Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat
Buku Pedoman Pelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga Jakarta, Oktober 2015
Kata Pengantar
Kementerian Sosial RI pada tahun ini mengagendakan kegiatan pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang berbasis non panti sosial dan di luar rumahtangga atau tunawisma di 7 (tujuh) kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Dalam perspektif kementerian agenda ini penting bahkan krusial karena disadari bahwa sebagian besar dari kelompok masyarakat ini, terutama kelompok tunawisma, dapat dipastikan tidak tercakup dalam basis data terpadu (BDT). BDT sebagai hasil dari Program Pendataan Perlindungan Sosial Tahun 2011 (PPLS-2011), pendataannya dilakukan melalui pendekatan rumah tangga, dengan demikian PMKS yang tidak tinggal di rumah tangga tidak akan terdata dan tidak akan tercakup dalam BDT. Konsekuensi yang jelas PMKS ini tidak tersentuh oleh program perlindungan dan jaminan sosial. Atas dasar pemikiran ini maka Kementerian Sosial berkomitmen penuh untuk mensukseskan pendataan ini sehingga dapat diperoleh data dasar tunawisma di tujuh kota tersebut dengan tingkat keabsahan (validitas) dan keterpercayaaan (reliabilitas) yang tinggi, kualitas yang layak untuk keperluan program perlindungan dan jaminan sosial. Komitmen ini disadari tidak akan operatif tanpa partisipasi positif dari semua pemangku kepentingan, khususnya tim petugas pencacah lapangan (PCL) serta petugas lapangan lainnya yaitu koordinator wilayah di tingkat kota (Korwil). Buku pedoman ini merupakan rujukan penting bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pendataan: •
Bagi tim PCL, buku pedoman ini penting karena di dalamnya terdapat penjelasan mengenai konsep dan definisi serta tatacara pelaksanaan pendataan yang baku (SOP) yang perlu diterapkan di lapangan secara konsisten dan penuh tanggung jawab;
•
Bagi Korwil, buku pedoman ini penting untuk mengendalikan kegiatan lapangan secara umum serta untuk mengidentifikasi aspek-aspek teknis maupun non-teknis pendataan yang perlu memperoleh perhatian khusus untuk menjamin mutu data yang dihasilkan; dan
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
i
•
Bagi Kantor Pusat Kementerian Sosial, Buku Pedoman ini penting sebagai salah satu rujukan dalam merencanakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi pendataan.
Dalam rangka menyiapkan naskah Buku Pedoman ini kami menyadari banyak pihak yang terlibat serta menghargai dan berterimakasih atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam upaya mewujudkan dokumen strategis ini.
Jakarta, 22 Oktober 2015 Kepala Pusat Data dan Informasi
Mumu Suherlan
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
ii
Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................................................................ i Daftar Isi ................................................................................................................ iii Daftar Gambar ....................................................................................................... iv Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1 1.2 Tujuan Pendataan .......................................................................................................................... 2 1.3 Cakupan Pendataan ...................................................................................................................... 2 1.4 Konsep dan Definisi PMKS ......................................................................................................... 2 Bab II Metodologi ................................................................................................... 4 2.1 Umum ................................................................................................................................................. 4 2.2 Metode RDS ...................................................................................................................................... 4 2.3 Pemilihan Seed ............................................................................................................................... 6 2.4 Rapat Persiapan ............................................................................................................................. 7 2.5 Mekanisme Perekrutan Responden ...................................................................................... 7 2.6 Penomoran identitas responden dan kupon ..................................................................... 8 2.7 Prosedur Perekrutan ................................................................................................................ 12 2.8 Pengelolaan Pendataan ............................................................................................................ 12 2.9 Target Sampel .............................................................................................................................. 19 2.10 Mekanisme Wawancara ........................................................................................................ 19 Bab III Organisasi Lapangan .................................................................................. 20 3.1 Struktur Organisasi .................................................................................................................... 20 3.2 Petugas Pendataan ..................................................................................................................... 20 Bab IV Tata Cara Pengisian Kuesioner .................................................................. 26 4.1 Kuesioner PMKS-H1 .................................................................................................................. 26 4.2 Kuesioner PMKS-H2 .................................................................................................................. 42
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
iii
Daftar Gambar Gambar 1 Cakupan pendataan PMKS ................................................................................. 2 Gambar 2 Diagram pohon jejaring perekrutan tunawisma ...................................... 8 Gambar 3 Contoh jejaring perekrutan tunawisma ....................................................... 9 Gambar 4 Kupon RDS pendataan PMKS tunawisma (seed) ................................... 10 Gambar 5 Kupon RDS pendataan PMKS tunawisma (bukan seed) ..................... 10 Gambar 6 Alur pertanyaan untuk menentukan kemungkinan tunawisma ..... 13 Gambar 7 Bagian nomor responden yang harus dilengkapi manajer data ..... 14 Gambar 8 Bagian nomor responden yang harus dilengkapi manajer kupon . 15 Gambar 9 Penulisan 6 angka pertama nomor responden oleh manajer kupon ................................................................................................................................................. 16 Gambar 10 Contoh kartu keikutsertaan pendataan PMKS tunawisma ............. 18 Gambar 11 Alur pendataan PMKS tunawisma ............................................................. 19 Gambar 12 Struktur Organisasi Lapangan ..................................................................... 20 Gambar 13 Koneksi antar site dalam satu kota ........................................................... 21 Gambar 14 Komposisi dan alur pendataan di setiap tim ......................................... 21
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
iv
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam rangka program percepatan penanggulangan kemiskinan, pemerintah telah meluncurkan program perlindungan dan jaminan sosial yang meliputi program Beras Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan sebagainya. Untuk penetapan sasaran program (targeting) tersebut, menggunakan Basis Data Terpadu (BDT) hasil Pendataan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Tahun 2011 (PPLS-2011). Pelaksanaan PPLS-2011 menggunakan pendekatan sistem rumah tangga sehingga masyarakat miskin yang tinggal di luar sistem rumah tangga tidak tercakup dalam BDT. Mereka adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) non-register, seperti penghuni panti sosial, gelandangan, pengemis, pemulung dan sebagainya. Sebagai implikasinya mereka tidak terjangkau oleh program perlindungan dan jaminan sosial tersebut.
Penduduk non-register yang berbasis non-panti sosial dan di luar rumah tangga, yang selanjutnya disebut “tunawisma” dalam pedoman ini, adalah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan biasanya tinggal di bawah kolong jembatan, emperan toko, terminal, stasiun kereta api, dan lain-lain.
Pendataan PMKS tunawisma merupakan upaya untuk memperluas cakupan data PMKS yang selama ini hanya bersumber dari BDT (lihat Gambar 1). Pedoman Pendataan PMKS tunawisma disusun sebagai salah satu rujukan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pendataan ini. Bagi Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial sebagai penyelenggara pendataan, pedoman ini dapat difungsikan sebagai salah satu dokumen pertanggung jawaban kegiatan ini kepada publik. Bagi petugas lapangan, pedoman ini disiapkan sebagai panduan teknis dalam mengimplementasikan kegiatan pengumpulan data di lapangan.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
1
Data berbasis panti
Data berbasis rumahtangga (BDT)
Tunawisma
Gambar 1 Cakupan pendataan PMKS
1.2 Tujuan Pendataan Pendataan PMKS tunawisma bertujuan: 1. Untuk menghasilkan parameter perkiraan jumlah populasi tunawisma sehingga dapat menggambarkan besaran masalah untuk menentukan target program. 2. Untuk menghasilkan karakteristik atau ciri tunawisma dari sampel yang dapat merepresentasikan populasi. 3. Untuk menghasilkan Database PMKS tunawisma.
1.3 Cakupan Pendataan Pada tahun 2015, pendataan PMKS tunawisma dilakukan di 7 (tujuh) kota, yaitu Kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makasar. Pendataan di setiap kota/ kabupaten dilakukan di 5 (lima) lokasi pengumpulan data (site), jadi jumlah seluruh site di 7 (tujuh) kota/kabupaten adalah sebanyak 35 (tiga puluh lima) site. Pada waktu mendatang diharapkan pendataan seperti ini dilakukan di kotakota atau wilayah lain di Indonesia yang mempunyai populasi tunawisma yang cukup besar.
1.4 Konsep dan Definisi PMKS Dalam pendataan ini, istilah PMKS merujuk pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengolahan Data PMKS dan PSKS.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
2
“Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perorangan, keluarga, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar”.
