewa alat berat/mesin tersebut. Contoh : CV. Rian Bersaudara hanya selama tahun 2008 hanya memiliki 1 unit buldozer , dimana alat tersebut delama 10 jam disewakan dengan nilai 50.000.000,- pada perusahaan lain. Disamping itu CV. Rian Bersaudara menyewa alat berat Track loader 1 unit senilai Rp. 7.000.000,- dengan sewa perjamnya Rp. 750.000,- dan Excavator 1 unit senilai Rp. 8.000.000,- dengan sewa perjamnya Rp. 800.000,-. Maka isian daftar adalah sbb: BLOK
IX. PERALATAN KONSTRUKSI
Tuliskan dengan jelas banyak dan nilai sewanya alat berat selama tahun 2008 A. JENIS ALAT BERAT/MESIN YANG DIKUASAI
1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Peralatan
Milik Sendiri (unit)
Milik Pihak Lain (unit)
Jumlah (unit)
(1)
(2) 1 -
(3) 1 1
(4) 1 1 1
Bulldozer Wheel Loader Track Loader Excavator
2.
JENIS ALAT BERAT/MESIN YANG DISEWAKAN (Alat adalah milik sendiri) Biaya Sewa per satuan Satuan Jenis Peralatan Jumlah Unit pemakaian (Rp) Pemakaian (1) (4) (2) (3) 1,000,000 1 uni t / jam Bulldozer Wheel Loader
3.
Track Loader
B.
1.
-
-
-
Total Biaya Sewa (Rp) (5) 50,000,000 -
4. 50,000,000
Jumlah C.
1. 2. 3. 4. 5.
JENIS ALAT BERAT/MESIN YANG DISEWA (Alat adalah milik pihak lain) Biaya Sewa per satuan Satuan Jenis Peralatan Jumlah Unit pemakaian (Rp) Pemakaian (1) (4) (2) (3) Bulldozer Wheel Loader 750,000 1 uni t / jam Track Loader 800,000 1 uni t / jam Eccavator
Total Biaya Sewa (Rp) (5) 7,000,000 8,000,000
15,000,000
Jumlah
Catatan : Contoh Satuan pemakaian (kol 3) al : Unit/jam; unit/hari, unit/minggu, unit/bulan atau unit/tahun.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
20
Bagian Catatan Diharapkan pada blok ini dapat terisi berupa informasi penting yang dalam blok-blok terdahulu tidak dapat dicatat, atau untuk memberikan penjelasan pada blok-blok terdahulu seperti: - Penunjang jalannya perusahaan apabila perusahaan tidak mendapat proyek. - Penyebab terjadinya penerimaan lebih kecil dari pengeluaran - Upah Minimal Regional (UMR) sektor Konstruksi baik untuk Provinsi yang diisi oleh pengawas/pemeriksa Provinsi maupun untuk Kabupaten/Kota yang diisi oleh pengawas/pemeriksa Kabupaten/Kota. - Penyebab terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek - Dll
Bagian Sertifikasi Pengisian Kuesioner Bagian ini sangat diperlukan, untuk menjadi kontak person pada waktu-waktu yang akan datang di perusahaan responden.
Bagian Keterangan Petugas Bagian ini akan mencatat orang yang bertugas mencacah di lapangan, pengawas/pemeriksa di kabupaten/kota dan pengawas/pemeriksa di provinsi. CATATAN Tuliskan informasi penting berhubungan dengan isian kuesioner : 1. Upah Minimum Sektoral Konstruksi untuk Kab/Kota adalah Rp. 650.000,-/ bulan 2. Upah Minimum Sektoral Konstruksi untuk Provinsi adalah Rp. 600.000,-/ bulan 3. K et er lambat an wakt u sebagai dampak dar i kenai kan BBM ser t a bahan-bahan lai nnya. : Diisi oleh pengawas Kabupaten/Kota
: Diisi oleh pengawas Provinsi
Se r t if ik a si Pe n g isia n Ku e sio n e r Bila ada yang kurang jelas, nama pejabat/karyawan perusahaan yang dapat dihubungi: Nama:
H ar yant o
Jabatan:
M anager
Telepon:
( 021 ) 86101211
E-mail:
h_yant o@ yahoo.co.i d
F ax: ( 021 ) 86101211 …......................................
