BUDAYA MANAJERIAL DALAM PENERAPAN MODEL ORGANISASI POST BIROKRASI DI KANTOR IMIGRASI SERANG PROPINSI BANTEN Oleh : Arenawati, , Yeni Widyastuti
[email protected],
[email protected] Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtaysa Jl. Raya Jakarta Km 4 Serang
Abstract :Part of the public bureaucracy is still considered inefficient and ineffective. Formalization is high on bureaucracy often make inefficient bureaucracy and convoluted. Whereas the government as an organization that provides services to the public are required to have higher. To realized responsiveness that there needs to be changes in the organizational model post-bureaucratic organization model in improving government performance. This study aims to determine how the managerial culture and application of post-bureaucratic organization model and how much influence the managerial culture of the post-bureaucratic organizational model application at the Immigration Office Serang. This research is a quantitative survey method. The study population is all employees in the Office of Immigration Serang. The data analysis technique used is the product moment correlation coefficient and the coefficient of determination. From the analysis of known managerial culture in the Immigration Serang is equal to 0.7816, the application of the post-bureaucratic organization of 0.7639. The influence of culture on the application of the managerial post bureaucratic organization of 0.579 or 57.9%, while 42.1% is influenced by other factors. Suggestions in this study need to internalize the organization's values, vision, mission and goals of the organization, formed an informal organization, the development of integrated information systems with relevant agencies, the selection of outstanding employees. Keywords: Bureaucracy, Efficiency, Post Bureaucracy
Birokrasi yang dianalogikan
efesien dan cenderung berbelit-
pemerintah seringkali tidak efesien
belit. Padahal pemerintah sebagai
dan efektif. Sifat formalisasi yang
organisasi
yang
memberikan
tinggi pada birokrasi seringkali
pelayanan
kepada
masyarakat
membuat birokrasi menjadi tidak
dituntut memiliki daya tanggap 41
yang tinggi. Jumlah penduduk
menghambat
yang semakin besar dan kebutuhan
sebuah urusan. Misalkan, seorang
yang semakin meningkat, semakin
mahasiswa yang akan melakukan
meningkatkan
birokrasi.
penelitian, surat izin penelitian
Birokrasi tidak lagi boleh berkutat
harus dimelalui beberapa meja ,
hanya pada pemenuhan prosedur
sampai akhirnya harus ditanda
formal dan segi legalitas semata.
tangani oleh Kepala Dinas untuk
Pemerintah
dapat
mendapatkan persetujuan. Apabila
memberikan pelayanan yang prima
salah seorang pejabat berhalangan
,bermutu dan profesional kepada
hadir,
masyarakat.
sampai pejabat tersebut masuk.
Birokrasi yang paling familiar bagi
Prosedur yang berbelit-belit inilah
kita adalah Model birokrasi Weber.
yang membuat sebagian orang
Karakteristik
yang berhadapan dengan birokrasi
Weber
kerja
harus
Model
pada
Birokrasi
kenyataannya
terselesaikannya
maka
pemerintah
harus
menunggu
menjadi
frustasi.
pemerintah
adalah
monopoli
dalam
membuat birokrasi menjadi tidak
Padahal
efesien. Hirarki kewenangan yang
pemegang
jelas sebagai salah satu kriteria dari
pelayanan administratif. Mau tidak
birokrasi sangat konkrit diterapkan
mau suka ataupun tidak suka,
oleh pemerintah, hal ini dapat
masyarakat harus kembali lagi
dilihat dari eselonisasi jabatan
berhadapan dengan pemerintah.
struktural dan tingkatan golongan.