Sedangkan definisi tunawisma adalah “Seseorang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai pembatas wilayah dan milik pribadi, tunawisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai dengan keadaan geografis dan negara tempat tunawisma berada. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali hidup dari belas kasihan orang lain atau bekerja sebagai pemulung”.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tunawisma)
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
3
Bab II Metodologi 2.1 Umum Cakupan dalam kegiatan pendataan ini adalah kelompok PMKS tunawisma seperti yang telah didefinisikan di bab sebelumnya. PMKS tunawisma merupakan populasi PMKS yang tersembunyi dan bergerak serta sangat sulit dijangkau. Untuk mengetahui karakteristik kelompok ini dapat dilakukan dengan pendekatan survei. Metode sampling yang sering digunakan seperti cluster sampling tidak dapat digunakan karena tidak tersedia kerangka sampel bagi kelompok tersebut. Oleh karena itu digunakan alternatif sampling lainnya yang cocok digunakan untuk kelompok yang sulit dijangkau. Metode sampling yang dimaksud adalah Respondent Drivent Sampling (RDS). RDS dikembangkan oleh Douglas Heckathorn pada tahun 1997. Metode RDS ini merupakan bagian dari Chain Referral Sampling (CRS) seperti halnya Snowball Sampling dan Network Sampling. Keunggulan dari metode RDS adalah sampel yang didapat merupakan sampel yang berpeluang (probability sample) sehingga dapat dilakukan analisis secara statistik termasuk penghitungan standard error. Paket program yang dapat digunakan untuk analisis data yang dihasilkan dari metode RDS adalah RDSAT Program Versi 7.1 atau dengan menggunakan paket program Stata.
Metode RDS ini digunakan untuk menangkap informasi dari kelompok yang sulit dijangkau karena sifatnya yang bergerak atau populasi tersembunyi karena perilakunya yang berisiko (sehingga mereka “menyembunyikan diri” atau mengkamuflase diri seperti populasi umum).
2.2 Metode RDS RDS adalah sebuah teknik sampling secara jemput bola (snowball) berdasarkan pada kuota perekrutan (yang menghindari perekrutan keseluruhan sampel dari sejumlah individu yang terbatas) dan insentif ganda untuk memotivasi perekrut dan yang direkrut. Seed yang mendasari gelombang nol akan merekrut mereka yang membentuk gelombang Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
4
perekrutan pertama (dan seterusnya). Dalam teori, kehomogenan sampel bisa dicapai sesudah paling tidak 4 gelombang perekrutan. RDS berawal dari sejumlah kecil peserta yang dipilih secara purposif yang biasanya disebut seed, yang seharusnya dipilih seheterogen mungkin untuk memastikan bahwa sembarang anggota kelompok memiliki kemungkinan besar untuk direkrut. Untuk memberikan akses kepada seluruh peserta, penting untuk dipastikan bahwa tempat pengumpulan data akan tetap buka pada akhir pekan. Jam buka pendataan adalah dari jam 9 pagi sampai dengan jam 6 sore.
RDS menggabungkan metode sampling snowball (mendapatkan individu untuk merujuk individu lainnya yang dikenal, individu lainnya ini merujuk lagi individu lainnya yang dikenal dan seterusnya) dengan model matematika.
RDS merupakan suatu perkembangan dalam metodologi sampling karena merupakan solusi untuk permasalahan kelompok yang relatif kecil terhadap populasi dan tidak mempunyai kerangka sampel. Termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, seperti pengguna narkoba suntik, pekerja seks komersial, gay, serta kelompok yang relevan dengan kebijakan publik seperti anak jalanan, pengemis, pemulung dan tunawisma, dan juga kelompok yang relevan dengan seni dan budaya seperti musisi jazz dan kinerja lainnya. Permasalahan terhadap kelompok-kelompok tersebut adalah bahwa jika fokus penelitian hanya pada bagian yang paling mudah diakses dari populasi target, metode sampel standar yang berpeluang dapat digunakan tetapi cakupan dari target populasi terbatas, sehingga kesimpulan tidak dapat dibuat untuk keseluruhan populasi sasaran. Metode RDS mengatasi permasalahan ini dengan menunjukkan bahwa luasnya cakupan metode berbasis jaringan dapat dikombinasikan dengan metode sampel yang berpeluang dengan menghasilkan statistik yang valid. Hal ini memungkinkan untuk menarik sampel statistik yang valid dari kelompok yang sebelumnya tidak terjangkau. Pada intinya, responden merekrut rekan-rekan mereka, seperti dalam sampel berbasis jaringan, dan peneliti melacak siapa merekrut siapa dan jumlah mereka dari kontak sosial. Teori statistik yang dihasilkan memungkinkan peneliti untuk menyediakan estimasi populasi dan ukuran ketepatan estimasi tersebut. Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
5
Berdasarkan penjelasan sebelumnya terdapat beberapa keuntungan dalam penggunaan metode sampling RDS diantaranya metode ini dapat menjangkau populasi tersembunyi, tidak memerlukan kerangka sampel, responden akan merekrut responden lain dan lebih murah dibandingkan strategi sampling tradisional. Dalam kaitannya dengan pendataan PMKS tunawisma RDS digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa populasi PMKS tunawisma relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan populasi penduduk secara keseluruhan, kerangka sampel PMKS tunawisma tidak tersedia dan adanya tingkat kerahasiaan anggota populasi tunawisma yang kuat.
2.3 Pemilihan Seed Target tunawisma yang diberikan kupon pertama kali (selanjutnya disebut seed) adalah sekitar 10 orang untuk setiap kota atau 2 orang untuk setiap site.
Seed yang direkrut adalah tunawisma yang dapat memotivasi orang lain untuk ikut dalam program dan mereka harus mendukung tujuan dari program ini. Di samping itu seed ini diusahakan berasal dari orang dengan karakteristik yang beragam, karakteristik tersebut misalnya umur, jenis kelamin, wilayah tinggal, jenis tunawisma dan sebagainya.
Pada awalnya dipilih sebanyak 10 seed namun bila dalam tenggat waktu survei jumlah sampel belum terpenuhi bisa ditambahkan beberapa seed lagi. Seed akan dipilih oleh dinas/instansi sosial atau LSM yang mempunyai program penjangkauan kepada kelompok tunawisma ini. Seed tersebut seharusnya dikenal baik dan diterima luas oleh kalangan mereka. Selain itu juga diharapkan bahwa yang dipilih adalah orang yang dapat memotivasi orang lain untuk ikut dalam program dan mereka harus mendukung tujuan dari program ini. Seed harus terdiri dari anggota sub populasi dan mewakili keragaman karakteristik sub populasi tersebut. Seed yang terdiri dari individu yang mewakili karakteristik penting dari sub populasi akan memastikan sampel mampu menjangkau semua sub-jaringan sosial (subnetwork) dari populasi target. Dalam survei ini, 10 seed yang akan diberi kupon pertama kali akan dipilih di masing-masing lokasi. Setiap seed akan diminta untuk merekrut 3 homeless, sehingga para seed ini akan diberikan 3
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
6
kupon untuk diberikan kepada teman-teman sekomunitasnya sesama tunawisma yang berkenan untuk direkrut. Seed diusahakan berasal dari berbagai jenis tunawisma dan tinggal di wilayah yang berbeda di kota yang dilakukan pendataan serta dari latar belakang yang beragam. Seed dipilih dari setiap daerah lokasi tunawisma yang tersebar di seluruh wilayah kota lokasi pendataan.
2.4 Rapat Persiapan Untuk menjamin proses perekrutan akan berlangsung cepat dalam target populasi, para seed dan para petugas dari dinas/instansi sosial atau LSM-LSM yang bersangkutan harus memahami tujuan dan metode pendataan dengan baik.
Di setiap lokasi, seed-seed diundang bersama dengan beberapa petugas penjangkau LSM untuk pertemuan satu hari yang menjelaskan tujuan pendataan, kriteria homeless yang memenuhi syarat dan prosedur perekrutan, standar kerahasiaan, dan keuntungan bagi para partisipan.
Kepada seluruh yang direkrut akan dijelaskan bahwa survei ini akan diadakan untuk periode waktu yang singkat (tidak lebih dari sebulan) dan pemberian kupon akan selesai ketika kuota sampel telah tercukupi.