Ke t e r a n g a n Pe t u g a s Pencacah Nama :
Jhoni T hopan
NIP
340009876
:
Tanda Tangan
Jabatan*: KSK / Staf BPS Kab/kota / Staf BPS Propinsi Pengawas Kabupaten/Kota
Provinsi
I dr us Sani
Nama
:
NIP
: 340011111
Tanda Tangan
Jabatan :
St af
Nama
:
D r s. I r wansyah
NIP
:
34 001234 5
Jabatan :
K asi St at . PE K
* Coret yang tidak sesuai
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
21
Tanda Tangan
Contoh : Isian diatas merupakan contoh pengisian yang dilaksanakan KS yang bernama Jhoni Thopan, pengawas Kabupaten Sdr. Idrus Sani, pengawas Provinsi Sdr Drs Irwansyah. Sementara Kontak Person adalah Sdr. Hayanto yang bertindak sebagai Manager di perusahaan tersebut.
Bagian Ringkasan Bagian Ringkasan ini terdiri dari 3 rincian yaitu A. Rincian Pengeluaran B. Rincian Pendapatan C. Ratio Keuntungan terhadap pengeluaran A. Rincian Pengeluaran merupakan penjumlahan dari 1. Nilai balas jasa pekerja tetap (Blok II Rincian 3 baris Jumlah) 2. Nilai pemakaian bahan bangunan yang digunakan perusahaan (blok III kolom 10 baris Jumlah) 3. Nilai upah pekerja harian lepas (Blok III kolom 13 baris Jumlah) 4. Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan (Blok III kolom 14 x kolom 15 baris Jumlah) 5. Nilai pemakaian bahan bakar (Blok VI kolom 4 baris Jumlah) 6. Biaya pengeluaran lain (Blok VIII kolom 2 baris Jumlah) 7. Tenaga listrik yang dibeli (Blok VIII rincian 3 (a+b) kolom 3) 8. Biaya sewa/peralatan mesin (Blok IX C kolom 5 baris Jumlah) B. Rincian Pendapatan merupakan penjumlahan dari 1. Nilai pekerjaan Konstruksi (penjumlahan dari nilai Blok III kolom 5 x (kolom 9 – kolom 8)) 2. Bahan Bangunan yang disediakan pemilik (Blok III kolom 11 baris Jumlah) 3. Nilai dari pendapatan lain (Blok V kolom 2 baris Jumlah) 4. Nilai tenaga listrik yang dijual pada pihak lain (Blok VIII rincian 4 kolom 3) 5. Peralatan/Mesin dari yang disewakan (Blok IX kolom 5 baris Jumlah) C. Rincian Rasio Keuntungan Terhadap Pengeluaran Isian ini merupakan hasil dari (Jumlah B - Jumlah A) / Jumlah B X 100%. Rasio keuntungan tidak boleh minus (-).
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
22
EDITING DOKUMEN SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN
Blok I. Keterangan Umum Perusahaan 1.
2.
3.
4.
Periksa isian kode propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa. Kode rincian 1 sampai dengan 4 harus diisi. Isian kode harus sesuai dengan master file desa tahun 2003. Periksa isian Nomor Urut Perusahaan/Usaha yang diurutkan pada wilayah terkecil yakni Kelurahan/Desa. Nomor ini akan menjadi Kode Identitas Perusahaan (KIP), dan bagi perusahaan baru nomornya berlanjut di masing-masing elurahan/Desa. Periksa Identitas Perusahaan. a. Nama perusahaan harus diisi dengan jelas. b. Bentuk Badan Hukum, periksa isian kotak harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari. Apabila isian pada kotak kode tidak sesuai dengan jumlah kode yang dilingkari maka yang dianggap benar adalah kode yang dilingkari. Ganti isian pada kotak kode sesuai dengan jumlah kode yang dilingkari c. Kualifikasi Bidang pekerjaan utama, periksa isian kotak harus sesuai dengan salah satu kode yang dilingkari. Apabila isian pada kotak kode tidak sesuai dengan jumlah kode yang dilingkari maka yang dianggap benar adalah kode yang dilingkari. Ganti isian pada kotak kode sesuai dengan jumlah kode yang dilingkari Periksa alamat perusahaan. Alamat perusahaan harus dituliskan selengkap mungkin. Kode pos, telepon, fax dan e-mail boleh tidak terisi.
Blok II. Tenaga kerja dan balas jasa 1.
