KEBUN PERCOBAAN UNTUK MODEL REHABILITASI EKOSISTEM Blok S Cipendawa, Megamendung, Bogor 16750, HP 0812-1103054, e mail : ktm,
[email protected],
[email protected]
REHABILITASI LAHAN KRITIS UNTUK MENGURANGI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL DAN PENYEJAHTERAAN MASYARAKATNYA MENGGUNAKAN CARA PERTANIAN ORGANIK (Ringkasan pengalaman Kelompok Tani Megamendung dalam melaksanakan percobaan rehabilitasi lahan kritis tahun 2002 - 2008)
Oleh : Bambang Istiawan Ketua Kelompok Tani
IDE AWAL PEMBENTUKAN KEGIATAN Diawalili dari Di d i keprihatinan k ih i kkamii terhadap h d kkerusakan k lilingkungan k d dan b bertambah b h lluasnya llahan h kkritis i i dili dilingkungan k tempat tinggal kami di Bopunjur dan tempat lain di Indonesia, yang secara sadar kami merasakan hal ini akan menjadi ancaman yang serius bagi kehidupan kami sekeluarga dan keturunan kami, masyarakat, bangsa dan negara dimasa mendatang. Agustus 2001 bersama teman2 dekat mencetuskan keinginan berpartisipasi secara mandiri untuk membuat percontohan “rehabilitasi ekosistem dan lahan kritis” yang menyeluruh, sambil mencari metode yang tepat untuk menjadikan pekerjaan rehabilitasi lahan kritis menjadi pekerjaan yang menarik dan bermanfaat, walaupun tidak ada diantara kami memiliki latar belakang pendidikan ataupun pengalaman di bidang pertanian dan kehutanan. Jadi modal dasar kami hanya Komitmen, Semangat, Kesungguhan, Keterbukaan dan Bekerja Nyata untuk mencapai impian kami. Kelompok kerja kami namakan “Kelompok Tani Megamendung” (KTM), harapan kami bahwa keberhasilan ataupun kegagalan percontohan yang kami buat dapat menjadi referensi untuk memerangi lahan kritis dikemudian hari. Akhir 2001 mulai pengadaan lahan dgn cara over garap dari penduduk yg memperoleh lahan ex HGU PT Buana Estate (total HGU 134 hektar) di Blok. S, Cipendawa, C pe da a, Megamendung, ega e du g, Kab. ab Bogor ogo secara bertahap hingga 2006 terkumpul lahan seluas 12 hektar, bentuk lahan seperti mangkok yg merepresentasikan lokasi yg sangat g sulit direhabilitasi. Sejak awal walaupun lahan telah dibagi ke masyarakat sekitar, paling banyak 10 keluarga yg tinggal dilokasi ex. HGU. Situasi sisa lahan ex. HGU saat ini 90% telah dimiliki oleh bukan warga setempat dan telah banyak dibangun villa.
PENGERTIAN LAHAN KRITIS Pengertian kami tentang lahan kritis adalah lahan yang tidak terawat dan kondisi tanahnya tidak layak tanam, atau dengan kata lain lahan yang telah kehilangan Sumber Daya Alam (kehilangan kesuburan, sumber air dan keaneka ragaman hayatinya). Visualisasi besaran permasalahan kami ambil dari Data dari Pusat Perpetaan Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan Mei 2002 (yang kami down load dari situs Departemen Kehutanan) disebutkan bahwa Total Indikasi Kawasan Hutan dan Lahan yang Perlu Dilakukan Rehabilitasi diseluruh Indonesia telah mencapai 96,30 96 30 juta hektar atau l.k. 50% dari luasan daratan Indonesia. Sementara di Kabupaten Bogor tercatat : Total luasan yg perlu dilakukan rehabilitasi di kab. Bogor 251.700 hektar, Jika total luas Kabupaten Bogor seluas 344.071 hektar, atau 73% dari luas seluruh kabupaten Bogor sejak sebelum tahun 2002. Kami berkeyakinan bahwa rehabilitasi lahan kritis harus dimulai dengan penghutanan kembali, sementara proses p p penghutanan g kembali dapat p dilakukan menggunakan gg metode p pertanian yyang g berwawasan lingkungan yang dilatar belakangi dengan kebiasaan nenek moyang bangsa Indonesia dalam bertani.
