Budaya Komunitas Belajar sebagai Penunjang Profesi Guru di Sekolah Yogi Kuncoro Adi, M.Pd. PGSD FKIP Universitas Kuningan
[email protected] ABSTRAK Artikel ini sebagai kajian literatur bertujuan untuk membahas budaya komunitas belajar para guru di tempat kerjanya, yaitu di sekolah. Pembelajaran guru dan pengembangan profesi guru menjadi salah satu urgensi di bidang pendidikan. Hal tersebut mengingat seorang guru sebagai pemegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan jurnal penelitian tentang pengembangan profesi guru, diketahui bahwa guru belajar dari pengalaman, praktek yang disengaja, dan kolaborasi dengan rekan kerja. Oleh karena itu, guru harus dapat selalu mengembangkan kompetensinya guna mendukung profesinya di sekolah. Komunitas belajar guru merupakan salah satu reformasi di bidang pendidikan. Namun yang menjadi masalah adalah sulitnya mencanangkan program tersebut ketika sistem pendidikan di negara kita masih bersifat top down atau berpusat pada kekuasaan negara. Selain itu, mindset mayoritas guru kita sebagai pembelajar seumur hidup masihlah teramat minim. Sementara itu, kesuksesan komunitas belajar harus dibarengi dengan peningkatan kualitas guru dan fasilitas sekolah yang digunakan dalam menyukseskan program tersebut. Kata kunci: komunitas belajar, profesi guru
519
baik dari segi kuantitas maupun
PENDAHULUAN Reformasi
pendidikan
kualitas sebab dijadikan modal utama
belajar
pembangunan bangsa dan negara.
realisasi
Pendidikan harus selalu up to date
sekolah model abad 21. Dewasa ini,
dengan laju perkembangan ilmu
khususnya dalam bidang pendidikan
pengetahuan dan teknologi sehingga
adalah suatu keharusan bagi guru
tetap relevan dengan perkembangan
untuk terus belajar dan bersikap
zaman. Oleh karena itu, diperlukan
responsif terhadap perubahan abad
perubahan pada proses pembelajaran
21. Demi menghadapi abad 21, guru
di kelas yang semula berorientasi
dituntut belajar dengan pendekatan
pada hafalan menjadi pembelajaran
yang berbeda sebab zaman yang
berorientasi
dilalui pun berbeda.
masalah.
melalui
komunitas
merupakan
salah
satu
pada
pemecahan
Guru sebagai ujung tombak
Sebelum guru membelajarkan
pendidikan dituntut untuk mampu
siswanya dengan baik, tentunya guru
mengoptimalkan kompetensi sikap,
tersebut
keterampilan,
pengetahuan
pembelajar seumur hidup terlebih
siswanya melalui strategi dan pola
dulu. Artinya, seorang guru harus
pembelajaran yang sesuai dengan
selalu memiliki kesiapan terhadap
tuntutan dan perkembangan zaman.
perkembangan zaman. Guru yang
Pada
notabene
dan
akhirnya,
pendidikan
haruslah
sudah
menjadi
guru
berumur
dan
diharapkan dapat memberikan yang
mungkin menginjak masa pensiun,
terbaik dalam rangka mempersiapkan
sulit untuk diajak berpikiran ke
generasi seratus tahun Indonesia
depan. Oleh karena itu, mengubah
Merdeka, yaitu pada tahun 2045.
mindset setiap guru di negeri ini
Generasi
adalah
tersebut
lebih
dikenal
dengan nama “Generasi Emas”.
daya
agenda
yang
mendesak.