Pemerintah sebagai pilar utama
Seorang PNS harus mengikuti
penyelenggaraan negara yang nota
jenjang
demi
bene
berkarir
di
sebagai
jenjang
untuk
struktural
tenaga
maupun
penyelenggara
pelayanan
publik semakin dihadapkan pada
professional.
tuntutan
masyarakat
Hirarki kewenangan yang terlalu
lingkungan
panjang
dinamis.Pemerintah dituntut harus
membuat
prosedur
luar
dan
menjadi panjang. Terkait dengan
mampu
pelayanan publik, karena hirarki
mengakomodasi
kewenangan
perubahan. Kondisi objektif dan
yang
ada
dapat 42
dan
yang
segala
cermat bentuk
iklim kerja pemerintah saat ini
kaku,
masih dipengaruhi oleh model
sebagaimana cirri birokrasi pada
birokrasi
lebih
umumnya. Kantor Imigrasi Serang
struktur,
harus memiliki budaya organisasi
klasik
menitikberatkan
yang pada
berbelit-belit,
lamban
hirarki, otoritas dan sentralisasi.
yang
Meskipun
professionalisme, cepat tanggap,
model
ini
mendukung
pada
memkasimumkan nilai efesiensi
mementingkan
dan efektifitas ekonomi, tetapi
warga negara dan dapat dipercaya.
kenyataannya teori tersebut tidak
Dalam
memberikan jawaban atas kondisi
kualitas pelayanan dan kinerja
saat ini.
organisasi
Kantor Imigrasi adalah salah satu
instansi
vertikal
pusat
di
yang
dalam
dalam
dikenal
penelitian
menerbitkan
dengan
survai
paspor.
kuantitatif
dengan
adalah
populasi
Menurut
penelitian
variabel dan
kuesioner
negara Indonesia saja tetapi juga
yang
dari
satu
menggunakan sebagai
alat
pengumpulan data yang pokok.
berhadapan dengan warga negara
Penelitian ini bermaksud untuk
asing (WNA). Oleh karenanya
melakukan
kantor imigrasi Serang dituntut baik
adalah
survai.
mengambil
hanya berhadapan dengan warga
berkinerja
ini
Singarimbun (1989 : 3) penelitian
Pekerjaan kantor Imigrasi tidak
untuk
digunakan
metode penelitian adalah metode
Surat Perjalan Luar Negeri yang biasa
Imigrasi
yang
penelitian
pendekatan
dan
strategis, karena kewenangan yang dimilikinya
kantor
Pendekatan
daerah.
penting
meningkatkan
I. METODE PENELITIAN
yang
Kantor Imigrasi Serang memiliki kedudukan
rangka
atau
menerapkan model post Birokrasi.
melaksanakan tugas administrasi pemerintah
pelanggan
penjelasan
(explanatory)
dan
dilakukan
professional. Maka kantor Imigrasi
di
.
Penelitian Kantor
ini
Imigrasi
Serang, yang bertempat di Jalan
sebagai bagian dari birokrasi tidak
Warung Jaud, Kota
boleh berpaku pada aturan yang
Serang.
Sumber Data penelitian ini adalah 43
data primer dan data sekunder.
organisasi sektor publik dengan
Data primer dalam penelitian ini
menerapkan pendekatan ,prinsip-
diperoleh dari hasil kuesioner,
prinsip, dan pengalaman
wawancara serta observasi. Data
terjadi di sektor swasta kedalam
sekunder
dalam
sektor
diperoleh
dari
penelitian dokumen
berupa
catatan-catatan
berkaitan
dengan
ini yang
perubahan
yang
Administration
permasalahan
birokrasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh
dengan
Old
Public
menjadi
New
yang
klasik
berubah
menjadi post birokratik. Kenneth
pada
Kernaghan dalam tulisannya yang
Kantor Imigrasi Serang. Penelitian
berjudul “The post bureaucratic
ini menggunakan teknik sampling
organization and public service
jenuh
values” menjelaskan perubahan
(
pagawai
Seiring
Public Management maka model
penelitian.
adalah
publik.
yang
total
keselurahan
sampling),
pegawai
responden.
jadi
dijadikan
Analisis
karakteristik
dari
organisasi
data
birokrasi kearah post birokratik.
menggunakan SPSS.16 (Statistic
Perubahan karakteristik tersebut
Programms for Sosial Sciences).