Local Impact
Global concern
KEADAAN AWAL PELAKSANAAN PERCOBAAN
6o38 38”08 08.29 29” S 106o54’29.10” E
6o38”10.07” S 106o54’31.86” E
6o38”10.49” S 106o54’25.29” E
6o38”14.15” S 106o54’24.90” E
6o38”15.56” S 106o54’30.11” E
Pengadaan lahan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, tahun 2006 : 12 hektar, kontur lahan yang ekstrim dari 15o sampai 80o. Tahun 2002 / 2003, yg ada 1 bh mata air yg sudah mati, 70% area alang2, vegetasi sangat sedikit, kondisi PH 2 ½ - 4, tidak ditemukan cacing. Pemilihan penanaman pohon keras awal yang diperkirakan sesuai dengan keadaan lahan dipilih Jati emas dan Mengkudu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat, walaupun pada akhirnya diketahui jati emas tidak cocok ditanam dilokasi kami.
PRINSIP DASAR DAN METODE TANAM PRINSIP DASAR : Belajar dari alam adalah kata kunci dalam rehabilitasi ekosistem ini, sehingga Hutan Alam adalah model yang harus ditiru, dimana hutan alam terbentuk bukan karena pupuk kimia tetapi oleh bahan organik, sehingga seluruh kegiatan percobaan b ik pertanian, baik t i peternakan, t k h hanya menggunakan k cara organik. ik
METODE TANAM : Masa kritis penanaman pohon keras adalah saat pohon ditanam di tanah hi hingga kkuatt untuk t k diti ditinggall ((masa perawatan), Perawatan pohon keras menggunakan metode tumpang sari (multicrops) dgn palawija, biji2an, dll, sehingga hi ffokus k perawatan t tertuju t t j pada d tanaman tumpang sarinya yg otomatis pohon keras terawat. Durasi masa p perawatan idealnya y 3 tahun,, output setelah durasi tergantung dari jenis pohon yg ditanam, tetapi utk pohon standar penghijauan dapat diharapkan 60% yg ditanam memiliki diameter batang rata2 5 cm, ketinggian pohon 3 – 4 mtr, dgn rasio kegagalan tumbuh (mati) dibawah 5%.
Sebagian contoh produk tumpangsari
SKENARIO REHAB & SEJARAH PEMUPUKAN SKENARIO REHABILITASI : Masa kritis penanaman pohon keras adalah saat pohon ditanam di tanah hingga kuat untuk ditinggal (masa perawatan), Perawatan pohon keras menggunakan metode tumpang sari (multicrops) dgn palawija, biji2an, dll, sehingga fokus perawatan tertuju pada tanaman tumpang sarinya yg otomatis pohon keras terawat.
1. Pertanian Organik
2. Penghutanan Kembali secara Organik
3. Peternakan Organik SEJARAH PENGGUNAAN PUPUK UN-ORGANIC UN ORGANIC : Sejarah penggunaan pupuk un-organic di kebun percobaan KTM dari total luasan 12 hektar, tercatat sbb:
Sementara seluruhnya dan hingga saat ini menggunakan pupuk organic yang telah mengalami proses fermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan dilahan.
PUPUK ORGANIK YANG DIGUNAKAN Terhitung sejak April 2002 pemupukan menggunakan Pupuk kandang (ayam, sapi, kambing) yang difermentasikan dengan menggunakan effective microorganism (EM) yang telah dimodifikasi untuk memberikan ruang hidup pada cacing tanah. Untuk penyempurnaan awal 2009 kami menyelesaikan model rumah cacing dengan kapasitas produksi pupuk “kascing” sekitar 500 kg – 1000 kg per bulan, pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi dan kambing, kascing mulai diproduksi pada akhir April 2009, diharapkan sebelum 2012 kualitas lahan di kebun percobaan telah mencapai tingkatan organik sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pada standard yang berlaku saat ini.