Harapannya, guru yang kreatif dan
Indonesia memiliki sumber
inovatif
alam
siswanya untuk memiliki beragam
seharusnya
yang
kaya,
diimbangi
yang dengan
mampu
kompetensi
membelajarkan
sesuai
dengan
sumber daya manusia yang unggul
520
perkembangan zaman yang cepat
berkompeten.
berubah ini.
dimaksud
Kompetensi meliputi
yang
kompetensi
Komunitas belajar merupakan
pedagogik, kompetensi kepribadian,
budaya
sebuah
kompetensi sosial, dan kompetensi
sekolah yang memfasilitasi guru
profesional yang diperoleh melalui
menjadi seorang pembelajar. Budaya
pendidikan profesi. Meskipun begitu,
tersebut dilakukan dengan refleksi
untuk saat ini pendidikan profesi
dan evaluasi kemampuan guru dalam
guru banyak mendapatkan pro dan
proses dan hasil pembelajaran. Hal
kontra oleh berbagai pihak. Hal
tersebut menjadi elemen yang belum
tersebut
terlaksana dengan baik sejauh ini.
beberapa
Kaitannya
program tersebut. Akan tetapi, guru
suatu
di
dalam
dengan
komunitas
profesi
guru,
belajar
merupakan
untuk
menuju
langkah keprofesionalan
seorang
guru.
yang
berdampak guru
belum
pada
yang
hanya
mengikuti
mendapat
pelatihan
sebenarnya dapat belajar dari tempat kerjanya.
Artikel ini mencoba untuk membahas
Meirink dkk (2009: 209)
budaya komunitas belajar sebagai
mengungkap
penunjang profesi guru di sekolah.
bahwa “from research on teacher
PEMBAHASAN
professional development it is known
Profesi Guru
that
Guru yang profesional dan mampu
mengelola
pembelajaran
teachers
peningkatan
dalam
dalam
mengkonstruksi
pengetahuannya
dalam
penerapan
from-among
practice, and collaboration with colleagues”.
siswa
learn
penelitian
other things-experience, deliberate
dengan baik akan berimplikasi pada kemampuan
beberapa
Berdasarkan
konsep
penelitiannya
pengembangan
tentang
profesi
guru
diketahui bahwa guru dapat belajar
kehidupan sehari-hari. Mengacu pada
dari
UU nomor 14 tahun 2005 pasal 10
disengaja, dan kolaborasi dengan
ayat 1 tentang guru dan dosen,
rekan-rekan.
mensyaratkan
guru
kolega atau rekan kerja merupakan
yang
ciri khas guru pembelajar yang
profesional
bahwa adalah
guru
pengalaman,
praktek
Kolaborasi
yang
bersama
521
menerapkan komunitas belajar dalam
apa yang telah mereka pelajari ke
pekerjaannya.
dalam pengajaran mereka.
Kegiatan
guru
dalam
dibahas
dalam
peningkatan profesionalisme guru
penelitian oleh Henze, van Driel, &
adalah dengan diadakannya refleksi
Verloop (2009: 196). Para guru yang
untuk
belajar
terus
berikutnya (Winarsih & Mulyani,
terlibat dalam kegiatan pembelajaran
2012: 50). Lebih lanjut dijelaskan
profesional
dalam
bahwa untuk variasi pengembangan
lama
profesional guru dilakukan dengan
berkolaborasi
jangka
secara
kolaboratif
yang
waktu
(pengembangan
spesifik
yang
lebih
evolusioner)
dan
Salah
satu
perbaikan
penyebab
pembelajaran
memberikan
kesempatan
merasa lebih cakap dalam berinovasi
pembelajaran
dibanding guru yang belajar secara
kepada para guru, akan tetapi hal ini
individual. Para guru yang belajar
kadang-kadang dipersempit ke arah
secara kolaboratif juga lebih memilih
ceramah dan lokakarya sehingga
metode mengajar yang menekankan
tampak tidak untuk memfasilitasi
kerja sama dan diskusi antar siswa.
pengembangan
Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
yang efektif. Pembelajaran reflektif
guru yang belajar, berkolaborasi
guru
bersama rekan kerjanya secara terus-
kolega dalam komunitas belajar-lah
menerus,
yang
akan
pengetahuannya
membangun untuk
selalu
secara
yang
berkualitas
profesional
guru
kolaboratif bersama
dapat
mengembangkan
profesionalitas guru. Selain itu, Zhao
berinovasi
dalam
kegiatan
(2013:
1369)
pembelajaran.
