BOKS 2 ANALISIS SINGKAT FAKTOR PENYEBAB VOLATILITAS HARGA DAGING AYAM RAS DI PROPINSI BANTEN DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA I.
Latar Belakang Inflasi Banten rata-rata relatif lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional. Sebagaimana inflasi wilayah lainnya di Indonesia, karakteristik inflasi Banten sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan. Pada kelompok bahan Perkembangan Sumbangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Terhadap Inflasi Umum makanan, sumbangan subkelompok daging dan hasilhasilnya cukup besar terhadap kenaikan harga kelompok tersebut setelah sub kelompok padipadian/umbi-umbian dan hasilnya dan sub kelompok bumbu-bumbuan. Lebih lanjut pada sub kelompok daging dan Perkembangan Sumbangan Inflasi Kelompok Daging dan Hasil-hasilnya hasilnya, sumbangan komoditi daging ayam ras sangat signifikan terhadap pergerakan inflasi sub kelompok tersebut. 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
(1,00)
2004
2005
2006
2007
2008
(2,00)
UMUM / TOTAL
BAHAN MAKANAN
0,40
0,30
0,20
0,10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
Terlihat bahwa pergerakan kenaikan harga komoditi daging ayam ras sangat volatile /bergejolak. Kondisi tersebut sangat kontradiktif mengingat di Propinsi Banten terdapat sekitar 12 perusahaan baik skala besar maupun kecil yang bergerak di bidang pakan dan ternak ayam. Hal ini menimbulkan pertanyaan “Apa yang menyebabkan Volatilitas harga daging ayam ras di Banten dan bagaimana solusi pemecahannya?”. (0,10)
2004
2005
2006
2007
2008
(0,20)
(0,30)
DAGING-DAN HASIL-HASILNYA
Daging Ayam Ras
Boks 2 - 1
II.
Analisis Faktor Penyebab Volatilitas Harga Daging Ayam Ras Faktor penyebab volatilenya harga daging ayam ras di Propinsi Banten berasal dari 2 (dua) sisi yaitu:
Faktor Penyebab dari Sisi Input Bahan input produksi ternak ayam ras masih banyak yang berasal dari luar negeri (impor) seperti bibit ternak, obat & vaksin dan beberapa bahan pakan ternak seperti bungkil kedelai, rape seed meal, corn gluten meal, calcium phosphate, feed additive dan vitamin. Naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat berpengaruh terhadap harga bahan-bahan tersebut yang akhirnya akan mempengaruhi harga final daging ayam. Selain itu bahan baku pakan ternak berupa jagung walaupun 90% berasal dari dalam negeri namun sebagian besar didatangkan dari luar Banten oleh perusahaan pakan ternak yang ada di Banten. Dengan demikian, maka tingginya biaya distribusi apalagi kalau terjadi gejolak harga BBM dapat menyebabkan tingginya harga pakan ternak yang pada akhirnya menyebabkan tingginya harga daging ayam ras,. Sampai dengan Desember 2008, di Indonesia terdapat 61 pabrik pakan ternak yang mghasilkan produksi pakan ternak nasional sebanyak 7.730 juta ton. Sebanyak 12 pabrik pakan yang berlokasi di Provinsi Banten dengan kapasitas Jumlah Kapasitas dan Produksi produksi 3 juta ton/tahun, saat ini 000 TON N0 PROPINSI Jagung PABRIK KAPASITAS PRODUKSI % dapat memproduksi pakan ternak 1 SUMUT 8 1,200 840 70 hingga mencapai 2 juta ton/ tahun. 2 SUMBAR 1 180 100 56 3 LAMPUNG 4 1,000 410 41 Apabila dibandingkan dengan produksi 4 BANTEN 10 3,000 2,000 67 5 DKI 4 750 300 40 pakan nasional sebesar 7,73 juta 6 JABAR 8 1,500 930 62 ton/tahun, maka produksi pakan di 7 JATENG 6 1,000 450 45 8 JATIM 17 4,000 2,400 60 Banten berkontribusi 26% terhadap 9 SULSEL 3 400 300 75 TOTAL 61 13,030 7,730 59 produksi pakan nasional. S O URC ES : GPM T & FM PI - D LL REV-DES'08 -
Boks 2 - 2
Komposisi bahan baku pakan ternak sebesar 51,4% berasal dari jagung, sehingga 12 pabrik pakan yang beroperasi di Banten 20,200 membutuhkan jagung sebanyak 51,4% x 2.000.000 ton = 1.028.000 ton jagung per 12,400 tahun. 10,100 7,200 7,200 6,500 6,200 Apabila kebutuhan jagung tersebut 5,000 5,750 3,700 3,600 3,600 2,600 3,250 2,825 2,500 1,850 1,300 diestimasikan dengan produktivitas produksi jagung di Banten yang rata-rata 5 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 * 2010 * 2020 * ton/hektar/panen (umur panen 3 bulan) atau 20 ton/hektar/panen/ tahun, maka untuk menghasilkan jagung sebesar 1.028.000 ton jagung per tahun, dibutuhkan lahan untuk menanam jagung sebesar 51.391 hektar tanah.