2.5 Mekanisme Perekrutan Responden Sesudah para seed memahami prosedur survei dengan baik seed ini akan diwawancarai. Setelah tahapan ini selesai mereka akan diberikan 3 (tiga) kupon perekrutan yang tidak dapat digandakan (kupon berwarna) yang diberi nomor dalam sebuah cara sedemikian rupa sehingga akan memungkinkan bagi para pelaksana survei untuk menelusuri jejak dari siapa merekrut siapa sehingga setelah survei selesai bisa dibuat diagram pohon untuk mengetahui hierarki perekrutan. Diagram pohon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
7
homeless
2
homeless
2
homeless
3
homeless
3
3
3
3
homeless
homeless
homeless
1
2
3
homeless
2
2
homeless
homeless
homeless
1
2
homeless
homeless
homeless
1
1 Seed 1
homeless
homeless
1
1
homeless
homeless
homeless
homeless
1
2
3
3
3
homeless
3
3
homeless
homeless
homeless
homeless
2
2
homeless
homeless
2
2
homeless
homeless
1
1
2
homeless
homeless
homeless
homeless
1
1 Seed 10
homeless
homeless
1
homeless
3
Gambar 2 Diagram pohon jejaring perekrutan tunawisma
2.6 Penomoran identitas responden dan kupon Kupon berisi informasi yang tidak akan memungkinkan pengidentifikasian pemegang sebagai seorang homeless tetapi akan merinci informasi tentang bagaimana menjangkau lokasi pengumpulan data (termasuk nomor telepon). Setiap kupon diberi kode 6 (enam) digit angka yaitu
Nomor urut kedatangan responden perekrut (001,002,…)
Nomor seed (01,02, …, 10)
Nomor urut (1, 2, 3)
Setiap perekrut akan menerima 3 (tiga) kupon dengan nomor yang sama, dan diminta untuk diberikan kepada 3 teman satu komunitas untuk berpartisipasi dalam pendataan ini sebagai responden berikutnya.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
8
Responden RDS akan diidentifikasi dengan nomor identifikasi RDS yang unik yang meliputi 9 digit yaitu
Gelombang perekrutan
Nomor urut kedatangan responden yang direkrut (001,002,…)
Nomor urut kedatangan responden perekrut (001,002,…)
Nomor seed (01,02, …, 10)
Penulisan nomor identifikasi responden ini harus dilakukan dengan benar karena akan digunakan untuk analisis. Dengan penulisan nomor identifikasi responden dengan benar maka jejaring siapa merekrut siapa dapat digambarkan.
Contoh pembuatan nomor identitas responden dan nomor kupon adalah sebagai berikut: A
homeless
015
homeless
003
homeless
017
022
homeless
homeless
014
Seed 1 001
016
005
002
homeless
homeless
025
012
homeless
030
homeless
homeless
C
homeless
031
020
006
004
023
homeless
homeless
007
021
homeless
homeless
011
homeless
026
029
homeless
homeless
019
008
homeless
homeless
024
032
homeless
010 homeless
009
B
homeless
homeless
013
homeless
028
homeless
homeless
homeless
homeless
homeless
D
018
homeless
027
Gambar 3 Contoh jejaring perekrutan tunawisma
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
9
Nomor identitas: Seed 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1
A
0 1 3 0 0 3 0 1 5
B
0 1 6 0 2 3 0 2 8
C
0 1 2 0 0 4 0 0 7
D
0 1 5 0 1 9 0 2 4
Sebagai contoh di Kota Semarang, seed 1 yang datang dengan nomor urut 1 akan diberikan 1 kupon untuk disimpan sebagai kartu identitas, bukti berpartisipasi, dan untuk mengklaim insentif (fee) jika yang direkrut telah datang dan ikut berpartisipasi dalam pendataan ini.
0 1 0 0 1 3 3 7 4
0 1 0 0 1
0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 1 0 0 1
Gambar 4 Kupon RDS pendataan PMKS tunawisma (seed)
0 1 0 1 5 3 3 7 4
0 1 0 1 5
0 1 3 0 0 3 0 1 5
0 1 0 1 5 0 1 0 1 5
Gambar 5 Kupon RDS pendataan PMKS tunawisma (bukan seed)
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
10
Seed 1 juga akan diberikan 3 kupon, masing-masing dengan nomor:
Kupon 1
Identitas responden
0 1 1 0 0 1
Nomor kupon RDS
1 0 1 2 0 1 3 0 1
Kupon 2
Identitas responden
0 1 1 0 0 1
Nomor kupon RDS
1 0 1 2 0 1 3 0 1
Kupon 3
Identitas responden
0 1 1 0 0 1
Nomor kupon RDS
1 0 1 2 0 1 3 0 1
Jika tunawisma pertama yang direkrut Seed 1, datang dan berpartisipasi dengan urutan kedatangan ke 4 maka data manager akan melengkapi identitas homeless tersebut dan nomor kupon RDS menjadi
Kupon 1
Identitas responden
Nomor kupon RDS
0 1 1 0 0 1 0 0 4
1 0 1 0 0 4 2 0 1 0 0 4 3 0 1 0 0 4
Tunawisma yang datang ke site (lokasi pendataan) ada kemungkinan sudah datang dan sudah diwawancara sebelumnya sehingga perlu dilakukan pengecekan duplikasi responden. Pengecekan dilakukan dengan mencocokkan sidik jari calon responden dengan data sidik jari responden yang telah berpartisipasi.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
11
2.7 Prosedur Perekrutan Perekrut disarankan untuk menemani yang direkrut ke site sehingga yang direkrut percaya diri ketika mengunjungi tempat yang tidak diketahui ini. Ini akan juga meminimalkan risiko perekrutan diluar dari jaringan-jaringan perorangan. Namun demikian, perekrut tidak diwajibkan untuk menemani yang direkrut ketika datang ke tempat pengumpulan data.
Petugas pendata, yang dalam hal ini adalah manajer kupon, jangan mengarahkan siapa yang harus direkrut, yang penting dijelaskan ke responden adalah bahwa yang harus direkrut adalah teman di jaringan atau kelompoknya yang juga harus tunawisma, dan bukan merupakan anggota keluarganya.
2.8 Pengelolaan Pendataan Seorang manajer kupon akan mengelola kupon, membayarkan uang kepada peserta dan mengelola buku log kupon atau buku perjanjian jika diperlukan. Manager kupon akan menjaga buku tersebut dengan menyimpan buku RDS. Contoh buku log RDS yang telah diisi untuk seed nomor 1: Nomor seed: 01 Tanggal perekrutan
Nomor kupon yang dibawa
Nomor kedatangan responden
Nomor identitas responden
1
2
3
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
(7)
26 Oktober 27 Oktober 27 Oktober 28 Oktober 29 Oktober ….
01-0-000 01-1-001 01-1-001 01-1-001 01-2-011
001 007 009 011 012
01-0-000-001 01-1-001-007 01-1-001-009 01-1-001-011 01-2-011-012
007
011
009
012
Nomor kedatangan yang direkrut
Kolom (2) adalah 6 digit (atau 3 bagian pertama) dari nomor identitas responden.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
12
Pendataan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut Tahap 1 (oleh screener/penyeleksi) Screener atau penyeleksi akan menyambut calon partisipan. Penyeleksi akan memastikan bahwa calon partisipan membawa kupon dan memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pendataan ini.
Jika calon partisipan memenuhi syarat maka penyeleksi akan merujuk calon partisipan ke manajer data untuk pengecekan duplikasi, registrasi, dan perekaman data dasar responden.
Gambar berikut ini menjelaskan alur pertanyaan untuk menyaring kemungkinan tunawisma bagi calon responden yang datang dengan membawa kupon. Alur ini tidak mengikat dan penentuan apakah calon responden yang datang itu tunawisma atau tidak juga sangat dipengaruhi oleh intuisi petugas penyeleksi yang biasa melakukan program penjangkauan kepada kelompok tunawisma ini. Apakah sudah *nggal di sini selama 6 bulan atau akan *nggal di sini lebih dari 6 bulan?
Tidak
Ya Untuk komuter (misal pulang seminggu sekali), apakah anggota rumahtangga biasa dan bukan kepala rumahtangga?
Tidak
Tidak dicakup
Ya Apakah mempunyai rumah (tempat *nggal tetap)?