Penelitian
tersebut
berkembang
menekankan kolaboratif
cara yang
diperkuat oleh Marcus dalam Blair
menawarkan guru kesempatan untuk
(2016: 131) bahwa tujuan dari
melihat diri mereka sebagai bagian
pengembangan profesional adalah
dari profesi yang lebih luas, dimana
menumbuhkan hubungan kolaboratif
guru didukung dalam memperluas
lembaga dengan guru kelas dan
pengetahuan dan keterampilan serta
mendorong untuk menggabungkan
didorong untuk saling membantu dalam
belajar,
yang
dapat
522
mengurangi dalam
perasaan
pengembangan
terisolasi
school staffs in meaningful learning,
profesional
which can lead to increased and
karena budaya kompetitif.
improved student achievement in the
Berdasarkan berbagai kajian tersebut
di
atas,
kesimpulan
bahwa
dapat upaya
21st century, an era of globalization”
diambil
Komunitas belajar profesional harus
untuk
dilaksanakan sebagai wahana untuk
meningkatkan profesionalisme guru
melibatkan
dapat ditempuh melalui kolaborasi
pembelajaran bermakna, yang dapat
guru dalam komunitas belajar. Antar
berujung
guru akan mampu dengan mudah
perbaikan prestasi siswa di abad 21,
merefleksikan
yang notabene adalah era globalisasi.
ketika
apa
dalam
muridnya
dengan
yang
kurang
membelajarkan
Akan
berkolaborasi.
belajar
staf
sekolah
pada
tetapi,
dalam
meningkatnya
agenda
yang
komunitas
mencanangkan
Kurikulum negeri kita yang terbaru
pembelajaran
kolaboratif
pun condong kepada sistem belajar
persoalan guru sebagai pembelajar
guru tersebut.
saja. Sato
Komunitas Belajar Konstruktivisme
15)
adalah
mendefinisikan sekolah komunitas
dianut
belajar sebagai tempat dimana siswa-
kerangka
teoretis
sebagian
besar
lingkungan
siswa saling belajar dan berkembang,
pendidikan
dalam
mendukung
sekolah
dimana
komunitas
belajar
profesional.
sebagai
pakar pendidikan saling
Tujuan
umum
"komunitas"
yang
(2013:
bukan
dari adalah
guru-guru
pun
model
belajar dan berkembang, dan sekolah
untuk
dimana
para
orangtua
serta
mempromosikan kolaborasi antara
masyarakat pun mendukung dan
guru dengan menciptakan budaya
terlibat dalam reformasi sekolah
profesional
dengan
kolaboratif.
Peppers
saling
belajar
dan
(2015: 26) menyatakan bahwa “it has
berkembang. Lebih lanjut, sekolah
been proposed that professional
komunitas belajar mewujudkan misi
learning
publik sekolah, yaitu “mewujudkan
communities
should be
implemented as a vehicle to engage
hak
belajar
setiap
anak,
dan
523
meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut
”serta
“menyiapkan
masyarakat demokratis”. Masaaki
Konsep
komunitas
profesional sering dikaitkan dengan pengembangan
(2012:
84)
belajar
profesional
oleh
banyak peneliti. Zhao (2013: 1365)
memperkuat pendapat di atas bahwa,
mengusulkan
learning
(komunitas
komunitas belajar yang meliputi
belajar) ditujukan agar setiap guru
kepemimpinan yang mendukung dan
berubah menjadi ahli pembelajaran.
berbagi, nilai-nilai dan visi bersama,
Guru
belajar kolektif dan aplikatif, kondisi
community
harus
saling
belajar
dan
lima
membelajarkan sesamanya tentang
yang
dua
pribadi bersama.
