MAKALAH RISALATUL HAIDL Oleh : Mahaly Rosyad Ditulis dan disalin dari aslinya oleh : Muhammad harun Arrasyid Fs/e mail :
[email protected]
Bismilahirrahmanirrohim Segala puji bagi allah pencipta alam semesta yang yang telah menurunkan ayat al Qur’an yang berbunyi :
Yang artinya : “ mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah haid itu adalah kotoran “ Ayat diatas diturunkan setelah para sahabat diantarannya tsabit bin dahdan bertanya kepada rasulullah SAW atas peristiwa yang menimpa setiap qoum wanita yahudi yang sedang haid diusir dari halaman rumahnya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, kelurga dan sahabatnya, nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “ haid itu adalah sesuatu yang telah ditaqdir oleh allah kepada anak cucu wanita adam “
HAID Haid adalah darah yang keluar dari farjinya seorang wanita yang sudah berumur sembilan tahun secara sehat, bukan karena sakit atau melahirkan. Sifat-sifat darah haid Warnanya : hitam (paling kuat), merah, abu-abu, kuning, keruh,. Kental, berbau busuk (bacin= jawa), cair, tidak berbau busuk. Perbandingan antara darah kuat dan lemah Darah kuat/ Qowi 1. Hitam kental berbau 2. Hitam cair berbau 3. Hitam kental tak berbau 4. Merah kental berbau 5. Abu-abu kental berbau
Darah lemah/ Dho’if 1. Hitam cair berbau 2. Hitam cair tak berbau 3. Merah kental berbau 4. Abu-abu kental berbau 5. Kuning cair berbau
6. Hitam cair berbau
6. Keruh kental berbau dst.
Lama waktu haid Paling sedikit (minimal) waktu haid 24 jam. Baik secara terus menerus atau terputus-putus dalam 15 hari 15 malam. Bila seorang wanita mengeluarkan darah terputus-putus ( diselingi suci) maka yang diberi hokum haid kesemuanya, selama ttidak melewati masa 15 hari 15 malam dan tidak kurang dari 24 jam. Umumnya waktu haid 6 hari 6 malam atau 7 hari 7 malam. Paling banyaknya ( maksimal) waktu haid 15 hari 15 malam. Pengertinanya terus menerus adalah andai kapuk kapas diletakkan dalam fajrinya wanita masih ada basahnya darah walau darah tidak sampai keluar kepada tempat yang wajib dibasuh ketika istinja.
Lama waktu suci dari haid Minimal suci yang memisah antara haid satu dengan haid selanjutnya 15 hari 15 malam. Umumnya suci 23 hari 23 malam atau 24 hari 24 malam. Sedangkan maksimal suci tidak terbatas. Hal-hal yang diharamkan atas orang haid dan nifas adalah : Sholat, Thowaf, menyentuh Al Quran, membaca Al Quran, I’tikaf ( diam dalam masjid ), membawa Al Quran , berpuasa, Tholaq, lewat masjid jika khawatir akan menetesnya darah, bersentuhan antara pusar dan lutut dengan suami walau tidak syahwat atau bersentuhan walau kemaluannya dibungkus, berwudlu atau mandi menghilangkan hadats.