Ya
Tidak Apakah pernah punya atau punya KPS atau KKS?
Ya
Tidak Apakah pernah punya atau punya Jamkesmas/PBI atau KIS? Tidak
Ya
Kemungkinan bukan tunawisma
Kemungkinan tunawisma
Gambar 6 Alur pertanyaan untuk menentukan kemungkinan tunawisma
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
13
Tahap 2 (oleh manajer data) Manajer data akan memastikan bahwa yang direkrut belum berpartisipasi dalam pendataan ini melalui pengecekan data sidik jarinya. Bila calon partisipan dipastikan belum pernah terdata sebelumnya maka manajer data akan merekam data pokok responden dalam proses registrasi, yaitu nomor identitas responden, data sidik jari dan foto serta data pokok lainnya seperti nama, alamat, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, NIK (jika ada), dan status perkawinan. Selanjutnya calon partisipan dirujuk ke pewawancara.
Manajer data juga akan melengkapi 3 kotak terakhir nomor identitas responden yang ada di kupon. Angka yang ditulis manajer data ini merupakan nomor urut kedatangan responden di lokasi pendataan. Nomor urut ini akan dibuat secara otomatis oleh sistem aplikasi yang telah disediakan sehingga manajer data cukup menyalin saja ke kupon yang dibawa responden. Nomor ini juga disalin ke 3 kotak terakhir di halaman sebaliknya.
0 2 3 3 7 4
0 2 0 2
0 2 3 0 4 2
0 2 Diisi oleh manajer data
Gambar 7 Bagian nomor responden yang harus dilengkapi manajer data Tahap 3 (oleh pewawancara) Setelah calon partisipan dipastikan memenuhi syarat untuk ikut pendataan dan belum pernah ikut pendataan ini sebelumnya atau di lokasi pengumpulan data lainnya maka pewawancara akan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner PMKS-H1. Setelah selesai wawancara maka partisipan akan dirujuk ke manajer kupon.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
14
Tahap 4 (oleh manajer kupon) Sesudah menyelesaikan wawancara, peserta akan ke manajer kupon dengan kartu RDS-nya. Manager kupon akan melengkapi buku log pengelolaan kupon dengan memasukkan: nomor kupon, nomor identitas responden, nomor kedatangan responden (3 digit terakhir dari nomor identitas tersebut). Manajer kupon akan menyampaikan ucapan terima kasih berupa insentif sebesar Rp. 50.000,-. Manajer kupon juga menyerahkan 3 kartu RDS dengan sebelumnya menuliskan 6 angka pertama di kartu RDS tersebut.
Diisi oleh manajer kupon
Gambar 8 Bagian nomor responden yang harus dilengkapi manajer kupon Angka tersebut disalin dari kartu RDS responden. Penulisan angka tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tuliskan dua angka pertama (nomor seed), yang disalin dari nomor identitas responden yang ada di kartu RDS yang dibawa responden (Nomor 1) 2. Tuliskan satu angka berikutnya (nomor gelombang perekrutan) yang merupakan nomor gelombang perekrutan responden ditambah 1 (Nomor 2) 3. Tuliskan tiga angka berikutnya (nomor perekrut), yang disalin dari 3 angka terakhir dari nomor responden yang ada di kartu RDS yang dibawa responden (Nomor 3) 4. Tulikan dua angka nomor seed yang ada halaman kedua dari kartu RDS (Nomor 4). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
15
Kartu RDS yang dibawa responden 0 2 0 5 8 3 3 7 4
0 2 0 5 8 0 2 0 5 8
0 2 3 0 4 2 0 5 8
0 2 0 5 8
3 kartu RDS yang disiapkan untuk merekrut 3 calon responden lain
1 2 3 3 7 4
0 2
3
0 2 0 2
0 2 4 0 5 8
4
0 2
Gambar 9 Penulisan 6 angka pertama nomor responden oleh manajer kupon
Manajer kupon akan menjelaskan kepada peserta tentang kriteria orang untuk dapat mengikuti kegiatan ini dan dijelaskan bahwa peserta diberi insentif untuk menerima Rp. 20.000,- apabila setiap orang yang direkrutnya datang berpartisipasi dalam pendataan.
Jika partisipan tinggal bersama keluarganya maka manajer kupon meminta partisipan untuk mengajak keluarganya ke tempat pendataan dalam waktu tertentu untuk didata keterangan pokoknya.
Para peserta akan disarankan untuk menanyakan yang direkrut apakah mereka sudah datang atau belum kepada manajer kupon. Peserta akan diberitahukan untuk selalu membawa kartu RDS-nya ketika mengklaim pembayaran haknya. Manager kupon akan membuka buku log pembayaran untuk mencatat kode dan proses pembayaran baik kepada perekrut maupun kepada yang direkrut. Pembayaran kepada perekrut tidak akan diproses sebelum yang direkrut Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
16
telah menyelesaikan keikutsertaannya pada survei. Perekrut harus memberikan kartu RDS-nya untuk klaim pembayaran. Buku log pembayaran akan merinci lembar independen untuk masing-masing seed dan yang direkrut berikutnya. Buku log pembayaran akan dikelola sebagai berikut: Buku log akutansi: Contoh untuk nomor seed 1 Nomor seed: 01
Insentifpartisipa si:
Insentif perekrutan:
Rp. 50.000,-
Rp. 20.000,-
Nomorurut yangdirekrut
Tanggal
Nomorurut penerima
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
26 Oktober 27 Oktober 27 Oktober 28 Oktober 28 Oktober 28 Oktober 28 Oktober 29 Oktober 29 Oktober
001 007 009 001 001 001 011 012 011
ü ü ü
ü ü ü
ü ü
ü
007 009 011 012
Selain kartu RDS, manajer kupon juga akan memberikan kartu identitas pendataan yang menunjukkan bahwa tunawisma tersebut telah berpartisipasi dalam pendataan PMKS ini. Kartu ini diberikan kepada tunawisma yang menjadi responden pendataan ini (di data dengan PMKSH1) dan keluarganya yang datang ke tempat pengumpulan data (di data dengan PMKS-H2). Kartu identitas ini berisi informasi nomor kartu, nama, tempat lahir, tanggal lahir, dan jenis kelamin. Nomor kartu terdiri dari 15 angka. Dua angka pertama adalah kode provinsi, dua angka berikutnya adalah kode kabupaten/kota, sembilan angka berikutnya adalah nomor identitas RDS, dan dua angka terakhir adalah nomor urut anggota keluarga responden. Untuk responden, nomor ini adalah selalu 01, sedangkan anggota keluarga responden adalah 02, 03, 04, dan seterusnya. Contoh kartu dan informasi dalam kartu seperti pada gambar berikut ini.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
17
Kode kab/ Kode provinsi kota
Nomor iden3tas RDS
No. urut anggota keluarga
Gambar 10 Contoh kartu keikutsertaan pendataan PMKS tunawisma Jika seorang responden di Kota Semarang dengan nomor identitas responden 03-3-028-054 maka nomor kartu responden tersebut adalah 33-74-03-3-028-054-01 Jika responden tersebut membawa keluarga untuk didata dengan kuesioner PMKS-H2, dengan 3 anggota keluarga, maka nomor ketiga anggota keluarga tersebut masing-masing adalah 33-74-03-3-028-054-02 33-74-03-3-028-054-03 33-74-03-3-028-054-04 Secara menyeluruh pendataan PMKS tunawisma di suatu lokasi pengumpulan data dapat digambarkan seperti dalam gambar berikut ini.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
18
Calon responden Seleksi calon responden Eligibel?
Tidak
Screener
Stop
Ya Memindai sidik jari Duplikasi?
Ya Manajer data
Tidak Merekam data dasar keluarga responden (PMKS-H2)
Merekam data dasar responden (PMKS-H1 101-111)
Interviewer
Wawancara (PMKS-H1) Ya Pemberian insenHf dan kupon
Tidak
Tinggal dengan keluarga?
Manajer kupon
Gambar 11 Alur pendataan PMKS tunawisma
2.9 Target Sampel Target sampel pendataan PMKS tunawisma untuk setiap kota terpilih adalah 400 responden dengan waktu pelaksanaan sekitar 3-4 minggu.
Jika sebelum waktu pendataan tersebut target 400 responden telah terpenuhi maka pendataan homeless selesai.
