BULETIN
Budaya Konservasi Menjaga warisan leluhur "Nyegara Gunung" untuk anak cucu
Kunjungan
URDI
Urban and Regional Developmet Institute
Ulasan Lengkap Event
BELANGA
Tulamben Showcase
KABAR ANYAR DARI LAPANGAN
Pemetaan Mangrove di Perancak Tindak Lanjut Rencana Zonasi Inventarisasi Flora & Fauna Kesepakatan Pencadangan KKP EDISI II/ April 2016
Foto©Rudi Waisnawa
Sekapur sirih
Melihat sejarah Bali ke belakang, maka akan kita temukan sebagian besar desa kuna (Bali Aga) yang dianggap sebagai penduduk asli Bali, yang berada di Kabupaten Karangasem. Dengan keberadaan Pura Besakih dan Gunung Agung, tidak berlebihan bila secara kosmologis Kabupaten Karangasem disebut sebagai “hulu”nya Bali, sebuah kawasan (daerah) yang memegang peranan sangat penting dalam menjaga keberlanjutan keharmonisan alam dan budaya Bali. Conservation International Indonesia program Bali telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun pondasi yang kuat menuju Kabupaten Karangasem yang mampu mensejahterakan masyarakatnya dan menjaga kelangsungan sumber daya alam dan budayanya. I Made Iwan Dewantama Manajer Program Bali, Conservation International Indonesia
1
Pemetaan Mangrove Perancak
©CI Indonesia/Iwan Dewantama
Pemetaan mangrove di Taman Pesisir Perancak dilaksanakan pada 8 -10 Januari 2016, dilakukan untuk mendukung penyusunan rencana pengelolaan (management plan) dari Taman Pesisir Perancak yang telah ditetapkan melalui SK Bupati Jembrana No.778/ DKPK/2013 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Jembrana. Program pemetaan mangrove ini didanai oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan (KPK) Jembrana dan dilaksanakan oleh Tim DELTA API (Desa Ekologis Tangguh Adaptif Perubahan Iklim) Bali yang didukung oleh CI Indonesia dan Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kegiatan survey dilakukan pada 3 lokasi transek yaitu 2 lokasi Mangrove di Desa Budeng dan 1 lokasi Mangrove di Desa Perancak, dimana transek ini mewakili 3-sub bagian area mangrove yang didasari oleh kerapatan pohon, seperti jarang, sedang, dan tinggi. Survey juga dikuti pemuda lokal perancak, sehingga transfer disalurkan guna membantu pengelolaan Taman Pesisir Perancak nantinya. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang anggota Delta Api dari dan didukung oleh dua fasilitator dari BPOL (Balai Riset dan membantu identifikasi jenis mangrove.
informasi dan ilmu dapat oleh masyarakat setempat berbagai kabupaten di Bali Observasi Kelautan) yang
Pengelolaan mangrove di Perancak memang belum dilakukan secara menyeluruh dan belum ada kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang menjadi perwakilan pengelolaan berbasis masyarakat. Pelibatan masyarakat secara intensif dalam pelestarian mangrove ini diharapkan dapat merangsang dan memacu usaha kegiatan pengelolaan ekosistem hutan mangrove yaitu melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan peningkatan peran serta masyarakat.