ISTIHADLOH Istihadloh ( darah penyakit ) akalah darah yang keluar dari fajrinya seorang wanita selain darah haid dan nifas. Macam-macam Mustahadloh ( orang istihadloh) 1. Mubtadi’ah Mumayyizah, yaitu wanita yang pertama kali mengeluarkan darah dan bias menbedakan antara darah kuat (Qowi) dan darah lemah ( Dho’if). Hukum haidnya, adalah darah kuat dihukumi haid dan darah lemah dihukumi istihadloh. Baik darah kuat keluar dahulu atau diakhir atau ditengah-tengah antara darah lemah dengan memenuhi empat syarat Mubtadi’ah Mumayyizah ( Tamyiz ) : 1). Darah kuat keluar tidak kurang dari 24 jam. 2). Darah kuat keluar tidak melewati masa 15 hari 15 malam. 3). Darah lemah keluar tidak kurang dari 15 hari 15 malam. 4). Darah lemah keluarnya terus-menerus selama 15 hari 15 malam. Bila tidak memenuhi syarat-syarat diatas maka hukum haidnya 1 hari 1 malam. Seperti Mubtadi’ah Ghoiru Mumayyizh. Mandi : tidak wajib mandi kecuali setelah genap 15 hari 15 malam. Dan wajib mengqodlo sholat yang ditinggalkan ketika mengeluarkan darah lemah. 2. Mubtadi’ah Ghoiru Mumayyizah, yaitu wanita yang pertama kali mengeluarkan darah dan tidak bias membedakan antara darah kuat dan darah lemah serta mengetahui
mulainya waktu mengeluarkan darah . darah keluar terus- menerus satu warna melebihi 15 hari 15 malam. Hukum haidnya, adalah 1 hari 1 malam. Mandi : diwajibkan mandi ketika genap 15 hari 15 malam. Dan mengqodlo sholat 14 hari dihitung mulai hari kedua. Pada bulan berikutnya wajib mandi ketika genap 1 hari 1 malam. 3. Mu’tadah Mumayyizah, yaitu wanita yang pernah mengalami haid dan suci serta bisa membedakan antara darah kuat dan darah lemah. Hukum haidnya, dikembalikan pada adat dan tamyiz (darah kuat) berbeda atau sesuai dengan adat. Bila lamanya adat haid dengan perbedaan darah yang keluar (kuat) adalah jarak 15 hari 15 malam maka hukum lamanya haid disamakan dengan adat dan keluarnya darah kuat yang kedua juga dihukumi haid. 4. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakirotun Li’ adariha Qodron wa waqtan, yaitu wanita yang pernah haid dan suci dan tidak bisa membedakan antara darah kuat dan darah lemah serta teringat akan lama dan permulaan keluarnya darah haid yang lalu (adat haid) Hukum lamanya haid dan permulaan haid dikembalikan pada adatnya. Baik darah keluar terus-menerus atau terputus-putus. Hukum haid dikembalikan pada lebih sedikitnya giliran adat haid bila : 1) Terdapat dua putaran, adatnya tertib tetapi lupa akan tertipnya adat dan giliran adat haid yang terakhir. 2) Terdapat dua putaran, ada tidaknya tertib dan lupa giliran adat haid yang terakhir. 3) Hanya satu putaran dan lupa pada giliran adat haid yang terakhir. Mandi : diwajibkan mandi pada putaran pertama setelah genap 15 hari. Pada putaran kedua dan selanjutnya diwajibkan mandi bila sudah genap masa lebih sedikitnya giliran adat haid. Dan harap mandi (ihtiyath/hati-hati) pada hari berikutnya atas adat haid yang telah diketahui sebelumnya. Hukum haid dikembalikan pada giliran adat haid yang terakhir bila : 1) Terdapat dua kali putaran, adat tertib tetapi lupa urutan adat haid, namun teringat giliran adat haid yang terakhir. 