PROGRESS UMUM 2001 – 2008 2003
2006
Visualiasi progress umum
HUTAN MINI HASIL REHABILITASI Hutan Jati Emas (Tectona Grandis) dan Mengkudu ditanam sejak April 2002, photo diambil Januari 2008. diameter batang rata2 > 8 cm, ketinggian > 6 m. ternyata jati emas tidak cocok agroklimat nya jika ditanam di kebun KTM
Hutan Afrika (Maesopsis Eminli ) asal megamendung, ditanam sejak Januari 2003, photo diambil Januari 2008. diameter batang rata2 > 20 cm, ketinggian > 10 m
Hutan Sungkai g ((Peronema canescens jack ) asal Duri, Riau, Sumatera, ditanam sejak januari 2004, photo diambil Maret 2009. Diameter batang rata2 > 8 cm, ketinggian > 5 m
TANTANGAN AWAL PENGADAAN BIBIT POHON KERAS : Total pohon yg ditanam hingga 2006 ; lebih dari 20.000 pohon terdiri dari lebih 20 macam pohon keras, sumber bibit ; 40% dibeli dari luar, 10% dari sumbangan dan 50% pembibitan sendiri, sendiri dilakukan hingga saat ini ini. PENYIRAMAN AWAL 2002 – 2003 : 2002 air diangkut secara manual dari sumber diluar kebun (mata air mati hanya ada airnya dalam musim hujan saja) 2003 – 2004 mata air mati berfungsi kembali, produksi air rata2 per hari 1 – 3 m3 saja (sepanjang 2003 – 2004), dibuat bak penampung air, dan air diangkat menggunakan pompa listrik dari sumber listrik portable gen set 800 watt.
PROGRESS AWAL REHABILITASI EKOSISTEM
Progres perbaikan ekosistim yang dicapai selama 3 tahun (2002 – 2005) berupa kecepatan proses penghutanan kembali terlihat cukup baik, tetapi menurut penelitian kualitas tanah yg dilakukan oleh Ibu Dr.Ir. Kartini dari Bali Organic Association ssoc at o / U Universitas e s tas Udaya Udayana, a, Denpasar, e pasa , Bali. a menyimpulkan e y pu a be belum u ada perubahan kualitas tanah yg signifikan, hal ini berarti perkembangan pertumbuhan tanaman hanya bergantung pada top soil saja, walaupun demikian perbaikan ekosistim yg terjadi sangat signifikan a.l.
Kegiatan Percobaan :
BERFUNGSI KEMBALI & MUNCULNYA MATA AIR BARU Menurut cerita penduduk kampung sekitar bahwa l.k. 10 tahun yl disini ada mata air yg besar, pada tahun 2002 kami hanya menemukan rembesan saja (ada air jika hujan), mulai 2003 mata air ini berfungsi kembali hingga saat ini.
Kegiatan Percobaan :
BERFUNGSI KEMBALI & MUNCULNYA MATA AIR BARU Photo dibawah adalah kronologis munculnya mata air no. 2, sementara Lebih dari 5 mata air baru tercatat di areal kebun hingga tahun 2006, dibiarkan natural dan tidak diganggu
Kegiatan Percobaan :
BAK KONTROL AIR DARI MATA AIR
Pembuatan bak kontrol dan pemeliharaan ikan yang sensitif untuk implementasi ISO 14000 untuk memonitor jika ada racun ataupun perubahan kualitas air tanah yang disebabkan oleh tidak diketahuinya secara pasti sejarah perlakuan pada tanah ataupun perubahan alam lainnya
Kegiatan Percobaan :
MANAGEMENT AIR DI KEBUN PERCOBAAN Management air untuk pertanian Multicrops
Management air untuk penggunaan harian pelaksana kebun percobaan dengan mengalirkan air ke bak penampung dan dgn pompa didistribusikan ke pendopo dll sesuai kebutuhan, sementara sebagian besar porsi air darei mata air tetap mengalir keluar secara alami
Air dari mata air di kebun percobaan mengalir keperkampungan melalui sungai kecil yang ada secara alamiah
MEMBANGUN EKONOMI DARI PEKERJAAN INI Pemanfaatan P f siklus ikl penanaman pohon h kkeras di diarahkan hk pada d pembangkitan b ki ekonomi k i masyarakat k pelaksana pekerjaan rehabilitasi ekosistim dalam urutan sebagaimana diuraikan sebelumnya, pada hakikatnya akan memberikan manfaat keekonomian yang langsung dan terus menerus kepada pelakunya : 1. Awal penanaman pohon keras : selama perawatan setelah tanam dengan penanaman holtikultura secara multicrops akan memberikan hasil palawija palawija, nilai ekonomi yang kecil tetapi terus menerus. 2 M 2. Masa perawatan t untuk t k proses pembesaran b pohon keras : dengan penanaman tanaman menengah pada tanaman keras misalnya lada,, vanili dan atau kopi, p , nilai ekonomi yyang g lebih besar dan dapat menghasilkan secara terus menerus. 3. Masa Panen Tanaman Keras : bagian panen tanaman keras tentunya dengan nilai ekonomi yang besar yang dapat dinikmati oleh masyarakat pelaku sesuai dengan bagiannya bagiannya. Secara umum potensi keekonomian pada pelaku dapat dijabarkan sbb.