2
KUNJUNGAN URBAN AND REGIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE (URDI) KE DESA ANTIGA KABUPATEN KARANGASEM
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
URDI adalah sebuah organisasi independen non-profit yang bertujuan mempromosikan pembangunan perkotaan dan regional yang berkelanjutan di Indonesia. URDI berkesempatan mengunjungi Kabupaten Karangasem bersama Conservation International Indonesia pada tanggal 3 Februari 2016, dan menaruh ketertarikan terhadap peran POKMASWAS Tirta Segara yang melakukan pemantauan dan penjagaan terhadap sumberdaya terumbu karang dan ikan di wilayah labuhan amuk Desa Antiga Kabupaten Karangasem. POKMASWAS Tirta Segara Labuhan Amuk menjelasan kegiatan swadaya mereka untuk menjaga lingkungan disekitar mereka, dengan cara membuat pos pantau di tengah laut dari ponton dan mooring buoy sebagai tambat kapal untuk menghindari penurunan jangkar dilokasi terumbu karang. Dana perawatan dan pemantauan lingkungan didapatkan melalui penarikan uang dari kapal-kapal yang menggunakan mooring buoy tersebut dan dari pos pantau yang digunakan masyarakat untuk tempat pemancingan. URDI memberikan tangapan pada inisiatif ini dengan memberikan masukan bahwa infrastruktur dapat dibangun dengan baik dan benar, namun harus mempertimbangkan aspek lingkungan. URDI melakukan penjajakan untuk pembangunan Infrastruktur di Bali dengan dukungan CI Indonesia yang mempertimbangkan aspek lingkungan. Dicontohkan URDI, pemerintah Jepang mencari solusi untuk sampah, dengan membuat incinerator (tempat pembakaran sampah) yang hasilnya dapat dijadikan energi listrik. Pendekatan ini mungkin saja bisa dijadikan salah satu solusi untuk permasalahan sampah di Kabupaten Karangsem. Iwan Dewantama, manajer program Conservation International Indonesia menjelaskan bahwa pelestarian lingkungan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan konsep yang dipegang "Ridge to Reef" atau Nyegara Gunung dalam filosofi Bali, CI Indonesia memberikan gambaran bahwa kita bertangung jawab atas wilayah laut dan darat, karena apa yang terjadi didarat akan berakibat di laut juga. Program kerja Conservation International Indonesia dalam hal ini memberikan dukungan kepada pemerintah dalam membuat keputusan untuk Kawasan Konservasi Perairan di karangasem agar wilayah tersebut dapat terkelola dengan baik.
3
Sosialisasi Rencana Zonasi KKP KECAMATAN KUBU Acara sosialisasi rencana zonasi ini digelar pada 18 February 2016, dihadiri oleh 31 orang dari pemerintah dan masyarakat lokal. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dengan memberikan pengarahan terkait dengan rencana zonasi di kecamatan Kubu dengan membuat gambaran keadaan wilayah desa mereka pada masa lalu, masa kini, dan harapan masa depan terkait dengan Kawasan Konservasi Perairan. Dengan gambaran lingkungan masa lalu dan masa kini, terdapat perbedaan cara pemanfaatan sumberdaya alam yang berpengaruh pada kerusakan alam di masa kini. Informasi ini menjadi acuan untuk membentuk zonasi Kawasan Konservasi Perairan, yang menghasilkan wilayah Konservasi Tulamben dimana zona pariwisata yang dimanfaatkan adalah dari radius 0-100 meter, yang dimungkinkan untuk diperpanjag hingga 200 meter.
©ReefCheck/Ayub
©ReefCheck/Ayub
KECAMATAN ABANG Sosialisasi dan rencana tindak lanjut Rencana Zonasi KKP di Kecamatan Abang dilaksanakan pada 17 Maret 2016 lalu hadiri 40 orang peserta yang terdiri dari kelompok nelayan, instansi pemerintahan dari unsur desa hingga kecamatan.
©ReefCheck/Ayub
Hasil diskusi yang berhasil didapatkan adalah pemetaan kondisi lingkungan dari rentang waktu 20 tahun yang lalu, masa k ini, dan gambaran masa depan untuk KKP Kecamatan Abang. Pemetaan untuk daerah potensial zonasi ditindaklanjuti dengan komunikasi langsung dengan kelompok masyarakat terkait dengan kesepakatan pembagian wilayah atau zonasi di KKP.
Tercatat juga saat ini kecenderungan abrasi dan kerusakan terumbu karang lebih tinggi daripada 20 tahun yang lalu. Diharapkan penerapan konsep Tri Hita Karana untuk pengelolaan pesisir dan laut di Bali bisa diterapkan dalam pengelolaan daerah pariwisata berbasis lingkungan. Usulan perluasan wilayah konservasi terumbu karang juga menjadi hasil pertemuan rencana zonasi tersebut.