2) Terdapat dua kali putaran, adat tidak tertib serta teringat akan giliran adat haid yang terakhir. Mandi : Pada putaran pertama wajib mandi setelah genap 15 hari. Pada putaran kedua wajib mandi setelah genap masa (hari) lebih banyaknya giliran adat haid, begitu juga pada putaran yang selanjutnya. Hukum haid dikembalikan pada giliran adat haid yang terakhir, bila hanya satu kali putaran dan mengetahui giliran adat haid yang terakhir. Mandi : pada putaran pertama wajib mandi setelah 15 hari. Pada putaran kedua wajib mandi setelah genap giliran adat haid yang terakhir, selebihnya mandi (ihtiyath). Hukum haid dikembalikan pada adat haid, bila berputar dua kali, adat tertib dan mengetahui tertibnya adat. Mandi : pada putaran pertama wajib mandi setelah genap 15 hari pada putaran kedua wajib mandi setelah genap masa (hari) yang sesuai dengan adat haid. Keterangan Mandi Ihtiyath : Mandi ihtiyath itu menurut qoul (pendapat) yang lemah atau Dho’if. Sedang menurut qoul Mu’tamad (qoul yang bisa dibuat pegangan) baik wanita iru
lupa pada giliran adat haid yang terakhir atau tidak lupa maka mandinya hanya wajib dilakukan setelah genap masa lebih sedikitnya giliran adat haid. Qodron (ukuran adat) : Banyak atau sedikitnya masa haid dan suci. Waktan : Masa mulai dan habisnya haid dan suci. Tikron/Takarur : Tertib atau teratur. Daur (putaran) : Bagi orang yang adatnya berbeda adalah jumlah bulan yang mencangkup beberapa adat yang berbeda-beda tadi, baik banyak maupun sedikit. Daur (putaran) : Bagi orang yang adatnya sama adalah masa yang mencankup haid dan suci yang menjadi kebiasaannya. 5. Mutahayyiroh (Mu’tadah ghoiru mumayyizah naasiyatun li’adatiha qodron wa waqtan), yaitu wanita yang pernah mengalami haid dan suci tetapi tidak bisa membedakan antara darah kuat dan lemah serta dia lupa akan lama dan permulaan keluarnya darah yang lalu (adat haid). Hukumnya wajib ihtiyath. Ihtiyath adalah wanita tersebut tidak dihukumi haid tetapi seperti orang suci pada sebagian hukumnya (boleh sholat, thowaf, puasa dan tholaq). Pada sebagian hukum yang lain seperti orang haid (haram bersenang-senang pada bagian tubuh antara pusar dan lutut/bersetubuh, I’tikaf, baca Al Quran diluar sholat, menyentuh atau membawa Al Quran. Mandi : Bila teringat berhentinya darah seperti pada waktu terbenamnya matahari, maka wajib mandi setiap masuk terbenamnya matahari. Sedangkan untuk waktu sholat yang lain cukup wudlu’ saja. Bila tidak ingat sama sekali akan terhentinya darah yang lalu maka diwajibkan mandi sesudah masuk waktu sholat untuk digunakan setiap melakukan sholat fardu. Cara Puasa Ramadhan Mutahayyiroh yaitu puasa Ramadhan sebulan penuh (yang sah Cuma 24 hari). Kemudian puasa lagi sebulan penuh (yang sah 24 hari). Dan untuk melengkapi 30 hari berarti kurang 2 hari, maka berpuasa lagi 3 hari lalu tidak berpuasa selama 12 hari dan berpuasa lagi 3 hari secara berturut-turut. 6. Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakirotun li’adatiha qodron laa waqtan, yaitu wanita yang pernah mengalami haid dan suci tetapi tidak bisa membedakan antara darah kuat dan lemah serta ingat adat lamanya haid namun lupa pada adat mulainya haid. Hukumnya adalah waktu yang diyakini haid maka hukumnya seperti orang haid (haram sholat dll). Dan waktu yang diyakini suci hukumnya seperti orang suci (boleh bersetubuh dll). Sedangkan waktu yang mempunyai kemungkinan haid dan suci hukumnya wajib ihtiyath. 7. Mu’tadah ghoiru mumayyizah dzakirotun li’ adatiha waqtan laa qodron, yaitu wanita yang pernah mengalami haid dan suci tetapi tidak bisa membedakan antara darah kuat dan lemah serta dia teringat adat mulainya haid namun tidak ingat adat lamanya haid. Hukumnya adalah waktu yang diyakini haid maka hukumnya seperti orang haid (haram sholat dll) dan waktu yang diyakini suci hukumnya seperti ouang suci (boleh bersetubuh dll). Sedang waktu yang mempunyai kemungkinan haid, suci dan berhentinya darah maka hukumnya wajib ihtiyath. Tambahan Jika seorang wanita keluar darah haid kemudian suci yang lamanya kurang dari 15 hari, tetapi bila ditambah dengan haid sebelumnya telah mencapai 15 hari, lalu mengeluarkan darah lagi, maka darah yang pertama disebut darah haid dan darah