aspek,
yaitu
keterampilan
(teknik) mengajar dan pengetahuan
mendukung,
dimensi
dan
praktek
a. Kepemimpinan
yang
dasar termasuk didalamnya teori
mendukung dan berbagi
pedagogi
Kepala
sekolah
jawab
tidak
seorang
sebagaimana ahli.
seorang
guru
pengalaman
Oleh
layaknya
karena
perlu
itu,
memiliki
mengamati
cara
bertanggung hanya
untuk
memenuhi kapasitasnya sendiri, tetapi
juga
mendukung
mengajar guru lain, dimana dia
pengembangan profesional para
sendiri mengalami kesulitan dan
staf-nya.
kesusahan dalam menyelenggarakan
bertindak
kegiatan pengajaran secara langsung.
kurikuler,
Berdasarkan
pengembangan
pengetahuan
dan
Guru
model
sebagai
dapat
pemimpin
membimbing staf,
berbagi
wawasan yang diperoleh, setiap guru
praktek sukses, dan melayani
berupaya untuk memperbaiki mutu
sebagai
pengajarannya secara berkelanjutan,
penasehat
bagaimana
melakukan
Harapannya tugas tersebut dapat
pendekatan kepada siswa, sehingga
membuka kekuatan kreatif dari
bisa melihat senyuman siswa. Itulah
guru dan solusi inovatif dari
alasan untuk belajar terus-menerus
permasalahan.
cara
pengawas dan
mengajar, mentor.
sebagai ahli mengenai pembelajaran.
524
b. Nilai-nilai dan visi bersama
untuk semua guru. Akan tetapi
Guru bekerja saling tergantung
mengenai kebiasaan sehari-hari
dalam tim kolaboratif sebagai
bekerja bersama-sama.
upaya untuk mencapai tujuan
d. Kondisi yang mendukung
bersama yaitu untuk peningkatan
Komunitas belajar profesional
belajar
siswa.
rekan-rekan sumber
Guru
melihat
menyediakan lingkungan yang
mereka
sebagai
menguntungkan bagi studi guru
daya
bahwa
dan
mengakui
mereka
ikut
dengan
memelihara
budaya
kooperatif sekolah dan saling
berkontribusi. Setelah nilai-nilai
mendukung.
dan visi bersama ditetapkan,
berkesempatan untuk
guru
hanya
diri mereka sebagai bagian dari
bertanggung jawab untuk apa
profesi yang lebih luas, dimana
yang terjadi di dalam kelasnya,
guru mempelajari pengetahuan
tetapi
dan
tidak
seluruh
lagi
sekolah
pada
umumnya.
Guru
keterampilan
melihat
baru
dan
didorong untuk membantu orang
c. Belajar kolektif dan aplikatif
lain dalam belajar. Guru juga
Pembelajaran tim menyatukan
difasilitasi ketika membutuhkan
guru menuju visi bersama dan
bantuan,
koherensi.
pembinaan.
Guru
komunitas
belajar profesional berkolaborasi
bimbingan,
dan
e. Praktek pribadi bersama
dalam keterampilan mengajar
Komunitas belajar profesional
dan hal-hal yang berhubungan
guru adalah sebuah komunitas
dengan
guru
termasuk
siswa.
Kolegialitas
diskusi
kolegial
dan
dimana
praktek guru
mengajar, dapat
keterampilan mengajar, berbagi
meningkatkan pekerjaan mereka
sumber daya pengajaran, atau
dengan
mengamati kelas satu sama lain.
yang tersirat dari rekan-rekan
Hal
mereka
tersebut
meliputi
bukan
hanya
lokakarya
dan
pengembangan
profesional
komunitas
belajar
Pada guru
pengetahuan
pembelajaran profesional,
guru dapat berbagi pengetahuan
525
melalui perguruan tinggi dan
tujuan ini, penting kiranya semua
kegiatan
kolaboratif
dalam
guru membuka kelasnya terhadap
pekerjaan
sehari-hari
mereka
sesama rekan guru lainnya, dan
seperti percakapan kolegial, sesi
melalui forum refleksi guru dapat
pelatihan,
membentuk
pengambilan
kolegialitas
saling
keputusan bersama, serta acara
belajar di dalam sekolah. Ketika
interaktif lainnya.