MANFAAT EKONOMI BAGI PELAKSANA REHABILITASI LAHAN KRITIS 3 kkomponen utama P Penentu kkesuksesan k rehabilitasi lahan kritis yang harus terlibat yaitu : (1) Pemerintah Pusat/Daerah/Pemodal (2) Lembaga/perorangan pemilik lahan (3) Masyarakat pelaksana l k pekerjaan k j rehabilitasi h bilit i llahan h kkritis. iti Menghormati semua hak dan kewajiban dari komponen wajib dilindungi secara hukum, adalah langkah awal yang penting. Sehingga rehabilitasi l h kkritis iti d l d ik lahan dapatt b berlangsung dengan b baik.
Pemerintah Pusat / Daerah dan atau pemodal Lembaga, perorangan pemilik lahan Masyarakat pelaksana pekerjaan rehabilitasi ekosistim
Gambaran sumber penghidupan masyarakat pelaksana dapat digambarkan sbb : -
Incom me (Rp.)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Year 1
Year 2
Year 3
Year 4
Year 5
Year 6
Year 7
Year 8
Year 9
Year 10
Year 11
Year 12
TANAMAN MENENGAH DAN PETERNAKAN
Lada dikebun KTM
Kebun lada rakyat di Banten Tanaman menengah g yg dicoba di KTM adalah Lada asal Bangka, g , dari lk. 10 pohon lada yg ditanam sejak 2004, panen lada kering per tahun per pohonnya tercatat ; tahun ke tiga : ¾ kg, tahun ke 4 : 1 ½ kg, seterusnya : lebih dari 2 kg, pohon lada ditanam pada pohon keras hidup, seperti yg dilakukan oleh masyarakat di Banten
Ternak yg dicoba di KTM adalah kambing jawa, segmen ini memang kurang dimonitor dgn baik, tapi g 1p pasang g tercatat 2003 dimulai dgn jantan / betina, 2005 diambil 4 ekor, 2006 diambil 6 ekor, 2007 diambil 8 ekor dan seterusnya rata2 10 ekor / tahun, sisa saat ini 22 ekor. Kontribusi pupuk kandang cukup significant, saat ini sedang direview oleh ahlinya untuk mendapatkan kesimpulan akhir
ZONASI UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP
Lokasi mata air
Lesson learn : Air adalah sumber kehidupan, produksi air dari mata air i tternyata t sangatt b bergantung t pada d kkualitas lit penghutanan h t kkembali b li diwilayah sekitar mata air, karena menurut peta hidrologi kebun kami bukan masuk daerah yang memiliki potensi air. Untuk mempertahankan kehidupan / pertanian alam mengajarkan kami untuk t k membuat b t zonasii kkegiatan i t dil dilokasi k i kkebun b kkamii sbb bb : ZONA KONSERVASI : dilokasi sekitar mata air dengan luas l.k. 6 hektar berisi lebih dari 15.000 pohon ditanam antara 2001 – 2006, 2006 adalah zona terlarang melakukan kegiatan apapun kecuali kegiatan konservasi ZONA UTILITY : dengan g luas l.k. 2 hektar berisi lebih dari 1.500 pohon ditanam antara 2003 – 2006, adalah zona dimana seluruh bangunan pendukung kegiatan percobaan