yang kedua yang menjadi penyempurna 15 hari dihukumu suci (istihadloh). Sedangkan darah selebihnya jika memenuhi syarat haid disebut darah haid. ( bugyatul Mustarsyidin hal : 31) Contoh : Seorang wanita mengeluarkan darah selama 7 hari, lalu berhenti selama 13 hari, kemudian keluar lagi selama 5 hari, maka darah yang 7 hari pertama disebut haid, sedang 13 hari ditambah awal darah kedua selama 2 hari dihukumi suci, lalu darah selebihnya selama 3 hari desebut darah haid lagi. Gambarnya sebagai berikut : Suci haid
1
haid
7
20
22
25
Sholat yang wajib di qodlo akibat haid dan nifas Hal-hal yang mencegah wajibnya sholat yang menurut ulama disebut mani’ atau mawani’ diantaranya adalah : 1. Haid 2. Nifas 3. Gila 4. Ayan/ Epilepsi 5. Mabuk yang tidak disengaja Ja’al Mani (Mulai tibanya mani) Jika salah satu mani’ tiba setelah masuk waktu sholat dengan jarak waktu yang cukup untuk mengerhakan sholat waktu itu serta bersucinya, dan mereka belum mengerjakan sholat maka besok setelah hilangnya mani’, mereka hanya wajib mengqodlo’ sholat saat tibanya mani’ saja. (tidak wajib mengqodlo’ sholat waktu sebelum dan sesudahnya meskipun bisa dijama’). Ja’al mani’ yang qodlo’ sholatnya dapat menjalar pada sholat sebelumnya hanya khusus bagi orang yang mempunyai 2 (dua) mani’ dengan 2 syarat : 1. Mani yang pertama menghabiskan waktu sholat yang pertama. (dhuhur atau magrib). 2. Mani’ yang kedua mulai tiba setelah dia suci dari mani’ yang pertama selama ada waktu yang cukup untuk mengerjakan 2 kali sholat. (sholat waktu tibanya mani’ kedua dan sholat waktu sebelumnya). Zawatul Mani’ (Mulai hilangnya mani’) Bagi seorang yang mani’nya hilang pada waktu dhuhur, magrib atau subuh maka diwajibkan mengerjakan sholat waktu hilangnya mani’ saja. Jika setelah hilangnya mani’ ada waktu yang masih cukup untuk mengerjakan bersuci dan sholat satu roka’at maka sholatnya wajib dikerjakan dengan ada’. Apabila tidak ada waktu maka sholatnya dikerjakan dengan qodllo’. Dan apabila hilangnya mani’ dalam waktu ashar atau isya’ (waktu sholat yang bisa dijama denga sholat sebelumnya) maka, juga diwajibkan mengqodllo sholat sebelumnya. GAMBAR ZAWALUL MANI’(Mulainya hilangnya mani’)
Kejadian Terhenti ada waktu yang cukup untuk takbirotul ihrom saja. Ada waktu yang cukup untuk bersuci dan sholat
Dhuhur …….. …….. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……..
Ashar
Magrib Isya’
…….. …….. …….. …….
……. ……. …….
……. ……. ……. …….
……. ……. …….
…….. ……..
Shubuh Keterangan Qodlo’ dhuhur Qodlo’ ashar + dhuhur Qodlo’ magrib Qodlo’ isya’ + magrib ……… Qodlo’ subuh Ada dhuhur Ada ashar+qodlo dhuhur
…….. ……..
Ada magrib Ada isya+qodlo magrib ……… Ada subuh
GAMBAR JA’AL MANI’ (mulai tibanya mani)
Kejadian Dhuhur Tibanya mani …….. pada akhirnya waktu Karena dua mani’ ……. sholatnya menjalar
Ashar …….. ……..
Magrib …….. ……. …….
Isya’ …….. …….. …….. ……..
Shubuh ……... ……... ……... …….. ……..
Keterangan Qodlo’ dhuhur Qodlo’ ashar Qodlo’ magrib Qodlo’ isya’ Qodlo’ subuh
…….
…….
…….
……..
…….
……..
……..