meliputi 3 (tiga) pokok perhatian, yaitu dilihat dari sisi Kebijakan dan
II. PEMBAHASAN
Budaya Manajerial, Struktur dan
Perkembangan teori organisasi dan
pelayanan
publik
Orientasi Pasar.
telah
Pertama , dari sisi kebijakan
membawa implikasi yang luas.
dan budaya manajerial (Policy and
Salah
Managerial
satunya
berubahnya
adalah
dengan
konsep
birokrasi
perubahan karakteristik, sebagai
menjadi post birokrasi. Perubahan
berikut :
yang terjadi saat ini di organisasi
1. Organization
sektor publik sangat dengan
berusaha
centered
to
berkaitan
citizen centered. Pada birokrasi
New
Public
klasik pusat perhatian adalah
(NPM).
NPM
gerakan
Management
Culture).terdapat
melakukan
organisasi
perbaikan
penekanannya 44
sehingga adalah
lebih
pada
pemenuhan
kebutuhan
dan organisasi harus memiliki
organisasi itu sendiri, maka
kepedulian
pada
terhadap anggotanya.
post
birokratik
harus
yang
tinggi
dirubah bahwa pusat perhatian
4. Independent
adalah warga negara, sehingga
Collective
penekannanya
birokrasi klasik pola kerjanya
lebih
pada
action
to
action.
peningkatan kualitas pelayanan
lebih
kepada warga negara.
individual, hal ini ditampakkan dengan
2. Position Power to Participative leadership. Birokrasi bahwa
yang
pada
Bila
bekerja
sedikit
secara
konsultasi,
Karakteristik
kerjasama ataupun koordinasi.
memandang
Maka pada organisasi post
kekuatan
seseorang
birokrasi
yang
diperlukan
adalah karena posisi, maka
adalah bekerja secara kolektif
penggunaan
,
atau tim. Sehingga konsultasi,
pengawasan
perintah
dilakukan
untuk
kerjasama dan koordinasi perlu
membuat
pegawai
patuh.
dibangun dengan baik.
Pandangan ini harus dirubah dengan kepemimpinan
5. Status Quo oriented to Change
menciptakan
oriented. Birokrasi berorientasi
partsipatif,
pada mempertahankan status
dimana terjadi pembagian nilai-
quo
nilai dan pelibatan anggota
perubahan.
dalam pengambilan keputusan.
menekankan
3. Rule
centered
to
dan
cenderung
anti
Birokrasi
lebih pada
mempertahankan
People
kekuasaan
centered. Birokrasi memiliki
dan
dalam
kondisi
selalu
focus perhatian pada aturan,
menghindari
resiko
dan
prosedur dan ketatnya batasan-
kesalahan.
ini
harus
batasan yang mengatur perilaku
dirubah, agar birokrasi lebih
anggotanya. Kondisi seperti ini
responsive
harus dirubah dengan lebih
harus
memperhatikan aspek manusia.
perubahan.
Pegawai harus diberdayakan
melakukan terobosan-terobosan 45
Hal
maka
birokrasi
terbuka Birokrasi
dengan harus
baru, berani mengambil resiko
desentralisasi.
dan melakukan pengembangan
disharekan
terus
bawahannya
menerus
(continuous
improvement).
kepada dan
mereka
diberikan kewenangan untuk mengatur bagiannya sendiri.
6. Process oriented to Result oriented.
Kekuasan
Birokrasi
formalisasinya
dengan
2. Departemental Form to Non
lebih
Departemental Form. Bentuk
berorientasi pada proses, dalam
departemen
arti pertanggung jawaban pada
dalam birokrasi yang sebagian
proses
besar
menjadi
hal
yang
yang
program
terdapat
dilaksanakan
mutlak, sehingga semua harus
oleh departemen pelaksana ,
procedural.
maka
Jika
birokrasi
pada
post
birokratik
hanya berkutat pada proses
dirubah
maka seringkali mengabaikan
departemen. Dengan demikian
pada hasil. Hal inilah yang
program dapat dijalankan tidak
harus
harus
dirubah,
masyarakat
tutuntutan
akan
kualitas
menjadi
oleh
pelaksana
departemen
tetapi
juga
pelayanan dan kinerja birokrasi
pihak
yang harus semakin baik dari
kompetensi
hari kehari, maka birokrasi
untuk pekerjaan tersebut.