semua guru membuka kelasnya,
Selain itu, Sato (2013: 18)
hubungan saling belajar dari satu
juga memiliki pandangan yang sama
sama lain diantara guru-guru tanpa
bahwa reformasi sekolah dengan
terkecuali akan terbangun, sehingga
komunitas belajar dibentuk dengan
reformasi sekolah dapat memberikan
beberapa
hasil yang bermanfaat.
sistem
kegiatan
yang
meliputi pembelajaran kolaboratif
Komunitas
(collaborative learning) di dalam
Penunjang Profesi Guru
kelas,
pembentukan
belajar
profesional
learning
komunitas (professional
community),
Belajar
sebagai
Pendidikan seumur hidup itu merumuskan
suatu
asas
bahwa
kolegialitas
proses pendidikan merupakan suatu
(collegiality) di ruang guru, dan
proses kontinu, yang bermula sejak
partisipasi orangtua serta masyarakat
seseorang
dalam
kedua
meninggal dunia (Hasbullah, 2008:
pendapat di atas, dimensi komunitas
64). Lebih lanjut, Hasbullah (2008:
belajar selalu diidentikkan dengan
84) mendefinisikan metode belajar
adanya kolaborasi antar kolega para
seumur hidup sebagai orang-orang
guru dan didukung oleh kondisi dan
yang sadar tentang diri mereka
fasilitas yang memadai.
sebagai
reformasi.
Salah
satu
Dari
tujuan
dilahirkan
pelajar
seumur
hingga
hidup,
utama
melihat belajar baru sebagai cara
reformasi sekolah dengan komunitas
yang logis untuk mengatasi problema
belajar terletak pada membentuk
dan sangat terdorong untuk belajar di
sekolah dimana setiap guru tanpa
seluruh tingkat usia, serta menerima
terkecuali dapat berkembang sebagai
tantangan dan perubahan seumur
seorang profesional. Demi mencapai
hidup sebagai pemberi kesempatan
526
untuk belajar baru. Berdasarkan hal
lembaga dan usaha pendidikan
tersebut, pendidikan bukan hanya
nasional untuk mewujudkannya
tentang belajar di dalam kelas. Proses
melalui
pendidikan seumur hidup mencakup
pendidikan.
belajar formal di sekolah, informal di
Salah
keluarga,
dan
nonformal
institusi-institusi
satu
pengembangan
di
profesional seperti program yang
masyarakat. Pendidikan dan belajar
melibatkan kolaborasi guru dalam
didapatkan dari berbagai sumber dan
tim,
menjadi proses yang berlangsung
membentuk lingkungan belajar yang
seumur hidup. Oleh karena itu, guru
sangat kuat bagi guru. Meirink dkk
sebagai pembelajar seumur hidup
(2009:
harus dituntut atas hal tersebut.
dalam komunitas belajar guru dapat
Sebagai pembelajar seumur hidup,
guru
211)
diasumsikan
menjelaskan bahwa
bertukar pengalaman dan ide-ide
dipersiapkan
mereka sendiri, mengembangkan dan
dalam menghadapi tantangan yang
mendiskusikan bahan-bahan baru,
bersifat global. Guru harus memiliki
serta menerima umpan balik dari
jati diri pembelajar yang sesuai
rekan-rekan. Lebih lanjut, Shank
dengan tujuan pendidikan negaranya.
dalam Meirink dkk (2009: 219)
Hasbullah (2008: 65) memaparkan
berpendapat
kebijaksanaan
dalam
dengan rekan-rekan adalah cara yang
seumur
efektif untuk pengembangan profesi
hidup melalui prinsip-prinsip sebagai
guru. Namun, dalam sebagian besar
berikut.