©ReefCheck/Ayub
4
Pembahasan RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah)
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Pemapar materi yang hadir pada pembahasan RIPPDA Karangasem oleh Fakultas Pariwisata Universitas Udayana adalah Bapak Sukma Arida dan Nyoman Sunarta yang merupakan dosen ilmu pariwisata Universitas Udayana, serta Iwan Dewantama Manajer Program Konservasi dari Conservation International Indonesia. Peserta yang ikut hadir terdiri dari Kepala desa di Candidasa, Padangbai, Pokmaswas, Desa Adat, PHRI, Nelayan, CII, dan Universitas udayana. Pembahasan ini berhasil mengidentifikasi konflik tentang pariwisata diwilayah Amed, Candidasa dan Padangbai. Pariwisata di Kabupaten Karangasem harus dikemas lebih baik lagi, sehingga keuntungan yang dihasilkan dari pariwisata lokal akan memberikan manfaat untuk masyarakat setempat. Hubungan antara pemangku kepentingan, seperti hotel, petani dan nelayan setempat harus mulai dibangun dengan landasan yang kuat. Contoh saja ketika pihak hotel membutuhkan sayuran, dapat membeli langsung diambil dari desa terdekat, begitu pula untuk kebutuhan lainnya. Gagasan pembuatan "one stop ticket" dan transparansi penggunaan dana ketika masuk ke Kabupaten Karangasem juga merupakan inovasi yang akan mampu meminimalisir kecurangan pemungutan retribusi disetiap kunjungan daerah tujuan wisata Karangasem. Proses RIPPDA ini berusaha untuk mengakomodir kepentingan dari "Bottom up" atau dari level masyarakat ke pemerintah. Sehingga aspek yang dihasilkan bukan hanya sebagai dokumen teknokratik dari pemerintah daerah, namun merupakan hasil partisipatif masyarakat. Sehingga pariwisata di Kabupaten Karangasem akan berlandasakan konsep "Nyegara Gunung" dan mengutamakan pada ciri khas desa adat di Karangasem sebagai suatu contoh nyata pelestarian budaya spiritual setempat.
5
Harmonisasi KKP Kabupaten Karangasem Harmonisasi KKP di Kabupaten Karangasem dihadiri oleh 25 peserta dari instansi pemerintahan Kabupaten dan Provinsi. Hadir sebagai pemateri Harmonisasi tersebut Bapak Made Sudarsana dari DKP Provinsi Bali, Iwan Dewantama dari Conservation International Indonesia dan Permana Wahyuni dari Disbudpar Karangasem. Dalam acara Harmonisasi ini, disepakati bahwa pencadangan KKP Karangasem meliputi penetapan blok
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio ©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
KKP Tulamben, KKP Amed, dan KKP Padangbai-Candidasa. Persetujuan juga dicapai untuk mempercepat proses pencadangan KKP oleh pemangku kepentingan terkait dengan menandatangai surat persetujuan pencadangan KKP Karangasem. Saat ini pengumpulan tandatangan sedang dilakukan untuk segera diajukan ke Gubernur dan ditindak lanjuti pengesahannya. Pengelolaan KKP yang sebagian besar adalah bersektor pada pariwisata nantinya, diharapakan bersinergi dengan lembaga lainnya dengan membuat suatu unit pelaksana teknis yang berkoordinasi dengan instansi-instansi termasuk LSM terkait.
Inventarisasi Flora & Fauna di Karangasem BLH (Badan Lingkungan Hidup) .DEXSDWHQ Karangasem melakukan inventarisasi flora & fauna di tahun 2016 ini. Kegiatan inventarisasi dilakukan melalui pengumpulan data-data yang dimiliki oleh dinas terkait, dan pembagian kuisioner kepada masyarakat. Kegiatan ini diinisiasi oleh BLH Karangasem dalam upaya mendapatkan informasi flora & fauna terkini yang ada di Kabupaten Karangasem. BLH juga bekerja sama dengan CI Indonesia untuk inventarisasi di wilayah pesisir dan laut. Inventarisasi ini secara khusus ©CI Indonesia/Hanggar Prasetio ditujukan untuk flora & fauna endemik serta yang terancam punah. Tahapan inventarisasi dimulai dengan pengumpulan data dari KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Kabupaten Karangasem. Kemudian dari data tersebut dikembangkan sebagai dasar informasi pendataan awal flora & fauna yang ada di kabupaten Karangasem. Inventarsisasi ini dilakukan melalui kuisioner, kemudian dibagikan ke tingkat desa untuk diisi sesuai dengan informasi yang didapat. Kuisioner yang diberikan memiliki fokus jawaban dari pertanyaan nama atau spesies yang pernah ditemukan, kapan, dimana, dan foto (jika ada). Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah database inventarisasi flora fauna yang dapat digunakan sebagai bahan acuan sumberdata potensi keanekaragaman hayati di Kabupaten karangasem. Selain itu CI Indonesia berkesempatan untuk membantu dalam mempersiapkan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia atau "EUDLQ ZDUH" nya dengan cara pelatihan pengelolaan database dan peta interaktif inventarisasi flora fauna di Kabupaten Karangasem.