berada (total luas bangunan saat ini 500 m2, maximum 1.000 m2), sisanya y digunakan g untuk p pertanian tumpangsari. p g ZONA EKONOMI : dengan luas l.k. 4 hektar berisi lebih dari 3.500 pohon ditanam antara 2003 – 2009, adalah zona k i t pertanian kegiatan t i ttumpangsarii lokasi bukan milik KTM Luas efektif pertanian tumpangsari di zona ekonomi dan utility harus disesuaikan dengan kemampuan produksi air dari mata air yang ada, semua harus berjalan secara alami tanpa usaha pengangkatan air yang berlebihan sehingga merusak mata air
PROYEKSI DAMPAK POSITIP DIKAWASAN REHABILITASI LAHAN KRITIS Dampak lingkungan di lokasi rehabilitasi
Dampak kegiatan keekonomian terhadap masyarakat yang terlibat langsung dan tidak langsung Tumpangsari / multicrops: Sayuran, biji2an dll Pemberdayaan ekonomi jangka pendek / menengah :
Pertanian Pengurangan dampak pemanasan global
Restorasi / Pemeliharaan SDA
Pemulihan / Pemeliharaan Keaneka ragaman hayati dan ekosistemnya
Lokasi rehabilitasi lahan kritis, yang terpadu dan terencana
Pemberdayaan ekonomi
1.Pengemasan / penjualan langsung 2.Industri pengolahan pangan
Tanaman menengah : Vanili, lada, Kopi, dll
3.Pengolahan pakan ternak
Sapi potong / perah, Kambing
Kegiatan hilirnya : 1.penjualan langsung livestock
jangka menengah/panjang :
Peternakan
2.RPH / Pengolahan Unggas : Ayam Ras / Kampung, Bebek
3.Pupuk Organik
NON KAYU : Madu, Jamur
Kegiatan hilirnya : 1.Pengemasan / penjualan langsung
Pemberdayaan ekonomi jangka Panjang :
Kehutanan
Kegiatan hilirnya :
KAYU
2.Industri 2 Industri pengolahan kayu dan non kayu 3.Industri Kerajinan
PROYEKSI PENDANAAN REHABILITASI LAHAN KRITIS
PerPres no. 89 th 2007 tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan H tan dan lahan sumber dana APBN dan APBD
Dana CSR Bantuan / Hibah dari Internasional
“Kegiatan”
“Output”
Rehabilitasi lahan Kritis yang terpadu
Pengurangan Global Warming
Lokasi lahan kritis : Kawasan Hutan dan luar kawasan hutan
Rehabilitasi SDA P Pemulihan lih Bi Biodiversity di it Pemberdayaan ekonomi rakyat Kedaulatan Pangan Kesejahteraan masyarakat
Dana mudah sangat dibutuhkan untuk mengawali kegiatan rehabilitasi lahan kritis ini ini, dengan management yang baik sesungguhnya dana ini dapat dikembalikan atau digunakan sebagai dana bergulir, hanya jangka waktu pengembalian yang cukup lama lama. Jika perbaikan lingkungan dan ekonomi terbukti berjalan dgn baik secara komersil, sehingga dana perbankan tertarik untuk terlibat dalam kegiatan ini, sejak saat itu rehabilitasi lahan kritis bukan lagi menjadi masalah nasional.