penelitian, “berbagi ide” mengacu
a. Pembangunan bangsa dan watak
pada situasi dimana guru belajar
membangun
harus
umumnya
pemerintah pendidikan
bangsa
dimulai
membangun Indonesia
subjek seutuhnya
dengan
dengan mengatakan masalahnya atau
manusia
pengalaman kepada rekan-rekan dan
sebagai
perwujudan manusia Pancasila. b. Pembangunan Indonesia,
secara
merupakan
tanggung
“bercerita”
bahwa
dengan
kolektif
pengalaman
merefleksikan
dengan
langsung
manusia
menerima umpan balik dari rekan-
khusus
rekan. Berdasarkan kajian tersebut,
jawab
hubungan kolegialitas guru dengan
527
rekan
kerjanya
keberhasilan
menentukan
“berbagi”
dalam
komunitas belajar mereka. Kesimpulan
pelaksanaan
kolaborasi
guru
contohnya. “A positive experience with a PLC as an undergraduate will
yang
dapat
lead these future teachers to be
diberikan untuk komunitas belajar
proactive in developing schools that
yang
provide
menunjang
profesi
guru
ample
opportunities
for
dipaparkan oleh Peppers (2015: 29)
professional collaboration” (Kagle,
bahwa tema
yang muncul dari
2014: 24). Pernyataan tersebut dapat
temuan ini menunjukkan ada banyak
diartikan sebagai pengalaman yang
faktor
positif dengan komunitas belajar
yang
menggambarkan
pentingnya komunitas belajar dan
sebagai
pengembangan profesional, seperti
menyebabkan guru-guru masa depan
belajar terus menerus, eksplorasi
untuk
berkelanjutan,
mengembangkan
kolaborasi,
calon
menjadi
guru
akan
proaktif
dalam
sekolah-sekolah
pemberdayaan, dan kepemimpinan
yang memberikan kesempatan yang
yang
efektif,
elemen
yang
merupakan
cukup untuk kolaborasi profesional.
penting
dalam
Lebih lanjut, komunitas belajar bagi
mempertahankan komunitas belajar
mahasiswa
di
manfaat,
sekolah-sekolah.
Akibatnya,
memiliki yaitu
banyak
seperti
yang
sekolah yang efektif dan secara
dipaparkan oleh Kagle (2014: 23-24)
akademik berhasil mendukung dan
adalah
menerapkan
keterampilan pedagogis, berorientasi
paradigma
baru
untuk
membangun
komunitas belajar sebagai sarana
pada
untuk
memprakarsai identitas guru, dan
meningkatkan
kinerja
mengajar guru dan belajar siswa. Komunitas
belajar
kebiasaan
refleksi,
realitas menghadapi kelas. ada
Berbicara
mengenai
baiknya untuk diberikan pada waktu
komunitas belajar juga mengartikan
guru
menjadi
bahwa adanya efektivitas program
mahasiswa. Harapannya, para calon
tersebut dalam pembelajaran pada
guru tersebut memahami dengan
khususnya
benar
umumnya. Vescio dkk dalam Ning,
masih
berstatus
kaitannya
dengan
teknis
dan
pendidikan
pada
528
Lee,
&
Lee
menunjukkan
(2015:
bahwa
338)
KESIMPULAN
komunitas
Kolaborasi antar guru akan
belajar sekolah yang efektif dapat
mampu dengan mudah merefleksikan
mengarah pada perubahan signifikan
apa
dalam budaya dan praktek mengajar,
membelajarkan
seperti
Kurikulum negeri kita yang terbaru
peningkatan
pendekatan
penggunaan
pembelajaran
yang
kurang
ketika
dalam
muridnya.
yang
pun condong kepada sistem belajar
berpusat pada siswa dan pedagogies
guru tersebut. Akan tetapi kembali
otentik serta tingkat yang lebih tinggi
pada jumlah sumber daya guru yang
dari dukungan sosial bagi sebuah
terbatas pada setiap sekolah dan
prestasi. Lebih lanjut Ning, Lee, &
sarana prasarana yang mendukung.