6
Lingkara Photography Community didukung oleh Conservation International Indonesia dan segenap masyarakat Desa Tulamben berinisiatif untuk berkolaborasi menggali potensi dari kawasan lereng gunung agung sampai bawah laut Tulamben, yang disatukan dalam acara yang diberi nama"Belanga Lingkara Tulamben Showcase” #Tulamben Bicara. Sesuai dengan filosofi Belanga, bahwa segala sesuatu yang baik dari gunung dan laut akan bersatu di dalamnya, mulai dari workshop fotografi, pameran foto, pertunjukkan seni, panggung hiburan hingga kdiskusi terfokus pada upaya pelestarian lingkungan dan system informasi desa dilaksanakan selama tiga hari pada 25-27 Maret 2016. Sebelumnya, pada bulan Februari 2016 Lingkara Photography Community dengan dukungan Conservation International (CI) Indonesia telah mengadakan Dive Course selama empat hari, dan juga melaksanakan workshop photography selama tiga hari dengan peserta pemuda pemudi Tulamben, dimana hasil dari workshop photography ini dipamerkan selama acara Belanga Lingkara Tulamben Showcase. Acara ini dibuka langsung oleh Bupati Karangasem Ibu I Gusti Ayu Mas Sumantri dan diisi dengan Pertunjukan Seni dari masyarakat Tulamben, Penanaman Terumbu Karang oleh Assosiasi Pemandu Selam Tulamben, Pembersihan Pantai, Diskusi Pengelolaan Konservasi Kawasan Perairan (KKP) dan Pemutaran Film ´1DWXUHLV6SHDNLQJµ Event ini adalah awal dari sebuah kerja besar mendorong Karangasem lepas dari jerat Kabupaten miskin melalui pariwisata berkelanjutan dgn pendekatan Nyegara Gunung. Dan diharapkan akan menjadi motor penggerak bagi generasi muda Tulamben agar lebih bersemangat dan berupaya lebih untuk mengenali dan menggali potensi sumber daya alam serta manusia yang pada akhirnya dapat menumbuhkan komitmen bersama semua pihak untuk memajukan Tulamben.
©LingkaraPhotoArt
7
Belanga
25-27 Maret 2016
Hari pertama event ini diawali dengan belajar pelestarian lingkungan alam sekitar dan laut melalui permainan. Kegiatan yang menyenangkan menjadi salah satu cara memperkenalkan pendidikan tentang lingkungaan terhadap anak anak. Murid SD Negeri yang duduk di kelas 1 sampai 5 Sekolah dasar di Tulamben sangat antusias mengikuti permainan sambil belajar. Media ular tangga menjadi pilihan belajar dan bermain tentang upaya pelestarian alam dan lingkungan sejak usia dini. Pada kesempatan tersebut dilaksanakan penanaman substrat terumbu karang buatan, untuk membantu kelestarian terumbu karang di Tulamben. Selain untuk segi pelestarian alam, pembuatan media ini ditujukan untuk membantu diversifikasi atau pengalihan titik-titik snorkling dan selam di Tulamben. Sehingga, situs seperti USAT Liberty shipwreck atau kapal karam Liberty bertahan lebih lama dari ancaman kerusakan karena penyelaman masal. Peradah Bali (Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia) turut ikut serta meramaikan event Belanga di Tulamben ini dengan memberikan workshop pembuatan jajan bali (jaja kukus) dari bahan Aren. Seperti diketahui, Tulamben merupakan produsen aren yang banyak diolah menjadi minuman tradisional tuak. Dengan transfer ilmu dalam pengolahan aren menjadi bahan kue ini, maka akan memberikan alternatif sumber ekonomi bagi industri rumah tangga di Tulamben. Sebuah kesepakatan bahwa kekayaan alam Tulamben yang melimpah di pariwisata perairannya perlu di tata dan dikelola dengan baik agar memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Pada hari ke-3 pelaksanaan Belanga Lingkara Tulamben Showcase, diadakan diskusi tentang Sistem Informasi Desa dan Pariwisata berkelanjutan Desa Tulamben. Diskusi ini dihadiri oleh perangkat Desa, organisasi pemandu selam Tulamben, Ibu-ibu tukang pijat, porter, pengelola parkir Tulamben serta Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karangasem. Foto©LingkaraPhotoArt
8
Belanga 25-27 Maret 2016
©LingkaraPhotoArt
Acara Belanga Tulamben Showcase ini didukung juga oleh beberapa LSM Lingkungan dan organisasi masyarakat mitra kerja CI Indonesia di Karangasem.