Kemapanan Ekonomi Nasional
Dana dari Perbankan Nasional Jika keekonomian dapat terbukti sehingga sumber pendanaan dapat diambil dari perbankan nasional, tahapan “sustainable development” dapat dicapai development
SAINGAN CARBON TRADE DARI HUTAN ??? Carbon C b Di Dioxide id C Capture t and d St Storage (CCS) (CCS), dimana di CO2 ditangkap dit k d darii sumbernya dan disimpan di perut bumi menggunakan teknologi yang tinggi, CCS plan pertama yg beropresi secara komersiil berlokasi di lapangan Sleipner, Laut Utara, milik StatoilHydro, Norwegia, dgn kapasitas penyimpanan i 2 2.800 800 M Metrik t ik T Ton CO2 per Hari, H i atau t setara t dengan d 6.813 6 813 hektar hutan alam tropis. Apakah ini saingan untuk carbon trade dari hutan ? Jika program iinii b Jik berhasil, h il d dapatt di dipastikan tik scheme h carbon b credit dit h hanya akan k berputar diantara negara maju saja, sementara scheme bantuan perbaikan hutan kepada negara berkembang dan dunia ke 3 akan semakin sulit untuk diharapkan.
BIAYA PEMELIHARAAN 2001 - 2008 Biaya pemeliharaan / hektar / bulan di KTM th 2001 - 2008 3,500,000 3,166,667
2,500,000 2,000,000 1,583,333
1,750,000
1,750,000
1,446,875
1,446,875
1,500,000
1,400,000
1,000,000 641,667
641,667 641,667
500,000 -
th. 2001
th. 2002
th. 2003
th. 2004
th. 2005
th. 2006
th. 2007
th. 2002
tahun percobaan biaya / bln / ha
Rata2 / bln / ha
tahun
Luas/ef rehab
Biaya / ha / bln
2001
2 ha / 2 ha
Rp. 3.166.667,-
Rp. 2.111,-
2002
4 ha / 4 ha
Rp. 1.583.333,-
Rp. 1.056,-
Analisa rincian pengeluaran biaya pemeliharaan digambarkan dalam “Biaya pemeliharaan / hektar / bulan” dan “Biaya pemeliharaan / pohon / bulan” dengan asumsi jumlah pohon keras ditanam 1.500 pohon / hektar, dalam tabel disamping.
Biaya/ph/bln
Biaya pemeliharaan / pohon / bulan di KTM th 2001 - 2008 2,500 , 2,111
2,000
2003
7 ha / 6 ha
Rp. 1.750.000,-
Rp. 1.167,-
2004
7 ha / 6 ha
Rp. p 1.750.000,-
Rp. p 1.167,-
2005
9 ha / 7 ½ ha
Rp. 1.400.000,-
Rp. 933,-
2006
12 ha / 10 ha
Rp. 641.667,-
Rp. 428,-
2007
12 ha / 10 ha
Rp. 641.667, 641.667,-
Rp. 428,428,
2008
12 ha / 10 ha
Rp. 641.667,-
Rp. 428,-
Rp./poho on/bulan
Rp. / Hektar / Bula an
3,000,000
Catatan dana yang dikeluarkan oleh KTM sejak Oktober 2001 hi hingga akhir khi 2008 (87 b bulan) l ) tterbatas b t pada d ttenaga kerja, bibit sayuran dan pupuk (diluar investasi lahan, bibit pohon keras dan menengah, bangunan dan infrastruktur) yang disesuaikan dengan luasan lahan aktual tempat dil k k rehabilitasi dilakukan h bilit i (t (total t l luas l / luas l efektif f ktif rehabilitasi) h bilit i) disimpulkan total dana pemeliharaan selama 87 bulan dari total luas 12 ha untuk luas rehab10 ha sebesar Rp. 704.000.000,-
1,500 1,056
1,000
1 167 1,167
1 167 1,167 933
965
965
428
500
Rp. 1.446.875,-
Rp. 965,-
428
th. 2001
th. 2002
th. 2003
th. 2004
th. 2005
th. 2006
tahun percobaan
Biaya rata2 per bulan
428
biaya/ph/bl
rata2/ph/bln
th. 2007
th. 2002
PERLUASAN REHABILITASI LAHAN KRITIS Mengambil g p pengalaman g dari KTM,, 4 p point utama yg harus diperhatikan p untuk p perluasan rehabilitasi lahan kritis :
Padat Penduduk
Kegagalan karena faktor sosial tinggi
L k i rehabilitasi Lokasi h bilit i