Lee (2015: 338) masih pada halaman
Oleh sebab itu, pemerintah tidak
yang sama menyebutkan beberapa
boleh
hasil penelitian yang menunjukkan
kebijakan, tetapi juga menyiapkan
bahwa kolaborasi guru mengacu
guru menjadi sumber daya yang
pada
dan
profesional di bidangnya melalui
dan
pelatihan secara berkesinambungan.
praktek
kooperatif
yang
kolaboratif profesional
aktivitas yang melibatkan guru untuk
hanya
Seorang
mengeluarkan
pemimpin
perlu
mencapai tujuan pendidikan mereka
menyusun jadwal pertemuan untuk
bersama. Kolaborasi yang efektif
para guru, agar terjadi interaksi yang
dalam budaya komunitas belajar
baik dikalangan para guru. Rutinitas
diantara guru telah lama diakui
dan
sebagai komponen penting untuk
kalangan para guru, sesungguhnya
pengembangan profesi guru dan
tidak dapat menyelesaikan masalah
keberhasilan siswa. Oleh karena itu,
sepenuhnya. Intinya harus ada ruang
dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk saling berbagi. Guru perlu
budaya komunitas belajar menjadi
menjaga hubungan profesionalisme
komponen penting dalam menunjang
dengan guru lainnya. Ketika seorang
profesionalitas seorang guru.
kepala sekolah tidak memberikan
kesibukan
yang
terjadi
di
ruang dan waktu untuk pertemuan, maka guru sebaiknya mencari cara
529
untuk melakukan interaksi dengan guru lainnya. Kolaborasi
yang
efektif
dalam budaya komunitas belajar diantara guru telah lama diakui sebagai komponen penting untuk pengembangan profesi guru dan keberhasilan
siswa.
Sebagai
penunjang profesionalitas seorang guru, komunitas belajar menjadi
Masaaki, S. (2012). Dialog dan kolaborasi di sekolah menengah pertama (praktek “learning community”) edisi kedua. Tokyo: Gyosei. Meirink, J.A., Meijer, P.C., Verloop, N., & Bergen, T.C.M. (2009). How do teachers learn in the workplace? an examination of teacher learning activities. European Journal of Teacher Education, 32 (3), 209-224.
sarana yang menuntut guru untuk menjadi pembelajar seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA Blair, D.J. (2016). Experiential learning for teacher professional development at historic sites. Journal of Experiential Education, 39 (2), 130-144. Hasbullah. (2008). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Henze, I., van Driel, J.H., & Verloop, N. (2009. Experienced science teachers' learning in the context of educational innovation. Journal of Teacher Education, 60 (2), 184-199. Kagle,
M. (2014). Professional learning communities for pre-service teachers. National Teacher Education Journal, 7 (2), 21-25.
Ning, H.K., Lee, D., & Lee, W.O. (2015). Relationships between teacher value orientations, collegiality, and collaboration in school professional learning communities. Soc Psychol Educ, 18, 337-354. Peppers, G.J. (2015). Teachers’ perceptions and implementation of professional learning communities in a large suburban high school. National Teacher Education Journal, 8 (1), 25-31. Republik Indonesia. (2005). Undangundang RI nomor 14, tahun 2005, tentang guru dan dosen. Sato,
M. (2013). Mereformasi sekolah (konsep dan praktek komunitas belajar). Tokyo: Iwanami Shoten Publishers.
Winarsih, A., & Mulyani, S. (2012). Peningkatan profesionalisme guru ipa
530
melalui lesson study dalam pengembangan model pembelajaran pbi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1), 43-50. Zhao,
Y. (2013). Professional learning community and college english teachers’ professional development. Journal of Language Teaching and Research, 4 (6), 1365-1370.
531