2.10 Mekanisme Wawancara Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung antara petugas wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner pendataan PMKS tunawisma (PMKS-H1 dan PMKS-H2) dan wawancara dilakukan di lokasi pendataan.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
19
Bab III Organisasi Lapangan 3.1 Struktur Organisasi Organisasi lapangan dan petugas pendataan PMKS tunawisma dapat diilustrasikan sebagaimana gambar berikut Pusdatin - Kemensos Perusahaan
Korwil 1
Tim 1
Korwil 2
Tim 5
Tim 1
Korwil 7
Tim 5
Tim 1
Tim 5
Gambar 12 Struktur Organisasi Lapangan
3.2 Petugas Pendataan Organisasi lapangan pendataan PMKS tunawisma sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 12 dirancang untuk memudahkan pengendalian operasional lapangan. Seperti telah diuraikan sebelumnya cakupan pendataan meliputi 7 (tujuh) kota. Setiap kota dikendalikan oleh seorang koordinator wilayah (Korwil) dan masing-masing wilayah terdapat 5 (lima) tim pendataan, yang masing-masing tim akan bekerja di 1 lokasi pengumpulan data (site). Setiap tim pendata terdiri dari 7 (tujuh) petugas.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
20
Site 1
Site 5
Site 2
Site 4
Site 3
Gambar 13 Koneksi antar site dalam satu kota Rinciannya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Garda terdepan dari kegiatan pendataan ini adalah tim pendata lapangan pada masing-masing site yang terdiri dari 7 petugas, yaitu: 1 screener/penyeleksi, 1 manajer data, 2 pewawancara, 1 manajer kupon, dan 1 pembantu umum, dengan diketuai oleh seorang ketua tim, sebagaimana gambar di bawah ini.
Team leader (1) Pembantu umum (1)
Screener (1)
Data manager (1)
Calon responden
Keluarga responden
Interviewer (2)
Coupon manager (1)
Gambar 14 Komposisi dan alur pendataan di setiap tim
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
21
2. Untuk mengkoordinasikan tim pendata lapangan, ditunjuk koordinator wilayah (korwil) yang akan mengendalikan 5 tim pendata lapangan, dengan demikian korwil mengendalikan 35 petugas lapangan. Ruang lingkup wilayah tugas korwil adalah kota/kabupaten, tim pendata lapangan bertanggungjawab kepada korwil. 3. Korwil bertanggungjawab kepada pelaksana pendataan dalam hal ini adalah perusahaan sebagai pihak ketiga yang bertanggung jawab langsung kepada Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) sebagai penanggung jawab kegiatan pendataan secara keseluruhan. 4. Kewenangan dan tugas dari masing-masing petugas pendataan, adalah sebagai berikut: a. Pusdatin Kesos 1) Penanggung jawab umum penyelenggaraan pendataan; 2) Penyedia anggaran pendataan; 3) Menyiapkan instrumen dan pedoman pendataan; 4) Menyiapkan bahan ajar untuk workshop Instruktur utama, Pelatihan Instruktur Wilayah dan Bimtek Petugas Pendata Lapangan; 5) Melakukan sosialisasi kegiatan pendataan kepada instansi sosial Provinsi terkait; 6) Menyelenggarakan workshop Instruktur Utama (Intama); 7) Melakukan uji coba instrumen pendataan; dan 8) Melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian tahapan kegiatan pendataan. b. Pelaksana Pendataan 1) Mencetak dan menggandakan instrumen dan pedoman pendataan serta kelengkapan pendataan lainnya sesuai dengan kebutuhan; 2) Mendistribusikan instrumen dan pedoman pendataan serta kelengkapan pendataan lainnya sampai ke tingkat petugas pendata lapangan; 3) Merekrut dan melaksanakan pelatihan bagi koordinator wilayah dan petugas pendata lapangan; 4) Mengendalikan pelaksanaan pendataan tunawisma; Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
22
5) Mengumpulkan dokumen pendataan dari Korwil; 6) Membuat program data entry (program aplikasi) online pendataan tunawisma; 7) Mengolah data hasil pendataan tunawisma; 8) Membuat laporan hasil pendataan tunawisma; dan 9) Menyerahkan dokumen pendataan dan hasil pengolahan ke Pusdatin. c. Korwil 1) Wajib mengikuti pelatihan pendataan tunawisma; 2) Bertanggung jawab langsung ke Pelaksana Pendataan; 3) Mengendalikan kegiatan tim pendata lapangan; 4) Mendistribusikan instrumen dan pedoman pendataan serta kelengkapan pendataan lainnya ke tim pendataan; 5) Menerima dokumen hasil pendataan dari tim pendataan; 6) Memeriksa dokumen hasil pendataan dari tim pendataan, dan 7) Menyerahkan dokumen hasil pendataan dari tim pendataan ke Pelaksana Pendataan. d. Tim Pendata Lapangan 1) Petugas screener; a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Orang yang sangat mengenal PMKS tunawisma di kota/site tersebut, c) Menggunakan instrumen/pertanyaan screening PMKS tunawisma, d) Memastikan perekrutan ,
calon
responden
e) Memastikan calon responden tunawisma dan memenuhi syarat,
membawa adalah
kupon
kelompok
f) Memastikan calon responden belum pernah didata sebelumnya, g) Jika calon responden tidak memenuhi syarat maka tidak dapat melanjutkan proses berikutnya,
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
23
2) Petugas data manager; a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Bertugas memastikan bahwa calon pertisipan belum pernah ikut dalam studi ini, c) Merekam data sidik jari dan mengambil foto partisipan, d) Mencetak ID sementara (system yang membuat ID), e) Membuat database bagi tunawisma termasuk merekam data sidik jari dan foto,
3) Petugas interviewer; a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Menggunakan terstruktur,
kuesioner
PMKS
tunawisma
yang
c) Wawancara dilakukan secara tatap muka, d) Meminimalisir nonrespon item meskipun responden berhak tidak menjawab pertanyaan,
4) Petugas coupon manager; a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Memberikan insentif atas keikutsertaan responden dalam pendataan PMKS tunawisma, c) Memberikan 3 kupon untuk diberikan kepada calon responden berikutnya ,
5) Petugas team leader; a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Bertanggung jawab langsung ke Korwil; c) Mengendalikan kegiatan anggota Tim yang berada di bawah tanggung jawabnya; d) Mengoreksi pekerjaan anggota tim khususnya untuk memastikan isian dokumen sudah bersih (clean) di tingkat lapangan; e) Melaporkan hasil pekerjaan harian kepada korwil; dan f) Menyerahkan dokumen hasil pendataan ke korwil. Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
24
6) Petugas pembantu umum. a) Wajib mengikuti pelatihan pendataan PMKS tunawisma, b) Membantu tugas team leader; c) Membantu tugas anggota tim lainnya bila dibutuhkan.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
25
Bab IV Tata Cara Pengisian Kuesioner 4.1 Kuesioner PMKS-H1 Kuesioner PMKS-H1 digunakan untuk mendapatkan data karakteristik tunawisma. Kuesioner ini terdiri dari 7 bagian, yaitu 1. Pewawancara dan Pemeriksa 2. Blok I. Identitas 3. Blok II. Informasi dasar 4. Blok III. Kegiatan ekonomi 5. Blok IV. Pendidikan 6. Blok V. Kesehatan dan kecacatan 7. Blok VI. Catatan Nomor urut responden diisi dengan nomor urut kedatangan responden di lokasi pengumpulan data atau merupakan 3 angka terakhir dari nomor responden dalam kartu RDS. Pewawancara dan Pemeriksa Bagian ini digunakan untuk mencatat informasi tentang nama pewawancara dan pemeriksa, tanggal wawancara dan pemeriksaan, dan tanda tangan pewawancara dan pemeriksa. Pemeriksa adalah ketua tim pendataan. P.A01-P.A02 : Nama Pewawancara dan Tanggal Wawancara Instruksi pengisian: Isilah Nama dan kode pewawancara dan tanggal wawancara. P.A03-P.A04: Nama Pemeriksa dan Tanggal Pemeriksaan Instruksi pengisian: Isilah Nama dan kode pemeriksa dan tanggal pemeriksaan. Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
26
Blok I. Identitas Blok ini digunakan untuk mencatat informasi tempat pengumpulan data dan identitas responden. Blok I terdiri dari 12 pertanyaan: P101-P115, yang mana pada P101-P111 yang melakukan pengisian adalah manajer data. Instruksi pengisian: Semua pertanyaan dalam Blok II terdiri dari pertanyaan yang sifatnya tertutup (P108, P111, P112, P113, P114, P115) dan pertanyaan yang sifatnya terbuka (P101, P102, P103, P104, P105, P106, P107, P109, P110). Pertanyaan yang sifatnya tertutup diisi dengan cara melingkari kode yang sesuai dan mengisikan kodenya dalam kotak yang tersedia. Sedangkan pertanyaan yang sifatnya terbuka diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. P101 : Provinsi Instruksi Pengisian: Tulislah nama dan kode provinsi tempat pendataan yang sesuai. P102 : Kabupaten/kota Instruksi Pengisian: Tulislah nama dan kode kabupaten/kota tempat pendataan yang sesuai. Provinsi Nama DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Sumatera Utara Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Timur
Kode 31 32 33 34 35 12 73 53
Kabupaten/kota Nama Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Kota Bandung Kota Semarang Kota Yogyakarta Kota Surabaya Kota Medan Kota Makassar Belu
Kode 71 72 73 74 75 73 74 71 78 75 71 06
P103 : Nomor lokasi pengumpulan data Instruksi pengisian:Tulis nomor lokasi pengumpulan data P104 : Nomor identitas responden Instruksi pengisian: Salin nomor identitas responden dari kupon Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
27