Program mutlak harus terintegrasi kesertaan masyarakat harus maksimal dan manfaat ekonomi kerakyatan harus terasa terasa, (modal lebih tinggi) Program harus terintegrasi, kesertaan masyarakat harus maksimal ekonomi ke masyarakat dpt dilakukan seperti perusahaan h ((modal d l llebih bih rendah) d h)
Jarang Penduduk
Kegagalan karena faktor sosial rendah
Berbukit
Ketergantungan pd TK
Program kerja yg tepat, Kemampuan management orang hal yg terpenting
Landai / datar
Ketergantungan pd alat
Mekanisasi pengerjaan akan mempercepat progress
Permukaan / sungai g
Sistim irigasi g
Bawah tanah
Kebutuhan modal tinggi
Perencanaan sistim irigasi harus dapat menjangkau seluruh lokasi lokasi, termasuk perencanaan aliran air natural ataupun mekanikal harus dirancang seefisien mungkin
Dari Supplier
Kualitas yg tdk rata
QC yg llebih bih ketat, k t t sistim i ti pengangkutan hrs sesuai
Membuat sendiri
Waktu pengadaan
Perencanaan & pengawasan terfokus, penyerapan TK tambahan
Kontur Tanah
Sumber air
Bibit Pohon Keras
Sementara urutan kerja rehabilitasi lahan kritis digambarkan sbb ;
TAHAPAN KERJA REHABILITASI LAHAN KRITIS
Survey Geologi & Tanah
Mengetahui struktur tanah. Mengetahui lokasi air. Mengetahui g kualitas tanah.
Perencanaan
Tanam & Rawat
Pelepasan ke Alam
Inventory tanaman asli yang tersisa, Pemilihan tanaman utama utk. disesuaikan dgn keadaan tanah, Pembuatan rencana tapak, tapak pembuatan sumur air (jika tdk ada sumber air), Pemilihan tanaman sela (multi(multi-crop) utk. disesuaikan dgn permintaan pasar Penanaman tanaman utama dilakukan bersamaan dgn tanaman sela (multi(multi-crops), hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas perawatan utk tanaman utama pada awal pertumbuhan secara ekonomis. Perkiraan lama proses ini antara 3 – 5 tahun Tanaman utama dianggap cukup kuat untuk hidup sendiri jika telah mencapai ketinggian l.k. 3 - 6m. Lapisan top soil sudah terbentuk sehingga kesuburan tanah dpt dipertanggung jawabkan. Untuk hutan natural (Konservasi & lindung) lakukan penanaman tanaman perdu sesuai dengan aslinya paling tidak 6 bulan sebelum pelepasan.
ANIMASI PROSES PENGHUTANAN KEMBALI
Hutan Produksi Tanaman keras ketinggian 3 m
Tanaman keras ketinggian 2 m Tanaman keras ketinggian 1 m
Hutan Alam (Natural)
Urutan Proses Rehabilitasi Ekosistem :
APAKAH INI SOLUSI DARI MEGAMENDUNG ? Data dari Dept. Kehutanan 2001 ; total area hutan di Indonesia: 109.96 juta hektar, total luas lahan Indonesia : 192.16 juta hektar
Masa depan lahan yg di rehabilitasi (hutan alam atau produksi)
Data dept kehutanan 2002 ; lahan yang perlu direhabilitasi (kritis) ; di area hutan 54 54.60 60 juta hektar hektar, luar area hutan 41.70 juta hektar, total area : 96.30 juta hektar Progress og ess ya yang gd dicapai capa 2007 00
Sosialisasi yang telah dilakukan oleh KTM
2002 Kelompok Tani Megamendung memulai kegiatan percobaan rehabilitasi lahan kritis & ekosistemnya
Profil :
KELOMPOK TANI MEGAMENDUNG Lokasi
Blok S, Cipendawa, Megamendung, Bogor, Jawa barat, Indonesia.
Total luas
12 Hektar (luas pada tahun : 2001 : 2 ha, 2002 : 4 ha , 2003 : 7 ha, 2005 : 9 ha, 2006 : 12 ha)
P Program Utama U
1 1.