harus lebih beorientasi pada
Ketiga
hasil
ketimbang
pada
dan
adalah
Terdapat
pada
yang
oleh
memiliki profesional
dari
sisi
Orientasi Pasar (Market Oriented).
prosesnya. Kedua,
lain
non
dua
perubahan
sisi
struktur
Dilihat
dari
1. Budget Driven to Revenue
strukturnya maka terdapat dua
Driven. Pada Birokrasi dalam
karakteristik perubahan :
pengendalian
1. Centralized to Decentralized .
pembiayaan program-program
(structure).
pemusatan
kekuasaan
karakteristik pada sisi ini, yaitu :
atau
pemerintah
biaya
sebagian
bahwa
besar
sentralisasi yang ada dalam
didanai dari APBN/APBD atau
birokrasi harus dirubah menjadi
dana-dana 46
pemerintah.
Sementara pada post birokratik
birokrasi tidak maksimal, oleh
pembiayaan program-program
karena
sedapat mungkin berdasarkan
menginginkan
pada
luar
kompetisi.
instansi
membuka
dana-dana
APBN/APBD,
di
jadi
post
birokratik adanya
Post
birokrasi
kesempatan
pada
harus kreatif mencari sumber
pihak swasta untuk turut andil
pendanaan
bagi
dalam
operasioanlisasi
dan
Birokrasi harus dapat bersaing
pelaksanaan programnya.
penyaluran program.
Sifat monopoli yang dimiliki birokrasi
program.
dengan sektor swasta dalam
2. Monopolistic to Competitives.
oleh
penyaluran
Gambaran
perubahan
dalam
karakteristik birokrasi kea rah post
penyaluran program membuat
birokrasi dapat dilihat pada tabel
birokrasi diatas angin. Hal ini
berikut
mengakibatkan
:
kinerja
Tabel 1 Dari Organisasi Birokrasi menuju Ke Organisasi Post Birokratik Karakteristik
Organisasi Karakteristik
Birokratik
Organisasi
Post
Birokratik
Kebijakan dan Budaya Manajerial
Pusat perhatian : Organisasi
Pusat perhatian : Warga Negara
Penekanan pada kebutuhan organisasi
Kualitas pelayanan kepada warga negara
itu
(pelanggan atau pengguna)
sendiri Kekuatan karena Posisi
Pengawasan, perintah dan kepatuhan
Kepemimpinan partisipatif
Pembagian
nilai-nilai
dan
partisipasi
dalam pengambilan keputusan
Fokus : Aturan
Fokus : Manusia
Aturan-aturan, prosedur dan batasan-
Pemberdayaan
batasan
tenaga kerja 47
dan
kepedulian
pada
Bekerja secara Individu
Sedikit konsultasi, kerjasama atau
Bekerja secara kolektif
Konsultasi, kerjasama dan koordinasi
koordinasi
Orientasi
:
Mempertahan
kekuasaan
Inovasi, berani mengambil resiko dan
Menghindari resiko dan kesalahan
Orientasi : Perubahan
pengembangan terus menerus
Orientasi pada Proses
Pertanggungjawaban terhadap proses
Orientasi pada Hasil
Pertanggungjawaban pada hasil
Struktur
Sentralisasi
Berjenjang dan memusatkan pada
Desentralisasi
Desentralisasi kekuasaan dan pengawasan
pengawasan
Bentuk : Departemen
Bentuk : Non Departemen
Sebagian besar program di jalankan
Program dijalankan dengan variasi dan
oleh departemen pelaksana
mekanisme yang luas
Orientasi Pasar
Pengendalian Biaya
Pengendalian pendapatan
Pembiayaan program sebagian besar
Pembiayaan program sedapat mungkin
dibiayai dari persediaan dana.
berdasarkan
pada
biaya-biaya
yang
diperbaiki.