Penggunaan Jagung Oleh Feedmiller Di Indonesia 25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
KEBUTUHAN JAGUNG
KONSUMSI PAKAN
Perkembangan Luas Panen Jagung di Propinsi Banten KABUPATEN/KOTA (1) 01 Pandeglang 02 Lebak 03 Tangerang 04 Serang 71 Kota Tangerang 72 Kota Cilegon BANTEN
(Ha)
2003 (2) 3,403 3,178 274 1,257 24 195
2004 (3) 3,296 3,474 98 1,753 23 174
2005 (4) 3,791 3,210 298 2,882 23 120
2006 (5) 1,809 3,270 110 2,813 14 139
2007 (6) 2,186 1,897 180 2,358 11 104
8,331
8,818
10,324
8,155
6,736
Perkembangan Produksi Jagung di Propinsi Banten KABUPATEN/KOTA (1) 01 Pandeglang 02 Lebak 03 Tangerang 04 Serang 71 Kota Tangerang 72 Kota Cilegon
2003 (2) 9,687 9,349 740 4,346 91 662
2004 (3) 8,853 9,642 250 5,717 83 557
2005 (4) 10,198 8,911 762 9,413 83 385
2006 (5) 4,970 9,271 287 9,383 52 455
(Ton) 2007 (6) 6,191 5,547 484 8,108 42 351
BANTEN
24,875
25,102
29,752
24,418
20,723
Data dari Dinas Pertanian & Peternakan Propinsi Banten menunjukkan bahwa luas lahan panen jagung di Propinsi Banten hanya 6.736 Ha atau 13% dari estimasi kebutuhan lahan sebesar 51.391 ha. Sementara itu, jumlah produksi jagung rata-rata hanya sebesar 24.000 ton/tahun atau 2,3% dari estimasi kebutuhan jagung sebesar 1 juta ton/tahun. Dengan demikian maka kebutuhan bahan baku pakan ternak yang berasal dari jagung sebagian besar didatangkan dari luar daerah sehingga menyebabkan mahalnya harga pakan ternak yang pada akhirnya berakibat pada tingginya harga ayam Faktor Penyebab dari Sisi Output Untuk memenuhi kebutuhan Banten dan DKI Jakarta, diperlukan unggas broiler sebanyak 37 juta ekor/tahun atau sekitar 100 ribu ekor/hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan populasi sekitar 222,6 juta ekor broiler/tahun. -
Boks 2 - 3
Sementara itu, populasi broiler di propinsi Banten sekitar 7,4 juta ekor. Dengan breeder ayam broiler sekitar 70 juta ekor/tahun, masih terdapat kekurangan pasokan sekitar 152,4 juta ekor DOC broiler yang harus dipenuhi oleh daerah lainnya. Masih sedikitnya populasi ayam ras di Banten tentunya menyebabkan kecilnya supply ayam ras potong di pasaran. Dengan besarnya jumlah permintaan terhadap ayam, maka maka harga ayam tentunya akan mahal. Dengan datangnya permintaan terhadap daging ayam ras dari DKI Jakarta dengan daya beli yang sangat tinggi maka diperkirakan komoditi tersebut terserap ke wilayah DKI Jakarta sehingga terjadi kelangkaan di wilayah Banten. III.
Kesimpulan & Saran - Faktor penyebab volatilenya harga daging ayam ras di Propinsi Banten dapat dibedakan dari sisi input produk dan output produk. Dari sisi input produk yaitu pengaruh dari naik/turunnya harga bahan input yang umumnya masih diimpor sehingga sangat dipengaruhi oleh pergerakan kurs seperti obat/vaksin & bibit ternak. Selain itu jagung bahan pakan umumnya berasal dari luar Banten yang memerlukan biaya distribusi yang tinggi dan sangat dipengaruhi harga BBM. Hal ini tentunya akan menyebabkan tingginya biaya produksi ternak. Dari sisi output produk berkenaan dengan masih kecilnya supply ayam ras potong dari Banten sedangkan demandnya cukup tinggi. Disamping itu tingginya demand dari wilayah DKI Jakarta dapat menarik produk dari Banten ke wilayah tersebut sehingga terjadi kelangkaan di wilayah Banten. - Alternatif agar harga daging ayam ras stabil adalah dikembangkannya pertanian tanaman Jagung dan peternakan ayam ras. Terdapatnya 12 perusahaan pakan ternak di Propinsi Banten dan besarnya demand terhadap daging ayam ras dari wilayah Banten dan DKI Jakarta sangat potensial untuk menyerap produk jagung. Sementara itu, besarnya demand terhadap daging ayam ras dari wilayah Banten dan DKI Jakarta menjadi peluang untuk dikembangkan peternakan ayam ras. Selain itu adanya PERDA DKI Jakarta Nomor 4/ tahun 2007 tentang Penataan, Pemeliharaan dan Pemotongan Unggas dan Pembatasan Tempat Pemotongan Unggas di DKI, akan menjadi peluang untuk terserapnya produk daging ayam ras dari Provinsi Banten. - Selain akan menyebabkan stabilnya harga daging ayam ras, pengembangan pertanian jagung dan peternakan ayam ras akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Boks 2 - 4
-
Untuk mendukung hal tersebut di atas, perlu keterlibatan dan kerjasama berbagai pihak terutama Pemda (Propinsi & Kabupaten), perbankan, perusahaan pakan ternak, dinas/instansi terkait lainnya, akademisi dan sebagainya. Untuk itu, dapat dibentuk sebuah forum komunikasi pertanian sebagai suatu wadah untuk melaksanakan koordinasi.
Boks 2 - 5