2.
3.
Periksa kolom jumlah dan baris jumlah pekerja tetap. Apabila hasil penjumlahan tidak sesuai maka yang dilakukan perubahan adalah kolom atau baris jumlah, isian dari masingmasing sel laki-laki atau perempuan dianggap benar. Jumlah pekerja tetap harus terisi minimal 1 orang yaitu pemilik. Periksa kolom jumlah dan baris jumlah pekerja tetap sebagai tenaga ahli. Apabila hasil penjumlahan tidak sesuai maka yang dilakukan perubahan adalah kolom atau baris jumlah isian dari masing-masing sel bersertifikat atau tidak bersertifikat. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pekerja tetap sebagai tenaga ahli harus lebih kecil atau sama dengan jumlah pegawai tetap. Periksa isian balas jasa yang dibayarkan langsung kepada pekerja tetap selama setahun. Rincian ini harus diisi. Jumlah balas jasa yang dibayarkan dibagi dengan banyaknya tenaga kerja tetap harus berada di dalam range upah Minimal Regional sector Konstruksi di daerah masing-masing (blok catatan). Apabila kosong, maka cara mengisikannya adalah
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
23
4.
jumlah karyawan tetap dikali dengan nilai upah/gaji yang berada dalam range dalam kabupaten/kota/provinsi tersebut. Periksa kewajaran isian pengeluaran yang dibayarkan perusahaan kepada suatu yayasan/badan selama setahun. Isian rincian ini boleh kosong.
Bagian III. Pendapatan dan Pengeluaran Pekerjaan Konstruksi 1.
Periksa kode provinsi lokasi proyek apakah sudah sesuai dengan isian provinsi lokasi proyek. 2. Periksa kode kabupaten/kota lokasi proyek apakah sudah sesuai dengan isian kabupaten/kota lokasi proyek. 3. Periksa isian kode jenis proyek, isian kode jenis pekerjaan harus sesuai dengan nama proyek. Kode jenis pekerjaan dapat dilihat pada lampiran buku pedoman. 4. Periksa kode sumber dana utama pembiayaan proyek. Kolom ini harus diisi jika kolom (3) ada isian. Apabila kosong maka dapat diperkirakan dari nama proyek. 5. Periksa isian nilai kontrak, kolom ini terisi apabila kolom (3) ada isian. Kolom ini harus lebih besar sama dengan penjumlahan kolom (10) + kolom (11) + kolom (13) + kolom (14). 6. Periksa isian kolom mengenai persentase pekerjaan yang diselesaikan. Kolom (9) terisi apabila kolom (4) ada isian. Kolom (8) boleh kosong, apabila proyek dimulai dari tahun sebelumnya dan belum selesai sehingga dilanjutkan pada tahun berikutnya (tahun pencacahan) maka kolom (8) dan (9) harus diisi. Jika persentase pekerjaan pada kolom (8) sudah 100% maka baris isian proyek ini didrop. Apabila kolom (4) ada isian, sedangkan kolom (9) kosong maka lihat kolom (15), jika kolom (15) ada isian maka isian kolom (9) mengikuti isian kolom (15). Jika kolom (9) kosong dan kolom (15) kosong, maka kolom (9) dapat diisi 100% dengan catatan sebelum diisi 100% ditanyakan kembali ke pencacah atau pengawas. 7. Periksa isian pengeluaran biaya bahan selama setahun baik yang disediakan perusahaan yaitu kolom (10) maupun yang disediakan oleh pemilik kolom (11). Biaya bahan yang dikeluarkan oleh perusahaan berkisar antara 20%-70% dari nilai konstruksi. 8. Periksa kewajaran biaya pekerja harian lepas selama setahun. Kolom (12) harus diisi apabila kolom (13) ada isian. Isian kolom (12) rata-rata upah per orang per hari mengikuti rata-rata upah yang berlaku pada propinsi lokasi proyek. Nilai upah kolom (13) berkisar antara 5% - 50% dari nilai kontrak. 9. Periksa isian pekerjaan yang disubkontrakkan selama setahun. Nilai isian kolom ini harus lebih kecil dari nilai kolom (5). 10. Periksa kebenaran baris jumlah dari total kolom (5), kolom (10), kolom (11), kolom (13) dan kolom (14).
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
24
Blok IV. Bahan Bangunan yang digunakan 1. 2. 3. 4. 5.