Monopolistik
Kompetitif
Pemerintah memiliki monopoli dalam
Bersaing dengan sector swasta dalam
penyaluran program
penyaluran program.
Sumber : Diadaptasi dari Kernaghan, International Review of Administrative Science, 2000. organisasi yang berkaitan dengan
Budaya Organisasi dan Budaya
suatu
Manajerial Budaya keadaan
Organisasi dalam
suatu
kesatuan
asumsi-asumsi,
kepercayaan-kepercayaan,
lingkungan
nilai-
nilai yang dibawa di sharekan dan 48
diintegrasikan oleh seluruh anggota
agresif, inovatif danmengambil
organisasi
resiko.
tersebut
membimbing
untuk dalam
3. Arah. Sejauh mana organisasi
melaksanakan tugasnya (Gordon
tersebut menciptakan dengan
JR, 1996: Luthans,1995). Budaya
jelas
Korporat
atau
mengenai prestasi.
menurut
Moeljono
merupakan yang
mereka
Budaya
(2006:17)
nilai-nilai
disebarluaskan
organisasi
dan
Kerja
diacu
dan
harapan
4. Integrasi. Tingkat sejauh mana
dominan di
sasaran
unit-unit
dalam
dalam
organisasi
didorong untuk bekerja dengan
sebagai
cara yang terkoordinasi.
filosofi kerja karyawan. Menurut
5. Dukungan
Schein (1985) Budaya Korporat
Tingkat
mengacu ke suatu sitem makna
manajer member komunikasi
bersama yang dianut oleh anggota-
yang
anggotanya
dukungan terhadap bawahan
yang
membedakan
organisasi itu terhadap organisasi-
sejauh
jelas,
Manajemen. mana
bantuan
para
serta
mereka.
organisasi lain. Untuk
dari
6. Kontrol. Jumlah peraturan dan
memberikan
pengertian
pengawasan
langsung
yang
yang lebih mudah, terdapat 10
digunakan untuk mengawasi
karakteristik penting yang dapat
dan mengendalikan perilaku
dipakai sebagai acuan esensial
pegawai.
dalam memahami serta mengukur
7. Identitas. Tingkat sejauh mana
keberadaan budaya (Robbins, 1994
para
; 480), yaitu :
mengidentifikasikan
dirinya
secara
dengan
1. Inisiatif
individu.
Tingkat
anggota
keseluruhan
tanggung jawab, kebebasan dan
organisasinya
independensi
dengan kelompok kerja tertentu
yang
dipunyai
individu. 2. Toleransi
atau dengan bidang keahlian terhadap
tindakan
professional.
beresiko. Sejauh mana pegawai dianjurkan
ketimbang
untuk
8. Sistem Imbalan. Tingkat sejauh
bertindak
mana alokasi imbalan (missal 49
kenaikan
gaji,
promosi)
organisasi dibatasi oleh hirarki
didasarkan atas kriteria prestasi
kewenangan yang formal.
pegawai sebagai kebalikan dari
Hasil Penelitian
senioritas, sikap pilh kasih dan
Nilai
sebagainya. 9. Toleransi Tingkat
sejauh
konflik.
mana
Maka dapat dikatakan bahwa
para
didorong
mengemukakan
Budaya
untuk
konflik
dan
di
kantor
Baik. Dari hasil perhitungan dari 10
10. Pola-pola komunikasi. Tingkat mana
Manajerial
Imigrasi adalah dalam kategori
kritik secara terbuka.
sejauh
Manajerial
adalah 1.063/1.320 = 0,7816. terhadap
pergawai
Budaya
indikator
komunikasi
maka
Budaya
diperoleh
manajerial,
hasil
sebagai
berikut : Tabel 2 Hasil Persentase dari seluruh indikator dalam Budaya manajerial No. Indikator Persentase 1.
Inovasi
79,4 %
2.
Inisiatif Individu
82,35 %
3.
Arah
71,32 %
4
Integrasi
83,82 %
5.