Dive Guide Tulamben
©CI Indonesia/Hanggar Prasetio
Adalah organisasi lokal wadah perkumpulan pemandu selam Tulamben, yang peduli terhadap lingkungan. Melakukan pembersihan pantai, pemeliharaan dan menjaga terumbu karang. Pemandu Selam Tulamben ini ikut berpartisipasi dalam penurunan Subtrat yang disaksikan langsung oleh Bupati Karangasem di hari pertama event Belanga berlangsung.
Coral dan Reef Check Indonesia
Coral dan Reefcheck merupakan mitra kerja CI Indonesia di karangasem untuk rehabilitasi terumbu karang. Bersama dengan organisasi pemandu selam lokal tulamben Coral berpartsipasi dalam sustainable financing atau pendanaan berkelanjutan untuk menjaga lingkungan pesisir dan laut tulamben khususnya terumbu karang dan asset kapal karam USAT Liberty. Selain pendanaan berkelanjutan, dorongan untuk pembuatan pusat informasi desa memberikan wacana strategis bahwa Tulamben sudah lebih siap untuk mengelola kawasannya dan berusaha memberikan eksistensi yang lebih bagi pengunjung disana.
©Dinas kebudayaan dan pariwisata/Nana Wahyuni
Lensa Masyarakat Nusantara
©Dinas kebudayaan dan pariwisata/Nana Wahyuni
Adalah organisasi yang bergerak dalam peningkatan kapasitas masyarakat lewat fotografi. LMN juga kerap melakukan workshop dan pameran untuk menyuarakan aspirasi masyarakat pesisir melalui hasil foto yang telah dihasilkan dalam program PhotoVoice. Karya masyarakat dampingan mereka di pamerkan juga dalam event Belanga tersebut.
9
©LingkaraPhotoArt
Belanga 25-27 Maret 2016
Memindahkan sebuah hasil foto ke media lain menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta dan pengunjung di hari terakhir event Belanga Lingkara Tulamben Showcase. Teknik ini menjadi sebuah alternatif yang dapat mengatasi kesulitan pada sebuah proses cetak pada medium yang tidak datar dan mempermudah menerapkan sebuah gambar ke dalam suatu medium yang memiliki permukaan datar, cekung, cembung, maupun keduanya (cekung dan cembung). Dalam event Belanga di Tulamben kemarin, pewarta warga dan masyarakat setempat mendapatkan pelatihan gratis dan langsung bisa mengaplikasikan pengetahuan yang sudah di dapat secara langsung. Beberapa peserta memindahkan hasil foto mereka ke batu-batuan yang ada di sekitar mereka, pohon, dan bahkan perahu nelayan. Pelatihan ini juga mendapat perhatian dari wisatawan asing yang ikut hadir menyaksikan event tersebut. ©LingkaraPhotoArt
©LingkaraPhotoArt
Seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata yang cepat dan masif, Provinsi Bali menghadapi tantangan kompleks terutama terkait dengan ancaman pertumbuhan industri terhadap kelangsungan sumberdaya alam, khususnya air, ekonomi, sosial, dan budaya. Menjaga kelestarian alam dan budaya lokal Bali sebagai aset pariwisata tingkat dunia melalui karya seni merupakan salah satu pendekatan yang bisa dilakukan, khususnya di Bali. Untuk mengatasi tantangan ini, upaya-upaya konservasi yang fokus pada lingkungan laut dan perairan secara umum (sungai, danau) menjadi sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan yang holistik terhadap Provinsi Bali secara menyeluruh sebagai satu pulau, untuk sebuah hasil yang signifikan.
10
NyegaraGunung Nyegara Gunung @nyegaragunung www.nyegaragunung.net
Membangun kesadaran manusia butuh alam untuk hidup
Buletin ini adalah media komunikasi Conservation International Indonesia Program Bali yang hadir setiap tiga bulan. Untuk saran dan pertanyaan seputar program Konservasi CII Bali silahkan menghubungi:
Conservation International Indonesia - Bali Jalan Dokter Muwardi No. 17 Renon Denpasar - Bali 80235 P. +62 361 237 245 F. +62 361 235 430 www.conservation.org