P105: Nama Lengkap/nama panggilan Instruksi pengisian: Tulis nama lengkap. Tuliskan dengan jelas dan lengkap, tanpa singkatan sesuai dokumen resmi nama klien. Contoh : Achmad Fauzi ditulis lengkap ACHMAD FAUZI jangan disingkat menjadi A.FAUZI. Yang dimaksud dengan dokumen resmi adalah akta kelahiran/rapor sekolah/KTP/SIM/Kartu Keluarga. Jika responden mempunyai nama panggilan, maka sebaiknya nama panggilan tersebut juga ditulis sebagai informasi tambahan. Nama panggilan (jika ada) dituliskan setelah nama lengkap dengan dipisahkan tanda “/”. Misal nama lengkap Ahmad Fauzi dengan nama panggilan Oji maka dapat ditulis AHMAD FAUZI/OJI P106 : Alamat lengkap (tempat biasa tidur atau bisa ditemui) Instruksi pengisian: Tulis alamat lengkap responden biasa tidur atau bisa ditemui. Misal: KOLONG JEMBATAN JALAN TAMBAK SISI SEBELAH UTARA P107 : Tuliskan NIK Instruksi pengisian: Salinlah NIK. NIK tertulis dalam KTP atau Kartu Keluarga. NIK yang berlaku saat ini berupa angka dengan 16 digit (angka). Bila klien mempunyai KTP/KK dengan NIK tidak sama dengan 16 maka nomor tersebut bukan NIK. P108 : Jenis Kelamin Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden lingkari kode yang sesuai dan salinkan kodenya ke kotak yang tersedia : Kode 1 untuk “Laki-Laki” dan Kode 5 untuk “Perempuan” dan tuliskan kodenya pada kotak yang tersedia. Untuk menentukan jenis kelamin cukup dengan pengamatan, tidak menduga berdasarkan nama, tidak pula menanyakannya kepada responden. P109 : Tempat Lahir Instruksi pengisian: Salinlah Tempat lahir. Tuliskan dengan jelas tanpa singkatan Provinsi dan kabupaten/kota tempat lahir P110 : Tanggal Lahir Instruksi pengisian: Salinlah Tanggal lahir. Tuliskan tanggal lahir dengan format 2 angka untuk tanggal , 2 angka untuk bulan dan 4 angka untuk tahun lahir. Contoh : Klien yang lahir tanggal 9 April 1983 ditulis 09 04 1983
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
28
P111 : Status Perkawinan Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah Status Perkawinan, lingkari kode yang sesuai dan salinlah kodenya ke kotak yang tersedia. Berikan kode 1 jika “Belum Kawin”, kode 3 “Kawin/Nikah”, kode 5 “Cerai Hidup” , kode 7 “Cerai Mati”, dan kode 9 “hidup bersama”. Kode 1: belum kawin adalah belum mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan. Kode 3: kawin/nikah adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Kode 5: cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dinggap cerai hidup. Kode 7: cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Kode 9: hidup bersama adalah sepasang yang berbeda jenis kelamin tidak kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dsb), tetapi tinggal bersama. P112 : Kartu Identitas Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah memiliki Kartu Identitas; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. Catatan : Jenis Kartu Identitas yang dimaksud terdiri dari : a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) b. Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir c. Kartu Pelajar d. SIM
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
29
P113 : Kepemilikan Kartu Perlindungan Sosial Instruksi wawancara: Tanyakan kepemilikan kartu perlindungan sosial kepada klien. Lingkari kode kartu perlindungan sosial yang dimiliki dan pindahkan hasilnya ke kotak yang tersedia. Kartu Perlindungan Sosial yang ditanyakan mencakup KPS/KKS, BSM/KIP, Jamkesmas/BPJS/KIS, PKH a. Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda Rumah Tangga Miskin. b. Bantuan Siswa Miskin (BSM)/ Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. Bantuan ini memberikan peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih tinggi. c. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin. Termasuk dalam PBI JK/KIS adalah peserta/penerima Jamkesmas, Jamkesda, dan Kartu Jakarta Sehat. d. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin/ Keluarga Sangat Miskin (RTSM/KSM) yang ditetapkan sebagai peserta PKH. Kriteria peserta PKH adalah RTSM/KSM yang memenuhi satu atau beberapa kriteria yaitu: 1) Ibu hamil/ibu nifas/anak balita; 2) Anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak pra sekolah); 3) Anak SD/MI (usia 7-12 tahun); 4) Anak SLTP/MTs (usia 12-15 tahun); 4) Anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar. P114: Pernah mendapat bantuan/pelayanan/pemberdayaan/rehabilitasi sosial Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dalam setahun terakhir pernahkah mendapatkan bantuan/pelayanan/pemberdayaan/rehabilitasi sosial. Berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak” , kemudian pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. P115: Mendapatkan bantuan/pelayanan/pemberdayaan/rehabilitasi sosial tersebut
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
30
Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika mendapatkan bantuan sosial dalam setahun terakhir mendapatkan bantuan/ pemberdayaan/rehabilitasi sosial tersebut; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. Catatan: Jenis bantuan sosial yang dimaksud terdiri dari : a. Raskin: bantuan berupa beras bersubsidi kepada masyarakat miskin. b. Kube (Kelompok Usaha Bersama): bantuan sosial berupa stimulan modal untuk masyarakat miskin diutamakan yang sudah memiliki benih usaha. Satu kelompok KUBE terdiri dari 10 kepala keluarga. c. Bantuan Cacat Berat atau asistensi sosial orang dengan kecacatan berat/disabilitas berat berupa bantuan tunai setiap bulannya dengan jumlah tertentu. Penyandang cacat berat adalah orang yang melaksanakan segala aktifitasnya sehari-hari harus mendapatkan bantuan dari orang lain. d. Bantuan Lanjut Usia Telantar atau asistensi sosial lanjut usia telantar (ASLUT) adalah pemberian bantuan tunai setiap bulannya dengan jumlah tertentu kepada lanjut usia telantar. Lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. e. Tabungan Anak PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak): bantuan dalam bentuk bantuan sosial bersyarat yang peruntukkannya untuk bantuan sosial/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar (akte kelahiran, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal dan air bersih), pelatihan keterampilan, penguatan tanggung jawab orangtua/keluarga dalam pengasuhan dan perlindungan anak. f. Bantuan Lainnya. Blok II. Informasi Dasar Blok ini digunakan untuk mencatat informasi dasar responden seperti tempat biasa tidur, lama tinggal di kota ini, cara tinggal apakah sendiri atau berkelompok, asal daerah, dan lain-lain.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
31
P201: Dimana tidur semalam Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dimana tidur semalam, lingkari kode yang sesuai dan salinkan kodenya ke kota yang tersedia : Kode 1 untuk “Emperan Toko”, Kode 2 untuk “Pasar”, Kode 3 untuk “Totoar jalanan/pinggir rel kereta api”, Kode 4 untuk “Pinggiran sungai/kali”, Kode 5 untuk “Bawah Jembatan”, Kode 6 untuk “Terminal bus/stasiun kereta api”, Kode 7 untuk “Rumah singgah/penampungan”, Kode 8 untuk “Kuburan/taman kota”, Kode 9 untuk “Bangunan/tanah kosong”, Kode 10 untuk “Rumah saudara/family/teman”, dan Kode 11 untuk “Lainnya”. P202: Lokasi Tidur Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dalam sebulan terakhir apakah lokasi tidur menetap atau berpindah, lingkari kode yang sesuai dan salinlah kodenya ke kotak yang tersedia. Berikan kode 1 jika “Menetap” dan kode 5 jika “Berpindah-pindah” P203: Tidur menggunakan gerobak Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah saat tidur tadi malam menggunakan gerobak, lingkari kodenya ke kotak yang tersedia. Berikan kode 1 jika “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P204: Lama tinggal di kota ini Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden sudah berapa lama tinggal di kota ini. Tuliskan dengan format 2 angka untuk tahun, 2 angka untuk bulan dan 2 angka untuk hari. P205: Lama tidak tinggal di rumah Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden sudah berapa lama tidak tinggal di rumah. Tuliskan dengan format 2 angka untuk tahun, 2 angka untuk bulan dan 2 angka untuk hari. P206: Mempunyai rumah di luar kota/daerah lain Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah mempunyai rumah di luar kota/daerah lain; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
32
P207: Menemui kesulitan untuk mencari tempat untuk tidur Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dalam sebulan terakhir apakah menemui kesulitan untuk mencari tempat untuk tidur; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P208: Tinggal secara berkelompok di kota ini Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah biasanya tinggal secara berkelompok di kota; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. Jika isian P208 berkode 5 maka lanjutkan ke P212. P209: Tinggal secara berkelompok di kota ini biasanya dengan siapa Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika tinggal secara berkelompok biasanya dengan siapa saja tinggal; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia. Catatan: Teman tinggal secara berkelompok terdiri dari : a. Keluarga b. Teman c. Lainnya P210: jika tinggal berkelompok apakah anggota kelompok berasal dari daerah yang sama Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika tinggal secara berkelompok apakah anggota kelompok berasal dari daerah yang sama; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya”, semuanya/sebagian besar”, kode 5 jika “Ya, sebagian kecil” dan kode 9 jika “Tidak”. P211: jika tinggal berkelompok berapa jumlah anggota kelompok Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika tinggal berkelompok berapa jumlah anggota kelompok. Catatan: Untuk pengisian jumlah anggota kelompok disediakan dua kotak, bila jumlah anggota kelompok kurang dari 10 maka tambahkan angka 0 perlu dibubuhkan didepannya. Untuk responden menjawab tidak tahu isikan 99. Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