Dukungan dari manajemen
82,35 %
6
Identitas
80,88 %
7.
Kontrol
76,47 %
8
Sistim Imbalan
75,00 %
9.
Toleransi terhadap konflik
75,73 %
10.
Pola Komunikasi
74,26 %
Sumber : Hasil penelitian diolah Walaupun keseluruhan
secara
indikator
Budaya
perlu
ditingkatkan, seperti Arah
manajerial dalama kategori
(71,32%).
baik,
dari
tetapi
kiranya
beberapa 50
Nilai
Budaya
terkecil
manajerial
pada Kanor Imigrasi Serang
Pimpinan
adalah pada indikator arah
berkomunikasi
atau sejauh mana pimpinan
informal
dalam
organisasi
kerja, padahal komunikasi
memberikan arahan pada
internal sangat dibutuhkan
bawahannya akan tujuan
untuk
organisasi.
Jajaran
masukan bagi organisasi,
pimpinan di kantor Imigrasi
karena biasanya bawahan
Serang belum memberikan
akan
arahan yang jelas akan
berbicara
tujuan
yang tidak formal.
organisasi
seluruh
pada
karyawan.
Seringkali
di
kurang secara
luar
waktu
mendapatkan
lebih
terbuka
dalam
kondisi
Berdasarkan
pimpinan
menganggap
dirasa
perhitungan statistik Skor
bahwa
Total
Penerapan
Model
bawahannya akan mencari
Post
Birokrasi
adalah
tahu sendiri apa tujuan
sebesar 1039, sedangkan
organisasi.Oleh karenanya
skor ideal adalah 1360,
proses internalisasi tujuan,
maka
nilai
visi, misi dan nilai-nilai
model
organisasi
dalam
birokrasi adalah 1039/1360
organisasi
perlu
ditingkatkan.
penerapan post
= 0,7639 . Maka dapat
Selanjutnya
dikategorikan
bahwa
yang masih perlu mendapat
Penerapan model organisasi
perhatian
post
adalah
komunikasi Pola
pola
(74,26%)>
Komunikasi
birokrasi
dalam
kategori baik.
yang
Penerapan
organisasi
dibangun di kantor Imigrasi
Post Birokrasi di Kantor
baru pola komunikasi yang
Imigrasi Serang secara rinci
forma
dapat
dan
berlangsungnya
pada
saat
pekerjaan
dilihat
penerapan
atau pada jam-jam kantor.
pada 51
tabel
dari
hasil
perindikator berikut
:
Tabel 3 Penerapan Model Organisasi Post Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang Berdasarkan Indikator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator Orientasi Warga Negara Kepemimpinan Partisipatif Orientasi pada manusia Kegiatan bersama Orientasi pada perubahan Orientasi pada hasil Desentralisasi Bentuk Non Departemen Kompetitif Pengendalian Biaya Sumber : Hasil penelitian tahun 2012 diolah
Dari tabel tersebut dapat
Persentase 88,97 % 81,61 % 82,35 % 77,20 % 81,61 % 68,38 % 80,14 % 69,85 % 62,50 % 71,32 %
setiap tahun. Masih banyak
dijelaskan bahwa dari beberapa
pula
indikator
masih
terdapat
beranggapan
indikator
yang
tingkat
rajin atau malas toh gajinya
kurang
sama
penerapannya
masih
pegawai
saja.
yang
bahwa
bekerja
Padahal
Taylor
baik, dalam hal ini belum
menegaskan
mencapai 70 %. Seperti pada
individual
indikator kompetitif (62,50%),
kelompok untuk memotivasi
penerapan
non
karyawan
dan
produktivitasnya meningkat.