Wajib qodlo’ dhuhur& ashar Wajib qodlo’ magrib & isya’
Keterangan Ada’ : Mengerjakan sholat pada waktunya Qodlo’: Mengerjakan sholat yang ditingalkan (nyaur) Cara sholat musyahadloh (orang istihadloh) Mustahadloh dan orang beser seni tetapi wajib sholat sebab dihukumi suci, namun karena hadats dan najisnya terus keluar maka setiap akan melakukan sholat fardlu diwajibkan sebelub wudlu terlebih dahulu mencuci farjinya dari najis lalu disumbat dengan kapas/ sesamanya. Kemudian dibalut dengan pembalut. Setelah selesai semuanya diwajibkan melakukan sholat. NIFAS Nifas adalah darah yang dikeluarkan seorang wanita setelah lahirnya seluruh tubuh bayi. Lama Waktu Nifas
Paling sedikitnya (minimal) masa nifas adalah setetes (sebentar). Umumnya masa nifas 40 hari 40 malam. Paling banyaknya (maksimal) masa nifas 60 hari 60 malam, dihitung dari lahirnya bayi. Contoh Setelah melahirkan (Tgl satu), darah keluar mulai tanggal 14 sampai tanggal 40. genapnya 60 hari dihitung dari tanggal 1 tidak dari tanggal 14. maka yang dihukumi nifas mulai tanggal 14 sampai 40. antara kelahiran dan keluarnya darah dihukumu suci (nifas adadan laa hukman). Wajib sholat dll. Gambarnya adalah sbb: 1
suci
14
nifas
40
Antara kelahiran dan keluarnya darah nifas paling banyak (maksimal)15 hari. Jika keluar setelah ada jarak 15 hari dari kelahiran dan memenuhi syarat haid maka disebut darah haid. Gambarnya sbb: 1
suci
16
haid
30
Bila wanita mengeluarkan darah terputus-putus maka hukumnya diperinci sbb: 1. Jika darah keluar belum melewati 60 hari dari kelahiran dan putusnya tidak sampai 15 hari berturut-turut, maka keseluruhan waktu mengeluarkan darah dan waktu putus yang ada disela-selanya dihukumi nifas. Gambarnya sbb: 1 2.
1 3
1
nifas
36
nifas
50 nifas
60
Jika putusnya sampai 15 hari/lebih berturut-turut, maka darah yang sebelum putus dihukumi nifas. Dan darah yang setelah putus dihukumi haid, meski dalam lingkup 60 hari. Gambarnya adalah sbb: nifas
30
49
60
Jika darah yang sebelum putus masih dalam lingkup 60 hari dari kelahiran dan darah yang setelah putus mulai keluar sesudah jarak 60 hari dari kelahiran, maka darah yang sebelum putus dihukumi nifas, darah yang setelah putus dihukumi haid dan putusnya dihukumi suci walau hanya sebentar. Gambarnya adalah sbb: nifas
60
suci
62
haid
65
Bagi wanita yang mengeluarkan darah lebih dari 60 hari (istihadloh dalam nifas), maka hukumnya dipeinci sbb: 1. Bagi mubtadi’ah mumayyizah dalam haid dan nifas maka hukum haid dan nifasnya dikembalikan pada tamyiz (darah kuat). Begitu juga haidnya. 2. Bagi mubtadia’ah dalam haid dan nifas ghoiru mumayyizah maka hukum nifasnya dikembalikan pada setetes (majjah). Sucinya 29 hari, sedangkan haidnya 1 hari 1 malam.
3. Bagi mu’tadah (pernah haid dan nifas) mumayyizah, maka hukum nifasnya dikembalikan pada tamyiz begitu juga haidnya. 4. Bagi mu’tadah ghoiru mumayyizah yang teringat adanya nifas, maka hukum nifasnya setetes, sedang suci dan haidnya dikembalikan pada adatnya. Begitu juga haidnya. 5. Bagi mu’tadah dalam haid dan mubtadi’ah dalam nifas, maka hukum nifasnya setetes, sedang suci dan haidnya dikembalikan pada adatnya. 6. Bagi mu’tadah dalam nifas dam mubtadi’ah dalam haid goiru mumayyizah, maka hukum nifasnya dikembalikan pada adat, sucinya 29 hari dan haidnya 1 hari 1 malam. 7. Bagi mutahayyiroh dalam haid dan nifas hukumnya setetes, haidnya 1 hari 1 malam(harap ihtiyath). Wa allohu’alam. Semoga bermanfaat dan allah selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya pada kita semua. Amin Alhamdulillahirrobbil ‘alamin
Daftar pustaka Risalatul mahid P.P Ploso Terjemahan Risalatul Mahid K. Moh Ardani Mereka bertanya kepadamu tentang haid dan I’anatunnusa’ K Muhammad bin Abdul Qodir. Roudlotul Ulama’ K.H. Muhtar Syafa’at