33
P212: Jumlah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal di kota ini Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden berapa kira-kira jumlah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal di kota ini Catatan: Untuk pengisian jumlah orang yang tidak mempunyai tempat tinggal di kota ini disediakan 4 kotak, bila jumlah anggota kelompok kurang dari 1000 maka tambahkan angka 0 perlu dibubuhkan didepannya. Untuk responden menjawab tidak tahu isikan 9999. P213: Kabupaten/Kota dan Provinsi berasal Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dari kabupaten/kota dan provinsi mana berasal. Catatan: Tuliskan dengan jelas tanpa singkatan Kabupaten/Kota dan Provinsi mana berasal. Kode-kodenya diisi oleh Ketua Tim. P214: Kelompok mempunyai “pelindung, backing atau sejenisnya” Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah nama atau kelompok mempunyai “pelindung, backing atau sejenisnya; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. Blok III. Kegiatan Ekonomi Blok ini digunakan untuk mencatat informasi tentang kegiatan ekonomi responden seperti jenis kegiatan, lama melakukan kegiatan tersebut selama seminggu terakhir, dan nilai pendapatan. P301: Kegiatan yang menghasilkan uang Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dalam seminggu terakhir apakah melakukan kegiatan yang menghasilkan uang; lingkari kodenya dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak” P302: Berapa hari melakukan kegiatan yang menghasilkan uang tersebut Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dalam seminggu terakhir berapa hari melakukan kegiatan yang menghasilkan uang tersebut
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
34
Catatan: Untuk jumlah hari disediakan satu kotak P303: Kegiatan yang dilakukan seminggu terakhir Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden kegiatan apa yang dilakukan seminggu terakhir; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia. Jenis kegiatan terdiri dari: a. Memulung b. Mengamen c. Mengemis d. Mengasong e. Menjajakan seks f. Lainnya P304 : Dari kegiatan tersebut kegiatan apa yang utama dilakukan Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden dari kegiatan tersebut diatas kegiatan apa yang utama dilakukan; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia. Jenis kegiatan terdiri dari: a. Memulung b. Mengamen c. Mengemis d. Mengasong e. Menjajakan seks f. Lainnya P305: Total pendapatan dalam seminggu terakhir Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden berapa total pendapatan dalam seminggu terakhir Catatan: Untuk pengisian total pendapatan dalam seminggu terakhir disediakan 7 kotak. Untuk responden menjawab tidak tahu isikan 9 999 999.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
35
P306: Total pendapatan kemarin Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden berapa total pendapatan kemarin Catatan: Untuk pengisian total pendapatan dalam seminggu terakhir disediakan 6 kotak. Untuk responden menjawab tidak tahu isikan 999 999. Blok IV. Pendidikan Blok ini digunakan untuk mencatat informasi pendidikan responden seperti status sekolah, jenjang pendidikan tertinggi, ijazah/STTB yang dimiliki, apakah dapat membaca dan menulis jika tidak pernah sekolah. P401: Pernah bersekolah Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah pernah bersekolah; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P402: Masih bersekolah Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika pernah bersekolah, apakah saat ini masih bersekolah; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia, berikan kode 1 jika jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P403: Jenjang pendidikan yang sedang diduduki saat ini Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika masih bersekolah, apakah jenjang pendidikan yang sedang diduduki saat ini; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia. Jenjang pendidikan terdiri dari : a. SD atau sederajat b. SMP atau sederajat c. SMA atau sederajat d. Perguruan tinggi
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
36
P404: Ijazah/STTB tertinggi yang pernah dimiliki Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika tidak bersekolah lagi, apakah ijazah/STTB yang dimiliki; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan jawabannya ke kotak yang tersedia. Ijazah/STTB terdiri dari : a. Tidak Tamat SD b. SD atau sederajat c. SMP atau sederajat d. SMA atau sederajat e. Perguruan Tinggi P405: Dapat membaca dan menulis huruf latin Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah dapat membaca dan menulis huruf latin; lingkari kodenya ke kotak, berikan kode 1 jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. Blok V. Kesehatan dan Kecacatan Blok ini digunakan untuk mencatat informasi kesehatan dan kecacatan respoden termasuk kejadian kecelakaan yang mungkin pernah dialami dan perilaku pencarian pengobatan ketika sakit atau mengalami kecelakaan. P501 : Pernah mengalami kecelakaan selama setahun kemarin Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah pernah mengalami kecelakaan selama setahun terakhir; lingkari kodenya ke kotak, berikan kode 1 jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P502 : Yang dilakukan ketika kecelakaan terakhir Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika pernah apa yang dilakukan ketika kecelakaan yang terakhir; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
37
Yang dilakukan ketika kecelakaan terakhir a. Tidak diobati b. Diobati sendiri c. Berobat ke tenaga medis d. Berobat ke tenaga non medis P503 : Pernah sakit (mempunyai keluhan yang mengganggu kegiatan seharihari) Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah selama sebulan terakhir pernah sakit (mempunyai keluhan yang mengganggu kegiatan sehari-hari); lingkari kodenya ke kotak, berikan kode 1 jawabannya “Ya” dan kode 5 jika “Tidak”. P504 : Yang dilakukan ketika sakit yang terakhir Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden jika pernah apa yang dilakukan ketika sakit yang terakhir; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. Yang dilakukan ketika sakit yang terakhir : a. Tidak diobati b. Diobati sendiri c. Berobat ke tenaga medis d. Berobat ke tenaga non medis P505 : Jenis penyandang disabilitas Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah responden adalah penyandang disabilitas berikut; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. Penyandang disabilitas terdiri dari : a. Disabilitas netra b. Disabilitas rungu c. Disabilitas tubuh d. Disabilitas mental Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
38
e. Disabilitas intelektual f. Disabilitas wicara g. Disabilitas berat Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami kecacatan sehingga terganggu atau mendapatkan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Kecacatan dapat terjadi akibat kecelakaan, korban kriminalitas, penyakit atau cacat lahir. Secara umum cacat dibagi menjadi dua yaitu cacat fisik dan cacat mental. Kedua jenis cacat tersebut dirinci menjadi: a. Disabilitas netra/buta, adalah orang yang kedua matanya tidak dapat melihat sama sekali. Tidak termasuk yang hanya salah satu matanya buta atau yang kurang awas. b. Disabilitas rungu: apabila kedua telinganya tidak dapat mendengar suara atau perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar. c. Disabilitas tubuh: adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi anggota gerak dan tubuh, tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas dan anggota gerak bawah sehingga menimbulkan gangguan gerak. d. Disabilitas mental: keadaan dengan intelegensia/kepandaian yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama adalah intelegensia/ kepandaian yang terbelakang. Cacat ini dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri. e. Misalnya anak yang terhambat perkembangan kepandaiannya (duduk, berdiri, jalan, bicara, berpakaian, makan), orang tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain seusianya (berkomunikasi dengan orang lain), orang tidak dapat mengikuti sekolah biasa. Wajah penderita terlihat seperti wajah dungu. f. Disabilitas Intelektual : Seseorang yang memiliki kelemahan atau ketidak mampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun). Ditandai dengan fase kecerdasan di bawah
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
39
normal dan keterbatasan lain sedikitnya pada dua area berikut ; berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri; home living; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik; bekerja dan lain-lain. g. Disabilitas wicara: apabila tidak dapat bicara sama sekali atau pembicaraannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain. h. Disabilitas Berat: apabila penyandang disabilitas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari memerlukan bantuan orang lain.