bentuk
departemen
(69,85%),
orientasi pada hasil (68,38%). Iklim diterapkan Kantor walaupun
kompetitif dengan
di
luar
upah upah
agar
Orientasi
belum baik
perlunya
pada
hasil,
orientasi pada hasil merupakan
di
pra
syarat
Imigrasi
Serang,
organisasi
sudah
terdapat
pelayanan
mutlak post tidak
bagi
birokrasi, hanya
remunerasi. Belum ada inisiatif
mementingkan
penilaian yang dilakukan oleh
semata tetapi bagaimana hasil
jajaran pimpinan di kantor
yang
Imigrasi
Serang
untuk
pada hasil sudah dilakukan
menjaring
pegawai
teladan
oleh Kantor Imigrasi serang, 52
ditampilkan.
prosedural
Orientasi
hal ini ditunjukkan dengan
tersebut. Bila melihat pada
mengurangi tingkat kesalahan
struktur
penulisan
Imigrasi Serang, maka 100%
nama,
alamat,
organisasi
Kantor
tanggal dan alamat lahir, gelar
pekerjaan
dan lain-lain yang tetrtera pada
pegawai dengan status PNS.
paspor.
Tidak ada tenaga ahli yang
Untuk
menjaga
dilakukan
keaslian dan kebenaran inilah,
bekerja
maka Kantor Imigrasi Serang
program tertentu di Kantor
berhati-hati dalam memeriksa
Imigrasi Serang. Seperti di
setiap berkas kelengkapan yang
Puskesmas dalam penerapan
diajukan. Jumlah berkas yang
sisitim
banyak dan harus dikoreksi
dilakukan
satu persatu, tentunya membuat
berasal
pekerjaan
menjadi
agak
Tetapi dapat dimaklumi hal ini
berbelit
dan
terkesan
tidak dilakukan oleh Kantor
prosedural. Apabila sudah ada
Imigrasi serang, karena fungsi
sistem
Data
strategisnya dan karena faktor
Kependudukan yang lengkap,
kerahasiaan, maka tidak semua
akurat dan terkini tentunya hal
orang
ini tidak perlu memakan waktu
melakukan
dan
Kantor Imigrasi.
pengarsipan
berkas
banyak.Sehingga
yang tidak
lagi
ahli
yang
dari kontraktor
dapat
IT.
dipercaya
tugas-tugas
di
diketahui
dan Penerapan Model Post
adanya
Birokrasi di Kantor Imigrasi
tidak
Serang,
maka
selanjutnya
hanya dilakukan oleh instansi
peneliti
ingin
mengukur
terkait, tetapi juga dilakukan
seberapa besar hubungan kedua
oleh instansi diluar lembaga
variabel tersebut, dan seberapa
yang
besar
keahlian
program
oleh
data
bagaimana Budaya Manajerial
Bentuk non departemen
pelaksanaan
melakukan
komputerisasi
Setelah
berorientasi pada proses.
mengharapkan
untuk
oleh
memang khusus
memiliki di
bidang
pengaruh
Budaya
Manajerial terhadap Penerapan 53
Organisasi Post Birokrasi di
diketahui
Kantor
Manejrial
Imigrasi
dengan
Serang. melakukan
penghitungan
Model
dengan
dan
Budaya
penerapan
Organisasi
Birokrasi
menggunakan SPSS 16, maka
hubungan
adalah
Post sebagai
berikut :
Tabel 4 Output SPSS Hubungan antara Budaya manajerial dan Penerapan Model Organisasi Post Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang
TotX TotX
TotY
Pearson Correlation
1
.761
Sig. (2-tailed)
.000
N TotY
**
Pearson Correlation
34
34
**
1
.761
Sig. (2-tailed)
.000
N
34
34
Berdasarkan pada tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hubungan Budaya Manajerial dengan Penerapan Organisasi Model Post Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang sebesar 0.761, dalam kategori hubungan “kuat”. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana Pengaruh kedua variabel tersebut, dapat dilihat dari hasil olah SPSS berikut ini :
54
Tabel 4 Output SPSS Pengaruh Budaya Manajerial Terhadap Penerapan Model Organisasi Post Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang Model Summary Adjusted R R Square
Square .579
Dari
tabel
bahwa nilai
tersebut
Std. Error of the Estimate
.565
2.27973
diketahui
bersifat
R square adalah 0,579
kontemporer,
pertanggungjawaban
dimana
telah
lama
yang artinya bahwa Budaya Manjerial
menjadi pusat perhatian pada nilai-
memiliki pengaruh 57,9 % dalam
nilai pelayanan public.