Melaksanakan M l k k percobaan b pada d seluruh l h tingkatan i k penghutanan h kkembali b li ((rehabilitasi h bili i hhutan)) a.l.l pembibitan, bibi pemeliharaan lih bibi bibit , pohon h ddan lingkungannya, dalam pola konservasi untuk menguji dampak perbaikan ekosistemnya.
2.
Pengembangan pupuk organik yg diperlukan untuk penciptaan hutan alam.
3.
Melaksanakan percobaan penghutanan kembali dgn metode sendiri dan juga melakukan penerapan metode yang diterima dan dikenal d i a.l.l agroforestry dunia f t ddan atau t metode t d llain i untuk t k mendapatkan d tk contoh t h progress rehabilitasi h bilit i ekosistem k i t yang alamiah. l i h
4.
Melaksanakan uji coba penghutanan kembali yang terintegrasi dan memiliki dampak ekonomi langsung pada pelakunya.
5.
Melaksanakan percobaan penerapan standard dunia yang terkait dgn Lingkungan Hidup, Keselamatan, Hutan dan Manajemen dalam pekerjaan rehabilitasi ekosistem.
6.
Melaksanakan secara terus menerus monitoring, pencatatan dan perbaikan / penyempurnaan terhadap seluruh hasil, dampak dan atau akibat dari seluruh pekerjaan yang dilakukan di kebun percobaan.
7.
Secara periodik melakukan sosialisasi hasil percobaan kepada pihak terkait
Sumber biaya
Swadaya
Pemrakarsa awal
Bambang Istiawan / Rosita / Untung Rihadi / Ade Zaenal Muttaqin
Penasihat
Munanto
Partner teknologi Dr. Ir. Ni Luh Kartini Msi - Bali Organic Association / Universitas Udayana, Denpasar, Bali (mulai 2004) Dr. Satyawan Sunito / Ir Melanie Sunito Msc – FEMA IPB, Bogor (mulai 2004 / 2005) D Ir. Dr. I Hendrayanto H d t M.Agr M A – Dekan D k FAHUT IPB, IPB Bogor B ( l i 2007) (mulai Ir. Bambang WEN MS – BAPENAS, Jakarta (mulai 2003) Dr. Ir. Soetanto Abdoellah SU – Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, Jawa Timur (mulai 2007)
ANGGOTA, PARTNER, DAN LAINNYA YG MEMBERIKAN KONTRIBUSI IDE / SARAN / TANAMAN, DLL Mulai 2002 : Arifin Ir. Nick T. Wiratmoko
Cikereteg / Ciawi, Bogor Alumni Universitas Satyawacana, Salatiga, Jawa Tengah.
Mulai 2003 : Nyoman Suma Artha Ir. Bambang WEN, MS
Sustainable handicraft, member of International Fair Trade, Denpasar, Bali Tenaga Ahli BAPENAS, Jakarta.
Mulai 2004 : Dr. Ir. N.L. Kartini Ir. Melanie Sunito Msc H. Hatta
Bali Organic O Association ((BOA) O ) / Universitas Udayana, Denpasar, Bali FEMA IPB / SAMDHANA, Bogor Pesantren Al Khoirot, Cikupa, Tanggerang
Mulai 2005 : D S Dr. Satyawan t S Sunito it A.U. Bratawijaya Damayanti P. Siahaan
FEMA IPB IPB, B Bogor Geologist specialist, Jakarta Jakarta
Mulai 2006 : S Suganda d Jeffrey Tamara Dudi R. Mahdi Daatje S. Achmad Azwar
Denpom, B D Bogor Jakarta Ketua Umum Benteng Bogor Raya Media Indonesia, Jakarta RRI, Bogor g
Mulai 2007 : Mas’an Djajuli MM Dr.Ir. HendrayantoM.Agr Dr.Ir. Soetanto Abdoellah SU
Mantan Ka. Din. Tata Ruang dan Lingkungan, Kabupaten Bogor Dekan FAHUT IPB, Bogor p dan Kakao Indonesia, Jember, Jawa Timur Pusat Penelitian Kopi
Mulai 2008 : Steve Sigit
Jakarta
Terima kasih atas perhatiannya pada presentasi kami Semoga dapat bermanfaat
End
Prev