Orang yang terkena stoke tidak termasuk penyandang disabilitas. Cacat permanen akibat kecelakaan termasuk penyandang diabilitas.
P506 : Mengidap penyakit berikut ini Instruksi wawancara: Tanyakan kepada responden apakah responden mengidap penyakit berikut ini; lingkari kode yang sesuai dan pindahkan kodenya ke kotak yang tersedia. Jenis penyakit terdiri dari : a. Hipertensi b. Rematik c. Asma d. Masalah jantung e. Kencing manis f. Tuberculosis g. Stroke h. Kanker/tumor i.
Penyakit kelamin
j.
Lainnya
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
40
Penyakit kronis adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun), tidak terjadi secara tibatiba/spontan, dan penyembuhannya pun memakan waktu yang lama. Penyakit kronis sering dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya, hipertensi, rematik, asma, penyakit jantung kronis/masalah jantung, diabetes/kencing manis, TBC, stroke, kanker/tumor ganas, dan lain-lain. Isikan sesuai dengan penyakit kronis yang diderita. Apabila responden menderita lebih dari satu penyakit kronis maka isikan jenis penyakit yang paling berat dirasakan oleh responden. a.
Hipertensi (tekanan darah tinggi): peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tekanan darah yang tinggi dalam arteri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, penyakit ginjal, pengerasan dari arteri, kerusakan mata dan stroke. Penderita hipertensi memiliki tekanan darah diatas 140/90.
b.
Rematik: penyakit yang menyerang sendi dan bagian tubuh lainnya.
c.
Asma: keadaan saluran nafas yang mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan peradangan. Gejala asma adalah sesak nafas yang terjadi sewaktu-waktu, mengalami batuk dan bengek.
d.
Masalah jantung: penyakit ini bisa diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah. Gejala seperti nyeri di dada, nyeri ulu hati, keringat dingin, pusing, pingsan, dan mual/muntah.
e.
Kencing manis: keadaan kadar gula dalam darah tinggi. Gejala diabet adalah sering buang air kecil, haus berlebihan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan secara cepat.
f.
Tuberculosis: penyakit yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium tuberculosis, yang menyebabkan kerusakan terutama pada paru, menimbulkan gangguan barupa batuk, sesak napas, bahkan dapat menyebar ke tulang, otak, dan organ lainnya.
g.
Stroke: terjadi ketika penyediaan darah ke bagian dari otak terganggu yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi/hipertensi.
h.
Kanker/tumor ganas: Kanker atau biasa disebut tumor ganas adalah sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal, seperti kanker payudara, kanker otak, kanker rahim, kanker darah, kanker kulit dan sebagainya.
i.
Penyakit kelamin: penyakit atau infeksi yang menular melalui hubungan seks, seperti syphilis, gonorhea, HIV, dan sejenisnya.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
41
Blok VI. Catatan Blok ini digunakan untuk mencatat semua informasi penting terkait responden yang bisa digunakan sebagai informasi tambahan yang tidak tercakup di pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
4.2 Kuesioner PMKS-H2 P1. ID RDS Instruksi Pengisian: Salin nomor identitas responden dari kupon yang dibawa responden. P2. Nomor KK Instruksi Pengisian: Tuliskan nomor KK dengan format 16 digit (jika mempunyai KK). K02A. Nama Lengkap Klien Instruksi Pengisian : Tuliskan dengan jelas dan lengkap, tanpa singkatan sesuai dokumen resmi nama klien. Contoh : Achmad Fauzi ditulis lengkap ACHMAD FAUZI jangan disingkat menjadi A.FAUZI. Yang dimaksud dengan dokumen resmi adalah akta kelahiran/rapor sekolah/KTP/SIM/Kartu Keluarga. Catatan : Nama Klien yang berstatus masih sekolah, penulisan nama harus sama dengan yang tertulis di rapor; untuk klien usia dewasa sama dengan KTP. K02B. NIK (Nomor Induk Kependudukan) Instruksi Pengisian : NIK tertulis dalam KTP atau Kartu Keluarga. NIK yang berlaku saat ini berupa angka dengan 16 digit (angka). Bila klien mempunyai KTP/KK dengan NIK tidak sama dengan 16 maka nomor tersebut bukan NIK. K03. Hubungan dengan Kepala Keluarga Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden hubungan dengan kepala keluarga, lingkari kode yang sesuai dan salinkan kodenya ke kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Kepala Keluarga”, kode 2 untuk “Istri/Suami”, kode 3 untuk “Anak”, kode 4 untuk “Menantu”, kode 5 untuk “Cucu”, kode 6 untuk “Orang tua/ Mertua” dan kode 7 untuk “Lainnya” Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
42
K04. Jenis Kelamin Instruksi Pengisian : Untuk menentukan jenis kelamin cukup dengan pengamatan, tidak menduga berdasarkan nama, tidak pula menanyakannya kepada responden, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Laki-laki” dan Kode 5 untuk “Perempuan” K05A. Tempat Lahir Instruksi Pengisian : Tuliskan dengan jelas tanpa singkatan tempat lahir responden. K05B. Tanggal Lahir Instruksi Pengisian : Tuliskan tanggal lahir klien dengan format 2 angka untuk tanggal, 2 angka untuk bulan dan 4 angka untuk tahun lahir. K06. Tercantum di KK Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden apakah nama responden tercantum di KK, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Ya” dan Kode 5 untuk “Tidak” K07. Status perkawinan Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden status perkawinan, tuliskan kode ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Belum Kawin”, kode 3 untuk “Kawin/Nikah”, kode 5 untuk “Cerai Hidup” dan kode 7 untuk “Cerai Mati”. K08. Partisipasi sekolah Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden tingkat partisipasi sekolahnya, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Tidak/belum pernah sekolah”, kode 5 untuk “Masih sekolah”, dan kode 9 untuk “Tidak sekolah lagi”. K09. Jenjang/jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden jenjang/jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Tidak tamat SD”, kode 3 untuk “SD atau sederajat”, kode 5 untuk “SMP atau sederajat”, kode 7 untuk “SMA atau sederajat”, dan kode 9 untuk “Perguruan tinggi”.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
43
K10. Kepemilikan akta/buku nikah/akta cerai Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden apakah responden memiliki akta/buku nikah/akta cerai, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Ya” dan Kode 5 untuk “Tidak”. K11. Kepemilikan KTP Instruksi Pengisian : Tanyakan kepada responden apakah responden memiliki KTP, tuliskan kode yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia: Kode 1 untuk “Ya” dan Kode 5 untuk “Tidak”.
Buku PedomanPelaksanaan Pendataan PMKS Berbasis Non-panti dan di Luar Rumahtangga
44