Penerapan Model Organisasi Post
2) Partnership
Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang.
kemitraan
Sedangkan sisanya sebesar 42,1 %
organisasi publik dan semua jenis
adalah ditentukan oleh faktor lain.
organisasi
non
(khususnya
organisasi
Faktor
lain
yang
diprediksi
(kemitraan), termasuk
dalam
pemerintah bisnis).
berpengaruh dalam Penerapan Model
Kemitraan memperkenalkan lebih
Organisasi Post Birokrasi menurut
luas pada focus perhatian warga
Kernaghan (2000) adalah penerapan
negara sebagai pusat perhatian
nilai-nilai pelayanan publik. Perubahan
pelayanan,
Birokrasi
desentralisasi
disertai
menuju dengan
Post
Birokrasi
perubahan
kolaborasi, dan
membentuk
nilai-
organisasi non departemental dan
nilai.Kerangka kerja post birokrasi
pemulihan biaya. Kemitraan juga
dicerminkan dalam nilai-nilai :
berfungsi memelihara nilai-nilai profesionalisme seperti efesiensi,
1) Akuntabilitas
tim kerja dan inovasi.
(Pertanggungjawaban).
3) Restrukturisasi, perubahan pada
Pertanggungjawaban menjadi nilai
struktur adalah instrument lain
dominan dalam administrasi publik
yang 55
dengan
keleluasaannya
digunakan untuk menggerakkan
1. Tingkat
penerapan
Budaya
di
Imigrasi
organisasi publik kearah model
Manjerial
post
Serang adalah sebesar 0,7816 atau
birokrasi.
Restrukturisasi
dapat memperkenalkan objectivitas sebagai
peningkatan
kantor
dapat dikategorikan baik.
pelayanan,
2. Tingkat
penerapan
desentralisasi dan pemulihan biaya.
Organisasi
Hal ini sangat penting khususnya
Kantor Imigrasi Serang adalah
untuk mengubah bentuk organisasi
sebesar
menjadi
dikategorikan baik.
non
departemen.
Post
Model
Birokrasi
0,7639
atau
di
dapat
Pengaturan struktur baru biasanya
3. Hubungan
antara
Budaya
berperan sebagai pemelihara nilai-
Manajerial
dengan
Penerapan
nilai
seperti
Model Organisasi Post Birokrasi di
pelayanan.
Kantor Imigrasi Serang adalah
sekitar
sebesar 0,761 atau dapat dikatakan
dalam
bahwa hubungan kedua variabel
profesionalisme
efektifitas
dan
Perhatian
muncul
pengaturan pertanggungjawaban. diutamakan
pada
pemerintah
yang
Perhatian
tersebut
adalah
kuat.
kedudukan
pengarah
Budaya
dapat
terhadap
Penerapan
menumbuhkan
Sedang
manajerial Model
Organisasi Post Birokrasi adalah
pertanggungjawaban
demokrasi
sebesar 0,579 atau 57,9 persen,
terutama
organisasi
sedangkan 42,1 persen ditentukan
pada
pemerintah pada executif politik
oleh faktor lain.
dan mengarah pada bagian yang DAFTAR PUSTAKA Moeldjono, Djokosantoso, 2006. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, ElexMedia Komputindo, Jakarta
lebih kecil pada sektor publik. KESIMPULAN Kesimpulan dari Penelitian Budaya Manajerial
Dalam
Keban, Yeremias T, 2008, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu, Gavamedia, Yogyakarta
Penerapan
Organisasi Post Birokrasi di Kantor Imigrasi Serang adalah sebagai berikut : 56
Kernaghan, Kenneth, 2000, The Post Bureaucratic Organization and Public Service Values, International Review of Administration Sciences.HAS SAGE Publication. London
Robbins, Stephen P, 1994, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, Arcan , Jakarta
57