Periksa kewajaran isian vahan bangunan yang digunakan selama setahun. Isian ini harus terisi apabila kolom (5), kolom (10) atau kolom (11) terisi. Volume yang diisi satuannya harus sesuai dengan yang ada di kolom satuan apabila berbeda maka harus dikonversi terlebih dahulu. Apabila pada kolom (9) ada lebih dari satu nilai 100 % maka blok ini akan mengisi halaman tambahan. Bandingkan kewajaran Nilai bahan bangunan dengan volume yang digunakan. Periksa isian pada baris jumlah, biaya bahan yang dikeluarkan oleh perusahaan berkisar antara 20%-70% dari nilai konstruksi.
Blok V. Pendapatan Lain 1. 2.
3.
Periksa isian pendapatan dari kegiatan lain selama setahun. Apabila perusahaan tidak mempunyai proyek selama setahun maka pengeluaran yang dilakukan perusahaan dibuat balance dengan mengisikan rincian ini sama dengan pengeluaran perusahaan. Begitu pula apabila keuntungan perusahaan minus (-) maka jenis pendapatan dari kegiatan lain harus diisi sampai paling tidak keuntungan perusahaan 10%.
Blok VI. Pemakaian Bahan Bakar 1.
Periksa konsistensi isian rincian bahan bakar dengan isian rincian motor listrik dan generator. 2. Untuk rincian bahan bakar harus terisi apabila isian pemakaian bahan bakar untuk motor listrik dan generator terisi. 3. Periksa penjumlahan rincian jenis pengeluaran pemakaian bahan bakar. Apabila nilai jumlah tidak sama dengan penjumlahan masing-masing rincian maka baris jumlah yang dilakukan perbaikan. 4. Isian bahan bakar harus terisi apabila isian rincian motor listrik dan atau generator terisi dan isian rincian 8.2 tenaga listrik yang diproduksi diisi. Blok VII. Pengeluaran Lain 1. Periksa isian pengeluaran ATK, ongkos operasional, sewa, asuransi, bunga atas pinjaman, pajak tidak langsung dan biaya lainnya. Blok VIII. Pembangkit Listrik 1. Periksa isian generator dan tenaga listrik yang digunakan oleh generator, apabila generato Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
25
ada maka tenaga listrik yang diproduksi terisi. 2. Periksa produksi, pembelian dan penjualan tenaga listrik oleh perusahaan selama setahun. Rincian 8.2 tenaga listrik yang diproduksi oleh perusahaan ada isian apabila rincian motor listrik atau generator diisi dan pemakaian bahan bakarnya ada isian. 3. Periksa kewajaran isian tenaga lsitrik yang dibeli baik dari PLN maupun Non PLN; untuk listrik yang dibeli dari PLN, harga per Kwh adalah nilai yang dikeluarkan oleh perusahaan dibagi dengan banyaknya Kwh yang dibeli; harga per Kwh harus berada pada range. Apabila harga rata-rata per kwh berada di luar range maka yang dilakukan perbaikan adalah nilai Kwh yang dibeli. 4. Periksa isian tenaga listrik yang dijual kepada pihak lain; isian ini ada isian apabila isian motor listrik atau generator dan pemakaian bahan bakarnya terisi. Blok IX. Perlatan Konstruksi 1. 2.
Periksa isian rincian jenis alat berat/mesin yang dikuasai Periksa alat berat/mesin yang disewakan, isian ini bisa terisi apabila alat berat/mesin yang dikuasai 3. Periksa alat berat/mesin yang disewa dari pihak lain, apabila isian ini terisi maka alat berat/mesin yang dikuasai juga harus ada. 4. Rincian alat berat/mesin yang disewakan maupun yang disewa bisa tidak ada isian walaupun alat berat/mesin yang dikuasai ada. 5. Perhatikan isian satuan pemakaian, agar disesuaikan dengan salah satu satuan dibawahnya. Bagian Catatan, Sertifikasi Kuesioner dan Keterangan Petugas Jelas Bagian Ringkasan
Periksa konsistensi masing-masing rincian dengan isian masing-masing bagian, apabila bila tidak sama maka perbaiki. Rasio kewajaran keuntungan perusahaan berkisar antara 10% sampai 40%. Apabila perusahaan tidak mempunyai proyek maka rasio keuntungannya adalah 0% sampai 40%.
Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi
26